Anda di halaman 1dari 274

ASPEK HUKUM DAN MANAJEMEN KONTRAK

Kode Matakuliah: MKB-SI704

Dosen Pengampu: EDI USMAN


08116331960, 085270894479, 0816332016
ediusman354@gmail.com
edi.19600901@polmed.ac.id
edi.usman1@yahoo.com

Sem. A: 2019/2020

Prodi MRKG (Program Sarjana Terapan: S.Tr.T)


Jurusan teknik sipil
Politeknik negeri medan
1
MENGENAL LEBIH DEKAT
NAMA : H. EDI USMAN (Sikumbang-Sitompul)
TEMPAT/TGL. LAHIR : Bukittinggi/1 September 1960
Menikah tanggal : 24 Juni 1985
ALAMAT : Komp. Polmed Jl. Pintu Air IV No. 296/49 Kwala Bekala Medan20142
PENDIDIKAN : 1. SDN 1 Magek : 1967-1972
2. STN Magek (Bangunan) : 1972-1975
3. STMN Bukittinggi (Bangunan) : 1976-1979
4. FPTK IKIP Padang (Bangunan) : 1979-1983
5. PEDC Bandung (Tek. Sipil/MK) : 1983-1984
6. FT UNIVA Medan (Tek. Sipil/BG) : 1988-1993
7. PPS USU Medan (PWD) : 1993-1995
8. PPS UBH Padang (Tek. Sipil/MK) : 2009-2011
ISTRI : Hj. NELMI PILIANG (Lahir: 31 Mei 1965)
ANAK-ANAK/Menantu : 1. dr. MONALISA FITRI PURNAMA (FK UNSYIAH, Angk. 2004)/
dr. SAN WINATA BADIRI Hutabarat (Menantu/Mhs PPDS Bedah FK UNSYIAH’14)
2. dr. ABDILLAH SYUKRI (FK UNSYIAH, Angk. 2006)/PUTRI LAILAN TIFANI, S.Si
3. MUHAMMAD VALENDENDI, S.H., M.H. (PPS/S2-Hukum UMA, Angk. 2013)/
TRI AINI PUTRI, S.E. (Menantu)
Anak ke-2 dari 9 “S” : 1. Alm. H. SYAHRUDDIN St. Bagindo/Ayah, Lahir: 10.08.32, Wafat: 07.01.17 (< 85 tahun)
2. Almh. Hj. JAONAN/Ibu, Lahir: 21.04.35, Wafat: 27.10.16 (< 82 tahun)
Besan : 1. dr. H. ISTANUL BADIRI Hutabarat, M.S., Sp.PA (Mantan Dekan FK UNSYIAH)/
Hj. YULNETA DJOENED di Banda Aceh
2. Ir. NASRULLAH (Pengusaha)/Hj. FATIMAH ZAINAB, S.K.M. (Dinkeskot) di Sabang
3. Drs. YOHANAN MS (Pengusaha)/RITA JULIANA di Medan
Cucu : 1. Sharliz AMIRA Natasha (Lahir: 24 Juni 2014), dari Anak ke-1
2. RAY ALDERINSKI YUZARSIF (Lahir: 30 Mei 2017), dari Anak ke-3
3. BIANCA NAYYARA SYUKRI (Lahir: 2 September 2017), dari Anak ke-2
LKPP

EDI USMAN, M.T. AU (MP & TBG)


1. Dosen Tetap Jur. Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan sejak tahun 1984;
2. Plt Ketum merangkap Kebid Perusahaan LPJKD Sumut (2008-2013);
3. DPD HPJI Sumut (2003-2013), DPD ASTTI (2006-2016);
4. Ketua Wanhat DPW APPI Sumut (2016-2021), Wanhat DPN APPI (2016-2021) & Wanhat DPP PERKAHPI (2019-2024);
5. Tenaga Ahli: Polda Sumut, Pemda (Sergai, Madina, Batubara, Rohil, Mahulu, Samosir, Asahan, P. Siantar),
STAKPN Tarutung, Mabes POLRI_BRR-Aceh, PA Stabat, Dis PUPR (DS, Gusit & Nisut), Kemenkum HAM Sumut,
RS (Jiwa Medan, Haji Mdn, Deliserdang, Sigli, Adam Malik, Nias, Karo), KPPBC Mdn, Badiklat I PUPR Mdn, Perkim Mdn,
PTPN (Holding, III, IV & V), BBLKI Mdn, Kanimsus (Mdn, Bogor, Bekasi), Dinkes (Sumut, Deli Serdang, Nisut & Nisel),
Akpar Mdn, P4TK Mdn, GKN Mdn, Proyek MYC: Kab. Nias Barat & Dis PU Pkp, Panitia/Pokja ULP, Pemberi Ket. Ahli, dll.
3

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 3


1. Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 BW);
2. Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan
dokumen kontrak yang mengatur hubungan
hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(pasal 1 angka 8 UU No. 2/2017);
3. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PA/KPA/PPK dengan Penyedia
Barang/Jasa atau Pelaksana Swakelola (pasal 1
angka 44 Perpres 16/2018).
dapat diartikan sbg. seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia
lainnya.
HUKUM
sudah ada sejak sebelum manusia lahir ke dunia
sampai dengan manusia itu meninggal dunia.

yaitu keseluruhan dokumen yang mengatur


hubungan hukum antara Pengguna barang/jasa
KONTRAK dan Penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.

yaitu keseluruhan dokumen yang mengatur


KONTRAK hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan
KERJA Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
KONSTRUKSI pekerjaan konstruksi.

adalah seperangkat peraturan yg mengatur


HUKUM
hubungan hukum antara Pengguna Jasa
KONTRAK
dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan
KONSTRUKSI
pekerjaan konstruksi. 5
- Maksud dari kata sepakat adalah, kedua belah pihak yang
membuat perjanjian setuju mengenai hal-hal yang pokok dalam
kontrak.

- Asas cakap melakukan perbuatan hukum, adalah setiap orang


yang sudah dewasa dan sehat pikirannya. Ketentuan sudah
dewasa, ada beberapa pendapat, menurut KUHPerdata, dewasa
adalah 21 tahun bagi laki-laki,dan 19 tahun bagi wanita.

- Sesuatu yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian haruslah suatu


hal atau barang yang cukup jelas.

- Suatu perjanjian yang tidak memakai suatu sebab yang halal atau
dibuat dengan suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak
mempunyai kekuatan hukum.
1. PEMBATALAN PERJANJIAN TERJADI MANAKALA SYARAT-
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN PADA PSL 1320 KUHPERDATA
TIDAK TERPENUHI;
2. SYARAT SUBYEKTIF: KESEPAKATAN PARA PIHAK DAN
KECAKAPAN;
3. SYARAT OBYEKTIF: ADANYA OBYEK DAN KAUSA YANG
HALAL;
4. PERJANJIAN YG TIDAK MEMENUHI SYARAT SUBYEKTIF
DAPAT DIMINTAKAN PEMBATALANNYA KEPADA HAKIM;
5. PERJANJIAN YG TIDAK MEMENUHI SYARAT OBYEKTIF MAKA
PERJANJIAN ITU “BATAL DEMI HUKUM”. PERJANJIAN INI
DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.
Sistem Hukum yang Berlaku

1. “Civil Law” Legal System

❑ Berlaku di negara Eropa Kontinental (Perancis, Jerman,


Belanda) termasuk Indonesia;
❑ Sumber Hukum adalah UU yg dibentuk oleh kekuasaan
legislatif;
❑ Fungsi Hakim menetapkan dan menafsirkan UU sesuai
kewenangannya (membaca pasal-pasal);
❑ Hakim tidak leluasa dalam menciptakan/menemukan
hukum;
❑ Putusan Hakim hanya mengikat pihak yang berperkara.

8
2. “Common Law” Legal System

❑ Berlaku di negara Anglo Saxon/Anglo Amerika


(Australia, Singapura, Amerika, Kanada, Malaysia)
❑ Sumber Hukum adalah putusan hakim
(Yurisprudensi)
❑ Fungsi hakim sangat luas termasuk menemukan
hukum baru (rechtvinding)
❑ Putusan hakim akan mengingat hakim-hakim
lainnya dalam memutus perkara yang sejenis.

9
Hukum Perjanjian/Kontrak
adalah Hukum Perdata

⚫ Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur


kepentingan perseorangan.
⚫ Sumber Hukum Perdata
1. Hukum Adat
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) atau Burgerlijke Wetbook (BW)
3. Undang-Undang lainnya di luar Hukum Adat
dan KUHPer

10
Subyek dan Obyek Perjanjian

Subyek Perjanjian:
adalah setiap pembawa hak dan kewajiban yaitu:

• Pribadi Kodrati/Orang Perseorangan


(Natuurlijk Persoon/Natural Person/Private Person)
• Badan Hukum
(Rechtspersoon/Legal Entity/Artificial Person)
• Ps. 14 UUJK Subyek Perjanjian terdiri atas Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa dan dapat berupa orang
perseorangan atau badan hukum.

11
Lanjutan

Obyek Perjanjian:
adalah sesuatu yang dapat diperjanjikan
(prestasi/hak dan kewajiban), yaitu:

• Memberikan/melakukan sesuatu;
• Tidak memberikan/melakukan sesuatu.

Contohnya:
Layanan jasa konstruksi (perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan konstruksi).

12
SUBYEK
PERJANJIAN

PENGUNA JASA PERJANJIAN/KONTRAK PENYEDIA JASA


OBYEK
PERJANJIAN

LAYANAN
JASA
KONSTRUKSI

PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

13
Sumber Hukum Kontrak Konstruksi

➢ Kitab Undang-Undang Hukum Perdata/KUHPer;


➢ UU 18/1999 ttg Jasa Konstruksi (Lama);
➢ UU 2/2017 ttg Jasa Konstruksi (Baru);
➢ PP 29/2000 jo PP 59/2010, PP 79/2015, dan PP 54/2016 ttg
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
➢ Perpres 54/2010 beserta Perubahannya ttg Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan Aturan Turunannya (Lama);
➢ Perpres 16/2018 ttg Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Baru)
➢ Permen PUPR 22/PRT/M/2018 ttg Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
➢ Permen PU 07/KPTS/M/2019 ttg Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia;
➢ Pelaksanaan Kontrak untuk Pelaksanaan Konstruksi vesi FIIDIC;
➢ Guidelines dari Negara Pemberi Pinjaman (dalam hal dana dari PHLN);
➢ Peraturan Perundang-undangan yang mempunyai hubungan
komplementaritas dengannya.
14
Sumber Hukum Kontrak Konstruksi yang
bersifat PUBLIK (memaksa)

➢ UU 1/1946 : Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana/KUHPid
➢ UU 5/1999 : Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
➢ UU 28/1999 : Penyelenggara Negara yg Bersih dan
Bebas dari KKN;
➢ UU 31/1999 : Pemberantasan TPK;
➢ UU 20/2001 : Perub. UU 31/99 Pemberantasan TPK;
➢ UU 30/2002 : Komisi Pemberantasan TPK;
➢ UU 17/2003 : Keuangan Negara;
➢ UU 1/2004 : Perbendaharaan Negara.

15
UU 18/1999
=>
UU 2/2017

PP 29 tahun
2000

Perpres 54/2010
Peraturan
=> Perpres
Perusahaan/ 16/2018
Direksi PT.
Persero, BUMN, Perda
BUMD Permen PU No.
07/PRT/M/2019 ttg
Perwabub … Standar & Pedoman
No. … tahun … Pengadaan Jasa
ttg Petujuk Konstruksi Melalui
Pelaksanaan Penyedia
APBD …
16
II. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai Kontrak
Komersial Berdimensi Publik

1. Mewujudkan profil jasa konstruksi yang


profesional

A Goverment

Private
B
17
18

1 a. PA/KPA
Pengadaan b. PPK
melalui c. UKPBJ/Pejabat Pengadaan
Penyedia d. PjPHP/PPHP

a. PA/KPA
2 b. PPK
Pengadaan
c. UKPBJ/Pejabat Pengadaan/Tim
dengan
Pengadaan
Swakelola
d. PjPHP/PPHP

Perpres 53 Tahun 2010: Dalam Pengadaan Swakelola,


Pengangkatan dan pemberhentian PPK membentuk tim swakelola
terdiri dari: tim perencana,
pejabat pada organisasi pengadaan tim pelaksana, dan tim
tidak terikat tahun anggaran pengawas
Kebijakan PBJ
Memperkuat Kelembagaan dan SDM

UKPBJ
• Wajib membentuk Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)
berbentuk struktural
• SDM PBJ wajib memiliki kompetensi
di bidang pengadaan barang/jasa
PARA PIHAK 20
DALAM PROSES PENGADAAN
Definisi

Sumber daya
UKPBJ manusia yang
ditetapkan oleh
Pokja Pemilihan
pimpinan UKPBJ
untuk mengelola
pemilihan
Penyedia.
Pelaku Pengadaan
Pengguna Anggaran (PA)

Pejabat pemegang kewenangan


penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah

Pasal 9 21
Pelaku Pengadaan
Tugas dan Wewenang (PA)
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja
b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang ditetapkan
c. Menetapkan perencanaan pengadaaan
d. Menetapkan dan mengumumkan RUP
e. Melaksanakan konsolidasi PBJ
f. Menetapkan penunjukan langsung untuk
tender/seleksi ulang gagal

Kewenangan di atas dapat didelegasikan kepada KPA untuk


pengelolaan APBN/APBD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
………>>
Pasal 9
22
Pelaku Pengadaan
Tugas dan Wewenang (PA)
g. Menetapkan:
• PPK
• Pejabat Pengadaan
• PjPHP/PPHP
• Penyelenggara Swakelola
• Tim Teknis
PA
(PENGGUNA ANGGARAN) • Tim Juri/Tim Ahli untuk Pelaksanaan
Melalui Sayembara/Kontes

Kewenangan di atas tidak dapat didelegasikan kepada


KPA untuk pengelolaan APBD

………>>
Pasal 9
23
Pelaku Pengadaan
Tugas dan Wewenang (PA)

h. Menyatakan tender/seleksi gagal


i. Menetapkan pemenang pemilihan/calon
Penyedia untuk metode pemilihan:

Tender/Penunjukan Seleksi/Penunjukan
Langsung/E- Langsung untuk JK
P A(PENGGUNA ANGGARAN) Purchasing B/PK/JL > Rp10 miliar
> Rp100 miliar

Kewenangan di atas:
• DAPAT didelegasikan kepada KPA untuk pengelolaan APBN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• TIDAK DAPAT didelegasikan kepada KPA untuk pengelolaan APBD.

Pasal 9 24
Pelaku Pengadaan

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk


APBN melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab PA pada K/L yang bersangkutan

K P A(KUASA
PENGGNA
ANGGARAN) Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
APBD sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah

Pasal 10 25
Pelaku Pengadaan

Tugas Pokok KPA

• Melaksanakan pendelegasian sesuai pelimpahan


dari PA.
PA
• Menjawab Sanggah Banding peserta Tender
KPA Pekerjaan Konstruksi.
• Dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan
kewenangan yang terkait dengan:
• melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja; dan/atau
• mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dalam batas anggaran belanja yang telah
ditetapkan.

Pasal 10 26
Pelaku Pengadaan

Ketentuan Lain KPA

Dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.


Dalam hal tidak ada personel yang dapat ditunjuk
sebagai PPK, KPA dapat merangkap sebagai PPK.

Dalam hal tidak ada personil yang dapat ditunjuk sebagai PPK sebagai mana
dimaksud di atas adalah ketika sudah tidak ada lagi personel lain yang memiliki
syarat untuk dapat ditunjuk menjadi PPK.

Pasal 10 27
Pelaku Pengadaan

Pejabat Pembuat Komitmen

Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk


mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara

Pasal 11 28
Pelaku Pengadaan

Tugas PPK (1)


a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. menetapkan spesifikasi teknis/KAK;
c. menetapkan rancangan kontrak;
d. menetapkan HPS;
e. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia;
f. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
g. menetapkan tim pendukung;
h. menetapkan tim atau tenaga ahli;
i. melaksanakan E-Purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
j. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

PPK dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh Pengelola PBJ

Pasal 11 29
Pelaku Pengadaan

Tugas PPK (2)

k. mengendalikan kontrak;
l. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian
kegiatan kepada PA/KPA;
m. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan
kegiatan kepada PA/KPA dengan Berita Acara
Penyerahan;
n. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan kegiatan; dan
o. menilai kinerja Penyedia.

PPK dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh Pengelola PBJ

Pasal 11 30
Pelaku Pengadaan

Tugas Lain PPK

PPK juga dapat melaksanakan tugas pelimpahan


kewenangan dari PA/KPA meliputi:
• melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan
• mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak
lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

Pasal 9
31
Pelaku Pengadaan

Pejabat Pembuat Komitmen


Kewenangan

Kewenangan

- melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran


anggaran belanja;
- mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak lain
PA/KPA dalam batas anggaran yang telah ditetapkan. PPK

Pasal 9
32
Pelaku Pengadaan

Pejabat Pengadaan (PP)

Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang
ditetapkan oleh PA/KPA untuk
melaksanakan Pengadaan
Langsung, Penunjukan Langsung,
dan E-Purchasing.

Pasal 12-13
33
Pelaku Pengadaan
Tugas Pejabat Pengadaan

melaksanakan persiapan dan pelaksanaan:

E-Purchasing < Rp200 juta

Bila tidak dapat menggunakan E-Purchasing:

Penunjukan Langsung B/PK/JL < Rp200 juta

Penunjukan Langsung JK < Rp100 juta

Pasal 12 34
Pelaku Pengadaan

Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan

Pokja Pemilihan

Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja


Pemilihan adalah sumber daya manusia yang ditetapkan
oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan Penyedia

Pasal 12-13
35
Pelaku Pengadaan
Pokja Pemilihan
Tugas Pokja Pemilihan
Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan:

Pemilihan Penyedia

Pemilihan Penyedia Katalog Elektronik

Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia:

Pokja Pemilihan Tender/Penunjukan Langsung B/PK/JL < Rp100 m

Seleksi/Penunjukan Langsung JK < Rp10m

Pokja Pemilihan
Pasal 13
36
Pelaku Pengadaan
Agen Pengadaan

UKPBJ, badan usaha atau perseorangan yang


melaksanakan sebagian atau seluruh pekerjaan
PBJ yang dipercayakan oleh K/L/PD sebagai
pihak pemberi pekerjaan

Tugas Pokok

dapat mutatis
Melaksanakan mutandis
PBJ (sama persis)
dengan tugas
Pokja Pemilihan
dan/atau PPK
Pasal 14
37
Pelaku Pengadaan
Tugas Agen Pengadaan

Pelaksanaan tugas Agen Pengadaan


mutatis mutandis dengan tugas Pokja
Pemilihan dan/atau PPK
➢ UKPBJ dapat melaksanakan
tugas Pokja Pemilihan;
➢ Pelaku Usaha dapat
melaksanakan tugas Pokja
Pemilihan dan/atau PPK

Pasal 14 38
Pelaku Pengadaan
Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP)

Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.

Tugas Pokok

Memeriksa administrasi pelaksanaan kontrak PBJ

B/PK/JL JK
s.d. Rp200 juta s.d. Rp100 juta

Pasal 15 39
Pelaku Pengadaan
Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)

Tim yang ditetapkan oleh PA/KPA yang


bertugas memeriksa hasil pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa

Tugas Pokok

Memeriksa adm. pelaksanaan kontrak PBJ


B/PK/JL JK
> Rp200 juta > Rp100 juta

Pasal 15 40
Pelaku Pengadaan

PjPHP/PPHP

PjPHP/PPHP melaksanakan pemeriksaan administratif terhadap barang/jasa


yang akan diserahterimakan atas permintaan PA/KPA
Dalam serah terima pekerjaan dapat dilakukan atas seluruh hasil pekerjaan
atau bagian hasil pekerjaan

Pasal 15 41
42
Jenis Pengadaan dalam PBJP (1/2)

Pekerjaan
Barang Jasa Lainnya
Konstruksi
Jasa
Konsultansi

Bahan Gedung
berwujud: Kebersihan
Ex:Bahan Baku Rekayasa
Bahan ½ Jadi
Jembatan
Katering
Perencanaan
Barang Jadi
Perkapalan
Penyewaan
Pengawasan
Mahluk
Hidup Bangunan
Lepas Pantai Akomodasi
Penasihat
dll
dll dll

dll

Pasal 3 ayat 1
43
Jenis Pengadaan dalam PBJP (2/2)

Pengadaan barang/jasa di atas dapat dilakukan


sendiri-sendiri atau dengan bersamaan dan
terintegrasi, artinya pembelian barang, jasa, dan
pekerjaan yang menurut sifatnya merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa terpisahkan.

44
Pasal 3 ayat 2
Pekerjaan Terintegrasi (1/3)

45
Pekerjaan Terintegrasi (2/2)
1 2 3 4
Jasa
Barang Barang Barang
Konsultansi

Pekerjaan Jasa Jasa Jasa


Konstruksi Konsultansi Lainnya Lainnya

Pekerjaan
Konstruksi

46
Pekerjaan Terintegrasi (3/3)
Contoh Struktur Kontrak: Institusi
Rekayasa, Pengadaan, dan Pengadaan
Konstruksi (Pemilik/Owner)
(Engineering, Procurement, and
Construction)

Penyedia Barang/Jasa
(Satu Titik Penanggung Jawab, Komunikasi,
Koordinasi)

Sub Penyedia Sub


Sub Penyedia Sub Penyedia
Peralatan Penyedia
Kontraktor Konsultansi
Khusus Inspeksi

Pasal 3 ayat 1 47
50
Lanjutan...

A : Goverment berperan sebagai Pemerintah (Badan


Publik) untuk menyelenggarakan layanan publik.
G berperan sebagai Kontraktor (Badan Privat)
dalam mengoperasionalkan belanja negara
melalui Pengadaan Barang/Jasa.
Double Rule
B : P>< P
Kontrak Kerja Konstruksi
51

 Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Jasa Konstruksi


adalah: Keseluruhan Dokumen yang Mengatur
Hubungan Hukum antara Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa dalam Penyelenggaraan Pekerjaan
Konstruksi.
SIKLUS PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

MASA PEMANFAATAN DAN


PELELANGAN/ PELAKSANAAN DAN
MASA PERTANGGUNGAN
PERENCANAAN PENGAWASAN
TENDER KEGAGALAN BANGUNAN

▪ Kontrak ▪ Prinsip ▪ Kontrak Sesuai dengan UU No.


Kerja Hukum Kerja antara 18//1999 & No. 2/2017
antara Kontrak pengguna dan masa pertanggungan
penyedia jasa
pengguna pada pelaksana
kegagalan bangunan
dan proses konstruksi selama p.l. 10 tahun
penyedia pelelangan
jasa ▪Kontrak Kerja
perencana ▪Dokumen antara
konstruksi Lelang pengguna dan
antara penyedia jasa
pengawas
Pokja ULP konstruksi
dan
Peserta ▪ Periodisasi
Lelang terjadinya
kegagalan 52
konstruksi
Macam Dokumen Proyek
⚫ Dokumen Perencanaan
⚫ Dokumen Tender/Pengadaan
⚫ Dokumen Kontrak
⚫ Dokumen Administrasi Kontrak:
⚫ Amandemen I, II, III, …. n
⚫ Shop Drawing, Redesign, as Built Drawing
⚫ Schedule, Reschedule, Show Cause Meeting
⚫ Bukti-bukti pengiriman material (surat jalan)/barang pabrikan, dll.
⚫ Resume rapat koordinasi pada fase pelaksanaan
⚫ Laporan: harian, mingguan, bulanan, …, akhir
⚫ Progress fisik: Termjin, MC, …
⚫ Hasil pengujian material (quality control): JMF, Mix Design, dll.
⚫ BA Pemeriksaan Fisik
⚫ BA Serah Terima (STP-I & STP-II => PHO & FHO)
⚫ Pengenaan Denda Keterlambatan
⚫ Bukti Sita Jaminan
⚫ Pengenaan Daftar Hitam (Black List) 53
Hubungan Hukum antara Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa

Hak &
Kewajiban

Kontrak Kerja Konstruksi


(hubungan hukum)

Penyedia Jasa Pengguna Jasa


(subyek hukum) (subyek hukum)

▪ Bangunan Fisik/Karya Konstruksi


▪ Karya Perencanaan
▪ Karya Pengawasan
(obyek hukum)

Kegagalan Kegagalan Pek.


Bangunan Konstruksi

Dokumen Kontrak

Perbuatan Melawan
Hukum
54
SYARAT KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
55

1. Para pihak
2. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan
3. Tenaga ahli
4. Hak dan kewajiban
5. Cara pembayaran
6. Cedera janji
7. Penyelesaian perselisihan
8. Pemutusan kontrak kerja konstruksi
9. Keadaan memaksa/kahar (force majeure/over match)
10. Kegagalan bangunan
11. Perlindungan pekerja
12. Aspek lingkungan kontrak kerja konstruksi dibuat
dalam bahasa Indonesia.
ISTILAH HUKUM KONTRAK (CONTRACT) DIMAKSUD SEBAGAI
HUKUM YANG MENGATUR TENTANG PERJANJIAN-PERJANJIAN
TERTULIS,DALAM DUNIA USAHA (BISNIS), YANG PRESTASINYA
DILAKUKAN OLEH KEDUA BELAH PIHAK (PENGGUNA JASA
DAN PENYEDIA JASA) . . . . .

Hubungan Hukum

Pengguna Jasa > < Penyedia Jasa

Akibat Hukum

HAK KEWAJIBAN
56
Pasal 1601b KUH PERDATA “Pemborong pekerjaan adalah
perjanjian, dengan mana pihak yang satu, si pemborong
(penyedia jasa/subyek hukum), mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan suatu pekerjaan (obyek hukum) bagi
pihak yang lain, pihak yang memborongkan (pengguna
jasa/subyek hukum), dengan menerima sesutu harga yang
ditentukan (obyek hukum)”

Penyedia Jasa (subyek hukum) > < Pengguna Jasa (subyek


hukum)

Bangunan
(obyek hukum )

57
PENGIKATAN ATAU KONTRAK KERJA JASA KONSTRUKSI

Kesepakatan merupakan syarat utama pengikatan hubungan


kerja jasa konstruksi. Dengan adanya kesepakatan dalam
pengikatan hubungan kerja jasa konstruksi, yaitu: antara
pengguna jasa dengan penyedia jasa konstruksi, berarti
bahwa kedua belah pihak haruslah mempunyai kebebasan
kehendak.

Kesepakatan merupakan pernyataan kehendak yang


disetujui antara pihak. Kesepakatan ini merupakan salah satu
syarat sahnya perjanjian seperti yang tertuang dalam Pasal
1320 KUHPERDATA:

“a. Sepakat mereka yang mengikatkan SUBYEK HUKUM


dirinya, (PENGGUNA/PENYEDIA JASA)
b. Kecakapan untuk membuat suatu
perikatan, OBYEK HUKUM
c. Sesuatu hal tertentu,
d. Suatu sebab yang halal“. 58
⚫ Pengertian cakap menurut UU 18/1999 adalah
penyedia jasa konstruksi harus berbadan usaha
atau perseorangan memiliki SIUJK dan yang
memiliki sertifikasi, klasifikasi, kualifikasi dari
asosiasi perusahaan/profesi yang sudah di
akreditasi oleh lembaga serta diregistrasi

UU 18/1999 KUHPer Pasal 1213; 1233; 1234


Pasal 17 (5): 1320; 1329

PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA


(SUBYEK HUKUM) >< (SUBYEK HUKUM)

BADAN USAHA/ORANG PERSEORANGAN:


1. MEMILIKI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
2. MEMILIKI SERTIFIKASI, KUALIFIKASI, KLASIFIKIKASI JASA
UU 18/1999 KONSTRUKSI YANG DIKELUARKAN OLEH LEMBAGA 59
PASAL 8 & 9
TINDAK PIDANA KORUPSI (TIPIKOR)
DAPAT TERJADI PADA:

1. Proses pengadaan barang/jasa


instansi Pemerintah;

2. Proses pelaksanaan kontrak


konstruksi.

60
BAGAN ASPEK HUKUM
PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PROSES PENGAD. TANDA TANGAN BERAKHIRNYA


PENYEDIA JASA KONTRAK KONTRAK

HAN/HK. TUN HK. PERDATA

HUKUM PIDANA 61
Penggunaan Istilah

Persetujuan Perikatan Abstrak

Perjanjian Kontrak Tertulis

Tidak Terkandung Terkandung


Maksud Komersial Maksud Komersial
62
Perjanjian ≠ Kontrak ≠ Perikatan
Pacta sunt servanda

Perjanjian (1313)

PERIKATAN
Ps. 1233
UU saja
UU (1352) 1354, 1359
Halal
krn Perb Man

PMH (1365)

63
Pengertian PERJANJIAN dan KONTRAK

Perjanjian (Prof. Subekti)


”suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kepada seorang lain atau dimana dua orang
itu saling berjanji untuk melaksanakan
sesuatu hal”.

Perjanjian (Pasal 1313 KUH Perdata)

”suatu perjanjian adalah suatu perbuatan


dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.

64
Lanjutan

Pengertian PERJANJIAN dan KONTRAK

Suatu perikatan adalah suatu hubungan hukum


antara dua orang atau dua pihak berdasarkan
mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

• Perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun tertulis.


• Kontrak adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis.

65
Lanjutan

• Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua


orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang
satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain
dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu.
• Setiap perjanjian akan melahirkan perikatan.

• Kontrak adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis.

66
Unsur-Unsur Perjanjian

❑ Hubungan hukum.
❑ Dua orang/pihak atau lebih yg mengikatkan diri.
❑ Obyek/prestasi yang diperjanjikan (biasanya
sesuatu yang dapat dinilai dengan uang).
❑ Hak dan kewajiban.

67
Syarat-Syarat Sahnya suatu Perjanjian
Ps. 1320 KUHPerdata, Kontrak/Perjanjian SAH apabila
memenuhi 4 (empat), sbb:

1. Kesepakatan para pihak;


2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;
3. Mengenai suatu hal terentu;
4. Suatu sebab yang halal.

Syarat 1 dan 2: menyangkut subyek (orang)


Syarat 3 dan 4: menyangkut obyek (prestasi).

❑ Tidak memenuhi syarat subyektif ”dapat dibatalkan”


❑ Tidak memenuhi syarat obyektif ”batal demi hukum”.

68
4 Syarat Sahnya Kontrak/Perjajian

Kesepakatan para pihak


(consensus)
Subyek orang

Cakap utk membuat


Dapat dibatalkan
Perjanjian (capacity)
1320 KUHPer

Suatu hal tertentu


(certainty of terms)
Obyek prestasi
Suatu sebab yang halal
(legality) Batal demi hukum

69
Cakap utk membuat perjanjian (capacity)

Ps. 1330 KUHPer.


ORANG • Orang blm dewasa
• Di bawah Pengampuan

SUBYEK
HUKUM

BADAN
HUKUM ?
Orang yang ”BELUM DEWASA”, orang yang ada di bawah
pengampuan (curatele) dianggap tidak cakap bertindak dalam
bidang hukum.
70
SUATU HAL TERTENTU
adalah obyek perjanjian yaitu berupa layanan jasa
konstruksi (perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan).
Obyek perjanjian harus diatur dengan jelas, dan apabila
obyek yang diperjanjian tidak jelas dapat mengakibatkan
batal demi hukum atau tidak pernah ada suatu
perjanjian/kontrak.

SUATU SEBAB YANG HALAL


artinya obyek perjanjian harus merupakan sesuatu hal
yang LEGAL sehingga perjanjian atau kontrak tersebut
menjadi sah dan mengikat (binding).

Sesuatu yang legal diukur dari:


• tidak bertentangan dg undang-undang,
• tidak bertentangan dg kesusilaan (moral) atau
• tidak bertentangan dg ketertiban umum.

71
WAN PRESTASI DAN AKIBAT HUKUMNYA

Wan prestasi (cedera janji) yaitu keadaan dimana


salah satu pihak tidak melaksanakan atau lalai
melaksanakan prestasi yg menjadi obyek perjanjian.

Ps 1236 & Ps 1243 KUHPerdata: pihak yang melakukan wan


prestasi wajib mengganti kerugian yang dapat berbentuk
biaya-biaya, kerugian yang diderita, dan bunga.

Seseorang dinyatakan melakukan wan prestasi apabila

1. tidak melakukan apa yang diperjanjikan akan dilakukan; ATAU


2. melakukan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana
yang dijanjikan; ATAU
3. melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat; ATAU
4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.
72
Pasal 1238 KUHPer: pihak yang lalai tidak dapat
dinyatakan telah melakukan wan prestasi sebelum ada
teguran (somasi) kepada pihak yang melakukan wan
prestasi.
Wan prestasi
1. oleh Penyedia Jasa yang meliputi:
tidak menyelesaikan tugas;
tidak memenuhi mutu,
tidak memenuhi kuantitas;
tidak menyerahkan hasil pekerjaan.

2. oleh Penguna Jasa yang meliputi:


terlambat membayar;
tidak membayar;
terlambat menyerahkan sarana pelaksanaan pekerjaan.

Akibat hukum wan prestasi dapat mengakibatkan pembatalan/


pemutusan suatu perjanjian. 73
Ps 1266 KUHPerdata pemutusan kontrak harus
dilakukan melalui pengadilan.

Pemutusan dapat dilakukan oleh salah satu pihak


tanpa melalui pengadilan apabila para pihak sepakat
mengabaikan berlakunya Pasal 1266 KUHPerdata.

Keadaan Memaksa
Keadaan memaksa (keadaan kahar) atau overmacht
atau force majeure
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak
yang menyebabkan kewajiban yang ditentukan dalam dokumen
kontrak tidak dapat dilaksanakan.

Klausula keadaan memaksa harus ditentukan dengan jelas dan


tegas, bilamana perlu untuk menilai suatu keadaan memaksa
ditentukan oleh pihak ketiga yang independence.
74
Misalnya adanya perbedaan persepsi tentang banjir dan tanah
longsor tidak termasuk dalam kategori bencana alam tetapi
karena adanya penebangan hutan.

suatu keadaan memaksa mencakup:


1. Risiko khusus
2. Macam keadaan memaksa lainnya; dan
3. Hak dan kewajiban Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa pada
keadaan memaksa.

Yg termsk keadaan memaksa Kepmen Kimpraswil No. 349/2004:


1. Peperangan;
2. Kerusuhan;
3. Revolusi;
4. Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus,
tanah longsor, wabah penyakit, dan angin topan;
5. Pemogokan;
6. Kebakaran;
7. Gangguan industri lainnya. 75
Bentuk-Bentuk Kontrak Konstruksi
Ps. 20 PP 29/2000, kontrak kerja konstruksi dibedakan berdasarkan:
1. Bentuk imbalan,
2. Jangka waktu pelaksanaan, dan
3. Cara pembayaran.

Berdasarkan betuk imbalan (Ps 21 PP 29/2000)

1. Lump Sum

Yaitu kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam


jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap
serta semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.

76
Kontrak dengan bentuk Lump Sum oleh Nazarkhan Yasin
disebut dg Fixed Lump Sum Price Contract yaitu:

“Fixed Lump Sum Price Contract” adalah suatu kontrak


dimana volume/kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak tidak boleh diukur ulang.

Contoh:
Volume Pekerjaan beton yg tercantum dalam kontrak : 1000 m3
Hasil pengukuran ulang ternyata volumenya : 989 m3
Pengguna jasa memerintahkan pengurangan volume : 100 m3
Pembayaran kepada penyedia jasa = 1000m3 – 100m3 : 900 m3
(dan bukan 989 m3 – 100 m3 = 889 m3)

Agar tidak terjadi perbedaan dalam mendefinisikan kontrak lump


sum, mk pengertian lump sum harus diberi pengertian yg jelas.

77
2. Harga Satuan

Yaitu kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam


jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan
tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu, yang volume/kuantitas pekerjaannya didasarkan
pada hasil pengukuran bersama atas volume/kuantitas
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
jasa.

Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)


yaitu:
“Kontrak dimana volume/kuantitas pekerjaan yg tercantum dlm
kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang utk
menentukan volume/kuantitas pekerjaan yg bebar-benar
dilaksanakan”

78
3. Biaya Tambah Imbalan Jasa

Yaitu kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam


jangka waktu tertentu, dimana jenis-jenis pekerjaan dan
volumenya belum diketahui dengan pasti, sedangkan
pembayarannya dilakukan berdasarkan pengeluaran biaya yang
meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah pekerja, dan lain-
lain, ditambah imbalan jasa yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak.

4. Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan


Yaitu kontrak jasa yang merupakan gabungan antara lump sum dan
harga satuan dan/atau tambah imbalan jasa dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan sejauh disepakati pada pihak dalam kontrak kerja
konstruksi.

79
5. Aliansi
Yaitu kontrak jasa dimana suatu harga kontrak referensi
ditetapkan lingkup dan volume/kuantitas pekerjaan yang belum
diketahui ataupun diperinci secara pasti sedangkan
pembayarannya dilakukan secara biaya tambah imbal jasa dengan
suatu pembagian tertentu yang disepakati bersama atas
penghematan ataupun biaya lebih yang timbul dari perbedaan
biaya sebenarnya dan harga kontrak referensi.

Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

1. Kontrak tahun tunggal, yaitu pekerjaan yang pendanaan dan


pelaksanaannya direncanakan selesai dlm satu tahun.
2. Kontrak tahun jamak, yaitu pekerjaan yang pendanaan dan
pelaksanaannya direncanakan selesai lebih dari satu tahun.
80
LUMP SUM HARGA SATUAN PERSENTASE TERIMA JADI
K
▪ jumlah harga yang ▪ harga satuan yang 0 • penyedia Jasa ▪ jumlah harga pasti
pasti dan tetap pasti dan tetap T Konsultansi/Jasa dan tetap sampai
serta tidak untuk setiap satuan R Lainnya, menerima seluruh pekerjaan
dimungkinkan atau unsur A imbalan selesai
penyesuaian harga; pekerjaan dengan berdasarkan dilaksanakan; dan
▪ semua risiko
sepenuh nya
spesifikasi teknis
tertentu;
K persentase tertentu
dari nilai Pekerjaan
▪ pembayaran
dilakukan berdasar-
ditanggung oleh ▪ volume atau Konstruksi; dan kan hasil penilaian
Penyedia kuantitas G • pembayarannya bersama yang
Barang/Jasa; pekerjaannya masih A didasarkan pada menunjukkan
▪ Pembayaran bersifat perkiraan B tahapan produk/ bahwa pekerjaan
didasar kan pada pada saat Kontrak U keluaran yang telah dilaksanakan
tahapan ditantangani; dihasilkan sesuai sesuai dengan
produk/keluaran ▪ pembayarannya N dengan isi Kontrak kriteria kinerja yang
yang dihasilkan didasarkan pada G telah ditetapkan
sesuai dengan isi hasil pengukuran
Kontrak;
▪ sifat pekerjaan ber
bersama atas
volume/kuantitas
A
orientasi kepada pekerjaan yang
N
kelu aran (output benar-benar telah
based); dilaksanakan oleh LS
▪ total harga Penyedia Barang/ &
penawaran bersifat Jasa; dan HS
mengikat; dan ▪ dimungkinkan
▪ tidak diperbolehkan adanya pekerjaan
adanya pekerjaan tambah/kurang
tambah/kurang. berdasarkan hasil
pengukuran
bersama atas
pekerjaan yang
diperlukan
Hal-Hal Berubah >> Perubahan Pengaturan

9. JENIS KONTRAK
LAMA BARU
PENGADAAN BARANG/JASA PENGADAAN BARANG/
PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA
Dibagi dalam:
a. Lumsum
a. Kontrak berdasarkan cara
b. Harga Satuan
pembayaran (4 jenis);
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
b. Kontrak berdasarkan pembebanan
d. Terima Jadi (Turnkey)
Tahun Anggaran (2 jenis);
e. Kontrak Payung (Indefinite Delivery Contract)
c. Kontrak berdasarkan sumber
pendanaan (3 jenis); dan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan
(2 jenis). PENGADAAN JASA KONSULTANSI
a. Lumsum
b. Waktu Penugasan (Time Based)
Alasan: Penyederhanaan dan menyesuaikan dengan c. Kontrak Payung (Indefinite Delivery Contract)
best practice.

82
AGENDA 01

KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA
LUMSUM

Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan, dan produk/keluaran
dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumsum digunakan misalnya:
 pelaksanaan pekerjaan konstruksi sederhana;
 pekerjaan konstruksi terintegrasi (design and build);
 pengadaan peralatan kantor;
 pengadaan benih;
 pengadaan jasa boga;
 sewa gedung; atau
 pembuatan videografis.

Pembayaran dalam Kontrak Lumsum dengan harga pasti dan tetap, senilai dengan harga yang
dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus berdasarkan
hasil/keluaran atau pembayaran secara bertahap pekerjaan berdasarkan tahapan atau bagian
keluaran yang dilaksanakan.

84
HARGA SATUAN

Kontrak Harga Satuan digunakan dalam hal ruang lingkup, kuantitas/volume


tidak dapat ditetapkan secara tepat yang disebabkan oleh sifat/karakteristik,
kesulitan, dan risiko pekerjaan. Dalam Kontrak Harga Satuan pembayaran
dilakukan berdasarkan harga satuan yang tetap untuk masing-masing
kuantitas/volume pekerjaan dan total pembayaran (final price) bergantung
kepada total kuantitas/volume dari hasil pekerjaan.
Pembayaran dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan yang
dituangkan dalam sertifikat hasil pengukuran (contoh: monthly certificate).
Kontrak Harga Satuan digunakan misalnya untuk kegiatan pembangunan
gedung atau infrastruktur, pengadaan jasa boga pasien di rumah sakit, dll.

85
GABUNGAN LUMSUM DAN HARGA
SATUAN

Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan dalam hal terdapat
bagian pekerjaan yang dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak Lumsum
dan terdapat bagian pekerjaan yang dikontrakkan menggunakan Kontrak
Harga Satuan.
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan misalnya untuk
Pekerjaan Konstruksi yang terdiri dari pekerjaan pondasi tiang pancang dan
bangunan atas.

86
TERIMA JADI (TURN KEY)
Kontrak Terima Jadi digunakan dalam hal Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:

 jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh


pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
 pembayaran dapat dilakukan berdasarkan
termin sesuai kesepakatan dalam Kontrak.
Penyelesaian pekerjaan sampai dengan siap dioperasionalkan/difungsikan
sesuai kinerja yang telah ditetapkan. Kontrak Terima Jadi biasa digunakan
dalam Pekerjaan Konstruksi terintegrasi, misalnya Engineering Procurement
Construction (EPC) pembangunan pembangkit tenaga listrik, pabrik, dan
lain-lain.

87
PAYUNG

Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang akan dilaksanakan secara
berulang dengan spesifikasi yang pasti namun kuantitas/volume dan waktu
pesanan belum dapat ditentukan. Kontrak Payung digunakan misalnya
pengadaan obat tertentu pada rumah sakit, jasa boga, jasa layanan
perjalanan (travel agent) atau pengadaan material.

88
AGENDA 02

KONTRAK
JASA KONSULTANSI
LUMSUM

Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan
produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas.
Kontrak Lumsum pada Pengadaan Jasa Konsultansi digunakan misalnya konsultan
manajemen, studi kelayakan, disain, penelitian/studi, kajian/telaahan, pedoman/petunjuk,
evaluasi, produk hukum, sertifikasi, studi pendahuluan, penilaian/appraisal. Pekerjaan Pra
Studi Kelayakan, Pekerjaan Studi Kelayakan termasuk konsep disain, Pekerjaan Detail
Engineering Design (DED), manajemen proyek, layanan pengujian dan analisis teknis
seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran struktur, investigasi kegagalan
struktur, testing struktur/bagian struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian
sengketa.
Dalam Kontrak Lumsum pembayaran dengan jumlah harga pasti dan tetap, senilai dengan
harga yang dicantumkan dalam Kontrak tanpa memperhatikan rincian biaya. Pembayaran
berdasarkan produk/keluaran seperti laporan kajian, gambar disain atau berdasarkan
hasil/tahapan pekerjaan yang dilaksanakan.

90
WAKTU PENUGASAN
Kontrak Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa
didefinisikan dengan rinci dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa dipastikan.
Kontrak Waktu Penugasan dapat digunakan apabila:
 Ruang lingkup dan waktu pelaksanaan pekerjaan belum dapat ditetapkan;
 Ruang lingkup belum dapat didefinisikan dengan jelas dan mungkin berubah secara substansial;
 Nilai akhir kontrak bergantung dengan lama waktu penugasan;
 Pekerjaan yang ruang lingkupnya kecil dan/atau jangka waktunya pendek dimana kompensasi cenderung berbasis
harga per jam, per hari, per minggu atau per bulan; atau
 Pekerjaan yang tidak umum/spesialis yang membutuhkan keahlian khusus.
Dalam Kontrak Waktu Penugasan pembayaran terdiri atas biaya personel dan biaya non personel. Biaya personel dibayarkan
berdasarkan remunerasi yang pasti dan tetap sesuai yang tercantum dalam Kontrak untuk setiap satuan waktu penugasan.
Biaya non personel dapat dibayarkan secara lumsum, harga satuan, dan/atau penggantian biaya (reimbursable cost/at
cost). Nilai akhir kontrak yang akan dibayarkan, bergantung lama/durasi waktu penugasan. Pembayaran dapat dilakukan
berdasarkan periode waktu yang ditetapkan dalam Kontrak.
Kontrak Waktu Penugasan digunakan misalnya untuk pra studi kelayakan, pekerjaan studi kelayakan termasuk konsep disain,
pekerjaan Detail Engineering Design (DED), manajemen kontrak, manajemen proyek, layanan pengujian dan analisis
teknis seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran struktur, investigasi kegagalan struktur, testing
struktur/bagian struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian sengketa khususnya untuk proyek bernilai besar,
pengawasan, penasihat, pendampingan, pengembangan sistem/aplikasi yang kompleks, monitoring atau survei/pemetaan
yang membutuhkan telaahan mendalam.

91
PAYUNG

Kontrak Payung pada Jasa Konsultansi digunakan untuk mengikat Penyedia


Jasa Konsultansi dalam periode waktu tertentu untuk menyediakan jasa,
dimana waktunya belum dapat ditentukan.
Penyedia Jasa Konsultansi yang diikat dengan Kontrak Payung adalah
Penyedia Jasa Konsultansi yang telah memenuhi/lulus persyaratan yang
ditetapkan.
Kontrak Payung digunakan misalnya untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dalam
rangka penasihatan hukum, penyiapan proyek strategis nasional, dan
penyiapan proyek dalam rangka kerjasama pemerintah dan badan usaha.

92
AGENDA 03

KONTRAK
TAHUN JAMAK
KONTRAK TAHUN JAMAK

Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang membebani lebih dari satu tahun
anggaran dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan.
Kontrak Tahun Jamak dapat berupa:
1. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, seperti proyek pembangunan
infrastruktur, jalan, jembatan, dam, waduk, gedung, kapal, pesawat terbang, pengembangan aplikasi IT
atau pembangunan/rehabilitasi kebun;
2. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan tetapi pelaksanaannya
melewati lebih dari 1 (satu) tahun anggaran, seperti: pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya
bergantung pada musim, contoh penanaman benih/bibit, penghijauan atau pengadaan barang/jasa
yang layanannya tidak boleh terputus, contoh penyediaan makanan dan obat di rumah sakit,
penyediaan makanan untuk panti asuhan/panti jompo, penyediaan makanan untuk narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan, penyediaan pakan hewan di kebun binatang;
3. Untuk pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka waktu lebih dari 1
(satu) tahun anggaran dan maksimum 3 (tiga) tahun anggaran, seperti jasa layanan yang tidak boleh
terhenti misalnya pelayanan angkutan perintis darat/laut/udara, layanan pembuangan sampah, sewa
kantor, jasa internet/jasa komunikasi atau pengadaan jasa pengelolaan gedung.

94
AGENDA 04

BENTUK
KONTRAK
BENTUK KONTRAK

1. Bukti Pembelian/Pembayaran
Bukti pembelian/pembayaran merupakan dokumen yang digunakan sebagai
pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh PPK untuk Pengadaan Barang
atau Jasa Lainnya dengan nilai paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah). Contoh bukti pembelian/pembayaran antara lain
faktur/bon/invois, setruk, dan nota kontan.

2. Kwitansi
Kwitansi merupakan dokumen yang dijadikan sebagai tanda bukti transaksi
pembayaran yang ditandatangani oleh penerima uang/Penyedia dengan
berbagai ketentuan pembayaran untuk Pengadaan Barang atau Jasa
Lainnya dengan nilai paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).

96
BENTUK KONTRAK
3. Surat Perintah Kerja (SPK)
Surat Perintah Kerja merupakan perjanjian sederhana secara tertulis antara
kedua belah pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum
untuk memperolehhak dan melaksanakan kewajiban. Surat Perintah Kerja
digunakan untuk:

a. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai paling


banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
b. Pengadaan Barang atau Jasa Lainnya dengan
nilai di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah); dan
c. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah). 97
BENTUK KONTRAK
4. Surat Perjanjian
Surat Perjanjian merupakan pernyataan secara tertulis antara kedua belah
pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum untuk
memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban. Surat Perjanjian digunakan
untuk:
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya nilai di atas Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah); dan
b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
5. Surat Pesanan
Surat Pesanan merupakan bentuk perjanjian dalam pelaksanaan pengadaan
melalui E-Purchasing atau pembelian melalui toko daring. Untuk pengadaan
barang/jasa tertentu yang membutuhkan pengaturan Kontrak yang lebih rinci
atau diperlukan/ dipersyaratkan secara administratif dalam proses
pembayaran maka Surat Pesanan dapat ditindaklanjuti dengan Surat
Perintah Kerja atau Surat Perjanjian.

98
AGENDA 05

PERUBAHAN
KONTRAK
Hal-Hal Berubah >> Perubahan Pengaturan

10. PERUBAHAN KONTRAK


Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan
pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan
perubahan kontrak, berlaku untuk pekerjaan dengan
kontrak

LAMA BARU
LUMSUM
SEMUA JENIS KONTRAK
HARGA SATUAN
GABUNGAN LUMSUM
DAN HARGA SATUAN

100
PERUBAHAN KONTRAK
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam
dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak, yang meliputi:

1. menambah atau mengurangi kuantitas/volume


yang tercantum dalam Kontrak;
2. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
3. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan
kondisi lapangan; dan/atau
4. mengubah jadwal pelaksanaan.

Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan


sepanjang disepakati kedua belah pihak. Masalah administrasi yang
dimaksud antara lain pergantian PPK, perubahan rekening penerima.
101
PERUBAHAN KONTRAK

Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:

1. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum


dalam perjanjian/Kontrak awal; dan
2. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
3. Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat
Penandatanganan Kontrak dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
4. Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan
waktu penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari
keterlambatan setelah waktu pelaksanaan kontrak berakhir.

102
Hal-Hal Berubah >> Perubahan Pengaturan

11. PENYESUAIAN HARGA

LAMA BARU
Diberlakukan pada
LEBIH DARI 12 BULAN Kontrak Tahun Jamak yang LEBIH DARI 18 BULAN
Masa Pelaksanaannya

MULAI BULAN KE-13 Pemberlakuan


MULAI BULAN KE-13
Penyesuaian Harga

Alasan: Penyederhanaan dan menyesuaikan


dengan best practice

103
Mengidentifikasikan sifat dan
karakteristik barang/jasa yang
akan diadakan

LANGKAH-LANGKAH
PEMILIHAN JENIS
KONTRAK

Memilih dan menetapkan salah Mengenali masing-masing jenis


satu jenis kontrak kontrak
lump sum

harga satuan tahun


tahun tunggal
tunggal
cara gabungan lump sum pembebanan
dan harga satuan tahun anggaran
pembayaran tahun
tahun jamak
jamak
terima jadi
(turnkey)
Persentase
kontrak pengadaan
pekerjaan tunggal
sumber
tunggal pendanaan
jenis kontrak pengadaan
pekerjaan pekerjaan bersama
terintegrasi
105
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
KETENTUAN KONTRAK LUMP SUM:
1. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan
penyesuaian harga;
2. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa;
3. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran
yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;
4. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
5. total harga penawaran bersifat mengikat; dan
6. tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang
(volume/kuantitas pekerjaan sudah diketahui dengan pasti).
KETENTUAN KONTRAK HARGA SATUAN:
1. Harga Satuan Pasti dan Tetap dntuk Setiap Satuan
atau Unsur Pekerjaan dengan Spesifikasi Teknis
Tertentu;
2. Volume atau Kuantitas Pekerjaannya Masih Bersifat
Perkiraan pada Saat Kontrak Ditandatangani;
3. Pembayarannya Didasarkan pada Hasil Pengukuran
Bersama atas Volume/Kuantitas Pekerjaan yang
Benar-benar Telah Dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa; Dan
4. Dimungkinkan Adanya Pekerjaan Tambah/Kurang
Berdasarkan Hasil Pengukuran Bersama atas
Pekerjaan yang Diperlukan.
KETENTUAN KONTRAK PERSENTASE:
1. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya
menerima imbalan berdasarkan persentase dari
nilai pekerjaan tertentu; dan
2. pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/
keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak.
KETENTUAN KONTRAK TERIMA JADI
1. Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan jumlah harga
pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan; dan
2. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil
penilaian bersama yang menunjukkan bahwa
pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
Merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk
masa lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran,
yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan:
a. Menteri Keuangan untuk kegiatan yang nilainya di atas Rp10
miliar;
b. Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan untuk
kegiatan yang nilai kontraknya s.d. Rp10 miliar bagi kegiatan:
penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayanan perintis
laut/udara, makanan dan obat di RS, makanan untuk
narapidana di LP, pita cukai, layanan pembuangan sampah
dan jasa claning service;
c. Kontrak Tahun Jamak pada pemerintah daerah disetujui oleh
Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan Per-UU
(Permendagri 21/2011: atas persetujuan DPRD yang
dituangkan dalam nota kesepakatan bersama antara Kepala
Daerah dan DPRD).
a. Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu
tertentu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing PPK yang
menandatangani Kontrak;
b. Diadakan dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
yang sumber pendanaannya berasal dari beberapa K/L/D/I (co-
financing) oleh beberapa PPK dengan sumber dana yang
berbeda (APBN-APBN, APBD-APBD, APBN-APBD);
c. Penjelasan mengenai tanggung jawab dan pembagian beban
anggaran diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik
pekerjaan;
d. Pembebanan anggarannya diatur dalam kesepakatan
pendanaan bersama;
e. Misalnya: Pekerjaan pembangunan jalan di suatu daerah,
Aokasi dari APBN untuk pekerjaan fisik sedangkan APBD untuk
pembebasan lahan.
a. Kontrak Harga Satuan antara Pemerintah dengan Penyedia Barang/
Jasa yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/D/I;
b. Diadakan untuk menjamin harga yang lebih efisien, ketersediaannya
terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan
volume/kuantitas pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat
Kontrak ditandatangani;
c. Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satker yang didasarkan
pada hasil penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa secara
nyata; a.l. untuk pengadaan alat tulis kantor (ATK), pengadaan
kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan perjalanan (travel agent)
dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis;
d. Misalnya suatu pemerintah daerah melakukan kontrak payung dengan
satu distributor kertas PT ABC yang berlaku untuk satu daerah
tersebut selama 3 tahun dengan harga satuan RpX. Masing-masing
SKPD di daerah tsb, apabila terdapat pengadaan kertas dapat
menunjuk langsung kepada PT ABC dgn harga RpX dengan volume/
kuantitas sesuai kebutuhan SKPD.
a. Kontrak Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dengan
menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan/
atau pengawasan;
b. Diberlakukan untuk pekerjaan yang ,
, dan
;
: pembanguna reaktor nuklir, pembangkit tenaga listrik,
pembangunan kilang minyak/gas (PP 29/2000 pasal 13);
a. Model Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi antara lain
dapat berbentuk:

merupakan Kontrak atas dicapainya suatu tingkat


pelayanan tertentu yang bisa merupakan penggabungan
paket pekerjaan
: kontrak pembangunan jalan yang mengatur
selama 5 tahun dengan kinerjanya/kualitasnya tetap;
merupakan Kontrak yang meliputi desain dan pembangunan;
kontrak pembangunan suatu gedung dengan satu
penyedia (perencana dan pelaksana konstruksi-dapat KSO
antara konsultan dan pelaksana);

merupakan Kontrak yang


meliputi disain, pengadaan, dan konstruksi;
kontrak pembangunan pembangkit tenaga listrik
(pengguna jasa menentukan output tertentu, sedangkan
penyedia menawarkan mulai dari perencanaan pelaksanaan
dan pengawasaanya);
merupakan Kontrak yang meliputi
disain, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan;

merupakan
Kontrak untuk melayani kebutuhan layanan tertentu;

merupakan Kontrak untuk


pengelolaan aset sehingga aset yang dimiliki dapat
dimanfaatkan secara optimal;

merupakan Kontrak yang


meliputi pengoperasian dan pemeliharaan atas suatu aset
yang dimiliki.
Berdasarkan cara pembayaran

1. Sesuai kemajauan pekerjaan, yaitu kontrak yang


pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan kemajuan
pekerjaan selain dilakukan dalam beberapa tahapan
kemajuan pekerjaan, bisa juga dilakukan sekaligus pada
saat pekerjaan fisik selesai 100%.

2. Secara berkala, yaitu kontrak yang pengukuran hasil


pekerjaan secara berkala umumnya dilakukan secara
bulanan pada tiap akhir bulan.

116
Penyusunan Dokumen Kontrak, harus
memperhatikan:

➢ Mengacu kepada peraturan, standar, SE yang


berlaku, dan dicantumkan dalam dokumen.
➢ Dalam melaksanakan kontrak dapat dihindari
permasalahan yang dapat merugikan keuangan
negara, termasuk klaim pihak ketiga.
➢ Untuk kontrak di atas Rp100 miliar harus
mendapat opini hukum dari Menteri PU cq. BPK
SDM sebelum kontrak ditandatangani.

117
 Amanat Perpres 54/2010 jo Perpres: 35/2011,
70/2012, 172/2014, dan 4/2015
(Ps. 86 ayat 4)
“Kontrak PBJ yang kompleks yang bernilai di atas
Rp100 miliar ditandatangani setelah memperoleh
pendapat ahli hukum kontrak”

 Dasar Hukum
✓ UU No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
✓ PP No. 29/2000 jo No. 59/2010 dan No. 79/2015
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
✓ Perpres 54/2010 jo Perpres: 35/2011, 70/2012,
172/2014, dan 4/2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

118
Keputusan Kepala BPK-SDM
No. 35/KPTS/KK/2010
tgl 8 Februari 2010

tentang

Tim Peneliti Bentuk Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa
Tahun Anggaran 2010

119
Tugas Tim Peneliti

➢ Memberikan pendapat hukum yang bersifat profesional


atas usulan bentuk kontrak pengadaan barang/jasa di
lingk. Kementerian PU yang bernilai di atas Rp100 miliar.

Kewajiban:
➢ mengadakan sidang setiap waktu diperlukan,
➢ menyampaikan laporan Kepada Kep. BPK-SDM

Kewenangan:
➢ mengadakan hubungan dengan pejabat dan unit kerja
terkait dalam pembuatan kontrak
➢ meminta keterangan kepada Pejabat/Pegawai yang
terkait dalam pembuatan kontrak.

120
SE MENTERI PU No. 08/SE/M/2007
tanggal 9 April 2007

tentang

Penerapan Sanksi bagi Penyedia Jasa


dalam Rangka Tertib Penyelenggaraan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
Lingkungan Departemen PU

12
1
1. Daftar Hitam (Black List)
Daftar Badan Usaha (kontraktor/konsultan) yang dikenakan
sanksi karena telah melakukan perbuatan/tindakan melanggar
peraturan yang berlaku pada proses pengadaan barang/jasa.
a. Tahap pra kontrak/pemilihan Penyedia Jasa
❖ Berusaha mempengaruhi Panitia Pengadaan/Pokja ULP
❖ Melakukan persekongkolan dengan penyedia jasa
❖ Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar
❖ Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh Panitia Pengadaan/Pokja
ULP
❖ Pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK.

b. Tahap pelaksanaan kontrak


❖ Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak
secara bertanggung jawab.
122
Sanksi (waktu ± 2 tahun )
 Ka. Satker/Ka . SNVT, tidak mengikutsertakan
penyedia barang/jasa di lingkungan Satker/SNVT
yang bersangkutan.
 Ka. Satker/Ka. SNVT lapor kepada Menteri melalui
eselon I dan Pejabat yang berwenang mengeluarkan
Izin Usaha Penyedia Jasa/Konstruksi.
 Eselon I (Direktur Jenderal Bina Marga)
menerbitkan daftar hitam (black list) dan
disampaikan kepada BPKSDM
 BPKSDM menginformasikan daftar hitam tersebut
kepada LPJKN/LPJKP setempat & LKPP.

123
2. Daftar Negatif (Negatif List)

a. Daftar Kontraktor yang belum memenuhi


kewajibannya, sbgmn yg direkomendasikan hasil
temuan audit hasil temuan oleh unit pengawas
internal/eksternal (Inspektorat/BPKP/BPK).

b. Yang masuk dalam Daftar Negatif tidak boleh


mengikuti pengadaan barang/jasa di lingkungan
Satker/SNVT yang bersangkutan (selama
kewajiban tersebut belum diselesaikan).
124
Tahap-Tahap
Pembuatan Kontrak

1. Tahap Pra Kontrak

2. Tahap Pembuatan Kontrak


(Contract Drafting)
3. Tahap Finalisasi

125
1. Tahap Pra Kontrak
Tujuan:

“agar tidak terjadi kesalahan interpretasi para pihak


dalam menafsirkan kontrak”

Yang harus diperhatikan

❑ Maksud, tujuan, dan kehendak para pihak


❑ Mempelajari Barang/Jasa yg menjadi obyek kontrak
❑ Memeriksa kesepakatan yang telah dibuat

126
Anatomi Kontrak APBN/APBD
(Perpres 54/2010 & Perpres 16/2018)
Judul kontrak, no. kontrak
PEMBUKAAN/ tanggal kontrak, kalimat pembuka
KOMPARASI Penandatanganan kontrak, dan
para pihak dalam kontrak.

Pernyataan para pihak, kesepakatan


besarnya harga kontrak, jangka
ISI
waktu, pernyataan berlakunya
kontrak, pilihan hukum (choice of
SURAT law dan choice of forum), dll
PERJANJIAN
Kesepakatan para pihak untuk
melaksanakan perjanjian sesuai
PENUTUP
peraturan per-uu, dan tanda
tangan para pihak

LAMPIRAN bila ada (SSUK & SSKK)

127
Pembukaan/Komparisi
❑ Contoh Kalimat Pembuka
❖ Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh satu
bulan Mei tahun dua ribu tujuh (21-5-2007) di
Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:

❑ Identitas Para Pihak (Parties)


❖ Orang dan Badan Hukum
❖ Kedudukan dlm bertindak dan apa dasarnya

❑ Penjelasan (Premise/Recitals)
❖ Dasar pertimbangan atau penjelasan
mengapa para pihak membuat perjanjian.

128
Bagian Isi
❑ Kesepakatan para pihak utk mengadakan kontrak;
❑ Persetujuan besarnya harga kontrak dan sumber
pembiayaan;
❑ Ungkapan dlm perjanjian sesuai dokumen kontrak;
❑ Surat perjanjian merupakan bagian tak
terpisahkan dengan dokumen kontrak;
❑ Ketentuan tentang urutan dokumen kontrak;
❑ Pernyataan para pihak untuk melaksanakan
kewajiban masing-masing sesuai kontrak;
❑ Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
❑ Pernyataan tentang mulai berlakunya kontrak.

129
PILIHAN HUKUM

Choice of Law/Governing Law

❑ Yaitu pasal yang mengatur tentang hukum apa yang


berlaku dalam hal terjadi sengketa antara para pihak.

❑ Misalnya dlm pilihan hukum perjanjian tersebut tunduk


pada ketentuan peraturan suatu negara, maka harus
ditafsirkan berdasarkan ketentuan di negara tersebut.

130
PILIHAN YURISDIKSI
Choice of Forum
❑ Yaitu pasal yang mengatur tentang lembaga yang dipilih
oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa.
❑ Misalnya dlm hal terjadi sengketa akan diselesaikan
melalui Pengadilan Negeri atau Arbitrase (harus
memilih salah satu).

Contoh
Arbitrase
Semua sengketa yang terjadi dalam perjanjian ini akan diselesaikan
dalam tingkat pertama dan terakhir menurut peraturan dan prosedur
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) oleh Arbitrator yang
ditunjuk menurut peraturan tersebut.

131
ALASAN MEMILIH ARBITRASE

• Kerahasiaan dijamin, karena dpt menghindari publikasi;


• Tidak ada campur tangan pihak lain. PN baru diperlukan
pada saat eksekusi;
• Biaya lebih murah;
• Keputusan lebih cepat;
• Waktu relatif lebih singkat;
• Putusan bersifat final dan mengikat (tidak ada banding);
• Ditangani oleh Majelis Arbitrase yang ahli di bidangnya;
• Putusan bersifat win-win solution;
• Dapat mengindari intervensi pihak lain.

132
DOKUMEN KONTRAK (APBN/APBD)
1. Surat Perjanjian (termsk Amandemen
Kontrak)
2. Surat Penunjukan Penyedia B/J (SPPBJ)
3. Surat Penawaran
4. Adendum Dokumen Lelang (bila ada)
5. Data Kontrak
6. Syarat Kontrak
7. Spesifikasi
8. Gambar
9. Daftar Kuantitas dan Harga
10. Dokumen Lain (sebutkan dengan jelas).
133
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
Ps 22 UUJK & Ps 20 PP 29/2000
dibuat secara TERTULIS dan sekurang-kurangnya
harus mencakup ketentuan ttg:

1. Identitas para pihak;


2. Rumusan pekerjaan;
3. Masa pemeliharaan dan atau pemeliharaan;
4. Tenaga Ahli;
5. Hak dan kewajiban;
6. Cara pembayaran;
7. Cedera janji;
8. Penyelesaian perselisihan;
9. Pemutusan kontrak kerja konstruksi;
10. Keadaan memaksa;
11. Kegagalan pekerjaan konstruksi/bangunan;
12. Perlindungan pekerja;
13. Aspek lingkungan.
134
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PELAKSANAAN KONTRAK

⚫ Serah Terima Lapangan (SPL)


⚫ Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
⚫ Surat Pernyataan Mulai Kerja
⚫ Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
⚫ Rapat Persiapan Lapangan (PCM)
⚫ Pemeriksaan Lapangan Bersama
⚫ Perubahan Disain, Spesifikasi, dan Amandemen Kontrak
⚫ Mobilisasi
⚫ Pembayaran Uang Muka
⚫ Ketentuan Perpajakan
⚫ Pengendalian Mutu
135
Lanjutan
⚫ Sub Penyedia Jasa
⚫ Pembayaran Prestasi Pekerjaan
⚫ Perubahan Pekerjaan
⚫ Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
⚫ Ketentuan Klaim/Kompensasi
⚫ Ketentuan tentang Denda/Ganti Rugi
⚫ Penyesuaian Harga/Eskalasi
⚫ Perselisihan
⚫ Penghentian dan Pemutusan Kontrak
⚫ Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO)
⚫ Masa Pemeliharaan
⚫ Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO)
⚫ Kegagalan Bangunan
⚫ Pekerjaan Akibat Bencana Alam.

136
Syarat-Syarat Umum dan
Syarat-Syarat Khusus Kontrak

Syarat-Syarat Umum (63 Pasal)


A. Ketentuan Umum
B. Ketentuan Khusus

Syarat-Syarat Khusus (14 Pasal)


A. Ketentuan Umum
B. Ketentuan Khusus
137
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi
2. Penerapan
3. Asal Jasa
4. Penggunaan Dok. Kontrak & Informasi
5. Hak Paten, Hak Cipta, dan Hak Merek (HKI)
6. Jaminan
7. Asuransi
8. Keselamatan Kerja
9. Pembayaran
10. Harga dan Sumber Dana
11. Wewenang dan Keputusan PPK
12. Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
13. Delegasi
14. Penyerahan Lapangan (SPL)
15. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

138
16. Persiapan Pelaksanaan Kontrak
17. Program Mutu
18. Perkiraan Arus Uang
19. Pemeriksaan Bersama
20. Perubahan Kegiatan Pekerjaan
21. Pembayaran untuk Perubahan
22. Perubahan Kuantitas dan Harga
23. Amandemen Kontrak
24. Hak dan Kewajiban Para Pihak
25. Risiko PPK dan Penyedia Jasa
26. Laporan Hasil Pekerjaan
27. Cacat Mutu
28. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
29. Penyedia Jasa Lainnya
30. Wakil Penyedia Jasa
31. Pengawasan
32. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
33. Kontrak Kritis
34. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
139
35. Kerjasama Antara Penyedia Jasa dan Sub
Penyedia Jasa
36. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil termsk
Koperasi Kecil
37. Keadaan Kahar
38. Peringatan Dini
39. Rapat Pelaksanaan
40. Itikad Baik
41. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Pemanfaatan Milik Penyedia Jasa
43. Bahasa dan Hukum
44. Perpajakan
45. Korespondensi
46. Penyesuaian Harga
47. Denda dan Ganti Rugi
48. Serah Terima Pekerjaan
49. Gambar Pelaksanaan (as Build Drawing)
50. Perhitungan Akhir
51. Kegagalan Pekerjaan Konstruksi/Bangunan

140
B. KETENTUAN KHUSUS

52. Personil
53. Penilaian Pekerjaan
54. Percepatan
55. Penemuan-Penemuan
56. Kompensasi
57. Penangguhan Pembayaran
58. Hari Kerja
59. Pengambilalihan
60. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan
61. Penyesuian Biaya
62. Penundaan atas Perintah PPK
63. Instruksi.

141
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK

A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi
2. Jaminan
3. Asuransi
4. Keselamatan Kerja
5. Pembayaran
6. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
7. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil
8. Penyelesaian Perselisihan
9. Penyesuaian Harga
10. Denda dan Ganti Rugi
11. Gambar Pelaksanaan
12. Kegagalan Pekerjaan Konstruksi/Bangunan

B. KETENTUAN KHUSUS
13. Kompensasi
14. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan
142
2. Tahap Pembuatan Kontrak
(Contract Drafting)

Tujuan:
“agar tidak terjadi celah yang merugikan”

Yang harus diperhatikan:


❑ Peraturan Perundang-undangan
❑ Kesepakatan sebelumnya
❑ Pengetahuan bidang yang bersangkutan
❑ Terminologi
❑ Para pihak dan kapasitasnya
❑ Kedudukan Drafter
143
3. Tahap Finalisasi
Tujuan:
“kesempurnaan kontrak”
Yang harus diperhatikan:

❑ Membaca kembali
❑ Meminta Opini
❑ Penyelarasan kata dan kalimat
❑ Pengetikan

144
BERAKHIRNYA KONTRAK/PERJANJIAN
Ps 1381 KUHPer
1. Karena pembayaran
2. Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan
penyimpanan atau penitipan (konsinyasi)
3. Karena pembaharuan utang (novasi)
4. Karena perjumpaan utang (kompensasi)
5. Karena percampuran utang
6. Karena pembebasan utang
7. Karena musnahnya barang yang terutang
8. Karena batal dan pembatalan
9. Karena berlakunya syarat batal
10. Karena kadaluarsa.

145
BERAKHIRNYA KONTRAK/PERJANJIAN
DALAM PRAKTIK

• Jangka waktunya berakhir


• Telah dilaksanakannya obyek perjanjian
• Kesepakatan kedua belah pihak
• Pemutusan secara sepihak
• Adanya putusan pengadilan

146
KASUS PERIKATAN
HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI

2. Pelimpahan Kewenangan dari PPK


> Kepada Panitia Lelang/Pokja ULP
> Kepada Konsultan Supervisi
> Kepada Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
> Kepada Panitia Pemeriksa dan Penerima
Hasil Pekerjaan/PPHP (PHO/FHO)

147
BAHAN DISKUSI HUKUM KONTRAK

DALAM PELAKSANAAN KONTRAK:


1. Pekerjaan jalan (hotmix) di Banjarsari, Ciamis
> Pagu TA 2007 senilai Rp700 juta, HPS: Rp635 juta,
Penawaran terendah ke-1 = Rp696… juta, ke-2: Rp696… juta,
dan ke-3: Rp696… juta.
> Disubkan senilai Rp220 juta selesai dengan hasil pek. baik
sesuai spesifikasi.
> Penjelasan Polisi:
a. Kontraktor mengaku bahwa lelang diatur, telah
membagi2kan uang ke pejabat2 tertentu di pemda, dan
penawaran kontraktor dibuat oleh pegawai Dinas Kimpraswil
b. Diperkirakan negara dirugikan Rp300 juta, dan saat ini
(Desember 2008) sedang dalam tahap pemeriksaan BPKP
c. Yang menjadi tersangka: PPK, Kontraktor, Ketua Panitia/Pokja
ULP, dan saat ini sedang dalam proses ke pengadilan

148
TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK

1. SERAH TERIMA LAPANGAN

a. Dilakukan setelah ttd kontrak, sblm


SPMK.
b. Dilakukan pemeriksaan inventaris negara
yang ada di lapangan.
c. Tuangkan dalam berita acara
pemeriksaan lapangan.
149
LANJUTAN

2. SURAT PERINTAH MULAI KERJA


(SPMK)

a. SPMK diterbitkan paling lambat 14 hari


setelah ttd kontrak.
b. SPMK ditandatangani setelah tidak
ada masalah dengan pemeriksaan lapangan.
c. Dalam SPMK dicantumkan tanggal
waktu paling lambat dimulainya pekerjaan.
150
Lanjutan

3. SURAT PERNYATAAN MULAI BEKERJA


(SPMB)
a. DIBUAT/DITANDATANGANI OLEH PENYEDIA JASA.
b. MERUPAKAN TANGGAL AWAL PERIODE WAKTU
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
c. UNTUK NILAI KONTRAK KECIL DAN
SEDERHANA SPMB DAPAT = SPMK ATAU
= TANGGAL TANDA TANGAN KONTRAK.

151
Lanjutan

4. PANITIA PENELITI PELAKSANAAN


KONTRAK
a. TERDIRI DARI UNSUR PROYEK, PERENCANAAN,
PELAKSANAAN, DAN YANG MENGUASAI ADMINISTRASI
KONTRAK.
b. TUGASNYA MENELITI SEGALA SESUATU YANG TERKAIT
DENGAN PERUBAHAN KONTRAK.
c. MEMBERIKAN REKOMENDASI PERUBAHAN KONTRAK.
d. MEMBUAT BERITA ACARA HASIL PENELITIAN KONTRAK.
e. PANITIA BEKERJA ATAS PERMINTAAN PENGGUNA JASA .

152
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

1. MERUPAKAN PERTEMUAN ANTARA PROYEK KONTRAKTOR,


DAN KONSULTAN.
2. DILAKUKAN SELAMBAT-LAMBATNYA 14 HARI SETELAH
DITERBITKANNYA SPMK.
3. DIMAKSUDKAN UNTUK:
a. MENYAMAKAN PENGERTIAN TERHADAP SELURUH ISI
DOKUMEN KONTRAK.
b. MEMBUAT KESEPAKATAN TERHADAP HAL-HAL YANG
BELUM TERDAPAT DALAM DOKUMEN KONTRAK DAN
MENCARIKAN JALAN KELUARNYA.

153
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
4. SUBSTANSI POKOK:
a. APLIKASI PASAL-PASAL PENTING/KRUSIAL DALAM
DOKUMEN KONTRAK.
b. PROSEDUR ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN.
c. TATA CARA DAN PROSEDUR TEKNIS PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERAN MASING-2 UNSUR DALAM PCM .

5. PERAN ATASAN LANGSUNG PPK


a. SEBAGAI MODERATOR ATAU NARASUMBER.
b. MEMBERIKAN PENGARAHAN SECARA UMUM
PELAKSANAAN PROYEK.
c. MENJELASKAN BAHWA PPK IKUT BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP REVIEW DESIGN BESERTA
PROSEDUR SURVEI S.D. PENYELESAIANNYA
SEBAGAI PEDOMAN AWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN.
d. LAIN-LAIN YANG DIANGGAP PERLU.
154
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

6. PPK MENJELASKAN:
(SEBAGAI PIMPINAN RAPAT )
a. SUSUNAN ORGANISASI PPK.
b. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
YANG DIUSULKAN OLEH KONTRAKTOR ATAU SARAN
KONSULTAN.
c. TUGAS KONTRAKTOR:
▪ SURVEI DAN MEMBUAT GAMBAR KERJA
▪ RENCANA PENGADAAN PERSONIL, PERALATAN, DAN
▪ BAHAN
▪ PENYIAPAN JADWAL KONSTRUKSI, PROGRESS
▪ KEUANGAN, KURVA-S
▪ BAHWA KETERLAMBATAN MOBILISASI AKAN DIDENDA
▪ KAPAN DAN BAGAIMANA PROSES PHO & FHO.

155
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

❑ MEKANISME SHOW CAUSE MEETING.


❑ BAHWA 1 BULAN SEBELUM PHO AKAN DIUMUMKAN KEPADA
MASYARAKAT BAHWA PROYEK AKAN SELESAI
❑ UTK MENGHINDARI ADANYA TAGIHAN UTANG KONTRAKTOR
KEPADA MASYARAKAT.
❑ MEKANISME KERJA KETIGA UNSUR PROYEK (PPK,
KONTRAKTOR, DAN PENGAWAS).
❑ KAPAN SERAH TERIMA LAPANGAN.
❑ KEWAJIBAN PEMBAYARAN RETRIBUSI DANA ASURANSI.
❑ PEMBONGKARAN, PENYERAHAN BARANG INVENTARIS YANG
DIPINJAMKAN.
❑ KAPAN TANGGAL DEMOBILISASI BERAKHIR, WAKTU
PELAKSANAAN BERAKHIR, DAN SANKSI SANKSINYA BILA
TANGGAL TSB DILEWATI.

156
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
. STANDAR LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, BULANAN
. PROSES PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN MONTHLY
CERTIFICATE (MC)
. PROSES PENGUJIAN BAHAN
. METODE PELAKSANAAN YG DIAJUKAN KONTRAKTOR
. BAHWA QUALITY CONTROL MENGGUNAKAN FASILITAS
LABORATORIUM YG DISEDIAKAN OLEH KONTRAKTOR DARI ITEM
MOBILISASI
. MENEKANKAN TIDAK ADANYA BIAYA TAMBAHAN UNTUK
QUALITY CONTROL DAN BAHWA BIAYA TEST SUDAH TERMASUK
DALAM HARGA SATUAN PENAWARAN MASING-MASING
PEKERJAAN.

157
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

. PERLUNYA PENDEKATAN TERHADAP MASYARAKAT DAN PEMDA


SETEMPAT SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA KERJA BERKAITAN DG
AKSES KE LOKASI QUARY, PEMBEBASAN LAHAN, PAGAR, LISTRIK,
TELEPON, PDAM, DLL
. BAHWA PIHAK PEMERINTAH DIBEBASKAN DARI ADANYA TUNTUTAN
PIHAK KETIGA JIKA TERJADI KELALAIAN KONTRAKTOR DALAM
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
. TENTANG KEHARUSAN MEMBUAT INVENTARISASI TERHADAP
BARANG MILIK PEMERINTAH YANG DIGUNAKAN OLEH KONTRAKTOR.

158
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)
e. TENTANG MATA PEMBAYARAN YANG SPESIFIK:
a) DAY WORKS
b) PEMELIHARAAN RUTIN
c) PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA MASA PEMELIHARAAN
d) PEKERJAAN UTILITAS
e) TENTANG MATA PEMBAYARAN.
f. ADANYA TIM MUTUAL CHECK SELAMA PERIODE KONTRAK

7. KONTRAKTOR MENJELASKAN:

a. GARIS BESAR RENCANA KERJA PADA SAAT MOBILISASI


MELIPUTI:
a) MOBILISASI PERSONIL DAN PERALATAN
b) PEMBANGUNAN DIREKSI KIT
c) SURVEY LAPANGAN
d) PEMELIHARAAN RUTIN.
b. RENCANA MEMBUAT GAMBAR KERJA
(MENGACU PADA STANDAR YG BERLAKU)
c. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
d. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS/TANGGUNG JAWABNYA
159
e. KUALIFIKASI PERSONIL YG AKAN DIMOBILISASI.
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

f. RENCANA MOBILISASI.
g. BAGIAN PEKERJAAN YG AKAN DISUBKONTRAKKAN SERTA CALON
SUBKONTRAKTORNYA.
h. RENCANA PENGGUNAAN PERALATAN TERMASUK:
1) JUMLAH DAN JENIS PERALATAN
2) RENCANA KEDATANGAN PERALATAN

i. RENCANA PENGADAAN BAHAN DAN SURAT-SURAT IZIN MISALNYA:


1) MATERIAL YANG DIDATANGKAN DARI LUAR PROYEK.
2) LOKASI QUARRY, JUMLAH DEPOSIT QUARRY, KUALITAS MATERIAL,
DAN CARA PENGUJIANNYA.
j. RENCANA KERJA BERDASARKAN S - CURVE

8. KONSULTAN MENJELASKAN:

a. MENCATAT SELURUH KESEPAKATAN DALAM PCM DAN DITUANGKAN


DALAM BERITA ACARA TERSENDIRI SEBAGAI DOKUMEN PROYEK.
b. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN DAN TUGAS PERSONILNYA.
c. PERSONIL KONSULTAN YG SUDAH DIMOBILISASI.

160
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

d. FORMULIR-FORMULIR ISIAN ANTARA LAIN:

− LAPORAN HARIAN
− LAPORAN MINGGUAN
− LAPORAN BULANAN (MONTHLY PROGRESS REPORT)
− EXECUTIVE SUMMARY REPORT
− SURVEI LAPANGAN UNTUK REVIEW DESIGN
− KERANGKA GAMBAR KERJA UNTUK PEMELIHARAAN RUTIN DAN
REINSTATEMENT
− KERANGKA GAMBAR KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA/PERIODIK
MAINTENANCE/PERHITUNGAN volume/kuantitas/BACK UP DATA SERTA
MONTHLY CERTIFICATE (MC)
− QUALITY CONTROL.
− CONTRACTOR REQUEST UNTUK MEMULAI PEKERJAAN, TEST MATERIAL,
PENERIMAAN PEKERJAAN
− RENCANA KEDATANGAN PERALATAN.

161
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN

e. RENCANA KERJA UNTUK REVIEW DESIGN :

- WAKTU YG DIPERLUKAN UNTUK SURVEI LAPANGAN


− PERSONIL YG DIPERLUKAN UNTUK SURVEI LAPANGAN
− KELENGKAPAN YG DIPERLUKAN UNTUK SURVEI LAPANGAN
− RUANG LINGKUP PEKERJAAN YG AKAN DISURVEI
− RENCANA DAN GAMBAR KERJA YG HARUS DIBUAT
− MOBILISASI PERSONIL DAN PERALATAN
− PELAKSANAAN SURVEI LAPANGAN (FIELD ENGINEERING).
− PEMELIHARAAN RUTIN
− MENEGASKAN PENGAMBILAN LOKASI FOTO DOKUMENTASI:
DIMANA, KAPAN, BERAPA KALI YG HARUS DILAKSANAKAN OLEH
KONTRAKTOR.

162
5. RAPAT PERSIAPAN LAPANGAN (PCM)

9. PPK PERENCANAAN & PENGAWASAN


MENJELASKAN:
a. PERLUNYA PROSEDUR KEGIATAN KONSULTAN
▪ KAPAN REVIEW DESIGN HARUS SELESAI
▪ PROSEDUR DAN JADWAL KERJA TENAGA KONSULTAN SUPERVISI
▪ Term of Reference (ToR) DAN TUGAS-TUGAS, TANGGUNG JAWAB
KONSULTAN SUPERVISI SERTA KUALIFIKASI PERSONILNYA
▪ FORMAT LAPORAN-LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN FISIK YG
HARUS DIBUAT KONSULTAN SUPERVISI
▪ BAHWA KONSULTAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
PENGARSIPAN DOKUMEN LAPANGAN
▪ ADANYA PENILAIAN PERFORMANCE KONSULTAN ATAU
KONTRAKTOR YANG SEDANG MELAKSANAKAN PEKERJAAN
▪ AKOMODASI DAN FASILITAS YG DISEDIAKAN OLEH KONTRAK
KONSULTAN
▪ BAHWA SECARA PERIODIK AKAN MELAKSANAKAN UJI PETIK
▪ BAHWA AS BUILT DRAWING HARUS DIBUAT SESUAI STANDAR YG
BERLAKU.

163
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA

1. MELAKUKAN PENGUKURAN LAPANGAN BERSAMA


KEMBALI (FIELD ENGINEERING).

2. DITUANGKAN DALAM BERITA CARA PEMERIKSAAN


LAPANGAN.

3. BUAT AMANDEMEN KONTRAK.

4 . BILA TERDAPAT PERUBAHAN


KUANTITAS/volume/kuantitas > 20% DAPAT
DILAKUKAN PENYESUAIAN HARGA
(SEPANJANG DITETAPKAN DALAM DOKUMEN
KONTRAK).

164
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA

5. NEGOSIASI DALAM PEMBUATAN ADENDUM


HASIL PEMERIKSAAN BERSAMA (FE)

Negosiasi dalam pembuatan adendum hasil FE


antara Panitia peneliti pelaksanaan kontrak yang
dibentuk pengguna anggaran dengan kontraktor,
sering dilakukan dalam hal:
1) Adanya perubahan volume/kuantitas/kuantitas > 20%.
2) Diperlukan review design/spesifikasi.
3) Adanya usulan perpanjangan waktu.
4) Perubahan jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan/kurva S (Bar Chart & S Curve).
5) Diperlukan adanya harga satuan baru.

165
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
Negosiasi dimaksudkan agar:

1) Diperoleh amandemen kontrak yang adil, patut, setara,


dan tidak memaksa.
2) Tidak ada kesan rekayasa yang dapat merugikan
negara (misalkan: penyesuaian harga satuan, harga
satuan baru, jumlah hari perpanjangan waktu).
3) Diyakini pekerjaan dilaksanakan tepat waktu, tepat
mutu, dan tepat manfaat.

166
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA
PEDOMAN NEGOSIASI

a. Cari informasi karakter pihak lawan negosiasi.


b. Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak (Panitia PPK)
adalah anggota perunding, tetapkan juru bicara.
c. Para pihak harus mempunyai otoritas memutuskan
(tanyakan dengan cara yang sopan dan halus).
d. Panitia PPK harus memahami metode pelaksanaan,
dan metode kerja yang diajukan dalam penawaran.
e. Yakinkan secara teknis kemungkinan ketidakwajaran
setiap usulan yang diajukan.

167
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA

lanjutan……………

f. Panitia PPK harus memahami semua perubahan


gambar, spesifikasi, volume/kuantitas, harga satuan
baru dari hasil FE.
g. Panitia PPK agar mempelajari, memeriksa,
menghitung, dan menilai usulan adendum/amandemen dari
kontraktor.
h. Panitia PPK menghitung jumlah hari perpanjangan
waktu yang wajar diberikan.
i. Panitia PPK memahami ketentuan dan syarat
yang terkait dengan adendum dokumen lelang.

168
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA

lanjutan……………

j. Yakini bahwa dokumen lelang sudah mengacu/


sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
k. Periksa dokumen penawaran kontraktor.
l. Tidak berdebat materi pokok permasalahan
di hadapan kontraktor.

169
6. PEMERIKSAAN LAPANGAN BERSAMA

lanjutan……………

m. Biasanya kontraktor memaksakan


kehendak, upayakan negosiasi sewajar mungkin.
n. Perhatikan cara perhitungan penyesuaian harga
satuan, tidak selalu harus naik.
o. Perhatikan negosiasi harga satuan baru.
p. Perhatikan usulan perubahan metode pelaksanaan
dan metode kerja.
q. Buat risalah rapat yang ditandatangani para pihak,
upayakan kita yang membuat.

170
7. Perubahan Disain, Spesifikasi & Amandemen Kontrak

1. PENGGUNA JASA DAPAT MELAKUKAN AMANDEMEN


KONTRAK BILA:
a. DARI PEMERIKSAAN BERSAMA DIPERLUKAN PERUBAHAN
DISAIN, SPESIFIKASI.
b. DARI HASIL RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN
DIPERLUKAN PERUBAHAN PROGRAM MOBILISASI, METODE
PELAKSANAAN, PERUBAHAN JADWAL WAKTU
PELAKSANAAN (KURVA S) YANG MENIMBULKAN
PERBEDAAN SIGNIFIKAN DENGAN EXISTING DESAIN/
SPESIFIKASI.

2. DISAMPAIKAN TERTULIS DARI PENYEDIA JASA KEPADA


PENGGUNA JASA DENGAN MELAMPIRKAN BUKTI DOKUMEN
PENDUKUNG LAPORAN PEMERIKSAAN LAPANGAN DAN
DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS.

171
7. Perubahan Disain, Spesifikasi & Amandemen Kontrak

3. PENGGUNA JASA DAPAT MENETAPKAN HARGA SATUAN


BILA:

a. MELAKUKAN PENYESUAIAN HARGA SATUAN LAMA BILA


KENAIKAN volume/kuantitas > 20% (SEPANJANG
DITETAPKAN DALAM DOKUMEN LELANG).
b. MENETAPKAN HARGA SATUAN BARU UNTUK KEGIATAN
PEKERJAAN YANG HARGA SATUANNYA TIDAK
RASIONAL LAGI TERHADAP METODE KERJA SEMULA.
c. MENETAPKAN HARGA SATUAN BARU UNTUK KEGIATAN
PEKERJAAN BARU/MATA PEMBAYARAN BARU.

172
7. Perubahan Disain, Spesifikasi & Amandemen
Kontrak (lanjutan)

4. PENGGUNA JASA MENETAPKAN HARGA SATUAN BARU DENGAN


MEMPERHATIKAN HASIL PENELITIAN DAN TELAAHAN PANITIA
PENELITI PELAKSANAAN KONTRAK BERDASARKAN DOKUMEN:
a. HASIL PEMERIKSAAN KONDISI LAPANGAN.
b. ANALISIS HARGA SATUAN BARU BESERTA LAMPIRAN RINCIANNYA.
c. PASAL-PASAL DALAM DOKUMEN KONTRAK TERKAIT YANG
MENDUKUNGNYA.

5. PERINTAH PERUBAHAN DESAIN DAN SPESIFIKASI


DISAMPAIKAN TERTULIS KEPADA PENYEDIA JASA DAN HASIL
NEGOSIASI TEKNIS DAN HARGA TERSEBUT DITUANGKAN DALAM
BERITA ACARA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN AMANDEMEN KONTRAK.

173
8. MOBILISASI

a. Dilaksanakan 30 hari sejak diterbitkan SPMK.


b. Mendatangkan peralatan, menyiapkan kantor/
rumah, ruang, laboratorium, bengkel, gudang,
personil, dll.
c. Pemeriksaan quarry/menyiapkan izin quarry.
d. Mendatangkan bahan dari luar lokasi proyek
e. Menyiapkan perizinan: izin barang/peralatan impor,
transpor alat berat, personil asing.

174
9. PEMBAYARAN UANG MUKA (DP/AP)

a. Besarnya uang muka yang yang diberikan paling


tinggi sesuai yang ditetapkan dalam dok. lelang.
b. Permintaan pembayaran dilampirkan rencana
penggunaan uang muka, paling lambat dibayar 7 hari
setelah diterima jaminan uang muka dari Bank
umum/asuransi kerugian/lembaga penjaminan.
c. Jaminan uang muka dapat dari 2 mata uang.
d. Pengembalian uang muka berangsur, paling lambat
lunas pada saat prestasi pekerjaan 100%
e. Untuk kontrak multyyears, nilai jaminan dapat
dikurangi disesuaikan dengan prestasi pekerjaan

175
11. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Shop drawing harus mendapat persetujuan pengguna jasa.


b. Pengajuan dan persetujuan pekerjaan (request & approval)
harus dibuat.
c. Laporan harian/buku harian, laporan mingguan, dan laporan
bulanan dibuat kontraktor/diperiksa konsultan pengawas.
d. Back up data dibuat kontraktor, diawasi diperiksa oleh
konsultan dan pengawas lapangan.
e. Pembuatan foto dokumentasi dibuat sebelum, pada saat,
sesudah pelaksanaan pekerjaan.

176
12. PENGENDALIAN MUTU
a. PENGENDALIAN MUTU BAHAN BAKU, BAHAN
OLAHAN, BAHAN TERPASANG.

b. PENGENDALIAN DIMENSI (PANJANG, LEBAR, TEBAL),


KUALITAS (KEPADATAN, KUAT TEKAN, KERATAAN).

c. DIPERIKSA: JENIS, FREKUENSI, METODE UJI.

d. PERINTAH PENGUJIAN ULANG DI LUAR YANG


DITETAPKAN.

e. JAMINAN PEMELIHARAAN DAPAT DICAIRKAN


BILA PENYEDIA JASA TIDAK MEMPERBAIKI CACAT
MUTU DALAM MASA PEMELIHARAAN .

177
13. Sub Penyedia Jasa (Sub Kontraktor)
a. PENYEDIA JASA PJPK (KONTRAK > Rp25.000.000.000) WAJIB
BEKERJA SAMA DENGAN SUB PENYEDIA JASA GOL. USAHA
KECIL/KOPERASI KECIL DENGAN KETENTUAN:

– TETAP MENGACU KEPADA KONTRAK AWAL.


– DENGAN PERSETUJUAN PENGGUNA JASA (OWNER).
– TETAP BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KUALITAS DAN
HASIL PEKERJAAN ATAS SELURUH PEKERJAAN
(TERMASUK YANG DISUBKONTRAKKAN).
– BUKAN PEKERJAAN UTAMA.
– MAKSIMUM 30% DARI NILAI KONTRAK (SESUAI DOKUMEN
LELANG).
– PEKERJAAN UTAMA HANYA BOLEH DISUBKONTRAKKAN
KEPADA PENYEDIA JASA SPESIALIS.
– SUB PENYEDIA JASA HARUS MEMPUNYAI PERSYARATAN
BADAN USAHA; IZIN USAHA, SERTIFIKASI USAHA
(KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI ), ATAU PERSYARATAN
KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KEAHLIAN DAN SERTIFIKAT
KETERAMPILAN UNTUK USAHA ORANG PERSEORANGAN.
178
13. Sub Penyedia Jasa (Sub Kontraktor)

b. PERMINTAAN PEMBAYARAN YANG


DIAJUKAN OLEH PENYEDIA JASA HARUS
MELAMPIRKAN BUKTI PENYELESAIAN
PEMBAYARAN KEPADA SUB PENYEDIA
JASA SESUAI PERKEMBANGAN KEMAJUAN
PEKERJAANNYA

c. PELANGGARAN KETENTUAN DI ATAS


DAPAT DIKENAKAN SANKSI
BERDASARKAN PASAL 93 AYAT (2)
PERPRES NO. 54 TAHUN 2010 TENTANG
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN
KONTRAK

179
14 . PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
. Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara:
sistem sertifikat bulanan (MC) atau termijn.
. Pengajuan pembayaran harus dilampiri back up data, dan
dalam waktu 7 hari harus sudah mengajukan ke KPPN.
. Pembayaran harus dipotong: uang retensi, angsuran
uang muka, pajak, dan denda (bila ada).
. Material on site yang telah sesuai spesifikasi dapat
dibayarkan 40% dari harga satuan.
. Harus melampiri bukti pembayaran kepada
subkontraktor, dan bukti lain seperti galian c, premi
asuransi, sewa peralatan, dll.

180
15. PERUBAHAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan tambah/ kurang dilakukan akibat kondisi


lapangan yang tidak dapat dielakkan.
2. Perubahan pekerjaan meliputi: menambah/mengurangi
volume/kuantitas, menambah/mengurangi jenis
pekerjaan, merubah
spesifikasi.
3. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% dari
nilai kontrak
4. Pekerjaan tambah dilakukan dengan negosiasi.
5. Pengadaan untuk bukan pekerjaan tambah dilakukan
dengan cara pelelangan.

181
15. PERUBAHAN PEKERJAAN

6. PROSES NEGOSIASI DENGAN KONTRAKTOR DALAM


PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

Negosiasi dengan kontrktor dalam Pekerjaan Tambah/


Kurang antara panitia peneliti pelaksanaan kontrak yang
dibentuk pengguna anggaran dengan kontraktor, sering
dilakukan dalam hal:

1) Adanya perubahan volume/kuantitas mata pembayaran


utama > 20%.
2) Diperlukan review design/spesifikasi.
3) Timbul harga satuan baru akibat kondisi lapangan
yang tidak dapat dielakkan.
4) Adanya kebijakan moneter/keadaan memaksa.

182
15. PERUBAHAN PEKERJAAN

Negosiasi dimaksudkan agar:

1) Diperoleh penyesuaian harga yang wajar, adil,


patut, dan tidak memaksa.
2) Tidak ada kesan rekayasa yang dapat merugikan
negara, misalkan: penyesuaian harga satuan dan harga
satuan baru yang tidak wajar.
3) Hati-hati pekerjaan kurang, jangan ada kesan rekayasa
mengurangi volume/kuantitas/kuantitas yang harga satuannya
rendah dan membesarkan volume/kuantitas/kuantitas yang
harga satuannya tinggi.

183
15. PERUBAHAN PEKERJAAN

PEDOMAN NEGOSIASI

a. Cari informasi karakter dan kemampuan pihak lawan,


dan tetapkan tipologi teknik negosiasi yang cocok.
b. Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak (Panitia PPK)
adalah anggota perunding, tetapkan juru bicara.
c. Para pihak harus mempunyai otoritas memutuskan
(tanyakan dengan cara yang sopan dan halus).
d. Panitia PPK harus meneliti metode pelaksanaan,
metode kerja, analisa harga satuan yang diajukan
dalam penawaran dan HPS.
e. Yakinkan secara teknis bila ada ketidakwajaran pada
setiap usulan penyesuaian harga yang diajukan.

184
15. PERUBAHAN PEKERJAAN

lanjutan……………

f. Paniliti PPK harus memahami semua perubahan


gambar, spesifikasi, kuantitas/volume/kuantitas, dari
hasil FE.
g. Panitia PPK agar mempelajari, memeriksa,
menghitung secara rinci komponen analisa harga
satuan usulan kontraktor dan bandingkan dengan
harga satuan paket pekerjaan sejenis terdekat.
h. Perhitungkan kemungkinan timbul masalah baru.
i. Panitia PPK memahami ketentuan dan syarat
yang terkait dengan penyesuaian harga satuan
yang ada di dokumen lelang.

185
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
lanjutan……………

j. Yakini bahwa dokumen lelang sudah mengacu/


sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
k. Buat pengertian yang sama diantara anggota
panitia, dan tidak berdebat materi permasalahan
di hadapan kontraktor.

186
15. PERUBAHAN PEKERJAAN
lanjutan……………

m. Biasanya kontraktor memaksakan kehendak,


upayakan negosiasi sewajar mungkin.
n. Perhatikan cara perhitungan usulan penyesuaian
harga satuan, tidak selalu harus naik.
o. Perhatikan usulan perubahan metode pelaksanaan
dan metode kerja.
p. Buat risalah rapat yang ditandatangani para pihak,
upayakan kita yang membuat.

187
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

1. Perpanjangan waktu dibe rikan hanya karena :


a. adanya pekerjaan tambah.
b. terjadi perubahan desain.
c. kesalahan pengguna jasa.
d. di luar kemampuan para pihak.
e. force majeure/over match.
2. Jumlah hari perpanjangan waktu dihitung
berdasarkan metode kerja, jadwal waktu
pelaksanaan, jumlah/kapasitas alat, dan
ditetapkan melalui Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak.
3. Dituangkan dalam amandemen dokumen kontrak.
4. Revisi jadwal waktu pelaksanaan (Kurva S).
188
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

5. Negosiasi Dalam Perhitungan Jumlah Hari


Klaim Perpanjangan Waktu

Negosiasi jumlah hari perpanjangan waktu antara


Panitia peneliti pelaksanaan kontrak yang dibentuk
pengguna anggaran dengan kontraktor, sering
dilakukan dalam hal:
1) Terjadi keadaan memaksa/bencana alam.
2) Keterlambatan pembebasan tanah.
3) Kelalaian pengguna jasa.
4) Pekerjaan tambah berdasarkan perintah pengguna
anggaran.
5) Akibat hujan yang intensitasnya melebihi intensitas
hujan 3 tahun sebelumnya.

189
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

Negosiasi dimaksudkan agar:

1) Diperoleh jumlah hari perpanjangan waktu yang


wajar.
2) Tidak ada kesan rekayasa memberikan waktu yang
berlebihan untuk menghindarkan denda.
3) Diyakini memberikan waktu yang cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
4) Diperoleh keyakinan kemampuan kontraktor
menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak.

190
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

PEDOMAN NEGOSIASI

a. Panitia PPK agar meneliti, memeriksa, dan


menilai usulan perpanjangan waktu dari kontraktor.
b. Panitia PPK memahami ketentuan dan syarat
dalam dokumen kontrak yang mendukung diberikannya
perpanjangan waktu.
c. Panitia PPK mengumpulkan data pendukung seperti :
laporan harian, dokumen field egineering,
data curah hujan, dokumen pembebasan tanah,
data kerusakan akibat bencana alam.

191
16. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

lanjutan……………
d. Biasanya lawan memaksakan kehendak (minta jumlah hari
sebanyak mungkin), upayakan negosiasi sewajar mungkin.
e. Perhatikan metode pelaksanaan, metode kerja, urutan/tahap
pekerjaan, kebutuhan hari tiap item pekerjaan. (setiap usulan
tidak selalu otomatis diberikan perpanjangan waktu).
f. Tidak diberikan perpanjangan waktu, bila jelas terbukti
kontraktor tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak.
g. Buat risalah rapat yang ditandatangani para pihak, upayakan
kita yang membuat.

192
17. Ketentuan Klaim

1 . Klaim oleh penyedia jasa:


a. terlambat membayar,
b. tidak membayar
c. terlambat menyerahkan lapangan
d. adanya perubahan disain
e. perintah yang mengakibatkan tambahan biaya

2. Klaim oleh pengguna jasa:


a. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak
b. kualitas pekerjaan tidak sesuai spesifikasi
c. tidak dapat menyerahkan hasil pekerjaan

193
17. Ketentuan Klaim

3 . Klaim kepada asuransi:


a. sebelum pelaksanaan (jaminan penawaran, jaminan
pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan )
b. dalam pelaksanaan (asuransi pekerjaan, asuransi
pihak ketiga, asuransi tenaga kerja)
c. setelah pelaksanaan (professional liability insurance,
professional indemnity insurance)

4 . Klaim dari masyarakat:


a. permintaan ganti rugi
b. gugatan akibat penyelenggaraan pekerjaan mempengaruhi
peri kehidupan masyarakat

194
18. Ketentuan tentang Denda

1. SANKSI FINANSIAL KEPADA PENYEDIA JASA ADALAH


DENDA, DAN KEPADA PENGGUNA JASA ADALAH GANTI
RUGI.
2. DENDA KEPADA PENYEDIA JASA 1 PER SERIBU PER HARI,
DAN
3. GANTI RUGI DARI PENGGUNA JASA ADALAH SEBESAR
BUNGA TERHADAP NILAI TAGIHAN YANG TERLAMBAT
DIBAYAR ATAU DAPAT DIBERIKAN KOMPENSASI.
4. TATA CARA PEMBAYARAN DENDA/GANTI RUGI
KOMPENSASI DIATUR DALAM DOKUMEN KONTRAK.

195
19. Penyesuaian/Eskalasi Harga

1. Penyesuaian harga satuan:

a . Sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen


kontrak, seperti misalnya perubahan
volume/kuantitas lebih besar dari 25% dapat
dilakukan penyesuaian harga satuan.

b. Panitia peneliti pelaksanaan kontrak memeriksa,


meneliti, menghitung, melakukan negosiasi, dan
mengusulkan kewajaran dari harga satuan yang
diusulkan kontraktor.

196
19. Penyesuaian Harga/Eskalasi

2. Eskalasi

a. Eskalasi hanya untuk kontrak > 12 bulan


b. Eskalasi bagi semua mata pembayaran
c. Eskalasi diberlakukan sesuai dengan jadwal
waktu pelaksanaan
d. Index yang digunakan adalah index dimana
barang tersebut dibeli

197
Rumus umum eskalasi:

Hn = Ho(a + b.Bn/Bo + c.Cn/Co + d.Dn/Do +……….dst)

Hn = HSP saat pekerjaan dilaksanakan


Ho = HSP 28 hari sebelum pemasukan penawaran
a = coefisien overhead & profit
b,c,d = koef. komponen kontrak (bahan, alat, upah)
Bn,Cn,Dn = indeks harga komponen saat pekerjaan
Bo,Co,Do = indeks harga komponen 28 hari sebelum
pemasukan penawaran

Rumus di atas dapat ditulis juga dengan:


Hn = Ho (l.Ln/Lo+m.Mn/Mo+e.En/Eo+f.Fn/Fo+t.Tn/To)

198
20. Perselisihan

1. Dapat melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau pengadilan


2. Penyelesaian di luar pengadilan tidak berlaku bagi tindak
pidana
3. Keputusan di luar pengadilan adalah mengikat, dan biaya diatur
dalam dokumen kontrak.
4. Konsiaiasi atau Juru Penengah (adjudicator):
a. selambat-lambatnya 14 hari setelah keputusan pengguna jasa,
penyedia jasa harus sudah mengajukan keberatan.
b. dalam waktu 28 hari juru penengah harus sudah menetapkan
keputusan (tertulis).
c. bila dalam 28 hari salah satu pihak tidak menyampaikan kebe-
ratan, maka keputusan juru penengah adalah final dan
mengikat.

199
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

1. Penghentian kontrak dapat dilakukan bila terjadi hal-hal


di luar kekuasaan para pihak seperti perang, huru-hara,
bencana alam, dll.

Bila kontrak dihentikan, pengguna jasa wajib membayar


prestasi yang telah dicapai.

Penyedia jasa tidak dikenakan sanksi.

Asuransi harus membayar biaya kerugian akibat kerusakan


pekerjaan.

200
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
2. Pemutusan kontrak dilakukan dalam hal penyedia jasa
cedera janji seperti misalnya terbukti melakukan kolusi,
kecurangan/tindak korupsi dalam proses pengadaan.
Penyedia jasa dikenakan sanksi-sanksi:
a. jaminan pelaksanaan disita, disetorkan ke kas
negara;
b. membayar sisa uang muka;
c. black list selama 2 tahun.

Pemutusan kontrak dapat dilakukan dalam hal


kerlambatan mencapai jumlah hari denda maksimum
sesuai % jaminan pelaksanaan.

201
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

KATEGORI “KRITIS”:
DALAM PERIODE I (RN FISIK 0%-70% ), RL FISIK TERLAMBAT > 20%
DALAM PERIODE II (RN FISIK 70%-100% ), RL FISIK TERLAMBAT > 10%
DALAM PERIODE III (RN FISIK 70%-100% ), RL FISIK BELUM SELESAI DAN
WAKTU PELAKSANAAN HABIS.

KATEGORI “TERLAMBAT”
DALAM PERIODE I (RN FISIK 0%-70%), RL FISIK TERLAMBAT 10%-20%
DALAM PERIODE II (RN FISIK 70%-100%), RL FISIK TERLAMBAT 0,5%-10%.

KATEGORI “WAJAR”
DALAM PERIODE I (RN FISIK 0%-70%), RL FISIK TERLAMBAT < 10%
DALAM PERIODE II (RN FISIK 70%-100%), RL FISIK TERLAMBAT < 5%.

202
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
3. PENGAMANAN KONTRAK “KRITIS”:

a. LAKUKAN UJI COBA TERHADAP PENYEDIA JASA


(RAPAT PEMBUKTIAN/SHOW CAUSE MEETING).
b. TAHAP AWAL SCM DITINGKAT PROYEK, MENYEPAKATI NILAI
KEMAJUAN FISIK YG HARUS DICAPAI DALAM PERIODE TERTENTU,
DITUANGKAN DALAM BA SCM.
c. BILA GAGAL, SELENGGARAKAN SCM DITINGKAT ATASAN/
ATASAN LANGSUNG PROYEK, EVALUASI PERMASALAHAN,
PENYEBAB KETERLAMBATAN, ADAKAN TEST CASE DENGAN
MENETAPKAN NILAI KEMAJUAN FISIK DALAM PERIODE WAKTU
TERTENTU, DAN TUANGKAN DALAM BA SCM.
d. BILA GAGAL, LANGKAH PENGAMANAN & PENYELAMATAN
PROYEK YANG DAPAT DIUSULKAN PPK ADALAH PEMUTUSAN
KONTRAK.
203
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
4. KESEPAKATAN TIGA PIHAK/THREE PARTIES AGREEMENT

a. PENYEDIA JASA PERTAMA MASIH BERTANGGUNG JAWAB ATAS


SELURUH PEKERJAAN
b. PENYEDIA JASA PENGGANTI MELAKSANAKAN SISA PEKERJAAN YG
DITETAPKAN/DITUNJUK PEJABAT BERWENANG ATAS USULAN
PPK.
c. USAHAKAN MENGGUNAKAN HARSAT PENYEDIA JASA PERTAMA,
BILA TERDAPAT PERBEDAAN DENGAN PENAWARAN PENYEDIA
JASA PENGGANTI, MAKA SELISIH HARGA TSB TANGGUNG JAWAB
PENYEDIA JASA PERTAMA.
d. ADAKAN NEGOSIASI ANTAR PENYEDIA JASA PERTAMA DENGAN
PENYEDIA JASA PENGGANTI UNTUK KESEPAKATAN SELISIH
HARSAT TSB.
e. PEMBAYARAN FISIK PEKERJAAN LANGSUNG PADA PENYEDIA JASA
PENGGANTI, DIATUR DALAM AMANDEMEN KONTRAK, DI TTD
PENGGUNA JASA, PENYEDIA JASA PERTAMA, DAN PENYEDIA JASA
PENGGANTI.
f. DAN HAL LAIN YANG PERLU DITUANGKAN DALAM AMANDEMEN
KONTRAK.

204
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

5. PROSES PEMUTUSAN KONTRAK PEKERJAAN


KONSTRUKSI

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan antara pengguna


anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan kontraktor,
sering dilakukan dalam hal Kontraktor diperlakukan tidak adil/
tidak patut, misalnya,
a. kontrak diputus dengan alasan yang kurang kuat.
b. tindakan sewenang-wenang atau memaksa dari
pengguna jasa.
Dalam hal ini kontraktor sebagai penggugat, dan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran sebagai tergugat.

205
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

PERSIAPAN KE PENGADILAN
a. Periksa ketentuan penyelesaian sengketa melalui
pengadilan dalam dokumen kontrak.
b. Pilih pengacara/ahli hukum yang mempunyai
pengetahuan yang berkaitan dengan sengketanya.
c. Pengadilan yang berhak adalah pengadilan negeri
sesuai domisili tergugat.
d. Yang diguqat adalah negara maka yang hadir dalam
sidang di pengadilan adalah Biro Hukum, kecuali bila
pengguna anggaran diminta pengadilan sebagai saksi.
e. Kebutuhan penjelasan substansi sering diminta dalam
hal kasus pemutusan kontrak.

206
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
TAHAP-TAHAP PROSES MELALUI PENGADILAN:

1) Bila penyelesaian sengketa diluar pengadilan gagal, maka dapat


dilanjutkan ke pengadilan dengan terlebih dahulu mengajukan
somasi sebanyak 5 kali dengan tenggang waktu 1-2 minggu.
2) Somasi (Teguran) harus dijawab.
3) Penggugat mengajukan permohonan (petitum) dan tergugat
memasukan jawaban sekaligus permohonan rekompensi,
selanjutnya kegiatan replik, duplik, pembuktian, saksi-saksi,
kesimpulan, sampai keluar keputusan pengadilan.
4) Keputusan pengadilan harus dilaksanakan secara sukarela oleh
yang kalah dalam waktu yang ditetapkan pengadilan setelah
dibacakan keputusan.
5) Apabila pihak yang kalah tidak menerima keputusan pengadilan,
maka dapat mengajukan banding ke pengadilan tinggi negeri

207
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
Penyelesaian di Pengadilan dimaksudkan agar:

1) Dicapai keadilan, kepatutan dan kesetaraan bagi


para pihak dalam suatu perjanjian kontrak.
2) Diperoleh keputusan final yang harus diterima
kedua pihak.
3) Tidak ada lagi gugatan ke pengadilan untuk kasus
yang sama.

208
21. Penghentian dan Pemutusan kontrak
PEDOMAN NEGOSIASI

a. Pilih ahli hukum/pengacara yang tegas, berwibawa,


bicaranya jelas, dan menguasai substansi permasalahan.
b. Yakini bahwa dokumen lelang sudah mengacu/sesuai
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
c. Pelajari lagi pasal-pasal dokumen lelang yang terkait
dengan pemutusan kontrak.
d. Kumpulkan bukti-bukti teguran/peringatan, laporan
harian, bukti lain yang mendukung.
e. Pelajari, periksa, hitung, kewajaran pengajuan klaim
dari kontraktor.

209
21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

lanjutan……………

f. Memeriksa/meperkirakan kompensasi yang wajar


yang dapat diberikan.
g. Manfaatkan tawaran perdamaian pada sidang
pengadilan yang pertama.
h. Biasanya kontraktor bersikeras memaksakan
kehendak, membuat gugatan yang mengada-ada,
buat jawaban berdasarkan bukti data/fakta dan
ketentuan/syarat berdasarkan dokumen kontrak.
i. Siapkan bukti-bukti selengkap mungkin.

210
BEBERAPA MASALAH
HUKUM KONTRAK DALAM
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH

211
KENAPA DIPERLUKAN HUKUM KONTRAK?
1. KKN di mana-mana
2. Penegak hukum yang kebablasan
3. Banyak Pejabat yang ditangkap (Menteri, DPR, Bupati,
Walikota, PPK, Panitia, Penyedia Jasa, dll)
4. Adanya Intervensi/Perintah Atasan
5. Pemahaman SDM lemah, tidak sadar konsekwensi hukum

AKIBATNYA APA?
1. Banyak yang tidak mau jadi PPK/Panitia
2. Pembangunan jalan menjadi terlambat, masyarakat dirugikan

APA YANG PERLU SEGERA DILAKUKAN?


1. Perlu memberikan perlindungan hukum kepada PPK/Panitia
> Menindaklanjuti MoU Kejaksaan, Polri, dan BPKP
2. Perlu pemahaman yang lebih mendalam atas pengertian
hukum kontrak bagi PPK/Panitia
> Pengertian Penyimpangan Administrasi dan Melawan Hukum212
LEMAHNYA SDM
1. Banyak PPK kurang menyadari bahwa risiko tanda
tangan Kontrak/konsekuensinya adalah Hukum.
Konsep kontrak tidak pernah dibaca, langsung
ditandatangani saja.

2. Bahkan kadang2 PPK tidak mengerti SAH atau


TIDAKNYA kontrak yang ditandatanganinya itu.
Padahal DOKUMEN LELANG adalah landasan
hukum bagi Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa
dalam melakukan pelelangan (KUHPer Ps.1338)

213
Lanjutan

4. Banyak PPK yang kurang paham arti dan pasal-pasal


yang dituangkan dalam dokumen lelang/dokumen
kontrak (termasuk kontrak ber-PHLN), akibatnya
banyak menimbulkan klaim2 yang tidak dapat
dihindarkan, yang kemudian terpaksa harus dipenuhi
dalam melaksanakan kontrtaknya.

5. Perpres 54/2010 menetapkan “untuk kontrak bernilai >


Rp100 miliar sebelum tanda tangan kontrak
“HARUS TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN AHLI
HUKUM KONTRAK“

214
AHLI HUKUM KONTRAK

6. Untuk kontrak pekerjaan konstruksi, dimana mencari ahli


hukum kontrak konstruksi?
Di Indonesia belum ada AHLI HUKUM KONTRAK
di bidang konstruksi.

7. Bagi Provinsi2 yang memiliki paket2 pekerjaan


konstruksi yang bernilai > Rp100 miliar, maka sebagai
pengganti AHLI HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI,
DAPAT DIBENTUK TIM PENGGANTI AHLI HUKUM
KONTRAK KONSTRUKSI

215
LANGKAH-LANGKAH T-3

1. PPK harus dibekali pemahaman tentang aspek2 HUKUM


KONTRAK KONSTRUKSI, sekaligus meningkatkan kehati-
hatian dalam mengelola proyek, misalnya

A. Pengertian: PENYIMPANGAN ADMINISTRASI


B. Pengertian: MELAWAN HUKUM

2. Panitia/PPK harus mengetahui perkembangan perubahan


ketentuan2 terakhir pengadaan barang/jasa Pemerintah dan
pengertian secara benar atas ketentuan2 yang dimaksud
dalam Perpres 54/2010.

216
PENYIMPANGAN & PENYELEWENGAN
3. Penyimpangan
> Perpres No. 54 th 2010: banyak yang belum diatur,
mengandung interpretasi berbeda2, banyak yang tidak
jelas, pemahaman PPK & Panitia yang lemah (terbukti dari
hasil kelulusan ujian serftifikasi/banyak yang tidak lulus)
> PPK & Panitia harus menetapkan dan bisa saja salah
atau beda pendapat
> Bila melakukan PL ternyata salah, maka ini =
penyimpangan administrasi, bukan penyelewengan.

4. Penyelewengan (melawan hukum)


> Menguntungkan diri sendiri atau orang lain
> Merugikan negara
> Hasilnya tidak dapat dimanfaatkan sebesar2nya untuk
kepentingan masyarakat
217
PENYELEWENGAN
5. Tindakan melawan hukum dalam proses PBJ
dengan cara Penunjukan Langsung

a. Penunjukan langsung pekerjaan lanjutan untuk pemilihan


penyedia jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi:
1. Perpres 54/2010 tidak menganut lagi PL untuk
pekerjaan lanjutan
2. Undang-Undang Jasa Konstruksi membolehkan
3. Menteri PU sebagai penanggung jawab bidang
konstruksi menguraikan lebih lanjut tata caranya

b. Penunjukan langsung dengan dalih investasi


1. Pembangunan dengan kontrak multyyears melebihi satu
tahun anggaran
2. Pembangunan Mal dengan dana APBD

218
PENYELEWENGAN

6. Penarikan Dana di Akhir Tahun Anggaran?

1) Pemutusan kontrak, sita jaminan pelaksanaan, black list, dana


kembali dianggarkan tahun depan, sisa pekerjaan TA depan
dilelangkan kembali.
2) Uang ditarik, pekerjaan jalan terus, pekerjaan melewati
TA ybs. (mencegah kerugian negara/masyarakat)
3) Penghentian pekerjaan, kontraktor tidak diberikan sanksi.
4) Kontraktor tidak diputus, pekerjaan jalan terus melewati TA,
kontraktor didenda terus.

Catatan:
Dalam pembuatan dokumen lelang agar ditegaskan:
> keterlambatan > 50 hari dapat memutuskan kontrak secara
sepihak Pasal 93 P 70/2012).
> Tidak memberlakukan KUHPer Pasal 1266
219
PENYELEWENGAN

7. Perintah Mengatur Lelang dari Atasan


(salah satu alasan pembenaran atas Perbuatan
Melawan Hukum)

a. Pertanyaan PPK/Panitia di daerah


> Panitia tetap harus akuntabel
> Panitia independen, tidak bisa diintervensi
> Panitia bertanggung jawab atas proses
pelelangan tsb.
> Segala risiko ada di Panitia Pelelangan

220
PERBUATAN MELAWAN HUKUM

C. Perbuatan melawan hukum


(Penjelasan Kepala Kejaksaan ttg Apa itu Melawan Hukum)
Putusan MA No. 42K/Kr/1965 tgl. 8 Januari 1966 a. l. memuat:
Suatu tindakan pada umumnya dapat hilang sifatnya sebagai
melawan hukum bukan hanya berdasarkan suatu ketentuan
dalam perundang-undangan, melainkan juga berdasarkan
asas-asas keadilan atau asas hukum yang tidak tertulis dan
bersifat umum seperti misalnya 3 faktor:

1. Negara tidak dirugikan;


2. Kepentingan umum dilayani;
3. Terdakwa tidak diuntungkan.

221
> SKEMA PELAKSANAAN PENGADAAN

Pembayaran
Uang Muka

Penunjukan
Mobilisasi
Pengumuman Penyedia
30 hari
Lelang jasa (SPPBJ) PHO FHO
(Serah (Serah Terima
Penetapan SPMK Terima Akhir
Pemenang TTD
Kontrak Pertama Pekerjaan)
Pekerjaan)
PCM

Jaminan
Pelaks. Max Field
14 hari Engineering CCO
Sanggahan
Pemasukan
Penawaran Max Masa
14 hari
Pertanggungan
Kegagalan
Bangunan
max 10 tahun
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Waktu
Pemeliharaan
WAKTU KONTRAK Min
14 hari

MASA BERLAKU JAMINAN PELAKSANAAN

222
KEGIATAN YANG SERING BERDAMPAK HUKUM
DALAM PROSES PENGADAAN

DALAM PROSES PRA KONTRAK:


1. Pengaturan pelelangan
2. Sanggahan/pengaduan sampai ke PTUN, jawaban
sanggahan banding keliru, tidak berkoordinasi dengan
PPK/Panitia
3. Dokumen lelang yang mengarah
4. Pekerjaan dikerjakan pada tahun anggaran sebelumnya
dimana dana belum tersedia
5. Intervensi Atasan
6. Rekayasa dalam proses penunjukan langsung
7. Menggugurkan penawaran terendah yang responsif
8. Keliru dalam melakukan penunjukan langsung, dan mark
up harga satuan.
223
Lanjutan

DALAM PELAKSANAAN KONTRAK:

1. Pengaturan lelang antara Perencana dengan Kontraktor


2. Penerimaan cek pada pembayaran uang muka
3. Hasil pekerjaan buruk, Laporan LSM ke Penegak Hukum
(Pembangunan Jalan di Provinsi Lampung)
4. Penyesuaian Harga Satuan baru yang dimark up
5. Kelalaian dalam Kegagalan Pekerjaan Konstruksi
6. Fiktif dalam pelaksanaan pekerjaan akibat bencana alam
7. Kekeliruan dalam memenuhi klaim dari kontraktor
8. Mark up dalam perhitungan eskalasi
9. Pemutusan kontrak secara sepihak

224
225
PEMUTUSAN KONTRAK DI PROYEK JALAN
STUDI KASUS
PEMUTUSAN KONRAK DI PROYEK JALAN

1. Kontrak pekerjaan peningkatan jalan, 40 km di Jawa Barat.


2. Penyedia jasa perusahaan Joint Operation (JO), kontraktor A (lokal)
dan B (asing).
3. Kontraktor A ternyata tidak punya apa-apa, kontraktor B sleeping
partner, dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor A sebagai Team
Leader dan yang menandatangani kontraknya, melaksanakan
sendiri kontrak pekerjaan tidak sesuai dg perjanjian JO-nya.
4. Dalam pelaksanaanpekerjaan kontraktor A tidak mempunyai modal
yang cukup, sewa alat-alat besar tidak dibayar, sub kontraktor usaha
kecil tidak dibayar, pengembalian kredit ke bank macet, akibatnya:
a. penyewa alat membongkar paksa alat-alat beratnya
di lapangan karena sewa alatnya tidak dibayar.
b. pelaksanaan pekerjaan di lapangan terhenti total.

226
5. Pemutusan kontrak berlarut-larut, PPK tidak berani mengambil
tindakan tegas karena komisaris utama perusahaan adalah
mantan pejabat tinggi dan mantan gubernur.
(kondisi ini dimanfaatkan benar oleh kontraktor).
6. 13 tahun kemudian kontraktor menggugat pimpro ke pengadilan
karena dulu merasa tidak diperlakukan secara adil.

PERTANYAANNYA ADALAH:
1. LANGKAH-LANGKAH APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH
PIMPRO DALAM MENGHADAPI KONDISI SEPERTI ITU?
2. BAGAIMANA TAHAP-TAHAP MENUJU KEPADA PROSES
PEMUTUSAN KONTRAK?
3. BAGAIMANA PROSES GUGATAN PERDATA DI PENGADILAN?
227
LANGKAH YANG DIPERLUKAN
1. Lakukan pre construction meeting, tegaskan tugas dan
kewajiban kontraktor.program mobilisasi, masukan dalam adendum
kontrak: jadwal waktu pelaksanaan (curva S).
2. Setiap pekerjaan harus ada request dan approval.
3. Buat laporan harian (mencatat: jumlah tenaga yang ada di
lapangan, bahan dan peralatan yang tersedia, volume/kuantitas
yang dihasilkan, data hujan)
4. Buat teguran untuk setiap keterlambatan pekerjaan,
ingatkan pasal-pasal terkait dengan sanksi/putus kontrak.
5. Lakukan rapat pembuktian setiap 3 bulan pada kondisi
keterlambatan yang telah mencapai kritis, berikan peringatan-
peringatan. Butir 4. dan 5. lakukan secara terus menerus.

228
TAHAP-TAHAP MENUJU PROSES
PEMUTUSAN KONTRAK
1. Periksa dengan teliti pasal-pasal dokumen kontrak tentang pemutusan
kontrak (pasal 59 ), misalkan ada yang berbunyi:
“kontraktor dapat diputus kontrak apabila dalam perioda 28 hari berturut-
turut terbukti tidak bekerja atau kontraktor meninggalkan lapangan”.
2. Harus terbukti secara dokumentasi bahwa kontraktor memang tidak bekerja
selama 28 hari berturut2 yaitu dari bukti laporan harian .
3. Putus kontrak secara sepihak dapat dilakukan dalam hal keterlambatan
melebihi jumlah denda per hari senilai jaminan pelaksanaan.
4. Setelah diyakini kontraktor tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai waktu yang ditetapkan dalam kontrak , KELUARKAN SURAT
PEMUTUSAN KONTRAK SECARA SEPIHAK.
5. Sita jaminan pelaksanaan, setorkan ke kas negara (periksa dengan teliti
masa laku jaminan pelaksanaan, ajukan claim sebelum habis masa berlaku
jaminan)
6. Bentuk panitia pemutusan kontrak, undang kontraktor untuk hitung-
hitungan, buat berita acara pemutusan kontrak.
7. Simpan dokumen proyek di tempat yang aman yang setiap saat dapat
dengan mudah dicari. 229
PROSES GUGATAN DI PENGADILAN
1. 13 tahun kemudian kontraktor menggugat ke pengadilan
didahului dengan somasi, somasi dilakukan 5 kali.
2. Setiap somasi harus dijawab, bila tidak dijawab kontraktor
dapat mengajukan gugatannya langsung ke pengadilan.
3. Kontraktor mendaftarkan gugatannya kepengadilan.
4. Pimpro membuat eksepsi atas gugatan kontraktor (disarankan
menggunakan pengacara dari luar, seharusnya pengacara
disediakan dari staf Biro Hukum, tapi biasanya kualifikasinya
lemah, dan dari pengalaman pimpro sering kalah di pengadilan).
5. Pengadilan melakukan pemanggilan untuk sidang di pengadilan.
6. Sidang ke-1 replik: mendengarkan gugatan kontraktor,
7. Sidang ke-2 duplik: mendengarkan eksepsi dari pimpro…dst.
8. Keputusan Pengadilan Negeri (belum inkracht).
9. Yang kalah tidak menerima putusan pengadilan, dapat
mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, paling lambat 2
minggu sejak Keputusan Pengadilan Negeri.
230
PROSES GUGATAN DI PENGADILAN
10. Kontraktor membuat Memori banding, dan PPK membuat kontra
Memori Banding (PPK bisa saja tidak membuat Memori Banding,
atau tidak menggunakan haknya, PPK dapat saja membiarkan/tidak
mengurus proses banding tsb berjalan apa adanya).
11. Akan ada pemberitahuan kepada PPK dari Pengadilan Negeri bahwa
Memori banding akan dikirim ke Pengadilan Tinggi, dan diberi waktu
2 minggu kepada PPK untuk menyiapkan kontra memori banding).
12. Pengadilan Tinggi hanya memeriksa berdasarkan berkas memori
banding yang diajukan.
13. Pengadilan Tinggi dapat: mengukuhkan putusan PN, membatalkan
putusan PN, atau membuat putusan sendiri yang sama sekali tidak
berdasarkan putusan PN (merubah sifat putusan PN).
14. Pencabutan gugatan banding dapat dilakukan sebelum putusan
Pengadilan Tinggi
15. Yang kalah tidak menerima putusan Pengadilan Tinggi, dapat
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA), paling lambat 2
minggu sejak Keputusan Pengadilan Tinggi.

231
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

1. Suatu kontrak pengadaan obat senilai Rp1,4 miliar,


ditandatangani pada bulan 15 Juni 2005 dan waktu pelaksanaan
berahir 15 Agustus 2005 (2 bulan)
2. Jaminan pelaksanaan dari bank asli diserahkan sebelum tanda
tangan kontrak senilai 5% (Rp70 juta) dan jaminan uang muka
asli dari bank senilai 20% senilai (Rp280 juta)
3. Penyerahan obat tidak dapat diserahkan sesuai waktu yang
tersedia, karena terjadi masalah produksinya pabriknya di luar
negeri, karena obat dibutuhkan proyek mengambil kebijaksanaan
untuk memperpanjang waktu penyerahan obat/memperpanjang
kontrak selama 2 bulan sampai dengan 15 Oktober 2005.
4. Supplier tetap tidak dapat menyerahkan obat sebelum 15 Oktober
2005 dan dilakukan pemutusan kontrak.

232
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

PERMASALAHAN:
1. Pada waktu akan diperpanjang, jaminan pelaksanaan asli dan
jaminan uang muka asli dipinjam supplier dengan alasan untuk
keperluan perpanjangan berlaku jaminan, namun sampai dengan
putus kontrak, kedua jaminan tidak diperpanjang dan jaminan asli
keduanya tidak dikembalikan.
2. Masih ada sisa fisik 60% yang belum dibayar, dan supplier tidak
mau menandatangani pengajuan pembayarannya, karena tidak mau
pembayaran diperhitungkan/dipotong sisa uang muka yang belum
dikembalikan dan jaminan pelaksanaan senilai Rp75 juta (5%).

233
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

PERMASALAHAN:
3. Apakah dibenarkan telah memperpanjang kontrak menjadi 4 bulan
dengan alasan karena kebutuhan instansi yang mendesak pada
saat itu?
4. Apakah alasan keterlambatan produksi pabrik termasuk
keadaan memaksa/di luar kemampuan supplier (bukankah itu
termasuk risiko supplier?)
5. Kalau supplier tidak bersedia menagih, dan dana dalam DIPA
hangus bagaimana penyelesaiaannya?
6. Apakah KPPN mau membayar tanpa permohonan/tanda tangan
tagihan dari supplier?
7. Supplier wanprestasi (tidak memperpanjang jaminan
pelaksanaan/uang muka, dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai yang diperjanjikan dlm kontrak) kenapa kita takut ke
pengadilan? 234
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
a. Jangan sampai pemeriksa berpendapat memperpanjang
waktu untuk menghindarkan denda.
b. Pemutusan kontrak dilakukan setelah keterlambatan
melampaui nilai jaminan pelaksanaan, jadi denda tetap
dikenakan.
c. Supplier dari awal berniat tidak baik, tidak memperpanjang
jaminan uang muka dan jaminan pelaksanaan, agar proyek
tidak dapat mecairkan.
d. Pengguna B/J lalai telah memberikan jaminan asli yang
seharusnya tidak boleh diserahkan aslinya, bendaharawan
dianggap lalai karena dipandang sebagai orang yang paling
mengetahui tentang keuangan. 235
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan (lanjutan)
e. Berikan peringatan secara terus menerus, mengingatkan bahwa
dana tersedia dapat dicairkan sampai dengan medio Desember
2005 bila tidak hangus dan tidak dapat dibayar (peringatan
tertulis dan dengan tanda terima surat.
f. Siap kondisi paling buruk digugat ke pengadilan, kumpulkan
dokumen dokumen pendukung untuk bukti di pengadilan/
jawaban eksepsi.
g. Pemutusansan kontrak tidak dapat dihindarkan, TA akan berakhir
dan supplier diyakini tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
kontrak.

236
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan (lanjutan)
h. Dalam hal suplier tidak mengajukan permohonan
pembayaran fisik 60% dan proyek mengajukan tanpa tanda
tangan permohonan supplier, KPPN tidak mau membayar ?
i. Supplier yang wanprestasi (tidak memperpanjang jaminan,
tidak mengirim barang sesuai kontrak), siap ke pengadilan .
j. Menurut Bawasda Provinsi Jawa Barat jaminan pelaksanaan/
uang muka, tidak bisa dipotong dalam hitung-hitungan Berita
Acara Pemutusan Kontrak.

237
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

SIMPULAN DAN SARAN


2. Saran
a. Menyiapkan alasan perpanjangan waktu, harus dapat dibuktikan
bahwa program kegiatan instansi memang benar2 membutuhkan
obat tsb, dan kalau tidak tersedia masyarakat/negara dirugikan.
b. Jumlah hari perpanjangan waktu harus dihitung sewajar mungkin.
c. Jangan menunda pembayaran, bayarkan sisa fisik 60% dengan
dasar perhitungan: (60% x Rp1,4 miliar) - (sisa uang muka yang
belum lunas) - (jaminan pelaksanaan 5%; Rp70 juta) - (denda
maksimum keterlambatan) - (PPN).
d. Supplier mengajukan permohonan perpanjangan waktu secara
tertulis dengan alasan dan data pendukung dari suplier, panitia
meneliti, mengevaluasi, dan menetapkan lamanya perpanjangan
waktu.
238
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK
STUDI KASUS PENGADAAN OBAT

SIMPULAN DAN SARAN

2. Saran (lanjutan)
e. Dapat menggunakan alasan perpanjangan waktu: masalah yang
timbul di luar kendali penyedia jasa.
f. Pemutusan kontrak dilakukan setelah keterlambatan melebihi 50
hari (melebihi nilai jaminan pelaksanaan).
g. Bentuk panitia pemutusan kontrak.
h. Buat Berita acara pemutusan kontrak, kirimkan berita acara tsb
kepada supplier dengan tanda terima, agar supplier menanda-
tangani terlebih dulu.
i. Dalam berita acara memuat perhitungan tentang pemotongan sisa
uang muka, jaminan pelaksanaan, denda keterlambatan, PPN.
j. Upayakan penyelesaian sengketa diselesaikan di luar pengadilan,
melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan arbitrase.

239
APLIKASI TEKNIK DAN NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI


Negosiasi dalam penyelesaian sengketa melalui mediasi
antara pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
dengan SUPPLIER, dilakukan:

1) Agar penyelesaian sengketa diselesaikan di luar pengadilan,


diselesaikan sebelum TA berakhir.
2) Dicapai penyelesaian yang win-win solution.

Tugas Mediator hanya menfasilitasi pelaksanaan


negosiasi antara pengguna/kuasa pengguna
anggaran dengan kontraktor.

240
APLIKASI TEKNIK DAN NEGOSIASI
DALAM PENGADAA N OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)
Negosiasi dimaksudkan agar:

1) Diperoleh proses yang lebih cepat dan efisien yang


dilakukan melalui perundingan.
2) Dicapai keadilan, kepatutan dan kesetaraan bagi
para pihak dalam suatu perjanjian kontrak.
3) Agar negosiasi berjalan lebih fair, tidak
terjadi negosiasi yang dipengaruhi pendekatan
kekuasaan dan melindungi pihak yang lemah
dalam bernegosiasi.
4) Diperoleh kesepakatan yang diterima kedua
pihak (win-win solution)
5) Dihindarkan bertambahnya kerugian negara.

241
APLIKASI TEKNIK NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)

PEDOMAN NEGOSIASI
a. Mediator harus memahi benar2 permasalahan antara pihak yang
bersengketa.
b. Pilih mediator yang mempunyai sertifikat keahlian, yang diterima
kedua pihak, bila perlu dibantu dengan seorang penilai ahli (SKA: AL-
003).
c. Para pihak dalam perundingan harus mempunyai otoritas memutuskan
(tanyakan dengan cara yang sopan dan halus).
d. Mediator harus ahli di bidang/substansi yang dipermasalahkan.
e. Mediator memimpin perundingan, mengusulkan alternatif dan
menganalisis pemecahan masalah.

242
APLIKASI TEKNIK NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(periode pelaksanaan kontrak)
lanjutan……………

f. Mediator agar mempelajari, memeriksa, menghitung, dan menilai


kewajaran bargening yang diajukan dari supplier.
g. Mediator menghitung jumlah nilai bargening yang wajar yang
diajukan.
h. Mediator memberikan alasan kenapa nilai bargening demikian
i. Yakinkan bahwa negara tidak dirugikan dan tidak melanggaran
ketentuan dokumen lelang/peraturan per-UU yang berlaku.

243
APLIKASI TEKNIK NEGOSIASI
DALAM PENGADAAN OBAT
(Periode Pelaksanaan Kontrak)

lanjutan……………

j. Biasanya ada pihak yang memaksakan kehendak, upayakan


pertimbangan/keputusan sewajar seadil/mungkin (ingat, proyek akan
diperiksa, jangan ada kesan rekayasa yang dapat merugikan
negara).
k. Mediator mampu menciptakan suasana yang konstruktif dalam
diskusi.
l. Mediator merumuskan kesepakatan para pihak.
m. Mediator tidak mempunyai kewenangan memutuskan sengketa.
n. Mediator membuat risalah rapat yang ditandatangani para pihak.

244
A. SKEMA KONDISI PENGADAAN JASA KONSTRUKSI SAAT INI

PARAMETER
1. UU. 18/1999 JAKON KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
2. PP 29 /2000 PENY. JAKONST
3. UU.NO.5/1999 PERS.UTS
PENGADAAN BARANG/JASA
4. PERPRES 54/2010 TTG PBJ 1. PENINGKATAN PRODUKSI DALAM NEGERI DAN UKM.
5. FIDIC,KETENTUAN INTER. 2. MENYEDERHANAKAN PROSES & MEMPERCEPAT PROSES/
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
3. MENINGKATKAN PROFESIONALISME/SDM DAN DAYA SAING.
4. RESPONSIBILITAS DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA.
VISI & MISI

KONDISI SAAT INI PRODUK2 YANG PERLU KONDISI YANG DIINGNKAN


TINDAKAN TURUN TANGAN
1. KKN SEMAKIN MERAJALELA, DIHASILKAN 1. MENGHAPUSKAN KKN,
1. MEMPERKETAT PENGAWASAN &
KERUGIAN NEGARA MENINGKAT PENERAPAN SANKSI 1. LAPORAN MONEV ATAS PELAKSANAAN MENGURANGI KERUGIAN
2. LEMAHNYA PENGAWASAN & 2. MENYIAPKAN UU-PBJ. PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI NEGARA.
REINFORCEMENT 3. SOSIALISASI PERATURAN PELANGGARAN. 2. TIDAK ADANYA PERATURAN
3. BELUM SINKRONNYA PERATURAN 4. PER-UU-AN/KEPPRES PBJ 2. UU – PBJ DAN KEPPRES PBJ.
3. MODUL-MODUL PBJ & LAPORAN YANG SALING BERTENTANGAN.
PBJ YANG ADA 5. PENINGKATAN PENGAWASAN/
4. LEMAHNYA SDM/PEMAHAMAN PBJ PROFESIONALISME SH-PBJ SOSIALISASI 3. KEMAMPUAN SDM &
KUALITAS PEKER.BURUK, 6. PENERAPAN SANKSI 2. LAPORAN MONEV KEPATUHAN ATAS PROFESIONALISME SH
5. MASYARAKAT DIRUGIKAN 6. MENINDAK LANJUTI MOU KEJAKSAAN PELAKSANAAN PBJ MENINGKAT
AGUNG, KAPOLRI, DAN BPKP, DAN 5. HASIL PEKER.YANG BERKUALITAS
6. LEMAHNYA MORAL/KEPATUHAN 4. PENYIMPANGAN BERKURANG
MELAKUKAN SOSIALISASI KE DAERAH 6. BANTUAN TEKNIS / PENYELESAIAN
KETENTUAN/PER-UU-AN 5. HASIL PEKER.YG BERMANFAAT
7. PEMBENTUKAN INSTITUSI YANG MASALAH PBJ.
7. PENEGAK HUKUM YANG KEBABLASAN MENANGANI KEGIATAN 1,2,3,4 DAN 5 7. LKPP TERBENTUK. SEBESAR-BESARNYA UNTUK
8. BANYAK TIDAK MAU JADI PPK MASYARAKAT.

LINGKUNGAN STRATEGIS
1. PELAKSANAAN OTODA
2. GLOBALISASI
3. PENGGAJIAN/KESEJ.PNS LEMAH
BANYAKNYA BEBAN BIAYA
PROYEK
245
246
KASUS PIDANA
Pembangunan Jalan Sanggi-Bengkunat

A. Dugaan TP Korupsi:
Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 9 UU 31/1999 jo UU No. 20/2001
tentang Pemberantasan TP Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.

B. Uraian Singkat Kasus:


Terjadi dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan pembangunan
jalan Sanggi-Bengkunat yang tidak sesuai kontrak karena jalan
rusak, yang dilaporkan oleh LSM kepada Kejaksaan Tinggi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan bersama antara Kejaksaan,
Satker, Litbang Jalan terjadi penyimpangan spesifikasi yang
mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp6.070.078.028,04.
Satker dan Kontraktor akhirnya ditahan pihak Kejaksaan.
247
C. Tuntutan Jaksa:
Satker dituntut hukuman: 5 Tahun penjara dan denda Rp2
miliar dan uang pengganti sebesar Rp500 Juta.

D. Analisis Kasus: berdasarkan keterangan Saksi


Ahli
✓ Status kontrak sudah PHO blm FHO (blm serah terima
ke-2).
✓ Kerusakan jalan yang mengakibatkan kerugian
negara masih menjadi tanggung jawab para pihak
(karena belum FHO)
✓ Dalam perkara ini belum ada kerugian negara krn
kerusakan jalan masih menjadi tanggung jawab para
pihak/kontraktor.

248
E. Putusan Hakim: 2 Mei 2008
➢ PN : Satker dihukum 2 th Penjara dan uang
pengganti Rp50 juta.
➢ PT : Hukuman menjadi 1 tahun dan uang
pengganti Rp50 juta
➢ MA : Putusan Kasasi Terdakwa kalah, sehingga
harus menjalani sisa hukuman.

249
KASUS PERDATA
a. Th 2006 akibat kenaikan harga minyak dunia terjadi kenaikan harga
aspal sehingga kontraktor merugi dan mengajukan permohonan
penyesuaian harga kontrak kepada Ditjen Bina Marga.
b. Menteri PU mengusulkan penyesuaian harga kontrak kepada
Menko Perekonomian, Menkeu, dan Ketua Bappenas yang isinya
meminta agar kenaikan harga aspal termasuk force majeure karena
termasuk gangguan industri yang tidak dapat diduga oleh panitia
pada saat menyusun HPS, Pengguna Jasa maupun Penyedia
Jasa.
c. Bappenas setuju kenaikan harga aspal dapat dimasukkan ke dalam
force majeure/keadan kahar sesuai Lampiran I Bab II huruf C angka
2.a.15) butir a) Keppres 80/2003.
d. Dep PU menerbitkan SE No. 14/SE/M/2006 yang isinya:
⚫ kerugian akibat kenaikan harga aspal menjadi tanggung jawab
para pihak.
⚫ kedua belah pihak melakukan perhitungan bersama diusulkan
kpd Eselon I sebagai dasar amandemen kontrak.
250
PERKEMBANGAN PERKARA

Ditjen Bina Marga sampai dg tahun 2008 belum dapat memenuhi


permintaan kontraktor utk menyesuaikan harga kontrak, akibatnya:

1. Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) melakukan


somasi kepada Dep PU cq. Ditjen Bina Marga untuk
membayar kerugian kontraktor jalan sebagai akibat
kenaikan harga aspal.
2. Apabila somasi AABI tidak dipenuhi maka AABI akan
menggugat Departemen PU ke Pengadilan.

MASALAH YANG DIHADAPI


1. Penyesuaian harga kontrak sesuai Perpres 54/2010
berlaku untuk kontrak tahun jamak.
2. Pekerjaan jalan telah selesai sesuai kontrak (telah FHO,
kontraktor telah dibayar 100% sesuai kontrak).
251
KASUS JAMINAN PENAWARAN, DALAM TENDER
PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN SUMBAWA
◆ Peserta lelang yg kalah (PT Nugroho Lestari) melaporkan ke
KPPU:
- Terlapor I : Panitia Lelang
- Terlapor II : PT Adhi Metro JO.
- Terlapor III : PT Bahagia Bangun Nusa
- Terlapor IV : PT Eka Praya Jaya
◆ Obyek perkara: Paket Peningkatan Jalan Sejrong-Tetar-
Lunyuk sepanjang 17 km TA. 2008.
◆ Dugaan pelanggaran UU No. 5/1999 Ps. 22 mengenai
persekongkolan dalam tender:
1. PT Adhi Metro JO selaku pemenang tender terdapat
kekurangan persyaratan dalam dokumen penawaran.
2. Terjadi penyesuaian dokumen antara Adhi Metro JO, PT
Bahagia Bangun Nusa, dan PT Eka Praya Jaya.
252
◆ Sanggahan dan Sanggahan Banding
PT Nugroho Lestari mengajukan Sanggahan kepada SNVT
PT Nugroho Lestari mengajukan Sanggahan Banding kpd
Men PU
◆ Jawaban Sanggahan Banding, diminta agar Panitia
melakukan evaluasi ulang.
◆ Dari hasil evaluasi ulang, terdapat kekeliruan/salah atas
dukungan kekuangan yang diterbitkan oleh Bank Jatim
Cabang Subang Malang, sehingga PT Nugroho Lestari tetap
dinyatakan Gugur.
◆ Karena tetap dinyatakan Gugur, PT Nugroho Lestari
mengajukan surat “sanggahan ulang” kepada SNVT dan
Menteri PU. Jawaban Menteri PU menyatakan bahwa
sanggahan banding tidak benar, dan proses pelelangan
dapat dilanjutkan.
253
Kasus Sanggah Banding

◆ Dalam dokumen lelang diatur bahwa lelang dilakukan


dengan sistem Semi Eproc. Plus artinya setiap
penawaran harus memasukan dokumen penawaran
dalam Website.
◆ (yang terjadi) pada saat memasukan dokumen
penawaran disampaikan oleh Panitia langsung
dikembalikan, karena tidak memasukan dokumen
penawaran kedalam Website.
◆ (seharusnya) Dokumen penawaran diterima, dibuka,
dan dievaluasi serta dicantumkan dalam BA Hasil
Evaluasi Penawaran.
◆ (masalahnya) Pemenang sudah ditetapkan dan
kontrak belum ditandatangani, karena jawaban
Sanggah Banding diminta untuk Lelang Ulang.
254
Jangan pernah berhenti berbuat kebaikan sekecil apapun... dan
jangan pernah berhenti menghindari keburukan sekecil apapun ...!

EDI USMAN, M.T. AU (MP & TBG)


Procurement, Project and Contract Management Specialist

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MEDAN (POLMED)

Lembaga kebijakan pengadaan


barang/jasa pemerintah

Bukittinggi, 1 September 1960


BRAVO Prodi MRKG
MAJU Jurusan Teknik Sipil
SUKSESJAYAPENYELENGGARAAN
Politeknik Negeri MEDAN

BIMTEK “SOSIALISASI P 70/2012 dan


ASPEK HUKUM

256
Terimakasih
Sukses untuk Anda Semua!

EDI USMAN
➢ Ahli PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH;
➢ Ahli MANAJEMEN KONTRAK;
➢ Ahli Utama TEKNIK BANGUNAN GEDUNG (SKA-201);
➢ Ahli Utama MANAJEMEN PROYEK (SKA-602);
257
➢ DOSEN PROFESIONAL Bidang TEKNIK SIPIL (No. Reg.: 12100500303196).
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
Public Private Partnership (PPP) in-House Training
“KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KPBU)”

Narasumber: EDI USMAN


08116331960, 085270894479, 0816332016
ediusman354@gmail.com
edi.19600901@polmed.ac.id
edi.usman1@yahoo.com
PIN BB: D54D64D0 & D46FD118

Jakarta, 29 Januari 2019

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Medan
dengan
Departemen LRT
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 273
274

Anda mungkin juga menyukai