KATARAK
Diajukan Kepada :
dr. Sri Yuni Hartati, Sp.M
Disusun Oleh :
Ellyna Aisha Sari
20100310096
A. PENGALAMAN
Pasien seorang laki-laki datang dengan keluhan mata kiri kabur sudah sejak +/- 1
tahun yang lalu. Pasien rutin memeriksakan diri ke dokter sejak 7 bulan yang lalu dan
mendapatkan tetes mata untuk mata kiri. Pasien merasa walaupun telah berobat
namun keluhan mata kabur dalam 5 bulan ini belum berkurang dan pandangan
semakin kabur. Tidak ada keluhan serupa pada mata kiri pasien. Pasien biasanya
menggunakan kacamata baca untuk membaca dalam jarak dekat. Keluhan mata nyeri,
gatal, mengganjal, pusing, pandangan dobel, serta rasa tidak nyaman lainnya
disangkal. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, serta konsumsi obat-obatan steroid disangkal. Pasien didiagnosis katarak
oleh dokter spesialis mata di RSUD Tidar Magelang, kemudian selanjutnya
direncanakan tindakan operasi untuk mata kiri pasien.
B. MASALAH YANG DIKAJI
1. Apakah yang dimaksud dengan katarak, dan bagaimana patofisiologinya?
2. Apa saja klasifikasi dari katarak? Apakah kriteria diagnosis katarak?
3. Mengapa dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan tidakan operasi pada
mata pasien? Terapi apa saja yang bisa dilakukan?
C. ANALISIS
1. Katarak dan Patofisiologinya
a. Definisi Katarak
Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract dan
Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut
bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun. Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan lensa), denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progressif ataupun
dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Penuaan
merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi banyak juga faktor
lain yang mungkin terlibat, antara lain; trauma, toksin, penyakit sistemik,
merokok dan herediter. Katarak akibat penuaan merupakan penyebab
umum gangguan penglihatan.
b. Anatomi Lensa
Lensa kristalina adalah sebuah struktur menakjubkan yang pada
kondisi normalnya berfungsi memfokuskan gambar pada retina. Posisinya
2
tepat di sebelah posterior iris dan disangga oleh serat-serat zonula yang
berasal dari corpus ciliare. Serat-serat ini menyisip pada bagian ekuator
kapsul lensa. Kapsul lensa adalah suatu membran basalis yang
mengelilingi substansi lensa. Sel-sel epitel dekat ekuator lensa membelah
sepanjang hidup dan terus berdeferensiasi membentuk serat-serat lensa
baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua dipampatkan ke nukleus
sentral; serat-serat muda, yang kurang padat, di sekeliling nukleus
menyusun korteks lensa. Karena lensa bersifat avaskular, dan tidak
mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapat dari aqueous humor.
Metabolisme lensa terutama bersifat anaerob akibat rendahnya kadar
oksigen terlarut dalam aqueous.
Mata dapat mengubah fokusnya dari objek jarak jauh ke jarak dekat
karena kemampuan lensa untuk mengubah bentuknya, suatu fenomena
yang dikenal sebagai akomodasi. Elastisitasnya yang alami memungkinkan
lensa untuk menjadi lebih atau kurang bulat (sferis), tergantung besarnya
tegangan serat-serat zonula pada kapsul lensa. Tegangan zonula
dikendalikan oleh aktivitas muskulus ciliaris yang bila berkontraksi akan
mengendurkan tegangan zonula. Dengan demikian, lensa menjadi lebih
bulat dan dihasilkan daya dioptri yang lebih kuat untuk memfokuskan
objek-objek yang lebih dekat. Relaksasi muskulus ciliaris akan
menghasilkan kebalikan rentetan peristiwa-peristiwa tersebut, membuat
lensa mendatar dan memungkinkan objek-objek jauh terfokus. Dengan
bertambahnya usia, daya akomodasi lensa akan berkurang secara perlahanlahan seiring dengan penurunan elastisitasnya.
Lapisan lensa :
-
Nukleus
Korteks
muda
o Korteks anterior
o Korteks posterior
Kapsul
:
membran
dasar,
elastis
dan
transparan,
c. Patofisiologi Katarak
Patogenesis
katarak
belum
sepenuhnya
dimengerti.
Walaupun
yang
menghamburkan
berkas
cahaya
dan
mengurangi
dapat
melihat
biasanya
maksimum.
Katarak
kongenital
ambliopia
dan
sebaiknya
tidak
dioperasi
degeneratif.
Berdasarkan morfologi katarak dibagi menjadi:
o Katarak nuklear
Proses kondensasi normal dalam
nukleus
lensa
Gejala
dini
merupakan
membaiknya
oleh
trauma,
penggunaan
kortikosteroid,
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan
lensa
Normal
Bertambah
(air masuk)
Normal
Berkurang (air
keluar)
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Glaukoma
Pseudops
Uveitis +
Glaukoma
Bilik mata
depan
Sudut bilik
mata
Shadow test
Penyulit
b. Gejala Klinis
i. Gejala subjektif
Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan menurun
secara progresif. Penurunan tajam penglihatan tergantung tipe
katarak. Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, myopic shift,
second sight, penglihatan ganda (diplopia) monokular.
ii. Gejala objektif
Kekeruhan lensa tampak dalam bermacam bentuk dan tingkat
serta berbagai lokalisasi di lensa.
Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat
kemunduran
secara
progressif
dan
gangguan
dari
penglihatan.
penglihatan
dekat
mata
mereka
dan
kurang
dicatat.
Kemudian
onset
penurunan
ketajaman
vitamin
B-2 (riboflavin)
20 mg,
vitamin
B-6
(pyridoxine
ditutup.
Phacoemulsification
Phacoemulsification (phaco) adalah dengan membongkar dan
memindahkan kristal lensa. Diperlukan irisan yang sangat kecil
pada
kornea.
Getaran
ultrasonik
akan
digunakan
untuk
12
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D.G, Asbury T, Riordan P, 2007, Ofalmologi Umum, Edisi ke -17, Widya
Medika, Jakarta.
2. Ilyas S., 2008. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke 3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
3. Victor, Vicente., et. al. 2014. Senile Cataract.8 September
2015.
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview
14
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Bp. M. S.
Umur
: 80 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan
: SD
Pekerjaaan
: Petani
Agama
: Islam
Alamat
: Lebak, Grabag, Magelang
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Riwayat gangguan refraksi
Tahun
2012
:
Gangguan Refraksi
Hipermetropi, + 1,5 D
KESAN
- Kesadaran
: compos mentis
- Keadaan Umum : baik
- OD
: tampak tenang
15
III.
OS
: tampak tenang
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Pemeriksaan
Visus Jauh
Refraksi
Koreksi
Visus Dekat
Proyeksi Sinar
Proyeksi Warna
IV.
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Pemeriksaan
1. Sekitar mata
(supersilia)
2. Kelopak mata
- Pasangan
- Gerakan
-
Lebar rima
Kulit
Tepi kelopak
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula
lakrimalis
- Sekitar sacus
lakrimalis
- Uji flurosensi
- Uji regurgitasi
- Tes Anel
4. Bola Mata
- Pasangan
- Gerakan
Ukuran
5. TIO
OD
Kedudukan alis
baik, scar (-)
OS
Kedudukan alis
baik, scar (-)
Penilaian
Simetris, scar (-)
N
N
N
N
10 mm
N
10 mm
N
Simetris
Ptosis (-), spasme
(-)
Normal 9-13mm
Hiperemi (-), tumor
(-)
Trikiasis (-),
entropion (-),
ekstropion (-),
Dakriodenitis (-)
Dakriosistitis (-)
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Tak dilakukan
N
N
N
N
Simetris
Tak ada gangguan
gerak (syaraf dan
otot penggerak bola
mata normal)
Makroftalmus (-)
Mikroftalmus (-)
Palpasi konsistensi
kenyal, simetris
16
6. Konjungtiva
- Palpebra
superior
- Forniks
- Palpebra inferior
- Bulbi
7. Sklera
8. Kornea
- Ukuran
- Kecembungan
-
Limbus
Tenang
N
Tenang
N
Tenang
Ikterik (-),
perdarahan (-)
Tenang
Ikterik (-),
perdarahan (-)
12 mm
N
12 mm
N
Arkus senillis
(+)
Licin
-
Arkus senillis
(+)
Licin
-
- Permukaan
- Uji Flurosensi
- Placido
9. Camera oculi anterior
- Ukuran
N
- Isi
Jernih, fler (-),
hifema (-),
hipopion (-)
10.Iris
- Warna
Coklat
- Pasangan
Simetris
- Bentuk
Bulat
11. Pupil
- Ukuran
4 mm
- Bentuk
- Tempat
- Tepi
- Reflek direct
- Reflek indirect
12. Lensa
- Ada/tidak
- Kejernihan
Letak
Warna
Hiperemis (-),
hordeolum (-)
Tenang
Hiperemis (-),
hordeolum (-)
Tenang
Ikterik (-),
perdarahan (-)
Lebih cembung
dari sklera
Arkus senillis (+)
Licin
Tak dilakukan
Tak dilakukan
N
Jernih, fler (-),
hifema (-),
hipopion (-)
dbn
dbn
Coklat
Simetris
Bulat
Coklat
Simetris
Bulat, reguler
4 mm
Pada ruangan
dengan cahaya
cukup, N= 3-5
mm
Isokhor
Sentral
dbn
dbn
dbn
Bulat
Sentral
Reguler
+
+
Bulat
Sentral
Reguler
+
+
Ada
Jernih
Ada
Keruh
dbn
Kekeruhan lensa
pada OS
Sentral,
belakang iris
-
Sentral,
belakang iris
Putih
dbn
17
V.
kekeruhan
13. Corpus vitreum
Jernih
Corpus vitreum OS
tak dapat dinilai
Reflek fundus OS
tak dapat dinilai
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
-
VI.
VII.
OD
Mata tenang
Visus 20/30
Lensa tampak jernih
Reflek fundus (+)
Proyeksi sinar baik
Persepsi warna baik
OS
Mata tenang
Visus 1/~
Lensa tampak keruh sentral
Reflek fundus tak dapat dinilai
Proyeksi sinar baik
Persepsi warna cukup
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Kelainan refraksi
Retinopati
Uveitis post
DIAGNOSIS PASTI
OS : Katarak Matur
VIII. TERAPI
Pembedahan :
- Pro OS EKEK + IOL dengan lokal anastesi
- Pemeriksaan lab darah dan foto rontgen thorak
- Konsul penyakit dalam
IX.
-
PROGNOSIS
ad Visum
: dubia ad malam jika tidak dioperasi
ad Sanam
: dubia ad bonam
ad Vitam
: dubia ad bonam
ad Comesticam : dubia ad bonam
18