Anda di halaman 1dari 47

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN DESAIN (DED) RUAS TAMBU-KASIMBAR CS


(KAB. DONGGALA-PARIGI MOUTONG)
Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Prasarana jalan dalam sistem transportasi nasional maupun regional
berperan sebagai pendorong bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
wilayah baik secara regional maupun nasional. Agar jalan dapat berperan
sebagai pendorong, jalan haruslah menghubungkan secara berdaya-guna
antarpusat pertumbuhan daerah serta pusat pertumbuhan dengan outlet
daerah. Selanjutnya, agar peran jalan dapat menjadi lebih optimal,
keberadaannya haruslah dipandang sebagai suatu sistem jaringan yang
saling terhubung dan saling melengkapi sesuai fungsi dan kelas masing-
masing ruas jalan, sehingga tercipta prasarana transportasi yang efisien yang
dapat menekan biaya transportasi.
Rencana RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2021-2026, Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki Visi “GERAK CEPAT MENUJU
SULTENG LEBIH SEJAHTERA DAN LEBIH MAJU”. Hal ini tentunya
membutuhkan percepatan pertumbuhan ekonomi, yang mana sangat sulit
dicapai jika tanpa dibarengi dengan peningkatan pembangunan infrastruktur,
khususnya jalan dan jembatan. Namun agar dapat memberikan efek
berganda yang besar dan cepat, jalan dan jembatan yang akan dibangun
haruslah terseleksi.
Selain Visi dari RPJMD Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
tersebut diatas, peningkatan jaringan jalan juga dilakukan untuk mendukung
program-program diantaranya sektor pariwisata di beberapa daerah di
Sulawesi Tengah. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah melalui
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang mempunyai tugas dan tanggung

1|Page

PPK Penyedia
jawab dalam penataan, pemeliharaan, pembangunan dan pengembangan
Sistem Jaringan Jalan provinsi. Tugas dan tanggung jawab tersebut
dilakukan melalui kegiatan pemeliharaan dan pembangunan dalam bentuk
sebuah rancangan dan desain yang sesuai dengan peraturan, kriteria dan
standar penyelenggaraan jalan provinsi yang berlaku.
Dengan adanya keterbatasan waktu dan biaya di lingkungan Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang, maka penyelenggaran Perencanaan Teknis
Jalan akan dilaksanakan dengan menggunakan Jasa Konsultansi
Perencaanaan Teknis Jalan yang di kelola pada Sub Kegiatan Penyusunan
Rencana, Kebijakan, Strategi Pengembangan Jaringan Jalan serta
Perencanaan Teknis Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Bidang Bina
Teknik.
2. Maksud dan Maksud, Untuk melaksanakan pembuatan dokumen perencanaan teknis
Tujuan terinci (Detail Engineering Design) sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur
dan Kaidah (NSPK) yang berlaku saat ini.
Tujuan, Layanan jasa konsultansi ini bertujuan menghasilkan dokumen
pekerjaan perencanaan teknis jalan dan jembatan sesuai standar dan kaidah-
kaidah yang berlaku, sehingga dokumen perencanaan tersebut dapat menjadi
pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara tepat mutu dan
tepat waktu.
3. Sasaran Tercapainya produk perencanaan teknis terinci (Detail Engineering Design)
jalan dan jembatan yang sesuai dengan norma, Standar, prosedur dan kaidah
(NSPK) yang berwawasan lingkungan dan keselamatan.
4. Lokasi Pekerjaan Lokasi pelaksanaan kegiatan Perencanaan Teknis Jalan dan jembatan adalah
sebagai berikut :
• Ruas Jalan Tambu - Kasimbar sepanjang ± 38,14 Km yang berlokasi di
Desa Tambu-Bts. Kabupaten Parigi Moutong/Donggala dan Bts.
Kabupaten Parigi Moutong/Donggala–Desa Kasimbar dan Kasimbar
Selatan Provinsi Sulawesi Tengah.
• Jembatan Kampung Baru II yang terletak di ruas Tambu-Bts. Kab.Parigi

2|Page

PPK Penyedia
Moutong/Donggala
• Jembatan Kampung Baru VI yang terletak di ruas Bts. Donggala-
Kasimbar.
• Dan rencana jembatan baru lainnya yang ada diruas JalanTambu-
Kasimbar.

5. Sumber Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan:


Pendanaan 1. Pagu biaya kurang lebih Rp 2.000.000.000,00- termasuk PPN dengan
sumber pendanaan APBD Tahun Anggaran 2023.
2. Nilai HPS: Rp. 1.998.275.367,00,- (Satu Milyar Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Delapan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu
Tiga Ratus Enam Puluh Tujuh Rupiah)
6. Nama dan Pengguna Jasa kegiatan ini adalah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Organisasi Provinsi Sulawesi Tengah.
Pengguna Jasa

3|Page

PPK Penyedia
Data Penunjang2
7. Data Dasar 1. Data RTRW Provinsi Sulawesi Tengah;
2. Data kondisi Jalan dan Jembatan Ruas Tambu – Kasimbar 2022;
3. Dokumen Feasibility Study ruas jalan Tambu-Kasimbar CS 2022.
8. Standar Teknis 1. Permen PU No. 19/PRT/M/2011; tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
2. Perencanaan Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga No. 13/ 70;
3. Permen PU No. 19/PRT/M/2011; tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
4. Manual Desain Perkerasan Jalan No 02/M/BM./2017;
5. Pedoman Perencanaan Perkerasan Lentur, Pt T-01-2002-B;
6. Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan
Metode Lendutan, Pd T-052005-B;
7. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum,
No. 28/PRT/M/2016;
8. Perencanaan Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga No. 13/ 70;
9. Pedoman Survei Topografi untuk Perencanaan Jalan dan Jembatan;
10. Pedoman Survei Topografi untuk Perencanaan Jalan dan Jembatan;
11. Manual Desain Perkerasan Jalan Edisi Tahun 2017 dan Suplemennya;
12. Manual Kapasitas Jalan Indonesia;
13. Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan 2018 Dirjen Bina Marga;
14. Spesifikasi Khusus Jalan dan Jembatan 2022;
15. NSPK Lingkungan dan Keselamatan Jalan;
16. NSPK Pembangunan Jalan;
17. Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan

4|Page

PPK Penyedia
Metode Lendutan, Pd T-052005-B;
18. Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum no. 04/SE/M/2010 tentang
Pemberlakuan Pedoman Cara Uji California Bearing Ratio (CBR)
dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP);

9. Studi-Studi - Penyusunan Dokumen FS ruas Jalan Tambu Kasimbar CS tahun


Terdahulu 2022.

10. Referensi Hukum a. Undang – undang No. 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas UU
No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
b. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
c. Peraturan Menteri PU No.03/PRT/M/2012; Tentang Pedoman
Penetapan Fungsi Jalan Dan Status Jalan;
d. Permen PU no. 10 tahun 2021 tentang SMKK (Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi);
e. Undang – undang No. 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas UU
No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
f. Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
h. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

5|Page

PPK Penyedia
Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan pelaksanaan perencanaan teknis jalan ini antara lain :
11. Lingkup 1. Melakukan Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak (RPPK);
Pekerjaan 2. Melakukan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (PreConstruction
Meeting);
3. Menyusun Program Mutu;
4. Melaksanakan pengumpulan – pengumpulan data Primer dan Sekunder
yang berpedoman pada pedoman – pedoman pelaksanaan survei yang
berlaku;
5. Melakukan Survey Detail Engineering design (DED);
6. Melakukan Analisis data hasil survey;
7. Melakukan perencanaan teknik jalan (Detail Engineering Design) sesuai
dengan kriteria dan pedoman yang berlaku;
8. Menyusun rancangan Konseptual SMKK;
9. Melakukan pemaparan dan presentasi pada setiap prosedur pelaksanaan
pekerjaan;
10. Menyusun Laporan – laporan kegiatan.
12. Keluaran3 Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa laporan – laporan yang
terdiri dari :
a) Laporan Program Mutu
b) Laporan Pendahuluan
c) Laporan Bulanan
d) Laporan Antara
e) Laporan Survei Detail, terdiri dari :
• Laporan Survei Inventori
• Laporan Survei Topografi
• Laporan Survei Hidrologi
• Laporan Survei Penyelidikan Tanah (DCP, Geolistrik, Sondir, Bor

6|Page

PPK Penyedia
Mesin, dan Test Pit)
f) Laporan Draft Akhir
g) Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari :
(1). Laporan Perencanaan
(2). Laporan SMKK
(3). Laporan Engineering Estimate
(4). Gambar Desain
(5). Dokumen Lelang
(6). Hard disk Eksternal SSD 1 Tb (Soft Copy file hasil perencanaan
teknis).

13. Peralatan, Pengguna jasa akan menunjuk seorang staf-nya yang bertugas sebagai
Material, Personel Project Officer (PO), yang akan membantu konsultan dalam kebutuhan
dan Fasilitas dari administrasi dan perizinan, serta fasilitasi pertemuan pembahasan.
Pejabat Pembuat
Komitmen
14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa Fasilitas dan peralatan yang harus disediakan oleh penyedia jasa adalah:
Konsultansi 1. Kantor dan perlengkapan : sewa
2. Kendaraan roda 4 : sewa
3. Printer : sewa
4. GPS Handheld : milik
5. GPS Geodetik : milik
6. Kamera digital : milik
7. Drone Mapping (min. req: phantom 4 pro) : milik
8. Total Station : milik
9. Lidar (Light Detection and Ranging) : sewa
10. Alat DCP : milik/sewa

7|Page

PPK Penyedia
15. Lingkup Penyedia jasa menyiapkan metodologi yang dianggap paling baik dan sesuai
Kewenangan untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan, namun tetap berdasarkan
Penyedia Jasa pedoman dan ketentuan yang berlaku serta mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa.

16. Pendekatan dan Kegiatan ini meliputi:


Metodologi 1. PENYUSUNAN PROGRAM MUTU;
Program Mutu untuk konsultansi konstruksi sesuai petunjuk teknis
Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021.
2. PERSIAPAN DAN MOBILISASI
Kebutuhan personil maupun peralatan-peralatan dan data pendukung
dipersiapkan dengan baik dan disusun rencana kerja terinci sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat
waktu.
3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
I. Pengumpulan dan pengolahan data sekunder yang dibutuhkan, yakni:
Pengumpulan Data Sekunder
Data-data yang disiapkan oleh penyedia jasa pada tahap persiapan,
adalah data-data yang merepresentasikan kondisi kawasan obyek
lokasi penyelidikan mencakup:
a) Peta topografi, skala 1 : 50.000 atau skala yang lebih besar;
b) Peta geologi, skala 1 : 50.000 atau skala yang lebih besar;
c) Peta tata guna lahan;
d) Peta kerentanan tanah;
e) Peta kegempaaan;
f) Data curah hujan;
g) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan,
daerah rawan kecelakaan;
h) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (jika ada);

8|Page

PPK Penyedia
i) Inventarisasi dokumen lingkungan;
j) Laporan terdahulu dan data-data lain yang terkait atau relevan
dengan obyek lokasi penyelidikan.
II. Pengumpulan Data primer
A. SURVEI PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data
awal berdasarkan aspek aspek yang diperlukan yang akan digunakan
sebagai dasar/referensi survey detail/survey berikutnya dan harus
dilakukan oleh tenaga ahli.
Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan survei pendahuluan adalah :
(1) Survei Pendahuluan Geometrik Jalan
- Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan akhir proyek yang
tepat, sesuai dengan arahan pengguna jasa.
- Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak dengan
mengelompokkan kondisi: medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan/ bukit curam dalam bentuk tabelaris.
- Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan
desain geometric (alinyemen horizontal dan
vertikal)berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus
dikuasai sepenuhnya oleh Ahli Teknik Jalan yang
melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimut,
kemiringan dengan helling meter) dan membuat sketsa desain
alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang
dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
9|Page

PPK Penyedia
- Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan
vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai
dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi: galian/
timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong- gorong dan
jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bias terlihat
dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan dari
identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal
sampai dengan akhir proyek.
Semua kegiatan ini dikonfirmasikan sewaktu keputusan dalam
pemilihan anggota team yang saling pekerjaan ini.
- Di lapangan harus diberi dibuat tanda-tanda berupa patok dan
tanda banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah
rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
- Dari hasil survey ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa
dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati final design.
(2) Survei Pendahuluan Inventarisasi Jalan dan Jembatan
- Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan dan
Jembatan;
- identifikasi jenis perkerasan;
- identifikasi bangunan pelengkap jalan existing;
- identifikasi tata guna lahan yang ada;
(3) Survei Pendahuluan Kondisi Topografi
Kegiatan yang dilakukan oleh Ahli Geodesi pada survey
pendahuluan adalah :

10 | P a g e

PPK Penyedia
- Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark di awal dan akhir Proyek;
- Mengamati kondisi topografi;
- Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran
khusus serta, morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor;
- Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran;
- Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi titik yang
akan dijadikan referensi.
(4) Survei Pendahuluan kondisi Geoteknik Tanah Dasar
- Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
- Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor mesin,
Sondir, DCP, Test Pit dan Geolistrik;
- Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
- Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-
resiko, dan batasan - batasan proyek;
(5) Survei Pendahuluan Kondisi Hidrologi
- Mengumpulkan data curah hujan.
- Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area)
Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan
dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola
aliran.
- Mengamati jenis tata guna lahan.
- Menginventarisasi bangunan drainase existing.
- Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
- Membuat rencana kerja untuk survey detail.
- Mengamati karakter aliran sungai morfologi yang mungkin
11 | P a g e

PPK Penyedia
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan
berikutnya
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Adapun kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 5 org )
- Surveyor ( 2 Org )
- Buruh ( 2 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- GPS Geodetik
- Pilox

B. SURVEI INVENTARISASI
Tujuan
Survei Inventarisasi bertujuan untuk mengumpulkan data
inventarisasi jalan, baik itu dimensi dan kondisi perkerasan jalan.
Secara detail, survey inventarisasi jalan harus memuat :
- Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan;
- identifikasi jenis perkerasan;
- identifikasi bangunan pelengkap jalan existing (drainase, cross
drain, patok pengarah, patok KM, rambu-rambu, dan lain-lain);
- identifikasi tata guna lahan yang ada;
- Identifikasi utilitas di ruas jalan yang akan direncanakan;
- Identifikasi titik titik yang rawan longsor;
Lingkup Pekerjaan
Pedoman pelaksanaan survey mengacu kepada Pedoman No.
017/T/BNKT/1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Survei
Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota.
Hal – hal yang dilaksanakan pada survei inventarisasi meliputi :

12 | P a g e

PPK Penyedia
- Menginventarisasi komponen-komponen melintang jalan secara
umum yang meliputi lokasi awal dan akhir pekerjaan, panjang
jalan, lebar perkerasan, lebar bahu jalan.
- Mengidentifikasi nilai kondisi perkerasan jalan. Kondisi
perkerasan jalan dilakukan secara visual.
- Untuk nilai kekasaran jalan (Road Condition Index / RCI) dapat
ditentukan secara visual.
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Asumsi pada survei inventarisasi ini, dalam satu hari, tim dapat
melaksanakan survei sepanjang 2,5 Km. adapun kebutuhan tenaga
survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 2 org )
- Surveyor ( 2 Org )
- Buruh ( 2 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- GPS Handheld
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah patok kayu dan
pilox dimana diasumsikan dalam satu Kilometer kebutuhan patok
kayu ialah sebesar 40 buah.

C. SURVEI TOPOGRAFI
Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.

Lingkup Pekerjaan
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman

13 | P a g e

PPK Penyedia
Pengukuran Topografi NO.010-B/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.
a) Pemasangan Patok BM dan CP
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75
Cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton
dan di atasnya dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving), ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dan CP dipasang
setiap 500 (lima ratus) meter dan pada setiap lokasi rencana
jembatan dipasang serta pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan
ditempatkan pada daerah yang aman terhadap kemungkinan
tercabut atau berubah posisi dan mudah terlihat, masing-masing 1
(satu) pasang di setiap sisi sungai/alur.
- Patok BM dan CP dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi
lambang Bina Marga, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
- Patok BM dan CP yang sudah terpasang, kemudian difoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat
serta elevasi.
- Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok
kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm,
panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam
dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat
warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah
sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-Iokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang
14 | P a g e

PPK Penyedia
patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor.
b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem
poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik
poligon.
- Sisi polygon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara
optis ataupun elektronis.
- Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan
Theodolit Jenis Total Station (TS) dengan Ketelitian 10√n
untuk sudut serta 10√D untuk jarak.
c) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan system tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus
(misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang
lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat Theodolit Total
Station atau yang setingkat.
d) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan
persyaratan:
15 | P a g e

PPK Penyedia
Lebar koridor, Interval
Kondisi
(m) maksimum (m)
Datar, landai dan lurus 25 + 25 25
Pegunungan 25 + 25 25

Tikungan 20 (luar) + 15
20 (dalam)
Pengukuran penampang melintang harus digunakan alat Total
Station atau yang setingkat.
e) Pengukuran pada perpotongan trase sungai atau jembatan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 100 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah
sekitar sungai (hulu hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-
masing minimum 100 m dari garis tepi sungai jalan atau sampai
pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan
dengan interval pengukuran penampang melintang rencana
trase jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang
melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan
sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m. Pengukuran situasi lengkap
menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.
Persyaratan
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.

16 | P a g e

PPK Penyedia
b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian dalam pelaksanaan pengukuran polygon adalah sebagai
berikut :
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10"√n, (n adalah
jumlah titik polygon dari pengamatan matahari pertama ke
pengamatan matahan selanjutnya atau dan pengukuran Global
Position System (GPS) geodetic yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dan 5".
c) Perhitungan
Perhitungan Koordinat.
- Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi
sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus
dibenkan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih
pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan Sipat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian D,S mm), dan harus dilakukan control perhitungan
pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem
komputerisasi.
d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1: 1.000.

17 | P a g e

PPK Penyedia
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 m.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga
absis (x) dan koordinat (y)nya.
- Pada setiap lembar gambar dan atau setiap 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.
e) Titik kontrol horizontal diukur dengan menggunakan metode
penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dan Navigation Satellite Timing and Ranging
Global Positioning System. Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS
dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi (base
station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur.
Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal
ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik
kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan
metode poligon dengan menggunakan alat Total Station;
f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem
koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM).
Ketentuan proyeksi UTM:
Proyeksi adalah Transverse Mercator:
- Lebar zona adalah 6°;
- Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan
ekuator;
- Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996;

18 | P a g e

PPK Penyedia
- Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter
kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah;
- Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.0000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan;
- Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan bujur 174°
barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60 untuk bujur
174° timur sampai dengan 180° timur;
- Satuan dalam meter;
- Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan;
- Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara
(U);
- Datum DGN-95;
Tabel Penomoran Zona dalam UTM di WilayahIndonesia

Zona Batas Zona Meridian Tengah


46 90°-96° 93°
47 96°-102° 99°
48 102°-108° 105°
49 108°-114° 111°
50 114°-120° 117°
51 120°-126° 123°
52 126°-132° 129°
53 132°-138° 135°
54 138°-144° 141°
g) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus mengunakan
peralatan Waterpass atau sejenis dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.

Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei


Asumsi pada survei Topografi ini, kebutuhan tenaga survei yang

19 | P a g e

PPK Penyedia
dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 2 org )
- Surveyor (2 Org )
- Buruh ( 4 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Ukur (Total Station)
- Alat GPS Geodetik
- Alat LIDAR (Light Detection and Ranging)
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah Patok BM dan CP
dimana diasumsikan dalam satu kilometer kebutuhan patok BM dan
CP ialah sebanyak 4 buah. Apabila dilapangan dibutuhkan lebih dari
yang diasumsikan, maka penyedia jasa wajib untuk melakukan survey
yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

D. SURVEI HIDROLOGI
Tujuan
Tujuan survey hidrologi yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku
aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir
rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan teknis drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus)
yang diperlukan.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
a) Menentukan luasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melingkupi
lokasi pekerjaan perencanaan tersebut.
b) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr)
paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah tangkapan
(catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap
20 | P a g e

PPK Penyedia
lokasi pekerjaan, data tersebut bias diperoleh dari Badan
Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi terkait dikotater dekat
dari lokasi perencanaan.
c) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-
gorong dan jembatan. Selokan yang meliputi: lokasi, dimensi,
kondisi, tinggi muka air banjir.
d) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan
rencana, debit dan tinggi mukaair banjir rencana dengan periode
ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5
tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode
yang sesuai.
e) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman.
f) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang
diperlukan.
g) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan termasuk
pengaruhnya akibat adanya bangunan air (aflux).
h) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap
gerusan samping atau horisontal dan vertical
Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-3424- 1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-17241989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.022006-B, Manual Hidrolika untuk
Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Hidrologi adalah berupa
Laporan Hidrologi yang di dalamnya memuat:

21 | P a g e

PPK Penyedia
a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan
drainase;
b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta- peta topografi;
c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal
kejadian);
d) Lokasi-Iokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir;
e) Acuan banjir/sumber informasi drainase;
f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan
diterima oleh drainase yang akan direncanakan;
g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase;
h) Dimensi saluran dan gorong-gorong;
i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran
baik erosi umum maupun lokal.
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 1 Org )

E. SURVEI PENYELIDIKAN TANAH


a) Survei DCP
Tujuan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan nilai CBR
lapisan tanah dasar yang dilakukan pada jalan yang belum
beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang
telah rusak sehingga tampak lapisan pondasinya.
Lingkup Pekerjaan
Pemeriksaan nilai struktural jalan, yang dilakukan dengan alat
Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Survey dilaksanakan
mengacu kepada SNI 03 – 1743–1989.
22 | P a g e

PPK Penyedia
Prosedur Pelaksanaan Survey adalah sebagai berikut :
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan
lapisan tanah dasar.
- Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada,
seperti : sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada,
seperti: sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm. dari
permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan
tanah yang sangat keras.
- Selama pemeriksaan dicatat kondisi-kondisi khusus yang perlu
diperhatikan seperti: timbunan, kondisi drainase dan
sebagainya.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat dalam
Formulir pengambilan data DCP.
Keluaran
- CBR daya dukung tanah dasar setempat
- Segmentasi CBR untuk pelaksanaan pengambilan sampel tanah
terganggu (distrurb) tanah dasar melalui survei tespit.
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Asumsi pada survei DCP ini, dalam satu Kilometer, tim
mengambil data survei per 200 m. adapun kebutuhan tenaga survei
yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 2 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat DCP

23 | P a g e

PPK Penyedia
b) Survei Tespit
Test Pit diperlukan untuk mengetahui susunan atau komposisi,
baik yang sudah beraspal maupun belum. Biaya test pit mengikuti
harga pasaran Laboratorium terakreditasi KAN. Interval
pengambilan survei test pit ini dilakukan berdasarkan tabel berikut
ini :
No
Jenis Penanganan Interval (maksimum)
.
1. Pemeliharaan Berkala 5 km
2. Rekonstruksi 2 km
3. Pelebaran dan Jalan Baru 2 km

Pada setiap test pit dilakukan pengamatan/deskripsi struktur dan


jenis tanah, dan diambil sampelnya serta dilakukan pengujian
laboratorium di Laboratorium terakreditasi KAN antara lain
compaction dan CBR laboratorium. Pengambilan contoh tanah dari
sumuran uji 25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh
tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi,
kedalaman). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis
satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah
sama, dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali
dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit
panjang 1,5 m (Utara- Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji
digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap dan 1
kolom untuk unit satuan batuan.
Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam rangka
penyelidikan tanah terinci, antara lain :
(1) Indeks properties tanah
(2) CBR rendaman Laboratorium

24 | P a g e

PPK Penyedia
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei
Asumsi pada survei Tespit ini, pada sepanjang ruas Tambu-
Kasimbar akan dilaksanakan di 12 (dua belas) titik. Akan tetapi
apabila dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka
penyedia jasa wajib untuk melakukan survey tespit yang dimaksud
sesuai dengan kebutuhan di lapangan. adapun kebutuhan tenaga
survei yang dibutuhkan ialah :
- Teknisi ( 3 org )
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat bantu
survei.

c) Survei Bor Inti


Tujuan
Pemboran inti bertujuan untuk memperoleh informasi tentang jenis
tanah/ batuan serta pelapisannya berdasarkan deskripsi visual
terhadap inti bor. Biaya bor inti mengikuti harga pasaran
Laboratorium terakreditasi KAN. Dengan demikian dapat
diketahui susunan pelapisannya. Selain itu pengeboran dilakukan
untuk pengambilan sampel tanah tidak terganggu (undisturb).
Lingkup Pelaksanaan
Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang
vertikal/miring/horisontal pada tanah/batuan dengan atau tanpa
menggunakan alat/mesin untuk keperluan deskripsi tanah/batuan,
biasanya dapat dilakukan bersama-sama dengan Pengujian
lapangan dan pengambilan contoh tanah/batuan. Pemboran
dilakukan dengan acuan SNI 03-2436-1991 sedangkan cara
mendeskripsikan contoh tanah mengacu pada SNI 03-4148-1996.
Metode pemboran kering diterapkan dalam pekerjaan ini untuk
mendapat deskripsi tanah yang tepat. Pemboran antara pekerjaan
ini menggunakan Single Tube Core Barrels berdiameter 76 mm

25 | P a g e

PPK Penyedia
dan panjang 100 cm, dan Double Tube Core Barrels dengan
diameter core dalam. Thin Walled digunakan dalam pengambilan
contoh tanah tak terganggu. Dalam pekerjaan ini juga dilakukan
Standard Penetration Test (SPT) yang mengacu pada SNI 03-
4153-1996.
Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam rangka
penyelidikan tanah terinci, antara lain :
(1) Indeks properties tanah
(2) Uji Triaxial UU, CU, CD (Disesuaikan dengan kebutuhan
analisis)
(3) Uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression Test)
(4) Uji geser langsung
(5) Uji konsolidasi
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei Bor Mesin
Asumsi pada survei Bor mesin ini, pada sepanjang ruas Tambu-
Kasimbar akan dilaksanakan di 4 (empat) titik. Akan tetapi apabila
dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka
penyedia jasa wajib untuk melakukan survey bor mesin yang
dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pengujian
dilakukan di Laboratorium terakreditasi KAN. Adapun kebutuhan
tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Bor Master ( 1 org )
- Tenaga Terampil (2 org)
- Buruh ( 1 Org )
- Penjaga Malam ( 1 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Bor Mesin
- Kendaraan roda 4
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat bantu
survei.
26 | P a g e

PPK Penyedia
d) Survei Geolistrik
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei Geolistrik
Asumsi pada survei Geolistrik ini, pada sepanjang ruas Tambu-
Kasimbar akan dilaksanakan di 3 (tiga) titik. Akan tetapi apabila
dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka
penyedia jasa wajib untuk melakukan survey Geolistrik yang
dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Adapun
kebutuhan tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Asisten Tenaga Ahli ( 1 org )
- Surveyor ( 1 Org )
- Buruh ( 1 Org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Geolistrik + biaya Lab
Biaya uji laboratorium mengikuti harga pasaran Laboratorium
terakreditasi KAN dan dilakukan pengujian di Laboratorium
terakreditasi KAN. Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan
ialah alat bantu survei.

e) Survei Sondir
Pekerjaan Sondir dilakukan untuk mendapatkan gambaran
mengenai kekuatan tanah pada lokasi yang ditinjau. Sondir dengan
kedalaman sampai tanah keras. Biaya sondir mengikuti harga
pasaran Laboratorium terakreditasi KAN dan dilakukan pengujian
di Laboratorium terakreditasi KAN.
Kebutuhan Tenaga, Alat dan Bahan Survei Sondir
Asumsi pada survei ini, pada sepanjang ruas Tambu-Kasimbar
akan dilaksanakan di 6 (enam) titik. Akan tetapi apabila
dilapangan dibutuhkan lebih dari yang diasumsikan, maka
penyedia jasa wajib untuk melakukan survey Sondir yang
27 | P a g e

PPK Penyedia
dimaksud sesuai dengan kebutuhan di lapangan. adapun kebutuhan
tenaga survei yang dibutuhkan ialah :
- Teknisi ( 8 org )
Kebutuhan Alat yang diperlukan ialah:
- Alat Sondir
- Kendaraan roda 4
Sementara kebutuhan bahan yang diperlukan ialah alat bantu
survei.

F. KENDALI MUTU PEKERJAAN


Kendali mutu pekerjaan pengukuran dilaksanakan oleh Tenaga ahli
dan Asisten tenaga ahli, mengacu pada Kerangka Acuan Kerja yang
menjadi satu kesatuan dengan kontrak yang telah ditandatangai,
dengan memperhatikan arahan dari surveyor pengukuran dan/ atau
Direksi.
Kendali mutu dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Data pengukuran harus dicek setiap hari oleh koordinator
pengukuran lapangan, untuk memastikan tidak adanya blunder
dalam pengukuran.
- Hasil ukuran dalam buku ukur yang telah dicek kemudian diparaf
dan diteruskan ke Tenaga Ahli untuk diteliti dan dikoreksi apakah
semua data yang diperlukan sudah diukur dan memenuhi toleransi
yang ditentukan. Jika ada data yang kurang atau belum memenuhi
toleransi, maka Tenaga Ahli memerintahkan kepada koordinator
pengukuran di lapangan untuk melakukan pengukuran ulang.
- Hasil perhitungan dan analisa data yang telah memenuhi kebutuhan
data dan masuk dalam toleransi yang ditentukan, diparaf oleh
Tenaga Ahli, selanjutnya diteruskan ke Surveyor untuk dilaksanakan
uji petik data.
- Uji petik data minimal 10 persen dari volume data pengukuran.
28 | P a g e

PPK Penyedia
Hasil uji petik dapat dianggap memenuhi spesifikasi, apabila 90
persen dari data uji petik memenuhi toleransi dan tidak terdapat
blunder. Apabila dinyatakan cukup, maka penggambaran draft
gambar ukur dapat dilaksanakan.
- Setelah draft gambar ukur selesai, Tenaga Ahli dapat mengajukan
cek pengukuran lapangan.
- Cek pengukuran lapangan minimal 5 persen dari volume
pengukuran, dengan sampel acak. Dari 5 persen volume, 90
persennya harus memenuhi toleransi.
- Hasil dari pengecekan lapangan digunakan untuk finalisasi draft
gambar pengukuran, dengan koordinasi dan arahan dari Surveyor
dan/atau Direksi.

G. RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
Rancangan Konseptual SMKK adalah dokumen telaah tentang
Keselamatan Konstruksi yang disusun pada tahap pengkajian,
perencanaan dan/atau perancangan. Penyedia jasa harus menyusun
rancangan Konseptual SMKK sesuai dengan lampiran Peraturan
Menteri PU nomor 10 tahun 2021 dengan memuat :
1. Lingkup Tanggung Jawab Perancang;
2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
3. Standar Pemeriksaan dan pengujian;
4. Rekomendasi rencana Pengelolaan lingkungan hidup;
5. Rencana Manajemen Lalu lintas;
6. IBPRP;
7. Daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan
keselamatan Konstruksi yang ditetapkan untuk desain;
8. Pernyataan penetapan tingkat resiko keselamatan Konstruksi;
9. Biaya SMKK serta kebutuhan personil keselamatan Konstruksi;

29 | P a g e

PPK Penyedia
10. Rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan
pemeliharaan konstruksi bangunan;
11. Dokumen Rancangan Konseptual SMKK yang dibuat merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keluaran (Output) penyedia
jasa selain dokumen lain yang disyaratkan.

H. PENGENDALIAN SURVEY PENDAHULUAN DAN SURVEY


DETAIL
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan
data, kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan melakukan kegiatan survey baik pendahuluan maupun
survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal
kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin
melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib
diawasi dimulai dari persiapan peralatan (tes alat) sampai pada
proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Penggunan
Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. Proses desain
dapat dilakukan apabila data hasil survey detail sudah dapat
diterima oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey
pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan oleh
Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran.

30 | P a g e

PPK Penyedia
4. PERENCANAAN TEKNIS
a) Tujuan
Mendapatkan desain perencanaan teknik jalan sesuai dengan
peraturan dan pedoman yang berlaku
b) Lingkup Pekerjaan
Hal hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta
menarik beberapa Alternatif rencana As Jalan/AIinyemen
Horizontal dengan dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersama-sama dengan
Ahli Geoteknik, Ahli Hidrologi, dan Ahli Perkerasan.
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horizontal dan vertikal
berdasarkan alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu pada
standar geometrik jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku
maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan
tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukanperencanaandrainasedanbangunanperlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko
yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
(6) Merencanakan kebutuhan box culvert gorong-gorong dan
bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan terdapat
pada rute jalan tersebut.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman yang
berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan
normatif atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja.

31 | P a g e

PPK Penyedia
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Geometrik Jalan:
- Tata letak/Layout dengan Skala 1 : 2000
- Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
- Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala Vertikal 1:100
- Gambar – gambar detail dengan skala sesuai dengan kebutuhan.
e) Pengendalian Proses Perencanaan
Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain
yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses
pengendalian dilakukan terhadap :
(1) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat
persetujuan dari pejabat pembuat komitmen.
(2) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey
detail yang merupakan review terhadap desain awal harus
diperiksa dan diasistensikan kepada pejabat pembuat komitmen.
(3) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib
dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
(4) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus
mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran.
1. Jangka Waktu Keseluruhan pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu 210 (Seratus Dua
Penyelesaian Puluh) hari kalender.
Kegiatan

32 | P a g e

PPK Penyedia
18. Personil Tenaga
Jumlah
Ahli yang
Kualifikasi Orang
Diperlukan No Posisi Bulan

Pendidid Pengalam
Keahlian
kan an
Professional staf/Tenaga Ahli
1. Ketua Tim S1 Teknik Ahli Madya 3 Tahun 7 OB
Sipil Bidang
Keahlian
Teknik Jalan
2. Ahli Teknik S1 Teknik Ahli Madya 3 Tahun 7 OB
Jalan Sipil Bidang
Keahlian
Teknik Jalan
3. Ahli Teknik S1 Teknik Ahli Madya 3 Tahun 4 OB
Jembatan Sipil Bidang
Keahlian
Teknik
Jembatan
4. Ahli S1 seluruh Ahli Muda 2 Tahun 2 OB
Keselamata jurusan/pr K3
n ogram Konstruksi
Konstruksi studi
bidang
konstruksi
5. Ahli S1 Teknik Ahli Muda 3 Tahun 3 OB
Geodesi Sipil / Geodesi
Geodesi

6. Ahli S1 Teknik Ahli Muda 3 Tahun 4 OB


Geoteknik Sipil/Geol Geoteknik/G
ogi eologi
Sub Profesional Staf/Tenaga Pendukung
1. Asisten Ahli D3 D3 6 OB
Teknik Teknik Teknik
Jalan Sipil / S1 Sipil = 3
Teknik tahun /

33 | P a g e

PPK Penyedia
Sipil S1 Teknik
Sipil = 0
tahun
2. Asisten Ahli D3 D3 4 OB
Teknik Teknik Teknik
Jembatan Sipil / S1 Sipil = 3
Teknik tahun /
Sipil S1 Teknik
Sipil = 0
tahun
3. Asisten Ahli D3 D3 1 OB
Hidrologi Teknik Teknik
Sipil / S1 Sipil = 3
Teknik tahun /
Sipil S1 Teknik
Sipil = 0
tahun
4. Asisten Ahli D3 D3 2 OB
Geodesi Teknik Teknik
Sipil / Sipil / D3
Geodesi / Teknik
S1 Teknik Geodesi =
Sipil / S1 3 tahun /
Teknik S1 Teknik
Geodesi Sipil / S1
Teknik
Geodesi =
0 tahun
5. Asisten Ahli D3 D3 3 OB
Geoteknik Teknik Teknik
Sipil/ Sipil/Geol
Geologi ogi = 3
atau S1 tahun /
Teknik S1 Teknik
Sipil/Geol Sipil/Geol
ogi ogi = 0
tahun
6. Asisten Ahli D3 D3 2 OB
Kuantitas Teknik Teknik
34 | P a g e

PPK Penyedia
dan Biaya Sipil / S1 Sipil = 3
Teknik tahun /
Sipil S1 Teknik
Sipil = 0
tahun
Supporting staf / tenaga pendukung
1. Sekretaris D3 / S1 6 OB
/Operator Semua
Komputer Jurusan

2. CAD D3 D3 3 OB
Operator + Teknik Teknik
Analysis Sipil / S1 Sipil = 3
Teknik tahun /
Sipil S1 Teknik
Sipil = 0
tahun

Dengan Uraian Tugas Sebagai Berikut :


a) Ketua Tim
Mempunyai Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Bidang Keahlian Teknik
Jalan dengan kualifikasi Ahli Madya yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih diutamakan/disukai studi
kelayakan serta Perencanaan jalan dan jembatan. Diutamakan yang telah
mempunyai pengalaman sebagai ketua tim selama 3 (tiga) tahun,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah
memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
35 | P a g e

PPK Penyedia
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b) Ahli Teknik Jalan
Mempunyai Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Bidang Keahlian Teknik
Jalan dengan kualifikasi Ahli Madya yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3 (tiga) Tahun,
diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tugas-tugas Ahli Teknik Jalan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-
hal yang tersebut di bawah ini :
- Membantu Ketua Tim dalam Proses Perencanaan dari mulai
persiapan sampai pada proses desain dan penyiapan dokumen
lelang.
- Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta
evaluasi atas analisa data lapangan terkait.
- Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar-gambar.
- Melakukan analisa studi kelayakan pemilihan kebijakan teknologi
jalan raya yang akan diterapkan yang berkaitan dengan rekayasa
lalulintas, geometrik jalan serta drainase jalan.
- Melaksanakan perencanaan teknis.
c) Ahli Teknik Jembatan
Mempunyai Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Bidang Keahlian Teknik
Jembatan dengan kualifikasi Ahli Madya yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).

36 | P a g e

PPK Penyedia
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3 (tiga) Tahun,
diutamakan/disukai perencanaan jembatan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tugas-tugas Ahli Teknik Jembatan meliputi, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut di bawah ini :
- Membantu Ketua Tim dalam Proses Perencanaan dari mulai
persiapan sampai pada proses desain dan penyiapan dokumen
lelang.
- Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta
evaluasi atas analisa data lapangan terkait.
- Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar-gambar.
- Melakukan analisa studi kelayakan pemilihan kebijakan teknologi
jembatan yang akan diterapkan.
- Melaksanakan perencanaan teknis.
d) Ahli Keselamatan Konstruksi
Mempunyai Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Bidang K3 Konstruksi
dengan kualifkasi Ahli Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah seluruh jurusan/program studi
bidang konstruksi Sarjana Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih
dari 2 (dua) Tahun, diutamakan/disukai ahli K3 konstruksi, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an
dari LPJK.

37 | P a g e

PPK Penyedia
Tugas dan kewajiban Ahli Keselamatan Konstruksi yaitu menyusun
dokumen rancangan konseptual SMKK sesuai dengan peraturan Menteri
PUPR nomor 10 tahun 2021 tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan konstruksi.
e) Ahli Geodesi
Minimal mempunyai Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) ahli Muda
teknik geodesi. Tenaga ahli yang disyaratkan seorang Sarjana Teknik
(S1) jurusan Teknik Sipil/ S1 Teknik Geodesi lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan perencanaan jalan/jembatan, lebih
diutamakan/disukai 3 (tiga) tahun. Diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga
Ahli tersebut tugas utamanya adalah:
- Mengidentifikasi data atau peta-peta yang diperlukan yang berkaitan
dengan kondisi topografi.
- Bertanggung jawab atas pengumpulan data topografi dan peta
topografi.
- Bertanggung jawab terhadap pembuatan peta nilai tanah.
- Memberikan masukan dalam perkirakan biaya pengadaan tanah.
f) Ahli Geoteknik
Minimal mempunyai Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) ahli muda
geoteknik/ SKK ahli muda Geologi, dengan syarat seorang Sarjana
Teknik (S1) Sipil / S1 Teknik Geologi lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan jalan/jembatan, lebih diutamakan/disukai 3 (tiga) tahun.
Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi

38 | P a g e

PPK Penyedia
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya
adalah:
- Mengidentifikasi parameter-parameter geologi dan geoteknik yang
perlu dipertimbangkan.
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan survei geoteknik dan
pengujian laboratorium.
- Menganalisis hasil survei/investigasi lapangan dan hasil-hasil uji
laboratorium.
- Memberikan masukan bagi penentuan desain jalan dan struktur dari
pertimbangan geoteknik dan geologi.
- Memberikan dukungan teknis perbaikan tanah bila diperlukan.
g) Asisten Tenaga Ahli
Asisten Tenaga ahli yang disyaratkan adalah D3 Teknik sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan sejenis lebih dari 3 Tahun atau sarjana S1 Teknik Sipil tanpa
pengalaman.
Asisten Tenaga Ahli tersebut mempunyai tugas utama:
a. Membantu Tenaga Ahli dalam melaksanakan lingkup pekerjaan
sesuai dengan keahliannya.
b. Membantu Tenaga Ahli dalam menyusun laporan-laporan yang
diminta dalam KAK sesuai dengan tanggung jawabnya.
Adapun Asisten Tenaga Ahli yang diperlukan dengan total perkiraan 18
Orang Bulan (OB) adalah:
1) Asisten Ahli Teknik Jalan 1 orang dengan perkiraan jumlah orang
bulan sebesar 6 OB.
2) Asisten Ahli Teknik Jembatan 1 orang dengan perkiraan jumlah
orang bulan sebesar 4 OB
3) Asisten Ahli Hidrologi 1 orang dengan perkiraan jumlah orang

39 | P a g e

PPK Penyedia
bulan sebesar 1 OB.
4) Asisten Ahli Geodesi 1 orang dengan perkiraan jumlah orang bulan
sebesar 2 OB.
5) Asisten Ahli Geoteknik 1 orang dengan perkiraan jumlah orang
bulan sebesar 3 OB
6) Asisten Ahli Kuantitas dan Biaya 1 orang dengan perkiraan jumlah
orang bulan sebesar 2 OB
h) Sekretaris/Operator Komputer
Tugas sebagai Sekretaris/Operator komputer adalah sebagai tenaga
pendukung untuk membantu tugas tenaga ahli dan asisten tenaga ahli
dalam menyiapkan dokumen hasil pekerjaan.
i) CAD Operator + Analysis
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah D3 Teknik sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 3 Tahun atau sarjana S1
teknik sipil tanpa pengalaman. Tugas sebagai CAD Operator + Analysis
adalah menggambar atau memvisualisasikan apa yg direncanakan
melalui suatu bidang gambar.

40 | P a g e

PPK Penyedia
19. Jadwal Tahapan Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan berikut:
Pelaksanaan
Pekerjaan

41 | P a g e

PPK Penyedia
Laporan **)
20. Jenis Laporan Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
1. Laporan Program Mutu
Program Mutu Kontrak memuat:
a) Informasi Kegiatan: uraian penjelasan nama paket, no. kontrak,
sumber dana, lokasi, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan
penanggung jawab Penyedia Jasa;
b) Sasaran Mutu: menguraikan target pencapaian mutu yang terukur
sesuai dengan KAK/RKS;
c) Struktur Organisasi dari Unit Pelaksana Kegiatan Perencanaan/KPA
& Konsultan perencana;
d) Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa: penanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan; Tugas, tanggung jawab dan wewenang:
uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
kedudukan yang ada dalam struktur organisasi;
e) Bagan alir pelaksanaan Kegiatan: urutan proses kegiatan dari
persiapan sd penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan
verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian;
f) Jadwal pelaksanaan kegiatan: uraian tahapan pelaksanaan sesuai
dengan perencanaan waktu, termasuk perencanaan bobot pekerjaan;
g) Jadwal Personil: uraian rencana personil, tenaga ahli dan staff
pendukung setiap kegiatan.
Konsultan Perencana harus dapat memaparkan hasil pekerjaannya
(expose) pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
(PreConstruction Meeting) dihadapan tim teknis atau pihak terkait agar
laporan yang dihasilkan dapat dipahami dan diterima baik secara teknis
ataupun non teknis. Laporan diterbitkan sebanyak 6 (enam) buku
laporan.

42 | P a g e

PPK Penyedia
2. Laporan Pendahuluan memuat:
Laporan Pendahuluan memuat;
 Latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup kegiatan, dan data
kontrak;
 Gambaran umum lokasi pekerjaan: lokasi pekerjaan, deskripsi
Kawasan, administrasi pemerintahan, social, ekonomi dan
kependudukan serta transportasi.
 Metode Pelaksanaan, yang memuat; tahap persiapan, kriteria
perencanaan, standar rujukan, rencana pelaksanaan/jenis survey
secara menyeluruh, metode pengumpulan data, Analisa data,
metodelogi perencanaan;
 Hasil Survey pendahuluan
 Struktur Organisasi dan Rencana Kerja yang memuat: uraian tugas
dan tanggung jawab masing personil, jadwal penugasan personil,
sistematika pelaksanaan pekerjaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan.
 Rencana kerja yang memuat, survey detail, jenis dan kebutuhan
survey detail, jadwal pelaksanaan survey detail dan kriteria desain.
 Lampiran data, dokumentasi dan formulir-formulir hasil survey
pendahuluan.

Konsultan Perencana harus dapat melakukan asistensi laporan sebelum


dan sesudah pemaparan/expose, serta memaparkan hasil pekerjaannya
(expose) dihadapan tim teknis atau pihak terkait agar laporan yang
dihasilkan dapat dipahami dan diterima baik secara teknis ataupun non
teknis. Pelaksanaan pemaparan laporan dilaksanakan satu kali
pertemuan di tempat yang representatif (hotel minimal bintang 3
kapasitas kurang lebih 50 orang) dengan mengundang pihak terkait
didalam pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Pendahuluan diserahkan sebanyak 6 (enam) buku laporan.

43 | P a g e

PPK Penyedia
3. Laporan Antara:
Laporan Antara yang berisikan:
a) Hasil pengumpulan data sekunder dan data primer;
b) Hasil kajian terhadap data survei;
c) Konsep perencanaan;
d) Laporan SMKK;
e) Progres kegiatan;
f) Kondisi lapangan yang ada;
g) Permasalahan lapangan yang ada;
h) Prediksi permasalahan;
i) Penyelesaian permasalahan;
j) Hasil produk konsultan dituangkan dalam bentuk animasi 3D untuk
mempermudah visualisasi pada saat pemaparan.
k) Hasil pembahasan Draft Laporan Antara;
l)Berita Acara diskusi Draft Laporan Antara.
Konsultan Perencana harus dapat melakukan asistensi laporan sebelum
dan sesudah pemaparan/expose, serta memaparkan hasil pekerjaannya
(expose) dihadapan tim teknis atau pihak terkait agar laporan yang
dihasilkan dapat dipahami dan diterima baik secara teknis ataupun non
teknis. Pelaksanaan pemaparan laporan dilaksanakan satu kali
pertemuan di tempat yang representatif (hotel minimal bintang 3
kapasitas kurang lebih 50 orang) dengan mengundang pihak terkait
didalam pelaksanaan pekerjaan.
Laporan antara diserahkan sebanyak 6 (enam) buku laporan.

4. Laporan Bulanan
Laporan bulanan ini minimal berisikan :
a) Hasil kegiatan survey detail perencanaan.
b) Kendala dan Solusi dari hasil survey perencanaan.

44 | P a g e

PPK Penyedia
c) Time schedule pekerjaan.
d) Progres kegiatan dan rencana selanjutnya
e) Foto dokumentasi.
Pelaksanaan pemaparan laporan dilaksanakan satu kali pertemuan
setiap bulannya dengan mengundang pihak terkait didalam pelaksanaan
pekerjaan. Laporan bulanan diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan
setiap bulan.

5. Laporan Hasil Survei


Laporan ini berisi tentang metode dan hasil pelaksanaan survei untuk
masing – masing survei detail yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan ini
laporan hasil survei yang dilaksanakan meliputi :
(1). Laporan Survei Inventarisasi
(2). Laporan Survei Topografi
(3). Laporan Survei Hidrologi
(4). Laporan Survei Penyelidikan Tanah
Laporan diserahkan sebanyak 6 (enam) buku setiap laporan survey.

6. Laporan Draft Akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara, setelah dilakukan
pembahasan dan disetujui oleh pengguna jasa maka disempurnakan
menjadi laporan akhir.
Laporan diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.

7. Laporan Akhir memuat:


Laporan ini terdiri dari :
(1). Laporan Perencanaan
(2). Laporan SMKK
(3). Laporan Engineering Estimate
(4). Gambar Desain

45 | P a g e

PPK Penyedia
(5). Dokumen Lelang
Hasil produk konsultan dituangkan dalam bentuk animasi 3D untuk
mempermudah visualisasi pada saat pemaparan. Konsultan Perencana
harus dapat memaparkan hasil pekerjaannya (expose) dihadapan tim
teknis atau pihak terkait agar perencanaan yang dihasilkan dapat
dipahami dan diterima baik secara teknis ataupun non teknis.
Pelaksanaan pemaparan laporan dilaksanakan satu kali
pertemuan di tempat yang representatif (hotel minimal bintang 3
kapasitas kurang lebih 50 orang) dengan mengundang pihak
terkait didalam pelaksanaan pekerjaan. Laporan diserahkan masing-
masing sebanyak 6 (enam) buku laporan.
Hardcopy laporan harus diserahkan didalam box container sebanyak 2
box dan Softfile laporan didalam 2 (dua) unit Hardisk Eksternal SSD
kapasitas 1 Terabyte. Sebelum diserahkan, seluruh laporan akan
dibahas dan dipresentasikan terlebih dahulu.

21. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri wilayah Negara Republik Indonesia.

22. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa lain diperlukan untuk pelaksanaan
Kerjasama kegiatan jasa konsultansi ini, maka pelaksanaanya harus atas persetujuan
Pengguna Jasa, dan persyaratan berikut harus dipatuhi :
1. Lingkup pekerjaan yang dapat dikerjasamakan dengan penyedia jasa
lain hanya yang terkait dengan pengumpulan dan pengolahan data.
Namun pun demikian, keabsahan/keakuratan data tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Lingkup pekerjaan yang bersifat analisis dan dan penyusunan laporan
tidak diperbolehkan dikerjasamakan dengan penyedia jasa lainnya.

46 | P a g e

PPK Penyedia
23. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut: Akan
Pengumpulan Disampaikan Kemudian.
Data Lapangan
24. Alih Pengetahuan Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil
proyek/Pejabat Pembuat Komitmen berikut:
1. Pertemuan dan pembahasan dilakukan pada setiap kali penyedia jasa
akan menyerahkan laporannya.
2. Sebelum pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasa harus
melakukan penjelasan rencana pembahasan kepada petugas yang telah
ditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yang bersangkutan.
Setelah pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasa harus
melakukan konsultasi hasil pertemuan dan pembahasan dengan petugas
yang telah ditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yang bersangkutan.
Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel
satuan kerja PA/KPA.
25. Persyaratan SBU SBU yang di syaratkan dalam pekerjaan ini yaitu SBU dengan kode Sub
Klasifikasi RE104.
Palu, Februari 2023
KEPALA BIDANG BINA TEKNIK
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ir. BASIR TANASE, MT


NIP. 19651120 199203 1 011

47 | P a g e

PPK Penyedia

Anda mungkin juga menyukai