• Pneumothorax : pengumpulan udara dalam ruang potensial antara
pleura visceral dan pleura parietal.
• Klasifikasi : 1. ringan = <20%
2. sedang = 20-40% 3. besar = > 40% • Keluhan : sesak nafas, nyeri dada, dan batuk. • PF : fremitus berkurang di sisi pneumothorax. perkusi hipersonor / timpani. krepitasi karena emfisema subkutis. bising nafas berkurang pada auskultasi inspeksi : thorax lebih besar dari biasanya • Tatalaksana : semua pneumothorax dilakukan WSD karena : 1.Sebagai terapi mengembalikan tekanan negative rongga pleura. 2.Sebagai diagnosis ada tidaknya fistel bronkopleura 3.Untuk mencegah pneumothorax desakan Tension Pneumothorax • Tension pneumothorax dikatakan bila terjadi gangguan pernafasan dan atau kardiovaskular yang hanya membaik dengan tindakan dekompresi. • Tenbsion pneumothorax jika terjadi “mekanisme ventil” --> udara yang masuk terperangkap rongga pleura. • Pada pasien sadar, awalnya terjadi kompensasi dengan adanya peningkatan RR, volume tidal, dan takikardi. Bila dekompensasi gagal nafas progresif henti nafas. • Prinsip tatalaksana TP : dekompresi yang cepat dan adekuat kembalikan tekanan intrapleural ke negative • Dekompresi dengan jarum SIC II / III garis midclavikula sisi ipsilateral • Indikasi : SpO2 < 92% dengan oksigen. TD sistolik < 90 mmHg. RR < 10x/menit. Penurunan kesadaran. Cardiac arrest WSD Prinsip WSD : 1.gravitasi 2.Tekanan negative ( udara dan cairan pleura tekanan 763, udara dan cairan WSD tekanan 761) 3.Suction : tekanan berpindah dari tekanan tinggi ke rendah 4.Water sealed : membiarkan udara dalam pleura dan mencegah udara dari atmosfer masuk ke rongga pleura. Macam WSD : 1.1 botol : kelemahan : penggunaan botol yang sama dengan 2 tujuan berbeda. 2.2 botol : botol pertama untuk tempat drainase, botol kedua untuk water sealed 3.3 botol : botol pertama untuk tempat drainase, botol kedua untuk water sealed dan botol ketiga untuk mengatur tekanan. Ukuran selang dada : 1.8-12 F untuk anak kecil 2.16-20 F untuk dewasa muda 3.24-32 F orang dewasa 4.36-40 F dewasa dengan badan besar Indikasi : Kontraindikasi : 1.Pneumothorak 1.Menempelnya paru-paru pada 2.Hematothorax dinding dada di seluruh hemithorax 3.Efusi pleura 2.Giant bullae 4.Chylothorax 3.Kelainan pembekuan darah 5.Empiema thorax 6.Pasca operasi (thorakotomi) Teknik : 1.Lokasi kanan : sela iga VII-VIII lateral antara garis aksilaris anterior dan posterior. 2.Kiri : sela iga VIII-IX lateral antara garis aksilaris anterior dan posterior. Alat yang diperlukan : 1.Sarung tangan steril 2.Duk steril 3.Spuit 5 cc steril 4.Pisau bedah steril 5.Klem arteri 15-17 cm steril 6.Needle holder 7.Jarum cutting 8.Benang silk steril 2.0 9.Selang dada dengan atau tanpa trokar Teknik tanpa trokar 1. Penderita dalam posisi duduk / tiduran dengan miring ke sisi yang sehat 2. Tentukan tempat pemasangan selang dada 3. Beri tanda pada selang dada sesuai dengan ketebalan dinding dada 4. Cuci tempat yang akan dilakukan tindakan (asepsis) 5. Beri anestesi local infiltrasi & blok pada daerah tempat masuknya selang 6. Insisi kulit subkutis dan otot dada di tengah selang iga sampai menembus pleura 7. Dengan klem arteri lurus, lubang diperbesar secara tumpul 8. Selang dada di klem dengan klem arteri dan didorong masuk ke rongga pleura 9. Fiksasi selang dada sesuai dengan tanda pada selang dada 10. Daerah luka dibersihkan dan diberi salep steril agar kedap udara 11. Selang dada disambung dengan botol wsd steril Teknik dengan trokar 1-6 sama 7. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi menembus pleura parietalis 8. Trokar ditarik keluar sedikit agar tidak mencederai paru selang dada diarahkan posisi nya diatur kedalaman sesuai tebal dinding dada 9. Fiksasi selang dada sesuai tanda pada selang 10. Daerah luka dibersihkan dan diberi salep steril agar kedap udara 11. Selang dada disambung dengan botol wsd steril • Pemberian antibiotic >24 jam pasca pemasangan tidak mengurangi resiko infeksi dibanding pemberian <24 jam • Foto radiologi diperlukan untuk menilai kondisi paru paru dan intratorakal lain pasca pemasangan.
Hal yang perlu diperhatikan pada wsd :
1.Ada undulasi tidak. Tidak adanya undulasi menunjukkan adanya obstruksi pada system wsd atau paru paru sudah mengembang sempurna 2.Adanya gelembung udara menandakan masih adanya pneumothorax. 3.Jumlah cairan yang keluar ke dalam botol wsd harus dicatat jumlah dan sifat cairannya Perawatan wsd Pencabutan wsd
• Meliputi perawatan luka • Wsd harus diangkat sedini
mengganti balutan 1x/hari mungkin 24-72 jam atau dapat • Selang dan botol harus dipertahankan bila cairan masih diletakkan dalam tempat yang banyak, atau didapatkan fistel bersih. pada kasus hematoraks bronkopleura yang belum & efusi pleura, botol harus menutup diganti sebelum terisi penuh Komplikasi • Infeksi • Laserasi jaringan paru-paru • Laserasi organ intra abdomen • Perdarahan • Edema paru • Emfisema subkutis • malposisi