URAIAN PENDAHULUAN
1. LATAR 1. Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi
BELAKANG Sumatera Barat mempunyai fungsi antara lain menyiapkan perencanaan
penanganan jalan Nasional di Provinsi Sumatera Barat
2. Di dalam mewujudkan fungsi tersebut, maka diperlukan keterlibatan
konsultan untuk menyiapkan desain dengan pengadaannya yang sesuai
dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) yang berlaku saat ini.
3. Untuk memandu pengelolaan pekerjaan desain oleh Konsultan, maka perlu
dibuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang berisi batasan dan ketentuan
desain.
4. Penyusunan KAK ini berpedoman pada Pedoman Konstruksi dan
Bangunan, nomor 01/P/BM/2013; sesuai surat edaran Dirjen Bina Marga
nomor 01/ SE/ Db/ 2013 tanggal 27 Februari 2013.
2. MAKSUD DAN 1. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membuat perencanaan teknis
TUJUAN penanganan khusus antara lain penanggulangan longsoran disekitar
badan jalan yang mengalami longsor atau berpotensi terjadinya
longsor pada beberapa ruas jalan Nasional di Provinsi Sumatera
Barat.
2. Hasil kegiatan perencanaan teknis juga meliputi dokumen yang
diperlukan untuk proses pelelangan pekerjaan, baik yang bersifat
standar maupun yang berasal dari produk perencanaan teknis seperti
estimasi harga pekerjaan yang direncanakan (Engineering Estimate)
3. SASARAN 1. Tersedianya perencanaan Longsoran pada ruas jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat, khususnya pada ruas yang akan ditangani pada tahun
anggaran berikutnya.
2. Perencanaan teknis yang dihasilkan mempunyai keandalan, yang
ditunjukkan antara lain oleh:
a) input data yang valid;
b) proses perencanaan teknis yang berdasarkan pedoman / manual yang
berlaku pada saat perencanaan dibuat;
c) produk perencanaan teknis menjawab permasalahan yang ada di
lapangan, seperti rencana jenis penanganan setiap bagian-bagian
(segmen) jalan berdasarkan kondisi lapangan dan kinerja jalan yang
diisyaratkan
3. Ketersediaan dokumen lelang pada penanganan longsoran yang ditinjau,
guna mendukung pelaksanaan pekerjaan.
5. SUMBER
PENDANAAN
Pagu Biaya Sumber Dana TA
DIPA Satker Perencanaan
dan Pengawasan Jalan APBN
Rp 2.400.000.000,-
Nasional Provinsi Sumatera 2020
Barat
6. NAMA DAN
ORGANISASI Pejabat Pembuat : Perencanaan
PEJABAT Komitmen
PEMBUAT Satuan Kerja : Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
KOMITMEN Provinsi Sumatera Barat
DATA PENUNJANG
7. DATA DASAR Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna jasa yang dapat digunakan
harus dipelihara oleh Penyedia jasa
8. STANDAR TEKNIS Standar teknis yang dipergunakan adalah NSPM (Norma, Standar, Pedoman,
dan Manual) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga
9. STUDI – STUDI Dokumen-Dokumen Studi maupun Perencanaan yang sudah ada pada
TERDAHULU Direktorat Jenderal Bina Marga, maupun instansi-instansi terkait lainnya
10. REFERENSI 1. Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (
HUKUM Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1993 Nomor 60).
3. Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara / Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 20 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4609).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655).
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
6. DIPA Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Propinsi
Sumatera Barat TA 2019
RUANG LINGKUP
11. LINGKUP Penyedia melakukan perencanaan teknis secara detail untuk pekerjaan
PEKERJAAN penanganan longsoran jalan.
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan
untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:500 yang akan
digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
2. Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton bertulang dengan
ukuran 20x20x75 cm dan di atasnya dipasang/ditanamkan
neut dari baut dimana permukaan kepala baut ditandai dengan
alur tanda silang (cross sign), ditempatkan pada tempat yang
aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang secara berpasangan
(dengan jarak pasangan tidak lebih dari 10m) untuk setiap 2
(dua) km sepanjang ruas penanganan, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai disekitar sungai yang posisinya
aman dari gerusan air sungai.
Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi 20cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
Untuk setiap titik poligon dan sipat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, tidak mudah lapuk, lurus,
dengan diameter sekitar 5cm, panjang sekurang-kurangnya
50cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak
diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus,
perlu ditambahkan patok bantu.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah
sekitar patok diberi tanda-tanda khusus dan/atau stationing/
km. lokasi.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang
patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor yang tahan cuaca.
d) Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya.
Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi
khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolite
untuk mendapatkan koordinat, dan penentuan elevasi dengan
waterpass auto level.
c) Perhitungan
1. Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara
pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan
berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.
2. Perhitungan Sipat Datar.
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4desimal,
dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
3. Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok
ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan
dihitung secara tachimetris.
4. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem
komputerisasi.
d) Penggambaran
1. Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500.
2. Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
3. Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan
harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
4. Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1meter
panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
5. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
6. Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya
dan diberi tanda khusus (beta-numerik).
e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi GPS secara diferensial sebagai
pembandingan.
f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah Sistem
koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM).
g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap
interval 5000 m (setiap 5km)
h) Pengukuran titik kontrol horisontal harus menggunakan
jenis Total Station (TS) dengan ketelitian 10”√n untuk sudut
polygon.
i) Pengukuran untuk titik kontrol vertikal harus
menggunakan peralatan waterpass jenis auto level dengan
ketelitian tidak lebih dari 2mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 0,25 sampai 1meter, tergantung dari
terainnya.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi No. 010/PW/2004, atau
Pedoman yang dipersyaratkan.
1. Tujuan
Tujuan survey Hidrologi adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada lokasi longsoran,
guna keperluan analisis hidrologi.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang
cukup untuk menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal
terjadinya banjir dan setiap perubahan-perubahan fisik
infrastruktur yang berdampak pada aliran banjir;
b. Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada
kombinasi prosedur-prosedur perkiraan curahan hujan
wilayah, teknik-teknik seperti metode rasional probabilistik
serta pengamatan terbaru dan tingkat histori banjir;
c. Kapasitas aliran air (run off) dan Debit rencana aliran air yang
akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan;
d. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase.
e. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr)
paling sedikit dalam jangka 10 tahun terakhir pada daerah
tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau
instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
f. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti
gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi,
dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
g. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan
rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan
periode ulang (return period) 10 tahunan untuk jalan arteri,
7tahun untuk jalan kolektor, 5tahunan untuk jalan local.
h. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman.
i. Menghitung dimensi saluran samping, saluran melintang jalan,
inlet, outlet, dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
j. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan termasuk
pengaruhnya akibat bangunan air (aflux).
k. Merencanakan bangunan pengaman jalan/longsoran terhadap
gerusan (general and local scouring) samping atau horisontal
dan vertikal.
3. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada SNI No. 03-3424-
1994 atau SNI No. 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual
Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No. 01/BM/05, serta
pedoman lain yang dipersyaratkan.
4. penyelidikan Geolistrik
Penyelidikan yang dilakukan dengan metoda Vertical
Elektric Sounding. Ketentuan yang diterapkan dalam
penyelidikan Geolistrik bahwa nilai tahanan jenis tertentu
menunjukkan batuan atau lapisan batuan tertentu pula, baik
dipermukaan maupun di bawah permukaan.
Bidang gelincir (batas antara daerah yang stabil dan daerah
yang bergerak) ditandai oleh berbagai kondisi geologi yang
dijumpai disekitar lokasi, misalnya sliken slide, milonite
dan kadang-kadang rembesan air.
Untuk mendapatkan kondisi geologi di atas akan lebih
mudah dibandingkan menentukan kedalaman bidang
gelincir, hal ini disebabkan besaran yang terjadi pada
bidang tersebut sangat kecil (tipis) sehingga diperlukan
interval deteksi yang teliti pada setiap titik duga.
- Metode Penempatan Elektroda
Penempatan elektoda bebas dilakukan, dapat menggunakan
metode Wenner, Slumberger dan sebagainya.
Untuk cara Wenner alat yang praktis pengoperasiannya
adalah ''Specific Earth Resistivity Yokogawa" dengan
menggunakan sumber arus batere 12 volt dan 4 (empat)
elektroda baja aluminium dengan ukuran tertentu sesuai
spesifikasi Yokogawa. Ini dapat dilakukan mengingat pada
umumnya penyelidikan longsoran tidak memerlukan
deteksi yang dalam yaitu berkisar antara 20 - 30 meter dari
muka tanah setempat.
- Metode Interpretasi
Pengolahan data lapangan dilakukan berdasarkan metode
yaitu:
More Commulative Method
Sebagai pendekatan dalam melakukan penentuan batas-
batas perubahan lapisan tanah dan batuan di daerah ini
digunakan suatu grafik kumulative dari tahanan jenis semu
untuk setiap interval yang sama.
Dengan dasar ini menunjukkan bahwa setiap perubahan
media di bawah permukaan akan berubah pula nilai tahanan
Jenisnya, dengan prinsip bahwa setiap benda atau satuan
batuan mempunyai nilai tahanan Jenis sendiri (Spesific
resistivity).
Grafik Linier Nilai Tahanan Jenis Sebenarnya
Dalam melakukan identifikasi perilaku macam/ jenis
tanah atau batuan yang digunakan parameter pendukung
dalam menelusuri letak dan penyebaran bidang gelincir
dalam titik duga dimanfaatkan grafik linier dari nilai
tahanan jenis kelistrikan yang sebenarnya.
- Hasil Pendugaan Geolistrik
Beberapa metode interpolasi tersebut di atas ditambah data
yang memperlihatkan keadaan geologi serta paradigma
konfiguran stratigrafi daerah sekitarnya, maka diperoleh
jenis susunan lapisan tanah (batuan, muka air tanah dan
kedalaman bidang gelincir pada zona longsoran.
1 titik Peyelidikan geolistrik dilakukan dengan interval 150
meter secara menerus tergantung kondisi penyebaran tanah
dan batuannya (kecuali ditentukan lain oleh pihak direksi
pekerjaan)
5. Pengujian Test Properties Tanah
baik dari contoh tanah tidak terganggu (undisturb samples)
maupun tanah terganggu (disturb sample) berupa Unconfined,
Kadar air, berat jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser dalam,
tekanan air pori tanah, nilai permeabilitas, dan lain-lain yang
diperlukan berkaitan dengan kebutuhan perencanaan.
3. Keluaran / Output:
Keluaran dari survey geologi /geoteknik / penyelidikan tanah:
a. Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat:
data lapangan dan hasil pengujian geoteknik/penyelidikan
tanah yang dilakukan.
b. Analisa dari hasil penyelidikan tanah
c. Foto Dokumentasi.
e. Lingkup Survey : LINGKUNGAN
1. Tujuan
a. Untuk mengidentifikasi rona lingkungan di sekitar lokasi
pekerjaan
b. Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan
c. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan
terkena dampak sebagai akibat adanya proyek ini
d. Memprediksikan dan mengevaluasi besarnya dampak
lingkungan yang terjadi
e. Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksankan oleh
pihak proyek atau instansi laiinya yang terkait guna
mengurangi dampak negative atau meningkatan dampak
positif yang dijabarkan dalam rumusan umum.
2. Lingkup
a. Mengumpulkan data skunder terkait aspek fisik-kimia,
biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan massyarakat
b. Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan
komponen lingkungan yang ada (aspek fisik-kimia, biologi,
sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat)
3. Keluaran / Output:
Laporan survey identifikasi Lingkungan.
3. Keluaran / Output:
Harga Dasar dan harga satuan upah, alat dan bahan
2. LINGKUP KEGIATAN PERENCANAAN / DESAIN
Tabel : Ringkasan Keluaran / Output Desain
K e l u a r a n / O u t p u t Tenaga
Ahli
No yang
Dokumen Materi / Bahasan Diperluka
n
1. Buku D-1. 1) Isu utama permasalahan lapangan Menyesuai
Gambar
2) Pengelolaan lapis perkerasan
Desain kan
(Detail 3) Pengelolaan bahu jalan
Desain) 4) Pengelolaan median jalan (jika ada) pembahas
5) Pengelolaan drainase jalan
an pada
6) Pengelolaan stabilisasi lereng
7) Pengelolaan bangunan pelengkap substansi
8) Pengelolaan pekerjaan struktur,
keluaran /
9) Informasi sumber bahan (quarry)
10) Pengelolaan manajemen lalu lintas output
11) Pengelolaan perlengkapan jalan (rambu
dan sejenisnya) yang
12) Pengelolaan metoda kerja
terkait
13) Waktu pelaksanaan
14) Kebutuhan Peralatan Minimum
K e l u a r a n / O u t p u t Tenaga Ahli
No yang
Dokumen Materi / Bahasan Diperlukan
2. Buku D-2. Ahli Jalan
1) Pengelolaan Permasalahan Lapangan
Laporan Raya
Perencanaan Ahli
(Detail 2) Pengelolaan Geologi/ Geoteknik Geologi /
Desain) Geoteknik
3) Pengelolaan Struktur dan stabilitas Ahli
Lereng Struktur
4) Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada
Drainasi Permukaan Jalan Ahli
5) Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Hidrologi /
Drainasi Bawah Permukaan Jalan (Jika Hidrolika
Ada)
6) Pengelolaan Bangunan Pelengkap / Ahli
Struktur Struktur
Ahli
7) Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan
3. Buku D-3. 1) Format Standar HPP / EE
Laporan
HPP / EE 2) Panduan Anlisa Harga Satuan (PAHS)
3) Jenis Pekerjaan Ahli
Kuantitas /
4) Volume Pekerjaan
Ahli Jalan
5) Analisa Harga Satuan Raya
6) Harga Satuan Dasar (HSD)
7) Informasi Sumber Bahan / Quarry
8) Asumsi Jarak
9) Lembar Perhitungan Volume
10) Perhitungan Waktu Pelaksanaan
11) Kebutuhan Peralatan Minimum
Buku D-4.
Laporan Laporan Analisa
4. Tim
Analisa Risiko
Risiko
Buku D-5.
Laporan Manajemen dan Keselamatan
5. Laporan Tim
Lalu-lintas
MLL
Ahli Jalan
Buku D-6.
Raya /
6. Metoda Metoda Konstruksi
Ahli
Konstruksi
Struktur
Ahli Dok.
Buku D-7.
Kontrak/
7. Dokumen Dokumen Lelang
Ahli Jalan
Lelang
Raya
1. Proses Desain
a. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan:
1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal;
2) Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai
sebagai panduan survey pendahuluan;
3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
b. Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta
menarik beberapa alternatif rencana as jalan / alinyemen
horizontal dengan dilakukan pengecekan alinyemen vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan.
2) Merencanakan desain geometrik jalan dengan mengacu pada
ketentuan Standar Perencanaan Geometrik Jalan baik antar kota
maupun perkotaan.
3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan
kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman
perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan
jalan.
5) Melakukan perencanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas
pada saat pelaksanaan.
6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan risiko
yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi
geologi.
8) Membuat estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang box
culvert/gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya
yang mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
9) Melakukan analisis risiko yang harus dituangkan dalam laporan
perencanaan teknis, didalamnya membuat identifikasi risiko,
analisis risiko, penilaian risiko, mitigasi risiko, alokasi risiko.
c. Peryaratan
Proses perencanaan teknis harus mengacu pada NSPM (Norma,
Standar, Pedoman dan Manual) yang berlaku di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum - Pera / Ditjen Bina Marga, yang terkait
dengan materi bahasan / pengelolaan masalah, atau referensi lain yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
d. Penggambaran
Penggambaran desain jalan:
Alinyemen Horisontal dengan Skala 1 : 500
Alinyemen Vertikal, Skala Horisontal 1:500, Skala Vertikal 1:100
Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala Vertikal 1:100
2. Detail Desain
Keluaran / Output Detail Desain (DED) terdiri dari 2 (dua) yaitu Gambar
Perencanaan Teknis (Desain) dan Laporan Perencanaan.
1. Tujuan
a. Menyiapkan gambar desain yang menunjukkan penyelesaian
masalah pada ruas / lokasi yang direncanakan;
b. Menyiapkan informasi tambahan di dalam gambar, yang
menjelaskan kepada pihak terkait (PPK PJN dan Penyedia
Jasa Konstruksi) hal-hal yang memberikaan manfaat pada
saaat pelaksanaan pekerjaan;
c. Gambar perencanaan teknis merupakan dokumen yang
nantinya menjadi dokumen kontrak pelaksanaan, oleh karena
itu gambar harus cukup efektif memberikan penjelasan
terkait dengan pengelolaan masalah di lapangan.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Penyedia Jasa Konsultansi melakukan kajian hasil
pembahasan setiap permasalahan (substansi) yang ada dalam
bentuk gambar dan uraian penjelasan;
b. Substansi yang disajikan dalam gambar adalah semua aspek
yang terkait dengan unsur jalan.
c. Substansi yang disajikan sesuai penjelasan keluaran/output
di bawah.
3. Persyaratan
a. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
b. Materi / substansi yang ditampilkan dalam gambar harus
mengacu pada NSPM (Norma, Standar, Pedoman dan
Manual) yang berlaku di lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum – Perumahan Rakyat / Ditjen Bina Marga, yang
terkait dengan materi bahasan / pengelolaan masalah.
c. Untuk materi yang tidak diatur dalam NSPM, harus
menyebutkan pertimbangan atau dasar asumsi yang dipakai.
d. NSPM yang dipakai dan pertimbangan / asumsi yang ada
agar dinyatakan / ditulis / dicantumkan dalam gambar.
4. Keluaran / Output
Keluaran / output gambar perencanaan teknis (desain) adalah
gambar teknik ditambah penjelasan yang diperlukan, terdiri dari
substansi / materi sesuai tabel di bawah.
Tampilan
Materi / Substansi dalam Gambar
Gambar Uraian
Tampilan
Substansi / Materi
Uraian Hitungan
a. Pengelolaan Permasalahan Lapangan Ada Ada
b. Pengelolaan Geologi/ Geoteknik pada Badan Jalan
Ada Ada
Tanah Lunak (apabila ada)
c. Pengelolaan Geologi/ Geoteknik dan Struktur pada
Ada Ada
Stabilisasi Lereng
d. Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Drainase
Ada Ada
Permukaan Jalan
e. Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Drainasi
Ada Ada
Bawah Permukaan Jalan
f. Pengelolaan Bangunan Pelengkap / Struktur Ada Ada
g. Pengelolaan Perlengkapan Jalan (Rambu dan
Ada --
sejenisnya)
b. Mata Pembayaran
Tujuan:
Menghasilkan jenis harga satuan yang sesuai spesifikasi umum /
khusus yang berlaku
Persyaratan:
Mata Pembayaran sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga
edisi terakhir dan Spesifikasi Khusus Bina Marga yang masih
berlaku.
c. Volume Pekerjaan
Tujuan:
Menghitung volume secara cermat untuk setiap pekerjaan yang
ada.
Membuat rincian pada pekerjaan dengan satuan volume LS
menjadi volume pekerjaan yang terukur.
d. Analisa Harga Satuan
Tujuan:
Menghasilkan harga satuan pekerjaan dengan kondisi :
Analisa harga satuan berdasarkan metoda kerja yang sesuai
untuk pekerjaan yang ditinjau.
Harga satuan dasar (HSD) yang dipakai memenuhi aspek formal-
validasi dan harus dikontrol bahwa HSD tersebut sesuai dengan
kondisi lapangan.
Peralatan yang dipakai harus yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan, antara lain menyangkut jenis, kapasitas, kecepatan,
dan karakteristik yang melekat pada spesifikasi alat (misal:
efisiensi alat).
Material yang dipakai sesuai dengan potensi setempat
(menyebutkan sumber quarry) dan pertimbangan efisiensi.
Faktor lainnya seperti jarak basecamp ke lapangan dan lokasi
quarry harus diperhitungkan dengan asumsi yang sesuai.
4. Asumsi Jarak
a. Tujuan:
Menetapkan besaran jarak (lokasi AMP, batching plant, lainnya)
yang sesuai untuk kondis lapangan yang ditinjau.
b. Persyaratan:
- Jarak yang dipakai antara lain terkait dengan : lokasi basecamp
AMP, lokasi batching plant (beton), lokasi quarry, dan lokasi
depo material lainnya.
- Jarak yang dipakai agar disebutkkan argumennya.
12. KELUARAN Keluaran / output yang dihasilkan oleh kegiatan perencanaan teknis
(OUTPUT) ringkasannya disajikan kembali pada tabel di bawah, untuk penjelasan lebih
detail dapat dilihat pada bab tersebut di muka, yaitu:
A. T a h a p a n S u r v e y
1. Buku S-1 Laporan Persiapan / Pendahuluan
2. Buku S-2 Laporan Survey Lapangan
B. T a h a p a n D e s a i n
1. Buku D-1 Gambar Desain (Detail Desain)
2. Buku D-2 Laporan Perencanaan (Detail Desain)
3. Buku D-3 Laporan HPP / EE
4. Buku D-4 Laporan Analisa Risiko
Buku D-5 Laporan Manajemen dan Keselamatan Lalu
5.
lintas
6. Buku D-6 Metoda Konstruksi
7. Buku D-7 Dokumen Lelang
16. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan perencanaan teknis oleh Penyedia
PENYELESAIAN Jasa Konsultansi adalah:
KEGIATAN
Waktu Satuan
5 (Enam) Bulan
17. PERSONIL Kebutuhan personil disajikan pada tabel di bawah dilengkapi dengan
penjelasannya.
Tabel : Kebutuhan Tenaga Ahli
Kualifikasi
Tenaga Ahli :
Tenaga Pendukung :
Administras SM 5.00
i/Sekretaris A
(Se
dera
jat)
Operator SM 5.00
Komputer A
(Se
dera
jat)
2. Highway Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian teknik jalan yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil, pengalaman profesional dalam bidang-nya 3
(tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam bidang
perencanaan jembatan, termasuk pengambilan data lapangan dan analisanya.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Membantu kerja team leader.
2. Meninjau lokasi dari masing-masing jembatan yang akan direncanakan
guna.
3. Menentukan relokasi jembatan bila ada.
4. Mengkonfirmasikan kebutuhan dan tingkat pekerjaan yang
diperlukan.
5. Menentukan survai lapangan yang dibutuhkan dan data yang
diperlukan untuk melaksanakan detail desain teknis.
6. Mempersiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan
(investigasi), termasuk pemboran atau sondir dimana diperlukan dan
mengkoordinir semua kegiatan team lapangan dalam melaksanakan
rencana kerja di lapangan.
7. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia,
menyiapkan detail desain, prakiraan jumlah dan harga teknik demikian
pula gambar-gambar teknik dari semua jembatan yang akan
direncanakan.
3. Geoteknik Engineer
Disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) atau Strata yang lebih
tinggi jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Mempunyai sertifikat keahlian sebagai ahli Geoteknik yang dikeluarkan
oleh asosiasi terkait. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan
teknis jalan, lebih diutamakan/ disukai yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan survey/penelitian Geologi/tanah dan bebatuan dan bahan untuk
perencanaan teknis Longsoran atau jalan/jembatan. minimal selama 3
(tiga) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
1). Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan (Bor Mesin, Sondir dan
Geolistrik) dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah,
dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah.
2). Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas
disekitar badan jalan/lereng jalan.
4. Geodetic Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian geodesi/teknik jalan/Teknik Jembatan yang
dikeluarkan oleh asosiasi terkait. Sarjana
Teknik Sipil/Geodesi, pengalaman profesional dalam bidangnya, di
utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam bidang perencanaan jalan.
minimal berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Mengendalikan semua personil yang terlibat pengumpulan data
topografi dan penggambarannya.
2. Memeriksa rencana kerja di lapangan dan hasil perhitungan
pengumpulan datanya.
3. Bertanggung jawab pada hasil pengumpulan data, perhitungan yang
diperlukan dan hasil penggambarannya.
5. Hidrology Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian hidrologi yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil / pengaiaran, berpengalaman dibidang
hidrologi minimal 3 (tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman
dalam bidang perencanaan longsoran, jalan/jembatan
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Mengumpulkan dan mengadakan pengujian data-data hidrologi yang
didapat untuk digunakan dalam analisa persoalan hidrologi, meliputi
:
- Gejala dan arah aliran.
- Jenis/sifat erosi maupun pengendapan.
- Daerah pengukur banjir.
2. Tinggi air banjir, air rendah, air normal.
6. Geologi Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Geologi yang dikeluarkan oleh
asosiasi terkait. Sarjana Teknik Geologi, berpengalaman dalam bidangnya,
lebih disukai berpengalaman dalam bidang perencanaan Longsoran / jalan /
jembatan minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Melaksanakan survey dan analisa geologi mengenai tanah dan bebatuan
dilokasi yang direncanakan.
2. Mengidentifikasi permasalahan geologi yang memungkinkan terjadi
sebagai penyebab terjadinya longsoran.
3. Merekomendasikan jenis penanganan yang terbaik dilihat dari sudut
pandang geologi lokasi longsoran.
7. Enviroment Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian teknik Lingkungan / AMDAL yang
dikeluarkan oleh asosiasi terkait. Sarjana
Teknik Lingkungan, pengalaman profesional dalam dibidangnya minimal 3
(tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam bidang
perencanaan longsoran, jalan/jembatan.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
a) Untuk mengidentifikasi rona lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan
b) Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan
c) Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan terkena
dampak sebagai akibat adanya proyek ini
d) Memprediksikan dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan
yang terjadi
e) Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksankan oleh pihak
proyek atau instansi laiinya yang terkait guna mengurangi dampak
negative atau meningkatan dampak positif yang dijabarkan dalam
rumusan umum.
8. Cost & Quantity Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian teknik jalan yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil, pengalaman profesional dalam dibidangnya
minimal 3 (tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam
bidang perencanaan Longsoran, jalan / jembatan.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Mengadakan analisa perhitungan harga satuan mengumpulkan data
harga bahan/ material serta peralatan untuk kegiatan-kegiatan yang
sedang berjalan sebagai pembanding.
2. Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai
dengan design yang ada.
3. Bertanggung jawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai
dengan designnya.
4. Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pelelangan dan
dokumen kontrak untuk setiap pembagian pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
18. JADWAL
TAHAPAN 1 2 3 4 5
SURVEY PENDAHULUAN
PELAKSANAAN
SURVEI TOPOGRAFI, HIDROLOGI, HIGHWAY AND ENVIRONMENT
PEKERJAAN INVESTIGASI TANAH
SURVEI MATERIAL DAN HARGA
LAPORAN DAN DOKUMEN
LAPORAN
Executive
3. Ringkasan hasil pekerjaan
Summary
a) Jumlah Dokumen
c) Validasi Perencana
Setiap dokumen produk / keluaran / output perencanaan teknis harus
ada validasi (bentuk tandatangan) oleh Tenaga Ahli sesuai dengan
materi yang disiapkan oleh Tenaga Ahli yang bersangkutan.
(Direktur Utama
Konsultan) (PPK P2JN ) (Kepala BBPJN)
20. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
DALAM NEGERI dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
21. PERSYARATAN kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
KERJA SAMA pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi: Tidak Diperlukan