Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Sipil

Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret


Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

EVALUASI KINERJA DAERAH IRIGASI


WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
PROPINSI SULAWESI TENGGARA
Syaifuddin1), Mamok Suprapto2), Syafii2)
1). Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, email: syaifuddin.73sdasultra@gmail.com
2). Dosen Pengajar Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK
Peningkatan produksi padi pada daerah irigasi, erat kaitannya dengan
ketersediaan air dan pengelolaan irigasi. Ketersediaan air harus ditunjang dengan
sarana dan prasarana irigasi yang baik. Daerah irgasi (DI) Wawotobi merupakan
daerah irigasi terbesar di Sulawesi Tenggara saat ini, yang awal rencana akan
mengairi sawah seluas 18.000 ha namun sampai dengan saat ini baru dapat
mengairi sawah seluas 9.447,80 ha. Daerah irigasi Wawotobi berkontribusi
terhadap 6 (enam) kecamatan dalam wilayah Kabupaten Konawe. Evaluasi
terhadap kinerja daerah irigasi Wwotobi dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran kondisi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui debit (Q)
andalan sungai saat ini, 2) Mengetahui besarnya kebutuhan air untuk luas areal
18.000 ha, 3) Mendapatkan informasi penyebab keterbatasan dalam
menditribusikan debit (Q).Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan meliputi:
pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengujian kepanggahan data dan
perhitungan debit (Q). Nilai debit (Q) pengukuran langsung dan debit (Q) simulasi
dibandingkan terhadap kebutuhan. Perhitungan dengan memperhatikan pola
tanam existing berdasarkan Kriteria Perencanaan dibandingkan dengan pola
renacana berdasarkan kebutuhan air dengan software Crop Water Requirement
(CWR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air saat ini sangat
memadai, namun dalam sistem pengelolaan irigasi yang masih minim.
Ketersediaan debit andalan (Q80) rerata bulanan secara rasio masih memenuhi
kebutuhan yaitu: 100,30 m3/detik. Kejadian defisit pada periode I bulan Juli
sebesar 14,28 m3/detik, Namun dari penilaian indeks kinerja tingkat kerawanan
berada pada range 0,75-1,00, artinya dari up normal akan cepat kembali ke
normal.
Kata kunci: daerah irigasi, debit andalan, indeks kinerja

PENDAHULUAN yang sama tingkat konsumsi beras mencapai


Latar Belakang 139 kg/kapita, lebih tinggi dibanding dengan
Malaysia dan Thailand yang hanya berkisar 65
Pemerintah Republik Indonesia telah kg70 kg perkapita pertahun (Anonim1, 2012)
menetapkan kebijakan terkait dengan pangan.
Menurut BPS, Indonesia mengalami
Kebijakan pangan yang dituangkan dalam
surplus beras sekitar 6 (enam) juta ton, namun
undang undang nomor: 18 tahun 2012, bahwa
sejak Januari hingga Agustus 2011 ternyata
pangan merupakan kebutuhan dasar yang
Bulog telah melakukan impor beras mencapai
utama dan pemenuhannya merupakan bagian
1,62 juta ton (Anonim1, 2012)
dari hak asasi manusia.
Kementerian Pekerjaan Umum berupaya
Pada tahun 2025 mungkin terjadi
untuk meningkatkan produksi paling sedikit
peningkatan populasi secara global. Sekitar
7% pertahun. Upaya tersebut meliputi antara
50% peningkatan tersebut berada di negara-
lain: penyediaan air yang harus sesuai dengan
negara berkembang (Sinai dkk, 2008). Pada
waktu, ruang, jumlah, mutu, kondisi
tahun 2011, penduduk Indonesia berdasarkan
sarana/prasarana SDA, dan pengelolaan SDA
data BPS berjumlah 241 juta jiwa. Pada tahun
1
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

yang sesuai dengan ketentuan (Anonim2, terjadi di Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi dan
2013). Pulau Jawa (Anonim7, 2013), (Anonim8,
2013), dan (Anonim9, 2013) serta (Anonim10,
Daerah irigasi di Seluruh Indonesia 70%
merupakan kewenangan pemerintah daerah, 2013).
dan 2,6 juta ha harus di lakukan perbaikan Masalah yang serupa juga di hadapi oleh
(Anonim3, 2013). Daerah Irigasi Wawotobi. Daerah Irigasi
Wawotobi 1
yang dibangun sejak tahun
Sistem irigasi sangat berperan dalam
produksi pangan, beberapa negara di dunia, 1979/1980 dengan sumber dana dari dana
dari 50% hingga 80% bahan pangan dihasilkan APBN, Loan ADB, serta Grant EEC. Daerah
dari lahan beririgasi. (Ghumman. dkk, 2011). Irigasi ini terletak di Kecamatan Wawotobi
Dalam sistem irigasi, masalah penjadwalan Kabupaten Konawe. Cakupan layanan
pemberian air merupakan hal yang sangat meliputi 7 (tujuh) kecamatan dalam wilayah
mendasar. Jika distribusi air di lakukan dengan Kabupaten Konawe. Kabupaten Konawe
merupakan lumbung padi bagi Provinsi
benar, maka diharapkan hasil produksi sawah
akan baik. (Y.P. Mathur. dkk, 2009). Sulawesi Tenggara yang memiliki areal sawah
Kekurangan pasokan air untuk irigasi yang cukup luas (Anonim11, 2013)
merupakan salah satu hambatan dalam Daerah Irigasi Wawotobi memanfaatkan
peningkatan produksi pangan (Sinai. dkk, air dari Sungai Konaweeha, dengan
2008). pengambilan air maksimal 26 M3/dt untuk
Hujan yang terjadi di Indonesia sangat mengairi sawah seluas 18.000 ha.
bervariasi. Kaitannya dengan penyediaan air Pengambilan air dari sungai di lakukan pada 2
untuk masing-masing wilayah perlu dikaji agar (dua) intake. Pengambilan air pada intake
infrastruktur yang dibangun dapat berfungsi kanan sebesar 2.16 M3/dt untuk mengairi luas
dan bermanfaat secara maksimal (Anonim4, areal 1.500 ha dan intake kiri 20.10 M3/dt
2012). Sampai saat ini pemerintah telah untuk mengairi luas areal 16.500 ha. Namun
menginvestasikan dana yang besar dalam sampai dengan saat ini luas areal yang diairi
pembangunan. Hingga tahun 2013, di hanya 9.447,80 ha, yaitu kanan 747 ha, dan kiri
8.700,80. (sumber: Balai Wilayah Sungai
Indonesia tercatat sebanyak 33.862 daerah
irigasi. Daerah irigasi yang terdapat di Propinsi Sulawesi IV, 2013).
Sulawesi Tenggara berjumlah 88 daerah irigasi Sumberdaya air harus dikelola secara
(Anonim5, 2013). menyeluruh dan terpadu dari hulu sampai hilir
Dari sejumlah 33.862 daerah irigasi yang (Anonim12, 2008).
meliputi areal sawah seluas 7,23 juta ha (76%) Pengelolaan SDA yang terpenting adalah
telah berkontribusi (85%) terhadap produksi bagian DAS hulu, karena memiliki fungsi
pangan nasional. (Mohamad Hasan, 2012). Di perlindungan tata air DAS secara keseluruhan
Propinsi Sulawesi Tenggara terdapat sawah (Asdak, 2010). Kejadian kekeringan
seluas 88.007 ha. Adapun yang beririgasi merupakan dampak negatif dari kegiatan
teknis seluas 70.726 ha, termasuk daerah irigasi manusia di DAS, sehingga fungsi DAS untuk
wawotobi 18.000 ha (Anonim6, 2013). menyimpan air hujan terganggu (Suripin,
Pada tahun 2012 telah terjadi kekurangan 2001). Menurut Azuan (2009), masyarakat
air bahkan sampai terjadi kekeringan mempunyai kontribusi terhadap kekurangan
dibeberapa wilayah di Indonesia, seperti yang air. Masyarakat melakukan pengrusakan hutan,

2
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

dengan menebang pohon termasuk pohon mengetahui ketersediaan debit (Q) sungai
pelindung yang berfungsi sebagai resapan saat ini, besarnya debit (Q) yang dibutuhkan
hujan. untuk luas areal 18.000 ha dan kendala
Kekurangan air di musim kemarau dalam pendistribusian air yang hanya
sebagai akibat dari berkurangnya aliran dasar. mampu mengairi 9.447,80 ha.
Kerusakan DAS berimplikasi terhadap
menurunnya daya tampung air (Imayama dan METODE PENELITIAN
Sugio, 1998), yang dibuktikan dengan kejadian Lokasi dan Waktu Penelitian
fluktuasi aliran yang dikuti fluktuasi mutu air.
Penelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi (DI)
Salah satu sumberdaya alam yang Wawotobi, Kecamatan Unaaha Kabupaten
melimpah diatas bumi ini adalah air. Akan Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
tetapi hanya sekitar 0,003 persen dari jumlah Kabupaten Konawe terletak pada posisi 02 45
air yang ada dapat dimanfaatkan (Sanim, dan 04 15 Lintang Selatan 121 15 dan 123
2011). Air digunakan dalam berbagai 30 Bujur Timur, yang berjarak 73 km dari
Kota Kendari Ibukota Provinsi Sulawesi
keperluan yang didasarkan pada kebutuhan
Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada
manusia, sehingga pada titiktitik tertentu bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun
pengambilan (Intake) ditemui bermacam 2013.
penggunaan (Mamok Suprapto,2008).
Jenis Penelitian
Pemenuhan beragam kebutuhan air telah Penelitian ini menggunakan rancangan yang akan
diatur dalam Undang-undang Republik dilakukan dengan pendekatan metode kuantitatif
Indonesia Nomor: 7 tahun 2004. Dalam jangka atau penelitian empiris dengan data berupa angka-
panjang, keterbatasan sumberdaya air tawar angka.
akan merupakan salah satu persoalan yang
akan dihadapi manusia (Asiyanto, 2011). Analisis Data

Reformasi sosial dan politik di Indonesia Analisis data meliputi:


yang terjadi tahun 1998 mendorong perubahan
a. Uji validitas data hujan, data yang
paradigma di semua sektor. Dalam sektor
diperoleh dari stasiun pencatat hujan
irigasi dituntut agar pengelolaan dapat
sebelum dianalisis dilakukan uji
transparan, akuntabel, dan berkeadilan (Tri
kepanggahan data terlebih dahulu. Hasil uji
Waskitho, 2008).
data apakah konsisten atau tidak, jika tidak
Pengembangan dan pengelolaan sistem dilakukan pengecekan kembali terhadap data
irigasi dilaksanakan dengan pendayagunaan series. Apabila hasil uji menunjukkan
SDA yang didasarkan pada keterkaitan antara kepanggahan dilanjutkan ke tahap
air hujan, air permukaan, dan air tanah secara selanjutnya dengan mentransformasi data
terpadu dengan mengutamakan pendayagunaan hujan ke debit dengan menggunakan metode
air permukaan (Bambang Triatmojo, 2010). F.J. Mock.
Penelitian ini dilakukan evaluasi kinerja
b. Simulasi debit F.J. Mock, digunakan metode
pada daearah irigasi (DI) Wawotobi terkait
distribusi frekuensi untuk mendapatkan
ketersediaan debit (Q) dan kebutuhan debit
debit andalan 80%, metode ini digunakan
(Q), terhadap luas areal layanan.
untuk menentukan urutan data yang masuk
Tujuan dari penelitian ini adalah
3
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

dalam peringkat debit (Q) yang diharapkan HASIL PENELITIAN

yaitu Q80 Uji kepanggahan data

c. Penentuan kondisi jaringan dilakukan Data hujan yang telah di uji menunjukkan
dengan cara penilaian berdasarkan tingkat konsistensi dimana nilai QRAPS/n adalah
kerusakan secara visual. Data kerusakan
0,677 lebih kecil dari nilai kritik yaitu 1,05.
dilakukan pembobotan sampai pada nilai
bobot daerah irigasi secara keseluruhan Kepanggahan data akan dapat memberi hasil
dengan menggunakan sistem penilaian yang analisis lebih kearah realitas dan memiliki
dikeluarkan oleh Subdit Bina Program tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.
Ditjen Sumber Daya Air tahun 1999.
Perhitungan evapotranspirasi DAS
d. Analisis indeks kinerja dilakukan dengan Konaweha
cara memasukkan nilai debit hasil
Nilai evapotranspirasi diperoleh dengan
pengukuran langsung dan menetapkan
waktu penilaian indeks yang akan menggunakan metode Penman-Monteith
digunakan. Waktu penilaian indeks diambil dengan data input dari data meteorologi antara
periode 15 (lima belas) hari, maka data debit
lain: tempratur udara, kelembaban (Humadity),
selama 15 (lima belas) hari disesuaikan
dengan bulan dimana pencatatan debit itu kecepatan angin, dan penyinaran matahari. ETo
dilakukan. Data debit tidak boleh secara secara lengkap ditunjukkan pada Tabel 1.
acak dan periode 15 (lima belas) hari atau
tengah bulanan di jadikan 1 (satu) group,
kemudian 15 (lima belas) hari berikutnya
merupakan group selanjutnya secara
berurutan. Dalam analisis ini data debit hasil
pengukuran merupakan ketersediaan debit
dan kebutuhan debit diperoleh dari hasil
perhitungan kebutuhan air. Analisis dibuat
dalam bentuk kolom, secara berurutan
ketersedian, kebutuhan, residu, group,
kelompok tidak andal (kta), andal, indeks
andal, jumlah kelompok tidak andal dan
kelentingan. Sehingga dapat diketahui
indeks keandalan, indeks kelentingan dan Gambar 1 Perhiutngan ETo metode Penman-
indeks kerawanan.
Monteith dengan sotware
TahapPenelitian
Tabel 1 Output software ETo rerata bulanan
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi: Tahun (Besarnya Evapotranspirasi = Eto)
Bulan (mm/hr) Average

1) Tahap Analisis data hujan 2002 2003 2004 2005 2006


Eto
(mm/hr)

4.60 4.48 4.94 3.56 3.84


2) Tahap Analisis debit Januari I 4.28

II 4.25 4.14 4.67 3.33 3.52 3.98

3) Tahap Analisis indeks kinerja Februari


I 4.14 4.11 4.43 2.93 3.25 3.77

4
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

II 4.34 4.88 4.06 3.22 3.34 3.97 MJ/m2/hari 11,85


-
s = 0,25, bs = 0,50 Jam 0,74
I 4.16 4.78 3.62 4.32 3.91 4.16
Maret -
(albedo) = 0,23 s 21,85
II 4.38 5.23 4.91 3.52 3.67 4.34 -
max = 28,6 Gsc MJ/m2/hari 0,81
I 4.30 4.31 4.57 2.74 3.18 3.82 -
April 2
min = 25,3 Ra MJ/m /hari 16,82
II 4.13 3.68 3.87 3.75 3.04 3.69
N MJ/m2/hari 40,86
I 3.52 3.51 4.12 2.73 2.17 3.21
Mei n/N MJ/m2/hari 38,85
-
II 4.09 4.27 5.58 2.82 2.29 3.81 MJ/m2/hari 0,74
(soil heat flux density) Rs
rerata Januari Desember
I 3.06 4.57 3.24 3.35 2.29 3.30 2002 Rso 2,95
Juni

II 3.08 4.04 3.96 3.69 2.58 3.47 Rns MJ/m2/hari 13,87

I 4.28 3.86 3.90 3.20 3.53 3.75 MJ/m2/hari -0,091


Juli TmaxK4
MJ/m2/hari 3,72
II 4.26 4.26 3.37 3.19 3.37 3.69
TminK 4
mm/hari 0,65
I 5.33 4.45 2.86 3.43 3.39 3.89
Agustus
(1,35Rs/Rso-0,35) mm/hari
II 5.40 4.50 4.32 4.06 4.29 4.51
Rnl
I 3.83 3.67 5.63 5.07 4.87 4.61
September 4,37
Rn
II 3.82 3.55 5.84 4.73 4.37 4.46
G mm/hari
I 4.31 4.93 4.36 5.20 5.37 4.83
Oktober 0,408(Rn-
II 4.14 6.08 4.73 4.80 5.92 5.13 G) /[ + (1+0,34U2)

I 4.64 5.53 6.97 4.48 6.13 5.55 900/(Tmean+273)(es-


Nopember

II 3.77 4.62 4.53 3.73 4.78 4.29 ea) /[ + (1+0,34U2)

I 4.08 4.27 4.82 3.61 4.67 4.29


Desember

II 4.20 3.92 4.40 3.29 3.67 3.90


ETo (3,72 + 0,65)
Selain dengan cara menggunakan program
Perhitungan debit (Q) andalan
crop water requirement (CWR), metode
Penman-Monteith juga dapat dihitung Debit Andalan dihitung dengan metode Mock
dengan cara manual berikut: berdasarkan data hujan bulanan dan nilai
Data Rumus Perhitungan Satuan Hasil evapotranspirasi cara Penman-Monteith. Dari
-
26,95 0,208
hasil perhitungan debit tengah bulanan yang
mean
- p kPa/

-
z 120 m
P kPa
101 kemudian probabilitasnya dihitung untuk
ecepatan angin 198 km/hari 1,24
-
z 2,29 m/dt
U2 m/dt
0,067
mendapat debit 80% andal. Debit sungai rerata
-
Januari
(Tabel Lampiran LE-1)
kPa/ 1,42 tahunan pada sungai Konaweeha dengan cara
= 15 (1+0,34U2) 0,69

0,22
Mock diperoleh debit sebesar 258,58 m3/detik.
/[ + (1+0,34U2)
3,72 Perhitungan debit rerata Mock di tunjukkan
/[ + (1+0,34U2) 3,90

3,20
dalam Gambar 2. Perbandingan debit (Q80)
900/(Tmean+273)U2 kPa

kPa 3,50 andal metode Mock dan hasil pengukuran


e Tmax
kPa 2,70
ditunjukkan pada Gambar 3.
e Tmin kPa 0,80

es kPa 1,03

ea rad -0,07

(es-ea) rad 0,30


-
ecimal degrees dr rad 1,55
Latitude 4 05S
Untuk n sebesar 8,5 rad 0,0820

MJ/m2/min-1 35,90

5
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

eksisting

Gambar 2 Debit rearata bulanan sungai


konaweha metode Mock

Gambar 5 Ketersediaan dan kebutuhan air


pola tanam rencana

Kebutuhan debit (Q) untuk areal sawah


18.000 ha, mengacu pada pola tanam
rencana ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 3 Debit (Q80) metode Mock dan Fluktuasi kebutuhan air untuk tanaman padi
hasil pengukuran dalam menghitung besarnya kebutuhan
debit (Q) ditunjukkan pada Tabel 2.
Kebutuhan dan Ketersediaan air

Perbandingan ketersediaan dan kebutuhan


eksisting ditunjukkan pada Gambar 4, dan
perbandingan ketersediaan dan kebutuhan
air pola tanam rencan ditunjukkan pada
Gambar 5.

Gambar 6 Kebutuhan debit (Q) areal seluas


18.000 ha

Besarnya penggunaan air secara


bersamaan untuk masa tanam I yang dimulai 15
Gambar 4 Ketersediaan dan kebutuhan air
6
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

September dengan luas areal 9.447,80 ha


ditunjukkan pada Gambar 7, dan untuk luas
18.000 ha ditunjukkan pada Gambar 8. Indeks Kinerja
Kekurangan air terjadi di bulan Oktober II hari
Kinerja daerah irigasi (DI) Wawotobi
ke-25 dan ke-30, Nopember I hari ke-6 dan ke-
10 serta periode II bulan Maret hari ke-21 dan menunjukkan indeks yang andal. Defisit
ke-31, secara berurutan defisit terjadi pada 41
terjadi pada periode I bulan Agustus dan
hari setelah tanam (HST), 46, 52 dan 61HST.
Pada pola ini juga mengalami surplus di hari Agustus II serta periode Oktober II namun
ke-110 sampai hari ke-129 HST, dengan sistem
indeks keandalan (Ia), kelentingan (Ik) dan
tanam secara bersamaan dari luas areal
fungsional. kerawanan (Iv) masih dalam batas yang andal.
Nilai Ia, Ik dan Iv berada dalam range antara
0.75 1.0, sehingga dinyatakan dalam kondisi
yang upnormal menjadi cepat kembali ke
keadaan normal
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Sesuai dengan hasil analisis dan


pembahasan sebelumnya evaluasi kinerja
daerah irigasi (DI) Wawotobi disimpulkan:
1. Debit (Q) sungai Konaweeha saat ini:
a) Hasil pengukuran rerata bulanan 175,34
Gambar 7 Ketersediaan dan kebutuhan air
padi untuk luas 9.447,80 ha m3/detik, tertinggi 401,69 m3/detik
dalam satu musim tanam. terjadi pada bulan Desember periode II
dan terendah periode II bulan Oktober
sebesar 100,32 m3/detik. Debit (Q)
andalan (Q80) rerata 100,30 m3/detik,
tertinggi yaitu 158,25 m/detik pada
periode I bulan Juli dan terendah 14,28
m3/detik periode II bulan Maret.
b) Debit (Q) metode F.J. Mock dihasilkan
nilai rerata bulanan 264,78 m3/detik,
dan rerata debit andalan (Q80) 120,13
m3/detik. Periode I bulan Juli mencatat
Gambar 8 Ketersediaan dan kebutuhan air nilai (Q80) tertinggi 270,02 m3/detik,
padi untuk luas areal 18.000 ha.

7
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

serta terendah 10,32 m3/detik periode II Jaringan Irigasi Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Sektor
bulan Oktober. Pertanian Kabupaten Magelang,
2. Kebutuhan air rerata untuk areal sawah Pasca Sarjana FT ITB, Bandung.
Agung Wiyono dkk., 2012, Kajian Peran
seluas 18.000 ha sebesar 22,72 m3/detik, Serta Petani Terhadap Penyesuaian
kebutuhan tertinggi pada periode bulan Manajemen Irigasi untuk usaha tani
Padi Metode SRI (System of Rice
Nopember II 40,19 m3/detik, terendah 8,58 Intensification) di Petak Tersier
Daerah Irigasi Cirasea, Kabupaten
m3/detik pada periode II bulan Juli. Bandung, Jawa Barat,
3. Berdasarkan visualisasi dari observasi http://www.jurnal.tekniksipil.4-
agung-wiyono-dkk-vol.19-no.1.pdf.
lapangan:
Amir Mahmud., 2009, Optimasi Potensi dan
a) Menunjukkan adanya selisih elevasi Pola Pemanfaatan Air Irigasi (Studi
Kasus Pada Daerah Irigasi Wawotobi
baik jaringan irigasi terhadap areal Kabupaten Konawe Propinsi
Sulawesi Tenggara, Jurnal Sumber
sawah maupun antar jaringan. Daya Insani Universitas
b) Kehilangan/kebocoran air yang sangat Muhammadiyah Kendari, Kendari.

tinggi sebelum mencapai titik tujuan Anonim1., 2012, http://jdih.bpk.go.id/wp-


content/uploads/2012/03/tulisan-
hukum-ke tahanan-pangan.pdf.
Saran Didownload 30 Agustus 2013.
1. Debit (Q) Bendung Wawotobi saat ini Anonim2., 2013,
http://whatindonews.com/id/post/
masih memenuhi kebutuhan, sehingga 3623. Didownload 1 September
2013.
pengelolaan dan pemanfaatannya lebih di
Anonim3., 2013,
optimalkan. http://www.indonesiainfrastructure
news.com/2013/06/irigasi-ban yak-
2. Untuk menuju swasembada pangan secara rusak-target-surplus-pangan-
terancam. Didownload 31 Agustus
umum, pemerintah baik pusat maupun 2013.
daerah agar menyikapi kondisi dengan Anonim4., 2013,
http://sda.pu.go.id/index.php/berit
bijak terkait fenomena daerah irigasi
a-sda/datin-sda/item/182-ketaha
Wawotobi. Kecukupan air untuk areal nan-air-dalam-mendukung-
ketahanan-pangan. Didownload 1
sesuai rencana berdasarkan hasil penelitian september 2013.
masih memungkinkan, namun banyak Anonim5., 2013, http://sda.pu.go.id/data-
sda/. Didownload 1 September
areal yang potensi tidak tergarap dan alih 2013.
fungsi lahan. Anonim6., 2013,
http://www.worldfriend.web.id/ind
3. Agar dilakukan redesain terhadap jaringan onesia/provinsi-sulawesi-tengga ra.
Didownload 2 September 2013.
dan pemetaan kembali terhadap areal
Anonim7., 2012,
sawah. http://nasional.kompas.com/read/2
012/08/14/04423522/Gagal.Pan
DAFTAR PUSTAKA en.Mengancam. Didownload 30
Agung Setyohadi., 2005, Kajian Manfaat Agustus 2013.

8
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

Anonim8., 2013, A.R. Gumman dkk., 2011, Performance


www.medanbisnisdaily.com/news/r Assesment Of Canal Irrigation in
ead/2013/06/21/36049/petani_di _ Pakistan, African Journal Of
tobasa_terancam_gagal_panen/#.UiI Agricultural Research Vol. 6 (12),
n79lKXIU. Didownload 3 September pp. 2692-2698, 18 June 2011.
2013.
Bambang Triatmodjo., 2008, Hidrologi
Anonim9., 2013, Terapan, Beta Offset, Jogjakarta.
http://harianandalas.com/Sumatera
Benny Rachman, Ketut Kariyasa., Dinamika
-Utara/Pasokan-Air-Kurang-Pe tani-
Kelembagaan Pengelolaan Air
Terancam-Gagal-Panen. Didownload
Irigasi, Pusat Penlitian dan
3 Agustus 2013.
Pengembangan Sosial Ekonomi
Anonim10., 2013, http://www.pikiran- Pertanian, Badan Penelitian dan
rakyat.com/node/248275. Pengembangan Pertanian,
Didownload 31 Agustus 2013. Departemen Pertanian RI,
http://ejurnal.unud.ac.id/abstrak/(9
Anonim11., 2013,
)soca-br-karyasa-airirigasi(1).Pdf.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabup
aten_Konawe. Didownload 2 Bunasor Sanim., 2011, Sumber Daya Air dan
September 2013. Kesejahteraan Publik Suatu
Tinjauan Teoritis dan Kajian Praktis,
Anonim12., 2008, Peraturan Pemerintah
IPB Press, Bogor.
Republik Indonesia Nomor: 42
Tahun 2008, Tetang Pengelolaan Chay Asdak., 2010, Hidrologi dan
Sumber Daya Air, Jakarta. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,
Gadjah Mada University Press,
Anonim13., 2013,
Jogjakarta.
http://www.kamusbesar.com/49542
/curah-hujan-efektif, Didown load Desy Ria Anita., 2012, Evaluasi Fungsi
28 September 2013. Bangunan Dam Pengendali di Sub
Daerah Aliran Sungai Musi Hulu,
Anonim14., 2008,
Tesis Teknik Sipil UNS, Surakarta.
http://surososipil.files.wordpress.co
m/2008/08/bab4-pasrah.pdf. Frederic. A.T., 2007, Studi
Didownload 28 September 2013. Peningkatan/Optimalisasi Daerah
Irigasi (DI) Legare Kabupaten Nabire
Anonim15., 2012,
Propinsi Papua, Tesis Teknik Sipil
http://udynhaddad.blogspot.com/2
ITB, Bandung
012/06/penetapan-laju-infiltrasi-
dan-perkolasi.html Didownload 28 Gideon Sinai dkk., 2008, Design Of
September 2013. Irrigation Water Supply Systems
Using The Q-C Feasibility Domain
Anonim16., 1986, Buku Petunjuk
Concept: I. Introduction And
Perencanaan Irigasi, Direktorat
Theory, Published Online in Wiley
Jenderal Pengairan, Departemen
Inter Science, DOI: 10.1002/ird.391.
Pekerjaan Umum, Galang Persada,
Bandung. Imayama, K. dan Sugio, S., 1998, Difference
of Discharge from Natural
Anonim17., 1985,Kebutuhan dan Cara
Watershed and Urban Watershed,
Pemberian Air Irigasi, Seri Modul
Proc. 11th Congress of The Asia
Nomor: PPA 9/22, Edisi Ke-3, Badan
Aand Pasific Division of The IAHR,
Penelitian dan Pengembangan
Gadjah Mada University, Jogjakarta.
Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air Departemen Pekerjaan Johanes Gomeks.,(2007), Kajian
Umum.Jakarta. Ketersediaan Air Pada Bendungan
Raknamo (Rencana) Di Kabupaten
Allen, R.G., Pereira, L.S., Raes, D., dan Smith,
Kupang Propinsi Nusa Tenggara
M., 1998, Crop Evapotranspiration,
Timur, Tesis Teknik Sipil ITB,
Guidelines For Computing Crop
Bandung.
Water Requirements, FAO Irrigation
and Drainage Paper No. 56, Roma. Mamok Suprapto., 2008, Pemodelan
9
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

Pengelolaan Aliran Rendah Dengan Pertanian, Departemen Pertanian.


Pendekatan Hidrologi Elementer, Jakarta.
Disertasi FT Universitas Gadjah
Suresh Kulkarni., 2011, Innovative
Mada, Yogyakarta.
Technologies For Water Saving in
Mohamad Hasan., 2012, Pengelolaan Irrigated Agriculture, International
Sumber Daya Air Terpadu Guna Journal of Water Resources and
Mendukung Ketahanan Pangan, Arid Enviroments 1(3):226-231,
Makalah pada Seminar dan 2011.
Pengukuhan Pengurus HATHI
Suripin., 2001, Pelestarian Sumber Daya
Cabang Jawa Tengah, Semarang.
Tanah dan Air, Andi Offset,
Mulyanto., 2007, Sungai Fungsi dan Sifat- Jogjakarta.
Sifatnya, Graha Ilmu, Jogjakarta.
Sri Harto, BR., 1993, Analisis Hidrologi,
Nippon Koei., 2005, Laporan Akhir Water Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Management Improvement,
Agung Wiyono. dkk, 2012, Kajian Peran
Decentralized Irrigation System
Serta Petani Terhadap Penyesuaian
Improvement Management Project
Manajemen Irigasi Untuk Usaha
(DISIMP), Wawotobi, Kendari.
Tani Padi Metode SRI (System of
Nugroho Tri Waskitho., 2008, Penyusutan Rice Intensification).
Asset Nirwujud Manajemen Sistem http://www.jurnal. tekniksipil.4-
Irigasi Studi Kasus Daerah Irigasi agung-wiyono-dkk.vol.17-n0.2.pdf.
Molek,
Y.P. Mathur, dkk., 2009, Optimal Operation
http://ejurnal.unud.ac.id/abstrak/(9
Scheduling Of Irrigation Canals
)soca-br-karyasa-airirigasi(1).Pdf.
Using Genetic Algoritm, Internation
Ntantos. P.N dkk., 2010, Aplication of Data Journal of Recent Trends in
Envelopment Analysis and Engineering, Vol. 1, No. 6, May 2009.
Performance Indicators to Irrigation
Yuskardi., 2012, Analisis Harga Satuan
Systems in Thessaloniki Plain
Angka Kebutuhan Nyata
(Greece), International Journal of
Pengelolaan Irigasi (AKNPI)
Engineering and Natural Sciences
Berdasarkan Klasifikasi Kondisi
4:3 2010.
Jaringan Irigasi, Tesis Teknik Sipil
Nugroho Hadisusanto., 2011, Aplikasi UNS, Surakarta.
Hidrologi, Jogja Media Utama,
Jogjakarta.
Rudi Azuan., 2009, Peningkatan Kinerja
Operasi Waduk Dengan Cara Rotasi
Pemberian Air Pada Daerah Irigasi
Way Jepara Lampung. Tesis Teknik
Sipil UNS, Surakarta.
Roni Komaruddin., 2010, Peningkatan
Kinerja Jaringan Irigasi Melalui
Penerapan Manajemen yang tepat
dan Konsisten pada Daerah Irigasi
Ciramajaya,
http://www.jurnal.tekniksipil.4-
agung-wiyono-dkk-vol.17-no.2.pdf.
Sumaryanto, dkk., 2006, Makalah Hasil
Penelitian Evaluasi Kinerja Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
dan Upaya Perbaikannya, Pusat
Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian Badan
Penelitian dan Pengembangan

10

Anda mungkin juga menyukai