LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN (RP2I)
KABUPATEN GARUT
TAHUN 2021
DISETUJUI OLEH :
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN GARUT
(..................................)
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 1
Pemerintah Kabupaten Garut
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I).
Dengan telah ditetapkannya UU No. 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air serta Peraturan
Pemerintah No. 82 tahun 1983 tentang Irigasi, diamanatkan bahwa pelaksanaan pengembangan dan
pengelolaan irigasi harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan, dengan mengutamakan
kepentingan dan peran serta masyarakat petani. Menindaklanjuti Amanat tersebut, telah ditetapkan
Peraturan Menteri PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi,
atau disingkat “PPSI”.
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi memerlukan keterpaduan antara dua bidang yang
saling terkait, yaitu Irigasi dan Pertanian, dan juga perlu mempertimbangkan kemampuan finansial
kabupaten yang bersangkutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, telah disusun dokumen Rencana
Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I).
RP2I ini dimaksudkan untuk menyusun program jangka menengah (5 tahun) pengembangan dan
pengelolaan irigasi, dipakai oleh Kabupaten Garut dalam menyusun Program Irigasi Partisipatif selama
5 tahun ke depan.
Dalam buku dokumen RP2I yang disusun oleh Kabupaten, juga dilampirkan dokumen RP2I
Kabupaten Garut sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing yang menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari dokumen ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan buku Pedoman RP2I.
......, Desember 2021
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
Kabupaten Garut
(.........................)
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 2
Pemerintah Kabupaten Garut
DAFTAR ISI
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 3
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 4
Pemerintah Kabupaten Garut
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Curah Hujan Bulanan Rata - Rata Kabupaten Garut Tahun 2020 .................................. 16
Tabel 2.2 Daerah Irigasi Teknis Kabupaten Garut Berdasarkan Sumber Air ................................. 17
Tabel 2.3 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2020 .................................................... 20
Tabel 2.4 Ikhtisar Indeks Kinerja Sistem Irigasi ............................................................................. 39
Tabel 2.5 Rata-rata Pendapatan Usaha Tani Per daerah irigasi (Rp/satuan luas) ........................... 41
Tabel 2.6 Kepemilikan Lahan ......................................................................................................... 43
Tabel 2.7 Pola Tanam Kabupaten Garut ......................................................................................... 44
Tabel 3.1 Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Kabupaten Garut...................... 48
Tabel 3.2 Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Kabupaten Garut ..................................... 49
Tabel 3.3 Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi Kabupaten Garut ..................................... 52
Tabel 3.4 Kebutuhan POKTAN dan GAPOKTAN ........................................................................ 56
Tabel 3.5 Rencana Bantuan Teknis Sistem Stimulan...................................................................... 57
Tabel 4.1 Ringkasan Wewenang Daerah Irigasi dalam Kabupaten Garut ...................................... 61
Tabel 4.2 Jadwal Program Pengelolaan Irigasi Kewenangan Kabupaten Garut ............................. 62
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 5
Pemerintah Kabupaten Garut
DAFTAR GAMBAR
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 6
Pemerintah Kabupaten Garut
BAB 1
GAMBARAN UMUM
1.1. PENDAHULUAN
Dokumen Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) adalah dokumen yang
memuat aspek legalitas dokumen RP2I, di mana Kepala Daerah atau pihak lain yang membutuhkan
dokumen RP2I sebagai acuan rencana strategis pelaksanaan irigasi di wilayah kewenangan masing-
masing kabupaten menanda tangani dokumen dimaksud. Sedangkan dokumen pelaporan isi RP2I
adalah dokumen yang memuat rencana pengembangan dan pengelolaan seluruh daerah irigasi (DI) dan
urutan prioritas penanganannya per tahun sesuai kewenangannya masing-masing.
RP2I disusun berdasarkan perubahan Paradigma Pembangunan (perencanaan dari top down
menuju bottom up, sentralistik ke desentralistik, dll.) lebih diarahkan pada pendekatan perencanaan
pembangunan partisipatif melalui musyawarah pembangunan daerah, adanya perubahan kebijakan dan
regulasi di Pemerintahan daerah dan Sektor Sumber Daya Air dan Irigasi, di mana telah diterbitkannya
beberapa legal aspek sehingga mendasari pelaksanaan program Pengembangan Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipatif (PPSIP) dengan melibatkan masyarakat setempat dan lembaganya, di samping itu
perlu adanya kejelasan arah perencanaan pembangunan daerah termasuk perencanaan pengembangan
dan pengelolaan irigasi di daerah dalam Kerangka Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi
(RP2I).
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 7
Pemerintah Kabupaten Garut
menerbitkan Permen PUPR No. 30 tahun 20015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem
Irigasi, yang disingkat “PPSI”. Selanjutnya dalam rangka penerapan PPSI, Pemerintah melalui
Direktorat Bina OP Direktorat jendral SDA Kementerian PUPR telah merumuskan suatu konsep
perencanaan terpadu berjudul Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi, yang disingkat “RP2I”.
Tujuan RP2I ini adalah untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan irigasi di Kabupaten Garut
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
RP2I ini telah disusun pada tahun 2021 oleh Tim Penyusun RP2I Kabupaten Garut yang beranggotakan
sebagai berikut :
Sedangkan tujuannya dibuat dokumen RP2I adalah untuk membantu Kabupaten Garut dan
pelaku pengelolaan irigasi lainnya (Kelembagaan Pengelola Irigasi) dalam menyusun suatu
perencanaan yang terpadu dan terkoordinasi di daerah irigasi yang menjadi kewenangannya.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 8
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 9
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 10
Pemerintah Kabupaten Garut
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERTANIAN DAN IRIGASI
Kinerja pembangunan nasional Indonesia secara umum, dan khususnya kinerja pembangunan
di sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh dinamika lingkungan strategis, baik yang berasal dari
faktor-faktor perubahan di dalam negeri, maupun faktor-faktor dari luar negeri, atau bahkan faktor-
faktor perubahan yang di luar kendali manusia (faktor alam dan lingkungan global) yang dikenal
sebagai external factors. Faktor-faktor tersebut secara sendiri–sendiri, atau secara bersamaan secara
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kinerja sektor pertanian, yang pada gilirannya akan
berdampak kepada aspek sosial dan ekonomi masyarakat .
Di samping itu, pemerintah dalam melaksanakan tugasnya, mengeluarkan berbagai regulasi dan
kebijakan sebagai instrumen untuk mengarahkan dan mendorong pertumbuhan pembangunan
pertanian, agar pembangunan pertanian dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai negara yang menganut keterbukaan ekonomi seperti Indonesia,
sudah barang tentu, bahwa pembangunan ekonomi secara umum dan khususnya pembangunan sektor
pertanian, tidak dapat lepas dari pengaruh perubahan-perubahan kebijakan yang dilakukan oleh negara,
atau kelompok negara lain yang mempunyai hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Indonesia,
termasuk pengaruh dari kesepakatan-kesepakatan bilateral, multilateral dan global dengan Indonesia.
Rencana Pengembangan dan Pengelolaan irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2025 ini disusun sebagai
acuan dalam menyusun agenda utama kegiatan di bidang pertanian. Renstra ini juga dapat dijadikan
acuan bagi penyusunan program dan kegiatan Irigasi guna mengantisipasi kebutuhan pangan yang
diperkirakan akan mempengaruhi dinamika perkembangan dan struktur perekonomian nasional dan
pembangunan sektor pertanian. Selain itu, RP2I ini juga disusun sebagai acuan bagi pengembangan
pertanian dalam melaksanakan perencanaan Irigasi Partisipatif bidang pertanian.
Berdasarkan Visi Misi Kepala Daerah Terpilih di Kabupaten Garut, maka visi Kabupaten Garut
adalah
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 11
Pemerintah Kabupaten Garut
diindikasikan dengan adanya perubahan perilaku dan budaya dalam lingkungan kehidupan
masyarakat.
• Maju : Terwujudnya Kabupaten Garut sebagai daerah yang mampu menggali, memanfaatkan
dan mengelola segenap potensi sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk digunakan
dalam proses pembangunan sehingga masyarakat memiliki kemampuan dalam membangun
struktur ekonomi yang tangguh dan pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi.
• Sejahtera : Terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mampu memainkan peran dan fungsi sebagai subjek dan objek
dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut dirumuskanlah misi pembangunan daerah sebagai
berikut :
1) Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas, dan berbudaya.
Misi kesatu menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, dan produktif dengan menjunjung nilai-nilai
luhur agama dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berlandaskan Pancasila.
Dalam mewujudkan kualitas kehidupan yang agamis, sehat, cerdas dan berbudaya ini adalah
dengan menciptakan kondisi obyektif yang memungkinkan interaksi solidaritas sosial untuk
saling memberi dan peduli satu sama lain, kerja sama dan saling membantu, toleransi dan
menghargai perbedaan, menjaga ketertiban umum, lingkungan, keterlibatan dalam demokrasi,
serta meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia.
2) Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah disertai tata kelola
pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
Misi kedua menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam rangka mewujudkan
birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja
tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan
memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara melalui reformasi birokrasi
pada seluruh aspek manajemen pemerintahan yaitu organisasi, tatalaksana, peraturan
perundang-undangan, sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan
publik, dan pola pikir.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 12
Pemerintah Kabupaten Garut
Kabupaten Garut terletak pada koordinat 6°56’49” - 7°45’00” Lintang Selatan dan 107°25’8”
- 108°7’30” Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki wilayah seluas 3.107,05 km2 (310.705 ha). Luas
tersebut merupakan 8,78 % dari keseluruhan luas Provinsi Jawa Barat. Adapun batas-batas wilayah
Kabupaten Garut terdiri dari sebagai berikut:
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 13
Pemerintah Kabupaten Garut
Secara administratif, Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan dan 421 desa.
Kecamatan Cibalong merupakan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu 21.633 ha atau 6,96%,
sedangkan Kecamatan Tarogong Kidul merupakan wilayah terkecil dengan luas 2.057 ha atau 0,66%
dari wilayah Kabupaten Garut.
Sumber data: Perda Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan RTRW Kab. Garut Tahun 2011-2031.
2.2.1. Topografi
Kabupaten Garut memiliki karakteristik topografi yang beragam. Daerah sebelah utara, timur
dan barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi berbukit-bukit dan
pegunungan sedangkan daerah sebelah selatan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki
kemiringan yang cukup curam. Ditinjau dari kemiringan lahan, luas wilayah yang memiliki kemiringan
antara 0°-2° adalah seluas 32.229 ha atau 10,51%; kemiringan antara 2°-15° adalah seluas 38.097 ha
atau 12,43%; kemiringan antara 15°-40° adalah seluas 110.326 ha atau 35,99%; lahan dengan
kemiringan di atas 40° adalah seluas 125.867 ha atau 41,06% dari luas wilayah Kabupaten Garut.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 14
Pemerintah Kabupaten Garut
Sumber data: Perda Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan RTRW Kab. Garut Tahun 2011-2031.
Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24°C-27°C dengan besaran angka penguap
keringatan (evapotranspirasi) adalah 1.572 mm/tahun. Adapun kondisi arus angin di Kabupaten Garut
selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut
Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur
relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.
Curah hujan rata-rata harian di sekitar Garut berkisar antara 13,6 mm - 27,7 mm atau sekitar
2.589 mm curah hujan rata-rata tahunan dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan,
sedangkan di sekeliling daerah pegunungan curah hujan rata-rata tahunan mencapai 3.500-4.000 mm.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 15
Pemerintah Kabupaten Garut
Lebih jelas mengenai curah hujan rata – rata dan hari hujan bulanan yang terjadi di kabupaten Garut
dapat dilihat dalam Tabel berikut :
Tabel 2.1 Curah Hujan Bulanan Rata - Rata Kabupaten Garut Tahun 2020
Jumlah Curah Hujan
Bulan Jumlah Hari Hujan (hari)
(mm)
Januari 497 19
Februari 592 22
Maret 539 21
April 325 17
Mei 365 14
Juni 249 8
Juli 35 5
Agustus 48 4
September 108 7
Oktober 510 17
November 394 17
Desember 487 23
Sumber data: Kabupaten Garut dalam Angka 2021, BPS Kabupaten Garut.
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima,
mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan
keluar pada sungai utama ke laut atau danau.
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua
daerah aliran sungai (DAS), yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa, dan Daerah Aliran
Selatan yang bermuara di Samudera Hindia. Daerah aliran Selatan pada umumnya relatif pendek,
sempit dan berlembah – lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran sungai utama
di Utara merupakan DAS Citarum, Citanduy, Cimanuk dan Ciwulan sedangkan daerah aliran utama
Selatan merupakan DAS Cilaki, Cikandang, Cisanggiri dan Cikaengan.
Untuk daerah aliran sungai bagian utara, luas area DAS Citarum sebesar 68,70 ha, DAS
Citanduy sebesar 72.381,54 ha, DAS Cimanuk sebesar 370.588,05 ha, dan DAS Ciwulan sebesar
75.174,01 ha. Di bagian daerah aliran sungai selatan luas area DAS Cilaki sebesar 116.430,54 ha, DAS
Cikandang sebesar 164.446,94 ha, dan DAS Cisanggiri sebesar 170.166,05 ha. Pada gambar dapat
dilihat lokasi daerah aliran sungai utama di Kabupaten Garut beserta batas – batas wilayahnya.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 16
Pemerintah Kabupaten Garut
Gambar 2.3 Peta DAS Kabupaten Garut Berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031
Sumber data: Perda Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan RTRW Kab. Garut Tahun 2011-2031.
Tabel 2.2 Daerah Irigasi Teknis Kabupaten Garut Berdasarkan Sumber Air
No. Daerah Irigasi Kecamatan Sumber Air
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 17
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 18
Pemerintah Kabupaten Garut
Sumber data: Perda Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan RTRW Kab. Garut Tahun 2011-2031.
Tahun 2020 luas lahan sawah pertanian di Kabupaten Garut mencapai 256.097 hektar (13,87%)
dari seluruh lahan pertanian di Kabupaten Garut yang terdiri dari 33.381 hektar (13,21%) lahan sawah
beririgasi teknis dan 8.984 hektar (3,51%) lahan sawah tadah hujan. Sedangkan lahan pertanian bukan
sawah mencapai 213.282 hektar (70%) dan lahan bukan pertanian 50.354 hektar (16,45%). Hal ini
berarti bahwa lahan di Kabupaten Garut masih dominan merupakan lahan pertanian bukan sawah
213.282 hektar (70%) dan sebagian kecil merupakan lahan sawah tadah hujan 8.984 hektar (3,51%).
Pada Tabel 2.3 dirangkum luas lahan sawah di Kabupaten Garut berdasarkan Kecamatan pada tahun
2020.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 19
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 20
Pemerintah Kabupaten Garut
BUKAN
LUAS SAWAH LAHAN
SAWAH
SAWAH
NAMA SAWAH BERIRIGASI TADAH Total
NO HUJAN
KECAMATAN Bukan (ha)
Irigasi Total Lahan (%)
Irigasi Irigasi Tadah
Semi- Sawah Sawah
Teknis Sederhana (%) Hujan (%)
Teknis Irigasi
(ha) (ha) (ha)
(ha) (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
38 Sukawening 851 - - 851 2,52 184 2,05 1.065 0,50 2.100
39 Talegong 723 - - 723 2,14 469 5,22 9.682 4,54 10.874
40 Tarogong Kaler 695 - - 695 2,05 160 1,78 2.915 1,37 3.770
41 Tarogong Kidul 898 - - 898 2,65 41 0,46 88 0,04 1.027
42 Wanaraja 338 - - 338 1,00 33 0,37 1.477 0,69 1.848
JUMLAH : 33.831 - - 33.831 13,21 8.984 3,51 213.282 83,28 256.097
Sumber data : RTRW Kab. Garut, 2021.
Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk dapat digunakan untuk mengasumsikan
prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Hal tersebut
dilakukan dengan cara mempertimbangkan sejauh mana pertumbuhan jumlah penduduk pada 5 tahun
terakhir. Penyumbang utama dalam peningkatan jumlah penduduk tersebut disebabkan karena adanya
faktor kelahiran dam kematian (pertambahan alami) dan adanya faktor migrasi penduduk yaitu
perpindahan keluar dan masuk seorang atau sekelompok orang dari satu wilayah ke wilayah yang
lainnya.
Jumlah penduduk Kabupaten Garut tahun 2020 menurut hasil sensus penduduk telah mencapai
2.636.637 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) pada kurun waktu Tahun 2018 - 2020
sebesar 0,73% per tahun. Dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 1.325.506 orang dan penduduk
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 21
Pemerintah Kabupaten Garut
perempuan sebanyak 1.311.131 orang. Perkembangan penduduk Kabupaten Garut tahun 2020 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 22
Pemerintah Kabupaten Garut
Sex Rasio
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
(%)
32. Peundeuy 11.633 11.351 22.984 106,49
33. Samarang 39.020 38.813 77.833 105,35
34. Selaawi 19.390 19.094 38.484 105,87
35. Singajaya 24.092 24.433 48.525 104,16
36. Sucinaraja 13.658 13.226 26.884 104,35
37. Sukaresmi 21.427 21.210 42.637 105,06
38. Sukawening 25.298 25.972 51.270 103,84
39. Talegong 15.640 15.823 31.463 106,72
40. Tarogong Kaler 50.052 49.394 99.446 103,1
41. Tarogong Kidul 68.970 68.536 137.506 101,92
42. Wanaraja 23.662 24.144 47.806 105,31
Sumber data: Kabupaten Garut dalam Angka 2021, BPS Kabupaten Garut.
Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat persebaran jumlah penduduk berdasarkan gender
per kecamatan di Kabupaten Garut. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu berada di
Kecamatan Karangpawitan sebanyak 133.645,00 orang yang terdiri dari 67.177,00 laki-laki dan
66.648,00 perempuan sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu ada di Kecamatan
Mekarmukti sebanyak 17.237,00 jiwa yang terdiri dari 8.580,00 laki-laki dan 8.675 perempuan.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 23
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 24
Pemerintah Kabupaten Garut
Sumber data: Kabupaten Garut dalam Angka 2021, BPS Kabupaten Garut.
Wilayah Indonesia semakin padat penduduk dan hal tersebut dibuktikan dengan semakin
meningkatnya angka kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah suatu ukuran yang
menunjukkan banyaknya penduduk yang tinggal dalam satu kilometer persegi wilayah.
Distribusi penduduk terkait dengan jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau
pengelompokan jumlah penduduk yang didasarkan pada batasan administrasi wilayah yang
bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah, akan mempengaruhi tingkat
konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan penduduk
pada wilayah tersebut.
Persebaran penduduk dapat juga diketahui melalui angka kepadatan penduduk. Kepadatan
penduduk merupakan indikator berapa banyaknya penduduk dalam setiap satu km2 suatu wilayah.
Semakin banyak penduduk dalam setiap satu km2 maka akan semakin padat wilayah tersebut. Jika
dilihat dari keseluruhan Kabupaten Garut, kepadatan penduduk Kabupaten Garut tergolong padat.
Jumlah penduduk di Kabupaten Garut berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari tahun 2016-2020
adalah sebagai berikut:
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 25
Pemerintah Kabupaten Garut
Kepadatan penduduk
No. Kecamatan Luas (km2) Penduduk (jiwa)
(jiwa/km2)
4 Bl. Limbangan 73,59 80.685 1.096,41
5 Bungbulang 146,98 63.044 428,93
6 Caringin 99,03 32.748 330,69
7 Cibalong 213,59 44.482 208,26
8 Cibatu 41,43 71.013 1.714,05
9 Cibiuk 19,9 24.200 1.216,08
10 Cigedug 31,2 42.753 1.370,29
11 Cihurip 40,42 19.026 470,71
12 Cikajang 124,95 90.173 721,67
13 Cikelet 172,32 46.766 271,39
14 Cilawu 77,63 107.975 1.390,89
15 Cisewu 172,83 33.582 194,31
16 Cisompet 172,25 50.676 294,2
17 Cisurupan 80,88 107.046 1.323,52
18 Garut Kota 27,71 130.475 4.708,59
19 Kadungora 37,31 94.037 2.520,42
20 Karangpawitan 52,07 133.645 2.566,64
21 Karangtengah 23,28 16.334 701,63
22 Kersamanah 16,5 37.819 2.292,06
23 Leles 73,51 83.457 1.135,31
24 Leuwigoong 19,35 41.220 2.130,23
25 Malangbong 92,38 132.902 1.438,64
26 Mekarmukti 55,22 17.237 312,15
27 Pakenjeng 198,44 72.410 364,9
28 Pameungpeuk 44,11 42.362 960,37
29 Pamulihan 132,44 18.343 138,5
30 Pangatikan 19,72 42.073 2.133,52
31 Pasirwangi 46,7 67.756 1.450,88
32 Peundeuy 56,79 22.984 404,72
33 Samarang 59,71 77.833 1.303,52
34 Selaawi 34,07 38.484 1.129,56
35 Singajaya 67,69 48.525 716,87
36 Sucinaraja 33,83 26.884 794,68
37 Sukaresmi 35,17 42.637 1.212,31
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 26
Pemerintah Kabupaten Garut
Kepadatan penduduk
No. Kecamatan Luas (km2) Penduduk (jiwa)
(jiwa/km2)
38 Sukawening 38,83 51.270 1.320,37
39 Talegong 108,74 31.463 289,34
40 Tarogong Kaler 50,57 99.446 1.966,50
41 Tarogong Kidul 19,46 137.506 7.066,08
42 Wanaraja 35,26 47.806 1.355,81
Total Kabupaten 2020 : 3.065,19 2.628.458 857,52
Total Kabupaten 2019 : 3.065,19 2.622.425 855,55
Total Kabupaten 2018 : 3.065,19 2.606.399 850,32
Total Kabupaten 2017 : 3.065,19 2.588.839 844,59
Total Kabupaten 2016 : 3.065,19 2.579.447 841,53
Sumber data: Kabupaten Garut dalam Angka 2021, BPS Kabupaten Garut.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum kepadatan penduduk di Kabupaten
Garut tergolong padat. Apabila dilihat dari persebaran penduduk menurut kecamatan, diketahui bahwa
Kecamatan yang paling padat atau tertinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Garut
Kota sebanyak 4.708,59 jiwa/Km² dengan luas wilayah 27,71 Km² dan yang paling rendah berada di
Kecamatan Cisewu sebanyak 194,31 jiwa/Km² dengan luas wilayah 172,83 Km².
• Pendidikan Penduduk
Indikator yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat salah satunya
adalah pendidikan. Semakin baik tingkat pendidikan seseorang maka kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) pun akan meningkat. Semakin baik kualitas SDM menjadi semakin baik pula kualitas hidup
masyarakat. Kesejahteraan sosial di bidang pendidikan diukur melalui beberapa indikator, di antaranya
meliputi angka melek huruf, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni, dan rata-rata lama
sekolah.
Tabel 2.9 Jumlah Prasarana Pendidikan Kabupaten Garut Menurut Tahun 2020
TK/ SD/ SMP/ SMA/ Perguruan
No. Kecamatan Sederajat Sederajat Sederajat Sederajat Tinggi
(2019/2020) (2019/2020) (2019/2020) (2019/2020) (2020)
1 Cisewu 52 36 15 11 0
2 Caringin 30 36 17 8 0
3 Talegong 19 31 11 7 0
4 Bungbulang 41 61 27 14 1
5 Mekarmukti 20 16 9 5 1
6 Pamulihan 8 13 6 1 0
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 27
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 28
Pemerintah Kabupaten Garut
Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkan jika kualitas pendidikan di Kabupaten Garut
berdasarkan prasarana pendidikan yaitu tergolong masih perlu ditingkatkan lagi. Kabupaten Garut
memiliki 1433 TK, 1890 SD, 712 SMP, 437 SMA dan 15 Universitas atau Perguruan Tinggi yang
secara keseluruhan tersebar di semua Kecamatan Kabupaten Garut.
Tabel 2.10 Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut status dan jenis
kelamin di Kabupaten Garut
No. Status Pekerjaan Utama Laki -laki Perempuan Jumlah
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 29
Pemerintah Kabupaten Garut
Jenis mata pencaharian Kabupaten Garut dapat di klasifikasikan berdasarkan tabel di atas di
mana jumlah penduduk yang berumur mulai dari 15 tahun ke atas yang bekerja menurut status dan
jenis kelamin di Kabupaten Garut yaitu keseluruhan berjumlah 1.052.573 orang dengan rincian laki-
laki sebanyak 683.959 orang dan perempuan sebanyak 368.614 orang. Sedangkan, status pekerjaan
utama dengan angka tertinggi yaitu berada pada bagian “berusaha sendiri” sebanyak 272.301 dengan
197.063 laki-laki dan 75.238 perempuan. Status pekerjaan utama dengan angka terendah yaitu berada
pada bagian “buruh dibayar” sebanyak 19.534 dengan 17.593 laki-laki dan 1.941 perempuan.
Tabel 2.11 Lapangan pekerjaan utama berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Garut
Berdasarkan tabel di atas, lapangan pekerjaan utama Kabupaten Garut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis yaitu pertanian, pertambangan dan Jasa dengan jumlah total sebanyak 1.052.573
orang yang terdiri dari 683.959 laki-laki dan 368.614 perempuan. Lapangan pekerjaan utama tertinggi
adalah jenis jasa sebanyak 486.303 orang dan yang terendah yaitu jenis pertambangan sebanyak
258.717 orang. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari penduduk Kabupaten Garut bekerja pada
sektor pertanian dan jasa.
• Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang atau rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya baik sandang, papan dan pangan. Sumber utama lahirnya kemiskinan disebabkan
oleh masalah kesejahteraan sosial masyarakat. Sejatinya kemiskinan berkaitan dengan berbagai bidang
pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan. Oleh karena itu,
kemiskinan merupakan masalah pokok daerah yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus
menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Jumlah Pendapatan Per kapita dan
Jumlah Penduduk Miskin pada tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11 Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Garut Tahun 2020
Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Persentase Penduduk
Tahun
(rupiah/kapita/bulan) Miskin (ribu) Miskin (%)
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 30
Pemerintah Kabupaten Garut
Pada kurun 2016-2019 angka kemiskinan Kabupaten Garut relatif mengalami penurunan. Pada
tahun 2016 angka kemiskinan sebesar 298,52 ribu (11,64%), pada tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar 291,24 ribu (11,27%), sedangkan pada tahun 2018 angka kemiskinan di Kabupaten Garut terus
mengalami penurunan sebesar 241,31 ribu (9,27%) dari tahun 2019 sebesar 235,19 ribu (8,98%) dan
pada tahun 2020 angka kemiskinan kembali mengalami kenaikan sebesar 262,78 ribu (9,98%).
Meskipun jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun menurun, namun garis kemiskinan
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin
yaitu cenderung mendekati garis kemiskinan. Maka dari itu, perbaikan tingkat pengeluaran penduduk
miskin harus terus dioptimalkan meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi begitu kompleks.
Pada tahun 2020, garis kemiskinan Kabupaten Garut sebesar Rp. 310.437,- meningkat dibandingkan
tahun 2019 yang sebesar Rp. 301.202,-. Hal tersebut dipengaruhi karena tingkat pengangguran yang
cukup tinggi. Sehingga pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat
dikarenakan dengan tidak adanya pendapatan atau pekerjaan yang dimiliki maka tidak ada pula
pendapatan dan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, hal tersebut
menyebabkan kemiskinan pada masyarakat. Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara
tidak langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah.
Wanita berperan dalam kegiatan irigasi di Kabupaten Garut beberapa tahun terakhir ini
meskipun masih banyak yang perlu untuk ditingkatkan. Pada kepengurusan Komisi Irigasi sebagai
contoh, prasarana serta masih minim yang hanya melibatkan pejabat perempuan dalam instansi yang
menjadi Anggota Komisi Irigasi. Pada periode Komisi Irigasi Kabupaten Garut, perempuan dilibatkan
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 31
Pemerintah Kabupaten Garut
baik dari unsur pemerintah dan non pemerintah dengan melibatkan beberapa Kelompok Wanita Tani
dalam keanggotaan Komisi Irigasi.
KEPALA BADAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN GARUT
KEPALA BIDANG
INFRASTRUKTUR DAN
PENGEMBANGAN
WILAYAH
UNSUR PELAKSANA
Kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dalam pengelolaan irigasi, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 32
Pemerintah Kabupaten Garut
Bappeda Kabupaten Garut dalam KPI mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut:
• Mewujudkan pembagian kewenangan pusat daerah dan penggalian sumber dana pengairan
dan irigasi;
• Mendorong adanya koordinasi antar dinas terkait/ sektor;
• Menata kelembagaan pemerintah daerah berdasarkan kebutuhan nyata pengelolaan irigasi
di daerah;
• Meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan irigasi;
• Meningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah sehingga tersedia pembiayaan yang
memadai untuk pengelolaan irigasi;
KEPALA DINAS
PEKERJAAN UMUM
DAN PENATAAN RUANG
KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA AIR
UNSUR PELAKSANA
Sementara Dinas PUPR mempunyai tugas dan fungsi yang sentral dalam KPI karena instansi ini
merupakan tempat pelaksanaan Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi. Operasi jaringan irigasi adalah
upaya pengaturan air pada jaringan irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, konservasi dan pembuangannya melalui kegiatan membuka-menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/ bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi. Secara
keseluruhan kegiatan operasi dilakukan sebagai berikut:
• Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll.);
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 33
Pemerintah Kabupaten Garut
KEPALA
BIDANG SUMBER DAYA
KEPALA SEKSI
PENGELOLAAN LAHAN DAN
AIRPADA BIDANG SUMBER
DAYA
UNSUR PELAKSANA
Sedangkan Dinas Pertanian fokus terhadap petani, pengembangan pertanian, dan pemberdayaan
POKTAN dan GAPOKTAN. Selain itu, Dinas yang membidangi Pertanian ini menyusun Jaminan
Keberlanjutan Pertanian.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 34
Pemerintah Kabupaten Garut
1 Instansi Pemerintah 15
2 P3A/GP3A/IP3A 4
TOTAL 22
Sumber data: SK KOMIR Tahun 2019 Kabupaten Garut.
Struktur organisasi Komisi Irigasi, yang memperlihatkan berapa anggota berasal dari instansi
pemerintah, dan berapa anggota non-pemerintah. Lebih lengkap mengenai keanggotaan Komisi Irigasi
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 35
Pemerintah Kabupaten Garut
Kedudukan
No. Nama / Instansi Dalam Komisi
Irigasi
10 Kepala Bidang II Ekonomi dan Sumber Daya Alam pada Badan Perencanaan Anggota
Pembangunan Daerah
11 Kepala Bidang IV Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah pada Badan Anggota
Perencanaan Pembangunan Daerah
12 Kepala Bidang Perikanan Budidaya pada Dinas Perikanan dan Peternakan Anggota
13 Kepala Bidang Penataan Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Anggota
Ruang
14 Kepala Bidang Tata Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Anggota
15 Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Sarana Prasarana Desa dan Anggota
Teknologi Tepat Guna pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
16 Kepala Bidang Sarana dan Prasarana pada Dinas Pemadam Kebakaran Anggota
17 Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Dinas Ketahanan Anggota
Pangan
18 Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Anggota
Bencana Daerah
19 Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial Anggota
20 Kepala Seksi Irigasi pada Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Anggota
dan Penataan Ruang
21 Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air pada Bidang Sumber Daya Dinas Anggota
Pertanian
22 Unsur Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut Anggota
23 Unsur Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Kabupaten Garut Anggota
24 Unsur Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Garut Anggota
25 Unsur Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Kabupaten Garut Anggota
26 Unsur Perwakilan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Anggota
Wilayah Garut Utara
27 Unsur Perwakilan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Anggota
Wilayah Garut Tengah
28 Unsur Perwakilan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Anggota
Wilayah Garut Selatan
Sumber data: SK KOMIR Tahun 2019 Kabupaten Garut.
Adapun GP3A (Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air) dibentuk dengan tujuan untuk
mempermudah koordinasi dan mewadahi partisipasi P3A di tingkat jaringan utama. Terdapat 19
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 36
Pemerintah Kabupaten Garut
GP3A yang telah terbentuk di 38 DI kewenangan Kabupaten Garut. Adapun IP3A atau Induk
Perkumpulan Petani Pemakai Air merupakan gabungan dari sejumlah GP3A pada satuan wilayah
yang lebih luas. Saat ini belum terbentuk IP3A di 38 DI kewenangan Kabupaten Garut. Lebih
lengkap mengenai informasi P3A, GP3A dan IP3A di Kabupaten Garut dapat dilihat pada FORM
2.01 : (P3A-GP3A-IP3A)
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 37
Pemerintah Kabupaten Garut
Berdasarkan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2016 tentang Pedoman Operasi dan Eksploitasi
Jaringan Irigasi, evaluasi kinerja jaringan irigasi dilakukan setiap satu tahun sekali sesuai dengan
daerah irigasi (DI) kewenangannya. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem
irigasi. Sesuai dengan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2016 penilaian kinerja jaringan irigasi dilakukan
dengan menilai 6 (enam) aspek kinerja yaitu :
1. Aspek Prasarana Fisik,
2. Aspek Produktivitas Tanam,
3. Aspek Sarana Penunjang,
4. Aspek Organisasi Personalia,
5. Aspek Dokumentasi,
6. Aspek Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A).
Secara teoritis, evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan penilaian indeks kinerja sistem
irigasi sebagai berikut :
a) 80-100 : kinerja sangat baik
b) 70-79 : kinerja baik
c) 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
d) < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
Dari Format 3.05 : Ikhtisar Indeks Kinerja Sistem Irigasi sebagian besar kinerja DI
Berdasarkan Penilaian hasil evaluasi di Kabupaten Garut, IKSI (Indeks kinerja sistem Irigasi) termasuk
kategori kinerja kurang, maka direkomendasikan perlu peningkatan dalam pengelolaan dan
pemeliharaan irigasi di Kabupaten Garut. Kondisi Kinerja sistem irigasi di Kabupaten Garut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 38
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 39
Pemerintah Kabupaten Garut
Kategori
Nilai Max Kinerja
No. Nama DI Luas (Ha)
Nilai Maksimum (%)
100 B/RR/RS/RB
33 Curug Ngebul 136 51,64 RB
34 Leuwibitung 327 46,25 RB
35 Leuwibolang 154 55,36 RB
36 Parigi 408 59,53 RB
37 Simpangsari 236 58,63 RB
38 Sindujaya 560 45,80 RB
Rata-rata 56,86 KK
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Garut, 2021.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja sistem irigasi utama dan tersier dihasilkan Indeks Kinerja 38
Daerah Irigasi dengan nilai 56,86 dan kinerja secara keseluruhan Rusak Berat (RB), maka kinerja
Kabupaten Garut masih dalam tahap kurang (KK).
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 40
Pemerintah Kabupaten Garut
Tabel 2.5 Rata-rata Pendapatan Usaha Tani Per daerah irigasi (Rp/satuan luas)
Padi Palawija Sayuran
Daerah
Irigasi MT-1 MT-2 MT-3 MT-1 MT-2 MT-3 MT-1 MT-2 MT-3
Badama 5.338.683 5.476.800 5.723.333 7.352.090 7.861.201 11.869.962 44.610.000 49.700.000 25.050.000
Baranang Siang 5.289.796 5.413.221 5.658.727 7.469.208 8.034.990 12.117.612 44.760.000 50.000.000 25.133.333
Beulah Nangka 5.314.371 5.446.438 5.689.079 7.458.850 7.984.422 12.048.087 44.700.000 50.033.333 25.133.333
Cadas Gantung 5.289.796 5.413.221 5.658.727 7.469.208 8.034.990 12.117.612 44.760.000 50.000.000 25.133.333
Cianten 5.352.079 5.486.704 5.731.940 7.539.703 8.082.022 12.172.127 44.670.000 25.633.333 12.733.333
Ciawi 5.214.011 5.359.126 5.611.568 7.314.184 8.057.145 12.139.632 45.000.000 - 26.666.667
Cibedug 5.381.411 5.507.955 5.757.448 7.420.680 7.986.403 12.052.509 44.670.000 51.100.000 25.300.000
Cibuyutan
5.460.888 5.584.736 5.836.840 7.408.194 7.971.302 12.027.747 44.670.000 51.366.667 25.033.333
Selatan
Cibuyutan Utara 5.460.888 5.584.736 5.836.840 7.408.194 7.971.302 12.027.747 44.670.000 51.366.667 25.033.333
Cicapar 5.533.867 5.663.111 5.911.804 7.453.820 8.015.027 12.087.168 44.520.000 50.400.000 24.983.333
Cijayana 5.278.014 5.404.152 5.642.605 7.376.286 7.937.279 11.959.031 - - -
Cikamiri 5.314.371 5.446.438 5.689.079 7.458.850 7.984.422 12.048.087 44.700.000 50.033.333 25.133.333
Cikamiri II 5.415.989 5.550.667 5.799.444 7.375.620 7.907.830 11.935.110 44.730.000 50.300.000 25.050.000
Cikuray 5.289.796 5.413.221 5.658.727 7.469.208 8.034.990 12.117.612 44.760.000 50.000.000 25.133.333
Cimanuk 5.403.060 5.526.335 5.771.250 7.434.527 7.994.351 12.060.771 44.730.000 50.933.333 25.066.667
Cimaragas 5.457.126 5.589.141 5.839.864 7.399.586 7.957.211 11.987.084 44.490.000 49.500.000 24.883.333
Cimarijawa 5.568.584 5.700.090 5.952.051 7.472.319 8.013.748 12.091.155 44.520.000 49.300.000 24.950.000
Ciojar 5.497.145 5.616.905 5.868.755 7.473.998 8.021.788 12.104.015 44.970.000 50.800.000 25.033.333
Cipacing 5.346.492 5.473.983 5.716.042 7.472.187 8.035.151 12.130.222 44.490.000 49.233.333 24.733.333
Cipancar 5.459.541 5.585.352 5.836.778 7.443.424 7.996.615 12.068.772 44.760.000 50.100.000 25.033.333
Cipancong 5.289.796 5.413.221 5.658.727 7.435.690 7.990.503 12.075.911 43.860.000 49.466.667 24.366.667
Cipandan 5.175.760 5.320.460 5.563.712 7.493.757 8.061.874 12.156.688 69.390.000 77.333.333 38.933.333
Cipeujeuh 5.282.333 5.406.400 5.647.917 7.371.195 7.916.080 11.942.338 44.370.000 49.833.333 24.916.667
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 41
Pemerintah Kabupaten Garut
Total rata-rata pendapatan usaha tani per-daerah irigasi dari tahun 2018 sampai dengan tahun
2021 pada jenis tanaman padi memiliki nilai MT-1 sebesar Rp.203.699.501,- (dua ratus tiga juta enam
ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus satu rupiah), MT-2 sebesar Rp.208.575.181,- (dua ratus
delapan juta lima ratus tujuh puluh lima ribu seratus delapan puluh satu rupiah), dan MT-3
Rp.217.948.938,- (dua ratus tujuh belas juta sembilan ratus empat puluh delapan ribu sembilan ratus
tiga puluh delapan rupiah). Untuk jenis tanaman palawija pada MT-1 pendapatan petani sebesar
Rp.282.626.381,- (dua ratus delapan puluh dua juta enam ratus dua puluh enam ribu tiga ratus delapan
puluh satu rupiah), MT-2 sebesar Rp.303.882.736,- (tiga ratus tiga juta delapan ratus delapan puluh dua
ribu tujuh ratus tiga puluh enam rupiah), dan MT-3 sebesar Rp.458.234.939,- (Empat ratus lima puluh
delapan juta dua ratus tiga puluh empat ribu sembilan ratus tiga puluh sembilan rupiah). Sedangkan pada
jenis tanaman sayuran memiliki total nilai MT-1 sebesar Rp.1.586.310.000 (satu milyar lima ratus
delapan puluh enam juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah), MT-2 sebesar Rp.1.706.099.999 (satu milyar
tujuh ratus enam puluh juta sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan
rupiah) dan untuk MT-3 mengalami penurunan menjadi senilai Rp.679.199.997 (enam ratus tujuh puluh
sembilan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh rupiah).
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 42
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 43
Pemerintah Kabupaten Garut
Rata-rata
Jumlah Petani
No. Nama DI Luas Lahan (ha) Kepemilikan Lahan
(Orang)
(ha/orang)
25 Ciroyom 762 5,44 700
26 Cisalak 61 0,72 426
27 Cisangkan 118 1,05 564
28 Citameng I 507 1,20 2.113
29 Citameng II 341 2,50 682
30 Citameng III 151 0,60 1.264
31 Citameng IV 484 2,50 968
32 Citikey 375 1,98 947
33 Curug Ngebul 136 0,48 1.430
34 Leuwibitung 327 0,86 1.900
35 Leuwibolang 154 0,85 903
36 Parigi 408
37 Simpangsari 236 1,43 826
38 Sindujaya 560 0,57 4.900
Sumber : Dinas Pertanian, 2021.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 44
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 45
Pemerintah Kabupaten Garut
Produktivitas (Ton/ha) tanaman padi, palawija, sayuran, dan buah-buahan yang ditanam di
lahan sawah beririgasi selama lima tahun terakhir juga mengalami pasang surut akibat pandemi covid-
19. Gambar 2.8 menjelaskan bagaimana fluktuasi produktivitas tanaman padi, palawija dan buah-
buahan yang menggunakan air irigasi 38 DI teknis di Kabupaten Garut.
96,00
Padi
48,00
Palawija
Sayuran
24,00 Buah-buahan
17,74 17,94 18,12 17,67 17,68
6,00
2017 2018 2019 2020 2021
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 46
Pemerintah Kabupaten Garut
BAB 3
RENCANA PENGELOLAAN IRIGASI
Proses penyusunan program pengelolaan irigasi diawali dengan konsultasi publik, berupa
pertemuan antara wakil dari Komisi Irigasi, Dinas yang membidangi irigasi, Petani (P3A/GP3A/IP3A)
dan perwakilan masyarakat, untuk membahas dan identifikasi masalah-masalah yang ada tentang
irigasi dalam kabupaten yang bersangkutan, serta merumuskan upaya pemecahannya. Dari hasil
diskusi tersebut, serta data dan informasi yang digambarkan mulai dari sub-bab, dan disusun suatu
ringkasan identifikasi masalah dalam bentuk matriks bersama upaya pemecahannya dan instansi yang
bertanggung jawab. Ringkasan tersebut yang disusun oleh Tim Penyusun RP2I disajikan dalam
Format - 6.01 : Ringkasan Masalah Tentang Irigasi Dan Upaya Pemecahannya (lampiran).Informasi
ini dipakai sebagai dasar penyusunan program dalam RP2I.
Selain itu, secara garis besar Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I)
Kabupaten Garut terdiri dari tiga sektor pelaksanaan tugas, yaitu Bappeda, PUPR dan Dinas Pertanian.
Uraian secara garis besar tugas tersebut dilaksanakan sesuai dengan skema di bawah ini.
3.1. BAPPEDA
3.1.1. Kelembagaan Pengelolaan Irigasi (KPI)
3.1.1.1. Penyiapan Kerangka Hukum untuk PPSI
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Garut. Sebagai salah satu
sektor unggulan, sektor pertanian memerlukan dukungan dan perhatian guna meningkatkan daya saing
daerah. Sebagai sektor unggulan, peningkatan produktivitas hasil pertanian diperlukan dalam
meningkatkan daya saing daerah Kabupaten Garut. Peningkatan produktivitas pertanian perlu
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 47
Pemerintah Kabupaten Garut
didukung oleh prasarana serta sarana yang memadai. Pengelolaan irigasi merupakan salah satu
prasarana pendukung yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas hasil pertanian. Dalam
rangka memberikan kepastian mengenai pengaturan sumber daya air khususnya mengenai irigasi,
maka perlu adanya kerangka hukum yang dapat mengatur pengelolaan irigasi secara berkelanjutan,
partisipatif serta mempertimbangkan kearifan dan kebudayaan lokal.
Penyusunan dan
1 Dinas PUPR, Dinas Pertanian, Bappeda 2021
Pembahasan Rencana RP2I
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 48
Pemerintah Kabupaten Garut
Kabupaten Garut, dan dimasukkan ke Format - 10.05 : Rencana Pengelolaan Irigasi - Bappeda
(Pemberdayaan TPM & Penyusunan PSETK) pada tahun pertama RP2I.
Sedangkan tujuan PSETK adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang tepat serta aktual
sebagai masukan dalam proses perencanaan program pemberdayaan organisasi P3A/GP3A/IP3A
menuju peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada suatu daerah irigasi berdasarkan
potensi sumber daya lokal melalui kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
1. Penyusunan profil sosial ekonomi dan mengidentifikasi potensi sumber daya lokal;
2. Penyusunan profil teknis pengelolaan irigasi (operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan
irigasi);
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi
P3A/GP3A/IP3A baik pada aspek teknis, kelembagaan maupun usaha tani dan usaha ekonomi
produktif.
Program PSETK untuk 38 Daerah Irigasi di Kabupaten Garut dengan luasan total 16.067 ha sudah
dilaksanakan pada tahun 2018 sebanyak 22 DI, dan pada tahun 2019 dilaksanakan sebanyak 16 DI,
seperti yang tercantum dalam Format - 2.03 : Pelaksanaan Kegiatan PSETK dan Pelatihan
P3A/GP3A/IP3A Pada 5 Tahun Terakhir.
Berikut ini dijelaskan tentang kegiatan yang masuk kategori Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
sesuai dengan TUPOKSI. Program pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A harus difokuskan pada DI
prioritas yang telah dipilih untuk periode 5 tahun ke depan. Dalam penyusunan RP2I, daftar DI yang
ditentukan sebagai prioritas atau DI teknis sebanyak 38 DI. Data tentang jumlah P3A/GP3A/IP3A yang
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 49
Pemerintah Kabupaten Garut
ada untuk tiap DI prioritas disajikan dalam Format - 2.01 : Informasi Kondisi Petani Pemakai Air
(P3A/GP3A/IP3A).
Evaluasi Kinerja merupakan bagian dari kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan
Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A. Evaluasi kinerja adalah rangkaian kegiatan untuk mengukur capaian
pelaksanaan tugas dan fungsi P3A/GP3A/IP3A. Evaluasi kinerja P3A/GP3A/IP3A bertujuan untuk
mengetahui kinerja kelembagaan, Pendanaan, usaha tani, kondisi Jaringan serta menghasilkan
rekomendasi dalam manajemen sistem irigasi dalam penanggulangan permasalahan-permasalahan
yang terjadi dengan melihat kondisi aset irigasi dan karakteristik fisik jaringan irigasi serta kondisi
lembaga P3A pada jaringan irigasi tersebut. Dari hasil penilaian kinerja didapat kondisi Baik (B),
Belum berkembang (BB), Sedang Berkembang (SB) sampai pada tahap Mandiri (M). Program evaluasi
kinerja P3A/GP3A/IP3A sudah pernah dilakukan di tahun 2018, 2019 dan 2020. Evaluasi kinerja
tersebut terlampir dalam Format - 2.01 : Informasi Kondisi Petani Pemakai Air (P3A/GP3A/IP3A).
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 50
Pemerintah Kabupaten Garut
Pemeliharaan jaringan irigasi diperlukan untuk menjamin kelancaran operasi jaringan dan
untuk mempertahankan fungsi yang tepat dan umur fasilitas jaringan. Pemeliharaan pada dasarnya
adalah proses menjaga berbagai fasilitas jaringan dalam kondisi yang baik, sehingga O&P yang efisien
dapat dilaksanakan. Adapun ruang lingkup kegiatan pemeliharaan meliputi:
• Inventarisasi kondisi jaringan irigasi
• Perencanaan dan pemrograman
• Implementasi
• Monitoring dan evaluasi
Persyaratan pemeliharaan dikategorikan menjadi pekerjaan rutin, berkala dan darurat, dalam
hal yang berkenaan dengan frekuensi dan skala pekerjaan, tingkat kesulitan, waktu dan metode
pelaksanaan.
- Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan sehari-hari yang umumnya dilakukan oleh personel
sendiri dari kantor UPT. Tapi beberapa pekerjaan kecil yang tidak memerlukan tambahan
tenaga kerja terampil harus dilaksanakan dengan Swakelola. Pada dasarnya ini merupakan
pekerjaan pemeliharaan skala kecil yang secara sporadis tersebar di seluruh jaringan. Hal ini
dilakukan sering kali secara teratur sepanjang tahun.
Pemeliharaan rutin adalah yang paling kritis dengan biaya yang hemat di antara berbagai
kategori pemeliharaan. Kinerja yang baik dari pemeliharaan rutin ini akan mengurangi
kerusakan/degradasi dan karenanya mempertahankan fungsi jaringan, dan akhirnya
meminimalkan kebutuhan pekerjaan perbaikan berkala dan darurat.
Kategori pekerjaan pemeliharaan ini biasanya tidak memerlukan teknik tinggi. Gambar purna-
laksana (as-built drawings) saluran dan bangunan dapat dimanfaatkan, dan untuk
menyelesaikan pekerjaan biasanya tidak memakan banyak waktu. Selain itu, pekerjaan ini
membutuhkan sedikit bahan dan hanya menggunakan alat atau peralatan sederhana yang
dipakai sehari-hari. Frekuensi pemeliharaan rutin, tergantung pada kondisi saluran dan
bangunan dan sifat aliran di saluran, mungkin sesingkat harian sampai dengan selama bulanan.
- Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala mencakup pekerjaan perbaikan yang terlalu besar atau rumit atau
membutuhkan sumber daya yang lebih besar daripada yang tersedia di tingkat kantor UPT.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 51
Pemerintah Kabupaten Garut
Kebutuhan kategori pemeliharaan ini akan diidentifikasi oleh kantor UPT dan dilaporkan ke
Kantor Dinas PUPR, yang bertanggung jawab untuk survei, desain dan pelaksanaan pekerjaan.
- Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat harus segera dilakukan oleh kantor UPT dibantu oleh Kantor Dinas PUPR
tanpa penundaan ketika insiden kritis tiba-tiba terjadi. Mereka sering dibantu oleh desa terdekat
atau anggota P3A. Pekerjaan perbaikan darurat bisa perbaikan bagian saluran yang rusak karena
tanah longsor, membersihkan blokade mendadak dalam saluran oleh puing-puing atau sampah
yang volumenya besar dari tanggul saluran, bobolnya tanggul saluran akibat limpasan, dll.
Pemeliharaan jaringan irigasi yang direncanakan oleh Dinas PUPR memiliki alokasi dana total
sebesar Rp.29.009.565.063,- (dua puluh sembilan milyar sembilan juta lima ratus enam puluh lima ribu
enam puluh tiga rupiah) untuk seluruh jenis kegiatan pemeliharaan. Pada tahun 2022 pemeliharaan
jaringan irigasi dianggarkan sebesar Rp.5.250.000.000,- (lima milyar dua ratus lima puluh juta rupiah),
tahun 2023 dianggarkan sebesar Rp.5.512.500.000,- (lima milyar lima ratus dua belas juta lima ratus
ribu rupiah).
Pada tahun 2024 dianggarkan sebesar Rp.5.788.125.000,- (lima milyar tujuh ratus delapan
puluh delapan juta seratus dua puluh lima ribu rupiah), tahun 2025 dianggarkan Rp.6077.531.250,-
(enam milyar tujuh puluh tujuh juta lima ratus tiga puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah), dan
pada tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp.6.381.407.813,- (enam milyar tiga ratus delapan puluh satu
juta empat ratus tujuh ribu delapan ratus tiga belas rupiah). Lebih lengkapnya pendanaan ini sudah
tercantum dalam Form-04 : Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 52
Pemerintah Kabupaten Garut
Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula. Pelaksanaan Konstruksi partisipatif harus sesuai dengan
Undang-undang (UU) No. 17/2019 tentang Sumber daya Air dengan pendekatan berpartisipasi dalam
pengembangan dan pengelolaan irigasi dan sumber daya air. Salah satu tujuan proyek adalah
memberdayakan dan meningkatkan kemampuan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A/GP3A/IP3A)
agar dapat berperan-serta secara efektif dalam pengelolaan irigasi.
Dalam pelaksanaan konstruksi partisipatif, maka akan senantiasa melibatkan masyarakat petani
melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A. Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat
yang bergerak dalam bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi perkumpulan petani
pemakai air (P3A) maupun petani lainnya yang belum tergabung dalam organisasi perkumpulan petani
pemakai air.
Dalam menyusun rehabilitasi jaringan irigasi untuk periode 5 tahun ke depan, yang merupakan
masa perencanaan untuk RP2I, terdiri dari DI yang dipilih sebagai DI prioritas. Prioritas ditentukan
dengan kriteria sebagai berikut :
- Prioritas 1: DI yang telah disiapkan desain (SID) untuk rehabilitasi, namun konstruksi belum
dilaksanakan.
- Prioritas 2: DI yang perlu rehabilitasi, dilihat dari kondisi aset fisik irigasi yang ada sekarang.
DI yang telah direhabilitasi (perbaikan fisik) dalam 5 tahun terakhir tentunya tidak dipilih lagi
sebagai DI prioritas untuk 5 tahun ke depan. Dari Format - 8.01 : Daftar Di Yang Sudah Di Desain
(SID) Dan Belum Dilaksanakan Rehabilitasi Jaringan Utama Dalam 5 Tahun Terakhir terdapat
daftar DI yang belum direhabilitasi jaringan irigasi utamanya selama 5 tahun terakhir, dalam Format
- 9.01 : Daftar Di Prioritas Dan Program Rehabilitasi Dalam 5 Tahun Ke Depan Daftar DI tersebut
merupakan calon DI prioritas untuk diseleksi dalam periode 5 tahun ke depan.
Proses ini akan menaikkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab (sense of belonging and
sense of responsibility) masyarakat tani atas keberadaan jaringan irigasi di sekitarnya. Sehingga
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 53
Pemerintah Kabupaten Garut
semangat partisipasi dapat lebih dibangkitkan setelah PKM. Atau setidaknya dapat menghilangkan
perilaku vandalisme. Pelaksanaan PKM dilakukan secara bertahap, yaitu:
a) Tahap awal sebelum perencanaan rehab dimulai untuk menampung aspirasi masyarakat
b) Tahap sebelum perencanaan berakhir untuk menawarkan jalan keluar dalam menampung
aspirasi masyarakat.
Aspirasi masyarakat dapat ditampung dalam PKM ini. Namun tentu tidak semua aspirasi dapat
ditampung. Jadi ada aspirasi yang sepenuhnya dapat ditampung, ada yang dapat ditampung sebagian,
dan ada yang tidak bisa diterima. Dalam forum PKM kompromi dapat dilakukan antara pemerintah
dan petani.
Pada Format - 9.01 : Daftar Di Prioritas Dan Program Rehabilitasi Dalam 5 Tahun Ke
Depan juga terdapat informasi tentang DI yang telah disiapkan desain rehabilitasi (SID-P), namun
perbaikan fisik belum dilaksanakan. DI tersebut perlu diberikan prioritas pertama untuk pekerjaan fisik,
karena P3A seharusnya sudah dilibatkan dalam proses desain, dan sudah ada persiapan ke arah
partisipasi mereka dalam konstruksi.
Pelaksanaan Konstruksi ini apabila fungsi jaringan irigasi sudah sangat rendah (<40%)
sehingga tidak akan efisien lagi bila dilakukan operasi. Untuk keperluan rehabilitasi ini harus dilakukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap jaringan irigasi, dan dihitung kebutuhan biaya untuk
pembuatan desain dan konstruksinya. Pembiayaan rehabilitasi cukup besar, sehingga harus disesuaikan
dengan kemampuan keuangan pemerintah, kecukupan sumber daya manusianya dan efisiensi
pemanfaatan airnya.
Daerah irigasi yang masuk daftar dalam Format - 8.01 : Daftar di Yang Sudah di Desain
(SID) Dan Belum Dilaksanakan Rehabilitasi Jaringan Utama Dalam 5 Tahun Terakhir
kemungkinan besar tidak bisa ditangani semua untuk rehabilitasi dalam periode 5 tahun karena
keterbatasan dana, dan mungkin ada DI yang masih dalam kondisi baik sehingga tidak perlu
diprogramkan untuk rehabilitasi. Penyusunan program dan prioritas DI telah disusun oleh Dinas PUPR
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 54
Pemerintah Kabupaten Garut
dalam Format - 9.01 : Daftar Di Prioritas Dan Program Rehabilitasi Dalam 5 Tahun Ke depan dan
Format : PU-9 Rencana Pengelolaan Irigasi.
Sebagaimana didefinisikan dalam keputusan di atas, proyek dianggap lengkap dan fungsional
jika telah berfungsi sistem secara lengkap dan sudah sesuai dengan spesifikasi untuk pekerjaan
tersebut. Kegiatan selama persiapan O & P akan memastikan:
1. Partisipasi bagian O&P dari SDP selama tahap terminal konstruksi.
2. Menyelesaikan seluruh saluran utama, saluran tersier dan sistem drainase, memeriksa dan
memperbaiki yang cacat.
3. Menyusun susunan organisasi O&P dengan staf yang diperlukan.
4. Penyediaan fasilitas pendukung untuk O&P.
5. Persiapan data, peta, dan Pedoman O&P
Dalam penyusunan anggaran PROMP selama 5 tahun ke depan ini, dapat dilihat pada Format : PU-
10 tentang Rencana Pengelolaan Irigasi Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi.
Pengembangan pertanian yang dimaksud dalam dokumen rencana ini berkaitan dengan
ketersediaan dan kapasitas Penyuluh pertanian lapangan. Adapun kegiatan pengembangan pertanian
tersebut terdiri dari:
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 55
Pemerintah Kabupaten Garut
Sementara itu, efektivitas GAPOKTAN dapat dilihat dari beberapa kriteria berikut, seperti :
peningkatan hasil produksi, kemampuan adaptasi, kepuasan kerja, kemampuan untuk meraih laba dan
pencarian sumber daya. Adapun rencana peningkatan kapasitas POKTAN/GAPOKTAN selama 5
tahun ke depan dapat dilihat sebagai berikut dalam Format - 9.07 : Prioritas DI : Program Fasilitasi
Pembentukan POKTAN/GAPOKTAN & Pelatihan.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 56
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 57
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 58
Pemerintah Kabupaten Garut
1) Pidana penjara 5 tahun dan denda sebanyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bagi
pihak yang melakukan alih fungsi lahan LP2B;
2) Pidana penjara 3 tahun dan denda sebanyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) bagi
pihak yang melakukan kewajiban mengembalikan keadaan LP2B ke keadaan semula.
Rincian kegiatan yang dilaksanakan oleh dinas pertanian Kabupaten Garut dalam rangka
penegakan hukum untuk mencegah alih fungsi lahan terdiri dari pembuatan peta LP2B, prasasti LP2B,
dan peta infrastruktur pertanian Kabupaten Garut. Secara detail rencana tersebut terurai dalam lampiran
Format - 10.06: Rencana Kegiatan, Harga Satuan & Pembiayaan, yaitu berupa sosialisasi kegiatan
LP2B.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 59
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 60
Pemerintah Kabupaten Garut
BAB 4
PENJADWALAN PENANGANAN DI SESUAI SKALA PRIORITAS
Di kabupaten Garut, selain Daerah Irigasi yang dikelola sendiri oleh kabupaten sesuai Permen
PUPR No.14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. Terdapat DI yang
dikelola oleh Provinsi. Adapun ringkasan mengenai jumlah total daerah irigasi yang berada dalam
wilayah kabupaten Garut berdasarkan kewenangannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
1. Kabupaten
1.1 Utuh dalam Kabupaten < 1.000 ha 38 16.067 13.518
Total kabupaten 38 16.067 13.518
2 Provinsi
2.1 Lintas batas Kabupaten < 1.000 ha 2 307 307
2.2 Lintas batas Kabupaten 1.000 - 3.000 ha - - -
2.3 Utuh dalam Kabupaten 1.000 -3.000 ha 1 1.016 1.016
Total Provinsi 3 1.323 1.323
3. Pusat
3.1 Lintas batas Provinsi <1.000 ha -
3.2 Lintas batas Provinsi 1.000 - 3.000 ha - - -
3.3 Lintas batas Provinsi >3.000 ha - - -
3.4 Lintas batas Kabupaten >3.000 ha - - -
3.5 Utuh dalam Kabupaten >3.000 ha - - -
Total Pusat - - -
TOTAL 41 17.390 14.841
Sumber data : Permen PUPR No.14/PRT/M/2015.
Adapun data lebih mendalam mengenai masing-masing daerah irigasi yang terdapat di dalam
wilayah kabupaten Garut sesuai dengan kewenangannya dapat dilihat pada Form-05: List Daerah
Irigasi (DI).
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 61
Pemerintah Kabupaten Garut
DI yang telah direhabilitasi (perbaikan fisik) dalam 5 tahun terakhir tentunya tidak dipilih lagi
sebagai DI prioritas untuk 5 tahun ke depan. Dari Sistem Informasi RP2I terdapat daftar Daerah Irigasi
di Kabupaten Garut yang akan direhabilitasi jaringan irigasi utamanya selama 5 tahun ke depan.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 62
Pemerintah Kabupaten Garut
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 63
Pemerintah Kabupaten Garut
BAB 5
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) merupakan kerja kolaborasi dari para
pihak terkait irigasi baik itu dari Pemerintah dan Non Pemerintah. Dari unsur pemerintah Bappeda,
Dinas PUPR, Dinas Pertanian masing-masing mempunyai tugas yang terbagi dalam dokumen RP2I
ini.
Menyiapkan kerangka hukum PPSI, yang dalam hal ini melakukan sosialisasi Peraturan Daerah
tentang Irigasi setelah disusun oleh Kabupaten Garut dan diusulkan untuk ditetapkan menjadi Perda.
Tahapan ini tentu memiliki kendala terkait belum siapnya perangkat Peraturan Pemerintah sebagai
turunan Undang – undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Sehingga tentunya tahapan
ini masih menunggu tahapan tersebut untuk dilaksanakan. Oleh karenanya, Penyiapan kerangka hukum
ini ditargetkan pada akhir masa RP2I. Namun sampai dengan saat ini sudah disusun draf perda irigasi
yang sudah dilaksanakan Sosialisasi kepada masyarakat.
Penyusunan RP2I periode lima tahun berikutnya yang tentunya tahapannya bekerja bersama
dengan Dinas PU sebagai pelaksana penyusunan RP2I. Bappeda bertugas untuk menyediakan SK Tim
Penyusun, melakukan konsultasi publik dan sosialisasi Draf RP2I sekaligus memfasilitasi proses
penetapannya.
Fasilitasi Komisi Irigasi, yang terdiri dari tiga kegiatan utama oleh Bappeda yaitu Pembentukan
& Penetapan SK Bupati tentang Komisi Irigasi, Sidang Komisi Irigasi dan Evaluasi Kinerja Komisi
Irigasi. Sesuai dengan Keputusan Bupati Garut Nomor: 611/KEP.725.BAPPEDA/2019 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Bupati Garut Nomor: 611/KEP.673-BAPPEDA/2017 Tentang
Pembentukan Komisi Irigasi Kabupaten Garut dan Sekretariat Komisi Irigasi Kabupaten Garut, maka
Bappeda melakukan fasilitasi pelaksanaan Sidang Komisi Irigasi paling sedikit satu kali dalam setahun
dan melakukan evaluasi di setiap akhir tahun.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 64
Pemerintah Kabupaten Garut
Evaluasi kinerja PPSI merupakan tahapan evaluasi semua program terkait Kelembagaan
Pengelolaan Irigasi. Evaluasi ini melibatkan semua unsur kelembagaan baik dari Pihak Pemerintah dan
Non Pemerintah. Kegiatan ini direncanakan untuk dilakukan setiap tahun di akhir pelaksaan semua
kegiatan/akhir tahun.
Bappeda Kabupaten Garut memiliki kewajiban menyusun dan melakukan evaluasi PSETK.
Penyusunan PSETK, PSETK dimaksudkan untuk menyediakan data dan informasi mengenai kondisi
sosial, ekonomi, teknis, dan kelembagaan yang dibutuhkan dalam program pemberdayaan organisasi
P3A/GP3A/IP3A menuju peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada suatu daerah irigasi.
Pada tahun 2023, PSETK Daerah Irigasi sudah memerlukan untuk evaluasi sebagai bahan data
perencanaan selanjutnya terhadap pengembangan dan pengelolaan irigasi di Kabupaten Garut. Selain
itu, Bappeda Kabupaten Garut memiliki kewajiban untuk melakukan konsultasi publik dan sosialisasi
Draf RP2I Kabupaten Garut 2022 – 2026.
Sementara itu Dinas PUPR memiliki tugas Pengelolaan Irigasi yang terdiri dari Persiapan O&P,
Operasi Jaringan Irigasi, Pemeliharaan jaringan irigasi, dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi (Pelaksanaan
Konstruksi).
Dalam proses pelaksanaannya RP2I akan memiliki permasalahan terkait kendala yaitu :
a) Adanya beberapa kendala terutama terkait ketersediaan data karena melibatkan beberapa
pihak (Bappeda , Dinas PUPR, dan Dinas Pertanian).
b) Tidak tersedianya data secara lengkap
c) Dokumen PSETK belum lengkap
d) Adanya Pandemi Covid-19 sehingga kegiatan penjaringan aspirasi KOMIR belum dapat
terlaksana dengan baik
Unsur Pemerintah berikutnya adalah Dinas Pertanian yang mempunyai beberapa tugas yang
telah dijabarkan dalam dokumen ini di antaranya:
1. Pengembangan Pertanian melalui peningkatan kapasitas PPL sebagai ujung tombak dalam
peningkatan kualitas petani di lapangan;
2. Pengembangan kelembagaan POKTAN dan GAPOKTAN;
3. Bantuan teknis sistem stimulan seperti benih serta Bantuan teknis Prasarana Usaha Tani;
4. Melakukan usaha dalam menjamin keberlanjutan pertanian di Kabupaten Banyumas
melalui beberapa hal di antaranya Peningkatan daya guna lahan dan air serta melakukan
usaha tani hemat air.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 65
Pemerintah Kabupaten Garut
Usaha-usaha tersebut tentunya memiliki kendala di lapangan terutama terkait budaya dan
kebiasaan masyarakat lokal yang tentunya membutuhkan penyuluhan sehingga petani bisa diyakinkan
untuk keberlanjutan pertanian di Kabupaten Garut.
Dan yang paling utama sebagai kesimpulan bahwa kerja sama banyak pihak dalam
Kelembagaan Pengelolaan Irigasi terutama dari sektor non pemerintah baik yang ada dalam Komisi
Irigasi dan P3A sangat vital dan diperlukan sehingga bersinergi bersama untuk kemajuan Pertanian
Berkelanjutan di Kabupaten Garut.
5.2. SARAN
Penyusunan dokumen RP2I ini telah tersusun dengan berupaya memperhatikan segala aspek
yang dibutuhkan dalam proses penyusunannya. Adanya beberapa kendala terutama terkait ketersediaan
data bisa diselesaikan dengan memaksimalkan dokumen PSETK dan dokumen-dokumen lainnya yang
relevan. Meski demikian, masih disadari diperlukannya ketersediaan data yang lebih maksimal lagi
sehingga disarankan untuk mengadakan evaluasi beberapa dokumen yang dibutuhkan secara bertahap
seperti dokumen PSETK yang disebutkan sebelumnya di atas.
Dokumen RP2I ini adalah dokumen strategis dalam pelaksanaan pengembangan dan
pengelolaan irigasi di Kabupaten Garut karena memuat semua aspek yang dibutuhkan oleh pemerintah
daerah dalam lima tahun ke depan baik itu rencana Daerah Irigasi prioritas, strategi dan pendanaannya.
Oleh karenanya untuk memaksimalkan hasilnya maka evaluasi dokumen RP2I ini harus terintegrasi ke
dalam dokumen perencanaan daerah Kabupaten Garut yaitu RPJMD Kabupaten tahun 2020 – 2024.
Draft Laporan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I) Tahun 2022 - 2026 66