Anda di halaman 1dari 56

Ilmiah

Gerry Armando, S.Ked 04054821719144


Feliani, S.Ked 04054821719142
Nyayu Aisyah, S.Ked 04054821719101

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU BEDAH


FK UNSRI/RSUP DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
2017
1

Penyakit Vaskuler

Pseudoaneurisma

Acute Limb Ischemia

Thrombosis of Deep Vein

Varicose Vein
2

Pseudoaneurisma
5

Definisi

 adalah rusaknya sebagian atau seluruh lapisan pembuluh menyebabkan


keluarnya darah dari pembuluh darah dan membentuk sebuah kantung di
dalam jaringan atau pembuluh darah.
5

Anamnesis

 Riwayat tindakan penusukan (puncture)


 Riwayat trauma
 Penyakit bawaan
 Infeksi pada pembuluh
5

Pemeriksaan Fisik

 Massa yang berdenyut (pulsatile) pada daerah yang dicurigai pseudo-


aneurisma.
 Massa tersebut dirasakan nyeri, diraba hangat, kemerahan.
5

Kriteria Diagnosis

 Dupleks sonografi memperlihatkan kantung dimana aliran darah mengalir


pada kantung tersebut, atau tampak pseudo aneurisma melalui pemeriksaan
CT angiogram.
5

Diagnosis Banding

 Tumor
 Abses
5

Pemeriksaan Penunjang

 EKG
 Lab: Hb, Ht, Leucocyte, GDs, elektrolit, ureum creatinine, HbSAg, Faktor risiko
kardiovaskular, faktor-faktor/ parameter koagulasi.
 Dupleks sonografi
 CT Angiografi
5

Tatalaksana

 Surgical Ligation (dengan atau tanpa bypass distal)


 Covered Stent
 Ultrasound-guided Thrombin Injection
 Ultrasound probe compression
5

Edukasi

 Tidak melakukan aktivitas fisik berat


 Menghindari trauma pada daera pseudoaneurisma
5

Prognosis

 Ad vitam : dubia ad bonam


 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
4

Acute Limb
Ischemia
5

Definisi

 adalah penurunan perfusi tungkai atau lengan secara mendadak yang


dapat menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas ekstremitas
(dimanifestasikan dengan nyeri istirahat iskemik, ulkus iskemik, dan atau
gangren) pada pasienyang hadir dalam waktu dua minggu dari peristiwa
akut. Pasien dengan manifestasi yang sama yang hadir lebih dari dua minggu
dianggap memiliki iskemia tungkai kritis.
 Adanya gangguan iskemia biasanya diawali oleh gejala klaudikasio
intermiten, yang merupakan tanda adanya oklusi.
Etiologi 3

Trombus Emboli

Faktor predisposisi terjadi


Sekitar 80% emboli timbul dari atrium
trombosis adalah dehidrasi,
kiri,akibat atrial fibrilasi atau miokard
hipotensi, malignan,
infark. Kasus lainnya yang juga
polisitemia, ataupun status
berakibat timbulnya emboli adalah
prototrombik inheritan,
katup prostetik,vegetasi katup akibat
traumavaskuler, injuri
peradangan pada endokardium,
Iatrogenik, trombosispasca
paradoksikal emboli (pada kasus DVT)
pemasangan bypass
dan atrial myxoma.
graft ,trauma vaskuler
5

Faktor Risiko

 Usia
 Merokok
 Diabetes Melitus
 Hiperlipidemia
 Hipertensi
 Inflamasi
 Gagal ginjal kronik
 Genetik
 hiperkoagulasi
5

Klasifikasi

Akut Limb Iskemik juga dapat diklasifikasikan berdasarkan terminologi:


 Onset
 Acute
 Acute on cronic
 Cronic iskemic stable
 Severity
 Incomplit : tidak dapat ditanganio
 Complit : dapat ditangani
 Irreversible : tidak dapat kembali ke kondisi normal
5

Klasifikasi Lanjt...

Ad hoc committee of the Society for Vascular Surgery and the


North American Chapter of the International Society for
Cardiovasculer Surgery menciptakan suatu klasifikasi untuk oklusi
arterial akut.
 Kelas I : Non-threatened extremity
 Kelas II : Threatened extremity
 Kelas III : Iskemia telah berkembang menjadi infark
5

Patogenesis

Awalnya : Tungkai Hipoksia otot polos


Vasodilatasi Kapiler akan ruptur
tampak pucat vaskular

Nekrosis otot
Ischemia Kulit yang kebiruan
jaringan
5

Diagnosa

Anamnesis: Nyeri tungkai / lengan


mendadak saat istirahat yang
dapat mengganggu fungsi.

Pemeriksaan fisik:
Nyeri hebat (pain)
Kesemutan (paresthesia)
Nadi tidak teraba (pulse lessness)
Lumpuh (paralysis)
Pucat (pallor)
Rasa dingin (perishing cold)
5

Kriteria Diagnosis

 Kriteria klinis 6-P


 Penentuan stadium menurut Rutherford:
 Stadium I – tidak ada kehilangan rasa maupun kelemahan otot, Dopler arteridan
vena terdeksi
 Stadium II
 II A kehilangan rasa minimal terbatas pada jari, tidak ada kelemahan otot,
Dopler arteri terdeteksi dan vena tidak terdeksi
 II B kehilangan rasa minimal disertai nyeri pada jari yang meluas ke arah
proksimali, kelemahan otot ringan sampai sedang, Dopler arteri terdeteksi dan
vena tidak terdeksi
 Stadium III – hilang rasa menonjol, paraliasis, Dopler arteri dan vena tidak
terdeteksi
 Bukti obstruksitotal anatomis arteri tungkai atau lengan
5

Pemeriksaan

Faktor Risiko Kardiovaskular


 Laboratorium (Hb, Ht, Leucocyte, Gds, elctrolit, ureum creatinine, HbSAg, parameter /
faktor-faktor pembekuan
 Pemeriksaan Tungkai
 Exercise challenge
 Ankle-Brachial Pressure Index
 Waveform assesment
 Duplex Imaging
 Angiografi
 Computed Tomography Angiography
 Magnetic Resonance Angiography
5

Diagnosa Banding

 Kondisi yang mirip


 Syok sistemik (terutama yang disertai dengan penyakit oklusi kronik)
 Phlegmasia cerulea dolens
 Neuropati kompresi akut
 Diagnosis banding
 Trauma arteri
 Arteritis dengan trombosis
 Kista adventisial a.Poplitea dengan trombosis
 Compartement disease
 Penyakit arteri perifer akut
 Trombosis pada arteri yang mengalami stenosis aterosklerotik
 Trombosis pada bekas arterial bypass A
 neurisma yang membentuk trombus, dengan atau tanpa pembentukan emboli
5

Tatalaksana

 Oksigen
 Obat
 Oral : Bic Nat 3 x 500mg, Alupurinol 3 x 500mg, Asam mifenamat 3 x 500mg
 Intravena : Pentoksifilin 1200 mg/24jam, NaCl 0.9% 500 ml/24jam, Pethidine 12-25 mg
bolus atau morphine 2 mg bolus (dapat diulang) bila nyeri hebat dapat diberikan
Heparinisasi pada semua stadium
 Stadium I, IIA/B: Revaskularisasi - fibrinolitik, mekanikal trombektomi, embolectomy surgical
 Stadium III : amputasi
 Paska revaskularisasi diberikan warfarin 3-6 bulan atau lebih
 Bila penggunaan antikoagulan jangka panjang menimbulkan perdarahan
dipertimbangkan anti platelet
5

Komplikasi

 Hiperkalemia
 Sindrom kompartemen
5

Edukasi

 Edukasi pengendalian faktor risiko


 Edukasi pemakaian anti koagulan jangka panjang (komplikasi: perdarahan,
pemeriksaan INR setiap bulan)
5

Prognosis

 Ad vitam : dubia ad bonam


 Ad sanationam : dubia adbonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
4

Thrombosis of
Deep Vein
5

Definisi

 adalah hambatan aliran vena tungkai atau lengan menuju jantung yang
disebabkan oleh trombus di lumen vena dalam.
 TVD proximal bila lokasi thrombus mencapai di atas vena lutut
 TVD distal bila lokasi trombus mencapai vena lutut
 Phlegmasia alba dolens adalah TVD tungkai dengan komplikasi spasme
arteri sehingga tampilan tungkai berwarna putih kepucatan
 Phlegmasia seruli adolens adalah TVD tungkai dengan komplikasi oklusi
arteri akibat kompresi vena iliofemoralis terhadap arteri femoralis sehingga
tungkai tampak sianosis, edema, nyeri, sering disertai ptekiae
5

Anatomi

Pembuluh vena pada ekstremitas dibagi atas tiga sistem :


 Sistem pembuluh vena profunda
 Sistem pembuluh vena superficial
 Sistem penghubung antara keduanya (junction antara sist vena superfisial &
sist vena profunda)
5

Patofisiologi

Berdasarkan trias Virchow :


 Stasis
 Peningkatan viskositas darah
 Trauma endotel
5

Patofisiologi

Stasis
 Bed rest lama
 Penerbangan lama
 Tidak sadar
Peningkatan Viskositas Darah
 Kontrasepsi oral
 Keganasan
 Kelainan darah (polycythaemia)
 Defisiensi antithrombin III, protein S dan protein C
Trauma Endotel
 Trauma pada pembuluh darah, kanulasi
 Kompresi dari luar, inflamasi, tumor
5

Faktor Risiko

 Usia ( > 40 tahun )


 Obesity
 Operasi malignant disease
 Sebelumnya pernah mengalami DVT/emboli paru
5

Lokasi DVT pada Tungkai

 75 % di betis
 25 % di femoralis proximal/ileofemoral
5

Manifestasi Klinik

 Asimptomatik bila mengenai vena kecil


 Bila mengenai vena utama:
 Nyeri tekan di otot betis
 Edema
 Pelebaran vena superfisial
 Kaki agak panas
 Perubahan warna kulit
 Nyeri dorsofleksi kaki pada uji Homan’s
5

Diagnosis

Anamnesis :
 Rasa nyeri pada tungkai saat aktivitas maupun
 istirahat yang disertai edema.
Pemeriksaan Fisik :
 Parameter klinis sesuai dengan skor klinis Wells
5

Kriteria Diagnosis

Skor klinis
Wells
5

Pemeriksaan Penunjang

 Continuous Wave Ultrasound


 Lab: Hb, Ht, Leucocyte, Gds, elctrolit, ureum creatinine, HbSAg, D-dimer,
fibrinogen, ACAIgG,
 Doppler – Duplex arteri-vena
 Pulse wave Doppler Ultrasound  blood flow
 Grey-scale Ultrasound  cross sectional tissue echogenicity
 ACA IgM, ATIII, Protein S, Protein C, anti DS-DNA
 Phlebography
 MRI
5

Diagnosis Banding

 Tromboplebitis
 Artritis
 Selulitis
 Vaskulitis
 Ruptur kista Baker’s
 Ruptur muskulus gastrocnemius
5

Tatalaksana

 Pembebatan elastik
 Heparin unfractioned, bolus i.v.10.000 U, dilanjutkan drip IV selama 5 hari
dengan target APTT 2,5 X control atau low molecular weight heparin, s.c.2 x
0,6 ml/hari selama 5 hari
 Anticoagulant oral mulai hari ke 2 pemberian heparin, dilanjutkan selama 6
bulan dan bila ada gangguan koagulasi maka dilanjutkan seumur hidup.
 Trombolitik perkutan, diindikasikan pada TVD proximal dimana thrombus
mencapai vena iliofemoralis
 Bila diperlukan implantasi filter vena cava, bedah cross over, Endovaskular
stenting Graft, Operasi reseksi/graft
5

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :


 Perdarahan
 Emboli paru
 Sindrom post trombotik
5

Edukasi

 Edukasi pengendalian faktor risiko


 Edukasi pengawasan komplikasi thrombosis vena antara lain emboli paru
 Edukasi pengawasan komplikasi pemberian antikoagulan pantau nilai
 INR
5

Profilaksis

 Mechanical : compression stocking


 Pharmacological : heparin (s/d 7 hari post-op)
5

Prognosis

 Ad vitam : dubia ad bonam/malam


 Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
4

Varicose Vein
5

Definisi

 adalah vena normal yang mengalami dilatasi akibat pengaruh peningkatan


tekanan vena.
 merupakan suatu manifestasi dari sindrom insufensi vena dimana pada
sindrom ini aliran darah dalam vena mengalami arah aliran balik menuju
tungkai yang kemudian mengalami kongesti.
 adalah pelebaran dari vena superfisial yang menonjol dan berliku-liku
pada ekstremitas bawah yang disertai gangguan sirkulasi darah
didalamnya, sering pada distribusi anatomis dari vena safena magna
dan parva
5

Epidemiologi

 Varises ditemukan 72 % pada wanita berumur 60-69 tahun dan hanya 1 % laki-
laki pada umur 20-29 tahun.
 Faktor predisposisi varises tungkai yaitu:
 Genetik 84%
 Kehamilan 30%
 Berdiri > 6jam/hari 19%
 Pemakaian kontrasepsi oral 18%
 Kegemukan 15%
 Paparan sinar ultraviolet 10%
 Riwayat tromboplebitis 0,4%
5

Klasifikasi

Vena varikosa diklasifikasikan (Sabiston 1994) :


 Vena varikosa primer
 Merupakan kelainan tersendiri vena superficial ekstremitas bawah.
 Vena varikosa sekunder
 Merupakan manifestasi insufisiensi vena profunda dan disertai dengan
beberapa stigmata insufisiensi vena kronis, mencakup edema, perubahan
kulit, dermatitis stasis dan ulserasi.
5

Etiologi

Beberapa faktor pemicu terjadinya varises, antara lain :


 Peningkatan tekanan pembuluh darah vena permukaan (vena superfisialis)
oleh berbagai sebab
 Obesitas
 Berdiri lama (terutama para pekerja yang dituntut berdiri lama)
 Faktor hormonal
 Kehamilan
 Obat-obat kontrasepsi (KB)
 Faktor genetik
Patofisiologi
5

Gejala Klinik
5

Diagnosis

Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan :


 Test trendelenberg
 Test myer
 Test perthes
 Test doppler
 Radiologi (phlebografi, morfometri, phlethysmografi)
5

Test Trendelenberg

Untuk menentukan
kompetensi katup-katup
superficial dan vv.
Komunikantes
5

Manuver Perthes
Ilmiah

TERIMA KASIH

BAGIAN/DEPARTEMEN
FK UNSRI/RSUP DR. MOH. HOESINILMU BEDAH - 2017
PALEMBANG

Anda mungkin juga menyukai