Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

Verruca Vulgaris
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Kulit dan Kelamin di RSUD dr. H. Soewondo Kendal

Disusun oleh:

Dhanang Susilo 30101306912

Pembimbing :
dr. M. Nurul Kawakib, Sp. KK

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

1
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

BAB II ..................................................................................................................... 5

LAPORAN KASUS ................................................................................................ 5

BAB III ................................................................................................................. 10

PEMBAHASAN ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14


3

BAB I

PENDAHULUAN

Veruka vulgaris adalah infeksi HPV pada epidermis dengan gambaran klinis

berupa papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit, permukaan kasar dan

berbatas tegas, dapat tunggal maupun berkelompok. Predileksi terutama di daerah

tangan, siku, lutut, kaki dan jari-jari. Veruka vulgaris disebabkan oleh infeksi HPV

pada epidermis. Sub tipe HPV yang telah diketahui menyebabkan veruka vulgaris

adalah sub tipe HPV 1.

Sebagian besar orang pernah terinfeksi dengan HPV dalam kehidupannya.

Veruka vulgaris merupakan gambaran infeksi HPV yang paling umum, terdapat

paling banyak pada usia 5-20 tahun dan hanya 15% yang terdapat pada usia di atas

35 tahun. Veruka vulgaris dapat mengenai seluruh ras. Di Amerika Serikat,

frekuensi veruka vulgaris pada ras kulit putih mendekati 2 kali lipat dibandingkan

ras kulit hitam maupun Asia, dan tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.

Human papiloma virus ditularkan secara kontak langsung antara orang

dengan orang (kulit dengan kulit) atau secara tidak langsung dari benda-benda yang

dapat menjadi sumber penularan. Virus dapat bertahan pada lingkungan hangat dan

lembab, misalnya lantai kamar ganti kolam renang, lantai pinggir kolam renang,

lantai tempat mandi pancuran dan sebagainya. Autoinokulasi juga merupakan cara

penularan yang penting dimana Massing dan Epstain menemukan peningkatan


4

insiden dan resiko infeksi berulang pada orang yang telah mendapat veruka vulgaris

sebelumnya.

Diagnosis veruka vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis

dan anamnesis. Lesi veruka vulgaris yang khas jarang membutuhkan pemeriksaan

histopatologi. Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada kasus-kasus yang

memerlukan konfirmasi.1 Selain histopatologi, jika diagnosis veruka vulgaris

meragukan, dapat dilakukan pemotongan sedikit permukaan lesi veruka vulgaris

dengan mata pisau bedah nomor 15 dan dilihat karakteristik berupa bintik hitam

yang merupakan gambaran dari trombosis kapiler.


5

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A.

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 39 th

Alamat : Cepiring

Agama : Islam

Status : Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 8 Juni 2018

1. ANAMNESIS

Autoanamnesis oleh pasien dilakukan pada tanggal 8 Juni 2018, pukul 11.00

WIB di poli Kulit Kelamin RSUD H. Soewondo Kendal dan didukung dengan

catatan medis

KELUHAN UTAMA

Timbul bintil bintil di telapak tangan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


6

Pasien datang ke Poli Kulit RSUD Soewondo Kendal dengan riwayat 2 minggu

yang lalu terdapat bitnik-bintik berwarna seperti kulit sekitar di telapak tangan

kanan dan kiri. Pasien tidak mengeluh rasa nyeri pada lesi

Riwayat Pengobatan

Pasien tidak pernah berobat ke manapun terkait dengan keluhannya saat ini

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa atau dirawat di rumah sakit untuk

penyakit lain

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anggota dari BPJS

2. Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak Sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Status Gizi : Baik

TB : 161 cm
7

BB : 53 kg

Tekanan Darah : 120/80

HR/Nadi : 90 x/menit, teratur, kuat

Respiratory rate : 20x/menit, reguler

Suhu : 36,1 derajat celcius

STATUS INTERNUS

Kepala : Mesocephal

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema

palpebra (-/-), lagoftalmus (-/+)

Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-)

Telinga : Bentuk nrmal, discharge (-/-), nyeri tekan (-), tinnitus (-)

Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), stomatitis (-), perot (+)

Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)

Leher : Simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-), skin tag (-

), hiperpigmentasi berlapis-lapis (-)

 Paru

Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

 Jantung

Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan


8

Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

 Abdomen

Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Akral Dingin -/- -/-

STATUS DERMATOLOGIS

 Lokasi : Jari-jari dan telapak tangan kanan dan kiri

 Efloresensi : Papul berwarna seperti kulit sekitar, permukaan verukosa

 Distribusi : Diskrit, multipel

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

4. DIAGNOSIS BANDING

 Verruca Vulgaris

 Kalus
9

 Komedo

 Liken Planus

 Kondiloma akuminatum

5. DIAGNOSIS KERJA

 Verruca Vulgaris

6. PENATALAKSANAAN

 Dexketoprofen

 Cefixime 2 x 1

7. PROGNOSIS

 Quo ad sanam : dubia ad bonam

 Quo ad vitam : bonam

 Quo ad kosmetikum : dubia at bonam

 Quo ad functionam : bonam

8. SARAN

Pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan kulit, dan diberitahukan bahwa

penyakit sering residif walau sudah diberi pengobatan yang adekuat


10

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada

Tn. A., Tn. A mengalami suatu kondisi bernama “verruca vulgaris”. Verruca

vulgaris atau sering disebut Kutil adalah papul jinak yang dapat timbul di bagian

mana saja di kulit. Veruka lebih sering ditemukan pada anak-anak atau dewasa

muda, namun veruka juga dapat terjadi pada orang tua. Veruka vulgaris dapat

muncul dimana saja pada permukaan kulit, khususnya pada jari, tangan dan lengan.

Veruka merupakan hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh virus dari

kelompok human papillomavirus (HPV), yang tergolong dalam virus papilloma

(grup papova), virus DNA dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear. Tipe

HPV yang paling sering menimbulkan veruka vulgaris adalah HPV tipe 2 dan 4,

selain itu juga dapat disebabkan oleh HPV tipe 1, 3, 27 dan 57. Sebagian strain virus

cenderung menginfeksi daerah alat kelamin atau anus, menimbulkan kutil genital,

sedangkan yang lain mengkolonisasi jari dan tangan, menimbulkan kutil biasa.

Kutil ditularkan melalui kontak kulit ke kulit sedangkan kutil genital dianggap

sebagai penyakit menular seksual.

Veruka itu sendiri mempunyai berbagai bentuk klinis yaitu:

 Veruka vulgaris
11

 Veruka viliformis Merupakan varian dari veruka vulgaris yang terdapat

pada daerah wajah dan kulit kepala. Lesi nampak sebagai penonjolan yang

tegak lurus pada permukaan kulit dengan permukaannya yang verukosa.

 Veruka plana juvenilis. Lesi yang tampak memiliki permukaan yang licin

dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan.

Penyebarannya terdapat pada daerah wajah dan leher, dorsum manus dan

pedis, pergelangan tangan serta lutut. juga terdapat fenomena kÖbner dan

termasuk penyakit yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil

dapat sangat banyak. terutama pada anak dan usia muda, walaupun juga

terdapat pada orang tua.

 Veruka plantaris. Lesi terdapat pada telapak kaki, terutama pada daerah

yang banyak mengalami penekanan. bentuknya berupa cincin yang keras,

dengan bagian tengah yang agak lunak dan berwarna kekuning-kuningan.

permukaannya licin karena gesekan dan menimbulkan nyeri pada waktu

berjalan, yang disebabkan oleh penekanan massa yang terdapat pada daerah

tengah cincin. Bila beberapa veruka bersatu dapat timbul gambaran seperti

mozaik.

 Veruka akuminatum. Lebih dikenal dengan nama kondyloma akuminata.

Predileksi umumnya pada daerah genital. tidak nyeri dan bentuk lesi yang

nampak dapat datar maupun seperti jengger ayam tergantung pada tipe HPV

yang menginfeksi.

Veruka vulgaris nampak berupa tonjolan berupa papul seperti kembang kol

yang terutama sering terdapat pada ekstrimitas bagian ekstensor, terutama pada
12

tangan, walaupun penyebarannya dapat ke bagian lain tubuh termasuk mukosa

mulut dan hidung. Lesi yang nampak bentuknya bulat berwana abu-abu, besarnya

lentikular atau jika berkonfluensi berbentuk plakat, dengan permukaan yang kasar

(verukosa). bila dilakukan goresan, dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan

(fenomena kÖbner). Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan melalui hasil

anamnesis dan gambaran klinis.

Apabila gambaran klinis tidak jelas, maka dapat dilakukan pemeriksaan

histopatologi. Tanda khas yang ditemukan adalah papul berbatas tegas, padat,

permukaan kasar, tidak teratur, tidak gatal dan tidak sakit.

Virus HPV penyebab veruka vulgaris ini tidak memberikan gejala akut,

namun pertumbuhan lesinya bersifat perlahan dan menyebabkan perluasan fokal

daripada sel epitel. Lesi dapat diam dalam periode subklinis dalam waktu yang lama

atau tumbuh menjadi sebuah massa yang secara awam dikenal sebagai kutil.

Tatalaksana

Penanganan veruka vulgaris dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan salep

topikal, bedah beku dan elektrodesikasi.

 Salep salisil 50% dengan plester, dapat diberikan salep salisil dengan

plester yang dilubangi bagian tengahnya untuk melindungi kulit sekitarnya.

setelah diberikan salep lalu ditutup dengan plester lain di atasnya. lakukan

pergantian dalam satu kali sehari. setelah 1-2 minggu biasanya lesi akan

menjadi putih dan lembek sehingga mudah dilepas.


13

 Krioterapi dengan nitrogen cair krioterapi (bedah beku) dengan nitrogen

cair digunakan pada kutil yang tidak berhasil diobati dengan obat olesan.

Bisa dengan menggunakan peralatan sederhana dengan benang katun yang

dililitkan sekitar ujung lidi sebesar tangkai jeruk. Alat ini dimasukkan ke

dalam nitrogen cair kemudian ditutulkan pada kutil sampai kutil dan kulit

sekitar yang mengelilinginya membeku.

 Elektrodesikasi dan kuretase Setelah diberikan anastesi lokal dengan

lidokain, letakkan jarum listrik pada puncak lesi dan tahan hingga jaringan

mulai agak menggelembung. Selanjutnya lesi dapat diangkat dengan kuret.

Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu

3 bulan dan 65% -78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi

memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak

pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis

virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil. Common wart memiliki

insiden untuk menjadi suatu keganasan, banyak studi yang menunjukkan DNA

HPV terdapat pada actinic keratoses, basal cells carcinomas dan psoriasis dalam

kadar rendah. Namun etiologi dan patogenesis dari lesi jinak, pre-malignant,

maupun malignant tersebut masih kontroversial, karena dalam suatu penelitian

yang menggunakan PCR dapat mendeteksi DNA HPV pada kulit normal dan pada

folikel rambut normal


14

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, RP. Penyakit virus dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. ed.

Djuanda A; Edisi Keempat, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta, 2005, p 110-18

2. Pohan SS, Sukaanto, Narakbah J, et al. Veruka vulgaris dalam Atlas Penyakit

Kulit dan Kelamin; Eedisi ketiga, Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelami

FK UNAIR, Surabaya, 2007, p20-21

3. Brown RG, Burns T. Veruka Vulgaris. Lecture Notes Dertmatologi. Edis

kedelapan, Jakarta : Erlangga, 2005, p19-31

4. Wolff K, Goldsmith LA, Kats SI, et al. Warts. Fitspatrick’s dermatology in

general medicine, 7th edition New York : Mc Graw-Hill Book Co, 2008 : 1913-

23

5. Anonim. Warts (Veruka Vulgaris) Patient Education Handout. Southern Illinois

University Carbondale, 2009. (web : www.shc.siuc .edu)

6. Duarsa NW, Pindha S, Bratiartha, et al. Veruka Vulgaris dalam Pedoma

Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP Denpasar, Bali, 2000,

p35

Anda mungkin juga menyukai