Anda di halaman 1dari 27

1.

1 LATAR BELAKANG
Indonesia yang merupakan Negara tropis terdiri dari banyak pulau dan memiliki banyak sungai
besar dan kecil, tidak kurang 88.000 buah jembatan atau panjangnya kira-kira 1.000 km, baik
permanen maupun yang masih bersifat lintasan-basah (wet-crossing) yang sudah tercatat, dari
jumlah tersebut tidak kurang dari 29.000 buah jembatan berada pada sistem jaringan jalan
Utama yang mendukung perekonomian secara langsung yaitu pada ruas jalan nasional dan
provinsi yang panjangnya kurang lebih 500 km dan sisanya berada di ruas jalan di kabupaten,
desa dan jalan di daerah perkotaan.
Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentang jalan, dinyatakan bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional mempuyai peranan penting terutama dalam
mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah, disamping itu pembangunan jembatan akan membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional
serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional
dalam menuju masyarakat yang adil dan sejahtera, tidak dapat dipungkiri lagi peran jembatan
dalam mewujudkan seperti yang diamanatkan oleh UU Jalan tersebut adalah sangat penting.
Sedangkan kebijakan Pemerintah di bidang infrastruktur jalan adalah terwujudnya Sistem
Penyelenggaran jaringan jalan yang handal bermanfaat dan berkelanjutan untuk mendukung
tercapainya Indonesia yang Aman dan Damai, Adil dan Demokratis, Lebih Sejahtera.
Hidrologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini
yang merupakan bentuk cair dan menyangkut perubahan-perubahannya antara keadaan cair,
padat dan gas dalam atmosfir yang berada diatas dan di bawah permukaan tanah. Bahasan
dalam laporan hidrologi pada proyek ini adalah penetapan tinggi konstruksi aman jembatan dari
dasar sungai hingga bebas terhadap jangkauan air banjir, baik banjir 5 tahunan hingga banjir
100 tahunan yang telah ditetapkan sesuai standar peraturan yang ada.

1. 2 MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud

Layanan konsultasi ini dimaksudkan sebagai salah satu kegiatan dari program kerja
Perumahan PT. Trniti Dinamik, di Provinsi Banten, dalam upaya untuk mendukung
pertumbuhan perekonomian daerah dengan indentifikasi potensi jalan.
b. Tujuan

1. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk membangun Jembatan di wilayah
Perumahan Provinsi Banten.
2. Tujuan pokok dari kegiatan ini adalah Perencanaan Teknik Jembatan.
3. Pekerjaan ini dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu :
- Tahap pengumpulan data lapangan.
- Tahap analisa data lapangan, perencanaan dan penggambaran.
- Tahap pelaporan dan penyiapan dokumen lelang.

Pendahuluan 1-1
LAPORAN HIDROLOGI
Jembatan Tambak Pamaryan

1. 3 LOKASI PROYEK
Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Gambar 1.1 memperlihatkan peta lokasi proyek.

Pendahuluan 1-2
LAPORAN HIDROLOGI
Jembatan Perumahan Tambak Pamaryan

LOKASI PEKERJAAN

JEMBATAN
TAMBAK
PAMARAYAN

Gambar 1. 1 Lokasi Kegiatan Perencanaan Teknik Jembatan Tambak Pamarayan

Pendahuluan 1-3
LAPORAN HIDROLOGI
Jembatan Perumahan Tambak Pamaryan

Pendahuluan
2.1 DATA CURAH HUJAN
Data aliran/debit sungai di outlet/rencana jembatan tidak ada, sehingga untuk memperkirakan
debit banjir rencana (design flood) dipakai data curah hujan harian maksimum dalam setahun.
Dari stasiun hujan terdekat dengan lokasi pekerjaan yaitu stasiun BMG Bandara Soekarno
Hatta diperoleh data curah hujan harian maksimum dari tahun 20011 s/ d 2019, sebagaimana
terlihat pada tabel Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Data Curah Hujan Harian Maksimum (mm)

CURAH HUJAN (mm)


BULAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
JAN 8 57 56 59 56 43 16 90 35
FEB 6 48 72 32 38 44 25 55 58
MAR 10 75 46 39 59 53 44 109 60
APR 9 51 38 58 65 68 58 84 36
MEI 89 35 102 112 68 44 57 85 102
JUN 61 88 78 69 120 24 77 103 96
JUL 93 75 9 7 95 33 57 200 103
AGT 59 110 340 18 98 15 49 51 106
SEP 95 61 77 15 54 70 38 89 95
OKT 95 54 56 45 59 36 84 94 86
NOP 47 60 93 39 42 54 47 96 53
DES 62 39 34 78 56 54 74 107 64

Jika ada data yang kosong maka bisa didapatkan dengan menggunakan persamaan:

1 R R R 
rx =  x xrA + x xrB + x xrC 
3  RA RB RC 

Dimana :

rx = Curah hujan yang diperkirakan pada stasion X, dalam mm

Rx = Curah hujan rata-rata tahunan pada stasion X, dalam mm

rA, rB, rc = Curah hujan di Stasion A, B dan C dalam mm

RA, RB, Rc = Curah hujan rata-rata tahunan di Stasion A, B dan C dalam mm.

2.2 PETA RUPA BUMI


Data fisik Daerah Aliran Sungai (DAS) pada rencana jembatan diperkirakan berdasarkan peta
rupabumi/ peta topografi skala 1:125.000 dan peta lokasi proyek skala 1:100.000. Tidak
diperoleh peta dengan skala yang lebih besar, sehingga sulit untuk menetapkan angka-angka
yang akurat mengenai data fisik DAS lokasi rencana jembatan tersebut.

Tabel 2. 2 Data Fisik Sungai

Panjang
Luas DAS Kemiringan
No Nama Jembatan Sungai

(Km²) (Km) Sungai

1 Tambak Pamarayan 9.2152 5.555 0,001


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan

3.1 ANALISA CURAH HUJAN MAXIMUM


Analisa curah hujan maksimum, yang dalam perencanaan disebut dengan curah hujan rencana
(design rainfall) ditunjukkan dengan hasil ouput berupa besaran curah hujan harian sesuai
dengan tingkat probabilitasnya (P) dan periode ulang (T) tertentu. Analisa ini pada umumnya
dilakukan melalui pendekatan analisa frekuensi curah hujan.
Untuk perhitungan probabilitas ditentukan dengan distribusi data hujan harian maksimurn dari
stasiun BMG Soekarno Hatta diperoleh data curah hujan harian maksimum dari tahun 2011 s/ d
2019. Metode analisa frekuensi dilakukan dengan Distribusi Harga Ekstrim Gumbel, Distribusi
Normal, Distribusi Log Normal dan dengan Distribusi Log Pearson TYPE III.

3.1.1 Distribusi Gumbel


Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi harga ekstrim Gumbel adalah :
• Harga rata-rata/harga tengah (mean)
• Penyimpangan standar (standard deviation)
• Faktor frekuensi (frequency factor)
Pada garis besarnya, langkah penyelesaian distribusi harga ekstrim Gumbel adalah sebagai
berikut :
1. Menyusun data hujan harian maksimum sesuai dengan urutan besar ke kecil tanpa
melihat tahun kejadiannya :
R1,R2, …….,Rn
2. Menghitung harga tengahnya (mean) :
n

R i
R= i =1

n
3. Menghitung harga penyimpangan standar (standard deviation) :
n

 ( R − R) i
2

Sx = i =1

n −1
4. Menghitung faktor frekuensi (frequency factor) :
(Yt − Yn )
K=
Sn
dimana :
K = faktor frekuensi
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
Yt = reduced variable (ada tabel hubungan antara waktu ulang T dengan Yn)
Yn = reduced mean (ada tabel hubungan antara lamanya pengamatan n dengan Yn)
Sn = reduced standard deviation (ada tabel hubungan antara lamanya pengamatan n
dengan Sn)

5. Menghitung curah hujan rencana dengan waktu ulang yang dipilih :


Rt = R + K * S x
6. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

Tabel 3. 1 Simpangan Baku Tereduksi, Sn

Tabel 3. 2 Rata- Rata Tereduksi, Yn


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
Tabel 3. 3 Hubungan Antara Waktu Ulang dengan Reduksi (Yt)

3.1.2 Distribusi Log Pearson Type III


Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi log pearson type III adalah:
• Harga rata-rata/harga tengah (mean)
• Penyimpangan standar (standard deviation)
• Faktor asimetri (coefficient skew)
Pada garis besarnya, langkah penyelesaian distribusi log pearson type III adalah sebagai
berikut :
1. Mentransformasikan data curah hujan harian maksimum ke dalam harga-harga
logaritmanya :
R1,R2, ….., Rn menjadi log R1, log R2, …., log Rn
2. Menghitung nilai tengahnya (mean) :
n

 log Ri
LogR = i =1
n
3. Menghitung harga penyimpangan standar (standard deviation)
n

 (log Ri − log R) 2

Sx = i =1
(n − 1)
4. Menghitung koefisien asimetri (coefficient skew)
n
n *  (log Ri − log R ) 3
Cs = i =1

(n − 1) * (n − 2) * S x
3

5. Menghitung besarnya logaritma hujan rencana dengan waktu ulang yang dipilih :
LogRt = log R + G * S x
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
(harga-harga G diperoleh dari label Pearson)

6. Maka besarnya hujan rencana (Rt) adalah antilog dari log Rt


7. Hasil perhitungan dapat dilihat pada sub bab selanjutnya

Tabel 3. 4 Nilai- nilai Distribusi (G) Pearson Type III untuk Koefisien Asismetri (Cs) Positif
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
Tabel 3. 5 Nilai- nilai Disribusi (G) Pearson Type III untuk Koefisien (Cs) Negatif

3.1.3 Distribusi Log Normal 2 Parameter


Distribusi Log–normal dua parameter mempunyai persamaan transformasi sebagai berikut:

Log Xt = Log X + ( k  S Log X )

Keterangan,
Xt = Besarnya curah hujan dengan periode t (mm)

Log X = Rata-rata nilai logaritma data X hasil pengamatan (mm)


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
S Log X = Standar Deviasi nilai logaritma data X hasil pengamatan

 ( Log X
t =1
t − Log X ) 2
=
n −1
K = faktor frekuensi, sebagai fungsi dari koefisien variasi (cv) dengan
periode ulang t. Nilai k dapat diperoleh dari tabel yang merupakan
fungsi peluang kumulatif dan periode ulang, lihat Tabel. 2.3
CS = koefisien kepencengan = 3 CV + CV3
CK = koefisien kurtosis
= CV8 + 6CV6 + 15CV4 + 16CV2 + 3
CV = koefisien variasi

σ
=
μ
σ = deviasi standar populasi ln X atau log X
μ = rata-rata hitung populasi ln X atau log X

3.1.4 Distribusi Normal


Distribusi normal atau kurva normal dikenal pula dengan nama distibusi Gauss yang
mempunyai rumus sebagai berikut:

Xt = X + K. SX
di mana:
Xt = curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)
X = curah hujan maksimum rata-rata
SX = standar deviasi
KTR = faktor variabel reduksi Gauss untuk Distribusi Normal
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan

Harga 3.
Tabel KTr6Perhitungan Distribusi
Harga KTR untuk NormalNormal.
Distribusi

No. Tr (tahun) KTr Peluang


1 1.001 -3.05 0.999
2 1.005 -2.58 0.995
3 1.010 -2.33 0.990
4 1.050 -1.64 0.950
5 1.110 -1.28 0.900
6 1.250 -0.84 0.800
7 1.330 -0.67 0.750
8 1.430 -0.52 0.700
9 1.670 -0.25 0.600
10 2.000 0.00 0.500
11 2.500 0.25 0.400
12 3.330 0.52 0.300
13 4.000 0.67 0.250
14 5.000 0.84 0.200
15 10.000 1.28 0.100
16 25.000 1.64 0.040
17 50.000 2.05 0.020
18 100.000 2.33 0.010
19 200.000 2.58 0.005
20 500.000 2.88 0.002
21 1000.000 3.09 0.001

3.1.5 Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana


Hasil perhitungan curah hujan rencana untuk masing masing metoda diatas diresumekan pada
table dibawah ini
Tabel 3. 7 Resume perhitungan curah hujan rencana.

Untuk mengetahui kecocokan metoda yang dipakai pada perhitungan curah hujan tersebut
maka dilakukan analisa uji kecocokan untuk pemilihan distribusi hujan rencana pada sub bab
berikut ini.
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
3.1.6 Pemilihan Distribusi Dengan Uji Kecocokan
Distribusi Log–normal dua parameter mempunyai persamaan transformasi sebagai berikut:
Untuk menentukan kecocokan distribusi frekwensi di lakukan uji kecocokan dengan
Metode Chi- Kuadrat dan metode Smirnov-Kolmogorov.
A. Uji Chi-Kuadrat.
Uji Chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang
yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter  2 . Parameter  2 dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
k
(E F − O F ) 2
 2 hitung = i =1 EF

keterangan :

 2 hitung = Parameter chi-kuadrat terhitung


OF = Frekuensi pengamatan (Observed Frequency)
EF = Frekuensi teoritis (Expected Frequency)

Harga curah hujan harian maksimum Xt diplot dengan harga probabilitas Weibull
(Soetopo, 1996:12) :

n
Sn (x) =  100%
N +1
keterangan :
Sn (x) = Probabilitas (%)
n = Nomor urut data dari seri yang telah diurutkan
N = Jumlah total data

Hitung harga  2 cr dengan menentukan taraf signifikan  γ 5% dan dengan derajat


kebebasan yang dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dk = K – (P + 1)
keterangan :
Dk = Derajat kebebasan
P = Parameter yang terikat dalam agihan frekuensi
K = Jumlah kelas distribusi
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
= 1 + (3.322 . log n)

Langkah-langkah dalam memakai jenis uji ini adalah sebagai berikut :

1. Mengurutkan data curah hujan harian maksimum dari nilai terkecil ke


terbesar.
2. Memplot harga curah hujan harian maksimum Xt dengan harga probabilitas
Weibull :

S n (x ) =
n
. 100 %
N +1
Dimana :
Sn (x) = probabilitas (%)
n = nomer urut data dari seri yang telah diurutkan
N = jumlah total data
3. Tarik garis dengan bantuan titik curah hujan rancangan yang mempunyai
periode ulang tertentu pada kertas semi-log probabilitas vs curah hujan
4. Hitung harga frekuensi teoritis dari kertas semi-log
5. Hitung nilai  2 hitung dengan persamaan diatas

6. Hitung harga  2 cr dengan menentukan tarap signifikan γ = 5 % dan dengan


derajat kebebasan yang dihitung dengan persamaan :
dk = n − ( m + 1)

Dimana :
dk = derajat kebebasan
n = jumlah data
m = jumlah parameter untuk  2 hitung
7. Dengan nilai γ dan nilai tingkat kepercayaan/significant level γ maka
didapatkan nilai  2 cr yang akan dibandingkan dengan nilai  2 hitung. Data akan

diterima jika dari uji nilai  2 hitung <  2 cr.


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
Tabel 3. 8 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi-Kuadrat (Uji Satu Sisi)

γ Derajat Kepercayaan
Dk
0,995 0,99 0.975 0.950 0.050 0.025 0.01 0.005

1 0,0000393 0,000157 0,000982 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879

2 0,0100 0,0201 0,0506 0,103 5,991 7,378 9,210 10,597

3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838

4 0,207 0,297 0,484 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860

5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750

6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548

7 0,989 1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278

8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955

9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589

10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188

11 2,603 3,053 3,816 4,575 19,675 21,920 24,725 26,757

12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300

13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,688 29,819

14 4,075 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319

15 4,601 5,229 6,262 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801

16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267

17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718

18 6,265 7,015 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156

19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,582

20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,170 37,566 39,997

21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401

22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796

23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,638 44,181

24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558

25 10,520 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
26 11,160 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290

27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645

28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993

29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336

30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672

Sumber : Bonnier, 1980

B. Uji Smirnov – Kolmogorof


Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof, sering disebut juga uji kecocokan non parametrik,
karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Uji ini digunakan
untuk menguji simpangan/selisih terbesar antara peluang pengamatan (empiris)
dengan peluang teoritis, atau dalam bentuk persamaan dapat di tulis seperti berikut:

maks = Pe − PT

keterangan,

maks = Selisih terbesar antara peluang empiris dengan teoritis


Pe = Peluang empiris, dengan menggunakan persamaan dari Weibull:

m
P =
N +1
m = nomor urut kejadian, atau peringkat kejadian
N = jumlah data pengamatan
PT = peluang teoritis dari hasil penggambaran data pada kertas distribusi
(persamaan distribusinya) secara grafis, atau menggunakan fasilitas
perhitungan peluang menurut wilayah luas dibawah kurva normal. Nilai
kritis dari uji ini ditentukan terhadap nilai 0 pada Tabel 3.7.

Uji kesesuaian ini digunakan untuk menguji simpangan secara horisontal. Uji ini
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Mengurutkan data curah hujan harian maksimum dari nilai terkecil ke terbesar
2. Memplot harga curah hujan harian maksimum Xt dengan harga probabilitas,
Sn(x) seperti pada persamaan diatas
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
3. Pengujian terhadap kesesuaian data dengan menggunakan tabel yang
tersedia dengan parameter banyaknya data (n), tingkat
kepercayaan/significant level (), dan cr.
4. Hitung nilai selisih maksimum antara distribusi teoritis dan distribusi empiris
dengan persamaan :
maks = Px (x ) - S n (x )

dengan :
maks = Selisih antara probabilitas empiris dan teoritis
Sx (x) = Peluang empiris
Px (x) = Peluang teoritis
5. Membandingkan nilai cr dan maks dengan ketentuan apabila :
cr > maks : maka distribusi tidak diterima
cr > maks : maka distribusi diterima
Tabel 3. 9 Nilai Kritis 0 untuk Uji Smirnov-Kolmogorof
Nilai kritis Smirnov-Kolmogorov (a)
n
0.2 0.1 0.05 0.01
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.49
15 0.27 0.30 0.34 0.40
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.20 0.23 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.16 0.18 0.20 0.24
50 0.15 0.17 0.19 0.23
1.07 1.22 1.36 1.63
n>50
n0.5 n0.5 n0.5 n0.5

Sumber: Bonnier, 1980

Hasil uji kecocokan diatas adalah sebagai berikut:


Tabel 3. 10 Hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk metoda Normal.
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan

Tabel 3. 11 Hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk metoda Log Normal.

Tabel 3. 12 Hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk metoda Gumbel.

Tabel 3. 13 Hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk metoda Log Pearson III.


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan

Tabel 3. 14 Resume hasil perhitungan Smirnov-Kolmogorov.

Hasil uji kecocokan diatas menunjukkan bahwa metoda Log Pearson III merupakan distribusi
yang terbaik dengan nilai chi-kuadrat sebesar 3. Metoda Log Pearson III juga merupakan
distribusi yang terbaik pada perhitungan distribusi hujan ini pada analisa uji kecocokan smirnov
dengan selisih minimum sebesar 0,142. Untuk selanjutnya, hasil perhitungan curah hujan
rencana dengan menggunakan metoda Log Pearson III merupakan curah hujan rencana yang
akan dipakai pada perhitungan debit banjir rencana.

3.1.7 Penetapan Harga Curah Hujan Rencana (Design Rainfall), Rt (mm)


Dari perhitungan curah hujan rencana dengan menggunakan 4 metoda diatas dapat dilihat,
bahwa metoda Log Pearson III merupakan curah hujan rencana yang terpilih.
Tabel 3. 15 Data curah hujan rencana terpilih (Log Pearson III).
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan

Untuk keperluan perencanaan Jembatan (untuk menentukan ketinggian muka air banjir),
digunakan nilai curah hujan rencana (design rainfall) dengan waktu ulang (return period) 5O
tahun. Perhitungan dapat dilihat pada sub bab selanjutnya.

3.2 ANALISA DEBIT BANJIR RENCANA


Analisa debit banjir rencana (Design Flood) dihitung dengan metode empiris berdasarkan
parameter hujan dan karokteristik Daerah Aliran Sungai (DAS). Metode empiris dimaksud
adalah Metode SCS Nakayashu dan Rasional. Alasan menggunakan metoda ini adalah lebih
mendekatinya konsep hidrograf satuan sintetis terhadap pola distribusi intensitas hujan. Pada
konsep empiris rasional, metoda tersebut mengasumsikan hujan jatuh merata pada tiap satuan
waktu sedangkan metoda hidrograf ini menggunakan konsep lengkung naik dan dan turun yang
menyerupai bentuk segi tiga. Artinya, hujan turun tidak sama dalam satuan waktu. Konsep
hidrograf ini lebih mendekati dengan kejadian nyata hujan dibandingkan dengan metoda
rasional dimana hujan turun dengan merata atau seragam di tiap waktu. Pada lokasi
perencanaan ini, dihitung dengan menggunakan Metoda Rasional. Selain alasan konsep
kemiripan dengan distribusi hujan yang terjadi, metoda SCS Nakayshu digunakan untuk luasan
daerah aliran sungai yang cukup luas dan mempunyai alur sungai yang cukup panjang. Adapun
Metoda Rasional digunakan pada daerah-daerah dengan luasan daerah aliran sungai yang
kecil.

3.1.8 Metode Nakayashu


Analisis hidrograf yang digunakan menggunakan cara Nakayasu, dengan rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
C A Ro
Qp =
3,6 ( 0,3Tp + T0,3 )

Dimana :
Qp = debit puncak bamjir (m3 / detik)
Ro = hujan satuan (mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai
menjadi 30 % dari debit puncak (jam)

1. Bagian lengkung naik (rising limb ) hidrograf satuan mempunyai persamaan :


 t 
Qa = Qp  2, 4
T 
 p

Dimana :
Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/detik)
t = Waktu (jam)

2. Bagian lengkung turun (decreasing limb)


t − Tp

▪ Qd >0,3 Qp : Qd = Qp* 0.3 T0,3


t −Tp + 0,5T0 ,3
1,5T0,3
▪ 0,3 Qp > Qd >0,32 Qp : Qd = Qp * 0,3
t −Tp +1,5T0,3
2T0,3
▪ 0,32 Qp > Qd : Qd = Qp * 0.3
Sedangkan waktu Tp = tg + 0,8 tr
dimana untuk
▪ L < 15 km tg = 0,21 L0,7
▪ L > 15 km tg = 0,4 + 0,058 L
Dimana :
L = panjang alur sungai (km)
tg = waktu konsentrasi (jam)
tr = 0,5 tg sampai tg (jam)
T 0,3 = αtg (jam)
Dengan besarnya α =
▪ untuk daerah pengaliran biasa α = 2
▪ untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat α = α
15
▪ untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat α = 3
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
Asumsi yang dipergunakan dalam perhitungan ini adalah :
▪ Panjang sungai
▪ Luas catchment area
▪ Koefisien pengaliran
Hasil perhitungan untuk masing-masing alur sungai adalah sebagai berikut:

Jembatan Tamabak Pamarayan

Gambar 3. 1 Debit banjir pada JB-Pamarayan dengan metoda SCS Nakayashu.


Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan

Jembatan
JB. Pamrayan
Cikoleang 0.6
 ΔH  V
No TR R V t r   f QTR
mm (km/jam) (jam)  L
m/det  (km2) m3/det

1 2 120 1.62 3.42 18.397 2/3 0.800 9.2 38


2 5 189 1.62 3.42  24 
R28.801 0.800 9.2 59 r
 
3 10 250 1.62 3.42  t 
2438.126 0.800 9.2 78
4 20 323 1.62 3.42 49.319 0.800 9.2 101 t
L
5 50 444 1.62 3.42 67.856 0.800 9.2 139
V
6 100 560 1.62 3.42 85.468 0.800 9.2 175
f Q
αr
3.6
Data Catchment area
dima
f = 9.22 km2 Q
L = 5.55 km
t
h= 0.01 km
R
Tabel 3.1 Perhitungan debit banjir pada JB Pamarayan dengan metoda Rasional.
r
V
3.1.9 Penetapan Harga Debit Banjir Rencana/ Design Flood 
Penetapan perioda rencana banjir didasarkan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia L
Nomor 38 tahun 2011 Tentang Sungai pada pasal 42. 
Pasal 42
(1) Penetapan batas dataran banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf a
dilakukan dengan identifikasi genangan banjir yang terjadi sebelumnya dan/atau pemodelan
genangan dengan debit rencana 50 (lima puluh) tahunan.

Selanjutnya debit banjir rencana (design flood) yang akan dipakai untuk keperluan perencanaan
jembatan (untuk menentukan ketinggian muka air banjir), digunakan nilai debit banjir rencana
(design flood) dengan waktu ulang (return period) 50 tahun.

3.3 PENENTUAN LEBAR DAN TINGGI SALURAN DIBAWAH


JEMBATAN
Dalam penentuan lebar dan tinggi saluran dibawah jembatan, digunakan rumus manning serta
dibandingkan dengan debit banjir rencana pada alur/sungai-sungai di lokasi.
1. Input Data
• Design Flood : Q (pada masing-masing jembatan)
• Lebar atas sungai = b
• Tinggi bersih ke jembatan = h
Laporan Hidrologi
Jembatan Tambak Pamarayan
• Gradient rata-rata sungai : s = 0,1 %

• Luas Penampang Basah =A (m2) : A = (b − nh )h

: P = (b − 2nh ) + 2h 1 + n
2
• Keliling Basah =P (m)
A
R=
• Jari-jari Hidrolis =R (m) : P

• Koefisien Pengaliran =n
• Kecepatan Aliran =V (m/s)
2. Debit =Q (m3/s)
Q=A.V
3. Perhitungan dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Hasil dapat dilihat
pada lampiran.
4. Untuk perhitungan ini dilakukan dengan cara mengasumsikan lebar saluran adalah
trapesium. Kemudian didapatkan muka air pada kondisi banjir. Dari hasil lapangan
yaitu dimensi saluran dan pengamatan visual kemudian dibandingkan untuk
mendapatkan muka air banjir yang sesuai.
Maka :

Qhitung = Qlapangan

A1V1 = A2V2
Dengan demikian bila Qsaluran ≥ Q curahhujan maka dimensi dapat diterima

Hasil Perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 166 Perhitungan saluran dibawah jembatan.


4. KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan kegiatan studi hidrologi dalam rangka Perencanaan Teknik Jembatan Tambak
Pamrayan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

4.1. DATA
Data yang dipergunakan untuk perhitungan/analisa hidrologi adalah :

a. Curah hujan harian maksimum dalam setahun dari stasiun, selama 10 tahun pengamatan
b. Data fisik DAS diperkirakan berdasarkan peta topografi
c. Penampang rata-rata sungai dan kemiringan rata-rata sungai diperkirakan berdasarkan hasil
pengukuran topografi.

4.2. METODE PERHITUNGAN


Cara /metode yang dipakai untuk perhitungan/analisa hidrologi adalah :

a. Analisa curah hujan rencana (design rain-fall) dihitung berdasarkan cara/metode Distribusi Harga
Ekstrim Gumbel, Distribusi Normal, Distribusi Log Normal dan Distribusi Log Pearson Type III. Curah
hujan rencana (design rain-fall) yang digunakan untuk perhitungan banjir rencana (design flood)
adalah R50th dari Log Pearson III.
b. Analisa debit banjir rencana (design flood) dihitung berdasarkan cara/metode hidrograf SCS
Nakayashu dengan metoda Rasional. Debit banjir rencana (design flood) yang digunakan untuk
perhitungan tinggi muka air banjir di sungai adalah Q50th dimana hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Pasal 42.
Tinggi muka air banjir di sungai dihitung berdasarkan rumus Manning. Dan dibandingkan dengan hasil
perhitungan pada analisa debit banjr rencana

Anda mungkin juga menyukai