Anda di halaman 1dari 98

URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

URAIAN PENDEKATAN,
METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA

Kriteria pokok dari Dokumen Penawaran Teknis Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung
Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Tahun Anggaran 2012 terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :
 Pendekatan Teknis dan Metodologi ;
 Program Kerja
 Organisasi dan Personil
Secara detail akan kami sajikan sebagai berikut :

I. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


1.1. Pendekatan Umum
Penyedia Jasa harus dapat meyakinkan dan memberikan kontribusi kepada
pemberi kerja/Pokja Jasa Konsultansi Bidang Bina Marga ULP Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2012 akan filosofi dari Pekerjaan
Perencanaan Teknis Jembatan. Secara khusus penyedia jasa harus memberikan
pendalaman kriteria dari perencanaann teknis jembatan, sehingga pihak dari
pemberi kerja dapat menterjemahkan dengan jelas dan optimal.

Untuk Mengefektifkan waktu yang tersedia agar diperoleh hasil yang maksimal
maka penyedia jasa akan memberikan strategi yang tepat dalam menyusun
sistematika dan metodologi yang akan dituangkan berikut ini, seperti Pendekatan
Teknis dan metodologi,

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
1
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Dalam pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo


Kec. Mendahara Ilir, sangat diperlukan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu
yang betul-betul mampu dalam bidangnya masing-masing, yang tergabung
dalam satu tim yang solid dan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang harus dihadapi. Dengan penuh tanggung jawab
sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran 2012.

Prinsip-prisip serta konsep dasar yang akan digunakan konsultan dalam


menangani Perencanaan Teknis Jembatan adalah sebagai berikut:
1) Pemahaman Tim Konsultan Atas filosofi lingkup dan tugas perencanaan
teknis jembatan.
2) Tim konsultan harus terdiri dari personil-personil yang qualified dan yang
benar-benar menguasai bidangnya masing-masing.
3) Terbinanya sistem koordinasi dan komunikasi yang baik antara Tim
konsultan dengan pemberi tugas.

Setiap penanganan disain jembatan yang membutuhkan alternatif


penangananya, akan dimintakan persetujuan dari pihak pemberi tugas sebelum
pengambilan keputusan.

Hasil akhir dari perencanaan teknis ini berupa Dokumen perencanaan / DED
lengkap yang dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan sehingga pekerjaan
teknis dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta
tercapainya umur rencana sesuai yang diharapkan.

1.2. Pendekatan Teknis


Dalam menyusun pendekatan teknis penyedia jasa harus memahami terlebih
dahulu seperti, latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan dari pekerjaan,
sasaran yang akan dicapai, lokasi kegiatan, lingkup kegiatan, lingkup
kewenangan penyedia jasa, jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kebutuhan
personil, sumber pendanaan, pelaporan dan keluaran / output yang dikehendaki.
Dengan demikian penyedia jasa akan menguraikan secara detail tentang
PEMAHAMAN dari paket pekerjaan perencanaan teknis jembatan ini :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
2
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.2.1. Pemahaman TERHADAP Latar Belakang Pekerjaan

Sektor prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dalam


pertumbuhan ekonomi wilayah, sehingga ketepatan penyediaannya
melalui besarnya investasi adalah suatu hal yang sangat penting
Berkaitan dengan perkembangan ekonomi, investasi jalan dan atau
jembatan memiliki pengaruh yang luas baik bagi pengguna jalan
dan/atau jembatan maupun bagi wilayah secar keseluruhan. Untuk itu,
diperlukan kebijakan yang tepat dalam penyelenggaraan jalan
sehingga dapat mendukung pengembangan wilayah dan
pertumbuhan ekonominya.

Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan, terutama


jalan nasional diantaranya adalah kurang memadainya sistem jaringan
jalan primer dan atau kolektor dalam melayani arus lalu-lintas menerus.
Hal ini telah menyebabkan terhambatnya arus barang/jasa dan
manusia tingkat regional, nasional bahkan internasional yang
menyebabkan biaya ekonomi dan sosial yang semakin tinggi.

Salah satu keberhasilan pembangunan wilayah adalah tersedianya


sarana dan prasarana transportasi yang baik didaerah tersebut. Selain
berperan dalam menunjang kelancaran kegiata sosial ekonomi juga
akan menunjang perkembangan fisik didaerah yang bersangkutan.
Provinsi Jambi sebagai wilayah yang sedang mengalami
perkembangan membutuhkan infrastruktur transportasi yang baik.

Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan baik pembangunan,


peningkatan serta pemeliharaan jalan maka Pemerintah Republik
Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum memandang perlu
adanya perencanaan yang sistematis dan tepat guna pada kegiatan
tersebut di atas, dengan harapan agar didapat hasil perencanaan
matang yang memenuhi persyaratan dan kaidah-kaidah teknis dan
dapat diaplikasikan di lapangan sebagai bagian dari kegiatan
pembangunan transportasi yang berkualitas.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
3
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.2.2. Pemahaman TERHADAP Maksud dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan perencanaan jembatan ini adalah


melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis jembatan sehingga
didapat hasil perencanaan jembatan yang mencakup perencanaan
teknik konstruksi, rincian dan rencana anggaran biaya, serta waktu
pelaksanaan yang sesuai dengan persyaratan teknis maupun
peraturan lainnya yang telah ditetapkan.

Tujuan utamanya adalah didapatkan hasil perencanaan / DED yang


dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan sehingga pekerjaan teknis
dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang direncanakan serta tercapainya umur rencana sesuai yang
diharapkan.

1.2.3. Pemahaman TERHADAP Sasaran Pekerjaan

Dengan adanya perencanaan ini diharapkan adanya hasil


perencanaan teknis yang baik yang dapat diaplikasikan dengan baik
dan tepat guna sehingga mendukung tercapainya pelaksanaan fisik
yang tepat waktu, konstruksi yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan serta sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Ditjen
Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.

1.2.4. Pemahaman TERHADAP Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan Jasa Konsultansi ini berada di Kecamatan Mendahara


Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

1.2.5. Pemahaman TERHADAP Sumber Pendanaan

Pekerjaan ini dibaiayai oleh APBD Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Tahun Anggaran 2012.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
4
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.2.6. Pemahaman TERHADAP Proyek

Nama Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran : Kepala Dinas


Pekerjaan Umum

1.2.7. Pemahaman TERHADAP Data Dasar

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat
digunakan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa, danData IRMS serta
data BMS dapat digunakan sebagai referensi awal dalam pembuatan
perencanaan.

1.2.8. Pemahaman TERHADAP Standar Teknis

Dalam pembuatan disain menggunakan seluruh standard an criteria


disain yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum cq.
Direktorat Jenderal Bina Marga, antara lain tentang :

a. Perencanaan struktur jembatan harus mengacu kepada :


1. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code)
BMS’92 dengan revisi pada :
1) Bagian 2 dengan Pembebanan Untuk Jembatan (SK.SNI
T-02-2-2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
2) Bagian 6 dengan Perencanaan Struktur Beton untuk
jembatan (SK.SNI T-12-2004), sesuai Kepmen PU No.
260/KPTS/M/2004.
3) Bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja untuk
Jembatan (SK.SNI T-03-2005), sesuai Kepmen PU. No.
498/KPTS/M/2005.
2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan
(Recisi SNI 03-2883-1992).
Juga dapat mengikuti Manual Perencanaan Jembatan (Bridge
Design Manual) BMS’92
3. Standar-standar lain yang terkait.
b. Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada:

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
5
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

- Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003)


- Standar-standar perencanaan jalan yang berlaku
c. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti
ketentuan ;
- Panduan Analisa Harga Satuan Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
d. Pedoman Teknis Penjabaran RKL atau UKL dan untuk penerapan
pertimbangan lingkungan.

1.2.9. Pemahaman TERHADAP Referensi Hukum


1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725)
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20 dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4655)
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerinta,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737)
6. DPA SKPD Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Tahun 2012,
tanggal 12 Desember 2011.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
6
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.2.10. Pemahaman TERHADAP Ruang Lingkup Kegiatan

Secara garis besar ruang lingkup kegiatan ini adalah :

1. Survey Penduhulan
Pekerjaan survey Penduhuluan ini meliputi peninjauan lapangan
terhadap jembatan-jembatan tersebut di atas penentuan relokasi
dan sebagainya.
Penyedia jasa diwajibkan mengumpulkan sebanyak mungkin data-
data yang diperlukan untuk langkah-langkah disain.
Data-data yang diperlukan sebagai berikut :
- Data mengenai kondisi jembatan dan bagian-bagian yang
rusak
- Data banjir dan erosi
- Bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam
konstruksi yang menguntungkan
- Data lain yang diperlukan dan dianggap penting
- Usulan lainnya dari P2TProv
Semua hasil survey pendahuluan harus dilaporkan dalam bentuk
laporan survey pendahuluan lengkap dengan photo

2. Pekerjaan Perencanaan Teknis


Pekerjaan ini meliputi pengukuran topografi jembatan,
penyelidikan tanah jembatan, disain bangunan bawah jembatan
(sub Structure), disain bangunan atas jembatan (upper structure),
perhitungan volume dan biaya pelaksanaan pembuatan
spesifikasi, dokumen tender, laporan-laporan dan semua pekerjaan
lain yang diperlukan untuk mencapai tujuannya.
Untuk selanjutnya Tahapan pelaksanaan pekerjaan tersebut
adalah sebagai berikut :
.
a) Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi dilakukan sepanjang lokasi as
jembatan baru dengan mengadakan tambahan pengukuran
detail pada tempat yang memerlukannya atau pemindahan
lokasi jembatan sehingga memungkinkan didapat

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
7
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

realinyement as jalan jembatan yang sesuai dengan standar


yang dikehendaki.
Daerah yang dikukur minimal :
 200 m pada kiri atau kanan sungai disepanjang jalan
atau sampai ke rencana pertemuan alinyement lama
dan alinyement baru.
 100 m pada kiri atau kanan as jalan pada daerah sungai
 50 m pada kiri dan kanan jalan
Jenis pengukuran ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut :
1. Pengukuran titik control
a. Pengukuran control disini dapat berupa jarring
polygon atau rangkaian segi tiga, pemilihan jenis
titik control tersebut tergantung pada lebar sungai.
Untuk sungai dengan lebar lebih dari 100 m dipakai
rangkaian segi tiga.
b. Titik control tersebut diletakkan antara 50 m – 100
m
2. Pengukuran situasi jembatan
a. Pengukuran situasi daerah sepanjang jembatan
harus mencakup semua keterangan yang ada
didaerah sepanjang jalan jembatan, misalnya rumah,
pohon, pohon pelindung jalan, pinggir selokan, letak
gorong-gorong, tiang listrik, tiang telepon, jembatan,
batas bawah, batas kebun, arah aliran air dan lain
sebagainya. Untuk itu pengukuran dapat dilakukan
dengan cara tachymetry.
b. Patok km dan hm yang ada pada tepi jalan harus
diambil dan dihitung koordinatnya. Ini dimaksudkan
untuk memperbanyak titik referensi pada penemuan
kembali sumbu jalan yang direncanakan.
3. Pengukuran penampang memanjang dan melintang
a. Di daerah sungai dibuat penampang untuk setiap 25
meter sampai jarak 100 meter kiri kanan sumbu jalan
b. Lebar penampang dibuat 50 meter kiri kanan sampai

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
8
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

ujung sungai/kepala jembatan


c. Pengukuran penampang memanjang dan melintang
pada jalan pendekat jembatan (oprit) :
- Pengukuran penampang memanjang
Pengukuran penampang memanjang adalah
memanjang sumbu jalan yang ada, kecuali pada
tempat dimana kemungkinan diadakan
realinyement harus diadakan tambahan. Untuk
pengukuran penampang memanjang ini
peralatan yang digunakan sama yang dipakai
untuk control tinggi.
- Pengukuran penampang melintang
Pengukuran penampang melintang diambil
setiap jarak 50 m pada bagian jalan lurus dan
landai dan setiap jarak 25 meter untuk daerah-
daerah tikungan dan berbukit. Lebar
pengukuran harus mengikuti daerah sejauh 50
m sebelah kiri kanan sumbu jalan pada bagian
yang lurus dan 25 m kesisi luar dan 75 m kesisi
dalam pada bagian jalan yang menikung.
Titik yang perlu diperhatikan adalah tepi
perkerasan, dasar atas saluran irigasi, lantai
kendaraan jembatan dan tebing sungai.
Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran
situasi dapat digunakan untuk pengukuran
penampang ini.
- Patok-patok

4. Perhitungan dan penggambaran peta


Titik polygon utama harus dihitung koordinatnya
berdasarkan titik ikat yang dipergunakan. Perhitungan
harus berdasarkan pada metode kwardat kecil.
Penggambaran titik polygon harus berdasarkan pada
hasil perhitungan
5. Pengukuran ditempat realinyement jembatan (jika

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
9
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

diperlukan)

b) Penyelidikan tanah dan material


Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data
tanah dan material yang ada dan selanjutnya
mengadakan penyelidikan tanah dan material
sepanjang kegiatan jembatan tersebut, yang akan
dilakukan berdasarkan survey langsung di lapangan
maupun di laboratoium.
 Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan bangunan
lain yang besar harus diadakan penyelidikan kondisi sub
surfacenya.
 Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar
kegiatan beserta perkiraan jumlahnya untuk pekerjaan
struktur jembatan dan bangunanpelengkap lainnya
termasuk pembuatan jalan pendekat jembatan, semua
ini harus dibuat petanya.
 Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi kegiatan
memerlukan pemeriksaan laboratorium. pemeriksaan
laboratorium adalah pemeriksaan material (quarry) yang
dapat digunakan sebagai bahan pembentuk bahan
jalan maupun perkerasannya.
 Perhitungan dan penggambaran peta
1. Umum
a. Penyedia jasa harus melengkapi teamnya yang
akan ditugaskan ke lapangan dengan alat-alat
yang menurut keperluannya agar pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan sempurna.
b. Team tersebut harus dipimpin oleh seseorang
yang terparcaya dan ahli dalam bidangnya dan
bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk
memungkinkan didapatkanya hasil yang
optimal.
c. Cara melaksanakan pemboran dan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
10
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

pengambilan contoh tanah hendaknya


dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku
dengan ketelitian yang tinggi agar interperasi
atau percobaan yang akan dilakukan nanti
tidak akan menjumpai kesulitan.
d. Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan
menurut ASTM/AASTHO penamaan jenis
tanah, apabila digunakan bahasa Indonesia
hendaknya diberi penjelasan istilah dalam
bahasa inggrisnya dengan cara ditulis dalam
kurung. Dalam hal ini dimaksudkan untuk
keseragaman pengguna istilah.
e. Pada setiap lubang bor yang dikerjakan harus
dilakukan pencatatan : lokasi, elevasi
permukaan pemboran, tanggal dimulai, tanggal
selesai, dan alat yang digunakan.
f. Boring dan sampling dengan alat sondir
Untuk mendapatakan informasi yang lebih teliti
mengenai :
- Jenis tanah
- Struktur lapisan tanah
- Index dan structural propertiers sub
surface, perlu dilaksanakan pemboran
Boring harus dikerjakan sampai kedalaman 30
m atau setelah didapat informasi yang cukup
mengenai letak lapisan tanah keras, Janis
batuan dan tebalnya.
Jika sebelum mencapai kedalaman yang
ditentukan telah ditemukan lapisan tanah
keras/batu, boring harus diteruskan menembus
lapisan keras ini sedalam kurang lebih 3 m lagi
(tergantung jenis batuannya dan beban
bangunan sub strukturnya).
Untuk jembatan dengan bentang lebih besar
atau sama dengan 80 m :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
11
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1) Boring harus dikerjakan dengan alat bor


yang digerakan dengan mesin yang
mampu mencapai kedalaman yang
ditentukan. Mata bor harus mempunyai
diameter cukup besar sehingga undisturted
sample yang diinginkan dapat diambil
dengan baik. Untuk tanah clay atau tanah
lainnya yang tidak terlalu padat, dapat
dipakai steel bit sebagai mata bor. Untuk
lapisan yang keras atau cemented di[akai
corebarrel sehingga juga dapat diambil
undisturbed samplenya dari lapisan keras
tersebut.
2) Pada setiap interval kedalaman 3 m harus
dilakukan standar penetration test (SPT)
dan harus diambil contoh tanahnya (tidak
perlu undisturbed), disimpan dalam tempat
yang dapat menjaga kadar air aslinya.
3) Pada setiap interval kedalaman yang
ditentukan pada tanah lunak harus diambil
undisturbed sample untuk test
laboratorium, guna mendapatkan harga
index dan struktur properties lapisan.
Undisturbed sample harus diambil dengan
cara sebagai berikut :
- Tabung sample (yang dibuat dari baja
tipis tetapi keras dan bentuk silinder
dengan diameter rata-rata 7 cm
panjang minimal 70 cm) dimasukan ke
dalam tanah pada kedalaman dimana
undisturbed sample akan diambil
kemudian ditekan perlahan-lahan
sehingga tabung tersebut dapat
penuh terisi tanah.
- Tanah tersebut tetap berada dalam

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
12
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

tabung sample tersebut sampai


saatnya untuk ditest di laboratorium
- Tabung yang berisi contoh tanah
tersebut segera ditutup dengan
paraffin setelah dikeluarkan dari dalam
lubang bor.
4) Sebagai hasil boring, harus dibuat borlog
yang paling sedikit dilengkapi dengan
lithologie (geological description), harga
SPT, letak kedalaman lapisan tanah yang
bersangkutan.
5) Penamaan dari masing-masing tanah harus
dilakukan pada saat itu juga, sesuai dengan
kedalaman maupun sifat-sifat tanah
tersebut yang dapat dilihat secara visual
6) Apabila tanah yang dibor dalam hal ini
cnederung untuk mudah runtu, maka
persiapanuntuk itu (casing) harus segera
dilakukan
7) Pekerjaan pengambilan tanah dimaksud
sebagai pekerjaan mengambil tanah
dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium. Pengambilan contoh tanah
untuk pondasi jembatan ini harus diatur
sedemikian sehingga setiap jenis lapisan
tanah cukup terwakili.
8) Terhadap undisturbed sample harus
dikerjakan laboratory test untuk
menentukan index dan struktur properties
tanah :
a. Besaran index
Dimaksudkan sebagai data untuk
menetapkan klasifikasi dan sensitivity
tanah. Data tersebut meliputi :
 Specific grafity

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
13
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

 Bulk density
 Moisture content
 Atteberg limit
 Grain size analysis
b. Besaran-besaran structural tanah
 Unconfiened compressive strength
maksud dari test ini adalah untuk
memperoleh besarnya kekuatan
tanah yang kohesif
 Direct shear test. Test ini
dikerjakan untuk tanah tanpa
kohesif
 Consolidation test, dumaksudkan
untuk mendapatkan besaran-
besaran yang dapat dipergunakan
untuk perhitungan settlement
bangunan bawah jembatan.
9) Ketentuan lain :
- Penyelidikan tanah dengan membor,
lubang bor harus diatur sedemikian
sehingga dapat memberikan informasi
detail akan tanah dasar.
- Sebagai hasil penelitian lapangan yang
memerlukan pemboran, letak lubang
bor, jumlah dan kedalamannya harus
sesuai dengan keperluan.
- Untuk pilar dimana tidak dapat
dilakukan pemboran dengan bor
mesin karena lokasi dan kondisi, maka
pemboran dapat diganti dengan
persetujuan PPTK P2TProv Jambi
- Kesimpulan dan saran harus
berdasarkan data-data dan peninjauan
teknis ekonomis secara lengkap.
Untuk jembatan dengan bentang kurang dari 80 m

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
14
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

dan jembatan gantung :


a. Boring dilakukan dengan alat-alat sondir yaitu
test yang dilakukan untuk melihat daya dukung
tanah, daya hambatan lekat dan lokasi
perkiraan adanya tanah keras.
b. Alat sondir yang dipakai tidak perlu selalu type
gouda tetapi boleh type laindari dutch cone
penetrometer asalkan masih menggunakan
metric system dan dalam ketelitian yang sama.
Alat tersebut harus dilengkapi dengan fungtion
jacket cone, kapasitas minimum 2 ton (pembaca
tegangan konus maksimum 200 kg/cm2)
c. Pembacaan harga tegangan konus dan geser
dilakukan pada setiap interval kedalaman 20 cm
d. Kalau dipakai alat sondir dengan kapasitas 2
ton sondir ini harus dikerjakan sampai
mencapai lapisan tanah dengan tegangan
konus yang lebih besar dari 150 kg/cm2, atau
sampai kedalaman maksimum 25 m apabila
dijumpai lapisan dengan tegangan konus yang
kurang dari 150 kg/cm2
e. Test-test di atas hendaknya dikerjakan
berdasarkan spesifikasi ASTM/AASTHO
f. Penyelidikan tanah dengan lubang bor yang
harus diatur sedemikian sehingga dapat
memberikan data-data maksimal pada tanah
dasar
g. Sebagai hasil penelitian lapangan yang
memerlukan pemboran, letak lubang bor,
jumlah dan kedalamannya harus sesuai dengan
keperluannya.
2. Penyusunan laporan
Penyusunan laporan penyelidikan tanah harus
mencakup seluruh penyelidikan pada lokasi
kegiatan berdasarkan klasifikasi tanah yang didapat

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
15
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

sebagai hasil test.

Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data


dan peninjauan teknis ekonomis yang lengkap.

c) Penyelidikan hidrologi
Penyedia jasa harus memberikan perhatian khusus dalam
pengumpulan dan pengujian data-data yang didapat untuk
digunakan analisa persoalan drainase jalan (misalnya : gejala
arah dan kecepatan aliran, jenis/sifat erosi maupun
pengendapan, daerah pengaruh banjir, tinggi banjir air/air
rendah/air normal dan lain-lain)
Daerah aliran (catchment area) dari setiap gejala aliran air
harus dipelajari dengan cermat dari peta topografi/geologis
maupun pemeriksaan langsung di tempat.
Untuk analisa hidrologi ditetapkan return periode 50 tahun.

d) Perhitungan rencana
Dalam phase perencanaan ini, penyedia jasa wajib
melaksanakan proses sebagai berikut :
1. Penyusunan konsep detail perencanaan untuk
selanjutnya dimintakan persetujuan pemberi tugas.
2. Pembuatan perencanaan akhir, dilakukan setelah
konsep tersebut dalam butir (1) mendapat persetujuan
pemberi tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi
dan saran yang diberikan oleh pemberi tugas
3. Semua perencanaan harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang berlaku.

e) Konsep detail perencanaan


1. Dalam proses ini penyedia jasa menentukan semua
kesimpulan hasil survey lapangan dari semua bagian
kegiatan, antara lain menyangkut :
- Penetapan lokasi jembatan baru harus berdasarkan
peta topografi dan evaluasi hasil survey
pendahuluan pada jembatan yang direlokasikan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
16
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

dengan memperhatikan standar perencanaan yang


telah ditetapkan. Untuk realinyemen harus
dicantumkan sepanjang as jalan baru, tangent poin,
titik-titik pada tiap 50 meter sc, sc dan beberapa titik
lainnya yang perlu, rencana bangunan-bangunan
drainase harus ditetapkan penyedia jasa
berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan
keadaan setempat.
- Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta
bangunan bawah harus disesuaikan dengan hasil-
hasil penyelidikan tanah maupun keadaan bahan
bangunan. Untuk jumlah serta panjang bentang,
harus sesuai dengan keadaan topografi setempat
dengan memperhatikan standar bangunan atau
yang akan oleh pemberi tugas. Untuk konstruksi
bangunan atas harus digunakan standar bina
marga yang akan ditentukan oleh project officer
kecuali ditentukan lain.
2. Laporan konsep detail perencanaan
Penyedia jasa wajib membuat dan menyampaikan
kepada pemberi tugas laporan yang berisi kesimpulan
dan saran atas semua bagian perencanaan untuk setiap
jembatan, terutama yang menyangkut hal-hal sebagai
berikut :
a. Plan diatas peta situasi dengan letak jembatan lama
dan baru (jika ada) pada daerah cukup lebar
sehingga jelas kedudukan jembatan tersebut .
Digambar pada skala 1 : 500 yang berisi antara lain :
- Lokasi dan nomor titik control horizontal dan
vertical
- Lokasi dan nomor potongan melintang
- Elemen-elemen lengkung horizontal
- Batas daerah penguasaan (ROW) dan
penggunaannya
- Semua data-data topografi yang penting

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
17
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

(rumah, jalan lama, jenis-jenis tanaman utama


dan lain-lain)
- Patok-patok pengukuran.
b. Potongan memanjang
Digambar dibawah plan tersebut dengan skala
horizontal 1 : 500 dan vertical 1 : 100 yang berisi
hal-hal sebagai berikut :
- Tinggi muka tanah asli, muka air normal, muka
air banjir serta elevasi jembatan
- Nomor potongan melintang
- Jarak pertikal progresif
- Elemen-elemen/data-data lengkung vertical
dan horizontal
- Elemen-elemen data jalan terdekat
c. Potongan melintang (cross section)
Gambar potongan melintang dibuat menurut letak
topografis sesuai dengan keadaan lokasi yang
ditentukan di atas kertas dengan skala horizontal 1 :
100 dan vertical 1 : 100, dan seterusnya dari kepala
jembatan
d. Bangunan jembatan
Untuk tiap jembatan dibuat gambar-gambar :
- Plan serta potongan-potongan
- Denah potongan memanjang dan melintang
jembatan (pada potongan memnjang harus
dibuat grafik SPPT, grafik sondir, bor log untuk
pondasi yang diselidiki struktur tanahnya)
- Detail-detail bangunan bawah dan bangunan
atas
- Keterangan-keterangan mengenai kelas
pembenaan, mutu bahan harus dicantumkan
pada tiap gambar jembatan.
e. Kelengkapan-kelengkapan lainnya
- Title sheet lengkap dengan lokasi kegiatan
- Gambar lokasi kegiatan jembatan, lengkap

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
18
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

dengan nama jembatan dan lokasinya


- Symbol dan singkatan
- Jadwal pelaksanaan dan perkiraan kuantitas
- Tipikal potongan melintang
- Dan lain-lain
f. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya
(bangunan penahan erosi dan lain-lain)
g. Spesifikasi dokumen lelang

3. Perhitungan volume
Program pergantian, perbaikan/peningkatan jembatan
ini akan dibagi dalam satu atau beberapa paket
pelaksanaan sesuai dengan lokasi dan kemampuan
pelaksanaan pembangunan.
Untuk tiap jembatan harus dihitung jumlah pekerjaan
untuk tiap bagian dengan masing-masing kontrak
pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa
pekerjaan sebagai berikut :
- Mobilisasi
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan jalan dan pendekat
- Pekerjaan bangunan atas
- Lain-lain

4. Perkiraan biaya
Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai,
maka penyedia jasa harus menyiapkan analisa harga
satuan dari setiap jenis pekerjaan berdasarkan factor-
faktor : material, peralatan, social, pajak, over head,
keuntungan dan pengawasan yang didapat dari
keterangan-keterangan daerah setempat.
Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan
dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya atau pekerjaan-
pekerjaan sejenis di daerah itu, bila terjadi perbedaan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
19
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

maka harus dicari penyebabnya dan diadakan penelitian


kembali sehingga didapatkan harga yang sesuai untuk
pekerjaan tersebut.
Penggunaan tanah
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dari kontraktor
dalam negeri sehingga dapat memperkirakan
kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaimana
cara melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.
Dokumen-dokumen yang harus disiapkan adalah
sebagai berikut :
- Analisa harga satuan
- Perkiraan biaya untuk masing-masing cara
pelaksanaan.
- Jumlah pekerjaan dari setiap pelaksanaan yang
bersangkutan. Dalam menganalisa periode-periode
pelaksanaan dan pembiayaan, maka penyedia jasa
harus menyiapkan jadwal untuk setiap kegiatan
dengan jumlah biaya tahunan yang diperlukan
5. Penyerahan konsep detail perencanaan
Semua dokumen detail perencanaan sementara meliputi
antara lain :
- Laporan
- Gambar rencana harus sudah diserahkan dalam
rangkap 1 kepada pemberi tugas sesuai dengan
jadwal waktu.

f) Perencanaan akhir
1) Setiap revisi/variasi atas detail perencanaan sementara
yang dilakukan pemberi tugas harus dimasukkan ke
dalam final design melalui penelitian penyedia jasa
2) Catatan perencanaan akhir pada kertas A3 harus
diserahkan oleh penyedia jasa kepada pemberi tugas
dalam waktu yang telah ditetapkan
Semua catatan dan perhitungan pada survey lapangan dan semua

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
20
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

kalkir perencanaan kegiatan ini harus diserahkan kepada pemberi


tugas bersamaan dengan penyerahan perencanaan akhir.

1.2.11. Pemahaman TERHADAP Keluaran / Output

Keluaran yang dihasil dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah


laporan perencanaan berupa dokumen Final Engineering Desain dan
Gambar-gambar Rencana. Juga dilengkapi dengan laporan-laporan
terkait seperti laporan bulanan, laporan survey dan Pengujian dan
data lapangan, serta perhitungan teknis dari jembatan yang
direncanakan.

1.2.12. Pemahaman TERHADAP Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari


Pengguana Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran.

Akomodasi yang berupa kendaraan roda dua dan roda empat, fasilitas
lainnya termasuk kantor dan lain-lain harus disediakan sendiri oleh
Penyedia Jasa dengan cara sewa yang akan dibayarkan melalui
kontrak,

Akomodasi dan Fasilitas dimaksud, selengkapnya seperti tercantum


pada Rincian Biaya langsung Non Personil.

1.2.13. Pemahaman TERHADAP Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa


Konsultansi.

Peralatan dan material lain yang tidak tercantum dalam Rincian Biaya
namun diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, dianggap sudah
termasuk ke dalam kontrak dan harus disediakan oleh penyedia jasa.

1.2.14. Pemahaman TERHADAP Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

Penyedia Jasa berkewajiban dan memiliki kewenangan dalam


melakukan seluruh kegiatan survey yang terkait dengan tahapan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
21
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

perencanaan, melakukan analisa terhadap seluruh data serta


menawarkan alternatif-alternatif disain kepada Kuasa Pengguna
Anggaran.

Pemilihan jenis konstruksi bangunan atau meupun bangunan bawah


yang paling sesuai, diusulkan oleh Penyedia Jasa, untuk kemudian
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Dianjurkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin bagian-bagian


jembatan lama yang masih dalam kondisi baik dan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang ditetapkan.

1.2.15. Pemahaman TERHADAP Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 2 (Dua) bulan atau 60


(Enam puluh) hari kalender

1.2.16. Pemahaman TERHADAP Kebutuhan Personil

Personil-personil yang akan ditempatkan pada pekerjaan


perencanaan teknis jalan ini, yang mempunyai keahlian dan
pengalaman dibidang masing-masing, seperti dibawah ini :

a) Profesional Staff (Tenaga Ahli), terdiri dari : Team Leader (2 Bulan),


Bridge Engineer (2 Bulan), Quantity Engineer (2 bulan).
b) Technician, terdiri dari : 4 (empat) orang Surveyor (masing-masing
penugasan selama 0.83 bulan), dan 3 (Tiga) orang Lab/Mat.
Technician (penugasan selama 0.83 bulan).
c) Staff Pendukung, terdiri : Administrasi, Opr. Computer, dan
Draftman (masing-masing penugasan selama 2 bulan).

Secara tugas, tanggung jawabnya dan organisasi kerja serta jadwal


penugasan akan dibahas lebih lanjut pada sub bab berikutnya.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
22
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.2.17. Pemahaman TERHADAP Kewajiban Pelaporan

Sebagai salah satu bentuk pertanggung jawabannya penyedia jasa


akan melaporkan hasil kegiatan berupa pelaporan, yang terdiri dari :

 Laporan Pendahuluan
 Laporan Bulanan
 Laporan Akhir : Perhitungan Struktur (lampiran-lampiran : hasil
perhitungan topografi, penyelidikan tanah dan hidologi),
Engineering Estimate, gambar rencana, Dokumen Lelang
 Laporan Rencana Mutu Kontrak.

1.3. Metodologi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu disusun metode pelaksanaan yang simpel
dan efektif mengingat dari jumlah kegiatan maupun jenis yang cukup beragam,
sehingga akan dapat memudahkan penyelesaian pada setiap masalah

Bagian-bagian penting pekerjaan perencanaan yang tercakup dalam proyek ini


meliputi sebagai berikut :

 Survey Pendahuluan/Reconnaissance survey


 Survey Lapangan
 Perhitungan dan Perencanaan Teknis
 Pembuatan dokumen Lelang
 Pelaporan

1.3.1. Koordinasi dan Asistensi


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan telah
menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan. jadwal pelaksanaan
pekerjaan meliputi bagan balok serta rincian penjabaran pendanaan
atau pembiayaan sesuai nilai kontrak. Sedangkan jadwal pelaksanaan
asistensi rutin ke project officer akan disepakati bersama kemudian
secara bertahap.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
23
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.3.2. Survey Pendahuluan


Survey pendahuluan yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi
pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai
bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan
pekerjaan selanjutnya.

Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan


pertimbangan terhadap survey detail lanjutan.

Hal-hal yang telah dilakukan mencakup pekerjaan sebagai berikut :

a) Data mengenai kondisi jembatan dan bagian-bagian yang rusak.


b) Data-data geologi permukaan meliputi antara dataran dan sifat
fisik tanah dan batuan, struktur geologi, pelapisan batuan dan
filosofi pada areal perencanaan.
c) Alinyemen jalan dan rencana struktur jembatan
d) Situasi dan kondisi jalan dan informasi lainnya, lalu lintas meliputi
jenis, volume kepadatan, baban lalu lintas dan lain-lain, baik
kondisi yang ada maupun perkiraan umur rencana konstruksi.
e) Informasi kondisi lingkungan dan informasi utilitas yang ada
maupun rencana, disekitar lokasi.
f) Sketsa situasi daerah rencana jembatan dan sekitarnya, berupa
foto situasi yang ada dengan gambaran kondisi yang berguna
bagi persiapan perencanaan lansekap.
g) Bahan-bahan yang tersedia dan lokasi sumber mateial yang dapat
dipakai untuk konstruksi.
h) Mencatat harga satuan yang ada pada daerah tersebut.
i) Memperkirakan tipe jembatan, dimensi dan tie ondasi yang akan
digunakan.
j) Mencatat banjir rencana serta erosi yang terjadi.
k) Data yang berhubungan dengan geologi maupun tanah
l) Memberi rekomendasi untuk tahapan pekerjaan selanjutnya.
m) Rencana/program yang terkait dari Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi dan Instansi lain (Bappeda, Perhubungan dan dinas
lainnya).

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
24
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

n) Data tanaman yang ada disekitar areal proyek dan diperkirakan


baik untuk dipertahankan serta terkena titik bangunan jembatan,
data sekunder lain yang diperlukan dan dianggap penting.

Dari survey pendahuluan ini diharapkan mendapatkan gambaran awal


untuk perencanaan sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
menentukan metode penelitian dan perencanaan yang akan
diterapkan serta alternatif konstruksi yang akan dipakai.

Semua hasil survey pendahuluan akan dilaporkan dalam bentuk


"Laporan Survey Pendahuluan" lengkap dengan foto (asli) untuk
dikonsultasikan kepada Pemberi Tugas dan sebagai dasar persiapan
langkah selanjutnya.

1.3.3. Survey lapangan / Pengambilan Data Lapangan


Konsultan akan melakukan beberapa macam survey lapangan, yang
selanjutnya akan menganalisa data lapangan sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan ditangani.

Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan pada masa pengambilan


data dilapangan adalah:

 Pengukuran Topografi.
 Penyelidikan Tanah dan Material.
 Penyelidikan Hidrologi

Adapun prosedur pengambilan data lapangan yang dilakukan adalah


sebagai berikut :

a. Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi dilakukan sepanjang lokasi as jembatan
baru dengan mengadakan tambahan pengukuran detail pada
tempat yang memerlukannya atau pemindahan lokasi jembatan
sehingga memungkinkan didapat realinyement as jalan jembatan
uang sesuai dengan standar yang dikehendaki.
Daerah yang diukur minimal :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
25
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

 200 m pada kiri atau kanan sungai di sepanjang jalan atau


sampai ke rencana pertemuan alinyement lama dan
alinyement baru.
 100 m pada kiri atau kanan as jalan pada daerah sungai.
 50 m pada kiri dan kanan jalan.

Secara Secara garis besar, data yang akan diperoleh dari hasil
pengukuran topografi adalah :

 Pengukuran situasi Jembatan, ke arah sungai dan ke arah oprit


jembatan
 Pengukuran memanjang jembatan
 Pengukuran Melintang jembatan
 Pengukuran detail sungai ke arah hulu dan hilir
 Perhitungan dan Penggambaran Peta
(1.) Peosedur Kerja
a) Peralatan yang digunakan.
 Peralatan yang akan di pakai telah memenuhi
persyaratan ketelitian (kalibrasi) dan sudah di periksa
dan disetujui oleh pemberi kerja.
 Theodolite T1/Wild, dipergunakan untuk kegiatan
pembuatan kerangka horizontal utama, baik untuk
pemetaan situasi maupun pengukuran trase.
 Waterpass (WP), dipergunakan untuk kegiatan
pembuatan kerangka vertical dan pengukuran trase
 Theodolite To/Wild, dipergunakan untuk kegiatan
pemetaan situasi rincikan.
 EDM (Electronic Distance Measure), dipergunakan
untuk pengukuran jarak akurat poligon utama
b) Pengukuran Titik Kontrol
Dalam pelaksanaan pengukuran situasi detail jembatan
dan trase sungai, Konsultan akan menggunakan titik tetap
yang sudah ada sebagai titik acuan (referensi) dan harus
diketahui dan disetujui oleh pemberi kerja.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
26
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Untuk menunjang hasil kegiatan proyek, dilakukan


penambahan benchmark baik berupa BM maupun CP di
beberapa lokasi untuk menjamin akurasi pengukuran
pada saat pelaksanaan konstruksi.

Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 cm x 20 cm


x 75 cm terbuat dari beton dan Control Point (CP)
berukuran 10 cm x 10 cm x 60 cm atau pipa paralon
diameter 4“ diisi beton cor. Keduanya dilengkapi
paku/besi beton yang dipasang menonjol setinggi 1 cm
pada bagian atas BM dan CP.

Penempatan CP dan BM pada posisi yang memudahkan


kontrol pengukuran, aman dari gangguan manusia atau
hewan, tidak mengganggu transportasi dan kegiatan
rutin penduduk sekitar, diluar areal kerja/batas
pembebasan tanah untuk bangunan jembatan, tetapi
cukup mudah dicari dan berada dicakupan lokasi kerja.
Patok CP dan BM dilengkapi dengan kode proyek, nama,
nomor dan huruf yang akan dikonsultasikan dengan
direksi.

Sesuai KAK, spesifikasi rintisan dan pemasangan patok


dan patok permanen (BM dan CP) kerangka dasar
pengukuran adalah sebagai berikut :
 Pemasangan patok, BM dan CP dilaksanakan pada
jalur-jalur pengukuran sehingga memudahkan
pelaksanaan pengukuran.
 BM, CP dan patok di pasang sebelum pengukuran
situasi Jembatan dan sungai.
 BM di pasang pada setiap jarak 50m – 100 m dan
CP di pasang pada setiap jarak 25 matau pada
tempat yang diperkirakan akan di buat bangunan.
Pilar-pilar tersebut di buat dari konstruksi beton.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
27
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

 BM dan CP tersebut di pasang pada tempat-


tempat yang aman, stabil serta mudah ditemukan.
 Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan
tempat yang stabil, misalnya tanah gembur atau
rawa-rawa maka pemasangan BM dan CP tersebut
harus di sangga dengan bamboo/kayu.
 Patok-patok di pasang maksimal setiap jarak 50 m
pada bagian jalan yang lurus dan 25 m pada
bagian yang berkelok-kelok (disesuaikan dengan
keperluan).
 Didalam laporan topografi akan di buat buku
Diskripsi BM yang memuat, posisi BM dan CP
dilengkapi dengan foto, denah lokasi, dan nilai
koordinat (x, y, z).

Gambar 2. Bentuk BM dan CP

c) Pengukuran kerangka dasar pemetaan

Sebelum melakukan pekerjaan pemetaan areal Rencana


jambatan baik pengukuran situasi, memanjang, melintang
dan detail sungai, namun terlebih dahulu dilakukan
pematokan yang mengcover seluruh areal yang akan
dipetakan.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
28
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Azimut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari


dan dikoreksikan terhadap azimut magnetis.

Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita
ukur 100 meter. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak
dengan menggunakan pita ukur, sangat tergantung
kepada cara pengukuran itu sendiri dan keadaan
permukaan tanah.

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝐵 = 𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3

Gambar 3. Pengukuran Jarak pada Permukaan Miring

Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak, maka


dilakukan juga pengukuran jarak optis pada saat
pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

Pengukuran Sudut Jurusan

Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan


lingkaran horisontal alat ukur sudut pada waktu
pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan
dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar
di masing-masing titik poligon. Penjelasan pengukuran
sudut jurusan sebagai berikut lihat Gambar 4.

 = sudut mendatar
AB = bacaan skala horisontal ke target kiri

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
29
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

AC = bacaan skala horisontal ke target kanan

Pembacaan sudut jurusan poligon dilakukan dalam


posisi teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) dengan
spesifikasi teknis sebagai berikut:

 Jarak antara titik-titik poligon adalah  50 m.

 Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.

 Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100


meter.

 Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2,


LB1, LB2).

 Selisih sudut antara dua pembacaan  2” (dua


detik).

 Ketelitian jarak linier (KI) ditentukan dengan


rumus berikut.

√(𝑓𝑥2 = 𝑓𝑦2 )
𝐾𝑙 = ≤ 1 ∶ 5000
∑𝑑

Gambar 4. Bentuk geometris poligon adalah loop.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
30
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Pengamatan Azimuth Astronomis

Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui


arah/azimuth awal yaitu:

 Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan


kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur
dalam jaringan poligon.
 Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik
kontrol/poligon yang tidak terlihat satu dengan
yang lainnya.
 Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang
datar pada pekerjaan pengukuran yang bersifat
lokal/koordinat lokal.

Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:


 Alat ukur yang digunakan Theodolite T1
 Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari)
 Tempat pengamatan, titik awal (BM.1)

Dengan melihat metoda pengamatan azimuth

astronomis pada Gambar 5, Azimuth Target (T) adalah:

𝛼 𝑇 = 𝛼𝑀 + 𝛽 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝛼 𝑇 = 𝛼𝑀 + (𝑇 − 𝑀 )

di mana:

T = azimuth ke target
M = azimuth pusat matahari
(T) = bacaan jurusan mendatar ke target
(M) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
 = sudut mendatar antara jurusan ke matahari
dengan jurusan ke target

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
31
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Gambar 5. Pengamatan Azimuth Astronomis

Pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan


dengan metoda poligon dimaksudkan untuk
mengetahui posisi horizontal, koordinat (X,Y ).

Adapun spesifikasi pengukuran kerangka dasar antara


lain :

Pengukuran poligon adalah untuk menentukan


koordinat titik-titik poligon yang digunakan sebagai
kerangka pemetaan.
Pengukuran polygon sebagai kerangka kontrol
horisontal dan pengukuran waterpass sebagai
kerangka vertikal. Pengukuran kerangka dasar
pemetaan ini harus terikat dengan benchmark
referensi dan di bagi dalam beberapa loop/kring
sesuai dengan kebutuhan.
Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap
geodetis (titik trianggulasi) dan titik tersebut harus
masih dalam keadaan baik serta mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Sudut polygon diusahakan tidak ada sudut lancip,
alat ukur yang di pakai adalah Theodolite T2 atau
yang sederajat dengan ketelitian  20” dan
Elektronik Distance Meter (EDM).
Kerangka cabang dilakukan dengan ketentuan
panjang sisi poligon maksimum 100 m. Jarak

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
32
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

kerangka cabang diukur ketinggiannya dengan


waterpass.
Selisih sudut antara dua pembacaan < 2” (dua
detik).
Persyaratan pengukuran poligon utama
mempunyai kesalahan sudut (toleransi) adalah
10”n detik pada loop tertutup dimana n adalah
jumlah titik poligon. Pada poligon cabang toleransi
kesalahan sudut adalah 20”n detik dengan n
adalah jumlah titik poligon.
Salah penutup utama jarak fd <1:7.500, dimana
fd adalah jumlah penutup jarak.
Pengukuran waterpass setiap seksi dilakukan pergi-
pulang yang harus dilakukan dalam satu hari.
Jalur pengukuran waterpass harus merupakan jalur
yang tertutup dengan toleransi kesalahan beda
tinggi 10√D (mm) dimana D = panjang jarak (km).
Pengukuran sudut dilakukan dua seri (biasa dan
luar biasa) muka belakang.
Jarak di ukur dengan pita ukur.
Jalur poligon di buat dalam bentuk geometris
poligon kring tertutup (loop) melalui BM dan patok
kayu dan bagian sungai/pantai berada dalam kring
tersebut.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
33
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Gambar 6. Pengukuran Topografi

Pengukuran Waterpass

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi


tinggi elevasi (Z), pada masing-masing patok kerangka
dasar vertikal. Metoda pengukuran yang dilakukan ini
metoda waterpas, yaitu dengan melakukan
pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap
bidang referensi yang di pilih (LWS), jalannya
pengukuran setiap titik seperti diilustrasikan pada
gambar 7. di bawah ini.

Gambar 7. Pengukuran Waterpass

rambu

P3
P2 LWS=0,00
P1

Spesifikasi Teknis Pengukuran Waterpass adalah sebagai


berikut :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
34
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1) Maksud pengukuran waterpass adalah untuk


menentukan ketinggian titik-titik (BM, CP dan patok-
patok) terhadap bidang referensi tertentu yang
akan digunakan sebagai jaring sipat datar
pemetaan.
2) Alat ukur yang dipakai adalah Automatic Level NAK-
2 atau yang sederajat dan rambu ukur alumunium 3
m.
3) Jalur pengukuran di bagi menjadi beberapa seksi.
4) Tiap seksi di bagi menjadi slag yang genap.
5) Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu
belakang dan rambu belakang menjadi rambu
muka.
6) Pengukuran waterpass dilakukan dengan cara
double stand, ring. Panjang seksi-seksi pengukuran
waterpass antara 1,00 – 2,20 km.
7) Toleransi kesalahan pembacaan stand 1 dengan
stand 2 < 2 mm.
8) Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon dan
meliwati (BM).
9) Toleransi salah penutup tinggi (Sp) < 10 mm D,
Dimana :

i. n = Salah penutup tinggi.


ii. D = Jarak dalam satuan km.

10) Pengukuran waterpass diikatkan pada titik tetap


ketinggian geodetis yang ada di dekat daerah
pengukuran atau titik referensi lain yang ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan.
11) Pembacaan rambu dengan tiga benang (benang
atas, tengah dan bawah).
12) Pengukuran sifat datar ini dilakukan melalui titik-titik
poligon dan patok lainnya yang digunakan untuk
pengukuran situasi jembatan dan profil melintang
sungai

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
35
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

d) Pengukuran Situasi Jembatan


 Pengukuran situasi daerah sepanjang jembatan harus
mencakup semua keterangan yang ada di daerah
sepanjang jalan jembatan, misalnya rumah, pohon,
pohon pelindung jalan, pinggir selokan, letak
gorong-gorong, tiang listrik, tiang telpon, jembatan,
batas bawah, batas kebun, arah lairan air dan lain
sebagainya. Untuk itu pengukuran dapat dilakukan
dengan cara tachymetry.
 Patok Km dan Hm yang ada pada tepi jalan harus
diambil dan dihitung koordinatnya. Ini dimaksudkan
untuk memperbanyak titik referensi pada penemuan
kembali sumbu jalan yang direncanakan.

e) Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang


 Di Daerah sungai dibuat penampang untuk setiap
25 meter sampai jarak 100 meter kiri kanan sumbu
jalan.
 Lebar penampang dibuat 50 meter kiri kanan
sampai ujung sungai / Kepala Jembatan.
 Pengukuran penampang memanjang dan
melintang pada jalan pendekat jembatan (oprit).
 Pengukuran Penampang Memanjang
Pengukuran penampang memanjang adalah
memanjang sumbu jalan yang ada, kecuali pada
tempat dimana kemungkinan diadakan
realinyement harus diadakan tambahan. Untuk
pengukuran penampang memanjang ini peralatan
yang digunakan sama yang dipakai untuk kontrol
tinggi.
 Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang diambil setiap
jarak 50 meter pada bagian jalan lurus dan landai
dan setiap jarak 25 meter untuk daerah-daerah
tikungan dan berbukit. Lebar pengukuran harus

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
36
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

mengikuti daerah sejauh 50 meter sebelah kiri


kanan sumbu jalan pada bagian yang lurus dan 25
meter kesisi luar dan 75 meter ke sisi dalam pada
bagian jalan yang menikung.
Titik yang diperhatikan adalah tepi perkerasan,
dasar atas gorong-gorong, tepi bahu jalan, dasar
permukaan selokan, saluran irigasi, lantai kendaraan
jembatan dan tebing sungai.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran situasi
dapat digunakan untuk pengukuran penampang
ini.
 Patok-patok
Patok beton dengan ukuran 20 x 20 x 75 cm harus
ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok
yang ada di atas tanah adalah kurang lebih 20 cm.
patok polygon dan profil dibuat dari kayu dengan
ukuran 5 x 7 x 60 cm. patok dan kayu harus di beri
tanda BM dan nomor urut.
Untuk memperbanyak titik tinggi yang tetap, perlu
ditempelkan titik tinggi referensi pada pokok pohon
atau tempat lain yang permanen dan mudah
diketemukan kembali. Baik patok polygon maupun
patok profil diberi tanda cat kuning dengan tulisan
merah yang diletakkan disebelah kiri ke arah
jalannya pengukuran.
Khusus untuk profil memanjang titik yang terletak
disumbu jalan diberi paku dengan dilingkari cat
kuning sebagai tanda.

(2). Perhitungan dan Penggambaran Peta

Titik Poligon utama harus dihitung koordinatnya


berdasarkan titik ikat yang digunakan. Perhitungan harus
berdasarkan pada metode kwadrad terkecil.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
37
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Penggambaran titik polygon harus berdasarkan pada hasil


perhitungan koordinat. Penggambaran titik polygon
tersebut tidak diperkenankan secara grafis.
Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambar
pada kertas millimeter dengan skala 1 : 500 dan garis tinggi
dengan interval 0,50 m. ketinggian titik detail harus
tercantum dalam ukur, begitu pula semua keterangan yang
penting. Titik ikat atau titik mati serta titik ikat baru harus
dimasukkan dalm gambar dengan diberi tanda khusus.
Ketinggian titik tersebut perlu juga dicantumkan. Daftar
koordinat beserta ketinggian titik polygon utama harus
dilampirkan.

b) Penyelidikan Tanah dan Material


Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data
tanah dan material yang ada dan selanjutnya mengadakan
penyelidikan tanah dan material sepanjang kegiatan
jembatan tersebut, yang akan dilakukan berdasarkan survey
langsung di lapangan maupun di laboratorium.
 Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan bangunan lain
yang besar harus diadakan penyelidikan kondisi sub
surfacenya.
 Menyelidiki lokasi sumber material yang ada disekitar
kegiatan beserta perkiraan jumlahnya untuk pekerjaan
struktur jembatan dan bangunan pelengkap lainnya
termasuk pembuatan jalan pendekat jembatan, semua ini
harus dibuat petanya.
 Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi kegiatan
memerlukan pemerikasaan material (quarry) yang dapat di
gunakan sebagai bahan pembentukan badan jalan maupun
perkerasannya.
 Perhitungan dan Penggambaran Peta

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
38
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

(1) Umum
 Penyedia jasa harus melengkapi teamnya yang akan
ditugaskan ke lapangan dengan alat-alat yang menurut
keperluannya agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
 Team tersebut harus dipimpin oleh seseorang yang
terpercaya dan ahli dalam bidangnya dan bekerja dengan
penuh tanggungjawab untuk memungkinkan di dapatnya
hasil yang optimal.
 Cara melaksanakan pemboran dan pengambilan contoh
tanah hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku dengan ketelitian yang tinggi agar insterperasi atau
percobaan yang akan dilakukan nanti tidak akan menjumpai
kesulitan.
 Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan menurut
ASTM/AASTHO. Penamaan jenis tanah, apabila digunaka
bahasa Indonesia hendaknya diberi penjelasan istilah dalam
bahasa Inggrisnya denga cara ditulis dalam kurung. Dalam
hal ini dimasudkan untuk keseragaman pengguna istilah.
 Pada setiap lobang bor yang dikerjakan harus dilakukan
pencatatan : lokasi, elevasi permukaan pemboran, tanggal
dimulai, tanggal selesai dan alat sondir
 Boring dan Samping dengan alat sondir

Untuk Mendapatkan informasi yang lebih teliti mengenai :

 Jenis tanah
 Struktur Lapisan tanah
 Index dan structural properties sub surface, perlu
dilaksanakan pemboran.

Boring harus dikerjakan sampai kedalaman 30 meter atau


setelah didapat informasi yang cukup mengenai letak lapisan
tanah keras, jenis batuan dan tebalnya.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
39
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Jika sebelum mencapai kedalaman yang ditentukan telah


menembus lapisan keras ini sedalam kurang lebih 3 meter lagi
(tergantung jenis batuannya dan beban bangunan sub
strukturnya).

Untuk Jembatan dengan bentang lebih besar atau sama


dengan 60 meter :

 Boring harus dikerjakan dengan alat bor yang digerakan


dengan mesin yang mampu mencapai kedalaman yang
ditentukan.

Mata bor harus mempunyai diameter cukup besar sehingga


undisturbed sample yang diinginkan dapat diambil dengan
baik.

Untuk tanah clay, atau tanah lainnya yang tidak terlalu


padat, dapat dipakai steel bit sebagai mata bor.

Untuk lapisan yang keras atau cemented dipakai core


barrel sehingga juga dapat diambil undisturbed samplenya
dari lapisan keras tersebut.

 Pada setiap interval kedalaman 3 meter harus dilakukan


Standard Penetration Test (SPT) dan harus diambil contoh
tanahnya (tidak perlu undisturbed), disimpan dalam tempat
yang dapat menjaga kadar air aslinya.
 Pada setiap interval kedalaman yang ditentukan pada tanah
lunak harus diambil undisturbed sample untuk test di
laboratorium, guna mendapatkan harga index dan structural
properties lapisan.

Undisturbed sample harus diambil dengan cara sebagai


berikut :

 Tabung sample (yang dibuat dari baja tipis tetapi keras


dan bentuk silinder dengan diameter rata-rata 7 cm
panjang minimal 70 cm) dimasukan kedalam tanah

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
40
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

pada kedalaman dimana undisturbed sample akan


diambil kemudian ditekan perlahan-lahan sehingga
tabung tersebut dapat penuh terisi tanah.
 Tanah tersebut tetap berada dalam tabung sample
tersebut sampai saatnya untuk ditest di laboratorium.
 Tabung yang berisi contoh tanah tersebut segera
ditutup dengan paraffin setelah dikeluarkan dari dalam
lubang bor.
 Sebagai hasil boring, harus dibuat borlog yang paling sedikit
dilengkapi dengan lithologie (geological description). Harga
SPT, letak kedalaman lapisan tanah yang bersangkutan.
 Penamaan dari masing-masing tanah harus dilakukan
padasaat itu juga, sesuai dengan kedalaman maupun sifat-
sifat tanah tersebut yang dapat dilihat secara visual.
 Apabila tanah yang dibor dalam hal ini cenderung untuk
mudah runtuh, maka persiapan untuk itu (casing) harus
segera dilakukan.
 Pekerjaan pengambilan tanah dimaksud sebagai pekerjaan
mengambil tanah dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium.

Pengambilancontoh tanah untuk pondasi jembatan ini harus


diatur sedemikian sehingga setiap jenis lapisan tanah cukup
terwakili.

 Terhadap undisturbed sample harus dikerjakan laboratory


test untuk menentukan index dan structural properties tanah
:
Besaran Index

Dimaksudkan sebagai data untuk menetapkan kalrifikasi,


dan sensitivity tanah. Data tersebut meliputi :

o Spesific Grafity
o Bulk density
o Moisture content
o Atteberg limit

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
41
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

o Grain size analysis

Besaran-Besaran structural tanah


o Unconfiened compressive strength maksud dari test
ini adalah untuk memperoleh kekuatan tanah yang
kohesif.
o Direct shear test. Test ini dikerjakan untuk tanah
tanpa kohesif
o Consolidation test, dimaksud untuk mendapatkan
besaran-besaran yang dapat dipergunakan untuk
perhitungan setiement bangunan bawah jembatan.

 Ketentuan lain :
o Penyelidikan tanah dengan membor, lubang bor
harus diatur sedemikian sehingga dapat memberikan
informasi detail akan tanah dasar.
o Sebagai hasil penelitian lapangan yang memerlukan
pemboran, letak lubang bor, jumlah dan
kedalamannya harus sesuai dengan keperluan.
o Untuk pilar dimana tidak dapat dilakukan pemboran
dengan bor mesin karena lokasi dan kondisi, maka
pemboran dapat diganti dengan persetujuan Kepala
SNVT P2JN Jambi.
o Kesimpulan dan peninjauan teknis ekonomis secara
lengkap.

Untuk jembatan dengan bentang kurang dari 60 meter


dan jembatan gantung ;

Boring dilakukan dengan alat-alat sondir yaitu test


dilakukan untuk melihat daya dukung tanah, daya
hambatan lekat dan lokasi perkiraan adanya tanah
keras.
Alat sondir yang dipakai tidak perlu selalu type
Gouda tetapi boleh type lain dari Dutch Cone
Penetrometer asalkan masih menggunakan metric

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
42
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

sistem dan dalam ketelitian yang sama. Alat tersebut


harus dilengkapi dengan frction jacket cone,
kapasitas minimum 2 ton (Pembacaan tegangan
konus maksimum 200 kg/cm²).
Pembacaan harga tegangan konus dan geser
dilakukan pada setiap interval kedalaman 20 cm.
Kalau dipakai alat sondir dengan kapasitas 2 ton,
sondir ini harus dikerjakan sampai mencapai lapisan
tanah dengan ketegangan konus yang lebih besar
dari 150 kg/cm², atau sampai kedalaman maksimum
25 m apabila dijumpai lapisan dengan ketegangan
konus yang kurang dari 150 kg/cm².
Test-test di atas hendaknya dikerjakan berdasarkan
spesifikasi ASTM/AASTHO.
Penyelidikan tanah dengan lobang bor yang harus
diatur sedemikian sehingga dapat memberikan
data-data maksimal pada tanah dasar.
Sebagai hasil penelitian lapangan yang memerlukan
pemboran, letak lubang bor, jumlah dan
kedalamannya harus sesuai dengan keperluannya.

(2) Penyusunan Laporan, Analisa dan Rekomendasi

Penyusunan Laporan Penyelidikan tanah harus mencakup


seluruh penyelidikan pada lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi
tanah yang didapat sebagai hasil test.

Hasil dari penyelidikan mekanika tanah ini harus dilaporkan


dalam bentuk laporan yang dijilid rapi sebanyak 5 (lima)
eksemplar.

Laporan harus berisi seperti berikut:

1. Gambar situasi, lokasi titik-titik penelitian beserta


penjelasannya.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
43
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

2. Data-data pekerjaan lapangan, seperti boring log, profil


lapisan, diagram CPT, SPT dll.
3. Data-data uji laboratorium dan gambar-gambar/grafik hasil
uji, dsb.
4. Geologi core profil
5. Rekomendasi yang di minta adalah :
a. Pondasi dangkal : daya dukung pondasi setempat,
pondasi jalur dan lain-lain, pada tiap jenis tanah sesuai
kedalaman.
b. Pondasi dalam : daya dukung tiang pancang precast
beton, tiang bore pile, Franki pile dan alternatif lainnya
yang disertai dengan analisa negatif skin friction (bila
mungkin terjadi) dan final set yang disarankan, untuk 3
jenis ukuran penampang untuk masing-masing jenis
pondasi.
c. Perhitungan settlement termasuk differential baik untuk
pondasi dalam maupun pondasi dangkal.
d. Perhitungan slope stability untuk penggalian tanah
hingga kedalaman 6 meter.

c) Penyelidikan Hidrologi

Penyediaan jasa harus memberikan perhatian khusus dalam


pengumpulan dan pengujian data-data yang didapat untuk
digunakan analisa persoalan drainase jalan (misalnya : gejala arah
dan kecepatan aliran, jenis / sifat erosi maupun pengendapan,
daerah pengaruh banjir, tinggi air banjir / air rendah / air normal dan
lain-lain).

Daerah aliran (catchment area)dari setiap gejala aliran air harus


dipelajari dengan cermat dari peta topografi / geologis maupun
pemeriksaan langsung ditempat.

Untuk analisa hidrologi ditetapkan return periode 50 tahun.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
44
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.3.4. Perencanaan Teknis


1. Perencanaan Desain Jalan Untuk Oprit
1) Desain Perkerasan Jalan

Perencanaan perkerasan jalan didasarkan pada nilai CBR, hasil


pengukuran CBR baik di lapangan ataupun hasil dari
labolatorium. Daya dukung tanah dasar ditentukan
berdasarkan pada korelasi grafik yang ada antara CBR dan
DDT (dengan nilai perhitungan DDT = 4.3 log (CBR) + 1.7)

Faktor Regional (FR)


Faktor regional berguna untuk memperhatikan kondisi jalan
yang berbeda antara jalan yang satu dengan jalan lain. Bina
Marga memberikan angka yang bervariasi antara 0.5 dan 4
seperti pada tabel, hal-hal yang dapat dimasukkan dalam nilai
FR ini disamping :

 Kondisi persimpangan yang ramai

 Keadaan medan

 Kondisi drainase yang ada

 Pertimbangan teknis dari perencanaan seperti


ketinggian muka air tanah, perbedaan kecepatan akibat
adanya hambatan-hambatan tertentu, dan lain
sebagainya.

Tabel Faktor Regional (FR)

Kelandaian I(<6%), kelandaian II(6-10%), Kelandaian III (>10%)

Curah hujan % kendaraan berat % kendaraan % kendaraan berat


berat

 30% > 30%  30% > 30%  30% > 30%

Iklim I

< 9000 mm/th 0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 3,5

Iklim II

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
45
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

< 9000 mm/th 1,5 2,0 –2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5

Catatan ;
Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan, pemberhentian
atau tikungan tajam (jari-jadi 30 m) FR di tambah dengan 0,5. Pada daerah
rawa-rawa FR di tambah dengan 1,0

Index Permukaan Lapisan Atas Jalan ( IP )


Indeks Permukaan (IP) menyatakan nilai dari
kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan yang bertalian
dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang dilewati. Nilai IP
beserta artinya adalah seperti berikut:
IP = 1 ; Permukaan jalan dalam keaadaan rusak beratdan
mengganggu lalu lintas
IP = 1,5 ; Tingkat Pelayanan Terendah yang masih mungkin
(jalan tidak terputus)
IP = 2,0 ; Tingkat pelayanan rendah untuk jalan yang masih
mantap
IP = 2,5 ; Permukaan jalan masih cukup stabil

Dalam menentukan indeks permukaan pada akhir umur


rencana perlu dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi
fungsional jalan dan jumlah lintas ekuivalen rencana (LER),
menurut tabel dibawah ini:

Tabel Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP)

LER = Lintas Klasifikasi Jalan


Ekivalen Rencana
Lokal Kolektor Arteri Tol

< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -

10 - 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -

100 - 1000 1,5– 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -

> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5

Catatan :
Pada proyek-proyek penunjang jalan, JAPAT/Jalan murah,atau
jalan darurat maka nilai IP dapat diambil 1.0

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
46
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Dalam menentukan Indeks Permukaan pada`awal umur


rencana (Ipo) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan
(Kerataan/kehalusan/kekokohan) pada awal umur rencana
menurut tabel dibawah ini:

Tabel ....Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IPo)

Jenis Lapis
IPo Roughness (mm/km)
Permukaan
Laston 4  1000
3.9 – 3.5 > 1000

Lasbutag 3.9 – 3.5  2000


3.4 – 3.0 > 2000

HRA 3.9 – 3.5  2000


3.4 – 3.0 > 2000

Burda 3.9 – 3.5 < 2000

Burtu 3.4 – 3.0 < 2000

Lapen 3.4 – 3.0  3000


2.9 – 2.5 > 3000

Latasbum 2.9 – 2.5

Buras 2.9 – 2.5

Latasir 2.9 – 2.5

Jalan tanah  2.4


Jalan kerikil  2.4

Alat pengukur roughometer yang dipakai adalah roughometer NAASRA, yang


dipasang pada kendaraan standar datsun 1500 Station Wagon, dengan
kecepatan kendaraan  32 km /jam

Coefficient of relative strength ( a )

Koefisien kekuatan relatif (a) masing-masing bahan dan kegunaannya sebagai


laois permukaan, pondasi, pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai
nilai Marshall Test (untuk bahan dengan aspal) kuat tekan (untuk bahan yang

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
47
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

distabilisasi dengan kapur) CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah). Besarnya
koefisien kekuatan relatif dapat dilihat pada Tabel :

Tabel ........Koefisien Kekuatan Relatif

Koeffisien Kekuatan bahan


Kekuatan Relatif
MS Kt CBR JENIS BAHAN
(kg/cm2) (%)
a1 a2 a3 (kg)

0,40 744
0,34 590
0,32 454 LASTON
0,30 340
0,35 744
0,31 590
0,28 454 Asbuton
0,26 340
0,30 340 Hot Rolled Asphalt
0,26 340 Aspal macadam
0,25 LAPEN (mekanis)
0,20 LAPEN (manual)
0,28 590
0,26 454 LASTON ATAS
0,24 340
0,25 LAPEN (mekanis)
0,20 LAPEN (manual)
0,15 22 Stabilitas tanah dengan semen
0,13 18
0,15 22 Stabilitas tanah dengan kapur
0,13 18
0,14 100 Pondasi macadam (basah)
0,12 60 Pondasi macadam (kering)
0,14 100 Batu pecah ( kelas A )
0,13 80 Batu pecah ( kelas B )
0,12 60 Batu pecah ( kelas C )
0,13 70 Sirtu / pitrun (kelas A)
0,12 50 Sirtu / pitrun (kelas B)

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
48
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

0,11 30 Sirtu / pitrun (kelas C)


0,10 20 Tanah / lempung kepasiran

Pavement Thickness Index (ITP)


Penentuan ketebalan perkerasan dapat dihitung dengan
rumus ITP.
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 + …. + an.Dn
a1. a2. a3. …. an = koefisien relative dari kekuatan Material
D1. D2. D3.….Dn = Ketebalan untuk setiap lapis perkerasan

2) Kriteria Desain Geometrik Jalan

Beberapa ketentuan / kriteria yang digunakan dan selanjutnya


akan digunakan sebagai dasar dalam perencanaan alinyemen
vertikal maupun horisontal Jalan antara lain adalah :

(1) Kelas dan Tipe Jalan


Sesuai dengan standar yang berlaku untuk Jalan Arteri
bagi lalu-lintas sesuai kelas jalan

(2) Kecepatan Rencana

Kecepatan rencana (Vr), pada suatu ruas jalan adalah


kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan
geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam
kondisi cuaca yang cerah, lalu-lintas yang lengang, dan
pengaruh hambatan samping jalan yang tidak besar.

Untuk lebih jelasnya kecepatan rencana untuk masing-


masing fungsi jalan dan medan jalan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
49
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Kecepatan Rencana Sesuai Klasifikasi Fungsi dan Medan Jalan

Fungsi Kecepatan Rencana (Vr) Km / jam

Datar Bukit Pegunungan

Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70

Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50

Lokal 40 – 70 30 - 50 20 – 30

(3) Lebar Bahu Jalan

Fungsi dari bahu jalan secara umum adalah sebagai


tempat untuk berhenti sementara kendaraan yang dalam
keadaan darurat.

(4). Kendaraan Rencana

Untuk kendaraan rencana adalah yang dimensi dan


radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam
perencanaan geometrik, Kendaraan rencana
dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu :

 Kendaraan kecil, yang diwakili oleh mobil


penumpang

 Kendaraan sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem


atau oleh bus besar 2 as
 Kendaraan besar diwakili oleh truk semi trailer

A. Alinyemen Horisontal
a) Superelevasi Maksimum dan Jari-jari Minimum.

Faktor ini ditambah dengan kecepatan rencana saling


berhubungan satu sama lain, pada tabel berikut ini
ditunjukkan nilai-nilainya untuk kecepatan rencana 100
km/jam, 80 km/jam, 40 km/jam.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
50
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

𝑉2
𝑅=
127 (𝑖 + 𝑓)

Dimana, R : Jari-jari lengkung (m) i : Superelevasi

V : Kecepatan Rencana (km/jam) f : Faktor Gesekan


Samping

Nilai maksimum dari faktor gesekan samping yang diijinkan


adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini dengan
mempertimbangkan kenyamanan mengemudi dan keamanan
lalu-lintas.

Nilai Maksimum Faktor Gesekan Samping

Kecepatan Rencana Km/jam 100 80 60 50 40

F (faktor gesekan m 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15


samping)

Kelandaian / kemiringan melintang normal perkerasan aspal dipilih 2% agar


permukaan aspal dapat dengan segera mengalirkan air permukaan (air hujan)
kearah tepi jalan.

Kecepatan Rencana Km/jam 100 80 60 40

Panjang Tikungan m 170 140 100 20


Minimum

b). Panjang Daerah Transisi

Transisi pada lengkung sangatlah di perlukan untuk


mempermudah pengemudi mengemudikan
kendaraannya diantara bagian lurus dan tikungan
tajam atau mengemudi diantara beberapa tikungan
dengan jari-jari yang berbeda.panjang minimum
daerah transisi seperti yang ditunjukan pada tabel
berikut ini :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
51
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Standar Minimum Panjang Transisi

Kecepatan Rencana Standar Minimum Panjang


(km/jam) Standar Tansisi

100 85
80 70
60 50

50 40
40 35
c). Kelandaian Maksimum

Nilai dari kelandaian maksimum biasanya ditetapkan


berdasarkan kondisi dari truk dengan muatan penuh
dapat mendaki pada kelandaian tertentu dan dapat
mempertahankan kecepatannya paling tidak separuh
dari kecepatan rencana, kelandaian maksimum dalam
perencanaan ini seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut :

Kelandaian Maksimum

Kecepatan Rencana (km/jam) Kelandaian Maksimum

(%)

100 3
80 4
60 5

40 7

Ketika kelandaian maksimum ditetapkan, maka panjang


kritis untuk kelandaian harus dipertimbangkan untuk
ditentukan dengan berdasarkan pada panjang
maksimum yang dapat ditempuh oleh truk dengan
muatan penuh tanpa terjadi pengurangan kecepatan,
tabel berikut ini adalah nilai dari panjang kritis sesuai
dengan kecepatan rencananya .

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
52
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Panjang Kritis

Kecepatan Rencana Kelandaian Panjang Kritis


(km/jam) %

100 4 700
5 500
6 400

80 5 600
6 500
7 400

60 6 500
7 400
8 300

50 7 500
8 400
9 300

40 8 400
9 300
10 200

Catatan : Jika jalur pendakian disediakan ,maka jalur pendakian dapat


melampaui panjang kritis.

B. Alinyemen Vertikal

1) Jari-jari Lengkung Vertikal


Untuk tujuan keamanan dan kenyamanan dalam
mengendarai kendaraan, harus dihindari kondisi
digunakannya standar minimum jari-jari lengkung
dengan nilai-nilai yang ekstrim.

Sangatlah disarankan untuk tujuan perencanaan


dengan kondisi normal, jari-jari minimum yang
dianjurkan untuk digunakan, besarnya nilai jari-jari
tersebut di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
53
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Standar minimum jari-jari lengkung Vertikal yang disarankan

Kecepatan Lengkung Standar Jari-jari Minimum Jari-jari


Rencana Lengkung Vertikal
Cembung Minimum Lengkung
yang Disarankan
(km/jam) Vertikal
Cekung
(m)
(m)

100 Cembung 6500 10500

Cekung 3000 4500

80 Cembung 3000 4500

Cekung 2000 3000

60 Cembung 1400 2000

Cekung 1000 1500

50 Cembung 800 1200

Cekung 700 1000

40 Cenbung 450 700

Cekung 450 700

30 Cembung 250 400

Cekung 250 400

20 Cembung 100 200

Cekung 100 200

2) Panjang Minimum Lengkung Vertikal

Minimum panjang lengkung yang harus digunakan


untuk lengkung vertikal sesuai dengan kecepatan
rencana yang digunakan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
54
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Standar Minimum Panjang Lengkung Vertikal

Kecepatan Rencana Standar Minimum Panjang Lengkung


Vertikal
(km/jam)

100 85
80 70
60 50
50 40

40 35
30 25
20 20

3) Jarak Pandangan

Pada suatu bagian jalan dimana disediakan jarak


pandangan henti harus tidak lebih kecil dari nilai yang
ditunjukan pada tabel berikut :

Jarak Pandangan Henti

Kecepatan Rencana Jarak Pandangan Henti

(km/jam) (m)

80 110
60 75
40 40

Pada tabel-tabel berikut ini diberikan ringkasan dari kriteria-


kriteria yang digunakan dalam perencanaan geometrik
jalan.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
55
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Hubungan Antara Jari-jari Lengkung, Koefisien Gesekan Samping dan


Superelevasi Untuk Jalan Arteri

F Kecepatan Rencana = 60 Km/jam

Jari-jari Koef. Gesekan Samping Superelevasi


(m) (f) (%)

150 < R > 220 0.129 6

220 < R < 325 0.079 5

325 < R < 480 0.047 4

480 < R < 735 0.029 3

735 < R < 2000 0.019 2

2. Perencanaan Teknis Jembatan


1) Standar Desain Jembatan

Jembatan merupakan bagian dari jalan yang berfungsi untuk


menyeberangi rintangan seperti sungai, saluran irigasi, jalan kereta api
maupun persimpangan tidak sebidang sehingga memungkinkan bagi
lalu-lintas untuk tetap bergerak lancar tanpa hambatan yang berarti.
Dasar utama penempatan jembatan adalah sedapat mungkin tegak
lurus terhadap sumbu rintangan dan dengan panjang sekecil
mungkin.

Jembatan pada umumnya terdiri dari dua bagian utama yaitu


bangunan atas (balok dan pelat, rangka dan pelat atau beton
prategang) dan bangunan bawah (pilar, abutment / kepala jembatan)
termasuk pondasi.

Standar yang akan digunakan dalam desain jembatan pada ruas jalan
arteri ini didasarkan pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
Bina Marga, sekarang Dit Jen Prasarana Wilayah.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
56
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Referensi yang dipakai adalah :

1. Bridge Design Code Volume 1 & 2 - Bridge Management System


1992 (BMS-1992), Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum.
2. Bridge Design Manual Volume 1 dan 2 - Bridge Management
System 1992 (BMS-1992), Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum.
3. Standard Spesification For Highway Bridge 17th Edition 2002
(AASHTO).
4. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan
Raya. Standar Nasional Indonesia SNI 03-2833-1992.
5. Standar Pembebanan untuk Jembatan, RSNI1-2004, Badan
Standarisasi Nasional (BSN)
6. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan, SNI T-12-2004
Badan Standarisasi Nasional (BSN)
7. Pedoman Perencanaan Beban Gempa Untuk Jembatan,
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah (Pd.T-04-2004-B)

8. AASHTO LRFD Bridge Design Specifications Third Edition, 2004

Sedangkan untuk perencanaan geometrik, perkerasan dan lainnya


yang berlaku akan mempergunakan referensi sebagai berikut :

1. Spesifikasi Standard Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,


Desember 1990.
2. Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan
No. 010/T/bnkt/1990.
3. Peraturan Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen, SNI-1732-1989-F.
4. Petunjuk / Tata Cara / Standard lainnya yang berhubungan.

2) Desain Jembatan

Pemilihan tipe bangunan atas, bentuk maupun tinggi sangat


dipengaruhi oleh lebar dan bentang jembatan, sedangkan lebar dan
bentang jembatan dipengaruhi oleh kebutuhan, seperti : lebar

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
57
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

sungai, tinggi muka air banjir, lebar jalan yang akan dilintasi
jembatan, dan lain sebagainya.

Analisa beban struktur terdiri dari beban dari kendaraan, berat sendiri
struktur maupun beban akibat gempa. Peraturan-peraturan yang
digunakan didalam analisa diantaranya :

- Peraturan Muatan Bina Marga.


- Peraturan Gempa Indonesia.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
- American Concrete Institute.
- Bridge Management System.

Perencanaan struktur yang termasuk dalam scope proyek mempergunakan


kriteria desain seperti disebutkan sebagai berikut :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
58
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Gambar 8.. BAGAN ALIR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

Kontrak dan
Mobilisasi

Survey Data Umum dan


Pendahuluan Data Administrasi

Data
Pendahuluan

Rekayasa
Pendahuluan

Survey Survey
Survey Tanah
Hidrologi Topografi

Tahap Survey
Lapangan
Data Data Data
Hidrologi Tanah Topografi

Laporan Laporan Laporan Survey


Hidrologi Penyelidikan Tanah Topografi

Perhitungan Design, Oprit,


Abutment dan Pilar

Tahap
Designing
Design Oprit,
Laporan Teknis
Abutment dan Pilar Perencanaan

Gambar Perhitungan Design, Oprit, Gambar Rencana Detail


Rencana dan Abutment dan Pilar
Detail

Perhitungan Quantity dan Daftar


Quantitas
Engineer Estimate
Tahap Pengembangan Perhitungan dan E.E
Biaya dan Pembuatan Dokumen Lelang
Laporan Quantity dan
Engineering Estimate
Laporan Dokumen Pembuatan Dokumen Dokumen
Lelang Lelang Lelang

3) Kriteria Desain Struktur

Perencanaan Struktur Bangunan Atas dan Pondasi Jembatan mengacu


pada :
1. Standar Bina Marga Bridge Management System ‘92 (BMS-92),
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
2. Spesifikasi Jembatan Jalan Raya AASHTO

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
59
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan


Raya, Standar Nasional Indonesia SNI 03-2833-1992.
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. 1971 NI - 2.
5. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SK
SNI T – 15-1991-03.

4) Metodologi Desain

Dua pendekatan yang dipakai untuk menjamin struktur aman sesuai


yang diijinkan oleh peraturan yang berlaku adalah dengan cara
Rencana Beban Kerja dan Rencana Beban Batas.

Aspek-aspek yang ditinjau untuk mendapatkan hasil yang sesuai


dengan yang diharapkan dalam fungsinya, diantaranya adalah :
1. Kekuatan dan stabilitas struktur
2. Kelayanan
3. Umur rencana
4. Kemudahan dalam pelaksanaan
5. Ekonomis dan dapat disetujui
6. Bentuk estetika yang baik.

Spesifikasi Pembebanan
Menurut Spesifikasi Bina Marga - Bridge Management System 92,
beban dan gaya yang digunakan dalam perhitungan tegangan-
tegangan dalam konstruksi adalah beban primer, beban sekunder dan
beban khusus.

1. Beban Primer
i. Beban Mati (dead Load)

a) Berat Sendiri

Berat Sendiri dari bagian bangunan adalah berat bahan dan


bagian jembatan yang merupakan elemen struktural ditambah
dengan elemen non struktural yang dianggap tetap.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
60
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Tabel...... Berat Sendiri

Bahan Berat Isi Kerapatan


Massa
(kN/m3)
(kg/m3)
Lapisan Permukaan Beraspal 22.0 2240
Timbunan Tanah dipadatkan 17.2 1760
Kerikil dipadatkan 18.8 - 22.7 1920 - 2320
Aspal Beton 22.0 2240
Beton 22.0 - 25.0 2240 - 2560
Beton Bertulang 23.5 - 25.5 2400 - 2600
Beton Prategang 25.0 - 26.0 2560 - 2640
Batu Pasangan 23.5 2400

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan,


Bagian 2 : Beban Jembatan

b) Berat Mati Tambahan (Superimposed Dead Load)


Beban Mati Tambahan adalah berat seluruh bahan, yang
merupakan elemen non struktural dan merupakan beban pada
jembatan. Ada kemungkinan besarnya berubah sejalan dengan
umur jembatan :

- Pelapisan kembali permukaan aspal


- Sarana Umum : Pipa air bersih, air kotor

ii. Beban Hidup (Live Load)

Yang dimaksud dengan Beban Hidup dalam hal ini adalah


beban lalu lintas.

Beban Lalu Lintas


Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari
beban “D” dan beban truk “T”. Beban lajur “D” bekerja pada
seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh
pada jembatan yang ekivalen dengan suatu iring - iringan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
61
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur “D” yang


bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri.

Beban truk “T” adalah beban yang ekivalen dengan satu


kendaraan berat dengan 3 as yang ditempatkan pada
beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana.

Secara umum, beban “D” akan menentukan dalam perhitungan


yang mempunyai bentang mulai dari sedang sampai panjang,
sedangkan beban “T” digunakan untuk bentang pendek dan
lantai kendaraan.

Lajur Lalu Lintas Rencana Mempunyai Lebar 2,75 m


a) Beban lajur “D”
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly
Distributed Load, UDL) yang digabung dengan beban garis
(Knife Edge Load, KEL) seperti terlihat pada Gambar 9

Beban garis (KEL)

Arah Lalu lintas

Beban Merata (UDL)

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik


Jembatan, Bagian 2 : Beban Jembatan

Gambar 9. Beban Lajur D

 Beban terbagi rata (UDL) :

UDL mempunyai intensitas q kPa, dimana nilai q


tergantung pada bentang total yang dibebani L sebagai
berikut :

, ≤ 30 m : q = 8,0 kPa (= 0,81632


ton/m2)

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
62
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

, > 30 m : q = 8,0 (0,5 + 15/L) kPa

UDL vs Bentang
BENTANG (M) UDL (kPa)
10
0 8
8
1 8

UDL (k Pa)
6 2 8
4 UDL (kPa)
3 8
2 4 8
0 5 8
0 20 6 40 60 8 80 100 120
7 Bentang8(m)
8 8

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan

Teknik Jembatan, Bagian 2 : Beban Jembatan

Gambar 10. Beban “D” : UDL vs Panjang Dibebani

UDL mungkin harus dipecah menjadi panjang-panjang


tertentu untuk mendapatkan pengaruh maksimum pada
jembatan menerus atau bangunan khusus.

 Beban garis (KEL) :

Satu KEL dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan


tegak lurus dari arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya
intensitas p adalah 44,0 kN/m (4,5 ton/m).

Penyebaran beban “D” pada arah melintang :

Beban “D” harus disusun pada arah melintang sedemikian


rupa sehingga menimbulkan momen maksimum.
Penyusunan komponen – komponen UDL dan KEL dari
beban “D” pada arah melintang harus sama.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
63
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Bila lebar jalur kendaraan jembatan kurang atau sama


dengan 5,5 m, maka beban “D” harus ditempatkan pada
seluruh jalur dengan intensitas 100%.

Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5 m, beban “D” harus
ditempatkan pada dua jalur lalu-lintas rencana yang
berdekatan, dengan intensitas 100%. Hasilnya adalah
beban garis ekivalen sebesar 5,5 q kN/m (untuk L ≤ 30 m =
4,5 ton/m) dan beban terpusat ekivalen sebesar 5,5 p kN/m
(atau 24,8 ton) kedua - duanya bekerja berupa garis (strip)
pada jalur selebar 5,5 m. Lajur lalu-lintas rencana yang
membentuk strip ini bisa ditempatkan dimana saja pada
jalur jembatan. Beban “D” tambahan harus ditempatkan
pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas sebesar
50 %

b) Beban Truk “T”


 Pembebanan truk “T” terdiri dari kendaraan truk semi
trailer yang mempunyai muatan sumbu dan susunan
seperti terlihat dalam Gambar 4.3. Pembebanan truk “T”
ini harus ditempatkan di tengah-tengah lajur lalu lintas
rencana.

 Posisi dan penyebaran pembebanan Truk T dalam arah


melintang.

 Terlepas dari panjang jembatan atau susunan bentang,


hanya ada satu kendaraan truk “T” yang bisa
ditempatkan pada satu lajur lalu-lintas rencana.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
64
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

5m 4-9m

50 kN 200 kN 200 kN

100 kN 100 kN
125 mm 25 kN 500 mm 500 mm

200 mm
200 mm 200 mm
2.75 m
200 mm 200 mm
200 mm
100 kN 100 kN
125 mm 25 kN 500 mm 500 mm

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan,


Bagian 2 : Beban Jembatan

Gambar 11. Pembebanan Truk “T”

iii. Beban Kejut(Dynamic Load Allowance)

Faktor Beban Dinamis (DLA) merupakan interaksi antara


kendaraan yang bergerak dengan jembatan. Besarnya KEL
dari Beban Lajur “D” dan beban roda dari Pembebanan
Truk “T” harus dengan harga KEL yang cukup untuk
memberikan terjadinya interaksi antara kendaraan yang
bergerak dengan jembatan. Besarnya nilai tambah
dinyatakan dalam fraksi dari beban statis.

 Untuk Beban “D” : DLA merupakan fungsi dari panjang


bentang ekivalen. Untuk bentang tunggal panjang
bentang ekivalen diambil sama dengan panjang
bentang sebenarnya untuk bentang menerus panjang
bentang ekivalen LE diberikan dengan rumus :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
65
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

LE  Lav . Lmax

Lav = panjang bentang rata-rata

Lmax = panjang bentang maksimum

50

40
30

DLA(%) 20

10

0 50 90100 150 200

Bentang (m)

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Bagian 2 :
Beban Jembatan

Gambar 12. Faktor Beban Dinamis untuk KEL pada Beban Lajur “D”

Faktor Beban Dinamis untuk KEL dan untuk Pembebanan lajur D.

(bentang ≤ 50 m, DLA = 40%).

 Untuk Pembebanan Truk “T” : DLA diambil 0,3.

Harga DLA yang dihitung digunakan pada seluruh bagian bangunan yang
berada diatas permukaan tanah. Untuk bagian bangunan bawah dan fondasi
yang berada dibawah garis permukaan, harga DLA harus diambil sebagai
peralihan linier dari harga pada garis permukaan tanah sampai nol pada
kedalaman 2 m.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
66
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Untuk bangunan yang terkubur, seperti halnya gorong-gorong dan struktur


baja tanah, harga DLA tidak boleh diambil kurang dari 0,4 untuk kedalaman
nol dan tidak boleh kurang dari 0,1 untuk kedalaman 2 m. Untuk kedalaman
antara 0 - 2 m bisa diinterpolasi linier.

iv. Beban Tekanan Tanah (Earth Pressure)

- Tekanan tanah lateral tergantung pada besaran-besaran tanah


- Pengaruh air tanah harus diperhitungkan
- Pada bagian dibelakang dinding penahan tanah harus diperitungkan adanya
beban tambahan yang bekerja apabila beban lalu lintas kemungkinan akan
bekerja pada bagian daerah keruntuhan aktif teoritis. Besarnya beban
tambahan ini adalah setara dengan beban tanah setebal 0,6 m (untuk
menghitung tekanan tanah lateral).

2. Beban Sekunder

i. Beban Angin (Wind Load)


Gaya angin nominal ultimate pada jembatan tergantung pada kecepatan
angin rencana sebagai berikut :

TEW = 0,0006 CW (VW)2 AbkN

dimana :
VW = kecepatan angin rencana (m/det)
CW = koefisien seret (lihat Tabel 3.2.)
Ab = luas ekivalen bagian samping jembatan (m2)

Kecepatan angin rencana harus diambil seperti yang diberikan dalam Tabel...

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
67
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Tabel 4.2. Koefisien Seret CW

Tipe Jembatan CW

Bangunan Atas Masif (1).(2)

b/d = 1,0 2,1 (3)

b/d = 2,0 1,5 (3)

b/d  6,0 1,25 (3)

Catatan :

(1) b = lebar keseluruhan jembatan dihitung dari sisi luar


sandaran

d = tinggi bangunan atas, termasuk tinggi bagian sandaran


yang masif.
(2) Untuk harga antara dari b/d bisa diinterpolasi linier
(3) Apabila bangunan atas mempuyai superelevasi, CW harus
dinaikkan sebesar 3% untuk setiap derajat superelevasi, dengan
kenaikan maksimum 25%.
(4) Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan, Bagian 2 : Beban Jembatan

Luas ekivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang
masif dalam arah tegak lurus sumbu memanjang. Beban angin harus
diangap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.

Tabel .... Kecepatan Angin Rencana VW

Keadaan Batas Lokasi

Sampai 5 km dari pantai > 5 km dari pantai

Daya layan 30 m/d 25 m/d

Ultimate 35 m/d 30 m/d

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik


Jembatan, Bagian 2 : Beban Jembatan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
68
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

ii. Beban Akibat Perbedaan Suhu (Temperature Load)

Pengaruh temperatur dibagi menjadi :

- Variasi pada temperatur jembatan rata - rata, dan

- Variasi temperatur didalam bangunan atas jembatan (perbedaan temperatur)

Variasi temperatur jembatan rata-rata digunakan dalam menghitung pergerakan


pada perletakan dan sambungan pelat lantai dan untuk menghitung beban
akibat terjadinya pengekangan dari pergerakan tersebut.

Variasi temperatur rata-rata berbagai tipe bangunan jembatan diberikan dalam


Tabel

Tabel..... Temperatur Jembatan Rata-Rata Nominal

Temperatur Jembatan Temperatur


Tipe Bangunan Atas Rata-Rata Minimum Jembatan Rata-
Rata Maksimum

Lantai beton diatas gelagar, 150 C 400 C


atau box beton

Lantai beton diatas gelagar, 150 C 400 C


box atau rangka baja

Lantai pelat baja diatas 150 C 450 C


gelagar, box atau rangka
baja

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik


Jembatan, Bagian 2 : Beban Jembatan

Harga koefisien perpanjangan dan modulus elastisitas yang digunakan untuk


menghitung besarnya pergerakan dan daya yang terjadi diberikan dalam Tabel

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
69
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Tabel... Koefisien Perpanjangan dan Modulus Elastisitas Rata-Rata


Akibat Pengaruh Temperatur

Modulus
Koefisien Perpanjangan
Bahan Elastisitas
Akibat Suhu
Mpa

Baja 12 x 10-6 per 0C 200.000

Beton
Kuat tekan <30 Mpa 10 x 10-6 per 0C 25.000
Kuat tekan >30 Mpa 11 x 10-6 per 0C 34.000

Aluminium 24 x 10-6 per 0C 70.000

iii. Gaya Akibat Penyusutan dan Rangkak

Pengaruh penyusutan dan rangkak harus diperhitungkan dalam perencanaan


jembatan-jembatan beton. Pengaruh ini dihitung dengan menggunakan beban
mati dari jembatan. Apabila pengaruh rangkak dan penyusutan bisa mengurangi
pengaruh muatan lainnya, maka harga dari rangkak dan penyusutan tersebut
diambil minimum.

iv. Gaya Rem (Braking Force)

Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu-lintas harus diperhitungkan


sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan
lantai jembatan. Tanpa melihat berapa besarnya lebar bangunan, gaya
memanjang yang bekerja harus diambil dari Gambar 13

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
70
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

0 250 Gaya Rem


600 20 250
40 250
500 60 250
80 250
Gaya Rem (kN)

400 100 300


120 350
300 140 400
160 450
200 180 500
200 500
100

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Panjang (m)

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Bagian 2 :
Beban Jembatan

Gambar13. Gaya Rem (Braking Forces)

Dalam memperkirakan pengaruh gaya memanjang terhadap perletakan dan


bangunan bawah jembatan, maka gesekan atau karakteristik perpindahan geser dari
perletakan ekspansi dan kekakuan bangunan bawah harus diperhitungkan.

v. Beban Akibat Gempa Bumi (Earthquake Load)

Beban akibat gempa diterapkan dengan Subseksi 2.4.7 “Peraturan Perencanaan


Teknik Jembatan”. Lokasi proyek tercakup oleh Daerah 3 sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar 3.6.

Beban rencana akibat gempa minimum diperoleh dari rumus berikut :

TEQ = Kh . I . WT
dimana :

TEQ = gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau (kN);
Kh = koefisien beban gempa horisontal;
Kh = C.S

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
71
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

C = koefisien geser dasar untuk daerah, waktu dan kondisi setempat


yang sesuai
I = faktor kepentingan; = 1 (kategori jembatan ini)
S = faktor tipe bangunan
WT = total berat nominal bangunan yang dipengaruhi oleh percepatan
akibat gempa, diambil sebagai beban mati tambahan (kN)

Untuk bangunan yang mempunyai satu derajat kebebasan yang sederhana, maka
rumus berikut ini dapat dipergunakan.

WTP
T  2
g. K p

dimana :

T = waktu getar dalam detik;


g = percepatan gravitasi (g = 9,8 m/d2)
WTP = total berat nominal bangunan atas termasuk beban mati
tambahan ditambah setengah dari berat pilar (bila perlu
dipertimbangkan)
KP = kekakuan gabungan sebagai gaya horisontal yang
diperlukan untuk menghasilkan satu satuan lendutan pada
bagian atas pilar (kN/m).

 Ketentuan - ketentuan khusus untuk Pilar Tinggi :

Untuk pilar tinggi, berat pilar dapat menjadi cukup besar untuk mengubah
respons bangunan menjadi gerakan gempa. Apabila berat pilar lebih besar dari
20 % berat total yang dipengaruhi oleh percepatan gempa WT, maka bukan statis
ekivalen arah horisontal pada pilar harus disebarkan sesuai dengan Gambar 14.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
72
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

1.2 Kh

1.1 Kh
30 m

20 m Kh

10 m

Muka tanah

Kh

Sumber : Bina Marga, BMS 1992, Peraturan Perencanaan Teknik


Jembatan, Bagian 2 : Beban Jembatan

Gambar 14 Beban Gempa Pada Pilar Tinggi

 Tekanan Tanah Lateral akibat Gempa :

Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah (tekanan tanah dinamis) dihitung
dengan menggunakan faktor harga dan sifat bahan, koefisien gempa horisontal
Kh dan faktor kepentingan I.

Tekanan tanah dinamis harus dihitung dengan menggunakan metoda rasional


yang telah diakui.

vi. Gaya Gesekan Pada Tumpuan Bergerak

Gesekan pada perletakan termasuk pengaruh kekakuan geser dari perletakan


elastomer. Gaya akibat gesekan pada perletakan dihitung dengan menggunakan
hanya beban tetap.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
73
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

3. Beban Khusus

i. Gaya Sentrifugal (Centrifugal Forces)

Untuk jembatan yang mempunyai lengkung horisontal, harus diperhitungkan


adanya gaya sentrifugal akibat pengaruh pembebanan lalu lintas untuk seluruh
bagian bangunan. Beban lalu lintas dianggap bergerak pada kecepatan tiga
perempat dari kecepatan rencana.

Gaya sentrifugal harus bekerja secara bersamaan dengan beban “D” atau “T”
dengan pola yang sama sepanjang jembatan. Faktor beban dinamis disini jangan
ditambahkan pada gaya sentrifugal tersebut.

Gaya sentrifugal dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan dengan arah
keluar secara radial dan harus sebanding dengan pembebanan total pada suatu
titik berdasarkan rumus :

V2
TTR  0,006 TT
r

dimana :

TTR = gaya sentrifugal yang bekerja pada bagian jembatan

TT = pembebanan lalu lintas total yang bekerja pada bagian yang


sama (TTR dan TT mempunyai satuan yang sama)

V = kecepatan lalu lintas rencana (km/jam)

r = jari - jari lengkungan (m)

ii. Beban Tumbukan Pada Pilar Jembatan (Impact Load)

Pilar yang mendukung jembatan yang melintas jalan raya, jalan kereta api harus
direncanakan mampu menahan tumbukan. Kalau tidak, bisa direncanakan dan
dipasang pelindung.

Apabila pilar yang mendukung jembatan layang tidak terletak di belakang


penghalang, maka pilar tersebut harus direncanakan untuk bisa menahan beban
statis ekivalen sebesar 1000 kN (102 ton) yang bekerja membentuk sudut 10 0

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
74
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

dengan sumbu jalan yang terletak di bawah jembatan. Beban ini bekerja 1,8 m di
atas permukaan jalan.

iii. Gaya dan Beban Selama Pelaksanaan

Pengaruh pelaksanaan adalah disebabkan oleh metoda dan urutan pelaksanaan


jembatan, biasanya mempunyai kaitan dengan aksi - aksi lainnya, seperti pra
penegangan dan berat sendiri.

Beban pelaksanaan terdiri dari :

- Beban yang disebabkan oleh aktifitas pelaksanaan itu sendiri.

- Aksi lingkungan yang mungkin timbul selama waktu pelaksanaan.

4. Kombinasi Beban

i. Kombinasi pada Keadaan Batas Daya Layan

Kombinasi beban pada keadaan batas daya layan terbagi menjadi beberapa
kombinasi. Pembagian kombinasi dapat dilihat pada Tabel

Tabel .... Kombinasi Beban pada Batas Daya Layan

Kombinasi Beban

Primer Aksi Tetap + satu aksi transient

Sekunder Primer + 0.7 (satu aksi transient lainnya)

Tersier Primer + 0.5 (dua atau lebih aksi transient)

Seluruh Aksi tetap yang sesuai untuk jembatan tertentu diharapkan bekerja sama-
sama. Kombinasi beban yang lazim bisa dilihat dalam Tabel

ii. Kombinasi pada Keadaan Batas Ultimate

Kombinasi beban pada keadaan batas ultimate terdiri dari jumlah pengaruh tetap
dengan satu pengaruh transient. Sebagai ringkasan kombinasi yang lazim
diberikan pada Tabel ... berikut :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
75
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Tabel ...... Kombinasi Beban pada Batas Daya Layan

Kombinasi Beban
Aksi
Daya Layan (1) Ultimate (2)
Catatan
Nama Simbol 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Aksi Tetap x x x x x x x x x x x X

- Berat Sendiri PMS

- Beban Mati PMA


Tambahan

- Penyusutan dan PSR

Rangkak

- Prategang PPR

- Tekanan Tanah PTA

- Beban Pelaksanaan
Tetap

Beban Lajur ‘‘D’’ TTD TTT x o o o o x o o o


atau Beban Truk
‘’T’’

Gaya Rem atau TTD TTT x o o o o x o o


Gaya Sentrifugal

Beban Pejalan Kaki TTP x X

Gesekan Perletakan TBF o o x o o o o o

Pengaruh TET o o x o o o o o o o o
Temperatur

Aliran/Hanyutan/ TEF TEU o o x o o o x o o


Tumbukan dan
Hidrostatis/Apung

Beban Angin PEW o o x o o o x o

Pengaruh Gempa PEQ X

Tumbukan PBF x x

Pengaruh Getaran TVI

Pelaksanaan TCL x x

Catatan :

(1) Dalam keadaan batas daya layan pada bagian table ini, aksi dengan tanda

x adalah memasukkan faktor beban daya layan penuh

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
76
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

o adalah memasukkan faktor beban daya layan yang sudah diturunkan


harganya

(2) Dalam keadaan batas ultimate pada bagian table ini, aksi dengan tanda

x adalah memasukkan faktor beban ultimate penuh

o adalah memasukkan faktor beban ultimate yang sudah diturunkan


besarnya sama dengan daya layan

(3) Bebarapa aksi tetap bias berubah menurut waktu secara perlahan-lahan.
Kombinasi beban untuk aksi demikian harus dihitung dengan melihat
harga rencana maksimum dan minimum untuk menentukan keadaan
yang paling bahaya.

5. Pemilihan Tipe Struktur

i. Struktur Bangunan Atas

Pemilihan struktur atas jembatan yaitu struktur PCI Girder span 19,60 meter
sebamyak satu span.

ii. Pondasi

Pemilihan jenis pondasi yaitu PC Spun Pile 500 m dengan kedalaman 30,0
meter.

Kelas Kegunaan

K-350 - Slab, Deck Slab, Parapet


K-250 - Abutment
- Pelat Injak
- Wing Wall
- Trotoar
K-125 - Lantai Kerja

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
77
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

ii. Selimut Beton

Tebal Selimut Beton


Penggunaan
Nominal (mm)

30 Pelat Lantai
50 Pelat injak, Dinding sayap, Parapet, Back wall
70 Kolom, Footing bagian samping
100 Footing bagian bawah

iii. Baja Tulangan

Tegangan Leleh
Jenis Penandaan
(kg/mm2)
Baja Tulangan Polos 24 BJTP – 24

Baja Tulangan Ulir 39 BJDT/BJTS 40

II. PROGRAM KERJA


Sebelum melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan maka konsultan terlebih
dahulu membuat Rencana kerja yang disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, waktu yang tersedia dan personil yang terlibat didalamnya, sehingga
konsultan dalam menjalankan tugas-tugasnya akan memberikan jasa terbaik dan tetap
sesuai dengan kebutuhan, rencana kerja konsultan dalam menjalankan tugas-tugas
yang diinginkan pemberi tugas seperti apa yang telah dijelaskan dalam kerangka acuan
kerja, Konsultan telah menyiapkan rencana kerja yang akan memberikan jasa terbaik
dan tetap sesuai dengan kebutuhan untuk Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan.

Lingkup Kegiatan Utama pada pekerjaan ini, adalah sebagai berikut :

2.1. Mobilisasi Personil dan Peralatan Pendukung

Pada tahap ini penyedia jasa / konsultan menyediakan team work yang akan
ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jembatan ini dan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
78
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

menyiapkan fasilitas pendukung sesuai dengan yang tercantum dalam Surat


Perjanjian Kerja antara Dinas Pekerjaan Umum Peovinsi Jambi Bidang Bina Marga
dengan Penyedia Jasa / Konsultan.

2.2. Pengumpulan Data lapangan


2.2.1. Inventarisasi Jembatan yang ada berikut foto dokumentasi.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum
mengenai kondisi j e m b a t a n yang ada dan kondisi oprit Jalan yang

Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan :

1. Nama dan Lokasi Jembatan


2. Dimensi Jembatan yang meliputi bentang, lebar, jenis lantai, dan kondisi
jembatan.
3. Perkiraan volume pekerjaan
4. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
5. Foto dokumentasi.

2.2.2. Pengukuran Topografi


Pengukuran topografi dilakukan sepanjang lokasi as jembatan baru
dengan mengadakan tambahan pengukuran detail pada tempat yang
memerlukannya atau pemindahan lokasi jalan sehingga memungkinkan
didapat realinyement as jembatan yang sesuai dengan standar yang
dikehendaki.
Daerah yang diukur minimal :
 200 m pada kiri atau kanan sungai di sepanjang jalan atau sampai
ke rencana pertemuan alinyement lama dan alinyemen baru.
 100 m pada kiri atau kanan as jalan pada daerah sungai
 50 m pada kiri dan kanan jalan

Jenis pengukuran ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:


a). Pengukuran Titik Kontrol horizontal dan Vertikal
 Pengukuran titik kontrol disini berupa jaring poligon atau

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
79
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

rangkaian segi tiga, pemiihan jenis titik kontrol tersebut tergantung


pada lebar dungai. Untuk sungai dengan lebar lebih dari 100 m
dipakai rangkaian segi tiga.
 Titik kontrol tersebut di letakkan antara 50 m – 100 m

b). Pengukuran situasi jembatan

 Pengukuran situasi daerah sepanjang jembatan harus mencakup


semua keterangan yang ada di daerah sepanjang jembatan,
misalnya rumah, pohon pelindung jalan, pinggir
selokan,letak gorong- gorong, tiang listrik, tiang telepon,
jembatan, batas sawah,batas kebun, aliaran air dan lain sebagainya.
Untuk itu pengukuran dapat dilakukan dengan cara tachymetri

 Patok Km dan Hm yang ada pada tepi jalan harus diambil dan di
hitung koordinatnya. Ini maksudnya untuk memperbanyak titik
referensi pada penetuan kembali sumbu jalan yang direncanakan.

c). Pengukuran penampang memanjang dan melintang.

 Pengukuran penampang menanjang


Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu
jalan yang ada, kecuali pada tempat dimana kemungkinan
diadakan realinemen harus diadakan tambahan. Untuk
pengukuran penampang memanjang ini peralatan yang
digunakan sama dipakai untuk kontrol tinggi.

 Pengukuran penampang melintang


Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 M pada
bagian jalan lurus dan landai dan setiap jarak 25 M untuk daerah-
daerah tikungan dan berbukit. Lebar pengukuran harus mengikuti
sejauh 50 M sebelah kiri kanan sumbu jalan pada bagian yang lurus
dan 25 M ke sisi luar dan 25 M kesisi dalam pada bagian jalan yang
menikung.

Titik yang perlu diperhatikan adalah tei perkerasan, dasar atau

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
80
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

gorong-gorong tepi bahu jalan, dasar permukaan selokan, saluran


irigasi, lantai kendaraan jembatan dan tebing sungai.

 Patok-patok

d). Perhitungan dan penggambaran peta

2.2.3. Penyelidikan Tanah dan Material


Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan
material yang ada dan selanjutnya mengadakan penyelidikan tanah
dan material sepanjang kegiatan jembatan tersebut, yang akan
dilakukan berdasarkan survey langsung di lapangan maupun di
laboratorium.
 Alat yang digunakan adalah Alat Sondir Test, Boring Test Lengkap
dengan alat untuk pengambilan sampling di lapangan yang akan
diolah atau diperiksa di laboratorium.
 Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan bangunan lain yang besar
harus diadakan penyelidikan kondisi sub surfacenya.
 Menyelidiki lokasi sumber material yang ada disekitar kegiatan beserta
perkiraan jumlahnya untuk pekerjaan struktur jembatan dan
bangunan pelengkap lainnya termasuk pembuatan jalan pendekat
jembatan, semua ini harus dibuat petanya.
 Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi kegiatan memerlukan
pemerikasaan material (quarry) yang dapat di gunakan sebagai bahan
pembentukan badan jalan maupun perkerasannya.
 Perhitungan dan Penggambaran Peta

Prosedur Kerja

a. Penyedia jasa harus melengkapi teamnya yang akan ditugaskan ke


lapangan dengan alat-alat yang menurut keperluannya agar pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
81
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

b. Team tersebut harus dipimpin oleh seseorang yang terpercaya dan ahli
dalam bidangnya dan bekerja dengan penuh tanggungjawab untuk
memungkinkan di dapatnya hasil yang optimal.
c. Cara melaksanakan pemboran dan pengambilan contoh tanah hendaknya
dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dengan ketelitian yang tinggi
agar insterperasi atau percobaan yang akan dilakukan nanti tidak akan
menjumpai kesulitan.
d. Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan menurut ASTM/AASTHO.
Penamaan jenis tanah, apabila digunaka bahasa Indonesia hendaknya
diberi penjelasan istilah dalam bahasa Inggrisnya denga cara ditulis dalam
kurung. Dalam hal ini dimasudkan untuk keseragaman pengguna istilah.
e. Pada setiap lobang bor yang dikerjakan harus dilakukan pencatatan : lokasi,
elevasi permukaan pemboran, tanggal dimulai, tanggal selesai dan alat
sondir
f. Boring dan Samping dengan alat sondir
Untuk Mendapatkan informasi yang lebih teliti mengenai :
 Jenis tanah
 Struktur Lapisan tanah
 Index dan structural properties sub surface, perlu dilaksanakan
pemboran.
 Boring harus dikerjakan sampai kedalaman 30 meter atau setelah
didapat informasi yang cukup mengenai letak lapisan tanah keras,
jenis batuan dan tebalnya.
 Jika sebelum mencapai kedalaman yang ditentukan telah
menembus lapisan keras ini sedalam kurang lebih 3 meter lagi
(tergantung jenis batuannya dan beban bangunan sub
strukturnya).
g. Ketentuan lain :
 Penyelidikan tanah dengan membor, lubang bor harus diatur
sedemikian sehingga dapat memberikan informasi detail akan tanah
dasar.
 Sebagai hasil penelitian lapangan yang memerlukan pemboran,
letak lubang bor, jumlah dan kedalamannya harus sesuai dengan
keperluan.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
82
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

 Untuk pilar dimana tidak dapat dilakukan pemboran dengan bor


mesin karena lokasi dan kondisi, maka pemboran dapat diganti
dengan persetujuan Kepala SNVT P2JN Jambi.
 Kesimpulan dan peninjauan teknis ekonomis secara lengkap.
h. Penyusunan Laporan

Penyusunan Laporan Penyelidikan tanah harus mencakup seluruh


penyelidikan pada lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi tanah yang
didapat sebagai hasil test.

Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data dan peninjauan


teknik ekonomis yang lengkap.

2.2.4. Penyelidikan Hidrologi

Penyediaan jasa harus memberikan perhatian khusus dalam pengumpulan


dan pengujian data-data yang didapat untuk digunakan analisa persoalan
drainase jalan (misalnya : gejala arah dan kecepatan aliran, jenis / sifat erosi
maupun pengendapan, daerah pengaruh banjir, tinggi air banjir / air rendah
/ air normal dan lain-lain).

Daerah aliran (catchment area)dari setiap gejala aliran air harus dipelajari
dengan cermat dari peta topografi / geologis maupun pemeriksaan
langsung ditempat.

Untuk analisa hidrologi ditetapkan return periode 50 tahun

2.3. Analisa Data dan Konsep Detail Perencanaan


1. Dalam proses ini Penyedia Jasa menentukan semua kesimpulan hasil survey
lapangan dari semua bagian kegiatan, antara lain menyangkut :
 Penetapan lokasi jambatan baru harus berdasarkan peta topografi dan
evaluasi hasil survey pendahuluan pada jembatan yang direlokasikan
dengan memperhatikan standard perencanaan yang telah ditetapkan.
Untuk realinyemet harus dicantumkan sepanjang as jalan baru, tangen
point, titik-titik pada jarak tiap 50 meter sc, sc dan beberapa titik lainnya

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
83
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

yang perlu, rencana bangunan-bangunan drainase harus ditetapkan


Penyedia Jasa berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan
setempat.
 Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah harus
disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun keadaan bahan
bangunan.
Untuk jumlah serta panjang bentang, harus sesuai dengan keadaan
topografi setempat dengan memperhatikan standard bangunan atau yang
ditentukan oleh pemberi tugas.
Untuk Konstruksi bangunan atas harus digunakan standard bina Marga
yang ditentukan oleh Project Officer Kecuali ditentukan lain.

2. Laporan konsep detail perencanaan.


Penyedia jasa wajib membuat dan menyampaikan kepada pemberi tugas
laporan yang berisi kesimpulan dan saran atas semua bagian perencanaan
untuk setiap jembatan, terutama yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
a. Plan di atas peta situasi dengan letak jembatan lama dan baru (jika ada)
pada daerah cukup lebar sehingga jelas kedudukan jembatan tersebut.
Digambar pada skal 1 : 500, yang berisi antara lain :
 Lokasi dan nomor titik control horizontal dan vertical
 Lokasi dan nomor potongan melintang
 Elemen-elemen lengkung horizontal
 Batas Daerah penguasaan (ROW) dan penggunaannya
 Semua data-data topografi yang penting (Rumah, jalan lama, jenis-jenis
tanaman utama dan lain-lain)
 Patok-patok pengukuran.
b. Potongan memanjang
Digambar di bawah plan tersebut pada butir 1 diatas, dengan skala
horizontal 1 : 500 dan vertical 1 : 100 yang berisi hal-hal sebagai berikut :
 Tinggi muka tanah asli, muka air normal, muka air banjir serta elevasi
jembatan
 Nomor potongan melintang
 Jarak partial progresif
 Elemen-elemen / data-data lengkung vertical dan horizontal
 Elemen-elemen data jalan terdekat.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
84
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

c. Potongan melintang(cross section)


Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topografis sesuai
dengan keadaan lokasi yang ditentukan di atas kertas dengan skala
horizontal 1 : 100 dan vertical 1 : 100, dan seterusnya dari kepala
jembatan.
d. Bangunan Jembatan
Untuk tiap jembatan dibuat gambar-gambar :
 Plan serta potongan-potongan seperti pada butir 1,2,3 di atas.
 Denah, potongan memanjang dan melintang jembatan (pada
potongan memanjang harus dibuat grafik SPPT, grafik sondir, bor log
untuk pondasi yang diselidiki struktur tanahnya)
 Detail-detail bangunan bawah dan bangunan atas.
 Keterangan-keterangan mengenai kelas pembenanam, mutu bahan
harus dicantumkan pada tiap gambar jembatan.
e. Kelengkapan-kelengkapan lainnya berupa :
 Title sheet, lengkap dengan lokasi kegiatan.
 Gambar lokasi jembatan, lengkap dengan nama jembatan dan
lokasinya.
 Simbol dan singkatannya.
 Jadwal pelaksanaan dan perkiraan kuantitas.
 Tipikal potongan melintang.
 Dan lain-lain
f. Standard-standard dari bangunan pengaman lainnya (bangunan
penahan erosi dan lain-lain)
g. Spesifikasi dokumen lelang.

3. Perhitungan volume
Program penggantian, perbaikan/peningkatan jembatan ini akan dibagi
dalam satu atau beberapa paket pelaksanaan sesuai dengan lokasi dan
kemampuan pelaksanaan pembangunan.
Untuk tiap jembatan harus dihitung jumlah pekerjaan untuk tiap bagian
dengan masing-masing kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam
beberapa pekerjaan sebagai berikut :
 Mobilisasi

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
85
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

 Pekerjaan tanah
 Pekerjaan beton
 Pekerjaan jalan dan pendekat
 Pekerjaan bangunan atas
 Lain-lain

4. Perkiraan Biaya
Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai, maka Penyedia jasa
harus menyiapkan analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan
berdasarkan factor-faktor : material, peralatan, social, pajak, over head,
keuntungan dan pengawasan yang didapat dari keterangan-keterangan
daerah setempat.
Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan dengan kegiatan-
kegiatan sebelumnya atau pekerjaan-pekerjaan sejenis di daerah itu, bila
terjadi perbedaan maka harus dicari penyebabnya dan diadakan penelitian
kembali sehingga didapatkan harga yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW) harus dibuat berdasarkan harga
satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis penggunaan
tanah.
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dari kontraktor dalam negeri
sehingga dapat memperkirakan kemampuannya dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaimana cara
melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.
Dokumen-dokumen yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
 Analisa harga satuan
 Perkiraan biaya untuk masing-masing cara pelaksanaan.
 Jumlah pekerjaan dari setiap pelaksanaan yang bersangkutan.
Dalam menganalisa periode-periode pelaksanaan dan pembiayaan, maka
penyedia jasa harus menyiapkan jadwal untuk setiap kegiatan dengan
jumlah biaya tahunan yang diperlukan.

5. Penyerahan konsep detail perencanaan


Semua dokumen detail perencanaan sementara meliputi antara lain :
 Laporan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
86
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

 Gambar rencana harus udah disiapkan dalam rangkap 1 kepada pemberi


tugas sesuai dengan jadwal waktu.

2.4. Perencanaan Akhir


1. Setiap revisi/variasi atas detail perencanaan sementara yang dilakukan
pemberi tugas harus dimasukan ke dalam Final Design melalui penelitian
Penyedia Jasa.
2. Cetakan perencanaan akhir pada kertas A3 harus diserahkan oleh penyedia
jasa kepada pemberi tugas dalam waktu yang telah ditetapkan.

Semua catatan dan perhitungan pada survey lapangan dan semua kalkir
perencanaan kegiatan ini harus diserahkan kepada pemberi tugas bersamaan
dengan penyerahan perencanaan akhir.

2.5. Penyiapan Dokumen Lelang


2.5.1. Menyiapkan gambar rencana detail dalam ukuran A3
2.5.2. Menyusun daftar kuantitas pekerjaan dengan menggunakan dokumen
standar
2.5.3. Meneliti knsistensi isi dokumen
2.5.4. Menyusun ketentuan-ketentuan yang akan diterapkan baik dalam proses
pelelangan maupun dalam proses pelaksanaannya.
Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan dalam dokumen lelang yang
terdiri dari :

Bab. I : Instruksi Kepada Peserta Lelang

Bab. II : Data Lelang

Bab. III : Bentuk surat penawaran, lampiran, Penunjukan dan Surat


Perjanjian

Bab. IV : Syarat-syarat umum Kontrak

Bab. V : Syarat-syarat Khusus Kontrak

Bab. VI : Spesifikasi Teknis

Bab. VII : Gambar-gambar rencana

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
87
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Bab. VIII : Daftar kuantiutas, Analisa Harga Satuan dan Metoda


Pelaksanaan.

Bab. IX : Bentuk-bentuk Jaminan.

2.6. Penggandaan Dokumen


Dokumen digandakan sebanyak yang diminta dalam kerangka acuan kerja.

2.7. Pelaporan
Dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan ini, pihak Konsultan akan membuat
laporan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan,
dimana setiap laporan harus disusun secara detail dan lengkap dalam Bahasa
Indonesia, dengan jumlah dan isi laporan tersebut ditetapkan sebagai berikut :
2.7.1. Laporan Pendahuluan / Reconnaissance Survey
Laporan Pendahuluan, berisi :
1). Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
2). Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
3). Jadwal kegiatan penyedia jasa
4). Hasil survey reconnaissance
5). Foto kondisi eksisting yang mewakili
Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak SPMK diterbitkan, berjumlah 5 Buku.

2.7.2. Laporan Bulanan


Laporan bulanan berisi, :
Progres rutin yang dilakukan oleh pengguna jasa, Laporan bulanan harus
diserahkan paling lambat setiap tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya,
berjumlah 5 Buku x 5 Bulan = 25 Buku.

2.7.3. Laporan Survey Topografi


Berisi hasil pengukuran kondisi eksisting jembatan, hasil perhitungan
koordinat, baik perhitungan poligon, perhitungan profil memanjang dan
perhitungan cross section.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
88
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan semenjak


SPMK diterbitkan, berjumlah sesuai yang tercantum dalam Rincian Anggaran
Biaya Dengan dilengkapi data lapangan dan Foto pelaksanaan survey.

2.7.4. Laporan Penyelidikan Tanah (Sondir Test, Boring test & Laboratorium Test)
Penyusunan Laporan Penyelidikan tanah harus mencakup seluruh
penyelidikan pada lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi tanah yang didapat
sebagai hasil test.

Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data dan peninjauan teknik


ekonomis yang lengkap

2.7.5. Laporan Akhir, Engineering Estmate dan Gambar Rencana serta Dokumen
Pengadaan
Laporan Akhir ini, berisi laporan seluruh proses yang dilakukan serta seluruh
perhitungan yeknis yang digunakan sebagai dasar perhitungan disain.
Laporan akhir ini diserahkan bersama-sama dengan perhitungan kebutuhan
fisik dan biaya konstruksi dalam bentuk Engineer Estimate (EE), Gambar-
gambar Rencana .

2.7.6. Laporan Rencana Mutu Kontrak.


Laporan RMK, berisi Rencana Kerja, Organisasi Kerja, Tahapan Kerja serta
Metode Kerja dalam upaya pencapaian standar mutu (quality assurance).
Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak sesuai yang tercantum dalam Rincian Anggaran Biaya.

2.8. Pra Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (Pra-RK3K)


Dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi,
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.

Dalam Pra Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak yang dimaksud
dengan :

RK3K adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 konstruksi Bidang Pekerjaan


Umum yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
89
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara penyedia jasa dengan


pengguna jasa dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi bidang pekerjaan umum.

K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian


perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan langsung dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan
kerja konstruksi, proses prosuksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah rangkaian


proses manajemen yang sistematik dan terstruktur dengan fokus pada
keselamatan dan kesehatan kerja dan melibatkan seluruh sumber daya, yang
bertujuan untuk melindungi karyawan, pelanggan, aset dan mitra kerja dari
potensi bahaya yang mungkin terjadi

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah rangkaian


proses manajemen yang sistematik dan terstruktur dengan fokus pada
keselamatan dan kesehatan kerja dan melibatkan seluruh sumber daya, yang
bertujuan untuk melindungi karyawan, pelanggan, aset dan mitra kerja dari
potensi bahaya yang mungkin terjadi

K3 Konstruksi dan Pemeliharaan Konstruksi adalah Keselamatan dan Kesehatan


Kerja konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat)
antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas
umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air
limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai,
irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan pemeliharaan bangunan konstruksi
lainnya.

Pengertian istilah tentang Inisiator, Panitia Pengadaan, Proyek/Pelaksana Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa, Biro Manajemen Mutu dan Risiko, Atasan
Proyek/Pelaksana Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Jasa, Penyedia Jasa
dan istilah lainnya sesuai dengan Keputusan Direksi No. 15/KPTS/2009 tanggal
20 Januari 2009, yang berkaitan dengan Standar prosedur operasional
pelaksanaan pengadaan barang/jasa di lingkungan perusahaan (khusus Bab I
Ketentuan Umum, Pasal 1 tentang Pengertian Istilah) dan pengertian istilah
tentang Jaminan Pemeliharaan sesuai dengan Keputusan Direksi No.
158/KPTS/2009 tanggal 9 September 2009, yang berkaitan dengan
perubahan keputusan direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk No. 15/KPTS/2009

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
90
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

tentang standar prosedur operasional pelaksanaan pengadaan barang/jasa


di lingkungan perusahaan (khusus Pasal II).

Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di bidang


K3 Konstruksi dalam menjalankan Sistem Manajemen K3 yang dibuktikan dengan
sertifikat dari yang berwenang

Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi PT Jasa Marga


(Persero) Tbk dan/atau Organisasi Kontraktor/Konsultan Pengawas yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi dan berpengalaman sedikitnya 2
(dua) tahun.

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.

Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu
batas yang memadai dan dapat diterima.

Risiko K3 adalah perpaduan/perkalian antara peluang/kemungkinan/frekuens


terjadinya peristiwa K3 dengan akibat/keparahan yang ditimbulkannya dalam
kegiatan dan pemeliharaan konstruksi.

Kategori Risiko K3 dinyatakan berupa Risiko Tinggi, Risiko Moderat dan Risiko
Rendah. Jika terjadi perbedaan pendapat tentang penentuan kategori Risiko,
harus diambil tingkat Risiko yang lebih tinggi.

Peluang/kemungkinan/frekuensi terjadinya peristiwa K3 dinyatakan dalam


tingkatan 1(satu) sampai dengan 5 (lima): adalah Sangat Kecil (SK), Kecil (K),
Sedang (S), Besar (B), dan Sangat Besar (SB) kemungkinannya.

Akibat/keparahan yang ditimbulkan terkait kepada 3 (tiga) faktor terhadap:


Orang/Jiwa, Harta Benda dan Lingkungan.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
91
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

Orang/Jiwa dikaitkan akibat/keparahan terhadap Pekerja, Tamu, staf


konsultan, Pengguna, Suplier, Kontraktor, Pihak luar dengan tingkatan yang
berjenjang mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).

Harta Benda dikaitkan terhadap Peralatan, Perlengkapan, Kendaraan yang dimiliki


proyek dan pihak luar (yang ada di area kerja dan lingkungan kerja serta
pemanfaat konstruksi) dengan tingkatan yang berjenjang mulai dari 1 (satu)
sampai dengan 5 (lima).

Lingkungan dikaitkan dengan Limbah (baik cair, padat dan gas), sisa bahan,
buangan, bekas dan komplain lingkungan serta dampak ikutannya dengan
tingkatan yang berjenjang mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).

Tabel Klasifikasi Tingkat Risiko adalah Pedoman untuk menghitung dan


menetapkan Tingkat Risiko Tinggi atau Risiko Moderat atau Risiko Rendah yang
dibuat oleh Biro Manajemen Mutu dan Risiko pada proyek konstruksi dan
pemeliharaan.

Audit Internal K3 adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh


Auditor K3 Konstruksi dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian
terhadap efektifitas penyelenggaraan K3 Konstruksi di lingkungan kerja.

Audit Internal K3 Konstruksi oleh Penyedia Jasa adalah Audit K3 Konstruksi


Bidang Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh auditor internal Penyedia Jasa.

Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan


penilaian terhadap kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi
pengumpulan data, analisa, penilaian, kesimpulan dan rekomendasi tingkat
penerapan K3 Konstruksi pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Adapun bentuk dari RK3K adalah seperti di bawah ini :

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
92
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

PRA – RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(PRA-RK3K)

1. Kebijakan K3
PT. Endah Bangun Nagara Consultant berkomitmen pada pelaksanaan aktivitas Konstruksi dalam
keadaan aman, yang artinya efisien dan memenuhi Peraturan Perundang-undangan K3. Tujuan
kami adalah untuk memberikan lingkungan kerja yang bebas kecelakaan. Kami mengenali
bahaya yang akan timbul baik dari peralatan maupun lingkungan serta menekan dan
meminimalkan bahaya tersebut.

Sumberdaya kami yang sangat berharga adalah tenaga kerja. Ketika kualitas dan produktivitas
menjadi kritis terhadap operasi kerja kami, itu akan menurunkan keselamatan personel.

Untuk mencapai tujuan kami, diperlukan keseragaman usaha tim dari semua level organisasi.
Keselamatan harus direncanakan dalam tiap-tiap aktivitas kerja dan mendapatkan perhatian yang
sama halnya dengan mutu dan produksi.

Kebijakan K3 dan manual prosedur telah dikembangkan untuk memandu kita dalam pekerjaan
sehari-hari. Kerjasama tim dan pemenuhan terhadap standar K3, prosedur dan ketentuan akan
membantu kita dalam mencapai tujuan “Zero Accident”. Kerjasama anda dan partisipasi aktif
dalam kebijakan K3 ini sangatlah diharapkan dan kami hargai.

Jambi, 23 Juni 2012


PT. Endah Bangun Nagara
Consultant

YADI HIDAYAT, ST

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
93
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

2. Perencanaan

1) IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIANNYA

Nama Pekerjaan :
Lokasi :
Tanggal :

Identifikasi jenis bahaya & Risiko


No Jenis/Type Pekerjaan Pengendalian Risiko K3
K3
1. Survei Pengukuran Debit Jenis Bahaya : Hanyut Pengendalian Risiko K3 :
air sungai (Hydrologi) Risiko : luka berat/meninggal membuat sling pengaman
perahu
2. Survei penyelidikan tanah Jenis Bahaya : Tertimpa Rig Pengendalian Risiko K3 :
(Sondir) Risiko : luka berat/meninggal memastikan alat bor laik
pakai, dan membuat
landasan rig yang kuat
3. Survei penyelidikan tanah Jenis Bahaya : Tertimpa Rig Pengendalian Risiko K3 :
(Boring) Risiko : luka berat/meninggal memastikan alat bor laik
pakai, dan membuat
landasan rig yang kuat
4. Pengikuran Topografi Jenis Bahaya : Tertabrak Pengendalian Risiko K3 :
kendaraan membuat rambu-
Risiko : luka berat/meninggal rambu/tanda peringatan

2) Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya

Daftar peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipenuhi


dalam melaksanakan Paket Pekerjaan ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
3. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. Kept.174/MEN/1989, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman
SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
5. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
94
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

3. Sasaran K3 dan Program K3

Sasaran K3

1. Menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam bekerja


2. Menghindari kecelakaan-kecelakaan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang
dilakukan
3. Zero Accident

Program K3

1. Kebijakan K3
2. Administratif dan Prosedur
3. Identifikasi Bahaya
4. Project Safety Review
5. Pembinaan dan Pelatihan
6. Safety Meeting dan Safety Committee
7. Safe Working Practices
8. Sistim Ijin Kerja
9. Safety Inspection
10. Equipment Inspection
11. Keselamatan Konsultan
12. Lalulintas Jalan
13. Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran
14. Keadaan Darurat
15. Investigasi Kecelakaandan Pelaporan

Organisasi K3

Penanggung Jawab K3

Emergency/Kedaruratan P3K Kebakaran

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
95
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

III. ORGANSASI DAN PERSONIL


1. PERSONIL
a. Ketua Tim
Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman professional dalam bidang nya 6 (enam)
tahun, dan mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan
permasalahannya.

Sudah biasa bekerja dengan metode design jembatan Direktorat Jenderal Bina
Marga, maupun metode teknik perkerasan khusus yang dipakai pada kondisi
tertentu.

Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim meliputi :

1. Mengkoordinasi semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga


bias menghasilkan pekerjaan.
2. Mempersiapkan petunjuk teknik dari setiap kegiata pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan.
3. Meneliti dan menyarankan bahan yang dapat dipakai untuk jembatan yang
direncanakan.

b. Bridge/Structure Engineer
Sarjana Teknik Sipil, pengalaman professional dalam bidang nya 6 (enam) tahun,
termasuk pengambilan data lapangan dan analisanya.

Tugas dan kewajibannya meliputi :

1. Meninjau lokasi dari masing-masing jembatan yang akan direncanakan


guna.
2. Menentukan relokasi jembatan bila ada.
3. Mengkonfirmasikan kebutuhan dan tingkat pekerjaan yang diperlukan.
4. Menentukan survai lapangan yang dibutuhkan dan data yang diperlukan
untuk melaksanakan detail desain teknis.
5. Mempersiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan
(investigasi). termasuk pemboran atau sondir dimana diperlukan dan
mengkoordinir semua kegiatan team lapangan dalam melaksanakan
rencana kerja di lapangan.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
96
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

6. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia, menyiapkan
detail desain, prakiraan jumlah dan harga teknik demikian pula gambar-
gambar teknik dari semua jembatan yang akan direncanakan.

c. Quantity Engineer
Sarjana Teknik Sipil, berpengalaman dibidang hidrologi minimal 6 (enam) tahun
kerja.

Tugas dan kewajibannya meliputi :

1. Mengadakan analisa perhitungan harga satuan mengumpulkan data harga


bahan/ material serta peralatan untuk kegiatan-kegiatan yang sedang
berjalan sebagai pembanding.
2. Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan
design yang ada.
3. Bertanggung jawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuain
dengan designnya.
4. Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pelelangan dan
dokumen kontrak untuk setiap pembagian pelaksanaan yang telah

Uraian tugas Tenaga Pendukung adalah sbb:

1. Surveyor
Sarjana Teknik Sipil/Teknik Geodesi/D3/SLTA, dengan tugas membantu
pelaksanaan tugas Geodetic Engineer dalam hal pengukuran lapangan serta
pengolahan data dan pembuatan peta.

2. Teknisi
Sarjana Teknik Sipil/D3/SLTA, dengan tugas membantu pelaksanaan tugas
Soil and Material Engineer dalam hal pengambilan data lapangan serta
pengolahan data.

3. Administrasi/Opr. Komputer
Sarjana Muda/SLTA, dengan tugas membantu pelaksanaan administrasi
penyedia jasa.

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
97
Tahun Anggaran 2012
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA

4. CAD Operator
Sarjana Muda/SLTA, dengan tugas membantu Engineer dalam pembuatan
gambar disain dengan software CAD.

5. Tenaga Lokal
Bertugas membantu pelaksanaan survey di lapangan.

2. ORGANISASI
Untuk memenuhi kebutuhan Perencanaan pekerjaan pada Pekerjaan Perencanaan
Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir Tahun Anggaran 2012,
maka penyedia jasa membuat Struktur Organisasi pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut : (Terlampir)

Dokumen Penawaran Teknis


Pekerjaan Perencanaan Jembatan Gantung Kampung Lamo Kec. Mendahara Ilir
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur
98
Tahun Anggaran 2012

Anda mungkin juga menyukai