Anda di halaman 1dari 13

Nefrolitiasis (batu ginjal)

Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di dalam
ginjal. batu ginjal atau bisa disebut nefrolitiasis adalah suatu penyakit yang terjadi pada
saluran perkemihan karena terjadi pembentukan batu di dalam ginjal, yang terbanyak pada
bagian pelvis ginjal yang menyebabkan gangguan pada saluran dan proses perkemihan.
ETIOLOGI
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah
faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik
yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.(3)
Faktor intrinsik antara lain :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih
yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas atausedentary life.(3

Gejala batu ginjal


Gejala akibat batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu tersebut masih
berada di dalam ginjal. Gejala juga tidak akan terasa jika batu ginjal berukuran sangat kecil
sehingga bisa keluar dari tubuh melalui ureter dengan mudah. Ureter adalah saluran yang
menyambungkan ginjal dengan kandung kemih.
Gejala akibat batu ginjal baru bisa terasa jika batu berukuran lebih besar dari diameter saluran
ureter. Batu yang besar akan bergesekan dengan lapisan dinding uterer sehingga
menyebabkan iritasi dan bahkan luka. Oleh sebab itu, urin kadang bisa mengandung darah.
Selain mengiritasi ureter, batu ginjal juga bisa tersangkut di dalam ureter sehingga urin tidak
bisa keluar dan menumpuk di ginjal.
Gejala batu ginjal bisa berupa nyeri pada pinggang, perut bagian bawah, dan selangkangan.
Selain rasa nyeri, gejala-gejala batu ginjal lainnya bisa berupa muntah-muntah, menggigil
dan demam.
Patofisiologi
Menurut (http://alisarjunipadan.blogspot.com) batu terbentuk di traktus urinarius
ketika konsertrasi substansi tertentu seperti Ca oksalat,kalsium fosfat, dan asam urat
meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti
sitrat yang secara normal pencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi
laju pembentukan batu mencakup PH urine dan status cairan pasien.
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan
tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (peilonefritis &
cystitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus
menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara fungsional
perlahan-lahan merusak unit fungsional ginjal dan nyeri luar biasa dan tak nyaman
Batu yang terjebak di ureter, menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa. Pasien sering
merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang keluar dan biasanya mengandung darah
akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu diameter < 0,5-1 cm keluar spontan. Bila nyeri
mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual
dan muntah, maka pasien sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan
abdominal dapat terjadi.
Selain itu ada beberapa teori yang ,membahas tentang proses pembentukan batu yaitu:
a.

Teori inti (nucleus):


Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urine yang sudah
mengalami supersaturasi.

b.

Teori matriks:
Matriks organik yang berasal dari serum dan protein urine memberikan kemungkinan
pengendapan kristal.

c.

Teori inhibitor kristalisasi:


Beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah
atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi ini tergantung
dari PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan pembentukan kompleks. Terdapat
beberapa jenis batu, di antaranya :

a.

Batu kalsium
Batu jenis ini sering di temukan. Bentuknya besar dengan permukaan halus, dapat bercampur
antara kalsium dengan fosfat. Batu kalsium sering di jumpai pada orang yang mempunyai
kadar vitamin D berlebihan atau gangguan kelenjar paratiroid. Orang menderita kangker,
struke, atau penyakit sarkoidisis juga dapat menderita batu kalsium. Batu kalsium dapat di
sebabkan oleh:

1)

Hiperkalsiuria abortif:
Gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya absorbsi khusus yang berlebihan juga
pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid.

2)

Hiperkal siuria renalis:kebocoran pada ginjal

b.

Batu oksalat
Batu oksalat dapat disebabkan oleh

1)

Primer autosomal resesif

2)

Ingesti-inhalasi: Vitamin C, ethylenglicol, methoxyflurane, anestesi.

3)

Hiperoksaloria: inflamasi saluran cerna, reseksi usus halus, by pass jejenoikal, sindrom
malabsorbsi

c.

Batu asam urat


Permukaanya halus, berwarna coklat lunak. Batu ini dapat disebabkan oleh:

1)

Makanan yang banyak mengandung purin

2)

Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma

3)

Dehidrasi kronis

4)

Obat: tiazid, lazik, salisilat

d.

Batu sturvit

Batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Biasanya mengacu pada riwayat infeksi, terbentuk
pada urin yang kaya ammonia alkali persisten akibat UTI kronik. Batu sistin terjadi terutama
pada beberapa pasien yang mengalami defek absorbsi sistin.
e.

Batu Sistin
Berbentuk kristal kekuningan timbul akibat tingginya kadar sistin dalam urin.keadan ini
terjadi pada penyakit sistinuria. Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan
asam amino dimembran batas sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin
dan lisin.

6.

Gambaran klinis
Keluhan pada penderita nefrolitiasis yaitu :

a.

Nyeri dan pegal di daerah pinggang : Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada.
Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul
dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costovertebral.

b.

Hematuria : Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang
disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik (http://mantrinews.blogspot.com)

c.

Batu ginjal menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pelvis ginjal serta
ureter proksimal yang menyebabkan kolik.

d.

Sumbatan: batu menutup aliran urine akan menimbulkan gejala infeksi saluran kemih:
demam dan menggigil.

e.

Gejala gastrointestinal, meliputi:

1)

Mual

2)

Muntah

3)

Diare (Nursalam, 2011:67)


A. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai
onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat
bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan
riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya sering
mempunyai tipe nyeri yang sama.(5)

B. Pemeriksaan Fisik

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi, berkeringat, dan
nausea.

Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat atau
dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi
urin.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan
urosepsis.(5,3)

C. Pemeriksaan penunjang
- Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya
batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan
bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering
perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada.
Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga
kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi retrograd. (1)
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,
yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan
pada wanita yang sedang hamil (3). Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu,
selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk
menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu (1).
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat
menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan
penyebab batu.(1

Pengobatan batu ginjal

Pengobatan penyakit batu ginjal dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran batu ginjalnya. Jika
batu ginjal masih tergolong kecil atau sedang, serta masih dapat melewati saluran kemih
tanpa harus dilakukan operasi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk minum air
putih saja sesuai takaran yang disarankan. Dengan adanya aliran cairan secara terus-menerus,
diharapkan batu ginjal dapat terdorong keluar dengan sendirinya.
Apabila gejala yang dirasakan oleh pasien cukup mengganggu, biasanya dokter cukup
meresepkan obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamol, ibuprofen atau kodein.
Penanganan batu ginjal yang dengan operasi sangat jarang dilakukan. Langkah ini biasanya
baru akan diterapkan jika batu berukuran lebih besar sehingga menyumbat saluran kemih
pasien. Apabila tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat menyebabkan
masalah kesehatan yang lebih parah seperti pendarahan atau bahkan kerusakan ginjal.

Tumor wilms
1.

Definisi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive
diginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5
tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Tumur Wilms merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumnpai pada anak dibawah umur
10 th dan merupakan kira-kira 10% keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada umur
tiga tahun dan kira-kira 10% merupakan lesi bilateral.(Grawitz,Paul,1850-1932,ahli
patologi,Jerman)
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hamper sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi tahunan 7,8
per juta ank yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang paling penting
adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly urogenotal
(4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia sporadic 91,1%).
Penghapusan (delesi) yang melibatkan salah satu dari minimal dua lokus kromosom 11 telah
ditemukan dalam sel dari lebih kurang 33% tumor Wilms. Delesi constitutional hemi zigot
dari salah satu dari lokus ini, 11p13, berkaitan dengan dua sindrom yang langka yang
mencakup tumor wilms: sindrom WAGR (tumor Wilms, Aniridia, Malforasi genitourinaria,
dan Retardasi Mental) dan sindrom Denys-Drash (Tumor Wilms, nefropati, kelainan genital).
Terdapatnya lokus kedua, 11p15, dapat menjelaskan hubungan tumor wilms dengan sindrom
Beckwith-Wiedemann, suatu sindrom congenital yang ditandai dengan beberapa tipe
neoplasma embrional, hemihipertrofi, makroglosi, dan viseromegali.
C. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Tumor Wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
Kelainan saluran kemih
Aniridia (tidak memiliki iris)
Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh).
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya. Tumor bisa

menyebar ke bagian tubuh lainnya.


Tumor Wilms ditemukan pada 1 diantara 200.000-250.000 anak-anak.
Biasanya umur rata-rata terjangkit kanker ini antara 3 5 tahun baik laki-laki maupun
perempuan
C.

Patofisiologi

Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran
histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan
gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang..
Tumor Wilms terjadi pada parenchiyema renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat dengan
lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau
menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerulus dan tubulus yang
primitif atau abortif, dengan ruangan Bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif
dikelilingi stroma sel kumparan. Pertama tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,
tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang
putih atau keabu- abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan otak).Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdomunal saat dilakukan palpasi. Munculnya tumor wilms sejak
dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ
lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering nekrosis, cystic dan perdarahan.
Terjadinya hipertensi biasanya terkai dengan iskemik pada renal.
Metastase tumor secara hematogen dan limfogen, paru, hati, otak dan bone marrow.
o Penyebarab tumor Wilms menurut TNM
T

Tumor Primer

T1

Unilateral permukaan (termasuk ginjal) <60 cm2

T2

Unilateral permukaan >80 cm2

T3

Unilateral ruptur sebelum penanganan

T4

Bilateral

Metastasis Limfe

N0

Tidak ditemukan metastasis

N1

Ada metastasis limfe

Metastasis Jauh

M0 Tidak ditemukan
M+ Ada metastasis jauh
o Tingkat penyebaran tumor wilms menurut NWTS III
Stadium I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat seluruhnya, tidak dad matastasis
limfogen (N0)
Stadium II : Tumor melewati batas sampai ginjal tetapi masih dapat diangkat seluruhnya dan
tidak ada sisa tumor pada permukaan tempat tumor semula dan N0
Stadium III : Tumor tidak dapt diangkat seluruhnya sehingga ada sisa tumor di dalam tubuh,
termasuk tumpahan jaringan tumor, dan/atau N+
Stadium IV : Tumor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru, tulang atau otak (M+)
Stadium V: Tumor ditemukan bilateral
E. Gejala
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah :

Malaise (merasa tidak enak badan)


Nafsu makan berkurang
Mual dan muntah
Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi).
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air kemih).Tumor Wilms bisa
menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
F. Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik, bisa dirasakan adanya benjolan di perut.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

CT scan atau MRI perut

USG perut

Rontgen perut

Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada)

Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia)

BUN

Kreatinin

Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya dadrah atau protein dalam
air kemih)

Pielogram intravena.
G. Pengobatan
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi dan
morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi.

Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan.Jika secara klinis tumor
masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah kontra lateral normal, dilakukan
nefrektomi radikal.
a. Pembedahan
Nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum
menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneall total tidak perlu
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada
pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus diangkat.
b. Radioterapi
Tumor Wilms di kenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat mengganggu
pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.Karena itu radioterapi
hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis
buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di berikan
radioterapi.Radioterapi dapat juga di gunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar serta
tulang.
c. Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar
kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi
terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang
normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4
8 minggu. Jadi, tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture intraoperatif
dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu :
Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme kerja obat
tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi akibat
tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker
tidak terjadi.

d. Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari berturutturut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500
mikrogram.Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi
prabedah.
e. Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5
mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat
menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada
waktu pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena
jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal
dapat menyebab relaps.
f. Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan secara
intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250
mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak, dapat menimbulkan toksisitas pada miokard
bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.
g. Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima hari
berturut-turut.
h. Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 1800 mg/m2/hari secara intravena
dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.
Prognosis dan kelangsungan jangka panjang pada setiap anak berbeda-beda.
H. Prognosis

Jika kanker belum menyebar dan dilakukan pembedahan serta kemoterapi atau terapi
penyinaran, angka kesembuhan mencapai 90%.

Anda mungkin juga menyukai