Anda di halaman 1dari 25

Osteomyelitis Akut dan

Kronik

Rima Januaristi 030.14.166


Viera Aprilia 030.14.195
Oriza Putri Oktavia 030.15.149
Nadhif Eka Saputro 030.15.205
PENDAHULUAN

• Osteomielitis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Osteon (tulang) dan Muelinos (sum-sum tulang).

• Osteomyelitis adalah penyakit pada tulang, yang ditandai dengan adanya peradangan sumsum tulang dan
tulang yang berdekatan dan sering dikaitkan dengan hancurnya kortikal dan trabekular tulang

• Destruksi tulang progresif dan diikuti oleh terbentuknya pus, serta penyebaran infeksi kejaringan sekitar
mengakibatkan kerusakan luas yang membutuhkan tindakan bedah agresif untuk membuang jaringan

tulang yang telah nekrosis dan jaringan lunak yang terinfeksi


• penutupan luka dengan Flap jaringan lunak,Kegagalan tatalaksana dapat berakhir
dengan cacat permanen bahkan amputasi

• untuk mencegah jangan sampai terjadinya kegagalan dalam pengobatan diperlukan


melakukan pemeriksaan secara teliti. Dan pemeriksaan radiologi merupakan salah satu
pemeriksaan penunjang yang penting
Definisi Osteomielitis
• Osteomielitis adalah penyakit pada tulang, yang ditandai dengan adanya peradangan
sumsum tulang dan tulang yang berdekatan dan sering dikaitkan dengan hancurnya
kortikal dan trabekular tulang

• Penyebab osteomielitis bervariasi, dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau


berbagai organisme lain, dan dapat idiopatik seperti osteomielitis multifocal kronis
yang berulang
Epidemiologi
• Amerika Serikat insidensi osteomielitis adalah 1 dari 5000 orang, dan 1 dari tiap 1000 usia
bayi.

• Insidensi pertahun pada pasien sickle cell berkisar 0,36%.


• Prevalensi osteomielitis setelah adanya trauma pada laki-laki bisa meningkat yaitu 16%
terdapat dalam 30-40% pasien diabetes.

• Perbandingan laki-laki dan perempuan kira-kira 2:1.


• Di Indonesia insiden osteomielitis setalah fraktur terbuka dilaporkan sekitar 2%-16%
Anatomi

• Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “Osteogenesis”
menjadi tulang.

• Proses ini dilakukan oleh sel – sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya
tulang akibat penimbunan garam kalsium.

• Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terbagi 4 kategori :


• 1. Tulang panjang
Ulna
Humerus
Radius
Femur
Tibia

• 2. Tulang pendek
• 3. Tulang pipih
• 4. Tulang tak teratur, tulang pada wajah dan vertebra
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan
deposit mineral. Sel-sel tulang terdiri atas :
• Osteoblast : yang berfungsi dalam
pembentukan tulang dengan mensekresikan
matriks tulang. Matriks tersusun atas 98%
kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan/asam polisakarida dan
proteoglikan)
• Osteosit sel dewasa yang terlibat dalam
pemeliharaan fungsi tulang yang terletak dalam
osteon (unit matriks tulang)
• Osteoklast multinuclear yng berperan dalam
penghancuran, resorpsi dan remodelling
tulang.
Etiologi
• Etiologi terseringnya adalah kuman Gram Positif yaitu Staphylococcus aureus.
• Pada bayi baru lahir dan infant, selain S.aureus, penyebab lainya adalah
S.epidermidis, Streptococcus b hemoliticus dan E coli .
• Pada anak, penyebab tersering adalah S.aureus, diikuti oleh Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenza type B dan Kinsella kingae.
• Sedangkan pada orang tua, infeksi dapat disebabkan oleh bakteri gram
negatif seperti E.coli, Proteus mirabilis, dan lainnya.
Klasifikasi Osteomyelitis
• Osteomielitis biasanya dibagi berdasarkan durasi yaitu akut, subakut, dan kronis.
• Kondisi akut terjadi pada infeksi baru (beberapa hari sampai minggu pertama )
dimana tanda- tanda radang akut terlihat jelas disertai demam, malaise, dan
iritabilitas pasien.
• Kondisi subakut terjadi dalam minggu pertama sampai beberapa bulan, dimana
kondisi inflamasi lokal terlihat ringan dan tidak terdapat gejala sistemik yang jelas.
• Kondisi kronis terjadi dalam beberapa bulan, ditandai dengan kondisi inflamasi lokal
kronis dengan perubahan warna kulit, jaringan parut, bengkak hilang timbul, dan
keluarnya cairan dari lubang di kulit (draining sinus) berulang.
Patofisiologi Osteomyelitis
• Proses mikroorganisme untuk menempel dan membentuk koloni dalam tulang
dipengaruhi virulensi mikroorganisme, daya tahan tubuh, dan kondisi lokal jaringan.
Virulensi mikroorganisme ditentukan oleh kemampuan untuk melekat pada matriks
tulang, bertahan terhadap mekanisme fagositosis pertahanan tubuh.
• Kemampuan melekat dibentuk oleh polisakarida yang diproduksi oleh
mikroorganisme. Penghindaran terhadap mekanisme pertahanan tubuh dilakukan
melalui produksi protein, sedangkan kemampuan invasi kuman dilakukan melalui
enzim hidrolase. Staphylococcus aureus, juga memiliki kemampuan untuk hidup intrasel,
dan membentuk biofilm.
• Staphylococcus aureus, juga memiliki kemampuan untuk hidup intrasel, dan
membentuk biofilm sehingga mempersulit mekanisme pertahanan tubuh
alami untuk membunuh mikroorganisme tersebut.
• Proliferasi kuman pada fokus infeksi menyebabkan meningginya tekanan
intraoseus lokal melebihi tekanan kapiler darah sehingga terjadi kondisi
iskemia jaringan. - Proses pertahanan tubuh selular maupun humoral untuk
mengeliminasi infeksi, dikombinasikan dengan enzim dari mikroorganisme
dan kondisi iskemia jaringan menyebabkan destruksi trabekula tulang.
Manifestasi Klinis Osteomyelitis
• Gejala klinis akut sangat cepat,diawali dengan nyeri local hebat yang terasa
berdenyut. Pada anamnesis sering ditemukan kaitan dengan riwayat jatuh
sebelumnya disertai gangguan gerak yang disebut pseudoparalisis. Dalam 24
jam, akan muncul gejala sistemik seperti demam, malaise ,anoreksia, dan
cengeng (bayi/anak-anak).
• Nyeri terus menghebat dan timbul pembengkakan. Setelah beberapa hari,
infeksi yang keluar dari tulang dan mencapai subkutan akan menimbulkan
selulitis sehingga kulit akan menjadi kemerahan.
• Bisa didapatkan adanya riwayat cedera muskuloskeletal beberapa hari
sebelumnya, sehingga kadang keluarga pasien menyangka nyeri adalah sprain
atau patah tulang akibat cedera. Sesudah itu tanda peradangan mulai nampak
seperti edema, kemerahan, hangat, nyeri tekan pada jaringan tulang sekitar
sendi. Tanda- tanda lokal tersebut biasanya mereda setelah 5 sampai 7 hari,
sehingga kadang disangka infeksi sudah membaik.
Penegakkan Diagnosis

Gejala sistemik • Demam, letargi, iritabilitas

Faktor predisposisi • Peropheral vascular disease


• Trauma

PF • Eritema, pembengkakak soft tissue atau efusi sendi


• Nyeri PUNGGUNG/EKSTREMITAS, penurunan ROM
Pemeriksaan Penunjang
Lab Radiologi

• leukositosis • Radiografi polos  abnormalitas


• Peningkatan laju sedimen eritrosit (-) sanpai 2 minggu onset
dan CRP • Radiografi polos  reaksi
• Marker pada osteomyelitis akut periosteal nonspesifik dan
anak osteolysis
• CT  menilai tingkat destruksi
tulang, penuntun biopsy
• MRI  mendeteksi osteomyelitis
3-5 hari setelah onset
Pemeriksaan Penunjang
Bakteriologi Histologi

• Gold standar dx  • Infeksi akut  pw.


Kultur dari dalam luka Gram dari cairan aspirasi
pada pasien belum  organisme (+)
pengobatan • Infkeis kronik 
pw.gram  organisme
jarang terlihat
Diagnosis Banding
• Mengenai metafisis tulang panjang
• Stadium dini sulit dibedakan dengan osteomyelitis
Osteosarkoma • Stadium lanjut  pembentukan tulang lebih
banyak, infiltrate tumor, penulangan patologik ke
dalam jaringan lunak, Segitiga Codman

• Mengenai diafisis tulang panjang


Ewing • Tampak destruksi tulang bersifat infiltrative, reaksi
periosteal menyerupai kulit bawang berlapis lapis
Sarcoma
Tatalaksana

Antibiotik iv  po
(beta lactam, Abses  drainase debridement
quinolone, rifampicin)
Osteomielitis
Osteomielitis akut
kronik
Kultur darah Ditandai kematian tulang yang ditempati
koloni bakteri pada keadaan mencegah
eradikasi oleh antibiotic saja

Antibiotik yang sesuai


Tx definitive  menyembuhkan infeksi +
bedah
Tungkai dibebat + analgesia

Contohnya pada osteomyelitis tuberculosis Antibiotik sekurang kurangnya 6 minggu


vertebra tanpa kompresi spinal
Prognosis
Tatalaksana yang baik 90% dapat
mempertahankan
 angka keberhasilan
keadaan bebas infeksi
tinggi hingga 5 tahun

Martin et.al 
kekambuhan terjadi
pada 2 tahun pertama
setelah pembedahan 
sedikit
Komplikasi
• Kronik osteomyelitis
• Kanker
• Subperiosteal abscess
• Septic arthtritis
• Sepsis
Daftar Pustaka
• 1.Sjamsuhidajat, De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah : Sistem Organ dan Tindak Bedahnya(2). Jakarta :
EGC,2008.
• 2. Solomon L, Warwick D, Nayagam S, Apley A. Apley's system of orthopaedics and fractures. 9th ed.
London: Hodder Education; 2010.
• 3. Groll ME, Woods T, Salcido R. Osteomyelitis: a context for wound management. Adv skin Wound Care.
2018;31(6):253-62.
• 4. Chiappini E, Camposampiero C, Lazzeri S, Indolfi G, Martino MD, Galli L. Epidemiologi and
management of acute haematogenous osteomyelitis in a tertiary paediatric center. Int J environ Res Public
Health. 2017;14(5):477-87.
• 5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5367612/pdf/eor-1-128.pdf
• 6.Gomes D, Pereira M, Bettencourt. A.F. Osteomyelitis: na Overview of Antimicrobal Therapy. Brazilliann J
Pharmaceutical Sciences. 2013;49 (1):14-23
• 7. Michno A, Nowak A, Krolicki K. Review of Contemporary Knowledge of osteomyelitis diagnosis. World Sci News.
2018;92(2):272-82.
• 8. Riise RO, kirkhus E, Handelen KS, Flato B. Reiseter T, Cvancarova M. Childhood Osteomylitis-incidence and
differentiation from other acute onset musculoskeletal fractures in a population-based study. BMC Pediatr. 2008;8:45.
• 9. Kremers HM, Nwojo ME, Ranson JE, Wood-Wentz CM, Melton LJ 3rd, Huddleston PM 3rd Trends in the epidemiology
of ostemyelitis: a population-based study, 1969 to 2009. J Bone Joint Surg Arm. 2015;97(10):837-45.
• 10. Wu JS, Gorbachova T, Morison WB and Hains AH. Imaging-Guided Bone Biopsy for Osteomyelitis: Are there Factors
Associated with Positive or Negative Cultures. 2007. AJR. 188:1529-1534.
• 11. Solomo L. Infaction. Apley’s System of Orthopaedics and Fracture 8th edition. New York: Oxford University Press,
2001.
• 12. Pettersoon H, Davies AM. The WHO Manual Diagnostic Imaging: Radiographic Anatomy and Interpretation of the
Musculoskeletal System. WHO.2002; page: 5-9.

Anda mungkin juga menyukai