Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

KASUS
KATARAK IMATUR

Oleh: Dina Nurhayati


(30101306918)

Pembimbing :
dr. Nindyan Prawasari, Sp.M
BAB I
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tahunan, Jepara
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Agama : Islam
No. RM : 0006495xx
2. ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Keluhan tersebut dirasakan sejak 4 bulan yang lalu,
dirasakan pada kedua mata, terjadi perlahan-lahan dan
Keluhan utama :
ODS pandangan kabur semakin lama semakin memberat. Tidak ada faktor yang
memperburuk atau memperingan gejala tersebut. Pasien juga
mengeluh silau jika melihat cahaya. Pasien belum pernah
memakai kacamata minus dan kacamata baca. Pasien
mengaku tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing
ke dalam mata atau riwayat trauma pada mata yang sakit.
Keluhan tersebut tidak disertai dengan mata merah ataupun
nyeri pada mata. Pasien menyangkal mempunyai keluhan
sering menabrak saat berjalan. Pasien juga menyangkal susah
melihat ketika dalam ruangan atau dalam keadaan gelap.
RIWAYAT RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT RIWAYAT SOSIAL
PENYAKIT KELUARGA PENGOBATAN EKONOMI
DAHULU

- Riwayat
Di keluarga tidak ada Riwayat mengkonsumsi Pasien merupakan
hipertensi
yang memiliki keluhan obat-obatan tertentu seorang petani dan biaya
disangkal
yang sama seperti pasien. seperti kortikosteroid pengobatan ditanggung
- Riwayat diabetes
dalam waktu lama oleh BPJS.
melitus
disangkal.
disangkal
- Riwayat trauma
disangkal
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis c. Pemeriksaan Fisik Umum
● Kesadaran : Compos mentis ● Kepala : Normocephal, tidak terdapat deformitas
● Aktivitas : Normoaktif ● Telinga : Discharge (-)
● Kooperatif : Kooperati ● Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-),
● Status gizi : Baik epistaksis (-)
b. Vital Sign ● Mulut : Karies gigi (-)
· TD : 120/70 mmHg ● Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
· Nadi : 92 x/menit ● Thorax
· RR : 24 x/menit - Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
· Suhu : 36,4oC - Paru-paru : Suara napas dasar vesikuler,rhonki (-
),wheezing (-)
● Abdomen : supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) N.
● Ekstremitas : Hangat, udema -/-, deformitas (-)
d. Status Ophtalmicus
TIO
OD : Meningkat (41)

OS : Meningkat (42)
5. Diagnosis Banding Diagnosis
➢ ODS Katarak Senilis Imatur ➢ ODS Katarak Senilis Imatur
➢ ODS POAG (Primary Open Angle
Glaucoma)
6. TERAPI
★ Rencana Tindakan Operasi:
★ Non Medikamentosa :
ODS: Operasi ECCE (Extracapsular Cataract
1.Edukasi tentang penyakit katarak.
Extraction) + IOL.
2.Modifikasi gaya hidup dengan
Dilakukan sebagai terapi definitif untuk
mengurangi faktor resiko, diet
katarak imatur. Dipilih ECCE + IOL,
dan olahraga teratur.
karena insisi pada kornea yang
★ Medikamentosa :
dibutuhkan lebih kecil dengan resiko
- Topikal : Sanbe tears 4 x ODS
astigmatisme post-operatif yang lebih
kecil daripada ICCE. Komplikasi yang
lebih sedikit dan pemulihan visus yang
lebih cepat.
7. KOMPLIKASI
ODS GLAUKOMA FAKOMORFIK

8. PROGNOSIS
Oculus Dexter Oculus Sinister
Quo ad visam : Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam
Quo ad sanam : Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam
Quo ad cosmeticam : Ad Bonam Ad bonam
Quo ad vitam : Ad bonam Ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI MATA
2. ANATOMI & HISTOLOGI LENSA
3. FISIOLOGI LENSA
4. METABOLISME LENSA
5. KATARAK
A. DEFINISI

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat
kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
B. KLASIFIKASI KATARAK

Katarak Kongenital

KLASIFIKASI
MENURUT
ETIOLOGI Katarak traumatik

Katarak
Akuisita
Katarak Komplikata

Katarak Senilis
Klasifikasi morfologis:
1. Katarak kapsular, meliputi :
a. Katarak kaspular anterior
b. Katarak kapsular posterior
2. Katarak subkapsular :mengenai bagian superfisial dari korteks (dibawah kapsul)
a. Katarak subkapsular anterior
b. Katarak subkapsular posterior
3. Katarak kortikal :meliputi sebagian besar dari korteks
4. Katarak supranuklear :meliputi bagian dalam korteks
(diluar nukleus)
5. Katarak nuklear :meliputi nukelus dari lensa
6. Katarak polaris :meliputi kapsul dan bagian superfisial
dari korteks pada daerah polar
a. Katarak polaris anterior
b. Katarak polaris posterior
4. KATARAK SENILIS
A. Definisi
Katarak senilis (age-related cataract) merupakan jenis katarak didapat (akuisita)
yang paling sering ditemukan pada laki-laki maupun perempuan, biasanya berusia di
atas 50 tahun. Pada usia sekitar 70 tahun, hampir 90% individu menderita katarak.
Kondisi kekeruhan biasanya bilateral akan tetapi hampir selalu kondisi salah satu
mata lebih berat dari mata lainnya. Secara morfologis katarak senilis dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu katarak kortikal dan katarak nuklear. Kedua jenis katarak ini
sering terjadi secara bersamaan.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe, maturasi dan usia munculnya katarak senilis:
● Keturunan : mempengaruhi peran genetik dalam mulainya awitan seorang
individu terkena katarak dan maturasi dari kataraknya tersebut
● Radiasi Ultraviolet : paparan UV yang tinggi mempercepat maturasi dan usia munculnya
katarak.
● Faktor diet : Defisiensi dari beberapa jenis protein, asam amino dan vitamin C, E
serta riboflavin dihubungkan dengan kecepatan maturasi dan usia munculnya katarak
● Krisis dehidrasi : Riwayat dehidrasi berat seperti pada kolera meningkatkan resiko.
● Merokok : Merokok menyebabkan penumpukan molekul berpigmen -3
hydroxykhynurine dan chromophores, yang menyebabkan terjadinya penguningan warna lensa, yang
menyebabkan kekuningan. Sianat dalam rokok juga menyebabkan terjadinya karbamilasi dan
denaturasi protein.
C. Stadium maturasi katarak senilis
➢ Maturasi dari katarak senilis tipe kortikal

1. Stadium katarak insipien


Merupakan stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama
terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda, terutama mengenai korteks anterior,
sedang aksis relatif masih jernih. Gambaran berupa Spokes of a wheel yang nyata bila pupil dilebarkan. Pada stadium
ini belum menimbulkan gangguan visus. Visus pada stadium ini bisa normal atau 6/6 – 6/20. Dengan koreksi, visus
masih dapat 5/5 – 5/6.
2. Katarak Senilis Imatur

Lensa terlihat putih keabu-abuan, namun masih terdapat korteks yang jernih, maka terdapat iris
shadow. Sebagian lensa keruh tetapi belum mengenai seluruh lapis lensa. Visus pada stadium ini 6/60 –
1/60. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau
tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan.
Oleh karena kekeruhan berada di posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh
ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang terang
sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang gelap, akibat
bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
Katarak Senilis Imatur
Kekeruhan terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Pada
stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks, yang mengakibatkan lensa menjadi cembung,
sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi
miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong
kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga dapat
menimbulkan glaukoma sebagai penyulitnya.
3. Katarak senilis matur
Kekeruhan korteks secara total sehingga iris shadow tidak ada.Lensa telah menjadi
keruh seluruhnya.Pada pupil nampak lensa yang seperti mutiara.Pada stadium ini, lensa
akan berukuran normal kembali akibat terjadi pengeluaran air. Visus pada stadium ini
1/300. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat
bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif shadow test (-).
4. Katarak senilis hipermatur
- Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada kondisi ini, korteks mencair dan lensa menjadi seperti
susu. Nukleus yang berwarna coklat tenggelam ke dasar. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul
lensa, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat
nukleus lensa.

- Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan lensa menjadi
berkerut yang menyebabkan COA menjadi dalam
➢ Maturasi dari katarak senilis tipe nuklear:

Pada keadaan ini, lensa menjadi keras dan tidak elastis, sehingga menurunkan
kemampuan akomodasi serta menghalangi cahaya. Perubahan dimulai dari tengah, lalu
secara perlahan menyebar ke perifer sampai hampir meliputi seluruh kapsul, namun masih
terdapat sedikit bagian dari korteks yang masih jernih. Warna yang dapat dilihat ialah
coklat (cataracta brunescens), hitam (cataracta nigra) dan merah (cataracta rubra)

Gambar : A.Cataracta brunescens, B.Cataracta nigra, C.Cataracta rubra


D. Gejala Klinis
1. Silau
2. Diplopia monokular atau polypia
3. Halo
4. Distorsi
5. Penurunan tajam penglihatan
6. Myopic shift
E. Penatalaksanaan
a. Tindakan non-bedah: 3. Meningkatkan penglihatan pada katarak insipien
dan imatur dengan:
1. Pengobatan dari penyebab katarak: Penyebab katarak
harus dicari, karena apabila penyakit tersebut dapat - Refraksi
ditemui dan diobati seringkali memberhentikan - Pencahayaan: Pada opasitas sentral menggunakan
progresi dari penyakit tersebut, contohnya adalah: penerangan yang terang. Pada opasitas perifer
● Kontrol gula darah pada pasien DM menggunakan penerangan yang sedikit redup.
● Menghentikan penggunaan obat-obatan 4. Pengunaan kacamata hitam ketika beraktifitas diluar
seperti kortikosteroid ruangan pada pasien dengan opasitas sentral
● Pengobatan uveitis untuk mencegah 5. Midriatikum pada pasien dengan katarak aksial yang
komplikasi. kecil.
2. Memperlambat progresi: penggunaan yodium, kalsium,
kalium, vitamin E dan aspirin dihubungkan dengan
perlambatan dari kataraktogenesis.
B. Pembedahan Katarak Senilis

1. Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE)

Pada teknik ini, keseluruhan lensa katarak dan kapsulnya diangkat. Zonula yang lemah dan
terdegenerasi merupakan syarat dari operasi ini. Karena hal ini, teknik ini tidak bisa dilakukan
pada pasien yang muda karena zonula yang kuat. Pada usia 40-50 tahun, digunakan enzim
alphachymotrypsin yang melemahkan zonula.
Indikasi: Subluksasi dan dislokasi lensa

2. Ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE)


Pada teknik ini, bagian besar dari kapsula anterior dan epitel, nukleus dan korteks diangkat;
kapsula posterior ditinggalkan sebagai penyangga lensa implant.
Indikasi: Operasi katarak pada anak-anak dan dewasa.
Kontraindikasi: Subluksasi dan dislokasi lensa.
3. Fakoemulsifikasi
Pembedahan menggunakan vibrator ultrasonik untuk menghancurkan nukleus yang kemudian
diaspirasi melalui insisi 2.5-3 mm, dan kemudian dimasukan lensa intraokular yang dapat dilipat.
Keuntungan yang didapat ialah pemulihan visus lebih cepat, induksi astigmatis akibat operasi minimal,
komplikasi dan inflamasi pasca bedah minimal.
LENSA TANAM INTRAOKULER (IOL)

Implantasi lensa intraokular merupakan metode pilihan untuk koreksi afakia. Biasanya
bahan lensa intraokuler terbuat dari polymethylmethacrylate (PMMA).
Pembagian besar dari lensa intraokular berdasarkan metodi fiksasi pada mata ialah:
1. IOL COA: Lensa di depan iris dan disangga oleh sudut dari COA.

2. Lensa yang disangga iris: lensa dijahit kepada iris, memiliki tingkat komplikasi yang
tinggi.

3. Lensa Bilik Mata Belakang: Lensa diletakan di belakang iris, disangga oleh sulkus siliaris
atau kapsula posterior lensa.
Indikasi operasi katarak ialah:
1. Fungsi penglihatan : Ini merupakan indikasi yang paling sering. Operasi katarak
dilakukan ketika cacat visus menjadi menyebabkan gangguan signifikan pada kehidupan sehari-
hari pasien.
2. Indikasi medis : meskipun pasien merasa nyaman dari aspek penglihatan, operasi
dapat dianjurkan apabila pasien menderita:
- Glaukoma lens-induced
- Endoftalmitis fakoanafilaktik
- Penyakit retina seperti retinopati diabetikum dan ablasio retina yang terapinya terganggu
karena adanya kekeruhan lensa.
3. Indikasi kosmetik : Terkadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak
agar pupil kembali menjadi hitam.

Anda mungkin juga menyukai