Anda di halaman 1dari 132

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-1


Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-1
PageSistem
B-1 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II. PENDEKATAN, METODOLODI &


PROGRAM KERJA

II.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK dan


PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK
II.1.1. U m u m
Seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Torm Of Reference (TOR) bahwa sebelum
membuat usulan teknik, konsultan harus dapat memahami dan membuat tanggapan dari KAK yang
dikeluarkan oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa PDAM Kabupaten Malang.

II.1.2. Tanggapan dan Saran Terhadap KAK


Konsultan PT. Tata Cipta Utama dalam proses pemahamannya menguraikan lebih detail item-item yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja. Oleh karena itu, maka lebih lanjut diuraikan dalam bentuk tanggapan
terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), seperti diuraikan berikut ini.

a. Latar Belakang
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus
dipenuhi oleh Pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum
merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan dengan ketersediaan air
minum yang mencukupi dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan
produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena
itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi
wilayah. Kondisi geografis, topografis, geologis, lingkungan dan aspek sumber daya manusia yang berbeda di
setiap wilayah di Indonesia, menyebabkan ketersediaan air minum dan kondisi pelayanan air minum yang
berbeda pada masing-masing wilayah. Dibutuhkan suatu konsep dasar guna menjamin ketersediaan air minum
bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut.

Dalam pembangunan sarana dan prasarana air minum ( sistem penyediaan air minum) diperlukan adanya
perencanaan yang terintegrasi, menyeluruh (comprehensive), berkelanjutan (sustainable), berwawasan
lingkungan dan terarah (focus), sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM)
di suatu lokasi/kawasan akan mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis. Dalam mencapai
sasaran kuantitas maka Pemerintah telah menetapkan sasaran pelayanan air minum dengan akses perpipaan
secara nasional dalam dokumen rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2009 sebesar
40 % terdiri dari akses perkotaan sebesar 66 % dan perdesaan 30%. Dan disusun rencana dan strategi
pencapaian sasaran tersebut dalam Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (KSNP-SPAM). Dalam dokumen lain dari Kementrian Pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya target
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-2
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-2 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

nasional untuk akses air minum masyarakat dengan sistem perpipaan, adalah target Millineum Development
Goals tahun 2015 (MDGs 2015) sebesar 68,87 %. Millineum Development Goals merupakan paradigma
pembangunan global yang mempunyai 8 tujuan dengan 18 sasaran. Sasaran yang berkaitan dengan penyediaan
air minum adalah sasaran kesepuluh, yaitu penurunan sebesar separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki
akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasarpada tahun 2015.
Latar belakang sasaran ini adalah masih banyaknya penduduk dunia yang belum mempunyai akses terhadap air
bersih. Pada awal Tahun 2000 diperkirakan 1,1 milyard penduduk dunia yang tinggal di desa maupun kota
hidup tanpa akses air bersih yang aman (WSCC, 2004). Propinsi Jawa Timur pada Tahun 2004 jumlah
penduduk tanpa akses air bersih adalah 36,7 % ( The World Bank – The Asia Foundation). Kabupaten Malang
berdasarkan data dari Dinas Permikiman Propinsi Jawa Timur Tahun 2005 penduduk perdesaan yang terlayani
air bersih adalah 14,87 %. Berdasarkan hasil capaian kinerja Tribulan I Tahun 2015 Dinas Cipta Karya
Kabupaten Malang, prosentase penduduk yang mendapat akses air minum di Kabupaten Malang adalah 63,62
% (dari jumlah total penduduk Kabupaten Malang Tahun 2015 sebesar 2,7 juta).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang sebagai Instansi yang diberi tanggung jawab oleh
Pemerintah Kabupaten Malang untuk menyediakan kebutuhan air minum bagi masyarakat dituntut untuk terus
menerus melakukan upaya menyediakan kebutuhan air minum bagi masyarakat dalam jumlah yang memadai,
cukup dan memenuhi syarat kriteria 4 K (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan). Dalam
penyediaan air minum tersebut syarat kualitas air minum harus sesuai dengan parameter Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. Sedangkan syarat kontinuitas adalah syarat pelayanan air
minum yang terus menerus. Dibutuhkan pasokan sumber air minum yang terkonservasi, senantiasa mencukupi
kebutuhan, tidak tercemar, adanya tindakan perbaikan, dan pemeliharaan sistem sehingga diharapkan adanya
penanganan pembangunan berkelanjutan ( sustainable) dan berwawasan lingkungan. Pada saat ini Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Malang mampu melayani pelanggan sebanyak 90.430 Sambungan Rumah/SR
( data Bulan Juni 2015) terdiri dari 25 unit pelayanan sebagai berikut :

a. Singosari : 9.387 SR
b. Lawang : 11.575 SR
c. Karangploso : 6.952 SR
d. Dau : 1.376 SR
e. Pujon : 1.570 SR
f. Ngantang : 639 SR
g. Kepanjen : 7.965 SR
h. Pakisaji : 5.548 SR
i. Donomulyo : 1.538 SR
j. Bululawang : 3.516 SR
k. Gondanglegi : 3.609 SR
l. Tumpang : 3.841 SR
m. Pakis : 9.541 SR
n. Ampelgading : 1.302 SR
o. Bantur : 976 SR

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-3
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-3 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

p. Ngajum : 1.741 SR
q. Dampit : 3.704 SR
r. Turen : 2.183 SR
s. Poncokusumo : 2.134 SR
t. Tajinan : 3.474 SR
u. Sb Manjing Wetan : 1.075 SR
v. Jabung : 1.298 SR
w. Sawojajar : 3.970 SR
x. Pagak : 805 SR
y. Wagir : 712 SR

Pada Kabupaten Malang wilayah urban (kekotaan) adalah wilayah Ibukota Kecamatan (IKK) yang pada
umumnya berbatasan langsung dengan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan. IKK tersebut adalah
Kecamatan Lawang, Singosari, Dau, Karangploso, Pakis, Tajinan, Pakisaji, Kepanjen, Bululawang.
Karakteristik wilayah IKK pada umumnya pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari wilayah Kecamatan
lainnya sehingga dengan adanya perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi
tersebut menuntut kebutuhan pelayanan air minum dan sarana dan prasarana lainnya. Kecamatan Lawang
merupakan wilayah yang terletak disebelah utara Kota Malang mempunyai luas wilayah 68,57 km2. Dengan
jumlah penduduk sebanyak 100.368 jiwa pada tahun 2010, dengan kepadatan penduduk 1.464 jiwa/km2.
Kecamatan Lawang terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Sidoluhur, Srigading, Sidodadi, Bedali, Kalirejo,
Mulyoarjo, Sumber Ngepoh, Sumber Porong, Turirejo, Ketindan, Wonorejo dan Lawang. Dari jumlah
penduduk 100.368 jiwa tersebut masih ada sekitar 8.410 KK belum terlayani air minum dengan sistem
perpipaan (PDAM dan Swadaya/lainnya) atau sekitar 65 %. Kondisi eksisting pelayanan air minum pada
Kecamatan Lawang (PDAM Unit Lawang) tahun 2015 (data Bagian Transmisi/Distribusi/Pebruari 2015)
adalah sebagai berikut :

a. Jumlah pelanggan : 11.470 SR


b. Kapasitas produksi : 141,08 liter/detik
c. Air terjual : 213.058 m3
d. Non Revenue Water : 37,57 %

Untuk memenuhi kebutuhan air minum, PDAM Unit Lawang mengandalkan 5 (lima) sumber air dengan
pengaliran sistem gravitasi yaitu :

a. Sumber Polaman, lokasi Desa Kalirejo, kapasitas sumber 125 liter/detik, kapasitas produksi 80,31
liter/detik
b. Sumber Kalibiru, lokasi Desa Turirejo, kapasitas sumber 120 liter/detik, kapasitas produksi 11,29
liter/detik
c. Sumber Suko, Desa Turirejo, kapasitas sumber 135 liter/detik, kapasitas produksi 30,05 liter/detik
d. Sumber Mlaten, Desa Ketindan, kapasitas sumber 17,5 liter/detik, kapasitas produksi 14,28
liter/detik
e. Sumber Kol, Desa Ketindan, kapasitas sumber 6,5 liter/detik, kapasitas produksi 5,15 liter/detik

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-4
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-4 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Pada saat ini IKK Lawang dengan perkembangan kota urban yang semakin pesat terdapat permintaan
kebutuhan air minum yang semakin meningkat namun demikian dengan kapasitas produksi yang terbatas
tersebut PDAM Unit Lawang telah membatasi permintaan pelayanan sambungan rumah.

Hal tersebut karena kapasitas sumber Polaman yang merupakan kapasitas produksi terbesar telah mengalami
penyusutan yang cukup besar pada musim kemarau. Berdasarkan pengamatan di lapangan diperkirakan terjadi
penyusutan sebesar 30%. Dampak dari penyusutan telah menimbulkan sensitivitas bertahun-tahun pada
masyarakat pemanfaatan sumber polaman ( HIPPAM) dan masyarakat sekitar sumber sehingga sering terjadi
salah paham antara HIPPAM, masyarakat sekitar sumber Polaman dengan pihak PDAM Unit Lawang.
Menurut prediksi apabila hal ini dibiarkan secar terus menerus tanpa adanya pembangunan sistem penyediaan
air minum baru untuk menambah kapasitas produksi maka yang akan terjadi pada 5 (lima) tahun mendatang
terjadi gejolak yang lebih besar pada masyarakat Kecamatan Lawang. Sedangkan dari hasil perhitungan
proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi kebutuhan air minum pada kecamatan Lawang sudah terjadi
kekurangan pemenuhan kebutuhan air minum sebanyak 51,37 liter/detik pada tahun 2015 ( perhitungan
terlampir) Sebagai solusi permasalah tersebut diatas diperlukan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) baru untuk penambahan pelanggan baru dan mencukupi kebutuhan air minum eksisting. Potensi yang
ada adalah sumber Krabyakan. Kedua sumber tersebut hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sumber
sebanyak 50 KK. Dari hasil survey awal/data kasar oleh Pusat Penelitian Pengembangan PDAM Kabupaten
Malang, potensi sumber Krabyakan sebagai berikut :

a. Sumber Krabayakan
 Elevasi : 400 dpl
 Kapasitas sumber Krabyakan 1( selatan) = 175 liter/detik
 Kapasitas total = 500 l/det
b. Wilayah Pelayanan
 Elevasi Wilayah Pelayanan
 Desa Bedali, elevasi 546 dpl (tertinggi)
 Desa Kalirejo, elevasi 520 dpl (tertinggi)
 Desa Sidodadi, elevasi 531 dpl (tertinggi)
c. Potensi Sambungan Rumah
 Potensi SR untuk 3 Desa 9000 SR
d. Rencana Broncaptering
 Rencana Broncaptering Kapasitas 150 liter/det
e. Rencana Ground Reservoir
 Prabrik HCL /Cerobong asap elevasi 580 dpl
f. Pipa Transmisi
 Panjang 1250 meter, diameter 12” ( dari Bak Penampung/pompa) s/d Rencana Reservoir)
g. Pipa Distribusi Utama
 Panjang 5.500 meter, diameter 12” - 10” ( dari Reservoir s/d Desa Bedali)
h. Bak penampung dan pompa

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-5
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-5 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Kapasitas 300 m3
 Pompa submersible/sentrifugal Q= 25 l/d, head 180 m, jumlah 4 buah

Survey awal tersebut merupakan gambaran sistem SPAM baru dari sumber Krabyakan, sedangkan untuk
mendapatkan hasil perencanaan yang kuat harus diawali dengan study kelayakan ( feasibility study),
penyusunan dokumen UKL UPL, Ijin Lingkungan, Ijin Pengambilan Air (SIPA), Kesiapan Lahan dan yang
terakhir adalah Detail Engineering Design. Secara garis besar tahapan rekayasa pembangunan SPAM adalah
sebagai berikut:

a. Perencanaan ( planning)
b. Desain ( Design)
c. Proses pengadaan ( procurement)
d. Pelaksanaan dan pengawasan ( construction)
e. Pengujian layak fungsi ( reliabilty test)
f. Penggunaan dan pemeliharaan ( opration dan maintenance)
g. Perbaikan (repair)

Memperhatikan hal-hal di atas, sesuai Rencana Anggaran Pendapatan Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Malang Tahun 2015 merencanakan pekerjaan Perencanaan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan SPAM Sumber Krabyakan, PDAM unit Lawang.

Secara umum, konsultan ini akan melakukan penyusunan study kelayakan SPAM yang diusulkan untuk
ditindaklanjuti dengan perencanaan teknik terinci (detail design) berikutnya.

TANGGAPAN LATAR BELAKANG

Secara umum latar belakang diadakannya pekerjaan ini sesuai yang tercantum dalam dokumen Kerangka
Acuan Kerja sudah tepat mengingat kebutuhan akan penambahan sumber air minum baru yang akan digunakan
untuk menyuplai IKK Lawang khususnya dan IKK sekitarnya pada umumnya merupakan suatu kondisi dengan
kategori mendesak.

Untuk target akan lebih tepat kiranya apabila Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2009 yang digunakan diganti menjadi RPJMN 2015-2019 dengan target yang dikenal dengan 100%-
0%-100%. target 100-0-100 yang mulai dikenalkan oleh Kementerian PU adalah target yang tercantum dalam
rancangan RPJMN 2015-2019. Target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100%
akses sanitasi layak.

Study Kelayakan yang SPAM yang tercantum di KAK kiranya lebih diperjelas dan disinkronkan dengan
kebutuhan tenaga ahli mengingat tidak terakomodirnya tenaga ahli keuangan daerah/perusahaan ataupun ahli
kelembagaan untuk menunjang pekerjaan study kelayakan pekerjaan tersebut.

Terlepas dari semua hal tersebut Konsultan akan melakukan pekerjaan ini dengan target hasil yang optimal
untuk mendapatkan sebuah rencana SPAM yang handal baik dari segi Teknis maupun sosial dan ekonomi.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-6
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-6 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

b. Maksud dan Tujuan


Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference I TOR) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi Konsultan dan
pegangan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pekerjaan perencanaan.

TOR berisi data dan informasi sebagai masukan dan ketentuan mengenai sasaran, kriteria, batasan dan
keluaran yang diharapkan pada serangkaian proses yang harus dipenuhi, diperhatikan dan diterjemahkan lebih
lanjut agar Konsultan yang ditunjuk dapat melaksanakan tugas dan mempunyai tanggungjawab dengan baik.

TANGGAPAN MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan yang diterangkan diatas merupakan maksud dan Tujuan TOR itu sendiri, akan lebih tepat
apabila maksud dan tujuan ini yang tercantum adalah maksud dan tujuan dari diadakanya kegiatan ini.

Misalnya ; maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah Tersedianya dokumen study kelayakan dan Desain rinci
sistem pengembangan Penyediaan Air Minum IKK Lawang yang disusun berdasarkan kaidah dan norma teknis
yang berlaku.

c. Ketentuan Teknis
 Lingkup Perencanaan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Penyedia Jasa Konsultansi adalah :

a. Konsultan Perencana bertugas membuat perencanaan design sarana dan prasarana air
minum/bangunan sistem penyediaan air minum yang sesuai dengan NPSM ( sesuai Norma,
Peraturan, Standart, Manual) bidang bangunan sistem penyediaan air minum yang efisien dan
optimal dalam sistem operasi dan pemeliharaan oleh PDAM Kabupaten Malang ( merujuk
pada hasil study kelayakan sebelumnya).
b. Sebelum memulai pekerjaan, konsultan perencana wajib mencari serta menghimpun data-data
yang diperlukan sehubungan pekerjaan perencanaan yang telah diberikan. Data-data tersebut
dan dilaporkan secara tertulis kepada Penanggung Jawab Kegiatan
c. Konsultan wajib melaksanakan pengukuran-pengukuran di lapangan untuk mendapat data
langsung/data primer yang akurat dengan menggunakan peralatan yang memadai antara lain
pengukuran debit sumber, debit sungai, elevasi-elevasi muka tanah/bangunan, panjang/lebar
tanah/bangunan, sondir dll.
d. Konsultan Perencana wajib memberikan segala pengetahuannya dalam membuat perencanaan
sarana dan prasarana air minum dan harus dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis
maupun financial karena semua pekerjaan di lingkungan Perusahaan daerah Air Minum
Kabupaten Malang sangat bergantung dari keterbatasan anggaran.
e. Perencana wajib menyerahkan hasil perencanaannya dengan gambar-gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan sedemikian rupa, sehingga dokumen tersebut dapat dipakai sebagai
dasar oleh Pemborong dalam mengajukan penawaran dan melaksanakan pekerjaan tersebut
dilapangan.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-7
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-7 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

f. Konsultan Perencana harus membuat perhitungan teknis konstruksi perencanaan sarana dan
prasarana air minum apabila diperlukan, yang dibuat dan ditanda tangani oleh tenaga ahli yang
bias dipertanggung jawabkan dan bias dihadirkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan pihak
Penanggung Jawab Kegiatan
g. Konsultan Perencana harus membuat item volume pekerjaan yang akan dikerjakan dan
anggaran biaya pembangunan :
 RAB yang formatnya akan digunakan untuk lampiran penawaran pemborong
 Perencanan harus membuat bill of quantity terinci berikut analisa pekerjaan dan daftar
harga satuan bahan dan upah
 Perencana harus melaporkan perkembangan pekerjaan perencanaan

h. Konsultan Perencana wajib hadir dan memberikan penjelasan teknis bersama panitia lelang
dalam rapat Penjelasan Pekerjaan /Aanwijzing Pekerjaan Pelaksanaan/fisik , Peninjauan
Lapangan, Penyamaan Volume dan Pembukaan Surat penawaran Pemborong. Semua biaya
yang dikeluarkan tersebut adalah menjadi beban konsultan sehingga Konsultan wajib
memasukan biaya akomodasi/transport tersebut pada penawaran konsultan
i. Konsultan Perencana berkewajiban membantu pihak panitia untuk :
 Membuat Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing Pekerjaan Pelaksanaan
 Menghadiri dan membantu Acara Pembukaan Surat penawaran Pemborong.
 Menghadiri dan membantu Acara Penelitian Penawaran, Evaluasi, Negosiasi dan Rapat
Penyamaan Volume.

TANGGAPAN LINGKUP PERENCANAAN

Lingkup perencanan tersebut sudah mengakomodir untuk rencana penyusunan DED, namun tidak dijelaskan
lingkup penyusunan studi kelayakan yang diminta dalam sub bab Latar belakang.

Namun dalam hal ini konsultan akan melaksanakan pekerjaan ini minimal sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang ada dalam KAK dan sesuai dengan arahan Pemberi Tugas.

 Tata Kerja

a. Bahan-bahan untuk perencanaan yang ada di kantor Perusahaan daerah Air Minum Kabupaten
Malang Kota Malang akan diberikan kepada konsultan, apabila dirasa kurang konsultan
perencana diharapkan mencari data sendiri di lapangan dengan mengadakan penelitian di
lokasi.
b. Konsultan perencana wajib mengadakan komunikasi terus menerus dengan pelaksana proyek
untuk membicarakan masalah perencanaan.
c. Konsultan perencana wajib datang bila pelaksana proyek menghendaki kedatangan konsultan
untuk membicarakan masalah perencanaan.
d. Segala usul hendaknya dibicarakan dalam rapat atau dengan surat tertulis.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-8
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-8 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

e. Perubahan mengenai hal-hal yang telah terikat dalam surat perjanjian hanya dianggap sah dan
mengikat bila dinyatakan secara tertulis dengan Addendum Kontrak yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak;

TANGGAPAN TATA KERJA

Tata kerja tersebut sudah sejalan dengan program kerja yang akan dilaksanakan Konsultan untuk mendapatkan
sebuah koordinasi yang baik dalam pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal hingga pelaksanaan pekerjaan ini
sendiri nantinya.

 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Konsultan yang ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan ini terikat untuk menerima segala
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuatkan Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan
(Kontrak Perencanaan)
c. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan perencanaan dengan berdasarkan ketentuan perjanjian kerja sama yang
telah ditetapkan dan disepakati dalam Kontrak Perencanaan dan semua lampirannya.
d. Konsultan berkewajiban menyusun laporan produk berdasarkan ketentuan teknis yang telah
ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
e. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir sampai dengan penyusunan
produk selesai secara keseluruhan dan diterima baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Konsultan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat meminta bantuan tim teknis proyek untuk
memperoleh petunjuk dan masukan agar tercapai hasil yang optimal. Tim teknis dapat diminta
bantuannya untuk memberikan data dan fasilitas lainnya guna mendukung kelancaran kerja.
g. Dalam melaksanakan pekerjaan konsultan wajib melakukan alih pengetahuan tentang rencana
kerja dengan cara yang disepakati antara Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Malang
dan Konsultan.

TANGGAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut sudah mengakomodir semua rencana pelaksanaan pekerjaan,
alangkah lebih baik apabila disebutkan secara jelas rencana diskusi yang dilakukan secara periodik waktu
ataukah dilakukan berdasarkan tahapan rencana setiap pelaporan sehingga didapatkan jadwal yang terarah dan
sistematis.

 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


a. Konsultan harus dapat menyelesaikan seluruh proses dari pelaksanaan pekerjaan dalam waktu
105 (seratus lima) hari kalender terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK). Untuk
itu dalam penawarannya konsultan diminta melampirkan jadwal pelaksanaan (Time Schedule).
b. Dalam jangka waktu dua minggu setelah penandatanganan kontrak, konsultan harus dapat
membuktikan bahwa pekerjaan telah dimulai dalam arti yang sebenarnya.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-9
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-9 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

c. Pada dasarnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini tidak dapat ditunda penyelesaiannya,
toleransi keterlambatan hanya dapat diberikan akibat adanya kebijakan pemerintah yang
diwakili oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Malang tentang penghentian
pekerjaan, perubahan lokasi atau permasalahan lain yang mengakibatkan konsultan perencana
tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan.
d. Selama waktu pekerjaan akan diadakan rapat koordinasi dengan pihak terkait yang harus
dihadiri oleh konsultan sekaligus untuk mengetahui perkembangan/kemajuan pekerjaan
perencanaan. Konsultan akan diberikan peringatan atas keterlambatan dari jadwal untuk tiap
tahapan.

TANGGAPAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu yang disediakan oleh Pemberi Tugas relatif singkat, namun demikian Konsultan akan melakukan
metode pelaksanaan dan penjadwalan yang terukur sehingga pekerjaan ini nantinya dapat terselesaikan dengan
tepat waktu dan tepat mutu.

 Volume dan Output Perencanaan

Keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah Dokumen Detail Engineering Design (DED)
dalam bentuk soft copy ( flash disk sebanyak 2 buah) dan hard copy/jilid/buku ( rangkap 6 (enam)
yaitu lain :

a. Engineer Estimate (EE)


b. Gambar Rencana
c. Nota Design
d. Spesifikasi Teknis
e. Laporan Final
f. Dokumen Lelang lengkap E-Procurement (Eproc)

TANGGAPAN VOLUME DAN OUTPUT PERENCANAAN

Output Perencanaan yang diinginkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sudah cukup untuk mengakomodir
pelaksanaan pekerjaan, akan lebih tepat apabila disertakan laporan dokumentasi yang berupa laporan foto-foto
pelaksanaan pekerjaan, foto diskusi dan disertai dengan Berita acara hasil diskusi.

d. Pelaporan

Laporan-laporan yang harus dibuat oleh konsultan adalah sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-10
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-10 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Laporan Pendahuluan mencakup temuan-temuan dari hasil survey awal dan permasalahan yang
dihadapi, jadwal penugasan, metode pelaksanaan. Laporan ini harus diselesaikan paling lambat 1
(satu) minggu setelah SPMK.

2. Laporan Akhir

Berisikan tentang pelaksanaan pekerjaan dan segala permasalahan dan pemecahannya serta
kesimpulan penting yang ditemui selama pelaksanaan pekerjaan.

3. Laporan dalam Bentuk Dokumen

Merupakan produk dokumen hasil pelaksanaan pekerjaan DED lengkap yang setelah revisi ( oleh
PDAM) dicetak dalam kertas A4 80 gram (6 buku) dan soft copy (2 buah flash disk).

TANGGAPAN TERHADAP PELAPORAN

Dalam Sub Bab pelaporan ini sedianya disesuaikan dengan jenis pelaporan yang ada di dokumen RAB dimana
dalam RAB disebutkan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir dan Penggandaan Laporan
DED. Akan lebih lengkap apabila disertai dengan Laporan penunjang diantaranya :

- Laporan Pengukuran Topografi/Buku Ukur


- Laporan Geologi/penyelidikan tanah

II.1.3. Tanggapan Dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung Dari


Ppk

a.Personil Yang Disediakan

 Jadwal Konsultan

Pelaksanaan pekerjaan selama 105 (seratus lima) hari kalender. Pelaksanaan pekerjaan harus sudah
dimulai sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Konsultan harus menyusun
rencana kerja.

 Keahlian Yang Diperlukan

Susunan tenaga ahli yang diusulkan untuk menangani pekerjaan ini harus sudah berpengalaman
pada bidangnya masing-masing. Untuk itu harus dibuktikan dengan menyampaikan Curiculum Vitae
(CV) lengkap (lihat didokumen pemilihan) untuk masing tenaga ahli yang dilegalisasi oleh Direktur
perusahaan yang bersangkutan.

 Jumlah dan Posisi Personil

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-11
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-11 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan ini adalah (sesuai
Peraturan Lembaga Jasa Konstruksi Nasional Nomor 8 Tahun 2014) dengan Klasifikasi dan
subklasifikasi sebagai berikut :

1. Tenaga Ahli/Profesional terdiri dari posisi penugasan sbb :

a. (satu) orang Ketua Tim Ahli / Team Leader


b. 1 (satu) orang Ahli Teknik Konstruksi Perpipaan dan Bangunan Sipil
c. 1 (satu) orang Ahli Mekanikal Elektrikal ( M& E)
d. 1 (satu) orang Ahli Teknik Air Minum
e. 1 (satu) orang Ahli Geodesi

2. Tenaga Pendukung maksimal terdiri dari :

a. 2 (dua) Drafter
b. 3 (tiga) orang Surveyor
c. 2 (dua) orang Cost Estimator
d. 2 (dua) orang Operator Komputer
e. 1 (dua) orang Administrasi
f. 2 ( dua) orang Tenaga bantu lapangan

Personil yang ditugaskan di dalam pekerjaan ini harus mampu pada bidang tugas masing-masing
dan harus sesuai dengan yang diusulkan oleh konsultan. Apabila personil yang sudah diusulkan akan
diganti atau mengundurkan diri, maka pengganti yang diusulkan harus memiliki kualifikasi dan
pengalaman yang sama atau lebih tinggi dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
pihak PPK.

TANGGAPAN TERHADAP TENAGA AHLI

Tenaga Ahli dan Pendukung yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sudah sangat memadai untuk
penyusunan DED SPAM Krabyakan ini. Saran untuk tenaga pendukung surveyor bisa memanfaatkan 2 orang
surveyor saja dan dibantu tenaga bantu lapangan masing-masing 2 orang untuk 1 orang surveyor.

b.Peralatan/Fasilitas Pendukung yang diberikan


Fasilitas yang diberikan oleh Pemberi tugas sudah memadai untuk melaksanakan kegiatan ini,
diantaranya ;

- Sewa Kantor
- Biaya Komunikasi
- Sewa Printer, Komputer, dan peralatan penunjang lainnya
- Sewa Current Meter
- Sewa Theodholite
- Biaya uji Lab.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-12
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-12 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Saran dari kami adalah untuk alat ukur ditambah dengan sewa alat ukur Levelling/Waterpass yang
berfungsi sebagai kontrol elevasi dan untuk sistem navigasi ditambahkan sewa GPS.

Sedangkan untuk biaya uji laboratorium bisa lebih diperjelas dengan uji laboratorium kualitas air
dan uji tanah/mekanikal tanah dengan dilengkapi dengan biaya uji sondir atau bor dangkal.

II.1.4. Apresiasi dan Inovasi


Kami tim dari Konsultan dalam hal ini PT. Tata Cipta Utama secara umum memahami rencana pengembangan
SPAM IKK Lawang dalam hal ini dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang masih belum terkelola
dengan baik pemanfaatannya.

Salah satu sumber air yang belum termanfaatkan dengan baik pemanfaatannya adalah sumber Krabyakan.
Kondisi eksisting pemanfaatan sumber Krabyakan sampai dengan saat ini digunakan untuk penyediaan air
bersih Kawasan sekitar dan juga dimanfaatkan sebagai kolam tampungan untuk dimanfaatkan sebagai tempat
wisata.

Berikut ini gambaran rencana skema pemanfaatan sumber air Krabyakan ;

Rencana Pipa
Transmisi

Rencana Pipa
Distribusi

Gambar Skema Sistem rencana Transmisi Sumber Krabayakan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-13
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-13 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Area Layanan

Jalur Pipa Distribusi

Area Layanan

Jalur Pipa Distribusi

Area Layanan

Gambar Skema Sistem rencana Distribusi dan Area Layanan Sumber Krabayakan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-14
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-14 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Pipa Transmisi
Reservoar
Kap. 500m 3
EL. ± 588 dpl
Pelayanan
Bedali

Broncap EL. ± 540 dpl


Kap. 150 lt/dt Pelayanan
EL. ± 435 dpl Kalirejo

EL. ± 500 dpl Pelayanan


Sidodadi

EL. ± 530 dpl

Gambar Skema Sistem Penyediaan Air Minum Sumber Krabayakan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-15

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-15 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.2. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI dan PROGRAM


KERJA
II.2.1. PENDEKATAN PEKERJAAN
II.2.1.1. Pendekatan Umum
Tata laksana prosedur pekerjaan yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang tepat waktu, kualitas yang
baik, sesuai dengan maksud tujuan dan sasaran sesuai yang terkandung dalam KAK. Tata laksana prosedur
yang baik, memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

 Organisasi pelaksana,
 Koordinasi,
 Tahapan pelaksanaan dan metodologi,
 Aspek teknis dan
 Dana serta peralatan yang memadai.

A. ORGANISASI PELAKSANA
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, Konsultan mengusulkan tenaga ahli maupun tenaga
pendukung dengan pengalaman yang memadai sesuai bidang masing-masing.

Dengan pengalaman Konsultan serta didukung dengan pengalaman proyek- proyek, Team Direksi beserta
tenaga ahli Konsultan diharapkan mampu dan siap untuk melaksanakan pekerjaan ini.

B. KOORDINASI
Ketua Team/Tenaga Ahli akan senatiasa melakukan komunikasi internal maupun eksternal, termasuk
dengan instansi terkait, diantaranya: Pemkab, Dinas PU (Sub Dinas Cipta Karya), Dinas Kesehatan,
PDAM, Kantor Kecamatan, Kantor dan daerah rencana layanan.

Team Leader bersama Tenaga Ahli terkait akan selalu melakukan fungsi koordinasi baik intern
maupun ekstern serta merumuskan kesimpulan hasil akhir dari masing-masing topik bahasan serta
mencari alternative solusi pemecahan yang baik. Adapun bentuk koordinasi yang dilaksanakan antara
lain:

1. Koordinasi Internal
Tim pelaksana pekerjaan di bawah koordinasi Team Leader akan selalu berkoordinasi diantara
anggotanya guna penyelesaian pekerjaan. Koordinasi berkala akan dilakukan paling tidak tiap
minggu untuk memantau progress pekerjaan dan permasalahan yang mungkin timbul. Sedangkan
koordinasi rutin antar anggotanya, baik antar tenaga ahli maupun dengan tenaga penunjang akan
dilakukan setiap saat.

2. Koordinasi dengan Pengguna Jasa


Konsultan melalui Team Leader akan selalu berkoordinasi dengan Pengguna Jasa (Pemilik
Pekerjaan) untuk melaporkan progress pekerjaan dan mendiskusikan hasil/progress perencanaan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-16

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-16 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

dan/atau permasalahan di lapangan yang mungkin timbul. Diharapkan dengan terjalinnya


koordinasi yang baik antara Konsultan dan Pengguna Jasa, perencanaan yang dilakukan dan
hasilnya dapat sesuai dengan harapan Pengguna Jasa.

3. Koordinasi dengan Instansi Terkait


Dalam pelaksanaan pekerjaan, koordinasi dengan intansi terkait khususnya Pemerintah daerah akan
sangat diperlukan, terutama dalam penidentifikasian daerah-daerah (desa) yang akan dilayani air
dan sumber air yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber jaringan air minum.
Kerjasama dan koordinasi yang baik dengan dukungan penuh dari Pemilik Pekerjaan akan sangat
diperlukan guna berhasilnya perencanaan ini serta target keberhasilan pekerjaan yaitu
meningkatkan prosentase penyaluran/pemenuhan kebutuhan air minum.

4. Koordinasi dengan Para Pemangku Kepentingan dan Masyarakat


Konsultan, bersama dengan Pemilik Pekerjaan akan melakukan koordinasi yang baik terhadap para
pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat terkait dengan penyusunan rencana
penyaluran air minum beserta jaringannya. Hal ini akan sangat diperlukan dalam penyusunan
rencana jaringan, terutama guna menghindari masalah sosial yang mungkin timbul. Terutama dalam
pengaplikasian sistem penyaluran air nantinya dimana sebenarnya penyaluran air ini akan
memberikan manfaat positif dan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat sendiri.

C. TAHAPAN PELAKSANAAN
Secara umum penyelesaian pekerjaan ini dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut.

a. Pemahaman permasalahan dan keterkaitannya ditinjau dari berbagai aspek secara terpadu
menyangkut teknis operasional, institusi kelembagaan, pengaturan, pembiayaan, sosial
kemasyarakatan. Pemahaman ini dapat dilakukan dengan analisa sebab akibat yang mencoba
mengadopsi dari metode analisa kausal untuk dapat diidentifikasi akar permasalahan.
b. Mereview berbagai dokumen /laporan program dan project pengembangan air minum, best practice
dan menerapkan ’pembelajaran dari pengalaman’ untuk mengambil manfaat dan contoh yang dapat
dikembangkan sebagai alternatif solusi.
c. Analisis penilaian secara kualitatif atas berbagai alternatif solusi atau pola-pola pengelolaan yang
dapat dikembangkan yang diperoleh dari hasil diskusi di daerah dan hasil review berbagai dokumen
dengan beberapa prinsip yang mendukung perencanaan ini,
d. Mengacu dan menerapkan pola-pola yang telah dikembangkan pemerintah baik teknis operasional
maupun pola pendanaan dan kelembagaan.

Dalam melaksanakan kegiatan perecanaan ini, maka kegiatan akan mengacu kepada studi-studi yang
telah dilakukan sebelumnya, dengan mengikuti hierarki tingkat kewilayahan yang berlaku, sehingga tidak
akan terjadi tumpang tindih (overlap) dan ketidaksinkronan antara perencanaan yang telah dilakukan
pada tingkat nasional, propinsi, dan regional dalam bidang pelayanan prasarana dan sarana air minum.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-17

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-17 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Dalam lingkup kerja Konsultan ditugaskan untuk melaksanakan orientasi lapangan untuk mengetahui
permasalahan yang ada secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan alternatif yang
direkomendasikan dalam studi terdahulu.

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ini sesuai yang ada di dalam KAK dan tidak menutup kemungkinan pihak
Konsultan akan menambahkan beberapa jenis pekerjaan yang dianggap perlu. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:

a. Tahap Persiapan
b. Tahap Survey dan Identifikasi
c. Tahap Analisis dan Formulasi
d. Tahap Perencanaan Detail
e. Tahap Pelaporan
f. Tahap Diskusi

D. ASPEK TEKNIS
Penyelesaian penyusunan detail desain pengembangan air minum tidak hanya sekedar
merekomendasikan pembuatan jaringan perpipaan saja, akan tetapi harus meninjau permasalahan yang
lebih komprehensip, diantaranya:

 Mengevaluasi kondisi air minum, dari hasil survei lapangan dan evaluasi proyeksi kebutuhan air,
maka diperlukan evaluasi kondisi air minum. Air minum yang baik harus memenuhi standar kualitas
air yang ada dan kapasitas air minum harus mencukupi bagi kebutuhan masyarakat..
 Mengevaluasi proyeksi kebutuhan air minum penduduk, evaluasi proyeksi kebutuhan air minum
penduduk ini sangat vital dalam penentuan kapasitas air minum yang harus didistribusikan. Semakin
meningkat laju pertumbuhan penduduk, maka semakin meningkat pula kapasitas air minum yang
harus didistribusikan.
 Pengembangan Air minum, dalam perencanaan distribusi jaringan air minum perlu diadakan
kegiatan pengembangan air minum untuk 20 tahun kedepan. Dalam pengembangan air minum ini,
juga direncanakan pengembangan sistem jaringan transmisi dan distribusi.
 Analisa sosial ekonomi masyarakat
 Kajian analisis data dan desain akan dilakukan berdasarkan data atau fakta lapangan yang diperoleh
pada tahap survey dan identifikasi melalui prosedur dan tata cara yang baik dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

II.2.1.2. Pendekatan Pedoman Dan Standar Perencanaan


Pendekatan dan metodologi kerja yang akan dilakukan oleh pihak Konsultan mempertimbangkan beberapa hal,
diantaranya:

a) aspek teknis sesuai dengan lingkup KAK dan kriteria perencanaan


b) aspek waktu pelaksanaan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-18

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-18 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

c) aspek tenaga kerja.

Aspek teknis merupakan prioritas utama yang akan dicapai. Disamping tetap mengacu pada KAK,
konsultan juga akan bekerja berdasarkan standar/ketetapan yang berlaku, diantaranya adalah:

Dalam pelaksanaan tugasnya, Konsultan akan berpedoman dan mengacu pada standar yang ada mengenai
penyaluran air minum dan perencanaan pemipaannya. Standard dan pedoman tersebut antara lain:

1. AB-D/RE/ST/004/98; Spesifikasi Teknis Survei Dasar Kebutuhan Air. Mencakup pengertian-pengertian


serta persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam survei dasar kebutuhan air;
2. AB-D/RE/TC/015/98; Tata Cara Survei Dasar Kebutuhan Air. Memuat ruang lingkup, pengertian,
ketentuan yang harus dilaksanakan, dan prosedur yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan survai dasar
kebutuhan air;
3. AB-D/RE/ST/005/98; Spesifikasi Teknis Analisa dan Evaluasi Usulan Masyarakat. Mencakup
pengertian, persyaratan teknis untuk analisa dan evaluasi usulan masyarakat;
4. AB-D/RE/TC/016/98; Tata Cara Analisa dan Evaluasi Usulan Masyarakat. Mencakup ruang lingkup,
pengertian ketentuan-ketentan dan cara-cara analisa dan evaluasi usulan masyarakat;
5. AB-D/RE/ST/006/98; Spesifikasi Teknis Penetapan Prioritas Kebutuhan Sarana. Mencakup ruang
lingkup pengertian dan persyaratan teknis untuk penetapan prioritas kebutuhan sarana sistem penyediaan
air minum di pedesaan;
6. AB-D/RE/TC/017/98; Tata Cara Prioritas Kebutuhan Sarana. Mencakup ruang lingkup,pengertian
ketentuan-ketentuan dan cara pengerjaan penetapan prioritas kebutuhan sarana untuk penyediaan air
minum perdesaan;
7. AB-D/RE/TC/001/98; Tata Cara Pengukuran Topografi untuk Perencanaan Air minum. Tata cara
pengukuran topografi untuk perencanaan air minum perdesaan ini diperuntukan sebagai pegangan bagi
perencana dalam melakukan pengukuran topografi bagi suatu sistem sarana air minum di perdesaan
sehingga didapatkan hasil yang benar dan teliti. Tata cara ini mencakup pengertian, ketentuan-ketentuan
dan cara pelaksanaan pengukuran topografi;
8. AB-D/RE/TC/020/98; Tata Cara Rancang Teknik Bangunan Pengambilan Air minum. Tata cara ini
mencakup pengertian, ketentuan-ketentuan umum dan teknis mengenai sumber air minum, dasar-dasar
perencanaan bangunan pengambilan air minum, juga cara dalam menyusun rencana bangunan
pengambilan air minum;
9. AB-D/RE/TC/021/98; Tata Cara Rancang Teknik Reservoar. Tata cara ini memuat pengertian-
pengertian, ketentuan-ketentuan dan cara pengerjaan rancang teknik reservoar;
10. AB-D/RE/TC/022/98; Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan. Tata cara ini memuat pengertian-
pengertian, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaan rancang teknik perpompaan;
11. AB-D/RE/TC/023/98; Tata Cara Rancang Teknik Rumah Pompa. Tata cara ini memuat ruang lingkup,
pengertian, ketentuan-ketentuan dan cara pengerjaan rancang teknik rumah pompa untuk sistem
penyediaan air minum perdesaan;

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-19

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-19 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

12. SNI 6775 : 2008; Tata Cara Pengoperasian Dan Pemeliharaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
Ruang lingkup standar ini mencakup istilah dan definisi, persyaratan, ketentuan,prosedur pengoperasian,
prosedur pemeliharaan, teknis ,bahan dan peralatan.
13. SNI 6774 : 2008; Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Ruang lingkup standar ini
menetapkan perencanaan unit paket instalasi pengolahan air yang mencakup ketentuan-ketentuan
mengenai kriteria perencanaan,air minum, kapasitas instalasi, unit operasi, struktur dan bahan serta cara
pengerjaan untuk mendapatkan unit instalasi pengolahan air yang optimal dengan kapasitas maksimum 50
L/detik.
14. SNI 3981 : 2008; Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat. Ruang lingkup standar ini memuat
persyaratan umum, persyaratan teknis, dan perencanaan instalasi saringan pasir lambat sebagai pegangan
bagi penyelenggara pembangunan untuk mengolah air minum dengan kekeruhan ¡Ü50 mg/Liter SiO2
menjadi air minum.
15. SNI 6773 : 2008; Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Ruang lingkup standar ini menetapkan
mengenai komponen,ukuran ,bahan.peralatan,struktur dan kinerja dari paket unit instalasi pengolahan air
minum untuk kapasitas maksimum 50 l/det.
16. Standar/pedoman dan peraturan lain yang berlaku.

Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air, khususnya di WS Serayu
Bogowonto antara lain sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
12. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
14. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
15. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 Tentang Perikanan
16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
17. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
18. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-20

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-20 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

19. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah


20. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
21. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
22. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum
23. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara,
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
26. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
28. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
29. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
30. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang Bendungan
31. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan Dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
32. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
33. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air
34. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai
35. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cekungan Air Tanah
36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 67/PRT/M/1993 tentang Panitia Tata Pengaturan Air Provinsi
Daerah Tingkat I
37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif
38. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi
39. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
40. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9/PRT/M/ 2010 tentang Pedoman Pengamanan Pantai
41. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
42. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 06/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya
Air
43. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 17/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penetapan Sempadan
Jaringan Irigasi
44. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 390/PRT/M/2007 tentang Penetapan Status Daerah
Irigasi Yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang Dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Dan Pemerintah Kabupaten/Kota

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-21

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-21 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

45. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 1994 tentang Usaha Pertambangan Bahan Galian
Golongan C di Provinsi Jawa Tengah.
46. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Permukaan di Provinsi Jawa Tengah.
47. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung di Provinsi Jawa Tengah
48. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan Sungai
49. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah

II.2.1.3. Tinjauan Konseptual


A. Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum
Pengertian Studi Kelayakan Pengembangan Air Minum

Studi kelayakan pengembangan air minum adalah suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan
pembangunan sistem penyediaan air minum di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan,
teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial. Studi kelayakan
pengembangan air minum wajib disusun berdasarkan :

a. Rencana induk pengembangan air minum yang telah ditetapkan;


b. Hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan
finansial;
c. Kajian sumber pembiayaan.

Studi kelayakan disusun dengan menggunakan data hasil survei kebutuhan nyata dan investigasi sumber
air sesuai dengan tata cara pelaksanaan survei.

Jenis-jenis Studi Kelayakan Pengembangan Air Minum

Studi kelayakan pengembangan air minum dapat berupa:

a. Studi Kelayakan Lengkap adalah kajian kelayakan terhadap suatu kegiatan pengembangan sebagian
atau seluruh air minum yang mempunyai pengaruh atau dipengaruhi oleh perkembangan finansial,
ekonomi, teknis, dan lingkungan pada area kajian. Perkiraan besaran cakupan layanan lebih besar
dari 10.000 jiwa.
b. Studi Kelayakan Sederhana adalah kajian kelayakan terhadap suatu kegiatan pengembangan
sebagian air minum yang mempunyai pengaruh atau dipengaruhi oleh perkembangan finansial,
ekonomi, teknis, dan lingkungan pada area kajian. Perkiraan besaran cakupan layanan sampai
dengan 10.000 jiwa.
c. Justifikasi Teknis dan Biaya adalah kajian kelayakan teknis dan biaya terhadap suatu kegiatan
peningkatan sebagian air minum.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-22

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-22 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Cakupan Studi Kelayakan

Hasil kajian untuk studi kelayakan sebagaimana telah disebutkan di atas terdiri dari beberapa aspek,
yaitu:

a. Studi kelayakan ditinjau dari aspek teknis teknologis meliputi aspek kemudahan dan kehandalan
konstruksi, kualitas bahan yang baik, kemudahan operasi dan pemeliharaan, kemudahan suku
cadang, jaminan kinerja alat/bahan sesuai spesifikasi teknis.
- dengan menganalisis parameter-parameter yang ada (sumber air minum, kualitas air minum,
jalur pipa, proses pengolahan yang diusulkan, pendistribusian air) dapat memenuhi standar
kulitas air minum maupun pelayanan yang diharapkan pelanggan;
- pengkajian kelayakan teknis bisa dibuat dari beberapa alternatif yang dikembangkan, yang
disajikan secara jelas dan akan dipilih alternatif yang terbaik oleh tim teknik;
- alternatif pilihan adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang mempengaruhi
lokasi daerah perencanaan yang meliputi potensi, demografi, sosio ekonomi, kebutuhan air,
operasional dan pelayanan, sistem dan kebutuhan lainnya;
- perkiraan nilai proyek/investasi berdasarkan alternatif yang dipilih, dengan tingkat akurasinya
90-95%.

b. Studi kelayakan ditinjau dari aspek lingkungan meliputi dampak negatif dan positif pada
lingkungan, baik pada saat pelaksanaan pembangunan maupun pada saat pengoperasian.

Pengkajian kelayakan lingkungan harus dilakukan pada tahap prakonstruksi, saat pelaksanaan
konstruksi, pasca konstruksi dan terhadap keterkaitan lainnya.

Pengkajian lingkungan dilakukan dengan menetapkan komponen-komponen lingkungan atau


kegiatan-kegiatan yang diperkirakan akan terkena dampak langsung atau tidak langsung akibat
kegiatan proyek pengembangan air minum, serta meninjau dampak lanjutan terhadap komponen
atau kegiatan tersebut.

Kelayakan lingkungan tidak terlepas dari kegiatan masyarakat dan kondisi daerah setempat,
sehingga faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi suatu daerah layak atau tidaknya untuk
mendapatkan air minum. Kelayakan lingkungan dapat berupa:

- kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat


- sumber air yang digunakan, baik kualitas maupun kuantitas
- jarak sumber air terhadap daerah yang dilayani
- jumlah penduduk yang terkena dampak
c. Studi kelayakan ditinjau dari aspek sosial meliputi penerimaan masyarakat dan potensi konflik air
minum serta penggunaan lahan.
d. Studi kelayakan ditinjau dari aspek budaya meliputi dinamika budaya setempat.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-23

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-23 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

e. Studi kelayakan ditinjau dari aspek ekonomi meliputi Economic Internal Rate of Return (EIRR) dan
Economic Benefit Cost Ratio (EBCR).

Analisis biaya dan manfaat proyek mempertimbangkan hal-hal seperti :

- Manfaat ganda terhadap kegiatan ekonomi secara langsung pada masyarakat sekitar proyek baik
pada saat proyek dilaksanakan, maupun setelah operasi dan pemeliharaannya.
- Dengan tersedianya air minum maka akan meningkatkan tingkat kesehatan dan produktifitas
daerah tersebut.
- Faktor ekonomi lingkungan juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
f. Studi kelayakan ditinjau dari aspek finansial atau keuangan meliputi kelayakan proyek dengan
parameter Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan
Payback Period serta kelayakan pendanaan dengan parameter Debt Coverage Ratio (DCR) dan saldo
kas akhir.
g. Studi kelayakan ditinjau dari aspek kelembagaan meliputi rencana pengembangan organisasi dan
sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan air minum.

Penilaian studi kelayakan dapat mencakup seluruh atau sebagian aspek di atas.

Muatan Studi Kelayakan Pengembangan Air Minum

Muatan studi kelayakan pengembangan air minum dibagi berdasarkan jenis studi kelayakan, yaitu studi
kelayakan lengkap, studi kelayakan sederhana, dan justifikasi teknis dan biaya.

a. Studi kelayakan Lengkap

Studi kelayakan lengkap pada umumnya memuat data atau informasi :

- perencanaan sistem penyediaan air minum yang ada;


- perkiraan kebutuhan air;
- kondisi sosial, budaya, ekonomi (berdasarkan survei kebutuhan nyata);
- kelembagaan;
- data sumber air;
- program pengembangan dan strategi pelaksanaanan
- analisis dampak lingkungan;
- rencana operasi dan pemeliharaan;
- perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan;
- analisis keuangan dan ekonomi;
b. Studi Kelayakan Sederhana

Studi kelayakan sederhana pada umumnya memuat data atau informasi :

- sistem penyediaan air minum yang ada,


- perkiraan kebutuhan air,
- kondisi sosial, budaya, dan ekonomi

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-24

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-24 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

- data sumber air,


- rencana kelola lingkungan/rencana pemantauan lingkungan (RKL/RPL),
- rencana operasi dan pemeliharaan,
- perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan,
- analisis keuangan dan ekonomi,
- kajian sumber pembiayaan.
c. Justifikasi Teknis Dan Biaya

Justifikasi teknis dan biaya pada umumnya memuat data atau informasi :

- sistem penyediaan air minum yang ada,


- rencana operasi dan pemeliharaan,
- perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan,
- kajian sumber pembiayaan

Persyaratan Teknis

Spesifikasi ini memuat penjelasan-penjelasan yang diperlukan dalam Studi Kelayakan Sistem Penyediaan
Air Minum.

a. Kriteria Umum

Suatu studi kelayakan sistem penyediaan air minum harus dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
memenuhi tujuan di bawah ini:

 Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air
minum.
 Tersedianya air setiap waktu.
 Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
 Tersedianya perangkat kelembagaan yang memadai.
 Tersedianya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

b. Kriteria Teknis
Kriteria teknis meliputi:

 Sistem penyediaan air minum mengikuti rencana induk air minum yang ada. Sasaran pelayanan
yang akan dikaji ditujukan pada daerah yang memiliki potensi ekonomi dan secara teknis dapat
dilakukan. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
arahan dalam perencanaan induk kota.
 Perkiraan kebutuhan air minum
Perkiraan kebutuhan air minum ditentukan berdasarkan:
 Proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan aktivitas nondomestik dilakukan sesuai
dengan besaran rencana pengembangan (3-10 tahun)
 Pemakaian air sesuai dengan kebutuhan domestik dan nondomestik.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-25

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-25 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Air tak berekening (ATR)


 Komponen utama air tak berekening adalah:
- Konsumsi resmi tak berekening, terdiri dari konsumsi bermeter tak berekening dan
konsumsi tak bermeter tak berekening.
- Kehilangan air
 Kehilangan air non fisik/teknis (konsumsi tak resmi, ketidakakuratan meter
pelanggan dan kesalahan penanganan data)
 Kehilangan air fisik/teknis (kebocoran pada jaringan distribusi, kebocoran dan
luapan pada reservoir, kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan)

Gambaran pengertian komponen utama air tak berekening dapat dilihat pada rekomendasi
berikut ini:

Tabel
Rekomendasi International Water Associations
Untuk Istilah Kehilangan Air

Konsumsi Bermeter
Konsumsi Air
Berekening
Resmi Berekening
Konsumsi Tak Bermeter
Berekening (AR)
Konsumsi Berekening
Resmi Konsumsi Bermeter Tak
Konsumsi
Berekening
Resmi Tak
Konsumsi Tak Bermeter Tak
Berekening
Berekening
Volume
Konsumsi Tak Resmi
Input Kehilangan
Ketidak-akuratan Meter
Sistem NonFisik/Non- Air Tak
Pelanggan dan Kesalahan
Teknis Berekening
Penanganan Data
(ATR)
Kehilangan Kebocoran pada Pipa
Air Transmisi dan Pipa Induk
Kehilangan Kebocoran dan Luapan pada
Fisik/Teknis Tanki Reservoir
Kebocoran pada pipa dinas
hingga meter pelanggan

 Kondisi sosial, budaya, ekonomi


Kondisi-kondisi yang harus diperhatikan dalam penetapan wilayah survei:

 Daerah yang memiliki potensi ekonomi tinggi


 Daerah dengan tingkat kesehatan yang buruk
 Daerah yang yang akan dilayani air minum
 Daerah yang memiliki tingkat hunian tinggi
 Pembentukan kelembagaan disesuaikan dengan besaran kegiatan dan peraturan-peraturan terkait
kelembagaan.
 Data sumber air minum yang dapat diperoleh dari Rencana Induk Pengembangan air minum.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-26

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-26 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Program pengembangan dan strategi pelaksanaan Untuk mendapatkan sesuatu perencanaan yang
optimum, maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu
kota diatur sebagai berikut:
 Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity
 Pengurangan air tak berekening
 Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
 Analisis dampak lingkungan.
Aktivitas pengembangan air minum dimana dilakukan studi kelayakan harus memperhatikan
kelayakan lingkungan, meliputi:

 Identifikasi kegiatan yang akan dilakukan dan berpotensi dapat mempengaruhi rona
lingkungan
 Identifikasi dampak besar dan dampak penting dari kegiatan.
 Perkiraan perubahan rona lingkungan sebagai dampak aktivitas pengembangan air minum.
 Merencanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
 Rencana operasi dan pemeliharaan meliputi rencana operasi/pengelolaan, rencana pemeliharaan,
pemantauan lingkungan dari kegiatan pengoperasian.
 Analisis keuangan dan ekonomi meliputi analisis keuangan atas kondisi pasar, pendekatan biaya,
tarif dan pendapatan, tingkat angka pengembalian internal (IRR), aliran keuangan dan analisis
kepekaan, penataan kelembagaan, kerangka kepemilikan dan pengelolaan, biaya dan manfaat
laba.
 Kajian sumber dan sistem pembiayaan meliputi alternatif sumber pembiayaan dan sistem
pendanaan yang disepakati oleh masing-masing pihak terkait.

Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Air Minum


Pengkajian kelayakan teknis penyediaan air minum harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum sebagai
berikut :
1. Tersedia rencana induk pengembangan air minum meliputi:
- Daerah pelayanan
- Proyeksi penduduk
- Proyeksi kebutuhan air
- Unit sumber air minum
- Unit produksi
- Unit distribusi
- Rencana pendanaan
- Rencana kelembagaan
2. Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidangnya
minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-27

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-27 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Dalam penyusunan studi kelayakan sistem penyediaan air minum harus memenuhi ketentuan teknis
sebagai berikut:
 Kelayakan teknis teknologis
 Kelayakan ekonomi dan keuangan
 Kelayakan lingkungan
 Kelayakan kelembagaan
Berikut penjelasan masing-masing kelayakan yang harus dipenuhi dalam air minum:
a. Kelayakan teknis teknologis
Pengkajian kelayakan teknis teknologis biasa dibuat dari beberapa alternatif yang dikembangkan,
dimana setiap alternatif disajikan secara jelas oleh tim teknik untuk dipilih kriteria alternatif yang
terbaik. Alternatif terpilih adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang
dipengaruhi lokasi daerah perencanaan, meliputi:
 Potensi sumber air;
 Demografi (antara lain kelompok umur dan status pendidikan, agama, mata pencaharian,
status perkawinan, dan pendapatan per kapita);
 Aspek sosial, ekonomi, dan budaya (antara lain ketersediaan fasilitas umum, gambaran
umum tingkat sosial, ekonomi, dan budaya wilayah dan masyarakat, analisis proporsi jenis
pelanggan, serta gambaran peran masyarakat);
 Kebutuhan air (antara lain berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk, analisis tingkat
konsumsi air minum domestik, analisis tingkat cakupan pelayanan, dan aspek kesehatan
masyarakat);
 Operasional dan pelayanan;
 Sistem dan kebutuhan lainnya.
Suatu kegiatan dianggap layak secara teknis teknologis apabila terdapat teknologi yang tersedia
untuk membangun air minum.
b. Kelayakan ekonomi dan keuangan
Pengkajian kelayakan ekonomi ditentukan dengan cara analisis ekonomi untuk mengidentifikasi
manfaat terbesar yang diterima oleh masyarakat terutama dalam mendorong peningkatan
kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Pengkajian kelayakan keuangan ditentukan untuk mendapatkan keuntungan finansial terbaik
bagi penyelenggara dalam jangka waktu tertentu. Sasaran dari analisa keuangan ini untuk
mengetahui apakah kegiatan yang akan dilaksanakan ini dari segi keuangan dinilai layak, dalam
arti mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pengoperasian seluruh fasilitas yang ada, dan
dapat membayar kembali seluruh pinjaman beserta bunganya bila menggunakan dana pinjaman.
 Kelayakan Ekonomi
Analisis kelayakan dan manfaat proyek merupakan salah satu kegiatan dalam studi
kelayakan. Untuk sektor air minum analisis biaya dan manfaat proyek diantaranya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Biaya langsung proyek

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-28

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-28 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Biaya sosial
 Biaya lingkungan
 Manfaat terhadap kesehatan
 Manfaat terhadap produktivitas masyarakat
 Manfaat terhadap nilai property
 Manfaat terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi
Suatu kegiatan disebut layak secara ekonomi apabila tambahan manfaat yang diterima oleh
masyarakat akibat adanya suatu kegiatan lebih besar dari biaya proyek.
 Kelayakan Keuangan
Pengkajian kelayakan keuangan dilakukan terhadap manfaat keuangan yang diterima oleh
penyelenggara yang dianalisis berdasarkan asumsi-asumsi proyeksi keuangan, antara lain:
 Tingkat inflasi
 Tahun dasar proyeksi
 Jangka waktu proyeksi
 Nilai investasi
 Kebutuhan modal kerja
 Rencana sumber pembiayaan
 Persyaratan pinjaman
 Biaya operasi dan pemeliharaan
 Biaya penyusutan/amortisasi
 Pajak
 Proyeksi tambahan pelanggan
 Tarif air
 Proyeksi pendapatan
Suatu kegiatan disebut layak secara keuangan atau finansial bila memenuhi kriteria berikut
ini:

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-29

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-29 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Kelayakan proyek:
- FIRR > Rata-rata Tertimbang dari Biaya Modal ditambah alokasi resiko
- Net Present Value (NPV) > 0
- Benefit Cost Ratio (BCR) > 1
 Kelayakan pendanaan:
- DSCR Pemda = 2,5; DSCR penyelenggara > 1,3
- Saldo kas akhir sekurang-kurangnya mencukupi untuk dua bulan operasi
 Kelayakan Lingkungan
Pengkajian kelayakan lingkungan tidak terlepas dari kegiatan masyarakat dan kondisi
daerah setempat, sehingga faktor-faktor lingkungan dapat dikatakan layak atau tidak untuk
didistribusikan air minum. Pengkajian kelayakan lingkungan dilaksanakan melalui
penyusunan AMDAL atau RKL dan RPL sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
 Kajian Kelembagaan
Pengkajian Kelembagaan dilakukan terhadap:
- Sumber Daya Manusia (Tingkat pendidikan dan Kualitas)
- Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikannya mengacu
pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
- Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta
 Kajian Alokasi Resiko
Dalam hal penyusunan studi kelayakan ini ditujukan untuk kerjasama pemerintah dan
swasta, maka perlu dilakukan kajian alokasi resiko yang meliputi:
- Resiko kinerja;
- Resiko politik;
- Resiko finansial.
Resiko dikelola berdasarkan prinsip alokasi resiko yang memadai dengan mengalokasikan
resiko kepada pihak yang paling mampu mengendalikan resiko dalam rangka menjamin
efisiensi dan efektifitas dalam penyediaan infrastruktur. Pengelolaan resiko ditentukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. Analisa Kebutuhan Air minum


Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, maka hal yang paling penting adalah
memperkirakan kebutuhan air minum setiap tahunnya. Kebutuhan air suatu daerah ditentukan oleh faktor
jumlah penduduk, tingkat sosial ekonomi, industri, perdagangan dan iklim. Setelah diketahui
perkembangan kebutuhan air setiap tahunnya, dan potensi sumber air yang ada, maka akan dapat disusun
suatu rancangan sistem penyediaan air minum.

Proyeksi Jumlah Penduduk

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-30

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-30 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum diperlukan perkiraan perkembangan jumlah
penduduk untuk masa 15 – 20 tahun yang akan datang. Proyeksi perkembangan penduduk menggunakan
rumus yang sesuai dengan pola kecenderungannya, yaitu cara dilakukan pengujian terhadap data jumlah
penduduk terdahulu menggunakan standar deviasi atau koefisien korelasi.
Asumsi laju pertumbuhan dapat menggunakan data dari studi-studi yang telah ada, atau hasil evaluasi
data perkembangan jumlah penduduk 10 tahun ke belakang dan mengkonfirmasikan kepada Bappeda
setempat.
Perhitungan pertambahan jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan menggunakan salah satu
metode yaitu arithmatik, geometric dan least square.
a. Metode Arithmatik
Pn=P o+ K a (T n−T o)

P2−P 1
Ka=
T 2−T 1

dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar;
Tn = tahun ke n;
To = tahun dasar;
Ka = konstanta arithmatik;
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I;
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir;
T1 = tahun ke I yang diketahui;
T2 = tahun ke II yang diketahui.
b. Metode Geometrik
Pn=P o (1+ r) n
dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar;
r = laju pertumbuhan penduduk;
n = jumlah interval tahun.
c. Metode Least Square
Y^ =a+bX
dimana:

Y^ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi;


X = variabel independen;
a = konstanta;
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-31

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-31 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

b = koefisien arah regresi linear.


Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut:

∑ y . ∑ x2 – ∑ x . ∑ y
a=
n. ∑ x 2−¿ ¿ ¿

n . ∑ xy – ∑ x . ∑ y
b=
n . ∑ x 2−¿ ¿ ¿

dimana:
x = tahun ke –
y = jumlah penduduk tahun ke –
n = selisih tahun rencana
Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil
perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis dengan menghitung standart
deviasi atau koefisien korelasi.
 Standart Deviasi

∑ ( x i− x́)2 untuk n > 20


s=
√ n−1

∑ ( x i− x́)2
s=
√ n
untuk n ≤ 20

dimana:
s = standart deviasi;
xi = variable independen X (jumlah penduduk);
x́ = rata-rata X;
n = jumlah data
Metode perhitungan proyeksi penduduk yang paling tepat adalah metoda yang memberikan
harga standar deviasi terkecil.
 Koefisien Korelasi
Metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang menghasilkan koefisien paling mendekati
1 adalah metoda yang terpilih.

Proyeksi Kebutuhan Air minum


Air minum dihitung berdasarkan beberapa jenis kebutuhan sesuai dengan uraian dibawah ini.
a. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan air domestik terdiri dari :
 Sambungan Rumah.
Tingkat kebutuhan air minum untuk tipe sambungan rumah adalah :
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-32

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-32 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

- 130–150 lt/orang/hr untuk kategori kota kecil (20.000–100.000 jiwa)


- 150–170 lt/orang/hr untuk kategori kota sedang (100.000–500.000 jiwa)
- 170–200 lt/orang/hr untuk kategori kota besar (500.000–1.000.000 jiwa)
Jumlah jiwa untuk sambungan rumah adalah :
- 8 orang untuk kota kecil
- 6 orang untuk kota sedang
- 5 orang untuk kota besar
 Hidrant Umum
Hidrant umum merupakan bentuk pelayanan umum dimana tingkat kebutuhan air minum

adalah : ¿ 30 lt/orang/hr disesuaikan dengan keadaan daerah perencanaan.


Jumlah jiwa untuk hidran umum adalah : 100 orang
b. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan air non domestik meliputi kebutuhan sosial dan kebutuhan industri. Jenis fasilitas non
domestik tersebut antara lain fasilitas perkantoran, pendidikan, perdagangan, rumah ibadah dan
fasilitas kesehatan.
Besarnya diambil berdasarkan jumlah dan tingkat kebutuhan airnya.
- Pendidikan : 25 lt/orang/hr
- Rumah makan : 25 lt/kursi/hr
- Perkantoran : 25 lt/orang/hr
- Lain-lain : 5% x Kebutuhan domestic
Besarnya tingkat kebutuhan air diatas disesuaikan dengan keadaan daerah perencanaan yang
ditetapkan oleh PDAM.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-33

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-33 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

c. Kehilangan Air
Kehilangan air dapat terjadi baik dalam bidang teknik maupun non teknik, misalnya kehilangan air
yang terjadi pada pipa distribusi dan perlengkapannya, yang disebabkan adanya sambungan liar,
kesalahan pembacaan meteran, kesalahan pencatatan dalam penjumlahan atau pengurangan dan
kehilangan air di instalasi pengolahan. Kebocoran atau kehilangan air perlu diperhitungkan dalam
proyeksi kebutuhan air agar tidak mengurangi alokasi air yang diperhitungkan.
Kebocoran atau kehilangan air adalah 20-30 % dari total kebutuhan air domestik dan non domestik
untuk kategori kota kecil, kota sedang dan kota besar.
d. Kebutuhan air rata-rata
Kebutuhan air rata-rata air minum dihitung berdasarkan penjumlahan dari kebutuhan air domestik,
kebutuhan air non domestik, dan kehilangan air.
e. Kebutuhan Air Hari Maksimum
Pemakaian air hari maksimum diartikan sebagai pemakaian tertinggi pada hari tertentu selama satu
tahun. Faktor hari maksimum adalah : 1,15 x kebutuhan rata-rata untuk kategori kota kecil, kota
sedang dan kota besar.
f. Kebutuhan Air Jam Puncak
Pemakaian air jam puncak diartikan sebagai pemakaian tertinggi pada jam-jam tertentu selama
periode satu hari, setiap kota selalu berbeda tergantung pada pola konsumsi warganya. Faktor jam
puncak adalah : 1,5 x kebutuhan hari maksimum : untuk kategori kota kecil, sedang dan kota besar.

C. Analisa Kualitas Air Minum


Sistem Penyediaan Air minum memerlukan kualitas air minum yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Pengolahan air dimaksudkan untuk merubah kualitas air yang semula tidak memenuhi syarat kesehatan
menjadi air yang memenuhi syarat kesehatan. Sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 juli 2002, air yang boleh dikonsumsi manusia harus memenuhi
persyaratan fisik, kimia, dan mikrobiologi dengan kadar parameter tertentu.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-34

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-34 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Bakteriologis
Tabel Persyaratan Kualitas Air minum
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
a. Air minum
Jumlah per 100 ml
E. Coli atau fecal coli 0
sampel
b. Air yang masuk sistem distribusi
Jumlah per 100 ml
E. Coli atau fecal coli 0
sampel
Jumlah per 100 ml
Total Bakteri Coliform 0
sampel
c. Air pada sistem distribusi
Jumlah per 100 ml
E.Coli atau fecal coli 0
sampel
Jumlah per 100 ml
Total Bakteri Coliform 0
sampel

Kimiawi
1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan.
a. Bahan Anorganik
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Antimon (mg /liter) 0,005
Air raksa (mg /liter) 0,001
Arsen (mg /liter) 0,01
Barium (mg /liter) 0,7
Boron (mg /liter) 0,3
Kadmium (mg /liter) 0,003
Kromium (Valensi 6) (mg /liter) 0,05
Tembaga (mg /liter) 2
Sianida (mg / liter) 0,07
Fluorida (mg / liter) 1,5
Timbal (mg / liter) 0,01
Molybdenum (mg / liter) 0,07
Nikel (mg / liter) 0,02
Nitrat ( sebagai NO3-) (mg / liter) 50
Nitrit (sebagai NO2-) (mg / liter) 3
Selenium (mg / liter) 0,01

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-35

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-35 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

b. Bahan Organik
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride (g/liter) 2
Dichloromethane (g/liter) 20
1,2-dichloroethane (g/liter) 30
1,1,1-trichloroethane (g/liter) 2000
Chlorinated ethenes
vinyl chloride (g/liter) 5
1,1-dichloroethene (g/liter) 30
1,2-dichloroethene (g/liter) 50
Trichloroethene (g/liter) 70
tetrachloroethene (g/liter) 40
Aromatic hydrocarbons
Benzene (g/liter) 10
Toluene (g/liter) 700
Xylenes (g/liter) 500
benzo[a]pyrene (g/liter) 0,7
Chlorinated benzenes
monochlorobenzene (g/liter) 300
1,2-dichlorobenzene (g/liter) 1.000
1,4-dichlorobenzene (g/liter) 300
Trichlorobenzenes (total) (g/liter) 20
Lain-lain
Di(2-ethylhexyl)adipate (g/liter) 80
Di(2-ethylhexyl)phthalate (g/liter) 8
Acrylamide (g/liter) 0,5
epichlorohydrin (g/liter) 0,4
hexachlorobutadiene (g/liter) 0,6
edetic acid (EDTA) (g/liter) 200
Tributyltin oxide (g/liter) 2

c. Pestisida
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Alachlor (g/liter) 20
Aldicarb (g/liter) 10
Aldrin/dieldrin (g/liter) 0,03
Atrazine (g/liter) 2
Bentazone (g/liter) 30
Carbofuran (g/liter) 5
Chlordane (g/liter) 0,2
Chlorotoluron (g/liter) 30

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-36

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-36 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

d. Desinfektan dan hasil sampingannya


Kadar Maksimum yang Keteranga
Parameter Satuan
diperbolehkan n
1 2 3 4
Monochloramine Mg/liter 3
Chlorine Mg/liter 5
Bromate (g/liter) 25
Chlorite (g/liter) 200
Chlorophenol
2,4,6-trichlorophenol (g/liter) 200
Formaldehyde (g/liter) 900
Trihalomethanes
Bromoform (g/liter) 100
Dibromochloromethane (g/liter) 100
Bromodichloromethane (g/liter) 60
Chloroform (g/liter) 200
Chlorinated acetic acids
Dichloroacetic acid (g/liter) 50
Trichloroacetic acid (g/liter) 100
Chloral hydrate
(trichloroacetaldehyde) (g/liter) 10
Halogenated Acetonitriles
Dichloroacetonitrile (g/liter) 90
Dibromoacetonitrile (g/liter) 100
Trichloracetonitrile (g/liter) 1
Cyanogen chloride
(sebagai CN) (g/liter) 70

2. Bahan kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen.


a. Bahan Anorganik
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Ammonia Mg/l 1,5
Alumunium Mgl 0,2
Klorida Mg/l 250
Tembaga Mg/l 1
Kesadahan mg/l 500
Hidrogen sulfida mg/l 0,05
Besi Mg/l 0,3
Mangan Mg/l 0,1
PH - 6,5 – 8,5
Sodium Mg/l 200
Sulfat Mg/l 250
Total zat padat terlarut Mg/l 1000
Seng Mg/l 3

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-37

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-37 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

b. Bahan organik, Desinfektan dan hasil sampingannya


Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Organik
Toluene g/l 24 - 170
Xylene g/l 20 - 1800
ethylbenzene g/l 2 - 200
Styrene g/l 4 - 2600
monochlorobenzene g/l 10 - 120
1,2 -dichlorobenzene g/l 1 - 10
1,4-dicholorobenzene g/l 0,3 - 30
trichlorobenzenes(total) g/l 5 - 50
Deterjen g/l 50
Desinfektan dan hasil
sampingannya
Chlorine g/l 600 - 1000
2-cholorophenol g/l 0,1 - 10
2,4-dichlorophenol g/l 0,3 - 40
2,4,6-trichlorophenol g/l 2 - 300

Radioaktifitas
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Gross alpha activity (Bq/liter) 0,1
Gross beta activity (Bq/liter) 1

fisik
Kadar Maksimum yang
Parameter Satuan Keterangan
diperbolehkan
1 2 3 4
Parameter Fisik
Warna TCU 15
Rasa dan bau - - Tidak berbau dan berasa
0 0
Temperatur C Suhu udara + 3 C
Kekeruhan NTU 5

II.2.2. METODOLOGI PEKERJAAN

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-38

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-38 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.2.2.1. Studi Kelayakan


Dalam upaya untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka diperlukan suatu strategi pelaksanaan
yang tepat dan terpadu dari beberapa aspek yang berkaitan dengan berbagai masalah dan tingkat
kepentingannya. Adapun langkah-langkah kerja dilaksanakan berdasarkan muatan lingkup pekerjaan
kajian yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan Inventarisasi kondisi eksisting. Adapun hal –hal yang dikaji, antara lain adalah :
a. Area pelayanan (kecamatan dan desa yang terlayani)
b. Persentase pelayanan (persentase penduduk terlayani terhadap area pelayanan dan terhadap
jumlah penduduk total Kab/Kota)
c. Jumlah pelanggan (pelanggan domestik, HU/KU dan non domestik)
d. Jenis sumber air yang digunakan (air permukaan, air tanah dan mata air)
e. Kapasitas sumber, kapasitas terpasang, kapasitas produksi
f. Tingkat kehilangan air/kebocoran (%)
g. Sistem Produksi yang berlangsung
h. Sistem pengaliran yang digunakan (pemompaan atau gravitasi)
i. Sistem transmisi dan distribusi (peta jaringan, jenis pipa, diameter pipa, panjang pipa)
j. Permasalahan lain yang relevan (misal: kebocoran pipa, menurunnya kapasitas, banyaknya
daftar tunggu,dll)
2. Melakukan Inventarisasi dan mengkaji rencana peningkatan cakupan pelayanan dan perluasan
wilayah pelayanan, meliputi infromasi :
a. Batasan Wilayah Pelayanan
b. Jumlah penduduk yang dilayani tiap wilayah
c. Besaran kebutuhan air tiap wilayah dan tahapannya tiap tahun
d. Sumber Pemenuhan kebutuhan air tiap wilayah dan tahapannya
e. Rencana sistem Transmisi dan distribusi yang dibutuhkan tiap wilayah pelayanan dan
tahapannya
3. Menyusun skema SPAM meliputi :
a. Potensi Sumber air minum (lokasi, kapasitas, penggunaan saat ini dan potensi yang dapat
dimanfaatkan )
b. Wilayah Pelayanan dari potensi sumber air minum yang ada
c. Sistem Produksi, yang meliputi kebutuhan unit pengolahan, transmisi dan distribusi.
4. Menghitung estimasi biaya sistem produksi dan transmisi SPAM, meliputi:
a. Kegiatan, satuan kegiatan, volume kegiatan
b. Harga satuan kegiatan, jumlah harga kegiatan
c. Komponen lain yang terkait dengan biaya sistim produksi dan trasnmisi
5. Mengkaji harga air curah rata-rata dengan berpedoman pada tarif jual air yang full cost recovery dan
perhitungan pengembalian investasi dengan berbagai alternatif pendanaan.
6. Mengkaji dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dari rencana kegiatan pengembangan SPAM
mulai dari kegiatan penentuan lokasi hingga pembangunan.
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-39

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-39 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Observasi
Wilayah Kajian

Inventarisasi SPAM Inventarisasi Rencana


Inventarisasi Rencana
Pelayanan PDAM Induk Pengembangan
Tata Ruang Wilayah
Non PDAM SPAM

Analisa Rencana
Peningkatan
Layanan

Analisa Rencana Sistem


Analisa Wilayah Analisa Potensi Analisa
Produksi, Distribusi dan
Rencana Sumber Air Sumber Daya
Transmisi
Layanan minum Manusia

Analisa Harga Air Estimasi Biaya Sistem Analisa


Rencana Teknis
Curah SPAM Produksi, Distribusi Dampak
SPAM Krabyakan
Krabyakan dan Transmisi Lingkungan

Kelayakan Kelayakan Kelayakan Kelayakan


Ekonomi Teknis Lingkungan Kelembagaan

Dokumen FS
SPAM
Krabayakan

Gambar 2.1 Skema Metodologi Studi Kelayakan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-40

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-40 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

A. Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan SPAM


Sesuai dengan Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengambangan SPAM yang terlampir pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tentang Penyelenggaraan SPAM No. 18 Tahun 2007 yang
diterbitkan pada tanggal 6 Juni 2007, tata cara penyusunan dokumen akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Ketentuan Umum
Pengkajian kelayakan teknis penyediaan air minum harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum
sebagai berikut:
1) Tersedia rencana induk pengembangan SPAM meliputi:
 Daerah pelayanan
 Proyeksi penduduk
 Proyeksi kebutuhan air
 Unit sumber air minum
 Unit produksi
 Unit distribusi
 Rencana pendanaan
 Rencana kelembagaan
2) Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam
bidangnya minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku.
b. Ketentuan Teknis
Pengkajian kelayakan teknis sistem penyediaan air minum harus memenuhi ketentuan teknis
berikut. Sistem penyediaan air minum harus memenuhi: 1) Kelayakan teknis teknologis 2)
Kelayakan ekonomi dan keuangan 3) Kelayakan lingkungan 4) Kelayakan kelembagaan. Berikut
penjelasan masing-masing kelayakan.
1) Kelayakan Teknis Teknologis
Pengkajian kelayakan teknis teknologis biasa dibuat dari beberapa alternatif yang
dikembangkan, dimana setiap alternatif disajikan secara jelas oleh tim teknik untuk dipilih
kriteria alternatif yang terbaik. Alternatif terpilih adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari
beberapa aspek yang dipengaruhi lokasi daerah perencanaan, meliputi:
 Potensi sumber air;
 Demografi (antara lain kelompok umur dan status pendidikan, agama, mata
pencaharian, status perkawinan, dan pendapatan per kapita);
 Aspek sosial, ekonomi, dan budaya (antara lain ketersediaan fasilitas umum,
gambaran umum tingkat sosial, ekonomi, dan budaya wilayah dan masyarakat,
analisis proporsi jenis pelanggan, serta gambaran peran masyarakat);
 Kebutuhan air (antara lain berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk, analisis
tingkat konsumsi air minum domestik, analisis tingkat cakupan pelayanan, dan aspek
kesehatan masyarakat);
 Operasional dan pelayanan;
 Sistem dan kebutuhan lainnya.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-41

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-41 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Suatu kegiatan dianggap layak secara teknis teknologis apabila terdapat teknologi yang
tersedia untuk membangun SPAM.
2) Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Pengkajian kelayakan ekonomi ditentukan dengan cara analisis ekonomi untuk
mengidentifikasi manfaat terbesar yang diterima oleh masyarakat terutama dalam
mendorong peningkatan kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Pengkajian kelayakan keuangan ditentukan untuk mendapatkan keuntungan finansial
terbaik bagi penyelenggara dalam jangka waktu tertentu. Sasaran dari analisa keuangan ini
untuk mengetahui apakah kegiatan yang akan dilaksanakan ini dari segi keuangan dinilai
layak, dalam arti mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pengoperasian seluruh
fasilitas yang ada, dan dapat membayar kembali seluruh pinjaman beserta bunganya bila
menggunakan dana pinjaman.
 Kelayakan Ekonomi
Analisis kelayakan dan manfaat proyek merupakan salah satu kegiatan dalam studi
kelayakan. Untuk sektor air minum analisis biaya dan manfaat proyek diantaranya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Biaya langsung proyek
 Biaya sosial
 Biaya lingkungan
 Manfaat terhadap kesehatan
 Manfaat terhadap produktivitas masyarakat
 Manfaat terhadap nilai property
 Manfaat terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi
Suatu kegiatan disebut layak secara ekonomi apabila tambahan manfaat yang diterima
oleh masyarakat akibat adanya suatu kegiatan lebih besar dari biaya proyek.
 Kelayakan Keuangan
Pengkajian kelayakan keuangan dilakukan terhadap manfaat keuangan yang diterima
oleh penyelenggara yang dianalisis berdasarkan asumsi-asumsi proyeksi keuangan,
antara lain:
 Tingkat inflasi
 Tahun dasar proyeksi
 Jangka waktu proyeksi
 Nilai investasi
 Kebutuhan modal kerja
 Rencana sumber pembiayaan
 Persyaratan pinjaman
 Biaya operasi dan pemeliharaan
 Biaya penyusutan/amortisasi

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-42

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-42 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Pajak
 Proyeksi tambahan pelanggan
 Tarif air
 Proyeksi pendapatan
Suatu kegiatan disebut layak secara keuangan atau finansial bila memenuhi kriteria
berikut ini:
 Kelayakan proyek:
F FIRR > Rata-rata Tertimbang dari Biaya Modal ditambah alokasi resiko
F Net Present Value (NPV) > 0
F Benefit Cost Ratio (BCR) > 1
 Kelayakan pendanaan:
F DSCR Pemda = 2,5; DSCR penyelenggara > 1,3
F Saldo kas akhir sekurang-kurangnya mencukupi untuk dua bulan operasi
3) Kelayakan Lingkungan
Pengkajian kelayakan lingkungan tidak terlepas dari kegiatan masyarakat dan kondisi
daerah setempat, sehingga faktor-faktor lingkungan dapat dikatakan layak atau tidak untuk
didistribusikan air minum. Pengkajian kelayakan lingkungan dilaksanakan melalui
penyusunan AMDAL atau RKL dan RPL sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
4) Kajian Kelembagaan
Pengkajian Kelembagaan dilakukan terhadap:
 Sumber Daya Manusia
 Tingkat pendidikan
 Kualitas
 Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikannya
mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
 Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta

5) Kajian Alokasi Resiko


Dalam hal penyusunan studi kelayakan ini ditujukan untuk kerjasama pemerintah dan
swasta, maka perlu dilakukan kajian alokasi resiko yang meliputi:
 Resiko kinerja;
 Resiko politik;
 Resiko finansial.
Resiko dikelola berdasarkan prinsip alokasi resiko yang memadai dengan mengalokasikan
resiko kepada pihak yang paling mampu mengendalikan resiko dalam rangka menjamin
efisiensi dan efektifitas dalam penyediaan infrastruktur. Pengelolaan resiko ditentukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
B. Kebutuhan Data

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-43

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-43 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Dalam penyusunan studi kelayakan SPAM diperlukan data baik primer maupun sekunder. Data primer
merupakan data yang diambil secara langsung di lapangan. Adapun data primer yang diperlukan antara
lain adalah :
 Jenis dan lokasi air minum
 Kuantitas dan kualitas air minum
Pada tabel berikut merupakan data yang sekunder yang diperlukan untuk penyusunan dokumen.
Tabel 2.1 Kebutuhan Data Sekunder dan Sumber Data
DATA SEKUNDER SUMBER DATA
I. Kependudukan Sosio Ekonomi:
1. Kabupaten Dalam Angka 3 tahun terakhir BPS
2. Rencana pengembangan perumahan dan permukiman Bappeda/ PU CK
3. RTRW- sampai tingkat kedalaman terkecil/ kecamatan Bappeda/ PU CK
4. Reinstra/ RPIJM dsb Bappeda/ PU CK
II. Tata Guna Tanah dan Rencana Pengembangan Wilayah :
1. RTRW Kabupaten Bappeda
2. Laporan Terkait Pengembangan Wilayah Bappeda/ PU CK
3. Lokasi kegiatan Industri ekisiting dan rencana Bappeda/ PU CK
III. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum :
Bappeda/ PU CK/
1. Laporan/ studi terdahulu
PDAM
2. Sistem Produksi dan data produksi per bulan selama 5-10 tahun PDAM
3. Sistem Transmisi dan Distribusi, dan data ukuran, jenis, dan umur pipa &
PDAM
assesories. (Gambar jaringan –lengkap)
4. Sistem Reservoir dan data dimensi serta umur/ th. pembangunannya PDAM
5. Data Pelanggan – daftar pelanggan ( jumlah, pemakaian blnan tiap
PDAM
kategori selama 5-10 th.), data pelanggan per desa/ kecamatan.
6. Sistem penanggulangan kebocoran air. (tingkat NRW) PDAM
7. Laporan Keuangan PDAM (Audit) PDAM
8. Laporan Hasil Kinerja (Audit) PDAM
9. Laporan Bulanan Teknik PDAM
10. Laporan Bulanan Keuangan PDAM
11. Corporate Plan/bisnis plan PDAM terakhir PDAM
IV. Deskripsi Potensi Air minum
1. Data Curah Hujuan Meteorologi/ BPS
2. Peta dan Data kondisi air permukaan PU Pengairan
V. Kondisi Sosial Ekonomi
1. Peta kondisi Sosial Ekonomi Bappeda/BPS
2. Data PDRB 5 tahun terakhir Bappeda/BPS
3. Data Pertumbuhan Ekonomi Daerah Bappeda/BPS
4. Data Potensi Pedapatan Daerah Bappeda/BPS

C. Survey dan Analisa


Dalam penyusunan dokumen diperlukan data-data baik sekunder maupun primer. Untuk mendapatkan
data tersebut maka harus dilakukan survei instansional maupun survei lapangan. Tahapan survey dan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-44

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-44 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

analisa menggunakan pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 18 Tahun 2007. Berikut ini kegiatan survey dan analisa
yang akan dilakukan:
I. Survei dan analisa Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan
1) Ketentuan Umum
Survey dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
 Mempelajari laporan studi terdahulu tentang sistem penyediaan air minum dan tata ruang kota.
 Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan rekomendasi
terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan.
 Laporan hasil survei dan pergkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan mencakup:
 Batas wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah pelayanan;
 Foto-foto lokasi alternatif sumber air, jalur pipa transmisi, instalasi pengolahan air dan
reservoir distribusi;
 Data teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan;
 Pertimbangan teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan.
2) Ketentuan Teknis
Ketentuan teknis survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan sebagai berikut:
 Data teknis yang harus dikumpulkan meliputi:
 iklim;
 geografi;
 geologi dan hidrologi yang dilengkapi peta-peta;
 rencana umum tata ruang;
 peta wilayah;
 gambar-gambar teknis yang ada;
 laporan teknis sistem penyediaan air minum yang ada;
 data sosial ekonomi;
 data kependudukan.
 Peta-peta wilayah dengan ukuran skala sesuai ketentuan yang berlaku;
 Survei sumber air minum harus dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku;
 Pemilihan alternatif jalur transmisi ditentukan berdasarkan hasil kunjungan lapangan. Panjang
pipa dan kondisi topografi diketahui berdasarkan pembacaan peta;
 Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah
pelayanan, sumber air minum dan jalur transmisi, serta menjelaskan komponen-komponen
yang terdapat di dalam wilayah studi dan wilayah pelayanan secara terinci baik kondisi pada
saat ini maupun kondisi pada masa mendatang.
Apabila terdapat sistem penyediaan air minum, maka harus dilakukan penanganan sebagai berikut:
 pemanfaatan kapasitas yang belum terpakai;

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-45

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-45 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 pengurangan air tak berekening (ATR);


 peluasan sistem dengan penambahan sumber air minum dan peningkatan produksi.

II. Survei dan analisa Sumber Daya Air minum


Survei air minum dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai alternatif sumber air
minum yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lokasi sasaran yang
direncanakan.
1) Ketentuan Umum
Survei sumber daya air minum harus dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan umum sebagai
berikut:
 Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidang
air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
 Melaksanakan survei lapangan yang seksama dan terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait;
 Membuat laporan tertulis mengenai hasil survei yang memuat:
 foto lokasi;
 jenis sumber air minum;
 perkiraan kapasitas air minum;
 kualitas, kuantitas dan kontinuitas;
 fungsi saat ini;
 kajian hidrologi, morfologi
 Mengirimkan data dan laporan-laporan tersebut di atas kepada pemberi tugas instansi yang
terkait.
2) Ketentuan Teknis
Dalam pelaksanaan survei lapangan bidang air minum harus dipenuhi ketentuan-ketentuan teknis
sebagai berikut:
 Gambar-gambar sketsa lokasi, peta-peta dengan ukuran gambar sesuai ketentuan yang berlaku;
 Sumber air minum harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 debit minimum dari sumber air minum;
 kuantitas sumber air minum harus terjamin kontinuitasnya;
 kualitas air minum harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku;
 jarak sumber air minum ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan ketentuan untuk
masing-masing sumber air minum.

Tabel 2.2 Evaluasi Debit Sumber Air

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-46

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-46 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Musim
Musim
Aliran Fluktuasi basah Musim basah >
Permulaan musim Akhir musim
(L/dtk) Musiman sesaat 2 hari yang
kemarau kemarau
setelah lalu
hujan
Kemungkinan tidak
Lebih Hanya
Aliran Aliran cukup mencukupi,
kurang memungkin jika
cukup kecil kecil pengukuran pada
konstan lebih besar dari
akhir musim
kebutuhan
≤1 kemarau
Hanya
Jelas
Aliran Aliran cukup memungkin kan
berkurang Aliran terlalu kecil
cukup kecil kecil jika > 50 % lebih
pada musim
besar dari
kemarau
kebutuhan
Kemungkinan
Hanya
Lebih Aliran terlalu kecil; Jelas berkurang
memungkinkan jika
kurang cukup kecil pengukuran pada musim
> 50 % lebih besar
konstan pada akhir kemarau
dari kebutuhan
1-3 musim kemarau
Jelas
Jelas berkurang Jelas berkurang
berkurang Aliran Aliran cukup
pada musim pada musim
pada musim cukup kecil kecil
kemarau kemarau
kemarau
Hanya
Hanya
memungkinkan
memungkinkan jika
jika 100 % lebih Hanya
50 % lebih besar
Lebih besar dari memungkinka
Aliran dari kebutuhan; jika
kurang kebutuhan; jika n jika lebih besar
cukup kecil lebih kecil
konstan lebih kecil dari kebutuhan
pengukuran pada
pengukuran
akhir musim
pada akhir
kemarau
>3-5 musim kemarau
Hanya
Kemungkinan memungkinkanjika Hanya
Jelas terlalu kecil; 100 % lebih besar memungkin kan
berkurang Aliran pengukuran darkebutuhan; jika > 25% lebih
pada musim cukup kecil pada akhir jikalebih kecil besar dari
kemarau musim kemarau pengukuran pada kebutuhan
akhir musim
kemarau

Tabel 2.3 Evaluasi Lokasi Sumber Air


Beda Tinggi Antara Sumber
No. Jarak Penilaian
Air Dan Daerah Pelayanan
1 Lebih besar dari 30 m < 2 km Baik, sistem gravitasi
Berpotensi, tapi detail disain
rinci diperlukan untuk sistem
2 > 10 - 30 m < 1 km
gravitasi, pipa berdiameter besar
mungkin diperlukan
Kemungkinan diperlukan pompa
3 3 -≤ 10 m < 0,2 km kecuali untuk sistem yang
sangat kecil
4 Lebih kecil dari 3 m - Diperlukan pompa

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-47

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-47 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Tabel 2.4 Evaluasi Kualitas Air


Parameter Masalah Kualitas Pengolahan Kesimpulan
Kemungkinan dengan Dapat dipakai jika percobaan
Bau tanah
saringan karbon aktif pengolahan berhasil
Aerasi + Saringan pasir
Bisa dipakai dengan
Bau besi lambat, atau aerasi +
pengolahan
Bau saringan karbon aktif
Dapat dipakai jika percobaan
Bau sulfur Kemungkinan Aerasi
pengolahan berhasil
Dapat dipakai jika percobaan
Bau lain Tergantung jenis bau
pengolahan berhasil
Aerasi + saringankarbon Tergantung kadar Cl dan
Rasa asin/payau
aktif pendapat masyarakat
Aerasi + Saringan pasir Bisa dipakai dengan
Rasa besi lambat, atau aerasi + pengolahan
Rasa
saringan karbon aktif
Rasa tanah tanpa Mungkin bisa dipakai dengan
Saringan karbon aktif
kekeruhan pengolahan
Rasa lain Tergantung jenis rasa Tidak dapat dipakai
Kekeruhan sedang, Bisa dipakai bila dengan
Saringan pasir lambat
coklat dari lumpur pengolahan
Bisa dipakai bila dengan
Kekeruhan tinggi, coklat Pembubuhan PAC +
pengolahan, dengan biaya
dari lumpur saringan pasir lambat
relatif besar
Kekeruhan
Dapat dipakai jika percobaan
Putih Pembubuhan PAC
pengolahan berhasil
Aerasi + saringan pasir
Agak kuning sesudah air Dapat dipakai jika percobaan
lambat, atau aerasi +
sebentar di ember pengolahan berhasil
saringan karbon aktif
Kemungkinan dengan Dapat dipakai jika percobaan
Coklat tanpa kekeruhan
saringan karbon aktif pengolahan berhasil
Coklat bersama dengan
Sama dengan kekeruhan Sama dengan kekeruhan
kekeruhan
Tidak bisa dipakai kecuali
Warna Kemungkin dengan
Putih percobaan pengolahan
pembubuhan PAC
berhasil
Tidak bisa dipakai kecuali
Lain Tergantung jenis warna percobaan pengolahan
berhasil

III. Survei dan analisa Demografi dan Ketatakotaan


1) Ketentuan umum
 Tersedia surat-surat yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaaan;
 Tersedia data statistik sampai dengan 10 tahun terakhir yang terdiri dari:
 statistik penduduk;
 kepadatan penduduk;
 persebaran penduduk;
 migrasi penduduk per tahun;
 penduduk usia sekolah.
 Tersedia peta-peta yang memperlihatkan kondisi fisik daerah yang di studi;
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-48

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-48 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Tersedia studi-studi yang ada mengenai ketatakotaan.


2) Ketentuan Teknis
 Kependudukan
 Wilayah sasaran survei harus dikelompokan ke dalam kategori wilayah berdasarkan jumlah
penduduk sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kategori Wilayah
Jumlah Penduduk
No. Kategori Wilayah Jumlah Rumah (buah)
(Jiwa)
1 Kota >1.000.000 >200.000
2 Metropolitan 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000
3 Kota Besar 100.000 – 500.000 20.000 – 100.000
4 Kota Sedang 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000
5 Kota Kecil Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000

 Cari data jumlah penduduk awal perencanaan.


 Tentukan nilai persentase pertambahan penduduk per tahun (r).
 Hitung pertambahan nilai penduduk sampai akhir tahun perencanaan dengan menggunakan
salah satu metode arithmatik, geometrik, dan least squre.
 Ketatakotaan
 Ada sumber daya baik alam maupun bukan alam yang dapat mendukung penghidupan dan
kehidupan di kota yang akan disurvei;
 Ada prasarana perkotaan yang merupakan titik tolak arah pengembangan penataan ruang
kota.
IV. Survei dan analisa Kondisi Sosial dan Budaya
1) Ketentuan Umum
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
 Data Primer (Survei Kebutuhan Nyata/Real Demand Survey)
Data primer yang dikumpulkan didapat dari jawaban formulir isian hasil pengamatan,
pengukuran, dan perhitungan langsung di lapangan, untuk digunakan sebagai bahan utama dan
evaluasi.
 Data Sekunder
 Peta-peta, foto udara;
 Buku-buku referensi, laporan dan data;
 Studi-studi terdahulu;
 Gambar-gambar teknis;
 Surat keputusan, peraturan dan perundangan;
 Lampiran-lampiran program;
 Uraian rencana program;
 Lembaran dokumen lain yang mendukung.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-49

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-49 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Data sekunder didapat dari instansi, badan atau tempat-tempat lain yang menyediakan, untuk
digunakan sebagai bahan tambahan dan pendukung data primer untuk analisis dan evaluasi.
2) Ketentuan Teknis
 Penetapan Klasifikasi Wilayah
Wilayah sasaran survei dapat dikelompokkan ke dalam kategori wilayah berdasarkan jumlah
penduduk.
 Penetapan Wilayah Survei
Perlu dilakukan penetapan wilayah survei data primer berdasarkan tingkat keperluan dan
keterpengaruhan. Kondisi-kondisi yang harus diperhatikan dalam penetapan wilayah survei:
 Daerah yang memiliki potensi ekonomi tinggi;
 Daerah yang tingkat kesehatan yang buruk;
 Daerah yang rawan air minum;
 Daerah yang memiliki tingkat hunian tinggi.
Wilayah survei sendiri tidak terikat dengan batas-batas administratif melainkan ditujukan
untuk memenuhi sebaran aktivitas manusia.
 Penentuan Wilayah Survei
Jumlah sampel yang akan diambil untuk setiap kategori wilayah serta kriteria yang digunakan,
mengikuti tabel berikut:
Tabel 2.6 Penentuan Jumlah Sampel untuk Setiap Kategori Wilayah
Kategori Jumlah Tingkat Tingkat % Sampel vs
No.
Wilayah Sampel Kepercayaan Kesalahan Populasi
1 Kota Metro 2.000 95% 2% 1
2 Kota Besar 1.000 95% 3% 1
3 Kota Sedang 400 95% 5% 2
4 Kota Kecil 200 95% 6% 5 – 10
5 Desa 100 95% 9% 5 – 20

Jumlah sampel yang diperlukan dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Np(1− p)
n=
( N −1 ) D+ p( 1− p)
B2
D=
t2
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi rumah
P = Rasio dari unsur dalam sampel yang memiliki sifat yang diinginkan (= 0,5 probabilitas
mata untuk uang logam)
B = Bound of Error (tingkat kesalahan tiap sampel)
t = Tingkat kepercayaan yang dikorelasikan dengan derajat kelebatan (lihat tabel)

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-50

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-50 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Metode Penyebaran Sampel


Jumlah sampel yang diambil untuk setiap bagian wilayah banyaknya harus proporsional
dengan jumlah rumahnya. Apabila bagian wilayah suatu kota merupakan Kecamatan, maka
jumlah sampel setiap kecamatan sebanyak proporsional dengan jumlah rumahnya.
Penyebaran sampel untuk suatu bagian wilayah harus dapat mewakili semua golongan dan
kondisi.
Ada 5 (lima) jenis teknik penyebaran sampel yang dapat digunakan yaitu tergantung dari
keadaan wilayahnya, sebagai berikut:
1) Secara acak (random sampling)
Digunakan untuk wilayah yang populasinya homogen (tidak ada perbedaan yang jauh antara
tingkat ekonomi, pendidikan, jenis pekerjaan).
2) Secara acak distratifikasikan (Stratified random sampling)
Digunakan untuk wilayah yang populasinya heterogen.
3) Pembentukan gugus sederhana (simple cluster sample)
Membagi wilayah kedalam kelompok-kelompok, dapat mengikuti batas administratif
(kecamatan, kelurahan) atau status sosial (tingkat ekonomi, jenis pekerjaan).
4) Secara gugus bertahap, dua atau lebih (two stage cluster sampling)
Digunakan apabila wilayah survei sangat luas (misalkan satu provinsi). Pengambilan
sampel dilakukan bertahap selanjutnya pengambilan sampel pada kelompok yang lebih
kecil (kecamatan, kelurahan).
5) Pengelompokan wilayah (area sampling)
Apabila suatu wilayah sudah mempunyai peta atau foto udara yang jelas dan terinci, maka
wilayah tersebut dapat dibagi dalam segmen-segmen terinci, maka wilayah tersebut dapat
dibagi dalam segmen-segmen wilayah dan pengambilan sampel mengikuti segmen-segmen
wilayah tersebut.
 Kualifikasi Surveyor
Surveyor yang digunakan diusahakan memenuhi kualifikasi sebagai
berikut:
1) Dapat berbahasa daerah setempat;
2) Minimal berpendidikan akademi;
3) Telah berpengalaman melakukan survei sosial ekonomi dan budaya;
4) Menguasai sasaran dan tujuan dari pertanyaan formulir isian.
 Pemakaian Formulir Isian
Untuk mempermudah pelaksanaannya, survei sosial, ekonomi dan budaya harus menggunakan
formulir isian yang sudah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tujuan data yang ingin
diketahui.
 Perhitungan Biaya Survei
Untuk menghitung jumlah honor bagi para surveyor maka dapat mengikuti asumsi-asumsi
sebagai berikut:

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-51

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-51 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

A. Untuk surveyor (tenaga ahli)


 Satu orang surveyor dapat menyebarkan sampel dalam satu hari rata-rata 10 buah;
 Besar honor 1 orang surveyor mengikut standar upah yang berlaku;
 Menggunakan koefisien wilayah: Indonesia Bagian Barat = 1, Indonesia Bagian Tengah
= 1,5 dan Indonesia Bagian Timur = 2.
B. Peralatan pendukung berupa formulir yang disesuaikan dengan sampel yang diambil + 1%
jumlah tersebut untuk cadangan.
V. Survei dan analisa Kebutuhan dan Pelayanan Air Minum
1) Ketentuan Umum
Ketentuan umum tata cara ini adalah sebagai berikut:
 Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidang
air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
 Tersedia surat-surat yang diperlukan di dalam pelaksanaan survei;
 Tersedia data sekunder;
 Dilakukan dengan menggunakan lembaran-lembaran kuesioner.
2) Ketentuan Teknis
 Ketentuan Survei
Survei harus mendapatkan data yang akan digunakan untuk mengkaji kebutuhan air dalam
pelayanan air minum. Ketentuan teknis yang harus dipenuhi adalah:
a. Survei harus mengacu pada:
 Rencana induk;
 Studi kelayakan;
 Pelayanan yang sudah ada;
 Standar tata cara survei dan pengkajian demografi dan ketatakotaan;
 Standar tata cara survei dan pengkajian sumber daya air minum.
b. Survei harus mendapatkan data:
 penggunaan air setiap orang setiap hal untuk kebutuhan rumah tangga;
 penggunaan air setiap orang untuk kegiatan nondomestik;
 besar penghasilan;
 kemampuan untuk membayar;
 tipe rumah tinggal;
 keinginan untuk berlangganan;
 pemakaian sumber air minum yang basa digunakan di daerah pelayanan.
 Ketentuan Pengkajian
a. Pengkajian kebutuhan air harus mencakup:
 Pemakaian air setiap orang setiap hari untuk kebutuhan rumah tangga, dengan
menggunakan rumus:
Total jumlah pemakaian air darihasil kuisioner
Pemakaian air/orang/hari =
jumlah kuisioner

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-52

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-52 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Kenaikan jumlah penduduk daerah pelayanan setiap tahun;


 Kenaikan pemakaian air setiap orang, seiring dengan meningkatnya perekonomian,
didapat dari perbandingan data beberapa tahun sebelumnya;
 Pemakaian air setiap orang untuk kegiatan nondomestik selain bedasarkan data survei,
dapat juga digunakan data sekunder, RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang Tata Cara
Perencanaan Plambing.
Akan tetapi apabila jumlah personal penunjangnya belum diketahui dapat diperkirakan
jumlah pegawainya berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel 2.7 Dasar Penentuan Populasi Bangunan
Pembagian Luas Perhitungan Perhitungan
No. Peruntukan Jam Kerja dan Keterangan Jumlah Jumlah
Lain Pegawai Pengunjung
Pertokoan 10 - 33% untuk rak Toko kecil = 3 45 orang/jam/100²
Toko buku dan kassa org
1
Toserba - 60% untuk Toko sdg = 6
pegawai org 5 org/80 m²
Travel 7 75% untuk pegawai 4m²/pegawai Dihitung
Rental office 5 berdasarkan
2 jumlah pegawai
asumsi 10
org/menit
Restoran 8 532 m²/meja Juru masak & -
3
pegawai = 8 org
Bioskop - 6 kali pertunjukan - Tergantung jumlah
4
sehari kursi
Tempat ibadah - Waktu shalat dg - 2 m²/orang, 10
5 lama pemakaian 1½ menit/orang
jam
6 Kantor - - 4 m² -

b. Pengkajian pelayanan air minum


Pengkajian pelayanan air minum harus mencakup:
- Besarnya tingkat pelayanan dan kenaikan tingkat pelayanan air minum berdasarkan
hasil survey keinginan untuk berlangganan, dan kemampuan untuk membayar.
- Ratio pelayanan yaitu presentasi dari yang dilayani pelayanan untuk hidran umum dan
pelayanan untuk sambungan rumah.

VI. Pengkajian analisa Prasarana Air Minum


1) Ketentuan Umum
Pengkajian kebutuhan prasarana air minum harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:
 Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidang
air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
 Melaksanakan pengkajian dengan seksama dan terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait;
 Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengkajian yang memuat semua kebutuhan prasarana
air minum.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-53

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-53 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

2) Ketentuan Teknis
Pengkajian kebutuhan prasarana air minum harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Tersedia data hasil survei sumber daya air minum yaitu Jenis sumber air minum dan Kualitas
air minum.
 Tersedia data hasil survei Topografi:
a. Beda tinggi sumber air minum dengan daerah pelayanan;
b. Jarak antara sumber air minum dengan daerah pelayanan.
 Tersedia sumber energi
 Tersedia data hasil survai demografi dan ketatakotaan
a. Daerah pelayanan;
b. Kebutuhan air;
c. Prasarana kota.
 Data hasil survei kondisi Sosio Ekonomi dan Budaya.
VII. Survei dan analisa Prasarana Air Minum Terpasang dan Pemanfaatannya
1) Ketentuan Umum
Survei dan pengkajian prasarana air minum terpasang dan pemanfaatannnya, harus sesuai ketentuan
umum sebagai berikut:
 Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidang
air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
 Tersedia surat-surat pengantar survei dari pemberi tugas;
 Melaksanakan survei lapangan yang seksama dan terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait;
 Tersedia peta lokasi, as built drawing dan data pendukung yang diperlukan;
 Membuat laporan teknis mengenai hasil survei.

2) Ketentuan Teknis
Survei dan pengkajian prasarana air minum terpasang dan pemanfaatannya harus memenuhi
ketentuan teknis sebagai berikut:
 Survei dilakukan terhadap:
a. Intake, survei dilakukan untuk melihat letak intake dan kondisi intake
b. Pompa, survei dilakukan terhadap:
 Usia;
 Kondisi;
 Kapasitas ditinjau dari kemampuan dalam membawa air minum ke instalasi.
c. Pipa Transmisi, survei dilakukan terhadap:
 Usia;
 Kondisi;
 Kapasitas ditinjau dari kemampuan dalam membawa air minum ke instalasi.
d. Unit Produksi, survei dilakukan untuk melihat:
 Kapasitas produksi;

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-54

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-54 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Tipe atau sistem pengolahan;


 Tipe bangunan pengolahan;
 Kualitas produksi pengolahan;
 Jam operasi/hari.
e. Reservoir, survei dilakukan untuk melihat:
 Kapasitas reservoir, survei kapasitas reservoir untuk melihat kemampuan dalam
rangka melayani konsumen selama 24 jam pelayanan.
 Pelayanan reservoir, survei pelayanan reservoir untuk melihat:
F sisa tekan;
F penanggulangan pada jam puncak;
F cadangan air pada jam puncak;
F kebakaran.
 Fasilitas reservoir
F elevated reservoir (reservoir atas/menara air)
- out lay
- inlet
- penutup
- manhole
- tangga
F Ground reservoir (reservoir bawah)
- pompa
- inlet
- penutup
- manhole
- tangga
 Bangunan reservoir
F jenis bangunan
F struktur bangunan
F usia bangunan
F kondisi bangunan
 Distribusi air minum
F Sistem perpipaan ke pelayanan dari segi usia, dimensi dan kondisi.
F Sistem nonperpipaan dari segi tipe pelayanan.
VIII. Pengkajian Kelembagaan Sistem Penyediaan Air Minum
1) Ketentuan Umum
Pengkajian Kelembagaan mengacu pada RPJM Nasional dan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; Peraturan Pemerintah Nomor 16

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-55

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-55 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM; dan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
2) Ketentuan Teknis
Dalam pelaksanaannya meliputi pembentukan Tim Teknis dan Tugas dan tanggung jawab.
3) Organisasi Tata Laksana Penyelenggara Pengembangan SPAM
Pengkajian Kelembagaan penyelenggara pengembangan SPAM dibentuk:
 Sebelum SPAM selesai dibangun keberadaan rencana induk SPAM sangat diperlukan agar
SPAM dapat langsung beroperasi. Kelembagaan pengelolaan air minum dapat berdiri sendiri
atau bekerjasama antar lembaga-lembaga terkait.
 Apabila wilayah pelayanan SPAM belum mempunya rencana induk.
 Apabila wilayah pelayanan SPAM memiliki rencana induk yang selama 20 tahun belum dikaji
ulang.
Struktur organisasi kelembagaan penyelenggara pengembangan SPAM dapat digambarkan sebagai
berikut:

4) Sumber Daya Manusia Penyelenggara Pengembangan SPAM


Sumber daya manusia yang diperlukan dalam mendukung kelembagaan adalah seperti di bawah ini,
namun tidak dibatasi pada keahlian tersebut. Untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan
kelembagaan SPAM, maka sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
 Ahli Kelembagaan/Manajemen
 Ahli Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan/Ahli Air Minum
 Ahli Sosial Ekonomi/Keuangan
 Ahli Teknik Hukum
 Ahli Pemberdayaan Masyarakat
5) Pemantauan dan Evaluasi Pengkajian Kelembagaan Penyelenggara Pengembangan SPAM
Hasil monitoring pelaksanaan meliputi:
 Kondisi eksisting kelembagaan penyelenggara pengembangan SPAM baik dari segi
penanggungjawab penyelenggaraan awal maupun pengelolaannya.
 Rencana Pengembangan SPAM apakah sudah terkoordinasi dengan lembaga terkait dalam hal
arah perkembangan ekonomi, sosial, budaya RTRW/RUTRK, Pengkajian sumber daya air
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-56

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-56 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

minum, Pengkajian Geoklimatografi dan Topografi, Pengkajian Demografi dan Tata Kota,
Pengkajian derajat kesehatan masyarakat dan Pengkajian kebutuhan dan pelayanan air minum.
Hasil evaluasi pengkajian kelembagaan rencana induk SPAM sudah merupakan sumbangan
pemikiran dan menjadi keputusan bersama dari lembaga yang terkait dalam penentuan prioritas
penanganan, pembiayaan dan pelaksanaannya.

D. Analisa Ekonomi dan Manfaat

Untuk dapat mengetahui prospek penjajakan kelayakan pemanfaatan sumber air sebagaimana dimaksud
perlu mempertimbangkan 2 (dua) aspek utama yaitu:

Penilaian Profitabilitas Proyek

Untuk menilai profitabilitas suatu proyek saat ini telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan
kriteria investasi. Kriteria investasi yang umum dipakai dan dianjurkan untuk dipakai dalam evaluasi
proyek antara lain:

- Internal Rate of Return (IRR)


- Net Benefit Value (NPV)
- Benefit Cost Ratio (BCR)

Salah satu keuntungan dari evaluasi ekonomi yang dilakukan dengan teliti adalah bahwa dari evaluasi
tersebut dapat diketahui atau diperkirakan kapasitas hasil proyek bila ternyata terjadi hal-hal diluar
jangkauan asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan. Oleh karenanya untuk lebih dapat
mengetahui lebih jauh akibat beberapa keadaan ekonomi di masa yang akan datang perlu juga dilakukan
analisa kepekaan (analisa sensitivitas). Selain ketiga kriteria analisa tersebut diatas perlu juga diketahui
informasi mengenai :

- Laju pengembalian investasi (Rate of Return on Investment, ROI)


- Periode waktu pengembalian investasi (Pay Back Period)
- Debt Coverage Ratio (DCR)

Masing-masing komponen dari aspek ekonomi yang ditinjau dijelaskan sebagai berikut:

1. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return mempunyai arti bahwa merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika
BCR bernilai sama dengan 1, atau nilai suku bunga jika NPV bernilai sama dengan 0. nilai IRR ini
sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan
melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku.

Perhitungan IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-57

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-57 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

dengan:

i’ = Suku bunga yang memberikan nilai NPV positif

i” = Suku bunga yang memberikan nilai NPV negatif

NPV’ = NPV positif

NPV” = NPV negatif

Langkah yang dilakukan untuk melakukan analisa IRR adalah:

 Sesudah semua komponen biaya pelaksanaan kegiatan fisik penyediaan saran air aku di Pulau
Kijang yang meliputi biaya studi perencanaan, biaya pembangunan fisik dan biaya supervisi
pelaksanaan ditemukan, maka analisa berikutnya adalah menganalisa perhitungan manfaat
yang meliputi semua kemungkinan pendapatan.
 Setelah komponen biaya dan manfaat diperoleh, kemudian dibuat aliran kas (cash flow) sesuai
dengan usia guna (umur, ekonomis) yang diperhitungkan terhadap proyek yang direncanakan
tersebut. Dari aliran kas ini dihitung net benefit untuk tiap tahun sampai dengan umur
ekonomis proyek kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan IRR.
 Perhitungan IRR dapat dilakukan dengan cara coba-coba (annual) atau dapat juga dihitung
secara langsung dengan bantuan fasilitas program komputer. Untuk perhitungan cara coba-
coba mula-mula dipakai tingkat suku bunga yang diperkirakan mendekati harga IRR. Kalau
harga ini memberikan harga NPV positif, dicoba lagi untuk tingkat suku bunga yang lebih
tinggi dan seterusnya sampai diperoleh NVP negatif. Kalau hal itu sudah tercapai kemudian
untuk memperoleh nilai IRR dapat dilakukan dengan cara interpolasi suku bunga tertinggi
dengan suku bunga terendah, sampai diperoleh harga NPV = 0.

2. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara present value dari manfaat dan present value dari
biaya. Dimana langkah yang harus dilakukan untuk perhitungan ini tidak banyak berbeda dengan
langkah perhitungan IRR. Secara umum rumus perhitungan nilai Present Value ini adalah sebagai
berikut :

dengan:

P = Nilai sekarang (present value)

F = Nilai pada tahun ke n

i = nilai suku bunga

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-58

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-58 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Dalam evaluasi suatu proyek, nilai NPV pada suku bunga pinjaman yang berlaku harus mempunyai
harga = 0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar nilai investasi. Jika
NPV > 0 proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun.

3. Benefit Cost Ratio (BCR)

Benefit Cost Ratio (BCR) adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari
manfaat (benefit) dengan nilai sekarang dari biaya (cost). Secara umum rumus perhitungan untuk
BCR ini adalah sebagai berikut:

Sebagai ukuran penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode BCR ini adalah jika BCR > 1
maka proyek dikatakan layak dikerjakan, sebaliknya jika nilai BCR < 1 proyek tersebut tidak layak
untuk dikerjakan.

4. Analisis Kepekaan

Tujuan analisis kepekaan ini adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek
jika ada suatu kemungkinan perubahan dalam dasar-dasar asumsi dalam perhitungan biaya dan
manfaat. Karena dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan perkiraan
(estimasi), maka sudah barang tentu dalam asumsi-asumsi ini terdapat kemungkinan bahwa keadaan
yang sebenarnya akan terjadi tidak sama dengan nilai asumsi yang telah dibuat pada waktu
perencanaan. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan
beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil.

Secara teoritis ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa kepekaan yaitu:

Terdapatnya kenaikan biaya pelaksanaan (cost overrun) atau ekskalasi (penyesuaian harga),
misalnya dalam kenaikan biaya konstruksi akibat kenaikan global contohnya adalah akibat kenaikan
BBM. Kenaikan harga berkisar antara 5 – 20 %.

Keterlambatan waktu pelaksanaan karena suatu sebab di luar perencanaan.

5. Laju Pengembalian Investasi (Rate of Return on Investment)

Laju pengembalian investasi (ROI) diperlukan untuk mengetahui sejauh mana prosentase
kemampuan proyek tiap tahunnya dalam mengembalikan investasi. Perhitungan ROI ini selanjutnya
dapat digunakan untuk menghitung nilai periode pengembalian investasi (pay back period). Nilai
pay back period ini cukup penting untuk diketahui dalam rangka memberikan gambaran berapa lama
uang yang diinvestasikan tersebut dapat kembali, walaupun informasi ini merupakan informasi
semu, karena tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang.

6. Debt Coverage Ratio (DCR)

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-59

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-59 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Debt Coverage Ratio adalah merupakan suatu perbandingan antara Perkiraan Total Angsuran
dangan Perkiraan Pendapatan Minum. Nilai ini dapat memberikan gambaran kemampuan proyek
dalam mengembalikan cicilan pinjamannya tiap tahun.

Kebutuhan Investasi

Kebutuhan investasi tersebut lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Biaya supervisi pelaksanaan pembangunan


 Biaya jasa kontraktor untuk pelaksanaan pembangunan,
 Biaya sistem penyediaan air minum
 Biaya investasi awal (biaya modal) antara lain:
- Biaya pembebasan lahan
- Biaya pembuatan bangunan utama (head work)
- Biaya pembuatan sistem jaringan transmisi dan pengolahan air
- Biaya pembuatan bangunan pelengkap (katup, jembatan perlintasan, bak pelepas tekan, dsb).
 Biaya tetap tahunan, antara lain:
- Biaya retribusi jalan
- Penyusutan modal tahunan
- Bunga modal rata-rata , pajak-pajak
- Asuransi
 Biaya operasi dan pemeliharaan:
- Biaya tenaga kerja
- Biaya pengolahan air
- Biaya perawatan dan pemeliharaan.
- Biaya operasional

E. Muatan Pelaporan / Outline Plan Studi Kelayakan


A. Laporan Pendahuluan, meliputi :
I. Pendahuluan
II. Tinjuan Konseptual
III. Gambaran Umum Wilayah Kajian
IV. Informasi Awal SPAM Eksisting Wilayah Kajian
V. Metodologi dan Rencana Kerja
B. Laporan Draft Akhir, meliputi :
I. Pendahuluan
II. Gambaran Umum Wilayah Kajian
III. Kondisi Eksisting SPAM Wilayah Kajian
IV. Permasalahan SPAM di Wilayah Kajian
V. Standar/Kriterian Perencanaan
VI. Rencana Teknis Penyelenggaraan SPAM

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-60

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-60 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

a. Wilayah layanan Rencana : Proyeksi Penduduk; Proyeksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana
b. Proyeksi Kebutuhan Air
c. Rencana Pemanfaatan Potensi Air minum
d. Rencana Sistem Produksi.
1. Sistem IPA
2. Sistem Pengaliran
VII. Sistem Transmisi dan Distribusi
VIII. Analisa Kelayakan Ekonomi
C. Laporan Akhir, meliputi :
I. Pendahuluan
II. Gambaran Umum Wilayah Kajian
III. Kondisi Eksisting SPAM Wilayah Kajian
IV. Permasalahan SPAM di Wilayah Kajian
V. Standar/Kriterian Perencanaan
VI. Rencana Teknis Penyelenggaraan SPAM
a. Wilayah layanan Rencana : Proyeksi Penduduk; Proyeksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana
b. Proyeksi Kebutuhan Air
c. Rencana Pemanfaatan Potensi Air minum
d. Rencana Sistem Produksi.
1. Sistem IPA
2. Sistem Pengaliran
VII. Sistem Transmisi dan Distribusi
VIII. Analisa Kelayakan Ekonomi
IX. Analisa Kelayakan Lingkungan
X. Analisa Kelayakan Kelembagaan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-61

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-61 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.2.2.2. Detail Engineering Design SPAM


Berdasarkan pemahaman dan pendalaman terhadap lingkup Kerangka Acuan Kerja (KAK), dapat disusun
tahapan pelaksanaan dan metodologi kegiatan secara menyeluruh sebagaimana diperlihatkan pada Diagram
Alir Pelaksanaan dan Metodologi Kegiatan.
Secara garis besar tahapan rencana kerja konsultan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survey dan Investigasi
3. Tahap Analisa dan Formulasi
4. Tahap Perencanaan Detail
5. Tahap Pelaporan
6. Tahap Diskusi

Mulai

Tahapan Persiapan

Studi Literatur
Penyusunan Jadwal dan Metode Pelaksanaan Penyiapan format-format Standar
Yang Terkait

Tahapan Survey dan Identifikasi

Survey Identifikasi Kondisi Eksisting Pengumpulan Data Primer dan Sekunder Identifikasi Permasalahan Di Wilayah Studi

Tahapan Analisa Tahapan Formulasi


Ketersediaan Air minum Pemanfaatan Air minum

Penentuan Solusi dan penyelesain permasalahan

Tahapan Penyusunan
DED

Tahapan Pendetailan

Selesai

Bagan Alir Metodologi Pelaksanaan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-62

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-62 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

1. Tahapan Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap yang amat penting dan krusial dalam menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan kegiatan, mengingat interaksi antara konsultan dan pemberi pekerjaan akan sangat
intensif pada tahap ini. Dengan demikian, perlu dijalin suatu mekanisme komunikasi yang baik agar
kesamaan persepsi pencapaian kegiatan antara pihak pemberi pekerjaan dengan pihak konsultan dapat
tercapai dengan baik.
Pada tahap persiapan ini akan dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mobilisasi Persiapan Kerja, Penyediaan Personil dan Peralatan Kerja
Persiapan personil dan peralatan sebagaimana diusulkan dalam Dokumen Penawaran Teknis akan
segera disiapkan begitu juga dengan rencana lokasi Kantor Lapangan. Kegiatan ini akan
dimintakan persetujuan dengan Direksi Pekerjaan.
2. Penyusunan Rencana Kerja
Dengan bekal hasil analisa awal, rencana kerja untuk survey dan analisa akan dapat dilaksanakan
secara cepat. Rencana kerja yang disusun merupakan review dan pendetailan dari rencana
kerja serta metode yang telah dibuat dalam Dokumen Penawaran Teknis, meliputi :

 Struktur organisasi & tenaga pelaksana


 Jangka waktu pelaksanaan dan jumlah man month personil yang terlibat
 Rencana penanganan proyek (definitif)
 Rencana daftar dan schedule peralatan yang akan digunakan
 Rencana dan metode untuk kegiatan survey lapangan
 Metode dan pendekatan masalah dalam pengembangan SPAM

3. Pengumpulan Data Sekunder Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum


dan Studi Terkait
Setelah masing-masing tenaga ahli telah memahami tugasnya masing-masing, maka langkah
selanjutnya team konsultan akan segera melaksanakan kegiatan pengumpulan data sekunder,
informasi dan laporan terdahulu yang ada hubungannya dengan proyek. Konsultan akan
mengunjungi kantor yang dimungkinkan mengelola dan memiliki data tersebut, dan untuk
kelancaran pekerjaan ini diperlukan surat pengantar dari Pihak Direksi Pekerjaan. Jenis data yang
akan dikumpulkan, kegunaan dan instansi yang dikunjungi terangkum dalam Tabel berikut.

No. Jenis Data

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-63

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-63 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

1. Peta Topografi
2. Peta Geologi
3. Peta Hidrogeologi
4. Peta Lokasi Sumber Air
5. Peta Distribusi Layanan Air RTRW
6. Data Statistik, Sosial dan ekonomi
7. Kabupaten Malang dalam Angka
8. Kondisi Eksisting dan Daerah Layanan PDAM
9. Studi terdahulu di Dinas Terkait tentang
10. Penggunaan Sumber Air

Pengumpulan Data sebelum ke lokasi survey di lakukan di tingkat Pusat, Tingkat Propinsi dan
terutama di tingkat Kabupaten dengan tujuan :

 Untuk mendapatkan data peta topografi daerah pelayanan


 Untuk mengumpulkan informasi sumber air yang ada di lokasi

Data yang dibutuhkan:

 Fotocopy atau cetakan peta topografi dengan skala besar, yang mencakup daerah / lokasi
yang akan disurvey.
 Peta geologi dan hidrogeologi untuk daerah proyek.

4. Kajian Data Sekunder


Analisa awal dilakukan dengan menggunakan data dan laporan yang berhasil dikumpulkan. Fokus
analisa awal ini adalah konsultan akan melakukan seleksi, tabulasi, evaluasi dan analisa data tersebut
yang nantinya akan dapat digunakan untuk menyusun program kerja.
Untuk dapat memahami dan mengevaluasi kondisi aktual, konsultan akan melakukan kajian yang
cukup mendalam berkaitan dengan sejarah (historis) konsep awal Detail desain, meliputi aspek :

 Latar belakang proyek


 Pengembangan wilayah
 Kajian sumber air
 Kajian kondisi sosial ekonomi masyarakat
 Proyeksi kebutuhan air

Dengan mempelajari konsep awal pengembangan, evaluasi data sekunder, dan peninjauan lapangan
pendahuluan diharapkan sudah dapat ditarik kesimpulan sementara mengenai problem yang terjadi
serta memudahkan untuk menyusun program kerja detail.
5. Survey Pendahuluan
Pada kegiatan ini dilakukan survey daerah layanan

Tujuan
 Untuk menyiapkan peta daerah pelayanan secara teliti.
 Untuk mengetahui batas daerah pelayanan, lokasi dan jumlah rumah.
 Untuk memperkirakan kapasitas sistem.
Menyiapkan Peta Daerah pelayanan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-64

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-64 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Peta Desa skala 1:2500.


 Menyiapkan peta daerah pelayanan dengan peta desa/daerah dari camat/desa.
 Melengkapi peta dengan :
- Jalan-jalan yang ada (jalan utama desa dan jalan setapak). Tipe jalan (aspal, beton batu
atau tanah)
- Elevasi/ketinggian muka tanah pada persimpangan jalan yaitu
- setiap 500 meter di daerah datar dan 100 meter di daerah perbukitan.
- Lokasi bangunan-bangunan utama (kantor, sekolah, tempat ibadah dll)
- Sungai dan Jembatan
- Jalan Kereta Api (bila ada) Jaringan listrik
- Patok-patok utama (bila ada).
 Menyamakan peta layanan dengan peta desa
 Menggambar batas daerah pelayanan didalam peta
 Penentuan titik simpul/node dan menyantumkan pada :
- Setiap persilangan jalan
- Setiap jarak 500 meter jalan lurus
- batas daerah pelayanan
 Cara Pengukuran :
- Elevasi/ketinggian diukur dengan dengan alat GPS.
- Jarak diukur dengan pita ukur.
 Pemberian nama setiap titik simpul/node dengan angka 1,2,3 dst.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-65

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-65 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

2. Tahapan Survey Investigasi

 Survey Topografi
Perencanaan teknis, dimulai dari tahap pekerjaan pengukuran/topografi dan selanjutnya dilakukan
penggambaran dan analisa desain infrastruktur. Pendekatan teknis atau metode untuk pelaksanaan
pekerjaan pengukuran (survei topografi) dalam Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Inventarisasi dan Survey Lapangan Terinci
Sebagai bahan menganalisa untuk dan menyusun rencana konsep awal Pengembangan SPAM yang
meliputi bangunan pengambilan, bangunan rumah pompa, jaringan pipa transmisi, ground reservoir
ataupun ground transfer apabila diperlukan dan jaringan pipa distribusi.
 Situasi Rencana Tapak Bangunan
Hasil dari pengukuran situasi ini adalah peta situasi dengan skala 1 : 2.000 yang menggambarkan
geometris sumber air, dan rencana tapak bangunan penunjang lainnya, yang akan dijadikan sebagai
bahan dalam perencanaan teknis detail desain.
 Pemasangan Patok Beton/Bench Mark (BM) dan Control Point (CP)
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemasangan BM di lapangan, diantaranya adalah :
- Patok beton (Bench Mark = BM) yang akan dipasang mempunyai ukuran 20 x 20 x 90 cm dan
dipakai sebagai kerangka utama dalam pemetaan situasi.
- Patok beton pembantu (Control Point = CP) dipasang sebagai patok pendamping untuk orientasi
arah dan untuk memudahkan dalam uji petik (cross check). CP mempunyai ukuran dengan
diameter 10 x 60 cm.
- Dalam pemasangan BM/CP akan disesuaikan pula untuk kebutuhan pengukuran trase sungai,
sehingga patok-patok ini dapat dipakai untuk pengukuran trase sungai.
- Penentuan rencana lokasi pemasangan BM dilakukan atas dasar sketsa rencana jalur kerangka
utama, yaitu dengan interval maksimum 2,00 Km (detail desain) dan 5,00 Km (studi kelayakan).
CP dipasang dengan interval maksimum 2 Km (detail desain).
- Pemasangan BM/CP akan ditempatkan pada lokasi yang aman dan stabil, serta mudah
diketemukan kembali.
- Bagian BM/CP yang muncul di permukaan adalah + 20 cm.
- Penomoran BM dicantumkan pada marmer (12 x 12) cm dengan cara cekungan, sedangkan untuk
CP dibuat dalam ukuran (8 x 8) cm. Dibuat foto BM/CP untuk deskripsi BM/CP.

 Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Bench Mark (BM)

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-66

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-66 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Control Point (CP)

 Pemasangan Patok Kayu

- Pemasangan patok ditempatkan pada jalur kerangka dan dipasang sepanjang sungai dengan
interval jarak 50 m untuk trase yang lurus dan 25 m pada trase yang berbelok (detail desain), serta
100 m untuk trase yang lurus dan 50 m pada daerah kritis (studi kelayakan).
- Patok kayu yang dipasang berukuran diameter 8 – 10 cm x 60 – 70 cm.
- Patok kayu dipasang di lokasi yang aman dan stabil, dan bagian atas yang muncul + 20 cm di
permukaan.
- Untuk titik centring dipasang paku seng.
- Bagian atas patok dicat warna merah dengan tulisan warna hitam untuk membedakannya dengan
patok yang dipasang pihak lain.
- Pemberian simbol (nama) patok yang tidak mengikuti trase sungai diberi simbol a, b, c dan
seterusnya.
- Pemberian simbol (nama) patok yang mengikuti sungai diberi simbol sesuai nama sungainya.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-67

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-67 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Pembuatan Diskripsi BM
- Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah ditentukan.
- Sketsa lokasi dan keterangan letak BM/CP, dibuat sejelas mungkin untuk memudahkan dalam
pencarian BM/CP dikemudian hari.
- Foto BM/CP dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah sekitarnya. Pemotretan
diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor BM/CP dan keterangan yang diperlukan tampak
jelas pada foto.
- Foto, sketsa data koordinat (X,Y), data elevasi (z) dan keterangan lokasi BM/CP dicantumkan pula
dalam format standar tersebut.
 Pengukuran Poligon
- Pengukuran dimulai pada titik awal proyek, yaitu dari BM yang dipasang baru, jika sudah ada BM
yang lama dapat juga dipakai. Titik referensi yang digunakan adalah titik atau koordinat yang ada
di sekitar lokasi pengukuran, untuk selanjutnya pengukuran trase sungainya akan diikatkan dengan
titik tetap (BM) yang sudah ada tersebut, seperti misalnya BM-TTG, BM-NWP atau BM lainnya
dalam sistem proyeksi UTM.
- Jalur poligon kerangka membentuk jaringan poligon/rangkaian segitiga dan jalur ukur melalui titik
referensi yang telah ditetapkan, hal ini untuk memudahkan dalam memberikan koreksi hitungan.
- Sudut horizontal dan miring diukur dengan Theodolith T2 (ketelitian bacaan satu second) dengan
pembacaan sudut dua seri lengkap (B-LB-LB-B).

Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta azimuth awal sebagai penentu
arah Utara.
1. Pengukuran Sudut

Sudut ukur diukur dengan menggunakan alat ukur Theodolith Total Station. Dimana aplikasi pada
alat tersebut sudah menggunakan metode digital. Untuk alat ukur dengan sistem manual Sudut yang
dipakai adalah sudut dalam yang merupakan hasil rata-rata dari pengukuran .

Sedangkan untuk pengukuran jarak dilakukan dengan cara optis dan dicek dengan menggunakan
meetband.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-68

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-68 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar ilustrasi alat ukur sudut yang akan digunakan

Gambar Pengukuran Sudut Antara dua Titik

2. Pengamatan Azimuth Astronomis

Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth awal yaitu:

Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-69

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-69 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

dalam jaringan poligon.

Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik kontrol/poligon yang tidak terlihat satu dengan yang
lainnya.

Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan pengukuran yang bersifat
lokal/koordinat lokal.

Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:

Alat ukur yang digunakan Total station dengan Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari) Tempat
pengamatan, titik awal (BM.1) Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis pada
dibawah, Azimuth Target adalah:

            

Dimana:

   = azimuth ke target

   = azimuth pusat matahari

 = bacaan jurusan mendatar ke target

 = bacaan jurusan mendatar ke matahari

= sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan jurusan ke target

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-70

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-70 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Pengamatan Azimuth Astronomi

3. Hitungan Poligon

Poligon dihitung dengan cara sebagai berikut :


 sudut = (n  2) x 1800  

Dimana :
 sudut =jumlah sudut dalam / sudut luar

n =jumlah titik Poligon

a,b,c,…f =besar sudut

d1,d2,..d6 =jarak antar titik Poligon

 =kesalahan sudut yang besarnya sudah ditentukan (104


n)

4. Hitungan Koordinat

Koordinat masing-masing titik Poligon dihitung dengan cara berikut :

Xb = Xa + dab Sin ab  X

Xb = Ya + dab Cos ab  X

Dimana :

Xa, Ya = Koordinat titik A

Xb, Yb = Koordinat titik B

dab = Jarak datar antara titik A ke titik B

ab = Azimuth sisi titik A ke titik B

x, y = Koreksi

Sedangkan untuk koreksi Absis dan Ordinat digunakan metode Bouwditch berikut :

di di
xi = xi x x ; yi = yi x y
d d

Dimana :
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-71

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-71 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

xi, yi = Koreksi absis dan ordinat masing-masing koordinat

x, y = Koreksi absis dan ordinat keseluruhan

di = Jarak sisi – i

d = Jumlah jarak keseluruhan

 Pengukuran Waterpass
Jalur waterpass mengikuti jalur poligon dan melalui titik referensi. Mengingat persyaratan ketelitian
yang diminta di dalam KAK/TOR, maka agar didapat hasil yang baik dan memenuhi persyaratan
tersebut, dalam pelaksanaannya akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Jenis alat ukur yang akan digunakan adalah alat sipat datar yang termasuk dalam orde 2, yaitu
Waterpass Automatic yang sederajat dengan Wild NAK-2, misalnya Zeiss Ni-2 atau Sokkisha B2-
A.
- Metoda pengukuran dilakukan dengan cara berikut :
 Setiap pagi sebelum memulai pengukuran, dilakukan pemeriksaan garis visir alat ukur.
 Jika garis visir tidak baik, maka alat harus diganti atau diperbaiki, akan tetapi apabila ternyata
terjadi kesalahan garis visir mencapai 0,05 mm/m, maka alat tersebut akan dikalibrasi terlebih
dahulu.
Pengukuran Waterpass dilakukan untuk mengetahui perbedaan ketinggian antara dua titik, sehingga
apaila salah satu titik diketahui ketinggiannya maka titik selanjutnya dapat diketahui ketinggiannya.
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
HA-B = bb – bd

Dimana :
HA-B = Beda tinggi antara titik A dan titik B

bb = Bacaan rambu belakang

bd = Bacaan rambu depan

A, B = Titik yang di Observasi

Sehingga untuk mengetahui tinggi titik B dapat dicari dengan persamaan :


HB = HA + HA-B

Dimana :
HA = Tinggi titik A

Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon dengan pembagian loop seperti
pengukuran poligon. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal atau waterpass, harus diukur
dengan spesifikasi sebagai berikut :

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-72

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-72 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

a) Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan menggunakan alat
waterpass Wild Nak-2 atau yang sejenis.
b) Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50 meter.
c) Baud-baud tripod ( statip ) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus lurus betul
serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu harus
menggunakan nivo rambu.
d) Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran.
e) Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan maksimal 2750.
f) Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang tengah dan
benang bawah.
g) Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM eksisiting dan
BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
h) Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama dengan
jarak belakang.
i) Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka
pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
j) Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD, dimana D adalah
jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
k) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika ada
kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak diperbolehkan
melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
l) Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi
kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga benar.
m) Perataan hitungan waterpass dilakukan dengan perataan metode Bouwditch.

 Pengukuran Titik Detail/Situasi


Pengambilan detail dilakukan terhadap setiap permukaan tanah dan setiap perbedaan terain yang
cukup menyolok (lebih dari 1,0 m). Dalam hal pengambilan terain ini, untuk cukup memudahkan
interpolasi kontur dalam penggambaran, maka secara ideal detail diambil pada setiap jarak 2 x 2 cm
skala gambar (dalam hal ini kita ambil skala gambar 1 : 500). Jadi disini detail minimal akan diambil
setiap jarak 2 cm (x 500) x 2 cm (x 500) setiap 10 x 10 m di lapangan.
Dasar utama untuk pengambilan titik detail adalah dilihat dari skala gambar/peta yang akan dibuat,
yaitu skala 1 : 5.000. Dalam skala tersebut, berarti 1 cm digambar adalah 50 m di lapangan, jadi
seandaianya diambil kerapatan titik detail digambar diambil rata-rata berjarak 1 mm, maka kerapatan
titik detail di lapangan harus berkisar 50 mm.
Metode yang diambil untuk pengambilan situasi detail ini adalah raai dan voorstral dengan
perhitungan beda tinggi dan jarak datar secara tachymetri dengan setiap raai ataupun setiap seizlag
diikatkan pada titik-titik poligon sebagai referensi.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-73

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-73 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Data yang dicatat dari setiap bidikan titik detail untuk situasi adalah :
- Sudut horizontal/arah/azimuth (untuk ploting detail).
- Sudut vertikal (untuk hitungan beda tinggi).
- Jarak optis
Disamping hal-hal tersebut di atas, dalam pengukuran detail situasi perlu diperhatikan untuk
pengambilan detail :
- Rumah, bangunan sekolah, kantor, mesjid, dll.
- Bangunan irigasi dan saluran yang ada.
- Jalan negara, jalan desa, jalan setapak, sungai dan arahnya, dll.
- Batas desa, batas vegetasi yang berupa sawah, ladang, tegal, kebun, hutan, dll.
Untuk pemetaan situasi sungai, data profil melintang dapat digunakan, tetapi masih diperlukan
pengukuran detail tambahan untuk dapat menggambarkan detail lainnya yang tidak diukur pada waktu
pengukuran tampang melintang.
Alat ukur yang digunakan adalah Total Station yang mempunyai ketelitian 5 detik.
Pengukuran situasi untuk mengetahui kondisi daerah sekitar, secara detail sehingga dari
penggambaran hasil pengukuran yang dihasilkan dapat direncanakan tata letak bangunan utama
maupun bangunan penunjang dengan tepat dan optimal.

HAB = bb – bd

Dimana :
D = jarak datar

h = sudut vertical

bt = bacaan benang tengah

ti = tinggi instrumen

HAB = beda tinggi antara titik A dan B

Untuk besaran jarak (D) diperoleh dengan persamaan :


D = AY Cos2.h

Dimana :
D = jarak datar

A = besaran konstanta alat (100)

Y = benang atas – benang bawah

h = sudut vertikal

 Pengukuran Penampang Memanjang

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-74

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-74 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Pengukuran ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui as dasar sungai yang ada (existing), agradasi
dan degradasi yang terjadi, serta dapat pula untuk menghitung volume bahan galian golongan C yang
dapat dieksploitir (jika ada).
Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu/as sungai.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran penampang memanjang adalah sama dengan yang
digunakan pada pengukuran titik kontrol horizontal, yaitu Total Station dan dilakukan bersamaan
dengan pengukuran penampang melintang.
Titik referensi yang dipakai adalah titik kerangka utama.
Pengukuran sifat datar (waterpass) harus dilakukan setelah (BM) dipasang.Bidikan rambu harus
antara interval 0.5 m dan 2.75 m (untuk rambu yang 3 meter).
Jarak bidik dari alat ke rambu maksimum 50 m.
Pada jalur yang terikat / tertutup, pengukuran dilakukan dengan cara pulang-pergi, sedangkan jalur
yang terbuka diukur dengan cara pergi- pulang dan stand ganda (double stand).
Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang yakni : benang atas, benang tengah dan
benang bawah untuk stand I dan stand II. Penempatan alat ukur diusahakan ditengah-tengah antara
rambu muka dan rambu belakang, setidak-tidaknya jumlah antara jarak ke muka = jumlah jarak ke
belakang.
Jumlah berdiri alat dalam satu seksi pergi pulang diusahakan genap. Ujung seksi ukuran pergi pulang
dibuat pada BM yang telah dipasang pada setiap bangunan dan jika jarak BM tidak mungkin
ditempuh dalam satu hari, dipasang BM ( 20x20x100 ) cm diantara kedua BM yang telah ada.
Pengukuran pergi pulang diselesaikan dalam satu hari, dan jika refraksi udara mempengaruhi garis
bidik maka pengukuran dihentikan.
Data hasil pembacaan ditulis dengan ball-point warna hitam agar dapat di foto copy dengan jelas dan
tidak mudah dihapus.
Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10" D, dimana D = jumlah jarak dalm kilometer.
Pelaksanaan pengukuran setiap titik diilustrasikan seperti pada Gambar di bawah.

Gambar Pengukuran levelling

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-75

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-75 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Pengukuran Penampang Melintang


- Pengukuran profil melintang dilakukan pada setiap titik memanjang dan dibuat tegak lurus sungai
atau jalur profil memanjang.
- Pengukuran profil melintang dilakukan tiap interval 50 m (SID) dan 100 m (FS) untuk sungai yang
relatif lurus dan landai, serta 25 m (SID) dan 50 m (FS) untuk sungai yang menikung dan berbukit.
- Lebar untuk profil melintang diambil 50 m ke kiri dan 50 ke kanan dari tepi sungai.
- Alat ukur yang digunakan Theodolith Wild T-O atau yang sederajat.

 Pekerjaan Kantor
Pekerjaan kantor (studio) dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pekerjaan Hitungan

Setelah hitungan awal pekerjaan pengukuran dilapangan terutama hitungan kerangka kontrol horisontal dan
vertical diselesaikan, maka proses selanjutnya adalah penghitungan data secara simultan. Hitungan-
hitungan yang dilakukan adalah hitungan untuk data cross section dan detil situasi. Pekerjaan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan calculator maupun dengan menggunakan bantuan Personal Computer
program Excel. Tahapan pekerjaan perhitungan ini meliputi :
 Pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan, sehingga kalau ada kesalahan dapat
segera diulang untuk segera dapat diperbaiki.
 Stasiun pengamatan matahari dicantumkan dalam seketsa.
 Hitungan poligon dan sipat datar menggunakan metode perataan bowditch.
 Pada gambar seketsa dicantumkan pula salah penutup sudut poligon beserta jumlah titik, salah
linier poligon beserta harga toleransi, serta jumlah jarak.
 Perhitungan koordinat dilakukan dengan proyeksi UTM.
- Pekerjaan Penggambaran

Pekerjaan penggambaran dilakukan setelah pekerjaan hitungan selesai dilakukan, penggambaran


dilaksanakan dalam dua tahap yaitu proses penggambaran draft pada media kertas putih. Setelah
gambar draft ini disetujui oleh pihak proyek, maka tahapan selanjutnya adalah proses pengeplotan
gambar pada media kertas kalkir dengan menggunakan program AutoCad. Adapun spesifikasi
penggambaran ini adalah sebagai berikut :
 Kertas yang digunakan adalah kertas kalkir 80/85 gram, dengan format sesuai dengan standar
proyek.
 Garis silang grid dibuat setiap 10 cm.
 Gambar draft harus disetujui oleh Direksi sebelum dikalkir.
 Semua Titik Referensi, BM eksisting yang terdapat dilapangan dan CP hasil pemasangan baru
harus digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan koordinat dan
elevasi.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-76

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-76 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Pada setiap interval 5 ( lima ) garis kontur dibuat tebal sebagai contour index.
 Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan yang ada di lapangan.
 Penarikan kontur lembah, alur atau sadel bukit harus ada data elevasinya.
 Overlap peta sebesar 5 cm.
 Gambar dan keterangan mengenai kampung, sungai, jalan, sawah, bangunan dan detil lainnya
dicantumkan secara jelas.
 Interval kontur untuk peta ikhtisar diambil 2,5 meter untuk daerah datar dan 5 meter untuk daerah
berbukit.
 Format gambar dan etiket peta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon Raai digambar dengan sistem koordinat.
 Skala penggambaran untuk penampang melintang daerah genangan adalah 1 : 500 untuk skala
horisontal dan 1 : 200 untuk skala vertikal.
 Skala penggambaran profil memanjang adalah 1: 500 skala horisontal dan skala 1 : 200 untuk
daerah tapak dan genangan.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-77

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-77 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Survey Sumber Air


Tujuan
 Mengetahui potensi sumber air.
 Mengumpulkan data sumber air yang dapat dipakai untuk pemilihan dan penentuan
kebutuhan pengolahan.
 Untuk memilih sumber yang paling tepat untuk penyediaan air minum.
Sumber air yang bisa digunakan untuk sistem penyediaan air minum :
 Air tanah :
- Mata air dengan batasan :
· debit minimal 5 l/dt
· jarak maksimum 10 km untuk sistem gravitasi.
· jarak maksimum 5 km untuk sistem pompa.
- Air tanah dangkal, dengan batasan:
· debit minimal 2,5 l/dt.
· ada didalam desa/sekitarnya.
- Air tanah dalam, dengan batasan :
· debit minimal 2,5 l/dt.
· ada di dalam desa/sekitarnya.
 Air Permukaan
- Danau, dengan batasan :
· debit minimal 5 l/dt.
· ada di dalam/sekitar desa (maksimal 3 km).
- Sungai dan saluran irigasi dengan batasan :
· debit minimal 5 l/dt.
· ada di dalam/sekitar desa (maksimal 3 km).
· saluran irigasi boleh dimanfaatkan sebagai air baku bila mendapat izin dari
instasi yang berwenang.
 Peta-peta Sumber Air
- Menyiapkan peta-peta sumber air dengan skala 1:50.000.
- Dengan peta topografi menentukan :
· Perkiraaan batas-batas daerah yang akan dilayani air bersih pedesaan.
· Letak sumber-sumber air dengan ketinggiannya.
· Menentukan titik tertinggi pada jalur transmisi dan elevasinya.
- Mengukur panjang jalur, ketinggian dan mengikuti petunjuk sudut. Analisa sumber
dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
· Menentukan urutan sumber-sumber yang paling dapat diandalkan untuk tiap-
tiap konsumen
· Mengatur presentase kontribusi maksimum untuk sumber yang tidak aman

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-78

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-78 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

· Perhitungan untuk tiap-tiap titik pengambilan, berapa air yang datang dan dari
sumber yang mana.

Konsultan akan melakukan pengukuran debit aliran sumber secara berkala untuk mengetahui kapasitas
sumber air rata-rata. Dalam pelaksanaannya konsultan akan menggunakan alat bantu pengukur kecepatan
arus (Current Meter).

Berikut ini alat bantu ukur yang akan digunakan oleh konsultan;

Gambar Main Body Waterproof Current Meter TH-02

Gambar Indicator Digital LCD

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-79

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-79 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Propeller dan Red Bar Stainless Steel

Metodologi Velocity Area Method


Pengukuran kecepatan aliran ini menggunakan alat bantu Current Meter dengan jenis Ott
Propeler Current Meter, jenis ini merupakan Current Meter dengan menggunakan sumbu
propeler yang sejajar dengan arah arus.
Prinsip kerja jenis curent meter ini adalah propeler berputar dikarenakan partikel air yang
melewatinya. Jumlah putaran propeler per waktu pengukuran dapat memberikan kecepatan
arus yang sedang diukur apabila dikalikan dengan rumus kalibrasi propeler tersebut.
Pengukuran dilakukan pada kedalaman 0.2 h, 0.6 h dan 0.8 h (3 titik). Kecepatan rata-rata
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;

 Survey Investigasi Tanah

Penyelidikan mekanika tanah di lapangan, kegiatan penyelidikan dilakukan pada lokasi- lokasi yang akan
ditentukan bersama dengan direksi lapangan. Penyelidikan tanah yang akan dilakukan adalah dengan
sondir.

Sondir disebut juga Dutch Deep Sounding Apparatus, yaitu suatu alat statis yang berasal dari Belanda.
Ujung alat ini langsung ditekan ke dalam tanah. Pada ujung rangkaian pipa sondir ditempatkan
alat conus yang berujung lancip dengan kemiringan kurang lebih 60. Pipa sondir dimasukkan ke dalam
tanah dengan bantuan mesin sondir.  Ada 2 macam metode sondir :

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-80

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-80 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

1.   Standard Type (Mantel conus)

Yang diukur hanya perlawanan ujung (nilai conus) yang dilakukan dengan menekan conus ke bawah. 
Seluruh tabung luar diam.  Gaya yang bekerja dapat dilihat pada manometer.

2.   Friction Sleeve (Addition Jacket Type/Biconus)

Nilai conus dan hambatan lekat keduanya diukur. Hal ini dilakukan dengan memakai stang dalam. Mula-
mula hanya conus yang ditekan ke bawah, nilaiconus diukur. Bila conus telah digerakkan sejauh 4 cm,
maka dengan sendirinya ia mengait friction sleeve. Conus beserta friction sleeve ditekan bersama-sama
sedalam 4 cm. Jadi nilai conus sama dan hambatan lekat didapat dengan mengurangkan
besarnya conus dan nilai jumlah keseluruhan. Dalam percobaan ini metode friction sleeve yang dipakai.

Tujuan penyelidikan ini untuk mengetahui perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah
pada biconus. Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan terhadap ujung conus yang dinyatakan
dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan terhadap mantel biconus yang dinyatakan
dalam gaya persatuan panjang.

Alat-alat yang digunakan :

1. Mesin sondir ringan ( 2 ton ) atau mesin sondir berat ( 10 ton).

2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai kebutuhan dengan panjang masing
masing 1 meter.

3. Manometer masing masing 2 buah dengan kapasitas : Untuk Sondir ringan menggunakan 0 s/d
50 kg/cm2 dan 0 s/d 250 kg/cm2. Untuk Sondir berat menggunakan 0 s/d 50 kg/cm2 dan 0 s/d
600 kg/cm2.

4. Konus dan bikonus

5. Empat buah angker dengan perlengkapan ( angker daun dan spiral).

6. Kunci- kunci pipa, alat-alat pembersih, oli,& minyak hidrolik.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-81

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-81 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Mesin Sondir

Langkah Kerja

a. Persiapan alat :

1. Pada tanah yang diselidiki ditancapkan 3 buah angkur luar dengan cara diputar dengan stang
pemutar searah jarum jam sambil ditekan agar dapat turun dan masuk ke dalam tanah.

2. Balok tumpuan diletakan untuk mendukung alat sondir, kemudian alat sondir didirikan di atas
balok sedemikian rupa sampai benar-benar tegak lurus.

3. Besi kanal dipasang untuk menjepit kaki alat sondir dengan cara memasang baut pada angkur-
angkur tersebut.

4. Conus dan biconus dipasang pada pipa dan dikontrol sambungannya.

5. Bila semua alat siap, maka stang pemutar diputar agar dapat menekan ujung conus ke dalam
tanah.  Percobaan ini dimulai pada saat ujung conusmenyentuh tanah (kedalaman 0 cm),
selanjutnya dibaca pada kedalaman kelipatan 20 cm.

6. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm dan diperoleh pembacaan nilaiconus.

7. Hubungan tangkai dilepaskan, kemudian stang pemutar diluruskan smpai kedalaman 4 cm lagi
sehingga menghasilkan pembacaan nilai biconus.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-82

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-82 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

8. Kemudian tangkai conus dikaitkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan ditekan kembali, maka
mantel luar terikat, stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40 cm.

9. Mengulangi langkah 7 – 9 sampai nilai conus 250 kg/cm2.

b. Pembacaan Manometer : 

1. Pada kedalaman 0 cm dibaca nilai conus dan biconus, stang diputar pada posisi kunci sehingga
jarum tidak bergerak sampai kedalaman 20 cm, pemutaran stang dihentikan.

2. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm sehingga stang dalam akan ditekan pada lubang yang
menghubungkan dengan manometer, lalu dibaca pada manometer tersebut, angka ini adalah
nilai conus.

3. Hubungan tangkai dilepaskan lalu stang diputar lagi, pemutaran dilakukan sampai kedalaman
bertambah 4 cm, baru angka pada manometer dibaca.  Angka ini menunjukan nilai biconus, yaitu
nilai conus ditambah hambatan lekatnya.

4. Tangkai conus dilekatkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan ditekan lagi maka mantel luar berikut
stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40 cm.

5. Setelah itu dibaca nilai conus dan biconusnya seperti cara di atas.  Pekerjaan ini dilakukan
sampai jarum manometer menunjukan angka 250 kg/cm2.

6. Memasukan hasil pembacaan ke dalam tabel dan akan diperoleh grafik hubungan antara
kedalaman dan hambatan total.

c. RUMUS PERHITUNGAN SONDIR TANAH

Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut :

 Untuk sondir ringan pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150
kg/cm2 atau kedalaman maksimal 30 meter.

 Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500
kg/cm2 atau kedalaman maksimal 50 meter.

 Hambatan Lekat dihitung dengan rumus :

HL = ( JP – JK ) x ( A/B)

Dimana:

A  = tahap pembacaan  =  20 cm.

B = faktor  alat  atau  LUAS KONUS/LUAS TORAK = 10

Jumlah hambatan lekat  tanah:

JHL  . i  = HL
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-83

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-83 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

i  = kedalaman yang dapat dicapai konus.

Gambar Contoh grafik Sondir

3. Tahapan Analisa dan Formulasi

 Persamaan kontinuitas
Kumpulan dari beberapa garis arus disebut tabung arus. Karena tidak ada aliran yang memotong garis
arus, maka zat cair di dalam tabung arus tidak keluar melalui dinding tabung. Konsep tabung arus ini
sangat penting dalam menurunkan persamaan kontinuitas
Pandang pias kecil tabung arus, maka massa aliran yang masuk ke dalam tabung arus per detik sama
dengan massa yang keluar dari tabung arus per detik. Karena tidak ada massa aliran yang memotong
tabung arus maka :

ρ1 V 1 dA 1 =ρV 2 dA 2 ( Error! No
text of specified style in document.-0)
dimana,
V1 dan V2 =kecepatan stedi rata-rata penampang satu dan dua
dA1 dan dA2 = luas penampang pias tabung arus
ρ1 dan ρ2 = rapat massa

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-84

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-84 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Tabung Arus

Untuk seluruh tabung arus :


ρ̄1 V̄ 1 A1 = ρ̄ V̄ 2 A 2 ( Error! No
text of specified style in document.-0)

dimana,
V1 dan V2 = kecepatan stedi rata-rata penampang satu dan dua
A1 dan A2 = luas penampang tabung arus
ρ1 dan ρ2 = rapat massa rata-rata

Persamaan kontinuitas untuk aliran stedi dan tidak mampu mampat (incompressible), adalah:

A1V1 = A2V2 = Q

Dimana

 Q adalah debit atau juga disebut laju aliran volumetrik (volumetric flow rate), yang dinyatakan dalam
m3/detik.
 A adalah luas penampang yang dinyatakan dalam m2
 V adalah kecepatan rata-rata pada penampang.

 Persamaan Bernoulli :

Persamaan Bernoulli untuk aliran stedi satu dimensi adalah

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-85

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-85 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

2
p V
z+ + =konstan
ρg 2 g ( Error! No
text of specified style in document.-0)
dimana:
z = elevasi
p
ρg = tinggi tekanan
2
V
2g = tinggi kecepatan

Ketiga suku tersebut mempunyai satuan panjang. Jumlah dari elevasi, tinggi tekan dan tinggi kecepatan
disebut sebagai tinggi enersi total.

Persamaan enersi dalam aliran zat cair diturunkan berdasarkan persamaan Euler. Pandang gambar di bawah
yang menunjukkan elemen silinder dari tabung arus yang bergerak sepanjang garis arus. Gaya yang bekerja
adalah gaya akibat tekanan (pressure force) di ujung silinder dan gaya berat.
Dengan menggunakan Hukum Newton kedua untuk gerak partikel di sepanjang garis arus (gaya = massa x
percepatan)

dV
p. dA−( p+dp )dA− ρg. dA . ds . cosθ=ρ . dA . ds
dt
dV
− p−ρg . ds. cosθ=ρ. ds
atau dt
dV dV dz
=V cos θ=
percepatan untuk aliran stedi sepanjang garis arus adalah dt ds dan ds ,
jadi −dp−ρg .dz=ρ.V .dV
atau
2
dp d (V )
−dz + + =0
ρg 2 g ( Error! No
text of specified style in document.-0)

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-86

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-86 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

disebut persamaan Euler untuk aliran stedi zat cair ideal dan tak mampu mampat. Integrasi sepanjang garis
arus dari persamaan Euler akan menghasilkan:

p V2
z+ + =konstan
ρg 2 g ( Error! No
text of specified style in document.-0)
dimana:
z = elevasi
p
ρg = tinggi tekanan
V2
2g = tinggi kecepatan

Persamaan ini dikenal dengan persamaan Bernoulli untuk aliran stedi satu dimensi.
Persamaan enersi sepanjang garis arus diantara penampang 1 dan 2 adalah

p1 V 12 p2 V 22
z 1+ + =z2 + +
ρg 2 g ρg 2 g ( Error! No
text of specified style in document.-0)

Sedangkan persamaan enersi untuk zat cair riil (viskos) harus memperhitungkan kehilangan enersi.
p1 V 12 p2 V 22
z 1+ + =z2 + + +∑ hf
ρg 2 g ρg 2 g ( Error! No
text of specified style in document.-0)

 Geseran dalam pipa bulat

Suatu zat cair yang mengalir suatu bidang batas seperti melalui pipa akan mengalami tegangan geser dan
kemiringan kecepatan (gradien kecepatan) pada seluruh medan aliran akibat kekentalan. Tegangan geser
tersebut akan mengakibatkan kehilangan energi selama pengaliran. Kehilangan enersi ini disebut kehilangan
enersi primer yang ditulis dengan hf.
Pada aliran stedi dan seragam (steady-uniform) di dalam suatu pipa tegangan geser τ o adalah konstan
sepanjang pipa, karena tebal lapisan batas adalah tetap. Laju kehilangan enersi atau kemiringan enersi (energy
gradient) adalah

hf
Sf =
L ( Error! No
text of specified style in document.-0)

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-87

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-87 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Garis kemiringan hidraulik (garis kemiringan tekanan) HGL adalah garis yang menunjukkan tinggi tekanan

αV 2
(pressure head) sepanjang pipa. Di dalam pipa dengan penampang seragam, tinggi kecepatan , adalah 2g
konstan dan garis kemiringan enersi adalah sejajar dengan garis kemiringan tekanan (EGL // HGL). Dengan
menggunakan Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 ,

p1 V 12 p2 V 22
z 1+ + =z2 + + +∑ hf
ρg 2 g ρg 2 g ( Error! No
text of specified style in document.-0)
Karena V1 = V2,
p1 p2
z1+ = z2+ +hf
Maka ρg ρg ( Error! No
text of specified style in document.-0

Dalam aliran stedi-uniform,Gaya "Dorong" sama dengan Gaya "Tahan" dan persamaan antara penampang 1
dan 2

(p1 - p2)A + g AL sin  = o PL

dimana :

A = luas penampang pipa

P = keliling basah (perimeter)

τo = tegangan geser

Dengan L sin  = Z1 – Z2, maka

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-88

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-88 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

p1 − p2 V 0 PL
+ Z 1−Z 2=
ρg ρg . A
sehingga,

p1 − p2
hf = + Z 1−Z 2
ρg ( Error! No
text of specified style in document.-0)
τ 0 PL
hf =
karena ρg . A

hf
τ 0 =ρ gR
L
atau
τ 0 =ρ gRS f

dimana R adalah jari-jari hidraulik = A/P


Kehilangan tekanan (Head Loss) akibat geseran di dalam aliran stedi uniform diberikan oleh Darcy-Weisbach
dengan persamaan
λ LV 2
hf =
2 gD ( Error! No
text of specified style in document.-00
λ adalah koefisien tidak berdimensi.
Untuk aliran turbulen dapat ditunjukkan dengan
k
fungsi D yang merupakan kekasaran relatif (relative roughness) terhadap Bilangan atau Angka Reynold,
VD ρ vD
Re = =
υ μ ( Error! No
text of specified style in document.-0)
Untuk aliran laminer ( Re  2000 ), persamaan kehilangan enersi h f yang diberikan oleh Hagen – Pouiseuille
sebagaimana sudah diuraikan di atas adalah:
32 μ LV
hf =
ρ gD 2 ( Error! No
text of specified style in document.-0)
64
λ=
Jadi dari persamaan di atas diperoleh
Re ( Error! No
text of specified style in document.-0)
Koefisien gesekan pipa tergantung pada parameter aliran. Apabila pipa mempunyai sifat hidraulis halus,
parameter tersebut adalah :
▪ Kecepatan aliran
▪ Diameter pipa
▪ Kekentalan zat cair dalam Re

Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Blasius, rumus empiris untuk aliran turbulen dalam pipa halus
adalah

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-89

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-89 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

0 , 316
λ=
R0e , 25 ( Error! No
text of specified style in document.-0)
Rumus di atas berlaku untuk Angka Reynold 4.000 <Re<105
Hasil percobaan terakhir oleh Prandtl dan Nikuradse pada pipa halus dibedakan menjadi tiga zona aliran
turbulen sebagai berikut:
1. Zona turbulen halus, dinyatakan dalam persamaan :

1 R √λ
=−2 log e
√λ 2 , 51 ( Error! No
text of specified style in document.-0)

2. Zona transisi turbulen, λ adalah fungsi dari k/D dan Re

3. Zona turbulen kasar dinyatakan oleh persamaan

1 3,7 D
=−2 log
√λ k ( Error! No
text of specified style in document.-0)
Persamaan untuk zona satu dan tiga di atas dikenal dengan Persamaan Karman-Prandtl. Pada tahun 1939,

Colebrook dan White mendapatkan persamaan

1 k 2 ,51
√λ
=−2 log +
[
3,7 D R e √ λ ] ( Error! No
text of specified style in document.-0)
Persamaan Colebrook dan White tersebut memberikan nilai  yang implisit, sehingga untuk menghitung nilai 
harus dilakukan dengan coba-coba banding yang memerlukan waktu lama. Untuk itu pada tahun 1944 Moody
menyederhanakan prosedur dengan membuat grafik berdasarkan persamaan Colebrook dan White di atas.
Grafik tersebut dikenal Grafik Moody atau Diagram Moody.

Diagram ini mempunyai empat zona/daerah :

1. Zona laminer
2. Zona kritis dimana nilainya tidak tetap karena pengaliran dapat laminer maupun turbulen
3. Zona transisi dimana  merupakan fungsi dari Bilangan Reynold dengan kekasaran dinding pipa.
4. Zona turbulen sempurna dimana  tidak tergantung pada Bilangan Reynold tetapi hanya pada
kekasaran relatif dinding.

Kombinasi Persamaan Darcy – Weisbach dengan Persamaan Colebrook dan White menghasilkan persamaan
explisit untuk V sebagai berikut

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-90

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-90 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

k 2,51ν
V =−2 √ 2gDS f log
[ +
3,7 D D √2 gDSf ]
text of specified style in document.-0)
( Error! No

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-91

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-91 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Diagram Moody

Nilai k dapat diambil dari tabel berikut :

Tabel Nilai k untu7k berbagai bahan


No. Jenis pipa (baru) k (mm)

1 Kaca 0,0015

2 Besi dilapis aspal 0,06 – 0,24

3 Besi tuang 0,18 – 0,90

4 Plester semen 0,27 – 1.20

5 Beton 0,30 – 3,00

6 Baja 0,03 – 0,09

7 Baja dikeling 0,90 – 9,00

8 Pasangan batu 6

 Minnor Losses = Kerugian-Kerugian Kecil

Pembesaran mendadak

D1 = Diameter pipa

A = Luas = 1/4  D2

p
 = Tinggi tekan

Persamaan momentum = (p2 - p1) A2 = Q (V1 -V2)

 Q
(V1  V2 )
= (p2 - p1) = g A
2

(p 2  p1 ) v 2
 (V  V2 )
=  g 1

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-92

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-92 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

( P2 −P1 ) ( V 12 −V 2 2 )
hf =− +
γ 2g
V 2 ( V 1 −V 2 ) V 12 −V 22
¿− +
g 2g
V 2 −V 2 2 V (V −V )
1 2 2 1 2
¿ −
2g 2g
V 2 −V 2 −2 V 1 V 2 +2 V 2
1 2
¿
2g
V 2 −2 V 1 V 2 +V 2
1 2
¿
2g
2
( V 1 −V 2 )
¿
2g ( Error! No
text of specified style in document.-0)

Penyempitan Mendadak

2
V1
hf
2g 2 2
EGL;
P1 Vk V2
HGL;
 2g 2g
P 2
V1 V2
D1 D2 
A2
A1 AK

Gambar Error! No text of specified style in document.-1. Penyempitan mendadak

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-93

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-93 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

V V
12 22
D2 > D1 ⃗ <
2g 2g
Q= A 2 V 2= A k . V k
A2 . V 2
V k= ⃗ A k =60 %A 2
Ak
A V
V k = 2 2 =1,7 V 2
0,6 . A 2

Dari persamaan tersebut di atas:

(V k −V 2 )2
hf =
2g
A2 . V 2 A2 . V 2 V 2
Q= A k .V k= A 2 .V 2 ⃗ V k = = =
Ak Ck . A2 Ck

2 2 V
(V k−V 2 )2 ( Ct −V 2 ) 1 V 2

⇒hf = = =( −1 )2 2
2g 2g Ct 2g
A
( 1C −1)2 =k ; k tergantung 1
k A2 ( Error! No
text of specified style in document.-0)

A1/A2 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

k 0,5 0,48 0,45 0,41 0,36 0,29 0,21 0,13 0,07 0,01 0,0

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-94

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-94 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

hf
V2 EGL
HGL
2g

V1=0 V2

hf
EGL
V2/2g HGL

P/

Vk V

K = 0,8 – 1,0

hf
EGL
V2/2g HGL

K = 0,01 – 0,05

Gambar Kehilangan energi pada berbagai bentuk pemasukan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-95

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-95 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Pada Diafragma

(Vk −V )2
hf = dari penampang kecil → besar
2g
Ao .Vo Ao. Vo Vo
Q=A k . V k = Ao. Vo→V k = = =
Ak C k . Ao C k
A..V
Q=Ao . Vo= A . V →Vo=
Ao
A .V V A
→V k = = .
Ck . Ao C k Ao

( V k −V )2
Sehingga hf =
2g
A
( 1C . −V )2
k Ao
¿
2g
V A V
= 2 x( −1)2 =k 2
2g C k . Ao 2g
2
V
hf =k
2g ( Error! No
text of specified style in document.-0)
A
K=( −1 )2
C k . Ao ( Error! No
text of specified style in document.-0)

Perubahan Arah

V2
hf =k
g
α α
k =(sin 2 )2 +2(sin 2 ) 4
( Error! No
text of specified style in document.-0)

Ao/A Ck k

0,1 0,62 22,3

0,2 0,63 47,5

0,3 0,64 17,5

0,4 0,66 7,8

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-96

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-96 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

0,5 0,68 3,75

0,6 0,71 1,80

0,7 0,76 1,80

0,8 0,81 0,29

0,9 0,89 0,06

1,0 1,00 0,00

 Analisa Sistem Jaringan Distribusi Air minum Dengan Software Komputer

Analisis sistem jaringan distribusi air minum merupakan suatu perencanaan yang rumit. Penyebab utama
rumitnya analisis dikarenakan banyaknya jumlah proses trial and error yang harus dilakukan pada seluruh
komponen yang ada pada sistem jaringan distribusi air minum jaringan tersebut.

Pada saat ini program-program komputer sudah di bidang perencanaan sistem jaringan distribusi air
minum sudah demikian berkembang dan maju sehingga kerumitan dalam perencanaan sistem jaringan
distribusi air minum dapat diatasi dengan menggunakan program tersebut. Proses trial and error dapat
dilakukan dalam waktu singkat dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil karena programlah yang akan
menganalisisnya.

Beberapa program komputer di bidang rekayasa dan perencanaan sistem jaringan distribusi air minum
diantaranya adalah program Loops, Wadiso, Epanet 1.1, Epanet 2.0 dan WaterCAD. Dalam kajian ini
digunakan program WaterCAD v 4.5 karena program ini tergolong baru dan belum banyak diketahui
dalam fungsinya untuk menganalisis sistem jaringan distribusi air minum. Berikut ini akan dipaparkan
mengenai langkah-langkah penggunaan program WaterCAD v 4.5.

Deskripsi Program Water Distribution Modelling (WaterCAD v 4.5)

Program WaterCAD v 4.5 merupakan produksi dari Haestad Methods tahun 2001 dengan jumlah pipa
yang mampu dianalisis yaitu 250 buah pipa sesuai pemesanan spesifikasi program WaterCAD pada
Haestad Methods. Program ini dapat bekerja pada sistem Windows 95, 98 dan 2000 serta Windows NT
4.0 ke atas. Program yang tampilan interfacenya sangat memudahkan pengguna ini khusus menyelesaikan
lingkup perencanaan dan pengoptimalisasian sistem jaringan distribusi air minum, yaitu (Haestad
Method, 2001) :

 menganalisis sistem jaringan distribusi air pada satu kondisi waktu


 menganalisis tahapan-tahapan atau periodisasi simulasi pada sistem jaringan terhadap adanya
kebutuhan air yang berfluktuatif menurut waktu
 menganalisis skenario perbandingan atau alternatif jaringan pada kondisi yang berlainan pada saat
bersamaan
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-97

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-97 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 menganalisis kondisi jaringan pada saat kondisi ekstrim untuk keperluan pemadam kebakaran atau
hydrant (fire flow analysis)
 menganalisis kualitas air yang didistribusikan
 menghitung konstruksi biaya dari jaringan yang dibuat menurut alternatifnya

Sedangkan fasilitas tambahan yang menyertai program WaterCAD ini adalah (Haestad Methods, 2001) :

 mendukung GIS database connection sehingga mengenali extention file dari program GIS
(ArcView, ArcInfo, ArcCAD, MapInfo dan AutoCAD) yang akan memudahkan untuk
memindahkan lembar kerja program tersebut ke lembar kerja WaterCAD dengan aman
 mendukung program Microsoft Office, Microsoft Excel dan Microsoft Access
 mendukung program Epanet Versi Windows dan Kypipe sehingga dapat menyimpan gambar
jaringan pipa ke dalam bentuk file WaterCAD (.wcd)

Tahapan-tahapan dalam Penggunaan Program WaterCAD

1. Welcome Dialog

Pada setiap pembukaan awal program WaterCAD, akan diperlihatkan sebuah dialog box yang
disebut welcome dialog. Kotak tersebut memuat tutorials, create new project, open existing project
serta exit WaterCAD seperti terlihat pada gambar di bawah. Melalui welcome dialog ini pengguna
dapat langsung mengakses ke bagian lain untuk menjalankan program ini.

Gambar Tampilan Welcome Dialog Pada WaterCAD

Tutorials, digunakan untuk mempelajari program dengan melihat contoh jaringan yang telah
disediakan. WaterCAD akan menuntun kita memahami cara menggunakan program ini. Untuk
membuka tutorial dilakukan dengan mendouble klik kotak tutorial. Dan Create new project
digunakan untuk membuat lembar kerja baru. Sedangkan open existing project digunakan untuk
membuka kembali pekerjaan atau data yang telah disimpan sebelumnya. Untuk membuka menu ini

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-98

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-98 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

pun digunakan cara yang sama seperti pada tutorials. Exit WaterCAD digunakan apabila ingin
mengakhiri program ini melalui dialog box.

2. Pembuatan Lembar Kerja

Pembuatan lembar kerja baru atau create new project pada program WaterCAD ini dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu melalui welcome dialog box atau melalui pilihan new pada menu utama File.
Sebelum proses penggambaran atau pengubahan jaringan dilakukan, terlebih dahulu akan ditemui
tampilan project setup wizard. Project setup wizard ini terdiri dari empat tahapan yaitu penamaan
file, pemilihan rumus, penentuan besaran dari skala dan dimensi dalam penggambaran serta
penentuan prototipe dari komponen-komponen dalam sistem jaringan.

Gambar Penamaan File Kerja Pada WaterCAD

Setelah penamaan file maka tampilan berikutnya adalah pemilihan formula dari Darcy-Weisbach,
Hazen-Williams dan Manning seperti pada gambar di bawah. Rumus yang dipilih itulah yang
nantinya digunakan sebagai dasar dalam perhitungan WaterCAD.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-99

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-99 Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Pemilihan Rumus Pada WaterCAD

Proses selanjutnya adalah penentuan skala dimensi dalam penggambaran jaringan pipa yang
disesuaikan dengan kebutuhan dari perencanaan dan keinginan dari pengguna. Gambar jaringan
dapat dibuat secara skalatis, maupun secara skematis sesuai kebutuhan pengguna.

Gambar Pengisian Skala Pada WaterCAD

Bagian terakhir dari project setup wizard adalah pengisian data-data teknis atau pemodelan
komponen-komponen sistem jaringan distribusi air minum yang akan dipakai dalam penggambaran
yang memudahkan untuk pengecekan. Komponen tersebut ada enam macam yaitu pipa, titik simpul,
tandon, katup, tandon dan pompa seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-100

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-100Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Gambar Penentuan Prototipe Dari Komponen-Komponen Sistem Jaringan Pada WaterCAD

3. Pemodelan Komponen-Komponen Sistem Jaringan Distribusi Air minum

Dalam WaterCAD, komponen-komponen sistem jaringan distribusi air minum seperti titik simpul,
pipa, tandon, mata air dan pompa tersebut dimodelkan sedemikian rupa sehingga mendekati kinerja
komponen tersebut di lapangan. Untuk keperluan pemodelan, WaterCAD telah memberikan
penamaan setiap komponen tersebut secara otomatis yang dapat diganti sesuai dengan keperluan
agar memudahkan dalam pengerjakan, pengamatan, penggantian ataupun pencarian suatu komponen
tertentu. Agar dapat memodelkan setiap komponen sistem jaringan distribusi air minum dengan
benar, perancang harus mengetahui cara memodelkan komponen tersebut dalam WaterCAD.
Adapun jenis-jenis pemodelan komponen sistem jaringan distribusi air minum dalam WaterCAD
adalah :

 Pemodelan titik-titik simpul (junction)

Titik simpul merupakan suatu simbol yang mewakili atau komponen yang bersinggungan
langsung dengan konsumen dalam hal pemberian air minum. Ada dua tipe aliran pada titik
simpul ini, yaitu berupa kebutuhan air (demand) dan berupa aliran masuk (inflow). Jenis aliran
yang berupa kebutuhan air minum digunakan bila pada simpul tersebut ada pengambilan air,
sedangkan aliran masuk digunakan bila pada titik simpul tersebut ada tambahan debit yang
masuk. Data yang dibutuhkan sebagai masukan bagi titik simpul

antara lain elevasi titik simpul dan data kebutuhan air minum pada titik simpul tersebut.

 Pemodelan kebutuhan air minum

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-101

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-101Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Kebutuhan air minum pada tiap-tiap titik simpul dapat berbeda-beda yang bergantung dari luas
cakupan layanan dan jumlah konsumen pada titik simpul tersebut. Kebutuhan air menurut
WaterCAD dibagi menjadi dua yaitu kebutuhan tetap (fixed demand) dan kebutuhan berubah
(variable demand). kebutuhan tetap adalah kebutuhan air rerata tiap harinya sedangkan
kebutuhan berubah atau berfluktuatif adalah kebutuhan air yang berubah setiap jamnya sesuai
dengan pemakaian air.

Data fixed demand atau yang disebut pula baseline flow kurang akurat bila digunakan untuk
perancangan kebutuhan air minum. Umumnya data ini hanya digunakan untuk mengetahui besar
kebutuhan tiap jam atau harian secara rata-rata. Data variable demand inilah yang digunakan
untuk mendekati kondisi nyata di lapangan. Situasi pada saat kebutuhan air seperti ini disebut
dengan Extended Period Simulation (EPS).

Saat kebutuhan air diatur pada baseline flow, kondisi aliran di dalam pipa berupa aliran tetap
(steady flow). Maka secara otomatis WaterCAD akan mengatur skenario menjadi Steady State
Simulation. Sedangkan bila tersedia data kebutuhan air yang berfluktuatif (variable demand)
maka skenario WaterCAD dapat diatur menjadi Extended Period Simulation (EPS) dan aliran
yang terjadi adalah aliran berubah beraturan menurut waktu.

 Pemodelan Pipa

Pipa adalah suatu komponen yang menghubungkan katup (valve), titik simpul, tandon dan
tandon. Untuk memodelkan pipa, memerlukan beberapa data teknis seperti jenis bahan, diameter
dan panjang pipa, kekasaran (roughness) dan status pipa (buka-tutup). Jenis bahan pipa oleh
WaterCAD telah disediakan sehingga dapat dipilih secara langsung sesuai dengan jenis bahan
pipa yang digunakan di lapangan. Sedangkan diameter dan panjang pipa dapat dirancang sesuai
dengan kondisi di lapangan melalui prototypes tools. Apabila diatur secara skalatis, maka ukuran
panjang pipa secara otomatis berubah sesuai dengan perbandingan skala ukuran yang
dimasukkan. Sedangkan dalam pengaturan skematis, panjang pipa dapat langsung dimasukkan
sebagai data tanpa memperhatikan panjang pipa di layar komputer.

 Pemodelan katup (valve)

Katup atau valve digunakan untuk memenuhi suatu kondisi tertentu di lapangan agar aliran
dalam jaringan pipa berfungsi dengan baik. Misalnya kondisi aliran yang terlalu kecil akibat
beda tekanan yang terlalu besar atau karena adanya perbaikan jalan maka pipa pada daerah
tersebut ditutup menggunakan katub. WaterCAD memberikan beberapa model jenis katup
(Haestads, 2001 : 277) yakni Flow Control Valves (FCV), Pressure Reducing Valves (PRV),
Pressure Sustaining Valves (PSV), Pressure Breaker Valves (PBV) dan Throttle Control Valves
(TCV). Untuk pemodelan katup diperlukan beberapa data yaitu elevasi katup, dan karakteristik
katup seperti jenis, diameter dan status katub (buka-tutup).

 Pemodelan pompa (pump)

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-102

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-102Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Pemodelan pompa pada WaterCAD membutuhkan data masukan seperti model dan kekuatan
pompa, data tinggi head dan debit pompa serta elevasi pompa. WaterCAD memberikan enam
model pompa (Haestad, 2001 : 276) yakni Constant Power, Design Point (One Point), Standard
(Three Point), Standard Extended, Custom Extended dan Multiple Point.

 Pemodelan tandon (watertank)

Untuk pemodelan tandon diperlukan beberapa data yaitu ukuran bentuk dan elevasi tandon. Pada
kondisi steady state simulation, permukaan air dalam tandon akan menjadi konstan (constant
water surface elevation) dan pada kondisi Extended Period Simulation permukaan air di dalam
tandon menjadi berubah-ubah sesuai kebutuhan. WaterCAD memberikan pilihan untuk
menentukan ketinggian atau kedalaman suatu tandon yaitu dengan memasukkan data elevasinya
atau menentukan ketinggiannya (level). Data elevasi yang dibutuhkan oleh tandon meliputi tiga
macam yaitu elevasi maksimum, elevasi minimum dan elevasi awal kerja (initial elevation)
dimana elevasi awal kerja harus berada pada kisaran elevasi minimum dan elevasi maksimum.

 Pemodelan mata air (reservoir)

Pada program WaterCAD, reservoir digunakan sebagai model dari suatu sumber air seperti
danau dan sungai. Di sini reservoir dimodelkan sebagai sumber air yang tidak bisa habis atau
elevasi air selalu berada pada elevasi konstan pada saat berapapun kebutuhan airnya. Data yang
dibutuhkan untuk memodelkan sebuah mata air adalah kapasitas debit dan elevasi mata air
tersebut.

4. Proses Penggambaran Sistem Jaringan Distribusi Air minum

Setelah project setup wizard diisi dan pemodelan komponen telah selesai dilakukan, maka proses
pembuatan jaringan pipa dapat dimulai. Pada sisi samping dan atas lembar kerja terdapat berbagai
tools untuk menggambarkan jaringan pipa beserta komponennya. Proses penggambaran cukup
sederhana dan mudah, dengan memilih model atau komponen yang akan digambar kemudian
diletakkan pada lembar kerjanya. Yang perlu dipastikan yaitu antar komponen-komponen pada
seluruh jaringan harus benar-benar tersambung agar tidak menyebabkan kesalahan dalam
perhitungan dan analisis nantinya.

Gambar Proses Penggambaran Suatu Jaringan Dengan WaterCAD


------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-103

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-103Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

5. Perhitungan dan Analisis Sistem Jaringan Distribusi Air minum

Setelah jaringan tergambar dan semua komponen tertata sesuai dengan yang diinginkan, maka untuk
menganalisis sistem jaringan tersebut dilakukanlah running (GO). Ada dua pilihan analisis yang
dapat dilakukan yaitu steady state yang dapat dianalisis bersamaan dengan fasilitas fire flow analysis
dan extended period yang dapat dianalisis bersamaan dengan water quality analysis. Untuk memberi
nilai hasil analisis yang dilakukan, ada tiga buah tanda hasil analisis yaitu warna hijau, kuning dan
merah.

Warna hijau berarti bahwa sistem jaringan distribusi air minum benar-benar baik tanpa ada masalah.
Warna kuning berarti sistem jaringan dapat bekerja, namun ada beberapa bagian yang bermasalah.
Sedangkan warna merah berarti sistem tersebut tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan karena
ada kesalahan dalam perencanaan maupun pada penggambaran. Pada setiap tanda warna kuning dan
merah, selalu ada catatan-catatan dari hasil analisis. Catatan-catatan tersebut dapat dilihat pada
bagian report yang akan selalu diberikan setelah proses analisis selesai dilakukan pada setiap
komponen sistem dengan meng-klik komponen sistem jaringan tersebut.

Gambar Tampilan Proses Running Sistem Jaringan Dengan WaterCAD

6. Pembuatan Alternatif-Alternatif (Scenario)

Dalam sebuah perencanaan sistem jaringan distribusi air minum, tentulah tidak selamanya sistem
tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat pada masa-masa mendatang. Sehingga
alternatif pemecahan masalah tersebut adalah adanya penambahan ataupun penggantian beberapa
komponen jaringan pipa sesuai dengan keperluannya.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-104

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-104Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Pada WaterCAD alternatif-alternatif (scenario) tersebut dapat dirancang dengan mudah dengan
berdasarkan pada sistem jaringan yang sudah ada (existing), kemudian diperbandingkan secara
bersamaan (Scenario Comparison) sehingga bisa dipilih alternatif yang terbaik.

Gambar Pembuatan Skenario Sistem Jaringan Dengan WaterCAD

4. Tahapan Perencanaan Detail


 Bangunan penyadap (Intake)

Bangunan penyadap berupa pipa (PVC/GI), dihitung dengan formula

sebagai berikut:

dengan pengertian:

Φ = diameter pipa (m)

Q = debit aliran (m3/detik)

v = kecepatan aliran (m/detik)

Bangunan bak pengumpul

a) Volume bak pengumpul = waktu detensi (td) x Qt

= Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T)

b) Dimensi bak pengumpul:

- Panjang (P) = (3 – 4) x Lebar (L)

- Kedalaman (T) = 1 m – 1,5 m

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-105

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-105Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Perencanaan Teknis Unit Transmisi Air Baku

Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air baku menuju unit produksi
dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem
transimisi distribusi (pipa transmisi dari unit produksi menuju reservoir).

Hal ini terjadi karena transmisi distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit
aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang mengalirkan kebutuhan
maksimum.

Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah level garis hidrolis untuk
menjamin aliran sebagaimana diharapkan dalam perhitungan agar debit aliran yang dapat dicapai masih
sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada bagian belokan baik dalam
bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan
akibat tekanan internal dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan
kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan.

Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan pukulan air (water
hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan
aliran air secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa
transmisi dari posisi semula.

Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif besar dari diameter nominal
ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang
memadai.

Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum antara lain sebagai berikut:

1. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi dalam pipa transmisi,
yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara dalam pipa akan terjadi.
2. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih yang mungkin
terjadi pada pipa transmisi.
3. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur atau pasir dalam
pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-titik terendah dalam setiap segmen pipa
transmisi.
4. Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna menghindari terjadinya
kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan negatif atau kondisi vakum udara.

Tabel Kriteria pipa transmisi

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-106

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-106Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit Perencanaan Q max Kebutuhan air hari maksimum

Q max=F max x Q rata-rata

2 Faktor hari maksimum F max 1,10 – 1,50

3 Jenis Saluran Pipa atau saluran terbuka

4 Kecepatan aliran dalam pipa

a. Kecepatan Minimum V.min 0,3-0,6 m/det


b. Kecepatan maksimum
- Pipa PVC V.max 3,0-4,5 m/det
- Pipa DCIP V.max 6,0 m/det

5 Tekanan air dalam pipa

a. Tekanan Minimum H.min 1 atm


b. Tekanan maksimum
- Pipa PVC H.max 6-8 atm
- Pipa DCIP H.max 10 atm
- Pipa PE 100 H.max 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 H.max 9,0 MPa

6 Kecepatan Saluran terbuka

a. Kecepatan Minimum V.min 0,6 m/det


b. Kecepatan maksimum V.max 1,5 m/det

7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5-1) %

8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)

9 Kemiringan tebing terhadap saluran - 45° (untuk trapezium)

Pompa Transmisi

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari maksimum. Perioda
operasi pompa antara 20–24 jam per hari. Ketentuan jumlah dan debit yang digunakan sesuai Tabel
berikut.

Debit (m3/hr) Jumlah Pompa Total Unit

Sampai 2.800 1 2

2.500 s/d 10.000 2 3

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-107

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-107Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 Lebih dari 4

Head pompa ditentukan berdasarkan perhitungan hidrolis

Hitung daya pompa yang diperlukan berdasarkan data total tekanan (head) yang tersedia dengan formula:

dengan pengertian:

P : daya pompa (tenaga kuda)

Q : debit (m3/detik)

w : densitas atau kepadatan (density) (kg/cm3)

H : total tekanan (m)

η : efisiensi pompa ( 60 %–75 %)

HP : daya kuda (horse power)

 Perencanaan Teknis Unit Distribusi

Air yang dihasilkan dari unit produksi dapat ditampung dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga
kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi
darurat, dan sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi.

Reservoir air dibangun dalam bentuk reservoir tanah yang umumnya untuk menampung produksi air dari
sistem produksi, atau dalam bentuk menara air yang umumnya untuk mengantisipasi kebutuhan puncak di
daerah distribusi. Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang.

Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi
satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end
distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa
distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan
dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah
sebagai berikut:

a. Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan
dan lokasi instalasi pengolahan air;
b. Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan;

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-108

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-108Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

c. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya, diusulkan
kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan relatif datar, dapat
digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa
penguat (booster pump);
d. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m, wilayah
pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan
tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas
tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa
penguat.

Tabel Kriteria Pipa Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam puncak

Q peak=F peak x Q rata-rata

2 Faktor jam puncak F puncak 1,15 – 3,00

3 Kecepatan aliran dalam pipa

c. Kecepatan Minimum V.min 0,3-0,6 m/det


d. Kecepatan maksimum
- Pipa PVC atau ACP V.max 3,0-4,5 m/det
- Pipa DCIP atau Baja V.max 6,0 m/det

4 Tekanan air dalam pipa

c. Tekanan Minimum H.min 0,5 - 1 atm (pada titik


d. Tekanan maksimum jangkauan terjauh)
- Pipa PVC H.max 6-8 atm
- Pipa DCIP H.max 10 atm
- Pipa PE 100 H.max 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 H.max 9,0 MPa

Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi

a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan formula:
Q=VxA
A = 0,785 D2
Dengan pengertian:
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-109

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-109Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

D : diameter pipa (m)


b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi dapat
menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa
berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain yang telah memiliki SNI atau standar
internasional setara.
c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona pelayan yang di
tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani, penggambaran dilakukan skala maksimal
1:5.000.

Reservoir

A. Lokasi dan Tinggi Reservoir

Lokasi dan tinggi reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Reservoir pelayanan di tempat sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan, kecuali kalau
keadaan tidak memungkinkan. Selain itu harus dipertimbangkan pemasangan pipa paralel;
b. Tinggi reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga tekanan minimum
sesuai hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi. Muka air reservoir rencana
diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air minimum;
c. Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan dapat dibagi
menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-masing dengan satu reservoir.

B. Volume Reservoir

Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentukan berdasarkan:

- Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian air minimum ditambah
volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam puncak karena adanya fluktuasi
pemakaian air di wilayah pelayanan dan periode pengisian reservoir.
- Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk daerah
setempat Dinas Kebakaran.
- Kebutuhan air khusus, yaitu pengurasan reservoir, taman dan peristiwa khusus.

Volume efektif reservoir penyeimbang (balance reservoir) ditentukan berdasarkan keseimbangan aliran
keluar dan aliran masuk reservoir selama pemakaian air di daerah pelayanan. Sistem pengisian reservoir
dapat dengan sistem pompa maupun gravitasi. Suplai air ke konsumen dilakukan secara gravitasi.

Metoda Perhitungan Volume Efektif Reservoir

(1) Secara tabulasi

Dengan cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah selisih terbesar yang positif (M3) dan selisih terbesar
yang negatif (M3) antara fluktuasi pemakaian air dan suplai air ke reservoir. Hasil perhitungan nilai
kumulatif dibuat dalam bentuk tabel.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-110

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-110Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

(2) Metoda kurva masa

Volume efektif didapat dari jumlah persentase akumulasi surplus terbesar pemakaian air ditambah
akumulasi defisit terbesar pemakaian air terhadap akumulasi pengaliran air ke reservoir (bila pengaliran
air ke reservoir dilakukan selama 24 jam).

(3) Secara persentase

Volume efektif ditentukan sebesar sekian persen dari kebutuhan air maksimum per hari minimal 15%.
Penentuan dengan cara ini tergantung pada kebiasaan kota yang bersangkutan, karena itu harus
berdasarkan pengalaman.

C. Pipa Distribusi

1) Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi

Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan pertimbangan:

a. Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling menyambung dapat
menggunakan sistem cabang. Jalan jalan yang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar
atau tertutup, cocok untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang
b. Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (lay-out) pipa berbentuk
cabang
c. Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan
d. Tata guna lahan wilayah pelayanan

2) Komponen Jaringan Distribusi

Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendalian
kehilangan air

a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan dalam wilayah
pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).
Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau
perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi
atau batas administrasi. Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga
tekanan minimum yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah wilayah
pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama) dilengkapi dengan sebuah
meter induk.
b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa distribusi yang
membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan SPAM.
c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah Jalur pipa yang menghubungkan antara
JDU dengan Sel Utama.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-111

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-111Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan
tertutup Sel Utama.
e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan
Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi dan dibatasi oleh
jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel
utama akan membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya
dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
g. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel utama dan dibatasi oleh
pipa pelayanan. Sel dasar biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah SR mencapai 1.000-2.000
SR. Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik.

3) Bahan Pipa

Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal yang terpenting
adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara
pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam
SNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau
standar lain yang berlaku.

4) Diameter Pipa Distribusi

Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan sisa tekan
minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk
kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm
dengan jarak antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung
pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan tabel
berikut.

Tabel Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi

Faktor Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi


Utama Pembawa Pembagi

Jam puncak 1,15 – 1,70 2 3

Ukuran diameter pipa distribusi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Diameter Pipa Distribusi


------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-112

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-112Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Cakupan Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Pelayanan


sistem Utama Pembawa Pembagi

Sistem Kecamatan ≥100 mm 75 – 100 mm 75 mm 50 mm

Sistem Kota ≥150 mm 100 – 150 mm 75 - 100 mm 50 - 75 mm

5. Tahapan Penyusunan Laporan

LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan memuat :
 Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh (antara lain persiapan meliputi mobilisasi personil,
penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor, peralatan survei, kendaraan operasional, dan lain-lain).
 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung Iainnya.
 Jadwal kegiatan penyedia jasa.
 Jadwal penugasan personil dan peralatan.
 Hasil kesimpulan sementara hasil pengumpulan data, gambar /peta dan laporan hasil kegiatan
terdahulu yang terkait (bila ada), inventarisasi lokasi potensial, identifikasi permasalahan.
 Kendala-kendala yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan pekerjaan nantinya.
 Usulan lokasi terpilih lengkap dengan deskripsi gambaran dengan membuat sketsa kondisi
menggunakan peta RBI skala 1:25.000.
Sebelum laporan pendahuluan dijilid/digandakan maka terlebih dahulu didiskusikan dengan direksi
dan dipresentasikan. Tanggapan, saran dan masukan yang relevan dari hasil pembahasan Laporan
Pendahuluan segera diperbaiki dan yang memerlukan tindaklanjut pada tahapan kegiatan selanjutnya
agar dimasukkan dalam Laporan Antara (Interim Report). Laporan harus diserahkan selambat-
Iambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 6 (enam) buku laporan.
LAPORAN ANTARA
Laporan Antara /Interim Report memuat:
Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang sudah dilaksanakan seperti hasil survey atau penyelidikan
lapangan yang telah dilaksanakan dan analisis data, rencana alternatif, formulasi dan metode
pengembangan lainnya.
Tanggapan, saran dan masukan yang relevan dari hasil pembahasan Laporan Antara segera diperbaiki dan
yang memerlukan tindaklanjut pada tahapan kegiatan selanjutnya agar dimasukkan dalam Laporan Akhir
(Final Report).
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 6 (enam) buku laporan.

LAPORAN PERENCANAAN
Laporan Perencanaan, terdiri dari :

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-113

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-113Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

1). Laporan system planning


Laporan System Planning adalah laporan yang menguraikan mengenai kriteria dasar perencanaan
yang akan diterapkan pada sistem air baku yang dibuat detail desainnya. Secara garis besar isi dari
laporan System Planning adalah :
a. Layout bangunan Pengambilan /Penangkap Air dan jaringan pemanfaatan yang direncanakan.
b. Kriteria Perencanaan.
c. Skema bangunan dan jaringan pemanfaatannya.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
2). Nota Desain (Design Note)dan metode pelaksanaan konstruksi
Laporan ini berisi perhitungan perencanaan Hidrolis bangunan penangkap air, jaringan pemanfaatan,
bangunan-bangunan pelengkapnya (a.l. yang memerlukan Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
sederhana dengan teknologi tepat guna jika dibutuhkan), metode pelaksanaan konstruksiserta
perhitungan strukturnya (stabilitas) yang diuraikan beserta konsep dasar perencanaannya dilengkapi
pula referensi yang menunjukkan semua metoda, rumus pedoman yang digunakan dalam pekerjaan
perencanaan.
Jumlah laporan yang sebanyak 6 (enam) buku.
3). Gambar perencanaan
Gambar ini merupakan hasil dari perencanaan pekerjaan ini yang meliputi :
a. Peta Ikhtisar skala 1:25.000 (dari RBI).
b. Layout Bangunan Utama skala 1:500 termasuk Bangunan-Bangunan pelengkapnya.
c. Gambar Potongan memanjang dan melintang bangunan dan jaringan. d) Bangunan
Pelengkap /Bangunan Air Lainnya.
d. Gambar-Gambar Detail.
e. Gambar yang harus diserahkan terdiri dari :
 Gambar cetakan A3 sebanyak 6 (enam) jilid.
4). Perhitungan kuantitas pekerjaan /Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Laporan ini berisi perhitungan kuantitas /quantity konstruksi, disertai sketsa gambar perhitungan
kubikasi pekerjaan yang akan dilakukan misalnya Bangunan Broncaptering, Bangunan IPA,
saluran /pipa pembawa, jalan inspeksi, dan bangunan-bangunan pelengkap yang meliputi berbagai
jenis pekerjaan yang diperlukan pada saat pelaksanaan konstruksi. Sedangkan untuk Rencana
Anggaran Biaya (RAB) berisi analisa harga satuan pekerjaan dan hasil
perhitungan biaya pekerjaan konstruksi. RAB tersebut merupakan Engineer’s Cost Estimate (EE)
yang akan dipakai sebagai referensi HPS pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi nantinya.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.
5). Dokumen Tender (termasuk spesifikasi teknik)
Dokumen Tender merupakan dokumen pengadaan untuk pelaksanaan Konstruksi fisik nantinya.
Adapun sistematika isi Dokumen Tender yang harus dibuat oleh Konsultan mengacu kepada Perpres
No. 54 tahun 2010 (dan perubahannya) serta Perpres No. 70 tahun 2012. Gambar-Gambar dalam

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-114

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-114Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Dokumen Pengadaan tersebut adalah merupakan gambar-gambar desain hasil kegiatan Konsultan
pada pekerjaan perencanaan ini yang merupakan jilidan tersendiri.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.

LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir /Final Report, memuat:
1). Rangkuman akhir (final) hasil pekerjaan secara keseluruhan.
2). Kesimpulan akhir hasil pekerjaan.
Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan atau bentuk akhir dari Laporan antara (Interim Report)
yang telah dibahas dalam diskusi bersama dengan memperbaiki isi laporan sesuai dengan masukan dan
rekomendasi dari hasil diskusi Laporan Antara.
Laporan harus diserahkan pada akhir waktu kontrak sebanyak 6 (enam) buku.

BENTUK FORMAT LAPORAN DAN BACKUP DATA


Seluruh Laporan dan gambar disajikan dalam Bahasa Indonesia sesuai format (bentuk) laporan yang
berlaku di lingkungan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Malang.
Disamping itu seluruh hasil pekerjaan di simpan (backup) dalam bentuk flash disk sebanyak 2 (dua) buah
untuk diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-115
PageSistem
B-115Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.2.3. RENCANA KERJA

II.2.3.1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini akan dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mobilisasi Persiapan Kerja, Penyediaan Personil dan Peralatan Kerja
Persiapan personil dan peralatan sebagaimana diusulkan dalam Dokumen Penawaran Teknis akan segera
disiapkan begitu juga dengan rencana lokasi Kantor Lapangan. Kegiatan ini akan dimintakan
persetujuan dengan Direksi Pekerjaan.
2. Persiapam Administrasi dan perijinan
3. Penyusunan Rencana Kerja
Dengan bekal hasil analisa awal, rencana kerja untuk survey dan analisa akan dapat dilaksanakan secara
cepat. Rencana kerja yang disusun merupakan review dan pendetailan dari rencana kerja serta
metode yang telah dibuat dalam Dokumen Penawaran Teknis, meliputi :
 Struktur organisasi & tenaga pelaksana
 Jangka waktu pelaksanaan dan jumlah man month personil yang terlibat
 Rencana penanganan proyek (definitif)
 Rencana daftar dan schedule peralatan yang akan digunakan
 Rencana dan metode untuk kegiatan survey lapangan
 Metode dan pendekatan masalah dalam pengembangan jaringan air baku
4. Pengumpulan Data Sekunder Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air baku dan Studi Terkait
Data yang dibutuhkan:
 Fotocopy atau cetakan peta topografi dengan skala besar, yang mencakup daerah / lokasi yang akan
disurvey.
 Peta geologi dan hidrogeologi untuk daerah proyek.
5. Kajian Data Sekunder
Dengan mempelajari konsep awal pengembangan, evaluasi data sekunder, dan peninjauan lapangan
pendahuluan diharapkan sudah dapat ditarik kesimpulan sementara mengenai problem yang terjadi serta
memudahkan untuk menyusun program kerja detail.
6. Survey Pendahuluan
Pada kegiatan ini dilakukan survey daerah layanan dengan tujuan:
 Untuk menyiapkan peta daerah pelayanan secara teliti.
 Untuk mengetahui batas daerah pelayanan, lokasi dan jumlah rumah.
 Untuk memperkirakan kapasitas sistem.
7. Survey Sumber Air
Pada kegiatan ini dilakukan survey sumber air dengan tujuan:
 Mengetahui potensi sumber air.
 Mengumpulkan data sumber air yang dapat dipakai untuk pemilihan dan penentuan kebutuhan
pengolahan.
 Untuk memilih sumber yang paling tepat untuk penyediaan air baku.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-116
PageSistem
B-116Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

8. Penyusunan Laporan Pendahuluan


Semua kegiatan yang menyangkut persiapan, pengumpulan data sekunder, analisa awal, penyusunan
rencana kerja akan disusun dalam bentuk laporan pendahuluan. Secara umum, laporan ini berisikan:
 Pendahuluan
 Kondisi daerah studi
 Tahapan pelaksanaan dan metode kegiatan
 Pelaksanaan pekerjaan
 Hasil studi pendahuluan
9. Pembahasan Rencana Kerja
Selanjutnya, konsultan menyerahkan Draft Laporan Pendahuluan dan Rencana Kerja ke Direksi Pekerjaan
untuk dilaksanakan pembahasan dalam rangka mendapatkan masukan, koreksi penyempurnaan dan
rekomendasi dari Direksi Pekerjaan.
10. Membuat Program Kerja
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini mencakup penyusunan pola pikir alur pencapaian sasaran
kegiatan yang kemudian mesti dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh jajaran tenaga ahli dan tenaga
pendukung kegiatan.
11. Menggali Sumber Terkait
Mengingat kegiatan penyusunan Pengembangan air baku akan melibatkan berbagai aktivitas survey dan
kajian, maka diperlukan suatu perencanaan survey yang mantap dan tepat sasaran. Untuk itu, diperlukan
berbagai informasi yang tepat mengenai berbagai sumber informasi terkait air baku di kawasan yang akan
dikerjakan. Beberapa contoh informasi penting tersebut antara lain: institusi-institusi terkait air baku,
contact person terkait, sumber-sumber data sekunder, laboratorium air terakreditasi, dll.
12. Melakukan Studi Literatur
Dengan semakin berkembangnya bidang air baku dan semakin banyaknya berbagai teori dan contoh kasus
yang telah ada, maka dperlukan upaya untuk mempelajari dari berbagai sumber literature dan studi kasus
untuk pengembangan air baku di berbagai kota di Indonesia yang memiliki kondisi yang mirip dengan
lokasi yang akan dikaji. Selain itu, perkembangan keberadaan peraturan-peraturan dan pedoman baru yang
dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pengembangan air baku juga perlu terus diikuti.
13. Menyusun Format Pendataan
Agar data yang didapat tepat sasaran dan upaya pengumpulan data juga dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, maka perlu disusun suatu format pengumpulan data yang akan diambil, baik data sekunder,
maupun data primer (misalnya, form informasi pelayanan eksisting air baku, kuesioner sosial/pelayanan
kepada masyarakat, dll).
14. Menyusun Jadwal Kerja
Dengan terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan selama 6 bulan, maka dalam rangka pencapaian sasaran
kegiatan secara periodik sesuai dengan tahapan pelaporan (laporan pendahuluan, draft akhir, dan laporan
akhir), dan juga dalam rangka memudahkan pendefinisian tanggung jawab pihak terkait, terutama tim
konsultan dan tim teknis dari pihak pemberi pekerjaan, maka diperlukan jadwal kerja yang rinci, yang
akan disajikan pada Bab berikutnya.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-117
PageSistem
B-117Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.2.3.2. Survey Dan Investigasi


Dalam penyusunan dokumen diperlukan data-data baik sekunder maupun primer. Untuk mendapatkan data
tersebut maka harus dilakukan survei instansional maupun survei lapangan. Tahapan survey dan analisa
menggunakan pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air baku sesuai
dengan Peraturan Menteri PU No. 18 Tahun 2007. Berikut ini kegiatan survey dan analisa yang akan
dilakukan:
1. Survei dan analisa Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan

Apabila terdapat sistem penyediaan air baku, maka harus dilakukan penanganan sebagai berikut:

 pemanfaatan kapasitas yang belum terpakai;


 pengurangan air tak berekening (ATR);
 peluasan sistem dengan penambahan sumber air baku dan peningkatan produksi.
2. Survei dan analisa Sumber Daya Air Baku

Survei air baku dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai alternatif sumber air baku
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lokasi sasaran yang direncanakan.
3. Survei dan analisa Demografi dan Ketatakotaan
4. Survei dan analisa Kondisi Sosial dan Budaya
5. Survei dan analisa Kebutuhan dan Pelayanan Air baku
6. Pengkajian analisa Prasarana Air baku
7. Survei dan analisa Prasarana Air baku Terpasang dan Pemanfaatannya
8. Pengkajian Kelembagaan Sistem Penyediaan Air baku

II.2.3.3. Analisa Ekonomi Dan Manfaat


Untuk dapat mengetahui prospek penjajakan kelayakan pemanfaatan sumber air sebagaimana dimaksud perlu
mempertimbangkan 2 (dua) aspek utama yaitu:
1. Penilaian Profitabilitas Proyek

- Internal Rate of Return (IRR)


- Net Present Value (NPV)
- Benefit Cost Ratio (BCR)
- Analisis Kepekaan
- Laju Pengembalian Investasi (Rate of Return on Investment)
- Debt Coverage Ratio (DCR)
2. Kebutuhan Investasi

Kebutuhan investasi tersebut lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Biaya supervisi pelaksanaan pembangunan


 Biaya jasa kontraktor untuk pelaksanaan pembangunan,
 Biaya sistem penyediaan air baku

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-118
PageSistem
B-118Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Biaya investasi awal (biaya modal) antara lain:


- Biaya pembebasan lahan
- Biaya pembuatan bangunan utama (head work)
- Biaya pembuatan sistem jaringan transmisi dan pengolahan air
- Biaya pembuatan bangunan pelengkap (katup, jembatan perlintasan, bak pelepas tekan, dsb).
 Biaya tetap tahunan, antara lain:
- Biaya retribusi jalan
- Penyusutan modal tahunan
- Bunga modal rata-rata , pajak-pajak
- Asuransi
 Biaya operasi dan pemeliharaan:
- Biaya tenaga kerja
- Biaya pengolahan air
- Biaya perawatan dan pemeliharaan.
- Biaya operasional

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-119
PageSistem
B-119Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.2.3.4. Penyusunan Perencanaan Detail Teknis


Direncanakan sesuai dengan:
 Rencana pengembangan tata kota (RUTR) dan RTRW
 Jaringan distribusi utama
Langkah-langkah pengerjaan perencanaan jaringan distribusi air baku dilaksanakan sebagai berikut:
 Tentukan daerah pelayanan
 Kumpulkan data untuk daerah pelayanan
Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administrasif kebijaksanaan pemerintah daerah, dan
kelayakan penerapan jaringan distribusi pelayanan air baku:
- Jumlah penduduk
- Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan
- Konsumsi pemakaian air domestik
- Konsumsi pemakaian air nondomestik
- Daya dukung tanah
- Hasil pengukuran lapangan
 Gambarkan sistem jaringan distribusi dalam bentuk melingkar yang disesuaikan dengan data pendukung
 Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi lingkaran
 Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:
- Tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan kriteria perencanaan antara dua titik simpul
- Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: q = av
 Gambarkan sistem jaringan distribusi yang memuat data sebagai berikut:
- Nomor simpul
- Konsumsi setiap simpul
- Elevasi setiap simpul

II.2.3.5. Kompilasi Dan Pemrosesan Data


Tahap ini teramat penting karena berupaya untuk mengelompokan data kuantitatif dan kualitatif sebagai bahan
analisis. Pengelompokan data-data tersebut mesti sesuai dengan bahan analisis yang akan dilakukan, oleh
karenanya upaya kompilasi data pun perlu dilakukan dengan menggunakan format yang spesifik sesuai dengan
kebutuhan analisis untuk tiap aspek yang dicakup dalam Rencana Pengembangan air baku ini. Misalkan:
perlunya dibuat format khusus untuk kompilasi data kualitas air, adanya format khusus untuk kompilasi data-
data kuesioner, dll.

II.2.3.6. Analisis
1. Melakukan kajian terhadap tingkat pencapaian layanan air baku, termasuk kelemahan atau kendala,
peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-120
PageSistem
B-120Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

2. Dari berbagai aspek yang dikaji dalam Rencana Pengembangan air baku ini (aspek teknis, pembiayaan,
kelembagaan, peraturan/perundangan, dan aspek sosial budaya), maka upaya analisis pembandingan (bench
marking) kondisi eksisting air baku di kawasan Yang akan dilayani air terhadap target yang ingin dicapai
diarahkan pada upaya identifikasi penyebab utama (root cause) dari masih belum optimalnya kinerja
pelayanan air baku di kawasan Yang akan dilayani air. Berbagai kelemahan atau kendala akan
diidentifikasi untuk kemudian dicoba untuk dijadikan peluang (opportunities) dalam pengembangan air
baku ke depan.
3. Melakukan analisis terhadap aspek – aspek teknis lingkungan, ekonomi, finansial, dan kelembagaan yang
berhubungan / berpengaruh terhadap perencanaan program, pelaksanaan program dan pengendalian
program di daerah maupun pusat.
4. Dalam hal ini, penting pula untuk dianalisis aspek kesinambungan dan keterkaitan dari berbagai program
pengembangan air baku di kawasan Yang akan dilayani air yang dilakukan oleh berbagai pihak
(instansi/stakeholders). Diharapkan setelah dokumen Rencana Pengembangan ini diterbitkan, seluruh
kegiatan pengembangan air baku dapat dilaksanakan secara terintegrasi.
5. Melakukan kajian evaluasi pemanfaatan prasarana dan sarana air baku dan merumuskan serta melakukan
perhitungan / estimasi kebutuhan prasarana dan sarana air baku. Hal ini penting mengingat dokumen
Rencana Pengembangan ini harus mampu mendefinisikan kebutuhan sarana untuk peningkatan coverage
pelayanan beserta analisis implikasi pembiayaannya. Selain itu, jika pengembangan sarana dan prasarana
tersebut memerlukan kajian dengan justifikasi yang lebih rinci, maka dokumen Rencana Pengembangan ini
harus mampu mendefinisikan kebutuhan dilaksanakannya Studi kelayakan dan Rencana detil desain.

A. Perkiraan Kebutuhan Air


Proyeksi kebutuhan air dalam suatu proyek penyediaan air baku merupakan hal yang penting, karena
merupakan dasar penentuan biaya investasi.
Prakiraan air harus didasarkan pada kondisi sosial ekonomi dan survey kebutuhan nyata. Kebutuhan air
diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan masyarakat, yaitu:
 Domestik
- Rumah tangga;
- Sosial.
 Non Domestik
- Komersil;
- Perkotaan;
- Fasilitas umum;
- Industri;
- Pelabuhan, dan sebagainya.
Pada umumnya konsumsi atau standar pemakaian dinyatakan dalam volume pemakaian air rata-rata per
orang perhari yang ditentukan berdasarkan survey kebutuhan nyata.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-121
PageSistem
B-121Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Sedangkan konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh harga dan
kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alteranatif. Biasanya kebutuhan air disuatu kota juga
dipengaruhi oleh besarnya kehilangan air.
Dalam hal ini kehilangan air didefinisikan secara sederhana sebagai produksi air yang tidak terjual.
Besarnya kehilangan air sangat tergantung dari kondisi dan umur pipa, tekanan dan sistem penyediaan air.

B. Identifikasi Air Baku


Umum
Untuk mengindentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air baku diperlukan studi
hidrogeologi. Studi tersebut terutama dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai:
1. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air;
2. Debit optimum (safe yield) sunliber;
3. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini (bila ada).
Pada umunya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Alternatif sumber terpilih harus
dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber.
Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata uang, dan penilaian
bobotnya tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang dilayani. Untuk kota-kota yang lebih
kecil bobot penilaiannya lebih besar dari kota besar.
Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang telah diidentifikasi menurut
jenis sumber air:
1. Mata air;
2. Sungai, saluran;
3. Danau;
4. Air tanah.
Dalam melakukan analsisis pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perlu dipertimbangkan seperti:
1. Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air baku, sehingga sumber air
sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi penyadapan (intake)
terletak dekat dengan daerah pelayanan.
2. Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif
sumber danau diperbandingkan dengan air permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih
besar dari aliran sungai-sungai bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama (long
detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami atau self
purification.
3. Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana walaupun tidak banyak
berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa (korosi). Proses untuk
menghilangkannya harus dilakukan sedekat mungkin ke lokasi sumber.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-122
PageSistem
B-122Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

4. Dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, pemilihan alternatif sumber air tanah
dalam dapat diajukan, mengingat kualitas tanah secara bakteriologi lebih aman daripada air
permukaan.
5. Pertimbangan lain yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Daerah mengenai peruntukan
sumber

Pengembangan Kelembagaan Non SDM


Dalam operasi dan pemeliharaan suatu sistem air baku diperlukan tenaga-tenaga profesional yang
berpengalaman. Tenaga-tenaga tersebut tidak diperoleh begitu saja, tetapi harus dilatih dan dibina secara
terus menurus.
Berdasarkan hal tersebut diatas, diperlukan suatu, penilaian terhadap kemampuan karyawan yang ada
untuk menyusun suatu program pengembangan karyawan yang dicapai melalui pendidikan dan pelatihan.

Pemilihan Alternatif Sistem


Dengan memadukan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat direncanakan dan
dikembangkan pada umumnya lebih dari satu alternatif pemenuhan kebutuhan.
Suatu studi preliminary harus dilakukukan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang "layak" mulai
dari :
- Sumber air baku;
- Lokasi dan jenis intake;
- Penampungan yang diperlukan (jika ada);
- Jalur transmisi;
- Lokasi reservoir;
- Jaringan Distribusi
Studi preliminary dilakukan berdasarkan peta topografi, peta tata guna tanah, dan laporan-laporan
eksisting lainnya.

Pengembangan Alternatif
Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat
diidentitikasikan dan dikembangkan yang kemudian dipilih berbagai alternatif pemecahan permasalahan
pemenuhan kebutuhan.
Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis, ekonomi sehingga para ahli teknik dapat menganalisa dengan
cepat dan cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut diatas.
Pradesain dari alternatif terpilih merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan praklayakan
proyek.
Setelah jelas sumber air baku yang akan digunakan, maka harus dilakukan pengurusan perijinan. Setelah
perijinan dilakukan pengamanan dan pengurusan sumber air baku tersebut.

1. Penyusunan Rencana Pengembangan Air baku


1. Evaluasi air baku eksisting

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-123
PageSistem
B-123Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Setelah dilakukannya analisis yang komprehensif terhadap kondisi air baku eksisting Di
kawasan yang akan dilayani air, maka dilakukan evaluasi secara menyeluruh beserta kebutuhan
pengembangan air baku di kawasan Yang akan dilayani air, melalui upaya pentahapan: Jangka
Pendek (5 tahun), Jangka Menengah (10 tahun), dan Jangka Panjang (20 tahun).
2. Pembahasan kebutuhan pengembangan air baku di kawasan Yang akan dilayani air dengan
mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pencapaian target jangka menengah
(RPJM) dan jangka panjang (RPJP). Selain itu, dapat pula mengacu kepada komitmen
pencapaian sasaran MDGs (Millenium Development Goals) 2015 untuk sektor pengembangan
air baku.
3. Penyusunan konsep dan alternatif air baku
Dengan telah teridentifikasi dan teranalisisnya kondisi air baku eksisting Di kawasan yang
akan dilayani air, dan telah didefinisikannya tujuan yang ingin dicapai dalam berbagai tahapan
perencanaan, maka berbagai konsep dan alternatif pengembangan pelayanan air baku dapat
disusun dan dianalisis untuk ditentukan mana yang paling layak untuk dikembangkan.
4. Penyusunan Rencana Pengembangan air baku yang mencakup aspek peraturan perundangan,
aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek sosial budaya / peran serta masyarakat, dan
aspek teknis operasional, dengan mempertimbangkan kelayakan teknis, kelayakan ekonomis,
kelayakan lingkungan, dan kelayakan sosial.

2. Pembahasan / Diskusi
1. Mengadakan diskusi dengan mengundang para pemangku kepentingan untuk menampung dan
membicarakan konsep rencana Pengembangan air baku ini
2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas (Pemimpin Proyek /
Bagian Proyek) dan tim teknis yang akan ditunjuk oleh Pemimpin Proyek / Bagian Proyek,
serta aparat terkait. Dalam hal ini, setelah disusunnya laporan antara, maka akan ditajamkan
menjadi laporan final setelah melalui proses focus group discussions secara terbatas antara tim
konsultan dengan tim teknis terkait.

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-124Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Bulan 1 Bul Bulan 2 Bulan 3
II.2.4. No Kegiatan an 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
A Pekerjaan Persiapan
1 Pengumpulan Data
2 Penyusunan Program Kerja
3 Rapat Koordinasi Awal
Identifikasi wilayah perencanaan dan
B
analisa data
Investigasi dan Analisa kondisi eksisting
1
wilayah kajian
Analisa Ketersediaan air baku di sekitar
2
wilayah kajian
C Penyusunan perencanaan detail teknik
1 Survey dan Analisa Potensi Air Baku
2 Pengukuran Topografi Wilayah kajian
3 Uji Laboratorium
Analisa dan Penyusunan Detail Jaringan
4
air baku
D Pelaporan
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Antara
3 Laporan akhir
4 Laporan DED
- Laporan EE & RAB
- Laporan Album Gambar Teknis
- Laporan Spesifikasi Teknis
- Laporan Nota Desain
- RKS dan Dokumen Lelang
5 Backup Data Flash disk
E Diskusi dan Rapat
1 Diskusi Rutin
2 Diskusi Pelaporan

RENCANA JADWAL PEKERJAAN


Rencana jadwal pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja adalah 105 hari kalender atau 3,5 bulan. Pada
tabel berikut ini merupakan rencana jadwal pekerjaan yang telah disusun oleh konsultan.

Tabel Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan DED Pembangunan SPAM Sumber Krabyakan

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)Page B-125
Krabyakan

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-125Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.4. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


II.4.1. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan rencana kerja yang efisien dan
sederhana, sehingga akan menghasilkan suatu produk kerja yang baik. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pekerjaan ini PT. Tata Cipta Utama akan mengerahkan personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam
bidang masing-masing dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi. Secara garis besar akan kami
uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil, baik hubungan dengan proyek dan instansi
terkait maupun dengan anggota tim.
Berikut adalah usulkan struktur dan komposisi tim tenaga ahli dan tenaga pendukung :

Ketua Tim
SUDIRO, ST. MT

Ahli Konstruksi Perpipaan dan Cost Estimator 1


Bangunan Sipil BAHTIARA ANTANA, ST
FAISHOL ATIQ, ST Cost Estimator 2
LULUS PRASETYO, ST
Ahli Mekanikal Elektrikal
BAMBANG RIANTO W, ST
Drafter 1
RIFQY FEBRIANSYAH, AMd
Ahli Teknik Air Minum
Drafter 2
ARIS YULIONO, ST
ABDUL ROCHMAN, AMD

Ahli Geodesi Surveyor 1


FIRMAN AKHIRUDIN, ST I MADE ADI PURWANA, AMd
Surveyor 2
PUTU WIRYA ATMAJA, AMd
Surveyor 3
MOCH YUSUF

Operator Komputer 1 Tenaga Lokal


AHMAD RUDIANSYAH To Be Name
Operator Komputer 2 To Be Name
SLAMET HARIYADI

Tenaga Administrasi
DENOK DAMAYHANTI K, AMd

II.4.2. Komposisi Tim dan Penugasan Personil


Personil tenaga ahli (Professional Staff) yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan ini terdiri dari
beberapa ahli dari disiplin ilmu yang diperlukan. Uraian tentang tenaga ahli yang akan diturunkan berikut
posisinya pada pekerjaan ini seperti ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-126

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-126Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

TABEL KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL

Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Jumlah
Tenaga Ahli
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
Sudiro, ST, MT. PT. Tata Cipta Lokal Ahli Lingkungan dan Team Leader - Mengkoordinir tim 3,5
Utama Perencanaan SPAM - Berkoordinasi aktif dengan pemilik
pekerjaan
- Melaporkan perkembangan pekerjaan
secara berkala
- Membuat laporan sesuai KAK
- Menyusun konsep rencana SPAM
Faishol Atiq, ST PT. Tata Cipta Lokal Ahli perpipaan, Ahli Ahli Konstruksi - Mendukung tugas-tugas team leader 3,5
Utama bangunan sumber daya perpipaan dan - Membuat desain bangunan
air Bangunan Sipil penunjang
- Menganalisa Hidrolika perpipaan
- Menyusun konsep jaringan perpipaan
Bambang Rianto W, ST PT. Tata Cipta Lokal Ahli Elektrikal Ahli Mekanikal - Mendukung tugas-tugas team leader 3,5
Utama Elektrikal - Menganalisa kebutuhan daya dan
kebutuhan peralatan mekanik SPAM
Aris Yuliono, ST PT. Tata Cipta Lokal Ahli Teknik Ahli Teknik Air - Mendukung tugas-tugas team leader 3,5
Utama Lingkungan dan SPAM Minum - Menentukan rencana pengolahan air
baku
- Menganalisa baku mutu air minum
Firman Akhirudin, ST PT. Tata Cipta Lokal Ahli Pemetaan dan SIG Ahli Geodesi - Mendukung tugas-tugas team leader 3,5
Utama - Melakukan analisa fisiografi daerah
studi
- Melakukan pendampingan tim juru
ukur dalam melaksanakan tugasnya
- Menganalisa kondisi geografis dan
tofografi wilayah studi
------------------Technical proposal---------------------
O ff ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a la n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-127

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-127Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

------------------Technical proposal---------------------
O ff ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a la n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-128

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-128Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Tenaga Pendukung
(Personil Lainnya)
Jumlah
Tenaga Ahli Posisi
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Diusulkan
Bulan
Rifqy Febriansyah, AMd PT. Tata Cipta Lokal Operator A Cad Drafter 1 - Melakukan penggambaran 3,5
Utama sesuai arahan tenaga ahli
terkait
Abdul Rochman, AMd PT. Tata Cipta Lokal Operator A Cad Drafter 2 - Melakukan penggambaran 3,5
Utama sesuai arahan tenaga ahli
terkait
I Made Adi Purwana, A.Md PT. Tata Cipta Lokal Pengukuran Topografi Juru Ukur 1 - Melakukan pengukuran 3,5
Utama topografi rencana wilayah
studi
Putu Wirya Atmaja, A.Md PT. Tata Cipta Lokal Pengukuran Topografi Juru Ukur 2 - Melakukan pengukuran 3,5
Utama topografi rencana wilayah
studi
Moch Yusuf PT. Tata Cipta Lokal Pengukuran Topografi Juru Ukur 3 - Melakukan pengukuran 3,5
Utama topografi rencana wilayah
studi
Bahtiar Antana, ST PT. Tata Cipta Lokal Estimasi biaya proyek, Cost Estimator - Melakukan perhitungan 3,5
Utama Ahli teknik sipil 1 volume pekerjaan
- menghitung harga satuan
pekerjaan
- menghitung kebutuhan biaya
pekerjaan
Lulus Prasetyo, ST PT. Tata Cipta Lokal Estimasi biaya proyek, Cost Estimator - Melakukan perhitungan 3,5
Utama Ahli teknik sipil 2 volume pekerjaan
- menghitung harga satuan
pekerjaan
- menghitung kebutuhan biaya
pekerjaan
Denok Damayhanti K, Amd PT. Tata Cipta Lokal Administrator Tenaga - Membantu team leader dalam 3,5
------------------Technical proposal---------------------
O ff ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a la n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan Page B-129

Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan


PageSistem
B-129Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

Tenaga Pendukung
(Personil Lainnya)
Jumlah
Tenaga Ahli Posisi
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Diusulkan
Bulan
Utama perkantoran Administrasi menjalankan tugas
administrasi
- surat menyurat, dll.
Ahmad Rudiansyah PT. Tata Cipta Lokal Mengoperasikan Operator - membuat laporan atas arahan 3,5
Utama komputer dengan Komputer 1 dan bahan dari team leader
program MS office dan tenaga ahli lainnya
(word dan excel)
Slamet Hariyadi PT. Tata Cipta Lokal Mengoperasikan Operator - membuat laporan atas arahan 3,5
Utama komputer dengan Komputer 2 dan bahan dari team leader
program MS office dan tenaga ahli lainnya
(word dan excel)
To Be Name PT. Tata Cipta Lokal Man power Tenaga Bantu - membantu surveyor topografi 3,5
Utama Lapangan 1 dalam melakukan pengukuran
di lapangan
To Be Name PT. Tata Cipta Lokal Man power Tenaga Bantu - membantu surveyor topografi 3,5
Utama Lapangan 2 dalam melakukan pengukuran
di lapangan

------------------Technical proposal---------------------
O ff ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a la n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-130Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

II.4.3. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli


Konsultan akan menurunkan semua tenaga ahli yang dibutuhkan, yang mana kesemuanya telah memiliki
pengalaman pada bidangnya masing-masing sesuai yang disyaratkan dalam KAK, dengan uraian tugas masing-
masing personil tenaga ahli sebagai berikut :

A. Team Leader

 Mengkoordinasi anggota tim dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.


 Menganalisis jaringan eksisting dan rencana pola pengembangan air baku.
 Mengkoordinir informasi terkait daerah yang akan dilayani air yang ada di wilayah studi baik yang
mengalami yang akan dilayani air sepanjang tahun maupun yang hanya pada musim kemarau saja.
 Melakukan koordinasi dengan pihak Direksi / Pemilik Pekerjaan dan melaporkan kemajuan
(progress) pelaksanaan pekerjaan secara berkala dan menyampaikan permasalahan yang timbul dan
mencari solusi / upaya pemecahannya.
 Mengkoordinasi dan menyusun laporan-laporan dengan mengacu hasil / masukan dari para tenaga
ahli, mendiskusikan dan menyiapkan laporan akhir yang akan disampaikan kepada pihak Pemberi
Pekerjaan.
 Mengkoordinasi dan menyusun Laporan Akhir, penyusunan gambar-gambar teknis pra-desain.
 Bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan studi dan laporan yang disajikan kepada Pemberi
Pekerjaan.

B. Ahli Geodesi
Tugas dan tanggung jawab Ahli Bidang Geodesi akan meliputi (namun tidak terbatas pada) hal-hal
sebagai berikut:

 Membantu Ketua Tim melaksanakan tugas pendampingan penyusunan rencana penanganan,


khususnya di bidang Geodesi.
 Melakukan pemetaan daerah yang akan dilayani air dan potensi air baku dengan menggunakan
software pemetaan
 Melakukan analisa kondisi Geodesi daerah yang akan dilayani air dan mengklasifikasikanya sesuai
dengan tingkat prioritas, sehingga dapat diketahui tidak lanjut dan program-program yang akan
disusun.
 Dibawah koordinasi Ketua Tim, menyusun laporan pekerjaan di bidang sumber daya air;
 Di bawah koordinasi Ketua Tim, melaksanakan pembahasan dengan Pengguna Jasa.

C. Ahli Mekanikal Elektrikal


Tugas dan tanggung jawab Ahli Mekanikal Elektrikal akan meliputi (namun tidak terbatas pada) hal-hal
sebagai berikut:

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-131Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

 Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan tugas merencanakan sistem air baku dan kajian-kajian
yang terkait, khususnya bidang air baku.
 Dibawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli ME menyusun laporan pekerjaan terkait mekanikal dan
elektrikal;
 Melakukan perhitungan kebutuhan daya listrik, panel, dan generator berikut pompa yang akan
digunakan dalam DED pekerjaan tersebut.

D. Ahli Perpipaan dan Bangunan Sipil


Tugas dan tanggung jawab Ahli Perpipaan dan Bangunan Sipil akan meliputi (namun tidak terbatas pada)
hal-hal sebagai berikut:
 Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan tugas merencanakan sistem air baku dan kajian-kajian
yang terkait, khususnya bidang air baku.
 Dibawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli perpipaan dan bangunan sipil menyusun laporan
pekerjaan di bidang keairan;
 Melakukan inventarisasi potensi dan permasalahan pada pola-pola penanganan daerah yang akan
dilayani air dan pembangunan infrastruktur air baku dengan memperhatikan sumber daya lokal.
 Membuat desain bangunan penunjang SPAM
 Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli hidrolika melaksanakan pembahasan dengan Pengguna
Jasa.

E. Ahli Air Minum


 Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan tugas merencanakan sistem air baku dan kajian-kajian
yang terkait, khususnya bidang air baku.
 Dibawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli air minum menyusun laporan pekerjaan di bidang
kualitas baku mutu air sumber;
 Melakukan inventarisasi potensi dan permasalahan pada pola-pola penanganan daerah yang akan
dilayani air dan pembangunan infrastruktur air baku dengan memperhatikan sumber daya lokal.
 Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli Air minum melaksanakan pembahasan dengan
Pengguna Jasa.

II.5. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

OB
Bulan
No Nama Personil
I II III IV
Nasional

1 Sudiro, ST.MT 3,5

2 Faishol Atiq, ST

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA
Perencanaan Detail Engineering Design Pembangunan
PageSistem
B-132Penyediaan Air Minum (SPAM) Krabyakan

3.5

3 Bambang Rianto W, ST 3,5

       

4 Aris Yuliono, ST 3.5

       

5 Firman Akhirudin, ST 3.5

6 Rifqy Febriansyah, A.Md 3.5

       

7 Abdul Rochman, A.Md 3.5

       

8 I Made Purwana, A.Md 3,5

9 Putu Wirya Atmaja, A.Md 3,5

10 Moch Yusuf 3,5

11 Bahtiar Antana, ST 3,5

12 Lulus Prasetyo, ST 3,5

13 Ahmad Rudiansyah 3,5

14 Slamet Hariyadi 3.5

       

15 Denok Dhamayanti K, A.Md 3,5

       

16 To be Name (2 orang) 3,5

Sub total 59,5


Asing

Sub Total 0
Total` 59,5

Kerja Penuh Waktu


Kerja Paruh Waktu

------------------Technical proposal---------------------
O f f ic e : G r iy a S h a n ta B lo k J N o . 3 1 6 M a l a n g 6 5 1 4 2 PT. TATA CIPTA UTAMA

Anda mungkin juga menyukai