Anda di halaman 1dari 32

SKENARIO 1

Nyeri Pingang Mendadak Waktu Bangun Tidur

Tn. S berusia 40 tahun diantar istrinya di IGD RS dengan keluhan nyeri


hebat di pinggang sebelah kanan mendadak setelah bangun tidur. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut. Pasien nampak meringis karena sangat
kesakitan dan juga merasakan mual bahkan sempat muntah satu kali di IGD. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok angulus costovertebral kanan. Pada
pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil dalam batas normal. Pemeriksaan urin
rutin didapatkan kristal calcium oxalate (+) dan eritrosit 30-35/LPB. Dari
anamnesis lebih lanjut didapatkan informasi bahwa pasien kurang dalam
mengkonsumsi air putih dan sering minum the dan sang istri mengakui jarang
mengingatkan suaminya.

STEP 1
Klarifikasi Istilah

1. Nyeri ketok costoverteberal dextra adalah nyeri yang disebabkan adanya


endapan / massa / kristal yang dirasakan pada daerah sudut costa-12 dan
vertebra.1
2. Kalsium oksalat adalah penumpukan / prises endapan batu ginjal timbul
akibat ketidakseimbangan metabolisme dalam ginjal sehingga dapat
membentuk batu saluran kemih.1

STEP 2
Identifikasi Masalah

1. Mengapa bisa terjadi nyeri pinggang seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut?


2. Apa yang menyebabkan munculnya gejala mual dan muntah?
3. Apa hubungan antara kurangnya konsumsi air putih dan sering minum teh
dengan kasus?

1
4. Bagaimana proses yang terjadi sehingga ditemukan kalsium oksalat dalam
urin?
5. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan pada kasus?

STEP 3
Analisis Masalah

1. Mengapa bisa terjadi nyeri pinggang seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut?


Nyeri pada daerah costovertebral dapat dipikirkan beberapa
penyebab, antara lain gangguan pada musculoskeletal seperti mialgia
maupun low back pain, gangguan saluran cerna seperti apendisitis,
kolesistitis, kolelitiasis, gangguan pada saraf seperti hernia nucleus
pulposus (HNP), dan gangguan sistem saluran kemih berupa batu atau
infeksi.2
Penyebab dari gangguan musculoskeletal dapat disingkirkan
karena tidak didapatkan keluhan nyeri yang dipengaruhi oleh aktivitas
yakni memberat saat bekerja dan membaik saat istirahat. Keluhan yang
berasal dari apendisitis bisa disingkirkan juga karena tidak didapatkan
nyeri yang berpindah ke perut kanan bawah, gangguan BAB, serta posisi
khas appendisitis yakni tungkai yang difleksikan. Kolelitiasis maupun
kolesistitis juga dapat disingkirkan karena tidak ditemukan keluhan nyeri
yang menjalar ke punggung maupun keluhan jaundice. Tidak adanya
keluhan nyeri yang menjalar ke tungkau juga dapat menyingkirkan
diagnosis HNP. Selain itu, penyebab keganasan juga dapat disingkirkan
karena manifestasi keganasan seperti penurunan berat badan dan
penurunan nafsu makan pada pasien ini tidak ada. Pasien ini tidak disertai
demam dengan tanda-tanda LUTS sehingga bisa dikatakan penyebab
infeksi pada pasien juga dapat disingkirkan. Sehingga menyisakan
gangguan dari saluran kemih yaitu ginjal dan ureter.2
Nyeri yang dirasakan pasien bersifat tajam dan mendadak dapat
mengarahkan diagnosis ke arah batu saluran kemih. Batu atau benda asing

2
lain di saluran kemih seringkali menimbulkan nyeri yang berat, bersifat
tajam di flank atau di punggung. Nyeri dapat menjadi semakin parah
apabila batu mengalami progresi turun ke bawah dan menyebabkan
obstruksi yang intermiten. Rasa nyeri yang dirasakan pasien tidak
dirasakan terus menerus dengan intensitas ringan-sedang mungkin
disebabkan batu tersebut hanya menyebabkan obstruksi parsial.3
Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau
letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling
dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini mungkin bisa
berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena
aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat
dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan
peristaltik ini menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga
terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidonefrosis atau infeksi pada ginjal.3

2. Apa yang menyebabkan munculnya gejala mual dan muntah ?


Mual dan muntah disebabkan karena nyeri pada daerah
costovertebral dipersyarafi dengan serabut saraf preganglion T11-L2.
Serabut preganglionik berjalan hampir ke semua organ yang dipersarafi,
dan sinap pada ganglia yang dekat atau berada pada organ tersebut,
meningkatkan impuls ke serabut postganglionik yang mempersarafi
jaringan yang sesuai. Sel ganglion dapat terorgansisir menjadi satu (misal
pleksus mienterikus pada usus halus) atau dapat juga difus (misal vesica
urinaria, pembuluh darah). Serabut preganglionik terbanyak pada nervus
vagus, yang juga mempersarafi ginjal. Sehingga ketika terdapat
rangsangan pada nervus tersebut akan menjadi rangsangan mual dan
muntah secara afferent. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh gangguan
berkemih yang menyebabkan penuhnya vesica urinaria yang dapat

3
menekan intestinal ke arah atas sehingga muncul rangsangan mual dan
muntah.6

3. Apa hubungan antara kurangnya konsumsi air putih dan sering minum teh
dengan kasus ?
Perlu diketahui terlebih dahulu kandungan yang terdapat di dalam
teh, terutama teh hitam yang terdapat kandungan oksalat yang cukup
tinggi. Dari riwayat pasien, dia sering sekali minum teh dan hanya sedikit
minum air putih. Pada kondisi ini lama kelamaan kandungan oksalat di
dalam teh yang masuk kedalam tubuh semakin banyak dan ekskresi
oksalat pun juga semakin banyak. Banyaknya oksalat di dalam tubuh yang
tidak di imbangi dengan air putih sebagai pelarut maka akan terjadi
penumpukan oksalat di dalam tubuh tepatnya di saluran kemih. Endapan
Kristal oksalat ini lama kelamaan akan menyumbat saluran kemih itu
sendiri dan akan menimbulkan sensasi nyeri karena batu oksalat tadi. Jika
pasien jarang minum air atau kurang konsumsi air putih yang membuat
tubuh sering terkena dehidrasi, maka pasien pun akan menambah resiko
terkena masalah fungsi ginjal atau bahkan penyakit batu ginjal.4

4. Bagaimana proses yang terjadi sehingga ditemukan kalsium oksalat dalam


urin?
Asam oksalat dalam tubuh manusia membentuk senyawa yang tidak
bisa larut dan tidak dapat diserap tubuh sehingga menumpuk dan
membentuk butiran kristal dan mengakibatkan batu saluran kemih. Jenis
makanan yang mengandung asam oksalat yang dijumpai pada kehidupan
sehari-hari, seperti :
a. Sayuran : sayuran berdaun hijau
b. Kacang-kacangan : kacang hijau, kacang buncis, kacang tanah,
kacang mete, kedelai dan almon
c. Buah-buahan : kiwi, anggur dan strawberry
d. Dan minuman teh.

4
Batu saluran kemih mempunyai banyak jenis nama dan kandungan
zat penyusunnya yang berbeda-beda, di antaranya adalah :
a. Batu kalsium
Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah batu kalsium.
Batuini biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat, timbul
jikakandungan zat itu terlalu banyak di dalam urin, selain itu
jumlah berlebihan vitamin D, menyebabkan tubuh terlalu banyak
menyerap kalsium.3
b. Batu asam uric
Batu ini terbentuk dari asam uric, produk sampingan dari
metabolisme protein.3
c. Batu struvite
Mayoritas ditemukan pada wanita, batu struvite biasanya
diakibatkan infeksi saluran kencing kronis, disebabkan bakteri.
Batu ini jika membesar, akan menyebabkan kerusakan serius pada
ginjal.3
d. Batu cystine
Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal. Ditemukan
pada orang dengan kelainan genetik, sehingga ginjal kelebihan
jumlah asam.3

5. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan pada kasus?


Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri ketok costovertebral (CVAT)
karna adanya jaringan ginjal yang rusak atau karena penumpukan batu di
ginjal sehingga ginjal menjadi lebih besar dan merapat ke dinding
punggung. Adanya kandungan CaOxalate 1-5 (+) / LPK dinyatakan
normal, tetapi jika lebih dari 5 (++/+++) sudah dinyatakan abonormal.
Namun pada kasus ditemukan kalsium oksalat (+) yang disertai dengan
keluhan pasien yang mengarah pada batu saluran kemih (BSK) sehingga
dapat memperkuat dugaan. Ditemukannya eritrosit (+) sebanyak 30-
35/LPB dapat dinyatakan pasien dalam keadaan hematuria (peningkatan

5
jumlah eritrosit dalam urin). Hal ini bisa disebabkan karena adanya lesi
akibat gesekan batu yang terjebak dalam saluran kemih.1

STEP 4
Skema Inventarisasi Masalah

Kurang minum air putih


dan sering minum teh

Kristalisasi

Kalukulus

Pemeriksaan

Urolithiasis (BSK)

Renal Ureter Vesica Urethra


Urinari

Gejala-gejala

Penatalaksaan

Edukasi Komplikasi

6
STEP 5
Sasaran Belajar

1. Anatomi dan fisiologi saluran kemih


2. Definisi urolithiasis
3. Etiologi dan faktor risiko
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis berdasarkan letak anatomi
6. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
7. Diagnosis banding
8. Pemeriksaan penunjang
9. Penatalaksanaan
10. Komplikasi
11. Edukasi
12. Aspek agama Islam dan Kemuhammadiyahan

STEP 6
Belajar Mandiri

Mengumpulkan materi dari berbagai sumber (tugas individu)

STEP 7
Hasil Diskusi Akhir

1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Kemih Atas


Ginjal
Sepasang ginjal berwarna kemerahan, berbentuk seperti kacang
merah, terletak di atas pinggang diantara peritoneum dan dinding posterior
abdomen (retroperitoneal). Ginjal berada diantara T12 dan L3, dimana
terlindungi oleh costa 11 dan 12. Ginjal kanan sedit lebih dibawah
posisinya daripada ginjal kiri, karena terdesak oleh hepar.7

7
Ginjal orang dewasa panjangnya 10-12 cm, lebar 5-7 cm, dan
ketebalannya 3 cm. Pada batas cekungan medial, tiap ginjal berhadapan
dengan columna vertebralis. Di dekat cekungan pertengahan tersebut (pada
1/3 tengah tepi medial ginjal), terdapat
lekukan yang disebut hilum renalis,
dimana arteri renalis dan nervi renalis
masuk ke ginjal, serta vena renalis dan
pelvis renalis keluar dari ginjal. Pada
ginjal, terdapat dua kutub, yaitu kutub
superior dengan kutub inferior.7
Gb. 1 Renal Dextra7
Pada penampang coronal ginjal, dapat terlihat bangunan-bangunan
pada ginjal, yaitu:
a. Cortex renalis : bagian superficial ginjal yang lebih gelap dan
berkontak dengan kapsula fibrosa.
b. Medula renalis : bagian di bawah cortex yang lebih terang dan terdiri
atas 9-14 struktur triangular atau conical yang jelas yang disebut
Piramid renalis.
c. Hilus Renalis : cekungan pada 1/3 tengah batas medial ginjal.
d. Papilla renalis : apex dari medulla yang berproyeksi ke calyx minor.
e. Processus renalis/medulla arrays : Bagian medula yang menjorok ke
korteks.
f. Columna renalis Bertini : Bagian korteks yang masuk ke medulla.
g. Sinus renalis : bagian hilus renalis yang tidak berisi struktur (hanya
berisi lemak).
h. Lobus renalis : terdiri atas pyramid renalis, korteks renalis di
sekitarnya, dan setengah dari tiap kolumna renalis di samping pyramid
renalis tersebut.
i. Calix minor (7-14): duktus yang merupakan muara papilla renalis
keluarkan urin.

8
j. Calix major (2-1): 3-5 calix minor yang menyatu membentuk struktur
ini.
k. Pelvis renalis : 2-3 calix major membentuk struktur ini.

Vascularisasi ginjal berasal dari arteri renalis cabang dari aorta


abdominal. Arteri renalis bercabang menjadi arteri segmental kemudian
bercabang menjadi arteri interlobar yang berjalan di bagian luar
medulla. Arteri interlobar yang berjalan ke perbatasan korteks dan medulla
disebut arteri arkuata yang bercabang-cabang membentuk arteri
interlobular yang berada di antara lobus renalis. Arteri interlobular akan
bercabang menjadi arteriola afferent yang akan masuk ke corpuscle renalis
menjadi kapiler glomerular lalu keluar dari corpuscle renalis sebagai
arteriola efferent. Kemudian arteriola efferent terbagi-bagi untuk
membentuk kapiler peritubular. Kalpiler ini berlanjut menjadi vena
interlobular, lalu darah keluar ke vena arkuata, kemudian ke vena
interlobar dan darah dari ginjal keluar melalui vena renalis ke vena cava
inferior.7

Ureter
Merupakan sepasang saluran muscular yang keluar dari ginjal ke
vesica urinaria. Panjangnya 25-30 cm. Ureter dimulai pada bagian renal
pervis yang berbentuk corong.Ureter berjalan inferior dan medial, di atas
permukaan anterior otot psoas major. Ureter terletak retroperitoneal.Pada
laki-laki, basis vesica urinaria berada di
antara rectum dan simfisis pubis,
sedangkan pada perempuan, basis vesica
urinaria menduduki inferior uterus dan
anterior vagina. Pada basis vesica urinaria,
ureter membelok medial dan berjalan oblik
dan berakhir pada dinding dari aspek
posterior vesica urinaria.7 Gb.2 Ureter dan Vascularisasi7

9
Selama melintas dari pelvis renalis sampai vesica urinaria, ureter
memiliki tiga tempat penyempitan, yaitu (1) di tempat peralihan pelvis
renalis dengan ureter, (2) pada flexura marginalis ureter, (3) pada muara
ureter ke dalam vesica urinaria. Pada muara ureter ke dalam vesica
urinaria, ureter menembus aspek vesica urinasia dan melintas serong/oblik
sehingga mencegah aliran balik urin ke ureter, karena ureter intramural
tertutup sewaktu tekanan vesica urinaria meningkat.7
Ureter diperdarahi oleh cabang A. renalis, cabang aorta
abdominalis, cabang A. testicularis/ A. ovarica, cabang arteri illiaca
communis, cabang arteri vesicalis inferior.7

Innervasi

Ginjal dan ureter dipersarafi oleh nn renalis. Persarafan simpatis ini


berasal dari segmen T10-L1 atau 2 yang melewati Nn splanchnicus minor,
Nn splanchnicus imus, dan Nn splanchnicus lumbalis menuju pleksus
coeliacus dan selanjutnya plexus renalis. Persarafan simpatis
ini akan mengatur kecepatan pembentukan urin dengan mengubah aliran
darah dan tekanan darah pada nephron, menstimulasi pengeluaran rennin,
yang akan membatasi kehilangan air dan garam pada urin dengan
menstimulasi reabsorbsi pada nephron. Sedangkan persarafan
parasimpatisnya berasal dari N. Vagus [X].7

Fisiologi

Penyaringan keluar ampas ampas. Mengatur keseimbangan air,


bahan bahan terlarut, dan pH cairan tubuh. Dalam ginjal terdapat aktivitas
pembentukan urin yang dilaksanakan oleh nefron. Proses pembentukan
urine antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ultrafiltrasi (penyaringan)
Proses ini terjadi di glomelurus, dimana semua zat zat yang dapat
menembus dinding glomelurus yang bersifat semipermeabel untuk
memasuki kapsula bowman. Zat zat tersebut terdiri dari : air, garam

10
garam, glukosa, urea, asam urat dan kreatinin. Sedangkan zat yang tak
dapat masuk adalah sel darah, plasma dan protein.Proses ultrafiltrasi
dipengaruhi oleh volume darah, tekanan hidrostatis darah, tekanan
osmotis darah, dan tekanan di kapsula bowman.8
b. Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses ini dilakukan oleh tubulus kontortus proksimal, lengkung
henle dan tubulus kontortus distal. Proses reabsorbsi air terdiri dari :
1) Reabsorpsi air (H2O)
Diatur oleh hormon dari hipofise posterior dan hipotalamus,
reabsorpsi air 80 % terjadi di tubulus kontortus proksimal, 15
% di tubulus kontortus distal, dan 5% lagi dikeluarkan sebagai
urine. Reabsorpsi air ini diatur oleh hormon yang dihasilkan di
hipofise posterior dan hipotalamus pusat pengatur air. Aktivitas
hormon di ginjal adalah merangsang sel sel ditubuli dengan
bantuan dari tekanan osmotik air dengan garam terlarut.8
2) Reabsorpsi Zat-zat terlarut
Terjadi di tubulus kontorti proksimal dengan cara selektif
antara lain :
Non elektrolit : Glukosa dihisap seluruhnya dan Asam amino
semuanya dihisap kembali . Metabolit protein : urea, asam urat,
kreatinin hanya diserap sedikit.
Elektrolit : Natrium (Na+), kalium (K+), Calsium (Ca+ +).
Magnesium (Mg+ +
), Chlorida (CL-), Carbonat (HCO3-),
Phospat (HPO4) dihiap sebagian tergantung jumlah dalam
plasma.8
c. Sekersi
Selain proses reabsorsi, ada beberapa zat yang di sekresi dari
kapiler peritubular ke dalam tubulus, yaitu ; PAH (para amino
hipurat), kreatinin, hidrogen (H+), penisilin, amoniak (NH3), kalium
(K3).8

11
Waktu yang diperlukan dari masuknya caira sampai keluar air
kemih adalah sesudah masuk cairan eksresi dimulai dalam waktu 20-30
menit, selambat lambatnya : 1-1,5 jam dan keluarkan dalam waktu 4-5
jam. Jumlah air kemih tergantung dari pemasukan cairan, banyaknya
cairan yang hilang dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan penguapan
dan keringat. Pengeluaran cairan : 500cc - 1500cc. Kandungan air kemih
normal adalah air 1500 cc dan garam-garaman 40 gram/hari.8

2. Definisi Urolithasis
Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih
individu terbentuk batu berupa kristal yang mengendap dari urin.
Pembentukan batu dapat terjadi ketika tingginya konsentrasi kristal urin
yang membentuk batu seperti zat kalsium, oksalat, asam urat dan atau zat
yang menghambat pembentukan batu (sitrat) yang rendah. Urolithiasis
merupakan obstruksi benda padat pada saluran kencing yang terbentuk
karena faktor presipitasi endapan dan senyawa tertentu. Urolithiasis
merupakan kumpulan batu saluran kemih, namun secara rinci ada
beberapa penyebutannya.Berikut ini adalah istilah penyakit batu
bedasarkan letak batu antara lain11:
a. Nefrolithiasis disebut sebagai batu pada ginjal.
b. Ureterolithiasis disebut batu pada ureter.
c. Vesikolithiasis disebut sebagai batu pada vesika urinaria / batu
buli-buli.
d. Uretrolithisai disebut sebagai batu pada ureter.

3. Etiologi dan Faktor Risiko


Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi, dan keadaan-keadaaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).3

12
Pembentukan BSK merupakan hasil interaksi beberapa proses yang
kompleks, merupakan komplikasi atau salah satu manifestasi dari berbagai
penyakit atau kelainan yang mendasarinya. Berikut teori tebentuknya
BSK:
a. Teori Supersaturasi/Kristalisasi
Urin mempunyai kemampuan melarutkan lebih banyak zat yang
terlarut bila dibandingkan dengan air biasa. Dengan adanya molekul-
molekul zat organic seperti urea, asam urat, sitrat dan mukoprotein,
juga akan mempengaruhikelarutan zat-zat lain. Bila konsentrasi zat-zat
yang relatif tidak larut dalam urin (kalsium, oksalat, fosfat dan
sebagainya) makin meningkat, maka akan terbentuk kristalisasi zat-zat
tersebut. Batasan pH urin normal antara 4,5-8. Bila air kemih menjadi
asam (pH turun) dalam jangka lama maka beberapa zat seperti asam
urat akan mengkristal. Sebaliknya bila air kemih menjadi basa (pH
naik) maka beberapa zat seperti kalsium fosfat akan mengkristal.
Dengan demikian, pembentukan batu pada saluran kemih terjadi bila
keadaan urin kurang dari atau melebihi batas pH normal sesuai dengan
jenis zat pembentuk batu dalam saluran kemih.3
b. Teori Nukleasi/Adanya Nidus
Nidus atau nukleus yang terbentuk, akan menjadi inti presipitasi
yang kemudian terjadi. Zat/keadaan yang dapat bersifat sebagai nidus
adalah ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel epitel, bahkan
juga bakteri, jaringan nekrotik iskemi yang berasal dari neoplasma atau
infeksi dan benda asing.3
c. Teori Tidak Adanya Inhibitor
Supersaturasi kalsium, oksalat dan asam urat dalam urin
dipengaruhi oleh adanya inhibitor kristalisasi. Hal inilah yang dapat
menjelaskan mengapa pada sebagian individu terjadi pembentukan batu
saluran kemih, sedangkan pada individu lain tidak, meskipun sama-
sama terjadi supersaturasi. Terbentuk atau tidaknya batu di dalam
saluran kemih ditentukan juga oleh adanya keseimbangan antara zat-zat

13
pembentuk batu dan penghambat (inhibitor). Ternyata pada penderita
batu saluran kemih, tidak didapatkan zat yang bersifat sebagai inhibitor
dalam pembentukan batu. Magnesium, sitrat dan pirofosfat telah
diketahui dapat menghambat pembentukan nukleasi (inti batu) spontan
kristal kalsium. Zat lain yang mempunyai peranan inhibitor, antara lain:
asam ribonukleat, asam amino terutama alanin, sulfat, fluorida, dan
seng.3
d. Teori Epitaksi
Epitaksi adalah peristiwa pengendapan suatu kristal di atas
permukaan Kristal lain. Bila pada penderita ini, oleh suatu sebab terjadi
peningkatan masukan kalsium dan oksalat, maka akan terbentuk kristal
kalsium oksalat. Kristal ini kemudian akan menempel di permukaan
kristal asam urat yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak
jarang ditemukan batu saluran kemih yang intinya terjadi atas asam urat
yang dilapisi oleh kalsium oksalat di bagian luarnya.3
e. Teori Kombinasi
Teori terakhir mengenai pembentukan BSK adalah gabungan dari
berbagai teori tersebut yang disebut dengan teori kombinasi.
Terbentuknya BSK dalam teori kombinasi adalah sebagai berikut :
Pertama, fungsi ginjal harus cukup baik untuk mengekskresi zat yang
dapat membentuk kristal secara berlebihan. Kedua, ginjal harus dapat
menghasilkan urin dengan pH yang sesuai untuk kristalisasi. Dari kedua
hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ginjal harus mampu
melakukan ekskresi suatu zat secara berlebihan dengan pH urin yang
sesuai sehingga terjadi presipitasi zat-zat tersebut. Ketiga, urin harus
tidak mengandung sebagian atau seluruh inhibitor kristalisasi. Keempat,
kristal yang telah terbentuk harus berada cukup lama dalam urin, untuk
dapat saling beragregasi membentuk nukleus, yang selanjutnya akan
mengganggu aliran urin. Statis urin yang terjadi kemudian, memegang
peranan penting dalam pembentukan batu saluran kemih, sehingga
nukleus yang telah terbentuk dapat tumbuh.3

14
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor itu meliputi faktor
instrinsik, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor
ekstrinsik, yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.3,9
a. Faktor intrinsik itu antara lain adalah :
1) Hereditar (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari
orangtuanya.
2) Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50
tahun.
3) Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien perempuan.
b. Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1) Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian
batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain
sehingga dikenal sebagai daerah stone beit (sabuk batu),
sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak
dijumpai penyakit batu saluran kemih.3
2) Iklim dan temperatur : individu yang menetap di daerah
beriklim panas dengan paparan sinar ultraviolet tinggi akan
cenderung mengalami dehidrasi serta peningkatan produksi
vitamin D (memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat),
sehingga insiden BSK akan meningkat.9
3) Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden
batu saluran kemih.9
4) Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah
terjadinya penyakit batu saluran kemih.9
5) Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
perkerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau
sedentory life.9

15
4. Patofisiologi Urolithiasis
Berdasarkan skenario diketahui bahwa pasien memiliki kebiasaan
minum teh yang mengandung banyak oksalat, dari informasi tersebut
dapat diketahui bahwa gejala-gejala yang dialami pasien seperti nyeri
pinggang, susah kencing, dan kencing berwarna merah merupakan akibat
dari terbentuknya batu oleh kalsium dan komponen lain yang menyumbat
saluran kemih sehingga mengakibatkan urolithiasis (Batu Saluran
Kemih).3
Sekitar 75% batu saluran kemih terdiri dari kalsium oksalat dan
15% lainnya terdiri dari magnesium amonium fosfat dan 10% batu asam
urat atau sistin, ditemukan pada semua kasus bahwa sekitar 2.5% dari
berat keseluruhan batu terdapat matriks organik mukoprotein. Penyebab
terpenting dari terbentuknya batu adalah terjadinya peningkatan konstituen
batu di dalam urin, sehingga kelarutan konstituen tersebut di dalam urin
terlampaui (supersaturasi).3,10
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan
organik maupun anorganik yang terlarut didalam urine. Kristal-kristal
tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetep terlarut) dalam urine
jika tidak ada keadaankeadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya
prepitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan prepitasi
membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan
agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh
dan belum cukup mampu membuntu atau menutup saluran kemih. Untuk
itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk
retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu
sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran
kemih. Kondisi metastable dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya
koloid di dalam urine, konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran urine di
dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih
yang bertindak sabagai inti batu.3,10

16
Pada kasus terjadi peningkatan predisposisi infeksi bakteri. Nyeri
pinggang dan hematuria yang diekskresikan merupakan manifestasi klinis
dari terjadinya penyumbatan aliran urin dan trauma oleh batu yang
terbentuk.10

Pembentukan ion-ion
kalsium oksalat

Nukleasi

Membesar dan
beragegrasi

Menempel pada epitel


saluran kemih

Penyumbatan aliran
urin

Nyeri pinggang Trauma

Mual dan Hematuria


muntah

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari urolithiasis dapat dibedakan berdasarkan
letak batu secara anatomis dari saluran kemih; dari renal (nefrolithiasis),
ureter (ureterolithiasis), vesica urinaria (vesicolithiasis), adan urethra
(urethrolithiasis).5

17
Nefrolithiasis Ureterolithiasis Vesicolithiasis Urethrolithiasis
Tidak ada gejala Nyeri akut dan Gejala : iritasi Sering ingin
dan tanda kolik Kencing tidak berkemih, tapi
lancer, tiba tiba hanya sedikit
terhenti sakit urin yang keluar
Nyeri ketok Kolik menyebar Nyeri tekan Nyeri pada
angulus pada paha dan suprapubis penis
costovertebralis genital
Hematuria Hematuria Hematuria dan Hematuria dan
disertai demam disertai demam
karena terdapat karena terdapat
infeksi infeksi
Biasanya disertai Biasanya disertai Jarang terjadi Jarang terjadi
mual dan muntah mual dan muntah mual dan muntah mual dan
muntah
Tabel 1. Manifestasi klinis urolithiasis berdasarkan letak batu5

Sesuai dengan gejala dan tanda-tanda yang didapatkan pada kasus,


diagnosis yang paling tepat mengarah pada nefrolihiasis. Namun untuk
lebih memastikan letak batunya, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang.

6. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


a. Anamnesis Urolithiasis
1) Menanyakan identitas pasien, usia, pekerjaan.
2) Riwayat penyakit sekarang (The Sacred Seven)
Pada kasus, pasien mengeluhkan nyeri pinggang sebelah
kanan mendadak setelah bangun tidur. Nyeri dirasakan
ditusuk-tusuk dan berdenyut. Juga merasakan mual dan sempat
muntah satu kali di IGD.11
a) Keluhan utama : nyeri
b) Lokasi : pinggang sebelah kanan
c) Waktu : setelah bangun tidur

18
d) Kronologis : mendadak
e) Kualitas : seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut
f) Kuantitas : hilang timbul
g) Faktor pengubah :-
h) Keluhan lain : mual dan muntah satu kali
3) Riwayat penyakit dahulu
Mencari penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang
(penyakit-penyakit kronik, penyakit terdahulu yang sama
dengan sekarang), perawatan lama, riwayat pengobatan, dan
untuk wanita riwayat menstruasi. Juga ditanyakan kesehatan
pada umumnya sebelum menderita penyakit yang sekarang.11
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Riwayat penyakit pribadi serta sosial
Pada kasus, didapatkan keterangan bahwa pasien kurang
mengkonsumsi air putih dan terlalu sering minum teh. Sang
istri pun mengaku bahwa ia jarang mengingatkan suaminya.

b. Pemeriksaan Fisik Urolithiasis


1) Persiapan pasien dan pemeriksa
a) Penderita dalam keadaan rileks. Agar pasien pengosongkan
VU, beri bantal pada kepala dan lutut difleksikan, kedua
tangan dilipat samping tubuh, telapak tangan harus hangat,
kuku tidak boleh tajam, hindari gerakan yang mendadak,
jika perlu ajak bicara pasien.12
b) Pakaian yang menutupi harus dibuka mulai dari atas
prosessus xyphoideus sampai symphisis pubis.12
2) Teknik palpasi ginjal
Contoh pada pemeriksaan ginjal kanan
a) Letakkan tangan kiri dibelakang penderita pada costa 12
dengan ujung jari menyentuh sudut costovertebral
b) Angkat dan cobalah mendorong ginjal kekanan

19
c) Letakkan tangan kanan dengan lembut dengan kuadran
atas, disebelah lateral dan sejajar terhadap musculus rectus
d) Mintalah penderita untuk bernapas dalam-dalam sambil
menekan kuadran kanan atas, dibawah arcus costa, dan
cobalah untuk menangkap ginjal diantara kedua tangan
e) Pelan-pelan lepaskan tekanan tangan kanan, dan rasakan
bagaimana ginjal akan kembali swaktu ekspirasi
f) Apabila ginjal teraba, tentukan ukurannya dan ada tidaknya
nyeri tekan.12
3) Pemeriksaan nyeri ketok ginjal
Nyeri tekan mungkin dapat timbul pada pemeriksaan
palpasi, tetapi periksalah juga daerah sudut costovertebralis.
Kadang-kadang tekanan ujung jari sudah dapat menimbulkan
nyeri. Tetapi juga sering kali harus digunakan kepalan tangan
untuk menimbulkan nyeri ketok ginjal, letakkan satu tangan
pada sudut costovertebral dan pukullah dengan sisi ulner
kapalan tangan.12
Cara pemeriksaan ketok ginjal :
a) Menentukan letak ginjal di daerah costovertebra
b) Meletakkan satu tangan di sudut costovertebra
c) Mengetok dengan sisi ulnar dengan tangan satunya.

7. Diagnosa Banding Urolithiasis


a. Pielonefritis akut
Merupakan keadaan inflamasi mendadak oleh bakteri yang pada
awalnya mengenai daerah interstisial dan pelvis renalis umunya sering
dijumpai pada wanita dan kemungkinan karena uretra wanita yang
lebih pendek serta kedekatan meatus uretra dengan vagina dan rectum
sehingga bakteri lebih mudah untuk mencapai kandung kemih. Gejala
khas pada penyit ini adalah keluhan urgency dan frequency yaitu rasa
terbakar pada saat berkemih, dysuria, nokturia, dan hematuria.

20
Demam menggigil, mual, serta muntah disertai nyeri didaerah
pinggang dan perasaan mudah lelah.13
b. Tumor Ginjal
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal.
Tumor ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal.
Biasanya, sel yang lebih tua diganti oleh sel baru. Ketika proses ini
berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika
tidak diperlukan, sehingga menyebabkan tumor. Gejalanya adalah
nyeri pinggang, nyeri perut jika terjadi infasi tumor yang menembus
ke ginjal, hematuria, demam yang terjadi sebagai reaksi anafilaksis
tubuh terdapat protein tumor, adanya massa dalam perut, hipertensi
karena penekanan tumor pada pembuluh darah, anemia, penurunan
berat badan, infeksi saluran kencing, demam, malaise, dan nyeri perut
akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.13
c. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih adalah suatu kondisi medis dengan
pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung kemih.
Kanker kandung kemih tiga kali lebih banyak terjadi pada pria
dibanding pada wanita. Faktor presdiposisi yang diketahui dari kanker
andung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan
xenylamine, infeksi schistosoma haemtobium dan merokok. Gejalanya
bisa berupa hamaturia, rasa terbakar atau nyeri ketika berkemih,
desakan untuk berkemih, badan terasa lemas dan panas, nyeri
pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena
hydronefrosis.13

8. Pemeriksaan Penunjang Urolithiasis


a. Ultrasonografi
1) Dapat menunjukkan ukuran, bentuk, dan posisi batu
2) Pemeriksaan ini diperlukan pada permepuan hamil dan pasien
yang alergi kontral radiologi

21
3) Dapat diketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi sistem
kolektikus. Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk
menunjukkan batu ureter, dan tidak dapat membedakan batu
kalsifikasi dan batu radiolusen.
USG sangat terbatas dalam mendiagnosa adanya batu dan
merupakan manajemen pada kasus urolithiasis. Meskipun demikian
USG merupakan jenis pemeriksaan yang siap sedia, pengerjaannya
cepat dan sensitif terhadap renal calculi atau batu pada ginjal, namun
tidak dapat melihat batu di ureteral. USG dikerjakan bila pasien tidak
memungkinkan menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-
keadaan seperti alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun, pada pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG
dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli, hidronefrosis,
pionefrosis, atau pengerutan ginjal.11

b. Pemeriksaan Radiografi
1) Foto abdomen biasa
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat
kemungkinan adanya batu radio-opak di saluran kemih. Batu-batu
jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan
paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu
asam urat bersifat non opak (radio-lusen).11
a) Dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi
b) Membedakan batu kalsifikasi
c) Densitas tinggi : kalsium oksalat dan kalsium fosfat
d) Densitas rendah : struvite, sistin, dan campuran keduanya
e) Indikasi dilakukan uji kualitatif sistin pada pasien muda
f) Keterbatan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen adalah
tidak dapat menentukan batu radiolusen, batu kecil, dan batu
yang tertutup bayangan struktur tulang. Pemeriksaan ini tidak
dapat membedakan batu dalam ginjal dan batu luar ginjal.

22
2) Urogram
a) Deteksi batu radiolusen sebagai efek pengisian (filling) batu
asam urat, xantin, 1,8-dihidroksiadenin ammonium urat)
b) Menunjukkan lokasi batu dalam sistem kolektikus
c) Menunjukkan kelainan anatomis
3) Intra Vena Pielografi (IVP)
IVP merupakan prosedur str dalam menggambarkan adanya
batu pada saluran kemih. Pyelogram intravenayang disuntikkan
dapat memberikan informasi tentang baru (ukuran, lokasi dan
kepadatan batu), dan lingkungannya (anatomi dan derajat
obstruksi) serta dapat melihat fungsi dan anomali. Selain itu IVP
dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun non-opak yang
tidak dapat dilihat oleh foto polos perut. Jika IVP belum dapat
menjelaskan keadaan saluran kemih akibat adanya penurunan
fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi
retrograd.11
4) Non Contrast Computed Tomography (NCCT)
NCCT telah menjadi standar dalam mendiagnosa nyeri akut
menggantikan Intravenous Urography (IVU) yang telah menjadi
baku emas selama bertahun-tahun. NCCT juga dpat digunakan
untuk diagnosa kelainan peritoneal dan retroperitoneal dan
membantu bila diagnosa belum pasti. NCCT dapat mendeteksi batu
asam urat dan batu xanthine yang bersifat radiolucent pada foto
polos. NCCT memiliki sensitivitas 97% dan spesivisitas 96%.11

c. Pemeriksaan Laboratorium
1) Kimiawi darah dan pemeriksaan urin 24 jam untuk mengukur
kadar kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, pH dan volume total.
2) Analisis kimia dilakukan untuk menentukan komposisi batu.
3) Kultur urin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya bakteri dalam
urin (bacteriuria).11

23
14

9. Penatalaksanaan Urolithiasis
Tujuan dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk
menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron,
mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat
dikeluarkan dengan cara; medikamentosa, pengobatan medik selektif
dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.15
a. Non medikamentosa
Terapi non medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran
lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis. Dengan cara
mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang
dapat merupakan bahan utama pembentuk batu (misalnya kalsium)

24
yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh
meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien BSK harus
minum paling sedikit 8 gelas air sehari.15

b. Medikamentosa
Analgesia seperti meperidin (demerol) atau morfin dapat diberikan
untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar
sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu
petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti
ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas
nyeri. Obat-obat golongan diuretik untuk mencegah stasis urine dan
pembentukan batu, preparat tiazida untuk menurunkan ekskresi
kalsium ke dalam urine. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi
spasme ureter. Pemberian antibiotik seperti methenamin apabila
terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk
mencegah infeksi sekunder.15
Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk mengetahui
komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau
menghambat pembentukan batu berikutnya.15

c. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)


Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada
tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan
melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu
yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat
ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih.5

d. Tindakan Operasi
Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk
mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi.

25
Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk
penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama
dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu
berada, yaitu5,16 :
1) Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil
batu yang berada di dalam ginjal
2) Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil
batu yang berada di ureter
3) Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu
yang berada di vesica urinearia
4) Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil
batu yang berada di uretra.

10. Edukasi
a. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)
b. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu
1) Sitrat (kalsium sitrat 20 mEg tiap malam hari, minum jeruk nipis
sesudah makan malam)
2) Batu ginjal ( tingkatkan masukan cairan, mengontrol pembentukan
batu baru)
c. Pengaturan diet
1) Peningkatan masukan cairan
2) Peningkatan masukan cairan pada malam hari.
d. Pencegahan
1) Primer
Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak
terjadinya penyakit BSK dengan cara mengendalikan faktor
penyebab dari penyakit BSK. Sasarannya ditujukan kepada orang-
orang yang masih sehat, belum pernah menderita penyakit BSK.
Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan
kesehatan, dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk

26
menghindari terjadinya penyakit BSK, dianjurkan untuk minum air
putih minimal 2 liter per hari. Konsumsi air putih dapat
meningkatkan aliran kemih dan menurunkan konsentrasi
pembentuk batu dalam air kemih. Serta olahraga yang cukup
terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau
statis.5
2) Sekunder
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan
perkembangan penyakit agar tidak menyebar dan mencegah
terjadinya komplikasi. Sasarannya ditujukan kepada orang yang
telah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan dengan
diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran
Kemih dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik,
laboraturium, dan radiologis.5
3) Tersier
Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak
terjadi komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang
membutuhkan perawatan intensif. Sasarannya ditujukan kepada
orang yang sudah menderita penyakit BSK agar penyakitnya tidak
bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut lebih
memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih terutama
ginjal yang telah rusak akibat dari BSK sehingga fungsi organ
tersebut dapat maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan
penyakit BSK, dan dapat memberikan kualitas hidup sebaik
mungkin sesuai dengan kemampuannya.5

11. Komplikasi
Dibedakan komplikasi akut dan komplikasi jangka panjang.
Komplikasi akut yang sangat diperhatikan oleh penderita adalah kematian,
kehilangan ginjal, kebutuhan transfusi dan tambahan intervensi sekunder

27
yang tidak direncanakan. Data kematian, kehilangan ginjal dan kebutuhan
transfusi pada tindakan batu ureter memiliki risiko sangat rendah.
Komplikasi akut dapat dibagi menjadi yang signifikan dan kurang
signifikan. Yang termasuk komplikasi signifikan adalah avulsi ureter,
trauma organ pencernaan, sepsis, trauma vaskuler, hidro atau
pneumotorak, emboli paru dan urinoma. Sedang yang termasuk kurang
signifikan perforasi ureter, hematom perirenal, ileus, stein strasse, infeksi
luka operasi, ISK dan migrasi stent.3
Komplikasi jangka panjang adalah striktur ureter. Striktur tidak
hanya disebabkan oleh intervensi, tetapi juga dipicu oleh reaksi inflamasi
dari batu, terutama yang melekat. Angka kejadian striktur kemungkinan
lebih besar dari yang ditemukan karena secara klinis tidak tampak dan
sebagian besar penderita tidak dilakukan evaluasi radiografi (IVP) pasca
operasi. 3
Obstruksi adalah komplikasi dari batu ginjal yang dapat
menyebabkan terjadinya hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau
tanpa pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena.
Komplikasi lainnya dapat terjadi saat penanganan batu dilakukan. Infeksi,
termasuk didalamnya adalah pielonefritis dan sepsis yang dapat terjadi
melalui pembedahan terbuka maupun noninvasif seperti ESWL. Biasanya
infeksi terjadi sesaat setelah dilakukannya PNL, atau pada beberapa saat
setelah dilakukannya ESWL saat pecahan batu lewat dan obstruksi terjadi.
Cidera pada organ-organ terdekat seperti lien, hepar, kolon dan paru serta
perforasi pelvis renalis juga dapat terjadi saat dilakukan PNL, visualisasi
yang adekuat, penanganan yang hati-hati, irigasi serta drainase yang cukup
dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi ini.3
Komplikasi akut meliputi transfusi, kematian, dan komplikasi
keseluruhan. Dari meta-analisis, kebutuhan transfusi pada PNL dan
kombinasi terapi sama (< 20%). Kebutuhan transfusi pada ESWL sangat
rendah kecuali pada hematom perirenal yang besar. Kebutuhan transfusi
pada operasi terbuka mencapai 25-50%. Mortalitas akibat tindakan jarang,

28
namun dapat dijumpai, khususnya pada pasien dengan komorbiditas atau
mengalami sepsis dan komplikasi akut lainnya. Dari data yang ada di pusat
urologi di Indonesia, risiko kematian pada operasi terbuka kurang dari
1%.3
Komplikasi yang lain yaitu karsinoma epidermoid, adalah suatu
proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel
epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari kanker kulit
yang sering dijumpai setelah basalioma. Faktor predisposisi karsinoma
epidermoid antara lain radiasi sinar ultra violet, bahan karsinogen, arsenik
dan lain lain.5

12. Aspek Agama Islam dan Kemuhammadiyahan


Siapa saja yang hendak menunaikan hajatnya, buang air besar atau
air kecil, maka hendaklah ia mengikuti delapan adab berikut ini.17

Pertama: Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat. Dari
Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, beliau berkata,

- -

- -

.

Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika


safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi
ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.

Kedua: Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah.


Seperti memakai cincin yang bertuliskan nama Allah dan
semacamnya. Hal ini terlarang karena kita diperintahkan untuk
mengagungkan nama Allah dan ini sudah diketahui oleh setiap orang
secara pasti. Allah Taala berfirman,

29
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar
Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al Hajj: 32)

Ketiga: Membaca basmalah dan meminta perlindungan pada Allah


(membawa taawudz) sebelum masuk tempat buang hajat.

Ini jika seseorang memasuki tempat buang hajat berupa bangunan.


Sedangkan ketika berada di tanah lapang, maka ia mengucapkannya di saat
melucuti pakaiannya.
Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang
di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan Bismillah.

Keempat: Masuk ke tempat buang hajat terlebih dahulu dengan kaki kiri
dan keluar dari tempat tersebut dengan kaki kanan.

Untuk dalam perkara yang baik-baik seperti memakai sandal dan


menyisir, maka kita dituntunkan untuk mendahulukan yang kanan.
Sebagaimana terdapat dalam hadits,

Nabi shallallahu alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika
memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang
baik-baik).
Dari hadits ini, Syaikh Ali Basam mengatakan, Mendahulukan yang
kanan untuk perkara yang baik, ini ditunjukkan oleh dalil syari, dalil logika dan
didukung oleh fitrah yang baik. Sedangkan untuk perkara yang jelek, maka
digunakan yang kiri. Hal inilah yang lebih pantas berdasarkan dalil syari dan
logika.

30
Kelima: Tidak menghadap kiblat atau pun membelakanginya.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan
membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.
Abu Ayyub mengatakan, Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami
mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah
arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Taala. Yang
dimaksud dengan hadaplah arah barat dan timur adalah ketika kondisinya di
Madinah. Namun kalau kita berada di Indonesia, maka berdasarkan hadits ini kita
dilarang buang hajat dengan menghadap arah barat dan timur, dan diperintahkan
menghadap ke utara atau selatan.

Keenam: Terlarang berbicara secara mutlak kecuali jika darurat.


Dalilnya adalah hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, beliau berkata,

.
- -

Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan


beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun
beliau tidak membalasnya.

Syaikh Ali Basam mengatakan, Diharamkan berbicara dengan


orang lain ketika buang hajat karena perbuatan semacam ini adalah suatu
yang hina, menunjukkan kurangnya rasa malu dan merendahkan muruaah
(harga diri). Kemudian beliau berdalil dengan hadits di atas.

Ketujuh: Tidak buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia.


Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

31
.

.

Hati-hatilah dengan al laanain (orang yang dilaknat oleh manusia)! Para


sahabat bertanya, Siapa itu al laanain (orang yang dilaknat oleh manusia),
wahai Rasulullah? Beliau bersabda, Mereka adalah orang yang buang hajat di
jalan dan tempat bernaungnya manusia.

Kedelapan: Tidak buang hajat di air yang tergenang.


Dalilnya adalah hadits Jabir bin Abdillah, beliau berkata,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang kencing di air tergenang.

Salah seorang ulama besar Syafiiyah, Ar Rofii mengatakan,


Larangan di sini berlaku untuk air tergenang yang sedikit maupun banyak
karena sama-sama dapat mencemari. Dari sini, berarti terlarang kencing
di waduk, kolam air dan bendungan karena dapat menimbulkan
pencemaran dan dapat membawa dampak bahaya bagi yang lainnya. Jika
kencing saja terlarang, lebih-lebih lagi buang air besar. Sedangkan jika
airnya adalah air yang mengalir (bukan tergenang), maka tidak mengapa.
Namun ahsannya (lebih baik) tidak melakukannya karena seperti ini juga
dapat mencemari dan menyakiti yang lain.17

32

Anda mungkin juga menyukai