NAMA PEKERJAAN :
DED JALAN WILAYAH IV
APBD PROVINSI
TAHUN ANGGARAN 2024
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DED JALAN WILAYAH IV
TAHUN ANGGARAN 2024
Uraian Pendahuluan
2. Maksud dan Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan
Tujuan Umum dan Penataan Ruang cq. Bidang Bina Marga Provinsi
Kalimantan Selatan dalam rangka melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknik jalan pada ruas jalan Provinsi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknis jalan
yang berwawasan lingkungan, dan dokumen pelelangan, sesuai
dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku.
Sehingga pelayanan kinerja Jalan di Provinsi Kalimantan Selatan dapat
dipenuhi dan membuka akses masyarakat dalam setiap kegiatan.
2
Rencana Anggaran Biaya (RAB);
3. Tersedianya dokumen tender;
4. Tersedianya dokumen rujukan pelaksanaan kegiatan Perencanaan.
6. Nama Dan Nama Kuasa Pengguna Anggaran : Ir. AZAN SYARIFUL MUAZ, ST
Organisasi
Satuan Kerja : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
Kuasa
RUANG PROV. KALSEL BIDANG BINA MARGA
Pengguna
Anggaran
7. Data Dasar Data hasil survey jalan dan jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Bidang Bina Marga tahun 2023.
3
di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga;
9. SNI 8460 – 2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik;
10. Tata Cara Perencanaan Pembuatan Jalan di atas Tanah
Gambut dengan Menggunakan Pondasi Galar Kayu No.
008/T/BM/1999 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Marga No. 03/KPTS/Db/1999 tentang Pengesahan Empat
Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
11. Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Jalan di atas Tanah Gambut
dengan Menggunakan Pondasi Galar Kayu No. 009/T/BM/1999
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.
03/KPTS/Db/1999 tentang Pengesahan Empat Pedoman Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga;
12. Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur
dengan Metoda Lendutan (Pd T-05-2005-B);
13. Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan
Geosintetik No. 003/BM/2009;
14. Pedoman Desain Perkerasan Jalan Lentur No. 002/P/BM/2011
berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
JL.04.04-Db/91 tentang Penyampaian Pedoman Interim Desain
Perkerasan Jalan Lentur
15. Pedoman Spesifikasi Campuran Beraspal Panas dengan Aspal yang
Mengandung Karet Alam (Pd 07-2019-B) berdasarkan Surat
Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/SE/M/2019 tentang Pemberlakuan 2 (Dua) Pedoman
Bidang Jalan dan Jembatan;
16. Pedoman Perancangan dan Pelaksanaan Campuran Beraspal
Panas dengan Aspal yang Mengandung Karet Alam (Pd 08-
2019-B) berdasarkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum
danPerumahan Rakyat Nomor 04/SE/M/2019 tentang
Pemberlakuan 2 (Dua) Pedoman Bidang Jalan dan Jembatan.
9. Studi-Studi
Perencanaan Jalan Tahun Anggaran sebelumnya.
Terdahulu
4
Ruang Lingkup
10. Referensi Hukum 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 524/KPTS/M/2023 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang
Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
7. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 18/SE/M/2021 tentang Pedoman
Operasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan
Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
8. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 02/SE/M/2021 tentang Perubahan SE
Menteri PUPR 30 /SE/M/2020 tentang Transisi Layanan
Sertifikat Badan Usaha dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Jasa
Konstruksi;
9. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 22/SE/M/2020 tentang Persyaratan Pemilihan
dan Evaluasi Dokumen Penawaran Pengadaan Jasa
Konstruksi sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;
10. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 18/SE/M/2020 tentang Pelaksanaan Tatanan
danAdaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
11. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor: 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara
Penjaminan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
5
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
12. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor: 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
13. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
05/SE/Db/2017 tentang Perubahan Surat Edaran Direktur
Jenderal Bina Marga Nomor Um.01.03-Db/242 tentang
Penyampaian Ketentuan Desain dan Revisi Desain Jalan dan
Jembatan, serta Kerangka Acuan Kerja di Lingkungan Ditjen
Bina Marga;
14. Pedoman Konstruksi dan Bangunan No. 01/P/BM/2013
tentang Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan.
11. Lingkup Lingkup pekerjaan jasa konsultansi ini berupa konsultansi teknik.
Pekerjaan Tanggung jawab konsultan perencanaan teknis adalah sebagai
berikut :
1. Melaksanakan survey dan perencanaan teknis jalan sesuai
standar perencanaan;
2. Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi,
daftar kuantitas dan gambar tipikal sebagai bahan pelelangan
konstruksi;
3. Menyediakan perencanaan teknis jalan, gambar teknis,
spesifikasi teknis, perhitungan teknis, Daftar
kuantitas/keluaran, estimasi biaya pekerjaan, penetapan
tingkat kompleksitas pekerjaan, dan penetapan tingkat risiko
K3 konstruksi, metode pelaksanaan, kebutuhan material,
peralatan dan tenaga kerja konstruksi;
4. Melakukan revisi perencanaan teknis jalan sesuai kebutuhan.
6
jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan;
• c) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan skala minimal
1 : 250.000, daerah rawan bencana, dokumen tanah
terdahulu, dan koridor trase;
• Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah;
• Peta tata guna lahan;
• Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar
lokasi proyek.
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
• Rencana pendahuluan dari alternatif perencanaan
teknis preservasi jalan berupa skema penanganan
jalan long segment berdasarkan kriteria standar,
penentuan kondisi dan inventarisasi jalan.
• Perkiraan Biaya Konstruksi pendahuluan untuk
alternatif desain.
2. Survey Lapangan
I. Survey Pendahuluan
(1). Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk
mengumpulkan
data-data awal yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survey detail/survey berikutnya.
(2). Lingkup Pekerjaan
Hal – hal yang menjadi lingkup pekerjaan ini adalah:
(a) Survey Quarry dan material
- Mengumpulkan data lokasi Quarry;
- Mengumpulkan jenis dan karakteristik
material yang akan digunakan;
- Menghitung jarak lokasi quarry ke lokasi
pekerjaan.
(b) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
- Inventarisasi terhadap data history
penanganan jalan;
- ldentifikasi jenis pavement;
- ldentifikasi kerusakan pavement.
(c) Survey Pendahuluan kondisi existing perkerasan
- lnventarisasi terhadap data histori
penanganan jalan;
- ldentifikasi jenis pavement;
- ldentifikasi kerusakan pavement;
- Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara
lain Sondir, DCP, Test Pit, Bor Mesin.
(d) Survey Pendahuluan Survey Topografi
Kegiatan yang dilakukan oleh Ahli Geodesi
pada survey pendahuluan adalah :
1. Mengidentifikasi medan (terrain) lokasi
kegiatan (dataran, lembah, perbukitan,
pegunungan;
2. Menetapkan patok permanen (bench marks)
7
yang ada menjadi patok referensi dan/atau
membuat patok permanen pada lokasi aman
dan mudah dilihat;
3. Menentukan awal dan akhir pengukuran
serta pemasangan patok beton Bench Mark
di awal dan akhir proyek;
4. Mengamati kondisi topografi;
5. Mencatat daerah – daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus serta
morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor.
(e) Survey Pendahuluan Hidrologi/Drainase
1. Melakukan pengumpulan data mengenai
informasi curah hujan, luas area tangkapan,
drainase eksisting, serta karakteristik aliran
sungai (disesuaikan lokasi dan kebutuhan
dalam perencanaan);
2. Mendata kondisi lokasi berkaitan dengan
kemiringan/kontur tanah dan pola aliran
serta tata guna lahan;
3. Mendata informasi Muka Air Banjir
maksimum yang pernah terjadi (bila ada);
4. Menginventarisasi bangunan drainase
existing;
5. Memotret lokasi outlet, inlet, catchment
area, pembuangan limbah rumah tangga;
6. Mengamati karakter aliran sungai/
morfologi yang mungkin berpengaruh
terhadap konstruksi dan saransaran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan
dalam perencanaan.
(f) Studi literatur (mengumpulkan data sekunder);
(g) Koordinasi dengan instansi terkait;
(h) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan
peralatan (terkait kebutuhan data engineering
estimate);
(i) Diskusi perencanaan di lapangan (sesuai bidang
keahlian masing-masing);
(j) Keluaran Survey pendahuluan meliputi :
1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan
berkaitan dengan konsep desain yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
Survey pendahuluan termasuk gambar
sketsa, foto-foto dan data sekunder yang
dibutuhkan;
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan
yaitu survey detail yang didalamnya
memuat beberapa survey detail yang harus
dilakukan termasuk batasan koridor
pengambilan data;
8
3. Laporan kriteria desain perencanaan yaitu
konsep desain jalan berdasarkan kondisi
topografi, hasil survey, dan wawasan
lingkungan.
Penerapan Survey Pendahuluan dan lingkup kegiatan
survey dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
9
keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
4. Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
5. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik- titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
(b) Pengukuran titik kontrol Horisontal
1. Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
2. dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon
3. Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis
ataupun elektronis.
4. Sudut-sudut poligon diukur dengan alat
ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam
detik. Disarankan untuk menggunakan
Electronik Distance Meter/Total Station atau
yang setingkat. Penentuan Koordinat Awal
dilakukan pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dengan menggunakan alat GPS
(Global Positioning
5. System Geodetic) yang mempunyai presisi
tinggi maksimal sampai desimeter.
(c) Pengukuran titik kontrol Vertikal
1. Pengukuran ketinggian dilakukan dengan
cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi- pulang.
2. Pengukuran sifat datar harus mencakup
semua titik pengukuran (poligon, sifat
datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
3. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
4. Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya,
yaitu Benang Atas (BA),Benang Tengah
(BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimiter. Pada setiap pembacaan
harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
5. Dalam satu seksi (satu hari pengukuran)
harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang
genap.
(d) Pengukuran Situasi
1. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek
yang dibentuk oleh alam maupun manusia
yang ada disepanjang jalur pengukuran,
10
seperti alur, sungai, bukit, jembatan,
rumah, gedung dan sebagainya.
2. Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan
titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-
lokasi khusus (misalnya: sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah
ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
3. Untuk pengukuran situasi harus digunakan
alat theodolit.
(e) Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala
obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.
1. Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Sebelum melakukan pengukuran, setiap
alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi. Hasil
pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus
dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dan pengukuran Ketelitian
untuk pengukuran poligon adalah
sebagai berikut :
• Kesalahan sudut yang diperbolehkan
adalah 10”√n, atau dari pengukuran
Global Position System(GPS) geodetic
yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS
berikutnya dalam desimeter).
• Kesalahan azimuth pengontrol tidak
lebih dari 5”.
(c) Perhitungan
• Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat
setiap seksi. Koreksi sudut tidak
boleh diberikan atas dasar nilai rata-
rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut
(kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih
besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
• Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus
dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada
setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
11
• Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung
berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.
• Seluruh perhitungan sebaiknya
menggunakan sistim komputerisasi.
(d) Penggambaran
• Penggambaran poligon harus dibuat
dengan skala 1 : 1000.
• Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
• Koordinat grid terluar (dari gambar)
harus dicantumkan harga absis (x) dan
ordinat (y)-nya.
• Pada setiap lembar gambar dan/
atau setiap 1 meter panjang gambar
harus dicantumkan petunjuk arah
Utara.
• Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
• Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan
nilai X,Y,Znya dan diberi tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan
menggunakan metode penentuan posisi
Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. GPS. Metode yang digunakan
adalah metode diferensial dengan
menggunakan lebih dari satu receiver
GPS dimana minimal satu titik digunakan
sebagai titik referensi (base station) dan
yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur. Titik referensi yang digunakan
adalah titik referensi Bakosurtanal
ataupun Badan Pertanahan Nasional.
Untuk merapatkan titik kontrol horisontal
dapat dilakukan pengukuran
menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;
(f) Sistem koordinat proyeksi yang
digunakan adalah sebagai Sistem
koordinat proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM) .
Ketentuan proyeksi UTM:
• Proyeksi adalah Transverse Mercator
• Lebar Zona adalah 6º
• Titik awal setiap zona adalah
perpotongan meridian tengah dan
ekuator
• Faktor skala pada meridian tengah ko
12
= 0.9996
• Timur (T) didefinisikan dengan
penambahan 500.000 meter kepada
nilai x yang dihitung dari meridian
tengah
• Utara (U) didefinisikan dengan
penambahan 10.000.000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari
ekuator selatan
• Zona 1 dimulai dari bujur 180o barat
sampai dengan bujur 174o dan
seterusnya ke arah Timur sampai
zona 60 untuk 174o timur sampai
dengan 180o timur
• Satuan dalam meter
• Batas lintang 84o Utara dan lintang 84o
Selatan
• Notasi koordinat UTM, Timur (T)
diletakkan di depan Utara (U)
• Datum DGN-95
(3). Keluaran
Keluaran Survey Topografi meliputi :
13
(a) Laporan Survey Topografi meliputi :
1. Data pengukuran dan hitungan
pengukuran topografi yang telah diterima;
2. Data Koordinat dan elevasi Bench Mark ;
3. Foto dan video dokumentasi proses
pengukuran dan Bench Mark.
Peta topografi (peta transies) yang
dilengkapi peta kontur terrain dengan skala
yang disesuaikan dengan jenis perencanaan
teknis yang akan dilakukan.
14
karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan
tanah keras yang salah. Ada dua macam alat
sondir yang digunakan :
• Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
• Sondir berat dengan kapasitas 10 ton
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa
sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan
apabila pembacaan pada manometer berturut-
turut menunjukan harga >150 kg/cm2, alat sondir
terangkat keatas, apabila pembacaan manometer
belum menunjukan angka yang maksimum, maka
alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan
pada baja kanal jangkar. Hasil yang diperoleh
adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi
konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik
yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus
(qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan
pelekat (JHP) secara kumulatif.
(5). Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan
jalan, maupun untuk bahan timbunan (borrow
pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat
dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraaan kuantitas, jarak
kelokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang
mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan fotofoto.
Lokasi quarry untuk kebutuhan perencanaan
disampaikan kepada Dinas PUPR dalam bentuk
cluster/ pengelompokan berdasarkan zonasi
wilayah.
3. Survey Hidrologi
Tujuan Survai hidrologi dan hidrolika yang
dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi clan karakter/ perilaku
aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jalan),
guna.keperluan analisis hidrologi, penentuan debit
banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, dan bangunan pengarah arus
yang diperlukan.
Lingkup pekerjaan Survai hidrologi dan hidrolikaini
meliputi :
(1). Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka
10 tahun pada daerah tangkapan (catchment
area) atau pada daerah yang berpengaruh
15
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi clan Geofisika
dan/atau instansi terkait di kota terclekat dari
lokasi perencanaan.
(2). Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi: lokasi , dimensi, kondisi, tinggi
muka air banjir.
(3). Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air
banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan
untuk jalan arteri, dan 7 tahun untuk jalan
kolektor.
(4). Menganalisa pola aliran air pada daerah
rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan yang aman.
(5). Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan.
(6). Menentukan rencana elevasi aman untuk
jalan/bangunan penanggulangan longsor
termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunanair ( aflux).
(7). Merencanakan bangunan pengaman
jalan/longsoran terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
16
standar geometrik jalan antar kota maupun
perkotaan;
(3). Melakukan perencanaan tebal perkerasan
baik perkerasan kaku maupun fleksibel
dengan mengacu pada pedoman
perencanaan tebal perkerasan lentur dan
tebal perkerasan kaku;
(4). Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan;
(5). Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan;
(6). Melakukan perencanaan K3 konstruksi
berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan konstruksi;
(7). Menyiapkan peta penyebaran tanah
berkaitan dengan kondisi geologi;
(8). Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah
dan panjang jembatan, box culvert/
gorong–gorong dan bangunan pelengkap
jalan lainnya yang mungkin akan terdapat
pada route jalan tersebut;
(9). Melakukan analisis resiko yang harus
dituangkan dalam laporan perencanaan
teknis yang di dalamnya membuat
identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian
resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
c). Persyaratan
(1). Proses perencanaan harus mengacu pada
Standar, Pedoman yang berlaku seperti
standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.
(2). Umur desain jalan diambil selama 10
(sepuluh) tahunatau sesuai dengan Manual
desain perkerasan yang berlaku;
ini merupakan standar biasa yang dapat
diterima yang dipakai untuk pekerjaan
perencanaan dan didasarkan pada
keperluan untuk peningkatan yang sesuai
yang harus dilaksanakan.
d). Penggambaran Penggambaran Desain Jalan:
(1). Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
(2). Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
(3). Potongan Melintang Skala Horisontal
1:1200, Skala Vertikal 1:100
17
a). Konsep desain awal berdasarkan data sekunder
harus mendapatkan persetujuan dari Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen;
b). Konsep desain berdasarkan data survey
pendahuluan dan survey detail yang merupakan
review terhadap desain awal harus diperiksa
dan diasistensikan kepada Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen;
c). Pemeriksaan dan asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksnakan oleh pelaksana
kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen;
d). Pengecualian terhadap desain yang tidak
memenuhi standar harus mendapat persetujuan
dari pejabat setingkat eselon I;
e). Penggunaan teknologi baru dapat digunakan
apabila diterima oleh tim yang dibentuk oleh
Pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan
dari Direktorat Jenderal Bina Marga.
18
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
• Gambar Perencanaan Teknis (Desain) dalam ukuran kertas
A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan
dilapangan.
• Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data
pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto
dokumentasi.
• Laporan Penyelidikan Tanah yang di dalamnya memuat hasil
survey dan foto dokumentasi.
• Laporan Hidrologi yang didalamnya memuat seluruh data
pengukuran dan hasil perhitungan hidrologi serta foto
dokumentasi.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan konsep metode konstruksi
d. Standar dokumen lelang termasuk didalamnya spesifikasi teknis.
19
13. Peralatan, 1. Laporan dan Data.
Material, Laporan dan data yang tersedia di Dinas Pekerjaan Umum dan
Personel Penataan Ruang Bidang Bina Marga Provinsi Kalimantan Selatan.
dan 2. Akomodasi
Fasilitas Akomodasi yang berupa kendaraan roda empat harus disediakan
dari oleh pengguna jasa dengan cara sewa, dan harus terpelihara
Pejabat dengan baik.
Pembuat 3. Staf Pengawas/Pendamping.
Komitmen Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pendamping, atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
dapat digunakan oleh penyedia jasa tidak ada.
14. Peralatan dan Penyedia harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan.
Konsultansi Diharuskan menggunakan alat khusus GPS Tracking
15. Lingkup Penyedia jasa berwenang menentukan metodologi yang dianggap paling
Kewenangan baik dan sesuai untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan.
Penyedia Jasa Penyedia Jasa dapat mengatur penugasan tenaga ahli sesuai
kebutuhannya dengan cermat yang disesuaikan dengan jadwal setiap
tahap kegiatan dan waktu yang tersedia sehingga seluruh sumber daya
yang ada dimanfaatkan secara maksimal untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan hasil yang baik dan tepat waktu.
Disamping itu, Penyedia jasa harus membuat Rencana Kerja dengan
terperinci mengenai semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Rencana ini antara lain dipakai untuk memonitor dan mengatur aktifitas
kegiatan dikaitkan dengan pemanfaatan sumber-sumber daya dan
sebagai acuan pembayaran bagi konsultan serta pemantauan kemajuan
pekerjaan.
20
16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 180 (seratus
Pelaksanaan delapan puluh) hari kalender.
Teknik Ahli K3 1
Ahli K3 S1 Konstruksi 603 3
Sipil Madya tahun
2. Tenaga Pendukung
Kualifikasi
Posisi
Tingkat Jurusan Keahlian Pengalam Orang-
Pendidikan an Bulan
Surveyor SLTA/ - - 16
(4) SMK -
Operator/ S1/D3 - -
10
Drafter CAD -
(2)
21
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli perencanaan teknik adalah
sebagai berikut :
1. Ketua Tim
Adalah seorang sarjana S1 dibidang Teknik Sipil dan diutamakan
yang memiliki pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke PU dari
LPJK, dengan tugas utama ketua tim adalah :
- Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua
kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta
mencapai hasil yang diharapkan.
- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam
tahap pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari
hasil keseluruhan pekerjaan.
Ketua Tim harus memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya
Teknik Jalan (202) berpengalaman dibidangnya selama
minimal 5 (lima) tahun atau memiliki sertifikat keahlian (SKA),
untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
22
stabilitas tanah untuk tahap perencanaan teknik jalan.
Ahli Geoteknik harus memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda
Geoteknik (214) dari asosiasi yang berwenang, untuk bidang
yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
23
5. Ahli Cost Estimate
Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang
teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 1
(satu) tahun diutamakan yang memiliki pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke PU dari LPJK, dimana tugas quantity & cost
estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan
analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas
pekerjaan jalan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi,
serta harus menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga
satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah
benar dan akurat.
6. Ahli K3
Ahli K3 minimal pendidikan S1 Teknik Sipil pengalaman minimal 1
(satu) tahun dan memiliki sertifikat Ahli Madya K3 Konstruksi
(603) diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke PU an dari LPJK. Secara umum tanggung jawab
Ahli K3 adalah sebagai berikut :
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang – undangan tentang
dan terkait K3 Konstruksi
- Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi
- Membantu PPK dalam mengevaluasi program K3
- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3
- Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMk3 dan
pedoman teknis K3, jika diperlukan
- Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan
- Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
24
minimal 3 (tiga) tahun, untuk bidang yang sesuai/sama dengan
jenis pekerjaannya.
25
20. Laporan Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan
Pendahuluan kerja kegiatan yang antara lain meliputi latar belakang masalah,
maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/ cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis.
Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan, jadwal
rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas
dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan
pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah diterbitkan SPMK.
21. Laporan Survey Buku Laporan Survey Pendahuluan dibuat dan disampaikan kepada
Pendahuluan Pengguna Anggaran/Pejabat Komitmen atas hasil kemajuan
pekerjaan survey Pendahuluan data baik primer dan sekunder, analisa
permasalahan dan konsep dasar laporan Survey Pendahuluan dan
dipresentasikan dihadapan Pejabat Pembuat Komitmen/Pengguna
Anggaran dan Tim Teknis yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran
paling lambat bulan kedua sejak tanggal SPMK
22. Laporan Antara Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan
dibahas dalam pertemuan dengan Penyedia Jasa.
Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 120 (seratus dua puluh)
setelah diterbitkan SPMK.
26
25. Laporan Teknik Laporan ini merupakan hasil survey yang dilakukan dan dokumen
pelelangan pekerjaan fisik, terdiri dari :
27
4. Laporan Rancangan Konseptual SMKK
Laporan mengenai Rancangan Konseptual Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi, yang meliputi:
- Data Umum
- Metode Pelaksanaan
- Identifikasi Bahaya, Pengendalian Risiko dan Penetapan Tingkat
Risiko Pekerjaan
- Peraturan Perundang-undangan dan Standar
- Rancangan Panduan Keselamatan Pengoperasian dan Pemeliharaan
Konstruksi
- Pernyataan Penetapan Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi.
- Biaya Keselamatan Konstruksi
- Kebutuhan Personil K3 Konstruksi
5. Dokumentasi Video Drone dan Harddisk
Dokumentasi Video Drone dilakukan sebanyak 1 (satu) kali selama
masa pelaksanaan pekerjaan dan dilakukan pada saat awal atau pada
survey Pendahuluan. Diserahkan sebanyak 1 (satu) file Video
Dokumentasi dan semua softcopy file (word, excel, autocad, PDF,
Power Point dan File video) yang tercantum pada pekerjaan ini
diserahkan dalam bentuk Harddisk SSD 1TB pada saat Laporan Akhir
diserahkan.
Hal-Hal lain
26. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.
28
29. Alih Penyedia jasa harus menyampaikan laporan secara
Pengetahuan tertulis kepada pengguna jasa dalam bentuk buku/hard
copy setiap bulan yang memfokuskan perhatian pada
pemberian jaminan dipenuhinya persyaratan mutu
pekerjaan (Quality Assurance).
Mengetahui :
KEPALA BIDANG BINA MARGA
(SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN),
29