Anda di halaman 1dari 22

Fistula dan Kista brankial

Oleh : Rizki syarvini wilis utami


Pembimbing : dr. Lusiana, Sp.THT-KL
Anatomi Leher
Pembuluh darah

Arteri
• A. Carotis communis (dilindungi oleh v. Jugularis interna dan
n.vagus, setinggi cornu superior kartilago thyroidea →
bercabang menjadi A. Carotis interna dan A. Carotis eksterna.
A. Subclavia → bercabang menjadi A.vertebralis dan
A.mammaria interna

Vena
• V. Jugularis eksterna dan V.jugularis interna. Inervasi oleh
plexus cervicalis, n.fasialis, n. Glossopharyngeus dan n.vagus
Embriologi

Aparatus brankial terdiri dari :


1. Arkus brankial (lengkung faring )
2. Kantung faring
3. Celah faring
 Pertumbuhan yang
cepat dari arkus
pertama dan kedua
serta tonjolan
epiperikardial (bakal
otot
sternokleidomastoide
us) →
menenggelamkan
arkus –arkus yang
terletak di kaudal
arkus kedua →
membentuk sinus
servikal His
Definisi

Kista epitelial kongenital

Muncul dari bagian lateral leher diantara


m.sternokleidomastoideus dan faring

Disebabkan karena kegagalan obliterasi dari celah pada


perkembangan embriogenik
Patofisiologi

Teori aparatus brankial


Teori inklusi
tidak selesainya obliterasi celah
inklusi epitel pada kelenjar limfe →
brankial, arkus brankial, dan kantong
brankial → sisa sel yang tidak aktif banyak mengandung jaringan limfoid
pada dindingnya → dapat ditemukan
terpacu tumbuh → membentuk
pada glandula parotis dan faring
terjadinya kista

Teori sinus servikal


Teori duktus thimopharingeal
dikarenakan sisa sel dari sinus
Kista terjadi karena adanya sisa
servikal yang mana terbentuk dari
hubungan antara thimus dan kantong
pertumbuhan arkus brankial kedua
brankial ketiga
menuju arkus brankial lima
Menurut Thomaidis
• Kista celah brankial kedua dilaporkan sebanyak
90% → karena celah brankial kedua sangat
berperan membentuk struktur faring yang
menyatukan antar satu arkus brankial dengan
arkus brankial yang lain → bila proses tersebut
gagal terjadi akan terbentuk suatu sinus brankial
yang akan memicu terjadinya kista brankial.
Menurut langman

Fistula brankial interna jarang


terjadi → terbentuk jika sinus
Fistula brankial terjadi jika arkus servikalis berhubungan dengan
brankial kedua gagal tumbuh ke lumen faring melalui sebuah
kaudal dan berhubungan dengan saluran sempit yang bermuara ke
permukaan kulit melalui sebuah daerah tonsil palatina. Fistula ini
saluran sempit yang disebut terjadi akibat ruptur
dengan fistula eksterna. membran antara celah dan
kantong brankial kedua pada saat
perkembangannya.
Klasifikasi

Kista brankial I Kista brankial II


• Dibagian superior dari • Sepanjang pinggir
tulang hioid anterior sepertiga atas
• 2 tipe : m.sternokleidomastoid
• Tipe 1 : dekat kanalis eus. Dapat terlihat
auditorius eksternus. disepanjang saluran
Umumnya di inferior fistula brankialis ke dua,
dan posterior tragus, berjalan dari kulit
bisa di glandula lateral leher diantara A.
parotis/angulus Karotis eksterna dan
mandibula interna sampai tonsil
palatina
• Tioe 2 : glandula
submandibula, anterior
trigonum cervikalis
Kista brankial III Kista brankial IV

• Pada bagian anterior • Memiliki manifestasi


dari klinis yang sama
m.sternokleidomastoi dengan kista celah
deus tapi lebih rendah brankial ketiga
dari lokasii kista
brankial I dan II
Manifestasi klinis

• Kista brankial bukan merupakan


kanker
• Gejala utama → benjolan dibagian
lateral leher/ berupa fistel yang
mengeluarkan cairan terus-
menerus/ hilang timbul
• sering terjadi serangan peradangan
yang berulang
• Sebagian besar tidak nyeri, namun bila infeksi (+) → nyeri
• Jika kista besar → menyebabkan sulit menelan, sulit berbicara, dan
sulit bernapas
• Dalam kasus gawat, kista dapat pecah dan terbentuk abses
Penegakan diagnosa
Anamnesis
1. Berapa umur penderita ? 3. Apakah terdapat tanda-tanda
infeksi/peradangan?
•Lesi kongenital > individu yg
lebih muda (20-30 thn) •Massa dapat menjadi infeksi
•Lesi keganasan > usia tua dan meradang → massa jinak

4. Dimanakah lokasi massa?


2. Apakah massa tumbuh
dengan cepat ?
Digambarkan secara teliti, apakah
•Kista brankial membesarnya massa terletak pada garis
lambat, letaknya di leher tengah/lateral. Jika lateral apakah di
lateral segitiga anterior/posterior.
•Lesi keganasan •Massa di garis tengah → tiroid.
pertumbuhan lebih cepat •massa supraklavikula → keganasan
.
5. Apakah massa kistik/padat ? 6. Apakah terdapat tanda-
tanda sumber
•Massa kistik → lesi kongenital
(kista brankial) infeksi/keganasan ditempat
lain pada kepala dan leher?
Pemeriksaan fisik

• untuk melihat adanya benjolan


• Palpasi → untuk menentukan
• Minta pasien menelan dan perhatikan letak, konsistensi, ukuran, dan
gerakan kartilago tiroidea dan mobilitasnya.
ada/tidak gerakan mass
• Massa biasanya licin, bulat,
• Benjolan lateral bukan kelenjar limfe :
berfluktuasi
• Aneurisma arteri karotis → berdenyut • Jika infeksi → membesar dan
• Higroma kistik → pada anak-anak, nyeri tekan (+)
tampak terang pada transluminasi
• Kista brankial → pada orang dewasa
sebagai pembengkakan kistik yang
keras di bawah

Palpasi
m.sternokleidomastoideus, dekat
angulus mandibula

inspeksi
Pemerikasaan penunjang

Pem. Tidak langsung


• USG → adanya massa
berbatas tegas dengan isi
homogen dan tampak adanya
distal acoustic enhancement
• Ctscan/MRI → memberikan
keterangan mengenai sifat-
sifat yang khas maupun
pembuluh darah massa,
menjelaskan hubungan
dengan struktur-struktur
yang berdekatan
• Angiografi → menilai
pem.darah, aliran darah
spesifik dari massa/keadaan
A.carotis
Pem. Langsung →
pem. histologi
• Aspirasi jarum halus (Fine
needle aspiration/FNA)
• Biopsi jarum →
memperoleh inti jaringan
Kriteria Sitologi FNA
• Biopsi terbuka 1. Cairan kuning kental seperti pus
2. Sel-sel berkreatin tidak berinti
3. Squamous epithelial cells of variable
maturity
4. Latar belakang debris amorfik
Tatalaksana

Pembedahan
Fistulografi →
(eksisi) → Bila infeksi (+)
memasukkan zat
disuntikkan
kontras kedalam Tunda operasi, beri
larutan methylene antibiotik
muara fistel/kista
blue kedalam
→ dilakukan
saluran sebelum
pem.radiologi
operasi
Komplikasi
 Kista brankial yang tidak di  Komplikasi dari terapi bedah
tangani 1. Rekurensi
1. Infeksi dan pembentukan 2. Pembentukan fistula
abses yang rekuren persisten
2. Kelainan struktur lokal 3. Kerusakan terhadap
nervus kranialis
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai