Anda di halaman 1dari 25

KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN RUAS JALAN GIMPU - TUARE - GINTU

1. Latar Belakang : Percepatan Pembangunan infrastruktur jaringan Jalan Provinsi


di Sulawesi Tengah dalam rangka menghubungkan daerah dan
kawasan pada daerah pelosok sehingga dapat membangkitkan
pengembangan wilayah pemukiman serta menghubungkan
kantong – kantong produksi ke pusat - pusat kegiatan sesuai
dengan RPJMD Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
2016 – 2021, Dengan Visi ”MEMBANGUN INFRASTRUKTUR
DAN INTERKONEKSI ANTAR KAWASAN”.
Selain Visi dari RPJMD Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah tersebut diatas, peningkatan jaringan jalan juga
dilakukan untuk mendukung program – program diantaranya
sektor pariwisata di beberapa daerah di Sulawesi Tengah.
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam penataan, pemeliharaan, pembangunan dan
pengembangan Sistem Jaringan Jalan provinsi. Tugas dan
tanggung jawab tersebut dilakukan melalui kegiatan
pemeliharaan dan pembangunan dalam bentuk sebuah
rancangan dan desain yang sesuai dengan peraturan, kriteria
dan standar penyelenggaraan jalan provinsi yang berlaku.
Dengan adanya keterbatasan waktu dan tenaga di lingkungan
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, maka penyelenggaran
Perencanaan Teknis Jalan akan dilaksanakan dengan
menggunakan Jasa Konsultansi Perencaanaan Teknis Jalan yang
di kelola pada Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Bidang Bina Teknik Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Maksud dan Tujuan : Maksud
Untuk melaksanakan pembuatan dokumen perencanaan teknis
terinci (Detail Engineering Design) sesuai dengan Norma,
Standar, Prosedur dan Kaidah (NSPK) yang berlaku saat ini.
Tujuan
Layanan jasa konsultansi ini bertujuan menghasilkan dokumen
pekerjaan perencanaan teknis jalan sesuai standar dan kaidah-
kaidah yang berlaku, sehingga dokumen perencanaan tersebut
dapat menjadi pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan
konstruksi secara tepat mutu dan tepat waktu.

1
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

3. Sasaran : Tercapainya produk perencanaan teknik jalan yang sesuai


dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kaidah (NSPK) yang
berwawasan lingkungan dan berkeselamatan.

4. Lingkup Kegiatan : Lingkup kegiatan pelaksanaan perencanaan teknik jalan ini


antara lain :
1) Melaksanakan pengumpulan – pengumpulan data Primer
dan Sekunder yang berpedoman pada pedoman –
pedoman pelaksanaan survei yang berlaku;
2) Melakukan Analisis data hasil pengumpulan data;
3) Melakukan perencanaan teknik jalan sesuai dengan kriteria
dan pedoman yang berlaku;
4) Melakukan pemaparan dan presentasi pada setiap
prosedur pelaksanaan pekerjaan;
5) Menyusun Laporan – laporan kegiatan.

5. Lokasi Kegiatan : Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Teknis Jalan adalah


sebagai berikut :
1) Ruas Jalan Gimpu – Tuare (Bts. Kab. Poso) pada ± KM
99+000 s.d. KM 137+000 atau sepanjang ± 38.00 Km, yang
berlokasi di Desa Gimpu dan Desa Moa Kabupaten Sigi
Provinsi Sulawesi Tengah
2) Ruas Jalan Tuare (Bts. Kab. Sigi) – SP. Gintu pada ± KM
137+000 s.d. KM 152+000 atau sepanjang ± 15.00 Km,
yang berlokasi di Desa Tuare dan Desa Gintu Kabupaten
Poso Provinsi Sulawesi Tengah
Gambaran Umum Ruas Jalan Rencana
1) Ruas Jalan Gimpu – Tuare (Bts. Kab. Poso)
Lebar badan jalan existing rata rata 1.00 m s/d 3.00 m,
dengan jenis jalan berupa tanah dasar dan rabat beton.
Trase jalan berada pada daerah pegunungan/jurang dan
memiliki geometrik jalan (alinyemen horizontal dan
vertikal) yang belum sesuai dengan standar geometrik
yang berlaku.
2) Ruas Jalan Tuare (Bts. Kab. Sigi) – SP. Gintu
Lebar badan jalan existing bervariasi antara 5.50 m s/d 6.00
m, dengan jenis perkerasan lapen dan perkerasan tanah
timbunan. Trase jalan berada pada daerah pegunungan
dan memiliki geometrik jalan (alinyemen horizontal dan
vertikal) yang belum sesuai dengan standar geometrik
yang berlaku.

6. Nama dan Organisasi : Pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pengguna Jasa Dinas Bina Marga Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Bidang Bina Teknik

7. Sumber Pendanaan : DAU APBD 2019

2
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

8. Data dan Prasarana : a) Data Teknis


Penunjang dari Pengguna Data kondisi jalan (IIRMS) 2018
Jasa b) Staf Pengawas/Pendamping
1) Nama : Dr. Rusmiadi, ST., M.Si
Jabatan : KPA Kegiatan Perencanaan Pembangunan
Jalan
c) Prasarana
Tidak ada

9. Alih Pengetahuan : Dalam melaksanakan tugasnya, penyedia jasa harus


mengadakan pelatihan, kursus singkat, dan diskusi terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi pengguna
jasa.

10. Standar dan Pedoman : Standar dan Pedoman yang digunakan :


1) Undang – undang Lalulintas No. 22 tahun 2009;
2) Undang – undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3) Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4) Peraturan Presiden No 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
5) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
6) Permen PU No. 19/PRT/M/2011; tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
7) Manual Desain Perkerasan Jalan No 02/M/BM./2017;
8) Pedoman Perencanaan Perkerasan Lentur, Pt T-01-2002-B;
9) Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan
Lentur dengan Metode Lendutan, Pd T-052005-B;
10) Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum, No. 28/PRT/M/2016.
11) Perencanaan Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga No. 13/ 70.
12) Pedoman Survei Topografi untuk Perencanaan Jalan dan
Jembatan
13) Spesifikasi 2010 Rev 3

11. Pendekatan dan : A. Pengumpulan Data


Metodologi Pengumpulan Data Sekunder
Data-data yang disiapkan oleh penyedia jasa pada tahap
persiapan, adalah data-data yang merepresentasikan kondisi
kawasan obyek lokasi penyelidikan mencakup:
a) Peta topografi, skala 1 : 50.000 atau skala yang lebih besar
b) Peta geologi, skala 1 : 50.000 atau skala yang lebih besar
c) Peta tata guna lahan
d) Peta kerentanan tanah
e) Peta kegempaaan
f) Data curah hujan
g) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan
jalan, daerah rawan kecelakaan
h) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (jika ada)

3
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

i) Inventarisasi dokumen lingkungan


j) Laporan terdahulu dan data-data lain yang terkait atau
relevan dengan obyek lokasi penyelidikan.

Pengumpulan Data Primer


a. Survei Pendahuluan
Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan
data-data awal berdasarkan aspek aspek yang diperlukan
yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh tenaga
ahli.
Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan survei pendahuluan
adalah :
(1) Survei Pendahuluan Geometrik Jalan
- Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000 ) dan akhir
proyek yang tepat, sesuai dengan arahan pengguna
jasa.
- Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan
jarak dengan mengelompokkan kondisi : medan
datar, rolling, perbukitan, pegunungan/ bukit curam
dalam bentuk tabelaris.
- Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat
penerapan desain geometrik (alinyemen horizontal
dan vertikal)berdasarkan pengalaman dan keahlian
yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Ahli Teknik
Jalan yang melaksanakan pekerjaan ini dengan
melakukan pengukuran-pengukuran secara
sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan
dengan helling meter) dan membuat sketsa desain
alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus
untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk
memastikan trase yang dipilih akan dapat
memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktika
denga sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
- Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen
horizontal dan vertikal harus sudah diperhitungkan
dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi : galian/ timbunan,
bangunan pelengkap jalan, gorong- gorong dan
jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bias
terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta
tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi
lapangan secara stationing dari awal sampai dengan
akhir proyek.
Semua kegiatan ini dikonfirmasikan sewaktu
keputusan dalam pemilihan anggota team yang
saling pekerjaan ini.
- Di lapangan harus diberi dibuat tanda-tanda

4
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

berupa patok dan tanda banjir dengan diberi tanda


bendera sepanjang daerah rencana dengan interval
50m untuk memudahkan tim pengukuran, serta
pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan
panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
- Dari hasil survey ini secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya
secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati
final design.
(2) Survei Pendahuluan Inventarisasi Jalan
- Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
- identifikasi jenis perkerasan
- identifikasi bangunan pelengkap jalan existing
- identifikasi tataguna lahan yang ada

(3) Survei Pendahuluan Kondisi Topografi


Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer
pada survey pendahuluan adalah :
- Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di awal dan
akhir Proyek
- Mengamati kondisi topografi
- Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan
pengukuran khusus serta, morfologi dan lokasi yang
perlu dilakukan perpanjangan koridor
- Membuat rencana kerja untuk survey detail
pengukuran.
- Menyarankan posisi patok Bench Mark pada
lokasi titik yang akan dijadikan referensi
(4) Survei Pendahuluan kondisi Geoteknik Tanah Dasar
- Melakukan pengambilan data mengenai
karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi
lokasi yang akan longsor;
- Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain
Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
- Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen
jalan;
- Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko, dan batasan - batasan
proyek;
(5) Survei Pendahuluan Kondisi Hidrologi
- Mengumpulkan data curah hujan.
- Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment
Area) Mengamati kondisi terrain pada daerah
tangkapan sehubungan dengan bentuk dan
kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.
- Mengamati jenis tata guna lahan.
- Menginventarisasi bangunan drainase existing.
- Melakukan pemotretan pada lokasi-Iokasi penting.
- Membuat rencana kerja untuk survey detail.

5
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

- Mengamati karakter aliran sungail morfologi yang


mungkin berpengaruh terhadap konstruksi dan
saran-saran yang diperlukan untuk menjadi
pertimbangan dalam perencanaan berikutnya
(6) Survei Pendahuluan Kondisi Lalulintas
- Melakukan pengamatan terhadap jenis lalulintas
yang melintas pada ruas jalan rencana;
- Melakukan pengamatan terhadap faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi jumlah lalu lintas;
- Menentukan lokasi survei lalu lintas yang dapat
mewakili segmen ruas jalan rencana.

b. Survei Inventarisasi
Tujuan
Survei Inventarisasi bertujuan untuk mengumpulkan data
inventarisasi jalan, baik itu dimensi, kondisi perkerasan jalan.
Secara detail, survey inventarisasi jalan harus memuat :
- Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
- identifikasi jenis perkerasan
- identifikasi bangunan pelengkap jalan existing
- identifikasi tataguna lahan yang ada
- Identifikasi utilitas di ruas jalan yang akan
direncanakan
- Identifikasi titik titik yang rawan longsor

Lingkup Pekerjaan
Pedoman pelaksanaan survey mengacu kepada Pedoman
No. 017/T/BNKT/1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Survei
Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota.
Hal – hal yang dilaksanakan pada survei inventarisasi
meliputi :
- Menginventarisasi komponen-komponen melintang jalan
secara umum yang meliputi lokasi awal dan akhir
pekerjaan, panjang jalan, lebar perkerasan, lebar bahu
jalan.
- Mengidentifikasi nilai kondisi perkerasan jalan. Kondisi
perkerasan jalan dilakukan secara visual.
- Untuk nilai kekasaran jalan (Road Condition Index / RCI)
dapat ditentukan secara visual.
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Asumsi pada survei inventarisasi ini, dalam satu hari, tim
dapat melaksanakan survei sepanjang 2 Km. adapun
kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Buruh ( 3 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Kendaraan roda 2
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah Patok
kayu dimana diasumsikan dalam satu Kilometer kebutuhan
patok kayu ialah sebesar 20 buah.
c. Survei Topografi

6
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan.
Lingkup Pekerjaan
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi NO.010-B/PW/2004,atau
Pedoman yang dipersyaratkan.
a) Pemasangan Patok BM
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran
10x10x75 Cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan di atasnya dipasang nut dari
baut dengan ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur
silang (cross grooving), ditempatkan pada tempat yang
aman, mudah terlihat. Patok 8M dipasang setiap 1 (satu)
km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang
serta pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan
ditempatkan pada daerah yang aman terhadap
kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan mudah
terlihat, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi
sungai/alur.
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi lambang Bina Marga, notasi
dan nomor BM dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudiandifoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapidengan nilai
koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik polygon dan sifat datar
harusdigunakan patok kayu yang eukup keras,
lurus,dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak
diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan
khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-Iokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-
titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku
seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan
sistem poligon, dan semua titik ikat (BM) harus
dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi polygon atau jarak antar titik poligon maksimum
100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat

7
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

ukur secara optis ataupun elektronis.


- Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus
menggunakan Theodolit Jenis Total Station (TS)
dengan Ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D
untuk jarak
c) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiril pembacaan pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan
melintang) dan titik BM.
- Pelaksanaan pengukuran disarankan menggunakan
alat ukur waterpass
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas
(BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB),
dalam satuan milimeter.
- Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA +
BB.
- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus
dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.
d) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan system
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai,
bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-Iokasi khusus (misalnya: sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat
Theodolit Total Station atau yang setingkat.
e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan
dengan persyaratan:

Interval
Kondisi Lebar koridor, (m)
maksimum (m)
Datar, landai dan
75 + 75 50
lurus
Pegunungan 75 + 75 25
50 (luar) +
Tikungan 25
100 (dalam)
Pengukuran penampang melintang harus digunakan
alat Total Station atau yang setingkat.

8
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

f) Pengukuran pada perpotongan trase sungai atau


jembatan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-
masing minimum 200 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulul hilir)
yang masih berpengaruh terhadap keamanan
jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searahrencanatrase jembatan
masing-masing minimum 100 m dari garis tepi
sungail jalan atau sampai pada garis pertemuan
antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval
pengukuran penampang melintang rencana trase
jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran
penampang melintang dan memanjang baik terhadap
sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala
obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.

Persyaratan
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang
akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.
b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian dalam pelaksanaan pengukuran polygon
adalah sebagai berikut :
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah
10"√n, (n adalah jumlah titik polygon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahan selanjutnya atau dan pengukuran Global
Position System (GPS) geodetic yang mempunyai
presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dan 5".
c) Perhitungan
Perhitungan Koordinat.
- Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar
nilai rata-rata, tapi harus dibenkan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4
desimal (ketelitian D, S mm), dan harus dilakukan
control perhitungan pada setiap lembar perhitungan
dengan menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggiandetail dihitung berdasarkan ketinggian

9
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

patok ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran


detail dan dihitung secara tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim
komputerisasi.
d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 em.
- Koordinatgridterfuar (darigambar)harusdicantumkan
harga absis (x) dan ordinat (y)nya.
- Pada setiap lembar gambar dan! atau setiap 1 meter
panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah
Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-
nya dan diberi tanda khusus.
e) Titik kontrol horizontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi Global Positioning System
(GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dan Navigation
Satellite Timing and Ranging Global Positioning System.
Metode yang digunakan adalah metode diferensial
dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS
dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik
referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan
pada titik yang akan diukur. Titik referensi yang
digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun
Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik
kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran
menggunakan metode poligon dengan menggunakan
alat Total Station;
f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah
sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM)
Ketentuan proyeksi UTM :
Proyeksi adalah Transverse Mercator
- Lebar zona adalah 6°
- Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian
tengah dan ekuator
- Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
- Timur (T) didefinisikan dengan penambahan
500.000 meter kepada nilai x yang dihitung dari
meridian tengah
- Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.0000 meter kepada nilai y yang dihitung dari
ekuator selatan.
- Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan
bujur 174° barat dan seterusnya ke arah Timur sampai
zona 60 untuk bujur 174° timur sampai dengan 180°
timur.
- Satuan dalam meter

10
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

- Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan.


- Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan
Utara (U)
- Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah


Indonesia
Zona Batas Zona Meridian Tengah

46 90°-96° 93°
47 96°-102° 99°
48 102°-108° 105°
49 108°-114° 111°
50 114°-120° 117°
51 120°-126° 123°
52 126°-132° 129°
53 132°-138° 135°
54 138°-144° 141°

g) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus


mengunakan peralatan Waterpass atau sejenis dengan
ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar
polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan
interval garis ketinggian (contour) 1 meter.

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei


Asumsi pada survei Topografi ini, dalam satu hari, tim dapat
melaksanakan survei sepanjang 0,4 Km. adapun kebutuhan
tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 3 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Ukur (Total Station)
- Kendaraan roda 2
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah Patok
BM dimana diasumsikan dalam satu Kilometer kebutuhan
patok BM ialah sebanyak 1 buah.
d. Survei Hidrologi
Tujuan
Tujuan survey hidrologi yang dilaksanakan dalam pekerjaan
ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
(sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air
banjir), perencanaan teknis drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus)
yang diperlukan.
Lingkup Pekerjaan

11
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini


meliputi:
a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada
daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah
yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data
tersebut bias diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika dan/atau instansi terkait dikotaterdekat dari
lokasi perencanaan.
b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada
seperti gorong-gorong, jembatan. Selokan yang meliputi:
lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
c) Menganalisisdata curah hujan dan menentukan curah
hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana
dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7
tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal
dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.
d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses perencanaan
yang aman.
e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman
yang diperlukan.
f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan
termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air
(aflux).
g) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan
terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertical

Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424- 1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-17241989 SKBI-1.3.10.1987
(Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk
Bangunan di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan
Pd.T.022006- B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan
Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa
Laporan Drainase yang di dalamnya memuat:
a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-
lintasan drainase
b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta- peta
topografi
c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian)
d) Lokasi-Iokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
e) Acuan banjir/sumber informasi drainase
f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan

12
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain


drainase
h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei


Kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Buruh ( 2 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Kendaraan roda 2
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat
bantu survey.
e. Survei Penyelidikan Tanah
a) Survei DCP
Tujuan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan nilai
CBR lapisan tanah dasar yang dilakukan pada jalan yang
belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan
aspal yang telah rusak sehingga tampak lapisan
pondasinya.
Lingkup Pekerjaan
Pemeriksaan nilai struktural jalan, yang dilakukan dengan
alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP).Survey
dilaksanakan mengacu kepada SNI 03 – 1743–1989.
Prosedur Pelaksanaan Survey adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada
permukaan lapisan tanah dasar.
- Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan
yang ada, seperti : sirtu, lapisan telford, lapisan pasir
dan sebagainya.
- Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan
yang ada, seperti : sirtu, lapisan telford, lapisan pasir
dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm. dari
permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai
lapisan tanah yang sangat keras.
- Selama pemeriksaan dicatat kondisi-kondisi khusus
yang perlu diperhatikan seperti : timbunan, kondisi
drainase dan sebagainya.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat
dalam Formulir pengambilan data DCP.
Keluaran
- CBR daya dukung tanah dasar setempat
- Segmentasi CBR untuk pelaksanaan pengambilan
sampel tanah terganggu (distrurb) tanah dasar
melalui survei tespit.

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei


Asumsi pada survei DCP ini, dalam satu Kilometer, tim dapat
mengambil data survei pada 5 titik .akan tetapi apabila

13
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka


penyedia jasa wajib untuk melakukan survey DCP yang
dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan. adapun
kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 3 Org )

Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:


- Alat DCP
- Kendaraan roda 2

Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah


alat bantu survei.

b) Survei Tespit
Test Pit diperlukan untuk mengetahui susunan atau
komposisi, baik yang sudah beraspal maupun belum.
Interval pengambilan survei test pit ini dilakukan
berdasarkan tabel berikut ini :
Interval
No. Jenis Penanganan
(maksimum)
1. Pemeliharaan Berkala 5 km
2. Rekonstruksi 2 km
3. Pelebaran dan Jalan Baru 2 km

Pada setiap test pit dilakukan pengamatan/deskripsi


struktur dan jenis tanah, dan diambil sampelnya serta
dilakukan pengujian laboratorium antara lain compaction
dan CBR laboratorium. Pengambilan contoh tanah dari
sumuran uji 25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor
sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji
dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda
atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan
kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan
contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto
harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi.
Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara- Selatan) lebar 1,0
m, Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang,
dengan diskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk unit
satuan batuan.
Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam
rangka penyelidikan tanah terinci, antara lain :
(1) Indeks properties tanah
(2) CBR rendaman Laboratorium

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei


Asumsi pada survei Tespit ini, pada sepanjang ruas akan
dilaksanakan survey tespit di 10 (Sepuluh) titik. akan tetapi
apabila dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan,

14
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

maka penyedia jasa wajib untuk melakukan survey tespit


yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
adapun kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 3 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Kendaraan roda 2
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat
bantu survei.

c) Survei Bor Inti


Tujuan
Pemboran inti bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang jenis tanah/ batuan serta pelapisannya
berdasarkan deskripsi visual terhadp inti bor. Dengan
demikian dapat diketahui susunan pelapisannya. Selain
itu pengeboran dilakukan untuk pengambilan sampel
tanah tidak terganggu (undisturb).
Lingkup Pelaksanaan
Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang
vertikal/miring/horisontal pada tanah/batuan dengan
atau tanpa menggunakan alat/mesin untuk keperluan
deskripsi tanah/batuan, biasanya dapat dilakukan
bersama-sama dengan Pengujian lapangan dan
pengambilan contoh tanah/batuan. Pemboran dilakukan
dengan acuan SNI 03-2436-1991 sedangkan cara
mendeskripsikan contoh tanah mengacu pada SNI 03-
4148-1996. Metode pemboran kering diterapkan dalam
pekerjaan ini untuk mendapat deskripsi tanah yang tepat.
Pemboran antara pekerjaan ini menggunakan Single
Tube Core Barrels berdiameter 76 mm dan panjang 100
cm, dan Double Tube Core Barrels dengan diameter core
dalam. Thin Walled digunakan dalam pengambilan
contoh tanah tak terganggu. Dalam pekerjaan ini juga
dilakukan standard Penetration Test (SPT) yang mengacu
pada SNI 03-4153-1996.
Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam
rangka penyelidikan tanah terinci, antara lain :
(1) Indeks properties tanah
(2) Uji Triaxial UU, CU, CD (Disesuaikan dengan
kebutuhan analisis)
(3) Uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression Test)
(4) Uji geser langsung
(5) Uji konsolidasi

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei Bor Mesin


Asumsi pada survei Bor mesin ini, pada sepanjang ruas akan
dilaksanakan di dua (2) titik. akan tetapi apabila dilapangan
dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka penyedia jasa
wajib untuk melakukan survey bor mesin yang dimaksud

15
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

sesuai dengan kebutuhan di lapangan. adapun kebutuhan


tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 4 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Bor Mesin
- Kendaraan roda 4
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat
bantu survei.

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei Geolistrik


Asumsi pada survei Geolistrik ini, pada sepanjang ruas akan
dilaksanakan survey Geolistrik di Tiga (3) titik. akan tetapi
apabila dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan,
maka penyedia jasa wajib untuk melakukan survey Geolistrik
yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
adapun kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 3 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Geolistrik
- Kendaraan roda 4
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat
bantu survei.
f. Survei Lalu lintas
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kendaraan rata- rata, menginventarisasi
jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan
waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata
sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan Perencanaan
Teknis.
Lingkup Pekerjaan
a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang akan
dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan
smp/hari serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata
guna lahan tertentu dalam km/jam
Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu
pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
0361TIBM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalu Iintas
dengan cara Manual PdlT.192004- B, atau Pedoman yang
disyaratkan.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa

16
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

laporan yang di dalamnya memuat:


a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan
b) Foto dokumentasi
c) Data lapangan
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Survei lalu lintas membutuhkan enam (6) orang surveyor
yang akan melakukan survey selama 7 hari. adapun
kebutuhan bahan yang diperlukan ialah formulir survey dan
alat bantu survey.

g. Pengendalian Survey Pendahuluan dan Survey Detail


Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan melakukan kegiatan survey baik
pendahuluan maupun survey detail pelaksana
kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang
kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan
survey baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Penggunan Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail
wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai
pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh
Penggunan Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail
wajib diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses
desain. proses desain dapat dilakukan apabila data hasil
survey detail sudah dapat diterima oleh Penggunan
Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey
pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan
oleh Penggunan Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran.

B. PERENCANAAN TEKNIS
a) Tujuan
Mendapatkan desain perencanaan teknik jalan sesuai
dengan peraturan dan pedoman yang berlaku
b) Lingkup Pekerjaan
Hal hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta,
serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/AIinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
medan yang memenuhi Standar Perencanaan
Geometrik Jalan dan dibahas bersamasama dengan
Ahli Geoteknik, Ahli Hidrologi, Ahli Perkerasan.
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horizontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan
tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar
kota maupun perkotaan.

17
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik


perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu
pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur
dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(6) Merencanakan kebutuhan box culvert gorong~orong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin
akan terdapat pada rute jalan tersebut.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis
pada acuan normatif atau referensi lain yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Geometrik Jalan:
- Tata letak/Layout dengan Skala 1 : 2000
- Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
- Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala
Vertikal 1:100
- Gambar – gambar detail dengan skala sesuai dengan
kebutuhan.
e) Pengendalian Proses Perencanaan
Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar
desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis,
proses pengendalian dilakukan terhadap :
(1) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder
harus mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja
atau pejabat pembuat komitmen.
(2) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan
dan survey detail yang merupakan review terhadap
desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada
Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
(3) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan
kepada Kepala Satuan Kerja /Pejabat Pembuat
Komitmen)
(4) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi
standar harus mendapat persetujuan dari Pengguna
Anggaran.

12. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 8 (Delapan) bulan
Pelaksanaan

13. Kebutuhan Tenaga : Kebutuhan tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan ini adalah sebagai berikut :

18
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

Kualifikasi Jumlah
Posisi Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Bulan
Tenaga Ahli :
Ketua Teknik
Tim/Ahli S1 Sipil Jalan 4.00 Thn 8 (Delapan)
Teknik Jalan (Madya)
4,5
S1
Ahli Geotekni (Empat
Sipil/Geolo 2.00 Thn
Geoteknik k (Muda) koma
gi
lima)
4,5
S1
Geodesi (Empat
Ahli Geodesi Geodesi/ 2.00 Thn
(Muda) koma
S1 Sipil
lima)
Tenaga Ahli Pendukung :
Ass. Ahli
S1 / D3 1 / 3 Tahun 5 (Lima
Teknik Jalan
Ass. Ahli
S1 / D3 1 / 3 Tahun 4 (Empat)
Geoteknik
Ass. Ahli 4 (Empat)
S1 / D3 1 / 3 Tahun
Hidrologi
Ass. Ahli 4 (Empat)
S1 / D3 1 / 3 Tahun
Geodesi
Ass. Ahli 4 (Empat)
S1 / D3 1 / 3 Tahun
Estimator
Staf Pendukung
Operator CAD S1/D3/STM 4 (Empat)

Office Boy SLTA 8 (Delapan)

1) Team Leader/Ahli Teknik Jalan


Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Madya di bidang
Teknik Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oIeh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam rnelaksanakan pekerjaan sejenis,
lebih diutamakan disukai Perencanaan Jalan. Diutamakan
yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim
selama 4 (empat) tahun pekerjaan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK.
Sebagai ketua tim,tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Selain sebagai ketua tim, personil ini juga berfungsi sebagai
Ahli Teknik Jalan dengan tugas namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut di bawah ini :

19
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

a) Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data


lapangan serta evaluasi atas analisa data lapangan
terkait.
b) Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan
gambar-gambar.
c) Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi jalan
raya yang akan diterapkan yang berkaitan dengan
rekayasa lalulintas, geometrik jalan serta drainase jalan.
d) Mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin
timbul yang berkaitan dengan rekayasa lalu lintas,
geometrik jalan serta drainase jalan serta menyiapkan
konsep penanganannya.
e) Menyiapkan petunjuk dan arahan teknis rekayasa lalu
lintas, geometrik jalan serta drainase jalan.
f) Melaksanakan perencanaan teknis.
2) Ahli Geoteknik
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Muda di bidang
Geoteknik yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah
diregistrasi oleh LPJK. Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal
adalah sarjana (S1) Jurusan Teknik Geologi atau Teknik Sipil
dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidangnya
selama 2 (Dua) tahun setelah lulus, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang jalan dan
jembatan.
Tenaga ahli tersebut mempunyai tugas merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium,
pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan
perhitungan mekanika tanah, serta menjamin bahwa
data,analisis dan perhitungan mekanika tanah yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-
sifat dan stabilitas disekitar badan jalan dan/atau lereng
jalan.
3) Ahli Geodesi
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Muda di bidang
Geodesi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah
diregistrasi oleh LPJK. Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal
adalah sarjana (S1) Jurusan teknik Geodesi/Teknik Sipil dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidangnya
selama 2 (Dua) tahun setelah lulus, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang jalan dan
jembatan.
Tenaga ahli tersebut mempunyai tugas merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
pengukuran topografi di lapangan, pengolahan dan
menjamin bahwa data,analisis dan perhitungan yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan dan dapat
memberikan masukan mengenai kondisi geometrik trase
jalan.

14. Fasilitas Penunjang : Fasilitas-fasilitas yang harus dicantumkan dalam estimasi biaya

20
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

antara lain:

a) Sewa Kendaraan
- Kendaraan Roda Empat 1 (satu) unit untuk Ketua Tim
- Kendaraan Roda Dua untuk masing – masing Tenaga Ahli
dan untuk Asisten tenaga Ahli
b) Fasilitas Kantor
- Sewa Kantor
- disediakan Sewa Note book + printer untuk Profesional
Staf dan Cad Operator
- Komunikasi Kantor
- Bahan/Biaya Operasional Kantor
- Alat Tulis / Bahan
- Komputer Supplies
c) Biaya Presentasi yaitu biaya makan dan coffe break pada saat
presentasi laporan untuk 35 orang.

15. Kebutuhan dan Jenis : Kebutuhan Survey untuk masing – masing Ruas Jalan adalah
Survei sebagai berikut :
a) Survei Pendahuluan
b) Survei Inventarisasi
c) Survei Topografi
d) Survei Penyelidikan Tanah
 DCP
 Bor Mesin + SPT + Uji Lab
 Geolistrik
 Test Pits + CBR Lab
e) Survei Lalu Lintas
f) Survei Hidrologi

16. Keluaran - Keluaran : Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa Laporan –
laporan yang terdiri dari :
a) Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Penyusunan RMK mengacu kepada Permen PU No
04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM).
Laporan RMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) Buku.
b) Laporan Pendahuluan dan Survei Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dan Survei Pendahuluan yang
berisikan: Latar Belakang, Data Umum Pekerjaan, Metodologi
dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara
detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan
kegiatan, laporan hasil survei pendahuluan, Penentuan Lokasi
dan Jadwal pelaksanaan survei detail.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat
puluh lima) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan.
c) Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data
sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data
survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana
selanjutnya.

21
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180 (Seratus


Delapan puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak
5 (lima) buku laporan.
d) Laporan Hasil Survei
Laporan ini berisi tentang metode dan hasil pelaksanaan
survei untuk masing – masing survei detail yang
dilaksanakan. Untuk pekerjaan ini laporan hasil survei yang
dilaksanakan meliputi :
(1). Laporan Survei Inventarisasi
(2). Laporan Survei Topografi
(3). Laporan Survei Hidrologi
(4). Laporan Survei Penyelidikan Tanah
(5). Laporan Survei Lalulintas
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180 (Seratus
Delapan puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak
5 (lima) buku laporan.
e) Laporan Draft Akhir
Laporan ini merupakan produk akhir sementara, setelah
dilakukan pembahasan dan disetujui oleh pengguna jasa
maka disempurnakan menjadi laporan akhir
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 21 (Dua Puluh
Satu) hari kalender sebelum masa akhir layanan dan
diterbitkan sebanyak 1 (satu) buku laporan.
f) Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari :
(1). Laporan Perencanaan
(2). Laporan Engineering Estimate
(3). Gambar – Gambar Rencana
(4). Dokumen Lelang
(5). CD (Soft Copy)
Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender sebelum masa akhir layanan dan diterbitkan
sebanyak 5 (satu) buku untuk masing – masing jenis laporan.
Khusus untuk point (2), (3) dan (4) laporannya dibuat untuk
masing – masing ruas jalan.

22
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

Lampiran :

Ruas Jalan Gimpu – Tuare (Bts. Kab. Poso)

23
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

Ruas Jalan Tuare (Bts. Kab. Sigi) – SP. Gintu

24
KAK PERENCANAAN RUAS GIMPU - TUARE - GINTU

25

Anda mungkin juga menyukai