1. LATAR BELAKANG
Penyediaan air minum adalah kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah. Ketersediaan air minum ini menjadi salah satu tolak ukur tingkat kesehatan
yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan dan produktifitas masyarakat. Oleh karena itu,
penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu prioritas dalam meningkatkan
kualitas hidup masyarakat suatu daerah, dimana Pemerintah Daerah berkewajiban memenuhi
kebutuhan akan air minum dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Salah satu target Millenium Development Goals (MDG’s) yang dicetuskan pada tahun 2000 oleh
PBB adalah pengurangan setengah dari jumlah penduduk bumi yang belum memiliki akses yang
layak terhadap air minum, dan untuk mencapai universal akses 100% air minum, 0%
Permukiman Kumuh, 100% Stop BABS pada tahun 2019. Hal ini sangat penting karena air
minum sangat dibutuhkan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan terkait dengan
ketahanan sosial, derajat kesehatan dan pengurangan tingkat kemiskinan. Pelayanan air minum
sendiri merupakan salah satu sektor yang saat ini menjadi prioritas pemerintah karena terkait
dengan peningkatan pelayanan sektor lainnya, diantaranya ialah sektor sanitasi. Salah satu
upaya dalam pencapaian target pelayanan dibidang sanitasi adalah terpenuhinya kebutuhan
dasar air minum masyarakat.
Hingga sekarang program pengembangan sarana dan prasarana air minum di Kabupaten
Subang belum dilaksanakan secara maksimal disebabkan oleh kondisi geografi, geologi,
topografi, terbatasnya sumber air baku yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan konsep dasar yang
kuat guna menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan kondisi daerah.
Master Plan Air Minum merupakan jawaban bagi pengembangan sistem penyediaan air minum di
daerah, walaupun sebelumnya telah disusun Dokumen Master Plan Air Minum, namun perlu
disesuaikan dengan petunjuk teknis Master Plan Air Minum berdasarkan Permen PUPR 27/2016.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat, langkah pertama sebelum
pembangunan dan atau pengembangan infrastruktur seperti instalasi pengolahan sampai pada
jaringan distribusi dan perpipaan adalah pemetaan dan pengintegrasian potensi dan kebutuhan
dalam suatu masterplan atau rencana induk yang menjadi dasar perencanaan dan pembangunan
selanjutnya. Rencana induk ini berupa suatu sebagaimana tercantum pada PP 122 tahun 2015
tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk memenuhi kebutuhan air minum
masyarakat di wilayahnya merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah
kabupaten/kota. Pemerintah dan pemerintah propinsi dapat memfasilitasi kegiatan
pengembangan SPAM sesuai kewenangannya. Secara lebih jelas wewenang pemerintah dalam
kaitannya dengan pengembangan SPAM adalah memfasilitasi pemenuhan air baku dan bantuan
teknis penyelenggaraan dan pengelolaan SPAM.
Dilihat dari potensi sumber air baku yang ada seharusnya masih terjadi idle capacity dan masih
dimungkinkan untuk dilakukan perluasan jaringan ataupun penambahan sambungan. Pada
kenyataannya hampir diseluruh sambungan yang ada, sistem air tidak berjalan secara kontinyu.
Ini membuktikan ada yang tidak tepat dalam pelaksanaan sistem penyediaan air minum yang
ada ataupun kebocoran baik teknis/administrasi yang berlebihan atau tidak tercatat. Untuk itu
diperlukan adanya review terhadap kondisi eksisting sistem penyediaan air minum yang ada di
a. Maksud Kegiatan
1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi
2. Membantu Pemerintah Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dalam menyusun
Master Plan Air Minum.
3. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAM di
kawasan wilayah studi.
4. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam
upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Pemerintah Daerah
Kabupaten Subang melalui program yang terpadu dan berkelanjutan.
5. Mengoptimalkan Dokumen MASTER PLAN AIR MINUM yang telah ada sesuai dengan
Juknis MASTER PLAN AIR MINUM berdasarkan Permen PU no 27 Tahun 2016 untuk
mempersiapkan kegiatan pembangunan pengembangan jaringan pipa transmisi dan
distribusi di Kabupaten Subang melalui suatu kajian dan analisa yang mendalam
terhadap semua aspek yang dibutuhkan dalam peningkatan pelayanan air minum
dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan azas keberlanjutan.
b. Tujuan Kegiatan
Tersusunnya dokumen MASTER PLAN AIR MINUM di Kabupaten Subang, dengan
menghasilkan program investasi pengembangan sistem sampai tahun 2033, yang
diharapkan secara operasional akan memberikan pedoman dalam menentukan komposisi
pembiayaan program dan pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan
sarana air minum di kawasan Ekonomi Strategis di wilayah sekitarnya.
3. SASARAN :
Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya dokumen pengembangan sistem yang bisa menjadi
pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan program dan pelaksanaan pembangunan
dan pemeliharaan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Subang.
.
4. NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna jasa untuk kegiatan ini adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Subang melalui Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Subang.
5. SUMBER PENDANAAN :
Biaya pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari dana APBD Pemerintah Daerah Kabupaten
Subang Tahun Anggaran 2019 dengan nilai Rp. 450.000.000,- termasuk Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) yang berlaku
6. KEWAJIBAN KONSULTAN
Ijin Usaha :
1. SIUJK
2. SBU (KL-401 Jasa Konsultansi Lingkungan)
3. Memiliki tanda daftar perusaan
4. Memiliki NPWP
9. Mempunyai atau menguasai Tempat Usaha/kantor dengan alamat yang jelas sesuai
domisili.
10. Peralatan yang mendukung dalam kegiatan master plan air minum dengan bukti
kepemilikan atau sewa.
a. Indikator Keluaran
Dari pekerjaan ini diharapkan indikator keluaran yang dihasilkan adalah :
Rencana Umum
Rencana Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum
Rencana dan Program Pengembangan SPAM untuk Jangka Pendek (1-2 Tahun),
Jangka Menengah (5 tahun) dan Jangka Panjang (10-15 tahun)
Rencana Sumber Air Baku dan Alokasi Air Baku
b. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Buku Laporan dan Album Peta
MASTER PLAN AIR MINUM Kabupaten Subang Berbasis GIS.
a. Metode Pelaksanaan
Metodologi kerja yang akan dilakukan dalam kegiatan Penyusunan Master Plan Air Minum
ini meliputi :
• Kajian kepustakaan
• Survei sosial‐ekonomi
• Pengukuran kuantitas dan kualitas potensi air baku (option)
• Diskusi dan pembahasan (konsinyasi) dengan pihak Pemerintah Daerah di
Pemerintah Daerah Kabupaten Subang.
• Analisis dan penyusunan dokumen.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan kegiatan MASTER PLAN AIR MINUM berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 18
Tahun 2007 diharapkan paling tidak meliputi :
1) Evaluasi kondisi wilayah perencanaan, yang bertujuan untuk mengetahui karakter,
fungsi strategis dan konteks regional nasional/kawasan yang bersangkutan.
2) Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi peralatan
dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
3) Penentuan kriterian rencana pengembangan SPAM mencakup kriteria teknis yang dapat
diaplikasikan dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data
hasil survei maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan yang
ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan
dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini
direalisasikan.
4) Dari sumber air baku yang ada, disusun skala prioritas penggunaan sumber air
tersebut, dan harus sudah mendapat izin tertulis (SIPA/surat izin pemakaian air) dari
instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air baku untuk menentukan rencana alokasi air
baku untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber air baku ditentukan
berdasarkan proyeksi kebutuhan air.
5) Perumusan program dan kegiatan pengembangan dalam penyusunan rencana induk
meliputi identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan
air dan identifkasi air baku termasuk didalamnya adalah indikasi besaran biaya tingkat
awal, sumber dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal seluruh komponen
pekerjaan perencanaan, konsultasi, pajak, pembebasan tanah, dan perizinan.
6) Rekomendasi kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan
penempatan tenaga ahli sesuai dengan latar belakang pendidikannya, acuannya pada
perundang-undangan.
c. Tahapan Pelaporan
Dalam melaksanakan pekerjaan/tugas Konsultan berkewajiban menyampaikan laporan
• Laporan Pendahuluan
Konsep Laporan Pendahuluan harus diserahkan 30 (tiga puluh) hari setelah SPMK
di tanda tangani yang berisikan penjelasan kembali terhadap metodologi, rencana
kerja dan susunan personel termasuk base‐line informasi yang telah diupdate
terhadap kerangka penugasan, konsepsi‐konsepsi, wilayah studi dan standar
teknis penanganan awal. Laporan Pendahuluan disiapkan sebanyak 5 (lima) copy.
Finalisasi laporan harus diselesaikan 1 (minggu) minggu setelah pembahasan.
• Laporan Antara
Selambat‐lambatnya 90 (Sembilan puluh) hari setelah SPMK di tanda tangani, Tim
Penyusun harus menyerahkan Konsep Laporan Antara yang berisikan kompilasi
hasil survey dan identifikasi pengumpulan data yang akan menjadi bahan
analisis penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(RI-SPAM). Laporan Antara disiapkan sebanyak 5 (lima) copy. Finalisasi laporan
harus diselesaikan 2 (dua) minggu setelah pembahasan.
• Laporan Akhir
Akhir masa kontrak pekerjaan, Tim Penyusun telah menyempurnakan berdasarkan
hasil diskusi konsep laporan akhir dan menyerahkan Laporan Akhir Pendampingan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM masing‐masing sebanyak 5
(lima) copy, serta soft copy Laporan Akhir termasuk peta dan informasi pendukung
penyusunan Rencana Induk Pengembangan. Disamping Laporan‐laporan Utama di
atas, konsultan juga diminta untuk membuat Laporan Pendukung, yang berupa:
Soft Copy
Soft copy berisi semua hasil Laporan maupun hasil diskusi/pembahasan,
dokumentasi serta gambar‐gambar. Soft ini dibuat dan disusun dalam 1
(satu) Hard Disk Eksternal.
• Album Peta
Akhir masa kontrak pekerjaan, Tim Penyusun telah menyempurnakan berdasarkan
hasil diskusi konsep laporan akhir dan menyerahkan Album Peta Ukuran A1
sebanyak 2 (dua) Copy.
4. Ahli Geodesi
Kualifikasi pendidikan Sarjana Teknik Sipil/Teknik Geodesi, disyaratkan seorang sarjana
Teknik Strata Satu (S1) memiliki keahlian dalam pengukuran dan pemetaan wilayah
dari perguruan tinggi negeri atau swasta atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, serta memiliki sertifikat keahlian (SKA) ahli muda teknik geodesi dan
mempunyai pengalaman sebagai tenaga pengalaman profesional selama 5 (lima) tahun
pada bidang pekerjaan pada studi‐studi sistem pengelolaan air minum yang dibuktikan
dengan referensi.
Sebagai tenaga Ahli Geodesi betugas untuk memetakan distribusi jaringan air minum
secara GIS
6. Ahli Ekonomi
Kualifikasi pendidikan Sarjana Ekonomi disyaratkan seorang sarjana Ekonomi Strata Satu
(S1) dari perguruan tinggi negeri atau swasta atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, mempunyai pengalaman sebagai tenaga pengalaman profesional selama 5
(lima) tahun pada bidang investasi infrastruktur, terutama dengan latar belakang
pengalaman profesional analisis keuangan di bidang air minum yang dibuktikan dengan
referensi. Sebagai tenaga ahli Keuangan tugas utamanya adalah melakukan analisa
keuangan, perhitungan tarif, perhitungan operasional dan pemeliharaan.
Sebagai tenaga Ahli ekonomi betugas untuk mengkaji investasi yang diperlukan dalam
pengembangan air minum.
Kualifikasi Minimal
No
Jababatan Dalam Proyek
Sertifikat Pendidikan
Keahlian
1 Ahli Teknik Lingkungan SKA 501 S2
Leader Madya
2 Ahli Teknik Sipil SKA 211 S1
Muda
3 Ahli Teknik Lingkungan SKA 504 S1
Muda
4 Ahli Teknik Geodosi SKA 217 S1
Muda
5 Ahli Teknik Planologi SKA 503 S1
Muda
6 Ahli Ekonomi Akuntansi - S1
7 Ahli Kelembagaan - S1
14. PENUTUP
Kerangka Acuan kerja ini menjadi pedoman secaa umum bagi pelaksana konsultasi dalam
pekerjaan. Hal – hal teknis yang diperlukan hendaknya bisa dipersiapkan secara matang agar
pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada jadwal yang telah ditentukan dengan kualitas sesuai
yang telah ditetapkan.