Nomor : HL 0101-AR/149/2021
Tanggal : 26 Maret 2021
PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYUSUNAN IRRIGATION SERVICE AGREEMENT (ISA)
[ iv ]
V. Tindak Lanjut Rekomendasi Kesiapan ISA ...................................................................... 22
BAB V ................................................................................................................................................ 24
PENYUSUNAN DOKUMEN ISA ................................................................................................ 24
I. Tahapan Penyusunan Dokumen ISA ................................................................................ 24
II. Dokumen ISA ........................................................................................................................ 26
III. Tipe-Tipe ISA .................................................................................................................... 30
IV. Pihak-Pihak yang Terkait ................................................................................................ 31
V. Komponen Hak dan Kewajiban yang Perlu Disepakati ................................................... 32
BAB VI ............................................................................................................................................... 40
PEMANTAUAN DAN EVALUASI ............................................................................................... 40
I. Tim Pemantauan dan Evaluasi........................................................................................... 40
II. Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi................................................................................ 43
III. Form Pemantauan dan Evaluasi ISA............................................................................. 44
IV. Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi ........................................................... 45
[v]
DAFTAR GAMBAR
[ vi ]
DAFTAR TABEL
[ vii ]
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut dan Peraturan Menteri PUPR
No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, secara
garis besar telah diatur tatacara pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi dengan baik untuk melayani irigasi bagi masyarakat petani.
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi idealnya perlu memenuhi
prinsip SMART (specific, measureable, achievable, realistic, timely) Water
Management. Specific yaitu memastikan bahwa air tersedia. Measureable yaitu dapat
terukur pemakaian dan pembagiannya. Achievable yaitu air yang tersedia memenuhi
target kebutuhan. Realistic yaitu kebutuhan dan ketersediaan sesuai dengan kondisi
yang ada. Timely yaitu tepat waktu pemenuhannya. Untuk itu, tujuan dari kegiatan
operasi tersebut adalah: (i). memastikan agar air yang tersedia digunakan dan
dimanfaatkan secara efektif dan efisien; (ii). air yang tersedia dibagi secara adil dan
merata; (iii). air yang diberikan ke petak-petak sawah secara tetap sesuai dengan
kebutuhan (tepat lokasi, tepat waktu, dan tepat jumlah); dan (iv). menghindari akibat-
akibat negatif yang mungkin terjadi berkaitan dengan penggunaan air irigasi tersebut.
Disamping melaksanakan kegiatan operasi, dilaksanakan pula kegiatan pemeliharaan.
Lingkup kegiatan pemeliharaan tersebut adalah: (i). inventarisasi kondisi jaringan
irigasi; (ii). perencanaan pemeliharaan; (iii). pelaksanaan pemeliharaan; dan (iv).
pemantauan dan evaluasi.
Dalam pengelolaan irigasi, masih ditemui beberapa kendala baik oleh penyelenggara
O&P sebagai pemberi layanan, maupun Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/
Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A)/Induk Perkumpulan Petani
Pemakai Air (IP3A) sebagai penerima layanan. Penyelenggara O&P di lapangan tidak
selalu aktif dan cakap dalam mengisi blanko O&P sehingga seringkali pencatatan
ketersediaan dan kebutuhan air tidak maksimal. Di sisi lain, P3A/GP3A/IP3A sebagai
penerima layanan sering kali tidak mengikuti pola tanam yang sudah disepakati
bersama dalam Sidang Komisi Irigasi sehingga ketersediaan dan kebutuhan air tidak
sesuai dengan rencana.
[1]
memperkuat partisipasi sejak awal perencanaan pemberian pelayanan termasuk
dalam pengalokasian anggaran dan penjadwalan tata tanam dan pemberian air.
Pengelolaan irigasi yang modern berarti memberikan pelayanan yang handal dengan
bersifat Smart (specific, measureable, achievable, realistic, timely) Water
Management, dapat memprediksikan kebutuhan air, responsif, transparan, akuntabel,
dan pembiayaan yang efektif. Untuk mewujudkan pelayanan handal tersebut
diperlukan kejelasan dalam pembagian tanggungjawab, hak, dan kewajiban antara
pemberi layanan dan penerima layanan. Dalam hal memberikan pelayanan, terdapat
penilaian kinerja pemberi layanan atas penyampaian pelayanannya. Di samping itu,
pembiayaan yang efektif diperlukan untuk menyeimbangkan tingkat pelayanan dengan
infrastruktur, teknologi, dan biaya penyediaan layanan.
[2]
IV. Istilah dan Definisi
1 Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air
laut yang berada di darat.
2 Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
3 Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.
4 Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
5 Irigasi permukaan adalah upaya penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian dengan sumber air permukaan (mata air,
sungai, waduk, danau, situ, embung dan lain-lain) yang pengalirannya dilakukan
secara gravitasi.
6 Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
7 Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
8 Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi,
bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
9 Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
10 Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan
pelengkapnya.
11 Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah serangkaian upaya pengaturan
air irigasi termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik.
12 Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya,
termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana
tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/ bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan
mengevaluasi.
13 Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan
waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian
dan keperluan lainnya.
14 Rencana tata tanam global yang selanjutnya disebut RTTG adalah rencana tata
tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu daerah irigasi,
[3]
belum terperinci per petak tersier sehingga yang terlihat hanya total rencana luas
tanam per daerah irigasi.
15 Rencana tata tanam detail yang selanjutnya disebut dengan RTTD adalah
rencana tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu
daerah irigasi dan terperinci per petak tersier.
16 Debit andalan adalah debit perhitungan ketersediaan air berdasarkan probabilitas
80% terjadinya debit sungai.
17 Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan
penggunaan air irigasi.
18 Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
19 Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari
jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
20 Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk
mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
21 Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi
tertentu.
22 Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan kelestariannya.
23 Pemeliharaan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
jaringan yang dilaksanakan setiap waktu.
24 Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
jaringan yang dilaksanakan secara berkala.
25 Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran
dan/atau bangunan irigasi secara parsial.
26 Penggantian adalah usaha untuk mengganti seluruh atau sebagian komponen
prasarana fisik, fasilitas, dan peralatan jaringan irigasi.
27 Inventarisasi jaringan irigasi adalah kegiatan untuk mendapatkan data jumlah,
dimensi, jenis, kondisi, dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air,
nilai aset jaringan irigasi, dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
28 Penelusuran jaringan adalah kegiatan pemeriksaan bersama dengan P3A dari
hulu sampai ke hilir untuk mengamati kondisi dan fungsi jaringan irigasi dengan
periode 6 bulanan pada saat pengeringan dan awal musim hujan atau sesuai
dengan kebutuhan.
29 Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
30 Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
[4]
31 Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur dibantu oleh Wakil Gubernur
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
32 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dibantu oleh Wakil
Bupati/Wakil Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
33 Dinas adalah Perangkat Daerah yang merupakan unsur pelaksana Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
34 Dinas Daerah provinsi adalah merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi yang membidangi irigasi.
35 Dinas Daerah Kabupaten/Kota adalah merupakan unsur pelaksana Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten/Kota yang
membidangi irigasi.
36 Unit Pelaksana Teknis adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang
tertentu dari organisasi induknya.
37 Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana Teknis yang berupa Balai
Besar, Balai, atau Loka.
38 Balai Besar Wilayah Sungai / Balai Wilayah Sungai adalah UPT di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
39 Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah.
40 Pengamat/UPTD Pengairan/setingkat adalah petugas yang melaksanakan
kegiatan operasi dan pemeliharaan serta mengkoordinir dan mengawasi
pelaksanaan tugas staf/petugas OP dibawah pimpinannya dengan wilayah kerja
yang merupakan gabungan dari wilayah kerja beberapa mantri/juru pengairan;
41 Mantri/Juru pengairan adalah petugas yang melaksanakan kegiatan operasi dan
pemeliharaan serta mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas petugas
OP dibawah pimpinannya dengan wilayah kerja yang merupakan gabungan dari
wilayah kerja beberapa PPA/POB.
42 Petugas Pintu Air yang selanjutnya disebut PPA adalah petugas yang
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan pada bangunan bagi, bagi
sadap, sadap dan bangunan pelengkap yang mempunyai pintu air, termasuk 50 m
saluran di sebelah hilir bangunan sadap.
43 Petugas Operasi Bendung yang selanjutnya disebut POB adalah petugas yang
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan pada bendung/sejenis.
44 Pekarya adalah petugas yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin pada
saluran irigasi dan bangunan pelengkap.
45 Perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut P3A adalah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam
suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis
oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
[5]
46 Gabungan petani pemakai air yang selanjutnya disebut GP3A adalah
kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air
irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan
beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.
47 Induk perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut IP3A adalah
kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk
memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer,
gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.
48 Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah daerah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah
irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi
kabupaten/kota yang terkait.
49 Komisi irigasi antarprovinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah daerah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi provinsi
yang terkait, wakil perkumpulan petani pemakai air, dan wakil pengguna jaringan
irigasi di suatu daerah irigasi lintas provinsi.
50 Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah daerah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani pemakai air
tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
51 Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau
musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciriciri khusus
secara fisik, kimiawi, dan biologis.
52 Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta
dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
53 Kesepakatan Bersama adalah penyelarasan suatu keinginan atau harapan yang
timbul untuk melaksanakan suatu kegiatan atau urusan tertentu dalam bentuk
kesepakatan diantara para pihak tanpa merinci hak dan kewajiban para pihak.
54 Perjanjian Kerja Sama adalah perbuatan hukum para pihak yang merupakan
tindak lanjut kesepakatan bersama atau tanpa kesepakatan bersama, yang
memuat uraian isi kesepakatan dan didalamnya mengatur hak dan kewajiban
serta akibat hukum apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam perjanjian.
V. Dasar Hukum
A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya
Air.
B. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
C. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1984 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air.
D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi
Rawa Pasang Surut;
[6]
E. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharan Jaringan Irigasi
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 537);
F. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 638);
G. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 640);
H. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 707);
I. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 869);
J. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat Republik Indonesia
Nomor 29/PRT/M/2016 tentanag Pembentukan Kesepakatan Bersama dan
Perjanjian Kerja Sama di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
K. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 11/PRT/M/2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1000);
L. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 13/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 473);
M. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 16/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
N. Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 1/SE/D/2019 tentang
Pedoman Teknis Modernisasi Irigasi;
O. Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 03/SE/D/2020 tentang
Pedoman Persiapan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
P. Loan Agreement Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation
Project AIIB L0060A tanggal 11 Juli 2018;
Q. Loan Agreement Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation
Project IBRD LN 8891-ID tanggal 25 Juli 2018.
[7]
BAB II
KONSEP DASAR
IRRIGATION SERVICE AGREEMENT (ISA)
I. Definisi ISA
ISA merupakan kesepakatan bersama/perjanjian antara pengelola irigasi dengan
petani pemakai air dan/atau pengguna air lainnya dalam pelayanan air irigasi. ISA
disusun dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bagi IP3A/GP3A/P3A/pengguna air
lainnya dan peningkatan pelayanan oleh pengelola sistem irigasi.
A. Jenis ISA
Terdapat 2 (dua) jenis dokumen ISA, yaitu ISA dalam bentuk kesepakatan dan ISA
dalam bentuk perjanjian. Dokumen ISA terdiri dari naskah kesepakatan/perjanjian
yang disepakati, tata cara pelayanan irigasi, dan lampiran-lampiran. Sebelum
dilakukan penyusunan dokumen ISA, dilakukan penilaian kesiapan ISA yang
bertujuan untuk mengevaluasi pemenuhan kebutuhan O&P dari berbagai unsur.
Hal ini merupakan prasyarat sebelum melakukan penyusunan ISA. Penentuan jenis
ISA, perjanjian atau kesepakatan dapat ditentukan setelah dilakukan penilaian
kesiapan ISA. Dalam perjalanan implementasi, dokumen kesepakatan dapat
ditinjau kembali untuk menjadi dokumen perjanjian.
[8]
Tabel 2. 1 Timeline kegiatan menuju pelaksanaan ISA
Tahun
No Aktivitas/Kegiatan Pelaksana
I II III IV V VI VII VIII
1 SID
2 Konstruksi (Selesai) PJPA
3 Masa Persiapan O&P
Penilaian/Assessment
4
ISA
a. IKSI/ IKMI
b. P3A/GP3A/IP3A Tim Persiapan ISA
(Gabungan PJPA &
c. Petugas O&P OP)
d. Komisi Irigasi
e. Hasil Audit Teknis
Persiapan O&P
Pembentukan/ Penguatan
5
Kelembagaan
a. Pembentukan P3A/ • PJPA (Masa POP)
GP3A/ IP3A • OP (Masa OP)
b. Penguatan
P3A/GP3A/IP3A
6 Pelatihan/Pemberdayaan
a. Petugas O&P
• PJPA (Masa POP)
b. P3A/GP3A/IP3A • OP (Masa OP)
c. Komisi Irigasi
7 Persiapan ISA
10 Pelaksanaan ISA OP
Pemantauan dan Evaluasi Tim Pemantauan &
11 Evaluasi ISA
Pelaksanaan ISA
Persyaratan dalam penilaian kesiapan ISA terdiri dari: (i) jaringan irigasi; (ii) fasilitas
dan peralatan O&P; (iii) kelembagaan; dan (iv) SDM O&P. Persyaratan-persyaratan ini
[9]
perlu dicek kelengkapannya pada saat penilaian kesiapan ISA sebagaimana form
terlampir.
[ 10 ]
c. Current meter beserta echo sounder
7. Perlengkapan Operasi dan Pemeliharaan (O&P)
a. Nomenklatur
b. Peilschall
c. Papan O&P
d. Papan Peringatan
e. Papan Larangan
f. Patok Hm,Km
g. Patok DMS (sempadan/batas tanah)
h. Manual O&P
i. Blangko O&P
8. Peralatan Pemeliharaan
a. Peralatan pokok (cangkul, sekop,sabit, dan lain-lain).
b. Gerobak dorong
c. Mesin potong rumput
d. Gergaji mesin
e. Excavator, dump truck (sesuai kebutuhan)
f. dan lain-lain.
C. Kelembagaan
1. Kelembagaan O&P
a. Tingkat BBWS/BWS/SKPD TPOP
b. Tingkat lapangan sudah terbentuk yang terdiri dari Pengamat (UPTD),
Juru/Mantri, PoB, PPA, dan termasuk UPI/UPIM dan pekarya (sesuai
kebutuhan).
c. Unit PTGA telah terbentuk dan aktif
2. Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A
a. P3A telah terbentuk dan aktif
b. GP3A/IP3A telah terbentuk dan aktif serta status minimal disahkan oleh
notaris.
3. Kelembagaan Komisi Irigasi
a. Komisi Irigasi telah terbentuk dan aktif, serta memiliki sekretariat yang aktif,
didukung operasionalnya dari APBD dan/atau APBN
4. Kelembagaan Pendukung Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Dinas PUPR/PSDA
b. Dinas Pertanian
[ 11 ]
a. Organisasi dan kelembagaan;
b. Teknis irigasi;
c. Teknis pertanian/budidaya usahatani;
d. Administrasi dan keuangan; dan
e. Termasuk kewirausahaan.
IV. Pendanaan
A. Sumber Dana
Sumber pendanaan untuk kegiatan persiapan dan implementasi ISA dibebankan
pada :
a. BBWS/BWS (Rupiah Murni atau Pinjaman Luar Negeri)
b. PJT II (Anggaran yang bersangkutan)
c. Dinas Provinsi - Mekanisme TPOP (Rupiah Murni)
B. Alokasi Anggaran
Anggaran yang disediakan sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
kewajiban para pihak, khusus untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan
berdasarkan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP).
[ 12 ]
1) Telah melaksanakan sepenuhnya kewajiban pemberian layanan irigasi di
tingkat primer dan sekunder (mekanisme TPOP) berdasarkan hak yang
diterima
2) Mencapai produktivitas air irigasi dengan besaran tertentu
3) Mencapai Indeks Pertanaman dengan persentase tertentu (%)
2. Penerima Layanan :
a. P3A/GP3A/IP3A :
1) Menepati rencana tata tanam yang telah ditetapkan
2) Berpartisipasi dalam pelaksanaan OP di jaringan utama
3) Telah melaksanakan kewajiban sepenuhnya pelaksanaan OP di jaringan
tersier
4) Mencapai produktivitas air irigasi dengan besaran tertentu
5) Mencapai Indeks Pertanaman dengan persentase tertentu (%)
B. Sanksi
Sanksi akan diberikan kepada para pihak apabila tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana yang tercantum dalam dokumen ISA. Sanksi dapat
berupa sanksi sosial atau sanksi lainnya sesuai kesepakatan. Penetapan sanksi
ditetapkan melalui musyawarah antar-pihak, lalu dikoordinasikan ke Direktorat Bina
Operasi dan Pemeliharaan.
[ 13 ]
BAB III
TAHAPAN ISA
Dalam rangka pencapaian keberhasilan dari tujuan ISA, maka perlu dilakukan beberapa
tahapan proses, mulai dari Persiapan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi. Tahapan
tersebut dapat digambarkan dalam flowchart di bawah ini :
Pembentukan Tim Persiapan ISA
Rekomendasi
Kesiapan ISA Tidak
(Sangat Siap ISA / Siap ISA)
Ya
Penyiapan Draft Dokumen Perjanjian/Kesepakatan ISA
Pembahasan Draf Dokumen Perjanjian/Kesepakatan ISA dengan Bagian Hukum Ditjen SDA
ISA MT-I
Tidak
ISA Dilanjutkan
Sesuai Masa Berlaku
[ 14 ]
I. Persiapan
Sebelum dilakukan penyusunan ISA, maka dilakukan tahap persiapan ISA. Tahap ini
merupakan tahap yang penting dalam berjalannya ISA. Tahap persiapan ini harus
melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam ISA. Dalam tahap persiapan ini, dilakukan
beberapa kegiatan yaitu :
II. Pelaksanaan
Setelah dilakukan penyiapan naskah kesepakatan/perjanjian pada tahap persiapan,
maka pada tahap pelaksanaan akan dilakukan penandatangan dokumen tersebut oleh
pihak-pihak terkait. Setelah dilaksanakan penandatanganan, maka dokumen ISA
[ 15 ]
telah secara resmi disepakati dan hal-hal yang tercantum di dalamnya perlu
diimplementasikan. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan, meliputi:
B. Implementasi ISA
1. Masa pelaksanaan ISA berlaku selama 1 tahun dan dapat ditinjau per akhir
musim tanam sebelum memasuki musim tanam berikutnya. Implementasi ini
mengacu pada dokumen yang disepakati.
2. Kegiatan implementasi ISA dapat didampingi oleh tenaga ahli atau konsultan
individu.
3. Selama kegiatan implementasi, pemberi layanan perlu menerbitkan buletin berisi
informasi periode pemberian air secara berkala.
4. Laporan kegiatan implementasi disusun pada akhir tahun setelah musim tanam
terakhir.
[ 16 ]
BAB IV
Dalam tahap persiapan ISA perlu dilakukan penilaian kesiapan ISA untuk mengetahui
apakah suatu daerah irigasi/jaringan irigasi/petak terseier sudah memenuhi syarat untuk
melaksanakan ISA. Penilaian kesiapan ISA dilakukan oleh Tim Persiapan ISA yang
dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala BBWS/BWS.
[ 17 ]
2) Antara para pemberi dan penerima layanan
b. Lampiran (sesuai lampiran-lampiran yang disebutkan dalam Bab 4)
c. Menyusun dan menyampaikan laporan kepada pemberi tugas
Tugas dan tanggung jawab masing-masing Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota, adalah sebagai berikut:
1. Tugas dan Tanggung Jawab Ketua :
a. Memberikan arahan persiapan ISA sesuai Juklak ISA
b. Menyusun rekomendasi kesiapan ISA (kesepakatan atau perjanjian)
berdasarkan laporan final hasil Penilaian Kesiapan pelaksanaan ISA
c. Memimpin pertemuan/ rapat terkait persiapan ISA
d. Berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait dalam persiapan ISA
e. Bertanggungjawab kepada Kepala BBWS/BWS atas pelaksanaan persiapan
ISA sesuai dengan Juklak ISA
[ 18 ]
B. Struktur Tim Persiapan ISA di BBWS
Tim Persiapan ISA terdiri dari perwakilan masing-masing sektor sehingga
pelaksanaan ISA dapat lancar karena terdapat koordinasi dari berbagai pihak
terkait sejak tahap persiapannya. Struktur organisasi Tim Persiapan ISA di BBWS
adalah sebagai berikut:
PEMBINA : 1. Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan
2. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai
KETUA : Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan
WAKIL KETUA : 1. Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
(PJPA)
2. Kepala Bidang .................. (yang Membidangi
Infrastruktur ke-PU-an) Bappeda Provinsi...............
3. Kepala Bidang .................. (yang Membidangi Irigasi)
Dinas............... Provinsi..................
4. Kepala Bidang ............... (yang Membidangi Pertanian)
Dinas ................ Provinsi ..................
[ 19 ]
C. Struktur Tim Persiapan ISA di BWS
Tim Persiapan ISA terdiri dari perwakilan masing-masing sektor sehingga
pelaksanaan ISA dapat lancar karena terdapat koordinasi dari berbagai pihak
terkait sejak tahap persiapannya. Struktur organisasi Tim Persiapan ISA di BWS
adalah sebagai berikut:
[ 20 ]
1. Bangunan Irigasi
a. Bangunan utama
b. Bangunan Bagi
c. Bangunan Bagi-Sadap
d. Bangunan Sadap
e. Bangunan Pelengkap
2. Kelengkapan Bangunan Utama
3. Kelengkapan Bangunan Bagi
4. Kelengkapan Bangunan Bagi-Sadap
5. Kelengkapan Bangunan Sadap
6. Saluran
a. Saluran Primer
b. Saluran Sekunder
c. Saluran Pembuang
7. Kelengkapan Saluran Primer
8. Kelengkapan Saluran Sekunder
9. Kelengkapan Saluran Pembuang
10. Jalan masuk dan jalan inspeksi
11. Jaringan Tersier
[ 21 ]
A. Form KISA-01 : Form Penilaian Kesiapan Jaringan Irigasi
B. Form KISA-02 : Form Penilaian Kesiapan Fasilitas Pendukung dan Sarana
Penunjang OP
C. Form KISA-03 : Form Penilaian Kesiapan Kelembagaan
D. Form KISA-04 : Form Penilaian Kesiapan Sumber Daya Manusia
[ 22 ]
A. Hasil Penilaian : Sangat Siap ISA, ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama
ISA
B. Hasil Penilaian : Siap ISA, ditindaklanjuti dengan Kesepakatan bersama ISA
C. Hasil Penilaian : Siap ISA dengan Catatan, ditindaklanjuti dengan melengkapi
kekurangan-kekurangan berdasarkan rekomendasi penilaian kesiapan ISA oleh
Tim Persiapan ISA. Setelah kekurangan dipenuhi, tahapan dapat dilanjutkan ke
penyiapan dokumen ISA.
[ 23 ]
BAB V
B. Penyusunan draft tata cara pelayanan irigasi dalam perencanaan pelaksanaan ISA
Draft tata cara pelayanan irigasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengacu pada prosedur operasi
2. Referensi RTT (RTTG dan RTTD)
3. Berdasarkan data ketersediaan air/ rencana penyediaan air tahunan,
pembagian, dan pemberian air tahunan
4. Data klimatologi
5. Mempertimbangkan kondisi normal, basah, kering
6. Rencana pengeringan
[ 24 ]
E. Penyusunan draft naskah dokumen ISA
Hal-hal yang dimuat dalam dokumen ISA bergantung pada jenis dokumen ISA
tersebut. Hal-hal yang dimuat untuk kesepakatan dan perjanjian dapat berbeda.
Secara umum hal-hal yang dimuat adalah identitas para pihak, lingkup ISA, hak
dan kewajiban (tanggung jawab), jangka waktu, dan hal-hal lain yang perlu diatur.
Naskah dokumen ISA yang telah dibahas dalam workshop, diperbaiki dan
difinalisasi sebelum dilaksanakan rapat teknis pra-penandatanganan dokumen ISA.
[ 25 ]
II. Dokumen ISA
Dokumen ISA terdiri dari naskah ISA dan lampiran. Naskah ISA merupakan dokumen
yang ditandatangani oleh para pemberi layananan dan penerima layanan. Khusus
untuk DI yang menjadi wilayah kerja Perum Jasa Tirta II, terdapat 2 (dua) naskah ISA
yaitu : i) ditandatangani para pemberi layanan dan ii) ditandatangani antara para
pemberi layanan dan penerima layanan. Berikut ini komponen-komponen dalam
dokumen ISA:
[ 26 ]
2) Menyangkut uraian teknis pelaksanaan berdasarkan kewenangan masing-
masing.
3) Dapat menggunakan atau menunjuk unit kerja yang ada di
daerah/lapangan sesuai tugas dan fungsinya.
c. Pembiayaan dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama.
1) Masing-masing mengatur pembiayaan sesuai tugas dan tanggung
jawabnya berdasarkan kesepakatan yang ada.
2) Sesuatu kesepakatan yang memerlukan pembiayaan bersama dapat
dilakukan berdasarkan dana yang ada pada masing-masing pihak dengan
sistem berimbang atau kesepakatan para pihak.
3. Penutup
Penutup sekurang-kurangnya meliputi :
a. Bagian kesepakatan yang ditandatangani oleh para pihak.
b. Memberikan peluang untuk mengatur lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum
terangkum dalam Kesepakatan Bersama
c. Memberikan peluang untuk memperbaiki apabila terjadi kesalahan atau
kekeliruan atas materi Kesepakat Bersama
d. Mencantumkan tanggal mulai berlakunya Kesepakatan Bersama
e. Para pihak yang menandatangani dan dibuat beberapa rangkap (sesuai
dengan para pihak), mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan bermaterai
cukup untuk para pihak.
4. Lampiran
Lampiran sekurang-kurangnya meliputi :
a. Tata cara pelayanan irigasi
b. Data-data yang disepakati:
1) Ploting lokasi (Peta DI, Skema Jaringan, Skema Bangunan)
c. Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam (RTT), terdiri dari Rencana Tata
Tanam Global (RTTG) dan Rencana Tata Tanam Detail (RTTD)
d. Data P3A/GP3A/IP3A (profil dan status kelembagaan)
e. Data personil OP pada subsistem lokasi ISA
f. Data rencana penyediaan air tahunan, pembagian, dan pemberian air
tahunan
g. Rencana pengeringan
[ 27 ]
3) Bertindak untuk dan atas nama (siapa dalam hal ini adalah
instansi/lembaga/Unit kerja dimana penanda tanganan selaku pihak dalam
perjanjian kerja sama) yang bersangkutan menandatangani dan
bertanggungjawab atas tindakannya;
4) Para pihak harus dalam posisi jabatan yang setara dan harus memenuhi
azas kepatutan.
d. Dasar pembuatan kesepakatan bersama
1) Undang-undang
2) Peraturan Pemerintah
3) Peraturan Menteri
[ 28 ]
g. Penghargaan dengan Sanksi
1) Penghargaan perlu diberikan bagi para pihak yg telah melaksanakan
sepenuhnya kewajiban dan memenuhi kriteria yang disepakati bersama
2) Sanksi dapat dipertimbangkan untuk diberikan bagi para pihak yang tidak
melaksanakan kewajibannya, dan/atau lalai/melanggar apa yg telah
disepakati bersama. Pemberian sanksi dilaksanakan oleh tim yang
disepakati para pihak. (lihat ketentuan BAB II Subbab V. Penghargaan
dan Sanksi)
h. Anggaran Biaya :
Pembiayaaan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama :
1) Masing-masing mengatur pembiayaan sesuai tugas dan tanggung
jawabnya berdasarkan kesepakatan yang ada.
2) Sesuatu kesepakatan yang memerlukan pembiayaan bersama dapat
dilakukan berdasar dana yang ada pada masing-masing pihak dengan
sistem berimbang atau sesuai kesepakatan para pihak.
i. Jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja Sama (lihat ketentuan BAB II
Subbab II – Jangka Waktu ISA)
j. Keadaan Kahar :
Menjelaskan keadaan yang terjadi diluar dari para pihak
k. Penyelesaian Perselisihan;
Dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dari para pihak, melalui pengadilan
atau melalui mediasi
l. Perubahan Perjanjian
m. Berakhirnya Perjanjian
3. Penutup
Penutup sekurang-kurangnya meliputi :
a. Bagian kesepakatan yang ditandatangani oleh para pihak.
b. Memberikan peluang untuk mengatur lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum
terangkum dalam Perjanjian Kerja Sama.
c. Memberikan peluang untuk memperbaiki apabila terjadi kesalahan atau
kekeliruan atas materi Perjanjian Kerja Sama.
d. Mencantumkan tanggal mulai berlakunya Perjanjian Kerja Sama.
e. Para pihak yang menandatangani dan dibuat beberapa rangkap (sesuai
dengan para pihak), mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan bermaterai
cukup untuk para pihak.
4. Lampiran
Lampiran sekurang-kurangnya meliputi :
a. Tata cara pelayanan irigasi
b. Data-data yang disepakati seperti ploting lokasi (peta DI, skema jaringan,
skema bangunan)
c. Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam (RTT), terdiri dari Rencana Tata
Tanam Global (RTTG) dan Rencana Tata Tanam Detail (RTTD)
d. Data P3A/GP3A/IP3A (profil dan status kelembagaan)
e. Data personil OP pada subsistem lokasi ISA
[ 29 ]
f. Data rencana penyediaan air tahunan, pembagian, dan pemberian air
tahunan
g. Rencana pengeringan
[ 30 ]
l. Penggunaan air
m. Drainase
n. Fasilitas O&P
o. Peralatan, sarana sistem manajemen informasi OP berbasis IT
p. Pengelolaan air di tingkat tersier
q. Sistem pembiayaan
r. Partisipasi
1. Memenuhi 30% dari 45 langkah MI untuk setiap pilar yang disebutkan pada poin
4.2.1 B.
2. Memenuhi 60% dari 45 langkah MI untuk setiap pilar yang disebutkan pada poin
4.2.1 B.
3. Memenuhi 100% dari 45 langkah MI untuk setiap pilar yang disebutkan pada
poin 4.2.1 B.
[ 31 ]
A. Pihak Pemberi Layanan Irigasi
1. BBWS/BWS
2. Badan Usaha, misalnya PJT II (khusus DI Jatiluhur dan Cipancuh)
3. Dinas PU-SDA Provinsi
[ 32 ]
No. Pihak Hak Kewajiban
9. Melaksanakan kegiatan
koordinasi dengan seluruh pihak
secara periodic
10. Menyediakan
media/mekanisme penanganan
pengaduan/keluhan atas
penyediaan dan pembagian air.
2 Badan Usaha 1. Mendapatkan 1. Mengoperasikan dan memelihara
(PJT II) kewenangan prasarana Sumber Daya Air yang
khusus DI. memungut, meliputi upaya pengaturan air
Jatiluhur dan menerima, dan termasuk pembuangan airnya
Cipancuh menggunakan dan pengaturan kegiatan
biaya jasa membuka dan menutup pintu air,
pengelolaan bangunan prasarana Sumber
sumber daya air Daya Air, melaksanakan kalibrasi
untuk membiayai alat pengukur debit/pintu
seluruh air/bangunan, mengumpulkan
pelaksanaan data, memantau, dan
tugas dan mengevaluasi;
tanggung jawab 2. Mengoperasikan jaringan irigasi
dalam primer pada Daerah Irigasi Utara
pengusahaan Jatiluhur yang meliputi bangunan
sumber daya air utama, saluran induk/primer,
wilayah sungai saluran pembuangannya,
dan sebagian bangunan bagi, bangunan bagi
tugas dan sadap, bangunan sadap, dan
tanggung jawab bangunan pelengkapnya;
Pemerintah di 3. Melayani dan menjamin
bidang ketersediaan air untuk memenuhi
pengelolaan kepentingan pengusahaan
sumber daya air sumber daya air dengan tetap
di wilayah kerja mengutamakan pemenuhan
perusahaan. kebutuhan air untuk kebutuhan
(disertai skema pokok sehari-hari dan irigasi bagi
wilayah kerja) pertanian rakyat dalam sistem
irigasi yang sudah ada
4. Mengoperasikan jaringan irigasi
sekunder pada Daerah Irigasi
Utara Jatiluhur yang meliputi
saluran sekunder, saluran
pembuangannya, bangunan bagi,
bangunan bagi sadap, bangunan
sadap, dan bangunan
pelengkapnya;
5. Melaksanakan kegiatan operasi
jaringan irigasi pada wilayah
[ 33 ]
No. Pihak Hak Kewajiban
kerjanya (disertai skema wilayah
kerja) berdasarkan rencana tata
tanam tahunan, rencana
penyediaan air tahunan, rencana
pembagian dan pemeberian air
tahunan, rencana pengeringan,
dan lainnya dalam
kesepakatan/perjanjian
(dilampirkan)
6. Memelihara sumber air yang
meliputi upaya menjaga dan
mengamankan sumber air untuk
mempertahankan kelestariannya
7. Melakukan pemeliharaan jaringan
irigasi primer pada daerah irigasi
Jatiluhur
8. Menyebarluaskan hasil
pemantauan dan evaluasi kepada
pengguna sumber daya air,
masyarakat, dan pengelola
sumber daya air
9. Membantu pemerintah dalam
pelaksanaan konservasi sumber
daya air dan pengendalian daya
rusak air sesuai dengan
kemampuan perusahaan
10. Memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan
pemberdayaan masyarakat
11. Menyusun/membuat buletin
menyangkut informasi periode
penyediaan, pemberian, dan
pembagian air secara periodic
12. Menyediakan
media/mekanisme penanganan
pengaduan/keluhan atas
penyediaan dan pembagian air.
3 Dinas PU SDA 1. Mendapatkan Khusus untuk DI Jatiluhur Cipancuh
Provinsi dana APBN 1. Melaksanakan kegiatan
melalui Dana pemeliharaan jaringan irigasi
Tugas sekunder.
Pembantuan Untuk DI lain
sesuai dengan 1. Melaksanakan kegiatan operasi
peraturan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Primer dan Sekunder
perundang-
2. Menyediakan media/mekanisme
[ 34 ]
No. Pihak Hak Kewajiban
undangan penanganan pengaduan/keluhan
atas penyediaan dan pembagian
air.
[ 35 ]
No. Pihak Hak Kewajiban
lainnya alokasi air untuk penggunaan/pemanfaatan air
penggunaan air kepada BBWS/BWS/instansi
lainnya sesuai izin terkait
2. Berpartisipasi dalam
yang diberikan
pemeliharaan sarana dan
prasarana jaringan irigasi
3. Membayar biaya jasa
pengelolaan sumber daya air
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
4. Turut serta mengamankan sarana
dan prasarana jaringan irigasi
yang digunakan
5. Mematuhi izin
penggunaan/pemanfaatan air
irigasi yang diberikan
6. Melaporkan kegiatan
penggunaan/pemanfaatan air
irigasi secara berkala kepada
BBWS/BWS/instansi terkait
lainnya
[ 36 ]
No. Pihak Hak Kewajiban
evaluasi pelaksanaan ISA.
7. Melaporkan hasil pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan ISA
kepada BBWS/BWS/instansi
terkait secara periodik
Dinas 1. Mendapatkan 1. Mendukung pemberdayaan
PUPR/PSDA pembinaan P3A/GP3A/IP3A yang
Kabupaten/Kota dalam rangka dilaksanakan oleh BBWS/BWS
pengelolaan
DI/DIR dan
pemberdayaan
P3A/GP3A/IP3A
Dinas Pertanian 1. Mendapatkan 1. Melaksanakan penyuluhan
Provinsi dana APBN pertanian kepada
(Loan SIMURP P3A/GP3A/IP3A dan/atau
NPIU Poktan/Gapoktan penerima
BPPSDMP) layanan irigasi.
[ 37 ]
No. Pihak Tanggung Jawab
saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan
bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya;
4. Melaksanakan kegiatan operasi jaringan irigasi pada
wilayah kerjanya (disertai skema wilayah kerja)
berdasarkan rencana tata tanam tahunan, rencana
penyediaan air tahunan, rencana pembagian dan
pemeberian air tahunan, rencana pengeringan, dan
lainnya dalam kesepakatan/perjanjian (dilampirkan)
5. Melakukan pemeliharaan jaringan irigasi primer pada
daerah irigasi Jatiluhur, termasuk penanganan darurat
akibat bencana.
6. Menyebarluaskan hasil pemantauan dan evaluasi
kepada pengguna sumber daya air, masyarakat, dan
pengelola sumber daya air
7. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan pemberdayaan
masyarakat
8. Menyusun/membuat buletin menyangkut informasi
periode penyediaan, pemberian, dan pembagian air
secara periodik
[ 38 ]
No. Pihak Tanggung Jawab
menjadi tanggung jawabnya
4. Melaksanakan kegiatan penanaman dan pengeringan
sesuai rencana yang telah disepakati (dilampirkan)
5. Mencatat data hasil produksi dan kejadian sesuai
kondisi lapangan
5. Pengguna Air 1. Mengajukan rekomendasi teknis kepada BBWS/BWS
lainnya sebelum mengajukan izin penggunaan/pemanfaatan air
2. Mengajukan izin penggunaan/pemanfaatan air kepada
BBWS/BWS/instansi terkait
3. Berpartisipasi dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana jaringan irigasi
4. Membayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
5. Turut serta mengamankan sarana dan prasarana
jaringan irigasi yang digunakan
6. Mematuhi izin penggunaan/pemanfaatan air irigasi yang
diberikan
7. Melaporkan kegiatan penggunaan/pemanfaatan air
irigasi secara berkala kepada BBWS/BWS/instansi
terkait lainnya
Pihak Pendukung Layanan Irigasi
6. Komisi Irigasi 1. Merumuskan rencana tahunan penyediaan, pembagian,
dan pemberian air irigasi bagi pertanian dan keperluan
lain;
2. Merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan
oleh dinas instansi terkait dengan mempertimbangkan
data debit air yang tersedia pada setiap daerah irigasi,
pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis
tanaman, serta rencana pembagian dan pemberian air
3. Membahas dan memberi pertimbangan dalam
mengatasi permasalahan daerah irigasi akibat
kekeringan, kebanjiran, dan akibat bencana alam lain;
4. Memberikan masukan dan pertimbangan dalam upaya
menjaga keandalan dan keberlanjutan sistem irigasi
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan ISA.
6. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan ISA kepada BBWS/BWS/instansi terkait
secara periodik
7. Dinas Mendukung pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A yang
PUPR/PSDA dilaksanakan oleh BBWS/BWS
Kabupaten/Kota
8. Dinas Pertanian Melaksanakan penyuluhan pertanian
Provinsi
[ 39 ]
BAB VI
Kegiatan pemantauan dan evaluasi merupakan bagian dalam tahap pelaksanaan ISA.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Tim Pemantauan dan Evaluasi ISA.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi akan mempengaruhi pelaksanaan ISA pada periode
berikutnya.
[ 40 ]
Struktur organisasi Tim Pemantauan dan Evaluasi ISA di BBWS dan BWS sama
dengan Tim Persiapan ISA. Anggota dalam Tim Pemantauan dan Evaluasi dapat
ditambahkan dengan Akademisi/ Praktisi apabila dibutuhkan.
[ 41 ]
12. Pengamat/ UPTD Pengairan DI ................
13. Akademisi/ Praktisi
14. P3A/GP3A/IP3A
[ 42 ]
II. Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi
Dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi ISA, terdapat 5 (lima) hal yang perlu
dipantau dan evaluasi, yaitu kondisi operasi dan pemeliharaan, kondisi air irigasi,
pemberdayaan, pertanaman, dan pemenuhan kewajiban/ tanggung jawab masing-
masing pihak. Dari hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, Tim Pemantauan dan
Evaluasi dapat menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan ISA di musim tanam atau
tahun berikutnya.
3. Kegiatan Pendukung
Dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan pendukung operasi dan
pemeliharaan irigasi yaitu pengawalan air irigasi dan rapat koordinasi rutin.
[ 43 ]
11. Genangan banjir.
[ 44 ]
IV. Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi
Dari hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, maka Tim Pemantauan dan Evaluasi
memberikan rekomendasi terhadap pelaksanaan ISA.
[ 45 ]