Anda di halaman 1dari 4

Bab II 

Tinjauan Teori
A. Tinjauan Teori Penyakit
1. Definisi
Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi mengatur sistem sekresi dan melakukan
penyaringan pada darah. Ginjal manusia ada dua, ginjal kiri dan kanan. Nefrolithiasis (batu
ginjal) merupakan keadaan karena adanya masa seperti batu yang terbentuk di sepanjang
saluran kencing dan dapat menyebabkan nyeri, pendarahan, atau infeksi pada saluran
kencing. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi.
2. Etiologi
Menurut (Soenanto, 2005) penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Genetik (bawaan)
Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak dilahirkan,
meskipun kasusnya relatif sedikcit. Anak yang sejak kecil mengalami ganggua metabolisme
khususnya dibagian ginjal yaitu air seninya memiliki kecenderungan mudah mengendapkan
garam membuat mudah terbentuk batu. Karena fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara
normal maka kelancaran proses pengeluaran air juga mudah mengalami gangguan, misalnya
banyak zat kapur dalan air kemih sehingga mudah mengendapkan batu
b. Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal discbabkan oleh faktor makanan dan minuman
Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada
pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti oksalat dan fosfat. Kedua bahan
tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada makanan yang kadar asam uratnya
tinggi. Orang yang mengkonsumsi air (khususnya air putih) dalam jumlah yang sedikit sangat
beresiko terkena penyakit batu ginjal. Ini dikarenakan terjadi kekurangan cairan diginjal
sehingga air seni menjadi pekat, lalu mudah membentuk batu. Selain faktor makan dan
minum, suplemen vitamin ikut berperan dalam pembenrtukan batu ginjal, misalnya
kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.
c. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko terkena
penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari pad orang yang
banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah raga. Karena tubuh kurang
bergerak (baik olahraga mupun aktifitas bekerja) menyebabkan peredaran darah maupun
aliran seni menjadi kurang lancr. Bahkan tidak hanya penyakit ginjal yang diderita, penyakit
lain bisa dengan gampang menyerang
3. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala
Tanda atau gejala/keluhan tidak selalu ditemukan pada penderita yang mengidap batu saluran
kemih. Bila batunya masih kecil, atu besar tapi tidak berpindah, tidak merenggang atau
menyumbat permukaan saluran kemih, tidak akan timbul apapun. Penderitanya akan hidup
seperti biasa, sampai suatu saat mungkin ditemukan secara kebetulan waktu periksa dan foto
rontgen tampak da batu ginjalnya. Jika suatu saat btu itu bergeser, menggelinding dari pialan
ginjal ke bawah, timbullah gejala nyeri hebat di daerah pinggang. Sebab saluran (ureter) yang
menghubungkan piala ginjal dan kandung kemih itu kecil sekali (lebih kecil dari kelingking
tangan). Sehingga batu akan meregangkan dindingnya, bahkan merobek, atau menyumbat
lubangnya. Inilah yang menimbulkan nyeri hebat (kolik) di pinggang. Apabila btunya
berhasil sampai di bagian bawah saluran ureter, nyerinya akan berpindah dan terasa
merambat kearah kemaluan atau daerah pangkl paha. Biasany disertai keluarnya darah
bersama air seni. Bila lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop, ini dapat diketahui bila air seni dibawa ke laboratorium. Sumbatan atau
regangan batu pada saluran kemih dapat juga menimbulkan rasamual, muntah, perut
kembung. Bila batu itu menyangkut di kandung kemih, dapt timbul nyeri daerah atas
kemaluan waktu kencing, kencing tidak tuntas (kepingin kencing lagi sehabis kencing),
pancaran tidak kuat
4. Pemeriksaan diagnostik/Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien batu saluran kemih
adalah (American Urological Association, 2005)
a. Urinalisa 
Warna kuning, coklat atau gelap. : warna : normal kekuningkuningan, abnormal
merah menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis,
tumor,kegagalan ginjal). pH : normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan
sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau
batu kalsium fosfat), Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat,
atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran
Kencing , BUN hasil normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan
kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. BUN menjelaskan
secara kasar perkiraan Glomerular Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh
diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik (cedera,
infeksi). Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan
0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk
mengekskresi sisa yang bemitrogen. Abnormal (tinggi pada serum/rendah pada
urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis. 
b. Laboratorium 
1. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
2. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang
reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine. 
c. Foto KUB (Kidney Ureter Bladder)
Menunjukkan ukuran ginjal, ureter dan bladder serta menunjukan adanya batu di
sekitar saluran kemih. 
d. Endoskopi ginjal 
Menentukan pelvis ginjal, dan untuk mengeluarkan batu yang kecil. 
e. USG Ginjal 
Untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu. 
f. EKG (Elektrokardiografi) 
Menunjukan ketidak seimbangan cairan, asam basa dan elektrolit. 
g. Foto Rontgen 
Menunjukan adanya batu didalam kandung kemih yang abnormal, menunjukkan
adanya calculi atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.
h. IVP (Intra Venous Pyelografi ) 
Menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih, membedakan derajat
obstruksi kandung kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot
kandung kemih dan memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab
nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada strukturanatomik
(distensi ureter). 
i. Pielogram retrograd Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung
kemih. Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi
intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24 jam
untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total
merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya riwayat
batu ginjal, ureter, dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan untuk
mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu kandung kemih pada
klien.

5. Penatalaksanaan Medis : 
a. Penatalaksanaan terapi
b. Penatalaksanaan Operatif
B. Pertimbangan Anestesi
2. Definisi Anestesi
3. Jenis Anestesi : 
a. General anestesi, 
b. Regional Anestesi, 
c. Lokal Anestesi
4. Teknik Anestesi
5. Rumatan Anestesi: 
a. Obat-obatan Premedikasi
b. Induksi
c. Maintenance
d. Reverse
e. Emergency/life support
6. Risiko Anestesi/Komplikasi Anestesi
C. WOC (Web Of Caution)
D. Tinjauan Teori ASKAN
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2. Masalah Kesehatan Anestesi
3. Rencana Intervensi
a. Masalah Kesehatan Anestesi 1
1) Tujuan
2) Kriteria Hasil
3) Rencana Intervensi
a) Rencana tindakan 1.
b) Rencana tindakan 2 dst.
b. Masalah Kesehatan Anestesi 2 dst.
4. Implementasi
5. Evaluasi

Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN :
2527 – 9041 https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkss/article/download/4698/4129
https://eprints.umm.ac.id/47751/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai