Anda di halaman 1dari 9

RESUME

KISTA OVARIUM

Pembimbing

dr. Supriyono, Sp.OG.,

Penyusun :
Nurmila Baitika Devi
2017.04.200.314

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSAL DR. RAMELAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2020
Hari/Tanggal : Selasa , 15 Oktober 2020
Judul : Kista Ovarium
Pembimbing : dr. Supriyono, Sp.OG.,
Penyaji : Elisa Kresnasa Putra (201904200077)
Moderator : Senlis Iriani M. (201704200167)
Notulen : Nurmila Baitika Devi (201704200314)

Definisi
 Kista ovarium adalah Kantung yang berisi cairan atau semi-cairan yang muncul
dalam ovarium

Epidemiologi
 Kista ovarium terjadi pada wanita di berbagai umur

Tipe kista ovarium


 Kista ovarium Fungsional
1. Kista Folikel : Kista ovarium terbanyak
 Terjadi akibat adanya LH surge  menyebabkan ovulasi gagal & cairan
intrafolikel tidak diabsorbsi kembali
 Ukuran : cukup besar (3-8 cm)
 Terapi : dapat mengalami obliterasi dalam (60 hari), tanpa pengobatan
Pil kontrasepsi  untuk regulasi siklus dan atresia kista folikel
Laparaskopi + pungsi langsung pada dinding kista

2. Kista Korpus Luteum / Hemorragic cyst


 terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum dan perdarahan mengisi
rongga setelah ovulasi  resorbsi  terbentuk vaskularisasi baru 
darah terkumpul di tengah rongga membentuk korpus hemoragikum 
RESORPSI  terbentuk kista KORPUS LUTEUM
 2 Jenis :
- Kista granulosa :
o kista lutein yang persisten menyebabkan nyeri lokal dan tegang
dinding perut, disertai amenorea / menstruasi terlambat
o menyerupai kehamilan ektopik.
o dapat menyebabkan torsi ovarium sehingga menimbulkan nyeri
hebat atau perdarahan intraperitoneal  perlu pembedahan
- Kista teka : tidak pernah besar,
: bilateral,
: berisi cairan jernih kekuningan
: sering dijumpai bersamaan dengan PCOS, mola
hidatidosa, korio karsinoma, terapi hCG & clomiphene
citrate
 Terapi : sembuh spontan dengan terapi penyerta ( mola, korio karsinoma)
: jika ruptur dan perdarahan ke rongga peritoneum  Laparotomi

3. Polycystic Ovarian Syndrome/PCOS


 Disfungsi hypothalamus  amenorea sekunder, infertilitas
 Gambaran : Ovarium membesar + proses sklerotika  permukaan putih
seperti mutiara  ovarium kerang
 Banyak folikel berisi cairan dan korteks menebal
 Gejala : hirsuitisme, infertilitas, oligomenorea, obesitas, acne

4. Kista Teka Lutein / Hyperreactio luteinalis


 Kehamilan kembar, disebut juga gestational trophoblastic disease
Peningkatan HCG  sel theca  theca lutein cyst
 Gejala : Asimptomatis,
 Gambaran : biasanya bilateral, dinding tipis
 Terapi : hilang setelah melahirkan
 Kista ovarium jinak
1. Endometriosis/ Chocolate cyst
 Gejala : dismenorea, dyspareunia, dyschezia
 Gambaran : kista diameter <12 cm, endometriosis pada permukaan
ovarium, tebal, berisi cairan berwarna coklat
 Diagnosis USG : struktur ekogenisitas homogen,
: dinding kista tebal,
: tepi regular
: persisten, minimal 2 siklus berurutan

2. Serous Cystadenoma
 15-25% tumor jinak ovarium,
 usia :20-50 tahun
 Gambaran : ukuran 5-15 cm
: berisi cairan serosa jernih kekuningan
: bilateral (12-50%)
 Potensi anaplastik tinggi pada peri/pasca-menopause
 Keluhan khusus (-)
 Terapi : Eksisi + eksplorasi  pemeriksaan PA saat operasi (Vries
coupe)

3. Mucinous Cystadenoma
 20-25% dari kista ovarium
 Kista jinak ovarium tersering,
 Usia : 20-50 tahun
 Etiologi tidak diketahui
 Bias muncul bersamaan dengan teratoma
 Gambaran : unilateral [bilateral (5-7%)]
: besar >30 cm
: multilokuler,
: cairan musinosum kebiruan
: dinding tipis dan tegang
 Terapi : Ruptur  menyebabkan pseudomyxoma peritonei 
laparatomi + salpingo-ooferektomi unilateral + irigasi D5%-10% &
suction (mengosongkan mucin)

4. Dermoid Cyst/ Teratoma cyst


 10-20% dari kista jinak ovarium
 Usia : <20 tahun
 Berasal dari germ cell  rambut, darah, tulang, kuku, gigi, kartilago, dan
kelenjar sebum, jaringan tiroid
 asimptomatis, tumbuh lambat
 Gambaran : unilateral (bilateral (10-15% kasus)
: dinding putih & tebal
: berisi cairan kental & berminyak
 Terapi : Laparotomi dan kistektomi

 Keganasan Kista ovarium


1. Serous Cystadenocarcinoma(50% karsinoma ovarium, bilateral) Mucinous
Cystadenocarcinoma
 Kecurigaan ganas, jika USG tampak :
- Area padat atau penonjolan papiler dalam kista
- Hilangnya jaringan ovarium normal di sekitar kista
 Gejala keganasan ovarium : nyeri abdomen
: distensi abdomen (ascites)
: massa abdomino pelvis (sangat besar)
 Usia POST MENOPAUSE (> 60thn)
 Diagnosa : Ca 125 serum meningkat dan USG

GEJALA
• Lebih banyak Asimptomatis
• Nyeri atau rasa tidak nyaman pada abdomen & pelvis
• Gangguan GI : tenesmus, abdomen penuh, kembung, mudah kenyang, heart
burn
• Penekanan Vesica urinaria : frekuensi, urgensi
• Ruptur : nyeri pelvis tiba-tiba, unilateral dan tajam, tanda peritoneal (distensi
abdomen)

DIAGNOSIS
• USG : transvaginal, transabdominal
Functional cyst : unilateral, unilokular, dinding tipis, ukuran <5 cm
Simple cyst : tunggal (<3 mm), septum tipis
Keganasan : komponen padat (+)  nodular/papiler, Bersepta, jika ada,
tebal >2-3 mm
• Ascites (+), Massa peritoneum (+), Pembesaran KGB
• MRI/CT/PETCT
• Tumor Marker CA 125 (normal <35kU/L)

Menentukan nilai RMI = U x M x CA-125


 U = USG setiap temuan dalam USG dibawah diberikan nilai 1 point:
• Kista multilokuler
• Area solids
• Adanya metastase
• Acites +
• Lesi bilateral

U = 0, score 0 jika pada usg tidak didapatkan kelaianan pada daftar diatas
U = 1, jika terdapat 1 kelainan pada usg
U = 3, jika terdapat >2 kelainan pada usg

 M = Menopausal; M= 1 jika premenopausal


; M = 3 jika postmenopausal
 Ca-125 = nilai serum antigen kanker dalam kU/L

MANAJEMEN
Terapi pasien berdasarkan premonopause dan psotmenopause. Dan secara:
- TERAPI KONSERVATIF
- OPERASI
KOMPLIKASI
- Ruptur kista
- Torsio ovarium  infark dan nekrosis
- Perdarahan
- Keganasan (<1%)

PROGNOSIS
 Benign cyst  sangat baiK
 Malignancy cyst
 Penyebaran regional atau jauh  70% (25% tetap)
 Mortalitas  bergantung pada stage saat diagnosis
 5 years survival (FIGO) : Stage IA  86,9%% -- Stage IV  11,1%
 Beberapa kista akan hilang secara spontan
 Unilokular  resiko keganasan 0,3%
 Multilokular  resiko keganasan 36%

DISKUSI
1. Jika pada pasien hamil, lalu mengalami torsio ovarium, bagaimana ? (YULIN)
Jawab : Elisa : Boleh di operasi, biasanya di laparaskopi ada yang mengatakan
TM1 paling aman, ada yg mengatakan awal TM2
: dr. Supriyono : dilakukan laparoskopi maksimal pada bulan ke 3
kehamilan. Sebaiknya diklakukan sedini mungkin. Diberikan obat penguat
terlebih dahulu untuk laparoskopi. Laparoskopi sebaiknya dilakukan sebelum
kehamilan agar tidak mengganggu pertumbuhan janin.

2. Pada torsio ovarium, waktu ovariumnya bs dipertahankan bila terjadi dalam


berapa jam dr onset ? (DINA)
Jawab : Elisa : 36 jam masih aman, ovarium belum nekrosis
: dr. Supriyono : 24 – 48 jam (sebelum efek samping nekrosis). Kista
sebaiknya dilakukan SOD/SOS  bergantung letak dan apakah masih bisa
dipertahankan. Jika terdapat torsi  diambil ligament pengga nya sehingga
ovarium nya menggantung.

3. Tumor marker CA 125 selain pada Ca ovarium, bs meningkat karena apa ?


(GALIH HILDA) ?
Jawab : Elisa : CA 125 meningkat pada endometriosis, infeksi pelvis, fibroid,
divertikulitis, inflamatory bowel disease, disfungsi hepar
: dr. Supriyono : jika murni epitel = Ca-125 meningkat tinggi sekali (>1000
kU/L). Pada keganasan sangat meningkat biasanya >2000 kU/L

Anda mungkin juga menyukai