Anda di halaman 1dari 19

Torakosintesis Jarum

Skill lab Blok Elektif


DEFINISI

• Torakosentesis adalah teknik pemasangan


jarum ataupun kateter ke dalam rongga pleura
melalui rongga dada, untuk dapat
mengeluarkan udara yang terjebak / akumulasi
udara diantara rongga pleura.
TUJUAN

• mendekompressi kavitas pleura dan


memungkinkan paru yang sebelumnya kolaps
dapat be-reinflasi
• mengurangi tekanan pada jantung dan paru
yang masih sehat jika dihubungkan dengan
tension pneumothoraks
• Prosedur ini haruslah segera dilakukan pada
pasien yang mengalami perburukan sangat
cepat oleh karena tension pneumothoraks,
• Tetapi, apabila dilakukan pada penderita bukan
tension pneumothoraks maka terdapat resiko
10-20% terjadinya pneumothoraks, dan /atau
kerusakan pada parenkim paru.
INDIKASI TORAKOSENTESIS JARUM

• Tension pneumothoraks
• Simple pneumothoraks spontan
Tension Pneumothoraks
• Dapat terjadi oleh karena trauma tumpul dan tajam
• Udara memasuki rongga pleura pada saat inspirasi
tetapi terhalang untuk keluar pada saat ekspirasi
• Paru pada bagian yang terpengaruh akan mengalami
kolaps
• Oleh karena kantong udara akan bertambah setiap
tarikan nafas, semakin lama semakin membesar dan
menimbulkan tekanan pada struktur internal rongga
dada, seperti jantung, trakea, dan pembuluh darah
besar.
• Penambahan tekanan ini yang menyebabkan komplikasi
yang mengancam jiwa.
Gejala dan tanda
• sesak nafas,
• nafas seperti tercekat,
• kecemasan,
• takipnu,
• menghilangnya suara pernafasan pada sebelah paru
yang terkena,
• hipotensi,
• distensi vena jugularis,
• deviasi trakea. Deviasi trakea timbul pada fase akhir,
dan apabila gejala ini tidak nyata / tampak, bukan
berarti tension pneumothoraks tidak terjadi.
gambar 1 – rontgen dada dengan
tension pneumothoraks kanan
Simple pneumothoraks spontan
• Paru mengalami kolaps yang disebabkan oleh rupture dari area
yang lemah secara kongenital dari permukaan paru.
• Pneumothoraks jenis ini biasanya terjadi pada lelaki muda berkulit
putih, umur antara 16-25 tahun, yang berperawakan kurus.
• Gejala biasanya terjadi ketika pasien beristirahat dan merasakan
sensasi Seperti meledak pada dadanya, dan juga pada saat bangun
pagi, pasien merasa tarikan nafasnya pendek.
• Pneumothoraks jenis ini biasanya timbul tanpa ada riwayat
trauma.
• Gejala dan tanda yang timbul adalah nyeri dada pada sebelah paru
yang terkena, sesak nafas, biasanya timbul pada saat istirahat atau
tidur.
KOMPLIKASI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TORAKOSENTESIS JARUM
• Hemotoraks – darah diantara rongga pleura, yang
disebabkan oleh punksi jarum mengenai pembuluh
darah diantara rongga dada.
• Infeksi bakteri – yang disebabkan teknik yang tidak
aseptic
• Emfisema subkutan – udara yang berusaha keluar
terjebak diantara jaringan subkutan. jika diraba akan
menimbulkan krepitasi dibawah kulit.
• Emboli udara – dikarenakan ketika jarum memasuki
pembuluh darah besar diantara rongga dada secara
tidak sengaja udara masuk ke dalam system sirkulasi
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
DALAM PROSEDUR TORAKOSENTESIS
• sepasang sarung tangan steril,
• desinfektan misal chlorhexidine atau povidone
iodine,
• jarum kateter ukuran 3-6 cm,
• syringe 10 ml,
• plester dan kasa steril.
PROSEDUR PELAKSANAAN
TORAKOSENTESIS JARUM
• Identifikasi toraks penderita dan status
respirasi
• Berikan oksigen dengan aliran tinggi dan
ventilasi sesuai kebutuhan
• Identifikasi sela iga II , di linea mid klavikularis
di sisi tension pneumotoraks
• Asepsis dan antisepsis dada
gbr 3. lokasi insersi jarum pada sela
iga ke II linea midklavikularis
• Anestesi lokal jika penderita sadar atau
keadaan mengijinkan
• Penderita dalam keadaan posisi tegak jika
fraktur servikal sudah disingkirkan
• Pertahankan luer-lok di ujung distal kateter,
insersi jarum kateter ( panjang 3-6 cm ) ke kulit
sacara langsung tepat diatas iga ke dalam sela
iga
gbr 4. insersi jarum pada sela iga ke 2
linea midklavikularis
• Tusuk pleura parietal
• Pindahkan luer-lok dari kateter dan dengan
keluarnya udara ketika jarum memasuki pleura
parietal,menandakan tension pneumotoraks
telah diatasi
• Pindahkan jarum dan ganti luer-lok di ujung
distal kateter. tinggalkan kateter plastic
ditempatnya dan ditutup dengan plaster atau
kain kecil.
• Siapkan chest tube,jika perlu. chest tube harus
dipasang setinggi putting susu anterior linea
midaksillaris padahemithoraks yang terkena
• Hubungkan chest tube dengan WSD atau katup
tipe flutter dan cabut kateter yang digunakan
untuk dekompresi tension pneumotoraks
• Monitor respons pasien terhadap torakosentesis
tersebut dengan melihat frekuensi pernafasan,
suara paru dan warna kulit pasien ( pucat atau
tidak )
• Lakukan ronsen toraks
gbr 5 dan 6. tampak sebelum insersi jarum, paru sebelah
kiri pasien ketinggalan bernafas, dan setelah dekompressi
tampak adanya perbaikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai