Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN TEKNIS JALAN DI KABUPATEN SOPPENG


1 PAKET

Uraian Pendahuluan

1. LATAR Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini Dinas


BELAKANG Pekerjaan Umum dan Tata Ruang salah satu fungsinya adalah
melaksanakan pekerjaan pembangunan dan preservasi jalan
dan jembatan dalam upaya untuk menjaga agar jaringan jalan
tetap dalam kondisi mantap, kelancaran lalu lintas terjaga
dengan memenuhi aspek keselamatan pengguna jalan dan
berwawasan lingkungan.

Untuk itu diperlukan perencanaan jalan dan jembatan yang


handal sehingga tersedia jaringan jalan yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi.

Untuk maksud tersebut maka dilakukan pelelangan Paket


Perencanaan Teknis Jalan.

2. MAKSUD DAN Layanan Konsultan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas


TUJUAN Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan
dalam penyiapan dokumen perencanaan teknis jalan.
Bertujuan untuk memperoleh perencanaan teknik secara Detail
Engineering Design (DED) Ruas Jalan di Kab. Soppeng yang
memenuhi standar pelayanan minimal ruas jalan dan jaringan
jalan yang berwawasan lingkungan dengan memperhitungkan
aspek keselamatan dan keamanan.

3. SASARAN 1. Tercapainya produk perencanaan teknis jalan.


2. Tersedianya Dokumen Pengadaan termasuk dokumen
Analisa Harga Satuan, Spesifikasi Teknik dan Gambar
Rencana.

4. LOKASI Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di wilayah Provinsi


KEGIATAN Sulawesi Selatan yaitu:
Perencanaan Teknis Jalan di Kabupaten Soppeng 1 Paket

Nama Ruas Jalan


No. Panjang/Bentang
No. /Jembatan
Ruas Km/m
1. a. Ruas Salaonro – 6,4 Km
Pompanua
b. Ruas Salaonro – 2,6 Km
Ulugalung
c. Ruas Soppeng – Bts. 3 Km
Sidrap 5 Km
d. Ruas Bts. Barru -
Takkalalla

5. SUMBER Kegiatan ini dibiayai sumber pendanaan APBD Tahun


PENDANAAN Anggaran 2022.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
6. NAMA DAN Nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) :
ORGANISASI H. NIHAYA, S.T.,M.T
KUASA Organisasi KPA :
PENGGUNA Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi
ANGGARAN Selatan
(KPA)

Data Penunjang

7. DATA Sebagai Data Dasar dalam Kegiatan Perencanaan Teknis


DASAR Jalan ini adalah :
1. Data Kondisi Jalan
2. Gambar Desain Jalan dan Jembatan yang diawasi
3. Spesifikasi yang berlaku disaat pelaksanaan proyek

8. STANDAR - Acuan Geometrik Jalan


TEKNIS - Acuan Perhitungan Tebal Perkerasan
- Acuan Perhitungan Drainase
- Acuan Struktur (seperti tembok penahan dll)
- Acuan Utility dan bangunan pelengkap lainnya
- Ketentuan tentang aspek lingkungan
- Ketentuan tentang aspek keselamatan jalan

9. STUDI – STUDI Dokumen-dokumen Studi maupun Perencanaan yang sudah


TERDAHULU ada pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi
Sulawesi Selatan.

10. REFERENSI 1. Undang - Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;


HUKUM 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat Atas Undang – Undang No. 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No. 19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal
Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk
Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 524 / KPTS / M / 2022 Tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang
Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
8. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia.
9. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang Prov. Sulsel
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
11. LINGKUP Lingkup Jasa Konsultan Perencanaan Teknis Jalan mencakup
KEGIATAN pekerjaan - pekerjaan, antara lain sebagai berikut :
a. Pembuatan DED
b. Penyusunan Engineer Estimate
c. Penyusunan Dokumen Pemilihan

1. PEMBUATAN DED
Kegiatan pembuatan DED terdiri atas kegiatan :

a. SURVEI
Survei terdiri atas 3 tahap, masing-masing Persiapan
Survei, Survei Pendahuluan dan Survei Detail.
Sebagaimana diuraikan di bawah ini :

1) Persiapan Survei
Mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, tata guna lahan, serta lingkungan,
informasi yang dibutuhkan berupa antara lain:

1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan


Skala minimum 1 : 50.000
2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data
base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
3) Peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250.000,
daerah rawan bencana, dan koridor trase
4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
5) Inventarisasi dokumen lingkungan
6) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
dengan di sekitar lokasi proyek

2) Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan bertujuan untuk
mengumpulkan data - data awal berdasarkan aspek-
aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar / referensi untuk detail survei berikutnya dan
harus dilakukan oleh tenaga ahli.
Konsultan perencana melakukan pemeriksaan
secara visual (scanning) sepanjang ruas jalan yang
direncanakan, dan mengumpulkan data-data
sekunder antara lain berupa :
(1) Kondisi Eksisting Perkerasan
(a) Inventarisasi terhadap data histori
penanganan jalan.
(b) Identifikasi jenis perkerasan.
(c) Identifikasi kerusakan perkerasan.
(d) Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan
ini adalah:
- Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
- Nilai Kekasaran Jalan (Road Condition
Index), yang dapat diperoleh dari hasil
survai NAASRA Roughness Meter atau
ditentukan secara visual dengan ketentuan
skala sebagai berikut :
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
KONDISI TIPE PERMUKAAN
RCI
VISUAL TIPIKAL
8 - 10 Sangat rata Hot Mix (AC dan HRS) yang baru
dan mulus dibuat/ditingkatkan dengan
beberapa lapisan aspal
7-8 Sangat baik Hot Mix setelah dipakai
umumnya rata beberapa tahun atau lapisan tipis
hot mix di atas Penetrasi Mc
Adam
6-7 Baik Hot Mix lama, Nacas/Lasbutag
baru.
5-6 Cukup, sedikit / Penetrasi Mc Adam, Nacas baru
tak ada lubang, atau Lasbutag berumur
permukaan beberapa tahun
tidak rata
4-5 Jelek, kadang- Penetrasi Mc Adam berumur 2-3
kadang tahun, Nacas lama, jalan kerikil
berlubang, tak terawat.
tidak rata
3-4 Rusak, Penetrasi Mc Adam lama, Nacas
bergelombang lama, jalan kerikil tak terawat.
banyak lubang

2-3 Rusak berat, Semua tipe perkerasan yang


banyak lubang sudah lama tidak terpelihara
dan seluruh
daerah
perkerasan
hancur
<2 Tidak dapat Jalan tanah dengan drainase
dilalui kecuali jelek, semua tipe permukaan
oleh Jeep 4 jalan yang diabaikan sama sekali
WD

(2) Drainase
(a) Mengumpulkan data curah hujan
(b) Menginventarisasi bangunan drainase
eksisting.
(c) Melakukan dokumentasi pada lokasi – lokasi
penting.
(d) Mengumpulkan informasi dengan wawancara
kepada masyarakat.
(3) Topografi
(a) Mengidentifikasi medan secara stationing/
urutan jarak dengan mengelompokkan kondisi
: medan datar, perbukitan, pegunungan / bukit
curam dalam bentuk tabel.
(b) Mencatat daerah – daerah yang akan
dilakukan pengukuran khusus dan lokasi yang
perlu dilakukan perluasan koridor.
(c) Membuat rencana kerja untuk survei detail
pengukuran.
(4) Bangunan Pelengkap Jalan
(a) Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat
data lokasi / stasiun rencana penempatan
bangunan pelengkap.
(b) Untuk lokasi yang sudah ada (eksisting) perlu
dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap.
(c) Membuat sketsa, foto-foto beserta catatan
khusus dan saran-saran yang berguna untuk
dijadikan panduan dalam pengambilan data
perencanaan pada saat melakukan survei
detail, dimana akan berpengaruh terhadap
keamanan /kestabilan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
(5) Geometrik
(a) Mengidentifikasi / memperkirakan penerapan
persyaratan geometrik (alinyemen horizontal
dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan
keahlian.
(b) Melakukan pengukuran - pengukuran
secara sederhana dan benar dan membuat
sketsa desain alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi
yang dianggap sulit untuk memastikan trase
yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang memanjang
rencana trase jalan.
(6) Geologi dan Geoteknik
(a) Melakukan pengamatan secara visual
mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi
sumber material dan mengantisipasi serta
mengidentifikasi lokasi yang akan longsor.
(b) Memberikan rekomendasi rencana trase jalan.
(c) Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko dan batasan-batasan
proyek.
(d) Mencatat pengalaman visual menurut stasiun,
patok kilometer atau informasi lain seperti
GPS.
(7) Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan
apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada
saat Pra FS / FS
(a) Mengumpulkan data mengenai lokasi
bangunan bersejarah / bangunan budaya
serta benda cagar budaya.
(b) Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas
wilayah kawasan lindung di sekitar rencana
trase jalan.
(c) Memperkirakan kebutuhan lahan untuk rumija
rencana trase jalan.
(8) Keluaran Survei Pendahuluan meliputi :
(a) Laporan seluruh hasil survei pendahuluan
berkaitan dengan konsep desain yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan faktor
- faktor berdasarkan seluruh hasil survey
pendahuluan antara lain menyajikan stripmap
kondisi perkerasan dan tahun penanganan
terakhir, inventarisasi bangunan pelengkap.
(b) Dokumentasi ruas jalan yang disurvey
berupa video dan foto per 100 m (untuk lokasi
tertentu foto per 25 m).
(c) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan
yaitu usulan lokasi yang akan direncanakan,
jenis survey dan jumlahnya.
(d) Menyarankan posisi patok Bench Mark
pada lokasi / titik yang akan dijadikan
referensi.
(e) Mengusulkan pos pengamatan untuk survei
lalu lintas.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
3) Survei Detail
a) Survey Topografi
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini
adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana
trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:1000 yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan berupa :
(a) Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di awal
dan akhir Proyek.
(b) Pada penetuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum
titik awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan,
seperti gambar berikut :

Koridor Pengambilan Data


(c) Pemasangan patok – patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 10x10x75 cm atau pipa paralon ukuran 4
inchi yang diisi dengan adukan beton dan di
atasnya dipasang nut dari baut dengan ujung
kepala baut (nut) diberi tanda alur silang (cross
grooving), ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1
(satu) km dan pada setiap lokasi rencana
jembatan dipasang serta pada awal dan akhir
proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah
yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau
berubah posisi dan mudah terlihat, masing-
masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur.
i. Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20
cm, dicat warna merah dan putih, diberi logo
Pemprov SulSel, notasi dan nomor BM
dengan warna hitam.
ii. Patok BM yang sudah terpasang,
kemudian difoto sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
iii. Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam dengan kuat, bagian yang
masih nampak diberi nomor dan dicat warna
merah. Dalam keadaan khusus, perlu
ditambahkan patok bantu.
iv. Untuk memudahkan pencarian patok,
sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
v. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
(d) Pengukuran Titik Kontrol Horizontal
i. Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
ii. Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis
ataupun elektronis.
iii. Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit/Total Station dengan ketelitian baca
dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
Electronik Distance Meter/theodolit jenis T2
atau yang setingkat.
(e) Pengukuran Titik Kontrol Vertikal
i. Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara
2 kali berdiri / pembacaan pergi – pulang.
ii. Pengukuran sifat datar harus mencakup
semua titik pengukuran (poligon, sifat datar,
dan potongan melintang) dan titik BM.
iii. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
iv. Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan
Benang Bawah (BB), dalam satuan millimeter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi :
2BT = BA + BB
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran)
harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang
genap.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
(f) Pengukuran Situasi
i. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek
yang dibentuk oleh alam maupun manusia
yang ada disepanjang jalur pengukuran,
seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung termasuk batas – batasnya, tiang
listrik, tiang telepon dan sebagainya.
ii. Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang cukup sehingga dihasilkan gambar
situasi yang benar. Pada lokasi - lokasi
khusus (misalnya: sungai, persimpangan
dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.
iii. Untuk pengukuran situasi harus digunakan
alat Total Station.
(g) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan:

Interval,
Lebar koridor, (m)
Kondisi
(m) Jalan
baru
Datar,
landai, dan 75 + 75 50
lurus
Pegunungan 75 + 75 25
Tikungan 50 (luar) + 100
25
(dalam)
Untuk pengukuran penampang melintang harus
digunakan alat Theodolit / Total Station (TS).
(h) Pengukuran Pada Perpotongan Rencana Trase
Jalan dengan Jembatan/Jalan :
i. Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 75 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(hulu/ hilir) yang masih berpengaruh
terhadap keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
ii. Koridor pengukuran searah rencana
trase jembatan masing-masing minimum 200
m dari garis tepi sungai/jalan atau sampai
pada garis pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan
sebesar 25 meter.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek
yang dibentuk alam maupun manusia disekitar
persilangan tersebut.
1. Persyaratan
a. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah alat ukur
yang telah dikalibrasi dan dibuktikan dengan
bukti tera yang masih berlaku dari instansi yang
berwenang.
b. Ketelitian dalam pengukuran (polygon) sebagai
berikut :
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah
10” √n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran
Global Position System (GPS) geodetic yang
mempunyai presisi tinggi pertama ke
pengukuran GPS berikutnya).
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari
5”.
c. Perhitungan
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan
hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
harus dilakukan kontrol perhitungan pada
setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai
titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris. Seluruh perhitungan sebaiknya
menggunakan sistim komputerisasi.
d. Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus
berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh
dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,
Y, Z nya dan diberi tanda khusus.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
e. Titik kontrol horizontal
Titik kontrol horisontal diukur dengan
menggunakan metode penentuan posisi Global
Positioning System (GPS) secara diferensial.
GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System.
Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari
satu receiver GPS dimana minimal satu titik
digunakan sebagai titik referensi (base station)
dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur. Titik referensi yang digunakan
adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun
Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan
titik kontrol horisontal dapat dilakukan
pengukuran menggunakan metode poligon
dengan menggunakan alat Total Station.
f. Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah
sebagai sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator (UTM). Ketentuan proyeksi
UTM :
- Proyeksi adalah Transverse Mercator
- Lebar zona adalah 6°
- Titik awal setiap zona adalah perpotongan
meridian tengah dan ekuator.
- Faktor skala pada meridian tengah ko =
0.9996
- Timur (T) didefinisikan dengan
penambahan 500.000 meter kepada nilai x
yang dihitung dari meridian tengah.
- Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.000 meter kepada nilai y yang dihitung
dari ekuator selatan.
- Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai
dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke
arah Timur sampai zona 60 untuk bujur 174°
timur sampai dengan 180° timur.
- Satuan dalam meter.
- Batas lintang 84° Utara dan lintang 80°
Selatan.
- Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di
depan Utara (U).
- Datum DGN-95.
Batas Meridian
Zona
Zona Tengah
46 90°- 96° 93°
47 96° - 102° 99°
48 102° - 108° 105°
49 108° - 114° 111°
5 114° - 120° 117°
51 120° - 126° 123°
52 126° - 132° 129°
53 132° - 138°° 135°
54 138° - 144° 141°
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
g. Pengukuran dengan menggunakan GPS
dilakukan setiap interval 1000 m (setiap 1 Km).
h. Pengukuran Titik Kontrol Horisontal harus
menggunakan jenis Total Station (TS) dengan
ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk
jarak.
i. Pengukuran untuk titik kontrol Vertikal harus
mengunakan peralatan Waterpass jenis auto
level dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail,
situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga
membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi
mengacu pada Pedoman Pengukuran Topografi
NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.

2. Keluaran Survei Topografi meliputi :


- Laporan :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topografi yang telah diterima.
- Data Koordinat dan Elevasi Bench Mark.
- Foto Dokumentasi proses pengukuran dan
Bench Mark
- Peta Fotografi (peta transies) dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan yang
akan dilakukan.

b) Survei Lalu Lintas


Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi
lalu lintas, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam
satuan waktu.
Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang
akan dilakukan pada pos pengamatan yang telah
ditetapkan.
Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari
dan smp/hari.
Angka pertumbuhan lalu lintas dapat diperoleh dari
data statistik.
1. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Desain Perkerasan
Jalan, buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 036/T/BM/1997, Pedoman Survei
Pencatatan Lalu Lintas dengan cara Manual
Pd/T.19-2004-B, atau pedoman yang disyaratkan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
2. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan berupa laporan yang di
dalamnya memuat :
a. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan
dan perhitungan perkerasan jalan.
b. Foto Dokumentasi.

c) Survei Hidrologi
Survei Hidrologi bertujuan untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.
Survei hidrologi meliputi :
(1) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada
daerah tangkapan (catchment area) atau pada
daerah yang berpengaruh terhadap lokasi
pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan
Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi terkait
di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
(2) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka
air banjir.
(3) Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air
banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan
untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5
tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan
dengan metode yang sesuai.
(4) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan.
(5) Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan.
(6) Menentukan rencana elevasi aman untuk
jalan/jembatan termasuk pengaruh akibat adanya
bangunan air (aflux).
(7) Merencanakan bangunan pengaman jalan /
jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03 – 3424 –
1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03
- 1724 -1989 SKBI - 1.3.10.1987 (Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan
di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan
Pd.T.02 -2006 - B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan
Jembatan No. 01 / BM / 05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Keluaran yang dihasilkan dari Survei Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
- Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase.
- Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-
peta topografi.
- Informasi histori banjir yang tersedia
(tingkatan dan tanggal kejadian).
- Lokasi-lokasi drainase yang memiliki
permasalahan banjir.
- Acuan banjir/sumber informasi drainase.
- Kapasitas aliran air dan debit aliran air
permukaan yang akan diterima oleh drainase yang
akan direncanakan.
- Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase.
- Dimensi saluran dan gorong-gorong.
- Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi
dasar sungai / saluran baik erosi umum
maupun lokal.

d) Survei Dynamic Cone Penetrometer (DCP)


Survei ini merupakan pengujian perkerasan jalan
dengan alat DCP yang bertujuan untuk menilai CBR
lapisan tanah dasar badan jalan yang dilakukan pada
ruas-ruas jalan yang belum beraspal, pelebaran jalan,
seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang
telah rusak hingga tampak lapisan pondasinya.
Dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan ukuran seperti yang diberikan
dalam gambar 1.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval
pemeriksaan 100 m.
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan
permukaan lapisan tanah dasar.
- Harus dicatat ketebalan dan setiap bahan
perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan
Telford, lapisan pasir dan sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm,
dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila
dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapis
batuan).
- Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-
keadaan khusus yang perlu diperhatikan seperti
timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan
sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir harus dicatat dengan jelas.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat
dalam formulir DL.2.2.2.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
e) Pengujian CBR Lapangan
Tujuan pengujian CBR Lapangan dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai CBR langsung (in place) yang
digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan
maupun lapis tambah perkerasan (overlay).
Pengujian CBR lapangan dilakukan dengan bantuan
truk sebagai penahan beban penetrasi. Hal ini
didasarkan atas kemudahan pengujian CBR di
lapangan.

Data CBR lapangan dilengkapi dengan data kadar air


dan kepadatan sebagai data pendukung pada proses
analisis yang akan dilakukan setelah uji lapangan
selesai dikerjalan.
Kegunaan data CBR lapangan adalah:
- Untuk mengevaluasi dan merencanakan tebal lapis
perkerasan lentur (lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah), kekuatan struktural tanah dasar dan tebal
lapis perkerasan jalan dengan lapis permukaan
tanpa pengikat. Jika CBR lapangan digunakan
secara langsung untuk evaluasi atau desain tanpa
memperhatikan variasi kadar air lapisan/bahan
tanah, maka seharusnya pengujian CBR lapangan
dilakukan pada salah satu kondisi di bawah ini:
1) derajat kejenuhan tanah tersebut (persentase
rongga terisi air) 80% atau lebih;
2) pada material butiran kasar dan non plastis,
yang tidak memiliki pengaruh yang besar ketika
terjadi perubahan kadar air;
3) tanah tidak dimodifikasi akibat aktivitas
konstruksi selama 2 tahun sebelum pengujian.
Pada kenyataannya kadar air tidak konstan,
tetapi umumnya berubah-ubah dalam rentang
yang sempit.
- Untuk menentukan kapasitas pembebanan rata-
rata yang dapat dipikul oleh suatu lapisan/bahan
tanah.

f) Pemeriksaan Lokasi Sumber Material


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
informasi mengenai bahan-bahan perkerasan yang
dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstuksi
pada ruas jalan yang akan dikerjakan.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini
adalah:
- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya
pasir, kerikil, tanah timbunan, batu.
- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut
perkiraan jumlah yang ada.
- Perkiraan harga satuan tiap jenis perkerasan.
- Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari quarry ke
base camp proyek.
- Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya
(Km, Sta).
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
g) Pengendalian Survei
Pengendalian survei bertujuan sebagai kendali mutu
pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya :
1. Setiap akan kegiatan survei baik pendahuluan
maupun survei detail pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan
survei baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Bidang / KPA atau
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Proses survei baik pendahuluan maupun survey
detail wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan
sampai pada proses survei oleh petugas yang
ditunjuk oleh Kepala Bidang / KPA atau Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.
3. Data hasil pengambilan pada survei detail wajib
diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan
proses desain. proses desain dapat dilakukan
apabila data hasil survei detail sudah dapat diterima
oleh Kepala Bidang / KPA atau Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
4. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap
survey pendahuluan maupun survey detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Bidang / KPA atau
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

b. PROSES DESAIN
Proses Desain bertujuan :

1. Mengolah data hasil survey dan melakukan


analisis data menggunakan metode analitis sesuai
pedoman dan standar yang berlaku.
2. Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang
terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering
estimate.

Kegiatan Proses Desain mencakup :


1. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada
peta, serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan
kondisi medan yang memenuhi Standar Perencanaan
Geometrik Jalan dan dibahas bersama-sama dengan
Ahli Perkerasan Jalan.
2. Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan
vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan
tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar
kota maupun perkotaan.
3. Melakukan perhitungan perencanaan tebal
perkerasan baik perkerasan kaku maupun fleksibel
dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
4. Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
5. Melakukan perencanaan manajemen traffic pada
saat pelaksanaan.
6. Menyiapkan peta geologi.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
7. Membuat estimasi panjang jalan dan dan
bangunan pelengkap jalan lainnya. yang mungkin
akan terdapat pada rute jalan tersebut.
8. Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di dalamnya
membuat identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian
resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
9. Penggambaran Desain Jalan :
a) Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
b) Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
c) Potongan Melintang Skala Horisontal 1:200,
Skala Vertikal 1:100
10. Pengendalian pada saat proses perencanaan
dilakukan agar desain yang dihasilkan memenuhi
persyaratan secara teknis, dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data
sekunder harus mendapat persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
b) Konsep desain berdasarkan data survey
pendahuluan dan survey detail yang merupakan
review terhadap desain awal harus diperiksa
dan diasistensikan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
c) Pemeriksaan dan asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh konsultan
perencana kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak
memenuhi standar harus mendapat persetujuan
dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan
apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Provinsi Sulawesi Selatan dan mendapat
persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga.
11. Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti NSPM yang
diterbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga dan atau
SNI yang dituang dalam Kerangka Acuan Kerja
dan/atau referensi lain yang disetujui oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK).
12. Konsultan Perencana DED bertanggung jawab
sampai dengan pekerjaan terpasang/terlaksana.

2. PENYUSUNAN ENGINEER ESTIMATE


a. Perhitungan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)
dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu metode
perhitungan manual (berdasarkan perkalian variabel –
variabel komposisi penyusun) dan metode perhitungan
otomatis dengan menggunakan fasilitas fungsi “AREA”
(atau yang sejenisnya) pada software.

b. Engineer Estimate disusun dengan 2 (dua)


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
pendekatan yaitu metode analitis (perhitungan dengan
menggunakan analisa harga satuan) dan metode
statistik (dengan menggunakan pembanding harga
terkontrak pada beberapa tahun terakhir). Dalam
perhitungan dengan metode analitis, Penyedia Jasa
sekurang- kurangnya harus mendapatkan harga dari
Supplier, Distributor, harga dari pemerintah
(Kota/Kabupaten dan Provinsi), dan harga pasar.
c. Dalam penyusunannya, penyedia jasa harus
memperhitungkan biaya untuk menyelesaikan
pekerjaan termasuk untuk pengelolaan lingkungan
hasil rekomendasi dari Dokumen Lingkungan (jika
ada), kebutuhan untuk K3 dan lain-lain.

3. PENYUSUNAN DOKUMEN PEMILIHAN


a. Dokumen pemilihan disusun berdasarkan peraturan
mengenai pengadaan barang/jasa yang berlaku.
b. Apabila dalam desain diperlukan spesifikasi
khusus, maka Penyedia Jasa wajib membuat /
menyusun dan menyelesaikan proses pengajuan
Spesifikasi Khusus hingga disetujui oleh Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi
Sulawesi Selatan.

Jenis kontrak pada kegiatan ini adalah kontrak lum sum dengan
12. KELUARAN keluaran output base, yang dibayarkan berdasarkan capaian
output/hasil kegiatan. Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini
adalah :
1. Laporan Pendahuluan.
a. Laporan Awal.
b. Laporan Survey Lapangan (dokumentasi).
2. Laporan Perencanaan
a. Dokumen Rencana Penerapan SMKK
b. Uraian Hasil Perencanaan dan Data Pendukung.
c. Pengolahan Data hasil survey.
d. Analisis Perencanaan.
3. Laporan Akhir
a. Dokumen RAB dan Analisa.
b. Gambar Desain A3
c. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Manual Desain
Perkerasan (MDP).

Data dan Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Anggaran


13. PERALATAN, yang dapat digunakan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa :
MATERIAL, a. Laporan dan Data (bila ada)
PERSONIL DAN Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
FASILITAS serta fotografi (bila ada) yang berpedoman pada Buku
DARI KUASA Spesifikasi tahun 2018.
PENGGUNA b. Akomodasi dan Ruangan Kantor (tidak disediakan)
ANGGARAN Fasilitas – fasilitas yang harus dicantumkan dalam kontrak.
(KPA) c. Akomodasi yang berupa kendaraan, fasilitas lainnya
termasuk kantor dan lain – lain harus disediakan sendiri
oleh Penyedia jasa dengan cara sewa yang akan
dibayarkan melalui kontrak.

d. Staf Pengawas / Pendamping


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi.

Peralatan dan material lain yang tidak tercantum dalam Rincian


14. PERALATAN Biaya namun diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
DAN MATERIAL dianggap sudah termasuk ke dalam kontrak dan harus
DARI disediakan oleh penyedia jasa.
PENYEDIA
JASA
KONSULTANSI
Sebagaimana yang tertuang dalam Syarat-Syarat Umum
15. LINGKUP Kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak Dokumen
KEWENANGAN Pekerjaan Konstruksi.
PENYEDIA
JASA
Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini diperkirakan 1,50
16. JANGKA (Satu Koma Lima Nol) bulan atau 45 (Empat Puluh Lima)
WAKTU Hari Kalender.
PENYELESAIAN
KEGIATAN
Jumlah
17. PERSONIL No. Posisi Kualifikasi Pendidikan Pengalaman
Bulan

A Tenaga Ahli
Team
Ahli Jalan Madya
1 Leader/Highway 1,5 S-1 Teknik Sipil 7 Tahun
(TA.202)
Engineer
Pavement
Ahli Jalan Madya
2 Engineer / Cost & 1,5 S-1 Teknik Sipil 5 Tahun
(TA.202)
Quantity Engineer
Ahli Jalan Madya
3 Structure Engineer 1,5 S-1 Teknik Sipil 5 Tahun
(TA.202)
Ahli K3
4 Ahli K3 Konstruksi Muda 1,0 S-1 Teknik Sipil 3 Tahun
(TA. 603)
B Asisten Tenaga Ahli
SKT S-1 Teknik Sipil / 1 Tahun (S1) /
1 Surveyor (8 Orang) TS.004/TS.043/ 0,53 DIII Teknik Sipil / 2 Tahun (DIII) /
TS.048 SMK Teknik Sipil 3 Tahun (SMK)
S-1 Teknik Sipil / 1 Tahun (S1) /
SKT TS.003 /
2 Drafter (4 Orang) 1,0 DIII Teknik Sipil / 2 Tahun (DIII) /
TS.059
SMK Teknik Sipil 3 Tahun (SMK)
C Tenaga Pendukung
0 Tahun (S1) /
1 Tahun (DIII) /
1 Typist 1,5 S-1 / DIII / SMU
2 Tahun
(SMU/SMK)

Semua tenaga ahli yang akan digunakan harus mempunyai


sertifikasi keahlian dan dinyatakan lulus, sesuai bidang dan
jabatan yang akan ditempatinya.

Jabatan/posisi-posisi personil dan keahliannya yang diperlukan


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
serta tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan Jasa
ini, yaitu sebagai berikut :
a. Ketua Tim (Team Leader) / Highway Engineer
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim selama 7 (tujuh) tahun atau
lebih, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Madya,
SKA 202) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.

b. Ahli Perkerasan Jalan (Pavement Engineer / Cost &


Quantity Engineer)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman selama 5 (lima) tahun atau lebih, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Team Leader / Ketua Tim,
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pekerjaan perencanaan teknis struktur perkerasan jalan
yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di
lapangan dan di laboratorium. Bertanggung jawab terhadap
keakuratan dan kelengkapan hasil survei pengumpulan data
jalan serta melakukan perencanaan teknis yang
berhubungan dengan kuantitas pekerjaan
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Madya,
SKA 202) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.

c. Ahli Struktur (Structure Engineer)


Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman selama 5 (lima) tahun atau lebih diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK.

Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Leader / Ketua Tim, merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis
struktur bangunan tambahan/pelengkap perkuatan tebing.
Menjamin data, analisis dan perhitungan yang dihasilkan
benar, akurat dan siap digunakan.
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan (Ahli Madya,
SKA 202) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang
berwenang.

d. Ahli K3 Konstruksi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S.1) lulusan universitas / perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis
selama 3 (tiga) tahun atau lebih, diutamakan / disukai
memiliki pengalaman dalam perencanaan Jalan.

Mempunyai sertifikat kompetensi Ahli K3 Konstruksi Muda


yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait yang berwenang.

Tugas pokok Ahli K3 Konstruksi adalah sebagai berikut :


1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait K3 Konstruksi;
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja
pelaksanaan konstruksi;
3. Merencanakan dan Menyusun program K3;
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
ketentuan K3;
5. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan
SMK3 dan pedoman Teknik K3 Konstruksi;

e. Surveyor
Surveyor adalah Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman
minimal 1 (satu) tahun untuk S-1 / minimal 2 (dua) tahun
untuk Sarjana Muda (D-III) / minimal 3 (tiga) tahun untuk
SMK Teknik dalam pelaksanaan perencanaan teknis jalan.
Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) 004 / 043 /
048 dengan klasifikasi jenis keahlian Survei Pemetaan /
Survei Teknik Sipil / Juru Ukur Pekerjaan Jalan/Jembatan.

Tugas pokok Surveyor adalah :


1. Melaksanakan survei pengumpulan data sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan;
2. Bertanggung jawab atas keakuratan dan kelengkapan
data serta ketepatan jadwal waktu pelaksanaan sesuai
dokumen kontrak.
3. Melaporkan semua hasil pekerjaan kepada Highway
Engineer.

f. Drafter
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
Drafter adalah Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman
minimal 1 (satu) tahun untuk S-1 / minimal 2 (dua) tahun
untuk Sarjana Muda (D-III) / minimal 3 (tiga) tahun untuk
SMK Teknik dalam pelaksanaan perencanaan teknis jalan.
Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) 003 / 059
dengan klasifikasi jenis keahlian Juru Gambar Survei Teknik
Sipil / Juru Gambar Pekerjaan Jalan/Jembatan.
Drafter mempunyai pengalaman dalam bidang pembuatan
gambar-gambar Teknik Sipil khususnya jalan / jembatan.
Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang
tinggi dan bertanggung jawab atas pembuatan gambar-
gambar yang dibutuhkan.

g. Operator Komputer / Typist


Operator Komputer / Typist harus mengikuti petunjuk Team
Leader, Pavement Engineer maupun tenaga ahli lainnya
dalam membuat surat-surat maupun pengetikan laporan,
paham mengenai cara-cara pembuatan/penyusunan
laporan yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak.
Memahami pengoperasian komputer dengan persyaratan
lulusan S-1 pengalaman minimal 0 tahun, D-III minimal
1 tahun setelah lulus atau SMU minimal 2 tahun setelah
lulus.

- Mobilisasi personil sesuai kebutuhan lapangan;


18. JADWAL - Monitoring pelaksanaan survei;
TAHAPAN - Rapat pembahasan kemajuan dan permasalahan pekerjaan.
PELAKSANAAN
KEGIATAN
Laporan Perencanaan berisikan Kata Pengantar, Daftar Isi,
19. LAPORAN Daftar Gambar, Daftar Tabel.
PENDAHULUAN 1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan Pekerjaan
c. Lokasi Penanganan
d. Jangka Waktu Pelaksanaan
e. Identifikasi Kegiatan
f. Lingkup Kegiatan
g. Keluaran
2. Kondisi Umum / Kondisi Awal
a. Umum
b. Gambaran Umum Lokasi Studi.
c. Gambaran Umum Rencana Kegiatan.
d. Rencana Survey dan Kebutuhan Data
3. Survei Lapangan
a. Umum
b. Pengukuran Topografi
c. Pengukuran Pengujian Daya Dukung Tanah
d. Pengumpulan Data Sekunder
e. Dokumentasi Kegiatan

Dibuat masing-masing dalam 3 (tiga) Rangkap.

Laporan Perencanaan berisikan Kata Pengantar, Daftar Isi,


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - 2022
20. LAPORAN Daftar Gambar, Daftar Tabel.
PERENCANAAN 1. Pendahuluan
a. Umum
b. Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan
2. Dokumen Rencana Penerapan SMKK
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
a. Umum
b. Sortir Data Lebar Perkerasan
c. Sortir Data CBR
d. Sortir Data Kerataan Jalan
e. Survei Bangunan Utilitas (Gorong-gorong dan Drainase
Samping)
f. Survei Tambahan (Survei Kekurangan Lengkung
Horizontal)
g. Analisis Data Lalu Lintas
h. Analisis Curah Hujan
i. Analisis Hidrologi
j. Analisis Struktur
4. Analisis Perkerasan Jalan
a. Umum
b. Overlay Desain
c. Desain Konstruksi Perkerasan Jalan Baru
d. Penetapan Lebar Perkerasan dan Bahu
e. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Dibuat masing-masing dalam 3 (tiga) Rangkap.

Laporan Akhir adalah gabungan dari beberapa dokumen yang


21. LAPORAN diserahkan pada akhir kegiatan.
AKHIR 1. Dokumen RAB dan Analisa.
2. Gambar Desain Format A3.
3. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Manual Desain
Perkerasan.

Dibuat masing-masing dalam 3 (tiga) Rangkap.


Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
setelah jadwal Demobilisasi masing-masing personil disertai
soft copy Laporan yang dimasukkan ke dalam Hardisk
Eksternal.

- Invoice merupakan dokumen penagihan internal untuk


22. PEMBAYARAN pembayaran prestasi pekerjaan Penyedia Jasa yang
INVOICE diajukan kepada Pengguna Jasa.
- Penyedia Jasa diwajibkan bertanggung jawab penuh untuk
setiap penyiapan dan pengajuan usulan invoice.
- Dokumen invoice berisikan perhitungan besaran
pembayaran dan perhitungan biaya lainnya.
- Semua komponen biaya yang terdapat dalam dokumen
invoice harus dilengkapi dengan bukti yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Dokumen Seleksi terdiri dari :


23. DOKUMEN a. Spesifikasi Umum;
SELEKSI b. Bill of Quantity (BoQ);
c. Analisa Harga Satuan;
d. Rencana Spesifikasi Teknis;
e. Gambar Rencana.
Hal - Hal Lain

Anda mungkin juga menyukai