BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN LINGKUNGAN,
2
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km
sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil di
Pulau Nias, pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil baik dibagian
barat maupun bagian timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah
menurut kabupaten/Kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah
2
Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km atau sekitar 8,58% dari total
luas Sumatera Utara, diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas
2
6.134,00 km (8,40%) kemudian Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas
2
6.030,47 km atau (8,26%). Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota
2
Tebing Tinggi dengan luas 31,00 km atau 0,04% dari total luas wilayah
Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera
Utara dibagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran
Tinggi dan Pantai Timur (Profil Dinkes Prov. S umut, 2017).
KETINGGIAN DARI
NO NAMA KABUPATEN/KOTA
PERMUKAAN LAUT
25 SIMALUNGUN 0-369m
26 ASAHAN 0-1.000m
27 LABUHAN BATU 0-700m
28 TOBA SAMOSIR 900-2.200m
29 TAPANULI UTARA 150-1.700m
30 KABUPATEN TAPANULI TENGAH 0-1.266m
31 TAPANULI SELATAN 0-1.915m
32 MANDAILING NATAL 0-1.000m
33 NIAS 0-800m
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017.
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
Sumatera Utara).
Pengeluaran per
AngkaHarapan
Kapita(Rp.000)
Rata-rata lama
Harapan Lama
Sekolah (Thn)
Hidup
sekolah
No NAMA KAB/KOTA IPM
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
adalah sebesar 274 per sekolah. Pada tahun yang sama (2016)
jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Madrasah Aliyah
(MA) sebanyak 1.016 sekolah dengan jumlah guru 21.520 orang dan
jumlah murid 359.363, dengan demikain ratio murid terhadap
sekolah adalah sebesar 354 murid persekolah. Jumlah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) juga diketahui terdapat 911 unit dengan
jumlah guru 18.141 orang dan jumlah murid 285.026 orang (ratio
murid terhadap sekolah 1 : 313 murid/sekolah). Sedangkan jumlah
perguruan tinggi swasta pada tahun 2016 adalah sebanyak 264 PTS,
yang terdiri dari 33 universitas, 95 Sekolah Tinggi, 5 Institut, 115
Akademi dan 16 Politeknik (SUDA 2017) dengan jumlah dosen
seluruhnya 5.492 orang (dosen tetap & tidak tetap) dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 271.782 orang. Ratio mahasiswa terhadap
dosen masih relative tinggi yaitu sebesar 28 mahasiswa per dosen
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.2.3 Agama
Sesuai dengan falsafah negara pelayanan kehidupan beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan
masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang
mungkin menghambat kemajuan pembangunanbangsa. Berdasarkan
data BPS Sumatera Utara, sarana ibadah umat beragama juga
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, jumlah
Mesjid di Sumatera Utara terdapat sebanyak 10.818 unit,
Langgar/Musollah 6.235 unit, Gereja Protestan 12.401 unit, Gereja
Katolik 2.138 unit, Kuil 82 unit, Wihara 353 unit dan Klenteng 83
unit (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
2.2.4 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2017 di Sumatera Utara angkatan kerja berumur
15 tahun keatas sebagian besar adalah tamatan SMA (33,46%).
Selanjutnya angkatan kerja yang berpendidikan setingkat SMP
18,69% dan SD kebawah 31,43%, serta sisanya sebesar 16,40%
berpendidikan Diploma I, II, III & IV serta Universitas (SUDA
2017) seperti dapat dilihat pada grafik berikut ini.
rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai
rumah tidak terbuat dari tanah (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Sumber : BPS Sumatera Utara 2017– Susenas 2015 (Profil Dinkes Provinsi
Sumatera Utara).
Sumatera Utara).
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2010-2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
Adapun data perkiraan Angka Harapan Hidup Penduduk Dumatera Utara diperinci
berdasarkan kabupaten/kota dapat kita lihat pada tabel(2.5.1) di bawah ini
Sumber : BPS Provinsi SumateraUtara 2013- 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera
Utara).
2.5.3.1.2Pneumonia
Pada tahun 2017 cakupan penemuan kasus
pneumonia pada balita relatif masih rendah dan
mengalami penurunan dari tahun 2016. Diperkiraan
terdapat 142.153 kasus pneumonia yang ditemukan pada
tahun 2017. Dimana 5.492 (3,86%)dengan jumlah kasus
yang ditangani yaitu sebanyak 16.000 kasus (5,7%)
Terdapat 7 kab/kota yang melaporkan 0 (nol) kasus
pneumonia pada tahun 2017 yaitu Kabupaten Nias,
Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan,
Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Nias Utara,
Kabupaten Nias Barat, dan Kota Tanjung Balai.
Sementara data tahun 2016 ada 8 kabupaten kota yang
melaporkan 0 kasus yaitu Nias Utara, Nias Barat, Nias
Selatan, Mandailing Natal, Labuhan Batu Selatan, Karo,
Humbang Hasundutan dan Pakpak Barat. Hal tersebut
dimungkinkan masih terdapat keragu-raguan petugas
kesehatan dalam menetapkan diagnosa kasus pneumonia
sesuai pedoman tata laksana kasus pneumonia
Kemenr=trian Kesehatan RI.
2.5.3.1.3 TB Paru
Pada tahun 2017, Case Notification Rate/CNR
(kasus baru) TB Paru BTA (+) di Sumatera Utara sebesar
104,3/100.000. Pencapaian tertinggi CNR diperoleh kota
Sibolga sebesar 192/100.000 penduduk, diikuti
kabupaten Mandailing Natal 187/100.000 penduduk dan
Kabupaten Nias sebesar 174/100.000 penduduk. Adapun
pencapaian CNR terendah diperoleh Kota binjai sebesar
22/100.000, diikuti kab. Padang Lawas sebesar
37/100.000 penduduk dan kab. Labuhan BAtu Selatan
sebesar 40/100.000.
2.5.3.1.5 HIV/AIDS
Berdasarkan data dari profil kesehatan
kabupaten/Kota tahun 2017 terdapat penambahan kasus
baru HIV yaitu dari 1.352 pada tahun 2016 menjadi
2.211 pada tahun 2017. Sementara itu, kematian AIDS
terjadi sebanyak 137 kasus saja, menurun signifikan
dibandingkan jumalh kematian AIDS pada tahun 2016
(392). Pada perkembangan kasus HIV/AIDS di
Sumatera Utara kurun waktu tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada grafik berikut ini
2.5.3.1.6 Kusta
Pada akhir tahun 2017 prevalensi rate kusta di
Provinsi Sumatera Utara masih relatif rendah yakni 1,19
per 100,000 penduduk dan Prevalensi Rate penderita
Kusta mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016
dimana prevalensi ratenya 1,36 per 100.000 penduduk.
2.5.3.2.2 Filariasis
Pada tahun 2017 jumlah kasus baru filariasis
dilaporkan sebanyak 18 kasus, lebih rendah dibanding
data pada tahun 2016 dan 2015 yaitu masing-masing 30
dan 44 kasus baru. Total jumlah kasus filariasis yang
tercatat tahun 2017 adalah sebanyak 152 kasus dan
angka kesakitan penduduk akibat filariasis
dikonversikan sebesar 1,10/100.000 penduduk. Data
kasus filariasis per kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara tahun 2017 (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2017).
Grafik 2.5.4.1.1
Kecenderungan Prevalensi Status Gizi, Gizi
Buruk, Gizi Kurang dan Gizi Lebih (BB/U) di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2017
18,2% yang terdiri dari 5,2% gizi buruk dan 13% gizi kurang.
prevalensi gizi buruk dan gizi kurang terendah adalah Kota Medan
berikut disajikan hasil PSG terkait prevalensi status gizi balita per
Tabel 2.5.4.1.1
berikut ini.
Grafik 2.5.4.1.2
Kecenderungan Prevalensi Status Gizi, Balita Pendek
(TB/U) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2017
Tabel 2.5.4.1.3
Prevalensi Status Gizi Balita (BB/TB) menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun
2017
Grafik 2.5.4.2.1