Anda di halaman 1dari 35

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN TEKNIK PRESERVASI JALAN WILAYAH UTARA PROVINSI


MALUKU UTARA

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR Salah satu amanat dalam Undang-undang nomor 38 tahun


BELAKANG 2004 tentang Jalan, pasal 30 ayat (1).b “Penyelenggara Jalan
wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan, dan
pemeliharaan secara berkala untuk mempertahankan tingkat
pelayanan jalan sesuai dengan standard pelayanan minimal
yang ditetapkan”. Sehubungan dengan hal tersebut,
Direktorat Jenderal Bina Marga terus mengembangkan dan
menyempurnakan Sistem Pemeliharaan/Preservasi Jalan
Nasional untuk merealisasikan amanat tersebut.
Dari berbagai pengalaman Sistem Preservasi Jalan yang
selama ini diterapkan Direktorat Jenderal Bina Marga, maka
sejak tahun 2015, Direktorat Jenderal Bina Marga telah
menerapkan Sistem Preservasi Jalan Secara Long
Segment, yaitu penanganan preservasi jalan dan jembatan
dalam batasan satu panjang segmen yang menerus (dapat
lebih dari satu ruas), yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi jalan yang seragam, yaitu mantap dan
memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan meliputi
seluruh bagian-bagian jalan (perkerasan, bahu, bangunan
pelengkap khususnya saluran , dan perlengkapan jalan).
Sejak Tanggal Mulai Kerja hingga Serah Terima Pertama
Pekerjaan (PHO), Penyedia Pekerjaan Konstruksi bertanggung
jawab atas semua pemenuhan Tingkat Layanan Jalan dan
berkewajiban memelihara jalan dan memperbaiki kerusakan
jalan pada seluruh ruas jalan yang termasuk dalam kontrak.
Preservasi Jalan Skema Long Segment ini meliputi lingkup
pekerjaan:
a. Pelebaran Jalan Menuju Standard;
b. Rekonstruksi Jalan;
c. Rehabilitasi Jalan;
d. Pemeliharaan Preventif Jalan;
e. Pemeliharaan Rutin Jalan;
f. Rehabilitasi Jembatan;
g. Pemeliharaan Berkala Jembatan, dan;
h. Pemeliharaan Rutin Jembatan.
Program long segment juga bisa menyesuaikan program dan
dana dengan menyesuaikan lokasi kegiatan efektif sesuai
dengan kondisi lapangan dan holding untuk segmen yang
rusak tetapi belum dapat ditangani sesuai kebutuhan.
Penyedia Pekerjaan Konstruksi juga akan dibayar berdasarkan
“Volume Based” dengan harga satuan pekerjaan untuk
berbagai mata pembayaran sebagaimana harga penawaran
dalam kontrak.
Preservasi Jalan terdapat empat komponen yang hrus
dilakukan penanganan yaitu preservasi perkerasan jalan,
preservasi jembatan, preservasi bangunan pelengkap
khususnya saluran dan preservasi bahu jalan. Mengingat
pentingnya program preservasi jalan dan banyaknya output
yang harus dilakukan penanganan, dibutuhkan perencanaan
untuk program preservasi jalan supaya terarah, penggunaan
dana sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
Sejalan dengan itu melalui program DIPA tahun 2022,
terdapat Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Wilayah Utara
Provinsi Maluku Utara dengan sumber dana APBN.

2. MAKSUD DAN Maksud dari perencanaan teknik preservasi jalan ini adalah
TUJUAN menjaga kemantapan jalan nasional yang ada di Provinsi
Maluku Utara.
Tujuan dari perencanaan teknik preservasi jalan ini adalah
mendapatkan dokumen perencanaan teknis pekerjaan
Preservasi Jalan yang matang, detail, akurat, serta dapat
dipertanggung-jawabkan, yang berwawasan lingkungan dan
memperhitungkan aspek keselamatan dan kenyamanan, untuk
mewujudkan kondisi Jalan Nasional yang mantap.

3. SASARAN a. Mendukung terselenggaranya program penanganan


preservasi jalan sesuai kebutuhan lapangan dan anggaran;
b. Tersedianya dokumen perencanaan teknik preservasi jalan
di Provinsi Maluku Utara sesuai dengan NSPM yang berlaku;
c. Tersedianya dokumen perencanaan teknik preservasi jalan
di Provinsi Maluku Utara yang matang, detail, dan akurat;

4. LOKASI Kegiatan jasa konsultansi Perencanaan Teknik Preservasi Jalan


PEKERJAAN Wilayah Utara Provinsi Maluku Utara, direncanakan pada
Lokasi pekerjaan seluruh Ruas Jalan Nasional di Provinsi
Maluku Utara pada Wilayah Utara dengan Panjang 616,7 Km
dengan ruas jalan:
1. LAP. TERBANG - GALELA - TOBELO - PODIWANG – KAO
2. KAO - BOSO - SIDANGOLI (DERM. FERY) - SP. DODINGA
- BOBANEIGO – EKOR
3. PRESERVASI JALAN EKOR - SUBAIM - BULI – MABA
4. PULAU MOROTAI

5. SUMBER Untuk Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan pagu dana


PENDANAAN Rp1.541.403.000 (Satu Milyar Lima Ratus Empat Puluh
Satu Juta Empat Ratus Tiga Ribu Rupiah) termasuk PPN,
melalui DIPA APBN Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional Provinsi Maluku Utara Tahun Anggaran 2022.

Apabila dana dalam dokumen anggaran beserta revisi nya


yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia
dalam DIPA Tahun Anggaran 2022, maka Pengadaan
Pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi dapat dibatalkan dan
Penyedia Jasa tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk
apapun.

Pekerjaan ini terbuka bagi Penyedia Jasa Konsultansi


Konstruksi yang memenuhi persyaratan Izin Usaha dengan
Klasifikasi sebagai berikut:
Badan Usaha: Badan Usaha Menengah
Klasifikasi Bidang: Perencanaan Rekayasa
Sub Bidang: Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik
Sipil Transportasi (kode: RE 104)

6. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan P2JN Provinsi


ORGANISASI Maluku Utara
PEJABAT Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
PEMBUAT Provinsi Maluku Utara, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
KOMITMEN Maluku Utara Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaaan
Umum dan Perumahan Rakyat

DATA PENUNJANG
7. DATA DASAR Untuk melaksanakan Perencanaan Teknik Preservasi Jalan
diperlukan data-data sebagai berikut:
a. Data kondisi jalan dan jembatan;
b. Data struktur perkerasan jalan;
c. Data lalu lintas;
d. Data historis penanganan jalan;
e. Harga Satuan Dasar dan Harga Satuan Pekerjaan sesuai
pasar dan kontrak-kontrak berjalan;
f. DIPA APBN Satuan Kerja P2JN, Provinsi Maluku Utara, BPJN
Maluku Utara;
g. Data lain yang dibutuhkan untuk penyusunan dokumen
perencanaan.

8. STANDAR a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 19/PRT/M/2011


TEKNIS tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
d. Pedoman Pemeliharaan Rutin Jembatan No. 005-
02/P/BM/2011
e. Pedoman Pemeliharaan Berkala Jembatan No. 005-
03/P/BM/2011
f. Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jembatan No. 20 / BM / 2009
g. Manual Desain Perkerasan sesuai Surat Edaran Direktorat
Jenderal Bina Marga nomor 04/SE/Db/2017;
h. Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Rev 2;
i. Bridge Management System 1992;
j. Norma, Standar, Pedoman, Manual, dan Kriteria lain yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga serta
Instansi lain yang terkait dengan Perencanaan Preservasi
Jalan;

9. STUDI – STUDI -
TERDAHULU
10. REFERENSI a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
HUKUM 2004 tentang Jalan;
b. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
c. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
d. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah;
e. Peraturan lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah melalui
Penyedia;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 10/PRT/M/2021 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
g. Permen PUPR Nomor 20/PRT/M/2018 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Kementerian PUPR;
h. Permen PUPR Nomor 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum;
i. Kepmen Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
j. SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
01/SE/Dd/2013, tanggal 27 Februari 2013, tentang
Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja untuk
Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan
Jembatan;
k. SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
04/SE/Dd/2011, tanggal 28 Juli 2011, tentang
Penajaman Strategi Ruas Dan Peningkatan Mutu Disain;
l. INKINDO tahun 2021;
m. Peraturan – Peraturan Lain yang berkaitan dengan
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan.

RUANG LINGKUP

11. LINGKUP a. Persiapan


PEKERJAAN 1. Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan ini adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta
lingkungan pada koridor lokasi pekerjaan.
2. Lingkup
Lingkup kegiatan pada pengumpulan data sekunder
meliputi:
a) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala
minimum 1 : 50.000
b) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
c) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala
minimal 1 : 250.000, daerah rawan bencana,
dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
d) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
e) Peta tata guna lahan
f) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di
sekitar lokasi pekerjaan
b. Survei Pendahuluan
1. Tujuan
Tujuan Survei Pendahuluan ini adalah untuk
mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survei Detail/survei berikutnya dan
harus dilakukan oleh seorang ahli utama.
2. Lingkup kegiatan Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan mengacu pada hasil
survei jalan dan jembatan yang telah dilakukan oleh
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
a) Survei Pendahuluan kondisi perkerasan
 Inventarisasi terhadap data history penanganan
jalan;
 Identifikasi jenis pavement;
 Identifikasi kerusakan bahu jalan;
 Identifikasi kerusakan pavement.
b) Survei Pendahuluan Jembatan
 Melakukan pengecekan kerusakan pada jembatan
 Menentukan nilai kondisi jembatan
c) Survei Bangunan Pelengkap Jalan
 Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data
lokasi/ Sta..............., perkiraan lokasinya apa
sudah sesuai dengan geometrik serta rencana
jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.
 Untuk lokasi yang sudah ada, axisting perlu
dibuatkan iventarisasinya dengan lengkap antara
lain Sta .........., jenis konstruksi, dimensi, kondisi
serta mengusulkan penanganan yang diperlukan
(lihat format survei inventarisasi jembatan).
 Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat
tinggi muka air normal, muka air banjir tertinggi
pernah terjadi serta adanya tandan – tanda /
gejala – gejala erosi yang dilengkapi dengan sket
lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan
dilengkapi foto – foto jika diperlukan.
 Mendiskusikan dengan team geometrik geologi,
amdal dan hidrologi apakah data – data usul
penempatan lokasi serta usul perencanaan /
penanganan sudah sesuai secara teknis.
 Membuat sket dan kalau perlu foto – foto beserta
catatan – catatan khusus serta saran – saran yang
sangat berguna dijadikan panduan dalam
pengambilan data untuk perencanaan pada waktu
melakukan survei detail nanti dan pengaruhnya
terhadap keamanan / kestabilan.

d) Survei Pendahuluan Drainase / Hidrologi


 Melakukan pengumpulan data mengenai curah
hujan, luas daerah tangkapan, drainase eksisting,
serta karakterisitik aliran sungai (apabila disekitar
terdapat aliran sungai);
 Mengamati kondisi lokasi berkaitan dengan
kemiringan tanah dan pola aliran serta tata guna
lahan;
 Mengamati Muka Air Banjir maksimum yang
pernah terjadi.

e) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data
pendukung perencanaan baik data sekunder maupun
data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan Studi
Amdal (bila ada).

f) Koordinasi dengan instansi terkait


Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi/ unsur-unsur terkait di daerah sehubungan
dengan dilaksanakannya survei pendahuluan.
g) Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survei dan
mendiskusikannya dan membuat usul perencanaan di
lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing serta membuat sketsa
dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat
tanda di lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-
foto penting dan identitasnya masing-masing yang
akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan
laporan setelah kembali.
h) Survei pendahuluan upah, harga satuan dan
peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga
satuan, dan data peralatan yang akan digunakan.

c. Melakukan verifikasi dan validasi data hasil survei


pendahuluan
1. Verifikasi dan validasi hasil survei dengan data PPK
masing – masing ruas dan data BPJN.
d. Survei Topografi
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dengan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dengan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000yang akan
digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
2. Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok – patok
Patok – patok BM harus dibuat dari beton
denganukuran 10 x 10 x 75 cm atau pipa pralon
ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan
diatasnya nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.
Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang
aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah
posisi dan mudah terlihat masing – masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai/alur.
 Patok BM dipasang /ditaman dengan kuat, bagian
yang tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna
kuning, diberi lambang Bina Marga, notasi dan nomor
BM dengan warna hitam.
 Patok BM yang sudah terpasang kemudian difoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai
koordinat serta elevasi.
 Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus dengan
diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang – kurangnya
50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas
diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian
yang masih nampak diberi nomor dan cat warna
kuning. Dalam keadaaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
 Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda – tanda khusus.
 Pada lokasi – lokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan berbatu, maka titik
– titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku
seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
(b) Pegukuran titik kontrol horizontal
 Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan
sistim poligon, dan semua titik ikat (BM) harus
dijadikan sebagai titik poligon.
 Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum
100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat
ukur secara optis ataupun elektronis.
 Sudut – sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan Electronik Distance
Meter/Theodolit jenis T2 atau yang setingkat.

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal


 Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/pembacaan pergi – pulang.
 Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat dasar, dan potongan
melintang) dan titik BM.
 Rambu – rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
 Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas
(BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB),
dalam satuan milimeter pada setiap pembacaan harus
dipenuhi : 2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran ) harus dalam
jumlah slag (pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
 Pengukuran situasi dilakukan dengan sistim
tachimetri, yang mencakup semua objek yang
dibentuk dalam alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran seperti alur, sungai,
bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya
 Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi – lokasi khusus ( misalnya : sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
 Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat total
Station.
(e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan
dengan persyaratan :
Untuk pengukuran penampang melintang harus
digunakan alat total station.
(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase
jembatan dengan sungai atau jalan
 Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing –
masing minimum 200 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/hilir)
yang masih berpengaruh terhadap keamanan
jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
 Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan
masing – masing minimum 100 meter dari garis tepi
sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan
antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval
pengukuran penampang melintang rencana trase
jalan sebesar 25 meter.
 Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran
penmapang melintang dan memanjang baik terhadap
sungai maupun jalan sebesar 10m. 15m, 25m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala
objek yang dibentuk alarm maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
3. Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur
yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat
dan dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10’’n )n
adalah jumlah titik poligon dari pangamatan matahari
pertama ke pangamatan matahari selanjutnya atau
dari pengukuran Global Position System (GPS)
geodetic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke
pengukuran GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5’’.
(c) Perhitungan
 Perhitungan koordinat.
Perhitungan kordimat poligon dibuat setiap seksi.
Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai
rata – rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang
kaki sudut ( kaki sudut yang lebih pendek mendaptkan
koreksi yang lebih besar ) dan harus dilakukan dilokasi
pekerjaan.
 Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4
desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan
kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan
dengan menjumlahkan beda tingginya.
 Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian
patok ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran
detail dan dihitung secara tachimetris.
 Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim
komputerisasi.
(d) Penggambaran
 Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 :
1.000
 Garis – garis grid dibuat setiap 10 Cm.
 Koordinat garis terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga abis (x) dan koordinat (y)nya.
 Pada setiap lembar gambar dan/ atau 1 meter
panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah
utara.
 Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
 Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya
dan diberi tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi Global Positioning System
(GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satilite Timing and Ranging Global Positionig System
Metode yang digunakan adalah metode diferensial
dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS
dimana minimal satu titik digunakan sebagai referensi
(base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik
yang akan diukur titik referensi yang digunakan
adalah referensi Bakosurtanal ataupun Badan
Pertahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol
horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan
metode poligon dengan menggunakan alat Total
Station;
(f) Sistim koordinat proyeksi yang digunakan adalah
sebagai sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator (UTM)
Ketentuan proyeksi UTM :
 Proyeksi adalah Transverse Mercator
 Lebar zona adalah 60
 Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian
tengah dan ekuator.
 Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
 Timur (T) didefenisikan dengan penambahan 500.000
meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian
tengah
 Utara (U) didefenisikan dengan penambahan
10.000.000 meter kepada nilai y yang dihitung dari
ekuator selatan.
 Zona 1 dimulai dari bujur 1800barat sampai dengan
bujur 1740 barat dan seterusnya ke arah timur sampai
zona 60 untuk bujur 1740 timur sampai dengan 1800
timur.
 Satuan dalam meter
 Batas lintang 840 utara dan lintang 800 selatan.
 Notasi koordinat UTM, timur (T) diletakkan didepan
Utara (U)
 Datium DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah
46 90-96 93
47 96-102 99
48 102-108 105
49 108-114 111
50 114-120 117
51 120-126 123
52 126-132 129
53 132-138 135
54 138-144 141

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan


setiap interval 5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus
menggunakan Jenis Total station (TS) dengan
ketelitian 10n unutk sudut serta 10’’D untuk jarak;
(i) Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal harus
menggunakan peralatan Waterpass jenis auto level
dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampanag melintang harus
digambarkan polygon, sehingga membentuk gambar
situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1
meter.
Proses pengambilan Topografi mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi NO.010/PW/2004,
atau Pedoman yang dipersyaratkan.
e. Survei Drainase / Hidrologi
1. Tujuan
Tujuan dari survei drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah unutk mengumpulkan data hidrologi
dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang
ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
muka air banjir), perencanaan teknis drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training
(pengaruh arus) yang diperlukan.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survei hidrologi dan hidrolika ini
meleputi :
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada
daerah tangkapan (catchment area ) atau pada daerah
yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data
tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan
Geofisika dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari
lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
meliputi : lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air
banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menetukan curah
hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana
dengan periode ulang 10 tahun untuk jalan arteri, 7
tahun untuk jalan kolektor, 5 tahun untuk jalan lokal
dan 50 tahun jembatan dengan metode yang sesuai.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang
aman.
(e) Merencakan saluran / drainase jalan
(f) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman
yang diperlukan.
(g) Menentukan rencana elevasi aman untuk
jalan/jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
(h) Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan
terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
3. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan
Hidrolika untuk Bangunan di Sungai ), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd. T.02.2006-B, Manual
Hidrolika unutk Jalan dan Jembatan No. 01/BM/05, serta
pedoman lain yang dipersyaratkan.
f. Survei Lalu Lintas
1. Tujuan
Survei lalu lintas bertujuan unutk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kemdaraan rata – rata
menginventarisasi jumalah setiap jenis kendaraan yang
melewati ruas jalan tertentu dalamsatuan waktu,
sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata – rata
sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
2. Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setalah
mengatahui koridor trase lokasi perencanaan yang akan
dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik – titik survei.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap dipakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan
smp/hari serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata
guna lahan tertentu dalam km/jam.
3. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 036/T/BM/1997, Pedoman Survei Pencatatan Lalu
Lintas dengan cara manual Pd/T.19-2004/B, atau
Pedoman yang diisyaratkan.
g. Survei Kondisi Perkerasan
1. Tujuan
Survei kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui
kondisi perkerasan jalan eksisting, jenis perkerasan,
serta permasalahan yang sering terjadi pada jalan
tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar perencanaan
peningkatan jalan.
2. Lingkup
a) Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar
yang diperoleh dari survei pendahuluan
b) Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai
CBR (dengan alat DCP), nilai lendutan (dengan alat
LWD), dan tebal perkerasan (dengan alat core drill).
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe
perkerasan.
d) Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik unutk perkerasan
jalan, struktur jembatan, maupun unutk bahan
timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di
sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka
harus menginformasikan lokasi quarry lain yang
dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke
lokasi pekerjaan, serta kesulitan – kesulitan yang
mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto – foto.
h. Survei Kondisi Jembatan
1. Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar,
kelas pembebanan jembatan, tipe konstruksi, dengan
pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar
sungai, kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada
tidaknya palung, kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat
sungai, scouring vertikal/horisontal, jenis penanganan.
2. Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan
mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR
(rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi;
3. Melakukan pengujian kuat tekan jembatan dengan alat
hammer test.
i. Perencanaan Teknis
1. Tujuan
Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri
dari gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
2. Lingkup
a) Dari hasil verifikasi dan validasi data ditentukan
jenis penanganan preservasi jalan;
b) Melakukan perencanaan preservasi perkerasan
jalan;
c) Melakukan perencanaan preservasi bangunan
pelengkap jalan (saluran) dan bahu jalan
d) Melakukan perencanaan preservasi jembatan;
e) Membuat Strip Map Penanganan;
f) Rancangan Konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi pada paket perencanaan;
g) Melakukan manajemen resiko yang harus
dituangkan dalam laporan yang di dalamnya
memuat:
 Identifikasi resiko
 Analisis resiko
 Penilaian resiko
 Mitigasi resiko
 Alokasi resiko
 Dan rencana pengendalian
3. Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada Standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau pedoman yang
tertulis pada acuan normatif atau referensi lain yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.
4. Penggambaran
a. Penggambaran Desain Jalan :
- Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 1000
- Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 100
- Potongan Melintang Skala Horizontal: 1:200, Skala
Vertikal: 1:100
- Potongan Memanjang dan Situasi Skala Horisontal
1:1000 dan Skal Vertikal 1 : 100
- Gambar Super Elevasi
j. Pengendalian Survei
Pengendalian survei bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
1. Setiap akan kegiatan survei baik pendahuluan maupun
survei detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan
surat ijin melakukan survei baik pendahuluan maupun
detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Proses survei baik pendahuluan maupun survei detail
wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai
pada proses oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Data hasil pengambilan pada survei detail wajib
diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses
desain. Proses desain dapat dilakukan apabila data hasil
survei detail sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survei
pendahuluan maupun survei detail yang dikeluarkan
oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
k. Pengendalian proses perencanaan
Pengendalian proses perencanaan
Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan
agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara
teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap:
1. Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau
pejabat pembuat komitmen.
2. Konsep desain berdasarkan data survei pendahuluan
dan survei detail yang merupakan review terhadap
desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada
Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
3. Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan
kepada Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat
Komitmen.
4. Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi
standar harus mendapat persetujuan dari pejabat
setingkat eselon I.
5. Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila
diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon
II dan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal
Bina Marga.

12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari Paket Perencanaan Teknik


(OUTPUT) Preservasi Jalan Provinsi Maluku Utara yaitu:
a. Laporan Program Mutu, sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan pekerjaan yang minimal berisi:
1. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
2. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
3. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
4. Prosedur instruksi kerja dan ;
5. Pelaksana kerja.

b. Laporan Pendahuluan, berisi tentang:


1. Pemahaman terhadap KAK;
2. Metodologi dan Rencana Kerja;
3. Menyampaian Kriteria Desain Secara Detail;
4. Pengenalan Lokasi Awal;
5. Struktur organisasi dan mobilisasi personil;
6. Laporan Survei Pendahuluan (data sekunder, dan
data hasil survei pendahuluan).

c. Laporan Antara, Laporan Antara yang berisikan: Hasil


pengumpulan data primer, Hasil kajian terhadap data
survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan
rencana selanjutnya.

d. Laporan Teknis, berisi tentang:


1. Laporan Topografi (hasil survei dan analisa) berisi
tentang:
 Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topografi yang telah diterima.
 Data koordinat dan elevaasi Bench Mark.
 Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench
Mark.

2. Laporan Draianse / Hidrologi (hasil survei dan analisa)


berisi tentang;
 Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan – lintasan drainase
 Daerah – daerah tangkapan berdasarkan peta –
peta topografi
 Informasi histori banjir yang tersedia
 Lokasi – lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
 Acuan banjir/sumber informasi drainase
 Kapasitas aliran air dan debit aliran permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan
 Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
 Dimensi saluran dan gorong – gorong
 Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.
 Foto Dokumentasi

3. Laporan Kondisi Jalan dan Jembatan (hasil survei dan


analisa) berisi tentang;
 Data CBR eksisting
 Data lendutan
 Data keteblalan lapis permukaan jalan
 Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan
 Data hasil hammer test jembatan
 Data Nilai Kondisi jembatan
 Data spektrum beban unutk perhitungan
perkerasan jalan
 Data perhitungan tebal perkerasan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
 Foto dokumentasi

4. Strip Map Penanganan Preservasi Jalan;


5. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen dan
Keselamatan Konstruksi dari hasil perencanaan.
Rancangan Konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi pada paket perencanaan
memuat lingkup dan tanggungjawab perencanaan,
informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit
meliputi lokasi, lingkungan, sosio – ekonomi, dan /
atau dampak lingkungan.

e. Laporan Akhir, berisi kompilasi seluruh hasil kegiatan


Penyedia Jasa selama masa kontrak, dan jenis
penanganan yang digunakan dalam perencanaan;
f. Laporan Ringkasan memuat ringkasan pelaksanaan
kegiatan;
g. Dokumen Lelang berisi tentang spesifikasi teknik
terbaru, Gambar rencana dan RAB / EE serta dokumen
lelang standar;
h. Dokumentasi seluruh kegiatan Teknik Perencanaan
yang disimpan dalam harddisk.

13. PERALATAN, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
MATERIAL, Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
PERSONIL penyedian jasa Staf Pengawas/Pendamping, Pejabat Pembuat
Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
DAN
bertindak sebagai Project Officer (PO) dalam rangka
FASILITAS pelaksanaan jasa konsultansi ini.
DARI PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN

14. PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua


DAN fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
MATERIAL pelaksanaan pekerjaan, diantaranya:
DARI a. Peralatan Survei;
PENYEDIA JASA b. Peralatan Dokumentasi;
KONSULTANSI c. Kendaraan Survei.

15. LINGKUP a. Penyedia Pekerjaan Perencanaan bertanggung Jawab


KEWENANGAN terhadap hasil desain sekurang-kurangnya sampai produk
PENYEDIA JASA desain tersebut selesai dilaksanakan pembangunannya,
sepanjang lingkup dan/atau kondisi lingkungan masih
sesuai dengan kriteria desain awal;
b. Penyedia Pekerjaan Perencanaan yang tidak cermat
sehingga hasil desain tidak dapat dilaksanakan, dikenakan
sanksi berupa keharusan menyusun kembali perencanaan
dengan beban biaya dari Penyedia yang bersangkutan,
apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk dalam daftar
hitam atau sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
c. Penyedia Jasa bertanggung Jawab terhadap hasil desain
sekurang-kurangnya sampai produk desain tersebut selesai
dilaksanakan pembangunannya dan bersedia melakukan
review desain, sepanjang lingkup dan/atau kondisi
lingkungan masih sesuai kondisi awal. Apabila tidak
bersedia dikenakan sanksi masuk dalam daftar hitam atau
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16. JANGKA Jangka waktu penyelesaian pekerjaan ini diperkirakan 10


WAKTU (sepuluh) bulan/300 (tiga ratus) hari kalender.
PENYELESAIAN
PEKERJAAN

17. PERSONEL Jumlah orang-bulan layanan jasa perencanaan ini dengan


perincian sebagai berikut :

Kualifikasi
Jumlah
Posisi Status Orang -
Pendi Penga
Jurusan Keahlian Tenaga Bulan
dikan laman
Ahli
Tenaga Ahli:
Ahli Tetap /
1 org –
Ketua Tim S1 Tek.Sipil Madya / 6 th Tidak
6 bln
202, 203 Tetap
Ahli Tetap /
Ahli Teknik 1 org –
S1 Tek.Sipil Madya / 4 th Tidak
Jalan 6 bln
202 Tetap
Ahli Tetap /
Ahli Teknik 1 org –
S1 Tek.Sipil Madya / 4 th Tidak
Jembatan 6 bln
203 Tetap
Ahli Geodesi Tek.Sipil Ahli Tetap /
1 org –
/ S1 / Tek. Madya / 4 th Tidak
2 bln
Pengukuran Geodesi 217 Tetap
Ahli Tetap /
Ahli 1 org –
S1 Tek.Sipil Madya / 4 th Tidak
Hidrologi 2 bln
211 Tetap
Ahli Tetap /
Ahli Cost 1 org –
S1 Tek.Sipil Madya / 4 th Tidak
Estimator 2 bln
202 Tetap
Ahli Tetap /
Ahli K3 1 org –
S1 Tek.Sipil Madya / 4 th Tidak
Konstruksi 2 bln
603 Tetap
Tenaga Teknis Pendukung / Penunjang:
Asisten 1 org –
S1 T. Sipil
Tenaga Ahli 2 bln
Surveyor 1 org –
D3/ SMK
Jalan 3 bln
Surveyor D3/ SMK 1 org –
Jembatan 3 bln
Surveyor D3/ SMK 1 org –
Topografi 3 bln
Surveyor D3/ SMK 1 org –
Hidrologi 2 bln
90 Hari x
Buruh Lokal 3 Orang
– Jalan =270
Hari
90 Hari x
Buruh Lokal 3 Orang
– Jembatan =270
Hari
90 Hari x
Buruh Lokal 3 Orang
- Topografi =270
Hari
60 Hari x
Buruh Lokal
1 Orang
- Survei
= 60
Hidrologi
Hari
Tenaga Pendukung:
CAD 1 org – 2
D3/ SMK
operator bln
Operator
Komputer D3/ SMK 1 org – 6
dan sederajat bln
Administratif
Penyedia wajib menyediakan jasanya semaksimal mungkin
untuk menyelenggarakan pekerjaan, sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan memenuhi segala persyaratan yang
ditetapkan dan dapat dipertanggung-jawabkan, serta
mengusahakan sesedikit mungkin adanya perubahan atau
perencanaan tambahan lainnya di kemudian hari.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia terikat pada
metode dan standar yang berlaku dalam lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga secara khusus dan secara umum metode
dan standard yang diakui di Indonesia
Penyedia harus bekerja secara penuh dan mempunyai kualifikasi
sebagai berikut:
a. Ketua Tim (Team Leader) – Kode SKA : 202 dan 203
Ketua Tim adalah seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1)
atau yang lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi, dengan
pengalaman kerja dibidang Perencanaan Teknis Jalan dan
Jembatan serta Bangunan Struktur Sipil, minimal 6 (enam)
tahun. Mempunyai Sertifikat Keahlian Ahli Teknik Jalan
dan Ahli Teknik Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi
MADYA.
Tugas Ketua Tim meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a). Mengendalikan dan mengatur akivitas seluruh anggota
team secara terpadu dan terarah agar didapat hasil
pekerjaan sesuai dengan yang ditargetkan dan selalu
berupaya untuk meningkatkan efisiensi kerja
b). Mempersiapkan seluruh kegiatan dan kelengkapannya
yang dibutuhkan oleh anggota team, dan berusaha
menghilangkan segala hambatan yang timbul yang
dapat memperlambat proses penyelesaian suatu
tahapan pekerjaan
c). Dengan bantuan anggota-anggota tim menyiapkan
laporan laporan sesuai kontrak maupun atas petunjuk
Koordinator Pengawas.
d). Dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Direktur
Utama/Direktur Penyedia harus dapat mengambil
keputusan sehubungan dengan perubahan pelaksanaan
kerja.
e). Mengontrol kegiatan perencanaan teknis preservasi
jalan
f). Menganalisa kerusakan jembatan
g). Merencanakan preservasi pada jembatan
h). Menyiapkan dokumen Pemilihan paket pelaksanaan fisik
atas perencanaan yang telah dibuatnya, termasuk
mempersiapkan DED dan EE.

b. Ahli Teknik Jalan– Kode SKA : 202


Ahli Jalan dan Jembatan adalah seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S-1) atau lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi,
pengalaman kerja dibidang Perencanaan Teknis Jalan dan
Bangunan Struktur Sipil berpengalaman minimal 4 (empat)
tahun setelah lulus. Mempunyai sertifikat keahlian Ahli
Teknik Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi Madya.
Ahli Jalan akan berkedudukan di tempat yang berdekatan
dengan tempat-tempat pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya dan/atau di tempat lain yang ditentukan
oleh Kepala Satuan Kerja.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Jalan akan mencakup, tetapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a). Menganalisa kerusakan perkerasan jalan dan bangunan
pelengkap jalan.
b). Merencanakan perkerasan jalan dan bangunan
pelengkap jalan.
c). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
d). Bertanggung jawab atas kebenaran hasil perhitungan
perkerasan jalan.
c. Ahli Teknik Jembatan– Kode SKA : 203
Ahli Jembatan adalah seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1
(S-1) atau lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi,
pengalaman kerja dibidang Perencanaan Teknis Jembatan
dan Bangunan Struktur Sipil berpengalaman minimal 4
(empat) tahun setelah lulus. Mempunyai sertifikat keahlian
Ahli Teknik Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi
Madya.
Ahli Jembatan akan berkedudukan di tempat yang
berdekatan dengan tempat-tempat pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya dan/atau di tempat lain yang ditentukan
oleh Kepala Satuan Kerja.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Jembatan akan mencakup,
tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a). Menganalisa dan Menentukan Nilai kondisi jembatan
b). Merencanakan Desain penanganan Jembatan dengan
pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar
teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga.;
c). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi
yang tercantum dalam dokumen kontrak;
d). Bertanggung jawab atas kebenaran hasil perhitungan
perkerasan jalan.

d. Ahli Geodesi / Pengukuran – Kode SKA : 217


Ahli Geodesi (Geodetic Engineer) adalah seorang Sarjana
Teknik Sipil/Teknik Geodesi Strata 1 (S-1) atau yang lebih
tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan
Tinggi Swasta yang telah diakreditasi, berpengalaman
professional dalam bidang geodesi dan pengambilan data di
lapangan yang berhubungan dengan proses perencanaan
jalan dengan segala permasalahannya serta berpengalaman
dalam berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam proyek
minimal 4 (empat) tahun setelah lulus. Mempunyai
sertifikat keahlian Ahli Teknik Geodesi atau yang relevan
dengan keahliannya yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi Madya.
Tugas-tugasnya meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a). Menguasai bidang pengukuran topografi
b). Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan
gambar hasil pengukuran topografi
c). Turut menyusun pembuatan laporan dan mampu
mempresentasikannya

e. Ahli Hidrologi – Kode SKA : 211


Ahli Hidrologi adalah seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1
(S-1) atau lebih tinggi, lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi,
pengalaman kerja dibidang Perencanaan Teknis Jalan dan
Bangunan Struktur Sipil berpengalaman minimal 4 (empat)
tahun setelah lulus. Mempunyai sertifikat keahlian Ahli
Teknik Sumber Daya Air / Drainase yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Profesi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan
kualifikasi Madya.
Ahli Hidrologi akan berkedudukan di tempat yang berdekatan
dengan tempat-tempat pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya dan/atau di tempat lain yang ditentukan
oleh Kepala Satuan Kerja.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Jalan Raya akan mencakup,
tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut:
a). Merencanakan dan menganalisa peta hidrologi di daerah
rencana.
b). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
c). Bertanggung jawab atas kebenaran hasil perhitungan
hidrologi.

f. Ahli Kuantitas dan Biaya (Cost Estimator) – Kode SKA


202
Ahli Kuantitas dan Biaya adalah seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S-1) atau yang lebih tinggi, lulusan Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi, mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik
Jalan atau yang setara yang dikeluarkan oleh Asosiasi
Profesi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dengan kualifikasi
Madya.
Tenaga ahli Kuantitas dan Biaya berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 4 (empat) tahun
diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang
telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Kuantitas/Biaya mencakup
tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a). Menetapkan jenis-jenis kegiatan sesuai mata
pembayaran dalam Spesifikasi yang berlaku.
b). Menyiapkan Engineer’s Estimate (termasuk kebutuhan
peralatan minimal dan kebutuhan jangka waktu
pelaksanaan).

g. Tenaga Ahli K3 Konstruksi – Kode SKA : 603


Mempunyai sertifikat keahlian K3 Konstruksi yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata.
1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal 4 (empat) Tahun , diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tugas dan tanggung jawab Ahli K3 Konstruksi mencakup
tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu Team Leader/Ketua Tim;
2. Menyiapkan Rancangan Konseptual SMKK;
3. Menganalisa dan mengidentifikasi Resiko yang akan timbul
dalam pelaksanaan kerja;
4. Menerapkan ketentuan peraturan perundang – undangan
tentang dan terkait K3 Konstruksi.

h. Tenaga Penunjang dan Tenaga Pendukung


Untuk membantu kelancaran pekerjaan maka Tenaga Ahli
tersebut diatas dibantu oleh Tenaga Pendukung sebagai
berikut :

1. Asisten Tenaga Ahli


Asisten Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal
seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
Tugasnya yaitu:
 Membantu menghitung nilai sisa umur
perkerasan, tebal lapis perkerasan dan beban
lalu lintas;
 Membantu menentukan Nilai Kondisi Jembatan
dan jenis penanganannnya;
 Membantu Team Leader dalam asistensi
Perencanaan Preservasi;
 Membantu para tenaga ahli dalam
menyelesaikan tugasnya.

2. Surveyor/Teknisi
Pengalaman yang dibutuhkan bagi seorang surveyor /
teknisi sekurang-kurangnya sebagai berikut :
Lama
Jenjang
Pengalaman Keterangan
Pendidikan
(Tahun)
Setelah lulus dalam
D3 3
pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai
dengan
bidang/tugasnya
terutama untuk
SMK 5 pekerjaan sipil*)
khususnya
perencanaan dan
pengawasan
kontruksi jalan,
(*) Pengalaman pekerjaan sipil khususnya meliputi :
a. Pengukuran Topografi
b. Pengukuran Drainase / Hidrologi.
c. Survei Jalan,
d. Survei Jembatan,
e. Pengujian LWD, DCP dan Test pit
f. Dan pekerjaan lain yang relevan dengan posisi
tugasnya.
3. Buruh
Tugas buruh untuk menunjang masing - masing
surveyor/teknisi dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tenaga Penunjang Administrasi
Diantaranya adalah (Sekretaris, Operator Komputer dan
Operator CAD dan 3D Modelling).

Tugas Operator Komputer dan Adminstratif :


 Mengarsipkan Surat – Menyurat;
 Menyiapkan dan melakukan pelaksanaan penarikan
termin dari segi admintrasi;
 Mengumpulkan laporan hasil survei pada pengguna
jasa;
 Menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan untuk
melaukan pengetikan meliputi komputer, kertas,
korektor, tinta dan lainya untuk pelaksanaan
tugasnya.

Tugas Operator CAD dan 3D Modelling :


 Melakukan Site Survei untuk mengumpulkan data
yang akan dipakai sebagai dasar dalam menggambar
design teknis.
 Memproduksi dan mem-verifikasi gambar design
teknis sesuai dengan standard yang diinginkan oleh
customer.
 Memproduksi gambar teknis untuk disertakan dalam
instruksi kerja design dan instalasi, paket kerja,
paket design & dokumentasi teknik lain yang
diperlukan dalam project.
 Memproduksi gambar teknik sesuai dengan target
schedule project.
 Memproduksi gambar Shop Drawing sesuai dengan
hasil perhitungan kestabilan struktur.
 Membuat 3D modelling sesuai dari hasil pengukuran
yang ada
 Memastikan bahwa semua gambar CAD sesuai
dengan semua peraturan yang berkaitan.
 Memastikan semua design gambar CAD mempunyai
judul, nomor gambar, nomor issue, nomor halaman
dan detail lainnya sesuai dengan registrasi gambar
CAD untuk project.
 Memastikan semua gambar CAD tersimpan dalam
hard copy dan soft copy di tempat yang benar.

18. JADWAL Jadwal Penugasan Personil untuk paket perencanaan ini adalah
TAHAPAN sebagai berikut :
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
JADWAL PENUGASAN PERSONEL

Jumlah Tahun 2022, Bulan Ke-


No Uraian Satuan
Bulan 1 2 3 4 5 6
A Tenaga Ahli
Ketua Tim (Team Leader) 6 Bln
Tenaga Ahli Jalan 6 Bln
Tenaga Ahli Jembatan 6 Bln
Tenaga Ahli Pengukuran (Geodetic Engineer) 2 Bln
Tenaga Ahli Hidrologi (Hydrology Engineer) 2 Bln
Tenaga Ahli Cost Estimator 2 Bln
Tenaga Ahli K3 Konstruksi 2 Bln
B Tenaga Pendukung
Asisten Tenaga Ahli 2 Bln
Surveyor Jalan 3 Bln
Surveyor Jembatan 3 Bln
Surveyor Topografi 3 Bln
Surveyor Hidrologi 2 Bln
C Tenaga Penunjang
CAD Operator 2 Bln
Administrasi dan Sekretaris 6 Bln

Pelaksanaan Kegaiatan dapat mempedomani jadwal


sebagaimana dibawah ini :
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahun 2022, Bulan Ke- Ket


No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 Durasi Satuan
Pendahuluan (Persiapan, Mobilisasi, Presentasi
1 0,5 Bln
Program Mutu, dll)
2 Survei Pendahuluan 1,5 Bln
3 Presentasi Laporan Pendahuluan 0,5 Bln
4 Survei Topografi 3 Bln
5 Survei Jalan dan Jembatan 3 Bln
6 Survei Hidrologi 2 Bln
7 Presentasi Laporan Antara 0,5 Bln
8 Perencanaan Teknis 1,5 Bln
9 Presentasi Laporan Akhir 0,5 Bln
10 Pengumpulan Dokumen 0,5 Bln

LAPORAN

19. LAPORAN Penyedia berkewajiban untuk mempresentasikan dan


PROGRAM menyerahkan Laporan Program Mutu sebanyak 5 (lima)
MUTU rangkap laporan / buku sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, kemudian dibahas dan disetujui oleh PPK. Laporan
Program Mutu minimal berisi informasi mengenai pekerjaan
yang akan dilaksanakan, organisasi kerja Penyedia, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan, jadwal penugasan Personel Inti
dan Personel Pendukung, prosedur pelaksanaan pekerjaan,
prosedur instruksi kerja; dan pelaksana kerja.
Laporan Program Mutu diserahkan saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak
20. LAPORAN Laporan pendahuluan memuat:
PENDAHULUAN a. Laporan Survei Pendahuluan
b. Laporan Pendahuluan
Kecuali Laporan Program Mutu, Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) rangkap laporan / buku. Dan diadakan
Pembahasan Laporan Pendahuluan dihadapan Tim Teknis
maupun petugas subdit Terkait.

21. LAPORAN Laporan antara memuat:


ANTARA Hasil pengumpulan data primer, Hasil kajian terhadap data
survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana
selanjutnya. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya:
5 (Lima) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) rangkap laporan / buku.
Dan diadakan Pembahasan Laporan Antara dihadapan Tim
Teknis maupun petugas subdit Terkait

22. LAPORAN Laporan antara memuat:


TEKNIS a. Laporan Teknis Topografi;
b. Laporan Teknis Drainase/Hidrologi;
c. Laporan Teknis Jalan dan Jembatan;
d. Strip Map Penanganan Preservasi Jalan;
e. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen dan Keselamatan
Konstruksi dari hasil perencanaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 6 (Enam)
bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
rangkap laporan / buku.
Dan diadakan Pembahasan Laporan Akhir dihadapan Tim
Teknis maupun petugas subdit Terkait.

23. LAPORAN Laporan Akhir berisi kompilasi seluruh hasil kegiatan Penyedia Jasa
AKHIR selama masa kontrak, dan jenis penanganan yang digunakan dalam
perencanaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-
lambatnya 6 (Enam) bulan sejak SPMK yang diserahkan
sebanyak 5 (lima) rangkap laporan / buku.

24. LAPORAN Laporan Ringkasan (executive summary),Ringkasan dari seluruh


RINGKASAN hasil kegiatan Penyedia Jasa selama masa kontrak. Laporan
EKSEKUTIF harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-lambatnya 6
(Enam) bulan sejak SPMK sebanyak 5 (lima) rangkap
laporan / buku.

25. DOKUMEN Dokumen Lelang memuat:


LELANG a. Gambar Rencana /DED
b. Estimasi Biaya / EE
c. Dokumen Lelang
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan
Pelelangan standar menurut Permen PU no. 14/2020,
dengan ketentuan:
 Dicetak dengan kertas ukuran A4
 DED dicetak dengan kertas ukuran A3
 Sampul laporan dicetak di atas kertas glossy

Mekanisme Legalisasi Dokumen Produk Perencanaan Teknis


Setiap lembar gambar perencanaan, ditanda tangani oleh
pihak konsultan Perencana. Pada kolom pertama
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan. Kolom kedua
ditandatangani oleh Tenaga Ahli Perencanaan dan kolom
ketiga ditandatangani oleh Team Leader.
Untuk sampul DED dibelakang cover, sebagai administrasi
proyek ada Berita Acara Pengesahan yang terdiri dari kolom
pertama yang ditandatangani oleh Direktur Utama
Konsultan Perencanaan dan kolom kedua ditandatangani
oleh Pejabat Pembuat Komitmen / Satker dan kolom ketiga
ditandatangani oleh Kepala Balai dengan disetujui oleh
Kepala Bidang / Seksi Perencanaan / Keterpaduan
Pembangunan Insfrastruktur Jalan.
Untuk Jembatan Non Standart dan Khusus disetujui oleh
Direktur Jembatan
Legalisasi DED Kegiatan Outscource / Kontrak Konsultan
Pengesahan setiap lembar gambar

PIHAK KONSULTAN

(1) (2) (3)


Diperiksa Oleh Disetujui
Direncanakan Oleh

(Tenaga Ahli
sebagai (Tenaga Ahli
Perencana) sebagai Perencana) (Team Leader)

d. Spesifikasi Teknis
e. Dokumentasi Kegiatan (Dalam bentuk Harddisk)
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya selambat-
lambatnya 6 (Enam) bulan yang diserahkan bersamaan
dengan laporan akhir sebanyak 5 (lima) rangkap
laporan / buku.

26. DOKUMENTASI Dokumentasi Kegiatan dan softcopy semua laporan disimpan


dalam harddisk dan diserahkan sebanyak 2 (dua) Harddisk.

HAL – HAL LAIN

27. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
DALAM NEGERI dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

28. PERSYARATAN Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain
KERJA SAMA diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini
maka persyaratan berikut harus dipatuhi dengan ketentuan :
a. Lead – anggota memiliki kualifikasi yang sama (Besar-Besar)
b. Lead – anggota memiliki kualifikasi 1 tingkat dibawahnya
(Besar-Menengah)

29. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan


PENGUMPULAN berikut:
DATA a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa
LAPANGAN harus melakukan konsultasi/asistensi terlebih dahulu
dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), untuk
mendapatkan konfimasi kepastian mengenai titik lokasi /
daerah yang akan ditangani.
b. Setiap akan melaksanakan kegiatan survei baik
pendahuluan maupun survei detail pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan
konsep perencanaan (Desain) yang akan diterapkan
termasuk metode survei yang akan dilakukan dan kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survei baik
pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Adanya berita acara hasil survei lapangan.
d. Pengumpulan data lapangan, penghitungan dan proses
yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan cara pengumpulan data lapangan yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
serta NSPM yang berlaku.

30. ALIH Jika dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
PENGETAHUAN penyedia jasa harus mengadakan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat
Pembuat Komitmen.

Ternate, Januari 2022


PPK Perencanaan
Satker P2JN Provinsi Maluku Utara

WAHJUDI AFENDI, ST,.MT


NIP. 19760330 200212 1006

Anda mungkin juga menyukai