DI RW 02 DESA KARANGSONG
KABUPATEN INDRAMAYU
TUGAS INDIVIDU
Oleh :
ISTIQOMAH FAUZIYAH
NIM R.16.04.10.020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
Koordinator
ii
KATA PENGANTAR
tugas dalam stase keperawatan komunitas dan keluarga pada Program Studi
bantuan berbagai pihak, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
iii
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis berharap mudah-
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
1. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. K dengan ChildBearing di
RT 04 RW 02 Desa Karangsong ............................................................ 1
2. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A dengan Anak Usia
Sekolah di RT 04 RW 02 Desa Karangsong ......................................... 43
3. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. W dengan Usia Dewasa
Pertengahan di RT 04 RW 02 Desa Karangsong ................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRA
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Lampiran 2 : Satuan Acara Pre Menstruasi Syindrom (PMS)
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan Rematik (Asam Urat)
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Rematik
Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil
Lampiran 7 : Dokumentasi ASKEP Keluarga
vi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. T DENGAN
ANAK USIA SEKOLAH DI RT 03 RW 02 DESA
KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU
TUGAS INDIVIDU
Oleh :
ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan adalah satu tekhnik yang dilakukan
perawat untuk mengetahui keadaan keluarga tersebut baik yang sehat
maupun yang sakit berada dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan
orang berikatan dengan tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anaknya baik anak kandung ataupun adopsi.
Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara Bio-Psiko-Sosio-Kultur-Spiritual dan juga memenuhi fungsi
reproduksi untuk meneruskan kelangsungan menambah SDM.
Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga,
salah satunya adalah keluarga dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah, tahap ini dimulai sejak anak berusia 6-12 Tahun, dalam tahap ini
orang tua mempunyai tugas untuk menghadapi pisah dengan anaknya dan
melepaskan anaknya karena anak usia sekolah ini akan lebih senang bergaul
dan bermain dengan teman sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai
tahap perkembangan untuk mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan
meningkatkan prestasi anak.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat
memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan
keluarga, apakah keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada
usia sekoah ini atau belum, serta menjelaskan keluarga tugas perkemangan
anak usia sekolah, selain itu juga perawat melakukan pengkajian disekitar
lingkungannya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak
untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi
kepada keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit.
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam
tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah.
Disamping itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang
bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan ini adalah:
a. Konsep keluarga dengan anak usia sekolah meliputi :
1) Pengertian anak usia sekolah
2) Ciri-ciri anak usia sekolah
3) Tahap perkembangan anak usia sekolah
b. Proses keperawatan keluarga :
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan keluarga
3) Rencana Tindakan
4) Tindakan keperawatan
5) Evaluas
3
4
konsep yang terbatas, dan mulai terlibat dalam perilaku sosial dan
motorik yang kompleks. Anak mengalami pertumbuhan fisik yang
sama cepat. Sebaliknya, periode kanak-kanak masa pertengahan,
antara pertumbuhan yang cepat di masa kanak-kanak awal dan
ledakan pertumbuhan di masa prapubertas, adalah saat pertumbuhan
dan perkembangan terjadi secara bertahap dengan peningkatan yang
lebih besar pada aspek fisik dan emosional (Wong, 2008 : 560).
a. Perkembangan biologis Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak
laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, pada anak laki-laki
lebih tinggi dan kurus, pada anak perempuan lebih pendek dan
gemuk. Pada usia ini pembentukan lemak lebih cepat daripada otot.
b. Perkembangan Psikososial Pada masa ini anak-anak selalu
melakukan aktivitas bersama atau kelompok. Menurut Freud
perkembangan psikososial pada anak usia sekolah digolongkan
dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus.
c. Perkembangan Kognitif Menurut Pieget anak berada dalam tahap
operasional konkret, yaitu anak mengekspresikan apa yang
dilakukan dengan verbal dan simbol kemampuan anak yang
dimiliki pada tahap operasional konkret, yaitu :
1) Konservasi : menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara
konkret bukan magis.
2) Klasifikasi : mualai belajar mengelompokkan, menyusun dan
mengurutkan.
3) Kombinasi : mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf
sesuai dengan keinginan yang dihubungkan dengan pengalaman
yang sebelumnya.
4) Perkembangan Spiritual
Pada usia anak-anak mulai tertarik terhadap surga dan neraka,
sehingga mereka mematuhi semua peraturan karena takut
masuk neraka.
5) Perkembangan Bahasa
Kosa kata anak bertambah, kesalahan pengucapan mulai
berkurang karena bertambahnya pengalaman dan telah
mendengarkan penguapan yang benar. Pembicaraan yang
dilakukan dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.
6) Perkembangan Seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian,
dan gerak-geriknya sesuai dengan peran seksnya.
7) Perkembangan Konsep Diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orangtua, saudara dan
saudara lainnya. Dan anak membentuk konsep diri sehingga
membentuk ego ideal yang berfungsi sebagai standar perilaku
umum yang di internalisasi.
f) Fungsi religious
g) Fungsi rekreasi
h) Fungsi reproduksi
i) Fungsi afeksi
6) Stress dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
d) Disfungsi strategi adaptasi
7) Pemeriksaan keluarga Pemeriksaan kesehatan pada individu
anggota keluarga meliputi pemeriksaan kebutuhan dasar individu,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
8) Harapan keluarga Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat
(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan
keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan
hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga
mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta
berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan
tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Tipologi diagnosis
keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masa
keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
Tabel 2.1
Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala : Ancaman kesehatan 2
Tidak atau kurang 3
sehat
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah yang 2
dapat diubah
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat 1
dicegah tinggi
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus 2
ditangani
Masalah tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan
Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
4. Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan
a. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena:
1) Kurang pengetahuan atau ketidaktauan fakta
2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3) Sifat dan falsafah hidup
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena:
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia
4) Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
5) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
6) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari akibat tindakan
8) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan
karena:
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan
3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga
5) Konflik
7. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
perawatan yang baru.
A. PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. T
2. Umur KK : 42 Tahun
3. Alamat dan No. Telepon : RT/RW. 03/02 Desa Karangsong
Kec/Kab. Indramayu
4. Pekerjaan KK : Wiraswasta
5. Pendidikan KK : SMA
6. Tanggal Pengkajian : 28 Mei 2017
7. Komposisi Keluarga :
Jenis Hub
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dg KK
1 Ny. Y P 37 Istri SMA IRT
2 An. I P 11 Anak SD -
3 An. Id L 8 Anak SD -
4 An. G P 5 Bln Anak - -
Genogram
18
19
Keterangan gambar :
: Laki-laki : Satu rumah
: Perempuan : Cerai / pisah
: Menikah : Meninggal
: Garis Keturunan : Klien
Keterangan keluarga :
8. Status Imunisasi
No Nama Status Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 An. I
2 An. Id
3 An. G
9. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. T adalah Nuklear Family yang terdiri dari Tn. T hanya
tinggal bersama istri dan anak-anaknya.
10. Suku
Ny. Y mengatakan bahwa keluarga bersuku batak bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
11. Agama
Ny. Y mengatakan anggota keluarga semuanya beragama islam.
Kegiatan keagamaan rutin yang dilakukan di rumah adalah ibadah
sholat 5 waktu.
12. Status Sosial Ekonomi
Ny. Y mengatakan pekerjaan Tn. T sebagai wiraswasta (pedagang).
Penghasilan anggota keluarga perbulan ± 1.000.000 tidak menentu jika
sedang sepi pembeli dan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
4 3
Keterangan :
1. Ruang tamu dan
2 Ruang Keluarga
2. Kamar tidur
1 3. Kamar mandi
4. Dapur
Karekteristik rumah :
Status rumah adalah bukan milik sendiri (Kontrak). Jenisnya dalah
rumah semi permanen. Lantai masih tanah. Rumah terdiri dari satu
kamar tidur ,ruang tamu menyatu dengan ruang keluarga dan dapur,
satu kamar mandi/ WC. Didalam rumah terdapat beberapa perabot
seperti meja, kursi, lemari, tempat tidur dan lain-lain. Rumah terlihat
kurang bersih, dan kurang rapih. Dinding rumah masih berbentuk
semi permanen dan atap rumah menggunakan genteng. Sumber air
mengguanakan air pam dengan kualitas tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak berasa. Jenis jamban adalah septi tank.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. T tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat,
sebagian besar dari tetangga di lingkungan keluarga Tn. T adalah
penduduk asli. Interaksi antar warga sering dilakukan pada siang dan
sore hari. Sedangkan hubungan seluruh anggota keluarga dengan
masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan
dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga sangat
dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga Tn. T dan Ny. Y tinggal dalam satu rumah dengan
anak-anaknya. Ada 5 orang didalam satu rumah dan mereka merasa
saling memiliki satu sama lain. Antar anggota mendukung semua
kegiatan yang akan dilakukan oleh anggota keluarganya selagi itu
masih dalam kegiatan yang positif.
2. Fungsi sosialisasi
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Tn. T lulus SMA, Ny. Y lulus SMA, An. I
masih SD kelas 5, An. Id masih SD kelas 2, dan An. G masih diberi
ASI ekslusif.
b. Hubungan antar keluarga
Hubungan antar keluarga baik yang dibuktikan dengan komunikai
keluarga yang lancar dan adanya keterbukaan satu sama lain.
c. Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan dengan tetangga baik karena keluarga juga saling
mengenal dan saling membantu ketika ada yang membutuhkan
bantuan.
d. Kegiatan Organisai Sosial
Kegiatan orgaisasi sosial yang diikuti dalah perkumpulan tetangga.
e. Keadaan ekonomi
Ny. K mengatakan cukup dengan keadaan ekonominya.
3. Fungsi Biologis
Anggota keluarga Tn. T dalam keadaan sehat tidak ada laporan
mengenai keluhan. Anggota keluarga Tn. T kebersihan perseorangan
bersih. Selain itu penyakit yang sering di derita anggota keluarga yang
lain adalah batuk, pilek, dan badan pegal karena beratnya pekerjaan.
Pola makan yang ada dalam keluarga adalah makan 3 kali sehari
dengan waktu istirahat 7-8 jam per hari.
4. Fungsi Psikologi
bantu penglihatan bantu penglihatan bantu penglihatan bantu penglihatan ada ikterik,
mata bersih.
mulut Bentuk Bentuk simetris, Bentuk
Bentuk simetris, Bentuk simetris,
simetris, tidak ada tidak ada polip, simetris, tidak
tidak ada polip, tidak ada polip,
4. Hidung dan mulut polip, gigi bersih, gigi bersih, tidak ada polip,
tidak terdapat gigi tidak terdapat gigi
dan tidak terdapat terdapat gigi yang mukosa
yang tanggal yang tanggal
gigi yang tanggal tanggal lembab.
Bentuk
simetris,
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
terdapat
5. Telinga terdapat serumen, terdapat serumen, terdapat serumen, terdapat serumen,
serumen,
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
pendengaran
baik
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran
6. Leher pembesaran KGB, pembesaran KGB, pembesaran KGB, pembesaran KGB,
KGB, tidak
tidak ada gondok tidak ada gondok tidak ada gondok tidak ada gondok
ada gondok
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk
7. Dada
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri simetris, tidak
tekan. Bunyi tekan. Bunyi tekan. Bunyi tekan. Bunyi ada nyeri
jantung dan paru jantung dan paru jantung dan paru jantung dan paru tekan. Bunyi
normal normal normal normal jantung dan
paru normal
Bentuk datar,
Bentuk datar, Bentuk datar, Bentuk datar,
Bentuk datar, tidak tidak ada
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
8. Abdomen ada nyeri tekan, nyeri tekan,
tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
tidak ada massa tidak ada
massa massa massa
massa
Bentuk
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
simetris, tidak
9. Ekstremitas tidak ada kekakuan tidak ada kekakuan tidak ada kekakuan tidak ada kekakuan
ada kekakuan
otot otot otot otot
otot
Tidak ada
Tidak ada lesi, dan Tidak ada lesi, dan Tidak ada lesi, dan Tidak ada lesi, dan
lesi, dan nyeri
10. Kulit nyeri tekan, turgor nyeri tekan, turgor nyeri tekan, turgor nyeri tekan, turgor
tekan, turgor
kulit baik kulit baik kulit baik kulit baik
kulit baik
menggunakan tiker/
karpet, penataan barang
kurang rapih dan
berdebu.
DS :
- An. I mengatakan
sering merasa sakit
pada perutya saat
menstruasi.
- An. I mengatakan tidak
Ketidaktahuan An. I
mengerti cara
Kurang pengetahuan An. I tentang tentang PMS (Pre
mengatasi nyeri saat Tidak/ kurang sehat
PMS (Pre Menstruasi Syndrom) Menstruasi
menstruasi.
Syndrom)
Do:
- Keadaan umum baik,
kesadaran
composmentis.
- TD : 90/60mmHg,
- S: 36,3c.
X. Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih sehat.
2. Kurang Pengetahuan An. I tentang PMS (Pre Menstruasi Syndorm)
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang PMS.
XI. Skoring
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih sehat.
No Kriteria Skoring Nilai Pembenaran
Sifat masalah: Ny. Y mengatakan
Ancaman Kesehatan 0,7 kurang
mengerti tentang
perilaku hidup
sehat di rumah tangga.
Kemungkinan Tingkat pendidikan
masalah 2 keluarga
untuk diubah : cukup untuk menerima
Mudah penjelasan tentang
kesehatan
Potensial masalah Masalah sudah lama
untuk 1 dan sudah
dicegah : berusaha diterapkan
Tinggi pada
anaknya tentang cuci
tangan
sebelum makan.
Menonjolnya masalah Ny. Y mengatakan
: 1 tidak tahu
Masalah Tidak kalau ini adalah
Total 3,9
- Membuang
sampah pada
tempatnya.
- Rumah tidak padat
penghuni.
- Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah buang air
bersih.
4. Gaya hidup yang
PHBS.
- Olahraga teratur
- Mengendalikan
stress
- Menghindari
rokok dan alcohol
- Istirahat yang
cukup
- Pangan dan gizi
XV. Evaluasi
Hari/Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
Rabu, 31 Mei 2017 1. Mengkaji S : Ny.Y mengatakan
pengetahuan keluarga sudah mengerti
tentang PHBS tentang PHBS.
2. Memberikan O : Klien tampak
penyuluhan tentang memperhatikan
PHBS rumah tangga selama diberikan
3. Memberikan penyuluhan.
reinforcement positif A : Masalah teratasi
atas jawaban yang sebagian.
benar P : Ingatka kembali
klien mengenai PHBS
Jum’at, 2 Juni 2017 1. Mengkaji S : An. I dan keluarga
pengetahuan klien mengatakan sudah
tentang PMS. mengerti tentang
2. Memberikan PMS.
penyuluhan O : Klien tampak
tentang memperhatikan
penatalaksanaan selama diberikan
PMS. penyuluhan.
3. Menganjurkan A : Masalah teratasi
kompres air sebagian.
hangat pada perut P : Ingatkan kembali
yang nyeri tentang PMS dan
anjurkan kompres
hangat untuk nyeri
haid.
40
41
sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai tahap perkembangan untuk
mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi anak.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat
memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan
keluarga, apakah keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada
usia ini atau belum, serta mejelaskan kepada keluarga tugas perkembangan
anak usia sekolah, selain itu perawat juga melakukan pengkajian disekitar
lingkungannnya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak
untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi
kepada keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit. Pada keluarga Tn.T di
dapatkan masalah Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. T tentang PHBS
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan
sehat, kurang Pengetahuan An. I tentang PMS (Pre Menstruasi Syndorm)
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang PMS.
Setelah di dapatkan masalah pada keluarga kemudian perawat
melakukan implementasi keperawatan keluarga berdasakan diagnose
keperawatan yang di dapatkan. Selama dilakukan implementasi
keperawatan, keluarga Tn.T tidak mengalami hambatan yang bermakna.
Dimana keluarga sangat apresiatif dan kooperatif terhadap perawat dan
kegiatan yang dilakukan. Sehingga tujuan implementasi keperawatan
tercapai dan diharapkan keluarga mampu secara mandiri menyelesaikan
permasalahan yang ada pada keluarganya
A. Simpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat dapat
menggunakan proses keperawatan dengan tahapan pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan
dan impletasi dan evaluasi. Selain itu perawat juga dapat memilih untuk
menggunakan model konseptual yang relevan dengan kasus keluarga.
Menurut Fiedman (1998), keluarga merupakan kesatuan dari
orangorang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau
adopsi dan tinggal dalam satu rumah. Proses keperawatan dalam
pendekatan model friedman's family centered ini terdiri atas tahap yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga,
hendaknya perawat komunitas (keluarga) mampu memiliki landasan
teori yang jelas, sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada
keluarga akan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di keluarga
tersebu
42
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B DENGAN
DEWASA PERTENGAHAN DI RT 05 RW 02 DESA
KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU
TUGAS INDIVIDU
Oleh :
ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020
42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari
adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga
semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu
rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami
tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan
anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan
proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota
keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya
hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup
secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah tangga mereka.
Keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi
atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan
keluarga dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan
karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat
berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat
43
44
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
dewasa pertengahan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
BAB II
TINJAUAN TEORI
ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari
semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai
penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh
arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas
perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall,
1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah
keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi
sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama
24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang
kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini
(Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek
nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada
saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian
dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan
dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga
besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia
pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad,
1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan
merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa
berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak,
dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya
lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga
Asia dan Amerika Latin.
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat
dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup
berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya
menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang
dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
3) Data Lingkungan
f) Karakteristik rumah
g) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
h) Mobilitas geografis keluarga
i) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
j) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
e) Struktur peran
f) Nilai dan norma keluarga
g) Pola komunikasi keluarga
h) Struktur kekuatan keluarga
5) Fungsi keluarga
j) Fungsi ekonomi
k) Fungsi mendapatkan status social
l) Fungsi pendidikan
m)Fungsi sosialisasi
n) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :
(6) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa
kesehatan
(7) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat.
(8) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
(9) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara atau
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
(10) Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat
o) Fungsi religious
p) Fungsi rekreasi
q) Fungsi reproduksi
r) Fungsi afeksi
6. Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :
f. Sifat masalah dikelompokkan menjadi:
1) Keadaan tidak atau kurang sehat
2) Ancaman kesehatan
3) Keadaan sejahtera
g. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila
dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk
menangani masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu
4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
h. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah
yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan:
1) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
2) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk
memperbaiki masalah
3) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual
dan menjadi parah
i. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi
keperawatan, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam menentukan
prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala
prioritas sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala : Ancaman kesehatan 2
Tidak atau kurang 3
sehat
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah yang 2
dapat diubah
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat 1
dicegah tinggi
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus 2
ditangani
Masalah tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan
Skoring :
5) Tentukan skor untuk setiap kriteria
6) Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot
7) Jumlah skor untuk semua kriteria
8) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
B. PENGKAJIAN KELUARGA
V. Data Umum
14. Nama Keluarga (KK) : Tn. B
15. Umur KK : 47 Tahun
16. Alamat dan No. Telepon : RT/RW. 05/02 Desa Karangsong
Kec/Kab. Indramayu
17. Pekerjaan KK : Buruh
18. Pendidikan KK : Tidak Sekolah
19. Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2017
20. Komposisi Keluarga :
Jenis Hub
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dg KK
1 Ny. R P 44 Istri SD IRT
2 Tn. W L 23 Anak SMP Buruh
3 Tn. E L 22 Anak SMP Buruh
4 An. T L 15 Anak SMP -
5 An. N P 2 Anak - -
61
62
Genogram
Keterangan gambar :
: Laki-laki : Satu rumah
: Perempuan : Cerai / pisah
: Menikah : Meninggal
: Garis Keturunan : Klien
Keterangan keluarga :
21. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. B adalah Nuklear Family yang terdiri dari Tn. T hanya
tinggal bersama istri dan anak-anaknya.
22. Suku
Ny. R mengatakan bahwa keluarga bersuku jawa bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa jawa.
23. Agama
Ny. R mengatakan anggota keluarga semuanya beragama islam.
Kegiatan keagamaan rutin yang dilakukan di rumah adalah ibadah
sholat 5 waktu.
24. Status Sosial Ekonomi
Ny. R mengatakan pekerjaan Tn. B sebagai buruh dan mengurus
kambing, entog yang dimiliki Tn. B. Penghasilan anggota keluarga
perbulan ± 1.500.000 tidak menentu dan digunakan sebagai
VII.Lingkungan
6. Karakteristik Rumah
Status rumah keluarga Tn. A adalah rumah semi permanen dengan
perincian sebagai berikut :
6 5
Keterangan :
4 5. Ruang tamu
6. Kamar tidur
7. Ruang Keluarga
7 3 8. Kamar tidur
9. Dapur
1 10. Kamar
2
mandi/WC
11. Kamar tidur
Karekteristik rumah :
Status rumah adalah milik sendiri. Jenisnya dalah rumah permanen.
Lantai masih tanah. Rumah terdiri dari tiga kamar tidur , ruang tamu,
ruang keluarga, dapur dan kamar mandi/WC. Di rumah Tn. B
memiliki 2 jamban, di dalam dan di luar yaitu di pinggir empang.
Didalam rumah terdapat beberapa perabot seperti meja, lemari, TV
dan lain-lain. Kondisi rumah terlihat tidak rapih. Sumber air
mengguanakan air pam dengan kualitas tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak berasa. Jenis jamban adalah septi tank.
7. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. B tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat,
sebagian besar dari tetangga di lingkungan keluarga Tn. B adalah
penduduk asli. Interaksi antar warga sering dilakukan pada siang dan
sore hari. Sedangkan hubungan seluruh anggota keluarga dengan
masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan
dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga sangat
dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
bersih. Selain itu penyakit yang sering di derita anggota keluarga yang
lain adalah batuk, pilek, dan badan pegal karena beratnya pekerjaan.
Pola makan yang ada dalam keluarga adalah makan 3 kali sehari
dengan waktu istirahat 7-8 jam per hari.
13. Fungsi Psikologi
Ny. R mengatakan anggota keluarganya mampu mengontrol emosi
dengan baik, bila ada masalah selalu diselesaikan dengan baik tanpa
ada perilaku kekerasan. Dalam keluarganya tidak ada anggota
keluarga yang ketergantungan obat. Apabila ada anggota keluarganya
yang sakit keluarga mampu mencari pelayanan kesehatan.
14. Fungsi Spiritual
Keluarga jarang mengikuti kegiatan keagamaan dimasyarakat.
Kegiatan keagamaan keluarga yaitu sholat lima waktu dan di kerjakan
dirumah, sedangkan pada saat bulan ramadhan keluarga mengikuti
sholat tarawih di mushola atau masjid terdekat.
15. Fungsi Kultural
Keluarga Tn. B dan Ny. R mengatakan tidak ada adat kepercayaan
yang berpengaruh terhadap kesehatan.
16. Fungsi Reproduksi
Ny. R mengatakan fungsi reproduksinya berjalan baik dimana dalam
keluarga Tn. B di karuniai 5 orang anak dan saat ini menggunakan alat
kontrasepsi suntik. Keluarga Ny. R belum tahu ingin menambah anak
lagi atau tidak.
17. Fungsi Ekonomi
Sumber pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penghasilan keluarga didapatkan dari Tn. B dan anaknya yang bekerja
diluar kota.
18. Fungsi Perawatan Keluarga
f. Mengenal Masalah Kesehatan
Ny. R mengatakan belum mampu mengenal masalah yang terjadi
pada keluarganya
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
6. Leher Tidak terkaji
KGB, tidak ada KGB, tidak ada KGB, tidak ada KGB, tidak KGB, tidak
gondok gondok gondok ada gondok ada gondok
Bentuk Bentuk
Bentuk Bentuk
Bentuk simetris, simetris, simetris,
simetris, tidak simetris, tidak
tidak ada nyeri tidak ada tidak ada
ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
tekan. Bunyi Tidak terkaji nyeri tekan. nyeri tekan.
7. Dada Bunyi jantung Bunyi jantung
jantung dan Bunyi Bunyi
dan paru dan paru
paru normal jantung dan jantung dan
normal normal
paru normal paru normal
kekakuan otot kekakuan otot, kekakuan otot ada kekakuan tidak ada
ada nyeri di tumit otot kekakuan
sampai ke otot
pergelangan kaki.
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
Tidak ada lesi, lesi, dan lesi, dan
dan nyeri tekan, dan nyeri tekan,
10. Kulit dan nyeri tekan, Tidak terkaji nyeri tekan, nyeri tekan,
turgor kulit turgor kulit
turgor kulit baik turgor kulit turgor kulit
baik baik
baik baik
XX. Skoring
1. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn. B
mengenal masalah
No Kriteria Skoring Nilai Pembenaran
Sifat masalah: Ny. R mengatakan
Ancaman Kesehatan 0,7 kurang
mengerti tentang sakit
yang sering dirasakan
pada kakinya.
Kemungkinan Tingkat pendidikan
masalah 2 keluarga
untuk diubah : cukup untuk menerima
Mudah penjelasan tentang
kesehatan
Potensial masalah Masalah sudah lama
untuk 1 dan sudah
dicegah : berusaha diterapkan
Tinggi pada keluarganya.
XXIV. Evaluasi
Hari/Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
Rabu, 31 Mei 2017 4. Mengkaji S : Ny.R mengatakan
pengetahuan sudah mengerti
keluarga tentang tentang Rematik.
Rematik O : Klien tampak
5. Memberi memperhatikan
penyuluhan selama diberikan
tentang Rematik. penyuluhan.
6. Memberikan A : Masalah teratasi
reinforcement sebagian.
positif atas P : Ingatka kembali
jawaban yang klien mengenai
benar. Rematik
Jum’at, 2 Juni 2017 1. Mengkaji S : Ny.R mengatakan
kemampuan dan sudah mengerti
pengetahuan tentang apa yang
klien. harus dihindari
2. Memberikan O : Klien tampak
penyuluhan memperhatikan
tentang hal-hal selama diberikan
yang harus penyuluhan.
dilakukan dan A : Masalah teratasi
dihindari untuk sebagian.
penyakit rematik. P : Ingatka kembali
3. Menganjurkan klien mengenai hal-
klien cara hal yang harus
manajemen diri dihindari dan
bagaimana
manajemen diri.
87
88
A. Simpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga
juga mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak
dewasa pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar
antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah
atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan
usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh
hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti
pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai
pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan,
kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi lingkungan.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga, hendaknya
perawat komunitas (keluarga) mampu memiliki landasan teori yang jelas,
sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada keluarga akan
mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di keluarga tersebut.
89
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN IBU
HAMIL RISIKO TINGGI DI RT 04 RW 02 DESA
KARANGSONG KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU
TUGAS INDIVIDU
Oleh :
ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020
89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan
stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk
memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar.
Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut
mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua. Secara
bertahap, ia berubah dari seseorang yang bebas dan berfokus pada diri
sendiri menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat
seorang individu lain. Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas –
tugas perkembangan tertentu: menerima kehamilan, mengidentifikasi
peran ibu antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan dengan
anak yang belum lahir, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
pengalaman melahirkan (Rubin, 1967; Lederman, 1984; Stainton, 1985).
Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dari pasangan
merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas
perkembangan ini (Entwistle, Doering, 1981; Mercer, 1981).
Pengalaman subyektif tentang waktu dan ruang berubah selama
masa hamil karena rencana dan komitmen kini diatur oleh tanggal taksiran
partus (TTP) (Rubin, 1984). Pada awal masa hamil tampaknya tidak ada
yang terjadi dan keinginan untuk menghentikan hari-hari yang penuh
tuntutan spesial dan aktivitas timbul supaya dapat menikmati waktu
kosong tanpa beban. Banyak waktu dihabiskan dengan tidur. Dengan
munculnya quickening pada trimester kedua, terjadilah reduksi waktu dan
ruang, baik secara geografik maupun sosial karena wanita tersebut
mengalihkan perhatiannya kedalam, yakni pada kandungannya dan pada
hubungan dengan ibunya dan wanita lain yang pernah atau sedang hamil.
Pada trimester ketiga terjadi perlambatan aktivitas dan waktu terasa
cepat berlalu karena aktivitas wanita tersebut dibatasi (Rubin, 1984).
90
91
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam
tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap Ibu hamil . Disamping
itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan
untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :
1) konsep keluarga dengan Ibu Hamil meliputi :
a. Pengertian ibu hamil
b. konsep perkembangan ibu hamil
c. masalah yang sering terjadi pada ibu hamil
d. Tugas – tugas perkembangan
2) Proses Keperawatan keluarga :
a. Pengakajian
b. Diagnosa Keperawatan keluarga
c. Rencana tindakan
d. Tindakan keperawatan
e. Evaluasi
A. Pengertian
Bumil adalah: suatu kondisi dimana seorang perempuan
mengalami kehamilan. Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila
ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani
(spermatozoa). Kehamilan terbagi atas: trimester I (1 – 14 minggu),
trimester II (14 – 28 minggu), trimester III (28 – 42 minggu).
B. Konsep Perkembangan
1. Perubahan Pada Kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat
tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami hiperpigmentasi
sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma
gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang
berwarna hitam di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola
yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut
areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar
sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam
yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih
hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang
ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi
terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2
jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria
albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis.
92
93
2. Perubahan Kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti
leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3. Perubahan Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan
semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk
memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan
yang terlihat pada payudara adalah:
a. Payudara membesar, tegang dan sakit
b. Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul
areola mamae sekunder
d. Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae
membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery
mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab
dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai
kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih kental, berwarna
kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut
kolostrum.
4. Perubahan Perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar.
Biasanya hingga kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum
kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan membesar.
Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar.
Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta
linea nigra.
C. TUGAS PERKEMBANGAN
1. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah
menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam
gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan
dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam
menerima kehamilan.
bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi
dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri,
untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara
umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat
pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap
orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang- orang di
sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan kemarahan
serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul
silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi
sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu
terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir
sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause. Alasan lain,
seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama
melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak
menentu ini.
Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka
tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan
hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam
keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala -
gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang
dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk
belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita
hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan
yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul
akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya
dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut biasanya membawa
keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang
A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
a. Data Umum
Nama KK : Tn. M
Umur KK : 31 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan KK : Wiraswasta
Pendidikan KK : SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Tanggal Pengkajian : 28 Mei 2017
Alamat : Desa Karangsong RT 04 RW 02 Kab.
Indramayu
Komposisi Keluarga
HUB.
No. NAMA L/P USIA PEND PERKJ
KK
1. Tn. M L 31 Tahun Suami SMP Wiraswasta
2. Ny. Y P 32 Tahun Istri SMP IRT
100
101
b. Genogram
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
= Tinggal Serumah
= Garis Keturunan
c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.M adalah keluarga inti (nuclear family), yang
terdiri dari suami dan istri.
d. Latar Belakang Budaya
Tn. M mengatakan keluarganya adalah asli suku jawa yang
berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan.
e. Identitas Agama
Tn. M Semua anggota keluarga Tn. M beragama Islam dan
menjalankan ibadah sesuai keyakinan di rumah dan di masjid.
Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla,
sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan
ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp. 2.000.000 perbulan yang diperoleh
dari hasil kerja sebagai pedagang, menurut Ny. Y penghasilan
2.000.000 tidak selalu dalam setiap bulanya karena pekerjaan
pedagang tergantung pendapatan dari hasil penjualannya.
Sedangkan Ny. Y tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan Ny. Y juga sekarang sedang hamil
8 bulan.
g. Rekreasi Keluarga
Ny.Y mengatakan aktivitas rekreasi yang sering dilakukan
keluarganya adalah menonton televisi dirumah. Sedangkan untuk
rekreasi diluar rumah jarang dilakukan hanya sewaktu-waktu
seperti pada saat ada acara tertentu saja seperti nadran, libur hari
raya dan jalan-jalan ke toserba jika kebutuhan di rumah habis.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. M termasuk tipe 36 dengan luas rumah 6 X 13
permanen dengan lantai yang terbuat dari kramik, atap genteng,
dinding tembok. Rumah Tn. M terdiri dari 1 ruang tamu, 4 buah
kamar masing-masing memiliki 1 jendela , 1 buah dapur, wc dan
pelataran samping.
Di ruang tamu meja dan kursi tersusun rapi, di dapur tempat
menyimpan alat-alat masak, alat makan dan peralatan lainnya.
Pencahayaan diperoleh dari sinar matahari yang masuk lewat
pintu, jendela pada siang hari. Sedangkan pada malam hari
melalui penerangan lampu listrik 20 Watt di kamar. Perabotan
lengkap, kebersihan ruangan baik.
Sumber Air Minum Keluarga Tn. M air PAM untuk memenuhi
keperluan masak, minum, kebutuhan mandi, dan mencuci.
Limbah:
6 7
5 8
4 3
2 1
PINTU
MASUK
Keterangan
1:Ruang tamu
2: kamar 1
3: Ruang TV
4: kamar 2
5: Kamar 3
6: Kamar 4
7: Kamar Mandi
8: Dapur
b. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Ny.Y mengatakan adat dan kebiasaan masyarakat adalah nadran.
Pola pergaulan hubungan keluarga dengan tetangga adalah sangat
baik. Jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini terdapat
adanya budaya untuk orang hamil yaitu jika hari sudah gelap
pantang orang hamil untuk keluar rumah dan harus selalu
membawa benda tajam seperti gunting kecil , cepitan kuku dan
4. Struktur Keluarga
a. Pola Dan Proses Komunikasi Keluarga
Ny. Y mengatakan di dalam keluarga berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Jawa. Komunikasi berlangsung dengan baik
dan keluarga menyelesaikan masalah dengan membicarakan
terlebih dahulu dengan angota keluarga dan pengambilan
keputusan oleh kepala keluarga yang sudah dimusyawarahkan
sebelumnya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Ny. Y mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan
dengan suami.
c. Struktur peran
Yang berperan sebagai kepala keluarga adalah Tn. M bekerja
sebagai pekerja Wiraswasta mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tn. M berperan sebagai
kepala keluarga yang mengambil keputusan. Ny. Y berperan
sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurus suami dan
mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci, memasak
dan lain-lain. Komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi
terbuka. Apabila terdapat masalah, maka akan dibicarakan
bersama.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Tn. M kebutuhan kasih sayang tampak terpenuhi,
cukup harmonis
b. Fungsi Sosialisasi
Ny. Y mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga
baik, norma budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku di keluarga dan yang berlaku di masyarakat.
c. Fungsi Ekonomi
Ny. Y mengatakan dari penghasilan setiap bulan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Keluarga Tn. M memiliki tabungan
atau simpanan uang tapi kadang-kadang simpanan tersebut bisa
habis digunakan untuk keperluan mendadak seperti : apabila ada
anggota keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk
membawanya ke pelayanan kesehatan.
d. Fungsi Reproduktif
Ny. Y mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun
karena saat ini Ny. Y dalam keadaan hamil. Pada awalnya Ny. Y
sengaja tidak menggunakan pil KB atau sejenisnya karena
memang sudah direncanakan untuk mempunyai anak. tetapi
9. Pemeriksaan Fisik
ANGGOTA KELUARGA
No Pemeriksaan
Tn. M Ny. Y
1. TTV
a. TD 130/90 Mmhg 100/70 MmHg
b. Nadi 82x/menit 105x/menit
c. Suhu 36,7° C 37,3° C
d. Pernafasan 22x/menit 24x/menit
e. BB 60 Kg 56Kg
tyroid. tyroid.
7 Tonsil Tidak ada Pembengkakan. Tidak ada pembengkakan.
8 Dada
a. Jantung S I dan S II S 1 dan S I
b. Paru Suara nafas vesikuler, Simetris Suara nafas vesikuler. Simetris
kanan kanan dan kiri.
dan kiri.
9 Abdomen
a. Peristaltik 10x/menit. 12x/menit.
usus
b. Acites Tidak ada acites. Tidak ada acites.
c. Turgor Elastis, tidak ada nyeri tekan dan Elastis, tidak ada nyeri tekan dan
lepas. lepas.
Presentasi atas bokong, bawah
kepala, puka.
10 Ekstremitas
a. Gerakan Dapat digerakkan atas dan Dapat digerakkan
bawah. alas dan bawah.
b. CRT < 3 detik < 3 detik
c. Edema Tidak ada edema. Tidak ada edema.
B. Analisa Data
No DATA Tipologi ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Ancaman Ketidakmampu Risiko terjadinya
- Ny. Y mengeluh an keluarga penyulit pada saat
cepat lelah. dalam persalinan
- Ny. Y mengenal
mengatakan masalah
usianya 32 tahun. kesehatan pada
- Ny. Y ibu hamil
persalinan
c. Ny. Y
mengatakan
merasa cemas
bagaimana
perawatan setelah
melahirkan
Do :
- Ny. Y tampak
cemas
- TTV : TD :
100/70 mmHG
RR : 24 x / menit
N : 105 x /
menit
S : 37,3 oC
D. Skoring Masalah
1. Risiko terjadinya penyulit pada saat persalinan b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : Masalah sudah terjadi, dan
Kurang sehat 1 sudah terjadi, tetapi tidak
dianggap sebagai sesuatu
yang mengancam kesehatan
2 Kemungkinan Keluarga memiliki keinginan
masalah dapat 1 untuk mencegah hal tersebut,
diubah : sebagian tapi kehamilan sudah terjadi.
3 Potensi masalah Apabila ibu rajin minum pil
untuk dicegah : 1 KB, maka kemungkinan
tinggi kehamilan bisa dicegah
4 Menonjolnya Ibu hamil dengan jarak
masalah : ada 0,5 kehamilan kurang dari 1
masalah tapi tidak tahun
perlu segera
ditangani
SKORING TOTAL 3,5
F. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi
Risiko terjadinya Setelah 1 x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 1. Kaji pengetahuan
penyulit pada saat kunjungan, penyuluhan Verbal dengan kriteria hasil : keluarga tentang
kehamilan resiko
persalinan b/d keluarga mampu selama 1 x 30 c. Klien dapat
tinggi.
ketidakmampuan mengenal resiko menit keluarga mengetahui tentang 2. Jelaskan pada
keluarga dalam penyulit dapat mengetahui factor penyulit keluarga tentang
pengertian, tanda
mengenal masalah persalinan penyulit persalinan
bahaya, gejala dan
persalinan d. Klien dapat faktor-faktor yang
mengetahui cara mempengaruhi
kehamilan resiko
mengatasi factor
tinggi.
tersebut diatas. 3. Sarankan KK
untuk tetap
memeriksakan
kehamilan istrinya
dengan teratur ke
tempat pelayanan
kesehatan.
4. Anjurkan ibu
untuk mengurangi
aktivitas yang
berlebihan
5. Motivasi keluarga
untuk datang ke
tempat pelayanan
kesehatan bila ibu
mengalami
keluhan
Anemia ringan Setelah 1x Setelah dilakukan Respon Pengetahuan bertambah 1. Kaji tingkat
tindakan pengetahuan klien.
pada kehamilan b/d kunjungan Verbal dengan kriteria hasil :
keperawatan 2. Berikan
ketidakmampuan keluarga bisa diharapkan e. Klien mengatakan
penyuluhan
mampu mengatasi
keluarga Tn.M meminimalisir tidak lemas lagi kesehatan tentang
masalah kesehatan
dalam mengatasi gejala anemia yang dialami f. Klien tidak tampak gizi ibu hamil
khususnya tentang 3. Anjurkan
masalah kesehatan pucat
gizi untuk memeriksaan
yang dialami Ny. Y pemenuhan zat g. Mengetahui cara sebulan sekali
besi. dalam tekanan
mengatasi masalah
darah dan
kehamilan
Ansietas tingkat Setelah Setelah dilakukan Respon Kecemasan keluarga 1. Kaji tingkat
kunjungan selama kecemasan tentang
ringan (menjelang dilakukan Verbal berkurang dengan
2x keluarga dapat:
G. Implementasi Keperawatan
Hari/Tgl/Waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi
Selasa, 30 Mei 2017 Risiko terjadinya 7. Mengkaji
penyulit pada saat pengetahuan
keluarga tentang
persalinan b/d
kehamilan resiko
ketidakmampuan tinggi.
keluarga dalam 8. Menyarankan KK
untuk tetap
mengenal masalah
memeriksakan
kehamilan istrinya
dengan teratur ke
tempat pelayanan
kesehatan.
9. Menganjurkan ibu
untuk mengurangi
aktivitas yang
berlebihan
10. Memotivasi
keluarga untuk
datang ke tempat
pelayanan
kesehatan bila ibu
mengalami keluhan
Rabu, 31 Mei 2017 Anemia ringan pada 1. Mengkaji tingkat
kehamilan b/d pengetahuan klien.
2. Memberikan
ketidakmampuan
penyuluhan
keluarga Tn.M dalam kesehatan tentang
mengatasi masalah gizi ibu hamil
3. Menganjurkan
kesehatan yang
memeriksaan
dialami Ny. Y sebulan sekali
dalam tekanan
darah dan
kehamilan
H. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
Selasa, 31 Mei 2017 1. Mengkaji S : Ny.Y mengatakan
pengetahuan tidak tahu resiko
keluarga tentang
penyulit
kehamilan resiko
tinggi. persalinannya.
2. Menyarankan KK O : Klien tampak
untuk tetap
bingung saat ditanya,
memeriksakan
kehamilan klien tampak pucat.
istrinya dengan A : Masalah teratasi
teratur ke tempat
sebagian.
pelayanan
kesehatan. P : Penkes pada
keluarga tentang
3. Menganjurkan
pengertian, tanda
ibu untuk bahaya, gejala dan
mengurangi faktor-faktor yang
aktivitas yang mempengaruhi
berlebihan kehamilan resiko
4. Memotivasi tinggi.
keluarga untuk
datang ke tempat
pelayanan
kesehatan bila ibu
mengalami
keluhan
122
123
janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya
seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungaan dalam
keluarga “, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan
dan menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman,
Eichler, Winckoff, 1980).
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang pada tahap perkembangan
pasangan usia subur (PUS) dengan istri yang sedang hamil. Saat ini termasuk
dalam kehamilan beresiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau
janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara
umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah
kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang di hadapi (Manuaba, dkk ; 2007).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-
faktor yang menaikan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin,
persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan intrauterine, pengakit janin atau
neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan (handicaps)
(nelson: 2000). Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan janinya
mempunyai outcome pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan
pengawasan lebih intensif dan mungkin tindakana proaktif. Pengawasaan dan
tindakan proaktif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan
komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born baby dan well mother
(Manuaba, 2007).
Berdasarkan pengkajian pada keluarga Tn. M di dapatkan masalah risiko
terjadinya penyulit pada saat persalinan, anemia ringan pada kehamilan, ansietas
tingkat ringan (menjelang persalinan), keluarga Tn. M khususnya Ny. Y. Setelah
ditemukan masalah tersebut, perawat berdiskusi dengan keluarga untuk
menyelesaikan masalah pada keluarga dengan melakukan kontrak waktu untuk
implementasi keperawatan. Selama dilakukan implementasi keperawatan,
keluarga Tn. M tidak ada hambatan yang bermakna. Dimana keluarga sangat
kooperatif dengan implementasi yang dilakukan oleh perawat sehingga
pengetahuan keluarga terhadap permasalahan yang ada di keluarga khususnya
A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada
manusia dalam rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah
keluarga atau menciptakan keturunan yang ada dalam sebuah keluarga.
Kehamilan berakhir pada proses persalianan dimana banyak terjadi
permasalahan baik bagi individu yang mengalami maupun pada
keluarga.
Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu
proses persalinan, seperti cemas yang dirasakan keluarga serta
persiapan yang dilakukan keluarga dalam mempersiapkan proses
persalinan. Oleh karena itu penulis merasa bahwa Asuhan Keperwatan
Keluarga ini sangat tepat dilakukan pada keluarga Tn.C khususnya
Ny.D mengingat proses yang akan dihadapi keluarga termasuk dalam
keadaan krisis situasional yang daikhawatirkan dapat menyebabkan
krisis tidak terkendali.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga,
hendaknya perawat komunitas (keluarga) mampu memiliki landasan
teoritis yang jelas, sehingga pelayanan atau asuhan yang diberikan
kepada keluarga akan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di
keluarga tersebut.
125
126
DAFTAR PUSTAKA
127
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi -
tingginya (Dinas kesehatan, 2009).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam Undang - undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat
(Syafrudin, 2009)
Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini
terkait dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit
berbasis lingkungan yang secara epidimiologis masih tinggi di Indonesia
(Tursilowati dkk., 2007).
Data Departemen Kesehatan menyebutkan, sedikitnya 30 ribu desa di 440
kabupaten di Tanah Air memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Ini berarti
banyak kabupaten yang masyarakatnya belum berperilaku hidup sehat.
Akibatnya,angka kesakitan masyarakat sangat tinggi (Tim Teknis Pembangunan
Sanitasi, 2009).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan
rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena
penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota
rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Departemen kesehatan RI, 2009)
E. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet
F. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
3. Apa saja manfaat rumah tangga ber PHBS
4. Apa saja 10 komponen PHBS rumah tangga
MATERI PENYULUHAN
Perilaku hidup bersih dan sehat Apa itu PHBS? 1. Persalinan ditolong oleh
PHBS adalah semua perilaku kesehatan
tenaga kesehatan
yang dilakukan ataskesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga
dapatmenolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktifdalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) INDRAMAYU
TAHUN 2017
3. Menimbang bayi dan
balita
7. Memberantas jentik
4. Menggunakan air bersih
nyamuk di rumah
10. Tidak merokok di
dalam rumah
D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet
E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Menstruasi?
2. Bagaimana proses terjadinya menstruasi?
3. Apa itu PMS (Pre-Menstruasi Syndrome)?
4. Bagaimana cara menangani PMS?
5. Apa saja gangguan-gangguan menstruasi?
6. Bagaimana cara mengatasi nyeri menstruasi?
7. Bagaimana cara menjaga kebersihan saat menstruasi?
MATERI PENYULUHAN
MENSTRUASI
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Satu siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sampai tepat satu hari sebelum
menstruasi bulan berikutnya.
Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita
untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat
membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16
tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi,
dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia
45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh
lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause
dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata
daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang
daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam
hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk
kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
2. Proses Menstruasi
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim
mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi
janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal
pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian,
sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba
Falopi terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan
intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding
uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode
pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid),
berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil,
menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi
bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang
hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
5. Gangguan-gangguan Menstruasi
Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan
wanita adalah nyeri saat menstruasi (dismenorrhea). Sebenarnya nyeri saat
menstruasi merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi
yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan
kehidupan sehari-harinya.
Nyeri saat menstruasi dapat kita kategorikan menjadi dua, yaitu nyeri
primer dan sekunder. Nyeri menstruasi primer yaitu nyeri menstruasi yang tidak
berhubungan dengan kelainan patologis yang berasal dari panggul dan organ di
dalamnya.Nyeri ini dapat terjadi 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan
mencapai puncaknya saat wanita mencapai usia 15-25 tahun. Kemudian nyeri
akan menurun intensitasnya seiring dengan pertambahan usia dan menghilang saat
wanita melahirkan secara alami. Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau
menetap. Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum menstruasi dan berakhir 24-36
jam setelah menstruasi berhenti. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang
kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha. Gejala-gejala
lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah,
diare, pingsan, dan perut kembung. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan
bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan
pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang
menurun. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
Apabila nyeri saat menstruasi muncul saat anda berumur lebih dari 20
tahun maka ini masuk dalam kategori kedua yaitu nyeri menstruasi sekunder,
yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kelainan yang berasal dari
panggul dan organ didalamnya.Biasanya nyeri ini terjadi 2 hari atau lebih sebelum
menstruasi dimulai dan rasa nyeri akan semakin hebat saat menstruasi, kemudian
menghilang 2 hari atau lebih setelah menstruasi berhenti. Nyeri haid sekunder,
biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang
menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan
kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
Gangguan menstruasi lain, yaitu Amenorrhoe atau tidak mendapatkan haid
sama sekali. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya:
Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga
darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila
cewek sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit
perut setiap bulan. Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi
selaput daranya.
Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid
atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium
tidak terbentuk dan keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur
karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.
Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens
sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti hipotensi, anemia,
infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu, bisa juga disebabkan
oleh stres psikologis. Apabila terjadi kondisi ini sebaiknya memeriksakan diri ke
dokter.
Males ngapa-
ngapain
Bawaan pengen
Disusun Oleh : manja mulu
PMS
ISTIQOMAH FAUZIYAH Kepala sakit
R.16.04.10.020
Perut sakit
PROGRAM PROFESI ANGKATAN X Dada sakit
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes) Pinggang sakit
INDRAMAYU Semua sakit
2016/2017
Cara Mengatasi Nyeri
Tips Saat
Menjaga Kebersihan
Saat Menstruasi Menstruasi
Menstruasi 1. Beberapa hal yang dapat kita lakukan
WAKTU : 30 menit
A. Latar Belakang
usia lanjut (lansia) juga meningkat. Tahun 1999, jumlah penduduk lansia
penderitanya.
mengenai sendi-sendi kecil seperti persendian tangan dan kaki, tetapi juga
dapat menyerang otot, paru-paru, kulit, pembuluh darah, saraf, dan mata.
Gejala khas RA adalah rasa kaku dan lemah di pagi hari yang berlangsung
diketahui secara pasti. Proses penyakit ini dimulai akibat reaksi imun
karena kelainan sistem pertahanan tubuh. Jika sudah sampai tahap ini,
B. Tujuan
tentang :
1) Pengertian Rematik
2) Penyebab Rematik
C. Kegiatan
salam salam
Perkenalan Memperhatik
Mengkomunikasi an
penyuluhan Memperhatik
an
Rematik, Menanyakan
Rematik, Memperhatik
Penatalaksanaan an jawaban
Tradisional dari
Memberi
kesempatan
kepada peserta
penyuluhan untuk
bertanya
Menjawab
pertanyaan
peserta
penyuluhan yang
berkaitan dengan
materi yang
belum jelas.
evaluasi penyuluha
penyuluhan Menjawab
dengan pertanyaan
Mengakhiri penyuluh
kegiatam Menjawab
penyuluhan salam
D. Materi
Terlampir
E. Media
Leafleat
F. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
tentang Rematik
2. Evaluasi Hasil
dan siku.
2. PENYEBAB
a. Postur tubuh yang abnormal
b. Penurunan Kekebalan tubuh
c. Trauma dan akibat beban kerja
d. Proses Menua
3. TANDA DAN GEJALA
Langkah-langkah :
Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC
Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
Apa itu Rematik?
REMATIK Rematik adalah penyakit yang
Tanda dan Gejala
menyebabkan peradangan pada sendi dan
cenderung menahun, biasanya mengenai 1. Rasa sakit, nyeri atau rasa
daerah pergelangan kaki, lutut dan siku. seperti terbakar/panas
2. Pegal linu
3. Kaku sendi pada pagi hari
Semoga
leaflet ini 2. Kompres jahe untuk mengurangi nyeri 1. Siapkan jahe 20 gram
bermanfaat
4. Bila sendi tidak bengkak, lakukan
4. Di tempel pada daerah sendi yang nyeri
kompres hangat
selama 20 menit. 20 menit setelah
a. Kompres hangat dengan serai intervensi ukur intensitas nyeri yang
semua !!!
5. Lakukan teknik relaksasi seperti
latihan nafas dalam, menenangkan
pikiran, mengurangi stress dan
mengalihkan perhatian
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HAL-HAL YANG DILAKUKAN DAN YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN PASIEN REMATIK
Pokok Bahasan : Hal yang dilakukan dan tidak dilakukan pasien rematik
Sub Pokok Bahasan : Cara pencegahan rematik, cara perawatan rematik di
rumah, makanan yang diperbolehkan, makanan yang
tidak diperbolehkan
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : jum’at, 2 Juni 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. B
Penyuluh : Istiqomah Fauziyah
D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet
E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Cara pencegahan rematik
2. Cara perawatan rematik di rumah
3. Makanan yang diperbolehkan
4. Makanan yang tidak diperbolehkan
MATERI PENYULUHAN
Pencegahan Rematik
A. Cara Pencegahan Rematik
1. Kurangi makanan yang banyak mengandung asam urat seperti kacang-
kacangan, jeroan, sayuran/bayam, kangkung, sawi, melinjo dan
nangka.
2. Minum air putih kurang lebih 2 liter 4. Kompres pada bagian yang sakit
per hari
5. Kompres hangat untuk daerah yang
Disusun Oleh : bengkak tetapi tidak merah, kompres
3. Olah raga teratur seperti lari pagi dingin untuk daerah yang bengkak
ISTIQOMAH FAUZIYAH
atau senam dan merah
R.16.04.10.020
4. Jaga keamanan lingkungan seperti
Semoga
kerang, jeroan, bebek dan burung dengan berat kurang dari 0,5 ons
maksimal 2 hari sekali
2. Minuman : Semua yang 3. Sayuran : Semua sayuran kecuali
bermanfaat
dibatasi
olahannya. 6. Bumbu-bumbu : semua di
perbolehkan
untuk kita
semua !!!
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RESIKO TINGGI IBU HAMIL
E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Pengertian Resiko tinggi ibu hamil
2. Faktor yang mempengaruhi resiko tinggi pada ibu hamil
3. Cara pencegahan factor resiko pada ibu hamil
MATERI PENYULUHAN
Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi
A. Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah (high risk pregnance) adalah kehamilan
dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. (Mochtar,1992 ;
217).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai
outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang
dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang
dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di
hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-
faktor yang menaikkan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin,
persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan intrauterin, penyakit janin atau
neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan (handicaps).
(nelson: 2000;543).
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan
terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan
pengawwasan lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan
tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan
komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born babydan well mother.
(Manuaba, 2007:6).
Disusun Oleh :
ISTIQOMAH FAUZIYAH
R.16.04.10.020
D. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
2. Media : Lembar balik dan leaflet
E. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Pengertian Gizi
2. Manfaat gizi ibu hamil
3. Diit seimbang ibu hamil
4. Contoh menu makanan pada ibu hamil
MATERI PENYULUHAN
Gizi Ibu Hamil
A. Definisi
Adalah suatu zat yang terdapat di dalam makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk pertumbuhan.