ANAMNESIS
Keluhan utama digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan
cepat timbulnya. Lokasi, berat dan keadaan lingkungan saat timbul
juga penting serta gejala tambahan. Pemahaman dasar tentang
Fig. 1.4a One eye is covere with the palm of the hand
without pressure, so that the far and near sight in the felloweye
can be tested separately.
Segmen depan
Pemeriksaan dilakukan pada ruang gelap dengan menggunakan
oftalmoskop atau dengan bantuan sumber cahaya dan lensa spheris +
dengan kekuatan 10 dioptri difokuskan pada tempat yang akan
diperiksa
Kornea
Kornea normal jernih, permukaan licin dan rata. Diameter kornea
normal adalah 12 mm. Bila lebih besar disebut makro kornea, bila
lebih kecil disebut mikro kornea. Apabila tidak jernih dapat
disebabkan oleh karena : xerosis kornea, edema kornea, infiltrat,
ulkus, keratomalasia, pannus, sikatriks dalam beberapa tingkatan
nebula, leukoma, leukoma aheren, stafilo kornea.
Permukaan kornea dilakukan dengan uji placedo. Untuk defek
epitel dilakukan uji fluoresein. Dan uji sensibilitas kornea
menggunakan kapas.Amati apakah kelengkungan kornea normal,
keratokonus atau keratoglobus
Lensa
Dengan penyinaran miring 45 deraat dari poros mata dapat
dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada
lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan
besar berarti kataraknya imatur sedang bayangan kecil dan
deakt dengan pupil terjadi pada katarak matur.
Nilai :
- bila bayangan iris pada lensa terliaht besar dan letaknya
jauh terhadap pupil berarti lensa belum keruh seluruhya
(belum sampai ke depan). Ini terjadi pada katarak imatur.
Keadaan ini disebut iris shadow (+)
- bila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terhadap pupil
berarti lensa sudah keruh seluruhnya (sampai pada kapsul
anterior) terdapat pada katarak matur. Iris shadow (-)
- bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya,
mengecil serta terletak jauh di belakang pupil, sehingga iris
pada lensa besar dan keadaan ini disebut pseudopositif.
Segmen Belakang
Badan Kaca
Badan kaca yang melekat pada permukaan belakang lensa masih
mungkin terliaht dengan penyinaran yang terfokus dan pupil
yagn dilebarkan. Dengan teknik retroiluminasi yaitu menyinari
secara tidak langsung dari pantulan cahaya oleh iris atau fundus
okuli akan dapat diliaht adanya kekeruhan pada badan kaca,
lensa bagian belakang serta kornea.
Saraf Optik
Pemeriksaan
menggunakan
oftalmoskop.
Penilaian
papil
dilakukan atas batas, warna dan pembuluh darah papil seta
cekungan papil yang normal 0,2-0,3 dari diameter papil. Warna
normal papil adalah kemerahan,warna pucat menunjukkan atrofi.
ghost vessel. Perlu diperhatikan pula adanya penampakanpenampakan lain di retina misal bone spicules.
4
Tes Fluoresin
Untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea. At
warna fluoresein akan berubah berwarna hijau pada media
alkali.. Zat warna fluoresein bila menempel pada epitel kornea
yang defek akan memberiakn warna hiaju karena jaringan
epitel rusak bersifat lebih basa.
Alat : zat warna fluoresein 0,2-2% tetes mata atau kertas
fluoresein
Obat tetes mata anestetikum pantokain
Teknik :
- mata ditetes pantokain 1 tetes
- zat warna fluoresein ditetedkan pada amta atau kertas
fluoresein ditaruh pada forniks inferior selama 20
detik.
- Zat warna diirigasi dengan garam fisiologik sampai
seluruh air mata tidak berwarna hijau lagi
- Dilihat bagian pada kornea yang berwarna hijau
Nilai : bila terdapat warna hijau pada kornea berarti terdapat
defek pada epitel kornea. Defek ini dapat dalam bentuk erosi
kornea atau infiltrat yang mengakibatkan kerusakan epitel.
Penilaian :
- Bila dengan S -1.50 tajam penglihatan 6/6, kemudian
dengan S-1.75 penglihatan 6/6-2 sedang dengan S2.00 penglihatan 6/7.5, maka pada keadaan ini derajat
miopi mata yang diperiksa adalah S-1.50 dan kaca
amta dengan ukuran ini diberikan pada pasien
- Pada penderita miopi selamanya diberikan lensa sferis
minus terkecil yang memberiakn tajam penglihatan
terbaik
b
Hipermetropi
Teknik Pemeriksaan :
- Pasien duduk menghadap kartu snellen pada jarak 6
meter
- Pada mata dipasang bingkai percobaan
- Satu mata ditutup
- Pasien diminta membaca akrtu snellen mulai huruf
terbesar dan diteruskan pada baris bawahnya samapi
pada huruf terkecil yang masih dapat dibaca
- Lensa positif terkecil ditambah pada amta yang
diperiksa dan bila tampak lebih jelas oleh penderita
lensa positif tersebut ditambah kekuatannya perlahanlahan dan diminta membaca huruf-huruf pada baris
lebih bawah
- Ditambah kekuatan lensa sampai terbaca huruf-huruf
padabaris 6/6
- Ditambah lensa positif + 0.25 lagi dan ditanyakan
apakah masih dapat meliaht huruf-huruf di atas.
- Mata yang lai dilakukan dengan cara yang sama
Penilaian :
- Bila dengan S+2.00 tajam pengliahtan 6/6, kemudian
dengan S+ 2.25 tajam pengliahtan 6/6 sedang dengan
S + 2.50 tajam penglihatan 6/6-2 maka pada keadaan
ini derajat hipermetropia yang diperiksa S+ 2.25 dan
kaca amta dengan ukuran ini diberikan pada penderita
- Pada pasien hipermetropia selamanya diberikan lensa
sferis positif terbesar yang memberikan tajam
penglihatan terbaik.
c Astigmat
Nilai :
- Ukuran lensa yang memberikan ketajaman penglihatan
sempurna merupakan ukuran lensa yang diperlukan
untuk adisi kaca mata baca.
- Hubungan lensa adisi dan umur biasanya :
- 40-45 tahun -1.0 dioptri
- 45-50 tahun -1.5 dioptri
- 50-55 tahun 2.0 dioptri
- 55-60 tahun -2.5 dioptri
- 60 tahun 3.0 dioptri.
Hasil pemeriksaan ini, bila dilakukan pemeriksaan ulang
dengan kedua mata, biasanya lebih rendah. Hasil ukuran
binokuler ini diberikan pada pasien untuk kaca matanya
4
Cover tes
Tes untuk melihat adanya heterotropia pada satu mata. Mata
yagn heterotropia akan terus menerus berusaha untuk fiksasi
dengan matanya yang amta dominan
Kartu snellen, penutup mata
Teknik :
- Bila pasien pakai kaca amta, maka kaca mata
dipasang
- Pasien duduk 6 meter dari kartu uji baca atau optotip
atau 30 cm kertas baca dengan addisi S+3.00
- Pasien meliaht pada satu titik tau pada baris 20/40
kartu snellen
- Pemeriksa menutup dalah satu mata
- Dilihat sifat gerakan yagn mungkin terjadi mata yang
tidak ditutup, untuk melakukan fiksasi
Nilai : mata yang terbuka mungkin :
- Bergerak ke luar berarti mata ini sebelumnya esotropia
- Bergerak ke dalam berarti amta ini sebelumnya
eksotropia
- Bila mata yagn berfiksasi yang terbuka maka tidak
akan terjadi pergerakan.
Daftarpustaka
Sidarta ilyas. Dasar teknik pemeriksaan dalam
ilmu panyakit mata edisi kedua. Balai penerbit
fakultas
kedokteran
Universitas
Indonesia.
Jakarta: 2006