Anda di halaman 1dari 74

TERAPI ENTERALPARENTERAL PASIEN PASCA

OPERASI
Pembimbing :
dr. Wita Sukmara,
SpB.

Clarissa Tertia
07120100009
Martha Riestiana
07120100026
Joan Vinata Winona
07120100063

Identitas
Nama: Tn. Subroto
Usia: 30 tahun
Ruang rawat: Parkit II

Anamnesis
Keluhan utama: tidak buang angin
dan buang air besar sejak 3 hari
SMRS.
Keluhan tambahan: -

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan tidak
bisa buang angin dan buang air besar
sejak 3 hari SMRS. Sebelumnya
pasien dapat BAB lancar setiap hari
namun sejak 1 minggu SMRS
terdapat BAB berwarna kehitaman.
Nyeri perut (+) di bagian pusar sejak
10 hari SMRS. Nyeri dirasakan
hilang timbul.

Pasien dirawat di RS Pusdikkes sejak 1


minggu SMRS dan di diagnosis menderita
penyakit maag, dan keluar dari RS sejak
1 hari SMRS. Pasien merasa perutnya
tidak nyaman sejak keluar dari RS
Pusdikkes dan perut terasa penuh dan
kembung sejak 11 jam SMRS.
Muntah (+) 2 kali, berisi cairan bening,
darah (-)
Demam (-) BAK normal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Mengidap gejala seperti ini
sebelumnya (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat alergi (-)

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Laju nadi
: 92x/menit
Suhu
: 37,2 o c
Laju nafas
: 25x/menit

Kepala : normocephali, deformitas (-)


Mata : KA-/- ; SI-/- ; pupil bulat isokor
3mm /3mm, RL +/+, RTL +/+
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thorax:
I: iktus kordis (-), pergerakan nafas
simetris
P: tactile fremitus +/+, iktus kordis teraba
P: sonor di kedua lap. Paru
A: vesikuler +/+, rhonchi -/-, wheezing -/S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:
I: tampak cembung, massa (-), darm
kontur (+), darm steifung (-)
P: teraba tegang di seluruh kuadran,
nyeri tekan (+) di RUQ, defans
musculair (-)
P: timpani di seluruh kuadran abdomen
A: BU (+) melemah
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Rectal toucher
Tonus sphincter ani baik
Ampula recti kolaps
Mukosa licin
nyeri tekan(-)
massa(-)
Pada handscoon terdapat feses
kehitaman.

Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos Abdomen 2 posisi

Diagnosis Kerja
Ileus obstruktif

Tatalaksana
Konsul dr. Sumidi, Sp.B
Puasa
IVFD RL : D5% = 2 : 2 2000 cc/24
jam-28 jam
Inj. Cefotaxime 2 x 1 g
Inj. Metronidazole 3 x 500 mg
Pemasangan NGT dan urin kateter

Hasil NGT: keluar cairan berwarna


kehijauan dengan serpihan-serpihan
kecoklatan

Hasil urin kateter: keluar urin kekuningan

Intraoperative
Eksplorasi tampak distensi sistem
usus halus
Terdapat invaginasi ileocecum
Reseksi ileocecum

Pemeriksaan Laboratorium pasca


operasi (5 Des 2014)

Nutrisi Enteral
segala proses makan yang
menggunakan sistem pencernaan
(gastrointestinal) untuk
mengantarkan sebagian atau seluruh
sebagai pemenuhan kebutuhan kalori
tubuh seseorang, yang mencakup
diet normal per oral, suplemen liquid

Enteral Tube feeding


Pemberian nutrisi dengan
menggunakan selang yang
dimasukkan menuju lambung,
duodenum ataupun jejenum.

Nutrisi Parenteral
Penyaluran kalori dan nutrisi ke dalam
tubuh secara intravena seperti protein,
karbohidrat,
lemak,
mineral
dan
elektrolit, vitamin elemen tambahan
lain bagi pasien-pasien yang tidak
dapat makan atau menyerap makanan
melalui tube feeding formula untuk
mempertahankan status nutrisi yang
baik.

Nutrisi enteral dan parenteral tergabung


dalam specialized nutrition support (SNS)
yang memiliki tujuan :
1. Memberikan asupan nutrisi yang adekuat
pada pasien dengan fase penyembuhan sakit
atau trauma, saat pasien masih belum
mampu untuk menelan atau fungsi absorpsi
nutrisi terganggu
2. Untuk menunjang pasien sebagai respons
selama mengalami keradangan, trauma,
proses infeksi pada sakit kritis dalam waktu
yang lama.

Manfaat nutrisi Paska


Operasi
Berkurang angka morbiditas karena
sepsis
Kemampuan mempertahankan
sistem imunitas
Mempercepat penyembuhan luka

Perubahan Pada Pasien


Pascaoperasi
Perubahan fisiologis
Permeabilitas dinding usus 2-4x
pascaoperasi ( 5 hari) penyerapan
nutrisi dan fungsi barrier usus untuk
mengeluarkan bakteri dan toksin endogen

Perubahan metabolisme
Respon tubuh terhadap luka : metabolisme
meningkat, sekresi glukokortikoid dan
katekolamin, produksi sitokin, retensi urin

Enhanced recovery of patients after


surgery (ERAS)

Menghindari puasa yang lama pra-operasi


Penetapan kembali makan peroral sedini
mungkin setelah operasi;
Mengintegrasikan nutrisi ke dalam pengelolaan
keseluruhan dari pasien;
Kontrol metabolik, misalnya glukosa darah
Mengurangi faktor yang memperburuk stres yang
berhubungan dengan katabolisme atau yang
merusak fungsi pencernaan
Mobilisasi awal

Early enteral feeding


Early enteral feeding diberikan dalam
48 jam setelah peristiwa klinis mayor,
seperti : trauma multipel, luka bakar berat,
trauma otak, sepsis berat, dan kondisi
inflamasi berat lainnya pada tingkat
keparahan tertinggi berdasarkan scoring
(misalnya APACHE, persentase luas luka
bakar tubuh, atau GCS)
Keuntungan : mempercepat
penyembuhan, mengurangi kejadian
infeksi & sepsis, dan mengurangi angka
kematian.

NUTRISI
ENTERAL
Hasil yang lebih baik daripada parenteral proses berlangsung faali
nutrisi enteral lebih disukai biaya lebih murah dan risiko <

Manfaat klinis :
mengurangi komplikasi infeksi pasca operasi
peningkatan respon penyembuhan luka
mengubah eksposur antigen
mempengaruhi oksigenasi dari mukosa usus.

Motilitas usus kecil pulih 6-8 jam setelah trauma bedah dan
absorpsi tetap ada bahkan ketika tidak adanya gerak peristaltik
normal
bisa dimulai dalam waktu 12 jam dari operasi

Suplemen yang tersedia untuk


cara pemberian enteral
Suplemen
Cair

Unsur gizi lengkap, cocok untuk


pemberian enteral bagi sebagian
besar pasien; terdapat dalam
bentuk preparat cair 1,0 atau 1,5
Kal/ml

Serbuk/ tepung

Indikasi pemakaian sama dengan


preparat cair; sering kandungan
gizinya tidak lengkap

Hidratarang (serbuk atau cairan)

Ditambahkan pada makanan atau


sebagai komponen dari minuman
suplemen dalam bentuk
suplemen energi

Emulsi lemak (LCT atau MCT)

Ditambahkan pada makanan atau


sebagai komponen dari minuman
suplemen dalam bentuk energi

Tepung susu dan kedelai

Ditambahkan pada makanan


untuk suplementasi kandungan

Indikasi Nutrisi Enteral


Malnutrisi atau resiko tinggi
malnutrisi dengan:
- Tidak cukup atau tidak dapat intake
oral
- Gangguan fungsi traktus
gastrointestinal

Indikasi Enteral Tube


Feeding

Komplikasi Enteral Tube


Feeding

diet cair diet pertama pascaoperasi


lebih mudah ditoleransi (cairan yang kental/ makanan padat)
pada periode awal pasca operasi
diet cair digunakan untuk rehidrasi oral dan meminimalkan
sekresi pankreas dan gastrointestinal
Pasien kritis penurunan 44% komplikasi infeksi yang mendapat
dukungan nutrisi enteral daripada nutrisi parenteral
Trauma abdomen dan toraks yang parah penurunan
signifikan terjadinya komplikasi infeksi pada pasien yang
diberi nutrisi enteral dibanding mereka yang tidak diberi
makan atau menerima nutrisi parenteral.
Cedera kepala tertutup makan yang kurang dan
defisiensi kalori karena kesulitan mengatasi gastroparesis
dan risiko tinggi terjadinya aspirasi

Nutrisi enteral dianjurkan diberikan pada pasien yang diperkirakan


tidak dapat makan oral dalam 3 hari. Jika hemodinamik stabil dan
saluran cerna berfungsi, nutrisi enteral mulai diberikan < 24 jam.

Pasien kritis, fase akut diberikan 20-25 kkal/kgBB/hari,


pada fase anabolik diberikan 25-30 kkal/kgBB/hari.
Pemberian nutrisi oral hingga 600 kkal bermanfaat untuk
tambahan makanan

Nutrisi enteral merupakan kontraindikasi pada obstruksi


usus, malabsorpsi, fistula multiple dengan output tinggi,
iskemia usus, shock berat dengan gangguan perfusi
splanchnic, dan sepsis fulminan

Kontraindikasi NE
Masalah keseimbangan cairan yang
kompleks (kalau penanganan klinis
dapat terganggu karena sekuestrasi
cairan di dalam lumen usus)
Obstruksi intestinal
Ileus paralitik

NUTRISI
PARENTERAL

Diberikan bila nutrisi enteral tidak dapat dilakukan, misalnya karena adanya
kelainan gastrointestinal yang berat sehingga fungsi digesti dan absorpsi
terganggu.

Nutrisi parenteral dianjurkan diberikan pada 24 - 48 jam


pertama untuk pasien yang diperkirakan tidak dapat makan
oral dalam 3 hari dengan terdapat kontra indikasi nutrisi
enteral atau toleransi buruk

Indikasi Nutrisi Parenteral


Malnutrisi: BMI <18.5 kg/m2 dengan

penurunan BB >10% dalam 3-6 bulan,


atau BMI<20 kg/m2 dengan
penurunan BB >5% dalam 3-6 bulan
Resiko malnutrisi: makan sedikit atau
tidak makan selama >5 hari,
kapasistas absorpsi yang buruk,
kehilangan nutrisi dalam jumlah besar
dan peningkatan kebutuhan nutrisi
akibat katabolisme.

Indikasi Nutrisi Parenteral


Traktus gastrointestinal yang tidak berfungsi
Obstruksi intestinal
peritonitis
Muntah terus menerus
severe diarrhea
high-output enterocutaneous fistula
short bowel syndrome
Malabsorpsi berat
Butuh istirahat usus

Indikasi Nutrisi Parenteral pada Pasien Post


Operatif
Pasien kurang gizi dengan kontraindikasi nutrisi
enteral
Komplikasi post operasi gangguan fungsi
gastrointestinal yang tidak dapat menerima dan
menyerap nutrisi yang cukup dari enteral
selama 7-10 hari
Kombinasi nutrisi enteral-parenteral untuk
dukungan nutrisi pada pasien yang tidak dapat
mencapai energi >60% melalui rute
enteral:high out-put entero-cutan fistula, partial
gastrointestinal obstruction

Kontraindikasi Nutrisi
Parenteral

Dapat mengonsumsi dan menyerap nutrisi cukup


dari oral maupun enteral tube feeding

Hemodinamik yang tidak stabil


karena dapat menjadi komplikasi :
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Komplikasi Nutrisi Parenteral

Resiko infeksi
Resiko trombosis
Gangguan metabolik
Refeeding syndrome
Hiperglikemia -> pada pasien dengan
diabetes atau stres yang menstimulasi
insulin resisten -> treat dengan sliding
scale
Disfungsi hepar -> jarang -> lebih sering
akibat sepsis ataupun obat

Nutrisi pada orang yang tidak


mengalami trauma berat ataupun
resiko refeeding syndrome
Total energi: 2535 kcal/kg/hari
(termasuk dari protein)
0.81.5 g protein (0.130.24 g
nitrogen)/kg/hari
3035 ml cairan/kg (termasuk kehilangan
dari drains dan fistula maupun input dari
sumber lain, misalnya obat IV)
Cukup elektrolit,micronutrients, serat

Nutrisi parenteral pasca operasi dianjurkan pada


pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori mereka
dalam 7-10 hari secara oral atau enteral.
pasien yang memerlukan nutrisi tambahan pasca operasi
makanan enteral atau kombinasi enteral dan tambahan parenteral
adalah pilihan pertama
lemak dan karbohidrat dalam nutrisi parenteral tidak untuk
memberikan makanan berlebih pada pasien, kebutuhan dasar :
25 kkal / kgBB/ hari, dalam kondisi stres : 30 kkal/ kgBB/
hari
kondisi stres kebutuhan nitrogen sehari setara dengan asupan
protein 1,5 g / kg berat badan yang ideal (atau sekitar 20% dari
kebutuhan energi total) umumnya efektif untuk mengurangi
kerugian nitrogen

Nutrisi pada Pasien Resiko tinggi


Refeeding syndrome
Dukungan nutrisi awal: max 10 kcal/kg/hari> meningkat secara perlahan hingga
tercapai kebutuhan dalam 47 hari
5 kcal/kg/hari -> kasus ekstrim (BMI <14
kg/m2 atau tidak ada intake selama >15
hari)
sebelum dan saat pemberian nutrisi,
diberikan: oral thiamin 200300 mg/hari,
vitamin B co 1 or 2 tablets, 3x/hari
potassium (24 mmol/kg/hari), phosphate
(0.30.6 mmol/kg/hari) dan magnesium (0.2
mmol/kg/hari IV, 0.4 mmol/kg/hari oral)

PROTEIN
Kebutuhan protein menurut
Recommended Dietary Allowance
(RDA) adalah 0,8 g/kg/hari atau
kurang lebih 10% dari total
kebutuhan kalori.
Didasarkan pada kebutuhan minimal
yang dibutuhkan untuk
mempertahankan imbang nitrogen

Guidelines for Protein Intake in


Adults
Kondisi klinis

Recommended intake
(g/kg/day)

Healty adult, normal organ


function

0,8

Post operative

1,0-1,5

Sepsis

1,2-1,5

Multiple trauma

1,3-1,7

Major burn

1,8-2,5

Jika

asupan

kebutuhan

protein

metabolik,

meningkat
kondisi

ini

untuk
harus

diimbangi dengan pemberian kalori yang


adekuat

untuk

menjamin

protein

dapat

digunakan efektif
Rekomendasi para ahli -> pemberian 150 kkal
untuk setiap gram nitrogen selama penyakit
berat (6,25 gr setara dengan 1 gr nitrogen)

Imbang Nitrogen
Indikasi terhadap kecukupan asupan protein
dengan membandingkan asupan nitrogen
dengan ekskresi nitrogen
Menghitung Imbang Nitrogen
Nitrogen balance (NB) = nitrogen intake
nitrogen losses
Nitrogen intake = protein intake /6,25
Nitrogen losses = urinary urea nitrogen (UUN) +
Non-urea urinary nitrogen (1-2 g) + fecal nitrogen
(1-2 g)+Micellaneous losses ( 1 g or 0.1-0.5 g/m2

Imbang nitrogen
Positif
Asupan nitrogen melebihi ekskresi
nitrogen = asupan nutrisi cukup untuk
terjadinya anabolisme dan dapat
mempertahankan lean body mass
Negatif
Ekskresi nitrogen melebihi asupan =
berkurangnya jaringan otot.

Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi
dalam cairan dan menghantarkan
arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion
positif (kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam larutan
adalah selalu sama (diukur dalam
miliekuivalen).

Kation
Kation utama dalam cairan
ekstraselular adalah sodium (Na+)
Sedangkan kation utama dalam
cairan intraselular adalah potassium
(K+).
Suatu sistem pompa terdapat di
dinding sel tubuh yang memompa
keluar sodium dan potassium ini

Anion
Anion utama dalam cairan
ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO 3-), sedangkan
anion utama dalam cairan
intraselularadalah ion fosfat (PO43-)

Karena kandungan elektrolit dalam


plasma dan cairan interstitial pada
intinya sama maka nilai elektrolit
plasma mencerminkan komposisi
dari cairan ekstraseluler tetapi tidak
mencerminkan
komposisi
cairan
intraseluler.

Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler
dan paling berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan.
Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.
Kadar natrium
mekanisme:

dalam

plasma

diatur

lewat

beberapa

- Left atrial stretch reseptor


- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
- Sekresi ADH
- Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body
Water)

Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan
ekstraseluler berperan penting di dalam terapi gangguan
keseimbangan air dan elektrolit.
Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana
99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat
berpindah adalah kalium yang terikat dengan protein
didalam sel.
Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap
hari 1-3 mEq/kgBB.
Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan
konsentrasi H+ ekstraseluler.
Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72
mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.

Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala
disorientasi,
gangguan
mental,
letargi,
iritabilitas, lemah dan henti pernafasan,
sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan
timbul gejala kejang, koma.
Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh
euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik),
hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal, diare,
muntah, third space losses, diuretika),
hipervolemia (sirosis, nefrosis).

Keadaan ini dapat diterapi dengan


restriksi cairan (Na+ 125 mg/L)
atau NaCl 3% sebanyak Na x BB x
0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5
mg/kg.
Koreksi hiponatremia yang sudah
berlangsung lama dilakukan scara
perlahan- lahan, sedangkan untuk
hiponatremia akut lebih agresif.

KEBUTUHAN
NUTRISI
Kebutuhan Metabolisme Basal / Basal Metabolic Rate
Perhitungan kalori berdasarkan Rumus Harris-Benedict
Laki-laki : 66,5 + (13,75 x BB) + (5 x TB) (6,76 x U)
Wanita : 655,1 + (9,65 x BB) + (1,85 x TB) (4,68 x U)
BB = dalam Kilogram
TB = dalam centimeter
U = dalam tahun
Rumus Role of Thumb
30 45 kkal / kg BB

Koreksi katabolisme yang tinggi seperti pada pasca trauma, pasca bedah, infeksi
atau sepsis harus ditambahkan 50% atau lebih dari BMR, tetapi tidak melebihi
150% BMR.

Status Pasien

Peningkatan terhadap
REE

Trauma tulang

30 %

Operasi elektif

10%

Sepsis intra abdomen

30 50 %

Cedera Kepala

60 %

Sepsis / Cedera di ICU

40 60 %

Luka bakar luas / berat

> 100 %

Dikutip : Hill GL

Kebutuhan kalori pasien :


Laki-laki =
66,5 + (13,75 x BB) + (5 x TB) (6,76 x U)
66,5 + (13,75 x 55) + (5 x 165) (6,76 x 30)
66,5 + 756,25 + 825 20,28 = 1627,47 kkal
Pasca bedah : BMR + 10% BMR = 1790,217
kkal

Kebutuhan normal cairan dan


elektrolit harian
Puasa pra-bedah selama 12 jam atau
lebih dapat menimbulkan defisit
cairan (airdan elektrolit) sebanyak 1
liter pada pasien orang dewasa.
Orang dewasa rata-rata
membutuhkan cairan 30-35
ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+
=1-3 mmol/kgBB/hari dan K+ = 1-2
mmol/kgBB/hari

UMUR

Kebutuhan Cairan

16 25 tahun

40 cc/ kgBB/ hari

25 55 tahun

35 cc/ kgBB/ hari

55 65 tahun

30 cc/ kgBB/ hari

> 65 tahun

25 cc/ kgBB/ hari

Kekurangan atau kelebihan sistem kardiovaskuler dan metabolisme


tubuh.

ELEKTROLIT
Natrium

1-3 meq/kgBB/hari

Chlorida

1-3 meq/kgBB/hari

Kalium

1-2 meq/kgBB/hari.

Setiap hari akan kehilangan sekitar 50-100 meq/ l dalam urine, faeces, keringat.

Kebutuhan cairan pasien :


30 x 55 = 1650 cc/hari
Kebutuhan Elektrolit pasien :
Natrium
0,6 x Na x BB
0,6 x 6 x 55 = 198 mEq/kg

PROTEIN
Maintenance

1,0 1,5

Replesi/Penggantian

1,5 - 2

Kehilangan >>>

2 2,5

Operasi + Sepsis

1,5

Inflammatory Bowel
disease

0,5 1,0

KEBUTUHAN DASAR PROTEIN /gr/ kgBB/ hari

Kebutuhan protein pasien :


Kebutuhan normal = 1,2-1,5 gr/kgBB
1,2 x 55 = 66 gr

Albumin
Merupakan koloid alami dengan protein plasma
5% dan albumin manusia 5 dan 2,5%
Dapat digunakan pada kasus:
Pengganti volume plasma dan protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia,
hipoproteinemia, operasi, trauma,
cardiopulmonary by pass, hiperbilirubinemia,
gagal ginjal akut, pancreatitis, mediasinitis,
selulitis luas dan luka bakar, ARDS,
Pemberian Furosemide amp untuk menghindari
penimbunan Albumin dalam tubuh.

Pemberian albumin
a. Kecepatan infus
1) Pada infus albumin 20% kecepatan
maksimal adalah 1 ml/menit
2) Pada infus albumin 5% kecepatan
maksimal adalah 2-4 ml/menit

Menghitung kebutuhan Albumin


terhadap pasien :
{ (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB
(kg) x40 x 2 } / 100

Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl.


Kebutuhan albumin pasien =
(0,4 x 55 x 40 x 2) / 100 = 17,6 cc

Pemberian Nutrisi Pasien


Kebutuhan kalori : 1800 kkal
Kebutuhan cairan : 1650 cc
H+1 post-op = 25% kebutuhan kalori
450 kkal
Aminofluid (400 kkal) : RL (500cc) = 1: 1

H+2 post-op = 50% kebutuhan kalori


900 kkal Kaen Mg3 (400 kkal) = 2 liter
Kaen Mg3 (400 kkal) : Aminofluid
(400 kkal) = 2 : 1

MONITORING dan
EVALUASI

Status cairan setiap hari pada pasien sakit kritis.

Formulasi nutrisi parenteral harus terkonsentrasi dan natrium harus


dikurangi saat berat badan tiba-tiba meningkat 1-2 kg dalam 24 jam.

Kadar glukosa, natrium, kalium, status asam basa dan fungsi ginjal
setiap hari, Kadar kalsium, fosfor dan magnesium tiga kali dalam
satu minggu.

Trigliserida, tes fungsi hati, hitung darah lengkap, waktu prothrombin


dan waktu tromboplastin dinilai mingguan selama fase akut cedera.

Keseimbangan nitrogen dapat dihitung setelah pengumpulan urin 24


jam, volume dan urea nitrogen digunakan untuk menentukan
beratnya katabolisme.
Keseimbangan nitrogen adalah perbedaan antara asupan nitrogen
dan ekskresi nitrogen, keseimbangan nol nitrogen dapat terjadi pada
pasien stres, sehat sebelumnya dan pasien bedah yang masih muda.

SIMPULAN
Nutrisi enteral lebih direkomendasikan selama tidak ada gangguan pada
gastrointestinal.
Nutrisi parenteral diberikan jika dalam waktu 4-5 hari , dengan pemberian
nutrisi enteral tidak bisa memenuhi kebutuhan, kombinasi pemberian
nutrisi enteral dan parenteral ditujukan supaya dapat mencapai target
kebutuhan + trace element mencegah terjadinya defisiensi
Kondisi metabolik secara optimal dapat tercapai, serta dalam rangka
koreksi gangguan fisiologi serta untuk perbaikan status nutrisi,
diperlukan kecukupan energi dari karbohidrat dan lemak, kecukupan
protein, elektrolit, vitamin dan mineral serta trace element.
Trace elemen dan vitamin A, C, dan E --. fungsi anti oksidatif untuk
mengikat radikal bebas, meningkatkan fungsi imunitas, dan perbaikan
jaringan.
Zinc memperbaiki sistem imun dan penyembuhan luka.

(g/L)
Jenis

(mEq/L)

Ka

Prod.

Dextro
Na
sa

Ca

Cl

Lak (K
L)

D5%
D10%
D20%

50
100
200

NaCl 0,9% -

154 -

154 -

NaCl 3%

513 -

513 -

N1D5

50

154 -

154 -

20

N2D2,5
N2D5

25
50

77
77

77
77

10
20

N4D5

50

38,5 -

38,5 -

20

20
40
80

Jenis
Prod.

Kalori T.Osm.
Dextr
Na K
osa

Kaen IB
D5
:
NS=3:1
N4 (D5%
+1/4NS)
N5(D10
%
+1/5NS)
Kaen 3A
Kaen 3B
Kaen
MG3
6%Dextr
an70
10%Dex
tran40

37,5

38,
5

50

Ca Cl

Lak (Kcal/ (mOs


L)
m/L)

38,
5

150

38,
5

38,
5

200

100

30,
8

30,
8

400

27
27

60 10 50 20 -

50 20 108
50 20 108

290
290

100

50 20 -

50 20 400

695

15
4
13
4
0

15
4
10
28 9

285

309
275

Anda mungkin juga menyukai