Anda di halaman 1dari 28

Skenario 1 “Nyeri Pinggang”

Seorang pria berumur 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan kolik pada pinggang
kanan secara tiba-tiba, BAK(Buang Air Kecil) normal, riwayat 2 minggu yang lalu pernah
keluar serpihan batu saat miksi. Hasil pemeriksaan penunjang foto polos abdomen tidak
ditemukan adanya batu pada traktus uropoetika dan prostat tampak normal.
Step 1
1. Prostat merupakan kelenjar yang mengelilingi leher kandung kemih dan uretre pada
laki-laki
2. Kolik adalah rasa nyeri perut ya ng memelitik yang biasamya hilang timbul
3. Miksi adalah proses pengeluaran urin dari vesica urinaria
4. Tractus Uropoetika merupakan system yang terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria,
uretra yang berfungsi untuk mengontrol volume dan komposisi cairan dalam tubuh
Step 2
1. Mengapa pasien mengeluhkan nyeri dipinggang kanan?
2. Bagaimana mekanisme miksi?
3. Penyebab dan faktor batu kemih?
4. Apa saja penyebab kolik pada pinggang?
5. Bagaimanakah proses pembentukan urin ?
Step 3
1. Pasien mengeluhkan nyeri atau kolik dipinggang kanan karna pasien mempunyai
riwayat 2 minggu yg lalu keluhan serpihan batu saat miksi, sedangkan batu saluran
kemih adalah batu yang terbentuk disaluran kemih mulai dari ginjal, ureter, kandung
kemih dan uretra.Untuk nyeri pinggang kanan dapat dipikirkan beberapa penyebab,
antara lain :
a. Gangguan pada muskuloskeletal seperti mialgia maupun low back pain (LBP).
b. Gangguan saluran cerna seperti apendisitis, kolesistitis, kolelitiasis.
c. Gangguan pada saraf yakni hernia nucleus pulposus (HNP).
d. Gangguan pada sistem reproduksi seperti kehamilan ektopik dan endometriosis.
e. Gangguan sistem kemih yakni batu maupun infeksi pada ginjal dan ureter.
Penyebab dari gangguan muskuloskeletal dapat disingkirkan karena tidak
didapatkan keluhan nyeri yang dipengaruhi oleh aktivitas yakni memberat saat
bekerja dan membaik saat istirahat. Penyebab dari apendisitis dapat disingkirkan
juga karena tidak ditemukan keluhan nyeri perut kanan bawah dan gangguan BAB

1
serta posisi khas apendisitis yakni tungkai yang terfleksi juga tidak ada. Kolelitiasis
maupun kolesistitis juga dapat disingkirkan karena tidak ditemukan keluhan nyeri
yang menjalar ke punggung disertai demam maupun kuning. Tidak ada keluhan
nyeri yang menjalar ke tungkai,keluhan sensorik dan motorik tidak ada, tidak
ditemukan adanya pekerjaan yang mengharuskan pasien mengangkat beban berat,
jadi tidak adanya hernia nucleus pulposus (HNP). Sehingga yang memungkinkan
gangguan dari sistem kemih yakni ginjal dan ureter.
2. Mekanisme Miksi
Pengeluaran urin secara volunteer biasanya dimulai dengan cara berikut : Mula-
mula, orang tersebut secara volunter mengkontraksikan otot perutnya, yang akan
meningkatkan tekanan di dalam kandung kemih dan memunkinkan urin tambahan
memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior dalam keadaan di bawah
tekanan, sehingga meregangkan dindingnya. Hal ini memicu reseptor regang, yang
mencetuskan reflex mikturisi dan secara bersamaan menghambat sfingter uretra
eksterna. Biasanya, seluruh urin akan dikeluarkan, dan menyisakan tidak lebih dari
5-10 milimeter urin di dalam kandung kemih. Atau dapat dijelaskan melalui skema
berikut :
Pertambahan volume urine → tek intra vesicalis ↑ → keregangan dinding vesicalis
(m.detrusor) → sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) →
untuk diteruskan kembali ke saraf saraf spinal → timbul refleks spinal → melalui n.
Pelvicus → timbul perasaan tegang pada vesica urinaria shg akibatnya
menimbulkan permulaan perasaan ingin berkemih ( Virgiawan, 2008 ).
3. Penyebab Batu Kandung Kemih
Ketidakmampuan untuk membuang seluruh urine dari dalam kandung kemih
menjadi penyebab utama terbentuknya batu dalam kandung kemih. Mineral dalam
sisa urine di kandung kemih akan mengendap dan kemudian mengeras serta
mengkristal menjadi batu. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan terbentuknya
batu kandung kemih, yaitu:
Pembengkakan, Terbentuknya batu kandung kemih bisa terpicu oleh bengkaknya
kandung kemih. Pembengkakan ini disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan terapi
radiasi di area panggul. Pembesaran prostat, Kelenjar prostat pada kebanyakan pria
berusia di atas 50 tahun akan membesar dan menekan saluran kemih serta
menghalangi aliran normal urine dari kandung kemih. Hal ini menyebabkan risiko

2
terbentuknya batu kandung kemih membesar. Sistokel, Ini terjadi pada wanita yang
mana salah satu area dinding kandung kemih melemah atau mengendur dan jatuh ke
arah vagina. Kondisi ini akan menjebak aliran urine sehingga urine mengendap
membentuk batu kandung kemih. Alat-alat medis, Kateter urine atau alat KB,
kadang bisa menjadi penyebab terbentuknya batu kandung kemih. Mineral dalam
urine sering mengkristal di permukaan alat-alat medis tersebut. Diet, Risiko
terbentuknya batu kandung kemih akan lebih tinggi ketika diet tinggi lemak, gula,
atau garam dilakukan dan asupan vitamin A dan B rendah. Kurang minum air juga
bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu kandung kemih. Rusaknya Saraf
Kandung Kemih, Ketika saraf pengontrol kandung kemih rusak, maka urine bisa
tidak sepenuhnya dibuang keluar tubuh. Kondisi rusaknya saraf inilah yang biasa
disebut kandung kemih neurogenik. Kerusakan ini bisa disebabkan cedera serius
pada tulang belakang atau akibat penyakit saraf seperti spina bifida. Batu ginjal,
Karena proses pembentukannya yang berbeda, batu ginjal tidak sama dengan batu
kandung kemih. Tapi biasanya batu ginjal berukuran kecil bisa turun masuk ke
dalam kandung kemih dan menjadi batu kandung kemih. Di vertikel kandung
kemih, Kondisi yang mana terbentuknya kantong pada dinding kandung kemih saat
lahir. Kantong kemih tambahan ini juga bisa terbentuk akibat infeksi atau
pembesaran prostat. Hal ini menyebabkan pengidap divertikel kandung kemih
kesulitan untuk mengosongkan urine dan terbentuk batu kandung kemih. Operasi
pembesaran kandung kemih, Lima persen orang yang menjalani operasi pembesaran
kandung kemih akan mengidap batu kandung kemih.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan batu ginjal namun Sebelum membahas
tentang Penyebab terjadinya batu ginjal. Kita harus kembali pada peran dan fungsi
ginjal itu sendiri. Karena ini berkaitan erat. Dalam sistem urinaria (sekresi) ginjal
berfungsi untuk melakukan penyaringan pada darah. Penyaringan ini berfungsi untuk
menyeimbangkan kadar mineral tubuh. Disaat tubuh kekurangan air ginjal
menyumplai air melalui darah. Selebihnya dibuang melalui ureter kekandung kemih
dalam bentuk urin. Begitupun dengan jenis mineral lain seperti vitamin-vitamin
kalsium dan zat-zat lainnya. Vitamin memang dibutuhkan tubuh tetapi jika terlalu
banyak vitamin harus dikeluarkan oleh ginjal.

3
Dalam kasus ini kita ambil contoh kalsium. disaat kadar kalsium terlalu tinggi
didalam tubuh ginjal akan bekerja untuk mengeluarkan melalui urin. Namun apabila
tingginya kadar kalsium berlangsung secara terus menerus maka ginjal akan
mengalami penurunan fungsi. Sehingga zat kalsium pun menumpuk dan mengendap
secara perlahan dan terbentuklah massa padat yang disebut batu ginjal. Selain karena
tingginya kadar kalsium dalam tubuh penyebab batu ginjal juga dipengaruhi oleh
kurangnya kadar Sitrat yaitu suatu zat yang bisa menghambat pembentukan batu
kalsium. Pembentukan batu juga di pengaruhi oleh tinggi nya Kadar oksalat yaitu
suatu zat yang ikut mempengaruhi terbentuknya batu akibat kalsium. Proses
pembentukan batu ginjal terjadi secara bertahap. pengkristalan ini terjadi dalam waktu
yang lama. Mulai dari berukurangan kecil dan terus membesar hingga menyebabkan
gangguan fungsi ginjal. Kurangnya asupan air putih juga ikut mempengaruhi. Proses
pembentukan batu ini disebut Urolitiasis. Selain pada ginjal urolitiasis bisa saja terjadi
dalam kandung kemih yang disebut batu kandung kemih. Selain kalsium kadar asam
urat yang tinggi juga bisa menyebabkan batu ginjal asam urat. Beberapa penyakit ini
juga beresiko bisa menjadi faktor penyebab batu ginjal seperti penyakit sarkoidosis,
hiperparatiroidisme, panyakit kanker dan asidosis tubulus renalis.
4. Penyebab kolik pada pinggang sebelah kanan
Rasa nyeri pada pinggang bagian kanan bisa disebabkan oleh banyak
kemungkinan. Beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya sakit pinggang
sebelah kanan antara lain;
 Penyempitan tulang belakang
Salah satu yang sering menjadi pemicu rasa sakit di pinggang sebelah kanan
adalah penyempitan tulang belakang. Penyebab terjadinya penyempitan pada
bagian ini adalah artitis yang terkait dengan kian bertambahnya usia seseorang.
Sakit pinggang sebelah kanan yang dirasakan akibat kondisi ini biasanya akan
kian menjadi saat beraktivitas. Rasa sakit ini akan reda saat penderitanya
beristirahat.
 Ginjal yang bermasalah
Apabila ginjal bermasalah, maka salah satu bagian pinggang akan terasa sakit.
Letak ginjal yang berada tepat di pinggang membuat bagian ini takkan bisa bebas
dari rasa sakit saat ginjal mengalami infeksi atau batu ginjal.

4
Jika ginjal bagian kanan yang menderita sakit, maka pinggang bagian kanan juga
akan merasakan sakit, demikian juga sebaliknya. Biasanya, sakit yang menyerang
pinggang dikarenakan penyakit di ginjal sudah akut atau kronis.
 Cedera
Persendian pada tulang belakang seseorang terutama bagian piringannya
rentan cedera terutama saat usia semakin tua. Jika piringan sendi ini cedera, maka
ia akan menekan syaraf yang ada di sekitarnya sehingga memunculkan rasa sakit.
Cedera ini biasanya dirasakan saat seseorang mengangkat beban berat berlebihan.
Sakit pinggang sebelah kanan yang diakibatkan oleh cedera ini bisa berlangsung
hingga tiga hari.
 Trauma pada otot
Layaknya otot di bagian lain, otot pada punggung juga bisa
mengalami keseleo dan otot kaku. Gejala yang bisa menjadi pertanda terjadinya
trauma jenis ini adalah kram otot dan kejang otot yang terjadi mendadak tanpa
bisa dikendalikan. Kesulitan lain yang akan timbul akibat kondisi ini adalah
terbatasnya aktivitas yang bisa dilakukan. Pinggang akan susah diajak kompromi
saat hendak berjalan, berdiri, dan membungkuk. Olahraga terlalu keras bisa juga
menjadi penyebabnya.
 Linu panggul
Linu panggul bisa dirasakan oleh siapa saja yang mengalami tekanan atau
iritasi pada syaraf siatik. Syaraf siatik merupakan syaraf dengan ukuran paling
panjang dalam tubuh yang menjalar melalui punggung, panggul, bokong, hingga
ujung kaki.
 Empedu bermasalah
Empedu adalah bagian dari hati yang salah satu fungsinya untuk mencerna
lemak dalam tubuh. Letak empedu ada di perut atas bagian kanan. Jika organ
tubuh ini mengalami masalah, maka sakit yang ditimbulkannya mungkin saja bisa
menjalar hingga ke pinggang sebelah kanan. Salah satu ciri sakit yang ditimbulkan
terkait masalah di empedu adalah kian memburuknya rasa nyeri saat penderitanya
makan. Karena pinggang memiliki fungsi yang sangat vital dalam menunjang
aktivitas tubuh.
5. Proses pembentukan urin
Proses pembentukan urine terjadi di dalam organ ginjal melalui beberapa tahapan
atau proses sampai akhirnya urine dapat diekskresikan melalui saluran ekskresi. Salah

5
satu sistem pengeluaran pada manusia adalah sistem urin. Sistem urin manusia
tersusun dari ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra. Sistem urin berfungsi sebagai
berikut:
 Menyaring zat-zat sampah metabolisme dari darah
 Mengontrol volume darah, yaitu dengan mengeluarkan kelebihan air yang
dihasilkan sel-sel tubuh. Mempertahankan jumlah air dalam darah penting untuk
memelihara tekanan darah agar gerakan gas, dan pengeluaran zat sampah padat
tetap normal.
 Memelihara keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu. Garam-garam ini
harus ada dalam konsentrasi tertentu untuk kelangsungan kegiatan sel.
Organ utama sistem urin adalah sepasang ginjal. Organ ini berwarna merah coklat,
berbentuk seperti biji kacang merah. Letak ginjal di daerah pinggang, tepatnya di
perut bagian belakang dan dilindungi tulang-tulang rusuk. Ginjal menyaring
darah yang telah mengandung zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh.

Proses Pembentukan Urine Terjadi di Dalam Organ Ginjal

6
Proses Pembentukan Urine

Seluruh darah dalam tubuh melewati ginjal berkali-kali dalam sehari. Darah
memasuki ginjal melalui arteri ginjal. Selanjutnya darah meninggalkan ginjal melalui
vena ginjal dan darah ini yang nantinya mengalami proses pembentukan urine. Ginjal
terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar disebut korteks, sedangkan lapisan dalam disebut
medula.
Sebuah ginjal tersusun atas kurang lebih satu juta nefron. Nefron adalah unit
penyaring terkecil ginjal. Satu nefron tersusun atas glomerulus, Simpai Bowman,
saluran berkelok-kelok, Ansa Henle, dan saluran pengumpul ginjal. Air, gula, garam,
dan zat sampah dari darah masuk ke nefron. Saat masuk nefron, darah bertekanan
tinggi. Darah dengan cepat mengalir ke kapiler dalam nefron. Kumpulan kapiler
dalam nefron disebut glomerulus (jamak = glomeruli) yang ditemukan di bagian
korteks.
Proses pembentukan urine diawali dengan adanya tekanan darah yang tinggi
sehingga air, glukosa, vitamin, asam amino, protein berukuran kecil, urea, asam urat,
garam, dan ion akan menembus kapiler masuk ke bagian nefron yang disebut Simpai
Bowman. Simpai Bowman adalah bangunan berbentuk mangkuk yang melingkupi
glomerulus. Dalam proses ini sel-sel darah dan sebagian besar protein tidak bisa
menembus dinding kapiler karena terlalu besar. Akibatnya sel-sel darah dan protein
tertinggal dalam kapiler.
Cairan dalam Simpai Bowman mengalir ke saluran berkelok-kelok dan Ansa
Henle. Ansa Henle adalah saluran sempit berbentuk U. Selama cairan berada di

7
sepanjang saluran-saluran ini, sebagian besar ion, air, dan semua glukosa, asam
amino, dan protein berukuran kecil diserap kembali ke dalam aliran darah.
Proses pembentukan urine yaitu proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
dipergunakan tubuh ini disebut reabsorbsi. Molekul kecil seperti air diserap kembali
ke kapiler secara difusi. Difusi merupakan gerakan molekul zat dari tempat yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Zat lain misalnya ion,
dikembalikan ke kapiler dengan cara transport aktif. Transport aktif adalah gerakan
molekul dari satu larutan ke larutan lain dengan menggunakan energi.
Kapiler-kapiler yang berisi zat yang diserap kembali kemudian bersatu
membentuk vena kecil. Vena-vena kecil bersatu membentuk vena ginjal. Vena ginjal
mengembalikan darah yang sudah disaring ke sistem peredaran. Di samping peristiwa
tersebut, di dalam saluran pengumpul pada proses pembentukan urine terjadi proses
lain yaitu masuknya zat-zat sampah dari pembuluh darah. Zat-zat sampah merupakan
zat sampah yang masih tersisa di dalam pembuluh darah saat filtrasi. Dengan proses
ini urin di dalam saluran pengumpul lebih pekat lagi.
Sesudah penyerapan kembali adalah tahapan akhir dari proses pembentukan urine,
cairan yang tersisa dalam saluran merupakan cairan zat sisa (disebut urin) yang
mengandung garam dan zat sampah lain. Urin kemudian mengalir ke saluran
pengumpul ginjal yang terletak di bagian medula.

Step 4 : Skema
Sistem Uropoetal

Anatomi Uropoetal Fisiologi Urin Faktor dan gejala

Mekanisme
Mekanisme Miksi
Pembentukan Batu

Step 5 : Sasaran Belajar


1. Anatomi dan fisiologi ren, ureter, vesica urinaria, uretra, prostat, dan glandula
suprerenalis.
2. Mekanisme miksi
3. Histologi sistem uropoetal

8
4. Teori pembentukan batu
Step 6 : Belajar Mandiri
Step 7 : Analisis Sasaran Belajar
1. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari:
 dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
 dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
 satu vesika urinaria (VU) tempat urin dikumpulkan
 satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
a. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya
lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal adalah :


a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

9
d. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
Fascia renalis terdiri dari
a. Fascia (fascia renalis),
b. Jaringan lemak peri renal, dan
c. Kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat
pada permukaan luar ginjal
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices
renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
Proses Pembentukan Urin
1) Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
2) Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal
terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan
pada papilla renalis.

10
3) Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan
arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi
arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang
berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke
gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen
gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih.

11
c. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah
pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika
urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:


a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
d. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm,
terdiri dari:
o Urethra pars Prostatica
o Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
o Urethra pars spongiosa.

12
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
o Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup
o Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf
o Lapisan mukosa.

e. Anatomi dan Fisiologi Prostat


Prostat berbentuk seperti piramid terbalik dan merupakan organ kelenjar
fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars prostatica. Panjang prostat sekitar 3 cm
dan terletak antara collum vesika urinaria (atas) dan diaphragma urogenitalis (bawah).
Prostat dikelilingi oleh kapsula fibrosa. Di luar kapsul terdapat selubung fibrosa, yang
merupakan bagian dari lapisan visceral fascia pelvis. Prostat mempunyai basis, apex,

13
permukaan anterior dan posterior, dan dua permukaan lateral. Prostat adalah organ
genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli, di depan rektum dan
membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan ukuran 4 x 3 x
2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan
fibromuskular dan glandular yang terbagi dalam beberapa daerah atau zona, yaitu :
perifer, sentral, transisional, preprostatik sfingter dan anterior (Mc Neal 1970).
Batas-batas prostat :
 Batas superior : basis prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria, otot
polos berjalan tanpa terputus dari satu organ ke organ yang lain.
 Batas inferior : apex prostat terletak pada permukaan atas diafragma urogenitalis.
Uretra meninggalkan prostat tepat diatas apex permukaan anterior.
 Anterior : permukaan anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis,
dipisahkan dari simphisis oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada cavum
retropubica(cavum retziuz). Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan
permukaan posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. Ligamentum ini
terletak pada pinggir garis tengah dan merupakan kondensasi vascia pelvis.
 Posterior : permukaan posterior prostat berhubungan erat dengan permukaan
anterior ampula recti dan dipisahkan darinya oleh septum retovesicalis (vascia
Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah
excavatio rectovesicalis peritonealis, yang semula menyebar ke bawah menuju
corpus perinealis.
 Lateral : permukaan lateral prostat terselubung oleh serabut anterior m. levator ani
waktu serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis. Ductus ejaculatorius
menembus bagisan atas permukaan prostat untuk bermuara pada uretra pars
prostatica pada pinggir lateral orificium utriculus prostaticus.
Prostat secara tak sempurna dibagi dalam lima lobus.
 Lobus anterior, atau isthmus, terletak di depan uretra dan tidak mempunyai
jaringan kelenjar.
 Lobus medius, adalah kelenjar yang berbentuk baji yang terletak antara uretra dan
ductus ejaculatorius. Permukaan atasnya dibatasi oleh trigonum vesicae. Bagian
ini kaya akan kelenjar.
 Lobus posterior terletak di belakang uretra dan di bawah ductus ejaculatorius dan
juga mengandung jaringankelenjar. Lobus lateral kanan dan kiri terletak di

14
samping uretra dan dipisahkan satu sama lain oleh alur vertikal dangkal yang
terdapat pada permukaan posterior prostat.
 Lobus lateral mengandung banyak kelenjar.
Fungsi prostat : Menghasilkan cairan tipis seperti air susu yang mengandung asam
sitrat dan fosfatase asam. Kedua zat ini ditambahkan ke caioran semen pada saat
ejakulasi. Otot polos pada stroma dan kapsula berkontraksi dan sekret yang
berasawl bersama kelenjar diperas masuk ke uretra pars prostatid. Sekret prostat
bersifat alkali yang membantu menetralkan keasamavagina.

Vaskularisasi pada prostat berasal dari arteri dan vena. Arteri vesikal inferior, arteri
pudendal interna, dan arteri hemoroid menyuplai darah ke prostat. Sedangkan vena
dari prostat akan berlanjut ke pleksus periprostatik yang terhubung dengan vena
dorsal dalam dari penis dan vena iliaka interna (Tanagho, 2004).
Persarafan pada prostat didapat dari inervasi simpatis dan parasimpatis dari pleksus
prostatikus. Pleksus prostatikus menerima masukan serabut simpatis dari nervus
hipogastrikus (T10-L2) dan parasimpatis dari korda spinalis (S2-4). Stimulasi
simpatis menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke uretra posterior seperti saat
ejakulasi, sedangkan rangsangan parasimpatis meningkatkan sekresi kelenjar pada
epitel prostat.

15
f. Anatomi Dan Fisiologi Glandula Suprerenalis
Glandula Suprarenalis atau sering juga disebut sebagai glandula adrenal
merupakan kelenjar endokrin yang
terletak di superomedial dari
masing-masing ren. Kedua
glandula suprarenalis ini dibungkus
oleh fascia renalis, tapi walaupun
demikian glandula adrenal ini tidak
ikut gerakan ren pada saat respirasi.
Kedua Glandula adrenal
merupakan organ peritoneal yang
berwarna kekuningan pada polus superior ren. Glandula suprarenalis ini dikelilingi
oleh fascia renalis (tetapi dipisahkan dari ren oleh capsula adiposa). Tiap glandula
suprarenalis mempunyai korteks yang berwarna kekuningan dan medulla yang
berwarna coklat tua. Perbedaan Glandula Suprarenalis Dextra dan Sinistra

Vaskularisasi Glandula Suprarenalis (Adrenal)


 A. Suprarenalis Superior yang merupakan cabang dari a. Phrenica inferior yang
merupakan cabang dari aorta abdominalis
 A. Suprarenalis inferior yang merupakan cabang dari a. renalis yang merupakan
cabang dari aorta abdominalis
 A. Suprarenalis media yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis

16
 V. suprarenalis dextra akan bermuara ke V. Cava Inferior. Sedangkan v.
suprarenalis sinistra akan bermuara ke v. renalis sinistra (V. cava inferior sinistra)
terlebih dahulu sebelum bermuara pada V. Cava Inferior

V. Renalis sinistra disebut juga sebagai V. Cava Inferior Sinistra karena :


Banyak vena yang bermuara pada v. renalis sinistra antara lain adalah v. glandula
suprarenalis sinistra, v. ovarica sinistra / v. testicularis sinistra (v. gonadalis sinistra),
v. lumbalis ascendens, v. phrenica inferior.
Innervasi Glandula Suprarenalis (Adrenal)
Mendapatkan innervasi dari plexus coeliacus dan plexus hipogastricus. Serabut
saraf simpatis untuk kelenjar umumnya simpatis preganglioner sedang yang
postganglioner adalah untuk pembuluh darah. Serabut2 saraf parasimpatis tidak
mencapai kelenjar.

17
Fisiologi Glandula Suprarenalis (Adrenal)
Tiap glandula adrenal terdiri atas 2 bagian, yakni Substantia corticalis dan
substantia medullaris. Pd Cortex adrenal zona glomerulosa menghasilkan hormon
aldosteron (mineralokortikoid) utk meningkatkan reabsorbsi Na dan sekresi K. Pada
korteks adrenal zona fasciculate dan zona retikularis menghasilkan hormon kortisol
(Glukokortikoid) yg berfungsi meningkatkan glukosa darah dg mengorbankan
simpanan protein dan lemak, dan berperan dalam adaptasi thd stress. Selain itu juga
menghasilkan hormon androgen (dehidroiandosteron) yg berperan dlm lonjakan
pertumbuhan masa pubertas dan dorongan sex pd wanita. Selain itu, medulla adrenal
menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin yg berfungsi utk memperkuat
system saraf simapatis, berperan dlm adaptasi thd stress dan pengaturan tekanan darah
2. Mekanisme mikturisi
Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses di
mana kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn urine.
Mikturisi ialah proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat
dikendalikan (dirangsang/dihambat) oleh sistim persarafan dimana gerakannya
dilakukan oleh kontraksi otot perut yg menambah tekanan intra abdominalis, dan
organ organ lain yang menekan kandung kencing sehigga membantu mengosongkan
urine ( Virgiawan, 2008 ).
Reflex mikturisi adalah reflex medulla spinalis yang bersifat otonom, yg
dikendalikan oleh suatu pusat di otak dan korteks cerebri. Reflex mikturisi merupakan

18
penyebab dasar berkemih, tetapi biasanya pusat yang lebih tinggi yang akan
melakukan kendali akhir untuk proses mikturisi sebagai berikut :
o Pusat yang lebih tinggi menjaga agar reflex mikturisi tetap terhambat sebagian,
kecuali bila mikturisi diinginkan
o Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah mikturisi, bahkan jika terjadi reflex
mikturisi, dengan cara sfingter kandung kemih eksterna terus-menerus melakukan
kontraksi tonik hingga saat yang tepat datang dengan sendirinya
o Jika waktu berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasi pusat mikturisi sacral
untuk membantu memulai reflex mikturisi dan pada saat yang sama menghambat
sfingter eksterna sehingga pengeluaran urin dapat terjadi.
Mekanisme Pengeluaran
Pengeluaran urin secara volunter biasanya dimulai dengan cara berikut : Mula-
mula, orang tersebut secara volunter mengkontraksikan otot perutnya, yang akan
meningkatkan tekanan di dalam kandung kemih dan memunkinkan urin tambahan
memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior dalam keadaan di bawah tekanan,
sehingga meregangkan dindingnya. Hal ini memicu reseptor regang, yang
mencetuskan reflex mikturisi dan secara bersamaan menghambat sfingter uretra
eksterna. Biasanya, seluruh urin akan dikeluarkan, dan menyisakan tidak lebih dari 5-
10 milimeter urin di dalam kandung kemih.
3. Histologi Sistem Uropoetal
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ ekskresi utama tubuh manusia. Unit struktural dan
fungsional ginjal disebut nefron. Setiap ginjal memiliki 1 hingga 1,4 juta nefron
fungsional. Nefron tersusun atas bagian-bagian yang berfungsi langsung dalam
pembentukan urin. Adapun bagian-bagian nefron, yaitu: korpus renalis, tubulus
kontortus proksimal, ansa henle segmen tebal dan tipis, tubulus kontortus distal, dan
duktus koligens. Ginjal dibungkus oleh kapsul jaringan lemak dan jaringan ikat padat
kolagen (kapsula fibrosa). Struktur tersebut disebut sebagai kapsula ginjal. Di sebelah
dalam kapsula ginjal, terdapat bagian korteks dan di sebelah dalam korteks terdapat
medulla. Korteks berisi korpus renalis atau korpus malphigi yang merupakan kesatuan
dari glomerulus dan kapsula Bowman. Selain itu juga terdapat tubulus kontortus dan
arteri atau vena yang mendarahinya. Di medulla, dapat ditemukan struktur duktus
namun tidak terdapat jaringan glomerulus. Dengan adanya perbedaan khas tersebut,

19
secara mikroskopis, ginjal dapat dibedakan dengan jelas mana bagian korteks dan
mana bagian medullanya.
Korteks ginjal mengandung korpus renalis yang merupakan permulaan dari setiap
nefron. Korpus renalis mengandung kapiler glomerulus yang diselubungi oleh dua
lapis epitel yang disebut kapsula Bowman. Lapisan dalam kapsul atau lapisan visceral
kapsula Bowman menyelimuti kapiler glomerulus. Pada lapisan ini terdapat podosit,
yaitu sel yang memiliki prosesus primer dan sekunder yang menyelimuti kapiler
glomerulus dengan saling bersilangan. Sementara itu, lapisan parietal di sebelah
luarnya, yang tersusun dari epitel selapis skuamosa, membulat dan membentuk
rongga di antara keduanya yang disebut rongga urin atau rongga kapsular. Di sinilah
hasil ultrafiltrat ditampung untuk selanjutnya diteruskan ke tubulus kontortus
proksimal. Korpus renalis memiliki dua kutub yaitu kutub vaskular dan kutub tubular.
Kutub vaskular berarti kutub tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol
eferen. Daerah ini ditandai dengan adanya struktur makula densa, yaitu sel reseptor
berbentuk palisade di dinding tubulus kontortus distal yang dekat dengan glomerulus.
Di daerah ini juga dapat ditemukan sel jukstaglomerular atau sel granular yang
merupakan modifikasi dari otot polos dinding arteriol aferen. Makula densa, sel
jukstaglomerular, dan kumpulan sel mesangial ekstraglomerular membentuk aparatus
jukstaglomerular. Struktur ini berfungsi dalam pengaturan volume dan tekanan
darah.3 Struktur nefron berikutnya adalah tubulus-tubulus yang berperan dalam
proses reabsorpsi. Berikut ini merupakan ciri khas penampakan mikroskopis dari
masing-masing tubulus.
o Tubulus kontortus proksimal : Epitel selapis kuboid dengan brush border sehingga
batas sel dengan lumen tampak tidak jelas, Batas antar sel juga tidak jelas karena
membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel tetangga, Sitoplasma asidofilik dan
granular, Jarak antar inti sel jauh , Ditemukan di jaringan korteks.
o Ansa henle segmen tebal pars desendens : Epitel selapis kuboid dengan brush
border sehingga batas sel dengan lumen tampak tidak jelas, Batas antar sel juga
tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel
tetangga, Sitoplasma asidofilik dan granular, Jarak antar inti sel jauh, Ditemukan
di jaringan medulla.
o Ansa henle segmen tipis : Epitel selapis skuamosa, mirip dengan kapiler namun
tidak memiliki sel darah pada lumennya, Tidak dapat dibedakan antara asendens
dan desendens

20
o Ansa henle segmen tebal pars asendens : Epitel selapis kuboid tanpa brush border
sehingga batas sel dengan lumen tampak cukup jelas dibanding tubulus kontortus
proksimal , Batas antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral
berinterdigitasi dengan sel tetangga, Sitoplasma terlihat lebih pucat, Jarak antar
inti sel lebih rapat dibanding tubulus kontortus proksimal, Ditemukan di jaringan
medulla.
Tubulus kontortus distal : Epitel selapis kuboid tanpa brush border sehingga batas
sel dengan lumen tampak cukup jelas dibanding tubulus kontortus proksimal, Batas
antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel
tetangga, Sitoplasma terlihat lebih pucat, Jarak antar inti sel lebih rapat dibanding
tubulus kontortus proksimal, Ditemukan di jaringan korteks.
Duktus koligens, Epitel selapis kuboid dengan batas antar sel atau membran sel
yang jelas. Setelah melalui serangkaian traktus pada nefron, urin akan bermuara pada
duktus papilaris Bellini di bagian apeks dari piramid medula. Adapun struktur dari
duktus papilaris Bellini ini adalah dindingnya merupakan epitel selapis silindris
dengan batas cukup jelas. Urin yang melewati traktus tersebut kemudian akan
ditampung di calyx minor untuk selanjutnya dialirkan ke calyx mayor, pelvis renalis,
dan ureter. Ketiga struktur ini disusun oleh sel epitel transisional yang khas dengan sel
payungnya.

21
22
b. Ureter
Manusia memiliki sepasang ureter yang menghubungkan ginjal dengan vesica
urinaria. Saluran ini memiliki lapisan mukosa yang melipat ke arah dalam dengan
jenis epitel transisional. Berbatasan dengan lamina propria, terdapat struktur lapisan
muskularis berupa otot polos yang lebih tebal dari mukosa. Otot polos ini terdiri atas
dua lapis pada ureter proksimal (sirkular dan longitudinal) serta tiga lapis pada ureter
distal (longitudinal, sirkular, dan longitudinal). Bagian terluarnya juga dapat
ditemukan tunika adventisia.

23
c. Vesica Urinaria
Vesica urinaria atau kantung kemih merupakan organ penampung urin sementara
sebelum dikeluarkan atau berkemih. Organ ini memiliki tiga lapisan otot polos yang
cukup tebal dan tidak tersusun rapi seperti di ureter karena susunannya
beranastomosis. Otot ini disebut m. detrusor. Epitel permukaannya adalah transisional
dengan enam lapis sel, lebih tebal dibandingkan ureter.

24
d. Uretra
Uretra merupakan traktus fibromuskular yang membawa urin dari vesica urinaria
keluar tubuh. Epitelnya tidak hanya satu jenis. Pada wanita, yang panjangnya sekitar 4
– 5 cm, dinding uretra tersusun atas epitel transisional di bagian proksimal dan epitel
berlapis skuamosa di bagian luarnya. Pada pria yang memiliki uretra lebih panjang dari
wanita dapat ditemukan epitel berlapis kolumnar.
4. Teori pembentukan batu
Berikut beberapa teori yang terkait dengan pembentukan batu :
a. Teori Supersaturasi/ Kristalisasi
Urin memiliki kemampuan melarutkan lebih banyak zat yg terlarut bila
dibandingkan air biasa. Campuran ion aktif dalam urin dapat menimbulkan
interaksi sehingga mempengaruhi kelarutan elemen2 urin. Dg adanya molekul2
zat organic (urea, asam urat, sitrat) juga akan mempengaruhi kelarutan zat2 lain.
Bila konsentrasi zat2 yg relative tdk larut dlm urin (Ca, oksalat, fosfat) ↑ -> akan
terbentuk kristalisasi (batu) zat tsb

25
b. Teori Nukleasi/ adanya nidus
Nidus/ Nukleus yg terbentuk akan mjd inti presipitasi yg kemudian tjd. Zat /
keadaan yg bersifat mjd nidus adl ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel
epitel / pus, bakteri, jaringan nekrotik iskemi yg berasal dr neoplasma atau infeksi
dan benda asing
c. Teori Tidak Adanya Inhibitor
Supersaturasi Ca, oksalat dan asam urat dalam urin dipengaruhi oleh adanya
inhibitor kristalisasi. Hal ini yg dapat menjelaskan mengapa pd sebagian individu
tjd pembentukan batu, sedangkan pd individu lain tidak, meskipun sama2 terjadi
supersaturasi. Ternyata pd pasien BSK, tdk terdapat zat yg bersifat sbg inhibitor
dlm pembentukan batu. Magnesium, sitrat dan pirofosfat diketahui dapat
menghambat nukleasi spontan Kristal Ca. Beberapa jenis glikosaminoglikans
(Chondroitin sulfat) dpt menghambat pertumbuhan Kristal Ca yg telah ada.Zat
lain yg punya peran inhibitor : asam ribonukleat, asam amino terutama alanin,
sulfat, flourida dan seng.
d. Teori Epitaksi
Epitaksi adl peristiwa pengendapan suatu Kristal di atas permukaan Kristal
lain. Bila supersaturasi urin oleh asam urat telah tjd misal krn dehidrasi / masukan
purin ↑ -> konsentrasi asam urat ↑ -> terjadi pembentukan Kristal asam urat. Bila
pada pasien ini terjadi ↑ masukan kalsium dan oksalat -> terbentuk Kristal
kalsium oksalat. Kristal ini kemudian akan menempel di permukaan Kristal asam
urat -> tdk jarang ditemukan BSK yg intinya asam urat yg dilapisi oleh kalsium
oksalat pd bagian luar
e. Teori Kombinasi
Teori ini merupakan gabungan dr berbagai teori diatas. (1) Fungsi ginjal harus
cukup baik utk dapat mengekskresi zat yg dapat membentuk Kristal scr berlebih.
(2) ginjal hrs dpt menghasilkan urin dg pH yg sesuai utk kristalisasi. Dr ke2 hal
tsb, disimpulkan bhw ginjal harus mampu melakukan ekskresi zat secara
berlebihan dan pH urin yg sesuai shg tjd presipitasi zat tsb. (3) urin hrs tdk
mengandung sebagian/ seluruh inhibitor kristalisasi. (4) Kristal yg telah terbentuk
harus berada cukup lama dlm urin, utk dpt slg beragregasi membentuk nucleus yg
selanjutny akan mengganggu aliran urin. Statis urin memegang peranan penting
dalam pembentukan BSK, shg nucleus yg terbentuk bisa tumbuh.

26
f. Teori Matriks
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan
mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk anyaman seperti sarang laba-laba.
Kristal batu Ca Oksalat maupun Ca Fosfat akan menempel pada anyaman tersebut
dan berada di sela-sela anyaman sehingga menimbulkan batu.
g. Teori Infeksi
Beberapa teori yang menjelaskan terkait dengan infeksi
1. Teori Infeksi Nanobakteria
Pada penelitian dilaporkan 90% penderita batu Calcium saluran kemih
mengandung nano-bakteria. Nano-bakteria merupakan bakteri terkecil yang
berukuran diameter 50-200 nanometer (nm) yang hidup di dalam darah,
ginjal, dan urin. Dinding luar sel bakteri ini akan mengeras membentuk
cangkan kalsium (karbonat apatit). Kristal karbonat apatit ini akan
mengadakan agregasi dan membentuk inti batu. Kemudian Kristal kalsium
oksalat akan menempel di situ sehingga makin lama makin besar.
2. Teori Infeksi Oxalobacter
Di dalam usus manusia terdapat bakteri pamakan oksalat sebagai bahan
energi yakni Oxalobacter formigenes & Eubacterium lentrum. Pada penelitian
didapatkan hasil 70% penderita batu kalsium oksalat tidak mempunyai bakteri
ini. Apabila jumlah bakteri berkurang maka terjadi hiperoksaluria yang
memudahkan timbulnya batu kalsium oksalat.
h. Teori Pembentukan Batu Struvit
Batu Struvit (MgNH4PO46H2O) dapat timbul dipengaruhi oleh pH urin >7,2
dan terdapatnya ammonia dalam urin. Hal ini dapat terjadi pada infeksi bakteri
pemecah urea (urea splitting bacteria). Bakteri penghasil urease antara lain

27
golongan proteus, klebsiella, providensia, pseudomonas, staphylococcus,
micrococcus, corynebacterium dan mikoplasma. Urease yang terbentuk akan
menghidrolisis urea menjadi karbondioksida dan ammonium dengan reaksi
seperti berikut sehingga timbul batu struvit :
1. urease
2. NH4-CO-NH4 + H2O ------------------> 2NH4 + H2O
a. NH4 + H2O ------------------> NH4+ + OH-
b. CO2 + H2O ------------------> H2CO3
NH4+ + Mg2+ + PO43- + 6H2O ----------------> MgNH4PO46H2O
i. Teori Vaskular, meliputi :
1. Teori Hipertensi
Pada penderita hipertensi ternyata didapatkan 83% mengalami perkapuran
ginjal. Hal ini disebabkan aliran darah dari papilla ginjal berbelok 1800 dan
aliran darah berubah dari aliran laminar menjadi aliran turbulensi (mengalami
turbulensi akibat tekanan darah yang tinggi). Aliran turbulensi ini akan
menyebabkan terjadinya pengendapan ion-ion Calcium di papilla renalis
sehingga membentuk Randall’s plaque yang dapat berubah menjadi inti batu.
2. Teori Hiperkolesterolemia
Pada penelitian yang dilakukan pada batu yang diambil dari operasi
ternyata batu tersebut memiliki kandungan kolesterol bebas 0,058-2,258 dan
kolesterol ester 0,012-0,777 µg/mg batu. Adanya kadar kolesterol yang tinggi
di dalam darah (hiperkolesterolemia) akan ikut disekresi oleh glomerulus
ginjal dan tercampur urin. Adanya butiran kolesterol akan merangsang
agregasi dengan Kristal Calsium oksalat dan Calsium Phospat sehingga
terbentuk batu.

28

Anda mungkin juga menyukai