Anda di halaman 1dari 16

TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Tanggapan terhadap latar belakang


Konsultan telah memahami mengenai latar belakang kegiatan berupa:
1. Pemenuhan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat daerah
kabupaten/kota terus semakin meningkat seiring dengan pertambahan
populasi penduduk, dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air
minum (SPAM).
2. Kewajiban untuk mengembangkan SPAM tersebut pada dasarnya adalah
merupakan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota (pemkab/kota).
Namun mengingat masih sangat terbatasnya sumber daya manusia yang ada di
daerah kabupaten/kota, maka baik pemerintah pusat maupun pemerintah
provinsi harus dapat memberikan dukungan dan sesuai dengan kebutuhan
dari daerah tersebut dalam upaya melaksanakan penyelenggaraan SPAM
secara optimal menyeluruh, berkelanjutan dan dilakukan secara terpadu
dengan prasarana dan sarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya.
3. Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan mengacu kepada
kewenangan yang sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah mempunyai kewenangan dalam pengelolaan dan
pengembangan sistem penyediaan air minum lintas kabupaten/kota dan Kawasan
khusus provinsi
4. Regulasi terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum pada prinsipnya
bertujuan untuk terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang
berkualitas, berkuantitas dan berkontinuitas kepada publik dengan harga yang
terjangkau, tercapainya kepentingan yang seimbang antara masyarakat konsumen
air minum dan tercapainya kepentingan yang seimbang antara masyarakat
konsumen air minum dan penyedia jasa pelayanan air minum serta
meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
5. Perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu
kota atau kawasan yang meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan
unit pelayanan.
6. Perencanaan teknis disusun berdasarkan rencana induk Penyelenggaraan SPAM
yang telah ditetapkan, hasil studi kelayakan, jadwal pelaksanaan konstruksi dan
kepastian sumber serta hasil konsultasi teknis dengan dinas teknis terkait
7. Perencanaan teknis terinci merupakan salah satu tahapan dalam
penyelenggaraan SPAM yang harus dilaksanakan dan disusun dengan benar
sesuai dengan panduan, tatacara ataupun pedoman pada Lampiran VI dari
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
8. Pada Tahun Anggaran 2021, Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat melalui Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Lintas Kabupaten/Kota, Sub Kegiatan Penyusunan Rencana,
Kebijakan, Strategi dan Teknis SPAM, Program Pengelolaan dan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum dengan sumber dana APBD Provinsi Jawa Barat
akan melaksanakan Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM Pusat Pertumbuhan
Rancabuaya sehingga lebih aplikatif, up to date dan diharapkan menjadi acuan
bagi pihak-pihak terkait.
9. Pengkajian perencanaan tersebut mulai dari evaluasi dan kajian studi terdahulu,
usulan alternatif sampai dengan perencanaan global dan penerapan teknologi yang
tepat dengan kondisi daerah setempat.

Tanggapan terhadap maksud, tujuan, dan sasaran


Konsultan telah memahami mengenai maksud, tujuan, dan sasaran kegiatan berupa:
Maksud Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM Pusat Pertumbuhan Rancabuaya ini
dimaksudkan untuk menyiapkan dokumen teknis pelaksanaan kegiatan secara detail
atau rinci, yang memuat rancangan teknis sistem pengembangan, perhitungan dan
gambar teknis, spesifikasi teknis dan dokumen pelaksanaan kegiatan berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual yang berlaku.

Konsultan telah memahami mengenai tujuan kegiatan berupa:


Tujuan Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM Pusat Pertumbuhan Rancabuaya adalah
sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan konstruksi, sehingga pelaksanaan
pengembangan SPAM dapat terwujud sesuai dengan perencanaan SPAM.

Sasaran kegiatan adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku pemegang kepentingan
dan kebijakan penerapan hasil dari Dokumen Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM
Pusat Pertumbuhan Rancabuaya

Tanggapan terhadap lokasi kegiatan


Konsultan telah memahami dan mengerti mengenai lokasi kegiatan yang berada di Pusat
Pertumbuhan Rancabuaya Kabupaten Garut.

Tanggapan terhadap data penunjang


Konsultan telah memahami dan mengerti mengenai data penunjang yang dibutuhkan
dalam penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM Pusat Pertumbuhan Rancabuaya yang
meliputi:
 Data Dasar: Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Jawa Barat
 Standar Teknis: SNI dan RSNI bidang air minum yang menurut konsultan meliputi:
 SNI 7508-2011 Tata cara penentuan jenis unit instalasi pengolahan air berdasarkan
sumber air baku;
 SNI 6774-2008 Perencanaan unit paket instalasi pengolahan air (Revisi SNI 19-
6774-2002);
 SNI 6773-2008 Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air;
 SNI 7829-2012 bangunan pengambilan air baku untuk instalasi pengolahan air
minum;
 SNI 7507-2011 Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air;
 SNI 7509-2011 Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit
pelayanan SPAM;
 Studi-Studi Terdahulu:
 Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Garut
 Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Cianjur
 Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Jawa Barat
Referesnsi Hukum:
Berdasarkan KAK terdapat 2 referensi hukun yang tertulis yaitu
1. Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

Berdasarkan hasil analisis konsultan perlu ditambah referensi hukum lainnya yaitu:
1. Peraturan Presiden RI No. 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi
2. Undang-Undang No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
3. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
5. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah;
6. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21 Tahun 2009 Tentang Pedoman Teknis Kelayakan
Investasi Pengembangan SPAM oleh PDAM;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 22 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Kerjasama Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis & Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum;
11. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 06/SE/M/2011 Tata Cara Penyusunan
Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama Di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum.
12. Peraturan Pemerintah nomor 54 tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024;
14. Peraturan Pemerintah No 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimum;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia nomor
26/PRT/M/2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem Penyediaan Air
Minum;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia nomor
10/PRT/M/2016 tentang Pemberlakuan standar kompetensi kerja nasional Indonesia bidang
pengelolaan sistem penyediaan air minum;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 tahun 2016 tentang Perhitungan dan Penetapan
Tarif Air Minum;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi
dari Pemerintah Daerah kepada Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara Sistem Penyediaan
Air Minum;
19. Peraturan Menteri Keuangan No 49/PMK.02/2017 tentang Standar Biaya Umum Tahun 2018;
20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 25 tahun 2017 tentang Survey
Kepuasan Masyarakat;
21. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492 /MENKES /PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum

Tanggapan terhadap ruang lingkup pekerjaan


Konsultan telah memahami ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan meliputi:

A. Penyusunan Studi Kelayakan,


Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan
teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan dan finansial.
1. Aspek Teknis Teknologis, pengkajian kelayakan aspek teknis teknologis
didapatkan dari pemilihan alternatif yang disajikan oleh tim teknis dan dipilih
berdasarkan kriteria alternatif yang terbaik. Alternatif terpilih adalah alternatif yang
terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang dipengaruhi lokasi daerah perencanaan,
meliputi: potensi sumber air; demografi; kebutuhan air; operasional dan pelayanan;
konsep desain sistem; sistem dan kebutuhan lainnya. Suatu kegiatan dianggap layak
secara teknis teknologis apabila terdapat teknologi yang tersedia untuk
membangun SPAM.
2. Aspek Lingkungan, dimana pengkajian kelayakan lingkungan mempertimbangkan
kegiatan masyarakat dan kondisi daerah setempat secara holistik untuk
menentukan kelayakan faktor lingkungan dalam penyelenggaraan SPAM.
3. Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi Pengkajian aspek sosial, budaya, dan ekonomi
mencakup antara lain ketersediaan fasilitas umum, gambaran umum tingkat sosial,
ekonomi, dan budaya wilayah dan masyarakat, analisis proporsi jenis pelanggan,
serta gambaran peran masyarakat.
4. Aspek Hukum dan Kelembagaan, dimana pengkajian aspek k elembagaan
dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan, konsep perjanjian kerjasama,
sumber daya manusia, tingkat pendidikan, dan kualitas. Struktur organisasi dan
penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Aspek Finansial, dimana pengkajian kelayakan aspek finansial ditentukan untuk
mendapatkan keuntungan finansial terbaik bagi penyelenggara dalam jangka waktu
tertentu. Sasaran dari analisa keuangan ini untuk mengetahui apakah kegiatan yang
akan dilaksanakan ini dari segi keuangan dinilai layak, dalam arti mempunyai dana
yang cukup untuk membiayai pengoperasian seluruh fasilitas yang ada, dan dapat
membayar kembali seluruh pinjaman beserta bunganya bila menggunakan dana
pinjaman.
6. Aspek Risiko dan Mitigasi dimana pengkajian aspek alokasi risiko dan mitigasi
meliputi risiko kinerja, dan politik, dan finansial. Risiko dikelola berdasarkan
prinsip alokasi risiko yang memadai dengan mengalokasikan risiko kepada pihak
yang paling mampu mengendalikan risiko dalam rangka menjamin efisiensi dan
efektivitas dalam penyediaan infrastruktur. Pengelolaan risiko ditentukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

B. Penyusunan Rencana Teknis Rinci:


1. Melakukan kegiatan pengumpulan data pada instansi-instansi terkait
pengelola air bersih eksisting, khususnya data yang berkaitan erat dengan
sistem penyediaan air minum eksisting, kondisi air baku, cakupan
pelayanan dan permasalahan yang berkaitan dengan air minum termasuk
kondisi kesehatan masyarakatnya.
2. Mengkaji kondisi daerah studi, meliputi :
o Kondisi dan karakteristik daerah/aspek fisik daerah Perkembangan
penduduk
o Gambaran mengenai perkembangan daerah
o Sumber air dan ketersediaannya
o Gambaran kondisi sistem air minum eksisting
3. Melakukan diskusi/koordinasi dengan instansi terkait sebagai
persamaan presepsi program.
4. Melakukan kajian terhadap hasil studi terdahulu tentang sistem penyediaan
air minum di masing- masing kabupaten dan kota di daerah studi, serta
mengenai sistem penyediaan air minum regional yang relevan.
5. Melakukan survey lapangan yang meliputi sumber air baku dan daerah
pelayanan.
6. Melakukan pemeriksaan sample air terhadap alternatif sumber air baku
yang mungkin digunakan.
7. Menyajikan kondisi sistem pelayanan, cakupan pelayanan air bersih
eksisting dalam bentuk tabulasi dan pemetaan.
8. Melakukan perhitungan secara akurat mengenai kebutuhan air minum
masyarakat di wilayah studi sampai tahun 2039.
9. Mengusulkan alternatif sistem yang sesuai berdasarkan jumlah penduduk,
kondisi sosial ekonomi, kondisi daerah pelayanan, kebutuhan investasi dan
kondisi sumber air baku yang ada.
10. Menyusun perhitungan secara garis besar mengenai:
 Debit yang dibutuhkan untuk masing-masing sistem sampai
dengan tahun proyeksi.
 Menentukan alternatif sumber air yang digunakan untuk
masing-masing sistem.
 Menentukan jenis pengolahan yang akan digunakan untuk
masing-masing sistem.
 Menentukan kelengkapan unit operasi sistem termasuk
bangunan-bangunan pelengkap yang diperlukan.
 Menentukan daerah pelayanan, jalur pipa, panjang dan
diameter pipa serta bangunan penunjangnya.
11. Menentukan sistem pola pelayanan air minum sesuai dengan kondisi
daerah pelayanan.
12. Menghitung kebutuhan biaya investasi pembangunan sistem air minum
untuk masing- masing sistem sampai tahun proyeksi.
13. Penyusunan kebutuhan sistem air bersih eksisting dan rencana
interkoneksinya dengan sistem air bersih yang dibangun.
14. Penyusunan rencana teknis rinci :
 Melakukan survey dan pengukuran.
 Menganalisa hasil survey dan pengukuran.
 Penyusunan kriteria teknis dan desain.
 Membuat perhitungan-perhitungan desain baik unit proses, unit
operasi, struktur & mekanikal elektrikal mulai dari Intake, WTP,
Reservoir, jaringan pipa transmisi dan distribusi dan bangunan
pelengkap lainnya.
 Menyusun RKS, Nota Perhitungan, Volume Pekerjaan, Gambar
Perencanaan, Perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaan beserta
pembuatan paket pekerjaan.
 Melakukan pemeriksaan daya dukung tanah dan pemerikasaan
kualitas air baku.
 Melakukan pengukuran situasi lokasi instalasi pengolahan air
(IPA). Intake dan Reservoir Distribusi.
 Melakukan pengukuran elevasi muka air tertinggi dan terendah.
15. Detail engineering desain ini diproyeksikan sampai dengan akhir
Tahun 2039. Desain harus teliti dan lengkap yang menunjukan
lokasi, penyusunan letak, evaluasi, bagian-bagian penting dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
16. Membuat rencana jadwal pembangunan dalam bentuk bar-chart berbagai
kegiatan teknis dan non teknis terbagi atas bagian-bagian pekerjaan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan, (schedule pelaksanaan).
17. Membuat perkiraan biaya untuk operasi dan pemeliharaan sistem yang
terbangun (perkiraan pemakaian bahan kimia, bahan bakar atau listrik).
18. Perhitungan dan desain:
 Perhitungan debit perencanaan: rata-rata, maximum day, dan
Peak hour
 Sumber air yang digunakan
 Jenis pengolahan yang dilakukan
 Perhitungan desain unit operasi, proses dan struktur
pembangunan intake, instalasi, reservoir dan jaringan pipa
distribusi utama dan sekunder dan pipa transmisi dan bangunan-
bangunan pelengkap lainnya.
 Intake, perhitungan dan desain intake meliputi :
- Dimensi bangunan-bangunan intake
- Pompa-pompa yang digunakan
- Jumlah pompa, daya, head dan debitnya masing-
masing
- Alat ukur yang digunakan, Thomson, Cipolety atau Ventury,
maka diperlukan perhitungan tinggi air diatas ambang alat
ukur.
- Instalasi listrik
- Alat pencatat tinggi muka air.
▪ Instalasi Pengolahan Air, Perhitungan dan desain instalasi meliputi :
- Dimensi masing-masing hidrolis (kehilangan-kehilangan
energi sepanjang aliran masuk hidrofor s.d reservoir
(bawah).
- Ground reservoir, perhitungan volume dan dimensinya juga
dilampirkan perhitungan konstruksi dengan nota desain.
- Gambar susunan equipment lengkap meliputi pompa intake,
pompa distribusi dan pompa bahan kimia.
- Pondasi Instalasi Pengolahan Air.
▪ Perpipaan, perhitungan dan desain perpipaan meliputi :
- Pipa Transmisi, Perhitungan : panjang pipa, diameter dan
kehilangan tekanan sepanjang aliran.
- Pipa Distribusi
o Penentuan jaringan pipa utama yang melayani
distribusi
o Penentuan letak-latak taping (penyadapan)
o Menghitung debit aliran pada pipa dan diameter pipa
utama
o Menghitung kebutuhan masing-masing jalur pipa
yang akan ditapping
o Menghitung kebutuhan accessories
▪ Bangunan Penunjang, Bangunan penunjang meliputi Ruang Operator, Ruang
Laboratorium, Ruang Pompa, Rumah Jaga dll sesuai kebutuhan.
▪ Penggambaran (untuk detail desain)
- Ukuran-ukuran harus jelas dan lengkap
- Digambarkan dalam skala yang baik sehingga jelas
gambarnya dan menghemat dalam luas lembar
- Penggambaran dilakukan pada kertas A3 dengan tulisan
dan angka yang jelas dan selanjutnya dibuat dalam
album peta.
- Penggambaran untuk masing-masing unit adalah
sebagai berikut :
▪ Bangunan Intake
- Lay Out Bangunan dan Tampak
- Denah bangunan skala 1 : 100
sehingga jelas letak-letak pipa,
valve, alat ukur dan pompa- pompa
yang ada.
- Potongan-potongan skala minimum
1 : 50 dipotong pada bagian-bagian
yang penting untuk diperlihatkan
berhubungan misalnya tidak ada
standarisasi.
▪ Water Treatment Plant
- Lay Out Bangunan dan Tampak
- Denah skala 1 : 100
- Profil hidrolis
- Potongan-potongan bangunan skala
minimum 1:50
- Gambar masing-masing unit
dengan gambar yang lengkap
dengan skala 1 : 100
- Gambar detail yang lengkap
terutama sistem perpipaan dalam
instalasi dan rumah pompa dan
pompanya
- Gambar perpompaan, kelistrikan,
kabel-kabel penerangan serta
membuat daftar kebutuhan pompa
dan equipment secara detail dalam
daftar tersendiri (termasuk juga
panel listrik dan trafo)
▪ Ground Reservoir
Gambar lengkap reservoir dan
perpipaan dengan ukuran-ukuran yang
jelas dengan skala 1 : 100
▪ Perpipaan
- Lokasi perletakan pipa pada
gambar situasi skala 1 : 1000
- Lengkap dengan diameter dan
perletakan valve-valve, blow off, air
valve dan bangunan-bangunan
pelepas tekan, jembatan-jembatan
pipa tersebut (secara notasi)
- Pipa digambarkan pada profil
memanjang lintasan pipa dan pada
profil melintang dengan skala 1 :
100
- Gambar detail mengenai:
o Valve-valve, blow off dan air valve
o Jembatan pipa
o Bangunan pelpas tekan
o Pipa yang menyebrangi jalan
- Gambar detail mengenai tiap-
tiap taping, junction, jembatan
pipa, crossing jalan
- Gambar-gambar detail
mengenai cara
penyambungan ke hidran
umum
▪ Drainase
- Rencana sistem drainase untuk
limpasan air hujan di lokasi WTP
(Instalasi)
- Rencana drainase untuk
pembuangan limbah IPA
▪ Rencana pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal
▪ Rencana Landscape untuk kompleks instalasi lengkap dengan rencana
penerangannya
19. Membantu pihak pelaksana kegiatan
dalam pelaksanaan penjelasan pekerjaan
dan peninjauan lapangan pada proses
pelelangan pekerjaan konstruksi dan
pengadaan yang terkait dengan pekerjaan
ini.

Pemahaman terhadap keluaran kegiatan Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM Pusat
Pertumbuhan Rancabuaya. Konsultan telah memahami bahwa keluaran yang harus
disediakan meliputi:
• Studi kelayakan merupakan suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan
usulan pembangunan sistem Penyediaan Air Minum di suatu wilayah
pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan teknis teknologis, lingkungan,
sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial.
• Perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu
kota atau kawasan yang meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi
dan unit pelayanan.
Perencanaan teknis memuat:
1. Rancangan detail kegiatan
2. Perhitungan dan gambar teknis
3. Spesifikasi teknis
4. Rencana Anggaran Biaya
5. Analisis harga satuan
6. Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7. Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan,
pemaketan)

Tanggapan terhadap jangka waktu pelaksanaan kegiatan


Konsultan telah memahami bahwa pekerjaan ini harus selesai selama 6 (enam) bulan
kalender terhitung semenjak dikeluarkannya SPMK

Tanggapan terhadap tenaga ahli yang diperlukan


Konsultan telah memahami mengenai spesifikasi tenaga ahli yang diperlukan seperti
disajikan pada Tabel. C.1. Menurut pemahaman konsultan mengingat dalam penyusunan
studi kelayakan ada aspek kelayakan sosial ekonomi dan budaya maka diperlukan tenaga
ahli dengan keahlian tersebut. Tugas tenaga ahli sosial ekonomi dan budaya tersebut untuk
menhgkaji kelayakan teknis aspek sosial, budaya dan ekonomi pengkajian aspek sosial,
budaya, dan ekonomi mencakup antara lain ketersediaan fasilitas umum, gambaran umum
tingkat sosial, ekonomi, dan budaya wilayah dan masyarakat, analisis proporsi jenis
pelanggan, serta gambaran peran masyarakat. Jurusan bisa berasal dari antropologi.

Ahli kelembagaan sebaiknya berasal dari bidang ilmu hukum yang memahami mengenai
aspek hukum dan kelembagaan, dimana pengkajian aspek k elembagaan dilakukan
terhadap peraturan perundang-undangan, konsep perjanjian kerjasama, sumber daya
manusia, tingkat pendidikan, dan kualitas. Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai
latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
1. Diperlukan ahli geohidrologi yang mampu mengidentifikasi dan meninjau potensi
ketersediaan air baku;
2. Mengembangkan alternatif untuk pemanfaatan pengambilan air baku;
3. Mengembangkan pemanfaatan sumber air baku untuk pembangunan rencana sistem
penyediaan air minum;
4. Berkoordinasi erat dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Balai Besar Wilayah
Sungai) di Provinsi;
5. Menyiapkan laporan komprehensif terkait pemanfaatan air baku.

Tabel. C.1 Personil Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM


Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
Kualifikasi
Posisi Tingkat
Jurusan Keahlian Pengalaman
Pendidikan
Tenaga Ahli:
Team Leader S1 T. Ahli Muda Teknik 3 tahun
(Ketua Tim) Lingkungan/ Lingkungan/Tata
Penyehatan Lingkungan
Ahli Teknik S1 T. Sipil Ahli Muda Teknik 3 tahun
Sipil Bangunan Gedung
Ahli Mekanikan S1 T. Mesin Ahli Muda Teknik 3 tahun
Mekanikal
Ahli Geodesi S1 T. Geodesi Ahli Muda Teknik 3 tahun
Geodesi
Ahli Estimator S1 T. Sipil Ahli Muda Teknik 3 tahun
Bangunan Gedung
Ahli K3 S1 T. Sipil Ahli Muda 3 tahun
Konstruksi
Ahli S1 Manajemen 3 tahun
Kelembagaan
Ahli Keuangan S1 Ekonomi/ 3 tahun
Akuntansi
Tenaga Pendukung
Asisten Ahli T. 0-3 tahun
Teknik Lingkungan/
Lingkungan Penyehatan
Surveyor Min D3 atau T. Geodesi D3 > 3 tahun
Sarjana Strata S1 = 0-3 tahun
1
Drafter CAD Min D3 atau T. Sipil D3 > 5-10 tahun
Sarjana Strata S1 = 0-3 tahun
1
Operator Diploma 3 Semua jurusan Min 1 tahun
Komputer (D3)

Tanggapan terhadap laporan Penyusunan Rencana Teknis Rinci SPAM Pusat Pertumbuhan
Rancabuaya meliputi
1. Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku dibuat ukuran A4 dengan cetak
warna, yang berisi yang berisi sekurang-kurangnya mengenai rincian rencana
pelaksanaan kegiatan konsultan, gambaran umum daerah perencanaan, dan hasil-
hasil diskusi/koordinasi dengan instansi terkait. Laporan pendahuluan harus
diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu kalender setelah SPMK
diterbitkan dalam bentuk file (softcopy) dan cetak (hardcopy).
2. Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku dibuat ukuran A4 dengan cetak warna,
yang berisi sekurang-kurangnya hasil survey dan penelitian mengenai sumber
air, kebutuhan air minum sampai tahun 2040, daerah pelayanan dan kriteria
perencanaan. Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 3(tiga) bulan
kalender setelah SPMK diterbitkan dalam bentuk file (softcopy) dan cetak
(hardcopy).
3. Laporan Draft Final sebanyak 5 (lima) buku dibuat ukuran A4 dengan cetak
warna, yang berisi rancangan detail kegiatan, perhitungan dan gambar teknis,
spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya, analisis harga satuan serta tahapan
dan jadwal pelaksanaan. Laporan ini harus diserahkan selambat-
lambatnya1(satu) bulan kalender sebelum kontrak konsultan berakhir dalam
bentuk file (softcopy) dan cetak (hardcopy)
4. Laporan Akhir terdiri dari Laporan Akhir, Laporan Teknis dan Dokumen Tender.
a. Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku dibuat ukuran A4 dengan cetak
warna, yang berisi penyempurnaan rancangan detail kegiatan perhitungan
dan gambar teknis, spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya, analisis harga
satuan serta tahapan dan jadwal pelaksanaan. Laporan akhir diserahkan pada
akhir masa pelaksanaan kontrak konsultan dalam bentuk file (softcopy) dan
cetak (hardcopy)
b. Laporan Teknis sebanyak 5 (lima) buku dibuat ukuran A4 kecuali album
gambar dibuat ukuran A3, dengan cetak warna, yang berisi:
i. Album gambar (memuat gambar teknis dan gambar detail kegiatan, gambar
pelaksanaan dibuat dalam program auto-cad),
ii. Rencana Anggaran Biaya (RAB),
iii. Spesifikasi Teknis dan Dokumen Tender (memuat dokumen tender, jadwal
pelelangan dan pemaketan).
23. Laporan teknis diserahkan pada akhir masa pelaksanaan kontrak konsultan dalam
bentuk file (softcopy) dan cetak (hardcopy).Laporan Studi Kelayakan
Laporan Studi Kelayakan sebanyak 5 (lima) buku dibuat ukuran A4 dengan
cetak warna, yang berisi hasil analisa studi kelayakan proyek berupa program
pengembangan dan strategi pelaksanaan, analisis dampak lingkungan, rencana
operasi dan pemeliharaan, analisis keuangan dan ekonomi, kajian sumber dan
sistem pembiayaan.
Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan kalender setelah
SPMK diterbitkan dalam bentuk file (softcopy) dan cetak (hardcopy)
HAL-HAL LAIN

24. Produksi Dalam Negeri


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

25. Persyaratan Kerjasama


Tidak ada kewajiban untuk bekerja sama dan berkoordinasi dengan
konsultan-konsultan di lingkungan Provinsi Jawa Barat.

26. Pedoman Pengumpulan Pengumpulan data lapangan harus memenuhi Data


Lapangan persyaratan berikut:
1. Sumber pendataan meliputi (dan tidak terbatas pada) instansi pemerintah di
institusi pemerintah di Provinsi dan Kabupaten/Kota (Dinas PU, Dinas
Kesehatan, BPS Provinsi/Kab/Kota, dan instansi lainnya yang terkait), serta
institusi non- pemerintah (PDAM, Swasta, Koperasi, Kelompok Masyarakat,
dan lainnya yang terkait;
2. Survey akan dilaksanakan di wilayah Jawa Barat;
3. Unit SPAM yang didata meliputi unit SPAM yang dikelola oleh berbagai jenis
Pengelola/ Penyelenggara, antara lain (dan tidak terbatas pada) PDAM, Badan
Usaha Swasta, UPTD/BLUD, Koperasi, Kelompok Masyarakat, dan
sebagainya;
4. Sumber data yang dikumpulkan meliputi data primer hasil survey lapangan
(dilengkapi dengan foto dokumentasi dan titik koordinat) dan data sekunder
hasil studi literature.
27. Alih Pengetahuan
Pemakaian Tenaga Ahli pada kegiatan ini harus dapat memberikan
manfaat dalam alih pengetahuan secara optimal melalui kemitraan
dengan mediadiskusi secara rutin dan pembahasan secara berkala
27.

28. Usulan SBU Kualifikasi Usaha Kecil, Klasifikasi Perencanaan


Rekayasa; sub-klasifikasi RE103: Jasa Desain
Rekayasa
untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air.
29. Resiko Keselamatan Kecil
Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai