Anda di halaman 1dari 208

TUGAS AKHIR STASE KEPERAWATAN KELUARGA

DI RW 02 DESA KARANGSONG
KABUPATEN INDRAMAYU

TUGAS INDIVIDU

Disusun sebagai Salah Satu Tugas Stase Komunitas dan Keluarga


Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :
ISTIQOMAH FAUZIYAH
NIM R.16.04.10.020

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir Stase Keperawatan Keluarga di RW 02 Desa Karangsong


Kec/Kab. Indramayu Tahun 2017 ini Telah Diperiksa dan Disahkan oleh
Koordinator Stase Komunitas dan Keluarga Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Indramayu Guna Melengkapi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Profesi Ners (Ners)

Indramayu, Juni 2017

Pembimbing

Riyanto, S.Kep.,Ns, M.Kep


NIK. 043 213 066

Koordinator

Riyanto, S.Kep.,Ns, M.Kep


NIK. 043 213 066

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia-Nya dan nikmat kesehatan yang tiada hentinya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul “LAPORAN AKHIR STASE

KEPERAWATAN KELUARGA DI RW 02 DESA KARANGSONG

KECAMATAN KABUPATEN INDRAMAYU”, untuk memenuhi salah satu

tugas dalam stase keperawatan komunitas dan keluarga pada Program Studi

Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu.

Dalam pembuatan tugas ini penulis menyadari tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu dan mendukung tugas ini diantaranya :

1. Drs. H. Turmin, B.Sc., selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra


Husada Indramayu.
2. Heri Sugiarto, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Indramayu
3. Wayunah, S.Kp, M.Kep., Ketua program Profesi Ners STIKes
Indramayu.
4. Riyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Koordinator Stase Keperawatan
Keluarga dan Komunitas pada Program Profesi Ners STIKes Indramayu.
5. Kepala Desa Karangsong yang telah memberikan ijin dalam
pelaksanaan Praktek Klinik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
6. Riyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Pembimbing Stase
Keperawatan Keluarga yang telah berkenan meluangkan waktu dan ilmunya guna
memberikan pengarahan, nasehat, serta masukan yang bermanfaat selama
pembuatan tugas ini pada Program Profesi Ners STIKes Indramayu
7. Rekan – rekan angkatan X Program Profesi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

iii
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis berharap mudah-

mudahan tugas ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Indramayu, Juni 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
1. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. K dengan ChildBearing di
RT 04 RW 02 Desa Karangsong ............................................................ 1
2. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A dengan Anak Usia
Sekolah di RT 04 RW 02 Desa Karangsong ......................................... 43
3. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. W dengan Usia Dewasa
Pertengahan di RT 04 RW 02 Desa Karangsong ................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRA

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Lampiran 2 : Satuan Acara Pre Menstruasi Syindrom (PMS)
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan Rematik (Asam Urat)
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Rematik
Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil
Lampiran 7 : Dokumentasi ASKEP Keluarga

vi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. T DENGAN
ANAK USIA SEKOLAH DI RT 03 RW 02 DESA
KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU

TUGAS INDIVIDU

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Stase Komunitas dan Keluarga


Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :

ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
INDRAMAYU
2017

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan adalah satu tekhnik yang dilakukan
perawat untuk mengetahui keadaan keluarga tersebut baik yang sehat
maupun yang sakit berada dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan
orang berikatan dengan tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anaknya baik anak kandung ataupun adopsi.
Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara Bio-Psiko-Sosio-Kultur-Spiritual dan juga memenuhi fungsi
reproduksi untuk meneruskan kelangsungan menambah SDM.
Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga,
salah satunya adalah keluarga dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah, tahap ini dimulai sejak anak berusia 6-12 Tahun, dalam tahap ini
orang tua mempunyai tugas untuk menghadapi pisah dengan anaknya dan
melepaskan anaknya karena anak usia sekolah ini akan lebih senang bergaul
dan bermain dengan teman sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai
tahap perkembangan untuk mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan
meningkatkan prestasi anak.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat
memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan
keluarga, apakah keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada
usia sekoah ini atau belum, serta menjelaskan keluarga tugas perkemangan
anak usia sekolah, selain itu juga perawat melakukan pengkajian disekitar
lingkungannya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak
untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi
kepada keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit.

1
2

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam
tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah.
Disamping itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang
bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan ini adalah:
a. Konsep keluarga dengan anak usia sekolah meliputi :
1) Pengertian anak usia sekolah
2) Ciri-ciri anak usia sekolah
3) Tahap perkembangan anak usia sekolah
b. Proses keperawatan keluarga :
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan keluarga
3) Rencana Tindakan
4) Tindakan keperawatan
5) Evaluas

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Anak Usia Sekolah


1. Pengertian
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi
(0-1 tahun), usia bermain atau toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5
tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18 tahun). Rentang
ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang
anak yang berbeda (Hidayat, 2005 ).
Rentang kehidupan yang dimulai dari usia 6 sampai mendekati 12
tahun memiliki berbagai label, yang masing-masing menguraikan
karakteristik penting dari periode tersebut. Periode usia pertengahan ini
sering kali disebut usia sekolah atau masa sekolah. Periode ini dimulai
dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah (Wong, 2008 : 559).
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak
masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir
masa kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak
mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan
psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal,
misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya

2. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6
tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Label yang digunakan oleh orang tua

3
4

1) Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti


perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada
orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.
2) Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan
dan ceroboh dalam penampilan.
3) Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
b. Label yang digunakan pendidik atau guru
1) Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari
perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu
ekstrakurikuler
2) Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang
cenderung menetap sampai dewasa.
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
1) Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota
kelompok.
2) Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan,
berbicara dan berperilaku.
3) Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak
akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
4) Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain
yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk
bermain

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


5

3. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah


Menurut Suriadi dalam Maryunani (2010 : 37) pertumbuhan
adalah suatu peningkatan ukuran fisik, keseluruhan atau sebagian
yang dapat diukur (contoh: dalam grafik petumbuhan tinggi, berat
badan dan diameter pada lingkaran kulit), sedangkan perkembangan
adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk
berfungsi (contoh: perkembangan kognisi dan sosioemosional).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya
multipikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel. Sedangkan perkembangan merupakan hasil
interaksi antara kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, sehingga perkembangan ini berpengaruh penting
dalam kehidupan manusia (Nursalam, 2005 : 32-33)
Dalam tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan, anak
dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yakni kelompok tahap
pranatal yang terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu) dan
masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap bayi yang terdiri dari masa
neonatal (usia 0-28 hari) dan masa pascaneonatal (29 hari sampai 1
tahun), tahap pra sekolah (usia 1-6 tahun), dan kelompok usia 6 tahun
keatas yang terbagi dalam masa pra remaja (6 sampai 10 tahun), dan
masa remaja terbagi menjadi 2 kelompok yaitu masa remaja dini
(perempuan, usia 8-13 tahun dan laki-laki, 10-15 tahun) dan masa
remaja lanjut (perempuan, usia 13-18 tahun dan laki-laki, usia 15-20
tahun) (Maryunani, 2010 : 55)
Secara fisiologis, masa kanak-kanak pertengahan dimulai dengan
tanggalnya gigi susu pertama dan diakhiri pada masa pubertas dengan
memperoleh gigi permanen terakhir (kecuali gigi geraham terakhir).
Selama usia 5 sampai 6 tahun sebelumnya, anak mengalami
kemajuan, dari bayi yang tidak berdaya menjadi individu yang kuat
dan kompleks dengan kemampuan berkomunikasi, membentuk

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


6

konsep yang terbatas, dan mulai terlibat dalam perilaku sosial dan
motorik yang kompleks. Anak mengalami pertumbuhan fisik yang
sama cepat. Sebaliknya, periode kanak-kanak masa pertengahan,
antara pertumbuhan yang cepat di masa kanak-kanak awal dan
ledakan pertumbuhan di masa prapubertas, adalah saat pertumbuhan
dan perkembangan terjadi secara bertahap dengan peningkatan yang
lebih besar pada aspek fisik dan emosional (Wong, 2008 : 560).
a. Perkembangan biologis Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak
laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, pada anak laki-laki
lebih tinggi dan kurus, pada anak perempuan lebih pendek dan
gemuk. Pada usia ini pembentukan lemak lebih cepat daripada otot.
b. Perkembangan Psikososial Pada masa ini anak-anak selalu
melakukan aktivitas bersama atau kelompok. Menurut Freud
perkembangan psikososial pada anak usia sekolah digolongkan
dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus.
c. Perkembangan Kognitif Menurut Pieget anak berada dalam tahap
operasional konkret, yaitu anak mengekspresikan apa yang
dilakukan dengan verbal dan simbol kemampuan anak yang
dimiliki pada tahap operasional konkret, yaitu :
1) Konservasi : menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara
konkret bukan magis.
2) Klasifikasi : mualai belajar mengelompokkan, menyusun dan
mengurutkan.
3) Kombinasi : mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf
sesuai dengan keinginan yang dihubungkan dengan pengalaman
yang sebelumnya.
4) Perkembangan Spiritual
Pada usia anak-anak mulai tertarik terhadap surga dan neraka,
sehingga mereka mematuhi semua peraturan karena takut
masuk neraka.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


7

5) Perkembangan Bahasa
Kosa kata anak bertambah, kesalahan pengucapan mulai
berkurang karena bertambahnya pengalaman dan telah
mendengarkan penguapan yang benar. Pembicaraan yang
dilakukan dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.
6) Perkembangan Seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian,
dan gerak-geriknya sesuai dengan peran seksnya.
7) Perkembangan Konsep Diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orangtua, saudara dan
saudara lainnya. Dan anak membentuk konsep diri sehingga
membentuk ego ideal yang berfungsi sebagai standar perilaku
umum yang di internalisasi.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang diajukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan
yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
sarana atau penyalur (Effendi, 1998: 38). Asuhan keparawatan pada
keluarga merupakan bagian penting dalam upaya menyelesaikan masalah
yang dihadapi sasaran, baik sebagai sasaran keluarga sendiri , sasaran
individu maupun sasaran kelompok bahkan sasaran yang lebih luas yaitu
masyarakat. Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan
satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis
untuk menggambarkan perkembangan dari tahap, dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


8

berintegrasi dan kesanggupan untuk mengatasinya. Untuk mendapatkan


data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari anggota keluarga
yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu.
Sedangkan informasi tentang potensi keluarga dapat diperoleh dari
pengambilan keputusan dalam keluarga, biasanya adalah kepala
keluarga, atau kadang-kadang orangtua. Pengumpulan data dapat
dilakukan melalui cara :
a. Wawancara
Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan
sebagainya.
b. Observasi
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang
berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan,
keberhasilan dan sebagainya.
c. Studi Dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa,
diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lain.
d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya
kehamilan dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Data Umum
a) Kepala keluarga dan komposisi keluarga
b) Tipe keluarga
c) Suku bangsa dan agama
d) Status sosial ekonomi keluarga
e) Aktivitas rekreasi keluarga

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


9

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat kesehatan keluarga inti
3) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
a) Struktur peran
b) Nilai dan norma keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
d) Struktur kekuatan keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi ekonomi
b) Fungsi mendapatkan status social
c) Fungsi pendidikan
d) Fungsi sosialisasi
e) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :
(1) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa
kesehatan
(2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat.
(3) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
(4) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara atau
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
(5) Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


10

f) Fungsi religious
g) Fungsi rekreasi
h) Fungsi reproduksi
i) Fungsi afeksi
6) Stress dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
d) Disfungsi strategi adaptasi
7) Pemeriksaan keluarga Pemeriksaan kesehatan pada individu
anggota keluarga meliputi pemeriksaan kebutuhan dasar individu,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
8) Harapan keluarga Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat
(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan
keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan
hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga
mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta
berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan
tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Tipologi diagnosis
keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masa
keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


11

c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dan keluarga


ketika keluarga telah mampu memenuhi kemampuan kesehatannya
dan mempunyai suumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat ditingkatkan.
3. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah dikelompokkan menjadi:
1) Keadaan tidak atau kurang sehat
2) Ancaman kesehatan
3) Keadaan sejahtera
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila
dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk
menangani masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu
4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah
yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan:
1) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
2) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk
memperbaiki masalah
3) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual
dan menjadi parah
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi
keperawatan, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


12

keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam menentukan


prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala
prioritas sebagai berikut:

Tabel 2.1
Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala : Ancaman kesehatan 2
Tidak atau kurang 3
sehat
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah yang 2
dapat diubah
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat 1
dicegah tinggi
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus 2
ditangani
Masalah tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


13

Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
4. Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena:
1) Kurang pengetahuan atau ketidaktauan fakta
2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3) Sifat dan falsafah hidup
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena:
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia
4) Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
5) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari akibat tindakan
8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan
karena:
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan
3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga
5) Konflik

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


14

6) Sikap dan pandangan hidup


d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga, disebabkan karena:
1) Sumber keluarga tidak cukup
2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara
kebersihan rumah
3) Ketidaktauan pentingnya fasilitas lingkungan
4) Sikap dan pandangan hidup
5) Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri
sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap yang mempunyai
masalah
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena:
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya pada petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
5) Rasa takut pada akibat dari tindakan
5. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam pemecahan masalah
kesehatan / keperawatan yang telah diidentifikasikan (Effendy, 1995).
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan
yang bertujuan:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan.
1) Tujuan: Keluarga mampu mengenal masalah penyakit
2) Intervensi:
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang pengertian penyakit,
faktor pencetus, tanda dan gejala, serta penanganannya.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


15

b) Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang telah


dijelaskan
c) Tanyakan kembali tentang apa yang didiskusikan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara yang tepat
1) Tujuan: Keluarga sanggup mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat
2) Intervensi:
a) Beri penjelasan pada keluarga tentang sifat, berat dan luasnya
masalah
b) Berikan beberapa pilihan kepada keluarga mengenai tindakan
yang tepat
c) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan pemilihan tindakan yang tepat.
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga
yang sakit.
1) Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan terhadap anggota
2) Intervensi:
a) Jelaskan kepada keluarga cara penanganan
b) Anjurkan kepada penderita makan makanan yang bergizi
c) Anjurkan kepada penderita memperhatikan waktu beristirahat
d) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan
e) Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga
1) Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang proses penyembuhan dan pencegahan
2) Intervensi:
a) Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh
untuk menunjang proses penyembuhan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


16

b) Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan


lingkungan yang dapat menunjang proses pencegahan dan
penyembuhan
e. Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
di lingkungannya.
1) Tujuan: Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
2) Intervensi
a) Jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada
untuk pemeriksaan dan pengobatan
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan
pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan
masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Tidak mau mengatasi situasi
d. Adat istiadat yang berlaku
e. Mempertahankan suatu pola tingkah laku
f. Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran
g. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan Faktor lain yang
bersumber dari perawat:
a. Menggunakan pola pendekatan yang tidak tepat (kaku)
b. Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-
faktor sosial budaya
c. Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga:

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


17

a. Sumber daya keluarga (keuangan) dan tingkat pendidikan


keluarga
b. Adat istiadat yang berlaku
c. Respon dalam penerimaan keluarga
d. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

7. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
perawatan yang baru.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. T DENGAN
ANAK USIA SEKOLAH DI RT 03 RW 02 DESA KARANGSONG
KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

A. PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. T
2. Umur KK : 42 Tahun
3. Alamat dan No. Telepon : RT/RW. 03/02 Desa Karangsong
Kec/Kab. Indramayu
4. Pekerjaan KK : Wiraswasta
5. Pendidikan KK : SMA
6. Tanggal Pengkajian : 28 Mei 2017
7. Komposisi Keluarga :
Jenis Hub
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dg KK
1 Ny. Y P 37 Istri SMA IRT
2 An. I P 11 Anak SD -
3 An. Id L 8 Anak SD -
4 An. G P 5 Bln Anak - -
Genogram

18
19

Keterangan gambar :
: Laki-laki : Satu rumah
: Perempuan : Cerai / pisah
: Menikah : Meninggal
: Garis Keturunan : Klien

Keterangan keluarga :
8. Status Imunisasi
No Nama Status Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 An. I         

2 An. Id         

3 An. G  

9. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. T adalah Nuklear Family yang terdiri dari Tn. T hanya
tinggal bersama istri dan anak-anaknya.
10. Suku
Ny. Y mengatakan bahwa keluarga bersuku batak bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
11. Agama
Ny. Y mengatakan anggota keluarga semuanya beragama islam.
Kegiatan keagamaan rutin yang dilakukan di rumah adalah ibadah
sholat 5 waktu.
12. Status Sosial Ekonomi
Ny. Y mengatakan pekerjaan Tn. T sebagai wiraswasta (pedagang).
Penghasilan anggota keluarga perbulan ± 1.000.000 tidak menentu jika
sedang sepi pembeli dan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


20

sehari-hari. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus untuk


kesehatan.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny. Y mengatakan aktivitas rekreasi diluar rumah jarang dilakukan
hanya sewaktu-waktu seperti jalan-jalan ke pantai karangsong yang
dekat dari rumahnya. Keluarga Ny. Y hanya mengobrol bersama
tetangga setiap sorenya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahapan perkembangan keluarga Tn. T saat ini yaitu keluarga anak
usia sekolah. Dalam hal ini tugas keluarga Tn. T membantu sosialisasi
anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan, mempertahankan
hubungan perkawinan bahagia, memenuhi kebutuhan dan biaya hidup
yang semakin meningkat dan meningkatkan komunikasi terbuka.
2. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi.
Keluarga telah memenuhi tugas disetiap perkembangannya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Tn. T dan Ny. Y tidak memiliki penyakit keturunan dan sakit yang
diderita oleh Tn. T maupun Ny. Y seperti batuk flu. Pengobatan yang
dilakukan keluarga ketika menderita sakit tidak mau minum obat,
kalau keadaannya tidak kunjung sembuh baru beliau membeli obat
warung. Keluarga Tn. T biasanya berobat di mantra terdekat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Di dalam keluarga Ny. Y yaitu bapaknya memiliki riwayat keluarga
penyakit stroke, sedangkan di dalam keluarga Tn. A tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan ataupun menular.

III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


21

Status rumah keluarga Tn. A adalah rumah semi permanen dengan


perincian sebagai berikut :

4 3
Keterangan :
1. Ruang tamu dan
2 Ruang Keluarga
2. Kamar tidur
1 3. Kamar mandi
4. Dapur

Karekteristik rumah :
Status rumah adalah bukan milik sendiri (Kontrak). Jenisnya dalah
rumah semi permanen. Lantai masih tanah. Rumah terdiri dari satu
kamar tidur ,ruang tamu menyatu dengan ruang keluarga dan dapur,
satu kamar mandi/ WC. Didalam rumah terdapat beberapa perabot
seperti meja, kursi, lemari, tempat tidur dan lain-lain. Rumah terlihat
kurang bersih, dan kurang rapih. Dinding rumah masih berbentuk
semi permanen dan atap rumah menggunakan genteng. Sumber air
mengguanakan air pam dengan kualitas tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak berasa. Jenis jamban adalah septi tank.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. T tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat,
sebagian besar dari tetangga di lingkungan keluarga Tn. T adalah
penduduk asli. Interaksi antar warga sering dilakukan pada siang dan
sore hari. Sedangkan hubungan seluruh anggota keluarga dengan
masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan
dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga sangat
dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


22

Alat transportasi yang biasa di gunakan adalah sepeda motor pribadi.


Keluarga jarang bepergian jauh, hanya main ke tetangga di lingkungan
rumahnya.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarkat


Tn. T dan Ny. Y kurang aktif mengikuti perkumpulan di karenakan
Tn. T sibuk berdagang, jika ada waktu luang Tn. T dan Ny. Y hanya
berkumpul di depan rumah atau mengobrol bersama tetangganya saja.
5. Sistem pendukung Keluarga
Ny. Y mengatakan tempat pelayanan kesehatan tidak jauh dari
rumahnya. Keluarga Tn. K mempunyai kamar mandi/WC, selain itu
alat transportasi yang mendukung ada sepeda motor.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan
yang dihadapi baik itu masalah keluarga maupun pekerjaan, biasanya
Tn. T selalu membicarakan dengan Ny. Y.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. T saling mendukung satu dengan lainnya, respon
keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari
jalan keluarnya bersama-sama. Bila ada anggota keluarga yang sakit,
diusahakan untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu
keluarga sampai membaik.
3. Struktur Peran
Peran yang dilakukan di keluarga Tn. T sudah sesuai dengan perannya
masing-masing dan tidak ada konflik peran.
4. Nilai dan Norma Budaya
Nilai dan norma yang dianut sesuai dengan agama dan yang ada di
masyarakat, nilai dan norma yang dianut.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


23

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga Tn. T dan Ny. Y tinggal dalam satu rumah dengan
anak-anaknya. Ada 5 orang didalam satu rumah dan mereka merasa
saling memiliki satu sama lain. Antar anggota mendukung semua
kegiatan yang akan dilakukan oleh anggota keluarganya selagi itu
masih dalam kegiatan yang positif.
2. Fungsi sosialisasi
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Tn. T lulus SMA, Ny. Y lulus SMA, An. I
masih SD kelas 5, An. Id masih SD kelas 2, dan An. G masih diberi
ASI ekslusif.
b. Hubungan antar keluarga
Hubungan antar keluarga baik yang dibuktikan dengan komunikai
keluarga yang lancar dan adanya keterbukaan satu sama lain.
c. Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan dengan tetangga baik karena keluarga juga saling
mengenal dan saling membantu ketika ada yang membutuhkan
bantuan.
d. Kegiatan Organisai Sosial
Kegiatan orgaisasi sosial yang diikuti dalah perkumpulan tetangga.
e. Keadaan ekonomi
Ny. K mengatakan cukup dengan keadaan ekonominya.
3. Fungsi Biologis
Anggota keluarga Tn. T dalam keadaan sehat tidak ada laporan
mengenai keluhan. Anggota keluarga Tn. T kebersihan perseorangan
bersih. Selain itu penyakit yang sering di derita anggota keluarga yang
lain adalah batuk, pilek, dan badan pegal karena beratnya pekerjaan.
Pola makan yang ada dalam keluarga adalah makan 3 kali sehari
dengan waktu istirahat 7-8 jam per hari.
4. Fungsi Psikologi

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


24

Ny. Y mengatakan anggota keluarganya mampu mengontrol emosi


dengan baik, bila ada masalah selalu diselesaikan dengan baik tanpa
ada perilaku kekerasan. Dalam keluarganya tidak ada anggota
keluarga yang ketergantungan obat. Apabila ada anggota keluarganya
yang sakit keluarga mampu mencari pelayanan kesehatan.
5. Fungsi Spiritual
Keluarga jarang mengikuti kegiatan keagamaan dimasyarakat.
Kegiatan keagamaan keluarga yaitu sholat lima waktu dan di kerjakan
dirumah, sedangkan pada saat bulan ramadhan keluarga mengikuti
sholat tarawih di mushola atau masjid terdekat.
6. Fungsi Kultural
Keluarga Tn. T dan Ny. Y mengatakan tidak ada adat kepercayaan
yang berpengaruh terhadap kesehatan.
7. Fungsi Reproduksi
Ny. Y mengatakan fungsi reproduksinya berjalan baik dimana dalam
keluarga Tn. T di karuniai 3 orang anak dan saat ini menggunakan alat
kontrasepsi suntik. Keluarga Ny. Y sudah tidak ingin menambah anak
lagi.
8. Fungsi Ekonomi
Sumber pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penghasilan keluarga didapatkan dari Tn. T yang bekerja sebagai
pedagang.
9. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Mengenal Masalah Kesehatan
Ny. Y mengatakan belum mampu mengenal masalah yang terjadi
pada keluarganya
b. Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat
Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya Ny. Y menganjurkan
untuk di obati dengan obat warung terlebih dahulu, baru jika sakit
tidak kunjung sembuh maka menganjurkan untuk pergi ke
puskesmas, mantri, atau dokter.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


25

c. Memberi Perawatan Pada Keluarga yang Sakit


Jika ada anggota keluarga yang sakit yang biasanya yang merawat
adalah Ny. Y yaitu dengan membelikan obat warung, atau berobat
ke mantri dan membawakan makanan dan mengurusinya.
d. Mempertahankan atau Menciptakan Suasana Rumah yang Sehat
Keluarga Tn. T membersihkan rumah setiap hari tetapi penataan
barang-barang kurang rapi dan masih banyak debu.
e. Mempertahankan dengan Mengunakan Fasilitas Kesehatan
Ny. Y mengatakan jarang pergi ke puskesmas, lebih sering berobat
ke mantri karena lebih cocok.

IV. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Keluarga Tn. T biasanya apabila ada masalah tidak pernah berlarut-
larut atau berlangsung lama. Karena mereka langsung
menyelesaikannya.
2. Stressor Jangka Panjang
Stress jangka panjangnya adalah apabila anaknya sudah besar, biaya
untuk sekolah mahal.
3. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Keluarga mampu menyadari adanya masalah dan selalu mencari solusi
yang tepat untuk menyelesaikannya bersama.
4. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga berdiskusi dalam menyelesaikan masalah.
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga
mengatasi masalah secara mal adaptif.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


26

VII. Harapan keluarga Terhadap Perawat


Tn. T mengatakan bahwa perawat adalah petugas yang dapat
menyelesaikan masalah kesehatan dan berharap perawat mampu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarganya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


27

VIII. Pemeriksaan Fisik


No. Pemeriksaan Tn. T (KK) Ny. Y An. I An. Id An. G
T: 120/80 mmHg T: 110/70 mmHg N:120x/menit
N: 80 x/menit N: 84 x/menit
N: 81 x/menit N: 88 x/menit R: 30x/menit
1. Tanda-tanda Vital R: 18x/menit R: 20x/menit
R: 20x/menit S: R: 18x/menit S: 37.6º C
S: 37ºC S: 37.6º C
36.6º C S: 36.7º C
- Kulit kepala
bersih,
- Kulit kepala - Kulit kepala - Kulit kepala - Kulit kepala
rambut hitam,
bersih, rambut bersih, rambut bersih, rambut bersih, rambut
tidak mudah
hitam, tidak hitam, tidak mudah hitam, tidak hitam, tidak
2. Kepala dicabut.
mudah dicabut. dicabut. mudah dicabut. mudah dicabut.
- Tidak ada
- Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
benjolan
benjolan dikepala. benjolan dikepala. benjolan dikepala. benjolan dikepala.
dikepala.

Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk


konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva simetris,
3. Mata
ananemis, tidak ananemis, tidak ananemis, tidak ananemis, tidak konjungtiva
menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat anemis, tidak

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


28

bantu penglihatan bantu penglihatan bantu penglihatan bantu penglihatan ada ikterik,
mata bersih.
mulut Bentuk Bentuk simetris, Bentuk
Bentuk simetris, Bentuk simetris,
simetris, tidak ada tidak ada polip, simetris, tidak
tidak ada polip, tidak ada polip,
4. Hidung dan mulut polip, gigi bersih, gigi bersih, tidak ada polip,
tidak terdapat gigi tidak terdapat gigi
dan tidak terdapat terdapat gigi yang mukosa
yang tanggal yang tanggal
gigi yang tanggal tanggal lembab.
Bentuk
simetris,
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
terdapat
5. Telinga terdapat serumen, terdapat serumen, terdapat serumen, terdapat serumen,
serumen,
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
pendengaran
baik
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran
6. Leher pembesaran KGB, pembesaran KGB, pembesaran KGB, pembesaran KGB,
KGB, tidak
tidak ada gondok tidak ada gondok tidak ada gondok tidak ada gondok
ada gondok
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk
7. Dada
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri simetris, tidak

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


29

tekan. Bunyi tekan. Bunyi tekan. Bunyi tekan. Bunyi ada nyeri
jantung dan paru jantung dan paru jantung dan paru jantung dan paru tekan. Bunyi
normal normal normal normal jantung dan
paru normal

Bentuk datar,
Bentuk datar, Bentuk datar, Bentuk datar,
Bentuk datar, tidak tidak ada
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
8. Abdomen ada nyeri tekan, nyeri tekan,
tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
tidak ada massa tidak ada
massa massa massa
massa
Bentuk
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
simetris, tidak
9. Ekstremitas tidak ada kekakuan tidak ada kekakuan tidak ada kekakuan tidak ada kekakuan
ada kekakuan
otot otot otot otot
otot
Tidak ada
Tidak ada lesi, dan Tidak ada lesi, dan Tidak ada lesi, dan Tidak ada lesi, dan
lesi, dan nyeri
10. Kulit nyeri tekan, turgor nyeri tekan, turgor nyeri tekan, turgor nyeri tekan, turgor
tekan, turgor
kulit baik kulit baik kulit baik kulit baik
kulit baik

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


30

IX. ANALISA DATA


Nama KK : Tn. T
Umur : 42 Tahun
Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi
Ds :
- Ny. Y mengatakan
keluarganya sering
terkena flu dan batuk.
- Ny. Y mengatakan
anaknya jarang cuci
tangan sebelum makan. Ketidaktahuan keluarga mengenal
Ketidaktahuan keluarga
- Ny. Y mengatakan cuci Ancaman perilaku hidup bersih dan sehat
mengenal masalah
tangan tidak dengan dalam rumah tangga
tahap 6 benar.
Do:
- Jenis rumah keluarga
Tn. T masih semi
permanen, lantai masih
tanah dan hanya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


31

menggunakan tiker/
karpet, penataan barang
kurang rapih dan
berdebu.
DS :
- An. I mengatakan
sering merasa sakit
pada perutya saat
menstruasi.
- An. I mengatakan tidak
Ketidaktahuan An. I
mengerti cara
Kurang pengetahuan An. I tentang tentang PMS (Pre
mengatasi nyeri saat Tidak/ kurang sehat
PMS (Pre Menstruasi Syndrom) Menstruasi
menstruasi.
Syndrom)
Do:
- Keadaan umum baik,
kesadaran
composmentis.
- TD : 90/60mmHg,
- S: 36,3c.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


32

X. Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih sehat.
2. Kurang Pengetahuan An. I tentang PMS (Pre Menstruasi Syndorm)
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang PMS.

XI. Skoring
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih sehat.
No Kriteria Skoring Nilai Pembenaran
Sifat masalah: Ny. Y mengatakan
Ancaman Kesehatan 0,7 kurang
mengerti tentang
perilaku hidup
sehat di rumah tangga.
Kemungkinan Tingkat pendidikan
masalah 2 keluarga
untuk diubah : cukup untuk menerima
 Mudah penjelasan tentang
kesehatan
Potensial masalah Masalah sudah lama
untuk 1 dan sudah
dicegah : berusaha diterapkan
 Tinggi pada
anaknya tentang cuci
tangan
sebelum makan.
Menonjolnya masalah Ny. Y mengatakan
: 1 tidak tahu
 Masalah Tidak kalau ini adalah

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


33

Dirasakan masalah. Tapi


ingin segera diatasi.
Total 4,7

2. Kurang Pengetahuan An. I tentang PMS (Pre Menstruasi Syndorm)


berhubungan dengan kurangnya informasi tentang PMS.
No Kriteria Skoring Nilai Pembenaran
Sifat masalah: An. I mengatakan
Ancaman Kesehatan 0,7 kurang
mengerti tentang
masalah PMS.
Kemungkinan Tingkat pendidikan
masalah 2 keluarga
untuk diubah : cukup untuk menerima
 Mudah penjelasan tentang
kesehatan
Potensial masalah Masalah sudah lama
untuk 0,7 dan sudah
dicegah : berusaha diatasi oleh
 Cukup keluarga Tn. T

Menonjolnya masalah Ny. Y mengatakan


: 0,5 tidak tahu
 Ada masalah tetapi kalau ini adalah
tidak perlu segera masalah. Tapi
ditangani ingin segera diatasi.

Total 3,9

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


34

XII. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih sehat.
2. Kurang Pengetahuan An. I tentang PMS (Pre Menstruasi Syndorm)
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang PMS.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


35

XIII. Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi
Kurangnya Setelah 1 x Setelah dilakukan Respon 1. PHBS adalah perilaku 1. Kaji pengetahuan
pengetahuan kunjungan, penyuluhan Verbal untuk memelihara dan keluarga tentang
keluarga Tn. T keluarga mampu selama 1 x 45 meningkatkan PHBS.
tentang PHBS mengenal PHBS menit keluarga kesehatan. 2. Beri penyuluhan
berhubungan dapat 2. Manfaat PHBS tentang PHBS
dengan kurangnya menyebutkan: 1. otomatis akan rumah tangga.
informasi tentang Pengertian PHBS meningkatkan 3. Berikan
perilaku hidup 2. Manfaat PHBS kualitas hidup. reinforcement
bersih sehat. 3. Perilaku apa 3. Cara yang paling positif atas
saja yang dapat tepat dengan jawaban yang
dikatakan PHBS. berperilaku : benar.
- Menggunakan
jamban untuk
buang air besar.
- Menggunakan air
bersih.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


36

- Membuang
sampah pada
tempatnya.
- Rumah tidak padat
penghuni.
- Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah buang air
bersih.
4. Gaya hidup yang
PHBS.
- Olahraga teratur
- Mengendalikan
stress
- Menghindari
rokok dan alcohol
- Istirahat yang
cukup
- Pangan dan gizi

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


37

Kurang Setelah 1x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 1. Kaji pengetahuan


Pengetahuan An. I kunjungan An. I penyuluhan Verbal dengan kriteria hasil : klien tentang
tentang PMS (Pre mengetahui selama 1 x 30 a. Klien dapat PMS.
Menstruasi tentang PMS (Pre Menit An. I dapat mengetahui tentang 2. Berikan
Syndorm) Menstruasi menyebutkan : PMS penyuluhan
berhubungan Syndrom) 1. Pengertian b. Klien dapat tentang
dengan kurangnya PMS mengetahui cara penatalaksanaan
informasi tentang 2. Tanda gejala mengatasi nyeri saat PMS.
PMS. PMS menstruasi. 3. Anjurkan kompres
3. Cara air hangat pada
mengatasi perut yang nyeri
nyeri
menstruasi
4. Cara menjaga
kebersihan
saat
menstruasi

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


38

XIV. Implementasi Keperawatan


Hari/Tgl/Waktu Diagnosa Implementasi
Keperawatan
Rabu, 31 Mei 2017 Kurangnya 1. Mengkaji
pengetahuan keluarga pengetahuan
Tn. T tentang PHBS keluarga tentang
berhubungan dengan PHBS
kurangnya informasi 2. Memberikan
tentang perilaku hidup penyuluhan
bersih sehat. tentang PHBS
rumah tangga
3. Memberikan
reinforcement
positif atas
jawaban yang
benar
Jum’at, 2 Juni 2017 Kurang Pengetahuan 1. Mengkaji
An. I tentang PMS pengetahuan klien
(Pre Menstruasi tentang PMS.
Syndorm) 2. Memberikan
berhubungan dengan penyuluhan
kurangnya informasi tentang
tentang PMS penatalaksanaan
PMS.
3. Menganjurkan
kompres air
hangat pada perut
yang nyeri

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


39

XV. Evaluasi
Hari/Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
Rabu, 31 Mei 2017 1. Mengkaji S : Ny.Y mengatakan
pengetahuan keluarga sudah mengerti
tentang PHBS tentang PHBS.
2. Memberikan O : Klien tampak
penyuluhan tentang memperhatikan
PHBS rumah tangga selama diberikan
3. Memberikan penyuluhan.
reinforcement positif A : Masalah teratasi
atas jawaban yang sebagian.
benar P : Ingatka kembali
klien mengenai PHBS
Jum’at, 2 Juni 2017 1. Mengkaji S : An. I dan keluarga
pengetahuan klien mengatakan sudah
tentang PMS. mengerti tentang
2. Memberikan PMS.
penyuluhan O : Klien tampak
tentang memperhatikan
penatalaksanaan selama diberikan
PMS. penyuluhan.
3. Menganjurkan A : Masalah teratasi
kompres air sebagian.
hangat pada perut P : Ingatkan kembali
yang nyeri tentang PMS dan
anjurkan kompres
hangat untuk nyeri
haid.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks


dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
perannya masingmasing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
(Salvicion G bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, yang
dimaksud anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan
belum pernah kawin (menikah). Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang
berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun seperti yang ditulis Hurlock
(1980), maka dewasa dini dimulai umur 18 tahun. Meskipun demikian, anak
masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan kelompok usia, yaitu
; usia 2 – 5 tahun disebut usia prasekolah, usia 6 – 12 tahun disebut usia
sekolah, usia 13 – 18 tahun disebut usia remaja.
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn.T di dapatkan bahwa
keluarga saat ini berada tahap keluarga Usia sekolah. Dalam ilmu kesehatan
ada beberapa tahap perkembangan keluarga, salah satunya adalah Keluarga
dengan tahap perkembangan anak usia Sekolah, tahap ini dimulai sejak anak
berusia 6 – 12 Tahun, dalam tahap ini orang tua mempunyai tugas untuk
menghadapi pisah dengan anaknya dan melepaskan anaknya karena anak
usia sekolah ini akan lebih senang bergaul dan bermain dengan teman

40
41

sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai tahap perkembangan untuk
mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi anak.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat
memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan
keluarga, apakah keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada
usia ini atau belum, serta mejelaskan kepada keluarga tugas perkembangan
anak usia sekolah, selain itu perawat juga melakukan pengkajian disekitar
lingkungannnya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak
untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi
kepada keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit. Pada keluarga Tn.T di
dapatkan masalah Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan
sehat, kurang Pengetahuan An. I tentang PMS (Pre Menstruasi Syndorm)
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang PMS.
Setelah di dapatkan masalah pada keluarga kemudian perawat
melakukan implementasi keperawatan keluarga berdasakan diagnose
keperawatan yang di dapatkan. Selama dilakukan implementasi
keperawatan, keluarga Tn.T tidak mengalami hambatan yang bermakna.
Dimana keluarga sangat apresiatif dan kooperatif terhadap perawat dan
kegiatan yang dilakukan. Sehingga tujuan implementasi keperawatan
tercapai dan diharapkan keluarga mampu secara mandiri menyelesaikan
permasalahan yang ada pada keluarganya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat dapat
menggunakan proses keperawatan dengan tahapan pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan
dan impletasi dan evaluasi. Selain itu perawat juga dapat memilih untuk
menggunakan model konseptual yang relevan dengan kasus keluarga.
Menurut Fiedman (1998), keluarga merupakan kesatuan dari
orangorang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau
adopsi dan tinggal dalam satu rumah. Proses keperawatan dalam
pendekatan model friedman's family centered ini terdiri atas tahap yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.

B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga,
hendaknya perawat komunitas (keluarga) mampu memiliki landasan
teori yang jelas, sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada
keluarga akan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di keluarga
tersebu

42
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B DENGAN
DEWASA PERTENGAHAN DI RT 05 RW 02 DESA
KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU

TUGAS INDIVIDU

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Stase Komunitas dan Keluarga


Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :

ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
INDRAMAYU
2017

42
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari
adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga
semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu
rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami
tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan
anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan
proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota
keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya
hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup
secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah tangga mereka.
Keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi
atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan
keluarga dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan
karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat
berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat

43
44

sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan


dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini akan membahas lebih spesifik tentang konsep
dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat
memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan hidup
dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan saya bahas secara rinci dan
mendalam pada bab selanjutnya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
dewasa pertengahan.

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


45

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa


Pertengahan
1. Pengertian
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun &
berakhir sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi
Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan diri &
kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya
membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle
adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira
35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin
banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh
masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase
postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi,
yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal
130).

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


46

Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas,


dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah
keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.
2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada
penyesuaian perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan
antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran
perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988,
hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-
masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri
mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan
perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988, hal 130).
3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan
yang dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
1) Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan
waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik,
program olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan
hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
2) Masalah-masalah hubungan perkawinan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


47

3) Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan


orang tua yang berusian lanjut.
4) Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu
perawatan orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat
diri.
4. Tugas Perkembangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana
para orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai
masa kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan
kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang
bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak
mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal
131) yang penting pada fase ini adalah :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat
menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya
merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan
sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah
selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu
banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti
tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya
hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga
mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut,
keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang
sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan
terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


48

ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari
semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai
penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh
arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas
perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall,
1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah
keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi
sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama
24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang
kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini
(Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek
nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada
saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian
dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan
dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga
besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia
pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad,
1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan
merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa
berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak,
dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya
lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga
Asia dan Amerika Latin.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


49

c. Memperkokoh hubungan perkawinan


Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah
bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-
hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi
kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk
berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada
sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988,
hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi
identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi
antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen
lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang
menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan
kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan “kebohongan”.
Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para
konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas
traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan
kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang
membosankan.
d. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
e. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang
terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
g. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
h. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
i. Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


50

masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat
dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup
berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya
menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang
dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang diajukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana atau penyalur (Effendi, 1998: 38). Asuhan keparawatan
pada keluarga merupakan bagian penting dalam upaya menyelesaikan
masalah yang dihadapi sasaran, baik sebagai sasaran keluarga sendiri ,
sasaran individu maupun sasaran kelompok bahkan sasaran yang lebih
luas yaitu masyarakat. Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling
bergantungan satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara
sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap, dengan tahap-
tahap sebagai berikut:
4. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang
berintegrasi dan kesanggupan untuk mengatasinya. Untuk mendapatkan
data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari anggota keluarga
yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu.
Sedangkan informasi tentang potensi keluarga dapat diperoleh dari
pengambilan keputusan dalam keluarga, biasanya adalah kepala

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


51

keluarga, atau kadang-kadang orangtua. Pengumpulan data dapat


dilakukan melalui cara :
e. Wawancara
Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan
sebagainya.
f. Observasi
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang
berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan,
keberhasilan dan sebagainya.
g. Studi Dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa,
diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lain.
h. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya
kehamilan dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Data Umum
f) Kepala keluarga dan komposisi keluarga
g) Tipe keluarga
h) Suku bangsa dan agama
i) Status sosial ekonomi keluarga
j) Aktivitas rekreasi keluarga
3) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
d) Tahap perkembangan keluarga
e) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
f) Riwayat kesehatan keluarga inti

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


52

3) Data Lingkungan
f) Karakteristik rumah
g) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
h) Mobilitas geografis keluarga
i) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
j) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
e) Struktur peran
f) Nilai dan norma keluarga
g) Pola komunikasi keluarga
h) Struktur kekuatan keluarga
5) Fungsi keluarga
j) Fungsi ekonomi
k) Fungsi mendapatkan status social
l) Fungsi pendidikan
m)Fungsi sosialisasi
n) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :
(6) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa
kesehatan
(7) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat.
(8) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
(9) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara atau
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
(10) Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat
o) Fungsi religious
p) Fungsi rekreasi
q) Fungsi reproduksi
r) Fungsi afeksi

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


53

7) Stress dan koping keluarga


e) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
f) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
g) Strategi koping yang digunakan
h) Disfungsi strategi adaptasi
9) Pemeriksaan keluarga Pemeriksaan kesehatan pada individu
anggota keluarga meliputi pemeriksaan kebutuhan dasar individu,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
10) Harapan keluarga Perlu dikaji harapan keluarga terhadap
perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang terjadi.
5. Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan
keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan
hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga
mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta
berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan
tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Tipologi diagnosis
keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
d. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
e. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masa
keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
f. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dan keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kemampuan kesehatannya
dan mempunyai suumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat ditingkatkan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


54

6. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :
f. Sifat masalah dikelompokkan menjadi:
1) Keadaan tidak atau kurang sehat
2) Ancaman kesehatan
3) Keadaan sejahtera
g. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila
dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk
menangani masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu
4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
h. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah
yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan:
1) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
2) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk
memperbaiki masalah
3) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual
dan menjadi parah
i. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi
keperawatan, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam menentukan
prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala
prioritas sebagai berikut:

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


55

Tabel 2.1
Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala : Ancaman kesehatan 2
Tidak atau kurang 3
sehat
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah yang 2
dapat diubah
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat 1
dicegah tinggi
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus 2
ditangani
Masalah tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan

Skoring :
5) Tentukan skor untuk setiap kriteria
6) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
7) Jumlah skor untuk semua kriteria
8) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


56

5. Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan


f. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena:
4) Kurang pengetahuan atau ketidaktauan fakta
5) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
6) Sifat dan falsafah hidup
g. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena:
11) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
12) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
13) Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia
14) Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
15) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
16) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
17) Takut dari akibat tindakan
18) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
19) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
20) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
h. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan
karena:
7) Tidak mengetahui keadaan penyakit
8) Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan
9) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
10) Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga
11) Konflik
12) Sikap dan pandangan hidup
i. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga, disebabkan karena:
6) Sumber keluarga tidak cukup

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


57

7) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara


kebersihan rumah
8) Ketidaktauan pentingnya fasilitas lingkungan
9) Sikap dan pandangan hidup
10) Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri
sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap yang mempunyai
masalah
j. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena:
6) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
7) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
8) Kurang percaya pada petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
9) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
10) Rasa takut pada akibat dari tindakan
6. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam pemecahan masalah
kesehatan / keperawatan yang telah diidentifikasikan (Effendy, 1995).
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan
yang bertujuan:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan.
1) Tujuan: Keluarga mampu mengenal masalah penyakit
2) Intervensi:
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang pengertian penyakit,
faktor pencetus, tanda dan gejala, serta penanganannya.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang telah
dijelaskan
c) Tanyakan kembali tentang apa yang didiskusikan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


58

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara yang tepat


1) Tujuan: Keluarga sanggup mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat
2) Intervensi:
a) Beri penjelasan pada keluarga tentang sifat, berat dan luasnya
masalah
b) Berikan beberapa pilihan kepada keluarga mengenai tindakan
yang tepat
c) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan pemilihan tindakan yang tepat.
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga
yang sakit.
1) Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan terhadap anggota
2) Intervensi:
a) Jelaskan kepada keluarga cara penanganan
b) Anjurkan kepada penderita makan makanan yang bergizi
c) Anjurkan kepada penderita memperhatikan waktu beristirahat
d) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan
e) Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga
1) Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang proses penyembuhan dan pencegahan
2) Intervensi:
a) Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh
untuk menunjang proses penyembuhan
b) Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan
lingkungan yang dapat menunjang proses pencegahan dan
penyembuhan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


59

j. Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.


Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
di lingkungannya.
1) Tujuan: Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
2) Intervensi
b) Jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada
untuk pemeriksaan dan pengobatan
7. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan
pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan
masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Tidak mau mengatasi situasi
d. Adat istiadat yang berlaku
e. Mempertahankan suatu pola tingkah laku
f. Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran
g. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan Faktor lain yang
bersumber dari perawat:
a. Menggunakan pola pendekatan yang tidak tepat (kaku)
b. Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-
faktor sosial budaya
c. Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga:
a. Sumber daya keluarga (keuangan) dan tingkat pendidikan
keluarga
b. Adat istiadat yang berlaku
c. Respon dalam penerimaan keluarga

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


60

d. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga


8. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
perawatan yang baru.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B DENGAN
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DEWASA PERTENGAHAN
RT 03 RW 02 DESA KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU

B. PENGKAJIAN KELUARGA
V. Data Umum
14. Nama Keluarga (KK) : Tn. B
15. Umur KK : 47 Tahun
16. Alamat dan No. Telepon : RT/RW. 05/02 Desa Karangsong
Kec/Kab. Indramayu
17. Pekerjaan KK : Buruh
18. Pendidikan KK : Tidak Sekolah
19. Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2017
20. Komposisi Keluarga :
Jenis Hub
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dg KK
1 Ny. R P 44 Istri SD IRT
2 Tn. W L 23 Anak SMP Buruh
3 Tn. E L 22 Anak SMP Buruh
4 An. T L 15 Anak SMP -
5 An. N P 2 Anak - -

61
62

Genogram

Keterangan gambar :
: Laki-laki : Satu rumah
: Perempuan : Cerai / pisah
: Menikah : Meninggal
: Garis Keturunan : Klien

Keterangan keluarga :
21. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. B adalah Nuklear Family yang terdiri dari Tn. T hanya
tinggal bersama istri dan anak-anaknya.
22. Suku
Ny. R mengatakan bahwa keluarga bersuku jawa bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa jawa.
23. Agama
Ny. R mengatakan anggota keluarga semuanya beragama islam.
Kegiatan keagamaan rutin yang dilakukan di rumah adalah ibadah
sholat 5 waktu.
24. Status Sosial Ekonomi
Ny. R mengatakan pekerjaan Tn. B sebagai buruh dan mengurus
kambing, entog yang dimiliki Tn. B. Penghasilan anggota keluarga
perbulan ± 1.500.000 tidak menentu dan digunakan sebagai

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


63

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Keluarga tidak mempunyai


tabungan khusus untuk kesehatan.
25. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny. R mengatakan aktivitas rekreasi yang sering dilakukan
keluarganya adalah menonton televisi dirumah. Sedangkan untuk
rekreasi diluar rumah jarang dilakukan hanya sewaktu-waktu seperti
jalan-jalan ke pantai karangsong yang dekat dari rumahnya.

VI. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


5. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahapan perkembangan keluarga Tn. T saat ini yaitu keluarga dewasa
pertengahan, dan anak-anak Tn. B sebagian sudah meninggalkan
rumah.
6. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi.
Mempertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah
satunya sakit.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Tn. T dan Ny. R mengatakan tidak pernah sakit parah, hanya batuk
pilek biasa. Ny. R saat ini merasa sering kesemutan, ngilu dan pegal-
pegal di daerah telapak kaki hingga pergelangan kaki. Pengobatan
yang dilakukan keluarga ketika menderita sakit tidak mau minum
obat, kalau keadaannya tidak kunjung sembuh baru beliau membeli
obat warung. Keluarga Tn. B biasanya berobat di mantra terdekat.
8. Riwayat keluarga sebelumnya
Di dalam keluarga Tn. B yaitu kakak pertamanya memiliki riwayat
penyakit jantung, sedangkan di dalam keluarga Ny. R tidak
mempunyai riwayat penyakit keturunan ataupun menular.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


64

VII.Lingkungan
6. Karakteristik Rumah
Status rumah keluarga Tn. A adalah rumah semi permanen dengan
perincian sebagai berikut :

6 5
Keterangan :
4 5. Ruang tamu
6. Kamar tidur
7. Ruang Keluarga
7 3 8. Kamar tidur
9. Dapur
1 10. Kamar
2
mandi/WC
11. Kamar tidur

Karekteristik rumah :
Status rumah adalah milik sendiri. Jenisnya dalah rumah permanen.
Lantai masih tanah. Rumah terdiri dari tiga kamar tidur , ruang tamu,
ruang keluarga, dapur dan kamar mandi/WC. Di rumah Tn. B
memiliki 2 jamban, di dalam dan di luar yaitu di pinggir empang.
Didalam rumah terdapat beberapa perabot seperti meja, lemari, TV
dan lain-lain. Kondisi rumah terlihat tidak rapih. Sumber air
mengguanakan air pam dengan kualitas tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak berasa. Jenis jamban adalah septi tank.
7. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. B tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat,
sebagian besar dari tetangga di lingkungan keluarga Tn. B adalah
penduduk asli. Interaksi antar warga sering dilakukan pada siang dan
sore hari. Sedangkan hubungan seluruh anggota keluarga dengan
masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan
dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga sangat
dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


65

8. Mobilitas Geografis Keluarga


Alat transportasi yang biasa di gunakan adalah sepeda motor pribadi.
Keluarga jarang bepergian jauh, hanya main ke tetangga di lingkungan
rumahnya.
9. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarkat
Tn. B dan Ny. R kurang aktif mengikuti perkumpulan di karenakan
Tn. B sibuk bekerja dan mengurus ternak, jika ada waktu luang Tn. B
dan Ny. R hanya berkumpul di depan rumah atau mengobrol bersama
tetangganya saja.
10. Sistem pendukung Keluarga
Ny. Y mengatakan tempat pelayanan kesehatan tidak jauh dari
rumahnya. Keluarga Tn. K mempunyai kamar mandi/WC, selain itu
alat transportasi yang mendukung ada sepeda motor. Hubungan satu
anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa
saling pengertian.

VI. Struktur Keluarga


5. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan
yang dihadapi baik itu masalah keluarga maupun pekerjaan, biasanya
Tn. B selalu membicarakan dengan Ny. R. dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa.
6. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. B saling mendukung satu dengan lainnya, respon
keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari
jalan keluarnya bersama-sama. Bila ada anggota keluarga yang sakit,
diusahakan untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu
keluarga sampai membaik.
7. Struktur Peran
Peran yang dilakukan di keluarga Tn. T sudah sesuai dengan perannya
masing-masing dan tidak ada konflik peran.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


66

8. Nilai dan Norma Budaya


Nilai dan norma yang dianut sesuai dengan agama dan yang ada di
masyarakat, nilai dan norma yang dianut.

VII. Fungsi keluarga


10. Fungsi afektif
Anggota keluarga Tn. B dan Ny. R tinggal dalam satu rumah dengan
anak-anaknya dan ada yang sudah bekerja diluar kota. Ada 5 orang
didalam satu rumah dan mereka merasa saling memiliki satu sama
lain. Antar anggota mendukung semua kegiatan yang akan dilakukan
oleh anggota keluarganya selagi itu masih dalam kegiatan yang
positif.
11. Fungsi sosialisasi
f. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Tn. B tidak sekolah, Ny. Y lulus SD, Tn. W
lulus SMP, Tn. E lulus SMP, An. T sudah lulus SMP dan An. N
masih balita.
g. Hubungan antar keluarga
Hubungan antar keluarga baik yang dibuktikan dengan komunikai
keluarga yang lancar dan adanya keterbukaan satu sama lain.
h. Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan dengan tetangga baik karena keluarga juga saling
mengenal dan saling membantu ketika ada yang membutuhkan
bantuan.
i. Kegiatan Organisai Sosial
Kegiatan orgaisasi sosial tidak ada yang diikuti keluarga Tn. B.
j. Keadaan ekonomi
Ny. R mengatakan cukup dengan keadaan ekonominya.
12. Fungsi Biologis
Anggota keluarga Tn. B dalam keadaan sehat tidak ada laporan
mengenai keluhan. Anggota keluarga Tn. B kebersihan perseorangan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


67

bersih. Selain itu penyakit yang sering di derita anggota keluarga yang
lain adalah batuk, pilek, dan badan pegal karena beratnya pekerjaan.
Pola makan yang ada dalam keluarga adalah makan 3 kali sehari
dengan waktu istirahat 7-8 jam per hari.
13. Fungsi Psikologi
Ny. R mengatakan anggota keluarganya mampu mengontrol emosi
dengan baik, bila ada masalah selalu diselesaikan dengan baik tanpa
ada perilaku kekerasan. Dalam keluarganya tidak ada anggota
keluarga yang ketergantungan obat. Apabila ada anggota keluarganya
yang sakit keluarga mampu mencari pelayanan kesehatan.
14. Fungsi Spiritual
Keluarga jarang mengikuti kegiatan keagamaan dimasyarakat.
Kegiatan keagamaan keluarga yaitu sholat lima waktu dan di kerjakan
dirumah, sedangkan pada saat bulan ramadhan keluarga mengikuti
sholat tarawih di mushola atau masjid terdekat.
15. Fungsi Kultural
Keluarga Tn. B dan Ny. R mengatakan tidak ada adat kepercayaan
yang berpengaruh terhadap kesehatan.
16. Fungsi Reproduksi
Ny. R mengatakan fungsi reproduksinya berjalan baik dimana dalam
keluarga Tn. B di karuniai 5 orang anak dan saat ini menggunakan alat
kontrasepsi suntik. Keluarga Ny. R belum tahu ingin menambah anak
lagi atau tidak.
17. Fungsi Ekonomi
Sumber pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penghasilan keluarga didapatkan dari Tn. B dan anaknya yang bekerja
diluar kota.
18. Fungsi Perawatan Keluarga
f. Mengenal Masalah Kesehatan
Ny. R mengatakan belum mampu mengenal masalah yang terjadi
pada keluarganya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


68

g. Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat


Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya Ny. R menganjurkan
untuk di obati dengan obat warung terlebih dahulu, baru jika sakit
tidak kunjung sembuh maka menganjurkan untuk pergi ke
puskesmas, mantri, atau dokter.
h. Memberi Perawatan Pada Keluarga yang Sakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit yang biasanya yang merawat
adalah Ny. R yaitu dengan membelikan obat warung, atau berobat
ke mantri dan membawakan makanan dan mengurusinya.
i. Mempertahankan atau Menciptakan Suasana Rumah yang Sehat
Keluarga Tn. B membersihkan rumah setiap hari tetapi penataan
barang-barang kurang rapi dan masih banyak debu.
j. Mempertahankan dengan Mengunakan Fasilitas Kesehatan
Ny. R mengatakan jarang pergi ke puskesmas, lebih sering berobat
ke mantri karena lebih cocok.

VIII. Stress dan Koping Keluarga


6. Stressor Jangka Pendek
Keluarga Tn. B biasanya apabila ada masalah tidak pernah berlarut-
larut atau berlangsung lama. Karena mereka langsung
menyelesaikannya.
7. Stressor Jangka Panjang
Stress jangka panjangnya adalah apabila anaknya yang paling kecil
sudah besar, biaya untuk sekolah mahal.
8. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Keluarga mampu menyadari adanya masalah dan selalu mencari solusi
yang tepat untuk menyelesaikannya bersama.
9. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga berdiskusi dalam menyelesaikan masalah.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


69

10. Strategi Adaptasi Disfungsional


Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga
mengatasi masalah secara mal adaptif.

XVI. Harapan keluarga Terhadap Perawat


Tn. B mengatakan bahwa perawat adalah petugas yang dapat
menyelesaikan masalah kesehatan dan berharap perawat mampu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarganya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


70

XVII. Pemeriksaan Fisik


No. Pemeriksaan Tn. B (KK) Ny. R Tn. W Tn. E An. T An. N
T: 120/80 N:80 x/menit N:98x/menit
T:100/70mmHg
mmHg N: 81 N: 84 x/menit R: 18x/menit R:24x/menit
Tanda-tanda N: 90 x/menit
1. x/menit Tidak terkaji R: 20x/menit S: 37ºC S: 37.6º C
Vital R: 18x/menit
R: 20x/menit S: S: 37.6º C
S: 36.7º C
36.8º C
- Kulit kepala - Kulit
bersih, kepala
- Kulit kepala - Kulit kepala - Kulit kepala rambut bersih,
bersih, rambut bersih, rambut bersih, rambut hitam, tidak rambut
hitam, tidak hitam, tidak hitam, tidak mudah hitam, tidak
2. Kepala mudah dicabut. mudah dicabut. Tidak terkaji mudah dicabut. dicabut. mudah
- Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada dicabut.
benjolan benjolan benjolan benjolan - Tidak ada
dikepala. dikepala. dikepala. dikepala. benjolan
dikepala.

3. Mata Bentuk Bentuk simetris, Tidak terkaji Bentuk Bentuk Bentuk

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


71

simetris, konjungtiva simetris, simetris, simetris,


konjungtiva ananemis, tidak konjungtiva konjungtiva konjungtiva
ananemis, tidak menggunakan ananemis, tidak anemis, tidak anemis,
menggunakan alat bantu menggunakan ada ikterik, tidak ada
alat bantu penglihatan alat bantu mata bersih. ikterik, mata
penglihatan penglihatan bersih.
mulut Bentuk Bentuk Bentuk
Bentuk simetris,
simetris, tidak Bentuk simetris, simetris,
tidak ada polip,
ada polip, gigi simetris, tidak tidak ada tidak ada
Hidung dan gigi bersih,
4. bersih, dan Tidak terkaji ada polip, tidak polip, polip,
mulut tidak terdapat
tidak terdapat terdapat gigi mukosa mukosa
gigi yang
gigi yang yang tanggal lembab. lembab.
tanggal
tanggal
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
Bentuk simetris,
simetris, simetris, simetris, simetris,
terdapat
terdapat terdapat terdapat terdapat
5. Telinga serumen, Tidak terkaji
serumen, serumen, serumen, serumen,
pendengaran
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik
baik baik baik baik

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


72

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
6. Leher Tidak terkaji
KGB, tidak ada KGB, tidak ada KGB, tidak ada KGB, tidak KGB, tidak
gondok gondok gondok ada gondok ada gondok
Bentuk Bentuk
Bentuk Bentuk
Bentuk simetris, simetris, simetris,
simetris, tidak simetris, tidak
tidak ada nyeri tidak ada tidak ada
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
tekan. Bunyi Tidak terkaji nyeri tekan. nyeri tekan.
7. Dada Bunyi jantung Bunyi jantung
jantung dan Bunyi Bunyi
dan paru dan paru
paru normal jantung dan jantung dan
normal normal
paru normal paru normal

Bentuk datar, Bentuk


Bentuk datar, Bentuk datar, Bentuk datar,
tidak ada datar, tidak
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
8. Abdomen Tidak terkaji nyeri tekan, ada nyeri
tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
tidak ada tekan, tidak
massa massa massa
massa ada massa
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk Bentuk
9. Ekstremitas Tidak terkaji
tidak ada tidak ada tidak ada simetris, tidak simetris,

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


73

kekakuan otot kekakuan otot, kekakuan otot ada kekakuan tidak ada
ada nyeri di tumit otot kekakuan
sampai ke otot
pergelangan kaki.
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
Tidak ada lesi, lesi, dan lesi, dan
dan nyeri tekan, dan nyeri tekan,
10. Kulit dan nyeri tekan, Tidak terkaji nyeri tekan, nyeri tekan,
turgor kulit turgor kulit
turgor kulit baik turgor kulit turgor kulit
baik baik
baik baik

XVIII. ANALISA DATA


Nama KK : Tn. B
Umur : 47 Tahun
Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi
Ds :
- Ny. R mengatakan
Ketidaktahuan keluarga
tidak tahu kenapa Ancaman Defisit pengetahuan
Tn. B mengenal masalah
kakinya sakit,
- Ny. R mengatakan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


74

badannya sering pegal-


pegal dan kakinya
sering ngilu dan sakit.
- Ny. R mengatakan
kurang mengerti
tentang rematik.
Do:
- Ny. R sering bertanya-
tanya
- Ny. R tampak bingung
saat ditanya tentang
sakit di kakinya.
DS :
- Keluarga mengatakan
Kurang informasi
bahwa dirinya kurang
Ketidakefektifan manajemen tentang masalah
bisa dalam mengatasi Ancaman
kesehatan diri kesehatan yang dialami
masalah kesehatan
Ny. R
yang dialaminya.
- Ny. R mengatakan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


75

tidak tahu kenapa


kakinya sakit
- Ny. R mengatakan
tidak tahu cara
mengobati sakit di
kakinya
Do:
- Keluarga tampak
bingung ketika ditanya
- Ny. R tampak
memegangi kakinya
yang sakit dan
memijat-mijatnya.
- TD : 100/70mmHg

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


76

XIX. Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn. B
mengenal masalah
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan
Kurang informasi tentang masalah kesehatan yang dialami Ny. R.

XX. Skoring
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn. B
mengenal masalah
No Kriteria Skoring Nilai Pembenaran
Sifat masalah: Ny. R mengatakan
Ancaman Kesehatan 0,7 kurang
mengerti tentang sakit
yang sering dirasakan
pada kakinya.
Kemungkinan Tingkat pendidikan
masalah 2 keluarga
untuk diubah : cukup untuk menerima
 Mudah penjelasan tentang
kesehatan
Potensial masalah Masalah sudah lama
untuk 1 dan sudah
dicegah : berusaha diterapkan
 Tinggi pada keluarganya.

Menonjolnya masalah Ny. R mengatakan tidak


: tahu
 Masalah Tidak 1 kalau ini adalah
Dirasakan masalah. Tapi
ingin segera diatasi.
Total 4,7

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


77

2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan


Kurang informasi tentang masalah kesehatan yang dialami Ny. R.
No Kriteria Skoring Nilai Pembenaran
Sifat masalah: Ny. R mengatakan
Ancaman Kesehatan 0,7 kurang
mengerti tentang
rematik.
Kemungkinan Tingkat pendidikan
masalah keluarga
untuk diubah : 1 cukup untuk menerima
 Hanya sebagian penjelasan tentang
kesehatan

Potensial masalah Masalah sudah lama


untuk 0,7 dan sudah
dicegah : berusaha diterapkan dan
 Cukup diatasi secepatnya.
Menonjolnya masalah Ny. W mengatakan
: tidak tahu
 Ada masalah tetapi 0,5 kalau ini adalah
tidak perlu segera masalah. Tapi
ditangani ingin segera diatasi.
Total 2,9

XXI. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn. B
mengenal masalah
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan
Kurang informasi tentang masalah kesehatan yang dialami Ny. R.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


78

XXII. Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi
Defisit Setelah 1 x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 4. Kaji pengetahuan
Pengetahuan kunjungan, penyuluhan selama Verbal dengan kriteria hasil : keluarga tentang
berhubungan keluarga mampu 1 x 30 menit a. Klien dapat Rematik
dengan mengenal Rematik keluarga dapat mengetahui tentang 5. Beri penyuluhan
ketidaktahuan menyebutkan: Rematik tentang Rematik.
keluarga Tn. B 1. Pengertian b. Klien dapat 6. Berikan
mengenal masalah Rematik mengetahui cara reinforcement
rematik 2. Penyebab mengatasi nyeri positif atas
rematik kakinya. jawaban yang
3. Tanda dan benar.
gejala rematik
4. Penatalaksanaan
rematik
Ketidakefektifan Setelah 1x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 4. Kaji kemampuan
manajemen kunjungan tindakan Verbal dengan kriteria hasil : dan pengetahuan
kesehatan diri keluarga bisa keperawatan selama c. Klien dapat klien.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


79

berhubungan memanajemen 1 x 45 Menit Ny. R memanajemen 5. Berikan


dengan Kurang kesehatan diri dapat : kesehatan diri penyuluhan
informasi tentang 5. Mengerti d. Mengetahui cara tentang hal-hal
masalah kesehatan dengan hal-hal mengatasi masalah yang harus
yang dialami Ny. yang harus pada Ny. R. dilakukan dan
R. dilakukan dihindari untuk
6. Mengerti penyakit rematik.
dengan hal-hal 6. Anjurkan klien
yang harus cara manajemen
dihindari. diri

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


85

XXIII. Implementasi Keperawatan


Hari/Tgl/Waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi
Rabu, 31 Mei 2017 Defisit Pengetahuan 4. Mengkaji
berhubungan dengan pengetahuan
ketidaktahuan keluarga keluarga tentang
Tn. B mengenal Rematik
masalah 5. Memberi
penyuluhan
tentang Rematik.
6. Memberikan
reinforcement
positif atas
jawaban yang
benar.
Jum’at, 2 Juni 2017 Ketidakefektifan 1. Mengkaji
manajemen kesehatan kemampuan dan
diri berhubungan pengetahuan
dengan Kurang klien.
informasi tentang 2. Memberikan
masalah kesehatan penyuluhan
yang dialami Ny. R. tentang hal-hal
yang harus
dilakukan dan
dihindari untuk
penyakit rematik.
3. Menganjurkan
klien cara
manajemen diri

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


86

XXIV. Evaluasi
Hari/Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
Rabu, 31 Mei 2017 4. Mengkaji S : Ny.R mengatakan
pengetahuan sudah mengerti
keluarga tentang tentang Rematik.
Rematik O : Klien tampak
5. Memberi memperhatikan
penyuluhan selama diberikan
tentang Rematik. penyuluhan.
6. Memberikan A : Masalah teratasi
reinforcement sebagian.
positif atas P : Ingatka kembali
jawaban yang klien mengenai
benar. Rematik
Jum’at, 2 Juni 2017 1. Mengkaji S : Ny.R mengatakan
kemampuan dan sudah mengerti
pengetahuan tentang apa yang
klien. harus dihindari
2. Memberikan O : Klien tampak
penyuluhan memperhatikan
tentang hal-hal selama diberikan
yang harus penyuluhan.
dilakukan dan A : Masalah teratasi
dihindari untuk sebagian.
penyakit rematik. P : Ingatka kembali
3. Menganjurkan klien mengenai hal-
klien cara hal yang harus
manajemen diri dihindari dan
bagaimana
manajemen diri.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan


menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain, dan di dalam perannya masingmasing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan
bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai
ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang
pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri
dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih
berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain
dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn. B di dapatkan bahwa
keluarga saat ini berada pada tahap keluarga usia pertenghan. Pada keluarga Tn. B
didapatkan dua permasalahan keperawatan keluarga, yaitu : defisit Pengetahuan
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn. B mengenal masalah,
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan Kurang
informasi tentang masalah kesehatan yang dialami Ny. R.
Setelah di temukannya masalah tersebut, perawat berdiskusi dengan
keluarga untuk menyelesaikan masalah pada keluarga dengan melakukan kontrak
waktu untuk implementasi keperawatan. Selama di lakukan implementasi
keperawatan, keluarga Tn. B tidak ada hambatan yang bermakna. Dimana
keluarga sangat kooperatif dengan implementasi yang dilakukan oleh perawat
sehingga pengetahuan keluarga terhadap permasalahan yang ada di keluarga

87
88

khususnya tentang penyakit rematik bertambah. Dengan pengetahuan yang


meningkat di harapkan keluarga mampu mengatasi permasalahan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga
juga mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak
dewasa pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar
antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah
atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan
usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh
hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti
pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai
pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan,
kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi lingkungan.

B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga, hendaknya
perawat komunitas (keluarga) mampu memiliki landasan teori yang jelas,
sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada keluarga akan
mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di keluarga tersebut.

89
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN IBU
HAMIL RISIKO TINGGI DI RT 04 RW 02 DESA
KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU

TUGAS INDIVIDU

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Stase Komunitas dan Keluarga


Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :

ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
INDRAMAYU
2017

89
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan
stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk
memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar.
Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut
mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua. Secara
bertahap, ia berubah dari seseorang yang bebas dan berfokus pada diri
sendiri menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat
seorang individu lain. Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas –
tugas perkembangan tertentu: menerima kehamilan, mengidentifikasi
peran ibu antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan dengan
anak yang belum lahir, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
pengalaman melahirkan (Rubin, 1967; Lederman, 1984; Stainton, 1985).
Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dari pasangan
merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas
perkembangan ini (Entwistle, Doering, 1981; Mercer, 1981).
Pengalaman subyektif tentang waktu dan ruang berubah selama
masa hamil karena rencana dan komitmen kini diatur oleh tanggal taksiran
partus (TTP) (Rubin, 1984). Pada awal masa hamil tampaknya tidak ada
yang terjadi dan keinginan untuk menghentikan hari-hari yang penuh
tuntutan spesial dan aktivitas timbul supaya dapat menikmati waktu
kosong tanpa beban. Banyak waktu dihabiskan dengan tidur. Dengan
munculnya quickening pada trimester kedua, terjadilah reduksi waktu dan
ruang, baik secara geografik maupun sosial karena wanita tersebut
mengalihkan perhatiannya kedalam, yakni pada kandungannya dan pada
hubungan dengan ibunya dan wanita lain yang pernah atau sedang hamil.
Pada trimester ketiga terjadi perlambatan aktivitas dan waktu terasa
cepat berlalu karena aktivitas wanita tersebut dibatasi (Rubin, 1984).

90
91

Kehamilan merupakan salah satu tahap perkembangan keluarga baru


menikah, dengan fungsi reproduksi yang tergolong dalam pasangan usia
subur (PUS) dan memungkinkan untuk terjadinya kehamilan. Kehamilan
melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena ”konsepsi merupakan awal,
bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga,
yakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan terjadinya
perubahan hubungan dalam keluarga,” maka setiap anggota keluarga harus
beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya berdasarkan
kebutuhan masing – masing (Grossman,Eichler,Winckoff,1980).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam
tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap Ibu hamil . Disamping
itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan
untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :
1) konsep keluarga dengan Ibu Hamil meliputi :
a. Pengertian ibu hamil
b. konsep perkembangan ibu hamil
c. masalah yang sering terjadi pada ibu hamil
d. Tugas – tugas perkembangan
2) Proses Keperawatan keluarga :
a. Pengakajian
b. Diagnosa Keperawatan keluarga
c. Rencana tindakan
d. Tindakan keperawatan
e. Evaluasi

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Bumil adalah: suatu kondisi dimana seorang perempuan
mengalami kehamilan. Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila
ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani
(spermatozoa). Kehamilan terbagi atas: trimester I (1 – 14 minggu),
trimester II (14 – 28 minggu), trimester III (28 – 42 minggu).

B. Konsep Perkembangan
1. Perubahan Pada Kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat
tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami hiperpigmentasi
sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma
gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang
berwarna hitam di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola
yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut
areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar
sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam
yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih
hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang
ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi
terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2
jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria
albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis.

92
93

2. Perubahan Kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti
leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3. Perubahan Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan
semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk
memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan
yang terlihat pada payudara adalah:
a. Payudara membesar, tegang dan sakit
b. Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul
areola mamae sekunder
d. Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae
membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery
mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab
dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai
kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih kental, berwarna
kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut
kolostrum.
4. Perubahan Perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar.
Biasanya hingga kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum
kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan membesar.
Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar.
Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta
linea nigra.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


94

5. Perubahan Alat Kelamin Luar


Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya
kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh
darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai
dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan
janin. Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna
hitam kebiruan tersebut disebut tanda Chadwick.
6. Perubahan Pada Tungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada
hamil tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi
karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah
kanan atau kiri.
7. Perubahan Pada Sikap Tubuh
Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang
membesar. Perkembangan / Perubahan Psikologis. Menurut teori
Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada:

a. Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.


b. Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan
mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat.
Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
c. Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih
introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.

C. TUGAS PERKEMBANGAN
1. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah
menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam
gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan
dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam
menerima kehamilan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


95

2. Kesiapan Menyambut Kehamilan


Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa
kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung
jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan
tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering,
1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami
hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan,
bergantung pada keadaan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala
– gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya.
Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti “tidak
sekarang,” bukan saya,” dan “ tidak yakin,” mungkin menunda
mencari pengawasan dan perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa
wanita menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas,
merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan
dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari
validasi medis dini.
Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat
bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan
putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon”
suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.”
Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai
kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika
mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya
penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka
menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat
disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak
menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.
3. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering
memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


96

bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi
dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri,
untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara
umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat
pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap
orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang- orang di
sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan kemarahan
serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul
silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi
sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu
terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir
sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause. Alasan lain,
seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama
melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak
menentu ini.
Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka
tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan
hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam
keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala -
gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang
dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk
belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita
hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan
yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul
akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya
dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut biasanya membawa
keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


97

akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan


diri terhadap rasa tidak nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan
ketidak nyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi
konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut
tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman,
1984)
4. Mengenal Peran Ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap
kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori - memori ketika ia,
sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok
sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong
memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak
menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran - peran batu
loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat
adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi
seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai
anak - anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat
dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi
penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap
adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler,
Winckooff,1980 ;Lederman, 1984). Wanita yang lain tidak
mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri
mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak
menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan yang berkaitan
denga karir dan anak harus diselesaikan.
5. Hubungan Ibu – Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode
prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan
dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka mulai

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


98

berpikir seakan - akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan


kualitas ibu seperti apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang
menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat,
penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk
mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada
kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah
mereka bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya
kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka
mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka
kepada anak yang belum dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan
bahwa wanita “ menerapkan “dan menguji perannya sebagai ibu
dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti
ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber
informasi dan pengalaman.
Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil
sebagai suatu proses perkembangan (Rubin, 1975) Persiapan
melahirkan. Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif
mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca
buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan
wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak
dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat,
arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa
cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang
aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).
6. Hubungan Dengan Pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya
ialah ayah sang anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti
menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala
emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


99

melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, Eichler,


Winckoff, 1980; May, 1982).
Ada 2 kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia
hamil (Richardson,1983). Kebutuhan pertama ialah menerima tanda –
tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa
yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975)
menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya
akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk
anggota baru tersebut.”
Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke
waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan
pasangan untuk selama – lamanya. Lederman (1984) melaporkan
bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat selama masa hamil.
Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak
mematangkan hubungan suami – istri akibat peran dan aspek – aspek
baru yang ditemukan dalam diri masing – masing pasangan.
7. Kesiapan Untuk Melahirkan
Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan
napas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu
tidur ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih,
konstipasi, dan timbulnya varies dapat sangat mengganggu. Ukuran
tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya
melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang
nyaman untuk tidur dan istirahat.
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk
menjalani persalinan, apakah disertai rasa suka cita, rasa takut, atau
campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil akhir
kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita
siap masuk ke tahap persalinan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN IBU
HAMIL DI RT 04 RW 02 DESA KARANGSONG KECAMATAN
INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
a. Data Umum
Nama KK : Tn. M
Umur KK : 31 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan KK : Wiraswasta
Pendidikan KK : SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Tanggal Pengkajian : 28 Mei 2017
Alamat : Desa Karangsong RT 04 RW 02 Kab.
Indramayu
Komposisi Keluarga
HUB.
No. NAMA L/P USIA PEND PERKJ
KK
1. Tn. M L 31 Tahun Suami SMP Wiraswasta
2. Ny. Y P 32 Tahun Istri SMP IRT

100
101

b. Genogram

Keterangan :

= Laki-Laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal
= Tinggal Serumah
= Garis Keturunan

c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.M adalah keluarga inti (nuclear family), yang
terdiri dari suami dan istri.
d. Latar Belakang Budaya
Tn. M mengatakan keluarganya adalah asli suku jawa yang
berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


102

e. Identitas Agama
Tn. M Semua anggota keluarga Tn. M beragama Islam dan
menjalankan ibadah sesuai keyakinan di rumah dan di masjid.
Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla,
sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan
ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp. 2.000.000 perbulan yang diperoleh
dari hasil kerja sebagai pedagang, menurut Ny. Y penghasilan
2.000.000 tidak selalu dalam setiap bulanya karena pekerjaan
pedagang tergantung pendapatan dari hasil penjualannya.
Sedangkan Ny. Y tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan Ny. Y juga sekarang sedang hamil
8 bulan.
g. Rekreasi Keluarga
Ny.Y mengatakan aktivitas rekreasi yang sering dilakukan
keluarganya adalah menonton televisi dirumah. Sedangkan untuk
rekreasi diluar rumah jarang dilakukan hanya sewaktu-waktu
seperti pada saat ada acara tertentu saja seperti nadran, libur hari
raya dan jalan-jalan ke toserba jika kebutuhan di rumah habis.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahapan perkembangan keluarga Tn.M saat ini adalah tahap
menjelang kelahiran anak. Tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan
anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-
saat yang sangat dinantikan.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


103

b. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi


Keluarga belum dapat menyesuaikan tahap perkembangan
keluarga. Keluarga Tn.M dalam tahap perkembangan menanti
kelahiran anak pertama.
c. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga Tn. M tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC. Penyakit yang pernah diderita keluarga
seperti ; demam, batuk, dan pilek.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Di dalam keluarga Ny.Y memiliki riwayat keluarga penyakit
paru-paru, sedangkan di dalam keluarga Tn. M tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan ataupun menular.

3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. M termasuk tipe 36 dengan luas rumah 6 X 13
permanen dengan lantai yang terbuat dari kramik, atap genteng,
dinding tembok. Rumah Tn. M terdiri dari 1 ruang tamu, 4 buah
kamar masing-masing memiliki 1 jendela , 1 buah dapur, wc dan
pelataran samping.
Di ruang tamu meja dan kursi tersusun rapi, di dapur tempat
menyimpan alat-alat masak, alat makan dan peralatan lainnya.
Pencahayaan diperoleh dari sinar matahari yang masuk lewat
pintu, jendela pada siang hari. Sedangkan pada malam hari
melalui penerangan lampu listrik 20 Watt di kamar. Perabotan
lengkap, kebersihan ruangan baik.
Sumber Air Minum Keluarga Tn. M air PAM untuk memenuhi
keperluan masak, minum, kebutuhan mandi, dan mencuci.
Limbah:

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


104

Keluarga Tn. M membuang sampah dengan menumpuk sampah


terlebih dahulu kemudian dibakar di pekarangan rumah.
Kepemilikan jenis tempat sampah Tn. M terbuka.
Jamban atau Wc:
Kelurga Tn. M mempunyai Wc di dalam rumah, klosetnya
menggunakan WC jongkok. kondisi Wc bersih, lantai agak licin
berlantai porselen.
Denah Rumah

6 7
5 8
4 3

2 1

PINTU
MASUK
Keterangan
1:Ruang tamu
2: kamar 1
3: Ruang TV
4: kamar 2
5: Kamar 3
6: Kamar 4
7: Kamar Mandi
8: Dapur
b. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Ny.Y mengatakan adat dan kebiasaan masyarakat adalah nadran.
Pola pergaulan hubungan keluarga dengan tetangga adalah sangat
baik. Jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini terdapat
adanya budaya untuk orang hamil yaitu jika hari sudah gelap
pantang orang hamil untuk keluar rumah dan harus selalu
membawa benda tajam seperti gunting kecil , cepitan kuku dan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


105

peniti. Keluarga Tn.M tidak mengerti tentang masalah kesehatan


komunitas.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn.M mengatakan alat transportasi yang ada di daerah adalah
angkot, becak dan ojek. Sedangkan alat transportasi yang sering
di gunakan oleh keluarganya adalah becak, angkot serta motor.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Ny.Y mengatakan bahwa ia sering mengunjungi posyandu dan
setiap bulan. Sedangkan suaminya tidak aktif dalam kegiatan
organisasi karena sibuk bekerja, hal ini di persepsikan keluarga
bahwa perkumpulan dengan masyarakat sekitar itu perlu tetapi
tidak ada waktu untuk mengikutinya karena suaminya sibuk
bekerja dan Ny. Y sedang hamil tua.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. M mengatakan anggota keluarga dalam keadaan sehat, istri
Tn. M sedang hamil. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah
tempat tinggalnya berupa Bidan dan Puskesmas disertai dengan
adanya pelayanan kesehatan posyandu ibu hamil.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Dan Proses Komunikasi Keluarga
Ny. Y mengatakan di dalam keluarga berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Jawa. Komunikasi berlangsung dengan baik
dan keluarga menyelesaikan masalah dengan membicarakan
terlebih dahulu dengan angota keluarga dan pengambilan
keputusan oleh kepala keluarga yang sudah dimusyawarahkan
sebelumnya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Ny. Y mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan
dengan suami.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


106

c. Struktur peran
Yang berperan sebagai kepala keluarga adalah Tn. M bekerja
sebagai pekerja Wiraswasta mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tn. M berperan sebagai
kepala keluarga yang mengambil keputusan. Ny. Y berperan
sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurus suami dan
mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci, memasak
dan lain-lain. Komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi
terbuka. Apabila terdapat masalah, maka akan dibicarakan
bersama.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Tn. M kebutuhan kasih sayang tampak terpenuhi,
cukup harmonis
b. Fungsi Sosialisasi
Ny. Y mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga
baik, norma budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku di keluarga dan yang berlaku di masyarakat.
c. Fungsi Ekonomi
Ny. Y mengatakan dari penghasilan setiap bulan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Keluarga Tn. M memiliki tabungan
atau simpanan uang tapi kadang-kadang simpanan tersebut bisa
habis digunakan untuk keperluan mendadak seperti : apabila ada
anggota keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk
membawanya ke pelayanan kesehatan.
d. Fungsi Reproduktif
Ny. Y mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun
karena saat ini Ny. Y dalam keadaan hamil. Pada awalnya Ny. Y
sengaja tidak menggunakan pil KB atau sejenisnya karena
memang sudah direncanakan untuk mempunyai anak. tetapi

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


107

Setelah anaknya lahir, Ny. Y belum tau, ingin menggunakan KB


atau tidak.
e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Ny. Y mengatakan setelah berobat ke Dokter dan dirawat di
rumah sakit ia selalu meminum obat penambah darah yang
diberikan dengan teratur. Kebutuhan istirahat dan tidur dalam
keluarga tercukupi, tetapi Ny. Y sering kebangun karena lapar dan
ingin buang air kecil.

6. Fungsi Perawatan Keluarga


a. Kemampuan Keluarga Dalam Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga mengatakan tidak mengerti tentang masalah perawatan
kehamilan dan payudara yang dihadapinya saat ini.
b. Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan
Keluarga mengatakan setiap masalah kesehatan yang ada
masih belum mampu ditangani dengan segera dan apabila ada
salah satu dari anggota keluarga yang sakit keluarga memutuskan
untuk membawa ke pelayanan kesehatan seperti bidan atau
puskesmas kalau tidak bisa ditangani dirumah.
c. Memberi perawatan pada keluarga yang sakit
Keluarga Ny. Y selalu merawat anggota keluarga yang sakit
walaupun tidak tau penyebabnya. Kalau tidak berhasil baru
kemudian mengajak berobat ke bidan atau dokter.
d. Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan
Keluarga Ny. Y membersihkan rumah setiap hari tetapi penataan
barang-barang kurang rapih dan masih banyak debu. Pengolahan
sampah dengan cara dibakar.
e. Kemampuan Keluarga Menggunakan Fasilitas Kesehatan
Keluarga mengatakan jika salah satu dari anggota keluarga yang
sakit selalu dibawa ke fasilitas kesehatan, yang dapat dijangkau
oleh keluarga seperti bidan desa atau puskesmas.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


108

7. Stres dan Koping Keluarga


a. Stressor Jangka Pendek
Ny. Y merasa cemas jika persalinannya tidak dapat berjalan lancar
dikarenakan kehamilan yang pertama. Ny. Y merasa cemas bagaimana
dengn persalinan dan perwatan setelah melahirkan.
b. Stressor Jangka Panjang
Stress yang dirasakan keluarga Tn. M adalah merasa khawatir dengan
keselamatan persalinan Ny. Y karena ini merupakan kehamilan yang
kedua dan karena usia Ny. Y yang sudah 32 tahun.
c. Kemampuan Keluarga berespon Terhadap masalah
Ny. Y dan suaminya dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi
menyangkut kehamilannya kadang-kadang mengkonsulkannya dengan
pihak kesehatan (dokter dan bidan).
d. Strategi Koping yang Digunakan
Ny. Y mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal
yang menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti
menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dengan
bersama-sama dan selalu menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Tn.M mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menggunakan
cara-cara diluar cara umum seperti kekerasan dalam menghadapi
masalahnya.

8. Harapan Keluarga Terhadap Perawat


Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang melakukan
kunjungan rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan
dengan kesehatan yang dialami keluarga dapat teratasi dengan
diberikannya informasi yang dibutuhkan oleh keluarganya serta keluarga
juga berharap agar Ny. Y bisa melahirkan dengan selamat.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


109

9. Pemeriksaan Fisik
ANGGOTA KELUARGA
No Pemeriksaan
Tn. M Ny. Y
1. TTV
a. TD 130/90 Mmhg 100/70 MmHg
b. Nadi 82x/menit 105x/menit
c. Suhu 36,7° C 37,3° C
d. Pernafasan 22x/menit 24x/menit
e. BB 60 Kg 56Kg

2 Kepala Bentuk simetris,rambut hitam Bentuk simetris,rambut hitam


a.Rambut lurus, hygiene baik, tidak lurus, hygiene baik, tidak
terdapat benjolan, tidak ada terdapat benjolan, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid pembengkakan kelenjar tiroid
dan getah bening. dan getah bening

b. Mata Sklera tidak ikterik, konjungtiva Sklera tidak ikterik, konjungtiva


tidak anemis, penglihatan baik anemis, penglihatan baik

3 Hidung Tidak terdapat polip, penciuman tidak terdapat polip, penciuman


baik, tidak terdapat akumulasi baik, tidak terdapat akumulasi
massa di hidung, tidak teraba massa di hidung, tidak ada nyeri
benjolan, tidak ada nyeri tekan tekan dan benjolan
4 Telinga Tidak ada Serumen Tidak terdapat serumen.
5 Mulut dan Bentuk simetris, mukosa mulut Bentuk simetris, mukosa mulut
Gigi lembab. lembab, gigi lengkap

6 Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


110

tyroid. tyroid.
7 Tonsil Tidak ada Pembengkakan. Tidak ada pembengkakan.
8 Dada
a. Jantung S I dan S II S 1 dan S I
b. Paru Suara nafas vesikuler, Simetris Suara nafas vesikuler. Simetris
kanan kanan dan kiri.
dan kiri.
9 Abdomen
a. Peristaltik 10x/menit. 12x/menit.
usus
b. Acites Tidak ada acites. Tidak ada acites.
c. Turgor Elastis, tidak ada nyeri tekan dan Elastis, tidak ada nyeri tekan dan
lepas. lepas.
Presentasi atas bokong, bawah
kepala, puka.
10 Ekstremitas
a. Gerakan Dapat digerakkan atas dan Dapat digerakkan
bawah. alas dan bawah.
b. CRT < 3 detik < 3 detik
c. Edema Tidak ada edema. Tidak ada edema.

B. Analisa Data
No DATA Tipologi ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Ancaman Ketidakmampu Risiko terjadinya
- Ny. Y mengeluh an keluarga penyulit pada saat
cepat lelah. dalam persalinan
- Ny. Y mengenal
mengatakan masalah
usianya 32 tahun. kesehatan pada
- Ny. Y ibu hamil

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


111

mengatakan tidak risiko tinggi


mengetahui
tentang
bagaiman
perawatan
kehamilannya
DO:
- Hamil usia muda
(< 30 tahun)
2 DS: Ancaman Ketidakmampu Anemia ringan pada
Ny. Y mengeluh an keluarga kehamilan
cepat lelah dan Tn.M dalam
sering pusing. mengatasi
masalah
DO: kesehatan yang
Konjungtiva dialami Ny.Y
pucat, bibir agak
pucat.
-
3 Ds : Defisit Deficit Cemas tingkat ringan
a. Ny. Y informasi (menjelang persalinan
mengatakan ini ), keluarga Tn. M
merupakan khususnya Ny. Y
kehamilan berhubungan dengan
pertama ketidakmampuan
b. Ny. Y keluarga mengenal
mengatakan masalah
kurang begitu
mengerti tentang
perawatan setelah

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


112

persalinan
c. Ny. Y
mengatakan
merasa cemas
bagaimana
perawatan setelah
melahirkan
Do :
- Ny. Y tampak
cemas
- TTV : TD :
100/70 mmHG
RR : 24 x / menit
N : 105 x /
menit
S : 37,3 oC

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Risiko terjadinya penyulit pada saat persalinan b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
2. Anemia ringan pada kehamilan b/d ketidakmampuan keluarga Tn.M
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami Ny. Y
3. Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan), keluarga Tn. M
khususnya Ny. Y b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


113

D. Skoring Masalah
1. Risiko terjadinya penyulit pada saat persalinan b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : Masalah sudah terjadi, dan
Kurang sehat 1 sudah terjadi, tetapi tidak
dianggap sebagai sesuatu
yang mengancam kesehatan
2 Kemungkinan Keluarga memiliki keinginan
masalah dapat 1 untuk mencegah hal tersebut,
diubah : sebagian tapi kehamilan sudah terjadi.
3 Potensi masalah Apabila ibu rajin minum pil
untuk dicegah : 1 KB, maka kemungkinan
tinggi kehamilan bisa dicegah
4 Menonjolnya Ibu hamil dengan jarak
masalah : ada 0,5 kehamilan kurang dari 1
masalah tapi tidak tahun
perlu segera
ditangani
SKORING TOTAL 3,5

2. Anemia ringan pada kehamilan b/d ketidakmampuan keluarga Tn.M


dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami Ny. Y
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : Masalah sudah terjadi dan
Tidak/kurang sehat 1 apabila tidak segera ditangani
akan menimbulkan
komplikasi pada kehamilan
dan persalinan.
2 Kemungkinan Keluarga memiliki keinginan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


114

masalah dapat untuk mengatasi hal tersebut


diubah : sebagian 1 tetapi tidak tahu cara
mengubah hal tersebut.
3 Potensi masalah Apabila ibu lebih mengontrol
untuk dicegah : 0,7 kesehatannya, maka masalah
cukup tidak akan terjadi
4 Menonjolnya Ibu sudah biasa merasakan
masalah : ada hal seperti ini dan ibu hanya
masalah tapi tidak 0,5 menganggap ini sebagai
perlu ditangani akibat dari kehamilannya.

SKORING TOTAL 3,2

3. Ansietas tingkat ringan (menjelang persalinan), keluarga Tn. M


khususnya Ny. Y b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : Masalah belum terjadi dan
Krisis 0,3 apabila tidak segera ditangani
akan menimbulkan
komplikasi pada kehamilan
dan persalinan.
2 Kemungkinan Keluarga memiliki keinginan
masalah dapat 1 untuk mengatasi hal tersebut
diubah : sebagian tetapi tidak tahu cara
mengubah hal tersebut.
3 Potensi masalah Apabila ibu lebih mengontrol
untuk dicegah : 0,7 kesehatannya, maka masalah
cukup tidak akan terjadi
4 Menonjolnya Ibu sudah biasa merasakan
masalah : ada 1 hal seperti ini dan ibu hanya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


115

masalah tapi tidak menganggap ini sebagai


perlu segera akibat dari kehamilannya.
ditangani
SKORING TOTAL 3

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Risiko terjadinya penyulit pada saat persalinan b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
2. Anemia ringan pada kehamilan b/d ketidakmampuan keluarga Tn.M
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami Ny. Y
3. Ansietas tingkat ringan (menjelang persalinan), keluarga Tn. M
khususnya Ny. Y b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


116

F. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi
Risiko terjadinya Setelah 1 x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 1. Kaji pengetahuan
penyulit pada saat kunjungan, penyuluhan Verbal dengan kriteria hasil : keluarga tentang
kehamilan resiko
persalinan b/d keluarga mampu selama 1 x 30 c. Klien dapat
tinggi.
ketidakmampuan mengenal resiko menit keluarga mengetahui tentang 2. Jelaskan pada
keluarga dalam penyulit dapat mengetahui factor penyulit keluarga tentang
pengertian, tanda
mengenal masalah persalinan penyulit persalinan
bahaya, gejala dan
persalinan d. Klien dapat faktor-faktor yang
mengetahui cara mempengaruhi
kehamilan resiko
mengatasi factor
tinggi.
tersebut diatas. 3. Sarankan KK
untuk tetap
memeriksakan
kehamilan istrinya
dengan teratur ke
tempat pelayanan
kesehatan.
4. Anjurkan ibu

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


117

untuk mengurangi
aktivitas yang
berlebihan
5. Motivasi keluarga
untuk datang ke
tempat pelayanan
kesehatan bila ibu
mengalami
keluhan
Anemia ringan Setelah 1x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 1. Kaji tingkat
tindakan pengetahuan klien.
pada kehamilan b/d kunjungan Verbal dengan kriteria hasil :
keperawatan 2. Berikan
ketidakmampuan keluarga bisa diharapkan e. Klien mengatakan
penyuluhan
mampu mengatasi
keluarga Tn.M meminimalisir tidak lemas lagi kesehatan tentang
masalah kesehatan
dalam mengatasi gejala anemia yang dialami f. Klien tidak tampak gizi ibu hamil
khususnya tentang 3. Anjurkan
masalah kesehatan pucat
gizi untuk memeriksaan
yang dialami Ny. Y pemenuhan zat g. Mengetahui cara sebulan sekali
besi. dalam tekanan
mengatasi masalah
darah dan
kehamilan

Ansietas tingkat Setelah Setelah dilakukan Respon Kecemasan keluarga 1. Kaji tingkat
kunjungan selama kecemasan tentang
ringan (menjelang dilakukan Verbal berkurang dengan
2x keluarga dapat:

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


118

persalinan), penyuluhan 1. Menjelaskan kriteria hasil : kehamilan Ny.Y


keluarga Tn. M selama 2 kali dan 1. Keluarga dapat 2. Diskusikan dengan
menyebutkatk keluarga tentang
khususnya Ny. Y kunjungan menjelaskan dan
an faktor faktorfaktor
b/d tentang penyebab menyebutkatkan kehamilan beresiko
ketidakmampuan pengetahuan kehamilan faktor penyebab tinggi dan
beresiko penanganannya
keluarga mengenal keluarga Tn. M kehamilan beresiko
tinggi. 3. Ajarkan cara
masalah tidak cemas 2. Mengetahui tinggi mengurangi
menghadapi caracara yang 2. Keluarga kecemasannya
di lakukan
persalinannya mengetahui caracara
untuk
mengurangi yang di lakukan
kecemasan untuk mengurangi
kecemasa

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


119

G. Implementasi Keperawatan
Hari/Tgl/Waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi
Selasa, 30 Mei 2017 Risiko terjadinya 7. Mengkaji
penyulit pada saat pengetahuan
keluarga tentang
persalinan b/d
kehamilan resiko
ketidakmampuan tinggi.
keluarga dalam 8. Menyarankan KK
untuk tetap
mengenal masalah
memeriksakan
kehamilan istrinya
dengan teratur ke
tempat pelayanan
kesehatan.
9. Menganjurkan ibu
untuk mengurangi
aktivitas yang
berlebihan
10. Memotivasi
keluarga untuk
datang ke tempat
pelayanan
kesehatan bila ibu
mengalami keluhan
Rabu, 31 Mei 2017 Anemia ringan pada 1. Mengkaji tingkat
kehamilan b/d pengetahuan klien.
2. Memberikan
ketidakmampuan
penyuluhan
keluarga Tn.M dalam kesehatan tentang
mengatasi masalah gizi ibu hamil
3. Menganjurkan
kesehatan yang
memeriksaan
dialami Ny. Y sebulan sekali
dalam tekanan
darah dan
kehamilan

Kamis, 1 Juni 2017 Ansietas tingkat ringan 1. Mengkaji tingkat


(menjelang kecemasan tentang

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


120

persalinan), keluarga kehamilan Ny.Y


Tn. M khususnya Ny. 2. Mendiskusikan
dengan keluarga
Y b/d
tentang faktorfaktor
ketidakmampuan kehamilan beresiko
keluarga mengenal tinggi dan
penanganannya
masalah
3. Mengajarkan cara
mengurangi
kecemasannya

H. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
Selasa, 31 Mei 2017 1. Mengkaji S : Ny.Y mengatakan
pengetahuan tidak tahu resiko
keluarga tentang
penyulit
kehamilan resiko
tinggi. persalinannya.
2. Menyarankan KK O : Klien tampak
untuk tetap
bingung saat ditanya,
memeriksakan
kehamilan klien tampak pucat.
istrinya dengan A : Masalah teratasi
teratur ke tempat
sebagian.
pelayanan
kesehatan. P : Penkes pada
keluarga tentang
3. Menganjurkan
pengertian, tanda
ibu untuk bahaya, gejala dan
mengurangi faktor-faktor yang
aktivitas yang mempengaruhi
berlebihan kehamilan resiko
4. Memotivasi tinggi.
keluarga untuk
datang ke tempat
pelayanan
kesehatan bila ibu
mengalami
keluhan

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


121

Rabu, 31 Mei 2017 1. Mengkaji tingkat S : Ny.Y mengatakan


pengetahuan klien. sudah mengerti
2. Memberikan
tentang gizi ibu hamil
penyuluhan
kesehatan tentang O : Klien tampak
gizi ibu hamil memperhatikan
3. Menganjurkan
selama diberikan
memeriksaan
sebulan sekali penyuluhan.
dalam tekanan A : Masalah teratasi
darah dan
sebagian.
kehamilan
P : Ingatka kembali
klien mengenai gizi
yang baik untuk ibu
hamil.
Kamis, 1 Juni 2017 1. Mengkaji tingkat S : Ny.Y mengatakan
kecemasan tentang sudah mengerti
kehamilan Ny.Y
tentang gizi ibu hamil
2. Mendiskusikan
dengan keluarga O : Klien tampak
tentang memperhatikan
faktorfaktor
selama diberikan
kehamilan beresiko
tinggi dan penyuluhan.
penanganannya. A : Masalah teratasi
3. Mengajarkan cara
sebagian.
mengurangi
kecemasannya P : Ingatka kembali
klien mengenai gizi
yang baik untuk ibu
hamil.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB IV
PEMBAHASAN

Kehamilan adalah suatu kritis maturasi yang dapat menimbulkan stress,


tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapka diri untuk memberi perawatan
dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Seiring persiapannya untuk
menghdaaapi peraaan baru wanita tersebut mengubh konsp dirinya supaya ia siap
menadi orang tua. Secara bertahap, ia berubah diri seseorang yang bebas dan
berfokus pada diri sendiri menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen
untuk merawat seorang individu lain. Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan
tugas-tugas perkembangan tertentu : menerima kehamilan, mengidentifikasi peran
ibu antara diriny daan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang
belum lahir, dan mempersiapkaan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan
(Rubin, 1967: Lederman, 1984: Stainton, 1985).
Penelitian menunjukan bahwa dukungan emosi dari pasangan merupakan
faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas perkembangan ini (Entwistle,
Doring, 1981; Mercer, 1981). Pengalmna subyektif tentang waktu dan ruang
berubah selama masa hamil karena rencana dan komitmen kini diatur oleh tanggal
taksiran partus (TTP) (Rubin, 1984). Pada awal masa hami tampaknya tidak ada
yang terjadi dan keinginan untuk menghentikan hari-hari yang penuh tuntutan
special dan aktivitas timbul supaya dapat menikmati waktu kosong tanpa beban.
Banyak waktu dihabiskan dengan tidur. Dengan munculnya quickening pada
trimester kedua, terjadilah reduksi waktu dan ruang, baik secara geografik
maupun sosial karena wanita tersebut mengalihkan perhatiannya kedalam, yakni
pada kandungannya dan pada hubungan dengan ibuny dan wanita lain yang
pernah atau sedang hamil. Pada trimester ketiga terjadi perlambatan aktivitas dan
waktu terasa cepat berlalu karena aktivitas wanita tersebut dibatasi (Rubin, 1984).
Kehamilan merupakan salah satu tahap perkembangan keluarga baru
menikah, dengan fungsi reproduksi yang tergolong dalam pasangan usia subur
(PUS) dan memungkinkan untuk terjadinya kehamilan. Kehamilan melibatkan
seluruh anggota keluarga. Karena “konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi

122
123

janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya
seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungaan dalam
keluarga “, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan
dan menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman,
Eichler, Winckoff, 1980).
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang pada tahap perkembangan
pasangan usia subur (PUS) dengan istri yang sedang hamil. Saat ini termasuk
dalam kehamilan beresiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau
janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara
umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah
kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang di hadapi (Manuaba, dkk ; 2007).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-
faktor yang menaikan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin,
persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan intrauterine, pengakit janin atau
neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan (handicaps)
(nelson: 2000). Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan janinya
mempunyai outcome pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan
pengawasan lebih intensif dan mungkin tindakana proaktif. Pengawasaan dan
tindakan proaktif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan
komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born baby dan well mother
(Manuaba, 2007).
Berdasarkan pengkajian pada keluarga Tn. M di dapatkan masalah risiko
terjadinya penyulit pada saat persalinan, anemia ringan pada kehamilan, ansietas
tingkat ringan (menjelang persalinan), keluarga Tn. M khususnya Ny. Y. Setelah
ditemukan masalah tersebut, perawat berdiskusi dengan keluarga untuk
menyelesaikan masalah pada keluarga dengan melakukan kontrak waktu untuk
implementasi keperawatan. Selama dilakukan implementasi keperawatan,
keluarga Tn. M tidak ada hambatan yang bermakna. Dimana keluarga sangat
kooperatif dengan implementasi yang dilakukan oleh perawat sehingga
pengetahuan keluarga terhadap permasalahan yang ada di keluarga khususnya

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


124

tentang kehamilan beresiko tinggi bertambah. Dengan pengetahuan yang


meningkat di harapkan keluarga mampu mengatasi permasalahan yang ada
dikeluarga dan keluarga lebih siap mempersiapkan kelahiran anaknya.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada
manusia dalam rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah
keluarga atau menciptakan keturunan yang ada dalam sebuah keluarga.
Kehamilan berakhir pada proses persalianan dimana banyak terjadi
permasalahan baik bagi individu yang mengalami maupun pada
keluarga.
Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu
proses persalinan, seperti cemas yang dirasakan keluarga serta
persiapan yang dilakukan keluarga dalam mempersiapkan proses
persalinan. Oleh karena itu penulis merasa bahwa Asuhan Keperwatan
Keluarga ini sangat tepat dilakukan pada keluarga Tn.C khususnya
Ny.D mengingat proses yang akan dihadapi keluarga termasuk dalam
keadaan krisis situasional yang daikhawatirkan dapat menyebabkan
krisis tidak terkendali.

B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga,
hendaknya perawat komunitas (keluarga) mampu memiliki landasan
teoritis yang jelas, sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan
kepada keluarga akan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di
keluarga tersebut.

125
126

DAFTAR PUSTAKA

Agriwidya Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC


Ball, Jane. 1999. Pediatric Nursing; Caring For Children 2nd ed. Appleton &
Lange Stanford.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta
Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:Salemba Medika.
Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan
Patologis. Jakarta: Salemba
Huliana mellyna,A.Md.keb.2003.Perawatan Ibu Pasca Melahirkan.Jakarta :
Penerbit buku Puspa swara
Hurlock, E. B. 1996. Psikologi perkembangan, suatu pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: TIM.
Muchtadi, Deddy. 2008. Ilmu Gizi. Alfabeta : Bandung Nelson. 2000. Ilmu
Kesehatan Ibu Dan Anak. Edisi 15.Jakarta :EGC
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Ibu Dan Anak. Edisi 15.Jakarta :EGC
Nursalam dan Susilaningrum, R. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak
untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
Sagung Seto : Jakarta Profil Kesehatan Jawa Barat. 2003. Jawa Barat : Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
Saminem, 2006. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebidanan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Setiadi, 2008. Konsep & keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha ilmu
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 6. Jakarta: EGC.

Program Profesi Ners Angkatan X STIKes Indramayu


LAMPIRAN

127
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sub Pokok Bahasan : Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga,
Manfaat Rumah Tangga berPHBS, 10 komponen PHBS
rumah tangga
Sasaran : Masyarakat RW 02 Desa Karangsong
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Mei 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. T
Penyuluh : Istiqomah Fauziyah

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi -
tingginya (Dinas kesehatan, 2009).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam Undang - undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat
(Syafrudin, 2009)
Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini
terkait dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit
berbasis lingkungan yang secara epidimiologis masih tinggi di Indonesia
(Tursilowati dkk., 2007).
Data Departemen Kesehatan menyebutkan, sedikitnya 30 ribu desa di 440
kabupaten di Tanah Air memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Ini berarti
banyak kabupaten yang masyarakatnya belum berperilaku hidup sehat.
Akibatnya,angka kesakitan masyarakat sangat tinggi (Tim Teknis Pembangunan
Sanitasi, 2009).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan
rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena
penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota
rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Departemen kesehatan RI, 2009)

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat RW 02
desa karangsong dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta
mengerti apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
3. Apa saja manfaat rumah tangga ber PHBS
4. Apa saja 10 komponen PHBS rumah tangga
D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1 Pendahuluan 5 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab pertanyaan
penyuluhan
2 Kerja 20  Penyampaian garis  Mendengarkan
Menit besar materi: dengan penuh
a) Pengertian perhatian
Perilaku Hidup  Menanyakan hal-hal
Bersih dan yang belum jelas
Sehat  Memperhatikan
b) Apa itu Perilaku jawaban dari
Hidup Bersih penceramah
dan Sehat di
Rumah Tangga
c) Apa saja
manfaat rumah
tangga ber
PHBS
d) Apa saja 10
komponen
PHBS rumah
tangga
3 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya

E. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet

F. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
3. Apa saja manfaat rumah tangga ber PHBS
4. Apa saja 10 komponen PHBS rumah tangga
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi manusia
untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras dengan yang
tercakup dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setingi - tingginya adalah hak yang
fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut
dan tingkat sosial ekonominya (Maryunani, 2013).
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan
10 PHBS di rumah tangga yaitu :

a. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan,
dokter, dan tenaga para medis lainnya)
 Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan ibid an bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
b. Memberi bayi asi ekslusif.
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat
kekebalan terhadap penyakit
 Manfaat memberikan ASI:
1) Bagi ibu:
 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
 Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
 Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
 Menunda kehamilan berikutnya.
 Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
2) Bagi bayi:
 Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
 Bayi tidak sering sakit.
3) Bagi keluarga:
 Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
pembelian susu formula dan perlengkapannya.
 Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu
formula misalnya merebus air dan perlengkapannya.
c. Menimbang balita setiap bulan.
 Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
 Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1
tahun sampai 5 tahun diposyandu.
 Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau
kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik
atau tidak naik (lihat perkembangannya)
d. Menggunakan air bersih.
 Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai,
mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar
kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
 Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara
lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
 Air harus berwarna bening/jernih.
 Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa
dan kotoran lainnya.
 Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
 Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
 Apa manfaat menggunakan air bersih?
Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
 Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
 sumber air bersih:
Air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum:
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat
mendidih).
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
 Mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun:
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang
bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran
dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman
masih tertinggal di tangan.
 Mencuci Tangan Saat:
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll).
2) Setelah buang air besar
3) Setelah menceboki bayi atau anak
4) Sebelum makan dan menyuapi anak
5) Sebelum memegang makanan
6) Sebelum menyusui bayi
 Manfaat mencuci tangan:
1) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
 Cara Mencuci tangan yang benar:
1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai
sabun.
2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan
punggung tangan.
3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
f. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
 Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk
buang air besar/buang air kecil.
 Manfaat menggunakan jamban:
1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus,
kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.
 Syarat jamban sehat:
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
5) mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
 Cara memelihara jamban sehat:
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan
air.
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4) Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
6) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
 Apa itu rumah bebas jentik:
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
 Pemeriksaan jentik berkala (PJB):
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti
bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah
seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon,
pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu.
 Yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala:
1) Anggota rumah tangga
2) Kader
3) Juru pemantau jentik (Jumatik)
4) Tenga pemeriksa jentik lainnya.
 Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
1) 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
gigitan nyamuk).
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam
Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah)
di tempat-tempat perkembangannya.
3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:
 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan
tempat air minum burung.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang
bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat
menampung air hujan.
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas
akua, plastik kresek, dll).
4) Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya obat nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit,
dll.
c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam
kamar.
d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e) Memperbaiki saluran talang air yang rusak
f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di
daerah sulit air.
g) Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
 Manfaat Rumah Bebas Jentik:
1) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
2) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar
seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya
atau kaki gajah.
3) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
 Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
1) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
2) Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk
memelihara usus. Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan
sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui
tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda
pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar.
 Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur:
1) Mencegah Diabetes .
2) Melancarkan buang air besar.
3) Menurunkan berat badan.
4) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
5) Mencegah kanker
6) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
7) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
8) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
 Aktifitas fisik bisa berupa :
1) Olah raga
2) Jalan santai
3) Maraton
 Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi
tubuh, seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat
menimbulakan kanker dan penyakit lainnya.
j. Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?
 Bagi Rumah Tangga :
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
menambah pendapatan keluarga.
 Bagi Masyarakat:
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –
masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
“1o tananan PHBS”

Perilaku hidup bersih dan sehat Apa itu PHBS? 1. Persalinan ditolong oleh
PHBS adalah semua perilaku kesehatan
tenaga kesehatan
yang dilakukan ataskesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga
dapatmenolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktifdalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.

apa tujuan PHBS ?

PHBS di rumah tangga dilakukan untuk


mencapai rumah tangga sehat yang
melakukan 10 tatanan PHBS. 2. Memberi ASI ekslusif
(0-6 bulan)

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) INDRAMAYU
TAHUN 2017
3. Menimbang bayi dan
balita
7. Memberantas jentik
4. Menggunakan air bersih
nyamuk di rumah
10. Tidak merokok di
dalam rumah

5. Mencuci tangan dengan 8. Makan buah dan sayur


air bersih dan sabun setiap hari

6. Menggunakan jamban 9. Melakukan aktivitas


sehat setiap hari
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PRE MENSTRUASI SYNDROM (PMS)

Pokok Bahasan : Menstruasi


Sub Pokok Bahasan : Pengertian Menstruasi, proses terjadinya menstruasi, PMS
(Pre-Menstruasi Syndrome), cara mengatasi PMS,
gangguan-gangguan menstruasi, cara mengatasi nyeri
menstruasi, Menjaga kebersihan saat menstruasi
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juni 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. T
Penyuluh : Istiqomah Fauziyah

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan keluarga
dapat memahami tentang menstruasi dan hal-hal yang terkait lainnya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Menstruasi
2. Proses terjadinya menstruasi
3. PMS (Pre-Menstruasi Syndrome)
4. Cara menangani PMS
5. Gangguan-gangguan menstruasi
6. Cara mengatasi nyeri menstruasi
7. Cara menjaga kebersihan saat menstruasi
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1 Pendahuluan 5 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab
penyuluhan pertanyaan
2 Kerja 20  Penyampaian garis  Mendengarkan
Menit besar materi: dengan penuh
a. Pengertian perhatian
Menstruasi  Menanyakan hal-hal
b. Proses yang belum jelas
terjadinya  Memperhatikan
menstruasi jawaban dari
c. PMS (Pre- penceramah
Menstruasi
Syndrome)
d. Cara menangani
PMS
e. Gangguan-
gangguan
menstruasi
f. Cara mengatasi
nyeri
menstruasi
g. Cara menjaga
kebersihan saat
menstruasi
3 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya

D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet

E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Menstruasi?
2. Bagaimana proses terjadinya menstruasi?
3. Apa itu PMS (Pre-Menstruasi Syndrome)?
4. Bagaimana cara menangani PMS?
5. Apa saja gangguan-gangguan menstruasi?
6. Bagaimana cara mengatasi nyeri menstruasi?
7. Bagaimana cara menjaga kebersihan saat menstruasi?
MATERI PENYULUHAN
MENSTRUASI
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Satu siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sampai tepat satu hari sebelum
menstruasi bulan berikutnya.
Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita
untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat
membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16
tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi,
dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia
45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh
lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause
dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata
daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang
daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam
hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk
kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
2. Proses Menstruasi
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim
mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi
janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal
pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian,
sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba
Falopi terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan
intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding
uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode
pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid),
berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil,
menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi
bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang
hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

3. PMS (Pre-Menstruasi Syndrome)


PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat
menyertai sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:
 Keluhan Fisik
a. Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa
lelah.
b. Buah dada nyeri, tegang dan sakit saat di sentuh
c. Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
d. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya
e. Kepala nyeri.
f. Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah
yang banyak.
g. Pinggang terasa pegal.
 Keluhan Biologis
a. Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya.
b. Kurang konsentrasi

4. Cara Mengatasi PMS


Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal di bawah ini;
a. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan,
dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.
b. Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat.
c. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis
tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
d. Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
e. Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan
makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari
anemia.

5. Gangguan-gangguan Menstruasi
Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan
wanita adalah nyeri saat menstruasi (dismenorrhea). Sebenarnya nyeri saat
menstruasi merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi
yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan
kehidupan sehari-harinya.
Nyeri saat menstruasi dapat kita kategorikan menjadi dua, yaitu nyeri
primer dan sekunder. Nyeri menstruasi primer yaitu nyeri menstruasi yang tidak
berhubungan dengan kelainan patologis yang berasal dari panggul dan organ di
dalamnya.Nyeri ini dapat terjadi 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan
mencapai puncaknya saat wanita mencapai usia 15-25 tahun. Kemudian nyeri
akan menurun intensitasnya seiring dengan pertambahan usia dan menghilang saat
wanita melahirkan secara alami. Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau
menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum menstruasi dan berakhir 24-36
jam setelah menstruasi berhenti. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang
kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha. Gejala-gejala
lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah,
diare, pingsan, dan perut kembung. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan
bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan
pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang
menurun. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
Apabila nyeri saat menstruasi muncul saat anda berumur lebih dari 20
tahun maka ini masuk dalam kategori kedua yaitu nyeri menstruasi sekunder,
yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kelainan yang berasal dari
panggul dan organ didalamnya.Biasanya nyeri ini terjadi 2 hari atau lebih sebelum
menstruasi dimulai dan rasa nyeri akan semakin hebat saat menstruasi, kemudian
menghilang 2 hari atau lebih setelah menstruasi berhenti. Nyeri haid sekunder,
biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang
menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan
kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
Gangguan menstruasi lain, yaitu Amenorrhoe atau tidak mendapatkan haid
sama sekali. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya:
Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga
darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila
cewek sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit
perut setiap bulan. Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi
selaput daranya.
Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid
atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium
tidak terbentuk dan keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur
karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.
Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens
sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti hipotensi, anemia,
infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu, bisa juga disebabkan
oleh stres psikologis. Apabila terjadi kondisi ini sebaiknya memeriksakan diri ke
dokter.

6. Cara Mengatasi Nyeri Menstruasi


Berikut ini beberapa tips untuk mencegah nyeri saat menstruasi :
a. Hindari olahraga berat selama menstruasi.
b. Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat
meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya
prostaglandin. Hindari juga makanan bersuhu dingin misalnya es krim.
c. Konsumsi vitamin E, vitamin B6, atau minyak ikan.
d. Konsumsi sayuran dan buah-buahan serta makanan rendah lemak.
e. Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut saat
menstruasi :
f. Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang)
g. Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk
menenangkan diri
h. Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
i. Mengosok-gosok perut/pinggang yang sakit
j. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini
bias membantu relaksasi
k. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
Kita harus segera mencari pertolongan kalau mengalami hal-hal sebagai
berikut:
a. Apabila menstruasi yang pertama (menarche) mulai keluar sebelum
usia 8 tahun, atau belum mengalami menstruasi setelah usia melewati
18 tahun.
b. Apabila siklus menstruasi kurang dari 14 hari, atau lebih dari 35-40
hari sekali.
c. Apabila lamanya menstruasi lebih dari 14 hari.
d. Apabila volume darah haid sangat banyak (ganti pembalut 10 kali per
hari).
e. Sakit perut sampai tidak bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari atau
bahkan sampai pingsan. Atau jika rasa nyeri itu semakin lama semakin
bertambah intensitasnya.
f. Muncul noktah darah (spotting) di antara dua siklus haid.
g. Warna darah kelihatan tidak seperti biasanya, menjadi lebih kecoklatan
atau merah muda segar atau kalau darah mens keluar sampai
bergumpalgumpal.
h. Darah mens berbau anyir, bahkan berbau busuk.
7. Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi
a. Jagalah kebersihan daerah kewanitaan.
b. Bersihkan dengan air dari depan kebelakang.
c. Gantilah pembalut minimal 3 kali sehari.

1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi manusia
untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras dengan yang
tercakup dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setingi - tingginya adalah hak yang
fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut
dan tingkat sosial ekonominya (Maryunani, 2013).
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan
10 PHBS di rumah tangga yaitu :

a. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan,
dokter, dan tenaga para medis lainnya)
 Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan ibid an bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.

b. Memberi bayi asi ekslusif.


Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat
kekebalan terhadap penyakit
 Manfaat memberikan ASI:
1) Bagi ibu:
 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
 Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
 Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
 Menunda kehamilan berikutnya.
 Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
2) Bagi bayi:
 Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
 Bayi tidak sering sakit.
3) Bagi keluarga:
 Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
pembelian susu formula dan perlengkapannya.
 Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu
formula misalnya merebus air dan perlengkapannya.
c. Menimbang balita setiap bulan.
 Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
 Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1
tahun sampai 5 tahun diposyandu.
 Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau
kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik
atau tidak naik (lihat perkembangannya)
d. Menggunakan air bersih.
 Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai,
mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar
kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
 Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara
lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
 Air harus berwarna bening/jernih.
 Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa
dan kotoran lainnya.
 Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
 Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
 Apa manfaat menggunakan air bersih?
Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
 Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
 sumber air bersih:
Air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum:
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat
mendidih).
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
 Mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun:
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang
bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran
dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman
masih tertinggal di tangan.
 Mencuci Tangan Saat:
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll).
2) Setelah buang air besar
3) Setelah menceboki bayi atau anak
4) Sebelum makan dan menyuapi anak
5) Sebelum memegang makanan
6) Sebelum menyusui bayi
 Manfaat mencuci tangan:
1) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
 Cara Mencuci tangan yang benar:
1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai
sabun.
2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan
punggung tangan.
3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
f. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
 Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk
buang air besar/buang air kecil.
 Manfaat menggunakan jamban:
1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus,
kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.
 Syarat jamban sehat:
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
5) mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
 Cara memelihara jamban sehat:
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan
air.
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4) Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
6) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
 Apa itu rumah bebas jentik:
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
 Pemeriksaan jentik berkala (PJB):
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti
bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah
seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon,
pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu.
 Yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala:
1) Anggota rumah tangga
2) Kader
3) Juru pemantau jentik (Jumatik)
4) Tenga pemeriksa jentik lainnya.
 Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
1) 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
gigitan nyamuk).
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam
Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah)
di tempat-tempat perkembangannya.
3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:
 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan
tempat air minum burung.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang
bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat
menampung air hujan.
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas
akua, plastik kresek, dll).
4) Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya obat nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit,
dll.
c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam
kamar.
d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e) Memperbaiki saluran talang air yang rusak
f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di
daerah sulit air.
g) Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
 Manfaat Rumah Bebas Jentik:
1) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi.
2) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar
seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya
atau kaki gajah.
3) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
 Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
1) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
2) Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk
memelihara usus. Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan
sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui
tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda
pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar.
 Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur:
1) Mencegah Diabetes .
2) Melancarkan buang air besar.
3) Menurunkan berat badan.
4) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
5) Mencegah kanker
6) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
7) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
8) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
 Aktifitas fisik bisa berupa :
1) Olah raga
2) Jalan santai
3) Maraton
 Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi
tubuh, seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat
menimbulakan kanker dan penyakit lainnya.
j. Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?
 Bagi Rumah Tangga :
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
menambah pendapatan keluarga.
 Bagi Masyarakat:
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –
masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
PMS (Pre Menstruasi
PRE MENSTRUASI Syndrome) Menstruasi
SYNDROM (PMS) PMS (pre menstruasi syndrome)
atau gejala pre-menstruasi, dapat Menstruasi atau haid mengacu kepada
pengeluaran secara periodik darah dan
menyertai sebelum atau saat sel-sel tubuh dari vagina yang berasal
menstruasi. Antara lain: dari dinding rahim wanita. Satu siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama
Mood kacau
menstruasi sampai tepat satu hari
sebelum menstruasi bulan berikutnya.
Mudah emosi

Males ngapa-
ngapain

Bawaan pengen
Disusun Oleh : manja mulu
PMS
ISTIQOMAH FAUZIYAH Kepala sakit
R.16.04.10.020
Perut sakit
PROGRAM PROFESI ANGKATAN X Dada sakit
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes) Pinggang sakit
INDRAMAYU Semua sakit
2016/2017
Cara Mengatasi Nyeri
Tips Saat
Menjaga Kebersihan
Saat Menstruasi Menstruasi
Menstruasi 1. Beberapa hal yang dapat kita lakukan

 Jagalah kebersihan daerah untuk mengatasi sakit perut saat


 Hindari olahraga berat selama kewanitaan. menstruasi :
menstruasi.
2. Kompres dengan botol panas (hangat)
 Hindari konsumsi alkohol,  Bersihkan dengan air dari
kopi, dan juga coklat tepat pada bagian yang terasa kram
depan kebelakang.
karena dapat meningkatkan (bisa di perut atau pinggang bagian
kadar estrogen yang belakang)
nantinya dapat memicu
lepasnya prostaglandin. 3. Mandi air hangat, boleh juga
 Hindari juga makanan menggunakan aroma terapi untuk
bersuhu dingin misalnya es menenangkan diri
krim.
4. Minum minuman hangat yang
 Konsumsi vitamin E, vitamin
B6, atau minyak ikan. mengandung kalsium tinggi
 Konsumsi sayuran dan 5. Mengosok-gosok perut/pinggang
buah-buahan serta
yang sakit
makanan rendah lemak
6. Ambil posisi menungging sehingga
rahim tergantung ke bawah. Ini bisa
 Gantilah pembalut minimal 3
membantu relaksasi
kali sehari
7. Tarik napas dalam-dalam secara
perlahan untuk relaksasi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
REMATIK

POKOK BAHASAN : Penyakit Rematik pada Lansia

SUB POKOK BAHASAN : Pengertian Rematik, Penyebab Rematik, Tanda

dan Gejala Rematik, Penatalaksanaan Rematik,

Penatalaksanaan Tradisional (Kompres Jahe).

SASARAN : Ny.R dan Keluarga

WAKTU : 30 menit

HARI/TANGGAL : Rabu, 31 Mei 2017

TEMPAT : Rumah Ny. R

PENYULUH : Istiqomah Fauziyah

A. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi

usia lanjut (lansia) juga meningkat. Tahun 1999, jumlah penduduk lansia

di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa. Badan Kesehatan Dunia, WHO,

memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia 60 juta jiwa,

mungkin salah satu terbesar di dunia.

Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak

terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi

kemungkinan besar membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot


dan persendian ini memang sering menyerang lansia, melebihi hipertensi

dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes.

Meski tidak memberikan dampak spontan, rematik pada lansia

akan memberikan dampak penting terhadap fungsi tubuh sehari-hari. Di

antaranya masalah ketergantungan kepada orang lain dan kualitas hidup

penderitanya.

Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemui

di Indonesia. Biasanya terjadi di lutut dan umumnya menyerang wanita

usia di atas 40 tahun. Penyebab utamanya adalah kegemukan dan

menurunnya hormon estrogen.

Rheumatoid arthritis (RA). Jenis penyakit rematik ini kronis,

ditandai nyeri dan pembengkakan sendi yang simetris. Umumnya

mengenai sendi-sendi kecil seperti persendian tangan dan kaki, tetapi juga

dapat menyerang otot, paru-paru, kulit, pembuluh darah, saraf, dan mata.

Gejala khas RA adalah rasa kaku dan lemah di pagi hari yang berlangsung

lebih dari satu jam.

Penyakit ini dapat mengenai semua orang di semua kelompok

umur, terutama wanita usia produktif. Penyebab penyakit ini belum

diketahui secara pasti. Proses penyakit ini dimulai akibat reaksi imun

karena kelainan sistem pertahanan tubuh. Jika sudah sampai tahap ini,

konsultasi ke dokter ahli adalah jalan terbaik dan hindari melakukan

pengobatan sendiri karena bisa berakibat fatal. Diharapkan Anda dapat


mengendalikan beberapa gangguan rematik agar bisa hidup lebih baik dan

tidak membebani orang di sekitar Anda.

B. Tujuan

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan, pasien mampu mengetahui tentang

penyakit rematik dan penatalaksanaannya.

2. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, peserta dapat menjelaskan

tentang :

1) Pengertian Rematik

2) Penyebab Rematik

3) Tanda dan gejala Rematik

4) Penatalaksanaan Penyakit Rematik

5) Penatalaksanaan Tradisional (Kompres Jahe)

C. Kegiatan

KEGIATAN MEDIA DAN

TAHAP WAKTU ALAT


PENYULUH SASARAN
PENGAJARAN

Pendahuluan  Mengucapkan  Menjawab 5 menit -Ceramah

salam salam

 Perkenalan  Memperhatik

 Mengkomunikasi an

kan tujuan  Berpartisipas


 Kontrak waktu i aktif

penyuluhan  Memperhatik

an

Penyajian  Menjelaskan  Memperhatik 20 menit -Ceramah

Pengertian an dan -Materi

Rematik, mendengarka - SAP

Penyebab n penyuluh -Leaflet

Rematik, Tanda dengan

dan gejala cermat.

Rematik,  Menanyakan

Penatalaksanaan hal-hal yang

Penyakit belum jelas

Rematik,  Memperhatik

Penatalaksanaan an jawaban

Tradisional dari

(Kompres Jahe) penyuluh.

 Memberi

kesempatan

kepada peserta

penyuluhan untuk

bertanya

 Menjawab

pertanyaan
peserta

penyuluhan yang

berkaitan dengan

materi yang

belum jelas.

Penutup  Menyimpulkan  Memperhatik 5 menit -Ceramah

materi yan telah an -Materi

disampaikan. kesimpulan - SAP

 Melakukan materi -Leaflet

evaluasi penyuluha

penyuluhan  Menjawab

dengan pertanyaan

pertanyaan secara yang

lisan diajukan oleh

 Mengakhiri penyuluh

kegiatam  Menjawab

penyuluhan salam

D. Materi

Terlampir

E. Media

Leafleat
F. Metode

- Ceramah

- Tanya Jawab

G. Evaluasi

1. Evaluasi Proses

Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji

tentang Rematik

2. Evaluasi Hasil

Pasien mampu menjelaskan kembali pengertian Pengertian Rematik,

Penyebab Rematik, Tanda dan gejala Rematik, Penatalaksanaan

Penyakit Rematik, Penatalaksanaan Tradisional (Kompres Jahe)


MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN DIABETES MELITUS

Rematik adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada sendi

dan cenderung menahun, biasanya mengenai daerah pergelangan kaki, lutut

dan siku.

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan

manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.

(Arif Mansjour. 2005 )

2. PENYEBAB
a. Postur tubuh yang abnormal
b. Penurunan Kekebalan tubuh
c. Trauma dan akibat beban kerja
d. Proses Menua
3. TANDA DAN GEJALA

a. Rasa sakit, nyeri atau rasa seperti terbakar/panas


b. Pegal linu
c. Kaku sendi pada pagi hari
d. Lemah otot
e. Pembengkakan sendi dan kemerahan
f. Gangguan gerak
g. Demam/ perasaan tidak sehat lainnya

4. PENATALAKSANAAN PENYAKIT REMATIK

a. Bila nyeri hebat, dapat diatasi dengan minum obat

b. Kompres jahe untuk mengurangi nyeri

c. Bila sendi bengkak, lakukan kompres dingin


d. Bila sendi tidak bengkak, lakukan kompres hangat

1) Kompres hangat dengan serai

2) Kompres hangat dengan jahe Untuk mengurangi nyeri

e. Lakukan teknik relaksasi seperti latihan nafas dalam, menenangkan

pikiran, mengurangi stress dan mengalihkan perhatian

5. PENATALAKSANAAN TRADISIONAL KOMPRES JAHE

Langkah-langkah :

a. Siapkan jahe 20 gram

b. Cuci jahe dengan air sampai bersih

c. Lalu jahe yang telah dibersihkan diparut dan

d. Di tempel pada daerah sendi yang nyeri selama 20 menit. 20 menit

setelah intervensi ukur intensitas nyeri yang dirasakan penderita.

e. Setelah selesai bereskan semua peralatan yang telah dipakai.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta


Mansjoer, Arif. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FK UI

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC
Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
Apa itu Rematik?
REMATIK Rematik adalah penyakit yang
Tanda dan Gejala
menyebabkan peradangan pada sendi dan
cenderung menahun, biasanya mengenai 1. Rasa sakit, nyeri atau rasa
daerah pergelangan kaki, lutut dan siku. seperti terbakar/panas
2. Pegal linu
3. Kaku sendi pada pagi hari

Penyebab : 4. Lemah otot

1. Postur tubuh yang abnormal

Disusun Oleh : 5. Pembengkakan sendi dan


kemerahan
ISTIQOMAH FAUZIYAH
2. Penurunan Kekebalan tubuh
R.16.04.10.020
3. Trauma dan akibat beban kerja
6. Gangguan gerak
4. Proses Menua
PROGRAM PROFESI ANGKATAN X
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes)
INDRAMAYU 7. Demam/ perasaan tidak sehat
2016/2017 lainnya
Penatalaksanaan Penyakit Penatalaksanaan Tradisional
Rematik : Kompres Jahe
1. Bila nyeri hebat, dapat
Langkah-
diatasi dengan minum obat
langkah

Semoga
leaflet ini 2. Kompres jahe untuk mengurangi nyeri 1. Siapkan jahe 20 gram

dapat 3. Bila sendi bengkak, lakukan


kompres dingin
2. Cuci jahe dengan air sampai bersih
3. Lalu jahe yang telah dibersihkan diparut
dan

bermanfaat
4. Bila sendi tidak bengkak, lakukan
4. Di tempel pada daerah sendi yang nyeri
kompres hangat
selama 20 menit. 20 menit setelah
a. Kompres hangat dengan serai intervensi ukur intensitas nyeri yang

untuk kita b. Kompres hangat dengan jahe


Untuk mengurangi nyeri
dirasakan penderita.
5. Setelah selesai bereskan semua
peralatan yang telah dipakai.

semua !!!
5. Lakukan teknik relaksasi seperti
latihan nafas dalam, menenangkan
pikiran, mengurangi stress dan
mengalihkan perhatian
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HAL-HAL YANG DILAKUKAN DAN YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN PASIEN REMATIK

Pokok Bahasan : Hal yang dilakukan dan tidak dilakukan pasien rematik
Sub Pokok Bahasan : Cara pencegahan rematik, cara perawatan rematik di
rumah, makanan yang diperbolehkan, makanan yang
tidak diperbolehkan
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : jum’at, 2 Juni 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. B
Penyuluh : Istiqomah Fauziyah

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan keluarga
dapat memahami tentang pencegahan rematik dan hal-hal yang terkait lainnya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1. Cara pencegahan rematik
2. Cara perawatan rematik di rumah
3. Makanan yang diperbolehkan
4. Makanan yang tidak diperbolehkan
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1 Pendahuluan 5 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab pertanyaan
penyuluhan
2 Kerja 20  Penyampaian garis  Mendengarkan
Menit besar materi: dengan penuh
a. Cara perhatian
pencegahan  Menanyakan hal-hal
rematik yang belum jelas
b. Cara perawatan  Memperhatikan
rematik di jawaban dari
rumah penceramah
c. Makanan yang
diperbolehkan
d. Makanan yang
tidak
diperbolehkan
3 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya

D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet
E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Cara pencegahan rematik
2. Cara perawatan rematik di rumah
3. Makanan yang diperbolehkan
4. Makanan yang tidak diperbolehkan
MATERI PENYULUHAN
Pencegahan Rematik
A. Cara Pencegahan Rematik
1. Kurangi makanan yang banyak mengandung asam urat seperti kacang-
kacangan, jeroan, sayuran/bayam, kangkung, sawi, melinjo dan
nangka.

2. Minum air putih kurang lebih 2 liter per hari


3. Olah raga teratur seperti lari pagi atau senam
4. Jaga keamanan lingkungan seperti menghindari lantai licin
5. Periksa kesehatan secara teratur

B. Cara Perawatan Rematik Di Rumah


1. Latihan pergerakan seperti olah raga dan senam rheumatik, manfaatnya
mencegah kekakuan dan kehilangan pergerakan, memperbaiki otot
disekitar sendi
2. Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan tekanan berlebihan
terhadap sendi seperti : posisi badan yang salah, misalnya mengangkat
barang pada posisi yang salah
3. Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
4. Kompres pada bagian yang sakit
5. Kompres hangat untuk daerah yang bengkak tetapi tidak merah,
kompres dingin untuk daerah yang bengkak dan merah

C. Makanan Yang Diperbolehkan


1. Karbohidrat seperti : nasi, roti, jagung, kentang dan singkong
2. Protein seperti : daging sapi, ayam, dengan berat kurang dari 0,5 ons
maksimal 2 hari sekali
3. Sayuran : Semua sayuran kecuali kacang polong, kembang kol,
bayam, jamur, daun singkong, melinjo maksimum 50 gram
4. Buah : semua buah-buahan
5. Minuman : teh, kopi, minuman soda dibatasi
6. Bumbu-bumbu : semua di perbolehkan

D. Makanan Yang Tidak Diperbolehkan


1. Sumber protein hewani : sarden, kerang, jeroan, bebek dan burung
2. Minuman : Semua yang mengandung alkohol
3. Lain-lain : makanan dan minuman yang yang diolah mengandung ragi
misalnya : tape, tempe, tahu dan olahannya.
Hal-Hal yang dilakukan CARA PENCEGAHAN REMATIK CARA PERAWATAN REMATIK
1. Kurangi makanan yang banyak DI RUMAH
dan yang tidak boleh
mengandung asam urat seperti 1. Latihan pergerakan seperti olah raga
dan senam rheumatik, manfaatnya
dilakukan pasien kacang-kacangan, jeroan,
mencegah kekakuan dan kehilangan
sayuran/bayam, kangkung, sawi, pergerakan, memperbaiki otot
rematik
melinjo dan nangka. disekitar sendi
2. Menghilangkan faktor-faktor yang
menimbulkan tekanan berlebihan
terhadap sendi seperti : posisi badan
yang salah, misalnya mengangkat
barang pada posisi yang salah
3. Istirahatkan bagian yang sakit untuk
beberapa jam

2. Minum air putih kurang lebih 2 liter 4. Kompres pada bagian yang sakit
per hari
5. Kompres hangat untuk daerah yang
Disusun Oleh : bengkak tetapi tidak merah, kompres
3. Olah raga teratur seperti lari pagi dingin untuk daerah yang bengkak
ISTIQOMAH FAUZIYAH
atau senam dan merah
R.16.04.10.020
4. Jaga keamanan lingkungan seperti

PROGRAM PROFESI ANGKATAN X menghindari lantai licin


SEKOLAH TINGGI ILMU 5. Periksa kesehatan secara teratur
KESEHATAN (STIKes)
INDRAMAYU
2016/2017
MAKANAN YANG TIDAK MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN
DIPERBOLEHKAN
1. Karbohidrat seperti : nasi, roti,
jagung, kentang dan singkong
1. Sumber protein hewani : sarden, 2. Protein seperti : daging sapi, ayam,

Semoga
kerang, jeroan, bebek dan burung dengan berat kurang dari 0,5 ons
maksimal 2 hari sekali
2. Minuman : Semua yang 3. Sayuran : Semua sayuran kecuali

leaflet ini mengandung alkohol kacang polong, kembang kol,


bayam, jamur, daun singkong,
3. Lain-lain : makanan dan minuman melinjo maksimum 50 gram

dapat yang yang diolah mengandung ragi


misalnya : tape, tempe, tahu dan
4. Buah : semua buah-buahan
5. Minuman : teh, kopi, minuman soda

bermanfaat
dibatasi
olahannya. 6. Bumbu-bumbu : semua di
perbolehkan

untuk kita
semua !!!
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RESIKO TINGGI IBU HAMIL

Pokok Bahasan : Resiko Tinggi Ibu Hamil


Sub Pokok Bahasan : Pengertian resko tinggi pada ibu hamil, Faktor yang
mempengaruhi resiko tinggi pada ibu hamil, Cara
pencegahan factor resiko pada ibu hami
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : Jum’at, 2 Juni 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. M
Penyuluh : Istiqomah Fauziyah

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan keluarga
dapat memahami tentang resiko tinggi ibu hamil dan hal-hal yang terkait lainnya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Resiko tinggi ibu hamil
2. Faktor yang mempengaruhi resiko tinggi pada ibu hamil
3. Cara pencegahan factor resiko pada ibu hamil
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1 Pendahuluan 5 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab pertanyaan
penyuluhan
2 Kerja 20  Penyampaian garis  Mendengarkan
Menit besar materi: dengan penuh
a. Pengertian perhatian
Resiko tinggi  Menanyakan hal-hal
ibu hamil yang belum jelas
b. Faktor yang  Memperhatikan
mempengaruhi jawaban dari
resiko tinggi penceramah
pada ibu hamil
c. Cara
pencegahan
factor resiko
pada ibu hamil
3 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya
D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet

E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Pengertian Resiko tinggi ibu hamil
2. Faktor yang mempengaruhi resiko tinggi pada ibu hamil
3. Cara pencegahan factor resiko pada ibu hamil
MATERI PENYULUHAN
Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi
A. Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah (high risk pregnance) adalah kehamilan
dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. (Mochtar,1992 ;
217).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai
outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang
dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang
dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di
hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-
faktor yang menaikkan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin,
persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan intrauterin, penyakit janin atau
neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan (handicaps).
(nelson: 2000;543).
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan
terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan
pengawwasan lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan
tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan
komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born babydan well mother.
(Manuaba, 2007:6).

B. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Resiko Tinggi


Menurut J.S Lesinski dalam buku manuaba ( 2001 :106) factor yang
mempengaruhi kehamilan risiko tinggi di kelempokkan berdasarkan waktu
kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan. Mengelompokkkan
factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan factor
tersebut dapat mempengaruhi kehamilan.
Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil, yaitu :
a. Factor genetika
1) Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu,
sehinggga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum hamil
2) Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan
bawaan.
b. Factor lingkungan Diperhitungkan factor pendidikan dan social
ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan
tempat dan penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko
saat persalinan atau saat hamil.
c. Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil Perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan
sirkulasi retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan
atau kegagalan salah satu akan menimbulkan risiko terhadap ibu
maupun janin.
1) Faktor keadaan umum menjelang kehamilan
2) Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)
3) Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi,
gestosistoksemia gravidarum)
d. Faktor risiko yang bekerja saat persalinan
1) Sebagai akibat mekanis dalam hubungan.
a) Kelainan letak: sungsang atau lintang
b) Malpresentasi
c) Ketuban pecah didi
d) Distress janin
e) Perdarahan antepartum
f) Grandemultipara
2) Factor nonmekanis
a) Pengaruh obat analgesic atau sedative
b) Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
e. Factor yang bekerja langsung pada neonates
1) Sindrom distress pernafasan
a) Asfiksia neonatorum
b) Aspirasi air ketubab atau meconium
2) Faktor umu hamil yang mengganggu neonates
a) Prematuritas
b) Neonatus dengan termoregulator premature
c) Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah, Gangguan
mengisap dan menelan, hipofibrinogemia, gangguan
congenital)
3) Penyakit
a) Hipertensi
b) Diabetes mellitus
c) Jantung
d) Paru-paru
e) Hepar.
f) Pertumbuhan intrauterine
g) Perdarahan antepartum
h) Infeksi intrauterine
i) Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis
j) Toksemia (gestosis)
k) Kelainan kongenital (hidrosefalus, anasefalus, kembar siam)

C. Penilaian faktor resiko kehamilan Dalam menentukan adanya factor resiko


ada 2 cara yaitu:
1. Cara Kriteria Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan factor
resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:
a. Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO),
Seperti Primipara muda terlalu muda umur kurang dari 16 tahun,
primi tua, terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih,
primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun
lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun
atau lebih,Tinggi badan kurang dari 145 cm, Riwayat persalinan
yang buruk, Pernah keguguran,Pernah persalinaan premature,
Riwayat persalinan dengan tindakan (VE, ekstraksi forcep, opersi
S.C). Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan
pada deteksi faktor resiko ibu hamil kelompok I yaitu Ada potensi
Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang
perlu diwaspadai. Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat
ditemukan dengan mudah oleh petugas kesehatan khususnya kader
melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa
pandang pada kehamilan muda atau pada saat kontak.
b. Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO)
Ibu hamil dengan penyakit, Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar
atau gameli, kembar air atau hidramnion, bayi mati dalam
kandungan. Kehamilan dengan kelainan letak,hamil lewat bulan.
Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya
kader hanya dapat menduga adanya faktor resiko pada ibu hamil
untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke bidan atau
puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan
pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG) oleh dokter
Spesialis di RS.
c. Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO),
Perdarahan sebelum bayi lahir dan pre eklamsia berat atau
eklampsia. Pada kelempok faktor resiko III, ini harus segera di
rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah
buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada
waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan
bayinya yang terancam, pertolongan yang dapat diberikan tenaga
non kesehatan (kader) antara lain : melaporkan ke bidan atau ke
puskesmas terdekat, memberikan KIE pad ibu dan keluarga untuk
segera dirujuk ke rumah sakit.
2. Cara skor Menurut Rochati (2003), kartu SKOR digunakan sebagai
alat skrining antenatal berbasis keluarga yang mempunai 5 fungsi yaitu
:
a. Melakukan skrining antenatal atau deteksi dini resiko tinggi ibu
hamil.
b. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
c. Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
d. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman dan
terencana.
e. Validasi data mengenai perawatanPuji Rochjati membagi faktor
kehamilan risiko tinggi berdasarkan kelompok faktor risiko dengan
menggunakan scor.
Berdasarkan jumlah skor faktor resiko kehamilan di bagi menjadi 3 kel
(Depkes; 2007), yaitu :
a. Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 kehamilan
tanpa masalah atau faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar
di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu sehat.
b. Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10.
c. Kehamilan Resiko sangat tinggi (KRT) dengan jumlah skor ≥ 10,
3. Penanganan Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi
harus di ambil sikap proaktif, dan berencana dengan upaya promotif
dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap tepat dan
cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya
saja.
a. Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko tinggi
adalah:
1) Melakukan anamnesis yang intensif (baik)
2) Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan rontgen.
c) Pemeriksaan USG
d) Pemeriksaan lab yang di anggap perlu
b. Berdasarkan waktu, keadaan risiko tinggi ditetapkan pada :
1) Menjelang kehamilan
2) Saat hamil muda
3) Saat hamil pertengahan
4) Saat trimester III
5) Saat persalinan/pasca partus.
c. Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara dini
resiko tinggi.
1) Apakah kehamilan berjalan dengan baik
2) Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin
3) Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin
4) Apakah terjadi penyulit pada kehamilan
5) Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin
6) Jika diperlukan terminasi kehamilan
a) Apakah terminasi untuk menyelamatkan ibu
b) Apakah janin dapat hidup di luar kandungan
c) Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak
menambah penyulit ibu atau janin.
7) Kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan
memperhitungkan :
a) Tempat pertolongan itu dilakukan
b) Persiapan alat yang diperlukan untuk tindakan
c) Kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan
8) Sikap yang akan di ambil menghadapi kehamilan adalah:
a) Kehamilan dengan resiko rendah dapat di tolong di tempat
b) Kehamilan dengan resiko tinggi meragukan perlu
pengawasan intensif
c) Kehamilan dengan resiko tinggi perlu di rujuk.
d. Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko
tinggi pada ibu dan janin dapat:
1) Melakukan pengawasan yang lebih intensif
2) Memberikan pengobatan sehingga ririko dapat dikendalikan
3) Melakukan rujukan mendapatkan tindakan yang adekuat
4) Segera merujuk untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
5) Segera melakukan terminasi kehamilan
e. Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang
berhubungan dengan kehamilan paling kecil jika.
1) Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai
umur paling sedikit 20 tahun
2) Mempunyai anak tidak lebih dari empat.
3) Jarak kelahiran paling tidak 2 tahun.
4) Tidak mempunyai anak lagi setelah berumur 35 tahun.
(Erica,1994:191)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta
Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan
Patologis. Jakarta: Salemba
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanaan Penyakit Kandungan, Dan KB. Jakarta :
EGC
Mochtar. 2007. Synopsis obstetric. Edisi 2 Jilid 1. Jakarta : EGC
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Ibu Dan Anak. Edisi 15.Jakarta :EGC
Faktor Risiko &
risiko tinggi
kehamilan

Disusun Oleh :

ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020

PROGRAM PROFESI ANGKATAN X


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes)
INDRAMAYU
2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GIZI IBU HAMIL

Pokok Bahasan : Gizi Ibu Hamil


Sub Pokok Bahasan : Pengertian gizi, Manfaat gizi ibu hamil, Diit seimbang ibu
hamil, Contoh menu makanan pada ibu hamil.
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Mei 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. M
Penyuluh : Istiqomah Fauziyah

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan keluarga
dapat memahami tentang tinggi gizi ibu hamil dan hal-hal yang terkait lainnya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Gizi
2. Manfaat gizi ibu hamil
3. Diit seimbang ibu hamil
4. Contoh menu makanan pada ibu hamil
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1 Pendahuluan 5 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab pertanyaan
penyuluhan
2 Kerja 20  Penyampaian garis  Mendengarkan
Menit besar materi: dengan penuh
a. Pengertian Gizi perhatian
b. Manfaat gizi  Menanyakan hal-hal
ibu hamil yang belum jelas
c. Diit seimbang  Memperhatikan
ibu hamil jawaban dari
d. Contoh menu penceramah
makanan pada
ibu hamil
3 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya

D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet
E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Pengertian Gizi
2. Manfaat gizi ibu hamil
3. Diit seimbang ibu hamil
4. Contoh menu makanan pada ibu hamil
MATERI PENYULUHAN
Gizi Ibu Hamil
A. Definisi
Adalah suatu zat yang terdapat di dalam makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk pertumbuhan.

B. Manfaat Gizi Ibu Hamil


1. Memenuhi kebutuhan ibu dan janin

2. Menunjang tumbuh kembang janin


3. Mencegah terjadinya anemia, malnutrisi pada kehamilan

C. Diit Seimbang Ibu Hamil


1. Makanan yang mengandung karbohidrat, antara lain : nasi, jagung,
ketela
Fungsi makanan yang mengandung karbohidrat adalah : sumber
energy
2. Makanan yang mengandung lemak antara lain : daging.
Funfsi makanan yang mengandung lemak : sebagai sumber tenaga.
3. Makanan yang mengandung protein antara lain ; susu, telur dan ikan.
Fungsi makanan yang mengandung protein ; sebagai sumber
pembangun
4. Sayur-sayur dan buah-buahan
Sayur ; bayam
Buah ; manga, pisang, jeruk
5. Vitamin dan suplemen (zat besi dan asam folat)
Fungsi zat besi ; untuk penambah darah
Fungsi asam folat ; untuk kecerdasan anak

Teknik pemberian makan pada ibu hamil yang mengalami masalah


kehamilan yaitu :
a. Makan sedikit dan sering
b. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik

D. Contoh Menu Makanan Ibu Hamil


1. Pagi
Nasi, sayur mayur, tempe, papaya, susu
2. Siang
Nasi, sayur kangkung, ikan bandeng, jeruk, tea hangat
3. Cemilan
Bubur kacang hijau
4. Malam
Nasi, sayur lodeh, ayam goring, apel
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta
Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan
Patologis. Jakarta: Salemba
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanaan Penyakit Kandungan, Dan KB. Jakarta :
EGC
Mochtar. 2007. Synopsis obstetric. Edisi 2 Jilid 1. Jakarta : EGC
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Ibu Dan Anak. Edisi 15.Jakarta :EGC
GIZI IBU HAMIL Diit Seimbang
GIZI IBU HAMIL Ibu Hamil
Pengertian Gizi
1. Makanan yang mengandung
Adalah suatu zat yang terdapat
karbohidrat, antara lain : nasi,
di dalam makanan yang jagung, ketela
Fungsi makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk mengandung karbohidrat adalah
: sumber energy
pertumbuhan.

Manfaat Gizi Ibu Hamil


1. Memenuhi kebutuhan ibu dan janin
Disusun Oleh : 2. Menunjang tumbuh kembang janin
2. Makanan yang mengandung
3. Mencegah terjadinya anemia,
ISTIQOMAH FAUZIYAH lemak antara lain : daging.
malnutrisi pada kehamilan Funfsi makanan yang
R.16.04.10.020
mengandung lemak : sebagai
sumber tenaga.
PROGRAM PROFESI ANGKATAN X
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes)
INDRAMAYU
2016/2017
Teknik pemberian makan pada
ibu hamil yang mengalami 3. makanan yang mengandung
masalah kehamilan yaitu : protein antara lain ; susu,
a. Makan sedikit dan sering telur dan ikan.
Fungsi makanan yang mengandung
b. Sajikan makanan dalam
Semoga keadaan hangat dan menarik
protein ; sebagai sumber
pembangun

leaflet ini Contoh Menu Makanan


- Pagi - Siang
dapat Nasi Nasi
Sayur Bayam sayur kangkung
bermanfaat Tempe Ikan bandeng
Papaya jeruk
untuk kita Susu The hangat
4. Sayur-sayur dan buah-buahan
Sayur ; bayam
Buah ; manga, pisang, jeruk
semua !!! - Cemilan
Bubur kajang hijau 5. Vitamin dan suplemen (zat
besi dan asam folat)
Fungsi zat besi ; untuk
- Malam
penambah darah
Nasi
Fungsi asam folat ; untuk
Sayur lodeh kecerdasan anak
Ayam goring
Apel

Anda mungkin juga menyukai