3
M. interkostalis eksterna
( inspirasi )
M. interkostalis interna
( Ekspirasi )
M. serratus anterior
( inspirasi )
4
M. Seratus anterior sebagai otot tambahan pernafasan yang
berfungsi untuk mengembangkan rongga dada saat pasien inspirasi
A. interkostalis posterior
V. interkostalis posterior
N. interkostalis
7
• Paru paru diliputi oleh
membran yang disebut pleura.
– Pleura parietal pada dinding
dada
– Pleura visceral meliputi
paru paru
Kedua pleura di pisahkan oleh cairan pleura.
Cairan ini berfungsi sebagai pelumas
Jumlah normal cairan pleura di produksi 0.01 ml/Kgbb/jam
Tekanan dalam rongga pleura
ketika tidak inspirasi berkisar
-5 s/d - 7.5 cmH2O ini saat
inspirasi sehingga udara bisa
masuk
2. Close pneumothorax
-Hematothorax
-Efusi pleura
-Empyema thorax
-Post thoracotomy
• Kontraindikasi absolut:
1. Adhesi pleura
2. Hernia diafragmatika
• Kontraindikasi relatif:
1. Kelainan perdarahan
2. Konsumsi obat-obat antikoagulan
27
1. SINGLE - BOTTLE WATER 2. TWO – BOTTLE WATER
SEALED SYSTEM SEALED SYSTEM
• Ujung CTT yang berasal dari Terdiri dari botol WSD dan botol
pasien ditutupi oleh lapisan untuk menampung cairan
air yang memungkinkan Proses drainase sama seperti pada
udara untuk keluar dari Single WSD, kecuali ketika
rongga pleura, tetapi drainase cairan pleura, botol
menghalangi udara untuk WSD tidak terpengaruh dengan
masuk kembali kedalam jumlah cairan yang keluar.
reongga dada. Dipengaruhi oleh gravitasi atau
• Dipengaruhi oleh gravitasi jumlah suction yang ditambahkan
dan mekanisme pernafasan
3. THREE – BOTTLE WATER SEALED 4. PLEUR – EVAC WATER SEALED
SYSTEM SYSTEM
• Premedikasi: Lidocaine
2% (dosis max 3 - 4
mg/kgBB), analgetik
• Spuit 10 cc
• Bisturi No. 23
31
Klem Kelly
Klem Mayo
Hecting set : gunting,
benang, gunting Mayo,
needle holder, pinset.
Benang Silk # O (nol) dgn
cutting needle
Chest tube : Dewasa No.
28-32 Fr. Anak : No. 16,
20, 24 Fr.
Botol WSD
32
• Perkenalkan diri
• Informed consent
• Surat Ijin Operasi (SIO)
• O2 dan IV line
• Monitor Jantung
• Pasien dibaringkan dengan
sudut antara 30 sampai
60. Lengan pada sisi yang
akan dipasang ‘chest tube’
diangkat ke atas kepala
pasien.
33
Tentukan daerah insersi tube.
Biasanya di anterior linea
mid aksilaris, pada ICS IV
atau V.
Palpasi dan tentukan 1 iga
yang membatasi bagian Lateral border of
Pectoralis major
bawah tempat insersi.
Anterior
ICS
border m.
IV-V
Latissimus
dorsi
34
Daerah yang akan diinsisi dan
sekitarnya di sterilkan dengan
cairan antiseptic (povidone
iodine).
Kemudian ditutup dengan duk
bolong.
Suntikkan anestesi lokal di
sekitar tempat yang akan
diinsisi. Bagian mid inferior
iga yang telah ditentukan,
permukaan iga, dan jaringan di
sebelah superior iga tersebut.
35
Lakukan aspirasi terlebih
dahulu untuk melihat adanya
cairan atau isi rongga pleura -
> sitologi kultur
Dengan bisturi dibuat insisi
horisontal sepanjang 2-3 cm
dengan berlandaskan pada
iga yang telah ditentukan,
sampai periosteum.
36
Selanjutnya dilakukan diseksi
tumpul dengan klem menembus
fascia yang menutupi
m.intercosta dengan arah superior
dari costa, (untuk menghindari
pembuluh darah dan saraf yang
terletak di sisi inferior tiap costa.)
Pastikan klem selalu menempel
dengan costa.
37
• Ketika klem berada tepat di tepi
superior costa, dengan posisi klem
tertutup, doronglah klem ke dalam
dada dengan tekanan yang cukup
sampai menembus pleura parietal.
• Setelah klem menembus rongga
pleura, isi rongga tersebut mungkin
mengalir keluar saat pasien
melakukan ekspirasi.
• Lebarkan lubang dengan membuka
klem.
38
• Masukkan jari telunjuk
operator untuk memperlebar
saluran yang baru dibuat.
• Kemudian lakukan eksplorasi
dengan menyapukan jari
mengelilingi lubang yang
telah dibuat untuk meyakinkan
bahwa rongga tersebut betul
rongga pleura serta
meyakinkan tidak adanya
adhesi/massa dalam rongga
pleura.
• Setelah eksplorasi jari telunjuk
tetap di dalam rongga sebagai
patokan penempatan tube.
• Tube dijepit dengan klem dengan
ujung tube menonjol, kemudian
dimasukan ke dalam rongga
pleura mengikuti jari.
• Klem dilepaskan, tube didorong
dengan arah cranio-postero-
lateral.
• Semua lubang yang ada di bagian
proksimal chest tube harus berada
di dalam rongga pleura.
40
Perhatikan adanya ‘fogging’
pada chest tube saat
ekspirasi, atau dengarkan
adanya aliran udara.
Untuk cairan, perhatikan
cairan yang mengalir dan
undulasi.
Hubungkan chest tube
dengan botol WSD.
Jahit chest tube ke kulit
dinding dada dengan benang
silk.
42
• Tutup luka insisi
dengan perban.
Buat foto thorax PA untuk
mengecek posisi tube dan
meyakinkan paru-paru sudah
mengembang dan cairan
yang ada sudah terdrainase.
• Acute : • Late :
1. Reexpansion pulmonary 1. Bloked tube
edema 2. Empyema
2. Hemothorax 3. Pneumothorax after
3. Lung laceration removal
4. Diafragma/ abdominal 4. Infeksi
cavity penetration 5. Retained hemothorax
5. Subcutaneous emphysema
6. Pneumothorax
7. Nyeri
Undulasi : + / -
Bila (++) atelektasis/ incomplete re-expantion
Bila (-) sumbatan / kinking
Produksi cairan :
Pada efusi pleura/ hematothorax catat jumlah dan
jenisnya
• Paru- paru sudah mengembang (reekspansi) secara klinis
dan radiologis:
o Sesak (-) / RR <30
maksimal
• Selang CTT tersumbat dan tidak dapat diatasi dng spooling
Waktu : kontroversi Penutupan luka :
o 6 jam setelah ekspansi o Penjahitan model “U”
o Manuver valsava
48