Anda di halaman 1dari 65

Cholelithiasis

Pembimbing Klinik :
dr. Ibrahim Kamarullah, Sp.B

Nabila Aulia Ramadhanty


N 111 17 056
2

○ Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat


BAB I ditemukan dalam kandung empedu yang dapat
PENDAHULUAN ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam
duktus koledukus, atau pada kedua duanya.
○ Kolelitiasis terjadi pada sekitar 10% populasi usia
dewasa di Amerika Serikat, dimana batu empedu
kolesterol ditemukan pada 70%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4

ANATOMI
&
FISIOLOGI
5

ANATOMI
& ○ Kandung empedu merupakan kantong
berbentuk alpukat yang terletak tepat
FISIOLOGI dibawah lobus kanan hati.
○ Kandung empedu dibagi menjadi empat area
anatomi: fundus, korpus, infundibulum, dan
kolum.
6

○ Suplai darah ke kandung empedu biasanya


ANATOMI berasal dari arteri sistika yang berasal dari
& arteri hepatikus kanan.
○ Aliran vena pada kandung empedu biasanya
FISIOLOGI melalui hubungan antara vena vena kecil.
7

○ Tempat menyimpan cairan empedu dan


FUNGSI memekatkan cairan empedu yang ada di dalamnya
KANDUNG dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit.
Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang
EMPEDU dihasilkan oleh sel hati.
○ Garam empedu menyebabkan meningkatnya
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya
dari usus.
8

○ Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang


dapat ditemukan dalam kandung empedu yang
DEFINISI dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau
di dalam duktus koledukus, atau pada kedua
duanya.
9

○ Kolelitiasis terjadi pada sekitar 10% populasi usia


dewasa di Amerika Serikat, dimana batu empedu
EPIDEMIOLOGI kolesterol ditemukan pada 70% dari semua kasus
dan 30% sisanya terdiri atas batu pigmen dan jenis
batu dari sejumlah komposisi lain.
○ Selama usia reproduksi, rasio wanita
dibandingkan pria adalah sekitar 4:1.
10

○ Ekskresi Garam Empedu


ETIOLOGI ○ Kolesterol Empedu
○ Substansia mukus
○ Pigmen Empedu
○ Infeksi
11

○ Usia
FAKTOR
○ Jenis Kelamin
RESIKO ○ BMI
○ Makanan
○ Aktivitas Fisik
○ Nutrisi intravena jangka lama
12

○ Kolesterol bersifat tidak larut air dan dibuat menjadi larut


air melalui agregasi garam empedu dan lesitin yang
PATOGENESIS dikeluarkan bersama-sama ke dalam empedu. Jika
konsentrasi kolesterol melebihi kapasitas solubilisasi
empedu (supersaturasi), kolesterol tidak lagi mampu berada
dalam keadaan terdispersi sehingga menggumpal menjadi
kristal-kristal kolesterol monohidrat yang padat.
13

KLASIFIKASI ○ Batu Kolesterol : ○ Batu kalsium bilirunat


○ Supersaturasi (pigmen coklat)
BATU
kolesterol ○ Batu pigmen coklat
EMPEDU terbentuk akibat adanya
○ Hipomotilitas kandung
empedu faktor statis dan infeksi
saluran empedu.
○ Nukleasi/pembentukan
nidus cepat
14

KLASIFIKASI ○ Batu pigmen hitam


BATU ○ Batu pigmen hitam adalah tipe batu
EMPEDU yang banyak ditemukan pada
pasien dengan hemolisis kronik
atau sirosis hati.
15

Asimptomatik
MANIFESTASI
Dapat memberikan gejala nyeri akut akibat
KLINIS kolesistitis, nyeri bilier, nyeri abdomen kronik
berulang ataupun dispepsia, mual.
16

Simptomatik
MANIFESTASI Keluhan utamanya berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran
KLINIS kanan atas. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang
berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru menghilang
beberapa jam kemudian. Kolik biliaris, nyeri pascaprandial
kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi oleh makanan
berlemak, terjadi 30-60 menit setelah makan.
17

PEMERIKSAAN
FISIK Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum
maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Tanda
KANDUNG Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita
EMPEDU menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang
tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti
menarik nafas.
18

LABORATORIUM Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi leukositosis. Kadar


bilirubin serum yang tinggi mungkin disebabkan oleh batu di
dalam duktus koledukus. Kadar fosfatase alkali serum dan
mungkin juga kadar amilase serum biasanya meningkat sedang
setiap setiap kali terjadi serangan akut.
19

RADIOLOGI Pada pemeriksaan ultrasonografi


(USG) sebaiknya dikerjakan secara
USG rutin dan sangat bermanfaat untuk
memperlihatkan besar, bentuk,
penebalan dinding kandung empedu,
batu dan saluran empedu ekstra
hepatik. Nilai kepekaan dan
ketepatan USG mencapai 90 – 95%.
20

RADIOLOGI

USG ○ Pada gambar menunjukkan batu


(panah putih) dan penebalan
dinding kandung empedu (kursor)
yang berukuran 5 mm.7
21

RADIOLOGI
○ Batu empedu dapat divisualisasikan
X- RAY dengan pemeriksaan radiografi
meski tanpa kontras pada 10-15%
kasus. Penemuan ini hanya
mengindikasikan kolelitiasis,
dengan atau tanpa kolesistitis
22

RADIOLOGI
○ Batu empedu tampak kalsifikasi
CT SCAN (panah). Gangren cholecystitis
menyebabkan penipisan dinding
kandung empedu anterior membran
intraluminal (kepala panah).
23

RADIOLOGI
Fungsi ERCP ini memudahkan
visualisasi langsung stuktur bilier
ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio dan memudahkan akses ke dalam
Pancreatography )
duktus koledukus bagian distal.

Gambar ERCP menunjukkan batu empedu besar di kantung


empedu bagian distal (panah).
24

RADIOLOGI
○ Untuk penderita tertentu,
KOLESISTOGRAFI kolesistografi dengan kontras cukup
baik karena relatif murah,
sederhana, dan cukup akurat untuk
melihat batu radiolusen sehingga
dapat dihitung jumlah dan ukuran
batu.
25

ENATALAKSANAAN ○ Tirah baring


○ Pemberian cairan intravena
KONSERVATIF ○ Nutrisi parentral untuk mencukupi kebutuhan cairan
○ Diet ringan tanpa lemak
○ Menghilangkan nyeri
○ Terapi disolusi dengan asam ursodeoksilat untuk melarutkan batu
empedu kolesterol dibutuhkan waktu pemberian obat 6-12 bulan dan
diperlukan monitoring hingga dicapai disolusi.
26

OPERATIF ○ Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris
rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut. Komplikasi yang berat jarang
OPEN terjadi, meliputi trauma CBD, perdarahan, dan infeksi.
KOLESISTEKTOMI
27

OPERATIF

OPEN
KOLESISTEKTOMI
28

OPERATIF ○ Laparoskopi kolesistektomi adalah laparoskopi yang paling umum


dilakukan di dunia. Penatalaksanaan awal dari kolesistitis akut
termasuk bowel rest, hidrasi intravena, koreksi kelainan elektrolit,
KOLESISTEKTOMI analgesia, dan antibiotik intravena. Setelah diberikan tatalaksana ini,
LAPAROSKOPIK pasien dengan penyakit tanpa komplikasi direncanakan untuk rawat
jalan dan dilakukan laparoskopi kolesistektomi setelah periode 6-8
minggu.
29

OPERATIF

KOLESISTEKTOMI
LAPAROSKOPIK
30

ENATALAKSANAAN
ESWL

○ Menggunakan gelombang kejut berulang (Repeated


Shock Wave ) yang diarahkan pada batu empedu di
dalam kandung empudu atau duktus koledokus
dengan maksud memecah batu tersebut menjadi
beberapa sejumlah fragmen.
31

DIAGNOSIS
BANDING

KANKER KANDUNG
EMPEDU
○ Kandung empedu atau Gallblader Carcinoma (GBC) adalah keganasan yang sangat langka
terjadi, akan tetapi keganasan yang paling umum dari saluran empedu. (1) Diagnosis GBC
jika diagnosis pada usia lanjut mengalami prognosis yang buruk, (2) Beberapa faktor resiko
GBC seperti pada wanita paling umum, batu empedu, usia lanjut, polip kandung empedu,
kista kandung empedu, paparan karsinogen terus menerus pada kandung empedu.
32

DIAGNOSIS
BANDING

KOLANGIOKARSINOMA

Kolangiokarsinoma adalah suatu tumor ganas dari epithelium duktus biliaris intrahepatik atau
ekstrahepatik. Tumor keras dan berwarna putih,dan sel-sel tumor mirip dengan epitel saluran
empedu. Lebih dari 90% kasus merupakan adenokarsinoma dan sisanya adalah tumor sel
squamosa.
33

KOMPLIKASI

EMPHYSEMA
CHOLESISTISIS

Kolesistitis dengan perforasi kandung empedu. Pada kantong empedu (GB) terdapat cairan intrahepatik pericholecystic
yang tidak beraturan (panah).

Empisema terjadi akibat proliferasi bakteri pada kandung empedu yang


tersumbat. Pasien dengan empiema mungkin menunjukkan reaksi toksin dan
ditandai dengan lebih tingginya demam dan leukositosis.
34

KOMPLIKASI

SINDROM MIRIZZI

Gambaran USG lesi hiperekhoik dengan Accoustic Shadow pada kandung empedu disertai
pelebaran CBD.

Sindrom Mirizzi adalah bentuk ikterus obstruktif, pertama kali dijelaskan oleh Mirizzi pada
tahun 1948 disebabkan oleh batu yang berimpaksi pada leher kandung empedu atau duktus
sistikus, sehingga duktus hepatikus menyempit. Tergantung pada derajat penyempitan dan
kondisi kronisnya penyakit, mungkin juga adanya pembentukkan fistula kolesistokoledokus.
35

KOMPLIKASI

GANGREN KOLESISTITIS

Terdapat gas lumen, dinding yang irregular pada kandung empedu dan adanya abses pericholecystic

Gangren kandung empedu menimbulkan iskemia dinding dan nekrosis jaringan bebercak atau
total. Kelainan yang mendasari antara lain adalah distensi berlebihan kandung empedu,
obstruksi yang disebabkan oleh batu empedu, vaskulitis, diabetes mellitus, empiema atau
torsiyang menyebabkan oklusi arteri.
36

○ Prognosis dari kolelitiasis adalah tergantung pada


PROGNOSIS keberadaan dan tingkatkeparahan komplikasi.
Diagnosis dan pembedahan yang cepat, tingkat
mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil
37

○ Nama : Ny. F
BAB III ○ Pekerjaan : IRT
DISKUSI KASUS ○ Umur : 49 Tahun
○ Tanggal Masuk : 23/12/2018
○ JK : Perempuan
○ Ruangan : Bedah II RSUD Anuntaloko
Parigi
38

KELUHAN UTAMA :
BAB III
DISKUSI KASUS

Nyeri Perut Kanan Atas


39

○ Pasien MRS dengan keluhan nyeri perut kanan atas


yang dialami sejak 1 minggu yang lalu dan memberat 2
BAB III
hari yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus, seperti
ANAMNESIS tertusuk-tusuk, nyeri menjalar hingga ulu hati. Nyeri
diraskan ketika perut di tekan dan terasa nyeri ketika
menarik nafas yang panjang sehingga mengganggu
aktivitas pasien disertai mual (+), muntah 2 kali
berisikan makanan yang dimakan beberapa jam SMRS,
dan perut terasa kembung. BAK (+) lancar, flatus (+)
BAB (-) 2 hari yang lalu.
40

○ Riwayat Penyakit Terdahulu :


○ Kurang lebih nyeri 1 tahun yang lalu pasien mengalami
keluhan yang serupa nyeri hilang timbul, setelah
BAB III
meminum obat anti nyeri, nyeri pun menghilang.
ANAMNESIS
○ Riwayat ke puskesmas 1 minggu yang lalu ketika
pasien merasakan nyeri dan diberikan obat anti nyeri
dan antibiotik, keluhan sempat hilang dan timbul
kembali.
41

Riwayat Penyakit Keluarga :


BAB III ○ Riwayat penyakit hipertensi (-)
ANAMNESIS ○ Riwayat penyakit diabetes mellitus (-)
○ Riwayat penyakit jantung (-)
42

○ Kesadaran : Composmentis ( E4M6V5 )


BAB III ○ Tekanan darah : 110/80 mmHg
DISKUSI KASUS ○ Nadi : 82 x/menit
○ Respirasi : 22x/menit
PEMERIKSAAN ○ Suhu : 36,8 C
FISIK
○ Kepala : Normocephal
○ Mata : Konjugtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
○ Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran kelenjar
43
○ Thorax
Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi -/-

BAB III Palpasi : Vocal fremitus kanan=ki

DISKUSI KASUS Perkusi : Sonor +/+


Auskultasi : Vesikular +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

PEMERIKSAAN
Jantung
FISIK Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas jantung atas SC II parasternal sinistra
Batas jantung bawah SIC IV midclavicula sinistra
Batas jantung kanan SIC IV parasternal dextra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler
44

BAB III
DISKUSI KASUS

LABORATORIUM
45

BAB III
DISKUSI KASUS

LABORATORIUM
46

BAB III
DISKUSI KASUS

LABORATORIUM
47

BAB III
DISKUSI KASUS

LABORATORIUM
48

○ Tirah Baring
BAB III ○ Diet Lemak
DISKUSI KASUS
○ IVFD Futrolit 20 tpm

TERAPI ○ Anbacim 1 gr/8 jam/IV


○ Omeprazol 40 mg/24 jam/IV
○ Antrain amp/8 jam/IV
49

BAB III
DISKUSI KASUS

FOLLOW UP
50

BAB III
DISKUSI KASUS

FOLLOW UP
51

BAB III
DISKUSI KASUS

FOLLOW UP
52

BAB III
DISKUSI KASUS

FOLLOW UP
53

○ Pasien Ny. F berumur 49 tahun dengan nyeri regio hipocondrium


BAB III dextra yang dialami sejak 1 minggu yang lalu dan memberat 2 hari
DISKUSI KASUS yang lalu, nyeri dirasakan terus-menerus, seperti tertusuk-tusuk, nyeri
menjalar hingga ke epigastrium. Nyeri dirasakan jika abdomen ditekan
RESUME dan terasa nyeri jika menarik nafas panjang, pasien disertai nausea (+),
vomitus (+) 2 kali berisikan makanan yang dimakan beberapa jam
SMRS, perut terasa kembung. BAK (+) lancar, flatus (+), BAB (-) 2
hari yang lalu. Riwayat penyakit terdahulu nyeri dirasakan lebih dari 1
tahun yang lalu mengalami keluhan yang serupa dan nyeri hilang
timbul.
54

BAB III ○ Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
DISKUSI KASUS 82x/menit, respirasi 22x/menit dan suhu 36,8 C. Pada
pemeriksaan abdomen inspeksi tampak datar (+), auskultasi
ANALISA peristaltik (+) kesan normal, perkusi timpani (+) regio abdomen
KASUS dan pada palpasi Murphy Sign (+), NT (+) kuadran kanan atas,
NT (+) epigastrium, hepatomegali (-), splenomegali (-). Pada
pemeriksaan darah lengkap WBC 12.10 x 103, RBC 4.23 x 106,
HGB 11.1 g/dL, HCT 33.9 %, PLT 245 x 103.
55

BAB III
DISKUSI KASUS ○ Pada pemeriksaan urin lengkap urin berwarna kuning tua,
keruh (+), protein (+) dan pada pemeriksaan USG didapatkan
RESUME hasil pada gallblader dinding menebal, tampak multiple batu
dengan ukuran terbesar 1, 1 cm sehingga kesan USG adalah
Cholelith disertai dengan Cholecystitis.
56

DIAGNOSIS

CHOLELITHIASIS DISERTAI
DENGAN CHOLECYSTITIS
57

BAB III ○ Pasien perempuan berumur 49 tahun MRS dengan keluhan


DISKUSI KASUS nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 1 minggu yang lalu
dan memberat 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus,
ANALISA seperti tertusuk-tusuk, nyeri menjalar hingga ulu hati. Nyeri
KASUS dirasakan ketika perut di tekan dan terasa nyeri ketika menarik
nafas yang panjang sehingga mengganggu aktivitas pasien
disertai mual (+), muntah 2 kali berisikan makanan yang
dimakan beberapa jam SMRS, dan perut terasa kembung.
58

BAB III ○ Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, gizi
DISKUSI KASUS baik dan kesadaran composmentis. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 82 kali/menit, suhu 36,8
derajat celcius dan pernafasan 22 kali/menit. Pada pemeriksaan
ANALISA abdomen didapatkan insepksi tampak datar, auskultasi peristatlik (+)
KASUS kesan normal, perkusi tympani (+), dan pada palpasi didapatkan nyeri
tekan (+) pada perut kanan atas disertai dengan Murphy Sign (+) dan
tidak didapatkan hepatosplenomegali.
59

○ Pada pemeriksaan penunjang untuk darah rutin didapatkan Pada pasien


BAB III dilakukan pemeriksaan USG dan didapatakan WBC 12,10 x 103/L
(meningkat), HGB 11,1 g/dL dan HCT 33,9 % (menurun), pada
DISKUSI KASUS pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan urin lengkap didapatkan
hasilnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan radiologik dilakukan
ANALISA pemeriksaan USG didapatkan hasil galdbllader, dinding menebal dan
KASUS tampak multiple batu dengan ukuran terbesar 1,1 cm, dan organ lain
dalam pemeriksaan USG dalam batas normal tidak ditemukan adanya
kelainan. Sehingga kesan pada pemeriksaan USG adalah cholelith
dengan cholesystitis.
60

BAB III ○ Pada pasien ini dilakukan terapi konservatif yaitu tirah baring
DISKUSI KASUS atau pasien diharuskan istirahat total, diet lemak dan diberikan
pemberian cairan infus IVFD Futrolit 20 tpm, Anbacim 1
ANALISA gr/8jam/IV adalah obat antibiotik cefuroxime diberikan sebagai
KASUS antibiotik golongan cephalosporin yang berspektrum luas untuk
membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
61

○ Omeprazol Inj/24 Jam/IV diberikan karena pasien


BAB III mengeluhkan sering mual, kerja obat omperazol ini dengan
DISKUSI KASUS menghambat pompa proton (proton pump inhibitor / PPI) yang
mempunyai tempat kerja dan bekerja langsung pada pompa
ANALISA asam (H+ K+ ATPase) yang merupakan tahap akhir proses
sekresi asam lambung dari sel – sel parietal di lambung dan
KASUS
diberikan Antrain amp/8 Jam/IV adalah obat antinyeri dan
antipiretik untuk menghilangkan nyeri perut yang dialami
pasien.
62

○ Pada pasien tidak dilakukan pembedahan karena pada kasus ini


BAB III pasien mengalami kolelitiasis, tindakan umum yang dapat
DISKUSI KASUS dilakukan adalah tirah baring, pemberian cairan intravena dan
nutrisi parentral untuk mencukupi kebutuhan cairan dan kalori,
ANALISA diet ringan tanpa lemak dan menghilangkan nyeri yang
dirasakan pasien. Beberapa dokter bedah lebih memilih
KASUS
menunggu dan mengobati pasien dengan harapan menjadi lebih
baik selama perawatan, mencadangkan tindakan bedah bila
kondisi pasien benar-benar stabil, dengan dasar pemikiran
bahwa aspek teknik kolesistektomi akan lebih mudah bila
proses inflamasi telah mulai menyembuh.
63

○ Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan


dalam kandung empedu yang dapat ditemukan di dalam
kandung empedu atau di dalam duktud koledukus, atau pada
KESIMPULAN keduanya.
○ Faktor pembentukan batu yaitu ekskresi garam empedu,
kolesterol empedu, substansia mukus, pigmen empdu, infeksi.
○ Klasifikasi batu empedu yaitu batu kolesterol, batu kalsium
bilirunat dan batu pogmen hitam.
○ Diagnosis kolelitiasis akut biasanya nyeri bilier, nyeri abdomen
kronik berulang atau dispepsia, mual dan muntah.
64

○ Pada pemeriksaan USG bermanfaat untuk memperlihatkan


besar batu, bentuk, penebalan dinding kandung empedu dan
KESIMPULAN saluran empedu ekstra hepatik.
○ Pada penatalaksaaan dapat dilakukan terapi konservatif dan
terapi pembedahan.
65

Terima Kasih Atas


Perhatiannya 

Anda mungkin juga menyukai