BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
3.1. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal
Komponan lingkungan hidup yang terkena dampak dari kegiatan Pengembangan TPST
Bantargebang (Pembangunan PLTSa) meliputi komponen fisika-kimia, komponen biologi,
komponen sosekbud, dan komponen kesehatan masyarakat. Berikut penjelasan dari masing-
masing komponen lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan pembangunan tersebut.
Keadaan iklim yang dikaji adalah curah hujan berdasarkan data yang bersumber dari Stasiun
Bendung bekasi periode 2012 sampai dengan 2017.
a) Curah Hujan
Berdasarkan data dari Stasiun Bendung Bekasi (2018) curah hujan sepanjang tahun 2012 -
2017 mencapai titik tertinggi pada bulan Januari tahun 2013 (447 mm) dan titik terendah pada
bulan Juli - Agustus tahun 2012 dan 2015 (0 mm) Berikut data curah hujan bulanan di
berdasarkan data Stasiun Bendung Bekasi tahun 2005 - 2014 dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
TAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Gambaran mengenai kualitas udara ambient berdasarkan data primer hasil pengukuran
lapangan dan pengujian laboratorium yang dilakukan di enam lokasi, yaitu pada lokasi
pembangunan PLTSa, dekat pintu masuk TPST Bantargebang, di zona IV, Pemukiman desa
cikiwul, pemukiman desa sumurbatu (timur TPST), pemukiman desa Sumurbatu (Selatan
TPST) pada tanggal 04-05 Desember 2017 dan diuji pada tanggal 06-19 Desember 2017,
berikut peta lokasi sampling ditampilkan pada gambar dibawah ini:
Berikut adalah gambaran kualitas udara berdasarkan hasil uji laboratoium pada tanggal 06-19
Desember 2017:
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Temperatur, Kelembaban, Arah Angin dan Cuaca
No. Parameter U.A 1 U.A 2 U.A 3 U.A 4 U.A 5 U.A 6
1. Temperatur 31,4 31,5 32.4°C 31.7°C 31.7°C 31.5°C
2. Kelembaban 56%RH 56%RH 47%RH 46%RH 52%RH 56%RH
Arah Angin
3. Timur Timur Timur Timur Timur Timur
Dominan
4. Cuaca Cerah cerah Cerah Cerah Cerah Cerah
Sumber : Data Primer, 2017
Lokasi: UA.1 di lokasi Pembangunan PLTSa Bantargebang (S: 06°20'56,84" E: 106°59'37,58")
UA.2 di dekat pintu masuk TPST Bantargebang (Di Pemukiman Kelurahan Ciketing Udik) (S:
06°20'35,76" E: 106°59'52,52")
UA.3 di utara dekat Zona IV TPST Bantargebang (S: 06°20'35,4" E: 106°59'51,3")
UA. 4 di Sebelah Utara TPST Bantargebang (di Pemukiman kelurahan Cikiwul) (S: 06°21'05,53" E:
106°59'50,82")
UA. 5 di Sebelah Timur TPST Bantargebang (di Pemukiman kelurahan Sumur Batu) (S: 06°20'58,6"
E: 107°00',00,0")
UA. 6 di Sebelah Selatan TPST Bantargebang (di Pemukiman kelurahan Sumur Batu) (S:
06°21'26,8" E: 106°59'48,5")
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa kualitas udara di lokasi lokasi kegiatan masih berada
di bawah baku mutu kualitas lingkungan yang ditetapkan berdasarkan Baku Mutu: PPRI No.
41 tahun 1999 tentang Pengenadalian Pencemaran Udara.
Kebisingan
Kebisingan yang diamati merupakan lokasi yang akan menjadi sumber dampak yang
mempengaruhi tingkat kebisingan di sekitar lokasi kegiatan. Kondisi kebisingan di lokasi
kegiatan disebabkan oleh aktifitas TPST Bantargebang seperti bongkar muat sampah,
pengoprasian alat berat, keluar masuk truk sampah,
Berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium yang dilakukan di
enam lokasi, yaitu pada lokasi pembangunan PLTSa, dekat pintu masuk TPST Bantargebang,
di zona IV, Pemukiman desa cikiwul, pemukiman desa sumurbatu (timur TPST), pemukiman
desa Sumurbatu (Selatan TPST) pada tanggal 04-05 Desember 2017 dan diuji pada tanggal
06-19 Desember 2017. Berikut hasil paramaeter kebisingan disajikan pada tabel dibawah ini:
Baku mutu kebisingan mengacu pada KepmenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat kebisingan. Berdasarkan hasil pengukuran diatas tampak bahwa secara umum tingkat
kebisingan pada lokasi kegiatan yang diperuntukkan untuk Pemerintahan dan Fasilitas Umum
masih memenuhi baku mutu kecuali di lokasi pembangunan PLTSa, hal ini dapat diakibatkan
karena lokasi PLTSa dekat dengan jalan operasional TPST bantargebang dimana banyak
mobilisasi truk pengangkut sampah di sekitar area tersebut.
3) Geomorfologi
Berdasarkan bentuk alam (Landscape) secara umum, geomorfologi wilayah selatan bekasi
termasuk kedalam satuan geomorfologi fluvial yang terletak di bagian selatan dari satuan
geomorfologi pantai, memanjang dari barat ke timur. Satuan ini umumnya merupakan
daerah dengan kelerengan datar hingga lantao dan tidak bergitu terpengaruh oleh proses
interkasi dengan laut. Litologi yang menempati satuan tersebut adalah sebuah endapan
pasir dan lempung yang ditempati rawa-rawa, sebagian lainnya terdiri dari lempung kerikil
(Gravel) yang merupakan hasil transportasi endapan vulkanik. Pola aliran sungainya
adalah sub-paralel hingga paralel. Menurut Holding (1976), kawasan bekasi berada pada
zona 4 dengan potensi gempa sedang. Dengan demikian, topografi di kawasan Bekasi
tersebut cenderung datar, sehingga potensi terjadinya gerakan tanah sangat kecil. Kondisi
loitologi mengindikasikan bahwa kawasan tersebut terdapat tanah/batuan yang relatif
lunak. Arus sungai yang tidak cukup besar menunjukkan bahwa erosi oleh air sungai juga
tidak besar dan sendimentasi intensif.
4) Geologi Teknik
Lokasi TPST Bantargebang berada di sekitar wilayah pengaliran kali cikiwul lapisan tanah
yang terbentuk merupakan lapisan sendimentasi yang belum begitu memadat, tersusun atas
lapisan lanau lempungan dan lanau pasiran. Lapisan sebelah atas, dari permukaan tanah
sampai dengan kedalaman sekitar 5 (lima) m merupakan lapisan lempung/lunau. Jenis
tanah ini dapat diketahui dari analisa distribusi butiran yang menunjukkan kandungan
lempung sebesar 20,30% sampai dengan 55,80%, sedangkan kandungan lunau sebesar
34,79% dan selebihnya adalah pasir. Dari data sondir di dokumen Andal RKL RPL TPST
Bantargebang tahun 2009 diketahui bahwa tekana konus lapisan ini pada kedalaman
mencapai sekitar 10kg/cm2. Konsistensi lapisan lempung termasuk medium stiff,
plastisitas rendah sampai tinggi dengan indeks plastisitas 13,40% samapi dengan 50,70%.
Sifat lempung terlihat cukup kompressible, tercatat indeks kompresi sebesar 0,372 sampai
dengan 0,578 dan berada pada kondisi belum jenuh dengan kadar natural sekitar 28,30%
sampai 50,60%. Shear strength lapisan lempung menunjukkan cukup rendah dengan nilai
kohesi sebesar 0,04 kg/cm2 sampai 0,12 kg/cm2 dengan sudut geser dalam sekitar 1,08 o
sampai 4,03o.
5) Hidrogeologi
Kawasan TPST Bantargebang termasuk kedalam cekungan yang disebut sebagai cekungan
air tanah bekasi (Bekasi Groundwater Basin). Soekardi dan Purbohardjo (1975) menarik
batas cekungan mulai dari tangerang – Parung – Depok – dan terus kearah cikarang di
bagian timur sedangkan mathuis (1996) menarik batas cekungan mulai dari Kamal –
Pedongkelan – Serpong – sungai cisadane – Bogor – Cibinong – Cilengsi – Bekasi hingga
ke muara Bekasi.
Berdasarkan peta hidrogeologi regional lembar Jakarta, air tanag di daerah bekasi yang
mendekati pantai mengalir melaluio porositas ruang antar butir dan umumnya didominasi
oleh air tanah payau di atas air tanah tawar. Atas dasar produktifitas akuivernya, kawasan
ini termasuk dalam akifer produktif sedang dengan sebaran luar, keterusan sedang- rendah,
muka air akifer beragam dan dapat sampai jauh dibawah permukaan dan serahan sumur
kurang dari 5m/dt. Akifer produktif yang dijumpai mulai kedalaman sekitar 40m (akifer
tertekan atas), mencapai kedalaman maksimum 150m.
6) Hidrologi
TPST Bantargebang dilalui oleh 2 kali yaitu kali ciasem yang mengalir melalui zona III dan
Zona II dari selatan melalui Kel. Ciketing Udik menuju ke utara melalui Kel. Sumur batu.
Selain kali ciasem, TPST Bantargebang juga dilewati oleh kali Ciketing udik yang mengalir
dari arah barat ke utara melalui landfill zona IV dan Zona V dari Kel. Ciketing udik menuju
Kel. Cikiwul.
Gambar 3.4 Kali Ciketing Udik (Kiri) dan Kali Ciasem (Kanan)
(Sumber: Dokumentasi Survey, 16 November 2017)
Kali Ciasem
Gambar 3.5 Peta Aliran Kali Ciketing Udik dan Ciasem TPST Bantargebang
Dari hasil analisa diatas dapat dilihat bahwa air tanah baik di lokasi TPST Bantargebang
maupun di pemukiman penduduk Kel. Ciketing Udik masih memenuhi baku mutu sesuai
dengan PerMenKes no. 32/2017 tentang standar baku mutu Kesehatan Lingkungan dan
kesehatan Air untuk higiene Sanitasi.
Air lindi di TPST Bantargebang diolah dengan menggunakan Instalasi pengolahan air
sampah atau disebut juga dengan IPAS, terdapat 3 IPAS yang beroperasi di TPST
Bantargebang yaitu IPAS I dan IPAS II yang terletak diantara Zona I, Zona II, Zona IV
dan Zona V. Sedangkan IPAS III Terletak di dekat Zona III. Berdasarkan data primer yang
dilakukan pengambilan sampel pada tanggal 4 Desember 2017 disajikan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.7 Hasil Analisa Air Lindi pada Outlet IPAS III
Baku Hasil
No. Parameter Satuan Mutu Metode
*) L.27
1. pH - 6-9 8,4 SNI 06-6989.11-2004
2. BOD mg/L 150 65 SNI 6989.72:2009
3. COD mg/L 300 92 SNI 6989.2:2009
4. TSS mg/L 100 60 SNI 06-6989.3-2004
APHA 3030E, USEPA
5. Merkuri mg/L 0,005 < 0,001
7470A
APHA 3030E, APHA
6. Kadmium mg/L 0,1 < 0,032
3120B
Sumber : Data Primer, 2017
Dari data sekunder yang diapatkan, hasil pengolahan pada IPAS sudah cukup baik. Berikut
data hasil swapantau IPAS I, II dan III di TPST Bantargebang Periode Januari 2015 sampai
dengan Desember 2015.
July
Temperature (ºC) 29,8 29,5 30,3 29,9 30,2 29,8 30,07 29,78
pH 9,0 6,9 8,9 7,0 8,9 7,0 8,91 6,98
DO mg/l 0,6 1,9 0,6 1,9 0,6 1,9 0,63 1,93
Conductivity mS / cm 21,9 4,5 22,4 4,6 22,0 4,6 22,22 4,915
COD mg/l O2 6232,1 270,0 5935,7 267,1 5953,6 267,9 6147,5 264,5
NH4 mg/l N 2635,7 135,7 2607,1 132,1 2628,6 133,6 2625 133
Turbidity ntu 641,6 132,1 655,3 129,1 652,3 129,1 651,3 132,3
Salinity mg/l 19475,4 3599,1 18549,1 3561,0 18604,9 3570,5 19210,94 3525,785
Agustus
Temperature (ºC) 30,2 29,8 30,2 29,7 30,7 30,2 30,15 29,8
pH 8,9 7,0 8,9 7,0 8,9 7,0 8,93 6,95
DO mg/l 0,6 1,9 0,6 1,9 0,7 1,9 0,635 1,89
Conductivity mS / cm 22,6 4,6 22,7 4,6 22,8 4,7 22,37 4,935
COD mg/l O2 6103,6 266,4 6103,6 267,9 5825,0 265,7 6082,5 268
NH4 mg/l N 2607,1 132,9 2600,0 132,1 2621,4 130,0 2620 132,5
Turbidity ntu 646,9 131,9 646,9 131,1 657,6 128,1 649,3 129,6
Salinity mg/l 16784,8 2730,9 16784,8 2745,5 16018,8 2723,6 16726,88 2747
September
Temperature (ºC) 30,1 29,7 30,3 29,9 30,1 29,8 30,0 29,7
pH 8,9 6,9 8,9 7,0 8,9 7,0 9,0 7,0
DO mg/l 0,6 1,9 0,6 1,9 0,6 1,9 0,6 1,9
Conductivity mS / cm 22,7 4,6 21,9 5,0 22,3 4,6 22,2 4,9
COD mg/l O2 6196,4 268,6 6178,6 269,3 6121,4 267,1 6150,0 265,0
NH4 mg/l N 2621,4 132,9 2614,3 130,3 2628,6 134,3 2633,3 133,3
Turbidity ntu 641,1 132,1 647,3 135,7 638,9 132,6 650,8 132,0
Salinity mg/l 17040,2 2752,9 16991,1 2760,2 16833,9 2738,2 16912,5 2716,3
Oktober
Temperature (ºC) 29,7 29,2 30,0 29,7 30,1 29,8 30,13 29,79
pH 9,0 7,0 9,0 7,0 8,9 7,0 8,91 6,93
DO mg/l 0,6 1,9 0,6 1,9 0,6 1,9 0,63 1,865
Conductivity mS / cm 21,7 4,4 22,0 4,5 22,5 4,7 22,51 4,935
COD mg/l O2 6350,0 267,9 6046,4 268,6 6196,4 265,7 6200 269
NH4 mg/l N 2614,3 135,7 2621,4 134,3 2635,7 134,3 2565 132,5
Turbidity ntu 647,9 130,7 648,0 133,6 639,7 135,0 637,9 131,5
Salinity mg/l 17462,5 2745,5 16627,7 2752,9 17040,2 2723,6 17050 2757,25
November
Temperature (ºC) 29,9 29,5 30,1 29,8 29,9 29,5 27,0 26,8
pH 8,9 7,0 9,0 7,0 9,0 7,0 8,1 6,4
DO mg/l 0,6 1,9 0,6 1,9 0,6 1,9 0,6 1,7
Conductivity mS / cm 22,0 4,5 22,3 4,6 22,1 4,5 19,8 4,5
COD mg/l O2 6125,0 270,0 6121,4 267,1 6310,7 270,0 5527,5 239,0
NH4 mg/l N 2614,3 135,0 2628,6 134,3 2621,4 134,3 2350,0 119,5
Turbidity ntu 642,3 132,1 637,4 132,6 648,7 131,4 591,6 119,5
Salinity mg/l 16843,8 2767,5 16833,9 2738,2 17354,5 2767,5 15200,6 2449,8
Desember
Temperature (ºC) 29,9 29,6 29,9 29,7 29,9 29,5 29,96 29,78
pH 8,9 7,0 9,0 7,0 8,9 7,0 8,96 6,99
DO mg/l 0,9 2,4 1,0 2,3 0,9 2,4 0,89 2,38
Conductivity mS / cm 22,0 4,5 22,2 4,6 22,1 4,5 22,06 4,59
COD mg/l O2 6139,3 268,6 6214,3 266,4 6139,3 270,0 6095 267
NH4 mg/l N 2564,3 135,0 2657,1 135,7 2521,4 134,3 2615 134
Turbidity ntu 634,4 132,9 635,3 134,3 635,9 132,1 640,7 132
Salinity mg/l 16883,0 2752,9 17089,3 2730,9 16883,0 2767,5 16761,25 2741,875
Sumber: Hasil Swapantau IPAS II TPST Bantargebang, 2016
Tabel 3.10 Hasil Swapantau IPAS III di TPST Bantargebang Tahun 2015
Minggu I Minggu II Minggu III Mingu IV
Parameter Satuan
Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet
Januari
Temperature (ºC) 32,1 31,8 31,8 31,6 30,1 30,2 30,4 30,5
pH 9,1 7,0 9,1 7,0 8,9 7,0 9,0 7,0
DO mg/l 0,5 2,0 0,5 2,0 0,5 2,1 0,5 2,0
Conductivity mS / cm 21,8 12,2 21,7 12,3 21,5 12,4 21,2 12,6
COD mg/l O2 7457,1 253,6 7385,7 257,9 7171,4 254,3 7195,0 256,0
NH4 mg/l N 2714,3 122,9 2721,4 124,3 2671,4 124,3 2670,0 124,0
Turbidity ntu 645,0 123,4 646,4 120,0 645,0 126,3 642,5 123,7
Salinity mg/l 20507,1 2599,1 20310,7 2643,0 19721,4 2606,4 19786,3 2624,0
Februari
Temperature (ºC) 30,1 30,1 29,7 29,5 30,3 30,5 30,7 30,7
pH 8,9 7,0 8,9 7,1 9,0 7,1 9,0 7,0
DO mg/l 0,5 2,1 0,5 2,1 0,5 2,1 0,5 2,0
Conductivity mS / cm 21,4 12,4 20,7 12,7 20,7 12,7 21,7 12,5
COD mg/l O2 7135,7 255,7 7128,6 248,6 7092,9 247,1 7278,6 257,1
NH4 mg/l N 2671,4 125,0 2642,9 123,6 2614,3 122,1 2700,0 125,0
Turbidity ntu 641,4 126,3 635,0 126,4 637,1 128,1 650,0 122,4
Salinity mg/l 19623,2 2621,1 19603,6 2547,9 19505,4 2533,2 20016,1 2635,7
Maret
Temperature (ºC) 30,2 30,0 29,9 29,7 30,2 30,1 29,7 29,7
pH 8,9 7,0 9,0 7,0 8,9 7,0 8,9 7,1
DO mg/l 0,5 2,0 0,5 2,1 0,5 2,1 0,5 2,0
Conductivity mS / cm 21,9 12,3 21,1 12,5 21,2 12,4 21,3 12,6
COD mg/l O2 7228,6 260,0 7150,0 250,0 7064,3 258,6 7195,0 247,0
NH4 mg/l N 2682,1 125,7 2657,1 124,3 2642,9 123,6 2670,0 125,0
Turbidity ntu 647,9 126,3 640,0 126,7 640,0 127,3 642,5 126,7
Salinity mg/l 19878,6 2665,0 19662,5 2562,5 19426,8 2650,4 19786,3 2531,8
April
Temperature (ºC) 30,0 29,9 29,8 29,9 29,6 29,5 27,2 27,0
pH 8,9 7,0 8,9 7,0 8,9 7,1 8,0 6,3
DO mg/l 0,5 2,1 0,5 2,1 0,5 2,1 0,5 1,8
Conductivity mS / cm 21,1 8,0 21,4 7,4 21,1 6,6 19,9 5,7
COD mg/l O2 7207,1 252,9 7100,0 251,4 7150,0 247,1 6490,0 236,0
NH4 mg/l N 2596,4 126,4 2642,9 124,3 2657,1 125,0 2417,5 113,0
Turbidity ntu 645,7 125,3 643,6 128,7 640,0 127,4 585,5 113,8
Salinity mg/l 19819,6 2591,8 19525,0 2577,1 19662,5 2533,2 17847,5 2419,0
Mei
Temperature (ºC) 30,0 29,9 30,2 30,4 30,1 30,1 30,1 30,0
pH 8,9 7,0 8,9 7,0 8,9 6,9 8,9 7,0
DO mg/l 0,5 2,1 0,5 2,0 0,5 2,1 0,5 2,1
Conductivity mS / cm 21,5 7,8 21,9 6,7 21,9 7,9 21,1 6,6
COD mg/l O2 7228,6 257,1 7192,9 258,6 7250,0 261,4 7135,0 253,0
NH4 mg/l N 2610,7 128,6 2667,9 124,3 2625,0 127,1 2622,5 124,5
Turbidity ntu 647,1 128,1 650,0 126,6 655,7 124,4 640,5 128,1
Salinity mg/l 19878,6 2635,7 19780,4 2650,4 19937,5 2679,6 19621,3 2593,3
Juni
Temperature (ºC) 30,2 30,1 30,3 30,3 30,2 30,1 30,0 30,3
pH 8,9 7,0 8,9 6,9 8,9 7,0 9,0 7,0
DO mg/l 0,5 2,1 0,5 2,0 0,5 2,1 0,5 2,0
Conductivity mS / cm 21,1 7,1 21,9 8,0 20,9 7,8 21,7 7,5
COD mg/l O2 7207,1 255,7 7250,0 261,4 7135,7 252,9 7344,4 248,9
NH4 mg/l N 2596,4 125,7 2625,0 127,1 2617,9 129,3 2591,7 124,4
Turbidity ntu 640,0 127,9 653,6 125,9 638,6 128,4 652,8 128,7
Salinity mg/l 19819,6 2621,1 19937,5 2679,6 19623,2 2591,8 20197,2 2551,1
July
Temperature (ºC) 30,2 30,1 30,1 30,4 30,0 30,3 30,1 30,2
pH 8,9 6,9 8,9 7,1 9,0 7,1 8,9 7,0
DO mg/l 0,5 2,1 0,5 2,0 0,5 2,0 0,5 2,1
Conductivity mS / cm 21,1 8,0 21,8 7,5 21,9 7,5 21,1 7,7
COD mg/l O2 7207,1 252,9 7242,9 248,6 7314,3 248,6 7200,0 254,0
NH4 mg/l N 2596,4 126,4 2621,4 124,3 2600,0 124,3 2615,0 128,0
Turbidity ntu 643,6 128,6 652,1 128,9 653,6 129,0 643,0 128,1
Salinity mg/l 22522,3 3370,6 22633,9 3313,5 22857,1 3313,5 22500,0 3385,8
Agustus
Temperature (ºC) 30,2 30,4 30,4 30,5 30,0 30,5 30,1 30,2
pH 8,9 7,0 8,9 7,0 9,0 7,0 9,0 7,0
DO mg/l 0,5 2,1 0,5 2,1 0,6 2,0 0,5 2,0
Conductivity mS / cm 21,9 7,9 21,4 7,9 21,8 7,5 21,8 7,7
COD mg/l O2 7192,9 255,7 7100,0 251,4 7207,1 247,1 7225,0 253,0
NH4 mg/l N 2635,7 125,7 2642,9 125,7 2642,9 122,1 2620,0 125,5
Turbidity ntu 653,6 128,4 643,6 128,7 654,3 128,7 652,0 127,4
Salinity mg/l 19780,4 2621,1 19525,0 2577,1 19819,6 2533,2 19868,8 2593,3
September
Temperature (ºC) 30,3 30,3 30,3 30,3 30,0 30,1 30,1 30,2
pH 8,9 7,0 8,9 7,0 8,9 7,0 9,0 7,0
DO mg/l 0,5 2,1 0,6 2,1 0,5 2,0 0,5 2,0
Conductivity mS / cm 21,2 7,9 21,2 7,5 22,1 7,7 21,6 8,0
COD mg/l O2 7064,3 252,9 7014,3 262,3 7264,3 255,7 7205,6 252,2
NH4 mg/l N 2642,9 125,7 2542,9 127,1 2614,3 125,7 2611,1 126,1
Turbidity ntu 640,0 128,7 631,4 125,3 658,6 126,7 648,3 126,0
Salinity mg/l 19426,8 2591,8 19289,3 2688,4 19976,8 2621,1 19815,3 2585,3
Oktober
Temperature (ºC) 30,0 29,9 30,1 30,3 30,2 30,2 30,3 30,4
pH 8,9 7,1 9,0 7,0 8,9 6,9 8,9 7,0
DO mg/l 0,6 2,1 0,6 2,0 0,5 2,0 0,5 2,1
Conductivity mS / cm 20,1 7,8 21,8 7,9 22,3 7,9 21,5 7,8
COD mg/l O2 6850,0 257,9 7278,6 258,6 7250,0 261,4 7125,0 257,0
NH4 mg/l N 2589,3 128,6 2600,0 125,7 2628,6 127,1 2600,0 129,3
Turbidity ntu 632,1 129,3 653,6 127,1 656,4 124,4 643,5 127,3
Salinity mg/l 18837,5 2643,0 20016,1 2650,4 19937,5 2679,6 19593,8 2634,3
November
Temperature (ºC) 30,1 30,2 30,1 30,2 30,1 30,2 27,0 27,3
pH 8,9 7,0 8,9 7,0 8,9 7,0 8,1 6,3
DO mg/l 0,5 2,0 0,5 2,0 0,5 2,0 0,5 1,8
Conductivity mS / cm 21,6 7,9 22,1 7,7 21,1 7,9 19,4 7,1
COD mg/l O2 7135,7 260,0 7250,0 258,6 7171,4 254,3 6470,0 232,5
NH4 mg/l N 2600,0 127,9 2614,3 126,4 2607,1 127,1 2340,0 114,5
Turbidity ntu 650,0 125,3 655,0 126,7 640,0 127,4 582,5 113,7
Salinity mg/l 19623,2 2665,0 19937,5 2650,4 19721,4 2606,4 17792,5 2383,1
Desember
Temperature (ºC) 30,2 30,3 30,2 30,1 30,2 30,3 30,2 30,3
pH 8,9 7,0 8,9 6,9 8,8 7,0 8,9 6,9
DO mg/l 1,2 3,2 1,3 3,4 1,3 3,2 1,2 3,2
Conductivity mS / cm 21,6 7,8 22,5 7,9 21,1 7,8 22,3 8,0
COD mg/l O2 7242,9 257,9 7307,1 264,3 7150,0 255,7 7340,0 262,5
NH4 mg/l N 2550,0 128,3 2607,1 127,9 2521,4 127,6 2575,0 127,0
Turbidity ntu 646,4 126,7 654,3 129,9 640,0 128,9 655,0 129,4
Salinity mg/l 19917,9 2643,0 20094,6 2708,9 19662,5 2621,1 20185,0 2690,6
Sumber: Hasil Swapantau IPAS III TPST Bantargebang, 2016
10) Kebauan
Data primer parameter tingkat kebauan dilakukan secara dengan cara pengukuran tingkat
kebauan di lapangan di beberapa titik lokasi yang dianggap mewakili. Pengukuran
parameter kebauan yang diukur adalah Amoniak (NH3). Baku mutu untuk parameter
kebauan disesuaikan dengan Kep. MENLH No. Kep.50/MENLH/11/1996 tentang Baku
mutu tingkat kebauan. Berikut hasil pengukuran kebauan untuk masing masing titik lokasi:
Berdasarkan data tabel diatas untuk tingkat kebauan dengan parameter amoniak dari keempat
titik sampel yang mewakili masih berada dibawah baku mutu sesuai dengan Kep. MENLH
No. Kep.50/MENLH/11/1996 tentang Baku mutu tingkat kebauan.
Hasil
No. Parameter Satuan
T.28 T.29 T.30 T.31 T.32 T.33 T.34 T.35
9. Natrium (Na) cmol(+)/kg 10,7 7,6 8,9 9,7 11,0 4,8 13,2 11,4
10 Kalsium (Ca) cmol(+)/kg 0,8 1,4 1,2 1,2 1,2 1,0 1,2 1,1
11. Magnesium (Mg) cmol(+)/kg 1,8 1,5 1,4 1,6 2,5 2,9 2,5 3,0
Sumber : Data Primer, 2017
Lokasi: T.28 = Landfill Zona 1 (S: 06°20'56,1" E: 106°59'41,4")
T.29 = Landfill Zona II (S: 06°20'51,2" E: 106°59'47,5")
T.30 = Landfill Zona III Sebelah Timur (S: 06°21'13,6" E: 106°59'50,8")
T.31 = Landfill Zona III Sebelah Barat (S: 06°21'11,7" E: 106°59'49,2")
T.32 = Landfill Zona IV (S: 06°20'35,2" E: 106°59'51,2")
T.33 = Landfill Zona V (S: 06°20'42,3" E: 106°59'35,1")
T.34 = Antara IPAS 1 dan IPAS 2 (S: 06°20'43,7" E: 106°59'58,8")
T.35 = Dekat Pembangunan PLTSA (S: 06°21'55,53" E: 106°59'50,82")
Saluran
Trotoar
Jalan
Ruas Jl. Pangkalan II kondisi eksisting saat ini terdiri atas 2 lajur 2 arah tidak terbagi dari masing-
masing arahnya (2/2 UD). Secara umum pada ruas jalan ini tidak tersedia sarana prasarana trotoar
untuk pedestrian pejalan kaki, sehingga kondisi ini mengakibatkan terjadinya konflik pejalan kaki
dengan kendaraan pada titik-titik tetentu pada sepanjang ruas jalan ini. Berdasarkan hasil pengukuran
di lapangan lebar jalan ini adalah ± 5,40 m.
Saluran
Saluran
Jalan
Gambar 3.7 Geometrik Jl. Pangkalan V
Hasil simulasi model yang telah dilakukan, maka didapat pembebanan pada jaringan tersebut.
Unjuk kerja saat ini perlu dikaji untuk mengetahui permasalahan kondisi saat ini sehingga
dapat dijadikan dasar untuk menetapkan potensial penanganan dampak Pembangunan PLTSa.
Dari hasil pembebanan lalu lintas yang dilakukan, kinerja jaringan jalan dan kinerja tiap-tiap
ruas jalan untuk kondisi saat ini (eksisting) dapat dilihat pada tabel berikut :
2) Fauna
Keberadaan jenis hewan (fauna) di tapak kegiatan dan sekitarnya tergolong rendah. Jenis-
jenis yang ditemukan pada umunya tergolong pada jenis diantaranya yaitu, aves, mamalia,
reptil, amphibi, dan Insecta. Rendahnya keanekaragaman mamalia, reptil maupun amphibia di
lokasi tersebut dikarenakan daya dukung lingkungan daerah tersebut tidak menunjang
kehidupan satwa. Jenis satwa peliharaan juga tergolong relatif sedikit, karena daerah tersebut
merupakan areal perkotaan. Hewan ini lebih banyak ditemukan di pemukiman warga yang
berada di sekitar tapak kegiatan. Jenis fauna yang ditemukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.16 Jenis Fauna Dominan di Sekitar Lokasi Kegiatan
No Jenis Fauna Nama Ilmiah Keterangan
A Aves
1 Ayam Gallus domestica Bukan merupakan spesies yang
dilindungi, merupakan peliharaan
penduduk untuk di konsumsi dan dijual.
Berdasarkan pengamatan lapang yang
dilakukan jenis ayam yang banyak
terdapat disekitar lokasi studi merupakan
jenis ayam kampung.
B Mamalia
ADDENDUM ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN TPST BANTARGEBANG (PEMBANGUNAN PILOT PROJECT PLTSa)
III-26
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL 2017
Sementara itu berikut adalah data laju pertumbuhan penduduk menurut jenis kelamin di
kecamatan Bantargebang:
Tabel 3.18 laju pertumbuhan penduduk menurut jenis kelamin di kecamatan
Bantargebang Tahun 2015
2) Perekonomian
Perdagangan di Kecamatan Bantargebang didukung oleh keberadaan pasar tradisional,
minimarket dan toko warung kelontong yang jumlahnya cukup banyak. Dari data Kota bekasi
dalam angka tahun 2015, menunjukkan bahwa di Kecamatan Bantargebang terdapat 469 kios,
1028 buah los dan 310 pedagang kaki lima. Selain sektor perdagangan, gambaran melalui
perekonomian juga dilihat dari sektor perbankan dimana berdasarkan statistik daerah
kecamatan bantargebang tahun 2016, di Kecamatan Bantargebang terdapat 4 bank umum dan
4 bank BPR. Gambaran mengenai perekonomian di Kecamatan Bantargebang juga dapat
dilihat dari jumlah hotel, restoran dan warung/ kedai makanan. Berikut jumlah hotel dan
restoran/ kedai makanan disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.19 Jumlah Hotel, Restoran dan warung/ kedai makanan di Kecamatan
Bantargebang 2014
Warung/
Restoran/
No. Kelurahan Kedai Hotel
Rumah Makan
Makanan
1 Ciketing Udik 10 - -
2 Sumur Batu 8 - -
3 Cikiwul 15 - -
4 Bantargebang 35 10 3
Jumlah 68 10 3
Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Bantargebang 2016
3) Pendidikan
Berikut data banyaknya penduduk dilihat dari tingkat pendidikan di Kecamatan bantargebang
Tahun 2015:
Tabel 3.20 Data Banyaknya Penduduk Dilihat Dari Tingkat Pendidikan Di Kecamatan
Bantargebang Tahun 2015
Tidak/ Tamat Tamat Tamat
Tamat Tamat
No. Kelurahan Tamat SD/ SLTP/ SLTA/
Akademi Universitas
SD Sederajat Sederajat Sederajat
1 Ciketing Udik - 4.725 4.742 9.277 466 244
2 Sumur Batu 686 987 726 598 45 47
3 Cikiwul * * * * * *
4 Bantargebang 2.650 5.552 6.705 13.415 143 353
Jumlah 3.336 11.264 12.173 23.290 654 644
Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Bantargebang 2016
Ket: * = Data tidak tersedia
Selain tingkat pendidikan, gambaran mengenai kualitas pendidikan juga dapat dilihat melalui
banyaknya sarana pendidikan formal di kecamatan Bantargebang, berikut ditambilkan pada
tabel dibawah ini:
4) Agama
Berikut Jumlah Penduduk berdasarkan Agama untuk Kecamatan Bantargebang dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.23 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
6) Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat terhadap Pengembangan TPST Bantargebang (Pembangunan PLTSa)
yang secara administrasi berada di Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul dan
Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan TPST Bantargebang (Pembangunan PLTSa) akan berdampak positif apabila
kegiatan tersebut membawa keuntungan, begitupula sebaliknya akan negatif bila merugikan.
Hal-hal yang positif antara lain meningkatnya perekonomian wilayah, terbukanya kesempatan
kerja dan berusaha. Persepsi negatif disebabkan karena sulitnya penduduk setempat
memperoleh lapangan pekerjaan.
Data primer diperoleh melaluai proses wawancara tatap muka dengan menggunakan
kuesioner yang berstruktur dengan dengan sample sebanyak 44 responden pada 3 kelurahan
yaitu Kel. Ciketing Udik, Kel. Cikiwul dan Kel. Sumur Batu. Jumlah responden ini didapat
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 15%.
Hasil survey menunjukkan bahwa responden mayoritas berada pada usia produktif yaitu 21-
45 tahun sebesar 39 orang atau 88 %. Menurut BKKBN tahun 2010 usia produktif yaitu usia
dimana manusia atau penduduk berada dalam keadaan yang mampu mendayagunakan segala
kemmapuan dalam berbagai bidang. Jumlah usia produktif yang cukup besar di wilayah
kajian merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan dan diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi kemajuan daerah tersebut melalui berbagai program yang saling menunjang
dan mendukung dalam pembangunan.
Kondisi ini tentunya mempunyai suatu gambaran bahwa responden sudah mencapai usia ideal
bagi seorang atau individu untuk lebih dewasa dan matang dalam hal pandangan dan wawasan
sehingga dapat mengambil suatu tindakan dan atau keputusan yang positif dan negatif.
Dari data tersebut diketahui bahwa mata pencaharian utama masyarakat sekitar lokasi
kegiatan mayoritas adalah buruh harian, pemulung dan sopir.
Kondisi ini sangat potensial untuk dilibatkan dalam kegiatan yang ada di masyarakat salah
satunya adalah TPST Bantargebang (Pembangunan PLTSa). Bagi penduduk yang mempunyai
pekerjaan kecenderungan untuk berubah ke hal positif akan mudah menerima setiap
perubahan asalkan pada saat akan berlangsungnya satu kegiatan terlebih dahulu
disosialissaikan diajak kerja sama, sehingga akan timbul rasa memiliki.
Rata-rata responden yang menetap di lokasi rencana kegiatan telah cukup lama tinggal di
wilayah tersebut, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Penempatan tanah dan bangunan di lokasi, sebagian besar responden mengaku telah
menempati lokasi tersebut sejak lahir sebesar 47.7% dan sebagian besar merupakan pendatang
yakni sejumlah 52.3%.
Sebagian besar penyakit yang diderita oleh penduduk di Kecamatan Bantargebang adalah
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Berikut ini adalah tabel data sepuluh penyakit
terbanyak Kecamatan Bantargebang:
Tabel 3.26 Sepuluh Penyakit Terbanyak yang Diderita Penduduk Kecamatan Bantargebang
Tahun 2015
Kecamatan Bantargebang
Peringkat Penyakit Jumlah
1 Penyakit Lainnya 811
2 Infeksi Akut Pernafasan Atas 599
3 Penyakit Pada Sistem Otot Dan Jar. Pengikat 495
4 Penyakit Pulpa Dan Jar. Periapikal 324
5 Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Atas 300
6 Tonsilitis 289
7 Penyakit Kulit Alergi 278
8 Penyakit Darah Tinggi 266
9 Diare ( Termasuk Tersangka Kolera ) 193
10 Penyakit Kulit Infeksi 166
Sumber: Puskesmas Kecamatan Bantargebang, 2015
2) Kebiasaan Penduduk
Kebiasaan penduduk setempat yang berkaitan dengan aspek kesehatan masyarakat
(lingkungan), berdasarkan hasil survey dan wawancara sebagian besar responden membuang
sampah ke tempat yang telah disediakan, yaitu berupa tong sampah, kemudian diangkut ke
TPS dan selanjutnya dibuang ke TPA. Dalam hal air limbah rumah tangga, responden
membuang limbahnya ke saluran pembuangan limbah rumah tangga yang ada, sedangkan
untuk pembuangan tinja, masyarakat telah menggunakan jamban keluarga secara individu,
berupa septic tank. Masyarakat setempat telah memanfaatkan sarana kesehatan berupa
Posyandu, Puskesmas, dokter praktik dan apotek untuk berobat apabila mereka sakit. Bila
3.2 Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Ada Di Sekitar Lokasi Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Beserta Dampak Yang Ditimbulkannya Terhadap Lingkungan Hidup
Kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi kegiatan Pengembangan TPST Bantargebang (Pembangunan
PLTSa) yang berada di Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul dan Kelurahan Sumur Batu,
Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat terdiri beberapa jenis kegiatan, yaitu:
a) Perumahan/pemukiman warga yang berada di sekitar lokasi, yaitu Pemukiman Warga Ciketing
Udik, Warga Cikiwul dan Warga Sumur batu.
b) Kegiatan transportasi Jalan Narogong dan Jalan Pangkalan V.
c) Kegiatan Industri serta pergudangan di sebelah barat lokasi kegiatan
d) Kegiatan TPA Sumur Batu milik Pemerintah Kota Bekasi di sebelah timur TPST Bantargebang
Gambar 3.1 Grafik Curah Hujan Bulanan Rata – Rata (2005-2014) ......................................... 2
Gambar 3.2 Grafik Penyinaran Matahari Bulanan Rata-Rata Tahun 2005 - 2014 .............Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.3 Wind Rose Periode Tahun 2005 – 2014 ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.4 Peta Lokasi Sampling TPST Bantargebang ............................................................ 4
Gambar 3.5 Kondisi disekitar Lokasi Kegiatan......................................................................... 7
Gambar 3.6 Kali Ciketing Udik (Kiri) dan Kali Ciasem (Kanan) .............................................. 11
Gambar 3.7 Peta Aliran Kali Ciketing Udik dan Ciasem TPST Bantargebang ....................... 12
Gambar 3.8 Geometrik Jl. Raya Narogong ............................................................................. 23
ADDENDUM ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN TPST BANTARGEBANG (PEMBANGUNAN PILOT PROJECT PLTSa)
III-38
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL 2017