99
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Bidang Cipta Karya
Sampai dengan tahun 2006 Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan
definitif dan 246 desa. Pada tahun 2007 terdapat perubahan wilayah administrasi desa
dengan adanya pemekaran desa di beberapa kecamatan, sehingga jumlah Desa di
Kabupaten Lampung Timur menjadi 257 Desa. Berdasarkan Perda Kabupaten Lampung
Timur Nomor 20 Tahun 2007 tentang pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung
Timur.
Secara administratif tahun 2013 wilayah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24
kecamatan definitif dan 267 desa seperti yang disajikan pada tabel berikut.
2.2.1 Topografi
Pada umumnya wilayah Lampung Timur merupakan daerah yang datar dengan
sebagian besar wilayahnya (243.669,80 hektar; 45,76 %) berada pada ketinggian 25-55
meter di atas permukaan laut (mdpl), kecuali Kecamatan Pasir Sakti, Braja Selebah, dan
Bumi Agung yang hanya berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Labuhan Ratu merupakan kecamatan yang paling luas pada ketinggian 25-
55 mdpl mencapai 28.150,66 hektar atau setara dengan 11,55 % dari total luas area
ketinggian 25-55 mdpl, sedangkan luasan terendah terdapat pada Kecamatan Waway
Karya yaitu 143,68 hektar atau 0,06 %. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar
berikut.
Luasan (Ha)
No. Kecamatan 0-3% 3-8% 8-15% 15-30% Jumlah
(datar) (landai) (bergelombang) (berbukit)
1. Metro Kibang - 987,17 6.690,83 - 7.678
2. Batanghari 1.459,82 8.297,18 5.131,00 - 14.888
3. Sekampung 1.410,08 4.443,04 8.980,88 - 14.834
4. Marga Tiga 1.677,69 8.946,66 13.638,79 809,86 25.073
5. Sekampung Udik 3.227,24 20.813,20 6.979,62 2.891,94 33.912
6. Jabung 13.422,29 10.506,23 2.779,30 77,18 26.785
7. Pasir Sakti 19.394,00 - - - 19.394
8. Waway Karya 5.004,34 12.916,44 3.186,22 - 21.107
9. Marga Sekampung 1.950,94 6.324,17 7.672,52 1.784,37 17.732
10. Labuhan Maringgai 15.376,42 1.055,45 1.783,33 1.283,80 19.499
11. Mataram Baru 4.139,34 1.947,73 1.835,46 33,47 7.956
12. Bandar Sribhawono 1.767,59 1.090,58 12.031,67 3.681,16 18.571
13. Melinting 1.681,87 1.065,54 9.740,65 1.441,94 13.930
14. Gunung Pelindung 3.430,54 585,86 3.835,60 - 7.852
15. Way Jepara 6.551,00 3.637,90 12.738,10 - 22.927
16. Braja Selebah 8.290,69 83,15 16.387,16 - 24.761
17. Labuhan Ratu - 3.955,15 44.582,64 13,21 48.551
18. Sukadana - 36.978,82 35.069,35 3.627,83 75.676
Luasan (Ha)
No. Kecamatan 0-3% 3-8% 8-15% 15-30% Jumlah
(datar) (landai) (bergelombang) (berbukit)
19. Bumi Agung - 5.627,97 1.689,03 - 7.317
20. Batanghari Nuban - 11.940,17 5.734,27 394,57 18.069
21. Pekalongan - 6.917,30 3.095,70 - 10.013
22. Raman Utara 120,54 15.642,22 374,24 - 16.137
23. Purbolinggo - 22.137,20 65,80 - 22.203
24. Way Bungur 7.722,59 13.335,99 16.579,42 - 37.638
Jumlah 96.626,99 198.247,95 213.910,74 16.039,32 532.503
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam 5 (lima) satuan
topografi, yakni :
2.2.2 Geohidrologi
Sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih maupun untuk keperluan irigasi lahan
pertanian di Kabupaten Lampung Timur, mencakup air permukaan berupa sungai dan
sumber mata air. Keadaan hidrologi wilayah Kabupaten Lampung Timur dicirikan
dengan adanya air permukaan berupa sungai dan anak sungainya, serta adanya air
tanah yaitu berupa pemanfaatan sumur-sumur timba, sumur pompa dan sebagainya.
Iklim, geofisik, vegetasi merupakan fungsi hidrologi suatu wilayah, artinya ikut
menentukan perilaku air di suatu wilayah yang menampungnya.
Batas Daerah Aliran Sungai ditunjukkan oleh garis kontur, yaitu garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama, sedangkan pola
aliran ditunjukkan oleh topografi atau bentuk permukaan bumi. Dengan pola aliran
dan bentuk lahan dapat dilakukan analisa tipe drainase dan distribusi wilayah
tangkapan air. Batas daerah aliran dapat ditarik melalui batas pinggir atau punggung
bukit pada suatu sistem sungai.
Pola aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur antara lain:
a) Pola aliran dendritik, yaitu pola aliran berbentuk seperti pohon.
b) Pola aliran trellis, yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat
tambahan air dari anak sungainya, di mana arah alirannya tegak lurus pada
sungai tersebut.
PolaPola
Gambar 2.4 Aliran Sungai
Aliran di Kabupaten
Sungai Lampung
di Kabupaten Timur Timur
Lampung
2) Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Volumenya
tergantung pada:
a) jumlah curah hujan.
b) lama curah hujan.
c) tingkat curah hujan.
d) lereng daratan.
e) derajat permeabilitas, yaitu ukuran kemampuan bahan untuk ditembus air.
f) porositas, yaitu persen volume ruang suatu bahan yang kosong.
g) penutupan vegetasi dipermukaan bumi.
Klasifikasi air tanah dibedakan menjadi zona penjenuhan dan zona aerasi. Air hujan
yang merembes ke bawah akhirnya mencapai zona penjenuhan, yaitu zona dimana
semua pori-pori batuan berisi air. Batas zona penjenuhan disebut meja air atau muka
air tanah. Zona tak jenuh di atas meja air dinamakan zona aerasi yaitu zona dimana
pori-pori tanah hanya sebagian atau bahkan tidak terisi air. Sumur artesis terjadi ketika
aquifer (suatu lapisan batuan dimana air tanah dapat bergerak) yang berpangkal dari
tempat yang tinggi berada di antara dua lapisan batuan kedap air yang miring. Jika
dilakukan pengeboran pada tempat yang rendah, perbedaan ketinggian pangkal
aquifer ini menyebabkan terjadi beda potensial yang besar, yang dapat mendorong air
memancar keluar dengan kuat.
2.2.3 Geologi
Seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur berbentuk bentang alam rendah dan
menggelombang lemah. Bentang alam datar, khususnya daerah sungai-sungai
bermeander, sesuai untuk endapan aluvium kuarter. Daerah bertimbulan rendah
rendah sampai sedang, dengan bukit bukit bulat menggelombang sesuai untuk satuan
sedimen yang berumur tersier dan kuarter.
Tabel 4-2Susunan Stratigrafi Wilayah Kabupaten Lampung Timur
Batuan Kuarter
Alluvium :
(Qai)
bongkah, kerikil, pasir, tanah, lumpur, dan lempung
Basalt Sukadana :
(Qbs)
basal berongga
Pasir Kuarsa :
(Qak)
pasir kuarsa halus
Endapan Rawa:
(Qs)
pasir, lanau, lumpur, lempung, mengandung sisa tanaman
Batuan Tersier
Formasi Terbanggi :
(Qpt)
batu pasir dengan sisipan batu lempung
Formasi Lampung : tuffa berbatu apung, tuffa riolotik, batu
(Qti)
lempung tufaan, dan batu pasir tufaan
Sumber : RTRW Lampung Timur 2011-2031
2121
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Bidang Cipta Karya
yakni 33.340,90 hektar dan luas terkecil pada Kecamatan Raman Utara (22,26
hektar).
3. Batuan sedimen (Formasi Terbanggi) yang terdiri dari batuan gamping koral (Qg),
formasi Telisa (Tmtp), sebagian besar formasi Baturaja (Tmbg) dan formasi
Lingsing (Kls). Formasi ini seluas 173.181,19 hektar (32,52% luas wilayah) berarti
bahwa batuan sedimen banyak terdapat di sebagian besar di bagian Utara dan
sedikit Selatan, dengan dominasinya terdapat di Kecamatan Way Bungur (37.638
hektar).
4. Batuan beku (Basalt Sukadana) yang terbentuk dari basalt Sukadana (Qb), batuan
terobosan miosen seperti granit (Tmgr) dan granodiorit (Tmgd). Formasi batuan
beku Kabupaten Lampung Timur seluas 163.445,9 hektar (30.69% luas wilayah),
yang artinya hampir seluruh wilayah kabupaten secara geologi batuan
penyusunnya adalah Basal Sukadana, dengan luas terbesar terdapat di Kecamatan
Sukadana (27.528,42 hektar) dan luasan terkecil terdapat di Kecamatan Waway
Karya (75,77hektar).
Untuk data tentang endapan mineral di Kabupaten Lampung Timur belum tersedia
dengan lengkap, sehingga potensi dari endapan bahan tambang tersebut belum
diketahui dengan pasti. Dari literatur dan Peta Geologi Daerah Kabupaten Lampung
Timur dapat diidentifikasi bahan-bahan tambang sebagai berikut :
a) Minyak Bumi
Minyak bumi yang terdapat dalam lapisan Palembang-bed berakumulasi sebagai
lanjutan dari endapan minyak bumi di sekitar Palembang, yakni di sebelah Timur
Laut Propinsi Lampung, Mesuji, Menggala, Kotabumi, dan Sukadana. Penyelidikan
yang dilakukan oleh Pertamina belum memastikan besaran potensi minyak bumi
serta kemungkinan terdapatnya sumber di lepas pantai Timur lampung.
b) Mineral Besi
Berakumulasi dengan mineral-mineral dari basal Sukadana akibat proses
hidrotermal pada bagian kontak plateau basal Sukadana, terdapat di Kecamatan
Sukadana sebelah Timur dan dekat Labuhan Maringgai.
c) Pasir Kuarsa
Terdapat di wilayah Jabung, Pasir Sakti, Labuhan Maringgai dan Way Jepara
d) Sirtu
Terdapat di Kecamatan Way Jepara, Purbolinggo, Sukadana, Sekampung, dan
Labuhan Maringgai
e) Bahan Bangunan Basal
Terdapat di Sukadana, Gedong Dalam, Sekampung, Negeri Jemanten, Way Jepara,
Labuhan Maringgai, Mataram Baru, dan Jabung.
2.2.4 Klimatologi
Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Lampung Timur hanya mengenal dua
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Iklim di daerah Kabupaten Lampung
Timur berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan
dengan adanya bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember hingga Juni
dengan temperatur udara rata-rata mencapai 24ºC – 34ºC.
Angin berhembus dari arah Selatan selama bulan Mei sampai September, dan dari arah
yang berlawanan selama bulan November sampai Maret. Gelombang besar di Pantai
Timur terjadi pada bulan Juni-November. Tinggi gelombang berkisar antara 0,50 - 1,00
meter.
Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Lampung Timur berkisar antara 2.000-
3.000 mm. Curah hujan 2.000 – 2.500 mm pertahun terjadi di Kecamatan Jabung
bagian selatan, Sekampung Udik, Marga Tiga, Way Jepara, bagian selatan Kecamatan
Sukadana, Raman Utara, dan Purbolinggo; sedang curah hujan sebesar 2.500-3.000
mm pertahun terjadi di sebagian besar Kecamatan Jabung, Kecamatan Labuhan
Maringgai, Metro Kibang, Batanghari, Pekalongan, Sekampung, Sukadana, dan bagian
utara Kecamatan Raman Utara.
Tabel 2-3 Curah Hujan Kab. Lampung Timur Tahun 2008 - 2013
Di sekitar equator juga terjadi angin pasat, yaitu angin yang berhembus ke arah
ekuator. Disebut angin pasat Timur Laut yaitu angin yang berhembus dari arah Timur
Laut menuju equator, angin ini berada di belahan bumi bagian Utara dan angin pasat
Tenggara yaitu angin yang berhembus dari arah Tenggara menuju equator, berada di
belahan bumi bagian Selatan.
Gerakan angin pasat ini tidak lepas dari pengaruh gaya coriolis, yaitu gaya yang
membelokkan arah angin akibat putaran rotasi bumi. Di mana angin di belahan bumi
bagian Utara akan dibelokkan ke kanan dan angin di belahan bumi bagian Selatan akan
dibelokkan ke kiri.
Dilihat dari letak Lampung Timur, terlihat bahwa posisi Lampung Timur berada di
bagian Selatan equator, sehingga lebih terpengaruh oleh belahan bumi bagian Selatan.
Tapi Lampung Timur juga terpengaruh oleh musim yang terjadi, yaitu tekanan
udaranya dimana akan berpengaruh juga terhadap curah hujan. Dari Gambar dapat
diketahui arah angin menuju arah Barat Laut, berasal dari Tenggara. Setelah mendekati
equator angin dibelokkan ke kiri menuju Barat Daya. Angin yang berhembus di atas
perairan Lampung Timur berkecepatan rata-rata 3 hingga 4 knots.
Curah hujan di Kabupaten Lampung Timur memiliki curah hujan yang lebih kecil
daripada Lampung bagian Barat, hal ini terjadi karena pendugaan pengaruh dari laut
Natuna. Terutama di Labuhan Maringgai yang mendapat curah hujan yang kecil,
diduga akibat terlindung di belakang pulau Bangka.
a) Jumlah Penduduk
b) Komposisi Pendudduk di suatu daerah, dan
c) Penyebarannya di masing masing wilayah administratif.
Besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah terutama untuk wilayah yang
mempunyai kepadatan tinggi ditambah dengan persebaran penduduknya yang tidak
merata akan menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks, karena pada dasarnya
semua kegiatan baik kegiatan perekonomian, kebudayaan, sosial dan lain sebagainya
akan melibatkan penduduk.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2013 jumlah penduduk
usia produktif di Kabupaten Lampung Timur mencapai 62.64 % dari total jumlah
penduduk, sedangkan jumlah penduduk yang tergolong usia non produktif adalah
sebesar 37.36% berarti jumlah penduduk usia produktif adalah 596.062 Jiwa
sedangkan usia non produktif adalah 355.577 jiwa.
Struktur penduduk berdasarkan umur di Kabupaten Lampung Timur Pada Tahun 2013
disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2-4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kabupaten Lampung Timur Tahun
2013
Kelompok Jumlah Penduduk (jiwa)
Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
0–4 45.375 42.738 88.113
5–9 46.019 43.259 89.278
10 – 14 48.938 46.225 95.163
15 – 19 42.336 38.082 80.418
20 – 24 36.362 35.162 71.524
25 – 29 40.276 40.030 80.306
30 – 34 42.735 41.366 84.101
35 – 39 40.134 36.955 77.089
40 – 44 33.247 31.146 64.393
45 – 49 28.262 28.143 56.405
50 – 54 23.384 22.215 45.599
55 – 59 19.525 16.702 36.227
60 - 64 12.914 12.625 25.539
65 – 69 10.310 9.966 20.276
70 – 75 8.405 8.656 17.061
75 + 10.448 9.699 20.147
Jumlah 497.071 470.932 968.003
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka, 2013
Struktur penduduk suatu daerah menurut jenis kelamin atau gender secara umum
memberikan peluang dan kesempatan yang sama bagi laki – laki dan wanita untuk
berperan dalam pelaksanaan pembangunan. Struktur penduduk Kabupaten Lampung
Timur jenis kelamin dapat dilihat pada sebagai berikut.
Tabel 2-6 Jumlah Desa dan Rata-rata Penduduk/desa pada Setiap Kecamatan
Rata-rata
Luas wilayah
No Kecamatan Ibu Kota 2 Jumlah Desa Penduduk/ desa
(Km )
(jiwa/Desa)
1 Metro Kibang Margototo 76,78 7 2.794
2 Batang Hari Banarjoyo 148,88 17 3.109
3 Sekampung Sumbergede 148,34 17 3.502
4 Marga Tiga Tanjung Harapan 250,73 13 3.503
5 Sekampung Udik Pugung Raharjo 339,12 15 4.575
6 Jabung Negara Batin 267,84 15 3.118
7 Pasir Sakti Mulyo Sari 193,94 8 4.440
8 Waway Karya Sumber Rejo 211,07 11 3.375
9 Marga Sekampung Peniangan 177,32 8 3.482
10 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 194,99 11 6.004
11 Mataram Baru Mataram Baru 79,56 7 3.903
12 Bandar Sribhawono Sribhawono 185,71 7 6.222
13 Melinting Wana 139,3 6 4.380
14 Gunung Pelindung Negeri Agung 78,52 5 4.444
15 Way Jepara Braja Sakti 229,27 15 3.376
16 Braja Selebah Braja Harjosari 247,61 7 3.130
17 Labuhan Ratu Labuhan Ratu 485,51 11 3.724
18 Sukadana Sukadana 756,76 20 3.821
19 Bumi Agung Dono Mulyo 73,17 8 2.889
20 Batang Hari Nuban Sukaraja Nuban 180,69 13 3.225
21 Pekalongan Pekalongan 100,13 12 4.383
22 Raman Utara Kota Raman 161,37 11 3.273
23 Purbolinggo Taman Fajar 222,03 12 3.282
24 Way Bungur Tambah Subur 376,38 8 2.714
Jumlah 5325,02 264 1.
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 2013
Tabel 2-8 Banyaknya Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera Di Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2013
Sejahtera Keluarga Keluarga Keluarga
Jumlah Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera
NO Kecamatan KK Sejahtera I II III III+
1 MetroKibang 14.874 4.565 2.463 3.335 3.521 990
2 Batanghari 16.444 3.518 606 1.238 11.082 0
3 Sekampung 13.630 4.657 4.017 3.490 1.186 280
4 MargaTiga 16.906 5.784 4.605 5.450 940 127
5 SekampungUdik 13.585 4.211 1.829 6.892 596 57
6 Jabung 19.587 8.134 7.833 3.055 411 154
7 PasirSakti 11.771 3.115 2.944 2.655 2.869 188
8 WawayKarya 10.441 1.535 1.479 2.056 5.098 273
9 MargaSekampung 10.460 2.090 1.641 841 5.777 11
10 LabuhanMaringgai 5.601 1.780 995 1.243 1.534 49
11 MataramBaru 12.446 2.802 3.771 4.975 819 79
12 BandarSribhawono 19.630 6.571 7.363 5.174 423 99
13 Melinting 9.883 4.870 2.394 1.972 599 48
14 GunungPelindung 9.794 5.358 2.461 129 544 124
15 WayJepara 11.360 2.575 2.769 3.922 1.629 465
16 BrajaSelebah 7.200 3.219 1.591 1.547 704 139
17 LabuhanRatu 6.755 3.245 1.619 954 594 342
18 Sukadana 5.836 2.383 1.403 1.517 495 74
19 BumiAgung 11.984 3.897 5.386 1.956 678 67
20 BatanghariNuban 6.119 2.206 1.950 1.409 478 79
Penduduk Kabupaten Lampung Timur sampai dengan awal tahun 2013 tercatat
sejumlah 951.639 Jiwa yang terdiri dari 488.670 Laki-laki dan 462.969 Jiwa Perempuan.
Angka ini menempatkan Kabupaten Lampung Timur peringkat ketiga di Propinsi
Lampung dalam hal jumlah setelah Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten
Lampung Tengah.
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lampung Timur pada periode 2009 sampai
dengan awal tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 3,55% atau sekitar 32.622 jiwa.
Peningkatan cukup besar terjadi dalam kurun waktu 2009 – 2010 di mana dari 1.99 %
penambahan di atas, sekitar 18.283 jiwa diantaranya terjadi dalam kurun waktu
tersebut. Data jumlah penduduk dan pertambahan penduduk kabupaten Lampung
Timur sebagai berikut.
Pendidikan sendiri tidak hanya diberikan melalui jalur sekolah (formal) tetapi juga
dapat diberikan memalui jalur luar sekolah (informal). Penilaian terhdap kualitas
sumber daya manusia yang ada di suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan oleh sebagian besar penduduk.
Sejalan dengan hal tersebut kualitas pendidikan di Kabupaten Lampung Timur lambat-
laun memperlihatkan kemajuan. Indikator mengenai hal tersebut hampir pada semua
jenjang pendidikan dasar dan menengah, penduduk usia 15 tahun ke atas di
Kabupaten Lampung Timur yang berhasil menamatkan pendidikannya relatif
mengalami peningkatan khususnya dalam empat tahun terakhir. Berikut adalah
persentase penduduk usia 15 tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki dan
banyaknya jumlah sekolah, guru dan murid di Kabupaten Lampung Timur yang akan
disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 2-10 Jumlah Penduduk Usia 15 tahun Keatas Berdasar Daftar Pencari
KerjaMenurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2010 – 2013
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Tingkat Pendidikan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Tidak punya ijazah 1 0 1
2. SD/MI 8 14 22
3. SMTP sederajat 94 109 203
4. SMTA sederajat 719 390 1210
5. Diploma I/II/III 69 315 384
6. Diploma IV / Sarjana 95 126 221
Jumlah Tahun 2010 1 429 1 637 1 940
Jumlah Tahun 2011 888 957 1 845
Jumlah Tahun 2012 1050 874 1 924
Jumlah Tahun 2013 986 954 951.639
Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka, 2013
Pada sisi lain dengan pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah
angkatan kerja, pertambahan angkatan kerja tersebut dapat tertampung dalam
lapangan kerja formal dan sebagian lagi berusaha menciptakan lapangan kerja untuk
dirinya sendiri. Namun tidak semua angkatan kerja dapat tertampung pada lapangan
kerja yang tersedia.
Menurut jenis kegiatan utama, penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang
termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaann
tetapi sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur),
penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan
apapun termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja. Peningkatan penduduk
berumur 15 tahun ke atas setiap tahun menyebabkan meningkatnya angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja.
Daya seraf dari masing-masing sektor terhadap tenaga kerja dapat dilihat dari
persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan. Daya seraf tersebut
sangat dipengaruhi oleh tingkat perekonomian suatu daerah. Pada umumnya semakin
maju tingkat perekonomian maka persentase penduduk yang bekerja di sektor primer
(pertanian) semakin kecil, sebaliknya persentase penduduk yang bekerja di sektor
sekunder ( pertambangan, industri, listrik, dan bangunan) dan sektor tersier (jasa-jasa)
justru semakin meningkat.
Berikut adalah tabel jumlah persentase penduduk laki –laki dan perempuan yang
bekerja menurut lapangan usaha utama menurut BPS Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2013.
Tabel 2-12 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha Utama
No Lapangan Usaha Utama 2011 2012 2013
1. Pertanian 54,84 57,91 59,71
2. Pertambangan & Penggalian 0,80 0,74 1,13
3. Industri 11,82 10,83 10,34
4. Listrik, Gas, Air 0,08 0,08 0,16
5. Konstruksi 4,77 3,74 3,37
6. Perdagangan 16,28 17,16 14,74
7. Transportasi 4,83 2,80 3,05
8. Keuangan 0,22 0,36 0,39
9. Jasa 6,37 6,39 7,11
Jumlah 100.00 100.00 100.00
Sumber : Kabupaten Lampung Timur dalam Angka, 2013
Tabel 2-3 Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan Tahun 2010 – 2013
Uraian 2010 2011 2012 2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kegiatan utama yang paling banyak dilakukan
oleh penduduk Kabupaten Lampung Timur adalah bekerja. Persentase penduduk yang
bekerja pada tahun 2010 tercatat sebesar 463.705 jiwa dan pada tahun 2013
meningkat menjadi 497.456 jiwa.
Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi
yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan
indikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.
Kondisi yang cukup menjanjikan bagi kemajuan daerah dimasa depan adalah semakin
meningkatnya jumlah dan persentase lulusan pendidikan tinggi di Kabupaten Lampung
Timur. Tamatan pendidikan Diploma I/II/III sampai dengan tahun 2013 mencapai 19.79
%, sedangkan yang berhasil menamatkan pendidikan hingga Diploma IV/Sarjana dan
Pasca Sarjana sudah mencapai 11.39 % dari jumlah pencari kerja terdaftar sesuai
tingkat pendidikan sebesar 1940 jiwa.
Indikator pelayanan kesehatan yang biasa digunakan Kabupaten Lampung Timur yang
digunakan untuk menggambarkan derajat kesehatan masayarakat sering dikenal
dengan istilah Kesakitan (Morbidity Rate).
Penduduk Kabupaten Lampung Timur dari tahun ke tahun yang mengalami keluhan
kesehatan terus turun, di mana pada tahun 2004 mereka yang mengalami kesakitan
masih sebesar 34.82 % sedangkan pada tahun 2007 turun menjadi 30.90 % dari
seluruh populasi penduduk.
Peningkatan PDRB Kabupaten Lampung Timur yang dibentuk oleh sektor pertanian
sangat besar. Kegiatan pertanian yang utama adalah Tanaman Pangan yang meliputi ;
padi, jagung, ubi kayu, dan tanaman palawija lainnya. Dilihat dari luas panen dan
jumlah produksi, tanaman pangan yang berperan besar dalam perekonomian Lampung
Timur padi, jagung dan ubi kayu. Luas lahan potensial yang dapat ditanami padi dan
palawija pada tahun 2009 mencapai 55.145 Ha, dengan frekuensi tanam antara satu
atau dua kali setahun. Luas lahan sawah dengan satu kali panen adalah 3.246 Ha dan
luas sawah dengan dua kali tanam atau lebih 22.354 Ha. Dilihat dari penyebarannya
lahan sawah terdapat hampir di seluruh kecamatan, dengan luas lahan sawah terluas
di Kecamatan Jabung.
Tabel 2-5 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)
No Sektor/Sub Sektor 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 2.720.539 3.218.183 3.941.279 4.823.818
2. Pertambangan 1.502.245 1.532.733 1.034.628 1.333.230
3. Industri Pengolahan 437.264 494.600 545.838 608.338
4. Listrik & Air Bersih 16.398 17.199 18.027 18.910
5. Konstruksi 276.092 293.955 293.955 303.332
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.285.576 1.505.213 1.765.343 2.071.654
7. Transportasi & Komunikasi 226.772 282.012 348.590 432.314
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 273.205 324.906 386.915 462.031
9. Jasa-Jasa 418.958 509.176 624.290 764.273
PDRB 7.157.049 8.177.977 8.958.866 10.817.900
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2013
Tabel 2-6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)
No Sektor/Sub Sektor 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 1.797.481 1.902.908 2.027.766 2.156.137
2. Pertambangan 500.891 503.043 458.239 432.972
3. Industri Pengolahan 261.665 273.319 285.286 303.024
4. Listrik & Air Bersih 6.909 7.310 7.681 8.099
5. Konstruksi 171.691 179.721 187.126 195.341
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 636.170 681.536 730.476 784.034
7. Transportasi & Komunikasi 99.038 108.100 117.244 128.980
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 124.570 130.312 136.155 142.480
9. Jasa-Jasa 153.245 160.847 169.814 178.986
PDRB 3.751.660 3.947.096 4.119.786 4.330.053
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2013
Tabel 2-8 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Timur
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2013 (Dalam
Persen)
No Sektor/Sub Sektor 2010 2011 2012 2013
1. Pertanian 47.58 56.53 47.70 55.31
2. Pertambangan 16.54 1.19 14.79 1.19
3. Industri Pengolahan 5.92 7.03 6.63 7.69
4. Listrik & Air Bersih 0.17 0.20 0.17 0.20
5. Konstruksi 4.41 5.24 4.54 5.26
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15.72 18.68 16.36 18.97
7. Transportasi & Komunikasi 2.33 2.77 2.43 2.82
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.05 3.62 3.29 3.81
9. Jasa-Jasa 3.98 4.73 4.09 4.74
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2013
Berdasarkan data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam empat tahun
terakhir, menunjukan PDRB Perkapita Kabupaten Lampung Timur terus mengalami
peningkatan. PDRB perkapita biasanya digunakan sebagai indikator untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. PDRB perkapita bukan merupakan
pendapatan perkapita, oleh karena itu PDRB perkapita baik atas dasar harga berlaku
maupun konstan tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat. Tetapi ukuran
ini dapat dipakai sebagai acuan untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat secara
umum.
Tabel 2-11 Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2006 – 2011 Kabupaten Lampung Timur
Pertumbuhan kontribusi sektor dan PDRB atas dasar harga berlaku (Hb) dan harga
konstan (Hk) tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Lampung Timur
memperlihatkan bahwa terjadi fluktuasi pada sektor pertanian, industri pengolahan,
dan sektor pertambangan dan penggalian. Dari gambaran pertumbuhan kontribusi
sektor PDRB tersebut, sebaiknya pemerintah terus mendorong pengembangan industri
pengolahan, karena dengan berkembangnya industri pengolahan maka penyerapan
tenaga kerja akan terjadi dan akumulasi uang beredar di masyarakat semakin besar di
pedesaan.