Anda di halaman 1dari 31

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PAKET - 4 PERENCANAAN LONGSORAN

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR 1. Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi
BELAKANG Sumatera Barat mempunyai fungsi antara lain menyiapkan perencanaan
penanganan jalan Nasional di Provinsi Sumatera Barat
2. Di dalam mewujudkan fungsi tersebut, maka diperlukan keterlibatan
konsultan untuk menyiapkan desain dengan pengadaannya yang sesuai
dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) yang berlaku saat ini.
3. Untuk memandu pengelolaan pekerjaan desain oleh Konsultan, maka perlu
dibuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang berisi batasan dan ketentuan
desain.
4. Penyusunan KAK ini berpedoman pada Pedoman Konstruksi dan
Bangunan, nomor 01/P/BM/2013; sesuai surat edaran Dirjen Bina Marga
nomor 01/ SE/ Db/ 2013 tanggal 27 Februari 2013.
2. MAKSUD DAN 1. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membuat perencanaan teknis
TUJUAN penanganan khusus antara lain penanggulangan longsoran disekitar
badan jalan yang mengalami longsor atau berpotensi terjadinya
longsor pada beberapa ruas jalan Nasional di Provinsi Sumatera
Barat.
2. Hasil kegiatan perencanaan teknis juga meliputi dokumen yang
diperlukan untuk proses pelelangan pekerjaan, baik yang bersifat
standar maupun yang berasal dari produk perencanaan teknis seperti
estimasi harga pekerjaan yang direncanakan (Engineering Estimate)
3. SASARAN 1. Tersedianya perencanaan Longsoran pada ruas jalan Nasional di Provinsi
Sumatera Barat, khususnya pada ruas yang akan ditangani pada tahun
anggaran berikutnya.
2. Perencanaan teknis yang dihasilkan mempunyai keandalan, yang
ditunjukkan antara lain oleh:
a) input data yang valid;
b) proses perencanaan teknis yang berdasarkan pedoman / manual yang
berlaku pada saat perencanaan dibuat;
c) produk perencanaan teknis menjawab permasalahan yang ada di
lapangan, seperti rencana jenis penanganan setiap bagian-bagian
(segmen) jalan berdasarkan kondisi lapangan dan kinerja jalan yang
diisyaratkan
3. Ketersediaan dokumen lelang pada penanganan longsoran yang ditinjau,
guna mendukung pelaksanaan pekerjaan.

4. LOKASI Wilayah Sumatera Barat


KEGIATAN

5. SUMBER
PENDANAAN
Pagu Biaya Sumber Dana TA
DIPA Satker Perencanaan
dan Pengawasan Jalan APBN
Rp 2.400.000.000,-
Nasional Provinsi Sumatera 2020
Barat
6. NAMA DAN
ORGANISASI Pejabat Pembuat : Perencanaan
PEJABAT Komitmen
PEMBUAT Satuan Kerja : Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
KOMITMEN Provinsi Sumatera Barat

DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna jasa yang dapat digunakan
harus dipelihara oleh Penyedia jasa

8. STANDAR TEKNIS Standar teknis yang dipergunakan adalah NSPM (Norma, Standar, Pedoman,
dan Manual) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga

9. STUDI – STUDI Dokumen-Dokumen Studi maupun Perencanaan yang sudah ada pada
TERDAHULU Direktorat Jenderal Bina Marga, maupun instansi-instansi terkait lainnya

10. REFERENSI 1. Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (
HUKUM Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1993 Nomor 60).
3. Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara / Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 20 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4609).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655).
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
6. DIPA Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Propinsi
Sumatera Barat TA 2019

RUANG LINGKUP

11. LINGKUP Penyedia melakukan perencanaan teknis secara detail untuk pekerjaan
PEKERJAAN penanganan longsoran jalan.

1. Lingkup Kegiatan Survey


a. Survey Pendahuluan
b. Survey Topografi
c. Survey Drainase/Hidrologi
d. Survey Geoteknik
e. Survey Lingkungan
f. Survey Material dan Cost (Biaya)
Penjelasan masing-masing survey lapangan pada bab selanjutnya.
a. Lingkup Survey : PENDAHULUAN
1. Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-
data awal berdasarkan aspek- aspek yang diperlukan yang
akan digunakan sebagai dasar/referensi survey detail/survey
berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli utama.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Survey Pendahuluan Desain Geometrik
b. Survey Pendahuluan Kondisi Eksisting Jalan
c. Survey Pendahuluan Survey Topografi
d. Survey Pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
e. Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik
f. Survey Pendahuluan Drainase / Hidrologi
3. Keluaran / Output Survey Pendahuluan:
a. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan
konsep desain Longsoran yang akan diterapkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan.
b. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail
yang didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus
dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan data.
b. Lingkup Survey : TOPOGRAFI

1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan
untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:500 yang akan
digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.

2. Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton bertulang dengan
ukuran 20x20x75 cm dan di atasnya dipasang/ditanamkan
neut dari baut dimana permukaan kepala baut ditandai dengan
alur tanda silang (cross sign), ditempatkan pada tempat yang
aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang secara berpasangan
(dengan jarak pasangan tidak lebih dari 10m) untuk setiap 2
(dua) km sepanjang ruas penanganan, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai disekitar sungai yang posisinya
aman dari gerusan air sungai.
Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi 20cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
Untuk setiap titik poligon dan sipat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, tidak mudah lapuk, lurus,
dengan diameter sekitar 5cm, panjang sekurang-kurangnya
50cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak
diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus,
perlu ditambahkan patok bantu.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah
sekitar patok diberi tanda-tanda khusus dan/atau stationing/
km. lokasi.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang
patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor yang tahan cuaca.

b) Pengukuran titik kontrol horizontal


Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem
polygon tertutup, dan system polygon tersebut harus terikat
/terangkai dengan semua titik BM nya.
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara
optis maupun elektronis.
Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
Electronic Distance Measurement (EDM)/theodolit jenis T2/
atau Total Station, dipilih mana yang lebih teliti dan akurat.
Penentuan Koordinat Awal dilakukan pada titik awal dan titik
akhir pengukuran dengan menggunakan alat GPS (Global
Positioning System Geodetic yang mempunyai presisi tinggi
maksimal sampai dengan satu desimeter).
Toleransi kesalahan ukur sudut polygon:
s = 10’’*N0,5 [detik], dimana N=jumlah titik polygon.

c) Pengukuran titik kontrol vertikal


Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/
pembacaan pergi-pulang. Pengukuran sipat datar harus
mencakup semua titik pengukuran (poligon, sipat datar, dan
potongan melintang), serta titik BM.
Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,
berskala benar, jelas, dan sama.
Pada setiap pengukuran sipat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan
milimiter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA
+ BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah
slag (pengamatan) yang genap.
Toleransi kesalahan ukur sipat datar (waterpass):
k = ±(2,0±2,0*(Skm)0,5) [mm], dimana Skm= Jumlah jarak sipat
datar dari titik ikat tetap awal sampai dengan titik ikat tetap
akhir polygon.

d) Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung, dan sebagainya.
Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga
dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi
khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi.
Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolite
untuk mendapatkan koordinat, dan penentuan elevasi dengan
waterpass auto level.

e) Pengukuran penampang melintang


Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan
persyaratan:
Lebar Koridor Interval, (m)
Kondisi
(m) Jalan baru/eksisting
Datar, Landai atau
75 + 75 50 - 100
lurus
Perbukitan,
50 + 50 25
Pegunungan
< 25 (ditentukan
100 (luar) + 50
Tikungan (R≤50m) tergantung kecilnya
(dalam)
jari-jari tikungan)
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan
alat auto level/waterpass.
3. Persyaratan
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.
b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, atau
dari pengukuran Global Position System (GPS) geodetic
yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran
GPS berikutnya dalam desimeter).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

c) Perhitungan
1. Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara
pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan
berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.
2. Perhitungan Sipat Datar.
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4desimal,
dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
3. Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok
ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan
dihitung secara tachimetris.
4. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem
komputerisasi.
d) Penggambaran
1. Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500.
2. Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
3. Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan
harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
4. Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1meter
panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
5. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
6. Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya
dan diberi tanda khusus (beta-numerik).
e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi GPS secara diferensial sebagai
pembandingan.
f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah Sistem
koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM).
g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap
interval 5000 m (setiap 5km)
h) Pengukuran titik kontrol horisontal harus menggunakan
jenis Total Station (TS) dengan ketelitian 10”√n untuk sudut
polygon.
i) Pengukuran untuk titik kontrol vertikal harus
menggunakan peralatan waterpass jenis auto level dengan
ketelitian tidak lebih dari 2mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon,
sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 0,25 sampai 1meter, tergantung dari
terainnya.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi No. 010/PW/2004, atau
Pedoman yang dipersyaratkan.

4. Keluaran / Output Survey Topografi:


a) Laporan survey Topografi meliputi:
 Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang
telah diterima.
 Data koordinat dan elevasi Bench Mark (BM).
 Foto dokumentasi proses pengukuran dan BM.
b) Peta topografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan
dengan jenis perencanaan yang akan dilakukan.

c. Lingkup Survey : DRAINASE/HIDROLOGI

1. Tujuan
Tujuan survey Hidrologi adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada lokasi longsoran,
guna keperluan analisis hidrologi.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang
cukup untuk menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal
terjadinya banjir dan setiap perubahan-perubahan fisik
infrastruktur yang berdampak pada aliran banjir;
b. Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada
kombinasi prosedur-prosedur perkiraan curahan hujan
wilayah, teknik-teknik seperti metode rasional probabilistik
serta pengamatan terbaru dan tingkat histori banjir;
c. Kapasitas aliran air (run off) dan Debit rencana aliran air yang
akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan;
d. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase.
e. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr)
paling sedikit dalam jangka 10 tahun terakhir pada daerah
tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau
instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
f. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti
gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi,
dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
g. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan
rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan
periode ulang (return period) 10 tahunan untuk jalan arteri,
7tahun untuk jalan kolektor, 5tahunan untuk jalan local.
h. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman.
i. Menghitung dimensi saluran samping, saluran melintang jalan,
inlet, outlet, dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
j. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan termasuk
pengaruhnya akibat bangunan air (aflux).
k. Merencanakan bangunan pengaman jalan/longsoran terhadap
gerusan (general and local scouring) samping atau horisontal
dan vertikal.

3. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada SNI No. 03-3424-
1994 atau SNI No. 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual
Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No. 01/BM/05, serta
pedoman lain yang dipersyaratkan.

4. Keluaran / Output Survey Hidrologi:


Keluaran yang dihasilkan dari Survey Hidrologi adalah berupa
Laporan Hidrologi yang di dalamnya memuat:
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada pada lokasi
longsoran dan lintasan-lintasan drainase di lokasi sekitar.
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi;
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal
kejadian);
d. Acuan banjir/sumber informasi drainase;
e. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan
diterima oleh drainase yang akan direncanakan;
f. Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase;
g. Dimensi saluran samping, saluran melintang, inlet, outlet, dan
bangunan pengaman yang diperlukan; dan
h. Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.

d. Lingkup Survey : GEOTEKNIK


1. Tujuan
a. Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan
bawah permukaan adalah untuk memberikan informasi
tentang kondisi bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik,
dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada perencana.
b. Sangat disarankan untuk menggunakan Pedoman Geoteknik
untuk penyelidikan tanah lunak Pd.T-9-2002-8 dan pengujian
laboratorium untuk tanah lunak Pt.M-01-2002-8, bilamana
terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft soil).
2. Lingkup
1. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan
cara bor tangan menggunakan tabung contoh tanah (split tube
untuk tanah keras atau piston tube untuk tanah lunak). Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor bor
tangan, lokasi, kedalamam). Pemboran tangan dilakukan pada
setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari
4meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali
(untuk perhitungan stabilitas lereng) dengan kedalaman galian
lebih dari 6meter, dengan interval tidak lebih dari 100meter
dan/atau setiap perubahan jenis tanah dengan kedalaman
pengambilan tidak lebih dari 4meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor bor
tangan, dan lokasi.
Semua contoh tanah tidak terganggu harus diamankan, ujung-
ujung tabung Shelby harus diisolasi dengan lapis lilin dan
dibungkus kain plastic kedap air baik selama penyimpanan di
lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.
2. Pemboran Tangan (bila diperlukan)
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu ASTM D 4719.

3. Penelidikan tanah dengan Boring


 Boring harus dikerjakan dengan alat bor yang digerakkan
dengan mesin yang mampu mencapai kedalaman yang
ditentukan. Mata bor harus mempunyai diameter cukup
besar sehingga undisturbed sample yang diinginkan dapat
diambil dengan baik. Untuk tanah clay, atau tanah lainnya
yang tidak terlalu padat, dapat dipakai steel bit sebagai
mata bor.
 Untuk lapisan yang keras atau cemented dipakai core barrel
sehingga juga dapat diambil undisturbed samplenya dari
lapisan keras tersebut.
 Pada setiap interval kedalaman 2 atau 3 meter harus
dilakukan Standard Penetration Test (SPT) dan harus
diambil contoh tanahnya (tidak perlu undisturbed),
disimpan dalam tempat yang dapat menjaga kadar air
aslinya.
 Pada setiap interval kedalaman yang ditentukan pada tanah
lunak harus diambil undisturbed sample untuk test di
laboratorium, guna mendapatkan harga index dan structural
properties lapisan.
 Undisturbed sample harus diambil dengan cara sebagai
berikut :
- Tabung sample (yang dibuat dari baja tipis tetapi keras
dan bentuk silinder dengan diameter rata-rata 7 cm
panjang minimal 70 cm) dimasukan kedalam tanah pada
kedalaman dimana undisturbed sample akan diambil
kemudian ditekan perlahan-lahan sehingga tabung
tersebut dapat penuh terisi tanah.
- Tanah tersebut tetap berada dalam tabung sample
tersebut sampai saatnya untuk ditest di laboratorium.
- Tabung yang berisi contoh tanah tersebut segera ditutup
dengan parafin setelah dikeluarkan dari dalam lubang
bor.
 Sebagai hasil boring, harus dibuat borlog yang paling
sedikit dilengkapi dengan lithologie (geological
description), harga SPT, letak kedalaman lapisan tanah
yang bersangkutan.
 Penamaan dari masing-masing tanah harus dilakukan pada
saat itu juga, sesuai dengan kedalaman maupun sifat-sifat
tanah tersebut yang dapat dilihat secara visual.
 Apabila tanah yang dibor dalam hal ini cenderung untuk
mudah runtuh, maka persiapan untuk itu (casing) harus
segera dilakukan.
 Pekerjaan pengambilan tanah dimaksud sebagai pekerjaan
mengambil tanah dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut
di laboratorium.
- Terhadap undisturbed sample harus dikerjakan
laboratori test untuk menentukan index dan structural
porpertis tanah :
 Besaran Index
Dimaksudkan sebagai data untuk menetapkan
klarifikasi, dan sensitivity tanah. Data tersebut
meliputi :
- Spesific grafity
- Bulk density
- Moisture content
- Atteberg limit
- Grain size analysis
 Besaran-besaran struktural tanah
- Unconfiened cmpressive strength maksud dari
test ini adalah untuk memperoleh besarnya
kekuatan tanah yang kohesif.
- Direct shear test. Test ini dikerjakan untuk
tanah tanpa kohesif.
- Consolidation test, dimaksud untuk
mendapatkan besaran-besaran yang dapat
dipergunakan untuk perhitungan setlement
 Boring harus dikerjakan sampai kedalaman tanah keras
(tergantung jenis batuan dan beban bangunan
strukturnya) atau setelah didapat informasi yang cukup
mengenai jenis tanah, jenis batuan dan tebalnya.
 Jika sebelum mecapai kedalaman yang ditentukan telah
ditemukan lapisan tanah keras/batu, boring harus
diteruskan menembus lapisan keras ini sedalam kurang
lebih 3 kali N-SPT (tergantung jenis batuannya dan
beban bangunan sub strukturnya).

4. penyelidikan Geolistrik
 Penyelidikan yang dilakukan dengan metoda Vertical
Elektric Sounding. Ketentuan yang diterapkan dalam
penyelidikan Geolistrik bahwa nilai tahanan jenis tertentu
menunjukkan batuan atau lapisan batuan tertentu pula, baik
dipermukaan maupun di bawah permukaan.
 Bidang gelincir (batas antara daerah yang stabil dan daerah
yang bergerak) ditandai oleh berbagai kondisi geologi yang
dijumpai disekitar lokasi, misalnya sliken slide, milonite
dan kadang-kadang rembesan air.
 Untuk mendapatkan kondisi geologi di atas akan lebih
mudah dibandingkan menentukan kedalaman bidang
gelincir, hal ini disebabkan besaran yang terjadi pada
bidang tersebut sangat kecil (tipis) sehingga diperlukan
interval deteksi yang teliti pada setiap titik duga.
- Metode Penempatan Elektroda
 Penempatan elektoda bebas dilakukan, dapat menggunakan
metode Wenner, Slumberger dan sebagainya.
 Untuk cara Wenner alat yang praktis pengoperasiannya
adalah ''Specific Earth Resistivity Yokogawa" dengan
menggunakan sumber arus batere 12 volt dan 4 (empat)
elektroda baja aluminium dengan ukuran tertentu sesuai
spesifikasi Yokogawa. Ini dapat dilakukan mengingat pada
umumnya penyelidikan longsoran tidak memerlukan
deteksi yang dalam yaitu berkisar antara 20 - 30 meter dari
muka tanah setempat.
- Metode Interpretasi
Pengolahan data lapangan dilakukan berdasarkan metode
yaitu:
 More Commulative Method
Sebagai pendekatan dalam melakukan penentuan batas-
batas perubahan lapisan tanah dan batuan di daerah ini
digunakan suatu grafik kumulative dari tahanan jenis semu
untuk setiap interval yang sama.
Dengan dasar ini menunjukkan bahwa setiap perubahan
media di bawah permukaan akan berubah pula nilai tahanan
Jenisnya, dengan prinsip bahwa setiap benda atau satuan
batuan mempunyai nilai tahanan Jenis sendiri (Spesific
resistivity).
 Grafik Linier Nilai Tahanan Jenis Sebenarnya
Dalam melakukan identifikasi perilaku macam/ jenis
tanah atau batuan yang digunakan parameter pendukung
dalam menelusuri letak dan penyebaran bidang gelincir
dalam titik duga dimanfaatkan grafik linier dari nilai
tahanan jenis kelistrikan yang sebenarnya.
- Hasil Pendugaan Geolistrik
 Beberapa metode interpolasi tersebut di atas ditambah data
yang memperlihatkan keadaan geologi serta paradigma
konfiguran stratigrafi daerah sekitarnya, maka diperoleh
jenis susunan lapisan tanah (batuan, muka air tanah dan
kedalaman bidang gelincir pada zona longsoran.
 1 titik Peyelidikan geolistrik dilakukan dengan interval 150
meter secara menerus tergantung kondisi penyebaran tanah
dan batuannya (kecuali ditentukan lain oleh pihak direksi
pekerjaan)
5. Pengujian Test Properties Tanah
baik dari contoh tanah tidak terganggu (undisturb samples)
maupun tanah terganggu (disturb sample) berupa Unconfined,
Kadar air, berat jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser dalam,
tekanan air pori tanah, nilai permeabilitas, dan lain-lain yang
diperlukan berkaitan dengan kebutuhan perencanaan.

3. Keluaran / Output:
Keluaran dari survey geologi /geoteknik / penyelidikan tanah:
a. Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat:
data lapangan dan hasil pengujian geoteknik/penyelidikan
tanah yang dilakukan.
b. Analisa dari hasil penyelidikan tanah
c. Foto Dokumentasi.
e. Lingkup Survey : LINGKUNGAN
1. Tujuan
a. Untuk mengidentifikasi rona lingkungan di sekitar lokasi
pekerjaan
b. Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan
c. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan
terkena dampak sebagai akibat adanya proyek ini
d. Memprediksikan dan mengevaluasi besarnya dampak
lingkungan yang terjadi
e. Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksankan oleh
pihak proyek atau instansi laiinya yang terkait guna
mengurangi dampak negative atau meningkatan dampak
positif yang dijabarkan dalam rumusan umum.

2. Lingkup
a. Mengumpulkan data skunder terkait aspek fisik-kimia,
biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan massyarakat
b. Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan
komponen lingkungan yang ada (aspek fisik-kimia, biologi,
sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat)

3. Keluaran / Output:
Laporan survey identifikasi Lingkungan.

f. Lingkup Survey : Material dan Cost (Biaya)

1. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik


bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta
kesulitan yang timbul.
Penentuan lokasi quarry diutamakan yang ada disekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan
lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-
kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.

2. Penjelasan mengenai harga satuan dasar


Melakukan survey untuk mengetahui harga dasar dan harga satuan
upah, alat, dan bahan yang berkaitan dengan pekerjaan jalan, baik
harga agen, maupun harga di lokasi pekerjaan

3. Keluaran / Output:
Harga Dasar dan harga satuan upah, alat dan bahan
2. LINGKUP KEGIATAN PERENCANAAN / DESAIN
Tabel : Ringkasan Keluaran / Output Desain

K e l u a r a n / O u t p u t Tenaga
Ahli
No yang
Dokumen Materi / Bahasan Diperluka
n
1. Buku D-1. 1) Isu utama permasalahan lapangan Menyesuai
Gambar
2) Pengelolaan lapis perkerasan
Desain kan
(Detail 3) Pengelolaan bahu jalan
Desain) 4) Pengelolaan median jalan (jika ada) pembahas
5) Pengelolaan drainase jalan
an pada
6) Pengelolaan stabilisasi lereng
7) Pengelolaan bangunan pelengkap substansi
8) Pengelolaan pekerjaan struktur,
keluaran /
9) Informasi sumber bahan (quarry)
10) Pengelolaan manajemen lalu lintas output
11) Pengelolaan perlengkapan jalan (rambu
dan sejenisnya) yang
12) Pengelolaan metoda kerja
terkait
13) Waktu pelaksanaan
14) Kebutuhan Peralatan Minimum

K e l u a r a n / O u t p u t Tenaga Ahli
No yang
Dokumen Materi / Bahasan Diperlukan
2. Buku D-2. Ahli Jalan
1) Pengelolaan Permasalahan Lapangan
Laporan Raya
Perencanaan Ahli
(Detail 2) Pengelolaan Geologi/ Geoteknik Geologi /
Desain) Geoteknik
3) Pengelolaan Struktur dan stabilitas Ahli
Lereng Struktur
4) Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada
Drainasi Permukaan Jalan Ahli
5) Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Hidrologi /
Drainasi Bawah Permukaan Jalan (Jika Hidrolika
Ada)
6) Pengelolaan Bangunan Pelengkap / Ahli
Struktur Struktur
Ahli
7) Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan
3. Buku D-3. 1) Format Standar HPP / EE
Laporan
HPP / EE 2) Panduan Anlisa Harga Satuan (PAHS)
3) Jenis Pekerjaan Ahli
Kuantitas /
4) Volume Pekerjaan
Ahli Jalan
5) Analisa Harga Satuan Raya
6) Harga Satuan Dasar (HSD)
7) Informasi Sumber Bahan / Quarry
8) Asumsi Jarak
9) Lembar Perhitungan Volume
10) Perhitungan Waktu Pelaksanaan
11) Kebutuhan Peralatan Minimum
Buku D-4.
Laporan Laporan Analisa
4. Tim
Analisa Risiko
Risiko
Buku D-5.
Laporan Manajemen dan Keselamatan
5. Laporan Tim
Lalu-lintas
MLL
Ahli Jalan
Buku D-6.
Raya /
6. Metoda Metoda Konstruksi
Ahli
Konstruksi
Struktur
Ahli Dok.
Buku D-7.
Kontrak/
7. Dokumen Dokumen Lelang
Ahli Jalan
Lelang
Raya

1. Proses Desain
a. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan:
1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal;
2) Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai
sebagai panduan survey pendahuluan;
3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
b. Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta
menarik beberapa alternatif rencana as jalan / alinyemen
horizontal dengan dilakukan pengecekan alinyemen vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan.
2) Merencanakan desain geometrik jalan dengan mengacu pada
ketentuan Standar Perencanaan Geometrik Jalan baik antar kota
maupun perkotaan.
3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan
kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman
perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan
jalan.
5) Melakukan perencanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas
pada saat pelaksanaan.
6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan risiko
yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi
geologi.
8) Membuat estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang box
culvert/gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya
yang mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
9) Melakukan analisis risiko yang harus dituangkan dalam laporan
perencanaan teknis, didalamnya membuat identifikasi risiko,
analisis risiko, penilaian risiko, mitigasi risiko, alokasi risiko.
c. Peryaratan
Proses perencanaan teknis harus mengacu pada NSPM (Norma,
Standar, Pedoman dan Manual) yang berlaku di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum - Pera / Ditjen Bina Marga, yang terkait
dengan materi bahasan / pengelolaan masalah, atau referensi lain yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
d. Penggambaran
Penggambaran desain jalan:
 Alinyemen Horisontal dengan Skala 1 : 500
 Alinyemen Vertikal, Skala Horisontal 1:500, Skala Vertikal 1:100
 Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala Vertikal 1:100

2. Detail Desain
Keluaran / Output Detail Desain (DED) terdiri dari 2 (dua) yaitu Gambar
Perencanaan Teknis (Desain) dan Laporan Perencanaan.

a. Lingkup Desain : GAMBAR PERENCANAAN TEKNIS

1. Tujuan
a. Menyiapkan gambar desain yang menunjukkan penyelesaian
masalah pada ruas / lokasi yang direncanakan;
b. Menyiapkan informasi tambahan di dalam gambar, yang
menjelaskan kepada pihak terkait (PPK PJN dan Penyedia
Jasa Konstruksi) hal-hal yang memberikaan manfaat pada
saaat pelaksanaan pekerjaan;
c. Gambar perencanaan teknis merupakan dokumen yang
nantinya menjadi dokumen kontrak pelaksanaan, oleh karena
itu gambar harus cukup efektif memberikan penjelasan
terkait dengan pengelolaan masalah di lapangan.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Penyedia Jasa Konsultansi melakukan kajian hasil
pembahasan setiap permasalahan (substansi) yang ada dalam
bentuk gambar dan uraian penjelasan;
b. Substansi yang disajikan dalam gambar adalah semua aspek
yang terkait dengan unsur jalan.
c. Substansi yang disajikan sesuai penjelasan keluaran/output
di bawah.
3. Persyaratan
a. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
b. Materi / substansi yang ditampilkan dalam gambar harus
mengacu pada NSPM (Norma, Standar, Pedoman dan
Manual) yang berlaku di lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum – Perumahan Rakyat / Ditjen Bina Marga, yang
terkait dengan materi bahasan / pengelolaan masalah.
c. Untuk materi yang tidak diatur dalam NSPM, harus
menyebutkan pertimbangan atau dasar asumsi yang dipakai.
d. NSPM yang dipakai dan pertimbangan / asumsi yang ada
agar dinyatakan / ditulis / dicantumkan dalam gambar.
4. Keluaran / Output
Keluaran / output gambar perencanaan teknis (desain) adalah
gambar teknik ditambah penjelasan yang diperlukan, terdiri dari
substansi / materi sesuai tabel di bawah.
Tampilan
Materi / Substansi dalam Gambar
Gambar Uraian

1. Isu utama permasalahan lapangan -- Ada

2. Pengelolaan stabilisasi lereng Ada Ada

3. Pengelolaan bangunan pelengkap Ada Ada

4. Pengelolaan pekerjaan struktur, Ada Ada

5. Informasi sumber bahan (quarry) Ada Ada

6. Pengelolaan manajemen lalu lintas Ada Ada


7. Pengelolaan perlengkapan jalan (rambu dan
Ada Ada
sejenisnya)
8. Pengelolaan metoda kerja -- Ada

9. Waktu pelaksanaan -- Ada

10. Kebutuhan peralatan minimum -- Ada

b. Lingkup Desain : LAPORAN PERENCANAAN TEKNIS


1. Tujuan
a. Menyiapkan argumen teknis dalam menjawab permasalahan
yang ada di lapangan.
b. Menyiapkan argumen / penjelasan tentang detail desain yang
dilakukan oleh Perencana;
c. Menjelaskan secara lengkap dan detail setiap permasalahan
yang dibahas dalam kegiatan perencanaan teknis.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Penyedia Jasa Konsultansi melakukan hasil pembahasan
setiap permasalahan (substansi) yang ada dalam bentuk
uraian penjelasan dan perhitungan;
b. Substansi yang dibahas adalah semua aspek yang terkait
dengan unsur jalan. Substansi yang disajikan sesuai
penjelasan keluaran/input di bawah.
3. Persyaratan
a. Materi bahasan / substansi harus mengacu pada NSPM
(Norma, Standar, Pedoman dan Manual) yang berlaku di
lingkungan Kemeterian PU-PR / Ditjen Bina Marga, yang
terkait dengan materi bahasan / pengelolaan masalah.
b. Untuk materi yang tidak diperlukan NSPM, harus
menyebutkan pertimbangan atau dasar asumsi yang dipakai.
4. Keluaran/Output Laporan Perencanaan Teknis
Keluaran / output perencanaan teknis (desain) adalah laporan
perencanaan teknis terdiri dari substansi / materi sbb.

Tampilan
Substansi / Materi
Uraian Hitungan
a. Pengelolaan Permasalahan Lapangan Ada Ada
b. Pengelolaan Geologi/ Geoteknik pada Badan Jalan
Ada Ada
Tanah Lunak (apabila ada)
c. Pengelolaan Geologi/ Geoteknik dan Struktur pada
Ada Ada
Stabilisasi Lereng
d. Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Drainase
Ada Ada
Permukaan Jalan
e. Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Drainasi
Ada Ada
Bawah Permukaan Jalan
f. Pengelolaan Bangunan Pelengkap / Struktur Ada Ada
g. Pengelolaan Perlengkapan Jalan (Rambu dan
Ada --
sejenisnya)

a. Pengelolaan Permasalahan Lapangan


Substansi / Materi ini memuat gambaran permasalahan yang
ada dan pemecahannya, yaitu:
 Daftar permasalahan (problem list)
 Daftar permasalahan berdasarkan penilaian Perencana;
 Permasalahan yang dapat ditangani oleh kegiatan
perencanaan;
 Penanganan secara makro atas permasalahan yang ada.
b. Pengelolaan Geologi/ Geoteknik pada Badan Jalan Tanah
Lunak (apabila ada)
 Tujuan:
Menyelesaikan permasalahan geoteknik pada badan jalan
tanah lunak yang ada di lapangan.
 Persyaratan:
- Pedoman Geoteknik, Proses Pembentukan dan Sifat-
sifat dasar Tanah Lunak; No. Pt-T-08-2002-B;
- Pedoman Penanganan Tanah Ekspansif untuk
Konstruksi Jalan; No Pd-T-10-2005-B;
- Pedoman sesuai daftar NSPM, dan NSPM lainnya yang
terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Perhitungan teknis dan bentuk penanganan.
c. Pengelolaan Geologi/Geoteknik dan Struktur pada
Stabilisasi Lereng
 Tujuan:
Menyelesaikan permasalahan geoteknik pada lereng.
 Persyaratan:
Pedoman sesuai daftar NSPM, dan NSPM lainnya yang
terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Perhitungan teknis dan bentuk penanganan.
d. Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Drainase
Permukaan Jalan (Surface drainage)
 Tujuan:
Merancang drainase permukaan jalan agar tidak terdapat
genangan pada permukaan perkerasan.
 Persyaratan:
- Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan; No. Pd-
T-02-2006-B.
- Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan; No.
008/T/BNKT/1990.
- Pedoman sesuai daftar NSPM, dan NSPM lainnya yang
terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Drainase permukaan (surface drainage) : perhitungan teknis
dan bentuk penanganan.
e. Pengelolaan Hidrologi / Hidrolika pada Drainasi Bawah
Permukaan Jalan (Sub-drainage)
 Tujuan:
Merancang drainase bawah permukaan jalan agar tidak
terdapat gangguan pada badan jalan dan lapis perkerasan.
 Persyaratan:
- Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan; No. Pd-
T-02-2006-B.
- Manual Desain Perkerasan Jalan; No. 02/P/BMN/2013
- Pedoman sesuai daftar NSPM terlampir, dan NSPM
lainnya yang terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Drainase bawah permukaan (sub-drainage) : bentuk
penanganan.
f. Pengelolaan Bangunan Pelengkap / Struktur
 Tujuan:
Merancang bangunan struktur yang memenuhi persyaratan
teknis.
 Persyaratan:
- Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan; SNI T-12-
2004.
- Pedoman Perencanaan Beban Gempa untuk Jembatan;
No. Pd T-04-2004-B.
- Standar Pembebanan untuk Jembatan; RSNI T-02-
2005.
- Pedoman sesuai daftar NSPM, dan NSPM lainnya yang
terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Perhitungan teknis dan bentuk penanganan.
g. Pengelolaan Perlengkapan Jalan (Rambu dan sejenisnya)
 Tujuan:
Merancang perlengkapan jalan yang sesuai ketentuan.
 Persyaratan:
- Peraturan rambu oleh Kementerian Perhubungan.
- Pedoman sesuai daftar NSPM, dan NSPM lainnya yang
terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Jenis dan penempatan perlengkapan jalan yang sesuai.
h. Tinjauan Ekonomi Penanganan Jalan selama Umur
Rencana (discounted whole of life-cost)
 Tujuan:
Menghitung nilai ekonomis penanganan jalan selama umur
rencana.
 Persyaratan:
- Manual Desain Perkerasan Jalan; No. 02/M/BM/2013.
- Buku referensi ekonomi teknik (engineering
economics).
- Pedoman sesuai daftar NSPM, dan NSPM lainnya yang
terkait serta masih berlaku.
 Keluaran:
Perhitungan nilai ekonomis penanganan jalan selama umur
rencana.
3. Lingkup Desain : HARGA PERKIRAAN PERENCANA (HPP/EE)
Keluaran / output HPP/EE adalah sesuai tabel di bawah.
Tampilan
Materi Keluaran / Output HPP/EE
Uraian Hitungan
1. Format Standar HPP/EE
a) Panduan Anlisa Harga Satuan (PAHS) - -
b) Mata Pembayaran Ada -
c) Volume Pekerjaan - Ada
d) Analisa Harga Satuan Ada Ada
2. Harga Satuan Dasar (HSD) Ada -
3. Informasi Sumber Bahan / Quarry Ada -
4. Asumsi Jarak Ada Ada
5. Lembar Perhitungan Volume Ada Ada
6. Perhitungan Waktu Pelaksanaan dan Jadual
Ada Ada
Pelaksanaan/Kurva S
7. Kebutuhan Peralatan Minimum Ada Ada

1. Format Standar HPP/EE


Rekapitulasi biaya, daftar kuantitas dan harga, dan uraian analisa harga
satuan.
a. PAHS (Panduan Analisa Harga Satuan)
 Tujuan:
Menghasilkan perhitungan harga dengan menggunakan software
yang standar.
 Persyaratan:
Software praktis yang dipakai untuk membuat HPP/EE, berasal
dari Bina Marga keluaran terakhir.

b. Mata Pembayaran
 Tujuan:
Menghasilkan jenis harga satuan yang sesuai spesifikasi umum /
khusus yang berlaku
 Persyaratan:
Mata Pembayaran sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga
edisi terakhir dan Spesifikasi Khusus Bina Marga yang masih
berlaku.
c. Volume Pekerjaan
Tujuan:
 Menghitung volume secara cermat untuk setiap pekerjaan yang
ada.
 Membuat rincian pada pekerjaan dengan satuan volume LS
menjadi volume pekerjaan yang terukur.
d. Analisa Harga Satuan
Tujuan:
Menghasilkan harga satuan pekerjaan dengan kondisi :
 Analisa harga satuan berdasarkan metoda kerja yang sesuai
untuk pekerjaan yang ditinjau.
 Harga satuan dasar (HSD) yang dipakai memenuhi aspek formal-
validasi dan harus dikontrol bahwa HSD tersebut sesuai dengan
kondisi lapangan.
 Peralatan yang dipakai harus yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan, antara lain menyangkut jenis, kapasitas, kecepatan,
dan karakteristik yang melekat pada spesifikasi alat (misal:
efisiensi alat).
 Material yang dipakai sesuai dengan potensi setempat
(menyebutkan sumber quarry) dan pertimbangan efisiensi.
 Faktor lainnya seperti jarak basecamp ke lapangan dan lokasi
quarry harus diperhitungkan dengan asumsi yang sesuai.

2. Harga Satuan Dasar (HSD)


a. Tujuan :
Mendapatkan harga satuan dasar yang sesuai dengan harga pasar
setempat.
b. Persyaratan:
- Untuk penetapan harga satuan dasar, dipakai ketentuan Perpres
dan/atau peraturan teknisnya.
- Sumber data sekunder harus memenuhi aspek formal-validasi.
Apabila data sekunder tidak sesuai lapangan (lebih
rendah/tinggi), maka sumber data berikutnya harus dapat
dibuktikan validitasnya.
- Apabila akan diterapkan konversi data silam (beberapa bulan
sebelumnya) menjadi data saat ini, maka faktor konversi harus
berasal dari data yang formal-valid (misalnya data inflasi / bunga
bank).
- HSD upah terendah harus sesuai dengan UMK yang ditetapkan
oleh Gubernur untuk tahun yang bersangkutan.
- HSD bahan sesuai dengan kondisi aktual / pasar setempat.
- HSD perolehan alat (harga pokok alat) harus berdasarkan sumber
data yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Informasi Sumber Bahan / Quarry


a. Tujuan:
Mendapatkan informasi sumber bahan yang dapat dipakai di paket
pekerjaan yang ditinjau.
b. Persyaratan:
- Sumber data primer / sekunder harus memenuhi aspek formal-
validasi.
- Informasi sumber bahan meliputi : lokasi, jenis material dan
potensi deposit.
- Data sekunder HSD harus diperiksa kesesuaiannya dengan
kondisi lapangan. Apabila tidak sesuai lapangan (lebih
rendah/tinggi) maka sumber data berikutnya harus dapat
dibuktikan validitasnya.

4. Asumsi Jarak
a. Tujuan:
Menetapkan besaran jarak (lokasi AMP, batching plant, lainnya)
yang sesuai untuk kondis lapangan yang ditinjau.
b. Persyaratan:
- Jarak yang dipakai antara lain terkait dengan : lokasi basecamp
AMP, lokasi batching plant (beton), lokasi quarry, dan lokasi
depo material lainnya.
- Jarak yang dipakai agar disebutkkan argumennya.

5. Lembar Perhitungan Volume


a. Tujuan:
Menghitung kebutuhan volume pekerjaan sesuai gambar desain.
b. Persyaratan:
- Dihitung cermat untuk setiap pekerjaan yang ada.
- Pekerjaan dengan satuan volume LS agar dirinci lagi dalam
volume pekerjaan yang terukur.
- Lembar perhitungan volume pekerjaan disajikan dalam
lampiran HPP/EE.

6. Perhitungan Waktu Pelaksanaan


a. Tujuan:
Menghitung kebutuhan waktu pelaksanaan yang sesuai dengan
metode pelaksanaan, kuantitas pekerjaan dan kondisi lapangan.
b. Persyaratan:
- Untuk keperluan HPP/EE, sebaiknya perhitungan waktu
pelaksanaan dibuat detail untuk setiap jenis pekerjaan.
- Waktu pelaksanaan per-pekerjaan mempertimbangkan
produktivtas per-hari yang dapat diterapkan sesuai kondisi
lapangan.
- Waktu pelaksanaan agar memperhitungan faktor kehilangan
waktu, antara lain: hari libur nasional, lebaran, pengaruh cuaca,
dan waktu yang dibutuhkan untuk proses serah terima (PHO).

7. Kebutuhan Peralatan Minimum


a. Tujuan :
Menghitung kebutuhan peralatan minimum sesuai dengan metode
pelaksanaan, kuantitas pekerjaan dan kondisi lapangan.
b. Persyaratan :
- Kebutuhan peralatan minimum dapat diperhitungkan dari
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang yang cukup berperan.
- Kebutuhan peralatan minimum meliputi unsur: jenis peralatan,
kapasitas alat dan jumlah peralatan.

4. Lingkup Desain : ANALISA RISIKO


a. Tujuan
Menyiapkan analisa risiko berkaitan dengan kegiatan konstruksi /
pelaksanaan pekerjaan pada paket yang ditinjau.
b. Persyaratan
Berdasarkan Peraturan Menteri terbaru yang berlaku saat ini.
c. Lingkup
Perencanaan SMK3 pada tahap pra-konstruksi.
d. Keluaran / Output:
Keluaran/Output Analisa Risiko adalah Laporan Analisa Risiko K3
berdasarkan Permen PU no. 05/PRT/M/2014 pasal 7 :
1. mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta
pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan
pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan
Pemeliharaan;
2. mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari
kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata
Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi.

5. Lingkup Desain : MANAJEMEN dan KESELAMATAN LALU-


LINTAS
a. Tujuan
Menyiapkan rencana pengelolaan keselamatan lalu-lintas selama masa
pelaksanaan, berdasarkan ketentuan Spesifikasi Umum dan NSPM yang
terkait.
b. Persyaratan
1. Instruksi Dirjen Bina Marga nomor 02/IN/Db/2012 tanggal 24 April
2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan.
2. Ketentuan / NSPM lainnya yang sesuai.
c. Lingkup Pekerjaan
Konsep pengelolaan lalu-lintas selama masa pelaksanaan agar
menjamin kelancaran dan keselamatan pengguna jalan.
d. Keluaran / Output
Keluaran/output Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas
adalah Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas,
meliputi unsur:
1) Dasar peraturan (NSPM) yang digunakan;
2) Obyek / Lokasi Pengelolaan;
3) Identifikasi Masalah;
4) Pengelolaan Masalah;
5) Kebutuhan Sumber Daya dan Biaya.

6. Lingkup Desain : KONSEP METODA KONSTRUKSI


a. Tujuan
Menyiapkan konsep metoda konstruksi, khususnya pada pekerjaan yang
memerlukan metoda khusus, yang harus diketahui oleh Penyedia
(Konstruksi) pada saat pelelangan pekerjaan dan pelaksanaan.
Materi dalam laporan metoda konstruksi juga dituangkan dalam gambar
desain agar tercantum/mengikat dalam dokumen kontrak pelaksanaan.
b. Lingkup
1. Metoda konstruksi bukanlah prosedur pelaksanaan yang terdapat
pada spesifikasi umum.
2. Metoda konstruksi yang dibahas adalah pekerjaan dengan
penanganan khusus atau diperlukan perhatian khusus.
3. Penanganan khusus atau perlu mendapat perhatian khusus, adalah
menyangkut prosedur yang tertentu, pemakaian bahan/alat bantu
atau perlakuan lainnya.
c. Keluaran / Output
Keluaran / Output konsep metoda konstruksi adalah laporan metoda
konstruksi untuk beberapa pekerjaan yang ditinjau dengan materi
bahasan :
1. Dasar peraturan (NSPM) yang digunakan;
2. Daftar pekerjaan yang dibahas;
3. Uraian metoda kerja masing-masing pekerjaan yang ditinjau;

7. Lingkup Desain : DOKUMEN LELANG


a. Tujuan
Menyiapkan dokumen pelelangan.
b. Persyaratan
Berdasarkan ketentuan standar dokomen yang berlaku saat ini.
c. Lingkup Pekerjaan
1. Dokumen lelang sesuai naskah yang terdapat pada standar dokumen.
2. Dokumen lelang yang harus disiapkan oleh Penyedia Jasa
Konsultansi, yaitu :
a) Spesifikasi Umum
Spesifikasi umum yang dipakai adalah Spesifikasi Umum Bina
Marga edisi terakhir.
b) Spesifikasi Khusus
Spesifikasi khusus yang disiapkan adalah spesifikasi khusus yang
diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum-Pera / Ditjen
Bina Marga yang masih berlaku.
c) Gambar
Gambar sesuai dengan keluaran / output detail desain.
d) Daftar Kuantitas dan Harga
Daftar kuantitas dan harga sesuai dengan keluaran HPP/EE.
d. Keluaran / Output Dokumen Lelang
Keterangan /
Dokumen Lelang Peran Penyedia
Jasa Konsultansi
BAB I UMUM
BAB II INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
BAB III LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) Naskah standar
BAB IV BENTUK DOKUMEN PENAWARAN sesuai dengan
Permen PU yang
BAB V BENTUK RANCANGAN KONTRAK
berlaku
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
BAB VI
(SSUK)
SYARAT-SYARAT KHUSUS
BAB VII
KONTRAK (SSKK)
BAB VIII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Disiapkan oleh
Perencana /
BAB IX DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Penyedia Jasa
Konsultansi.
Naskah standar
sesuai dengan
BAB X BENTUK DOKUMEN LAIN Permen PU yang
berlaku

12. KELUARAN Keluaran / output yang dihasilkan oleh kegiatan perencanaan teknis
(OUTPUT) ringkasannya disajikan kembali pada tabel di bawah, untuk penjelasan lebih
detail dapat dilihat pada bab tersebut di muka, yaitu:

1. Bab LINGKUP KEGIATAN SURVEY


2. Bab LINGKUP KEGIATAN DESAIN

Tabel Ringkasan Keluaran / Output


D O K U M E N
NO
NO BUKU JUDUL

A. T a h a p a n S u r v e y
1. Buku S-1 Laporan Persiapan / Pendahuluan
2. Buku S-2 Laporan Survey Lapangan

B. T a h a p a n D e s a i n
1. Buku D-1 Gambar Desain (Detail Desain)
2. Buku D-2 Laporan Perencanaan (Detail Desain)
3. Buku D-3 Laporan HPP / EE
4. Buku D-4 Laporan Analisa Risiko
Buku D-5 Laporan Manajemen dan Keselamatan Lalu
5.
lintas
6. Buku D-6 Metoda Konstruksi
7. Buku D-7 Dokumen Lelang

Catatan: Dokumen keluaran / output dilengkapi dengan dokumentasi


foto yang menunjukkan adanya kegiatan tersebut.
13. PERALATAN,
Data dan fasilitas yang disediakan oleh PPK ( P 2 J N ) yang dapat digunakan
MATERIAL,
dan harus dipelihara oleh penyedia:
PERSONIL DAN
1. Laporan dan Data (bila ada)
FASILITAS DARI
Penyedia dapat memperoleh data yang sudah ada di PPK (P2JN), yang
PEJABAT
terkait dengan pengelolaan substansi.
PEMBUAT
2. Akomodasi dan Ruangan Kantor
KOMITMEN
Akomodasi dan ruangan kantor untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan
jasa konsultansi disediakan sendiri oleh Penyedia.
3. Staf Pengawas / Pendamping
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan jasa konsultansi, apabila
dipandang perlu oleh PPK (P2JN) akan disediakan staf pengawas /
pendamping atau project officer (PO) yang akan ditentukan pada saat
pelaksanaan kontrak.
4. Fasilitas dari PPK (P2JN)
Fasilitas yang disediakan oleh PPK (P2JN) yang dapat digunakan oleh
Penyedia, sesuai dengan yang tercantum dalam Rincian Anggaran Biaya
14. PERALATAN DAN
MATERIAL DARI Penyediaan oleh Penyedia :
PENYEDIA JASA
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
KONSULTANSI
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi.
15. LINGKUP 1. Survey
KEWENANGAN Metodologi yang dapat dipakai pada tahapan survey antara lain:
PENYEDIA JASA a. pengukuran,
b. pengamatan lapangan,
c. wawancara dengan masyarakat, missalnya untuk melengkapi informasi
masalah genangan air, longsoran dan sebagainya,
d. diskusi dengan PPK Pelaksanaan, dan menghimpun data sekunder
terkait dengan masalah (problem list) yang dihadapi PPK,
e. menghimpun data sekunder dari berbagai pihak terkait.
2. Desain
Metodologi yang dapat dipakai pada tahapan desain antara lain:
a. menghimpun referensi (NSPM) yang terkait dengan pembahasan yang
akan dilakukan,
b. diskusi dengan unsur Perencanaan Teknis di lingkungan P2JN,
c. diskusi dengan PPK Pelaksanaan guna konfirmasi atas analisis
Perencana,
d. diskusi dengan narasumber/pakar dari luar untuk membangun second
opinion, apabila dipandang perlu oleh PPK P2JN.

16. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan perencanaan teknis oleh Penyedia
PENYELESAIAN Jasa Konsultansi adalah:
KEGIATAN
Waktu Satuan

5 (Enam) Bulan

17. PERSONIL Kebutuhan personil disajikan pada tabel di bawah dilengkapi dengan
penjelasannya.
Tabel : Kebutuhan Tenaga Ahli

Kualifikasi

Posisi Tin Jurusan Keahlia Peng Status Jumla


gka n alam Tenag h
t an a Ahli orang
Pen Bulan
didi
kan

Tenaga Ahli :

Team S-1 Teknik Ahli 5 5.00


Leader Sipil Teknik Tahu
Jalan / n
Jembatan

Highway S-1 Teknik Ahli 3 3.00


Engineer Sipil Teknik Tahu
Jalan n

Geoteknik S-1 Teknik Ahli 3 5.00


Engineer Sipil Geotekni Tahu
k n

Geodetic S-1 Teknik Ahli 3 4.00


Engineer Sipil / Geodetik Tahu
Teknik n
Geodesi

Hidrology S-1 Teknik Ahli 3 3.00


Engineer Sipil / Hidrolog Tahu
Pengaira i n
n

Geologi S-1 Teknik Ahli 3 4.00


Engineer Sipil/ Geologi Tahu
Geologi n

Environmen S-1 Teknik Ahli 3 3.00


t Engineer Lingkun Lingkun Tahu
gan gan / n
AMDAL

Cost & S-1 Teknik Ahli 3 2.00


Quantity Sipil Teknik Tahu
Engineer Jalan n

Tenaga Pendukung :

Asisten S-1 Teknik 3.00


Highway Sipil
Engineer

Asisten S-1 Teknik 5.00


Geoteknik Sipil /
Engineer Geologi
Asisten S-1 Teknik 4.00
Geodetic Sipil/Geo
Engineer desi

Asisten S-1 Teknik 3.00


Hidrology Sipil
Engineer

Asisten S-1 Teknik 4.00


Geologi Sipil/
Engineer Geologi

Asisten S-1 Teknik 3.00


Environmen Lingkun
t Engineer gan

Asisten S-1 Teknik 2.00


Cost & Sipil
Quantity
Engineer

Administras SM 5.00
i/Sekretaris A
(Se
dera
jat)

Operator SM 5.00
Komputer A
(Se
dera
jat)

Cad/Cam SM Juru 30.00


Operator A Gambar
(Se
dera
jat)

Surveyor SM Juru 15.00


(Survei A Ukur
Topografi, (Se
Hidrologi, dera
Highway jat)
And
Environmen
t)

Surveyor SM Juru 12.00


(investigasi A Ukur
tanah) (Se
dera
jat)

Surveyor SM Juru 4.00


(Survei A Ukur
Material (Se
dan Harga) dera
jat)
1. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian teknik jalan yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman profesional dalam bidang 5
(lima) Tahun, dan mengetahui dengan baik proses perencanaan
Longsoran/jalan/jembatan dengan permasalahannya.
Tugas dan tanggung jawab kepala team meliputi :
1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat
dalam pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan pekerjaan.
2. Mempersiapkan petunjuk teknik dari setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan.
3. Meneliti dan menyarankan bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk
ruas jalan yang direncanakan.

2. Highway Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian teknik jalan yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil, pengalaman profesional dalam bidang-nya 3
(tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam bidang
perencanaan jembatan, termasuk pengambilan data lapangan dan analisanya.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Membantu kerja team leader.
2. Meninjau lokasi dari masing-masing jembatan yang akan direncanakan
guna.
3. Menentukan relokasi jembatan bila ada.
4. Mengkonfirmasikan kebutuhan dan tingkat pekerjaan yang
diperlukan.
5. Menentukan survai lapangan yang dibutuhkan dan data yang
diperlukan untuk melaksanakan detail desain teknis.
6. Mempersiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan
(investigasi), termasuk pemboran atau sondir dimana diperlukan dan
mengkoordinir semua kegiatan team lapangan dalam melaksanakan
rencana kerja di lapangan.
7. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia,
menyiapkan detail desain, prakiraan jumlah dan harga teknik demikian
pula gambar-gambar teknik dari semua jembatan yang akan
direncanakan.

3. Geoteknik Engineer
Disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) atau Strata yang lebih
tinggi jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Mempunyai sertifikat keahlian sebagai ahli Geoteknik yang dikeluarkan
oleh asosiasi terkait. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan
teknis jalan, lebih diutamakan/ disukai yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan survey/penelitian Geologi/tanah dan bebatuan dan bahan untuk
perencanaan teknis Longsoran atau jalan/jembatan. minimal selama 3
(tiga) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya meliputi:
1). Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan (Bor Mesin, Sondir dan
Geolistrik) dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah,
dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah.
2). Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas
disekitar badan jalan/lereng jalan.
4. Geodetic Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian geodesi/teknik jalan/Teknik Jembatan yang
dikeluarkan oleh asosiasi terkait. Sarjana
Teknik Sipil/Geodesi, pengalaman profesional dalam bidangnya, di
utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam bidang perencanaan jalan.
minimal berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Mengendalikan semua personil yang terlibat pengumpulan data
topografi dan penggambarannya.
2. Memeriksa rencana kerja di lapangan dan hasil perhitungan
pengumpulan datanya.
3. Bertanggung jawab pada hasil pengumpulan data, perhitungan yang
diperlukan dan hasil penggambarannya.

5. Hidrology Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian hidrologi yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil / pengaiaran, berpengalaman dibidang
hidrologi minimal 3 (tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman
dalam bidang perencanaan longsoran, jalan/jembatan
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Mengumpulkan dan mengadakan pengujian data-data hidrologi yang
didapat untuk digunakan dalam analisa persoalan hidrologi, meliputi
:
- Gejala dan arah aliran.
- Jenis/sifat erosi maupun pengendapan.
- Daerah pengukur banjir.
2. Tinggi air banjir, air rendah, air normal.

6. Geologi Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Geologi yang dikeluarkan oleh
asosiasi terkait. Sarjana Teknik Geologi, berpengalaman dalam bidangnya,
lebih disukai berpengalaman dalam bidang perencanaan Longsoran / jalan /
jembatan minimal 3 (tiga) tahun.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Melaksanakan survey dan analisa geologi mengenai tanah dan bebatuan
dilokasi yang direncanakan.
2. Mengidentifikasi permasalahan geologi yang memungkinkan terjadi
sebagai penyebab terjadinya longsoran.
3. Merekomendasikan jenis penanganan yang terbaik dilihat dari sudut
pandang geologi lokasi longsoran.

7. Enviroment Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian teknik Lingkungan / AMDAL yang
dikeluarkan oleh asosiasi terkait. Sarjana
Teknik Lingkungan, pengalaman profesional dalam dibidangnya minimal 3
(tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam bidang
perencanaan longsoran, jalan/jembatan.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
a) Untuk mengidentifikasi rona lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan
b) Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan
c) Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan terkena
dampak sebagai akibat adanya proyek ini
d) Memprediksikan dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan
yang terjadi
e) Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksankan oleh pihak
proyek atau instansi laiinya yang terkait guna mengurangi dampak
negative atau meningkatan dampak positif yang dijabarkan dalam
rumusan umum.
8. Cost & Quantity Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian teknik jalan yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait. Sarjana Teknik Sipil, pengalaman profesional dalam dibidangnya
minimal 3 (tiga) tahun, di utamakan/lebih disukai berpengalaman dalam
bidang perencanaan Longsoran, jalan / jembatan.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
1. Mengadakan analisa perhitungan harga satuan mengumpulkan data
harga bahan/ material serta peralatan untuk kegiatan-kegiatan yang
sedang berjalan sebagai pembanding.
2. Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai
dengan design yang ada.
3. Bertanggung jawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai
dengan designnya.
4. Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pelelangan dan
dokumen kontrak untuk setiap pembagian pelaksanaan yang telah
ditetapkan.

Uraian tugas Tenaga Pendukung adalah sbb:


1. Asisten Highway Engineer
Sarjana Teknik Sipil, bertugas membantu pelaksanaan tugas Highway
Engineer.
2. Asisten Geoteknik Engineer
Sarjana Teknik Sipil, bertugas membantu pelaksanaan tugas Geoteknik
Engineer.
3. Asisten Geodetik Engineer
Sarjana Teknik Sipil / Geodesi, bertugas membantu pelaksanaan tugas
Geodetik Engineer.
4. Asisten Hidrologi Engineer
Sarjana Teknik Sipil / pengairan, dengan tugas membantu pelaksanaan
tugas Hidrologi Engineer.
5. Asisten Geologi Engineer
Sarjana Teknik Sipil / Geologi, bertugas membantu pelaksanaan tugas
Geologi Engineer.
6. Asisten Environtment Engineer
Sarjana Teknik Lingkungan, dengan tugas membantu pelaksanaan tugas
Environtment Engineer.
7. Asisten Cost and Quantity Engineer
Sarjana Teknik Sipil, dengan tugas membantu pelaksanaan tugas Cost and
Quantity Engineer.
8. Sekretaris/Administrasi
SMA sederajat, dengan tugas membantu pelaksanaan administrasi penyedia
jasa.
9. Operator Komputer
SMA sederajat, dengan tugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
dengan operasional komputer.
10. Cad / Cam Operator
SMA sederajat, memiliki sertifikat keterampilan sebagai juru gambar yang
dikeluarkan oleh asosiasi / Perguruan Tinggi / Lembaga
Pendidikan dengan tugas membantu Engineer dalam pembuatan peta dan
gambar disain.
11. Surveyor (Survey Topografi, Hidrologi, Highway and Environment)
Minimal SMA sederajat, memiliki sertifikat keterampilan sebagai juru
ukur/Teknisi Survey Pemetaan yang dikeluarkan oleh asosiasi / Perguruan
Tinggi / Lembaga Pendidikan dengan tugas membantu pelaksanaan Survey
Topografi, Hidrologi, Highway and Environment
12. Surveyor (Investigasi Tanah)
Minimal SMA sederajat, memiliki sertifikat keterampilan sebagai juru ukur
yang dikeluarkan oleh asosiasi / Perguruan Tinggi / Lembaga
Pendidikan dengan tugas membantu pelaksanaan survey Investigasi Tanah.
13. Surveyor (Survei Material dan Harga)
Minimal SMA sederajat, memiliki sertifikat keterampilan sebagai Juru Ukur
Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan yang dikeluarkan oleh asosiasi /
Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan dengan tugas membantu
pelaksanaan Survei Material dan Harga.

18. JADWAL
TAHAPAN 1 2 3 4 5
SURVEY PENDAHULUAN
PELAKSANAAN
SURVEI TOPOGRAFI, HIDROLOGI, HIGHWAY AND ENVIRONMENT
PEKERJAAN INVESTIGASI TANAH
SURVEI MATERIAL DAN HARGA
LAPORAN DAN DOKUMEN

LAPORAN

19. LAPORAN 1. Laporan Administrasi


Tabel : Ringkasan Laporan Administrasi
Produk Pelaporan
No Jenis Ket
Materi / Isi Laporan
Pelaporan
Setia
Kegiatan yang dilakukan pada bulan
p
tersebut yang dilaporkan bulan Bulan
Laporan berikutnya dan merupakan pengendali selam
1.
Bulanan kegiatan fisik dimana progres fisik dapat a
dimonitor sesuai dengan rencana masa
kegiatan yang tertuang dalam kurva "S" kontr
ak

Laporan Lihat Bab Keluaran / Output


2.
Akhir Perencanaan teknis.

Executive
3. Ringkasan hasil pekerjaan
Summary

External Soft copy semua jenis laporan, dan


4. Harddrive 1
perhitungan
TB

2. Laporan Perencanaan Teknis


Isi materi laporan perencanaan teknis sesuai keluaran / output pada bahasan
di atas :

a) Jumlah Dokumen

No Dokumen Jumlah Dokumen Ket


1) Tahap Survey
Buku S-1. Laporan Survey Sesuai dengan rincian
1.
Pendahuluan anggaran biaya
Buku S-2. Laporan Survey Sesuai dengan rincian
2.
Lapangan anggaran biaya
2) Tahap Desain
Buku D-1. Gambar Desain (Detail Sesuai dengan rincian
1. A3
Desain) anggaran biaya
Buku D-2. Laporan Perencanaan Sesuai dengan rincian
2.
(Detail Desain) anggaran biaya
Sesuai dengan rincian
3. Buku D-3. Laporan HPP / EE
anggaran biaya
Sesuai dengan rincian
4. Buku D-4. Laporan Analisa Risiko
anggaran biaya
Buku D-5. Laporan Manajemen dan Sesuai dengan rincian
5.
Keselamatan Lalu-lintas anggaran biaya
Sesuai dengan rincian
6. Buku D-6. Metoda Konstruksi
anggaran biaya
Sesuai dengan rincian
7. Buku D-7. Dokumen Lelang
anggaran biaya

b) Narasumber Pembahas / Second Opinion


Apabila dianggap perlu oleh PPK (P2JN), pada saat pembahasan dapat
melibatkan ahli / pakar dari unsur profesional atau perguruan tinggi
untuk memberikan pendapat / second opinion.

c) Validasi Perencana
Setiap dokumen produk / keluaran / output perencanaan teknis harus
ada validasi (bentuk tandatangan) oleh Tenaga Ahli sesuai dengan
materi yang disiapkan oleh Tenaga Ahli yang bersangkutan.

d) Legalisasi Produk Perencanaan Teknis


Mekanisme legalisasi dokumen produk perencanaan teknis mengikuti
ketentuan Surat Edaran Dirjen Bina Marga nomor UM-0103-Db/27-1
tanggal 10 Januari 2007 sebagai berikut.

1) Pengesahan tiap lembar gambar (Pihak Konsultan)

Direncanakan oleh, Disetujui


Digambar oleh, Diperiksa oleh,
oleh,

(Tenaga ahli (Tenaga ahli (Team


(Operator Cad) sebagai perencana) sebagai perencana) Leader)

2) Sampul depan DED di belakang cover (Berita acara lembar


pengesahan)

Diserahkan oleh, Disetujui oleh, Diketahui oleh,


Tgl ...... Tgl ..... Tgl .....

(Direktur Utama
Konsultan) (PPK P2JN ) (Kepala BBPJN)

20. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
DALAM NEGERI dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

21. PERSYARATAN kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
KERJA SAMA pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi: Tidak Diperlukan

22. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


PENGUMPULAN
DATA
LAPANGAN
23. ALIH Dalam rangka alih pengetahuan, maka Penyedia diwajibkan:
PENGETAHUAN 1. Mengadakan diskusi terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dengan staf di lingkungan PPK (P2JN).
Apabila dipandang perlu oleh PPK (P2JN), PPK (P2JN) dapat
memerintahkan Penyedia untuk memperluas diskusi dalam bentuk
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar.
2. Memberikan kepada PPK (P2JN) semua dokumen terkait proses dan
produk perencanaan serta referensi yang dipakai dalam bentuk
hardcopy dan softcopy.

Anda mungkin juga menyukai