Anda di halaman 1dari 72

USULAN

Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut


TEKNIS

PENDEKATAN METEDOLOGI, PROGRAM KERJA,


ORGANISASI PERSONIL SERTA TENAGA
PENDUKUNG

5.1. GAMBARAN UMUM

Kementerian PUPR melalui Visium Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta
Karya memiliki komitmen untuk terus melanjutkan capaian target 100% akses air minum dan sanitasi.
Visium Kementerian PUPR ini tertuang dalam Permen PUPR No. 26 Tahun 2017 tentang panduan
Pembangunan Budaya Integritas di kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Air minum merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan Pemerintah bertanggung
jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut, hingga saat ini capaian akses air minum layak
secara nasional baru mencapai sebesar 90,21%. Pada RPIJM 2020 – 2024 juga telah ditargetkan untuk
akses air minum layak kota dan desa (Universal Access) adalah 100%, disamping itu pemerintah saat
ini juga diharapkan pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu
menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih yang berkelanjutan untuk semua. Untuk itu, masih
diperlukan upaya-upaya untuk memenuhi target tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan air minum seperti pembangunan SPAM baru untuk wilayah yang belum
memiliki akses air minum aman dan layak, pemanfaatan idle capacity melalui penambahan jaringan
dan pemasangan sambungan rumah, fungsional SPAM serta mendorong kerjasama dengan Badan
Usaha dalam penyelenggaraan SPAM. Dalam upaya peningkatan akses air minum, kita seringkali
dihadapkan pada kendala dan tantangan seperti:
a. Kondisi air baku yang terbatas dan kualitas yang buruk akibat eksploitasi alam yang tidak
terkendali dan perubahan iklim global.
b. Sebaran SDM air minum yang tidak merata;
c. Kebergantunagn terhadap APBD yang terbatas sehingga diperlukan menggali sumber pendanaan
alternative lainnya;
d. Sektor air minum belum menjadi fokus utama pembangunan bagi Pemerintah Daerah.
Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan
pentingnya peranan dan fungsi dari air minum, perlu direncanakan suatu Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM). Semangan otonomi dan desentralisasi menegaskan kembali bahwa penyelenggaraan
pelayanan public kepada masyarakat di daerah termasuk pelayanan air minum merupakan tugas dan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

tanggung jawab kabupaten dan kota. Namun demikian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi bertanggung jawab untuk turut menjamin penyelenggaraan pelayanan air minum yang
memenuhi sasaran kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Air Bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat diperlukan dalam
meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sesuai
dengan kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pelayanan kabupaten / kota, termasuk
pelayanan air minum. Namun demikian, Pemerintah Pusat bertanggung jawab untuk turut
menjamin penyelenggaraan pelayanan air minum yang berkualitas, sehingga dapat dicapai tujuan
Pengembangan Air Bersih sebagaimana disebutkan dalam undang-undang (UU) No. 17 Tahun
2019 tentang Sumber Daya Air, yaitu :
(i) Terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga
terjangkau,
(ii) Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan,
(iii) Meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.

Untuk itu, sejalan dengan peran Pemerintah Pusat sebagai fasilisator dalam era otonomi
daerah dan dalam kaitan dengan ditertibkannya UU No. 17 Tahun 2019 tentang SDA,
Pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan Pemerintah, yaitu Peraturan
Pemerintah (PP) No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum Penyediaan
Sarana dan Prasarana Air Bersih. Dengan diterbitkannya PP ini diharapkan kualitas teknis
penyelenggaraan pelayanan air minum kepada masyarakat pengguna / pelanggan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pada tahap pengelolaan memenuhi syarat kualitas
berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang kesehatan.
Kondisi geografis, topografi dan geologis dan juga aspek sumber daya manusia yang berbeda
disetiap wilayah di Indonesia menyebabkan ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air
minum yang berbeda untuk masing – masing wilayah. Untuk meminimalisasikan perbedaan
yang dapat terjadi, maka diperlukan suatu pedoman penyelenggaraan, guna mewujudkan
penyediaan air minum yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan yang ada.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015, Pekerjaan Belanja Jasa
Konsultansi Perencanaan Rekayasa-Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air -
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Pipa SPAM Perkotaan Muara Siberut Kec.
Siberut Selatan , disusun berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya air, rencana tata ruang
wilayah, kebijakan dan strategi pengembangan Air Bersih, kondisi setempat (Lingkungan, budaya,
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

sosial, ekonomi), kondisi kota, serta rencana pengembangan Air Bersih (Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah).
Pekerjaan Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Rekayasa-Jasa Desain
Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air - Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Pipa
SPAM Perkotaan Muara Siberut Kec. Siberut Selatan yang diprakarsai oleh Dana APBD
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun Anggaran 2023 ini diharapkan sebagai kegiatan bagi
pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam mewujudkan tugas wajib mengembangkan Air
Bersih daerahnya.

5.2. Prosedur Umum


Sebelum memulai pekerjaan, konsultan akan mengadakan konsultansi terlebih dahulu dengan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yaitu untuk mendapatkan konfirmasi mengenai lokasi akan
ditangani.
Konsultan akan berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi rencana
sumber air baku yang akan disurvey dari data base yang dimiliki oleh Satker Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kepulauan Mentawai, sehingga dapat mempersiapkan
hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan survey serta kelengkapan lainnya yang akan
digunakan sebagai input untuk desain pada program computer.

5.3. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Materi Kegiatan adalah :
1. Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan
konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.
2. Melakukan kerjasama dengan Bappeda kabupaten/kota lokasi studi dalam menerjemahkan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota menjadi rencana induk pengembangan SPAM
kabupaten/kota tersebut.
3. Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dgn menginventarisasi peralatan dan
perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
4. Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk SPAM jaringan
perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.
5. Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan
air dan identifkasi air baku.
6. Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang meliputi
tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat
ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

7. Menyusun rencana kebutuhan air minum


8. Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air baku
(disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana alokasi air
baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
9. Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air baku,
dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan persampahan)
di sekitar sumber air baku potensial.
10. Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2 tahun),
jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah studi baik untuk
kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan pengembangan, rencana
pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal sistem, rekomendasi langkah-
langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku, serta rencana tindak lanjut studi
kelayakan.
11. Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi besar biaya
tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola pembiayaan bagi pengembangan SPAM.
12. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan
rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut. Konsep ini mencakup tinjauan
terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang keahliannya.
13. Melakukan koordinasi dengan konsultan advisory penyusunan rencana induk tingkat
provinsi yang meliputi koordinasi penyamaan standar sistematika (awal pekerjaan).

5.4. Kriteria Rencana Pengembangan SPAM

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang


Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, Rencana Induk Pengembangan SPAM adalah suatu
rencana jangka panjang (15-20) tahun yang merupakan bagian atau tahap awal dari
perencanaan air minum jaringan perpiaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi
kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat
komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RISPAM dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu :
1. Rencana Induk Pengembangan SPAM di dalam satu wilayah adminstrasi Kabupaten/Kota.
2. Rencana Induk Pengembangan SPAM lintas Kabupaten/Kota.
3. Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

5.5. Standar Kebutuhan Air


USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Standar konsumsi pemakaian air dibagi menajdi dua kategori yaitu konsumsi domestik dan
konsumsi non domestik. Keterangan konsumsi tersebut sebagai berikut :
1. Konsumsi domestik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rumah tangga.
2. Konsumsi non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdir dari kegiatan
komersial berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti sekolah,
rumah sakit dan tempat ibadah.

5.5.1. Domestik
Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 18 Tahun 2007, standar tingkat konsumsi
dan pemakaian air rumah tangga sesuai dengan kategori kota adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kriteria Penghitungan Jumlah Kebutuhan Domestik


Kategori Sistem Air Minum
Uraian Satuan K. K. K.
Metro IKK Pedesaan
Besar Sedang Kecil

Jumlah Ribu >1.000 500- 100-500 20-100 3-20 <3


Penduduk Jiwa 1.000

Konsumsi
SR L/org/hr 190 170 150 130 100 -
HU L/org/hr 60 60 60 60 30 30

Rasio Jiwa 90:10 90:10 90:10 90:10 80:20 0:100


SR:HU

Jumlah Org
SR Jiwa 6 6 5 5 5 0
HU Jiwa 100 100 100 100 50 50

Berdasarkan hasil pengematan awal yang telah dilakukan terhadap beberapa wilayah
yang telah terlayani, disimpulkan untuk menghitungan jumlah kebutuhan air penduduk
Provinsi Kepualaun Riau menggunakan standar Ibu Kota Kecil dengan jumlah
kebutuhan air minum penduduk sebesar 130 L/orang/hari. Selain pelayanan dengan
menggunakan Sambungan Rumah (SR), pelayanan air minum direncanakan juga akan
menggunakan sistem Hidran Umum (HU).
Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun perencanaan.
Kebutuhan air minum untuk domestik dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.
Kebutuhan air = % pelayanan x a x b
Dimana :
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

a = Jumlah pemakaian air (L/org/hari)


b = Jumlah penduduk daerah pelayanan (Jiwa)

5.5.2. Non Domestik


Kebutuhan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri dari kegiatan
komersil berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti sekolah,
rumah sakit dan tempat ibadah. Penentuan kebutuhan air non domestik didasarkan pada
faktor jumlah penduduk pendukung dan jumlah unit fasilitas yang dimaksud. Fasilitas
perkotaan tersebut antara lain adalah fasilitas umum, industri dan komersil. Perhitungan
kebutuhan air non domestik di Provinsi Sumatera Selatan berkisar 15-20%.
Kebutuhan Non Domestik = 15%-20% x Kebutuhan Domestik

5.5.3. Kebutuhan Maksimum (Qmaks)


Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari sangat bervariasi dan terdapat satu hari
dimana pemakaian air akan lebih besar jika dibandingkan hari-hari yang lainnya.
Kegunaan penghitungan kebutuhan air pada kebutuhan maksimum digunakan untuk
perencanaan pembangunan jaringan pemipaan transmisi dan instalasi pengolahan air.

Tabel 4.2 Kriteria dasar Penentuan Faktor Kebutuhan Maksimum


Kategori Sistem Air Minum
Uraian Sat. K. K. K.
Metro IKK Pedesaan
Besar Sedang Kecil

Faktor
Jam 2 2 1,5 1,5 1,2 1,2
Puncak

Berdasarkan standar kriteria di atas diketahui tingkat kebutuhan air maksimum adalah
sebesar 1,5 kali jumlah kebutuhan air rata-rata penduduk.
Kebutuhan Maksimum (Qmaks) = 1,5 x Kebutuhan Rata-rata (Qavg)

5.5.4. Kebutuhan Puncak (Qpeak)


Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam tersebut
mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya dipengaruhi oleh jumlah penduduk
dan tingkat perkembangan kota dimana semakin besar jumlah penduduknya semakin
beranekaragam aktivitas penduduknya. Dengan bertambahnya aktivitas penduduk,
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

maka fluktuasi pemakaian air semakin kecil. Faktor kebutuhan jam puncak ini
digunakan untuk menghitung besarnya dimensi pemipaan distribusi.

Tabel 4.3 Kriteria Dasar Penentuan Faktor Jam Puncak


Kategori Sistem Air Minum
Uraian Sat. K. K. K.
Metro IKK Pedesaan
Besar Sedang Kecil

Faktor
Jam 1,5 1,5 1,75 1,75 2 2
Puncak

Berdasarkan analisis mengenai jenis wilayah pada pengembangan SPAM yaitu


menggunakan standar SPAM Kota Kecil, maka fp yang akan digunakan adalah sebesar
1,75 kali jumlah kebutuhan rata-rata harian (Qavg).
Kebutuhan Puncak (Qpeak) = 1,75 x Kebutuhan Rata-rata (Qavg)

5.5.5. Kehilangan Air


Dalam suatu sistem penyediaan air minum biasanya tidak seluruh air yang diproduksi
sampai pada konsumen, biasanya terjadi kebocoran sepanjang saluran pipa yang
biasanya disebut kehilangan air. Kehilangan air merupakan selisih antara produksi air
dengan jumlah air yang tercatat pada meter air pelanggan. Kehilangan air dapat
dipisahkan menjadi :
1. Kehilangan air teknis
Kehilangan air yang diakibatkan faktor-faktor penggunaan air untuk operasional
dan pemeliharaan unit proses sistem produksi (berkisar ± 5%) serta kerusakan
pada komponen fisik sistem distribusi dan pelayanan (pada pipa dan aksesoris)
serta kebocoran dan luapan pada tangki reservoir.
2. Kehilangan air non teknis
Kehilangan air non teknis diakibatkan adanya faktor kesalahan adminstratif dan
keuangan seperti kesalahan dalam pembacaan meteran air, penyambungan liar dan
lain-lain.

Tabel 4.4 Kriteria Dasar Penghitungan Kebocoran


Kategori Sistem Air Minum
Uraian Satuan K. K. K.
Metro IKK Pedesaan
Besar Sedang Kecil
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Tingat % dari
kebocoran keb. Air 20 20 20 20 20 20
total

Berdasarkan kriteria awal yang ditentukan untuk menghitungan jumlah kebutuhan


air di Kab. Kep. Mentawai yaitu menggunakan standar Kota Kecil, maka standar
untuk menghitungan tingkat kebocoran adalah 20% dari total jumlah kebutuhan air
domestik dan non domestik. Dibandingkan dengan kondisi eksisting kebocoran
yaitu sebesar 35% disimpulkan perlu adanya upaya untuk menekan tingkat
kebocoran.

5.6. Kriteria Perencanaan


5.6.1. Unit Air Baku
Penentuan jumlah kebutuhan air untuk bangunan penangkap air baku berdasarkan :
a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik.
b. Identifikasi jenis penggunaan non domestik sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
d. Perhitungan kebutuhan air domestik dan non domestik berdasarkan perhitungan
butir a, b dan c
e. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 15% dengan komponen utama penyebab
kehilangan atau kebocoran air sebagai berikut :
 Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk
 Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir
 Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan
Sedangkan kehilangan nonteknis dan konsumsi resmi tak berekening diminiminalkan
hingga mendekati nol.
Kebutuhan air baku rata-rata dihitung berdasarkan jumlah perhitungan kebutuhan air
domestik, non domestik dan air tak berekening. Rencana alokasi air baku dihitung 1,2
kali dari kebutuhan air baku rata-rata.
Unit Air Baku dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pengadaan, dan/atau sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit air baku merupakan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku. Berikut ini merupakan ketentuan
teknis dalam mendesain unit air baku.
1. Air Baku
Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: mata air, air
tanah, air permukaan dan air hujan
2. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pengambilan Air Baku :
a. Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai : mata air, debit, kualitas air,
pemanfaatan.
b. Perhitungan debit sumber air baku
I. Pengukuran debit mata air, menggunakan:
- Pengukuran debit dengan pelimpah.
Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan. Alat ukur Thomson
berbentuk V dengan sudut celah 30º, 45º, 60º, 90º.
Alat ukur Thomson sudut celah 90º dengan rumus:
Q = 1,417. H 3/2
dimana:
Q= debit aliran (m³/detik)
H= tinggi muka air dari ambang
1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)
- Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya (t)
air mengisi penampungan air yang mempunyai volume tertentu:
Volume penampungan
Debit air (Q)  ( L / det ik )
t
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan
yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka
dapat dihitung :

II. Potensi Air Tanah


a. Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei
terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah
dangkal di desa tersebut.
b. Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi data
dari instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air dan
kuantitas serta konstruksinya.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

III. Perhitungan debit air permukaan terdiri dari:


a. Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukan
dengan mengukur luas potongan melintang penampang basah
sungai dan kecepatan rata-rata alirannya, dengan rumus:

dimana:
Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan/slope

Dimana :
m = koefisien Bazin
Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi yang
dapat diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan meliputi
debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan
tinggi muka air maksimum.
b. Perhitungan debit air danau
Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran
langsung. Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan
fluktuasi tinggi muka air selama minimal 1 tahun. Besarnya
fluktuasi debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan tinggi
air maksimum dan minimum dengan luas muka air danau.
Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian yang optimal bila
dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data-data
di atas dapat diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi
yang pernah terjadi (muka air terendah).
c. Perhitungan debit embung
Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan
pada saat musim penghujan, yaitu dengan mengukur luas
penampang basah sungai/parit yang bermuara di embung dan
dikalikan dengan kecepatan aliran. Sedangkan volume tampungan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

dapat dihitung dengan melihat volume cekungan untuk setiap


ketinggian air. Volume cekungan dapat dibuat pada saat musim
kering (embung tidak terisi air) yaitu dari hasil pemetaan topografi
embung dapat dibuat lengkung debit (hubungan antara tinggi air dan
volume).
3. Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan:
a. Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang
disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain);
b. Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-
lain);
c. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai,
terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-
lift);
d. Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan sistem
gravitasi dalam pengoperasiannya;
e. Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan
maksimum harian;
f. Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi
ketinggian muka air;
g. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik
sumber air baku;
h. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai (lifetime)
minimal 25 tahun;
i. Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material
lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.
4. Tipe Bangunan Pengambilan Air Baku
a. Sumber air baku mata air
Bangunan Pengambilan air baku untuk mata air secara umum dibedakan
menjadi bangunan penangkap dan bangunan pengumpul atau sumuran:
1. Bangunan penangkap
a. Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan
mata air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak
berubah, mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila
keluaran mata air melebar maka bangunan pengambilan perlu
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

dilengkapi dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet


mata air.
b. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan
lain-lain), peluap(overflow), penguras (drain), bangunan pengukur
debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran
drainase keliling, pipa ventilasi.
2. Bangunan pengumpul atau sumuran
a. Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah pemunculan
mata air cenderung arah vertikal, mata air yang muncul pada daerah
datar dan membentuk tampungan, apabila outlet mata air pada suatu
tempat maka digunakan tipe sumuran, apabila outlet mata air pada
beberapa tempat dan tidak berjatuhan maka digunakan bangunan
pengumpul atau dinding keliling.
b. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan
lain-lain), peluap(overflow), penguras (drain), bangunan pengukur
debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksaan (manhole),
saluran drainase keliling, pipa ventilasi.
b. Sumber Air Baku Air Tanah
Pemilihan bangunan pengambilan air tanah dibedakan menjadi sumur dangkal
dan sumur dalam
1. Sumur dangkal
a. Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum
kebutuhan air di daerah perencanaan kecil; potensi sumur dangkal
dapat mencukupi kebutuhan air bersih di daerah perencanaan (dalam
kondisi akhir musim kemarau/kondisi kritis).
b. Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur gali,
meliputi: ring beton kedap air, penyekat kontaminasi dengan air
permukaan tiang beton, ember/pompa tangan. Sedangkan
perlengkapan sumur dangkal dengan sistem sumur pompa tangan
(SPT) meliputi pipa tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok
reducer.
2. Sumur dalam
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

a. Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum


kebutuhan air di daerah perencanaan cukup besar; di daerah
perencanaan potensi sumur dalam dapat mencukupi kebutuhan air
minum daerah perencanaan sedangkan kapasitas air dangkal tidak
memenuhi.
b. Sumur dalam sumur pompa tangan (SPT) dalam meliputi pipa tegak
(pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer. Sumur pompa
benam (submersible pump) meliputi pipa buta, pipa jambang,
saringan, pipa observasi, pascker socket/reducer, dop socket, tutup
sumur, batu kerikil.
c. Sumber air baku air permukaan
Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan menjadi :
Bangunan Penyadap 1. Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap bebas
intake bebas adalah fluktuasi muka air tidak terlalu besar, ketebalan
air cukup untuk dapat masuk inlet.
2. Kelengkapan bangunan pada bangunan penyadap bebas
adalah saringan sampah, inlet, bangunan pengendap,
bangunan sumur.
Bangunan penyadap 1. Pertimbangan pemilihan bangunan pendapa intake
intake dengan bendung dengan bendung adalah ketebalan air tidak cukup untuk
intake bebas.
2. Kelengkapan bangunan penyadap intake dengan
bendung adalah saringan sampah, inlet, bangunan
sumur, bendung dan pintu bilas.
Saluran resapan 1. Pertimbangan pemilihan saluran resapan adalah
(Infiltration Galleries) ketebalan air sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk
lumur sedikit, kondisi tanah dasar cukup poros, aliran air
bawah tanah cukup untuk dimanfaatkan, muka air tanah
terletak maskimum 2 meter dari dasar sungai.
2. Kelengkapan sungai pada saluran resapan media
infiltrasi: pipa pengumpul berlubang, sumuran.

5.6.2. Unit Transmisi


Perencanaan teknis unit transmisi mengoptimalkan jarak antara unit air baku menuju
unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan distribusi sependek
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa transmisi dari unit produksi
menuju reservoir).
 Karena transmisi distribusi debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan
pipa transmisi air baku kebutuhan maksimum harian.
 Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah level
garis hidrolis untuk menjamin aliran sesuai harapan.
 Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada
bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah
horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal dalam
pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan
pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan.
Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan
pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa
transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba yang menyebabkan
pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi semula.
Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif besar dari
diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu dilengkapi dengan
aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.
Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum adalah :
1. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi dalam
pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara
dalam pipa akan terjadi.
2. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih
yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.
3. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur
atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-titik terendah
dalam setiap segmen pipa transmisi.
4. Katup ventilasi udara (Air Valve) perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna
menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan negatif
atau kondisi vakum udara.

Tabel 4.5 Kriteria Pipa Transmisi

No. Uraian Notasi Kriteria


1 Debit Perencanaan Q maks Kebutuhan air hari maksimum Q
maks = Fmask x Q rata-rata
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

No. Uraian Notasi Kriteria


2 Faktor Harian Maksimum Fmaks 1,1 – 1,5
3 Jenis Saluran - Pipa atau saluran terbuka1
4 Kecepatan Aliran Air
Dalam Pipa
a. Kecepatan Minimum V min 0,3 - 0,6 m/s
b. Kecepatan Maksimum
- Pipa PVC
- Pipa DCIP Vmaks 3 – 4,5 m/s
V maks 6 m/s
5 Tekanan Air dalam Pipa
a. Tekanan Minimum H min 1 atm
b. Tekanan Maksimum
- Pipa PVC H maks 6 - 8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
- Pipa PE 100 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 9,0 Mpa
6 Kecapatan saluran
terbuka
a. Kecepatan Minimum V min 0,6 m/s
b. Kecepatan Maksimum V maks 1,5 m/s
7 Kemiringan Saluran S 0,5 – 1
Terbuka
8 Tinggi Bebas Saluran Hw 15 cm (minimum)
Terbuka
9 Kemiringan Tebing - 450 (untuk bentuk trapesium)
Tehadap Dasar Saluran

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit hari maksimum.
Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.
Tabel 4.6 Besar Debit dan Jumlah Pompa

Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Total Unit


Sampai 2.800 1 (1) 2
2.500 – 10.000 2 (1) 3
Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4

Tabel 4.7 Ketentuan Teknis Pipa Transmisi


Perencanaan Jalur Pipa
Penentuan Dimensi Pipa Bahan Pipa (SNI)
Transmisi
1. Jalur pipa 1. Pipa harus 1. Spesifikasi pipa
sependek mungkin; direncanakan untuk PVC mengikuti standar
2. Menghindari jalur mengalirkan debit SNI 03-6419-2000
yang mengakibatkan maksimum harian; tentang Spesifikasi
konstruksi sulit dan 2. Kehilangan Pipa PVC bertekanan
mahal; tekanan dalam pipa berdiameter 110-315
3. Tinggi hidrolis tidak lebih air 30% mm untuk Air Bersih
1
Saluran terbuka hanya digunakan untuk pipa transmisi
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Perencanaan Jalur Pipa


Penentuan Dimensi Pipa Bahan Pipa (SNI)
Transmisi
pipa minimum 5 m dari total tekanan dan SK SNI S-20-
diatas pipa, sehingga statis (head statis) 1990-2003 tentang
cukup menjamin pada sistem transmisi Spesifikasi Pipa PVC
operasi air valve; dengan pemompaan. untuk Air Minum.
4. Menghindari Untuk sistem 2. SNI 06-4829-2005
perbedaan elevasi yang gravitasi, kehilangan tentang Pipa Polietilena
terlalu besar sehingga tekanan maksimum 5 Untuk Air Minum;
tidak ada perbedaan m/1000 m atau sesuai 3. Standar BS 1387-
kelas pipa. dengan spesifikasi 67 untuk pipa baja
teknis pipa kelas medium.
4. Fabrikasi pipa baja
harus sesuai dengan
AWWA C 200 atau
SNI-07-0822-1989 atau
SII 2527-90 atau JIS G
3452 dan JIS G 3457.
5. Standar untuk pipa
ductile menggunakan
standar dari ISO 2531
dan BS 4772.
5.6.3. Unit Produksi
Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan hari puncak yang
besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan perencanaan teknis unit
produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang akan diolah (kondisi rata-rata dan
terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses
pengolahan air dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air minum (output).
Rangkaian proses pengolahan air umumnya : satuan operasi dan satuan proses yaitu
untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses
netralisasi dan proses desinfeksi.
Unit produksi dapat terdiri dari :
 Unit koagulasi
 Unit flokulasi
 Unit sedimentasi
 Unit filtrasi
 Unit netralisasi
 Unit desinfeksi
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:
 SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;
 SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem
Konvensional Dengan Struktur Baja;
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi


Penjernihan Air.
Tabel 4.8 Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi

Survei dan Pengkajian Perhitungan Gambar


1. Penyelidikan tanah Perhitungan mengacu 1. gambar jaringan
2. Survei dan pada tata cara pipa transmisi
pengkajian lokasi ipa perancangan teknis unit 2. gambar lokasi/tata
3. Survei dan produksi. letak IPA
pengkajian topografi 3. gambar lokasi
4. Survei dan reservoir
pengkajian ketersediaan 4. gambar detail
bahan konstruksi konstruksi
5. Survei dan • pipa transmisi
pengkajian ketersediaan • reservoir
peralatan elektro • IPA
6. Survei dan
pengkajian sumber daya
energi

5.6.4. Unit Distribusi


Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya berkisar
115%-300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan dari IPA dapat ditampung
dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi
dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan
sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun
baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang.
Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup
(loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution system), atau
kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi
ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah
pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem
distribusi adalah sebagai berikut:
 Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi
wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;
 Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan;
 Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya,
diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan
relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan
menara air, atau penambahan pompa penguat (booster pump);
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40
m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan yang
berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk
mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat.
Ketentuan untuk Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi adalah :
a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat
menggunakan formula:
Q = VxA
A = 0,785 D2
Dimana
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan
tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW,
8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain
yang telah memiliki SNI atau standar internasional setara.
c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan
zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.
Tabel 4.9 Kriteria Pipa Distribusi

No. Uraian Notasi Kriteria


1 Debit Perencanaan Q maks Kebutuhan air hari maksimum Q
maks = Fmask x Q rata-rata
2 Faktor Harian Maksimum Fmaks 1,15 - 3
3 Jenis Saluran - Pipa
4 Kecepatan Aliran Air
Dalam Pipa
c. Kecepatan Minimum V min 0,3 - 0,6 m/s
d. Kecepatan Maksimum
- Pipa PVC
- Pipa DCIP Vmaks 3 – 4,5 m/s
V maks 6 m/s
5 Tekanan Air dalam Pipa
c. Tekanan Minimum H min 0,5 - 1 atm (titik terjauh)
d. Tekanan Maksimum
- Pipa PVC H maks 6 - 8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

No. Uraian Notasi Kriteria


- Pipa PE 100 12,4 Mpa
- Pipa PE 80 9,0 Mpa

Persyaratan untuk Pipa Distribusi adalah :


1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangan:
 Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling
berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk
sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang
 Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (lay-
out) pipa berbentuk cabang
 Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan
 Tata guna lahan wilayah pelayanan
2. Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan
pengendalian kehilangan air
a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area
pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa
jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi
didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau perbedaan
tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona pelayanan dimana masyarakat
terkonsentrasi atau batas administrasi. Pembentukan zona distribusi
dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan minimum yang relatif
sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah wilayah
pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama)
dilengkapi dengan sebuah meter induk.
b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa
distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan
SPAM.
c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang
menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi
pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier)
yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk
beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya
dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal
yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk
menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat
mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991
tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau
standar lain yang berlaku.
4. Diameter Pipa Distribusi
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak
dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan
pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah
hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran
maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada
jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat
digunakan tabel dibawah ini.
Tabel 4.10 Kriteria Dimensi Pipa Distribusi Berdasarkan Cakupan Sistem
Cakupan Pipa Pipa Pipa Pipa
Sistem DistUtama DistPembawa DistPembagi Pelayanan
Sistem
≥ 100 mm 75 – 100 mm 75 mm 50 mm
Kecamatan
Sistem
≥ 150 mm 100 – 150 mm 75 – 100 mm 50 – 75 mm
Perkotaan

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda hardy-
cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisis
dengan bantuan program komputer.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen
Williams :
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L
Kecepatan aliran dengan rumus:
V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54
Debit aliran dihitung dengan rumus:
Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54
Dimana:
Q = debit air dalam pipa (m³/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis
Ah = kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m³)
Perlengkapan Jaringan Pipa Distribusi :
a. Katup/valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang
pada:
 lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
 setiap percabangan;
 pipa outlet pompa;
 pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
b. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung
jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan
c. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa
dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu.
d. Hidran Kebakaran
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil
e. Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang pada
jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk menghilangkan
tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa, yang dapat mengakibatkan pipa
pecah.
f. Jembatan Pipa
a) Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.
b) Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa
baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
c) Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
d) Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari
titik masuk jembatan pipa.
g. Syphon
 Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang di bawah dasar sungai/saluran.
 Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja
atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
 Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa
transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi
blok beton penahan sebagai pondasi.
 Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran
harus diberi pelindung.
h. Manhole
1. Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap
perlengkapan-perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi.
2. Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan
katup, dan sebagainya.
i. Thrust Block
1. Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipa seperti
bend, tee, Katup (valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm.
2. Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu
pada:
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Belokan pipa.
 Persimpangan/percabangan pipa.
 Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.
 Perletakan valve/katup.
3. Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.

5.6.5. Unit Pelayanan


Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal air, hidran
kebakaran dan meter air
1. Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya,
dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi utama dari
sambungan rumah adalah:
 mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
 untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
 bagian penyadapan pipa;
 meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
 katup pembuka/penutup aliran air;
 pipa dan perlengkapannya.
2. Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU
menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran
¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan. Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan
merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang penyangga meteran air dari
plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain
sesuai gambar rencana.
Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai berikut:
 lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah
 saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air
kotor/selokan terdekat yang ada
 KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”
3. Hidran Kebakaran
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan
untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam kebakaran
atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada umumnya
dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada kondisi
daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:
 Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran
kebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air.
 Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan
menutup katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi
air.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
 Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran
 Badan hidran
 Kepala hidran
 Katup hidran

5.7. Periode Perencanaan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, bahwa rencana induk
pengembangan SPAM harus direncakan untuk periode 15-20 tahun. Hal tersebut disusun
berdasarkan kriteria jenis kota yang dibagi menjadi kota metorpolitan, kota besar, kota sedang
dan kota kecil.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Tabel 4.11 Kriteria Utama Penyusunan RISPAM


Kriteria Jenis Kota
No
Teknis Metro Besar Sedang Kecil

1 Jenis Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -


Perencanaan

2 Horison 20 thn 15-20 thn 15-20 thn 15-20 thn


Perencanaan

3 SumberAir Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi


Baku

4 Pelaksana Penyediaa jasa/ Penyediaa jasa/ Penyediaa jasa/ Penyediaa jasa/


Penyelenggara/ Penyelenggara/ Penyelenggara/ Penyelenggara/
Pemda Pemda Pemda Pemda

5 Peninjauan Per 5 thn Per 5 thn Per 5 thn Per 5 thn


Ulang

6 Penanggung Penyelenggara/ Penyelenggara/ Penyelenggara/ Penyelenggara/


jawab Pemda Pemda Pemda Pemda

7 Sumber - Hibah LN - Hibah LN - Hibah LN - Pinjaman


Pendanaan - Pinjaman - Pinjaman - Pinjaman LN
LN LN LN - APBD
- Pinjaman - Pinjaman - Pinjaman
DN DN DN
- APBD - APBD - APBD
- PDAM - PDAM - PDAM
- Swasta - Swasta - Swasta
Pembagian jenis klasifikasi wilayah ditentukan berdasarkan data jumlah penduduk.

Tabel 4.12 Kategori Wilayah


Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
No. Kategori Wilayah
(Jiwa) (Buah)

1 Kota >1.000.000 >200.000

2 Metropolitan 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000

3 Kota Besar 100.000 – 500.000 20.000 – 100.000

4 Kota Sedang 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000

5 Kota Kecil Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000


USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Dalam menyusun PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM JARINGAN PERKOTAAN


MUARA SIBERUT, ditentukan bahwa periode pelayanan yang akan digunakan adalah selama
15 tahun. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, setiap lima tahunnya akan dilakukan evaluasi
dokumen RISPAM yang disusun. Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan wilayah
yang kadang tidak sesuai dengan rencana pengembangan wilayah yang disusun serta
menindaklanjuti adanya revisi dokumen RTRW. Berikut ini adalah rencana pentahapan
pelayanan air minum di Pulau Setokok.
1. Jangka Pendek
Tahap pelayanan air minum jangka pendek dilakukan selama 5 tahun pertama (2014-
2018). Untuk periode pentahapan pertama ini upaya yang dilakukan adalah meningkatkan
persentase pelayanan pada lokasi pelayanan eksisting mencapai 60%, mengurangi tingkat
kebocoran dari 35% menjadi kurang dari 20% dan pembangunan sistem baru.
2. Jangka Menengah
Tahap pelayanan air minum jangka menengah dilakukan dalam jangka waktu 5 tahun yang
dimulai dari tahun 2019 – 2023. Pada periode ini direncakan peningkatan persentase
pelayanan pada lokasi eksisting yang telah terlayani seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dimasing-masing wilayah. Selain itu, beberapa kecamatan yang belum terlayani
air bersih oleh PDAM direncakan segera akan mendapatkan bantuan air minum sebagai
jaminan bahwa setiap penduduk di wilayah adminstrasi di Pulau Setokok kota Batam dapat
memperoleh hak mereka yaitu kemudahan terhadap akses air minum.
3. Jangka Panjang
Tahap pengembangan pelayanan jangka panjang dilakukan dari tahun 2024-2028 selama 5
tahun. Pada tahap ini upaya yang dilakukan berupa peningkatan persentase pelayanan
seiring dengan penambahan jumlah penduduk.

5.8. Kriteria Daerah Layanan


Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaanan pengambangunan SPAM
untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan air minum, tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan,
tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai. Sasaran pelayanan
pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah berkepadatan tinggi dan kawasan
strategis. Setela itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
arahan dalam perencanaan induk kota. Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum,
maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum adalah sebagai
berikut :
1. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

2. Pengurangan air tak berekening (ATR)


3. Pembangunan baru (Peningkatan produksi dan perluasan sistem)
Kriteria daerah pelayanan mengacu kepada dokumen RTRW dengan memperhatikan daerah
yang potensial akan berkembang, daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi,
daerah strategis (lokasi wisata, industri, perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan
rendah (MBR), daerah rawan air. Selain itu, pemilihan daerah pelayanan sebaiknya juga
mengacu pada kebijakan pemerintah provinsi Kepulauan Riau dalam penyelenggaraan
peyediaan air minum. Untuk wilayah dengan sistem jaringan bukan pemipaan yang tidak
terlindungi sebaiknya dapat dirubah menjadi sistem jaringan bukan pemipaan yang terlindungi
atau bahkan menjadi sistem pemipaan.

3.1 METODA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR


Kebutuhan air adalah jumlah air yang dibutuhkan secara wajar untuk pemenuhan kebutuhan
pokok manusia dan kegiatan lainnya yang membutuhkan air. Banyak tidaknya pemakaian air ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Populasi
Iklim
Kebiasaan dan cara hidup
Sistem penyaluran air bersih
Industri
Tarif atau harga air

Pemakaian air minum ini dibatasi oleh suatu sistem, sedangkan kebutuhan merupakan sesuatu
yang harus diperhitungkan. Adakalanya kebutuhan air lebih besar, tapi adakalanya pemakaian
yang lebih besar.

Dalam perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih ada beberapa faktor yang berpengaruh pada
perhitungan kebutuhan air, yaitu antara lain :
1.Proyeksi penduduk.
2.Kebutuhan air sepanjang sistem.
3.Kehilangan air sepanjang sistem.
4.Fluktuasi pemakaian air.
5.Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran.
6.Data pendukung lainnya, seperti daerah pelayanan, tata guna lahan, keadaan sosial ekonomi
masyarakat serta kemungkinan pengembangan di masa yang akan datang.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

3.1.1 Proyeksi Penduduk

Suatu kawasan cendrung mengalami pertumbuhan penduduk, semakin lengkapnya sarana dan
prasarana umum yang direncanakan secara bertahap. Besarnya kapasitas suatu sistem
penyediaan air bersih sangat ditentukan oleh proyeksi kebutuhan air untuk kawasan tersebut.
Untuk menghitung proyeksi kebutuhan air, maka terlebih dahulu dilakukan proyeksi jumlah
penduduk sesuai dengan jangka waktu (periode desain) yang direncanakan. Jumlah penduduk
merupakan faktor yang relevan untuk mengestimasi kebutuhan air di masa yang akan datang.
Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk ini, antara lain :
Metoda Aritmatika
Metoda Geometri
Metoda Least Square
Metoda Eksponensial
Metoda Decreasing rate of Increase
Metoda Logaritmik
Metoda Rasio & Korelasi

Metoda yang digunakan dalam menghitung proyeksi penduduk pada laporan ini hanya empat
metoda yaitu : Metoda Aritmatika, Metoda Geometri, Metoda Logaritmik dan metoda
Eksponensial.

3.1.2 Kebutuhan Air


Penggunaan air suatu kawasan sangatlah beragam, mulai dari kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga, perkantoran, institusi serta sarana dan prasarana lainnya. Secara umum
kebutuhan air ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
Kebutuhan Domestik, yang didasarkan pada jumlah penduduk dan bentuk
sambungan yang akan dilaksanakan.
Kebutuhan Non Domestik, yang dipengaruhi oleh jenis, jumlah fasilitas yang
dilayani, dll.
Kebutuhan air untuk cadangan pemadaman kebakaran.
Kehilangan air.
Untuk lebih jelasnya tentang pembagian kebutuhan air ini, diterangkan sebagai berikut :
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun
perencanaan. Kebutuhan air untuk daerah domestik ini dilayani dengan sambungan rumah
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

(SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan air bersih untuk daerah domestik ini dapat dihitung
berdasarkan persamaan berikut :
Kebutuhan air= %pelayanan x a x b
Dimana :
a = jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)

Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini meliputi sarana pendidikan, kesehatan, lembaga
dan institusi, tempat hiburan, tempat ibadah, lapangan olah raga, pasar, sarana umum
perkotaan (public use) dan sarana perkotaan lainnya serta kebutuhan air untuk industri
(industrial use). Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini dapat dihitung dengan
persamaan :
Kebutuhan air = a x b
Dimana :
a = jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)
b = jumlah karyawan, luas wilayah, tempat tidur atau tempat duduk.

Kebutuhan air untuk Cadangan Pemadaman Kebakaran

Kebutuhan air untuk cadangan kebakaran ini harus diperhitungkan dalam perencanaan suatu
sistem penyediaan air bersih, karena apabila terjadi kebakaran debit air untuk kebutuhan
konsumen tidak mengalami gangguan. Kebutuhan air untuk cadangan pemadaman kebakaran
ini dapat dihitung dengan persamaan :
 Q = , Al - Layla, 1977………...……………….….3.21
Dimana :
Q = Debit kebakaran (L/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan

 Q= , Fair & Geyer, 1968………………………….3.22


Dimana :
Q = Debit kebakaran (gallon/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan

 Q= , John R Freman……………………………….……..3.23

Dimana :
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Q = Debit kebakaran (gallon/ menit)


P = jumlah penduduk dalam ribuan
 Kehilangan Air
Kehilangan air pada sistem penyediaan air bersih adalah sejumlah air yang hilang dari sistem ( non
revenue), hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
 Kesalahan dalam pembacaan meteran
 Adanya sambungan tanpa izin (pencurian air)
 Adanya kebocoran dalam sistem penyediaan air bersih itu sendiri

Kehilangan air yang dianggap wajar atau masih dalam batas toleransi adalah sebesar 15 % - 20 % dari
total produksi.

3.1.3 Fluktuasi Pemakaian Air


Diartikan sebagai naik turunnya pemakaian air oleh konsumen. Jumlah pemakaian air perorangnya
sangat bervariasi antara suatu daerah dengan daerah lainnya, sehingga secara keseluruhan penggunaan
air dalam suatu sistem penyediaan airpun akan bervariasi. Bervariasinya pemakaian air ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain : iklim, standar hidup, aktivitas masyarakat, tingkat sosial dan
ekonomi, pola serta kebiasaan masyarakat dan hari libur.
Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam pengertian, yaitu :
 Pemakaian air rata – rata perhari
 Pemakaian air rata – rata dalam satu hari
 Pemakaian air setahun dibagi dengan 365 hari
 Pemakaian sehari terbanyak (max day demands)
 Pemakaian air terbesar satu hari dalam setahun
 Qmd = Qrata – rata x faktor harian maksimum
fmd nilainya berkisar antara 1,1 – 2 (Al-Layla, 1977)
 Qmd ini berpengaruh dalam penentuan kapasitas sistem dan sistem transmisi.
 Pemakaian sejam terbanyak (kebutuhan puncak)
 Pemakaian air terbesar sejam dalam satu hari
 Qpuncak = Qrata – rata x faktor puncak
fpuncak ini nilainya berkisar antara 2 – 3 (Al-Layla, 1977)
 Qpuncak ini terjadi karena adanya pemakaian air yang bersamaan pada saat
tertentu
 Qpuncak ini berpengaruh dalam menetapkan besarnya jaringan pipa distribusi
dan reservoar distribusi
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Untuk menetapkan debit pemakaian air pada suatu kota dapat dilakukan berdasarkan standar
pemakaian. Salah satunya yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral
Cipta Karya tahun 1994, dapat dilihat pada tabel 3.1.

Pengelompokan Pelayanan Air Bersih


Tabel 3.1
Berdasarkan Kategori Kota
Metropolitan Besar Sedang Kecil IKK Desa
Kategori Kota
(I) (II) (III) (IV) (V) (VI)
500 100 20 3
Pddk(x1000jiwa) > 1000 s/d s/d s/d s/d <3
1000 500 100 30
(%) Penduduk
70 s/d 90
terlayani
Keb.RT (l/o/hari)
 SR 210 170 150 130 90 60
 HU 30 30 30 30 30 30
15
Keb. Non Dom. 15 s/d
60 40 30 20 s/d
(% keb. Dari RT) 20
20
Kehilangan air
10 s/d 30
(%dari kap. total)
Faktor – faktor :
 Kebut 1.1 s/d 1.7
uhan
maksimum 1.5 s/d 3.5
 Kebut
uhan
puncak
Sumber : DPU Dirjen Cipta Karya, 1994
3.2 SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
Dilihat dari sudut bentuk dan tekniknya Sistem Penyediaan Air Bersih dibedakan atas :
1. Sistem Individual/ setempat (Individual Water Supply System)
 Merupakan sistem untuk penggunaan individual dan untuk pelayanan yang terbatas
 Sistemnya sangat sederhana
 Terbatas untuk suatu lingkungan atau komplek perumahan tertentu ataupun suatu industri
2. Sistem Perkotaan atau Komunitas (Municipality/ Community Water Supply System)
 Sistem untuk komunitas atau kota dan untuk pelayanan yang menyeluruh (kebutuhan
domestik, perkotaan dan industri)
 Mempunyai komponen yang lengkap baik dari sudut teknis maupun pelayanannya
 Menggunakan satu atau lebih sumber air untuk melayani satu atau beberapa komunitas dan
dengan pelayanan yang berbeda – beda pula
Dalam sistem penyediaan air bersih terdapat empat (4) komponen utama, yaitu :
1. Sistem Sumber
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

2. Sistem Transmisi
3. instalasi Pengolahan/ Unit Pengolahan
4. Sistem distribusi

untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 3.1.

S P W DP

Intake Transmisi Unit Produksi Distribusi

Gambar 3.1 Komponen Sistem Penyediaan Air Bersih


Keterangan :
S = sumber
P = unit produksi
W = water meter induk
DP = Daerah Pelayanan
3.2.1 Sumber Air Baku
Pemilihan sumber air baku ini ditentukan dengan penelitian yang teliti agar sistem penyediaan air
bersih yang direncanakan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi kebutuhan konsumen
serta tidak merusak kelestarian sumber. Ada tiga (3) sumber yang dapat dijadikan sumber air baku :
1. Air Permukaan
Air permukaan merupakan sumber air yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan air bersih. Air permukaan ini terdiri dari ; air sungai, danau, laut, rawa dan mata air.
Air permukaan kualitasnya tergantung pada sumber air dan aktivitas pencemar yang ada di
sekitarnya dan apabila akan dijadikan sebagai sumber air minum maka perlu dilakukan
pengolahan kualitas air sebelum didistribusikan ke konsumen.
2. Air Tanah
Air tanah mempunyai kualitas yang baik, tetapi kuantitasnya sedikit dan apabila dijadikan sumber
air baku air minum memerlukan pengolahan yang sederhana. Air tanah terdiri dari Air tanah
dangkal dan Air tanah dalam.
3. Air angkasa/ Air Hujan
Air hujan ini kuantitasnya tidak terbatas, tapi tidak kontinu jika digunakan sebagai sumber air
baku untuk air minum dan dari segi kualitas kandungan mineralnya kurang, sehingga jarang
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

digunakan sebagai sumber air baku untuk air minum dan biasanya hanya digunakan untuk sistem
individual.
Beberapa jenis bangunan penangkap atau penyadap berdasarkan sumber airnya :
 Air Hujan ; Bak penampung air hujan
 Air Permukaan ; Intake
 Mata Air ; Broncaptering
 Air Tanah ; Sumur gali dan Sumur bor
 Broncaptering
Yang perlu diperhatikan dalam pembangunan broncaptering :
 Pembendungan harus sesuai dengan lokasi
 Saluran drainase harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
mengeringkan daerah bangunan penangkap.
 Lokasi harus diberi pengaman biasanya berupa pagar.
 Intake
Bangunan intake menurut cara pengambilannya terbagi dua :
1. Intake gravitasi
2. Intake pemompaan
Jenis bangunan sadap tergantung pada ; letak, keadaan, fluktuasi dan debit alirannya.
Perencanaan intake harus mempertimbangkan :
 Intake harus merupakan bangunan yang kuat yang tahan arus deras.
 Mempunyai berat sendiri yang cukup agar tidak hanyut.
 Pada kanal navigasi (lalu lintas) ada tiang pancang sebagai pengaman.
 Pondasi harus cukup kuat sehingga tidak tergali oleh aliran air.
 Perlu saringan terhadap benda – benda dan ikan kecil.
 Dapat memasukkan air yang cukup, sesuai kebutuhan.
 Posisi inlet sedemikian rupa sehingga selalu dapat menerima air dengan kondisi musim
apapun.
Elemen – elemen dari intake :
 Saringan
 Pipa atau saluran air baku
 Katup pembuka dan penutup
 Sumur pengumpul
 Foot valve
 Pipa hisap dan pipa backwash
Pemilihan sumber air untuk menjadi sumber air baku air minum harus memperhatikan :
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Kualitas yang cukup baik dan kuantitas yang memadai


 Kemudahan dalam operasional dan pemeliharaan
 Biaya yang ekonomis
Standar Kualitas
Di Indonesia air yang diproduksi untuk didistribusikan ke konsumen harus memenuhi standar yang
ditetapkan oleh pemerintah. Standar air bersih yang berlaku sekarang ini adalah Peraturan Menteri
Kesehatan republik Indonesia Nomor 416/ MenKes/ XI/ 1990 tanggal 3 september 1990 mengenai
standar air bersih dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Standar tersebut dapat di lihat pada tabel
3.2 dan 3.3 berikut berikut.

Tabel 3.2
Standar Kualitas Air Bersih
Kadar Max
No Parameter Satuan Keterangan
izin

A Fisika

1 Bau - Tidak Berbau


2 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l 1500
mg/l
3 Kekeruhan 25
SiO2
4 Rasa - Tidak Berasa
5 Suhu oC 30 Suhu Udara
Unit
6 Warna 50
PtCo

B Kimia

a. Anorganik
1 Air Raksa mg/l 0,001
2 Arsen mg/l 0,05
3 Besi mg/l 1
4 Fluorida mg/l 1,5
5 Cadmium mg/l 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
7 Chlorida mg/l 600
8 Kromium Valensi 6 mg/l 0,05
9 Mangan mg/l 0,5
10 Nitrat (NO3) mg/l 10
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Kadar Max
No Parameter Satuan Keterangan
izin
11 Nitrit (NO2) mg/l 1
batasan min - max
12 pH - 6,5 - 9
khusus, air hujan 5,5
13 Selenium mg/l 0,01
14 Seng mg/l 15
15 Sianida mg/l 0,1
16 Sulfat mg/l 400
17 Timbal mg/l 0,1
18 Zat Organik (KMnO4) mg/l 10

b. Organik
1 Aldrin & Dieldrin mg/l 0,0007
2 Benzene mg/l 0,01
3 Benzon (a) pyrene mg/l 0,00001
4 Chlordane (total isomer) mg/l 0,007
5 Chloroform mg/l 0,03
6 24 - D mg/l 0,10
7 DDT mg/l 0,03
8 Deterjen mg/l 0,5
9 1,2 Dichloroethane mg/l 0,01
10 1,3 Dichloroethane mg/l 0,0003
11 Heptachlore mg/l 0,003
12 Heptachloepoxide mg/l 0,00001
13 HexaChlorbenzene mg/l 0,004
14 Gamma - HCH (Lindane) mg/l 0,1
15 Methoxychlor mg/l 0,01
16 Pentachlorophenol mg/l 0,1
17 Pestisida total mg/l 1,01
2.4.6 - trichlorophenol
18 10
zat organik (KMO4)

C Mikrobiologi
1 Total coliform (MPN) 100 ml 50 bukan air pipa
100 ml 10 air perpipaan

D Radioaktivitas
Aktivitas  (gross alpha
1 activity) Bq/l 0,1
2 Aktivitas  (gross beta activity) Bq/l 1
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/ Menkes/ XI/ 1990

Tabel 3.3
Kriteria Mutu Air Kelas I (Satu)
Parameter Satuan Kadar Izin Keterangan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Fisika
o Deviasi temperatur dari
Temperatur C Deviasi 3
keadaan sebenarnya
Residu Terlarut mg/ L 1000
Bagi pengolahan air minum secara
Residu Tersuspensi mg/ L 50 konvensional, residu tersuspensi
£ 5000 mg/ L

Kimia Anorganik
Apabila secara alamiah diluar
pH 6-9 rentangtersebut, maka ditentukan
berdasarkan kondisi alamiah
BOD mg/ L 2
COD mg/ L 10
DO mg/ L 6 Angka batas minimum
Total Fosfat sbg P mg/ L 0,2
NO3 sebagai N mg/ L 10
NH3 sebagai N mg/ L 0,5
Arsen mg/ L 0,05
Kobalt mg/ L 0,2
Barium mg/ L 1
Boron mg/ L 1
Selenium mg/ L 0,01
Kadmium mg/ L 0,01
Khrom (IV) mg/ L 0,05
Bagi pengolahan air minum secara
Tembaga mg/ L 0,02
konvensional, Cu £ 1 mg/ L
Bagi pengolahan air minum secara
Besi mg/ L 0,3
konvensional, Fe £ 5 mg/ L
Bagi pengolahan air minum secara
Timbal mg/ L 0,03
konvensional, Pb £ 0,1 mg/ L
Mangan mg/ L 0,1
Air Raksa mg/ L 0,001
Bagi pengolahan air minum secara
Seng mg/ L 0,05
konvensional, Zn £ 5 mg/ L
Khlorida mg/ L 600
Sianida mg/ L 0,02
Fluorida mg/ L 0,5
Bagi pengolahan air minum secara
Nitrit sebagai N mg/ L 0,06
konvensional, NO2_N £ 1 mg/ L
Sulfat mg/ L 400
Khlorin Bebas mg/ L 0,03 Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Bagi pengolahan air minum secara
Belerang sebagai H2S mg/ L 0,002 konvensional, S sebagai
H2S < 0,1 mg/ L
Parameter Satuan Kadar Izin Keterangan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Mikrobiologi
Bagi pengolahan air minum secara
jml/ 100
Fecal Coliform 100 konvensional, fecal coliform
ml
£ 2000 jml/ 100 ml
Bagi pengolahan air minum secara
jml/ 100
Total Coliform 1000 konvensional, total coliform
ml
£ 10000 jml/ ml

Radioaktivitas
Gross - A Bq/ L 0,1
Gross - B Bq/ L 1

Kimia Organik
Minyak dan Lemak ug/ L 1000
Detergen sebagai
MBAS ug/ L 200
Senyawa Fenol ug/ L 1
BHC ug/ L 210
Aldrin/ Dieldrin ug/ L 17
Chlordane ug/ L 3
DDT ug/ L 2
Heptachlor epoxide
Lindane ug/ L 56
Methoxyclor ug/ L 35
Endrin ug/ L 1
Toxaphan ug/ L 5
Sumber : Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001

Keterangan :
mg = miligram
µg = mikrogram
ml = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methylene Blue Active Substance
ABAM = Air Baku untuk Air Minum

Logam berat merupakan logam terlarut.


Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.
Bagi pH merupakan rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum.
Nilai DO merupakan batas maksimum.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Tanda £ adalah lebih kecil atau sama dengan.


Tanda < adalah lebih kecil.

3.2.2 Sistem Transmisi

Sistem transmisi merupakan suatu sistem yang mengalirkan air baku dari sumber air ke distribusi atau
dari sumber ke unit pengolahan atau dari sumber ke reservoar distribusi. Dalam perencanaan dibuat
beberapa jalur alternatif dan dipilih jalur yang paling menguntungkan ditinjau dari segi teknis dan
ekonomis. Saluran transmisi ini dapat berupa saluran saluran terbuka, tertutup dan dengan sistem
perpipaan.
1. Saluran Terbuka (open chanel)
Merupakan saluran yang bekerja pada tekanan atmosfir dimana permukaannya langsung berhubungan
dengan udara bebas. Saluran terbuka ini jarang digunakan, karena :
 Harus mengikuti kontur
 Kemungkinan kehilangan air sangat besar
 Kemungkinan terjadinya gangguan
 Kecepatan aliran dipengaruhi oleh kemiringan saluran

Keuntungan dari saluran terbuka ini adalah memiliki kapasitas yang besar dan ukurannya sangat
bervariasi. Bentuk saluran yang umumnya dipakai adalah berbentuk trapesium, karena perubahan
kecepatan tidak terlalu berfluktuasi dan dapat mengurangi pengendapan.
2. Saluran Tertutup
Biasanya saluran tertutup ini digunakan untuk mengalirkan air dari intake ke bangunan pengolahan
dan bekerja pada tekanan atmosfir.
Berdasarkan letaknya ada dua (2) tipe saluran tertutup yaitu :
 Pada permukaan tanah
 Di atas permukaan tanah
3. Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan saluran tertutup yang bekerja di bawah tekanan atmosfir dan
kapasitasnya terbatas. Karakteristik dari sistem perpipaan ini adalah :
 Tidak dipengaruhi oleh tekanan udara, tapi dipengaruhi oleh tekanan hodrolis.
 Dimensi pipa dihitung berdasarkan debit maksimum. Bahan pipa yang digunakan
dapat berupa : Besi tuang, Besi baja campur, Besi baja, Asbes, PVC, Polyethylen dan Semen.
Pemilihan bahan pipa berdasarkan :
 Diameter
 Kekuatan dan daya tahan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Tekanan
 Ketahanan terhadap lingkungan (korosifitas)
 Kemudahan dalam pengadaan, pengangkutan dan pemasangan
 Harga dan biaya pemeliharaan
 Kekasaran pipa.
Perletakan pipa harus mempertimbangkan :
 Jalur yang terpendek
 Sedapat mungkin menghindari hambatan, seperti : jembatan, pemakian crossing, pompa , cut
& cover
 Lokasi mudah untuk di kontrol (operasi & maintenance)
 Memungkinkan perletakan sistem perpipaan
 Memenuhi kebutuhan hidrolis.
Langkah – langkah untuk perletakan pipa :
1. Pelajari peta situasi
 Penggunaan lahan
 Jalur jalan umum
 Peta toografi dan kontur
2. Rencana awal perletakan
3. Survei lapangan
4. Konfirmasi lapangan guna mencocokkan point 1 dan 3
5. Pengukuran profil panjang dan melintang
6. melengkapi gambar perletakan dengan peralatan dan perlengkapan pipa yang dibutuhkan.
Dimensi dan Tekanan dari pipa transmisi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
 Hazen William :
Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54……………………………….……………..3.24
Dimana :
Q = debit (m3/ detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope
 Darcy weisbach :

hf = ………………………..…………………………………..…3.25

Dimana :
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

hf = kehilangan tekanan (m)


f = koefisien kekasaran pipa
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/ detik)
g = kecepatan gravitasi (m/ detik2)

Peralatan dan Perlengkapan Sistem Transmisi


1. Bangunan Pelepas Tekanan (BPT)
Berfungsi untuk mengembalikan tekanan menjadi tekanan atmosfir
2. Bangunan Penguras dan Penutup
Bangunan penguras berfungsi untuk mengeluarkan endapan yang terdapat dalam saluran.
Bangunan penutup berfungsi pada saat ada kerusakan atau kebocoran sehingga saluran harus
ditutup. Penempatannya pada tempat terendah pada jaringan pipa dan pada jaringan mendatar
(tanpa cabang) yang mempunyai jarak 1 km – 1,25 km.
3. Bangunan Pelepas Udara (Air valve)
berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam jaringan pipa dan untuk
memasukkan udara pada pipa jika pipa di kosongkan. Penempatnnya pada titik tertinggi pada
jalur pipa, pada pipa mendatar dengan jarak 750 – 1000 m, dan pada jembatan pipa.
4. Jembatan pipa
Digunakan jika pipa harus melewati sungai atau lembah.
5. Crossing
Digunakan apabila pipa melintasi jalan dan jalur kereta api.
6. Check Valve/ Surge Tank
Adalah valve yang berfungsi untuk mencegah aliran balik. Penempatannya setelah pompa dan
jalur pipa.
7. Gate valve/ Stop valve
Berfungsi untuk menutup dan membuka aliran pada saat pengetesan, perbaikan, dan
pemeliharaan jalur pipa.
8. Fitting (sambungan)
Jenis – jenis sambungan beserta fungsinya :
a. Joint
Berfungsi untuk menyambung pipa dengan diameter sama.
b. Reducer
Berfungsi untuk menyambung pipa dengan diameter pipa yan berbeda.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

c. Elbow/ Bend/ Knee dan Tee/ cross


Elbow, bend, knee berfungsi untuk merubah aliran, sedangkan Tee, cross berfungsi untuk
membagi arah aliran.
d. Caps, Plug atau Blind Flange
Berfungsi untuk menutup dan menghentikan aliran pada ujung saluran pipa.
9. Thrust Block (Angker block/ Penjangkaran)
Berfungsi untuk menahan sambungan pipa agar tidak bergerak akibat gaya dorong aliran air
dalam pipa maupun gaya dari luar pipa. Penempatan thrust block ini yaitu pada pipa yang berubah
arah baik horizontal maupun vertikal, pada pipa yang berubah diameternya, pada akhir perpipaan,
pada sambungan – sambungan pipa dan katup, dan pada tanah pendukung yang tidak stabil.
3.2.3 Instalasi Pengolahan Air Bersih
Penggunaan unit – unit pengolahan air bersih tergantung pada kualitas air baku yang tersedia. Secara
umum Instalasi Pengolahan Air Bersih yang umum digunakan untuk mengolah air baku yang
bersumber dari air permukaan dapat di lihat pada gambar 3.2 berikut.

K F S Filt.
D
P
Gambar 3.2 Unit-unit Pengolahan Air Bersih
Keterangan : S
PS = Prasedimentasi.
K = Koagulasi.
F = Flokulasi.
S = Sedimentasi
Filt = Filtrasi
D = Desinfeksi.

3.2.3.1 Prasedimentasi
Unit ini berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pengendapan secara gravitasi tanpa penambahan
zat kimia karena partikel yang ada dalam suspensi tersebut bersifat diskrit (non flokulan). Tujuan
pengendapannya adalah untuk menurunkan kekeruhan agar lebih mudah diolah dan mengurangi
pemakaian zat kimia pada proses selanjutnya. Kecepatan mengendap partikel dipengaruhi oleh berat
jenis dan diameter partikel dalam air baku. Proses ini menghasilkan lumpur. Waktu pengendapan
(detention time) biasanya antara 4 - 8 jam dengan kecepatan  20 - 70 m/hari (2,31510-3 - 8,10210-4
m/detik).

3.2.3.2 Koagulasi
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Koagulasi adalah proses stabilisasi partikel-partikel koloid. Partikel-partikel tersebut harus dilapisi
dengan suatu lapisan pengikat kimia yang menjadikannya berflokulasi (aglomerasi) dan diam dalam
waktu tertentu. Pengadukan cepat merupakan bagian dari koagulasi, yang bertujuan untuk
mempercepat dan meratakan zat-zat kimia yang digunakan untuk pengolahan air.
Proses koagulasi dapat terjadi dengan dua cara yaitu :
1. Destabilisasi/ eliminasi stabilitas partikel dalam suspensi dengan menetralisir muatan dengan
suatu elektrolit atau dehydratasi dengan garam atau kedua cara diatas.
2. Penambahan absorbance, serentak pada permukaan sebagai usaha untuk meningkatkan daya
atraksi inter molekuler guna mendapatkan aglomerasi yang kuat.
Koagulan yang biasa digunakan adalah alum (aluminium sulfat) dan garam-garam besi, dengan alum
sebagai agen yang paling banyak digunakan. Selain itu juga digunakan polimer-polimer kation, anion
dan non ionic sintetis yang merupakan koagulan-koagulan yang efektif tetapi biasanya lebih mahal
dari senyawa-senyawa alami.
Tabel 3.4
Jenis – jenis Koagulan
Nama Komposisi
Aluminium Sulfate Al2(SO4)3.18 H2O
Sodium Aluminate Na3AlO3
Ferrous Sulfate FeSO4.7H2O
Ferric Sulfate Fe2(SO4)3
Ferric Chloride FeCl3
Chlorinated Coppears FeCl2Fe(SO4)3
Sumber : Penyediaan dan Teknologi Pengolahan Air Minum, Benny Chatib, 1991
Dalam merancang unit koagulasi ini didasarkan pada nilai Gradien hidrolis (G) dan waktu detensinya
(td).
Persamaan umum yang digunakan untuk mencari gradien kecepatan (G) adalah :

………………………………………….……………….……..3.26

dimana :
G = gradien kecepatan (detik-1)
P = power input/ daya (kg m2/ dt3)
µ = viskositas dinamik (kg/ m dt)
C = volume air yang akan diolah (m3)
Untuk pengadukan pada proses koagulasi ini dapat dilakukan dengan cara hidrolis, mekanis dan
pneumatis.
 Hidrolis
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Pengadukan secara hidrolis dilakukan dengan memanfaatkan pengaliran air, seperti ; terjunan,
saluran pipa dan baffle chanel.
Persamaan yang digunakan pada proses ini adalah :
……………………………………….………………………3.27
jika persamaan 3.27 ini dimasukkan ke dalam persamaan 3.26, maka persamaannya menjadi :

……..………………….………………3.28

dimana :
G = gradien kecepatan (detik-1)
P = daya (kg m2/ dt3)
µ = viskositas dinamik (kg/ m dt)
ρ = berat jenis air (kg/ m3)
h = headloss (m)
C = volume air yang akan diolah (m3)
Q = debit (m3/ dt)
v = viskositas kinematik (m2/ detik)
td = waktu detensi (detik)

Perhitungan headloss

 Pada terjunan air digunakan persamaan :

…………………………………………….………………………3.29

dimana :
h = headloss (m)
v = kecepatan aliran air (m/dt)
g = kecepatan gravitasi (m/ dt2)
 Pada saluran pipa digunakan persamaan :

………………………………..……..………………………3.30

dimana :
hf = kehilangan tinggi tekan (m)
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
f = faktor gesekan pipa
v = kecepatan aliran air (m/ dt)
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

g = kecepatan gravitasi (m/ dt2)


 Pada Baffle Channel digunakan persamaan :

……………………………………………….…………………...3.31

dimana :
n = jumlah baffle
k = konstanta
v = kecepatan aliran air (m/ dt)
g = kecepatan gravitasi (m/ dt2)
 Mekanis
Pengadukan secara mekanis ini dapat dilakukan dengan menggunakan paddle, turbin atau
propeller.
Persamaan yang digunakan untuk menghtiung daya padle :

…...………………………….….……………..3.32

………………………………….…………………3.33

……………………………………………….………………….3.34

..............................................................................................................3.35
dimana :
P = daya (kg m2/ dt3)
FD = gaya (kg m/ dt2)
CD = koefisien kekasaran
A = luas area paddle (m2)
v = kecepatan relatif paddle terhadap air (m/ dt)
ρ = berat jenis air (kg/ m3)
µ = viskositas dinamik (kg/ m dt)
vi = kecepatan paddle (m/ dt)
va = kecepatan air(m/ dt)
n = putaran paddle per menit (rpm)
k = konstanta

 Pneumatis
Pengadukan dengan cara memasukkan udara ke dalam air sehingga terjadi pengadukan. Udara
yang dimasukkan diatur sesuai dengan nilai G untuk proses koagulasi.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya pada proses pneumatis adalah :

……………..…………………………………….…3.36

dimana :
P = daya (kg m2/ dt3)
K = konstanta
Qa = debit udara yang disuplai (m3/ dt)
h = headloss (m)
3.2.3.3 Flokulasi
Didefinisikan sebagai proses penggabungan flok-flok hasil koagulasi dengan pengadukan lambat
sehingga dapat menghasilkan flok-flok besar untuk diendapkan. Proses ini akan menghasilkan
endapan lumpur, untuk itu harus disediakan ruang lumpur pada tiap-tiap kompartemennya. Pada unit
ini, seperti halnya dengan unit pengadukan cepat intensitas pengadukan juga ditentukan oleh nilai G
yang nilainya jauh lebih kecil dan waktu detensi.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai gradien (G) adalah :

…......................................................................................................3.37

dimana :
G = gradien kecepatan (detik-1)
P = power input/ daya (kg m2/ dt3)
µ = viskositas dinamik (kg/ m dt)
C = volume air yang akan diolah (m3)

3.2.3.4 Sedimentasi
Merupakan tempat terjadinya proses pengendapan setelah penambahan zat kimia pada proses
koagulasi dan flokulasi. Partikelnya bersifat flokulan pada suspensi encer. Untuk meningkatkan
kapasitas bak dan efisiensi dipasang tube settler. Proses pengendapan menghasilkan lumpur biologis.
Lumpur ini ditampung pada zone settling yang terletak dibagian bawah bak sedimentasi. Untuk proses
pengolahan lumpur dapat dilakukan dengan cara Thickening dan Digester.
Tujuan Sedimentasi :
 Mendapatkan effluen yang lebih jernih
 Memisahkan pasir
 Memisahkan partikel material pada bak pengendapan.
 Memisahkan bioflok proses biologi.
 Memisahkan chemical flok proses koagulasi dan flokulasi kimia.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Mendapatkan concentrated sludge pada proses sludge thickeness.


Dalam unit sedimenatasi terdapat 4 (empat) zona, yaitu : Zona Inlet, Zona pengendapan atau settling
zone, Ruang lumpur, zona outlet. Sedangkan jenis – jenis bak sedimentasi yang bisa digunakan antara
lain adalah : Rectangular/ persegi panjang dan Circular/ lingkaran. Jenis aliran air ada yang berupa
aliran horizontal, vertikal, dan radial.
Terdapat dua tipe dari unit sedimentasi, yaitu :

1. Klarifikasi golongan I
 Merupakan suatu unit tempat terjadinya pengendapan partikel diskrit secara gravitasi, yaitu
pengendapan dengan berat sendiri tanpa adanya penambahan zat kimia.
 Dimanfaatkan pada proses prasedimentasi
 Tujuan pengendapannya adalah untuk menurunkan tingkat kekeruhan agar lebih mudah
diolah dan mengurangi pemakaian zat kimia pada proses selanjutnya
 Kecepatan mengendap partikel dipengaruhi oleh berat jenis dan diameter partikel dalam air
baku.
2. Klarifikasi golongan II
 Merupakan tempat terjadinya pemisahan partikel flokulan dari suspensi setelah terlebih
dahulu mengalami proses koagulasi dan flokkulasi
 Kecepatan pengendapan tergantung dari pembentukan flok.
 Untuk meningkatkan kapasitas bak dan efisiensi dipasang tube settler. Tube settler ini
bentuknya dapat beraneka ragam, diantaranya berbentuk segi enam ( hexagon), sarang
tawon, dan segi empat. Sedangkan bahan tube settler ini umumnya terbuat dari bahan fiber
glass karena tahan air dan ringan. Dengan dipasangnya tube settler ini kecepatan mengendap
lebih besar sehingga efisiensi meningkat pula
 Proses pengendapan ini sendiri akan mengahasilkan lumpur biologis yang nantinya akan
diolah lagi dengan sara Thickening dan Digester.

3.2.3.5 Filtrasi
Didefinisikan sebagai proses pemisahan antara solid-liquid dengan melewatkan cairan melalui suatu
media berpori atau material porus lainnya untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat terlarut .
Terdapat beberapa jenis filtrassi yaitu :
1. Saringan pasir cepat (rapid sand filter)
Filtrasi jenis ini umumnya :
 Digunakan untuk mengolah air minum dan industri
 Mudah terjadi clogging, sehingga diperlukan pencucian dengan menggunakan aliran
yang berlawanan dengan arah penyaringan.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

2. Saringan pasir lambat (slow sand filter)


Filtrasi jenis ini umumnya :
 Digunakan untuk mengolah air dengan tingkat kekeruhan kecil atau sama dengan 50
ppm
 Pencucian dapat dilakukan setelah beberapa minggu atau bulan
 Zat tersuspensi dan koloidal akan tertahan pada lapisan atas filter
 Clogging dapat diatasi dengan melakukan pengikisan pada bagian atas.
3. Filter Bertekanan
Klasifikasi filter berdasarkan media yang digunakan :
1. Media tunggal, mempunyai 1 tipe media, biasanya pasir atau antrasit.
2. Media ganda, terdiri dari dua media yaitu pasir dan antrasit.
3. Multi media, terdiri atas beberapa media yaitu pasir, kerikil dan antrasit.

Persamaan umum yang digunakan :


Pusable = 2 (P60 – P10)………………………….………………………….3.38

Ptoofine = P10 – 0,1 Pusable………………………..…………………………...3.39


Ptoocoarse = Pusable + Ptoofine………………………………..……………..3.40

Uniform coefficient (UC) = ............................................................................3.41

Dimana :
P10 = diameter pasir yang 10 % lolos saringan
P60 = diameter pasir yang 60 % lolos saringan
UC = koefisien keseragaman

 Kehilangan tekanan pada saat operasi

1. Kehilangan tekanan pada media pasir dan penyangga (kerikil)


persamaan Rose untuk porositas yang beragam :

…………………………….…………………….3.42

Dimana :
hl = headloss (m)
Φ = faktor bentuk
D = tebal media (m)
g = gaya gravitasi (m/ dt2)
vα = kecepatan filtrasi (m/ dt)
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

ε = porositas
CD = koefisien drag
x = berat fraksi
d = diameter geimetri (m)

Persamaan untuk mencari nilai CD untuk NRe < 1 adalah :

……………………………………….……………………….…3.43

Persamaan CD untuk 1 < NRe < 104 adalah :

………………………….………………………..3.44

Dimana :
CD = koefisien drag
NRe = bilangan Reynolds
2. Kehilangan tekanan pada under drain
Persamaan yang digunakan :

………………………………………….……………….3.45

Dimana :
H = headloss (m)
g = gaya gavitasi (m/ dt2)
Q = debit pengolahan (m3/ dt)
C = koefisien orifice ≈ 0,6
A = luas orifice (m2)
 Kehilangan tekanan pada saat Backwash
Persamaan yang digunakan :
……...….………………….3.46

………………..……………………….………………3.47

………...……………………………….……………..3.48

…………………..……………….……………..3.49

……………….………………………….……………….3.50

Dimana :
Hf = kehilangan tekanan pada pasir (m)
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Hg = kehilangan tekanan pada kerikil (m)


Hu = kehilangan tekanan pada under drain (m)
L = tebal media (m)
ε = porositas
ρs = density relatif
ρ = density air
Lg = tebal lapisan kerikil (m)
vb = kecepatan backwash pada kerikil (m/ menit)
vt = kecepatan backwash pada pasir (m/ menit)
g = gaya gravitasi (m/ dt2)

3.2.3.6 Desinfeksi
Adalah suatu proses yang menggunakan zat kimia yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme
patogen. Pada unit ini digunakan klorin karena selain efektif untuk membunuh mikroorganisme
patogen juga murah dan banyak tersedia dipasaran selain itu juga menghasilkan residu yang penting
agar selama diperjalanan ke konsumen air tersebut terbebas dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan, sehingga air hasil pengolahan tetap “aman” sebagai sumber air minum.
Reaksi desinfeksi ini dipengaruhi oleh : temperatur, aliran air , kualitas air dan wakti kontak.
Metoda pembubuhan klorin :
1. Prachlorinasi, yaitu klorin ditambahkan langsung pada air baku, tujuan adalah untuk mengurangi
bakteri yang akan melewati filter sehingga beban filter dapat dikurangi.
2. Dastchlorinasi, yaitu klorin ditambahkan pada air hasil filtrasi, klorin dibubuhkan saat out let.
3. Break point, yaitu penambahan klorin ketika terjadi titik break point dari residu klorin kombinasi
menjadi klorin bebas.

3.2.4 Sistem Distribusi

Sistem distribusi merupakan penentu keberhasilan suatu sistem PAM yang direncanakan. Berfungsi
untuk menyalurkan dan menghantarkan air ke konsumen. Sistem distribusi terdiri dari reservoar dan
meter air, jaringan perpipaan dan perlengkapan serta peralatan distribusi serta pompa jika perlu.

3.2.4.1 Reservoar

Fungsi dari reservoar ini adalah :


 Pemerataan Aliran
Untuk menyeimbangkan aliran air yang masuk dan keluar.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Penyimpanan
Untuk menutupi kebutuhan saat terjadi gangguan, kebutuhan puncak dan kehilangan air.
Penyimpanan harus sebanding dengan pemakaian.
 Pengatur Tekanan
Muka air yang bebas di permukaan reservoar berfungsi untuk menghentikan gradien tekanan.
Adanya reservoar ini akan dapat digunakan untuk membatasi tekanan di perpipaan.
Berdasarkan elevasinya reservoar dapat dibedakan menjadi :
 Ground Reservoar
Jika tinggi muka air lebih rendah dari daerah pelayanan dan diperlukan pompa untuk menaikkan
tekanan. Posisi diatur berdasarkan posisi instalasi.
 Elevated Reservoar
Jika muka air daerah pelayanan lebih tinggi dan tekanan cukup. Elevated reservoar diletakkan
pada posisi tanah yang tinggi atau sebagai menara air.

Penentuan kapasitas reservoar berdasarkan grafik fluktuasi pemakaian air dapat dihitung dengan
persamaan :
…………….……………...3.51

……………..…………………………………….3.52

Dimana :
VR = volume reservoar (m3)
P = jumlah penduduk (dalam ribuan)
Vkebakaran = l/ menit

3.2.4.2 Perpipaan Distribusi

Jaringan perpipaan distribusi terdiri dari 2 sistem, yaitu :

1. Feeder System
 Sistem ini berfungsi sebagai pipa transmisi yang menggunakan tapping.
 Sistem ini digunakan dari titik ke titik, dari rumah ke rumah.

Feeder System ini mempunyai 3 pola, yaitu :


a. Pola Cabang (Branch Pattern)
 Disebut juga open system
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Terdiri dari pipa induk (main feeder) yang disambungkan langsung ke secondary feeder dan
disambungkan lagi dengan pipa cabang berikutnya.
 Semakin keujung semakin kecil ukuran diameternya sehingga kecepatan dan tekanan air
semakin besar.
 Luas daerah pelayanan relatif kecil.
 Jalur jalan yang ada tidak berhubungan satu dengan lainnya.
Keuntungan dari pola cabang :
 Diameternya paling minimum sehingga lebih ekonomis (harganya
lebih murah).
 Perhitungannya mudah dan dihitung percabang.

Kerugian dari pola cabang ini :


 Dari segi operasi banyak ditemui daerah yang mati aliran.
 Memerlukan pipa penguras (blow off) dan rutin dilakukan, sehingga banyak terjadi
kehilangan air.
 Jika terjadi kebakaran secara bersamaan, aliran air tidak mencukupi karena aliran air
yang searah.

Gambar 3.3 Sistem perpipaan distribusi pola cabang

b. Pola Grid (Grid Pattern Loop)


 Disebut juga closed system
 Terdiri dari pipa induk dan pipa cabang yang saling berhubungan satu dengan yang
lain sehingga membentuk loop (lingkaran) tanpa memiliki ujung yang mati .
 Biasanya digunakan pada daerah yang :
 Bentuk dan penyebaran daerah yang merata ke segala arah.
 Jaringan jalan yang saling berhubungan
 Elevasi tanah yang relatif datar

Keuntungan dari pola grid :


 Jika terdapat kerusakan pada suatu bagian jaringan pipa maka pada bagian jaringan
yang lain masih mendapat air.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Kerugian dari pola grid :


 Diameter yang digunakan bukan diameter yang minimal.
 Membutuhkan banyak katup.
 Perhitungannya lebih sulit.

Gambar 3.4 Sistem perpipaan distribusi pola grid


c. Pola Kombinasi (Combination Pattern)
 Gabungan pola cabang dengan loop
 Bisa digunakan pada daerah layanan dengan karakteristik :
 Kota yang sedang berkembang
 Bentuk perluasan/ perkembangan kota tidak teratur
 Jaringan jalan yang tidak seluruhnya berhubungan satu dengan yang lainnya.
 Terdapat daerah pelayanan yang jauh/ terpencil
 Elevasi muka tanah bervariasi

Gambar 3.5 Sistem perpipaan distribusi pola kombinasi


2. Small Distribution System
 Disebut juga dengan sistem pipa pelayanan
 Terdiri dari dua pipa pelayanan, yaitu ; main distributor dan secondary distributor

main distributor

secondary distributor

Gambar 3.6 Sistem perpipaan distribusi Tipe Small Distribution System

3.2.5 Hidrolika Aliran Dalam Pipa


3.2.5.1 Kehilangan Tinggi Tekan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Kehilangan tinggi tekan pada jaringan pipa dibagi atas 2, yaitu :


1. Kehilangan Mayor
kehilangan mayor di dalam jaringan pipa disebabkan oleh sifat – sifat fisis dari pipa dan fluida yang
mengalir. Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pipa dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
 Darcy Weisbach

....................................................................................................... 3.53

Dimana :
hl = kehilangan tinggi tekan (m)
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
F = faktor gesekan pipa
v = kecepatan aliran fluida (m/ dt)
g = kecepatan gravitasi (m/ dt2)

 Chezy – Manning

....................................................................................................3.54

Dimana :
hl = kehilangan tinggi tekan (m)
L = panjang pipa (m)
R = jari – jari hidrolis (m)
n = koefisien kekasaran pipa
v = kecepatan aliran fluida (m/ dt)

 Hazen William

…..........................................................................3.55

Dimana :
hl = kehilangan tinggi tekan (m)
L = panjang pipa (m)
R = jari – jari hidrolis (m)
v = kecepatan aliran fluida (m/ dt)
CH = koefisien Hazen William
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

3.2.5.2 Analisa Aliran Air pada Jaringan Pipa dengan Metoda Hardy Cross

Analisa aliran air pada jaringan pipa dengan menggunakan metoda Hardy Cross harus memenuhi
syarat – syarat berikut :
 Aliran yang memasuki suatu titik pertemuan harus sama besarnya dengan aliran air yang
meninggalkan titik tersebut.
 Jumlah kehilangan tekanan pada setiap putaran loop tertutup harus sama dengan nol.

Kehilangan tinggi tekan pada rangkaian pipa dapat dihitung dengan mengikuti persamaan :
Hl = K . Qn…………………………………………..…………………..…3.55
Dimana nilai K tergantung pada pengaturan panjng, garis tengah, kekasaran pipa dan sifat zat cairnya.
Sedangkan nilai n bervariasi tergantung pada kekasaran pipa. Skema loop sederhana dapat dilihat
pada gambar 3.7.

Q
Q1

(+)
Q2 (-)

Gambar 3.7 Loop Sederhana Q

Analisa dimulai dengan asumsi Q 1 (+) dan Q2 (-). Jika asumsi benar, maka hf 1 – hf2 = 0, jika tidak
maka dilakukan koreksi dengan ∆Q sehingga menjadi Q 1 + ∆Q dan Q2 - ∆Q, maka syarat kehilangan
tinggi tekan pada loop sketelah dikkoreksi harus sama dengan nol, yaitu hf1 – hf2 = 0.
Persamaan koreksi aliran :

……………………………….………….………3.56

Dimana :
∆ = koreksi aliran
Q = debit air (m3/ dt)
hf = kehilangan tinggi tekan (m)
K = konstanta
n’ = faktor kekasaran pipa
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Koreksi yang sama harus diterapkan untuk setiap pipa yang terdapat di dalam putaran loop yan
bersangkutan. Bila arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dianggap negatif, maka arah
sebaliknya dianggap positif.

3.2.6 Pompa

Pompa ini dikelompokkan atas 3 jenis :


1. Jenis putar, seperti ; pompa sentrifugal, mixed flow axial, dan regeneratif.
2. Jenis langkah positif, seperti ; pompa torak, pompa sudut, dan pompa tangan.
3. Jenis khusus, seperti ; pompa vortex, gelembung uap, dan pompa jet.

Jenis pompa yang paling banyak digunakan adalah pompa jenis putar, karena :
 Ukurannya kecil dan ringan
 Dapat memompa terus menerus
 Bekerja tanpa gejolak
 Konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan

Jenis – jenis pompa putar :


1. Pompa Sentrifugal
 Komponen utama ; impeller dan rumah pompa
 Pompa dengan impeller tunggal disebut dengan pompa tingkat tunggal (single stage).
 Pompa dengan impeller ganda disebut dengan pompa tingkat banyak (multistage).
2. Pompa Diffuser atau Pompa Turbin
Mempunyai diffusser atau sudu – sudu pengarah terpasang pada rumahnya yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran air keluar dari impeller. Pompa jenis ini juga mengenal tingka tunggal maupun
tingkat banyak, pompa ini ada 2 jenis :
a. Pompa Turbin untuk sumur (bore hole pump)
Dulu digunakan untuk sumur dalam tetapi sekarang sudah tidak digunakan lagi, karena sudah
ada pompa dengan motor listrik yang dapat dibenamkan ke dalam air.
b. Pompa Submersibel
Motor listrik pompa jenis ini terpasang langsung pada rumah pompa dan merupakan
konstruksi yang terpadu. Penyambungan ke atas hanya dengan pipa keluar dan kabel
penghantar daya listrik.
Kelebihan dan ciri pompa submersibel :
 Tidak memerlukan bangunan pelindung untuk pompa
 Tidak menimbulkan kebisingan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Konstruksi sederhana, karena tidak ada poros penyambung dan bantalan perantara
 Pompa dapat bekerja pada putaran tinggi
 Mudah dipasang
 Harga relatif murah
Perhitungan Pompa
 Tinggi angkat total (Ht)
Persamaan :
Ht = Hd + Hfd + Hmd + Hs + Hfs + Hms………………...…….…………3.57
Dimana :
Ht = tinggi angkat total (m)
Hd = tinggi tekan (m)
Hfd = kerugian gesekan sepanjang pipa (m)
Hmd = kerugian gesek pada peralatan pipa (m)
Hs = tinggi isap (m)
Hfs = kerugian gesekan sepanjang pipa (m)
Hms = kerugian gesek pada peralatan pipa (m)

Hd,
Hfd, Ht
Hmd

Hs, Hfs, Hms

Gambar 3.8 Skema tinggi angkat pompa


 Daya Pompa
Persamaan :
……………………………….…………………………3.58

………………….…………………………………………..3.59

…………………………….………………………….3.40
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

……………………………….…………………………..3.41

Dimana :
P = daya pompa (KN/ m/ dt = Kwatt)
Q = kapasitas pompa (m3/ menit)
Ht = tinggi angkat total (m)
‫ﻻ‬ = berat spesifik air ( kg/ l)
Pm= daya motor (Kwatt)
A = faktor jennis motor (0,1 – 0,25)
ηp = efisiensi pompa
ηk = efisiensi poros
ηm = efisiensi motor

3.3 KRITERIA DESAIN

3.3.1Kriteria Kuantitas/ kebutuhan air

Pengelompokan kategori daerah berdasarkan Standar Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Air
Bersih dapat dilihat pada tabel 3.1

Kebutuhan Non Domestik dibagi atas :


1. Sosial
 Pendidikan
 Kesehatan : Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit Besalin, Posyandu, dll.
 Ibadah : Mesjid, Langgar/ surau, Gereja
 Perkantoran : Pemerintah, Swasta
2. Niaga
 Warung, Toko, Kios
 Rumah Makan
 Pasar/ Pusat perbelanjaan
 Hotel
3. Industri
 Industri Rumah Tangga
 Industri Wisata
4. Lain - lain
 Pelabuhan
 Pendaratan ikan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

3.3.2Kriteria Kualitas Air

Air yang diproduksi dari suatu Sistem Penyediaan Air Bersih haruslah memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Standar kualitas air baku yang berlaku saat ini adalah Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/ Menkes/ XI/ 1990 tanggal 3 September 1990 mengenai
standar air bersih dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Standar tersebut dapat di lihat
pada tabel 3.2 dan 3.3 (BAB III, halaman 15 – 18).

3.3.3Kriteria Pelayanan Air Bersih


Faktor – faktor yang berpengaruh dalam penentuan kriteria pelayanan sistem penyediaan air bersih
adalah :
 Penentuan Daerah Pelayanan (Service Area)
Dalam menentukan rencana daerah pelayanan selain disesuaikan dengan arahan dari kerangka
acuan kerja juga harus disesuaikan dengan kondisi daerah studi berdasarkan kepadatan
penduduk.
 Penentuan Besarnya Tingkat Pelayanan (Coverage)
Dalam menentukan besarnya tingkat pelayanan harus disesuaikan dengan hasil survey lapangan
dan hasil evaluasi data sumber. Coverage adalah untuk mengetahui besarnya minat masyarakat
terhadap keberadaan sistem penyediaan air bersih.
 Penentuan cara penyampaian air yang telah proses pengolahan ke konsumen (Service
Level).
Cara penyambungan yang umum dilakukan adalah berupa Sambungan Rumah (SR) dan Hidran
Umum (HU).

3.3.4Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih

3.3.4.1 Intake
1. Saringan Bell Mouth
 Kecepatan air melalui lubang saringan (vLs) = (0,15 – 0,3) m/dt
 Diameter bukaan lubang (dbL) = 6 mm – 12 mm
 Area gross / luas total saringan (Ag) = 2 x luas efektif saringan
 Saringan diletakkan 0,6 – 1m dibawah muka air terendah.
2. Pipa Air Baku
 Untuk menghindari erosi sedimentasi kecepatan air = (0,6 – 0,15) m/dt
3. Pipa Air Hisap.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Kecepatan air di pipa hisap = (1 – 1,5) m/det


 Beda tinggi dari muka air minimum ke pusat pompa  3,7 m
 Jika muka air > dari muka air minimum maka jarak pusat pompa ke muka air tersebut tidak
boleh < 4 m.
4. Sumur Pengumpul
 Terdiri dari dua sumur pengumpul, satu beroperasi dan satunya lagi sebagai cadangan
 Waktu detensi 20 menit
 Dasar sumur minimum 1 m di bawah permukaan sungai atau 1,52 m di bawah muka air
minimum
 Tinggi foot valve dari dasar sumur  0,6 m
 Kontruksi kedap air dan tebal dinding 20 cm atau lebih tebal
 Kemiringan dasar sumur = 10 – 20%
 Punya berat yang cukup dan kuat terhadap tekanan dan gaya yang ada.

3.3.4.2 Prasedimentasi
Kriteria desain untuk unit Prasedimientasi* ini seperti berikut :
 Surface loading ( Q/A ) = 20 – 80 m/hari ( 2,3x10-4 – 9,3x10-4 m/dt )
 Tinggi (H) = 1,5 – 2,5 m.
 Panjang : Lebar = (4 : 3) – (6 : 1)
 Waktu detensi = 0,5 – 3 jam
 Panjang : tinggi = 5 : 1 – 10 : 1
*Schulz – Okun, Newyork, 1984
3.3.4.3 Koagulasi
Kriteria desain untuk unit koagulasi* adalah seperti berikut :
 Gradien Kecepatan/ G (dt-1) = (200 – 1200) detik-1
 td (detik) = (30 – 120) detik
*Schulz – Okun, Newyork, 1984
3.3.4.4 Flokulasi

Kriteria desain untuk unit flkokulasi* adalah seperti berikut :


 Gradien Kecepatan/ G (dt-1) = (200 – 1200) detik-1
 td (detik) = (30 – 120) detik

*Schulz – Okun, Newyork, 1984


3.3.4.5 Sedimentasi
Kriteria desain untuk unit sedimentasi* adalah seperti berikut :
 Surface loading ( Q/A ) = 25 - 60 m/hari
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Tinggi (H) = 3 - 4 m.
 Panjang : Lebar = (4 : 3) – (6 : 1)
 Panjang : tinggi = 5 : 1 – 10 : 1
*Schulz – Okun, Newyork, 1984
3.3.4.6 Inlet dan Outlet
Kriteria desain untuk unit inlet dan outlet adalah seperti berikut :
 Weir loading ≤ 25 m3/ jam m
 Kecepatan di flume dan orifice = (0,15 – 0,4) m/ dt
 Jarak antar v – notch = (15 – 30) cm
3.3.4.7 Filtrasi
Kriteria desain yang digunakan adalah :
 Luas area filter maksimum 200 m2
 Kriteria desain untuk kehilangan tekanan pada media pasir dan penyangga
 Effective size (ES) = (0,45 – 0,8) mm
 Uniform coefficient (UC) = 1,3 – 1,7
 Sphericity (Φ) = 0,73 – 1
 Porositas (f) = 0,4 – 0,5
 Kecepatan filtrasi = (0,3 - 0,6) m/ dt
 Tebal media pasir = minimum 300 mm
 Tebal media kerikil = (10 – 24) inchi
 Konstanta kerikil = 10 – 14
 Diameter kerikil = > 3/ 64 inchi
 Perbandingan ukuran tiap lapisan =2:1

 Kriteria desain kehilangan tekanan pada saat under drain :


 Rasio luas orifice dengan luas area filter = 0,015 : 1 s/d 0,005 : 1
 Rasio luas pipa lateral dengan luas orificeI = 2 : 1 s/d 4 : 1
 Rasio luas manifold dengan luas lateral = 1,5 : 1s/d 3 : 1
 Panjang pipa lateral maksimum = 20 ft
 Diameter orifice = ¼ - ¾ inchi
 Jarak orifice dengan manifold = (3 – 12) inchi
 Jarak antar orifice = (3 – 4) inchi

3.3.4.8 Unit kimia

 Kriteria desain untuk koagulan (Al2(SO4)3)


USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Dosis Al2(SO4)3 = (5 – 50) mg/l


 PH =6–8
  pipa plastik = (0,6 – 13)cm

 Kriteria desain untuk desinfektan (Ca(OCl)2)


  pipa plastik = (0.6 – 13)cm
 Cl sisa = (0,2 – 0,4) mg/L
 Waktu kontak = (10 – 15) menit
 Kecepatan = (0,3 – 6) m/dt

3.3.4.9 Reservoar

 Pipa inlet dan Outlet


 Posisi dan jumlah inlet ditentukan berdasarkan bentuk dan struktur tangki,
sehingga tidak ada daerah yang mati
 Pipa outlet diletakkan minimal 10 cm di atas lantai bak atau pada permukaan
air minimum
 Pipa outlet dilengkapi dengan strainer yang berfungsi sebagai penyaring
 Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.

 Ambang bebas dan dasar bak


 Amabang bebas minimal 30 cm dari permukaan air
 Dasar bak minimal 15 cm dari permukaan minimum
 Kemiringan dasar bak 1/500 – 1/100.
 Pipa peluap dan penguras
 Pipa ini mempunyai diameter yang mampu mengalirkan debit maksimum
secara gravitasi
 Pipa penguras dilengkapi dengan gate valve.
 Ventilasi dan manhole
 Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi dan manhole serta alat ukur
tinggi muka air
 Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara sesuai dengan volume
 Ukuran manhole harus cukup besar untuk memudahkan petugas masuk
 Konstruksinya harus kedap air.
 Kapasitas standar
 Untuk tipe ground reservoar, kapasitasnya : (50, 100, 150, 300, 500, 750,
1000) m3
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

 Untuk tipe elevated reservoar, kapasitasnya : (300, 500 dan 750) m3


 Ketinggian elevated pada saat muka air minimum adalah (20 – 25) m dari
pintu tanah.

3.3.4.10 Hidrolis jaringan pipa

Kriteria desain hidrolis jaringan pipa adalah :


 Pipa utama
 Diameter minimum adalah 150 mm
 Kecepatan maksimum (3 – 5) m/ dt
 Kecepatan minimum (0,3 – 3) m/ dt
 Head statis yang tersedia ≤ 80 m
 Tekanan sistem pada titik kritis minimum adalah 22 m
 Tidak melayani penyambungan langsung.
 Pipa cabang
 Diameter dihitung dari banyaknya sambungan yang dilayani
 Kecepatan maksimum dan minimum sama dengan pipa utama
 Tekanan minimal 10 m
 Kelas pipa bisa lebih rendah dari pipa utama.
 Pipa service
 Diameter pipa ≤ 50 mm
 Kecepatan sama dengan pipa utama
 Sisa tekan 6 m
 Penyadapan dilakukan dengan clump saddle.

6.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan memuat masing – masing item pekerjaan yang akan
dilaksanakan yakni kapan akan dimulai dan kapan akan selesai. Jadwal pelaksanaan ini dibuat untuk
memperhitungkan target waktu pelaksanaan terhadap waktu kontrak sehingga dapat diketahui dengan
jelas dan pasti menyangkut pelaksanaan pekerjaan sehingga apabila terjadi keterlambatan dapat
dilakukan evaluasi terhadap waktu pelaksanaan sehingga diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan
tepat pada waktunya dan tepat sasaran.
Waktu pelaksanaan untuk menyesaikan pekerjaan ini adalah selama 90 (Sembilan puluh) hari
Kalender. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 6.1
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

6.2. Jadwal Penugasan Personil


Penugasan personil dalam pelaksanaan PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM
JARINGAN PERKOTAAN MUARA SIBERUT keseluruhan adalah selama 3 (tiga) bulan, adapun
Jadwal penugasan personil ini akan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Adapun jadwal
penugasan personil ini dapat dilihat pada Tabel 6.2.

6.3. Struktur Oganisasi Pelaksanaan pekerjaan


Struktur Organisasi Pelaksanaan PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM JARINGAN
PERKOTAAN MUARA SIBERUT yang dibuat dimaksudkan untuk tercapainya sasaran sebagai berikut
:
 Agar Pelaksanaan Pekerjaan Lebih terkoordinir dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing – masing personil.
 Untuk menetapkan kordinasi hubungan kerja masing masing personil dan hubungannya keatas
sesuai dengan garis kordinasi dan tanggung jawabnya.

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, maka masing – masing personil harus mengetahui
pertangung jawaban dan hubungan kerja dalam hubungannya dengan pekerjaan ini sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dapat mendapatkan hasil yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan administrasi. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi
pelaksnaan pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar

6.4. Persyaratan Tenaga ahli


Personil yang ditempatkan dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini mempunyai dengan
persyaratan sebagai berikut :
6.4.1. Tenaga Ahli
1. Ketua Tim (Ahli Lingkungan)
Disyaratkan seseorang Sarjana Stara Satu ( S1 ) Jurusan Teknik Lingkungan,
pengalaman profesional jabatan yang sama sekurang kurangnya 3 Tahun, memiliki
sertifikat keahlian minimal SKA Ahli Madya Teknik Lingkungan KODE 501 dengan
Deskripsi : Ahli Teknik Lingkungan adalah ahli yang memiliki kompetensi yang
merancang bentuk dan struktur Teknik Lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan
serta berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan dibidang Teknik Lingkungan, sebagai
Leader, Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut;
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

- Mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan dilapangan;


- Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek/kegiatan dari awal sampai akhir ;
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak;
- Memotifasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan serta melaksanakan
tugas meraka masing – masing;
- Memahami isi dokumen kontrak dan mengsinergikan dengan strategi pelaksanaan ;
- Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
dan personil yang terlibat, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik
dan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan jadwal yang ditentukan;
- Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan secara bertahap dan
berkesinambungan.

2. Tenaga Ahli Teknik Sipil


Sarjana Teknik Sipil, pendidikan minimal Strata Satu (S1) , 1 (satu) orang yang
berpengalaman minimal 2 tahun dan memilki Sertifikat Keterampilan Sumber Daya Air
– Ahli Muda (SKA 211 – Ahli Teknik Sumber Daya Air) berpengalama dalam
bidangnya dan mengetahui, memahami perhitungan system distribusi air bersih . Tugas dan
kewajibannya antara lain :
- Mempersiapkan rencan kerja dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan
penyelidikan (investigasi).
- Mengendalikan semua personil yang terlibat pengumpulan data dan
penggambarannya.
- Memeriksa rencana kerja di lapangan dan hasil perhitungan pengumpulan
datanya.
- Memberikan rekomendasi perancangan saluran dan bangunan pendukung lainnya.
- Menghitung kuantitas bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan desain yang
ada.
- Menganalisa dan menyusun analisa perhitungan harga satuan, mengumpulkan
data harga/ material serta peralatan untuk kebutuhan kegiatan konstruksi.
- Bertanggung jawab pada hasil pengumpulan data, perhitungan yang
diperlukan dan hasil penggambarannya.
- Bertanggung jawab atas perhitungan teknis konstruksisesuai dengan disainnya.
- Bertanggungjawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai dengan
disain yang direncanakan.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

- Bertanggungjawab atas semua harga satuan upah, barang dan peralatan yang
ditetapkan.
- Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pelaksanaan kontrak
konsultansi.
- Melaksanakan tugas dan arahan lain yang diberikan oleh ketua tim yang berkaitan
dengan kegiatan ini.

3. Ahli Teknik Geodesi


Disyaratkan seseorang Sarjana Stara Satu ( S1 ) Jurusan Geodesi,
pengalaman profesional jabatan yang sama sekurang kurangnya 1 Tahun, memiliki
sertifikat keahlian minimal SKA Ahli Muda Geodesi (KODE 217 dengan Tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut;
- Mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan dilapangan;
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek / kegiatan dari awal sampai akhir;
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak;
- Memotifasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan
serta melaksanakan tugas meraka masing – masing;
- Memahami isi dokumen kontrak dan mengsinergikan dengan strategi
pelaksanaan ;
- Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
dan personil yang terlibat, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik
dan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan jadwal yang ditentukan;
- Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan secara bertahap dan
berkesinambungan.

4. Ahli K3
Tenaga Ahli yang minimal memiliki sertifikat keahlian SKA Muda (603), dilampirkan
Referensi Pengalaman 1 Tahun. Tugas dan Kewajibannya adalah :
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undang tentang terkait K.3 Konstruksi.
- Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
- Merencanakan dan menyusun program K.3.
- Membuat Prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

- Melakukan Evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis
K3 konstruksi.
- Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan.
- Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.

6.4.2. Tenaga Pendukung


1. CAD Operator, sebanyak 1 (satu) orang dengan pendidikan D3 Teknik Sipil/Teknik
Lingkungan dengan pengalaman minimal 2 tahun, Tenaga Pendukung akan bekerja selama 3
bulan,
Tugas dan tanggung jawab CAD Operator adalah membantu Tenaga Ahli untuk membuat
Gambar Rencana.
2. Surveyor, sebanyak 2 (dua) orang dengan pendidikan D3 Teknik Sipil/Teknik Lingkungan
dengan pengalaman minimal 2 tahun, Tenaga Surveyor bekerja selama 3 bulan,
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah membantu Tenaga Ahli untuk melaksanakan
Survey lapangan.
3. Cost Estimator, sebanyak 1 (satu) orang dengan pendidikan D3 Teknik Sipil/Teknik
Lingkungan dengan pengalaman minimal 2 tahun, Tenaga Cost Estimator bekerja selama 3
bulan;
Tugas dan tanggung jawab Cost Estimator adalah membantu Tenaga Ahli untuk
melaksanakan Perhitungan/Membuat RAB.
4. Petugas K3, sebanyak 1 (satu) orang dengan pendidikan Minimal SMA
Tugas dan tanggung jawab Petugas K3 adalah membuat rancangan konseptual SMKK dan
laporan analisa menajemen resiko.

6.6. Bagan Alir Penyelesaian Pekerjaan


Bagan alir yang berisikan Penyelesaian Pekerjaan yaitu urutan pelaksanaan penyelesaian
pekerjaan yang antara satu dan lainnya yang saling terkait. Dalam bagan alir ini dapat dilihat hal
yang terkait dengan penyelesaian PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM JARINGAN
PERKOTAAN MUARA SIBERUT ini dapat dilihat pada Gambar 6.2.

6.7. Peralatan
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM


JARINGAN PERKOTAAN MUARA SIBERUT ini dapat dilihat pada lampiran Usulan Teknis
ini.
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Gambar 6.2. Bagan Alir Pelaksanaan PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM JARINGAN
PERKOTAAN MUARA SIBERUT
LAPORAN
PERSIAPAN PENDAHULUAN

Survey Lapangan

Kondisi Fisik Kondisi Sosek Survei Kondisi Sumber Air


Daerah Perencanaan Kebutuhan Eksisting Baku
Nyata SPAM

Pengolahan Data

ANALISIS DATA & REVIEW SPAM EKSISTING

Analisis penduduk Kajian Teknis :


Analisa daerah pelayanan Review sumber air baku
Analisa kemampuan masy. Review Sistem produksi
Analisa pengembangan kota Review Sistem transmisi/ distribusi
Analisis SPAM eksisting
Identifikasi sumber air baku

KONSEP LAPORAN
KONSEP LAPORAN
AKHIR
AKHIR

KEBIJAKAN/
MASUKAN OUTLINE TARGET &
PEMERINTAH OUTLINE
USULAN KRITERIA
DAERAH & USULAN
SPAM
MASYARAKAT SPAM

Penyusunan Master Plan

RENCANA
RENCANA
INDUK SPAM
INDUK SPAM

LAPORAN
SPAM TAHAPAN PERKIRAAN LAPORAN
AKHIR
& Gambar PEMBANGUNAN BIAYA AKHIR
Teknis
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

Tabel 6.2. Daftar Peralatan PENYUSUNAN DED PENINGKATAN SPAM JARINGAN


PERKOTAAN MUARA SIBERUT

6.6. Pra Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K)

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN


USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

KESEHATAN KERJA KONTRAK


(PRA-RK3K)

1. Kebijakan K3
Sesuai dengan dokumen KAK dan penjelasan aanwijzing bahwa RK3 menjadi syarat
dalam penilaian teknis. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
09/PER/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Sesuai Peraturan Menteri tersebut
dijelaskan bahwa K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian
pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Tujuan diberlakukannya Pedoman
ini agar semua pemangku kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan
kewajibannya dalam Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat
kerja konstruksi serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, yang pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.
Sesuai dengan BAB III Pasal 4 point 5 dijelaskan bahwa Dalam rangka Penyelenggaraan
Sitem Manajemen K3 (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum harus dibuat
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Pengguna Jasa. Kami selaku Penyedia Jasa menyambut penting akan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan ini.

2. Perencanaan
1). Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya
No Jenis Type Pekerjaan Identifikasi Jenis bahaya Pengendalian Resiko K3
dan Resiko K3
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

1 2 3 4
1. Survey Topografi a. Terjatuh ke lubang atau a. Membuat rambu-rambu
sungai akibatnya luka berat pengaman

b. Bahaya terhadap binatang


b. Membawa alat
perlindungan diri

2. Survey Mekanika Tanah a. Terluka akibatnya a. Harus menggunakan sarung


pekerjaan pengeboran tangan dan sepatu
pengaman

3. Survey Hidrologi a. Terjatuh kedalam sungai a. Menggunakan


LifeJacket/Pelampung

2). Pemenuhan Perundang-undangan dan persyaratan lainnya


a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 18 Tahun1999 Tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Presiden No 54 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PER/M/2008 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum

3). Sasaran K3 dan Program K3


Sasaran K3
a. Menerapkan system manajemen K3 untuk mengurangi atau menghilangkan
resiko kecelakaan dan keselamatan terkait aktifitas organisasi pada personil dan
pihka lain yang berkepentingan.
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %
Program K3
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan Sumber Daya K3 (APD, Rambu-
rambu, Life Jacketing, Sepatu pengaman dan lain-lain)
d. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan kerja berbahaya
USULAN
Penyusunan DED Peningkatan SPAM Jaringan Perkotaan Muara Siberut
TEKNIS

c. memastikan semua tenaga ahli berikut asisten dan surveyor mematuhi peraturan
yang diterapkan.
d. Ketentuan perundangan yang berlaku bagi organisasi karena masing-masing
organisasi memiliki karakteristik tersendiri sehingga harus mengacu peraturan
yang terkait dengan aktifitasnya seperti jasa konstruktsi,manufaktur ,industry
kimia.transportasi,migas,dan lainnya.
e. Kebijakan K3 yang telah ditetapkan manajemen.program K3 harus sejalan dengan
kebijakan K3 organisasi.
f. Rekaman kejadian atau kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya seperti
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran dan lainnya.
g. Ketidaksesuaian yang pernah ditemukan dari hasil audit sebelumnya baik internal
maupun ekternal organisasi.

Organisasi K3
Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan

Penangggung Jawab K3

Bag. Keselamatan Kerja Bag. Perlengkapan, Bina dan Sidik K3 Bid. Kesehatan/P3K

Pendukung

Anda mungkin juga menyukai