LOKASI :
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Kurva
2. Lampiran Foto Kegiatan
1
BAB PENDAHULUAN
Penyebaran air tanah tidak hanya terdeskripsikan secara vertical, untuk mengetahui
secara horizontal dapat diketahui melalui penyebaran formasi geologi yang bertindak
sebagai akuifer. Akuifer merupakan lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai
pembawa air (permeable) yaitu batuan yang mempunyai susunan butiran sedemikian
rupa sehingga dapat mengalirkan air. Sebaliknya lapisan kedap air (Impermeable) atau
akuiclud adalah batuan yang dapat menyimpan air tanah tetapi tidak dapat mengalirkan
dalam jumlah yang berarti. Sedangkan lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan
dan mengalirkan air disebut akuifug. Kondisi lapisan akuifer dipengaruhi oleh sifat
batuan terutama tingkat porositas dan tingkat permeabilitas.
Kita ketahui bersama air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan
manusia, baik untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, perternakan, dan juga
perindrustrian. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan perkembangan
pembangunan, kebutuhan akan air juga semakin meningkat, sedangkan
ketersediaanya sangat terbatas.
2.2 HIDROGEOLOGI
Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah
daerah penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di sekitar daerah
ini. Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu.
Hasil pengamatan hidrologi setempat, termasuk ke dalam sistem akuifer dengan aliran
melalui ruang antar butir dan keterdapatannya akuifer produktif sedang dan luas
sebenarnya.
(Akuifer dengan keterusan sedang sampai rendah, muka airtanah tertekan dibawah
permukaan tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5 l/d).
Lokasi Penyelidikan
5
6
Dalam penentuan kualitas air untuk berbagai keperluan, seperti air minum, industri dan
pertanian maka kualitas air tersebut harus diuji (tes) terlebih dahulu. Pada umumnya
pengujian kualitas air meliputi unsur kimia, fisika, biologi dan radiology. Hasil pengujian
kemudian dibandingkan dengan ketentuan/standar yang berlaku sesuai dengan
kebutuhan, karena ada kalanya air yang memenuhi syarat untuk air minum tidak sama
dengan syarat untuk air tambak dan sebagainya.
7
listrik, dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis
yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan,
Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct Current)
dialirkan ke dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul
beda potensial antara kedua elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian
Sumber
arus
I
Potensiometer V
Electrode Arus
Electroda Permukaan
Electrode
Potensial Bumi
Arus M N B
A
M
Garis arus
Garis Ekipotensial
LK/IV/2002
jarak yang telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan
pada jarak-jarak tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2 1/5 jarak AB/2.
Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka
Hukum Ohm yang digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan geolistrik dalam
memperoleh harga tahanan jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-
Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh harga tahanan jenis semu dapat ditulis
sebagai berikut :
AB 2 MN 2 V
ρa= ) (
[( ) ]
2( MN ) 2 2 I
V
ρa = K .
I
dimana :
C1 I
Permukaan Bumi
r
Equipotensial
Aliran Arus
BATUAN BEKU
BATUAN UBAHAN
LEMPUNG
SERPIH LUNAK
SERPIH KERAS
PASIR
BATUPASIR
GAMPING POROS
GAMPING PADAT
bertahanan jenis antara 5 – 60 Ohm-meter. Dan dari kisaran harga tahanan jenis
dibawah tanah secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan
GL.1 GL.2
0 30 85 0
10 65 63 10
20 20
7 7
30 30
40 40
50 50
35 37
60 60
70 70
80 80
90 90
100 100
110 110
120 120
130 130
140 8 7 140
150 150
160 160
170 170
180 180
190 190
200 200
Keterangan:
Tanah penutup
Lempung
P asir ( D id ug a A kuif er )
Tabel Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi dan pendugaan
geolistrik di lokasi penyelidikan
Hasil Penafsiran
Titik Perkiraan Perkiraan
Lapisan Tahanan
Duga Kedalaman Litologi Hidrogeologi
Jenis
1 0.00 3.20 30.24 Tanah penutup
2 3.20 15.24 65.24 Pasir tufaan Airtanah bebas
GL.1 3 15.24 41.45 6.71 Lempung
4 41.45 75.28 35.42 Pasir Diduga Akuifer
5 75.28 ~ 8.11 Lempung
1 0.00 4.11 85.14 Tanah penutup
2 4.11 16.25 63.18 Pasir tufaan Airtanah bebas
GL.2 3 16.25 38.17 6.50 Lempung
4 38.17 76.31 37.28 Pasir Diduga Akuifer
5 76.31 ~ 7.35 Lempung
13
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
3. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan akuifer, yaitu :
5.2 SARAN
1. Penyediaan air bersih di lokasi penyelidikan yang diharapkan bisa diambil dari air
disarankan disekitar titik duga GL.2 dan GL.1 (skala prioritas) dengan kedalaman
sumur bor (well logging) agar dapat menentukan letak saringan pada akuifer yang
akan disadap.
LAMPIRAN
Hasil Interpretasi Komputer
PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI SIMPANG CAMBANG PARIT 13, DESA KAMPONG SINGKEP 2
KECAMATAN MUARA SABAK BARAT, KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, JAMBI
1000
GL.1 R e s is tiv ity D e p th
30.24 3.20
65.24 15.24
6.71 41.45
35.42 75.28
8.11
100
R
h
o
-
m
10
30 65 7 35 8
1
1 10 100 1000
AB/2 (m)
PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI SIMPANG CAMBANG PARIT 13, DESA KAMPONG SINGKEP 2
KECAMATAN MUARA SABAK BARAT, KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, JAMBI
1000
GL.2 R e s is tiv ity D e p th
85.14 4.11
63.18 16.25
6.50 38.17
37.28 76.31
7.35
100
R
h
o
-
m
10
85 63 7 37 7
1
1 10 100 1000
AB/2 (m)
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Pengukuran Geolistrik
DOKUMENTASI KEGIATAN PENGUKURAN GEOLISTRIK