Pembimbing Klinik :
dr. Ibrahim Kamarullah, Sp.B
ANATOMI
&
FISIOLOGI
5
ANATOMI
& ○ Kandung empedu merupakan kantong
berbentuk alpukat yang terletak tepat
FISIOLOGI dibawah lobus kanan hati.
○ Kandung empedu dibagi menjadi empat area
anatomi: fundus, korpus, infundibulum, dan
kolum.
6
○ Usia
FAKTOR
○ Jenis Kelamin
RESIKO ○ BMI
○ Makanan
○ Aktivitas Fisik
○ Nutrisi intravena jangka lama
12
Asimptomatik
MANIFESTASI
Dapat memberikan gejala nyeri akut akibat
KLINIS kolesistitis, nyeri bilier, nyeri abdomen kronik
berulang ataupun dispepsia, mual.
16
Simptomatik
MANIFESTASI Keluhan utamanya berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran
KLINIS kanan atas. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang
berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru menghilang
beberapa jam kemudian. Kolik biliaris, nyeri pascaprandial
kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi oleh makanan
berlemak, terjadi 30-60 menit setelah makan.
17
PEMERIKSAAN
FISIK Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum
maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Tanda
KANDUNG Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita
EMPEDU menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang
tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti
menarik nafas.
18
RADIOLOGI
RADIOLOGI
○ Batu empedu dapat divisualisasikan
X- RAY dengan pemeriksaan radiografi
meski tanpa kontras pada 10-15%
kasus. Penemuan ini hanya
mengindikasikan kolelitiasis,
dengan atau tanpa kolesistitis
22
RADIOLOGI
○ Batu empedu tampak kalsifikasi
CT SCAN (panah). Gangren cholecystitis
menyebabkan penipisan dinding
kandung empedu anterior membran
intraluminal (kepala panah).
23
RADIOLOGI
Fungsi ERCP ini memudahkan
visualisasi langsung stuktur bilier
ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio dan memudahkan akses ke dalam
Pancreatography )
duktus koledukus bagian distal.
RADIOLOGI
○ Untuk penderita tertentu,
KOLESISTOGRAFI kolesistografi dengan kontras cukup
baik karena relatif murah,
sederhana, dan cukup akurat untuk
melihat batu radiolusen sehingga
dapat dihitung jumlah dan ukuran
batu.
25
OPERATIF ○ Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris
rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut. Komplikasi yang berat jarang
OPEN terjadi, meliputi trauma CBD, perdarahan, dan infeksi.
KOLESISTEKTOMI
27
OPERATIF
OPEN
KOLESISTEKTOMI
28
OPERATIF
KOLESISTEKTOMI
LAPAROSKOPIK
30
ENATALAKSANAAN
ESWL
DIAGNOSIS
BANDING
KANKER KANDUNG
EMPEDU
○ Kandung empedu atau Gallblader Carcinoma (GBC) adalah keganasan yang sangat langka
terjadi, akan tetapi keganasan yang paling umum dari saluran empedu. (1) Diagnosis GBC
jika diagnosis pada usia lanjut mengalami prognosis yang buruk, (2) Beberapa faktor resiko
GBC seperti pada wanita paling umum, batu empedu, usia lanjut, polip kandung empedu,
kista kandung empedu, paparan karsinogen terus menerus pada kandung empedu.
32
DIAGNOSIS
BANDING
KOLANGIOKARSINOMA
Kolangiokarsinoma adalah suatu tumor ganas dari epithelium duktus biliaris intrahepatik atau
ekstrahepatik. Tumor keras dan berwarna putih,dan sel-sel tumor mirip dengan epitel saluran
empedu. Lebih dari 90% kasus merupakan adenokarsinoma dan sisanya adalah tumor sel
squamosa.
33
KOMPLIKASI
EMPHYSEMA
CHOLESISTISIS
Kolesistitis dengan perforasi kandung empedu. Pada kantong empedu (GB) terdapat cairan intrahepatik pericholecystic
yang tidak beraturan (panah).
KOMPLIKASI
SINDROM MIRIZZI
Gambaran USG lesi hiperekhoik dengan Accoustic Shadow pada kandung empedu disertai
pelebaran CBD.
Sindrom Mirizzi adalah bentuk ikterus obstruktif, pertama kali dijelaskan oleh Mirizzi pada
tahun 1948 disebabkan oleh batu yang berimpaksi pada leher kandung empedu atau duktus
sistikus, sehingga duktus hepatikus menyempit. Tergantung pada derajat penyempitan dan
kondisi kronisnya penyakit, mungkin juga adanya pembentukkan fistula kolesistokoledokus.
35
KOMPLIKASI
GANGREN KOLESISTITIS
Terdapat gas lumen, dinding yang irregular pada kandung empedu dan adanya abses pericholecystic
Gangren kandung empedu menimbulkan iskemia dinding dan nekrosis jaringan bebercak atau
total. Kelainan yang mendasari antara lain adalah distensi berlebihan kandung empedu,
obstruksi yang disebabkan oleh batu empedu, vaskulitis, diabetes mellitus, empiema atau
torsiyang menyebabkan oklusi arteri.
36
○ Nama : Ny. F
BAB III ○ Pekerjaan : IRT
DISKUSI KASUS ○ Umur : 49 Tahun
○ Tanggal Masuk : 23/12/2018
○ JK : Perempuan
○ Ruangan : Bedah II RSUD Anuntaloko
Parigi
38
KELUHAN UTAMA :
BAB III
DISKUSI KASUS
PEMERIKSAAN
Jantung
FISIK Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas jantung atas SC II parasternal sinistra
Batas jantung bawah SIC IV midclavicula sinistra
Batas jantung kanan SIC IV parasternal dextra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler
44
BAB III
DISKUSI KASUS
LABORATORIUM
45
BAB III
DISKUSI KASUS
LABORATORIUM
46
BAB III
DISKUSI KASUS
LABORATORIUM
47
BAB III
DISKUSI KASUS
LABORATORIUM
48
○ Tirah Baring
BAB III ○ Diet Lemak
DISKUSI KASUS
○ IVFD Futrolit 20 tpm
BAB III
DISKUSI KASUS
FOLLOW UP
50
BAB III
DISKUSI KASUS
FOLLOW UP
51
BAB III
DISKUSI KASUS
FOLLOW UP
52
BAB III
DISKUSI KASUS
FOLLOW UP
53
BAB III ○ Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
DISKUSI KASUS 82x/menit, respirasi 22x/menit dan suhu 36,8 C. Pada
pemeriksaan abdomen inspeksi tampak datar (+), auskultasi
ANALISA peristaltik (+) kesan normal, perkusi timpani (+) regio abdomen
KASUS dan pada palpasi Murphy Sign (+), NT (+) kuadran kanan atas,
NT (+) epigastrium, hepatomegali (-), splenomegali (-). Pada
pemeriksaan darah lengkap WBC 12.10 x 103, RBC 4.23 x 106,
HGB 11.1 g/dL, HCT 33.9 %, PLT 245 x 103.
55
BAB III
DISKUSI KASUS ○ Pada pemeriksaan urin lengkap urin berwarna kuning tua,
keruh (+), protein (+) dan pada pemeriksaan USG didapatkan
RESUME hasil pada gallblader dinding menebal, tampak multiple batu
dengan ukuran terbesar 1, 1 cm sehingga kesan USG adalah
Cholelith disertai dengan Cholecystitis.
56
DIAGNOSIS
CHOLELITHIASIS DISERTAI
DENGAN CHOLECYSTITIS
57
BAB III ○ Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, gizi
DISKUSI KASUS baik dan kesadaran composmentis. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 82 kali/menit, suhu 36,8
derajat celcius dan pernafasan 22 kali/menit. Pada pemeriksaan
ANALISA abdomen didapatkan insepksi tampak datar, auskultasi peristatlik (+)
KASUS kesan normal, perkusi tympani (+), dan pada palpasi didapatkan nyeri
tekan (+) pada perut kanan atas disertai dengan Murphy Sign (+) dan
tidak didapatkan hepatosplenomegali.
59
BAB III ○ Pada pasien ini dilakukan terapi konservatif yaitu tirah baring
DISKUSI KASUS atau pasien diharuskan istirahat total, diet lemak dan diberikan
pemberian cairan infus IVFD Futrolit 20 tpm, Anbacim 1
ANALISA gr/8jam/IV adalah obat antibiotik cefuroxime diberikan sebagai
KASUS antibiotik golongan cephalosporin yang berspektrum luas untuk
membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
61