Anda di halaman 1dari 92

TRAUMA VASKULAR

R. SUHARTONO

DIVISI VASKULER DAN ENDOVASKULER


DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FKUI / RSCM
OBYEKTIF
 Permasalahan tv awal – lanjut
 Mekanisme tv, tajam – tumpul, crush,
iatrogenik, radiasi
 Morfologi tv, spasme, intimal fracture,
diseksi, laserasi, aneurisma palsu, AV
fistula
 Penangana awal tv
 Diagnosis dan pemeriksaan
 Pertimbangan sebelum operasi
 Penanganan bedah definitif
 Permasalahan pasca bedah
PENDAHULUAN
 Kasus trauma  trauma vaskular
 Awal  mengendalikan perdarahan
 HALLIWELL 1759  repair a.brachialis
 Tehnik berkembang  amputasi
- PD I – 72,5 %
- PD II - 35,8 %
- Perang Korea 13 %
 bleeding too much or its not bleeding
enough
THE LOCAL
THE OVERALL
VASCULAR
FUNDING
SERVICES

STRATEGY

PERSONAL SOCIETY’S
INVOLVED EXPECTATIONS
Chant. ADB-Baros A.AB;
Emergency Vascular Services
Permasalahan TV
 Masalah; - perdarahan gabungan
- iskemia
 atasi dan cegah komplikasi

Iskemia  reaksi komplek


Drainase buruk / cedera vena
TIK meningkat
diperberat perokok, DM, arterosklerosis,
usia lanjut
 amputasi
Penanganan Emergency
 Tempat kejadian, waktu sampai
resusitasi, diagnosis, dan terapi defenitif
 beberapa disiplin ilmu
- manajemen
- peralatan
- tenaga

Masalah Lanjut
 Iskemia kronis, AV fistula, aneurisma
palsu
Mekanisme TV
1. Luka tembus (penetrating)
Benda tajam, logam, kaca, peluru,
Ektremitas atas  cedera nervus
Luka tembak kecepatan rendah / tinggi
tv  kontusio, robek, putus
Penting anatomi daerah yang dilewati
Mekanisme TV
2. Trauma tumpul (blunt)
KLL / kecelakaan kerja  aliran darah trauma
lain.
10 – 40 % tv  patah tulang paha dan dislokasi
sendi lutut (amputasi 32 – 85 %)
Patah tulang derajat III C  amputasi tinggi
penyambungan tulang,
sindroma kompartemen, infeksi
3. Trauma himpit (crush)
sangat tergantung besarnya trauma
kondisi pembuluh darah / sklerotik
Mekanisme TV
4. Iatrogenik
Angiografi / kateterisasi jantung
Operasi ortopedi / tumor leher  tarikan,
dorongan, jepitan, pada pembuluh sklerotik

5. Radiasi
Agresif  nekrosis dan perdarahan
sering  kerusakan endotel dan lamina elastik
interna  fibrosis tunika media dan inflamasi
tunika adventisia
 arterosklerosis
Morfologi TV
 Dalam
 Luar  klasifikasi Vollmar
 Spasme  jarang
buktikan
 Intimal fracture – sering
sumbatan
 Robekan  perdarahan  TIK
 Aneurisma
 Putus  perdarahan - kontruksi
Patofisiologi TV
Iskemia :  hipoperfusi - lama
 hypoxia - tingkat
 peningkatan permeabilitas - kolateral
membran sel - hipovolemik syok
 edema sel

Perbaikan aliran

- Permeabilitas membran sel


- Edema otot IRI lama iskemia
- Nekrosis
- Hilang fungsi Sistemik; - paru
- hati
- jantung
- ginjal

Mediator
- produksi Oxygen Free Radicals
(ODFRs)
- aktivasi netrofil
- produksi metabolisme asam
arachidonat
Patofisiologi TV
 Edema
 TIK
 Ligasi vena  aliran arteri (-)
 Kerusakan jaringan
- nekrosis otot
- kerusakan saraf
- volkmann’s kont

fasciotomi (-) infeksi (+)

amputasi
Penanganan awal TV
 ABC
 Balut tekan, tekan a.superfisial
 Jangan torniket
 Luka tembus – tusuk  kateter urin
 Cairan resusitasi
- jumlah
- hipotermi
- koagulopati
 Sadar; sistolik 60 – 70 mmHg
 AB, anti tetanus, analgetik
Diagnosis dan Pemeriksaan
 Hard signs  explorasi / angiografi
- perdarahan berdenyut
- hematome meluas
- pulsasi distal (-)
- dingin – pucat
- thrill
- bruit
 Soft signs  observasi

- defisit neurologis
- hematom terbatas
- riwayat perdarahan
- penurunan pulsasi
Penunjang
 Pulse oximetri
 perbedaan kiri – kanan
 Doppler Ultra sound  TcPO2
 ABI
 Duplex ultra sound
 anatomi pembuluh darah
 Angiografi
 selektif
Angiografi I
Angiografi II
Angiografi III , AVF
Pertimbangan pra bedah
 Waktu

 Perdarahan / syok

 Kemampuan

 Komplikasi

 Rehabilitasi

Sistim skoring  kurang memuaskan


Damage control  ligasi
 shunting intra lumen
 Ligasi  ada resiko
 Penanganan trauma vaskuler:

• Open surgery (Bedah definitif)

• Endovaskuler
Endovaskuler
 Perdarahan pelvis ec sacro illiac
disruption pada open fraktur pelvis
disertai soft tissue damage yang
tidak membaik dengan fiksasi interna
atau tampon:

• Kontrol arteri iliaka interna dengan


balon angioplasty atau embolisasi
Bedah Definitive

1. Posisi pasien dimeja operasi sesuai


daerah yang akan dieksplorasi
2. Tindakan aseptik dan antiseptik tanpa
melepas hemostasis
3. Buka hemostasis jika ada yang siap
dalam kondisi steril untuk
menggantikannya
Garis Sayatan I
Garis
Sayatan II
Garis Sayatan III
Garis Sayatan IV
Garis Sayatan V
Bedah Definitive 13.S
- Staunch  hemostasis
- Snip  ujung p.d. rusak
- Scoop  buang bekuan
- Syringe  semprot heparin
- Shunt  intra lumen
-Survey  periksa jaring & saraf
-Scission  potong jaringan mati
-Squirt  irigasi
-Stabilize  fixasi tulang
-Stitch  jahit pembuluh darah
-Swing  geser, tutupi
-Suture  jahit luka
-Split  fasciotomi
Snip & Syringe
Intra Lumen Shunting (Shunt)
Zona Leher
Garis Sayatan VI
Explorasi Leher
Dislokasi TMJ
Intra Lumen Shunting C.I.A
Explorasi a.Subclavia /axillaris
Explorasi a. Brachialis/Rad/Uln
Explorasi a.illiaca Ext/Femoralis
Ruptur a.Femoralis Superfisial I
Repair & Graft
Pasca-repair & graft
Infeksi pasca iskemia
Nekrosis sebagian otot
Explorasi a.Poplitea
Intra Lumen Shunting & Graft
• Kadang – trombektomi: - proximal
- distal
• Tehnik; - Jahit langsung
- Patching
- End to End
- Graft vena
- Graft buatan
Pasca Bedah
• Posisi horizontal – elevasi
• Heparin dosis rendah
• Level dalam plasma 0,2 – 0,4 u/ml
• Loading 80 u/kg
• Selanjutnya 18 u/kg/jam
• Target APTT 1,5 – 2,3 normal
• Manitol – inaktivasi ODFRs

- permeabilitas kapiler
• Perawatan luka; - kontrol infeksi
- kematian jaringan
• Jaga perfusi jaringan
• Gagal  angiografi/explorasi
 sirkulasi buruk
 tehnik buruk
• Tindakan perbaikan baru
Kasus IV

Tn S, laki-laki 38 th
Penderita Gagal ginjal kronis
dan mendapat Hemodialysis
2 kali seminggu, semenjak 6
bulan yang lalu.
Bengkak di paha kiri sejak 1
minggu smrs

Anda mungkin juga menyukai