Anda di halaman 1dari 26

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Layanan Jasa Konsultansi Untuk Pekerjaan


DED PENANGANAN RUAS JALAN PRIORITAS PROVINSI - 6 [P]
(Kode RUP : 29951492)
Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung
Sumber Dana APBD-P Tahun Anggaran 2021

Uraian Pendahuluan

1. Latar : Ketersediaan jaringan jalan dan jembatan di Provinsi Lampung merupakan urat nadi
Belakang perekonomian bagi Provinsi Lampung. Ketersediaan jaringan jalan dan jembatan
tersebut diharapkan mampu menghubungkan antar pusat perekonomian yang ada,
dan juga mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa dalam rangka
percepatan peningkatan roda perekonomian bagi masyarakat di Provinsi Lampung.
Dalam pendekatan kebijakan pemerintah daerah khususnya penanganan
infrastruktur, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung menitik
beratkan pada peningkatan jalan, serta melaksanakan preservasi terhadap jalan-jalan
provinsi lainnya.
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi (civil works) jalan yang baik, diperlukan
perencanaan teknik jalan ruas-ruas jalan yang akan dibangun. Oleh karena itu,
pelaksanaan pekerjaan perencanaan teknis jalan perlu dilakukan sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan konstruksi ke depannya.

2. Maksud dan : Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Daerah Provinsi
Tujuan Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung dalam
rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalur lintas
utama dan non lintas utama.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknik jalan dan jembatan
yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana
menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan
perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya
khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat
pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai..

3. Sasaran : Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :


1. Tersedianya perencanaan teknik jembatan di jalur status ruas jalan provinsi
maupunstatus ruas non provinsi yang dibutuhkan.
2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan
jalan/ jembatan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jalan.

4. Lokasi : Kegiatan jasa Konsultansi ini berlokasi di :


Pekerjaan
1. Rekonstruksi Jalan Ruas Kota Gajah - Sp. Randu di Kabupaten Lampung
Tengah
2. Rekonstruksi Jalan Ruas Sp. Randu - Seputih Surabaya di Kabupaten
Lampung Tengah

5. Sumber : Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya Harga Perkiran Sendiri (HPS)
Pendanaan Sebesar Rp. 399.993.000,- (Terbilang : #Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan
Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Rupiah#) termasuk PPN
dibiayai Sumber Dana APBD-P Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi
Lampung Tahun Anggaran 2021.

6. Nama : Organisasi Penyelenggara Pekerjaan :


Organisasi Instansi : Pemerintah Provinsi Lampung
Pejabat OPD : Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung
Pembuat
Komitmen Wakil Sah Untuk PA/ KPA :
Nama : S. HENDRIYANTO, S.T., M.T.
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Penyusunan Rencana,
Kebijakan, Strategi Pengembangan Jaringan Jalan serta Perencanaan
Teknis Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan
Alamat : Jln. Zainal Abidin Pagar Alam Km. 11 Telp. (0721) 702684 Rajabasa
- Bandar Lampung 35144

Direksi Pekerjaan :
Nama : ADE KURNIA, S.T., M.T.
Jabatan : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Penyusunan Rencana,
Kebijakan, Strategi Pengembangan Jaringan Jalan serta Perencanaan
Teknis Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan
Alamat : Jln. Zainal Abidin Pagar Alam Km. 11 Telp. (0721) 702684 Rajabasa
- Bandar Lampung 35144

Data Penunjang

7. Data Dasar : Dokumen kontrak pekerjaan konstruksi yang menjadi obyek perencanaan dan
pengawasan.

8. Standar :  Spesifikasi Teknis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2018 Resivi 2


Teknis  AHSP Versi 5 Permen PU Nomor 28 Tahun 2016
 Persyaratan Khusus Penyedia Jasa (Kualifikasi dan Klasifikasi SBU) :
Kualifikasi : Usahan Kecil
Jenis Pengadaan : Jasa Konsultansi Badan Usaha Konstruksi
Kalsifikasi SBU : Perencanaan Rekayasa, RE.104 Jasa Desain Rekayasa untuk
Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi

9. Studi-studi : Tidak ada


Terdahulu

10. Referensi : Acuan atau dasar Referensi hukum untuk penyiapan/penyusunan Perencanaan dan
Hukum Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan, antara lain :
1. UU RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
2. UU RI No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
3. PP RI No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
4. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan
turunannya
5. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 : Persyaratan Teknis Jalan (PTJ) dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan (KPTJ) .
6. Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ke-3 Permen PU No.
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Konsultansi, dan akan disesuaikan dengan Perpres No.16 Tahun 2018
7. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 04/SE/Db/2017, Tgl 27 Juni 2017: Manual
Desain Perkerasan Jalan Revisi Tahun 2017, No.02/M/BM/2017
8. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 02/SE/Db/2018, tanggal 20 September
2018 tentang Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan
dan Jembatan
9. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 03/SE/Db/2018, tanggal 12 November
2018 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
10. Permen PUPR Nomor : 14 Tahun 2020 tanggal 18 Mei 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia

Ruang Lingkup

11. Lingkup : Lingkup Kegiatan


Pekerjaan 1) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal
mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta
lingkungan

b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1: 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan,
daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250.000,
daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi
proyek

c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor ( jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar
rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang
dikenali dan dialokasikan), dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data
awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan yang akan digunakan
sebagai dasar/ referensi survey detail/ survey berikutnya dan harus
dilakukan oleh seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (Sta. 0+000) dan akhir proyek yang
tepat untuk mendapatkan overlaping yang baik dan memenuhi
syarat geometrik.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m
setelah titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1
berikut:
a

Jalan atau Rencana Trase a ( a = 200 meter)


Jalan yang sudah ada Rencana trase jalan
Koridor Pengambilan Data

2a

Gambar 1. Koridor Pengambilan Data

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/ urutan jarak dengan


mengkelompokan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan/ bukit curam dalam bentuk tabelaris.
3. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan
desain geometrik (alinyemen horizontaal dan vertikal)
berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan
pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran secara
sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan dengan helling
meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal
maupun vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi yang
dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat
memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang memanjang rencana trase jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan
vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai
dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi lokasi : galian/
timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong dan
jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa terlihat
dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan dari
identifikasi kondisi lapangan secara stasioning dari awal s/d
akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan dalam pemilihan trase dengan anggota
team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa patok dan
tanda anjir dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah
rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan
dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkirakan volume pekerjaan yang akan timbul serta
bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati final desain.

(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan


1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. identifikasi jenis perkerasan
3. identifikasi kerusakan perkerasan

(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi


Kegiatan yang dilakukan oleh Highway Engineer pada survey
pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran
khusus serta, morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/ titik yang
akan dijadikan referensi.

(d) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan


1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi/
Sta………., perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan
geometrik serta rencana jenis konstruksi, dimensi yang
diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada existing perlu dibuatkan
inventarisasinya dengan lengkap antara lain Sta…………….. ,
jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan
penanganan yang diperlukan. (lihat format survey inventarisasi
jembatan).
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka
air normal, muka air banjir dan muka air banjir tertinggi
pernah terjadi serta adanya tanda-tanda/ gejala-gejala erosi
yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi serta karakter
aliran sungai dan di lengkapi foto-foto jika diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan direksi pekerjaan dan team konsultan
apakah data-data dan usul penempatan lokasi serta usul
perencanaan/ penanganan sudah sesuai secara teknis.
5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan
khusus serta saran-saran yang sangat berguna dijadikan
panduan dalam pengambilan data untuk perencanaaan pada
waktu melakukan survey detail nanti dan pengaruhnya
terhadap keamanan/ kestabilan.

(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan
geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian DCP;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-
resiko, dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer
atau informasi lokasi lain seperti GPS.

(f) Survey Pendahuluan Drainase.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan Drainase
adalah:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan
dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola
aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan
berikut.

(3) Keluaran survey pendahuluan meliputi :


1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep
desain yang akan diterapakan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor pengambilan data.

b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang
akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.

(2) Lingkup Pekerjaan


(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75
cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton
dan di atasnya dipasang neut dari baut dengan ujung kepala baut
(neut) diberi tanda alur silang (cross grooving), ditempatkan pada
tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1
(satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang serta
pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah
yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan
mudah terlihat, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/
alur.
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di
atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang
Prasarana Wilayah, notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok
kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm,
panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar
patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok,
misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan
batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku
seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

(b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem
poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik
poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter,
diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
Electronik Total Station (ETS)/theodolit jenis T2 atau dengan
ketelitian yang lebih tinggi.

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/
pembacaan pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,
berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan
ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT),
dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap
pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.

(d) Pengukuran situasi


- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

(e) Pengukuran Penampang Melintang.


Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan
persyaratan:
Lebar koridor, Interval,
Kondisi (m) (m)
Jalan baru
- Datar, landai, 75 + 75 50
dan lurus
- Pegunungan 75 + 75 25
- Tikungan 50 (luar) + 100 25
(dalam)
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat
theodolit.

(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai


atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah
sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-
masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai
pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan
sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang
melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan
sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang
dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah
jumlah titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke
pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran Global
Position System (GPS) geodetic yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi sudut
tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus
diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih
pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan Sipat Datar.
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada
setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim
komputerisasi.

(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga
absis (x) dan ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan
dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan
diberi tanda khusus.

(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode


penentuan posisi Global Positioning System (GPS). Metode yang
digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih
dari satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai
titik referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan pada
titik yang akan diukur. Titik referensi yang digunakan adalah titik
referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk
merapatkan titik kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran
menggunakan metode poligon dengan menggunakan alat Total
Station;

(f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem


koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
Ketentuan proyeksi UTM:
 Proyeksi adalah Transverse Mercator
 Lebar zona adalah 6
 Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan
ekuator
 Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
 Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter
kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah
 Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.0000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
 Zona 1 dimulai dari bujur 180 barat sampai dengan bujur 174
barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60 untuk bujur
174 timur sampai dengan 180 timur.
 Satuan dalam meter
 Batas lintang 84 Utara dan lintang 80 selatan.
 Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara (U)
 Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah
46 90-96 93
47 96-102 99
48 102-108 105
49 108-114 111
50 114-120 117
51 120-126 123
52 126-132 129
53 132-138 135
54 138-144 141

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap interval


5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan Jenis
Total Station (TS) dengan Ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D
untuk jarak;
(i) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus mengunakan peralatan
Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang


melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1
meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman
Pengukuran Topografi NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang telah
diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan dengan
jenis perencanaan yang akan dilakukan

c) Survey Lalu lintas.


(1) Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas,
kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas
harian rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.

(2) Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui koridor
trase lokasi perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan hasil
keluaran dari pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga
mendapatkan data yang siap pakai berupa kondisi LHR eksisting
dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari serta kecepatan perjalanan
pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.

(3) Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada
buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 036/T/BM/1997,
Pedoman Survey Pencatatan Lalulintas dengan cara Manual
Pd/T.19-2004-B, atau Pedoman yang disyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa laporan yang di
dalamnya memuat:
(a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan
perkerasan jalan
(b) Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan
(c) Foto dokumentasi
(d) Data lapangan

d) Survey Perkerasan Jalan


(1) Tujuan
Survey Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui data struktural
perkerasan yang ada, dengan meliputi lendutan suatu konstruksi jalan,
kekasaran jalan, daya dukung tanah dasar dan susunan / lapisan
perkerasan.

(2) Lingkup
(a) Pemeriksaan Susunan/Lapisan Struktur Perkerasan Eksisting dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Melakukan test pit dengan metode paling tepat sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur perkerasan lama.
b. Mengindentifikasi setiap lapisan perkerasan yang ada pada
perkerasan Jalan Lama (Eksisting).
c. Mengukur ketebalan setiap perkerasan
d. Mendokumentasi susunan/lapisan struktur perkerasan eksisting
(b) Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP (Dynamic
Cone Penetrometer) dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
ukuran yang ada.
b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal
200 m.
c. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan
lapisan tanah dasar.
d. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang
ada seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan
sebagainya.
e. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan
lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang
sangat keras (lapis batuan).
f. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi
drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.
g. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan
jelas.
(c) Pemeriksaan Kekasaran Permukaan
Pemeriksaan Kekasaran dapat dilaksanakan secara visual.
(d) Analisa data lapangan, desain dan gambar-gambar, Berdasarkan data
yang diperoleh dari lapangan, Konsultan harus mengadakan analisa
data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sbb :
Perlu produk : ”Laporan” hasil komputer (seluruh paket menjadi satu
buku laporan).
Nilai CBR rencana, ditentukan dengan menggunakan program
komputer yang tersedia, dimana untuk :

Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :


CBR (disain) = CBR (rata-rata) – 1,64 std. Deviasi.

b. Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai


karakteristik seragam dalam beberapa variabel desain seperti :
1. Lebar perkerasan yang ada/ rencana.
2. Lendutan balik rencana atau
3. Nilai CBR rencana
4. Nilai Roughness

c. Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan yang


sesuai untuk suatu daerah tertentu.

d. Melakukan desain tebal perkerasan tambahan menurut metoda yang


telah ditetapkan .

(3) Persyaratan
Untuk pelaksanaan kegiatan DCP (harus sesuai dengan SNI 03 – 1743 –
1989), proses pengambilan data harus mengacu pada format yang telah
standar sesuai arahan direksi pekerjaan.

(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey Perkerasan Jalan berupa laporan
yang di dalamnya memuat:
(a) Data Pemeriksaan Susunan/Lapisan Perkerasan Eksisting
(b) Data Pemeriksaan Lendutan Perkerasan Lama
(c) Data Pemeriksaan Daya Dukung Tanah (CBR)
(d) Data Pemeriksaan Kekasaran Permukaan
(e) Laporan Analisa data lapangan

e) Survey Drainase.
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air
pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna
keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
muka air banjir), perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.

(2) Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
(a) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-
gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi , dimensi, kondisi,
tinggi muka air banjir.
(b) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan
masukan dalam proses perencanaan yang aman.
(c) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
(d) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan termasuk
pengaruhnya akibat adanya bangunan air ( aflux).
(e) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap gerusan
samping atau horisontal dan vertikal.

(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika
untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa Laporan
Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan
drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi
(c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal
kejadian)
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir
(e) Acuan banjir/sumber informasi drainase
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan
diterima oleh drainage yang akan direncanakan
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran
baik erosi umum maupun lokal.

f) Survey Geologi dan Geoteknik


(1) Tujuan
(a) Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan bawah
permukaan adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi
bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah,
agregat dan batuan pada perencana
(b) Sangat disarankan untuk menggunakan Pedoman Geoteknik untuk
penyelidikan tanah lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian laboratorium
untuk tanah lunak Pt.M-01-2002-B bilamana terdapat suatu kondisi
tanah dasar yang lunak (Soft soil).

(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi: Pengambilan contoh tanah
dari sumuran uji yang lokasi pengambilan sesuai dengan perkiraan
keperluan desain yang kebutuhannya akan ditentukan pada saat survey
pendahuluan
(a) Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor
tangan menggunakan tabung contoh tanah (“split tube” untuk tanah
keras atau “piston tube” untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi,
kedalaman). Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan ditimbun (untuk perhitungan penurunan) dengan
ketinggian timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan digali (untuk perhitungan stabilitas lereng) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan interval sekurang -
kurangnya 100 meter dan/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto.
Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan
lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di
lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.

(b) Lokasi Quarry


Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur
jembatan, maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan
yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-
kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.

(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat:
 tanah berupa nilai CBR
 properties tanah berupa nilai strength dan index properties of soil
 kadar air
 berat jenis
(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:
 kondisi lapisan tanah
 daerah rawan longsor
(c) Foto Dokumentasi

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.


Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data,
kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail
pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan kepada Pihak PPK
yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey baik
pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan oleh Pihak PPK melalui
direksi pekerjaan yaitu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi
dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey petugas yang
ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib di periksa kebenarannya
sebelum dilakukan proses desain. proses desain dapat dilakukan apabila
data hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) atau Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan
maupun survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) atau Pejabat Pembuat Komitmen.

4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai
panduan survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar
desain, spesifikasi, engineering estimate.

b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik
beberapa Alternatif rencana As Jalan/ Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
medan yang memenuhi Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan
dibahas bersama-sama dengan Geology Eng., Geodetic Eng.,
Hydraulic Eng., Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal berdasarkan
alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu pada standar geometrik
jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku
maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko yang
ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan, box
culvert/ gorong–gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
mungkin akan terdapat pada route jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam laporan
perencanaan teknis yang di dalamnya membuat identifikasi resiko,
analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.

c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman yang berlaku
seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau
referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.

d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
 Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
 Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala Vertikal 1:100

5) Pengendalian proses perencanaan.


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang
dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian dilakukan
terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat persetujuan
dari PPK melalui direksi pekerjaan (PPTK).
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail
yang review terhadap desain awal harus diperiksa dan diasistensikan
PPTK.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib dilaksanakan
oleh pelaksana kegiatan kepada direksi pekerjaan (PPTK).

12. Keluaran- : Keluaran Laporan Teknis yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
keluaran termasuk :
a. Laporan Detail Desain
 Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3,
agar dapat digunakan pada saat penerapan dilapangan.
 Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur / perkerasan kaku termasuk
analisisnya
 Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluuruh penyelidikan
tanah serta peta penyebaran tanah serta foto dokumentasi.
 Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran
termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi;
 Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi
termasuk analisi perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan konsep metode konstruksi
d. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis

13. Peralatan, : a. Peralatan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) (Tidak ada)
Material, b. Material dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) (Tidak ada)
Personil dan c. Personil dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Fasilitas dari Staf Pengawas / Pendamping Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan
Pejabat mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
Pembuat pendamping/counterpart atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
Komitmen konsultansi.
d. Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh penyedia jasa:
1) Laporan dan Data.
Seluruh data yang relevan dan masih dapat dipergunakan terkait perencanaan
akan dilakukan pembahasan pada saat Survey Pendahuluan (sejauh data yang
diperlukan tersedia)
2) Akomodasi dan Ruangan Kantor (Tidak Ada).
3) Fasilitas yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (Tidak ada).
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(fasilitas tersebut dicantumkan dalam bill of quantity yang diperoleh dari cara
beli atau sewa)

14. Peralatan dan : a. Sesuai yang terdapat pada daftar kuantitas dan harga
Material dari b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penyedia Jasa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan pengertian pemberian
Konsultansi perlindungan kepada setiap orang/personil yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
Peralatan perlindungan dasar Kesehatan dan KeselamatanKerja (K3) yang
digunakan :
1. Sepatu Safety
2. Helmet
3. Rompi / Vest

15. Lingkup : Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi:
Kewenangan 1. Melaksanakan survey dan perencanaan teknik jalan sesuai standar perencanaan.
Penyedia Jasa
2. Menyiapkan dokumen perencanaan teknik jalan secara lengkap sampai dengan
dokumen lelang.
3. Mengidentifikasi dampak lingkungan dan mengatur tindakan dalam Rencana
Manajemen Lingkungan (EMP).
4. Memberikan alternatif perencanaan apabila dimungkinkan/ diperlukan dalam
antisipasi akibat pengaruh teknis lainnya.
Konsultan juga harus berkoordinasi dengan pengawas teknis yang ditunjuk oleh
pengguna jasa/ PPTK serta membantu penyediaan informasi sesuai kebutuhan
dengan sepengetahuan pengguna jasa/ PPTK.

16. Jangka Waktu : Jangka waktu Pelaksanaan Kegiatan ini diperkirakan 60 (Enam Puluh) Hari
Peneyelesain Kalender / 2,0 (Dua) Bulan
Pekerjaan

17. Personil : Kebutuhan Personil :

Kualifikasi
Lama
Posisi Jumlah Penugasan
Pengalaman
Personil Pendidikan Keahlian (SKA) (Bulan)
(Tahun)
(Orang)
1 2 3 4 5 6
TENAGA AHLI
Team Leader
Ahli Teknik Jalan
(Highway 1 (satu) S1 (Sarjana Teknik Sipil) 2 (dua) 2 (dua)
- Madya
Engineer)
Soil/Geoteknik Ahli Teknik Jalan
1 (satu) S1 (Sarjana Teknik Sipil) 1 (satu) 2 (dua)
Engineer - Madya
Ahli
Hidrology S1
1 (satu) Hidrologi/Sumber 2 (dua) 2 (dua)
Engineer Sipil/Pengairan/Lingkungan
Daya Air - Muda
Quantity Ahli Teknik Jalan
1 (satu) S1 (Sarjana Teknik Sipil) 2 (dua) 2 (dua)
Engineer - Muda
Pavement Ahli Teknik Jalan 1,5 (satu
1 (satu) S1 (Sarjana Teknik Sipil) 1 (satu)
Engineer - Muda setengah)
TENAGA SUB PROFESIONAL
D3 : 1 Thn / 1,5 (satu
Surveyor 2 (dua) D3 T. Sipil/ SLTA/STM -
SLTA/STM : 3 Thn setengah)
D3 : 1 Thn /
Petugas K3 1 (satu) D3 T. Sipil/ SLTA/STM SKT 1 (satu)
SLTA/STM : 3 Thn
Lab./Mat. D3 : 1 Thn / 1,5 (satu
1 (satu) D3 T. Sipil/ SLTA/STM -
Technician SLTA/STM : 3 Thn setengah)
D3/D1 Komputer Disain
Cad. / Cam D3 : 1 Thn / 1,5 (satu
2 (dua) Grafis (Auto Cad)/ -
Operator SLTA/STM : 3 Thn setengah)
SLTA/STM
TENAGA PENDUKUNG
Computer
D1 : 1 Thn /
Operator / 1 (satu) D1 Komputer/ SLTA - 2 (dua)
SLTA: 3 Thn
Typist
Office Boy 1 (satu) SLTA/SLTP/SD - - 2 (dua)
1,5 (satu
Labour 2 (dua) SLTA/SLTP/SD - -
setengah)

Spesialisasi tenaga ahli yang diperlukan tergantung pada lingkup Jasa, dapat
meliputi spesialisasi dalam beberapa atau semua bidang sebagai berikut :
1. Tenaga Ahli
Spesialisasi tenaga ahli yang diperlukan tergantung pada lingkup Jasa, dapat
meliputi spesialisasi dalam beberapa atau semua bidang sebagai berikut :
a. Team Leader (Highway Engineer)
Adalah Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S.1) dengan pengalaman dalam
bidang perencanaan teknik jalan dan jembatan minimum 2 (dua) Tahun
sesuai bidang keahliannya dengan mempunyai Sertifikat Ahli Teknik
Jalan - Madya Atau Pengalaman 4 (empat) Tahun dengan mempunyai
Sertifikasi Ahli Teknik Jalan - Muda. Memiliki Sertifikat/SKT dan atau
Piagam Seminar/Pelatihan terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
serta harus memiliki NPWP dengan menunjukan bukti setor pajak atau
melampirkan Audit Perol Personil dan mengetahui dengan baik proses
perencanaan dengan segala permasalahannya.

Sudah biasa bekerja dengan metoda design yang dikembangkan oleh Dinas
Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung maupun metoda teknik
perkerasan khusus yang dipakai pada kondisi tertentu.
Tugas dan tanggung jawab kepala team meliputi :
1) Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga bisa menghasilkan pekerjaaan seperti yang diharapkan.
2) Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pengumpulan data
lapangan.
3) Menilai dan mempertimbangkan bahan perkerasan yang dapat dipakai
untuk ruas jalan yang direncanakan.
4) Membuat dan bertanggung jawab atas hasil analisa & perhitungan harga
satuan, data harga bahan / material serta peralatan.
5) Membuat dan bertanggung jawab atas hasil perhitungan kuantitas dari
bahan & kebutuhan yang lain sesuai dengan design yang ada.
6) Bertanggung jawab dalam semua perhitungan atas harga / biaya
konstruksi sesuai dengan design.
7) Memeriksa dan bertanggung jawab atas hasil pengumpulan data
lapangan dan serta menganalisanya.
8) Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan.
9) Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar - gambar.
b. Soil/Geoteknik Engineer
Adalah Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S.1) dengan pengalaman minimum
1 (satu) Tahun sesuai bidang keahliannya dengan mempunyai Sertifikat
Ahli Teknik Jalan - Madya Atau Pengalaman 3 (tiga) Tahun dengan
mempunyai Sertifikasi Ahli Teknik Jalan - Muda. serta harus memiliki
NPWP dengan menunjukan bukti setor pajak atau melampirkan Audit Perol
Personil dan mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala
permasalahannya.
Tugas ahli Soil/Geoteknik Eng. (teknik tanah dan bahan) adalah
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan
dan analisis data tanah, dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah, serta
harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan
yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk
tahap perencanaan teknis jembatan.
c. Hydorlogy Engineer
Adalah Sarjana Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan Strata Satu (S.1) dengan
pengalaman Minimum 2 (dua) Tahun sesuai bidang keahliannya dengan
mempunyai Sertifikat Ahli Hidrologi/Sumber Daya Air - Muda . serta
harus memiliki NPWP dengan menunjukan bukti setor pajak atau
melampirkan Audit Perol Personil.
Tugas ahli teknik hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan
data hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-
perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan
hidrologi, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air
permukaan untuk tahap perencanaan teknis jembatan.
d. Quantity Engineer
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Sarjana Teknik Sipil Strata
Satu (S.1) dengan pengalaman Minimum 2 (dua) Tahun sesuai bidang
keahliannya dengan mempunyai Sertifikat Ahli Teknik Jalan - Muda .
Tugas dan tanggung jawab Quantity Engineer adalah melakukan uji
laboratorium, perhitungan kebutuhan atas bahan dan material yang akan
digunakan dalam pekerjaan fisik dan melaporkan hasil uji mutu dan
laboratorium kepada Team Leader
e. Pavement Engineer
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Sarjana Teknik Sipil Strata
Satu (S.1) dengan pengalaman Minimum 1 (satu) Tahun sesuai bidang
keahliannya dengan mempunyai Sertifikat Ahli Teknik Jalan - Muda .
Tugas dan tanggung jawab Pavement Engineer adalah melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan desain perkerasan, rekayasa lalu
lintas, geometrik jalan serta drainase jalan.

2. Tenaga Sub Profesional


a. Surveyor
Adalah Sarjana Muda (D3) berpengalaman 1 (satu) tahun, dan untuk
SLTA/SMK minimal 3 (tiga) tahun. Tugas dan tanggung jawab teknisi
lapangan adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dari lapangan
dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
b. Petugas K3
Adalah Sarjana Muda (D3) berpengalaman 1 (satu) tahun, dan untuk
SLTA/SMK minimal 3 (tiga) tahun. Memiliki Sertifikat/SKT dan atau
Piagam Seminar/Pelatihan terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Tugas dan tanggung jawab :
1. Memberikan arahan dan pengetahuan tentang resiko dan
penanggulangan pekerjaan.
2. Memberikan solusi penanggulangan dan pengendalian bahaya dan
resiko pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan laporan terkait hal-hal dan masalah dalam Rencana
Keselamatan Kerja (RKK).

c. Lab./Mat. Technician
Adalah Sarjana Muda berpengalaman 1 (satu) tahun, dan untuk SLTA/SMK
minimal 3 (tahun) tahun. Berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan/pengetesan tanah di laboratorium khususnya untuk pekerjaan
antara lain analisa saringan, compaction, test atterberg limit dan CBR test
dan sebagainya tugas dan tanggung jawabnya adalah melaksanakan dan
mengevaluasi hasil test tersebut dan bertanggung jawab terhadap ketelitian
dan kebenaran hasil yang diproses
d. Cad. / Cam Operator
Mempunyai pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang pembuatan gambar-
gambar teknik sipil khususnya jalan raya dengan menggunakan computer
dan dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal D3 Teknik Sipil / Arsitektur
/ D1 Komputer Disain Grafis (Auto Cad) / SMK dan bertanggung jawab atas
pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan.

3. Tenaga Pendukung
a. Computer Operator / Typist
Lulusan lembaga pendidikan Kursus computer minimal SLTA, yang sudah
berpengalaman dalam menggunakan komputer.
b. Office Boy
c. Labour
Tenaga Teknisi Buruh yang diisyaratkan sekurang – kurangnya setara
Sekolah Menengah Atas (SMA), memiliki sikap sopan, rajin, tekun yang
berpengalaman kerja dalam mendukung operasional di lapangan.

18. Jadwal : Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan dimulai sejak mobilisasi personel. Kegiatan
Tahapan selanjutnya dituangkan dalam rencana mutu kontrak (RMK)
Peleksanaan
Pekerjaan

Laporan-laporan

19. Laporan : Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK, Metodologi dan
Pendahuluan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan Lokasi
Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan
survei. (format laporan terlampir)

20. Laporan : Laporan Survey Pendahuluan yang berisikan: hasil pelaksanaan survey pendahuluan
Survey serta kajian terhadap data survey pendahuluan.
Pendahuluan

21. Laporan : Laporan bulanan berisikan kegiatan yang dilakukan pada bulan terebut yang
Bulanan dilaporkan bulan berikutnya dan merupakan pengendali kegiatan baik progres fisik
maupun keuangan dimana progres tersebut dapat di monitor sesuai dengan rencana
kegiatan yang tertuang dalam kurva “S”

22. Laporan : Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data sekunder maupun data
Antara/Teknis primer, Hasil kajian terhadap data survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan
rencana selanjutnya serta kajian teknis terhadap permasalahan-permasalahan teknis
lapangan.

Laporan Teknis yang dihasilkan berisikan :


a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-
masing laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan
bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas ukuran A3.

b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya.
Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.

c. Laporan penyelidikan tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk
perbaikan hasil diskripsi secara visual.
- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume
cadangan).
- Rekomendasi.

d. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-
hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
- Kegiatan pengukuran situasi.
- Kegiatan pengukuran penampang melintang.
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting
untuk keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

f. Laporan Analisa Dampak Lingkungan


Laporan hasil pekerjaan analisa dampak lingkungan harus mencakup
identifikasi, upaya pengelolaan/ pemantauan dampak lingkungan yang
berkaitan dengan:
- Rencana trase jalan termasuk fasilitas pelengkapnya seperti
persimpangan, galian/timbunan, jembatan, dan gorong-gorong.
- Pengadaan lahan dan ganti rugi.
- Keselamatan pemakai jalan
- Aspek hidrologi, antara lain banjir, erosi, sedimentasi dan
pencemaran air sungai, saluran irigasi dan saluran drainase.
- Aspek geologi, seperti jenis tanah/batuan, dan stabilitas lereng.
- Pelaksanaan pekerjaan pada tahap konstruksi, seperti pengaturan
jam kerja, pengoperasian alat-alat berat dan gangguan lalu lintas.
- Kawasan konservasi, hutan lindung, cagar alam/ budaya, dan
tempat-tempat bersejarah.
- Estetika lingkungan dan landsekap.
- Jalur angkutan bahan material dari quarry dan pembuatan base
camp.
- Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan.

g. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan
standar terakhir yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum

23. Laporan : Laporan Akhir yang berisikan:


Akhir  Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan.
 Detailed Engineeering Design
 Estimasi biaya
 Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh
pengguna jasa.
 Laporan terkait hal-hal dan masalah dalam Rencana Keselamatan Kerja (RKK).
 Dokumentasi
 Laporan lainnya yang dianggap perlu dengan koordinasi PPTK

24. Laporan : Laporan Ringkasan Eksekutif yang berisikan: ringkasan secara umum pelaksanaan
Ringkasan kegiatan dari awal kontrak sampai dengan berakhirnya kontrak.
Eksekutif

Hal-hal Lain

25. Produksi : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
dalam Negeri wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam Negeri.

26. Persyaratan : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
Kerja Sama wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
27. Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :
Pengumpulan  Pengumpulan data dilakukan bersama dengan direksi dan penyedia pekerjaan
Data konstruksi
Lapangan

28. Ahli : Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa
Pengetahuan harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
dilingkungan organisasi Satuan Kerja terkait.

Disiapkan Oleh : Diitetapkan Oleh :


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
(PPTK-OPD),

d.t.o d.t.o

ADE KURNIA, S.T., M.T. S. HENDRIYANTO, S.T., M.T.


NIP. 19760504 200801 1 017 Pembina Tk. I / (IV.b)
NIP. 19730915 199902 1 001
PELAPORAN

1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap
tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap.

2. Ketentuan Umum
- Penyedia jasa wajib menyampaikan seluruh laporan sesuai waktu yang telah ditentukan.
- Bentuk jilid, warna dan susunan penulisan judul sampul laporan mengikuti perintah dari pengguna
jasa.

3. Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus dari isi tiap jenis laporan adalah sebagai berikut :

A. LAPORAN PENDAHULUAN

Tanggal Penyampaian : Paling lambat 12 hari setelah SPMK


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi

Memuat :
Halaman Judul
Surat Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek

Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Lingkup Pekerjaan Perencanaan
4. Kriteria Perencanaan

Bab II Metodologi
1. Persiapan Pelaksanaan Desain
2. Survey dan Investigasi Tanah
a. Sondir
b. Boring
3. Survey Pendahuluan
4. Survey Lokasi Quarry dan Harga Material
5. Survey Hidrologi/ Hidrolika
6. Survey Geologi/ Geoteknik
7. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan
8. Perencanaan Geometrik dan Alinyemen Jembatan
9. Penentuan Lebar dan Bentang Jembatan
10. Perencanaan Struktur Atas Jembatan
11. Perencanaan Struktur Bawah Jembatan
12. Perencanaan Pondasi Jembatan
13. Perencanaan Sarana Utilitas
14. Perencanaan Bangunan Pelengkap Jembatan
15. Penggambaran Rencana Konstruksi Jembatan
16. Spesifikasi Teknik yang digunakan
17. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
18. Perhitungan Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya sementara

Bab III Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data Tanah
2. Pengumpulan Data Lingkungan
3. Survey Topogafi
4. Formulir-formulir yang digunakan

Bab IV Pelaporan
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir
4. Gambar Rencana
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
6. Dokumen Lelang

Bab V Rencana Kerja dan Organisasi Konsultan


1. Rencana Kerja
2. Struktur Organisasi Konsultan
3. Personil Konsultan dan Tanggal Mobilisasi
4. Alamat Kantor/ Mes Konsultan

Bab VI Lampiran Formulir-formulir

B. LAPORAN SURVEY PENDAHULUAN

Tanggal Penyampaian : Setelah Survey Pendahuluan (paling lambat 30 hari setelah SPMK)
Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi

Memuat :
Halaman Judul
Surat Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek
Peta Lokasi Sumber Bahan

Bab I Pendahuluan
1. Data Kontrak Perencanaan
2. Tujuan Surey Pendahuluan

Bab II Pelaksanaan Survey Pendahuluan


1. Kondisi Umum Lokasi Jembatan Lama (Alimyemen Jalan/Jembatan,
Lingkungan, Arus Sungai, Jenis Tanah, Rumija, dll)
2. Urutan Pelaksanaan Survey Pendahuluan
3. Loksi Sumber Bahan yang Ditinjau
4. Tolok Ukur Pengukuran Tuas (dari patok KM.Post)
5. Kondisi Struktur Jembatan Lama
a. Bangunan Atas
b. Bangunan Bawah

Bab III Perkiraan Awal Alternatif Jenis Bangunan Jembatan Pengganti


1. Bangunan Atas
2. Bangunan Bawah

Bab IV Photo-photo Dokumentasi

C. LAPORAN BULANAN

Tanggal Penyampaian : Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi per bulannya

Memuat :
Halaman Judul
Surat Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek
Peta Lokasi Sumber Bahan

Bab I Pendahuluan
1. Uraian Umum (Latar belakang, Maksud dan Tujuan)
2. Data Kontrak Perencanaan
3. Jadwal dan Kemajuan Pekerjaan Perencanaan (dirinci bobot dari masing-
masing kegiatan)
4. Daftar Mobilisasi Personil
5. Struktur Organisasi (lengkap dengan photo)

Bab II Kegiatan dalam Bulan Pelaporan


1. Kegiatan Lapangan/ Survey (dirinci per kegiatan)
2. Kegiatan Kantor

Bab III Kegiatan Bulan Depan


1. Kegiatan Lapangan/ Survey (dirinci per kegiatan)
2. Kegiatan Kantor

Bab IV Photo-photo Kegiatan

D. LAPORAN ANTARA/ TEKNIS

Tanggal Penyampaian : Paling Lambat 1 Bulan Sebelum Berakhirnya Kontrak


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copy

Memuat :
Halaman Judul
Surat Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek
Peta Lokasi Sumber Bahan

Bab I Pendahuluan
1. Data Kontrak
2. Kondisi Jembatan Lama/ Eksisting
3. Jadwal dan Progress Pekerjaan Perencanaan
4. Struktur Organisasi dan Daftar Mobilisasi Personil

Bab II Kriteria Desain


1. Peraturan-peraturan yang digunakan
2. Mutu Material yang digunakan
3. Metode dan Asumsi pada perhitungan
4. Metode dan Asumsi dalam penentuan type bangunan atas, bawah dan
pondasi
5. Metode pengumpulan data lapangan
6. Program Komputer yang Digunakan
7. Metode Pengujian Pondasi

Bab III Data Hasil Survey Inventarisasi Jembatan


1. Daftar Lokasi dan Jarak Sumber Bahan
2. Kondisi Umum Lokasi Jembatan Baru (kondisi sekitar jembatan, arus
sungai, alinyemen jalan/jembatan, perkiraan luas pembebasan tanah untuk
jembatan baru, dll)
3. Jenis Bangunan atas yang diusulkan
4. Jenis Bangunan bawah yang diusulkan
5. Jenis Pondasi yang diusulkan

Bab IV Data Hasil Investigasi Tanah


1. Sondir dan Boring
2. Hasil Test Laboratorium Tanah
3. Analisa Data

Bab V Perhitungan Struktur


1. Bangunan Atas
2. Bangunan Bawah dan Pondasi
3. Analisis Keamanan Struktur
Bab VI Data Hidrologi dan Hidrolika
1. Data Lapangan
2. Analisa Data

Bab VII Data Geometrik dan Alinyemen


1. Data Lapangan
2. Analisa Data

E. LAPORAN AKHIR

Tanggal Penyampaian : Laporan Akhir disampaikan pada akhir masa kontrak


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi

Memuat :
Halaman Judul
Surat Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek
Peta Lokasi Sumber Bahan

Bab I Pendahuluan
1. Data Kontrak
2. Kreteria Perencanaan
3. Kondisi Jembatan Lama/ Eksisting
4. Struktur Organisasi dan Daftar Mobilisasi Personil

Bab II Uraian Umum

Bab III Gambar Denah dan Potongan

Bab IV Data Tanah dan Analisa Data

Bab V Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika

Bab VI Perhitungan Struktur Bangunan Atas Jembatan

Bab VII Perhitungan Struktur Bangunan Bawah dan Pondasi Jembatan

Bab VIII Analisa Harga Satuan (laporan dalam Engineer Estimate’s)

Bab IX Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya Perkerjaan (BOQ dan Back Up
laporan dalam Engineer Estimate’s)

Bab IX Photo-photo (laporan terpisah)

Bab X Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan


(UPL)

Bab XI Gambar Rencana (laporan terpisah dalam kertas A3 dan A4)

F. LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF

Tanggal Penyampaian : Disampaikan pada akhir masa kontrak


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi

Memuat :
Halaman Judul
Surat Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek
Peta Lokasi Sumber Bahan
Bab I Pendahuluan
1. Data Kontrak
2. Kreteria Perencanaan
3. Kondisi Jalan atau Jembatan Lama/ Eksisting
4. Struktur Organisasi dan Daftar Mobilisasi Personil
Bab II Uraian Umum
Bab III Data Boring dan Sondir (laporan terpisah)
Bab IV Gambar Denah dan Potongan Memanjang dan Melintang Jembatan
Bab V Kuantitas dan Harga (BOQ)

G. GAMBAR RENCANA

Tanggal Penyampaian : Gambar Rencana disampaikan pada akhir masa kontrak


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi

Memuat :
Seluruh gambar rencana, peta lokasi pekerjaan, tabel kuantitas dalam perencanaan
jembatan tersebut berikut gambar-gambar standar yang berkaitan.

H. ENGINEER ESTIMATE’S (EE)

Tanggal Penyampaian : Disampaikan pada akhir masa kontrak


Jumlah Laporan : 1 Asli dan 4Copi

Memuat :
Perhitungan kuantitas dan harga, serta Back-Up perhitungan kuantitas.

I. PEMBUTAN DOKUMEN LELANG/ TENDER

Memuat :
1. Instruksi Kepada Peserta Lelang
2. Data Lelang
3. Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan Surat Perjanjian
4. Syarat-syarat Umum Kontrak
5. Syarat-syarat Khusus Kontrak
6. Spesifikasi Teknis 2010 Revisi 3 (dalam buku terpisah)
7. Gambar-gambar (dalam buku terpisah)
8. Draft Kuantitas, Analisa Harga Satuan dan Metoda Pelaksanaan
9. Bentuk-bentuk Jaminan

Anda mungkin juga menyukai