Anda di halaman 1dari 43

OBSTRUKSI SALURAN

KEMIH
BATU GINJAL
DEFINISI
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir
kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan
sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini
mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di
saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia
prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di
tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta
seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal.
68-69).
ETIOLOGI
◦ Sejarah/ keturunan batu ginjal dari keluarga atau penderita.
◦ Tidak mengonsumsi air yang cukup setiap harinya
◦ Diet Tertentu. Mengonsumsi makanan yang tinggi akan protein, garam (sodium) dan gula dapat
meningkatkan risiko terkena batu ginjal. Terlalu banyak garam dalam diet akan meningkatkan jumlah
kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan meningkatkan risiko terkena batu ginjal.
◦ Obesitas (Kelebihan Berat). Indeks masa tubuh/ body mass index (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang
yang lebar dan penambahan berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko terkena penyakit batu ginjal.
◦ Penyakit pencernaan dan operasi
MANIFESTASI
◦ Menyebabkan rasa sakit yang dalam dan terus-menerus di aea kostovertebral.
◦ Nyeri yang berasal dari daerah renal menyebar secara anterior dan pada wanita mendekati kandung
kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
◦ Dapat dijumpai hematuria dan piuria.
◦ Kolik renal : bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral, dan
muncul mual muntah.
PATOFISIOLOGI
◦ Pembentukan batu pada ginjal umumnya membutuhkan keadaan supersaturasi.
Namun pada urinnormal, ditemukan adanya zat inhibitor pembentuk batu.
Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat zat reaktan yang dapat menginduksi
pembentukan batu. Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada
pelvikalises, hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli bulineurogenik
diduga ikut berperan dalam proses pembentukan batu.Batu terdiri atas kristal-
kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang
terlarut dalam urin
Lanjutan..
. Kristal-kristal tersebut akan tetap berada pada posisi metastable (tetap terlarut)dalam urinjika tidak ada
keadaan-keadaan yang menyebabkan presipitasi kristal. Apabila kristal mengalami presipitasi membentuk
inti batu, yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan yang lain sehingga menjadi
kristal yang lebih besar. Kristal akan mengendap pada epitel saluran kemih dan membentuk batu yang
cukup besar untuk menyumbat saluran kemih sehingga nantinya dapat menimbulkan gejala klinis.Terdapat
beberapa zat yang dikenal mampu menghambat pembentukan batu.
Lanjutan…
◦ Diantaranya ion magnesium (Mg), sitrat, protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid, dan
glikosaminoglikan. Ion magnesium ternyata dapat menghambat batu karena jika berikatan dengan
oksalat, akan membentuk garam oksalat sehingga oksalat yang akan berikatan dengan kalsium menurun.
Demikian pula sitrat jika berikatan dengan ion kalsium (Ca) untuk membentuk kalsium sitrat, sehingga
jumlah kalsium oksalat akan menurun
KOMPLIKASI
o Sumbatan : akibat pecahan batu.
o Infeksi : akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
o Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan batu
ginjal.(DR.Nursalam,M.Nurs,2006,hlmn 67)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sedimen urine
Menunjukkan adanya leukositoria, hematuria,dan dijumpai Kristal-kristal pembentuk batu.
Pemeriksaan kultur urine
Menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
Pemeriksaan faal ginjal
Bertujuan untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunana fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan
pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu jugga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai factor
penyebab timbulnya batu saluran kemih (antara lain kadar : Kalsium,oksalat,fosfat maupun urat didalam
darah maupun dalam urin).
Foto polos abdomen
Lanjutan..
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radiopaq di saluran kemih.
Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai diantara batu
jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen)
Pielografi Intra Vena (PIV)
Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.selain itu PIV dapat mendeteksi adanya
batu semi opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos perut. Jika PIV belum dapat
menjelaskan keadaan system saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal sebagai penggantinya adalah
pemeriksaan pielografi retrograde.
Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV,yaitu pada keadaan- keadaan : alergi
terhadap kontras,faal ginjal yang menurun,dan pada wanita yang sedang hamil.Pemeriksaan USG dapat menilai
adanya batu diginjal,atau dibuli-buli(yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis,pionefrosis,atau
pengkerutan ginjal. (Basuki B. Purnomo,hlmn 65-66)
INFORMASI TAMBAHAN
 Analgesik untuk mengatasi nyeri.
 Allopurinol untuk batu asam urat.
 Renisillin untuk batu systin.
 Antibiotika untuk mengatasi infeksi.
 Diet
 Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan :
 Batu kalsium
Lanjutan..
 Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsiumoksalat seperti bayam,
daun seledri, kacang-kacangan, kopi, teh, dan coklat. Sedangkanbaut kalsium fosfat : mengurangi
makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti :ikan laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
 Batu urat
 Makanan yang dikurangi: daging, kerang, gandum, kentang, tepung-tepungan,saus dan lain-lain.
 Batu struvite
 Makanan yang dikurangi : keju, telur, buah murbai, susu dan daging
BATU URETER
DEFINISI
◦ Batu ureter adalah keadaan dimana terdapat batu saluran kencing, batu yang terbentuk ketika konsentrasi
dan substansi tertentu seperti kalium, oksalat, kalium fosfat, dan asam urat meningkat (sudarth dan
brunner, 1997.)
ETIOLOGI
◦ Imobilisasi terlalu lama
◦ Dehidrasi
◦ Nefrolitiasis
◦ Kerusakan efitel ginjal
◦ Obstruksi aliran limfe ginjal
◦ Hiferkasemia
◦ Hioerkalsiura
◦ Penyakit mieloproliferatif yang menyebabkan priliferasi abnormal sel darah merah dari sum-sum tulang
◦ Perubahan ph urine (sudarth dan brunner 1997)
MANIFESTASI
◦ Sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar,dan biasanya mengandung darah
akibat aksi abrasi batu.
◦ Nyeri pnggang
◦ Nyeri kolik = aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises yang meningkat = tekanan intraluminal
meningkat = peregangan dari terminal saraf = sensasi nyeri
◦ Nyeri non-kolik = peregangan kapsul ginjal
◦ Hematuria = trauma mukosa oleh batu
◦ Demam = curiga urosepsis
PATOFISIOLOGI
◦ Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltik otot-otot sistem pelvikalises dan turun ke
ureter menjadi batu ureter. Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk mengeluarkan batu hingga turun ke
kandung kemih. Batu yang ukurannya kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar spontan, sedangkan
yang lebih besar seringg kali tetap berada diureter dan menyebabkan reaksi peradangan, serta
menimbulkan obstruksi kronis berupa hidronefrosis dan hidroureter.
◦ Batu yang terletak pada ureter maupun sistem pelvikalises mampu menimbulkan obstruksi saluran
kemih dan menimbulkan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas. Obstruksi di ureter dapat
menimbulkan hidroureter dan hidronefrosis, batu di pielum dapat menimbulkan hidronefrosis, dan batu
di kaliks mayor dapat menimbulkan klaiekstatis pada kaliks yang bersangkutan.
◦ Kondisi adanya batu pada ureter memberikan masalah keperawatan (8.2) pada pasien dengan
adanya berbagai respon obstruksi, infeksi, dan peradangan.
Batu Ureter

Respon Respon infeksi dan Respon edema


obstruksi inflamasi akibat
iritasi batu

Peningkatan
Nyeri kolik
tekanan hidrostatik
Hematuria, piuria Respon sistemik dan distensi piala
Sering miksi akibat nyeri kolik ureter serta ureter
(mual,muntah,anore
ksia)

Nyeri akut
Pemeriksaan
Gangguan eliminasi
diagnostik
urin Ketidakseimbangan Prognosis
nutrisi kurang dari pembedahan
kebutuhan tubuh Respon psikologis

Pemenuhan
informasi
kecemasan
KOMPLIKASI
Menurut Kimberly (2011) obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
a. Batu ginjal.
b. Sepsis
c. Hipertensi renovaskuler
d. Nefropati obstruktif
e. Pielonefritis
f. Ileus paralitik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan laboratorium dan radiologis. Bila
ditemukan leukositosis pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi. Anemia dapat terjadi pada
proses akut (kehilangan darah bila terjadi hematuria) dan kronik (insufisiensi renal kronik, malignansi).
◦ Urinalisis dapat berguna untuk menunjukkan adanya infeksi atau hematuria
◦ Untuk pemeriksaan tambahan atau jika akan dilakukan pemeriksaan radiologis dengan kontras, dapat
dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
◦ Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain intravenous pyelography (IVP), USG, dan CT
scan.
INFORMASI TAMBAHAN
◦ Pereda nyeri. Mengeluarkan batu ginjal dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk meredakan nyeri
ringan, dokter dapat menganjurkan pereda nyeri seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya),
acetaminophen (Tylenol, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve).
◦ Terapi medis. Dokter dapat memberikan obat untuk membantu Anda mengeluarkan batu ginjal. Jenis
obat ini, dikenal sebagai alpha blocker, mengendurkan otot-otot di saluran kemih, membantu Anda
mengeluarkan batu ginjal dengan lebih cepat dan hanya sedikit nyeri.
BATU SALURAN
KEMIH
DEFINISI
◦ Batu saluran kemih adalah batu yang terbetuk dari berbagai macam proses kimia di dalam tubuh manusia
dan terletak di dalam ginjal serta saluran kemih pada manusia seperti ureter (Pharos, 2012:  hal 4)
ETIOLOGI
Menurut (Purnomo, 2011: hal 2) Terbentuknya batu saluran kemih diduga karena ada hubungannya
gangguan cairan urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih dehidrasi dan keadaan lain yang masih
belum terungkap (idopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya
batu saluran kemih pada seseorang yaitu :
1. Faktor intrinsik: herediter (di duga diturunkan orang tuanya) umur, (paling sering di dapatkan pada
usia 30-50 tahun) jenis kelamin, (laki-laki tiga lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan).
2. Faktor ekstrinsik: geografi, iklim dan temperature, asupan air, diet pekerjaan.Mineralisasi pada semua
system biologi merupakan temuan umum. Tidak terkecuali batu saluran kemih, yang merupakan
kumpulan kristal yang terdiri dari bermacam-macam Kristal dan matrik organik. Teori yang
menjelaskan mengenai penyakit batu saluran kemih kurang lengkap. Proses pembentukan
membutuhkan supersaturasi urine. Supersaturasi tergantung pada PH urine, kekuatan ion,
konsntrasizat terlarut, dan kompleksasi. (Stoller 2010 : hal 4).
MANIFESTASI
◦ Rasa nyeri saat buang air kecil
◦ Darah dalam urine
◦ Urine terlihat lebih pekat dan gelap
◦ Kesulitan buang air kecil
◦ Merasa selalu ingin buang air
◦ Buang air kecil tidak lancar atau tersendat-sendat
PATOFISIOLOGI
◦ Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium
fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu,
seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju
pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien
dehidrasi) (Boyce, 2010; Moe, 2006)
◦ Penyebab terbentuknya batu dapat digolongkan dalam 2 faktor antara lain faktor endogen seperti
hiperkalsemia, hiperkasiuria, pH urin yang bersifat asam maupun basa dan kelebihan pemasukan cairan
dalam tubuh yang bertolak belakang dengan keseimbangan cairan yang masuk dalam tubuh dapat
merangsang pembentukan batu,
◦ sedangkanfaktor eksogen seperti kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan
terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal akibat ketidakseimbangan cairan yang masuk,
tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran keringat, yang akan mempermudah
pengurangan produksi urin dan mempermudah terbentuknya batu, dan makanan yang mengandung purin
yang tinggi, kolesterol dan kalsium yang berpengaruh pada terbentuknya batu (Boyce, 2010; Corwin,
2009; Moe, 2006
KOMPLIKASI
Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi yang berkepanjangan pada
urotelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasan yang sering berupa karsinoma epidermoid.
Sebagai akibat obstruksi, khususnya di ginjal atau ureter, dapat terjadi hidronefrosis dan kemudian
berkelanjutan dengan atau tanpa pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila
terjadi pada kedua ginjal, akan timbul uremia karena gagal ginjal total. Khusus pada batu uretra, dapat
terjadi divertukulum uretra. Bila obstruksi berlangsugn lama, dapat terjadi ekstravasasi kemih dan
terbentuklah fistula yang terletak proksimal dari batu ureter.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Secara radiologik, batu dapat radiopak dan radiolusen. Yang radiolusen umumnyaada;ah dari jenis asam
urat murni. Pada radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukupuntuk menduga adanya batu
saluran kemih bila foto diambil dua arah
◦ Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapatmenunjang adanya batu
di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya batu.
◦ Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, baik radiolusen
◦ Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra yang menandakan sudah
hidronefrosis. Jika terdapat demam kemungkinan sudah menjadi infeksi.
◦ Dilakukan pula pemeriksaan sedimen urin yang menunjukkan adanya: leukosituria, hematuria, dan
dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.
Lanjutan..
◦ Pemeriksaan kultur urin diperlukan untuk melihat infeksi adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
Diperlukan juga pemeriksaan foto PIV dan diperiksa kadar elektrolit di dalam darah maupun urin.[
◦ Tes darah dapat menginformasikan apabila terlalu banyak kalsium atau asam urat dalam darah Anda.
Hasil tes darah membantu memonitor kesehatan ginjal dan dapat memungkinkan dokter memeriksa
kondisi medis lainnya.
◦ Tes pengumpulan urine 24-jam dapat menunjukkan bahwa Anda mengeksresikan terlalu banyak mineral
pembentuk batu atau terlalu sedikit zat pencegah batu.
Lanjutan…
◦ Pencitraan Tes. Pencitraan dapat menunjukkan batu ginjal dalam saluran kemih Anda. Pilihan berkisar
dari X-ray perut yang sederhana, namun dapat melewatkan batu ginjal yang kecil, hingga computerized
tomography (CT) berkecepatan tinggi atau berenergi ganda yang dapat mengungkapkan adanya batu-
batu yang sangat kecil. Pilihan pencitraan lainnya meliputi USG, tes non-invasif, dan urografi intravena
(intravenous pyelogram) atau mendapatkan gambar CT (CT urogram) seiring pewarna bergerak melalui
ginjal dan kandung kemih.
◦ Analisis batu yang dikeluarkan. Anda dapat diminta untuk buang air kecil melalui saringan untuk
menangkap batu ginjal yang keluar. Analisis lab akan mengungkapkan susunan batu ginjal Anda. Dokter
menggunakan informasi ini untuk menentukan apa yang menjadi penyebab batu ginjal Anda dan untuk
membentuk program untuk mencegah lebih banyak batu ginjal.
INFORMASI TAMBAHAN
◦ Zat inhibitor (misalnya sitrat, pirofosfat dan magnesium) telah diidentifikasi sebagai agen kelasi (chelating).
Ketika zat tersebut terdapat dalam jumlah yang adekuat, mereka dapat mencegah Agregasi kristal dan
pembentukan kristal. Ketika inhibitor tersebut tidak ada, maka akan terjadi pembentukam batu setelah
proses agregasi kristal. Selain itu, matriks berserabut dari materi organic urine (kebanyakan adalah
mucoprotein) dapat terbentuk di dalam ginjal atau kandung kemih, membentuk suatu substansi dimana zat
kristal akan menempel. Hal tersebut kemudian akan menjadi cikal bakal batu. Produksi dari mucoprotein
mungkin berhubungan dengan terdapatnya riwayat keluarga menderita urolitiasis.
◦ Pereda nyeri. Mengeluarkan batu ginjal dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk meredakan nyeri
ringan, dokter dapat menganjurkan pereda nyeri seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya),
acetaminophen (Tylenol, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve).
◦ Terapi medis. Dokter dapat memberikan obat untuk membantu Anda mengeluarkan batu ginjal. Jenis obat
ini, dikenal sebagai alpha blocker, mengendurkan otot-otot di saluran kemih, membantu Anda mengeluarkan
batu ginjal dengan lebih cepat dan hanya sedikit nyeri.
PENGKAJIAN
PengkajianPrimer
Airway: adanya sumbatan/ obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan
reflek batuk
Breathing : kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan nafas, timbulnya pernapasan yang sulit dan/
atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi/ aspirasi, Peningkatan frekunsi napas, napas dangkal,
distress pernapasan (pernapasan cuping hidung, takipneu, retraksi), menggunakan otot-otot pernapasan
Circulation: Tekanan Darah (TD) dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membrane mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut
Disability : Kesadaran compomentis.
Pengkajian Sekunder
Aktivitas dan istirahat : klien dapat mengalami gangguan tidur apabila nyeri timbul pada
malam hari. Keterbatasan akitivitas atau imobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya (penyakit tak sembuh, cedera medulla spinalis)
Srikulasi : peningkatan tekanan darah (TD)/ nadi (nyeri, ansietas gagal ginjal), kulit
hangat dan kemerahan, pucat
Lanjutan..
Pola fungsioanal: pola persepsi dan pemeliharaan kekuatan klien yang bisa saja tinggal di daerah yang
tinggi kalium pada air. Terdapat riwayat penggunaan pada alcohol, pola nutrisi dan metabolisme, adanya
asupan dengan tinggi purin, kalsium oksalat dan fosfat. Terdapat juga ketidak cukupan intake cairan. Klien
Batu Saluran Kemih dapat mengalami mual/muntah, nyeri tekan abdomen, pola eliminasi klien Batu
Saluran Kemih dapat mengalami riwayat adanya Infeksi Saluran Kemih Kronis, adanya obstruksi
sebelumnya (kulkus), penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih,
diare
Lanjutan..
Nyeri/ Kenyamanan: Episode akut nyeri berat, nyeri kolik, Lokasi tergantung pada lokasi batu, contoh
pada panggul di region sudut, costovertebal; dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat
paha atau genetalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkus ada di pelvis atau kalkulus ginjal
Keamanan: Penggunaan alkohol, demam menggigil
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tnda vital : peningkatan tekanan darah dan nadi, peningkata suhu bila di jumpai infeksi.
Kulit : Hangat dan kemerahan, pucat
Abdomen: adanya nyeri tekan abdomen, doistensi abdominal, penurunan atau tidaknya adanya bising
DIAGNOSA KEPERAWATAN +
INTERVENSI
(BATU GINJAL, BATU URETER,
BATU KANDUNG KEMIH)
Nyeri Akut b.d. agen pencedera Fiologis
◦ Ds : ◦ Intervensi Keperawatan :

◦ Mengeluh nyeri ◦ Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai


ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
◦ Do : dapat berkomunikasi secara efektif
◦ tampak meringis ◦ Bantu keluarga adalam mencari dan menyediakan
dukungan
◦ gelisah
◦ Evaluasi pengalaman nyeri dimasa lalu yang meliputi
◦ frekuensi nadi meningkat riwayat nyeri kronik individu atau keluarga atau nyeri
yang mengakibatkan ketidakmampuan, dengan tepat
◦ Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri non
formakologi, sesuai kebutuhan
Gangguan Eliminasi Urin b.d. retensi
urin
◦ Ds : ◦ Intervensi Keperawatan :
◦ sering buang air kecil ◦ Kaji intake dan output cairan
◦ nocturia ◦ Kaji keluhan kandung kemih penuh
◦ desakan berkemih ◦ Ajarkan pola berkemih normal dan perhatikan
◦ mengompol variasi
◦ Do : ◦ Kolaborasikan pemeriksaan penunjang
obstruksi saluran kemih
◦ distensi kandung kemih
◦  
◦ berkemih tidak tuntas
◦ volume residu urin meningkat
◦  
Defisit Nutrisi b.d. mual muntah
◦ Ds : ◦ Intervensi Keperawatan :
◦ Kram/ nyeri abdomen ◦ Monitor kalori dan asupan makanan
◦ Nafsu makan menurun ◦ Pantau intake dan output
◦ Do : ◦ Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
◦ Berat badan menurun mengkonsumsi makan
◦ Fasilitasi klien memperoleh diet yang disukai
◦ Bising usus hiperaktif
◦  
◦ Membrane mukosa pucat
◦  
DAFTAR PUSTAKA
◦  https://dokumen.tips/documents/makalah-batu-ginjal-55846482664f1.html
◦ https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-batu-ginjal-48948595
◦ Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, EGC,Jakarta.R.
◦ Syamsu Hidayat dan Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Buku kedokteran EGC Edisi 2,Hlm 489.
◦ Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
◦ Dochterman, J. M., & Bulecheck, G. M. (2004). Nursing Interventions Classification(NIC) (5th ed.). American : Mosby Elseiver
◦ Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes Classification(NOC) (5th ed.). United stated of
America : Mosby Elseiver
◦ Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015 – 2017 (10 th ed.). Jakarta : EGC
◦ https://dokumen.tips/documents/makalah-batu-saluran-kemih.html
◦ https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_saluran_kemih
◦ https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/batu-saluran-kemih/
Sesi Diskusi
Dwi fitriyani kelompok 1 7A
 Bisa di jelaskan kembali tentang gangguan kerusakan jaringan pada kasus obstruksi saluran kemih
Sri rahayu kelompok 2 7A
 Diagnosa disfungsi seksual,bagaimana peran perawat dalam mengedukasi pasien dan apa hubungan nya
disfungsi seksual terhadap kegawat daruratan
Ayu wantira kelompok 2 7B
 Di diagnosa prioritas tedapat diagnosa resiko infeksi bisa di jelaskan kembali patofisiologi nya dan
kenapa resiko infeksi diagnosa yang ke 4 dan kenapa disfungsi seksual yang ke 5

Anda mungkin juga menyukai