b. Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura. Mengembalikan tekanan
rongga pleura sehingga mechanis of breathing dapat kembali seperti yang seharusnya.
c. Preventive :
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga mechanis of breathing
tetap baik.
b. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan diberi
analgetik oleh dokter.
Dalam perawatan yang harus diperhatikan :
- Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan
bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.
Pergantian posisi badan.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau
memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil
mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.
Be the first to comment - What do you think? Posted by indonesian nurse - July 30, 2008 at
2:08 am
WSD DAN PERAWATANNYA
A. Pendahuluan
1. Pengertian
2. Tujuan
a. Mengevakuasi/mengeluarkan udara, cairan, darah maupun pus dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
a. Pengkajian
b. Persiapan Pasien
1) Siapkan pasien
a) Tujuan tindakan
b) Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD, posisi klien
dapat duduk atau berbaring
2) Kasa steril
3) Hypapix / plester
7) Botol WSD; dimana ujung selang dalam botol WSD harus terendam
sepanjang 2 cm di bawah level air dan diberi savlon (ujung selang
sudah di setting/connect dengan selang WSD)
8) Duk steril
9) Tabung oksigen
12) Masker
Bisturi no 10 : 1 buah
Scaple : 1 buah
Gunting : 2 buah
6. Prosedur Tindakan
a. Posisi pasien dengan sisi yang sakit menghadap ke arah dokter dengan
disandarkan pada kemiringan 30o-60o, tangan sisi paru yang sakit
diangkat ke atas kepala
c. Lakukan anestesi lokal lapis demi lapis dari kulit hingga pleura parietalais
menggunakan lidocain solusio injeksi, jangan lupa melakukan aspirasi
sebelum mengeluarkan obat pada setiap lapisan. Anestesi dilakukan
pada daerah yang akan di pasang WSD atau pada intercostalis 4-5
anterior dari mid axillary line
h. Setelah selang masuk sampai batas yang diinginkan, selang di klem, stilet
dikeluarkan dari selang.
j. Klem dibuka, perhatikan apa yang keluar dari selang, bila cairan-akan
mengalir keluar melalui selang ke botol penampung, bila udara-akan
terlihat seperti kabut didalam selang dan terlihat gelembung udara di
dalam botol penampung
l. Selang di klem kembali, lakukan fiksasi selang dengan jahitan tabbac sac,
bersihkan, disinfeksi, luka ditutup dengan kasa steril yang telah dipotong
bagian tengahnya, diplester, kemudian klem di buka.
a. Posisi pasien dengan sisi yang sakit menghadap ke arah dokter dengan
disandarkan pada kemiringan 30o-60o, tangan sisi paru yang sakit
diangkat ke atas kepala
b. Lakukan tindakan antiseptic menggunakan bethadin 10% dilanjutkan
dengan menggunakan alkohol 70% dengan gerakan berputar ke arah
luar, pasang duk steril dengan lubang tempat di mana akan dilakukan
insersi kateter
c. Lakukan anestesi lokal lapis demi lapis dari kulit hingga pleura parietalais
menggunakan lidocain solusio injeksi, jangan lupa melakukan aspirasi
sebelum mengeluarkan obat pada setiap lapisan. Anestesi dilakukan
pada daerah yang akan di pasang WSD atau pada intercostalis 4-5
anterior dari mid axillary line
h. Selang pada bagian proximal di klem, klem pada selang bagian distal
dilepas, trokar dilepas dan dikeluarkan
j. Klem dibuka, perhatikan apa yang keluar dari selang, bila cairan-akan
mengalir keluar melalui selang ke botol penampung, bila udara-akan
terlihat seperti kabut didalam selang dan terlihat gelembung udara di
dalam botol penampung
l. Selang di klem kembali, lakukan fiksasi selang dengan jahitan tabbac sac,
bersihkan, disinfeksi, luka ditutup dengan kasa steril yang telah dipotong
bagian tengahnya, diplester, kemudian klem di buka.
Persiapan Alat :
b. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9%
dan ujung selang terendam sepanjang dua cm.
d. Korentang
g. Alkohol 70%
h. Bethadin 10%
i. Handscoon steril
d. Mendisinfeksi luka dan selang dengan kasa alkohol 70% kemudian dengan
bethadin 10%
e. Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong tengahnya kemudian
diplester
h. Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian selang WSD
dihubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru
j. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien cara batuk
efektif
k. Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan
latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD
1) Melakukan anamnesa
a. Spuit NGT 50 cc
i. Bila spoling dirasakan cukup, hubungkan kembali selang pada botol WSD
dengan selang WSD, klem dibuka.
b. Undulasi : negatif
1) Tidak ada keluhan sesak napas setelah WSD di klem selama 24 jam
3) Perkusi : sonor
Persiapan Alat :
Naldfowder : 1 buah
e. Kasa steril
g. Handscoon
h. Hypapix
i. Duk steril
Pelaksanaan
b. Pasang handscoon
d. Disinfeksi sekitar luka dengan alkohol 70% kemudian betadin 10% dengan
gerakan memutar ke arah luar
e. Pasang duk steril
f. Lakukan anestesi lokal lapis demi lapis dari kulit, jangan lupa melakukan
aspirasi sebelum mengeluarkan obat pada setiap lapisan, masukkan obat
sambil menarik spuit, usahakan hanya 1-2 kali tusukan dalam
memasukkan obat agar tidak banyak mata luka bekas tusukan.
j. Bila ikatan terlalu kuat dan tidak dapat dibuka secara manual, sebaiknya
dipotong saja, lakukan hecting ulang dengan langkah yang sama dengan
langkah di atas, cara ini lebih bagus dimana tertutupnya luka akan terlihat
lebih rapi dan estetis