Sem. A: 2019/2020
- Suatu perjanjian yang tidak memakai suatu sebab yang halal atau
dibuat dengan suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak
mempunyai kekuatan hukum.
1. PEMBATALAN PERJANJIAN TERJADI MANAKALA SYARAT-
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN PADA PSL 1320 KUHPERDATA
TIDAK TERPENUHI;
2. SYARAT SUBYEKTIF: KESEPAKATAN PARA PIHAK DAN
KECAKAPAN;
3. SYARAT OBYEKTIF: ADANYA OBYEK DAN KAUSA YANG
HALAL;
4. PERJANJIAN YG TIDAK MEMENUHI SYARAT SUBYEKTIF
DAPAT DIMINTAKAN PEMBATALANNYA KEPADA HAKIM;
5. PERJANJIAN YG TIDAK MEMENUHI SYARAT OBYEKTIF MAKA
PERJANJIAN ITU “BATAL DEMI HUKUM”. PERJANJIAN INI
DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.
Sistem Hukum yang Berlaku
8
2. “Common Law” Legal System
9
Hukum Perjanjian/Kontrak
adalah Hukum Perdata
10
Subyek dan Obyek Perjanjian
Subyek Perjanjian:
adalah setiap pembawa hak dan kewajiban yaitu:
11
Lanjutan
Obyek Perjanjian:
adalah sesuatu yang dapat diperjanjikan
(prestasi/hak dan kewajiban), yaitu:
• Memberikan/melakukan sesuatu;
• Tidak memberikan/melakukan sesuatu.
Contohnya:
Layanan jasa konstruksi (perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan konstruksi).
12
SUBYEK
PERJANJIAN
LAYANAN
JASA
KONSTRUKSI
13
Sumber Hukum Kontrak Konstruksi
15
UU 18/1999
=>
UU 2/2017
PP 29 tahun
2000
Perpres 54/2010
Peraturan
=> Perpres
Perusahaan/ 16/2018
Direksi PT.
Persero, BUMN, Perda
BUMD Permen PU No.
07/PRT/M/2019 ttg
Perwabub … Standar & Pedoman
No. … tahun … Pengadaan Jasa
ttg Petujuk Konstruksi Melalui
Pelaksanaan Penyedia
APBD …
16
II. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai Kontrak
Komersial Berdimensi Publik
A Goverment
Private
B
17
18
1 a. PA/KPA
Pengadaan b. PPK
melalui c. UKPBJ/Pejabat Pengadaan
Penyedia d. PjPHP/PPHP
a. PA/KPA
2 b. PPK
Pengadaan
c. UKPBJ/Pejabat Pengadaan/Tim
dengan
Pengadaan
Swakelola
d. PjPHP/PPHP
UKPBJ
• Wajib membentuk Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)
berbentuk struktural
• SDM PBJ wajib memiliki kompetensi
di bidang pengadaan barang/jasa
PARA PIHAK 20
DALAM PROSES PENGADAAN
Definisi
Sumber daya
UKPBJ manusia yang
ditetapkan oleh
Pokja Pemilihan
pimpinan UKPBJ
untuk mengelola
pemilihan
Penyedia.
Pelaku Pengadaan
Pengguna Anggaran (PA)
Pasal 9 21
Pelaku Pengadaan
Tugas dan Wewenang (PA)
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja
b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang ditetapkan
c. Menetapkan perencanaan pengadaaan
d. Menetapkan dan mengumumkan RUP
e. Melaksanakan konsolidasi PBJ
f. Menetapkan penunjukan langsung untuk
tender/seleksi ulang gagal
………>>
Pasal 9
23
Pelaku Pengadaan
Tugas dan Wewenang (PA)
Tender/Penunjukan Seleksi/Penunjukan
Langsung/E- Langsung untuk JK
P A(PENGGUNA ANGGARAN) Purchasing B/PK/JL > Rp10 miliar
> Rp100 miliar
Kewenangan di atas:
• DAPAT didelegasikan kepada KPA untuk pengelolaan APBN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• TIDAK DAPAT didelegasikan kepada KPA untuk pengelolaan APBD.
Pasal 9 24
Pelaku Pengadaan
K P A(KUASA
PENGGNA
ANGGARAN) Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
APBD sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah
Pasal 10 25
Pelaku Pengadaan
Pasal 10 26
Pelaku Pengadaan
Dalam hal tidak ada personil yang dapat ditunjuk sebagai PPK sebagai mana
dimaksud di atas adalah ketika sudah tidak ada lagi personel lain yang memiliki
syarat untuk dapat ditunjuk menjadi PPK.
Pasal 10 27
Pelaku Pengadaan
Pasal 11 28
Pelaku Pengadaan
Pasal 11 29
Pelaku Pengadaan
k. mengendalikan kontrak;
l. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian
kegiatan kepada PA/KPA;
m. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan
kegiatan kepada PA/KPA dengan Berita Acara
Penyerahan;
n. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan kegiatan; dan
o. menilai kinerja Penyedia.
Pasal 11 30
Pelaku Pengadaan
Pasal 9
31
Pelaku Pengadaan
Kewenangan
Pasal 9
32
Pelaku Pengadaan
Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang
ditetapkan oleh PA/KPA untuk
melaksanakan Pengadaan
Langsung, Penunjukan Langsung,
dan E-Purchasing.
Pasal 12-13
33
Pelaku Pengadaan
Tugas Pejabat Pengadaan
Pasal 12 34
Pelaku Pengadaan
Pokja Pemilihan
Pasal 12-13
35
Pelaku Pengadaan
Pokja Pemilihan
Tugas Pokja Pemilihan
Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan:
Pemilihan Penyedia
Pokja Pemilihan
Pasal 13
36
Pelaku Pengadaan
Agen Pengadaan
Tugas Pokok
dapat mutatis
Melaksanakan mutandis
PBJ (sama persis)
dengan tugas
Pokja Pemilihan
dan/atau PPK
Pasal 14
37
Pelaku Pengadaan
Tugas Agen Pengadaan
Pasal 14 38
Pelaku Pengadaan
Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP)
Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
Tugas Pokok
B/PK/JL JK
s.d. Rp200 juta s.d. Rp100 juta
Pasal 15 39
Pelaku Pengadaan
Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)
Tugas Pokok
Pasal 15 40
Pelaku Pengadaan
PjPHP/PPHP
Pasal 15 41
42
Jenis Pengadaan dalam PBJP (1/2)
Pekerjaan
Barang Jasa Lainnya
Konstruksi
Jasa
Konsultansi
Bahan Gedung
berwujud: Kebersihan
Ex:Bahan Baku Rekayasa
Bahan ½ Jadi
Jembatan
Katering
Perencanaan
Barang Jadi
Perkapalan
Penyewaan
Pengawasan
Mahluk
Hidup Bangunan
Lepas Pantai Akomodasi
Penasihat
dll
dll dll
dll
Pasal 3 ayat 1
43
Jenis Pengadaan dalam PBJP (2/2)
44
Pasal 3 ayat 2
Pekerjaan Terintegrasi (1/3)
45
Pekerjaan Terintegrasi (2/2)
1 2 3 4
Jasa
Barang Barang Barang
Konsultansi
Pekerjaan
Konstruksi
46
Pekerjaan Terintegrasi (3/3)
Contoh Struktur Kontrak: Institusi
Rekayasa, Pengadaan, dan Pengadaan
Konstruksi (Pemilik/Owner)
(Engineering, Procurement, and
Construction)
Penyedia Barang/Jasa
(Satu Titik Penanggung Jawab, Komunikasi,
Koordinasi)
Pasal 3 ayat 1 47
50
Lanjutan...
Hak &
Kewajiban
Dokumen Kontrak
Perbuatan Melawan
Hukum
54
SYARAT KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
55
1. Para pihak
2. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan
3. Tenaga ahli
4. Hak dan kewajiban
5. Cara pembayaran
6. Cedera janji
7. Penyelesaian perselisihan
8. Pemutusan kontrak kerja konstruksi
9. Keadaan memaksa/kahar (force majeure/over match)
10. Kegagalan bangunan
11. Perlindungan pekerja
12. Aspek lingkungan kontrak kerja konstruksi dibuat
dalam bahasa Indonesia.
ISTILAH HUKUM KONTRAK (CONTRACT) DIMAKSUD SEBAGAI
HUKUM YANG MENGATUR TENTANG PERJANJIAN-PERJANJIAN
TERTULIS,DALAM DUNIA USAHA (BISNIS), YANG PRESTASINYA
DILAKUKAN OLEH KEDUA BELAH PIHAK (PENGGUNA JASA
DAN PENYEDIA JASA) . . . . .
Hubungan Hukum
Akibat Hukum
HAK KEWAJIBAN
56
Pasal 1601b KUH PERDATA “Pemborong pekerjaan adalah
perjanjian, dengan mana pihak yang satu, si pemborong
(penyedia jasa/subyek hukum), mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan suatu pekerjaan (obyek hukum) bagi
pihak yang lain, pihak yang memborongkan (pengguna
jasa/subyek hukum), dengan menerima sesutu harga yang
ditentukan (obyek hukum)”
Bangunan
(obyek hukum )
57
PENGIKATAN ATAU KONTRAK KERJA JASA KONSTRUKSI
60
BAGAN ASPEK HUKUM
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
HUKUM PIDANA 61
Penggunaan Istilah
Perjanjian (1313)
PERIKATAN
Ps. 1233
UU saja
UU (1352) 1354, 1359
Halal
krn Perb Man
PMH (1365)
63
Pengertian PERJANJIAN dan KONTRAK
64
Lanjutan
65
Lanjutan
66
Unsur-Unsur Perjanjian
❑ Hubungan hukum.
❑ Dua orang/pihak atau lebih yg mengikatkan diri.
❑ Obyek/prestasi yang diperjanjikan (biasanya
sesuatu yang dapat dinilai dengan uang).
❑ Hak dan kewajiban.
67
Syarat-Syarat Sahnya suatu Perjanjian
Ps. 1320 KUHPerdata, Kontrak/Perjanjian SAH apabila
memenuhi 4 (empat), sbb:
68
4 Syarat Sahnya Kontrak/Perjajian
69
Cakap utk membuat perjanjian (capacity)
SUBYEK
HUKUM
BADAN
HUKUM ?
Orang yang ”BELUM DEWASA”, orang yang ada di bawah
pengampuan (curatele) dianggap tidak cakap bertindak dalam
bidang hukum.
70
SUATU HAL TERTENTU
adalah obyek perjanjian yaitu berupa layanan jasa
konstruksi (perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan).
Obyek perjanjian harus diatur dengan jelas, dan apabila
obyek yang diperjanjian tidak jelas dapat mengakibatkan
batal demi hukum atau tidak pernah ada suatu
perjanjian/kontrak.
71
WAN PRESTASI DAN AKIBAT HUKUMNYA
Keadaan Memaksa
Keadaan memaksa (keadaan kahar) atau overmacht
atau force majeure
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak
yang menyebabkan kewajiban yang ditentukan dalam dokumen
kontrak tidak dapat dilaksanakan.
1. Lump Sum
76
Kontrak dengan bentuk Lump Sum oleh Nazarkhan Yasin
disebut dg Fixed Lump Sum Price Contract yaitu:
Contoh:
Volume Pekerjaan beton yg tercantum dalam kontrak : 1000 m3
Hasil pengukuran ulang ternyata volumenya : 989 m3
Pengguna jasa memerintahkan pengurangan volume : 100 m3
Pembayaran kepada penyedia jasa = 1000m3 – 100m3 : 900 m3
(dan bukan 989 m3 – 100 m3 = 889 m3)
77
2. Harga Satuan
78
3. Biaya Tambah Imbalan Jasa
79
5. Aliansi
Yaitu kontrak jasa dimana suatu harga kontrak referensi
ditetapkan lingkup dan volume/kuantitas pekerjaan yang belum
diketahui ataupun diperinci secara pasti sedangkan
pembayarannya dilakukan secara biaya tambah imbal jasa dengan
suatu pembagian tertentu yang disepakati bersama atas
penghematan ataupun biaya lebih yang timbul dari perbedaan
biaya sebenarnya dan harga kontrak referensi.
9. JENIS KONTRAK
LAMA BARU
PENGADAAN BARANG/JASA PENGADAAN BARANG/
PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA
Dibagi dalam:
a. Lumsum
a. Kontrak berdasarkan cara
b. Harga Satuan
pembayaran (4 jenis);
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
b. Kontrak berdasarkan pembebanan
d. Terima Jadi (Turnkey)
Tahun Anggaran (2 jenis);
e. Kontrak Payung (Indefinite Delivery Contract)
c. Kontrak berdasarkan sumber
pendanaan (3 jenis); dan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan
(2 jenis). PENGADAAN JASA KONSULTANSI
a. Lumsum
b. Waktu Penugasan (Time Based)
Alasan: Penyederhanaan dan menyesuaikan dengan c. Kontrak Payung (Indefinite Delivery Contract)
best practice.
82
AGENDA 01
KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA
LUMSUM
Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan, dan produk/keluaran
dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumsum digunakan misalnya:
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sederhana;
pekerjaan konstruksi terintegrasi (design and build);
pengadaan peralatan kantor;
pengadaan benih;
pengadaan jasa boga;
sewa gedung; atau
pembuatan videografis.
Pembayaran dalam Kontrak Lumsum dengan harga pasti dan tetap, senilai dengan harga yang
dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus berdasarkan
hasil/keluaran atau pembayaran secara bertahap pekerjaan berdasarkan tahapan atau bagian
keluaran yang dilaksanakan.
84
HARGA SATUAN
85
GABUNGAN LUMSUM DAN HARGA
SATUAN
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan dalam hal terdapat
bagian pekerjaan yang dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak Lumsum
dan terdapat bagian pekerjaan yang dikontrakkan menggunakan Kontrak
Harga Satuan.
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan misalnya untuk
Pekerjaan Konstruksi yang terdiri dari pekerjaan pondasi tiang pancang dan
bangunan atas.
86
TERIMA JADI (TURN KEY)
Kontrak Terima Jadi digunakan dalam hal Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
87
PAYUNG
Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang akan dilaksanakan secara
berulang dengan spesifikasi yang pasti namun kuantitas/volume dan waktu
pesanan belum dapat ditentukan. Kontrak Payung digunakan misalnya
pengadaan obat tertentu pada rumah sakit, jasa boga, jasa layanan
perjalanan (travel agent) atau pengadaan material.
88
AGENDA 02
KONTRAK
JASA KONSULTANSI
LUMSUM
Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan
produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas.
Kontrak Lumsum pada Pengadaan Jasa Konsultansi digunakan misalnya konsultan
manajemen, studi kelayakan, disain, penelitian/studi, kajian/telaahan, pedoman/petunjuk,
evaluasi, produk hukum, sertifikasi, studi pendahuluan, penilaian/appraisal. Pekerjaan Pra
Studi Kelayakan, Pekerjaan Studi Kelayakan termasuk konsep disain, Pekerjaan Detail
Engineering Design (DED), manajemen proyek, layanan pengujian dan analisis teknis
seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran struktur, investigasi kegagalan
struktur, testing struktur/bagian struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian
sengketa.
Dalam Kontrak Lumsum pembayaran dengan jumlah harga pasti dan tetap, senilai dengan
harga yang dicantumkan dalam Kontrak tanpa memperhatikan rincian biaya. Pembayaran
berdasarkan produk/keluaran seperti laporan kajian, gambar disain atau berdasarkan
hasil/tahapan pekerjaan yang dilaksanakan.
90
WAKTU PENUGASAN
Kontrak Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa
didefinisikan dengan rinci dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa dipastikan.
Kontrak Waktu Penugasan dapat digunakan apabila:
Ruang lingkup dan waktu pelaksanaan pekerjaan belum dapat ditetapkan;
Ruang lingkup belum dapat didefinisikan dengan jelas dan mungkin berubah secara substansial;
Nilai akhir kontrak bergantung dengan lama waktu penugasan;
Pekerjaan yang ruang lingkupnya kecil dan/atau jangka waktunya pendek dimana kompensasi cenderung berbasis
harga per jam, per hari, per minggu atau per bulan; atau
Pekerjaan yang tidak umum/spesialis yang membutuhkan keahlian khusus.
Dalam Kontrak Waktu Penugasan pembayaran terdiri atas biaya personel dan biaya non personel. Biaya personel dibayarkan
berdasarkan remunerasi yang pasti dan tetap sesuai yang tercantum dalam Kontrak untuk setiap satuan waktu penugasan.
Biaya non personel dapat dibayarkan secara lumsum, harga satuan, dan/atau penggantian biaya (reimbursable cost/at
cost). Nilai akhir kontrak yang akan dibayarkan, bergantung lama/durasi waktu penugasan. Pembayaran dapat dilakukan
berdasarkan periode waktu yang ditetapkan dalam Kontrak.
Kontrak Waktu Penugasan digunakan misalnya untuk pra studi kelayakan, pekerjaan studi kelayakan termasuk konsep disain,
pekerjaan Detail Engineering Design (DED), manajemen kontrak, manajemen proyek, layanan pengujian dan analisis
teknis seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran struktur, investigasi kegagalan struktur, testing
struktur/bagian struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian sengketa khususnya untuk proyek bernilai besar,
pengawasan, penasihat, pendampingan, pengembangan sistem/aplikasi yang kompleks, monitoring atau survei/pemetaan
yang membutuhkan telaahan mendalam.
91
PAYUNG
92
AGENDA 03
KONTRAK
TAHUN JAMAK
KONTRAK TAHUN JAMAK
Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang membebani lebih dari satu tahun
anggaran dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan.
Kontrak Tahun Jamak dapat berupa:
1. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, seperti proyek pembangunan
infrastruktur, jalan, jembatan, dam, waduk, gedung, kapal, pesawat terbang, pengembangan aplikasi IT
atau pembangunan/rehabilitasi kebun;
2. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan tetapi pelaksanaannya
melewati lebih dari 1 (satu) tahun anggaran, seperti: pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya
bergantung pada musim, contoh penanaman benih/bibit, penghijauan atau pengadaan barang/jasa
yang layanannya tidak boleh terputus, contoh penyediaan makanan dan obat di rumah sakit,
penyediaan makanan untuk panti asuhan/panti jompo, penyediaan makanan untuk narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan, penyediaan pakan hewan di kebun binatang;
3. Untuk pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka waktu lebih dari 1
(satu) tahun anggaran dan maksimum 3 (tiga) tahun anggaran, seperti jasa layanan yang tidak boleh
terhenti misalnya pelayanan angkutan perintis darat/laut/udara, layanan pembuangan sampah, sewa
kantor, jasa internet/jasa komunikasi atau pengadaan jasa pengelolaan gedung.
94
AGENDA 04
BENTUK
KONTRAK
BENTUK KONTRAK
1. Bukti Pembelian/Pembayaran
Bukti pembelian/pembayaran merupakan dokumen yang digunakan sebagai
pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh PPK untuk Pengadaan Barang
atau Jasa Lainnya dengan nilai paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah). Contoh bukti pembelian/pembayaran antara lain
faktur/bon/invois, setruk, dan nota kontan.
2. Kwitansi
Kwitansi merupakan dokumen yang dijadikan sebagai tanda bukti transaksi
pembayaran yang ditandatangani oleh penerima uang/Penyedia dengan
berbagai ketentuan pembayaran untuk Pengadaan Barang atau Jasa
Lainnya dengan nilai paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
96
BENTUK KONTRAK
3. Surat Perintah Kerja (SPK)
Surat Perintah Kerja merupakan perjanjian sederhana secara tertulis antara
kedua belah pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum
untuk memperolehhak dan melaksanakan kewajiban. Surat Perintah Kerja
digunakan untuk:
98
AGENDA 05
PERUBAHAN
KONTRAK
Hal-Hal Berubah >> Perubahan Pengaturan
LAMA BARU
LUMSUM
SEMUA JENIS KONTRAK
HARGA SATUAN
GABUNGAN LUMSUM
DAN HARGA SATUAN
100
PERUBAHAN KONTRAK
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam
dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak, yang meliputi:
102
Hal-Hal Berubah >> Perubahan Pengaturan
LAMA BARU
Diberlakukan pada
LEBIH DARI 12 BULAN Kontrak Tahun Jamak yang LEBIH DARI 18 BULAN
Masa Pelaksanaannya
103
Mengidentifikasikan sifat dan
karakteristik barang/jasa yang
akan diadakan
LANGKAH-LANGKAH
PEMILIHAN JENIS
KONTRAK
merupakan
Kontrak untuk melayani kebutuhan layanan tertentu;
116
Penyusunan Dokumen Kontrak, harus
memperhatikan:
117
Amanat Perpres 54/2010 jo Perpres: 35/2011,
70/2012, 172/2014, dan 4/2015
(Ps. 86 ayat 4)
“Kontrak PBJ yang kompleks yang bernilai di atas
Rp100 miliar ditandatangani setelah memperoleh
pendapat ahli hukum kontrak”
Dasar Hukum
✓ UU No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
✓ PP No. 29/2000 jo No. 59/2010 dan No. 79/2015
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
✓ Perpres 54/2010 jo Perpres: 35/2011, 70/2012,
172/2014, dan 4/2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
118
Keputusan Kepala BPK-SDM
No. 35/KPTS/KK/2010
tgl 8 Februari 2010
tentang
119
Tugas Tim Peneliti
Kewajiban:
➢ mengadakan sidang setiap waktu diperlukan,
➢ menyampaikan laporan Kepada Kep. BPK-SDM
Kewenangan:
➢ mengadakan hubungan dengan pejabat dan unit kerja
terkait dalam pembuatan kontrak
➢ meminta keterangan kepada Pejabat/Pegawai yang
terkait dalam pembuatan kontrak.
120
SE MENTERI PU No. 08/SE/M/2007
tanggal 9 April 2007
tentang
12
1
1. Daftar Hitam (Black List)
Daftar Badan Usaha (kontraktor/konsultan) yang dikenakan
sanksi karena telah melakukan perbuatan/tindakan melanggar
peraturan yang berlaku pada proses pengadaan barang/jasa.
a. Tahap pra kontrak/pemilihan Penyedia Jasa
❖ Berusaha mempengaruhi Panitia Pengadaan/Pokja ULP
❖ Melakukan persekongkolan dengan penyedia jasa
❖ Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar
❖ Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh Panitia Pengadaan/Pokja
ULP
❖ Pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK.
123
2. Daftar Negatif (Negatif List)
125
1. Tahap Pra Kontrak
Tujuan:
126
Anatomi Kontrak APBN/APBD
(Perpres 54/2010 & Perpres 16/2018)
Judul kontrak, no. kontrak
PEMBUKAAN/ tanggal kontrak, kalimat pembuka
KOMPARASI Penandatanganan kontrak, dan
para pihak dalam kontrak.
127
Pembukaan/Komparisi
❑ Contoh Kalimat Pembuka
❖ Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh satu
bulan Mei tahun dua ribu tujuh (21-5-2007) di
Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
❑ Penjelasan (Premise/Recitals)
❖ Dasar pertimbangan atau penjelasan
mengapa para pihak membuat perjanjian.
128
Bagian Isi
❑ Kesepakatan para pihak utk mengadakan kontrak;
❑ Persetujuan besarnya harga kontrak dan sumber
pembiayaan;
❑ Ungkapan dlm perjanjian sesuai dokumen kontrak;
❑ Surat perjanjian merupakan bagian tak
terpisahkan dengan dokumen kontrak;
❑ Ketentuan tentang urutan dokumen kontrak;
❑ Pernyataan para pihak untuk melaksanakan
kewajiban masing-masing sesuai kontrak;
❑ Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
❑ Pernyataan tentang mulai berlakunya kontrak.
129
PILIHAN HUKUM
130
PILIHAN YURISDIKSI
Choice of Forum
❑ Yaitu pasal yang mengatur tentang lembaga yang dipilih
oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa.
❑ Misalnya dlm hal terjadi sengketa akan diselesaikan
melalui Pengadilan Negeri atau Arbitrase (harus
memilih salah satu).
Contoh
Arbitrase
Semua sengketa yang terjadi dalam perjanjian ini akan diselesaikan
dalam tingkat pertama dan terakhir menurut peraturan dan prosedur
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) oleh Arbitrator yang
ditunjuk menurut peraturan tersebut.
131
ALASAN MEMILIH ARBITRASE
132
DOKUMEN KONTRAK (APBN/APBD)
1. Surat Perjanjian (termsk Amandemen
Kontrak)
2. Surat Penunjukan Penyedia B/J (SPPBJ)
3. Surat Penawaran
4. Adendum Dokumen Lelang (bila ada)
5. Data Kontrak
6. Syarat Kontrak
7. Spesifikasi
8. Gambar
9. Daftar Kuantitas dan Harga
10. Dokumen Lain (sebutkan dengan jelas).
133
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
Ps 22 UUJK & Ps 20 PP 29/2000
dibuat secara TERTULIS dan sekurang-kurangnya
harus mencakup ketentuan ttg:
136
Syarat-Syarat Umum dan
Syarat-Syarat Khusus Kontrak
138
16. Persiapan Pelaksanaan Kontrak
17. Program Mutu
18. Perkiraan Arus Uang
19. Pemeriksaan Bersama
20. Perubahan Kegiatan Pekerjaan
21. Pembayaran untuk Perubahan
22. Perubahan Kuantitas dan Harga
23. Amandemen Kontrak
24. Hak dan Kewajiban Para Pihak
25. Risiko PPK dan Penyedia Jasa
26. Laporan Hasil Pekerjaan
27. Cacat Mutu
28. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
29. Penyedia Jasa Lainnya
30. Wakil Penyedia Jasa
31. Pengawasan
32. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
33. Kontrak Kritis
34. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
139
35. Kerjasama Antara Penyedia Jasa dan Sub
Penyedia Jasa
36. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil termsk
Koperasi Kecil
37. Keadaan Kahar
38. Peringatan Dini
39. Rapat Pelaksanaan
40. Itikad Baik
41. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Pemanfaatan Milik Penyedia Jasa
43. Bahasa dan Hukum
44. Perpajakan
45. Korespondensi
46. Penyesuaian Harga
47. Denda dan Ganti Rugi
48. Serah Terima Pekerjaan
49. Gambar Pelaksanaan (as Build Drawing)
50. Perhitungan Akhir
51. Kegagalan Pekerjaan Konstruksi/Bangunan
140
B. KETENTUAN KHUSUS
52. Personil
53. Penilaian Pekerjaan
54. Percepatan
55. Penemuan-Penemuan
56. Kompensasi
57. Penangguhan Pembayaran
58. Hari Kerja
59. Pengambilalihan
60. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan
61. Penyesuian Biaya
62. Penundaan atas Perintah PPK
63. Instruksi.
141
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi
2. Jaminan
3. Asuransi
4. Keselamatan Kerja
5. Pembayaran
6. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
7. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil
8. Penyelesaian Perselisihan
9. Penyesuaian Harga
10. Denda dan Ganti Rugi
11. Gambar Pelaksanaan
12. Kegagalan Pekerjaan Konstruksi/Bangunan
B. KETENTUAN KHUSUS
13. Kompensasi
14. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan
142
2. Tahap Pembuatan Kontrak
(Contract Drafting)
Tujuan:
“agar tidak terjadi celah yang merugikan”
❑ Membaca kembali
❑ Meminta Opini
❑ Penyelarasan kata dan kalimat
❑ Pengetikan
144
BERAKHIRNYA KONTRAK/PERJANJIAN
Ps 1381 KUHPer
1. Karena pembayaran
2. Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan
penyimpanan atau penitipan (konsinyasi)
3. Karena pembaharuan utang (novasi)
4. Karena perjumpaan utang (kompensasi)
5. Karena percampuran utang
6. Karena pembebasan utang
7. Karena musnahnya barang yang terutang
8. Karena batal dan pembatalan
9. Karena berlakunya syarat batal
10. Karena kadaluarsa.
145
BERAKHIRNYA KONTRAK/PERJANJIAN
DALAM PRAKTIK
146
KASUS PERIKATAN
HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI
147
BAHAN DISKUSI HUKUM KONTRAK
148
TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK
151
Lanjutan
152
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
153
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
4. SUBSTANSI POKOK:
a. APLIKASI PASAL-PASAL PENTING/KRUSIAL DALAM
DOKUMEN KONTRAK.
b. PROSEDUR ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN.
c. TATA CARA DAN PROSEDUR TEKNIS PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERAN MASING-2 UNSUR DALAM PCM .
6. PPK MENJELASKAN:
(SEBAGAI PIMPINAN RAPAT )
a. SUSUNAN ORGANISASI PPK.
b. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
YANG DIUSULKAN OLEH KONTRAKTOR ATAU SARAN
KONSULTAN.
c. TUGAS KONTRAKTOR:
▪ SURVEI DAN MEMBUAT GAMBAR KERJA
▪ RENCANA PENGADAAN PERSONIL, PERALATAN, DAN
▪ BAHAN
▪ PENYIAPAN JADWAL KONSTRUKSI, PROGRESS
▪ KEUANGAN, KURVA-S
▪ BAHWA KETERLAMBATAN MOBILISASI AKAN DIDENDA
▪ KAPAN DAN BAGAIMANA PROSES PHO & FHO.
155
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
156
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
. STANDAR LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, BULANAN
. PROSES PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN MONTHLY
CERTIFICATE (MC)
. PROSES PENGUJIAN BAHAN
. METODE PELAKSANAAN YG DIAJUKAN KONTRAKTOR
. BAHWA QUALITY CONTROL MENGGUNAKAN FASILITAS
LABORATORIUM YG DISEDIAKAN OLEH KONTRAKTOR DARI ITEM
MOBILISASI
. MENEKANKAN TIDAK ADANYA BIAYA TAMBAHAN UNTUK
QUALITY CONTROL DAN BAHWA BIAYA TEST SUDAH TERMASUK
DALAM HARGA SATUAN PENAWARAN MASING-MASING
PEKERJAAN.
157
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
158
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
e. TENTANG MATA PEMBAYARAN YANG SPESIFIK:
a) DAY WORKS
b) PEMELIHARAAN RUTIN
c) PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA MASA PEMELIHARAAN
d) PEKERJAAN UTILITAS
e) TENTANG MATA PEMBAYARAN.
f. ADANYA TIM MUTUAL CHECK SELAMA PERIODE KONTRAK
7. KONTRAKTOR MENJELASKAN:
f. RENCANA MOBILISASI.
g. BAGIAN PEKERJAAN YG AKAN DISUBKONTRAKKAN SERTA CALON
SUBKONTRAKTORNYA.
h. RENCANA PENGGUNAAN PERALATAN TERMASUK:
1) JUMLAH DAN JENIS PERALATAN
2) RENCANA KEDATANGAN PERALATAN
8. KONSULTAN MENJELASKAN:
160
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
− LAPORAN HARIAN
− LAPORAN MINGGUAN
− LAPORAN BULANAN (MONTHLY PROGRESS REPORT)
− EXECUTIVE SUMMARY REPORT
− SURVEI LAPANGAN UNTUK REVIEW DESIGN
− KERANGKA GAMBAR KERJA UNTUK PEMELIHARAAN RUTIN DAN
REINSTATEMENT
− KERANGKA GAMBAR KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA/PERIODIK
MAINTENANCE/PERHITUNGAN volume/kuantitas/BACK UP DATA SERTA
MONTHLY CERTIFICATE (MC)
− QUALITY CONTROL.
− CONTRACTOR REQUEST UNTUK MEMULAI PEKERJAAN, TEST MATERIAL,
PENERIMAAN PEKERJAAN
− RENCANA KEDATANGAN PERALATAN.
161
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN
162
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
163
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
164
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
165
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
Negosiasi dimaksudkan agar:
166
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
PEDOMAN NEGOSIASI
167
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
lanjutan……………
168
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
lanjutan……………
169
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
lanjutan……………
170
7. Perubahan Disain, Spesifikasi & Amandemen Kontrak
171
7. Perubahan Disain, Spesifikasi & Amandemen Kontrak
172
7. Perubahan Disain, Spesifikasi & Amandemen
Kontrak (lanjutan)
173
8. MOBILISASI
174
9. PEMBAYARAN UANG MUKA (DP/AP)
175
11. PELAKSANAAN PEKERJAAN
176
12. PENGENDALIAN MUTU
a. PENGENDALIAN MUTU BAHAN BAKU, BAHAN
OLAHAN, BAHAN TERPASANG.
177
13. Sub Penyedia Jasa (Sub Kontraktor)
a. PENYEDIA JASA PJPK (KONTRAK > Rp25.000.000.000) WAJIB
BEKERJA SAMA DENGAN SUB PENYEDIA JASA GOL. USAHA
KECIL/KOPERASI KECIL DENGAN KETENTUAN:
179
14 . PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
. Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara:
sistem sertifikat bulanan (MC) atau termijn.
. Pengajuan pembayaran harus dilampiri back up data, dan
dalam waktu 7 hari harus sudah mengajukan ke KPPN.
. Pembayaran harus dipotong: uang retensi, angsuran
uang muka, pajak, dan denda (bila ada).
. Material on site yang telah sesuai spesifikasi dapat
dibayarkan 40% dari harga satuan.
. Harus melampiri bukti pembayaran kepada
subkontraktor, dan bukti lain seperti galian c, premi
asuransi, sewa peralatan, dll.
180
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
181
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
182
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
183
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
PEDOMAN NEGOSIASI
184
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
lanjutan……………
185
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
lanjutan……………
186
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
lanjutan……………
187
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
189
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
190
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
PEDOMAN NEGOSIASI
191
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
lanjutan……………
d. Biasanya lawan memaksakan kehendak (minta jumlah hari
sebanyak mungkin), upayakan negosiasi sewajar mungkin.
e. Perhatikan metode pelaksanaan, metode kerja, urutan/tahap
pekerjaan, kebutuhan hari tiap item pekerjaan. (setiap usulan
tidak selalu otomatis diberikan perpanjangan waktu).
f. Tidak diberikan perpanjangan waktu, bila jelas terbukti
kontraktor tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak.
g. Buat risalah rapat yang ditandatangani para pihak, upayakan
kita yang membuat.
192
17. Ketentuan Klaim
193
17. Ketentuan Klaim
194
18. Ketentuan tentang Denda
195
19. Penyesuaian/Eskalasi Harga
196
19. Penyesuaian Harga/Eskalasi
2. Eskalasi
197
Rumus umum eskalasi:
198
20. Perselisihan
199
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
200
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
2. Pemutusan kontrak dilakukan dalam hal penyedia jasa
cedera janji seperti misalnya terbukti melakukan kolusi,
kecurangan/tindak korupsi dalam proses pengadaan.
Penyedia jasa dikenakan sanksi-sanksi:
a. jaminan pelaksanaan disita, disetorkan ke kas
negara;
b. membayar sisa uang muka;
c. black list selama 2 tahun.
201
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
KATEGORI “KRITIS”:
DALAM PERIODE I (RN FISIK 0%-70% ), RL FISIK TERLAMBAT > 20%
DALAM PERIODE II (RN FISIK 70%-100% ), RL FISIK TERLAMBAT > 10%
DALAM PERIODE III (RN FISIK 70%-100% ), RL FISIK BELUM SELESAI DAN
WAKTU PELAKSANAAN HABIS.
KATEGORI “TERLAMBAT”
DALAM PERIODE I (RN FISIK 0%-70%), RL FISIK TERLAMBAT 10%-20%
DALAM PERIODE II (RN FISIK 70%-100%), RL FISIK TERLAMBAT 0,5%-10%.
KATEGORI “WAJAR”
DALAM PERIODE I (RN FISIK 0%-70%), RL FISIK TERLAMBAT < 10%
DALAM PERIODE II (RN FISIK 70%-100%), RL FISIK TERLAMBAT < 5%.
202
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
3. PENGAMANAN KONTRAK “KRITIS”:
204
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
205
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
PERSIAPAN KE PENGADILAN
a. Periksa ketentuan penyelesaian sengketa melalui
pengadilan dalam dokumen kontrak.
b. Pilih pengacara/ahli hukum yang mempunyai
pengetahuan yang berkaitan dengan sengketanya.
c. Pengadilan yang berhak adalah pengadilan negeri
sesuai domisili tergugat.
d. Yang diguqat adalah negara maka yang hadir dalam
sidang di pengadilan adalah Biro Hukum, kecuali bila
pengguna anggaran diminta pengadilan sebagai saksi.
e. Kebutuhan penjelasan substansi sering diminta dalam
hal kasus pemutusan kontrak.
206
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
TAHAP-TAHAP PROSES MELALUI PENGADILAN:
207
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
Penyelesaian di Pengadilan dimaksudkan agar:
208
21. Penghentian dan Pemutusan kontrak
PEDOMAN NEGOSIASI
209
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
lanjutan……………
210
BEBERAPA MASALAH
HUKUM KONTRAK DALAM
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
211
KENAPA DIPERLUKAN HUKUM KONTRAK?
1. KKN di mana-mana
2. Penegak hukum yang kebablasan
3. Banyak Pejabat yang ditangkap (Menteri, DPR, Bupati,
Walikota, PPK, Panitia, Penyedia Jasa, dll)
4. Adanya Intervensi/Perintah Atasan
5. Pemahaman SDM lemah, tidak sadar konsekwensi hukum
AKIBATNYA APA?
1. Banyak yang tidak mau jadi PPK/Panitia
2. Pembangunan jalan menjadi terlambat, masyarakat dirugikan
213
Lanjutan
214
AHLI HUKUM KONTRAK
215
LANGKAH-LANGKAH T-3
216
PENYIMPANGAN & PENYELEWENGAN
3. Penyimpangan
> Perpres No. 54 th 2010: banyak yang belum diatur,
mengandung interpretasi berbeda2, banyak yang tidak
jelas, pemahaman PPK & Panitia yang lemah (terbukti dari
hasil kelulusan ujian serftifikasi/banyak yang tidak lulus)
> PPK & Panitia harus menetapkan dan bisa saja salah
atau beda pendapat
> Bila melakukan PL ternyata salah, maka ini =
penyimpangan administrasi, bukan penyelewengan.
218
PENYELEWENGAN
Catatan:
Dalam pembuatan dokumen lelang agar ditegaskan:
> keterlambatan > 50 hari dapat memutuskan kontrak secara
sepihak Pasal 93 P 70/2012).
> Tidak memberlakukan KUHPer Pasal 1266
219
PENYELEWENGAN
220
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
221
> SKEMA PELAKSANAAN PENGADAAN
Pembayaran
Uang Muka
Penunjukan
Mobilisasi
Pengumuman Penyedia
30 hari
Lelang jasa (SPPBJ) PHO FHO
(Serah (Serah Terima
Penetapan SPMK Terima Akhir
Pemenang TTD
Kontrak Pertama Pekerjaan)
Pekerjaan)
PCM
Jaminan
Pelaks. Max Field
14 hari Engineering CCO
Sanggahan
Pemasukan
Penawaran Max Masa
14 hari
Pertanggungan
Kegagalan
Bangunan
max 10 tahun
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Waktu
Pemeliharaan
WAKTU KONTRAK Min
14 hari
222
KEGIATAN YANG SERING BERDAMPAK HUKUM
DALAM PROSES PENGADAAN
224
225
PEMUTUSAN KONTRAK DI PROYEK JALAN
STUDI KASUS
PEMUTUSAN KONRAK DI PROYEK JALAN
226
5. Pemutusan kontrak berlarut-larut, PPK tidak berani mengambil
tindakan tegas karena komisaris utama perusahaan adalah
mantan pejabat tinggi dan mantan gubernur.
(kondisi ini dimanfaatkan benar oleh kontraktor).
6. 13 tahun kemudian kontraktor menggugat pimpro ke pengadilan
karena dulu merasa tidak diperlakukan secara adil.
PERTANYAANNYA ADALAH:
1. LANGKAH-LANGKAH APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH
PIMPRO DALAM MENGHADAPI KONDISI SEPERTI ITU?
2. BAGAIMANA TAHAP-TAHAP MENUJU KEPADA PROSES
PEMUTUSAN KONTRAK?
3. BAGAIMANA PROSES GUGATAN PERDATA DI PENGADILAN?
227
LANGKAH YANG DIPERLUKAN
1. Lakukan pre construction meeting, tegaskan tugas dan
kewajiban kontraktor.program mobilisasi, masukan dalam adendum
kontrak: jadwal waktu pelaksanaan (curva S).
2. Setiap pekerjaan harus ada request dan approval.
3. Buat laporan harian (mencatat: jumlah tenaga yang ada di
lapangan, bahan dan peralatan yang tersedia, volume/kuantitas
yang dihasilkan, data hujan)
4. Buat teguran untuk setiap keterlambatan pekerjaan,
ingatkan pasal-pasal terkait dengan sanksi/putus kontrak.
5. Lakukan rapat pembuktian setiap 3 bulan pada kondisi
keterlambatan yang telah mencapai kritis, berikan peringatan-
peringatan. Butir 4. dan 5. lakukan secara terus menerus.
228
TAHAP-TAHAP MENUJU PROSES
PEMUTUSAN KONTRAK
1. Periksa dengan teliti pasal-pasal dokumen kontrak tentang pemutusan
kontrak (pasal 59 ), misalkan ada yang berbunyi:
“kontraktor dapat diputus kontrak apabila dalam perioda 28 hari berturut-
turut terbukti tidak bekerja atau kontraktor meninggalkan lapangan”.
2. Harus terbukti secara dokumentasi bahwa kontraktor memang tidak bekerja
selama 28 hari berturut2 yaitu dari bukti laporan harian .
3. Putus kontrak secara sepihak dapat dilakukan dalam hal keterlambatan
melebihi jumlah denda per hari senilai jaminan pelaksanaan.
4. Setelah diyakini kontraktor tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai waktu yang ditetapkan dalam kontrak , KELUARKAN SURAT
PEMUTUSAN KONTRAK SECARA SEPIHAK.
5. Sita jaminan pelaksanaan, setorkan ke kas negara (periksa dengan teliti
masa laku jaminan pelaksanaan, ajukan claim sebelum habis masa berlaku
jaminan)
6. Bentuk panitia pemutusan kontrak, undang kontraktor untuk hitung-
hitungan, buat berita acara pemutusan kontrak.
7. Simpan dokumen proyek di tempat yang aman yang setiap saat dapat
dengan mudah dicari. 229
PROSES GUGATAN DI PENGADILAN
1. 13 tahun kemudian kontraktor menggugat ke pengadilan
didahului dengan somasi, somasi dilakukan 5 kali.
2. Setiap somasi harus dijawab, bila tidak dijawab kontraktor
dapat mengajukan gugatannya langsung ke pengadilan.
3. Kontraktor mendaftarkan gugatannya kepengadilan.
4. Pimpro membuat eksepsi atas gugatan kontraktor (disarankan
menggunakan pengacara dari luar, seharusnya pengacara
disediakan dari staf Biro Hukum, tapi biasanya kualifikasinya
lemah, dan dari pengalaman pimpro sering kalah di pengadilan).
5. Pengadilan melakukan pemanggilan untuk sidang di pengadilan.
6. Sidang ke-1 replik: mendengarkan gugatan kontraktor,
7. Sidang ke-2 duplik: mendengarkan eksepsi dari pimpro…dst.
8. Keputusan Pengadilan Negeri (belum inkracht).
9. Yang kalah tidak menerima putusan pengadilan, dapat
mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, paling lambat 2
minggu sejak Keputusan Pengadilan Negeri.
230
PROSES GUGATAN DI PENGADILAN
10. Kontraktor membuat Memori banding, dan PPK membuat kontra
Memori Banding (PPK bisa saja tidak membuat Memori Banding,
atau tidak menggunakan haknya, PPK dapat saja membiarkan/tidak
mengurus proses banding tsb berjalan apa adanya).
11. Akan ada pemberitahuan kepada PPK dari Pengadilan Negeri bahwa
Memori banding akan dikirim ke Pengadilan Tinggi, dan diberi waktu
2 minggu kepada PPK untuk menyiapkan kontra memori banding).
12. Pengadilan Tinggi hanya memeriksa berdasarkan berkas memori
banding yang diajukan.
13. Pengadilan Tinggi dapat: mengukuhkan putusan PN, membatalkan
putusan PN, atau membuat putusan sendiri yang sama sekali tidak
berdasarkan putusan PN (merubah sifat putusan PN).
14. Pencabutan gugatan banding dapat dilakukan sebelum putusan
Pengadilan Tinggi
15. Yang kalah tidak menerima putusan Pengadilan Tinggi, dapat
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA), paling lambat 2
minggu sejak Keputusan Pengadilan Tinggi.
231
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT
232
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT
PERMASALAHAN:
1. Pada waktu akan diperpanjang, jaminan pelaksanaan asli dan
jaminan uang muka asli dipinjam supplier dengan alasan untuk
keperluan perpanjangan berlaku jaminan, namun sampai dengan
putus kontrak, kedua jaminan tidak diperpanjang dan jaminan asli
keduanya tidak dikembalikan.
2. Masih ada sisa fisik 60% yang belum dibayar, dan supplier tidak
mau menandatangani pengajuan pembayarannya, karena tidak mau
pembayaran diperhitungkan/dipotong sisa uang muka yang belum
dikembalikan dan jaminan pelaksanaan senilai Rp75 juta (5%).
233
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT
PERMASALAHAN:
3. Apakah dibenarkan telah memperpanjang kontrak menjadi 4 bulan
dengan alasan karena kebutuhan instansi yang mendesak pada
saat itu?
4. Apakah alasan keterlambatan produksi pabrik termasuk
keadaan memaksa/di luar kemampuan supplier (bukankah itu
termasuk risiko supplier?)
5. Kalau supplier tidak bersedia menagih, dan dana dalam DIPA
hangus bagaimana penyelesaiaannya?
6. Apakah KPPN mau membayar tanpa permohonan/tanda tangan
tagihan dari supplier?
7. Supplier wanprestasi (tidak memperpanjang jaminan
pelaksanaan/uang muka, dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai yang diperjanjikan dlm kontrak) kenapa kita takut ke
pengadilan? 234
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT
236
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT
1. Simpulan (lanjutan)
h. Dalam hal suplier tidak mengajukan permohonan
pembayaran fisik 60% dan proyek mengajukan tanpa tanda
tangan permohonan supplier, KPPN tidak mau membayar ?
i. Supplier yang wanprestasi (tidak memperpanjang jaminan,
tidak mengirim barang sesuai kontrak), siap ke pengadilan .
j. Menurut Bawasda Provinsi Jawa Barat jaminan pelaksanaan/
uang muka, tidak bisa dipotong dalam hitung-hitungan Berita
Acara Pemutusan Kontrak.
237
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT
2. Saran (lanjutan)
e. Dapat menggunakan alasan perpanjangan waktu: masalah yang
timbul di luar kendali penyedia jasa.
f. Pemutusan kontrak dilakukan setelah keterlambatan melebihi 50
hari (melebihi nilai jaminan pelaksanaan).
g. Bentuk panitia pemutusan kontrak.
h. Buat Berita acara pemutusan kontrak, kirimkan berita acara tsb
kepada supplier dengan tanda terima, agar supplier menanda-
tangani terlebih dulu.
i. Dalam berita acara memuat perhitungan tentang pemotongan sisa
uang muka, jaminan pelaksanaan, denda keterlambatan, PPN.
j. Upayakan penyelesaian sengketa diselesaikan di luar pengadilan,
melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan arbitrase.
239
APLIKASI TEKNIK DAN NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)
240
APLIKASI TEKNIK DAN NEGOSIASI
DALAM PENGADAA N OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)
Negosiasi dimaksudkan agar:
241
APLIKASI TEKNIK NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)
PEDOMAN NEGOSIASI
a. Mediator harus memahi benar2 permasalahan antara pihak yang
bersengketa.
b. Pilih mediator yang mempunyai sertifikat keahlian, yang diterima
kedua pihak, bila perlu dibantu dengan seorang penilai ahli (SKA: AL-
003).
c. Para pihak dalam perundingan harus mempunyai otoritas memutuskan
(tanyakan dengan cara yang sopan dan halus).
d. Mediator harus ahli di bidang/substansi yang dipermasalahkan.
e. Mediator memimpin perundingan, mengusulkan alternatif dan
menganalisis pemecahan masalah.
242
APLIKASI TEKNIK NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)
lanjutan……………
243
APLIKASI TEKNIK NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(Periode Pelaksanaan Kontrak)
lanjutan……………
244
A. SKEMA KONDISI PENGADAAN JASA KONSTRUKSI SAAT INI
PARAMETER
1. UU. 18/1999 JAKON KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
2. PP 29 /2000 PENY. JAKONST
3. UU.NO.5/1999 PERS.UTS
PENGADAAN BARANG/JASA
4. PERPRES 54/2010 TTG PBJ 1. PENINGKATAN PRODUKSI DALAM NEGERI DAN UKM.
5. FIDIC,KETENTUAN INTER. 2. MENYEDERHANAKAN PROSES & MEMPERCEPAT PROSES/
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
3. MENINGKATKAN PROFESIONALISME/SDM DAN DAYA SAING.
4. RESPONSIBILITAS DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA.
VISI & MISI
LINGKUNGAN STRATEGIS
1. PELAKSANAAN OTODA
2. GLOBALISASI
3. PENGGAJIAN/KESEJ.PNS LEMAH
BANYAKNYA BEBAN BIAYA
PROYEK
245
246
KASUS PIDANA
Pembangunan Jalan Sanggi-Bengkunat
A. Dugaan TP Korupsi:
Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 9 UU 31/1999 jo UU No. 20/2001
tentang Pemberantasan TP Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
248
E. Putusan Hakim: 2 Mei 2008
➢ PN : Satker dihukum 2 th Penjara dan uang
pengganti Rp50 juta.
➢ PT : Hukuman menjadi 1 tahun dan uang
pengganti Rp50 juta
➢ MA : Putusan Kasasi Terdakwa kalah, sehingga
harus menjalani sisa hukuman.
249
KASUS PERDATA
a. Th 2006 akibat kenaikan harga minyak dunia terjadi kenaikan harga
aspal sehingga kontraktor merugi dan mengajukan permohonan
penyesuaian harga kontrak kepada Ditjen Bina Marga.
b. Menteri PU mengusulkan penyesuaian harga kontrak kepada
Menko Perekonomian, Menkeu, dan Ketua Bappenas yang isinya
meminta agar kenaikan harga aspal termasuk force majeure karena
termasuk gangguan industri yang tidak dapat diduga oleh panitia
pada saat menyusun HPS, Pengguna Jasa maupun Penyedia
Jasa.
c. Bappenas setuju kenaikan harga aspal dapat dimasukkan ke dalam
force majeure/keadan kahar sesuai Lampiran I Bab II huruf C angka
2.a.15) butir a) Keppres 80/2003.
d. Dep PU menerbitkan SE No. 14/SE/M/2006 yang isinya:
⚫ kerugian akibat kenaikan harga aspal menjadi tanggung jawab
para pihak.
⚫ kedua belah pihak melakukan perhitungan bersama diusulkan
kpd Eselon I sebagai dasar amandemen kontrak.
250
PERKEMBANGAN PERKARA
256
Terimakasih
Sukses untuk Anda Semua!
EDI USMAN
➢ Ahli PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH;
➢ Ahli MANAJEMEN KONTRAK;
➢ Ahli Utama TEKNIK BANGUNAN GEDUNG (SKA-201);
➢ Ahli Utama MANAJEMEN PROYEK (SKA-602);
257
➢ DOSEN PROFESIONAL Bidang TEKNIK SIPIL (No. Reg.: 12100500303196).
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
Public Private Partnership (PPP) in-House Training
“KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KPBU)”