Anda di halaman 1dari 33

Fistula Perianal

OLEH
ANISA MEYLANI
17360291

PEMBIMBING
dr. Beren R Sembiring, Sp.B., FINACS

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU BEDAH


RSU KABANJAHE KAB.KARO
TAHUN 2018
Anatomi
Kanalis anal merupakan bagian akhir
dari usus besar dan rektum, yang berawal
dari diafragma pelvis yang melewati
otot levator ani dan berakhir pada
pinggiran anal.
Kanalis analis berukuran panjang 2,5 -
4cm
Memiliki sejumlah 5-10 lipatan vertikal yg
disebut columna analis
Diantara columna analis terdapat lekukan yg disebut sinus
analis/crypta analis
Lipatan pada ujung columna analis membentuk suatu katup
disebut valvula analis

Didaerah ini terdapat anal gland yang apabila terkena infeksi


dapat menimbulkan abses anorektum yang nantinya bisa
membentuk fistula (saluran)
Anatomi

Sfingter anal internal merupakan jaringan otot


polos yang mengelilingi canalis anal, karena
disusun oleh serat otot polos, maka kerja dari
sfingter ini berlangsung secara tidak sadar dan
tidak dapat dikontrol. Fungsi dari sfingter anal
internal adalah untuk mengatur pengeluaran feses
saat buang air besar agar feses tidak kembali ke
arah atas.

Sfingter anal eksternal merupakan jaringan otot


rangka (lurik) berbentuk elips yang melekat pada
dinding anus. Fungsi dari sfingter anal eksternal
adalah untuk membuka dan menutup kanalis anal.
Karena disusun oleh otot rangka (lurik) maka kerja
dari sfingter ini adalah secara sadar.
Anatomi

 Arteri hemoroidales superior


cabang dari A. Mesentrika Inferior

 Arteri hemoroidales medialis


cabang dari A. Iliaka Interna

 Arteri hemoroidales inferior


cabang dari A. Pudenda Interna

 Vena hemoroidales superior


berasal dari pleksus hemoroidalis
internus dan mengalirkan darah ke
V. Mesentrika Inferior

 Vena hemoroidales inferior


mengalirakan darah ke V. Pudenda
Interna
Definisi

Fistula perianal adalah saluran atau


rongga yg menghubungkan antara
epitel dari kanalis anal dengan
epidermis dari kulit perianal.
Biasanya merupakan kelanjutan dari
abses anorektal, sehingga fistula
perianal merupakan bentuk kronis
dari abses anorektal.
Epidemiologi

Fistula perianal sering


terjadi pada laki-laki
berumur 20-40 tahun,
berkisar 1-3 kasus setiap
10.000 orang.

Insidensinya dilaporkan di
RSCM Jakarta dari tahun
2000-2005 didapatkan 71
kasus, sedangkan di RS Dr.
Sardjito Jogjakarta dari
Januari 1998 – Juni 2003
didapatkan 33 kasus fistula
perianal.
Etiologi

 Infeksi pada kelenjar anal yang kemudian


berlanjut ke dinding otot sfingter anal
sehingga menyebabkan abses anorektal
(paling sering).

 Iatrogenic (post operasi hemoroid)


 Inflamatory bowel disease (Crohn’s
Disease)
 Infeksi (viral,fungi, atau TB)
 Fissura ani
 Malignancy
Patofisiologi

Cryptoglandular Hypothesis
Terjadi
Infeksi penyumbatan dan
cryptoglandular terbentuk abses

Abses tidak bisa Abses


keluar dari membengkak
kelenjar dan fibrosis

Proses purulent
Abses perianal
meluas sampai
perineum, anus,
dan sekitarnya

Fistula perianal
Gejala Klinis

Gejala umum seperti malaise dan demam.

Iritasi kulit di sekitar anus meliputi pembengkakan,


kemerahan, dan juga kekakuan pada kulit.

Keluar cairan yang berbau tak sedap


di sekitar anus.

Nyeri akut di daerah anus. Rasa sakit


terjadi bila sedang duduk atau
bergerak dan biasanya diperparah
dengan buang air besar bahkan batuk
atau bersin
Klasifikasi
Fistula Intersphincteric

o Fistula ini dihasilkan dari abses perianal

o Berawal dari ruang antara M. Sfingter


Eksterna dan Interna, dan bermuara
berdekatan dengan lubang anus.

o Insiden : 70% dari semua fistula anal


Fistula Trans-sphincteric

o Fistula ini dihasilkan dari abses


ischiorectal

o Berawal dari ruang antara M. Sfingter


Eksterna dan Interna, kemudian
melewati M. Sfingter Eksterna dan
bermuara di kulit perianal di luar
lubang anus.

o Insiden : 25% dari semua fistula anal


Fistula Suprasphincteric

o Fistula ini dihasilkan dari abses


supralevator

o Berawal dari ruang antara M. Sfingter


Eksterna dan Interna, dan membelah k
atas M. Puborektalis lalu turun
diantara M. Puborektalis dan M.
Levator Ani lalu muncul kulit perianal
di luar lubang anus.

o Insiden : 5% dari semua fistula anal


Fistula Extrasphincteric

o Berawal dari rektum/colon


sigmoid dan memanjang ke
bawah, melewati M. Levator Ani
dan berakhir diluar anus. Biasanya
akibat dari trauma, Crohn’s
Disease, dan abses supralevator.

o Insiden : 1% dari semua anal


fistula
Horseshoe Fistula

o Abses yang melingkar bisa di bidang


intersphincteric (1a) atau ruang
ischiorectal (1b)

o Abses ini hadir secara bilateral dan


hampir selalu terhubung di garis tengah
posterior (letaknya bisa superficial atau
di dalam)
Diagnosis
• Terdapat lubang di sekitar anus disertai keluarnya
nanah sedikit demi sedikit

• Sebelumnya memiliki bisul di sekitar anus


Anamnesa

• Gejalanya sudah menahun (tidak sembuh-sembuh)

• Bisul tersebut dikeluhkan awalnya berupa benjolan


merah yang semakin lama semakin membesar yang
kemudian pecah dan mengeluarkan nanah.

• Kadang terjadi penyembuhan superfisial yang


kemudian menyebabkan pus terakumulasi dan
abses terbentuk kembali.

• Abses kemudian akan pecah lagi melalui lubang


yang sama atau lubang baru
Diagnosis

 fistula dengan bukaan eksternal yang terletak anterior dari garis


transversal tengah anus akan mengikuti garis radial lurus menuju linea
Goodsall dentata.
Rule  Fistula dengan bukaan posterior dari garis transversal akan mengikuti
garis membelok menuju garis tengah posterior.
Diagnosis

• Terdapat satu atau lebih external opening, terlihat seperti


bisul (massa fluktuan) bila masih berbentuk abses.
Pemeriksaan
fisik
• Pada pemeriksaan rectal toucher, internal opening dapat
dirasakan sebagai daerah indurasi di dinding anus setinggi
garis dentata.
Diagnosis

•Fistulografi
Dapat dilakukan dengan menginjeksi zat kontras melalui bukaan
Pemeriksaan internal yg kemudian diikuti dengan x-ray untuk melihat jalanya
Penunjang
traktus fistula.

Tampak kontras mengisi


fistel

KESAN:
Gambaran fistel perianal,
dengan ujung bermuara pada
kantong subkutan di
perianal.
Diagnosis

•USG Endoanal
Memberikan gambaran yang baik dari daerah anal dan sangat
Pemeriksaan akurat dalam mengidentifikasi pengumpulan cairan dan jalur
Penunjang
fistula. pemeriksaan ini 50% lebih baik dalam menemukan bukaan
internal yang sulit daripada pemeriksaan fisik saja.
Diagnosis
•MRI
Mempunyai resolusi jaringan yang bagus sehingga sangat akurat dalam
Pemeriksaan mengidentifikasi bukaan internal dan traktus fistula. Beberapa penelitian
Penunjang menunjukkan bahwa hasil MRI 80-90% mendekati penemuan saat operasi.
Hal ini membuat MRI menjadi pilihan utama dalam mengidentifikasi fistula
yang kompleks.
Terapi
• FISTULOTOMY

Indikasi : Intersphincteric fistula dan jenis transphincteric yang rendah.


Pembedahan Kontraindikasi : Crohn’s disease ( proses penyembuhan buruk )

Fistel diinsisi dari lubang asal sampai kelubang kulit, dimasukkan probe melalui fistula
(melalui kedua muara), dan kulit yang menutupinya, jaringan subkutis, dan otot
sfingter dipisahkan, oleh sebab itu membuka salurannya. Kuretasi dilakukan untuk
memindahkan jaringan granulasi pada dasar saluran
Terapi
• DRAIN SETON

Pembedahan Indikasi :Trans-, supra-, atau extrasphincteric fistula.

benang Seton ditinggalkan supaya terbentuk granulasi dan benang


.
akan ditolak oleh tubuh dan terlepas sendiri setelah beberapa bulan
• CUTTING SETON

Pembedahan Indikasi : Trans-, supra-, atau extrasphincteric fistula.

benang Seton ditarik secara gradual untuk memotong otot sphincter


secara bertahap
• ADVANCEMENT FLAP / RECTAL FLAP

Pembedahan Indikasi : Transphincteric fistula, suprasphincteric fitula


Advancement flap bekerja dengan baik saat saluran fistula pendek
dan sempit.

Flap adalah sepotong jaringan yang dipindahkan dari rektum ke


kulit sekitar anus. Selama operasi, saluran fistula dipindahkan dan
dilekatkan kembali ke tempat awal terbukanya fistula
• Fibrin Glue

Pembedahan Indikasi :Transphincteric fistula,, Intersphincteric fistula (ketika


fistulotomy tidak boleh dilakukan)

menyuntikkan lem melalui lubang eksterna setelah membersihkan


salurannya lebih dahulu dan menempelkan lubang yang di dalam agar
tertutup. Saluran fistula dapat juga disumbat dengan protein kolagen dan
kemudian ditutup
Terapi
• Analgetik
• Antibiotik
Medikamentosa
• Bulking agents (penambah serat pada feses)

• Sitz baths (rendam air )


Komplikasi

 Inkontinensia
Munculnya inkontinensia berkaitan dengan banyaknya otot sfingter yang
terpotong, khususnya pada pasien dengan fistula kompleks seperti letak tinggi.
Risiko ini juga meningkat seiring penuaan.

 Rekurens
Terjadi akibat kegagalan dalam mengidentifikasi bukaan primer atau
mengidentifikasi pemanjangan fistula ke atas atau ke samping. Risiko ini juga
meningkat seiring penuaan.

 Stenosis analis
Proses penyembuhan menyebabkan fibrosis pada kanalis anal.
Diagnosis Banding
• Radang kelenjar keringat apokrin

• Kadang di perineum dan perianal ( sering di ketiak )


Hidradenitis
Supurativa • Lebih sering menyerang wanita

• Biasanya menyerang seseorang yg masih remaja


Diagnosis Banding

• Disebabkan oleh rambut garis tengah di bagian atas lipatan


gluteal terutama pada orang yg berambut banyak.

• Rambut masuk ke kulit akibat dari gesekan sehingga


Sinus nantinya akan terbentuk abses.
Pilonidalis
• Abses ditangani dengan insisi dan penyaliran. Fistel
ditangani dengan eksisi fistel bersama sarang rambut.
Prognosis

Fistula perianal dapat kambuh bila percabangan tidak turut


dibuka atau dikeluarkan.

Kegagalan penyembuhan secara optimal mungkin akibat :


• Penyebab spesifik (namun tidak terdiagnosa), misalnya :
Penyakit Crohn
• Kondisi nutrisi yang tidak baik
• Perawatan luka yang tidak baik

Anda mungkin juga menyukai