Anda di halaman 1dari 38

3.

1 Gambaran Umum Wilayah Makro

3.1.1 Letak Geografis


Wilayah Kabupaten Subang secara goegrafis terletak di kawasan Utara Provinsi Jawa
Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau sebesar 6,34% dari luas Provinsi
Jawa Barat. Wilayah ini terletak antara 107°31’–107°54’ Bujur Timur dan 6°11’–6°49’
Lintang Selatan.
Secara Administratif, wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Subang
adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa;
 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;
 Sebelah Tenggara, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang;
 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat; serta
 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Karawang.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang No. 3 Tahun 2007 tentang


Pemekaran dan Pembentukan wilayah Kerja Kecamatan di Lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Subang terbagi menjadi 245 desa dan 8 kelurahan yang tergabung dalam

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 1
30 kecamatan dengan Kecamatan Subang sebagai pusat pemerintahan. Kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Subang sebagai berikut :

1. Kecamatan Blanakan 8. Kecamatan Patokbeusi


2. Kecamatan Legonkulon 9. Kecamatan Cikaum
3. Kecamatan Pusakanegara 10. Kecamatan Tambakdahan
4. Kecamatan Ciasem 11. Kecamatan Binong
5. Kecamatan Sukasari 12. Kecamatan Compreng
6. Kecamatan Pamanukan 13. Kecamatan Pabuaran
7. Kecamatan Pusakajaya 14. Kecamatan Purwadadi
15. Kecamatan Pagaden 23. Kecamatan Serangpanjang
16. Kecamatan Cipunagara 24. Kecamatan Sagalaherang
17. Kecamatan Cipendeuy 25. Kecamatan Jalan Cagak
18. Kecamatan Kalijati 26. Kecamatan Cijambe
19. Kecamatan Dawuan 27. Kecamatan Ciater
20. Kecamatan Subang 28. Kecamatan Kasomalang
21. Kecamatan Cibogo 29. Kecamatan Cisalak
22. Kecamatan Pagaden Barat 30. Kecamatan Tanjungsiang

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 2
Gambar 3.1
Peta Administrasi Kabupaten Subang

3.1.2 Kondisi Fisik Dasar

A. Topografi

Berdasarkan relief permukaan, kemiringan lereng, dan beda tinggi elevasinya, daerah
kabupaten Subang secara umum dapat dibagi menjadi empat satuan morfologi, yaitu

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 3
dataran, perbukitan bergelombang landai hingga agak curam, perbukitan curam, dan
pegunungan.

Berdasarkan topografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona,


yaitu :

 Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan): Daerah ini memiliki ketinggian


antara 500-1500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektar atau 20 persen dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang,sebagian besar
Kecamatan Jalancagak dan sebagian besar Kecamatan Cisalak, Tanjung Siang.

 Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah) : Daerah dengan


ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16 hektar atau
34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi
wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy,
sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.

 Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara): Dengan ketinggian antara 0-50 m
dpl dengan luas 92.639,7 hektar atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pagaden, Cipunagara,
Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari,
Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.

Ditinjau dari segi teknik kerekayasaan (technical engineering), Kabupaten Subang


memiliki potensi yang relatif sangat baik untuk berbagai jenis kegiatan budidaya.
Wilayah Kabupaten Subang memiliki kemiringan yang relatif datar yakni 80,80% luas
wilayahnya dengan kemiringan 0° – 17°. Beberapa daerah yang masih sering dilanda
banjir dan genangan air dapat diatasi dengan percepatan aliran drainase. Sedangkan
tempat-tempat yang sering mengalami kekeringan dapat diatasi dengan upaya
pencarian sumber-sumber mata air baru beserta jaringan distribusinya. Daerah
Selatan sangat potensial untuk penemuan sumber mata air baru. Wilayah Utara
Kabupaten Subang merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi perikanan laut

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 4
yang besar. Potensi perikanan di Kabupaten Subang ini ditunjukkan dengan produksi
ikan laut yang cukup besar.

Tabel 3.1.

Luas Wilayah Menurut Klarifikasi Ketinggian di Kabupaten Subang

KLASIFIKASI
KETINGGIAN
LUAS (HEKTAR) %
TEMPAT MELIPUTI WILAYAH KECAMATAN
(METER DPL)
(1) (2) (3) (4)
Ciasem, Blanakan, Pusakanagara, sebagian
0-25 Patokbeusi, sebagian purwadadi, sebagian
55.398,48 27,00
cikaum,sebagian Pabuaran, Pamanukan,
Legonkulon, Binong dan Compreng.
Sebagian Pagaden, Cipunagara, sebagian
37.241,22 18,15
26-50 Pabuaran dan sebagian Purwadadi.
Sebagian Cipendeuy, sebagian Purwadadi,
51-75 sebagian Pagaden, sebagian Cikaum, sebagian 16.502 8,04
Subang, dan sebagian Cibogo.
Sebagian Cipendeuy, Kalijati, sebagian Subang,
13.964,32 6,81
76-100 sebagian Cibogo dan sebagian Cijambe.
Sebagian Cipeundeuy, sebagian Segalaherang,
sebagian Kalijati, sebagian Subang, sebagian
41.035,39 20,00
101-500 Cijambe, sebagian Cisalak, sebagian Jalancagak,
dan sebagian Tanjungsiang
501-1000 Sebagian Segalaherang, sebagian Jalancagak,
12.310,42 6,00
sebagian Cisalak dan sebagian Tanjungsiang.
>1000 Sebagian Segalaherang, sebagian Jalancagak,
28.724,67 14,00
sebagian Cisalak dan sebagian Tanjungsiang
JUMLAH 205.176,950 100,00
Sumber : Kabupaten Subang dalam Angka, 2007

Tabel 3.2.
Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten Subang
KLASIFIKASI
LUAS PRESENT
KEMIRINGAN MELIPUTI WILAYAH
(HEKTAR) ASE
TANAH
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten Subang bagian Utara hingga
tengah, mulai dari pantai Utara hingga
0°-17° Kalijati, Subang dan Cibogo ditambah 165.793,03 80,80

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 5
KLASIFIKASI
LUAS PRESENT
KEMIRINGAN MELIPUTI WILAYAH
(HEKTAR) ASE
TANAH
(1) (2) (3) (4)
sebagian kecil Jalancagak dan
Tanjungsiang
Wilayah Subang Selatan bagian tengah
18°-45° yang meliputi Kalijati, Subang dan Cibogo
bagian Selatan ditambah sebagian 21.827,32 10,64
Sagalaherang, sebagian Cisalak dan
Cijambe.
Sebagian Kecamatan Sagalaherang,
>45° sebagian Cisalak, sebagian Jalancagak dan 17.556,60 8,56
sebagian besar Tanjungsian.
JUMLAH 205.176,950 100,00
Sumber : Kabupaten Subang dalam Angka, 2007

B. Struktur Geologi

Secara umum kondisi geologi di Kabupaten Subang dibagi menjadi beberapa jenis
batuan pembentuk tanah, yaitu Alluvium, Alluvium Fasies Gunung Api, Plistosien
Fasies, Sedimen dan Miosen Fasies Sedimen. Jenis lain adalah batuan vulkanik yang
terdiri dari Hasil Gunung Api Tak Teruraikan dan Hasil Gunung Api Kwarter Tua.

Tabel 3.3
Struktur Geologi
No Kecamatan Jenis Batuan

1 Cipendeuy Aluvial, Plistosen Fasies Gn. Api


2 Pabuaran Aluvial, Plistosen
3 Kalijati Miosen Fasies Sedimen, Pliosen Fasies Sedimen,
Plistosen Fasies Gn.Api
4 Purwadadi Plistosen Fasies Gn. Api
5 Dawuan Miosen Fasies Sedimen, Pliosen Fasies Sedimen,
Plistosen Fasies Gn.Api
6 Pagaden Plistosen Fasies Gn. Api
7 Cibogo Miosen Fasies Sedimen, Pliosen Fasies Sedimen,
Plistosen Fasies Gn.Api
8 Subang Miosen Fasies Sedimen, Pliosen Fasies Sedimen,
Plistosen Fasies Gn.Api
Sumber : Hasil Analisa 2012

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 6
Tabel 3.4

Struktur Geologi Wilayah Kabupaten Subang

Jenis Batuan Luas (Ha) %


Batuan Sedimen
A1 69.292 33,77%
B1 12.097 5,90%
C1 82.414 40,17%
D1 12.530 6,11%
E1 7.140 3,48%
Batuan Vulkanik
A2 9.225 4,50%
B2 8.648 4,21%
Belum Terkategori 3.830 1,87%
Jumlah 205.176 100,00%
Sumber: Kantor Pertanahan Kab. Subang

Keterangan: A1 = Alluvium
B1 = Alluvium Fasies Gunung Api
C1 = Plistosen, Fasies Gunung Api
D1 = Pliosen, Fasies Sedimen
E1 = Miosen, Fasies Sedimen
A2 = Hasil Gunung Api Tak Teruraikan
B2 = Hasil Gunung Api Kwarter Tua

Bahan galian yang telah dimanfaatkan, berupa pasir sungai, pasir pantai, lempung/tanah
liat dan sirtu. Pasir sungai, merupakan endapan hasil sedimentasi masa kini
(resen) karena itu endapan ini masih berada di lingkungan sungai, terakumulasi di
sekitar kelokan sungai dan di sekitar muara sungai. Endapan sirtu, dapat dijumpai
di dalam sungai atau di bagian tepi sungai dengan cadangan yang cukup banyak.
Pasir sungai ini banyak diambil di antara lain sepanjang alur sungai, berwarna abu-
abu kecoklatan, berbutir halus-sedang bercampur dengan lanau dan lumpur.
Endapan sirtu dapat digunakan sebagai bahan agregat beton, untuk urugan dan
keperluan lainnya.

C. Hidrologi

a. Air Permukaan

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 7
Sumber daya air permukaan Kabupaten Subang terdiri dari air sungai, saluran
Tarum Timur dan air danau/situ. Sampai saat ini air permukaan merupakan
sumber air utama yang dimanfaatkan oleh penduduk. Kabupaten Subang
mempunyai 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu; DAS Cipunagara, DAS
Ciasem, DAS Cilamaya dan DAS Cilalanang yang beranak sungai sebanyak 158 buah
dengan jumlah panjang 874,88 km. Sungai-sungai ini juga menjadi dasar
pembagian DAS di Kabupaten Subang.

Air sungai yang berfungsi sebanyak 25 buah, dengan Saluran Induk Tarum Timur
dari bendung Pompa Curug sampai dengan bendung Salam Darma sepanjang
67,829 km. Adapun debit rata-rata sebesar 102,02 m3/dt yang terdiri dari debit
sungai 47,50 m3/dt dan saluran Tarum Timur 54,52 m3/dt.

b. Sumber Mata Air

Mata air yang telah diketahui banyak terdapat di bagian lereng perbukitan
vulkanik terutama antara Ciater, Cisalak, Kasomalang, Jalancagak dan
Sagalaherang. Debit mata air sangat beragam mulai kurang dari satu hingga lebih
dari 50 liter/detik. Mata air yang berdebit besar termasuk mata air panas Ciater.
Daerah yang lebih tinggi disebelah selatannya merupakan daerah resapannya.

c. Air Tanah

Potensi Air tanah secara kuantitatif (debit, liter/detik) untuk seluruh Kabupaten
Subang belum terinformasikan secara jelas, namun dari segi pemanfaatan yang
ada saat ini menunjukan sebagian industri mengandalkan sumber air tanah
sebagai satu-satunya sumber air alternatif, terutama pada Kecamatan Pabuaran,
Patokbeusi dan Cipendeuy.

Akibat berbagai kegiatan industri dan perkotaan seperti di Kecamatan Pabuaran,


Cipendeuy, Patokbeusi dan Ciasem banyak menyedot air tanah telah
menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah yang mencolok, serta
menurunkan indeks produktivitas sumur bor, sampai dengan pertengahan tahun
2000 konsumsi air tanah di Kabupaten Subang digunakan oleh 126 perusahaan

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 8
sebanyak 236 sumur. Pemanfaatan sumber daya air tanah, diutamakan sebagai
komoditas sosial, guna memenuhi kebutuhan masyarakat (domestik).

D. Bahan Galian

Sumberdaya bahan galian di Kabupaten Subang umumnya berupa bahan tambang


mineral seperti pasir sungai, pasir volkanik (tras), batu belah, dan lempung, yang
umumnya terdapat di perbukitan volkanik dan alur sungai seperti Sungai
Cipunagara, Sungai Ciasem, dan Sungai Cilamaya. Sedangkan lempung (bahan
baku batu bata), terdapat berupa endapan aluvium di daerah dataran.

1. Jenis Tanah

Secara umum, jenis tanah di Kabupaten Subang terdiri atas beberapa kelompok
yakni aluvial, gumosol, podsolik merah, podsolik kuning, dan podsolik abu-abu.
Jenis tanah tersebut mempengaruhi tingkat kesuburan tanah, lebih jauh
mempengaruhi produktivitas kegiatan penanaman.

2. Lahan Kritis

Luas lahan kritis di Kabupaten Subang tahun 2006 menunjukan penurunan yang
signifikan dimana pada tahun 2006 luas lahan kritis seluas 14.245 hektar atau
berkurang 400 hektar dari tahun 2005 (sumber: Dinas Kehutanan dan
Perkebunan). Terjadinya lahan kritis pada umumnya disebabkan oleh praktek
ladang berpindah akibat pola bertani yang tidak sesuai dengan kaidah
konservasi dan berkelanjutan. Pengembangan hutan rakyat cukup berperan
dalam menekan angka kerusakan lahan di bagian selatan Kabupaten Subang.

3.1.3 Wilayah Pesisir Kabupaten Subang

Dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir


dan Pulau-pulau Kecil, pemahaman mengenai wilayah Pesisir adalah daerah peralihan
antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 9
Wilayah yang termasuk dalam Kawasan Pesisir Kabupaten Subang adalah Kecamatan
Blanakan, Sukasari, Legonkulon, dan Pusakanagara.

A. Sumberdaya Pesisir dan Laut Kabupaten Subang

Hutan mangrove yang terdapat di Kabupaten Subang merupakan hutan bakau binaan.
Hutan mangrove di kawasan pantai Subang
bagian utara berada di bawah otoritas
pengelolaan Perum Perhutani BKPH Ciasem-
Pamanukan. Analisis data LANDSAT-TM
Mangrove di wilayah Kecamatan
Multitemporal tahun 1988, 1990, 1992 dan Blanakan
1995 menunjukkan bahwa luasan mangrove di kawasan ini dalam periode 1988-1992
mengalami pengurangan luasan dari 2.087,7 ha pada tahun 1988 menjadi 1.729,9 ha
tahun 1990 dan 958,2 ha tahun 1992. Namun antara tahun 1992 dan 1995 terjadi
penambahan luasan menjadi 3.074,3 ha. Pengurangan tersebut berhubungan dengan
kegiatan konversi lahan termasuk perluasan area pertambakan, sedangkan
penambahan luas pada periode akhir menunjukkan keberhasilan penggalakan
program perhutanan sosial yang dilakukan melalui tambak tumpangsari.

Hasil analisis data LANDSAT tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat kerapatan
kanopi mangrove selama periode pengamatan mengalami pengurangan (Budiman
dan Dewanti, 1998). Upaya pelaksanaan budidaya dilakukan dengan melibatkan
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Sebagian hutan bakau dimanfaatkan
sebagai daerah wisata pantai seperti di Pondok Bali, Subang.

B. Batimetri Wilayah Pesisir Kabupaten Subang

Perairan pantai Subang memiliki kedalaman yang relatif dangkal (kurang dari 20m)
dengan gradien kedalaman yang relatif landai, dimana untuk kedalaman kurang dari 5
m di sekitar Blanakan gradiennya sekitar 0.0027 dan 0.0054 di sekitar Pusakanegara;
di perairan antara 5m - 10 m gradien kedalaman berkisar antara 0.0006 (di sekitar
Blanakan) sampai 0.0027 (di sekitar Pusakanegara). Hal ini berarti bahwa di bagian

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 10
barat pantai Subang (seperti Kecamatan Blanakan). lebih landai dibandingkan dengan
di bagian timur pantai Subang (seperti Kecamatan Pusakanegara).

Sumber: Atlas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Subang

Gambar 3.2
Batimetri Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Subang

Wilayah pantai Blanakan Subang yang berbentuk seperti teluk memungkinkan


terjadinya proses pengendapan sedimen dari sungai dan dari angkutan sedimen
pantai menjadi lebih besar, sehingga di wilayah ini laju pendangkalan perairan sangat
besar. Dari hasil observasi lapangan diperoleh keterangan bahwa luas lahan timbul
dari hasil pengendapan sedimen ini mencapai sekitar 400 Ha yang berada di sekitar
muara sungai Blanakan. Di wilayah timur pantai Subang dengan garis pantai
memanjang dalam arah tenggara - baratlaut cenderung mengalami penggerusan
garis pantai (abrasi).

C. Guna Lahan di Kawasan Pesisir

Jenis pengggunaan lahan di wilayah pesisir Kabupaten Subang didominasi oleh


penggunaan untuk permukiman, lahan kebun, hutan untuk Kecamatan Legonkulon
dan kecamatan Blanakan, serta jenis penggunaan lainnya. Di samping itu ada juga

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 11
jenis penggunaan untuk lahan pertanian lahan basah, yang didominasi oleh lahan
irigasi teknis.

3.1.4 Potensi Kawasan Rawan Bencana

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah
manusia (man-made disaster). Dalam Perencanaan Tata Ruang yang bersifat makro
seperti RTRW Kabupaten Subang, kategori kebencanaan yang dianalisa secara makro
adalah bencana yang terkait dengan kondisi fisik kawasan, yaitu berhubungan
dengan bahaya alam (natural hazards) yang dapat dikelompokkan menjadi bahaya
geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological
hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological
hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation),

A. Potensi Bencana Banjir

Bencana banjir dapat terjadi di kawasan yang memiliki topografi dan bentuk lahan
berupa cekungan dengan permeabilitas tanah yang buruk sehingga tidak ada alr bagi
resapan maupun limpahan air hujan (menimbulkan genangan).

Di Kabupaten Subang pada musim penghujan menggenangi wilayah Kec. Pamanukan,


Legon Kulon, dan Kecamatan Pusakanegara Kec. Blanakan, Compreng, Ciasem,
Binong, dan Cipunagara. Bila hujan besar dan menerus, wilayah DAS Sungai
Cipunagara yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Subang memiliki potensi
banjir yang dapat mengenangi dataran rendah.

B. Gempa Tektonik.

Gempa bumi tektonik yaitu gempa bumi yang terjadi karena adanya tenaga tektonik
yang disebabkan oleh pergeseran yang tiba-tiba dalam bumi dan berhubungan erat
dengan gejala pembentukan pegunungan. Pergerakan kulit bumi ini berhubungan
dengan pergerakan lempeng-lempeng bumi yang terus menerus akibat gaya-gaya
tektonik global.

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 12
Daerah yang berpotensi terkena bencana gempa bumi terdapat di Kecamatan
Tanjungsiang. Sumber gempabumi tektonik adalah pergerakan tiba-tiba pada bidang
patahan aktif sebagai proses untuk melepaskan energi kinetik regangan yang
terkumpul secara perlahan-lahan dalam jangka waktu lama.

C. Zona Kerentanan Pergerakan Tanah

Zona Kerentanan Pergerakan Tanah adalah daerah-daerah yang kondisi tanahnya


sangat rentan ( tidak stabil ) terhadap proses alam seperti erosi, longsor dan gerakan
tanah. Gerakan tanah diakibatkan oleh struktur (jenis) tanah serta faktor kelerengan
lahan. Bencana tanah longsor di Indonesia banyak terjadi di daerah yang memiliki
derajat kemiringan lereng tinggi. Bencana ini umumnya terjadi pada saat curah hujan
tinggi. Di Kabupaten Subang, daerah yang termasuk dalam zona kerentanan tanah
adalah di Kecamatan Sagalaherang, Cisalak dan Cijambe.

D. Bencana Alam Geologi Gunung Api

Bencana alam geologi gunung api adalah proses keluarnya magma dan atau gas dari
dalam bumi ke permukaan berupa letusan yang menghasilkan bahan lepas berbagai
ukuran atau leleran yang menghasilkan lava/leleran batu pijar. Di kabupaten Subang
bencana alam geologi gunung api dapat terjadi, karena Kabupaten Subang letaknya
berdekatan dengan Gunung Tangkuban Perahu yang merupakan gunung api yang
masih aktiv.

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 13
DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN SUBANG

Gambar 3.3
Peta Curah Hujan Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 14
DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN SUBANG

Gambar 3.4

Peta Ketinggian Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 15
DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN SUBANG

Gambar 3.5
Peta Kemiringan Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 16
DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
Gambr 3.6 KABUPATEN SUBANG

Peta Geologi Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 17
Gambar 4.15

Peta Hidrogeologi Kabupaten Subang

DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN


KABUPATEN SUBANG

Gambar 3.7
Peta Hidrogeologi Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 18
DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN SUBANG

DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN


KABUPATEN SUBANG

Gambar 3.8
Peta Salinitas Tanah Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 19
Gambar 3.9
Peta Jenis Tanah Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 20
DINAS TATA RUANG PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN SUBANG

Gambar 3.10
Peta Potensi Bencana Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 21
3.1.5 Demografi Wilayah

Salah satu modal dasar pembangunan wilayah selain sumber daya alam dan ilmu
pengetahun dan teknologi (Iptek) adalah penduduk atau SumberDaya Manusia (SDM).
Dalam pembangunan dan pengembangan daerah, diperlukan SDM yang secara kuantitas
mencukupi dan secara kualitas dapat diandalkan atau dengan kata lin SDM yang siap
pakai.

A. Jumlah dan Sebaran Penduduk

Kesejahteraan penduduk adalah parameter keberhasilan suatu bangsa, sehingga


kesejahteraan penduduk ini selalu menjadi sasaran utama dalam proses pengelolaan
negara. Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan
masalah kependudukan; seperti besarnya jumlah penduduk dan tidak meratanya
penyebaran penduduk maupun tidak terberdayakannyasegenap penduduk.

Berdasarkan angka hasil proyeksi, penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2012
berjumlah sekitar 1.501.647 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 732 jiwa per
kilometer persegi atau 5.935 jiwa per desa.

Penyebaran penduduk di Kabupaten Subang tidak merata antara kecamatan yang


satu dengan kecamatan yang lainnya. Kecamatan Subang merupakan kecamatan
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 2.812 jiwa / km2. Sebaliknya,
Legon Kulon hanya dihuni 305 jiwa/km2

Komposisi penduduk Kabupaten Subang menurut jenis kelamin menunjukan bahwa


jumlah laki laki lebih banyak daripada jumlah perempuan, diindikasikan oleh nilai sex
ratio melebihi angka 100. Sex ratio memperlihatkan banyaknya penduduk laki laki per
100 penduduk perempuan. Sex ratio tertinggi terdapat di kecamatan Legon kulon
yang mencapai 111,24 persen diikuti oleh pusakanagara 107,88 dan pusaka jaya
107,75. Tingginya sex ratio di ketiga tempat tersebut kemungkinan disebabkan oleh

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 22
banyaknya TKW (Tenaga Kerja Wanita) dari daerah tersebut yang menjadi tenaga
kerja di luar negeri.

Tabel 3.5
Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Subang, 2013
Kepadata
Luas
N JUMLA n
KECAMATAN % (Km2
o H (Jiwa/km
)
2)
(1) (4)

01. 1.9
1 SAGALAHERANG 29313 5 50.45 581

02. SERANG 1.6


2 PANJANG 24692 4 51.79 477

2.8
3 03. JALANCAGAK 43458 9 40.86 1064

1.8
4 04. CIATER 28270 8 53.86 525

2.6
5 05. CISALAK 39402 2 79.41 496

2.7
6 06. KASOMALANG 40765 1 39.44 1034

07. 2.8
7 TANJUNGSIANG 43399 9 75.32 576

2.6
8 08. CIJAMBE 39375 2 93.63 421

2.7
9 09. CIBOGO 41970 9 53.71 781

1 12436 8.2
0 10. SUBANG 7 8 54 2303

1 4.1
1 11. KALIJATI 61637 0 98.04 629

1 2.5
2 12. DAWUAN 38834 9 82.98 468

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 23
Luas Kepadata
N JUMLA
KECAMATAN % (Km2 n
o H
) (Jiwa/km
(1) (4)

1 3.0
3 13. CIPEUNDEUY 46327 9 92.66 500

1 4.0
4 14. PABUARAN 60844 5 65.43 930

1 5.2
5 15. PATOKBEUSI 78775 5 80.62 977

1 3.9
6 16. PURWADADI 59819 8 89.93 665

1 3.1
7 17. CIKAUM 47098 4 92.8 508

1 4.0
8 18. PAGADEN 60387 2 44.44 1359

1 19. PAGADEN 2.2


9 BARAT 34245 8 48.25 710

2 4.0 100.7
0 20. CIPUNAGARA 60387 2 3 599

2 2.9
1 21. COMPRENG 44500 6 63.86 697

2 2.9
2 22. BINONG 43567 0 50.98 855
2 23. 2.7
3 TAMBAKDAHAN 41009 3 54.98 746

2 10415 6.9 110.4


4 24. CIASEM 1 4 9 943

2 3.7
5 25. PAMANUKAN 56337 5 48.81 1154

2 2.6
6 26. SUKASARI 40304 8 51.79 778
2 27. 38897 53.29 730
7 PUSAKANAGARA 2.5

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 24
Luas Kepadata
N JUMLA
KECAMATAN % (Km2 n
o H
) (Jiwa/km
(1) (4)
9

2 3.0
8 28. PUSAKAJAYA 45363 2 59.46 763

2 1.4
9 29. LEGONKULON 22064 7 73 302

3 4.1
0 30. BLANAKAN 62164 4 97.15 640
15016  10 2052.
KAB. SUBANG 731
47 0 2
Sumber : BPS Kabupaten Subang, 2013

B. Struktur Penduduk

 Penduduk berdasarkan Rumah Tangga

Secara total tercatat 467.681 kepala keluarga (KK) yang melingkupi 1.501.597
jiwa penduduk Kabupaten Subang. Rata-rata jumlah jiwa per-kepala keluarga
(KK) adalah 3 orang/KK, memperlihatkan bahwa tingkat kepadatan rumah tangga
di Kabupaten Subang belum terlalu padat, dengan asumsi setiap rumah tangga
dihuni oleh 2 orang tua, sehingga 1 diantara rata-rata jiwa dalam KK memiliki
status sebagai anak. Kondisi ini memperlihatkan bahwa umumnya rumah tangga
di Kabupaten Subang masih dalam proses perkembangan keluarga.

Tabel 3.6
Jumlah dan Rata-rata Jiwa per-Rumah Tangga di Kabupaten Subang, 2008
JUMLAH
RUMAH
KECAMATAN JUMLAH JIWA/K
TANGGA
K

01. SAGALAHERANG 29313 13,409 2.19

02. SERANG PANJANG 24692 11,532 2.14

03. JALANCAGAK 43458 11,828 3.67

04. CIATER 28270 32,570 0.87

05. CISALAK 39402 17,003 2.32

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 25
RUMAH JUMLAH
KECAMATAN JUMLAH JIWA/K
TANGGA
K

06. KASOMALANG 40765 11,563 3.53

07. TANJUNGSIANG 43399 13,579 3.20

08. CIJAMBE 39375 17,029 2.31

09. CIBOGO 41970 21,221 1.98

10. SUBANG 124367 17,431 7.13

11. KALIJATI 61637 13,512 4.56

12. DAWUAN 38834 17,152 2.26

13. CIPEUNDEUY 46327 11,222 4.13


60,84
14. PABUARAN 4 18,109 3.36
78,77
15. PATOKBEUSI 5 12,364 6.37
59,81
16. PURWADADI 9 13,221 4.52
47,09
17. CIKAUM 8 13,345 3.53
60,38
18. PAGADEN 7 27,590 2.19
34,24
19. PAGADEN BARAT 5 16,364 2.09
60,38
20. CIPUNAGARA 7 11,737 5.15
44,50
21. COMPRENG 0 11,329 3.93
43,56
22. BINONG 7 12,872 3.38
41,00
23. TAMBAKDAHAN 9 6,421 6.39
104,15
24. CIASEM 1 17,373 5.99
56,33
25. PAMANUKAN 7 13,409 4.20
40,30
26. SUKASARI 4 11,532 3.49
38,89
27. PUSAKANAGARA 7 11,828 3.29
45,36
28. PUSAKAJAYA 3 32,570 1.39
22,06
29. LEGONKULON 4 17,003 1.30
62,16
30. BLANAKAN 4 11,563 5.38
1,501,59
KAB. SUBANG 7 467,681 3.21
Sumber : Pengolahan Data BPS Kabupaten Subang 2013

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 26
 Penduduk Berdasarkan Gender

Secara gender (jenis kelamin), perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan


tidak terlalu jauh berbeda, yaitu sekitar 49,5% pria : 50,5% wanita. Kondisi ini
akan berpengaruh terhadap pertimbangan-pertimbangan kebutuhan
pengembangan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, serta model aksesibilitas
kawasan terkait potensi pergerakan penduduk baik laki-laki maupun perempuan
terkait kecenderungan kegiatan sehari-hari sesuai karakteristik gender yang ada.

Tabel 3.7
Struktur Penduduk Kabupaten Subang berdasarkan Gender, 2013
WARGA NEGARA INDONESIA
KECAMATAN LAKI-
LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(1) (2) (3) (4)
01. SAGALAHERANG 14 624 14689 29313
02. SERANG PANJANG 12 482 12 210 24692
03. JALANCAGAK 21 748 21 710 43458
04. CIATER 14 236 14 034 28 270
05. CISALAK 19 882 19 520 39 402
06. KASOMALANG 20 698 20 067 40 765
07. TANJUNGSIANG 21 910 21 489 43 399
08. CIJAMBE 19 864 19 511 39 375
09. CIBOGO 21 143 20 827 41 970
10. SUBANG 63 162 61 205 124 367
11. KALIJATI 30 413 31 224 61 637
12. DAWUAN 19 348 19 486 38 834
13. CIPEUNDEUY 23 113 23 214 46 327
14. PABUARAN 30 505 30 339 60 844
15. PATOKBEUSI 39 795 38 980 78 775
16. PURWADADI 28 845 30 967 59 819
17. CIKAUM 23 272 23 826 47 098
18. PAGADEN 30 260 30 011 60 387
19. PAGADEN BARAT 16 957 17 288 34 245
20. CIPUNAGARA 30 582 29 805 60 387
21. COMPRENG 23 073 21 427 44 500
22. BINONG 22 542 21 025 43 567
23. TAMBAKDAHAN 21 159 19 850 41 009
24. CIASEM 52 665 51 486 104 151
25. PAMANUKAN 29 268 27 069 56 337
26. SUKASARI 20 555 19 749 40 304
27. PUSAKANAGARA 20 186 18 711 38 897

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 27
WARGA NEGARA INDONESIA
KECAMATAN LAKI-
LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(1) (2) (3) (4)
28. PUSAKAJAYA 23 527 21 836 45 363
29. LEGONKULON 11 619 10 445 22 064
30. BLANAKAN 31 938 30 226 62 164
KAB. SUBANG 759 371 742 226 1501597
1 492
TAHUN 2011 754 103 737 426 094
1 477
TAHUN 2010 746 103 731 326 432
1 470
TAHUN 2009 725 520 744 754 274
1 446
TAHUN 2008 716 499 730 390 889
Sumber : BPS Kabupaten Subang, 2013

 Ketenagakerjaan

Tingkat partisipasi angkatan kerja didefinisikan sebagai perbandingan antara


angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (berusia 10 tahun keatas). Angkatan
kerja mencakup penduduk yang bekerja dan mancari pekerjaan. Sedangkan
tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah perbandingan antara penduduk yang
mencari pekerjaan dengan angkatan kerja.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Subang adalah sebesar


57,68 % Tahun 2005, turun menjadi 43,70 % tahun 2006. Dari hasil Susenas 2005,
penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja di Kabupaten Subang berjumlah
sebanyak 577.959 jiwa. Lapangan pekerjaan pertanian masih merupakan sektor
yang paling dominan dalam menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2006 sektor
pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 43,20 %.

Tingginya lapangan pekerjaan di sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja


ini karena lapangan pekerjaan di sektor pertanian tidak banyak membutuhkan
tenaga terdidik dan terampil.

C. Potensi Perkembangan Penduduk

a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 28
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Subang tahun 2004-2008 seperti terlihat
pada tabel berikut.

Tabel 3.8

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Subang 2004 – 2008


Tahun
Komponen
2004 2005 2006 2007 2008
Penduduk 1.384.310 1.391.997 1.402.134 1.442.028 1.446.889
Laju Pertumbuhan Penduduk 0.97 % 0.56% 0.73% 1.42% 0.34%
Kepadatan 675 678 683 693 705
Sumber : Pengolahan Data BPS Kabupaten Subang, 2007, 2008, 2009

Berdasarkan data di atas, rata-rata laju pertumbuhan penduduk dalam 5 tahun


terakhir adalah 0,80% terhadap jumlah tahun sebelumnya. Berdasarkan kondisi
tersebut, selanjutnya dapat diproyeksikan pertumbuhan penduduk hingga akhir
tahun rencana (2030).

b. Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang

Berdasarkan hasil perhitungan laju pertumbuhan penduduk rata-rata dalam lima


tahun terakhir, selanjutnya diperoleh proyeksi perkembangan penduduk
sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.9

Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang 2009-2019

2009 2010 2011 2012 2013 2014


1.482.06
Penduduk (jiwa) 1.458.522 1.470.249 9 1.493.985 1.505.997 1.518.105
Kepadatan
(jiwa/km2) 711 717 722 728 734 740

2015 2016 2017 2018 2019


1.555.01
Penduduk (jiwa) 1.530.311 1.542.614 7 1.567.519 1.580.122
Kepadatan
(jiwa/km2) 746 752 758 764 770

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 29
Sumber : Pengolahan Data BPS Kabupaten Subang

Tabel 3.10

Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang 2020-2030

2020 2021 2022 2023 2024 2025


Penduduk (jiwa) 1.592.826 1.605.633 1.618.542 1.631.555 1.644.673 1.657.896
Kepadatan (jiwa/km2) 776 783 789 795 802 808

2026 2027 2028 2029 2030


Penduduk (jiwa) 1.671.225 1.684.662 1.698.207 1.711.860 1.725.624
Kepadatan (jiwa/km2) 815 821 828 834 841
Sumber : Pengolahan Data BPS Kabupaten Subang

Berdasarkan hasil proyeksi tersebut, jumlah penduduk pada pertengahan dan akhir
tahun rencana (2020 dan 2030) diperkirakan mencapai 1.592.826 jiwa atau dengan
kepadatan 746 jiwa/km2 untuk tahun 2020, dan 1.725.624 jiwa dengan kepadatan 841
jiwa/km2 untuk tahun 2030. Untuk kedua dekade perencanaan tersebut, gambaran
proyeksi penduduk dengan asumsi distribusi / sebaran penduduk di masing-masing
Kecamatan yang dilihat secara statis / tetap berdasarkan kondisi 5 tahun terakhir di
seluruh kecamatan pada Kabupaten Subang, dapat digambarkan dalam tabel proyeksi
sebaran dan kepadatan penduduk berikut ini.

Dari hasil proyeksi di atas, terlihat adanya kawasan-kawasan yang akan mengalami
perkembangan kepadatan, diantara yang perlu diperhatikan adalah:

 Kota Subang sebagai ibukota kecamatan sekaligus ibukota Kabupaten,


diperkirakan mengalami perkembangan kepadatan terbesar hingga 2.442
jiwa/km2 hingga akhir tahun perencanaan 2030.

Tabel 3.11
Proyeksi Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Subang per-Kecamatan untuk Tahun
Rencana 2020 dan 2030
2020 2030
No. Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan2 Jumlah Penduduk Kepadatan
(jiwa) (jiwa/Km) (jiwa) (jiwa/Km2)
1. Sagalaherang 50,45 32.027 635 34.698 688

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 30
2020 2030
2
No. Kecamatan Luas (Km ) Jumlah Penduduk Kepadatan2 Jumlah Penduduk Kepadatan
(jiwa) (jiwa/Km) (jiwa) (jiwa/Km2)
Serangpanjan
2. 51,79 27.042 29.296
g 522 566
3. Jalancagak 40,86 41.624 1.019 45.094 1.104
4. Ciater 53,86 28.640 532 31.028 576
5. Cisalak 79,41 41.914 528 45.409 572
6. Kasomalang 39,44 42.014 1.065 45.517 1.154
7. Tanjungasiang 75,32 47.930 636 51.927 689
8. Cijambe 93,63 41.545 444 45.009 481
9. Cibogo 53,71 42.238 786 45.759 852
10. Subang 54,00 121.706 2.254 131.853 2.442
11. Kalijati 98,04 60.725 619 65.787 671
12. Dawuan 82,98 40.563 489 43.945 530
13. Cipeundeuy 92,66 44.587 481 48.304 521
14. Pabuaran 65,43 66.612 1.018 72.166 1.103
15. Patokbeusi 80,62 82.506 1.023 89.385 1.109
16. Purwadadi 89,93 55.786 620 60.437 672
17. Cikaum 92,80 48.697 525 52.757 568
18. Pagaden 44,44 63.532 1.430 68.829 1.549
19. Pagaden Barat 48,25 38.527 798 41.739 865
20. Cipunagara 100,73 66.069 656 71.578 711
21. Compreng 63,86 51.481 806 55.773 873
22. Binong 50,98 50.708 995 54.936 1.078
23. Tambakdahan 54,58 49.978 916 54.145 992
24. Ciasem 110,49 108.126 979 117.140 1.060
25. Pamanukan 48,81 62.346 1.277 67.544 1.384
26. Sukasari 51,79 45.493 878 49.286 952
27. Pusakanagara 53,29 43.817 822 47.470 891
28. Pusakajaya 59,46 52.660 886 57.050 959
29. Legonkulon 73,00 25.129 344 27.224 373
30. Blanakan 97,15 68.803 708 74.539 767
Kab.Subang 2.051,76 1.592.826 776 1.725.624 841
Sumber : Pengolahan Data BPS Kabupaten Subang

 Wilayah Pagaden yang diproyeksikan mengalami perkembangan statis hingga


tahun 2030 memiliki kepadatan penduduk 1.549 jiwa/km 2 serta Pamanukan
dengan proyeksi 1.384 jiwa/km2.

 Wilayah-wilayah lainnya yang diproyeksikan mengalami perkembangan


penduduk dan kepadatan di tahun akhir rencana (2030) hingga di atas jumlah
1.000 jiwa/km2 seperti Patokbeusi, Pabuaran, Jalancagak, Kasomalang, Binong,
dan Ciasem.

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 31
Kondisi ini memperlihatkan bahwa terdapat kebutuhan pengaturan struktur ruang
kawasan yang menjadi pusat permukiman maupun pengaturan pola ruang kegiatan
terkait dengan aktivitas antar wilayah.

D. Potensi Sektor Pariwisata

Beberapa obyek wisata yang menjadi andalan dalam meraih pendapatan antara lain
dikelompokan dalam kegiatan wisata budaya dan wisata alam. Beberapa jenis wisata
budaya yang telah dikenal antara lain:

 Tradisi Seren Taun di Kampung Banceuy

 Desa Adat Wangunharja

 Balik ka Lembur Desa Cibuluh

 Kesenian Gembyung, Sisingaan

 Wisata Alam

Untuk obyek wisata alam yang telah dikenal antara lain :

 Air Panas Ciater

 Curug Cijalu dan Curug Cileat

 Pantai Pondok Bali dan Pantai Kalapa Patimban

Sementara untuk sarana pendukung diantaranya yakni perhotelan dan sarana


penunjangnya dijelaskan dalam data berikut

Tabel 3.12

Banyaknya akomodasi kamar hotel, tempat tidur dan tenaga kerja


Uraian 2002 2003 2004 2005 2006
1. Hotel 60 64 65 68 66
2. Kamar 965 985 1,113 1,035 1,035
3. Tempat Tidur 1,451 1,471 1,679 1,518 1,518
4. Tenaga Kerja 874 884 832 748 748
5. Rata-Rata Tamu Sehari 29.26 32.76 32.84 5,39 *) 5,39 *)
Sumber : BPS Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 32
E. Potensi Sektor Perindustrian

Yang dimaksud dengan Perusahaan/Usaha Industri disini adalah suatu unit (kesatuan)
produksi yang terletak disuatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah
suatu barang baik secara mekanik maupun kimia atau mengubah barang yang nilainya
rendah menjadi barang yang tinggi nilainya sehingga menjadi barang/benda produk yang
sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk kedalam sektor ini adalah
perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan
(asembling) dari suatu bagian industri.

Dalam tahun 2006 hanya terdapat 27 perusahan besar dan sedang yang sudah beroperasi
secara komersial di Kabupaten Subang. Namun dalam tahun 2007 terjadi lonjakan jumlah
industri yang cukup pesat yaitu mencapai 51 unit.

Perkembangan jumlah industri baik besar maupun sedang tersebut, selain karena letak
geografis Kabupaten Subang yang strategis, juga dikarenakan adanya berbagai kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Subang yang berkenaan dengan jaminan
kemudahan investasi, seperti dalam pengurusan perizinan, pajak dan retribusi daerah
serta jaminan keamanan. Selain dari itu, Pemerintah Kabupaten Subang juga berusaha
untuk meningkatkan infrastruktur dasar, seperti jalan, air , listrik dan telekomunikasi.

Selain hal tersebut, perkembangan industri di Kabupaten Subang juga diakibatkan


ketersediaan sumber daya lokal seperti sumber daya manusia yang siap pakai dan bahan
baku yang melimpah serta masih terbukanya lahan zona industri ± 80% dari 11.250 ha.
Pembangunan Jalan tol antara Cikampek – Palimanan yang melintasi lahan zona industri
di Kabupaten Subang merupakan salah satu faktor pendukung terhadap peningkatan
pembangunan industri di wilayah Kabupaten Subang.

Di Indonesia, perusahaan industri dibedakan atas : Industri Besar, Sedang, Kecil dan
Rumahtangga. Penggolongan perusahaan industri ini dilakukan melalui pendekatan
jumlah tenaga kerja yaitu

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 33
 Golongan Industri Besar yaitu perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
100 orang lebih.

 Golongan Industri Sedang yaitu perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
antara 20 sampai dengan 99 orang.

 Golongan Industri Kecil yaitu perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja
antara 5 sampai dengan 19 orang.

 Golongan Industri Rumahtangga yaitu perusahaan industri yang mempunyai


tenaga kerja antara 1 sampai dengan 4 orang.

Tabel 3.13
Unit Usaha Industri Kecil

Unit Tenaga Nilai Investasi Nilai Produksi


Komoditi
Usaha Kerja (000) (000)

Anyaman Bambu 1,720 2,650 192,276 3,902,500


Anyaman Mendong 232 429 196,600 340,495
Anyaman Pandan 80 166 80,000 616,610
Sapu Uyun 254 358 127,000 1,284,739
Kusen 23 83 36,800 450432
Mebelair 80 256 418,750 6,236,667
Maranggi 67 67 6,700 182,156
Ukiran Kayu 74 1,036 576,682 4,626,349
Ijuk 6 30 3,825 275,400
Madu 63 136 12,600 371,806
Anyaman Rotan 35 1336 1,226,982 2,818,842
Dandang 24 56 60,000 576,000
Pandai Besi 33 61 264,845 743,838
Tralis Besi - - - -
Kompor - - - -
Spring Bed - - - -
Tas Imitasi 33 77 11,000 52,800
Boneka Panda 50 128 156,067 342,800
Kasur Lantai 14 124 295,000 1,782,000
Jumlah Ii 2,788 6,993 3,665,127 24,603,434
Jumlah I 3,649 9,111 7,430,643 39,099,537
Jumlah Ii 2,788 6,993 3,665,127 24,603,434
Tahun 2006 6,437 16,104 11,095,770 63,702,971
Sumber : Dinas Perdagangan Industri dan Pasar Kabupaten Subang

Tabel 3.14

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 34
Jenis Kegiatan Usaha Kecil
Unit Tenaga Nilai Investasi Nilai Produksi
Jenis Industri
Usaha Kerja (000) (000)
Bata Merah 1,375 4,001 3,452,413 12,003,298
Bataco 35 73 35,000 262,800
Genteng 56 307 202,500 2,958,000
Gerabah 50 120 10,000 864,000
Opak / Rangginang 224 560 67,200 1,100,900
Kerupuk Pisang 42 212 105,000 365,500
Kerupuk Aci 110 440 543,792 1,837,163
Makanan Sej. Krupuk 23 150 50,000 370,000
Kue Basah 80 160 108,800 795,000
Papais 10 20 5,000 15,000
Dodol Nenas 30 120 60,000 361,500
Tempe 194 397 928,318 1,908,790
Tahu 109 360 908,780 7,054,332
Oncom 30 60 175,000 540,000
Tepung/P.Ikan - - - -
Ikan Asin 108 248 167,500 1,188,400
Pemindangan 231 462 115,500 2,475,156
Terasi 53 131 79,500 954,000
Gula Aren 848 1,097 144,340 2,118,738
Kue Kering 20 50 100,000 491,260
Mie Aci 4 40 20,000 190,000
Aci Tapioka/Aci Aren 10 44 110,000 320,700
Kacang Bali 7 59 42,000 925,000
Anyaman Bambu 1,720 2,650 192,276 3,902,500
Anyaman Mendong 232 429 196,600 340,495
Anyaman Pandan 80 166 80,000 616,610
Sapu Uyun 254 358 127,000 1,284,739
Kusen 23 83 36,800 450432
Mebelair 80 256 418,750 6,236,667
Maranggi 67 67 6,700 182,156
Ukiran Kayu 74 1,036 576,682 4,626,349
Ijuk 6 30 3,825 275,400
Madu 63 136 12,600 371,806
Anyaman Rotan 35 1336 1,226,982 2,818,842
Dandang 24 56 60,000 576,000
Pandai Besi 33 61 264,845 743,838
Tralis Besi - - - -
Kompor - - - -
Spring Bed - - - -
Tas Imitasi 33 77 11,000 52,800
Boneka Panda 50 128 156,067 342,800
Kasur Lantai 14 124 295,000 1,782,000
Jumlah 6,437 16,104 11,095,770 63,702,971
Sumber : Dinas Perdagangan Industri dan Pasar Kabupaten Subang

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 35
F. Potensi Sektor Perdagangan dan Jasa Penunjang

Komoditi unggulan ekspor dari Kabupaten Subang antara lain buah-buahan (rambutan,
nenas. manggis, mangga, durian, pisang, salak dan pepaya). Selain itu sayuran tertentu
menjadi salah satu komoditi andalan diantaranya kacang panjang, cabe, tomat, terung-
terungan, daun melinjo. Produk kerajinan rakyat yang sampai saat ini masih merupakan
trade mark Kabupaten Subang diantaranya kerajinan boneka akar bambu, wayang golek,
sepatu dan tas, dandang, produk anyaman dan produk makanan. Untuk jenis ternak ikan
air tawar (mas, nila, gurame, bandeng dan udang) serta beberapa jenis ikan laut menjadi
komoditi andalan yang sudah dikenal di pasar regional.

3.1.6 Rencana KSK Kabupaten Subang

Pada wilayah Kabupaten Subang telah dituangkan dalam RTRW Subang bahwa terdapat Kawasan
Strategis yaitu:

1. KSK Agropolitan Ponggang


2. KSK Minapolitan Blanakan
3. KSK Pemandian Air Panas Ciater
4. KSK Perkotaan Subang
5. KSK Peruntukan Industri
6. KSP Pertanian Basah dan Berorientasi Teknis
7. KSP Pesisir Pantura

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 36
Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 37
3.2 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

Wilayah perencanaan KSK Industri Koridor I mencakup 4 kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Cipendeuy
2. Kecamatan Kalijati
3. Kecamatan Purwadadi, dan
4. Kecamatan Pabuaran

Dengan luas wilayah sebesar 346,06 Km2 dan terletak di bagian Barat kabupaten Subang.

Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 228.627 jiwa dengan kepadatan
rata-rata 660,6/Km2. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.15
Luas, Jumlah dan kepadatan Penduduk Koridor I

Luas Kepadatan
No KECAMATAN JUMLAH
(Km2) (Jiwa/km2)
(1) (4)
11 11. KALIJATI 61.637 98.04 629
13 13. CIPEUNDEUY 46.327 92.66 500
14 14. PABUARAN 60.844 65.43 930
16 16. PURWADADI 59.819 89.93 665
KAB. SUBANG 228.627 346.06 660,6

Ustek
Penyusunan KSK Peruntukan Kawasan Industri Koridor I III - 38

Anda mungkin juga menyukai