Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

Blok Saraf Perifer

Disusun oleh :
Nadhif Eka Saputro
03015205

Pembimbing :
dr.Triseno Dirasutisna SpAn

KEPANITERAAN ILMU ANESTESI


RUMAH SAKIT TNI AL DR.MINTOHARDJO JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 29 April – 1 Juni 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan nikmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul “Blok Saraf Perifer” yang menjadi salah
satu tugas pada Kepaniteraan Klinik stase Anestesi di RSAL Mintohardjo periode April-Juni 2019.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih banyak sekali kekurangan.
Namun tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Triseno Dirasutisna SpAn, selaku pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan
pikirannya untuk membimbing, memberi masukan, kritik, solusi, dorongan dari
penyusunan referat.
2. Pihak Rumah sakit,TNI AL Mintohardjo atas kesempatan, berbagai bantuan, serta
kerjasamanya selama melakukan pembelajaran selama beberapa minggu.
3. Keluarga saya, Ibu, Bapak, Adik, kakek, nenek, om, tante yang selalu mendoakan,
mendukung, membantu dalam berbagai hal, serta memberikan semangat yang tiada
hentinya selama penyusunan referat ini .
4. Sahabat-sahabat saya,Freed Putih & Tistol, serta semua teman-teman yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu per satu dan berbagai pihak yang tidak bisa disebut
satu-satu, terimakasih atas masukan, dan nasehatnya dalam penulisan referat ini.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan informasi
dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................2

2.1. Anatomi Saraf Perifer ..................................................................................................2

2.2. Fisiologi Saraf Perifer ..................................................................................................4

2.3. Definisi Blok Saraf Perifer...........................................................................................5

2.4. Epidemiologi Blok Saraf Perifer …………………………………………………….5

2.5. Blok Saraf Perifer ........................................................................................................6

BAB III KESIMPULAN......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi regional mengacu pada anestesi segmen tubuh, yang dicapai oleh interupsi
selektif dari transmisi saraf (mis. perifer atau neuraxial) tanpa perlu untuk mengubah tingkat
kesadaran pasien.(1) Anestesi regional dapat digambarkan sebagai anestesi regional central atau
neuraxial termasuk spinal dan epidural anestesi dan anestesi blok saraf perifer. Penggunaan teknik
anestesi regional telah berkembang dari penggunaannya sebagai anestesi tunggal, di mana
prosedur bedah bisa dilakukan, kemudian berkembang dengan cara memberikan anestesi
intraoperatif sebagai salah satu komponen dari mencapai balanced anesthetic dan sebagai satu
strategi untuk analgesia pasca operasi. Perkembangan yang terjadi mulai dari mengandalkan
landmark anatomi dengan meningkatkan penggunaan stimulasi saraf dan visualisasi langsung
dengan teknologi ultra-sound yang telah meningkatkan kenyamanan pasien dan mungkin juga
keamanan serta keberhasilan teknik blok saraf perifer. (2) Anestesi regional membawa risiko dan
komplikasi yang terkait dengan penggunaan anestesi lokal (mis., toksisitas anestesi lokal), risiko
dan komplikasi penggunaan jarum dan obat-obatan di sekitar saraf (mis., neuropraxia, kerusakan
saraf ireversibel) dan risiko-risiko yang terkait dengan teknik tertentu (mis., pneumotoraks, total
spinal).(1) Agen anestesi lokal adalah sekelompok obat heterogen reversibel yang menghambat
transmisi konduksi saraf untuk mengurangi atau menghilangkan fungsi simpatik, sensorik, dan
atau motorik. Injeksi anestesi lokal di dekat saraf adalah yang paling sering digunakan dalam
anestesi regional baik sebagai teknik yang berdiri sendiri atau hubungannya dengan pemberian
anestesi yang terpantau atau anestesi umum.(2)

Peripheral Nerve Block (PNB) adalah teknik menyuntikkan larutan lokal anestesi di sekitar
saraf perifer atau pleksus saraf yang mencegah impuls saraf mencapai sistem saraf pusat. Teknik
ini dapat digunakan untuk memberikan anestesi selama prosedur bedah dan untuk memberikan
analgesia ke dalam periode pasca operasi. Blok saraf perifer dapat dilakukan dengan menggunakan
injeksi tunggal atau dengan memasukkan kateter khusus untuk infus berkelanjutan. Infus kontinu
kateter blok saraf perifer dapat menjadi pilihan analgesia dengan pasien PNB yang dapat menerima
perintah. Analgesia PNB kontinu dapat dilanjutkan pasca operasi selama sekitar 48-72 jam.(3) Blok
saraf perifer merupakan salah satu teknik regional anestesi yang memiliki banyak manfaat.
Penggunaan blok saraf perifer di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia sudah mulai meningkat.
Data yang ada saat ini menunjukan bahwa penggunaan, jenis, teknik, dan obat untuk blok saraf
perifer di negara lain sangat bervariasi.(4)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Saraf Perifer

Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh melalui
cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang belakang). Sarafsaraf
tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris ke
sistem saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan
kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik (somatic
nervous system).. Selain dari keduamacam saraf perifer yang termasuk sistem saraf somatic , PNS
juga terdiri dari sistem saraf autonomik (autonomic nervous system).(5)

2
1. Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)
Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung
saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum tulang
belakang). Saraf-saraf tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di sepanjang
perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang
saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama
cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muscles).

2. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)


Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang saraf kepala yang meninggalkan permukaan
ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengontrol fungsi sensoris dan motorik di
bagian kepala dan leher. Salah satu dari kedua belas pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus
nerves/saraf yang "berkelana"), yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur
fungsi-fungsi organ tubuh di bagian dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang
berkelana karena cabang-cabang sarafnya mencapai rongga dada dan perut.(5)

Sistem saraf autonom (autonomic nervous system)


Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi otot-otot halus, otot
jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-otot halus
terdapat di bagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut di tubuh, di pembuluhpembuluh
darah, di mata (mengaturukuran pupil dan akomodasi lensa mata), di dinding serta
jonjot usus, di kantung empedu dan di kandung kemih. Jadi dapat disimpulkan bahwa organ-organ
yang dikontrol oleh sistem saraf autonom memiliki fungsi untuk melangsungkan
"proses vegetatif' (proses mandiri dan paling dasar) di dalam tubuh.
Sistem saraf autonom terdiri dari dua sistem yang berbeda secara anatomis, yaitu bagian
sympatetik dan bagian parasympatetik. Organ dalam tubuh dikontrol oleh kedua bagian
tersebut meskipun tiap bagian memberikan efek yang berlawanan. Contohnya, bagian
sympatetik meningkatkan detak jantung, sedangkan bagian parasympatetik menurunkan
detak jantung.(5,6)

3
2.2 Fisiologi Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari serat serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan
bagian tubuh lain. Divisi Aferen SST tepi mengirim informasi mengenai lingkungan internal dan
eksternal ke SSP. Divisi aferen SST mendeteksi,menyandikan, dan mentransmisikan sinyal
perifer ke SSP, karena itu menginformasikan SSP tentang lingkungan internal dan eksternal.
Masukan aferen ini ke pusat pengontrol di SSP sangat penting dalam mempertahankan
homeostasis.(7) Divisi eferen system saraf tepi adalah jalur komunikasi yang digunakan oleh
system saraf pusat untuk mengontrol aktivitas otot dan kelenjar, organ-organ efektor yang
melaksanakan efek atau tindakan yang diinginkan(biasanya tiap-tiap kontraksi atau sekresi). SSP
mengatur efektor efektor ini dengan memicu potensial aksi di badan sel neuron eferen yang
aksonnya berakhir di organ-organ tersebut. Otot jantung, otot polos, sebagian besar kelenjar
eksokrin, sebagian kelenjar endokrin, dan jaringan adipose(lemak) disarafi oleh system saraf
autonom, cabang involunter divisi eferen perifer. Otot rangka disarafi oleh system saraf somatik,
cabang divisi eferen yang berada di bawah control kesadaran.(7)

4
2.3 Definisi Blok Saraf Perifer
Peripheral Nerve Block (PNB) adalah teknik menyuntikkan larutan lokal anestesi di
sekitar saraf perifer atau pleksus saraf yang mencegah impuls saraf mencapai sistem saraf pusat.
Teknik ini dapat digunakan untuk memberikan anestesi selama prosedur bedah dan untuk
memberikan analgesia ke dalam periode pasca operasi. Blok saraf perifer dapat dilakukan
dengan menggunakan injeksi tunggal atau dengan memasukkan kateter khusus untuk infus
berkelanjutan. Infus kontinu kateter blok saraf perifer dapat menjadi pilihan analgesia dengan
pasien PNB yang masih dapat menerima perintah.(3)
2.4 Epidemiologi Blok Saraf Perifer
Penelitian mengenai blok saraf perifer dibanding dengan anestesi umum pada pasien
usia tua yang dilakukan operasi penggantian sendi menyatakan pemulihan pascaoperasi
lebih cepat pada blok saraf perifer. Blok saraf perifer juga banyak digunakan pada pasien
yang dilakukan operasi tungkai bawah dan menghasilkan anestesi yang efektif juga
analgesia yang baik dengan komplikasi kecil. Blok saraf perifer merupakan salah satu teknik
regional anestesi yang memiliki banyak manfaat.
Penggunaan blok saraf perifer di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia sudah mulai
meningkat. Data yang ada saat ini menunjukan bahwa penggunaan, jenis, teknik, dan obat untuk
blok saraf perifer di negara lain sangat bervariasi. Di Indonesia khususnya wilayah Jawa Barat
belum terdapat data mengenai penggunaan, jenis, teknik, dan obat blok saraf perifer (4,8,9)
Penelitian yang dilakukan di Jawa Barat,dokter spesialis anestesi yang melakukan blok saraf
perifer pada tahun 2016 sebesar 44%, blok ankle sebanyak 56%, blok wrist sebanyak 53%, 71%
menggunakan blind technique, serta obat paling banyak digunakan adalah bupivacaine sebesar
91%. Permasalahan dokter spesialis anestesi di Jawa Baratyang berkaitan dalam pelaksanaan
tindakan blok saraf perifer pada tahun 2016 paling banyak disebabkan dokter anestesi yang tidak
familiar dengan tindakan blok saraf perifer sebesar 45%.(4)
Survei lain pernah dilakukan, dengan memberikan kuesioner pada 196 dokter anestesi dan
didapatkan angka respons 71,4%,dengan 92,9% dokter anestesi melakukan anestesi spinal, 15%
yang menggunakan anestesi epidural, dan 2,9% menggunakan blok saraf perifer.3 Survei lain

5
mengenai blok saraf perifer dilakukan menggunakan nerve stimulator 12,85%, menggunakan USG
12,28%, dan tanpa menggunakan alat sebanyak 68,2%.

2.5 Blok Saraf Perifer

Pemilihan teknik anestesi regional adalah proses yang dimulai dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik menyeluruh. Meskipun banyak pasien adalah kandidat untuk anestesi regional /
analgesia, seperti dengan prosedur medis apa pun, analisis manfaat risiko harus dilakukan. Rasio
risiko-manfaat sering nikmat anestesi regional pada pasien dengan komorbiditas multipel untuk
siapa anestesi umum dilakukan risiko yang lebih besar. Selain itu, pasien yang tidak toleran
terhadap analgesik sistemik (misalnya, pasien dengan apnea tidur obstruktif atau berisiko tinggi
untuk mual) dapat mengambil manfaat dari efek hemat opioid dari analgesik regional.
Pasien dengan nyeri kronis dan toleransi opioid dapat menerima analgesia optimal dengan perifer
kontinu blok saraf (infus anestesi lokal perineural). (10)

2.5.1 Teknik Blok Saraf Perifer

 Field Technique
Blok bidang adalah injeksi anestesi lokal yang ditargetkan saraf kulit terminal. Bidang
blok biasanya digunakan oleh ahli bedah untuk meminimalkan nyeri insisional dan dapat
digunakan sebagai suplemen teknik atau sebagai anestesi tunggal untuk minor, prosedur
superficial. Ahli anestesi sering menggunakan blok bidang untuk membius pleksus serviks
superfisial untuk prosedur yang melibatkan leher atau bahu; Saraf intercostobrachial untuk operasi
yang melibatkan
ekstremitas atas medial proksimal ke siku (dalam kombinasi dengan blok saraf pleksus brakialis)
dan saraf saphenous untuk operasi yang melibatkan sendi medial atau pergelangan kaki (dalam
kombinasi dengan siatik blok saraf). Blok bidang mungkin tidak diinginkan di kasus di mana
mereka operasi menghilangkan anatomi, atau di mana terjadi asidosis jaringan akibat infeksi yang
mencegah fungsi anestesi lokal yang efektif.(10)

 Teknik Paresthesia
Dulunya merupakan andalan anestesi regional, teknik ini sekarang jarang digunakan
untuk lokalisasi saraf. Menggunakan hubungan anatomis dan permukaan anatomi yang dikenal
sebagai panduan, jarum ditempatkan di dekat saraf target atau pleksus. Ketika jarum kontak
langsung dengan saraf sensorik, suatu paresthesia (sensasi abnormal) muncul di dalamnya area
distribusi sensorik.(10)

 Teknik Stimulasi Saraf


Untuk teknik ini, jarum insulasi berkonsentrasi arus listrik di ujung jarum, sementara
kawat yang terpasang ke penghubung jarum terhubung ke saraf stimulator — mesin bertenaga
baterai yang memancarkan sejumlah kecil arus listrik (0–5 mA) pada satu set Interval (biasanya 1
atau 2 Hz). Elektroda yang melekat pada pasien dibutuhkan untuk menyelesaikan sirkuit. Ketika
jarum terisolasi ditempatkan di dekat saraf motorik, kontraksi otot terjadi diinduksi, dan anestesi

6
lokal disuntikkan. Walaupun itu merupakan hal yang umum untuk mengarahkan jarum blok
sampai otot kontraksi terjadi pada arus kurang dari 0,5 mA, ada sedikit bukti untuk mendukung
arus spesifik dalam semua kasus.

 Teknik Ultrasonografi
Teknik Ultrasonografi untuk lokalisasi saraf perifer menjadi semakin populer; dapat
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan modalitas lain seperti saraf
stimulasi. Ultrasonografi menggunakan frekuensi tinggi (1–20) Gelombang suara yang
dipancarkan dari kristal piezoelektrik yang bergerak dengan laju yang berbeda melalui jaringan
yang berbeda kepadatan, mengembalikan sinyal ke transduser.
Tergantung pada amplitudo sinyal yang diterima, sinyal kristal berubah bentuk untuk menciptakan
tegangan elektronik diubah menjadi gambaran hitam putih dua dimensi. Tingkat efisiensi yang
dilewati suara melalui suatu zat menentukan ekogenisitasnya. Struktur dan zat yang melalui
dengan mudah digambarkan sebagai hypoechoic dan muncul gelap atau hitam pada layar
ultrasound. Sebaliknya, struktur yang memantulkan lebih banyak gelombang suara muncul lebih
terang atau putih pada layar ultrasonografi, dandisebut hyperechoic.

 Blok Saraf Periferal kontinu


Blok saraf perifer kontinu atau yang disebut juga infus anestesi lokal perineural, blok
saraf perifer kontinyu melibatkan penempatan kateter secara perkutan dan berdekatan ke saraf
tepi, diikuti oleh anestesi lokal untuk memperpanjang blok saraf. Keuntungan potensial tampaknya
tergantung pada berhasil meningkatkan analgesia dan termasuk pengurangan nyeri saat istirahat
dan nyeri dinamis, tambahan persyaratan analgesik, terkait efek samping opioid, dan gangguan
tidur. Dalam beberapa kasus ambulasi, dan fungsi pasien dapat ditingkatkan; rentang gerak pasif
sendi lebih cepat terjadi; dan berkurang waktu sampai debit kesiapan serta debit aktual dari rumah
sakit atau pusat rehabilitasi tercapai. Ada banyak jenis kateter, termasuk non stimulasi dan
stimulasi, fleksibel dan lebih kaku, melewati-jarum dan diatas-jarum. Saat ini, ada sedikit bukti
tunggal dari hasil desain dalam efek unggul. Anestesi lokal adalah obat utama yang meresap,
sebagai bahan adjuvan tanpa menambahkan manfaat untuk infus perineural (tidak seperti blok
saraf perifer injeksi tunggal). Long-acting anestesi lokal (misalnya, ropivacaine) lebih banyak
digunakan karena dapat memberikan efek yang lebih menguntungkan terhadap rasio blok sensorik-
motorik (analgesia optimal) sambil meminimalkan blok motor).(10)

2.5.2 Blok saraf peripheral Ekstremitas Atas

 Anatomi Pleksus Brakialis


Pleksus brakialis dibentuk oleh penyatuan divisi primer anterior (ventral rami) dari
cervical lima sampai cervical delapan dan saraf toraks pertama. Kontribusi dari C4 dan T2 sering
kali minor atau tidak ada. Saat akar saraf meninggalkan foramina intervertebralis, mereka
bertemu,membentuk batang, divisi, tali, cabang, dan kemudian akhirnya saraf terminal. Tiga yang
berbeda batang terbentuk antara anterior dan tengah otot-otot scalenus disebut superior, middle,
dan inferior berdasarkan orientasi vertikal.

7
Ketika trunkus melewati batas lateral tulang rusuk pertama dan di bawah klavikula, setiap batang
membagi divisi anterior dan posterior. Saat pleksus brachialis muncul di bawah klavikula, serat-
serat nya bergabung lagi untuk membentuk tiga serat yang diberi nama
menurut hubungan nya dengan arteri axillaris : lateral, medial, dan posterior. Di
perbatasan lateral otot minor pectoralis, masing-masing fiber memberikan cabang besar sebelum
berakhir sebagai saraf mayor terminal. Serat lateral menjadi cabang lateral saraf median dan
berakhir sebagai saraf muskulokutaneus; serat median menjadi cabang medial dari saraf medianus
dan berakhir sebagai saraf ulnaris; dan serat posterior setelah melewati saraf axillaris dan berakhir
sebagai saraf radial. Anestesi lokal dapat disimpan di setiap titik di sepanjang pleksus brakialis,
tergantung pada efek blok yang diinginkan Interscalene untuk bahu dan proksimal
prosedur bedah humerus; dan supraklavikula,infraklavikular, dan aksila untuk operasi
distal ke mid-humerus.

8
-Blok Interscalenus
Blok pleksus brakialis interscalenus diindikasikan untuk prosedur yang melibatkan bahu
dan atas lengan. Root C5-7 paling banyak diblokir dengan teknik ini; dan saraf ulnaris yang berasal
dari C8 dan T1 tidak terkena. Karena itu, blok interscalenus tidak sesuai untuk operasi di atau
distal siku. Untuk operasi lengkap anestesi bahu, kulit C3 dan C4
cabang mungkin perlu dilengkapi dengan blok pleksus serviks superfisial atau infiltrasi lokal.
Kontraindikasi untuk blok interscalene termasuk infeksi lokal, koagulopati parah, lokal
alergi obat bius, dan penolakan pasien.

-Blok Supraclavicular
Blok supraklavikula merupakan anestesi untuk pleksus brachialis yang bervariasi untuk
prosedur bedah di atau distal siku. Secara historis, blok supraklavikula kurang disukai karena
insiden komplikasi yang tinggi (yaitu pneumotoraks) yang terjadi dengan paresthesia dan teknik
saraf stimulator. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan penggunaan blok
supraklavikula seperti penggunaan pedoman ultrasound secara teoritis meningkatkan keamanan.
Blok supraklavikula tidak dapat diandalkan untuk membius aksila dan saraf suprascapular, dan
karena itu tidak ideal untuk operasi bahu. Untuk cabang distal, khususnya saraf ulnaris, mungkin
dapat diblok.

-Blok Infraclavicular
Blok pleksus brakialis pada tingkat ini memberikan anestesi yang sangat baik untuk
prosedur di distal sampai ke siku. Lengan atas dan bahu tidak dibiusdengan pendekatan ini. Seperti
pleksus brakialis lainnya blok, saraf intercostobrachial (dermatom T2) terhindar. Risiko spesifik
dari blok infraclavicular termasuk tusukan pada pembuluh darah dan pneumotoraks (walaupun
lebih jarang terjadi dibandingkan dengan blok supraklavikula). Pendekatan ini sering kali dihindari

9
pada pasien dengan kateter vaskular di wilayah subklavia, atau pasien dengan alat pacu jantung
ipsilateral.

-Blok Axillaris
Di perbatasan lateral otot minor pectoralis, pleksus brakialis membentuk cabang terminal
besar. Aksila, muskulokutaneus, dan cabang saraf kulit brakialis medial dari pleksus brakialis
proksimal ke lokasi dimana anestesi lokal disimpan selama blok saraf aksilla, dan dengan demikian
biasanya terhindar. Pada level ini, saraf terminal utama seringkali dipisahkan oleh fasia; karena itu
banyak injeksi (masing-masing 10 mL) mungkin diperlukan untuk menghasilkan anestesi seluruh
lengan distal ke siku. Ada beberapa kontraindikasi untuk blok pleksus brachialis-aksilla: infeksi
lokal, neuropati, dan risiko perdarahan harus dipertimbangkan. Karena aksila sangat banyak
vaskularisasi, ada risiko anestesi lokal mengambil melalui pembuluh darah vena kecil yang terjadi
trauma akibatpenempatan jarum.

-Blok Saraf Terminal


Seringkali diperlukan untuk membius satu terminal saraf, baik untuk prosedur bedah
kecil dengan bidang terbatas atau sebagai pelengkap untuk blok pleksus brakialis yang kurang
lengkap. Saraf terminal mungkin dibius di mana saja sepanjang perjalanan saraf tertentu, tetapi
siku dan pergelangan tangan adalah dua situs yang tersering dalam blok saraf terminal.

>Blok Saraf Medianus


Saraf median berasal dari trunkus lateral dan medial pleksus brakialis. Memasuki lengan
dan berjalan hanya medial ke fleksor arteri brakialis dan mengikuti membran interoseus
pergelangan tangan. Pada tingkat pergelangan tangan proksimal lipatan flexi, terletak tepat di
belakang palmaris longus tendon di terowongan karpal. Untuk memblokir saraf medianus di siku,
arteri brakialis diidentifikasi terlebih dahulu dalam lipatan antecubitii hanya medial ke penyisipan
biseps. Untuk memblokir saraf median di siku,arteri brakialis diidentifikasi dalam lipatan
antecubital hanya medial dari penyisipan biseps. Jarum pendek berinsulasi 22-gauge dimasukkan
hanya medial dari arteri dan diarahkan menuju epikondilus medial sampai pertengaha pergelangan
tangan atau ibu jaril; 3–5 mL anestesi lokal kemudian disuntikkan. Jika USG digunakan, median
saraf dapat diidentifikasi pada penampang hanya medial dari arteri brakialis dan anestesi lokal
disuntikkan ke sekitarnya.
Untuk memblokir saraf median di pergelangan tangan, tendon palmaris longus pertama kali
diidentifikasi dengan bertanya pasien untuk melepaskan pergelangan tangan terhadap tahanan.
Jarum 22-gauge dimasukkan hanya medial dan jauh ke tendon palmaris longus, dan 3-5 mL
anestesi lokal disuntikkan. Dengan USG, saraf median dapat diidentifikasi
tingkat pertengahan lengan antara otot fleksor digitorum profundus, fleksor digitorum
superficialis, dan fleksor pollicis longus.

>Blok Saraf Ulnar


Saraf ulnaris adalah kelanjutan cabang medial pleksus brakialis dan posisi nya terdapat
medial ke arteri aksila dan brakialis di lengan atas. Di sepertiga distal humerus, saraf bergerak
lebih medial dan melewati di bawah ligamentum arkuata epikondilus medial. Untuk memblokir
saraf ulnaris di tingkatsiku, jarum G22 yang terisolasi dimasukkan sekitar satu inci dari proksimal
ke ligamen arkuata, dan lanjut sampai digitii empat atau digitii lima; 3–5 mL anestesi lokal
kemudian disuntikkan. Untuk memblokir saraf ulnaris di pergelangan tangan, arteri ulnaris denyut

10
nadi teraba persis tendon lateral fleksor karpi ulnaris. Jarum dimasukkan hanya medial dari arteri
dan 3-5 mL anestesi lokal disuntikkan. Jika ultrasonografi digunakan, saraf ulnaris mungkin
diidentifikasi medial dari arteri ulnaris.

>Blok Saraf Radial


Saraf radial, cabang terminal posterior pleksus brakialis, posterior dari humerus,
mempersarafi otot triceps, dan memasuki spiral groove humerus sebelum bergerak lateral di siku.
Cabang sensorik terminal termasuk saraf lateral lengan atas dan saraf posterior kutaneus lengan
bawah. Setelah keluar dari alur spiral ketika mendekati epicondyle lateral, radial saraf terpisah
menjadi cabang superfisial dan cabang profundus. Untuk memblokir saraf radial di siku,tendon
biseps diidentifikasi dalam fossa antecubital.
Jarum insulasi 22-gauge pendek dimasukkan saja lateral dari tendon dan diarahkan ke epicondyle
lateral sampai pergelangan tangan atau jari ekstensi diperoleh; 5 mL anestesi lokal saat itu
disuntikkan. Dengan USG, saraf radial bisa diidentifikasi dalam penampang hanya proksimal fossa
antecubital antara bisep dan brachioradialis otot.
Di pergelangan tangan, cabang superikal radial saraf terletak tepat di lateral arteri radialis, yang
bisa mudah diraba lateral ke tendon flexor carpi radialis. Menggunakan pengukur 22 pendek
jarum, 3-5 mL anestesi lokal disuntikkan lateral arteri. Ultrasound dapat digunakan di tingkat
pergelangan tangan atau lengan tengah untuk mengidentifikasi saraf radial, lateral arteri radial.

>Blok Saraf Musculocutaneous


Blok saraf muskulokutaneus sangat penting untuk melengkapi anestesi lengan dan
pergelangan tangan dan biasanya disertakan saat melakukan blok aksila. Saraf muskulokutaneus
adalah cabang terminal dari cabang lateral dan paling proksimal saraf utama yang muncul dari
pleksus brakialis. Saraf mempersarafi otot-otot biseps dan brakialis dan distal berakhir sebagai
saraf lateral kulit antebrachial, memasok input sensorik ke aspek lateral dari lengan dan
pergelangan tangan. Otot Coracobrachialis ditusuk, dan 5-10 mL anestesi lokal disuntikkan,
dengan atau tanpa elisitasi fleksi siku. (Infiltrasi sederhana dapat digunakan, meskipun tingkat
keberhasilan menggunakan teknik ini dipertanyakan.) Ultrasound dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi lokasi saraf muskulokutaneus dalam otot coracobrachialis atau diantara otot ini
dan otot bisep. Atau, blok dapat dilakukan pada siku karena saraf berjalan secara superfisial di
garis interepicondylar.
Penyisipan tendon biseps diidentifikasi, dan jarum pendek 22 gauge dimasukkan 1-2 cm ke
samping; 5-10 mL anestesi lokal kemudian disuntikkan sebagai blok lapangan.

>Blok Saraf Digital


Blok saraf digital digunakan untuk operasi kecil pada jari dan untuk melengkapi blok
brakialis yang tidak lengkap dan saraf terminal. Persarafan sensorik masing-masing jari disediakan
oleh saraf empat jari kecil yang memasukkan setiap digiti di pangkal nya masing-masing. Jarum
pengukur kecil dimasukkan pada aspek medial dan lateral dari pangkalan dari digit yang dipilih,
dan 2-3 mL anestesi lokal dimasukkan tanpa epinefrin. Penambahan vasokonstriktor (Epinefrin)
telah diklaim serius akibat kompromi aliran darah ke jari; namun, tidak ada laporan kasus yang
melibatkan lidocaine atau lainnya anestesi lokal modern untuk mengkonfirmasi klaim ini.

>Blok Saraf Intercostobrachial

11
Saraf intercostobrachial berasal dari bagian atas thorax (T2) dan menjadi superfisial pada
medial lengan atas memasok persarafan kulit ke aspek medial lengan proksimal dan tidak dibius
dengan blok pleksus brakialis. Pasien harus telentang dengan lengan abduksi dan dirotasi secara
eksternal. Mulai prominence dari deltoid dan berjalan lebih rendah, blok lapanga dilakukan secara
linier menggunakan 5 mL lokalanestesi, meluas ke aspek yang paling inferior dari lengan medial.

 Anestesi Regional Intravena


Anestesi regional intravena, juga disebut blok Bier, dapat memberikan anestesi bedah
untuk prosedur bedah singkat (45-60 menit) pada ekstremitas (mis. Carpal tunnel release). Kateter
intravena biasanya dimasukkan pada dorsum tangan (atau kaki) dan torniquet pneumatik ganda
ditempatkan di lengan atau paha.Ekstremitas diangkat dan dikeraskan dengan ketat menggunakan
perban elastis Esmarch dari distal ke arah proksimal. Tourniquet proksimal meningkat, perban
Esmarch dihapus, dan 0,5% lidocaine (25 mL untuk lengan bawah, 50 mL untuk lengan, dan 100
mL untuk tourniquet paha) disuntikkan lebih dari 2–3 menit melalui kateter, yang selanjutnya
dicabut.

2.5.3 Blok Saraf Perifer Ekstremitas Bawah

 Anatomi Pleksus Lumbar & Sakral


Pleksus lumbosakral menyediakan persarafan ekstremitas bawah. Pleksus lumbal
dibentuk oleh ventral rami L1-4, dengan sedikit kontribusi dari T12 yang terletak di dalam otot
psoas dengan cabang eferen paha proksimal. Saraf utama dari pleksus lumbar membuat kontribusi
ke yang lebih rendah ekstremitas: femoralis (L2-4), lateral femoralkutaneus (L1–3), dan obturator
(L2–4) yang menyediakan saraf motor dan persarafan sensorik ke bagian anterior persarafan paha
dan sensorik ke kaki medial. Pleksus sakral muncul dari L4–5 dan S1–4 yang mempersarafi paha
bagian posterior dan sebagian besar tungkai dan yang disuplai bagian tibialis dan saraf siatik
peroneum. Saraf kulit femoralis posterior (S1–3), dan bukan merupakan saraf skiatik, memberikan
cabang persarafan ke paha posterior; saraf siatik muncul di sekitar otot piriformis.

12
>Blok Saraf Femoral
Saraf femoralis menginervasi fleksor pinggul utama,ekstensor lutut, dan mensuplai
banyak persarafan sensorik pinggul dan paha. Cabang yang paling medial adalah saraf saphenous,
yang mempersarafi sebagian besar kulit kaki medial dan sendi pergelangan kaki. Blok saraf
femoralis sendiri jarang diberikan untuk anestesi bedah, tetapi sering digunakan untuk
memberikan analgesia pasca operasi pada pinggul, paha, lutut, dan pergelangan kaki (untuk saraf
saphenous). Blok saraf femoralis memiliki komplikasi yang relatif rendah dan sedikit
kontraindikasi. Infeksi lokal, bedah vaskuler sebelumnya, dan lokal adenopati harus
dipertimbangkan dengan hati-hati pada pasien tersebut.

>Blok Saraf Lateral Femoral Cutaneus


Saraf kulit femoralis lateral memberikan sensorik persarafan ke paha lateral. Blok saraf
ini dapat digunakan sebagai suplemen untuk blok saraf femoralis atau sebagai blok terisolasi untuk
anestesi terbatas paha lateral. Karena ada beberapa struktur vital dalam kedekatan dengan kulit
femoralis lateral saraf, komplikasi dengan blok ini sangat banyak langka. Saraf kulit femoralis

13
lateral (L2-3) bermula dari pleksus lumbar, melintasi lateral dari otot psoas, dan menuju
anterolateral sepanjang otot iliacus. Saraf ini muncul inferior dan medial ke superior anterior
tulang iliaka untuk memasok persarafan sensorik kulit paha lateral. Pasien diposisikan terlentang
atau lateral, dan titik 2 cm medial dan 2 cm distal ke anterior tulang iliaka superior diidentifikasi.
Jarum blok pendek 22-Gauge dimasukkan dan diarahkan secara lateral, mendengar suara "pop"
saat melewati fasia lata. Blok lapangan dilakukan dengan 10-15 mL anestesi lokal, yang disimpan
di atas dan di bawah fasia.

>Blok Saraf Obturator


Blok saraf obturator biasanya dibutuhkan untuk anestesi total pada lutut dan sebagian
besar seringkali dilakukan dalam kombinasi dengan femoral dan blok saraf siatik untuk tujuan ini.
Saraf Obturator berkontribusi cabang sensorik ke pinggul dan sendi lutut, tingkat sensasi yang
bervariasi paha medial, dan mempersarafi adduktor dari panggul. Saraf keluar dari panggul dan
memasuki paha medial melalui foramen obturator, yang terletak di bawah ramus genitalia superior.
Setelah identifikasi tuberkulum kemaluan, panjang (10 cm) blok jarum dimasukkan 1,5 cm lebih
rendah dan 1,5 cm lateral ke tubercle. Jarum maju ke posterior sampai tulang dihubungi.
Mengarahkan kembali secara lateral dan kaudal, jarumnya adalah maju 2-4 cm tambahan sampai
respon motorik (adduksi paha) didapatkan dan dipertahankan di bawah 0,5 mA. Diikuti dengan
aspirasi yang secara hati-hati agar tidak adanya darah, kemudian 15-20 mL lokal obat bius
disuntikkan.

>Blok Pleksus Lumbal Posterior (Posterior Compartment)


Blok pleksus lumbal posterior berguna untuk prosedur bedah yang melibatkan area yang
dipersarafi oleh femoral, lateral femoral kutaneus, dan saraf obturator. Blok ini digunakan saat
prosedur pada pinggul, lutut, dan paha anterior. Anestesi total lutut dapat dilakukan dengan blok
saraf siatik proksimal. Pleksus Lumbal relatif dekat dengan beberapa struktur sensitif dan
mencapainya membutuhkan sangat jarum panjang. Oleh karena itu, blok pleksus lumbal posterior
memiliki salah satu tingkat komplikasi tertinggi pada blok saraf perifer; ini termasuk
retroperitoneal hematoma, anestesi lokal intravaskular injeksi dengan toksisitas, intratekal dan
suntikan epidural, dan tusukan pada kapsular ginjal dengan kemudian menyebabkan hematoma.
Akar saraf lumbar muncul ke dalam tubuh otot psoas dan berjalan dalam kompartemen otot
sebelum keluar sebagai saraf terminal. Blok pleksus lumbal posterior yang modern menyimpan
anestesi lokal di dalam otot psoas. Pasien diposisikan dalam lateral decubitus dengan sisi yang
akan diblokir ialah yang tidak tergantung posisi/independen(kontralateral).

>Blok Saraf Saphenous


Saraf saphenous adalah cabang paling medial dari saraf femoralis dan mempersarafi kulit di atas
kaki sebelah medial dan sendi pergelangan kaki. Karena itu, blok ini digunakan terutama dalam
hubungannya dengan blok saraf siatik untuk memberikan anestesi atau analgesia total di bawah
lutut.

>Blok Saraf Siatik


Saraf sciatic berasal dari pleksus lumbosacral dan tersusun atas akar saraf L4–5 dan
Blokade S1-3 siatik saraf dapat terjadi di mana saja sepanjang perjalanannya
dan diindikasikan untuk prosedur bedah yang melibatkan pinggul, paha, lutut, tungkai bawah, dan
kaki. Saraf Femoralis Kutaneus Posterior dibius secara bervariasi juga, tergantung pada
14
pendekatannya. Jika pleksus sacral atau anestesi pada saraf femoralis kutaneus posterior
diperlukan, pendekatan parasacral harus digunakan.

>Blok Ankle
Blok pergelangan kaki adalah cara penyediaan yang cepat, teknologi rendah, dan berisiko
rendah anestesi pada prosedur operasi pada kaki. Volume dan penggunaan injeksi berlebihan
vasokonstriktor seperti epinefrin harus dihindari untuk meminimalkan risiko komplikasi iskemik.
Karena blok ini termasuk lima injeksi terpisah, sering tidak nyaman bagi pasien dan diperlukan
premedikasi yang memadai.

15
BAB III

KESIMPULAN
Kesimpulan dari referat ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Blok Saraf Perifer merupakan salah satu regional anesthesia yang digunakan untuk
memblok percabangan saraf atau pleksus saraf agar tidak mencapai system saraf pusat
menggunakan obat local anesthesia.
2. Blok Saraf Perifer digunakan bervariasi di beberapa negara akan tetapi penggunaannya
lebih sedikit disbanding regional anesthesia yang lain seperti blok spinal atau blok epidural.
3. Blok Saraf Perifer biasanya digunakan untuk operasi ekstremitas atas maupun bawah,
dengan menggunakan beberapa teknik blok seperti field technique,paresthesia,nerve
stimulator, ultrasonografi, dan blok saraf perifer kontinu dengan cara memblok
percabangan pleksus brachialis ataupun pleksus lumbosacralis.
4. Blok Saraf Perifer mempunyai komplikasi yang berbeda tergantung saraf mana yang akan
diblock dan menyesuaikan topografi anatomis dari saraf masing-masing.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadzic A: Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management.


McGraw-Hill, 2007
2. Levine A, Demaria S. Regional Anesthesia.Ferraro’s Fundamentals of Maxillofacial Surgery.
https://www.researchgate.net/publication/283801146_Regional_Anesthesia.DOI: 10.1007/978-1-
4614-8341-0_5
3. Saskatoon Health Region. Peripheral Nerve Block (Pnb) Analgesia: Post-Operative Care Of
Patient & Removal Of PNB Catheter.
4. Lestari AP, Suwarman, Prihartono MA. Survei Penggunaan Jenis, Teknik, Obat Blok Saraf Perifer
di Jawa Barat.1 Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUD Jaraga Sasameh 2Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan
Sadikin,2018. p-ISSN 2337-7909; e-ISSN 2338-8463; http://dx.doi.org/10.15851/jap.v6n3.1346.
5. Snell RS. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta:EGC,Penerbit Buku Kedokteran,2011. P264-
66.
6. Nahadewa TGB, Senapathi TGA, Satoto D. Saraf Perifer: Masalah dan Penanganannya. Jakarta: PT
Index, Jakarta,2013.
7. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: EGC, Penerbit Buku
Kedokteran,2012;P 199,255-63.
8. Wahlen B, Roewer N, Kranke P. Use of local anaesthetics and adjuncts for spinal
and epidural anaesthesia and analgesia at German and Austrian University Hospitals:
an online survey to assess current standard practice. BMC Anesthesiol. 2010;10:1–8.
9. Kirksey M, Haskins S, Cheng J, Liu S. Local anesthetic peripheral nerve block adjuvants for
prolongation of analgesia: a systematic qualitative review. Plos One.2015;10(9):1–23.
10. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 5th
edition. USA : McGraw-Hill Education,Lange,2013 p975-1020.

17

Anda mungkin juga menyukai