Uraian Pendahuluan
Data Penunjang
1. PEMBUATAN DED
Kegiatan pembuatan DED terdiri atas kegiatan :
a. SURVEI
Survei terdiri atas 3 tahap, masing-masing Persiapan
Survei, Survei Pendahuluan dan Survei Detail.
Sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1) Persiapan Survei
Mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, tata guna lahan, serta lingkungan,
informasi yang dibutuhkan berupa antara lain:
2) Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan bertujuan untuk
mengumpulkan data - data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar / referensi untuk detail survei berikutnya dan
harus dilakukan oleh tenaga ahli.
Konsultan perencana melakukan pemeriksaan
secara visual (scanning) sepanjang ruas jalan yang
direncanakan, dan mengumpulkan data-data
sekunder antara lain berupa :
(1) Kondisi Eksisting Perkerasan
(a) Inventarisasi terhadap data histori
penanganan jalan.
(b) Identifikasi jenis perkerasan.
(c) Identifikasi kerusakan perkerasan.
(d) Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan
ini adalah:
- Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
- Nilai Kekasaran Jalan (Road Condition
Index), yang dapat diperoleh dari hasil
survai NAASRA Roughness Meter atau
ditentukan secara visual dengan ketentuan
skala sebagai berikut :
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
KONDISI TIPE PERMUKAAN
RCI
VISUAL TIPIKAL
8 - 10 Sangat rata Hot Mix (AC dan HRS) yang baru
dan mulus dibuat/ditingkatkan dengan
beberapa lapisan aspal
7-8 Sangat baik Hot Mix setelah dipakai
umumnya rata beberapa tahun atau lapisan tipis
hot mix di atas Penetrasi Mc
Adam
6-7 Baik Hot Mix lama, Nacas/Lasbutag
baru.
5-6 Cukup, sedikit / Penetrasi Mc Adam, Nacas baru
tak ada lubang, atau Lasbutag berumur
permukaan beberapa tahun
tidak rata
4-5 Jelek, kadang- Penetrasi Mc Adam berumur 2-3
kadang tahun, Nacas lama, jalan kerikil
berlubang, tak terawat.
tidak rata
3-4 Rusak, Penetrasi Mc Adam lama, Nacas
bergelombang lama, jalan kerikil tak terawat.
banyak lubang
(2) Drainase
(a) Mengumpulkan data curah hujan
(b) Menginventarisasi bangunan drainase
eksisting.
(c) Melakukan dokumentasi pada lokasi – lokasi
penting.
(d) Mengumpulkan informasi dengan wawancara
kepada masyarakat.
(3) Topografi
(a) Mengidentifikasi medan secara stationing/
urutan jarak dengan mengelompokkan kondisi
: medan datar, perbukitan, pegunungan / bukit
curam dalam bentuk tabel.
(b) Mencatat daerah – daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus dan lokasi yang
perlu dilakukan perluasan koridor.
(c) Membuat rencana kerja untuk survei detail
pengukuran.
(4) Bangunan Pelengkap Jalan
(a) Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat
data lokasi / stasiun rencana penempatan
bangunan pelengkap.
(b) Untuk lokasi yang sudah ada (eksisting) perlu
dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap.
(c) Membuat sketsa, foto-foto beserta catatan
khusus dan saran-saran yang berguna untuk
dijadikan panduan dalam pengambilan data
perencanaan pada saat melakukan survei
detail, dimana akan berpengaruh terhadap
keamanan /kestabilan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
(5) Geometrik
(a) Mengidentifikasi / memperkirakan penerapan
persyaratan geometrik (alinyemen horizontal
dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan
keahlian.
(b) Melakukan pengukuran - pengukuran
secara sederhana dan benar dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi
yang dianggap sulit untuk memastikan trase
yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang memanjang
rencana trase jalan.
(6) Geologi dan Geoteknik
(a) Melakukan pengamatan secara visual
mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi
sumber material dan mengantisipasi serta
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor.
(b) Memberikan rekomendasi rencana trase jalan.
(c) Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko dan batasan-batasan
proyek.
(d) Mencatat pengalaman visual menurut stasiun,
patok kilometer atau informasi lain seperti
GPS.
(7) Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan
apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada
saat Pra FS / FS
(a) Mengumpulkan data mengenai lokasi
bangunan bersejarah / bangunan budaya
serta benda cagar budaya.
(b) Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas
wilayah kawasan lindung di sekitar rencana
trase jalan.
(c) Memperkirakan kebutuhan lahan untuk rumija
rencana trase jalan.
(8) Keluaran Survei Pendahuluan meliputi :
(a) Laporan seluruh hasil survei pendahuluan
berkaitan dengan konsep desain yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan faktor
- faktor berdasarkan seluruh hasil survey
pendahuluan antara lain menyajikan stripmap
kondisi perkerasan dan tahun penanganan
terakhir, inventarisasi bangunan pelengkap.
(b) Dokumentasi ruas jalan yang disurvey
berupa video dan foto per 100 m (untuk lokasi
tertentu foto per 25 m).
(c) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan
yaitu usulan lokasi yang akan direncanakan,
jenis survey dan jumlahnya.
(d) Menyarankan posisi patok Bench Mark
pada lokasi / titik yang akan dijadikan
referensi.
(e) Mengusulkan pos pengamatan untuk survei
lalu lintas.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
3) Survei Detail
a) Survey Topografi
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini
adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana
trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:1000 yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan berupa :
(a) Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di awal
dan akhir Proyek.
(b) Pada penetuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum
titik awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan,
seperti gambar berikut :
Interval,
Lebar koridor, (m)
Kondisi
(m) Jalan
baru
Datar,
landai, dan 75 + 75 50
lurus
Pegunungan 75 + 75 25
Tikungan 50 (luar) + 100
25
(dalam)
Untuk pengukuran penampang melintang harus
digunakan alat Theodolit / Total Station (TS).
(h) Pengukuran Pada Perpotongan Rencana Trase
Jalan dengan Jembatan/Jalan :
i. Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 75 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(hulu/ hilir) yang masih berpengaruh
terhadap keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
ii. Koridor pengukuran searah rencana
trase jembatan masing-masing minimum 200
m dari garis tepi sungai/jalan atau sampai
pada garis pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan
sebesar 25 meter.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek
yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
1. Persyaratan
a. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah alat ukur
yang telah dikalibrasi dan dibuktikan dengan
bukti tera yang masih berlaku dari instansi yang
berwenang.
b. Ketelitian dalam pengukuran (polygon) sebagai
berikut :
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah
10” √n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran
Global Position System (GPS) geodetic yang
mempunyai presisi tinggi pertama ke
pengukuran GPS berikutnya).
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari
5”.
c. Perhitungan
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan
hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
harus dilakukan kontrol perhitungan pada
setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai
titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris. Seluruh perhitungan sebaiknya
menggunakan sistim komputerisasi.
d. Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh
dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,
Y, Z nya dan diberi tanda khusus.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
e. Titik kontrol horizontal
Titik kontrol horisontal diukur dengan
menggunakan metode penentuan posisi Global
Positioning System (GPS) secara diferensial.
GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System.
Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari
satu receiver GPS dimana minimal satu titik
digunakan sebagai titik referensi (base station)
dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur. Titik referensi yang digunakan
adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun
Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan
titik kontrol horisontal dapat dilakukan
pengukuran menggunakan metode poligon
dengan menggunakan alat Total Station.
f. Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah
sebagai sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator (UTM). Ketentuan proyeksi
UTM :
- Proyeksi adalah Transverse Mercator
- Lebar zona adalah 6°
- Titik awal setiap zona adalah perpotongan
meridian tengah dan ekuator.
- Faktor skala pada meridian tengah ko =
0.9996
- Timur (T) didefinisikan dengan
penambahan 500.000 meter kepada nilai x
yang dihitung dari meridian tengah.
- Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.000 meter kepada nilai y yang dihitung
dari ekuator selatan.
- Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai
dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke
arah Timur sampai zona 60 untuk bujur 174°
timur sampai dengan 180° timur.
- Satuan dalam meter.
- Batas lintang 84° Utara dan lintang 80°
Selatan.
- Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di
depan Utara (U).
- Datum DGN-95.
Batas Meridian
Zona
Zona Tengah
46 90°- 96° 93°
47 96° - 102° 99°
48 102° - 108° 105°
49 108° - 114° 111°
5 114° - 120° 117°
51 120° - 126° 123°
52 126° - 132° 129°
53 132° - 138°° 135°
54 138° - 144° 141°
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
g. Pengukuran dengan menggunakan GPS
dilakukan setiap interval 1000 m (setiap 1 Km).
h. Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus
menggunakan jenis Total Station (TS) dengan
ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk
jarak.
i. Pengukuran untuk titik kontrol Vertikal harus
mengunakan peralatan Waterpass jenis auto
level dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi
mengacu pada Pedoman Pengukuran Topografi
NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.
c) Survei Hidrologi
Survei Hidrologi bertujuan untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.
Survei hidrologi meliputi :
(1) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada
daerah tangkapan (catchment area) atau pada
daerah yang berpengaruh terhadap lokasi
pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan
Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi terkait
di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
(2) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka
air banjir.
(3) Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air
banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan
untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5
tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan
dengan metode yang sesuai.
(4) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan.
(5) Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan.
(6) Menentukan rencana elevasi aman untuk
jalan/jembatan termasuk pengaruh akibat adanya
bangunan air (aflux).
(7) Merencanakan bangunan pengaman jalan /
jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03 – 3424 –
1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03
- 1724 -1989 SKBI - 1.3.10.1987 (Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan
di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan
Pd.T.02 -2006 - B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan
Jembatan No. 01 / BM / 05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Keluaran yang dihasilkan dari Survei Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
- Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase.
- Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-
peta topografi.
- Informasi histori banjir yang tersedia
(tingkatan dan tanggal kejadian).
- Lokasi-lokasi drainase yang memiliki
permasalahan banjir.
- Acuan banjir/sumber informasi drainase.
- Kapasitas aliran air dan debit aliran air
permukaan yang akan diterima oleh drainase yang
akan direncanakan.
- Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase.
- Dimensi saluran dan gorong-gorong.
- Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi
dasar sungai / saluran baik erosi umum
maupun lokal.
b. PROSES DESAIN
Proses Desain bertujuan :
Jenis kontrak pada kegiatan ini adalah kontrak lum sum dengan
12. KELUARAN keluaran output base, yang dibayarkan berdasarkan capaian
output/hasil kegiatan. Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini
adalah :
1. Laporan Pendahuluan.
a. Laporan Awal.
b. Laporan Survey Lapangan (dokumentasi).
2. Laporan Perencanaan
a. Dokumen Rencana Penerapan SMKK
b. Uraian Hasil Perencanaan dan Data Pendukung.
c. Pengolahan Data hasil survey.
d. Analisis Perencanaan.
3. Laporan Akhir
a. Dokumen RAB dan Analisa.
b. Gambar Desain A3
c. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Manual Desain
Perkerasan (MDP).
A Tenaga Ahli
Team
Ahli Jalan Madya
1 Leader/Highway 1,5 S-1 Teknik Sipil 7 Tahun
(TA.202)
Engineer
Pavement
Ahli Jalan Madya
2 Engineer / Cost & 1,5 S-1 Teknik Sipil 5 Tahun
(TA.202)
Quantity Engineer
Ahli Jalan Madya
3 Structure Engineer 1,5 S-1 Teknik Sipil 5 Tahun
(TA.202)
Ahli K3
4 Ahli K3 Konstruksi Muda 1,0 S-1 Teknik Sipil 3 Tahun
(TA. 603)
B Asisten Tenaga Ahli
SKT S-1 Teknik Sipil / 1 Tahun (S1) /
1 Surveyor (8 Orang) TS.004/TS.043/ 0,53 DIII Teknik Sipil / 2 Tahun (DIII) /
TS.048 SMK Teknik Sipil 3 Tahun (SMK)
S-1 Teknik Sipil / 1 Tahun (S1) /
SKT TS.003 /
2 Drafter (4 Orang) 1,0 DIII Teknik Sipil / 2 Tahun (DIII) /
TS.059
SMK Teknik Sipil 3 Tahun (SMK)
C Tenaga Pendukung
0 Tahun (S1) /
1 Tahun (DIII) /
1 Typist 1,5 S-1 / DIII / SMU
2 Tahun
(SMU/SMK)
d. Ahli K3 Konstruksi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis
selama 3 (tiga) tahun atau lebih, diutamakan / disukai
memiliki pengalaman dalam perencanaan Jalan.
e. Surveyor
Surveyor adalah Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman
minimal 1 (satu) tahun untuk S-1 / minimal 2 (dua) tahun
untuk Sarjana Muda (D-III) / minimal 3 (tiga) tahun untuk
SMK Teknik dalam pelaksanaan perencanaan teknis jalan.
Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) 004 / 043 /
048 dengan klasifikasi jenis keahlian Survei Pemetaan /
Survei Teknik Sipil / Juru Ukur Pekerjaan Jalan/Jembatan.
f. Drafter
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Drafter adalah Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman
minimal 1 (satu) tahun untuk S-1 / minimal 2 (dua) tahun
untuk Sarjana Muda (D-III) / minimal 3 (tiga) tahun untuk
SMK Teknik dalam pelaksanaan perencanaan teknis jalan.
Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) 003 / 059
dengan klasifikasi jenis keahlian Juru Gambar Survei Teknik
Sipil / Juru Gambar Pekerjaan Jalan/Jembatan.
Drafter mempunyai pengalaman dalam bidang pembuatan
gambar-gambar Teknik Sipil khususnya jalan / jembatan.
Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang
tinggi dan bertanggung jawab atas pembuatan gambar-
gambar yang dibutuhkan.