Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS PEKERJAAN UlVIUM,


PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN
PENYELENGGARAAN JALAN
PROVINS!

SUB KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA, KEBIJAKAN, STRATEGI PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN SERTA PERENCANAAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN JALAN DAN JEMBATAN

PEKERJAAN JASA KONSULTANSI


PERENCANAANTEKNISPEMBANGUNANJALAN/PELANTARRAKYAT
WILAYAH RT 003 I RW 002 DESA SABANG MAWANG, KAB. NATUNA DAN
REVIU PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JEMBATAN SEKUNYAM-
PIAN TENGAH (LANJUTAN), KAB. NATUNA-1 PAKET

TAHUN ANGGARAN 2023


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

L PENDAHULUAN

I.1. LAT AR BELAK.ANG

Program perencanaan jalan dan Jembatan merupakan salah satu upaya yang
di1aksanakan o1eh pemerintah daerah dalam menunjang pencapaian sasaran
pembangunan dikawasan Provinsi Kepulauan Riau dimana pe1aksanaannya dilakukan
oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan
Riau.

I.2. MAK.SUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud

Maksud disusunnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah sebagai petunjuk bagi
Konsultan Perencana yang memuat masukan, kriteria, asas, keluaran, dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas
Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan/Pelantar Rakyat Wilayah Rt 003 I Rw 002
Desa Sabang Mawang, Kab. Natuna Dan Reviu Perencanaan Teknis Pembangunan
Jembatan Sekunyam - Pian Tengah (Lanjutan), Kab. Natuna, sehingga dalam penugasan
nantinya diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran berupa perencanaan teknik yang mencakup
perencanaan teknik konstruksi, rincian dan rencana anggaran biaya, serta rencana waktu
pelaksanaan yang sesuai dengan persyaratan teknis maupun ketenruan lain yang terkait.
I.2.2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan hasil Perencanaan
Teknis Pembangunan Jalan/Pelantar Rakyat Wilayah Rt 003 I Rw 002 Desa Sabang
Mawang, Kab. Natuna Dan Reviu Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Sekunyam - Pian Tengah (Lanjutan), Kab. Natuna yang efisien dan efektif serta
menghasilkan suatu perencanaan teknik/desain yang dapat diaplikasikan dengan baik di
lapangan sehingga pekerjaan konstruksi dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan umur rencana yang diharapkan.
I.3. SASARAN

Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan/Pelantar


Rakyat Wilayah Rt 003 I Rw 002 Desa Sabang Mawang, Kab. Natuna Dan Reviu
Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Sekunyam - Pian Tengah (Lanjutan), Kab.
Natuna adalah tersedianya dokumen-dokumen perencanaan yang lengkap untuk
mendukung terwujudnya pembangunan konstruksi yang baik sesuai dengan alokasi
anggaran yang tersedia sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di
Provinsi Kepulauan Riau.

Kerangk« Acusn KeIJB}llSS Konsultsnsi


I.4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi pelaksanaan kegiatan adalah di Jalan/Pelantar Rakyat Wilayah Rt 003 I Rw


002
Desa Sabang Mawang dan Jembatan Sekunyam - Pian Tengah di Kabupaten
Natuna.
}.> Untuk Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan/Pelantar Rakyat Wilayah Rt 003 I
Rw 002 Desa Sabang Mawang, Kab. Natuna
> Untuk Reviu Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Sekunyam - Pian
Tengah (Lanjutan), Kab. Natuna

16. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan/Pelantar
Rakyat Wilayah Rt 003 I Rw 002 Desa Sabang Mawang, Kab. Natuna Dan Reviu
Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Sekunyam - Pian Tengah (Lanjutan), Kab.
Natuna meliputi :
1. Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan/Pelantar Rakyat Wilayah Rt 003 I Rw 002
Desa Sabang Mawang, Kab. Natuna
2. Reviu Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Sekunyam - Pian Tengah
(Lanjutan), Kab. Natuna.

1.5. SUMBER PENDANAAN


Kegiatan ini dilaksanakan dengan sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2023. Perkiraan biaya pekerjaan ini adalah
sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).

I.6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMJTMEN


Nama Pengguna Anggaran : Ir. ABU BAK.AR, MT.
Pejabat Pembuat Komitmen : RONNY SETIAWAN, S.T., M.T.
Organisasi Pejabat Pembuat komitmen : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau.

II. DATA PENUNJANG

JI. I. DATA DASAR

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kepada Penyedia Jasa
Konsultansi (Konsultan Perencana) diharuskan untuk menghimpun sebanyak mungkin
data yang dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan perencanaan, data dasar
tersebut antara lain adalah:
a. Kajian/Studi/perencanaan/DED terdahulu maupun sedang dilaksanakan yang
terkait/mendukung perencanaan pada lokasi pekerjaan;
b. Peta bathymetry dan topografi pada lokasi pekerjaan;

KeriJIJgka Acusn Ke1:faj.7sa Konsulisnsi Hal


c. Data pasang
surut;
d. Kondisi daya dukung lahan/tanah pada wilayah
pekerjaan;
e. Data kondisi ketersediaan bahan/upah/sewa peralatan yang diperlukan pada
sekitar lokasi pekerj aan;
f. dan data pendukung
lainnya.
Data tersebut dapat berupa data primer maupun sckunder, untuk data primer,
dilakukan dengan cara pengukuran langsung/pengamatan langsung di wilayah
pekerjaan sedangkan untuk data sekunder dapat diperoleh dengan
menghubungi/berkoordinasi dengan pihak• pihak/instansi yang terkait.

II.2. STANDAR TEKNIS

Agar produk dapat memberikan hasil yang maksimal, kepada Konsultan


Perencana diharuskan untuk berpedoman pada ketentuan teknis yang berlaku, antara
lain pemenuhan kriteria teknis mengenai:
a. Dimensi
jembatan;
b. Muatan sumbu terberat, volume lalu lintas dan kapasitas
jembatan;
c. Persyaratan
geometrik;
d. Konstruksi
jembatan
e. Konstruksi bangunan
pelengkap;
f. Kelestarian lingkungan
hidup;
g. Ketentuan tentang aspek keselamatan
kerja;
h. Ketentuan teknis lain yang
terkait.

II.3. STUDI-STUDI
TERDAHULU

Kepada Konsultan Perencana diharuskan untuk melakukan kajian tehadap studi-


studi/
perencanaan yang terdahulu yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan.

II.4. REFERENSI HUKUM


Kerangka Acuan Ke;:jaJasa Konsultsnsi
Beberapa referensi hukum yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan ini antara
lain:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan
Riau;
b. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
d. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil;

Kerangka Acuan Ke;:jaJasa Konsultsnsi


e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 beserta perubahannya dengan
perubahan terakhir Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Daerah;
f. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa
Konstruksi
;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
1. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah
Nasional
;
J. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang
Penetapan
Kriteria Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan;
1. Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7 Tahun 2016
tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan
Riau;
m. Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan RiauTahun 2017-
2037;
n. Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dan petunjuk-petunjuk yang diberikan
oleh pemberi tugas.

ID. RUANG LINGKUP

III. I. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup pelaksanaan kegiatan oleh Penyedia Jasa Konsultansi secara garis besar
adalah sebagai berikut:
1) Survey Pendahuluan
Pekerjaan survey ini meliputi peninjauan lapangan terhadap jembatan tersebut
diatas, penentuan relokasi dan sebagainya.
2) Pekerjaan Perencanaan
Pekerjaan perencanaan ini adalah merencanakan struktur bawah, struktur atas
dan bangunan pelengkapan jembatan. Termasuk di dalam pekerjaan
perencanaan ini adalah menyusun perkiraan biaya konstruksi. Pekerjaan perencanaan
teknis jembatan ini harus berpedoman dan mengacu pada peraturan-peraturan
dan standar yang berlaku di Indonesia maupun intemasional.
Keranska Acusn Ke,jajasa Konsulfansi
3) Standar Perencanaan
Standar Perencanaan mengacu kepada beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk perencanaan jalan masuk ke jembatan (jalan pendekat), kosultan
diharuskan memakai standar Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Kota
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No.038/BM/1997.
Ketentuan mengenai kelas jalan dan pernilihan type jembatan ditetapkan
bersama-sama dengan Pemberi Tugas. Perencanaan tebal perkerasan jalan

Keranska Acusn Ke,jajasa Konsulfansi


masuk ke jembatan supaya mengikuti bukuPeraturan penentuan
Tebal
Perkerasan (Flexibel) Jalan Raya Direktorat Jenderal Bina
MargaNo.
01/PD/BM/83*) atau sumber lain yang berlaku menggunakan
flexible pavement atas dasar nilai CBR subgrade menurut perkiraan beban
lalu lintas selama priode 10 tahun. Material untuk lapisan-lapisan
perkerasan hendaknya dipilih sesuai dengan quarry yang tersedia/ada di
sekitar Kegiatan.
b. Perencanaan struktur jembatan harus mengacu
kepada:
l. Bridge Design Manual, Direktorat Jalan Raya, Departemen
Pekerjaan
Umum, Republik Indonesia, Desember 1992 (BMS) dengan revisi
pada:
a) Bagian 2 dengan pembebanan untuk Jembatan (SK-SN1 T-02-
2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
b) Bagian 6 dengan perencanaan struktur Beton untuk Jembatan (SK-
SNI T-12-2004), sesuai Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2004.
c) Bagian 7 dengan perencanaan struktur baja untukjembatan (SK-
SNIT-
03-2005), sesuai Kepmen PU No.
498/KPTS/M/2005.
2. Pembebanan untuk Jembatan SNI-1725:2016.
3. Perancangan Jembatan Terhadap Beban Gempa SNI-2833:2016.
4. Perencanaan StrukturBeton Untuk Jembatan SNI-12-2004.
5. AASHTO LRFD Bridge Design Specifications, 6th Ed, 2012.
6. AASHTO LRFD Guide Specifications for LRFD Seismic Bridge
Design,
2nd Ed,
2011.
7. AASHTO Guide Specifications for Seismic Isolation Design, 3rd Ed, 2009.
8. Building Code Requirements for Structural Concrete, ACI 318M-14.
9. CEB-FIP Model Code for Creep and Shrinkage,
1990. c. Perencanaan jalan dan oprit harus mengacu
kepada:
1. Standar Perencanaan Ja1an Pendekat Jembatan (Pd T-11-2003).
2. Standar-standar perencanaan jalan yang berlaku.
d. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti
ketentuan Panduan Analisa Harga Satuan sesuai Perm.en Pu No.
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Bidang Pekerjaan
Umum.

Kerengks Ac11a11 Kc1jajasa Konsultsnsi Hal


4) Uraian dan Ketentuan Detail Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Teknis
Jembatan a. Pekerjaan PerencanaanTeknis
Uraian detail dari pekerjaan perencanaan teknis ini adalah sebagai berikut:
1. Reconnaissance Survey (Survey Pendahuluan)
Konsultan diwajibkan mengumpulkan sebanyak mungkin data
yang diperlukan untuk penentuan langkah-langkah desain. Data yang
diperlukan antara lain:

Kerengks Ac11a11 Kc1jajasa Konsultsnsi Hal


� Bahan-bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam
konstruksi
yang paling menentukan dan macam konstruksi yang
paling menguntungkan.
� Data lain yang diperlukan dan dianggap
penting.
:>- Usulan lainnya dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Provinsi Kepulauan.
Selama survey pendahuluan, Konsultan diwajibkan mengecek semua
data• data yang diperlukan tersebut di lapangan, memberikan
koreksi-koreksi seperl unya serta mengambil keputusan apa yang harus
dilakukan pada saat desain.
• Mencntukan tipe pondasi yang paling baik untuk lokasi
tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
• Menentukan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi dan
lokasi jembatan baru
• Membuat titik Refensi dari
beton.
• Mencatat material yang
tersedia.
• Membuat sketsa situasi jembatan baru terhadap jembatan lama
serta profil perairan/selat pada lokasi jembatan baru dan jembatan
lama.
• Data lain yang
diperlukan.

Semua hasil survey pendahuluan harus dilaporkan dalam bentuk


laporan survey pendahuluan lengkap dengan photo

2. Pengukuran Topografi, Bathimetri dan Pasang


Surut
Pengukuran topografi dan bathimetri dilakukan sepanjang lokasi as
jalan jembatan baru dengan mengadakan tambahan pengukuran detail
pada tempat yang memerluk:annya atau pemindahan lokasi
jembatan sehingga memungkinkannya didapat realinemen as jalan
jembatan yang sesuai dengan standar yang dikehendaki. Jenis
pengukuran ini meliputi pekerjaan• pekerjaan sebagai berikut:
• Pengukuran titik kontrol horizontal dan vertikal.
• Pengukuran situasi jembatan.
• Pengukuran penampang memanjang dan melintang.
• Perhitungan dan penggambaran peta.

Kera.,1g}m. Acusn Kelj-1.fasa Konsultansi


• Pengukuran di tempat realinemenjembatan.

Daerah yang Diukur:


• 200 m dari ujungjembatan padajalan masuk dan keluar jembatan.

Kera.,1g}m. Acusn Kelj-1.fasa Konsultansi


• 50 m clari as jembatan pacla bagian hilir clan hulu perairan/selat.
• 50 m pada kiri dan kanan dari as jalan.

Pengukuran Titik Kontrol Horizontal:


• Pengukuran titik kontrol disini dapat berupa jaring polygon
atau rangkaian segitiga. Pemilihan jenis titik kontrol tersebut
tergantung pada lebar selat. Untuk selat dengan lebar lebih dari
100 meter dipakai rangkaian segitiga.
• Titik kontrol tersebut diletakan antara 50-100
meter. Pengukuran Situasi Jembatan:
• Pengukuran situasi daerah sekitar jembatan harus mencakup
semua keterangan yang ada di daerah sekitar jalan/jembatan,
misalnya rumah, pohon, pohon pelindung jalan pinggir selokan,
letak gorong-gorong serta dimensinya, tiang listrik, tiang telpon,
jembatan, batas sawah, batas kebun, arah aliran air clan lain
sebagainya.
• Patok Km dan Hm yang ada pada tepi jalan diambil dan
dihitung koordinatnya, hal ini dimaksudkan untuk memperbanyak
titik referensi pada penemuan kembali sumbujalan yang
direncanakan.
• Pada tempat sumber material jalan yang terdapat di sekitar jalan
perlu diberi tanda pada peta

Pengukuran Penampang:
• Di daerah perairan/selat dibuat penampang untuk sctiap 25 m
sampai jarak kiri-kanan sumbu jembatan.
• Lebar penampang dibuat 50 m kiri-kanan
ujung/sungai/kepalajembatan.
• Penampang memanjang pada sungai dibuat pada sumbu sungai.
• Pcngukuran penampang memanjang dan mclintang pacla jalan
masuk jembatan (oprit):
� Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu
jalan yang ada, kecuali pada tempat dimana kemungkinan diadakan
tambahan. Untuk pengukuran penampang memanjang ini peralatan
yang digunakan sama seperti yang dipakai untuk pengukuran
kontrol tinggi.
� Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 m pacla
bagian jalan yang lurus clan lanclai clan setiap jarak 25 m untuk
daerah-daerah tikungan dan berbukit. Lebar pengukuran harus
meliputi daerah sejauh 50 m sebelah kiri-kanan sumbu jalan pada
bagian yang lurus clan 25 m ke sisi luar clan 75 m ke sisi dalam
pacla bagian jalan yang menikung. Titik yang perlu diperhatikan
adalah tepi perkerasan, clasar atas gorong-gorong, tepi bahu jalan,
Ke1'811gk.q Acu.-111 KeJjajasa Konsultansi Hal -
dasar dan permukaan selokan, saluran irigasi, lantai kenclaraan,
jembatan

Ke1'811gk.q Acu.-111 KeJjajasa Konsultansi Hal -


dan tebing sungai. Peralatan yang digunakan untuk
pengukuran situasi dapat dipergunakan untuk penampang
melintang ini.

Patok-Patok:
• Patok-patok dengan ukuran 10xl0x75 cm harus ditanam
sedemikian rupa sehingga bagian patok yang ada diatas tanah
adalah kurang lebih
10 cm.
• Patok polygon dan profil dibuat dari kayu dengan ukuran 5x7x60 cm.
• Pada patok beton dan patok kayu harus diberi tanda BM dan
nomor urut. Untuk memperbanyak titik referensi yang tetap, perlu
ditempatkan titik tinggi referensi pada pokok pohon atau tempat lain
yang permanen dan mudah diketemukan kembali.
• Baik patok polygon maupun profil diberi tanda cat kuning
dengan tulisan merah yang diletakan di sebelah kiri ke arah
jalannya pengukuran.
• Khusus untuk profil memanjang titik yang terletak di sumbu jalan
diberi paku dengan dilingkari dengan cat kuning sebagai tanda.

Perhitungan dan Penggambaran Peta:


• Titik polygon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan titik
ikat yang mempergunakan perhitungan berdasarkan pada metoda
kwadrat terkecil.
• Penggambaran titik poligon hams berdasarkan pada hasil
perhitungan koordinat. Penggambaran titik poligon tersebut
sama sekali tidak diperkenankan secara grafis.
• Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambarkan
pada kertas milimeter dengan skala 1 :500 dan garis tinggi dengan
interval
0,50 m. Ketinggian titik detail hams tercantum dalam gambar
ukur, begitu pula semua keterangan yang penting. Titik ikat atau
titik rnati serta titik ikat barn hams dimasukan dalam gambar dengan
diberi tanda khusus. Ketinggian titik tersebut perlu juga dicantumkan.
• Daftar koordinat beserta ketinggian titik poligon utama harus
dilampirkan.

Penentuan Titik Kontrol Horizontal dan Vertikal:


• Titik kontrol (Bench Mark) biasanya sebuah pilar beton dengan dirnensi
tertentu yang mempunyai nilai koordinat dan elevasi yang rnenjadi
referensi dari pengukuran Topografi dan Bathimetri, diternpatkan di
· lokasi aman dan mudah dijangkau sehingga bisa tetap digunakan
pada

Kersngka Acuan Ke1jajasa Konsultansi


saat pelaksanaan suatu proyek. Pada pekerjaan ini terdapat titik kontrol
(BM) yang sudah ada terpasang di lokasi kerja, semua kegiatan

Kersngka Acuan Ke1jajasa Konsultansi


pekerjaan akan mengacu pada titik kontrol tersebut.
• Di lapangan dipasang 2 buah BM yang dipasang di kedua sisi darat
rencana jembatan.
• Titik Bench Mark ini berupa pilar beton dengan dimensi seperti terlihat
pada Gambar berikut.

1-
1-;
llanghlleton Dsme-nst P,lar 8M T,t,k 8!111

• Dilakukan pengamatan geodetik untuk menentukan koordinat. Koordinat


ini harus terintegrasi dengan koordinat BM Nasional terdekat.
• Titik kontrol vertikal yang digunakan adalah muka air rata-rata (MSL)
dari hasil analisis hasil pengamatan pasang surut di lokasi studi selama
30 hari.
• Pengikatan elevasi MSL terhadap BM dilakukan dengan melakukan
leveling.
• Datum vertical ditentukan oleh perhitungan data pasang surut. Gambar
di bawah menunjukkan posisi hubungan antara tiang pasang surut
dengan titik control (BM). Ketinggian air yang diarnati, diukur relatif
terhadap tiang no! dengan perbedaan ketinggian diukur.

6M

Pengamatan Pasang Surut


• Pengamatan pasang surut di 1 (satu) titik selama 24 jam 30 hari berturut•
turut dengan menggunakan alat ATR (Automatic Tide Recorder).
• Lokasi pengamatan pasang surut harus selalu berair dan tidak pemah
mengalami kering.
• Data hasil pengamatan tersebut akan digunakan untuk menentukan

Kerangk» Acuan Ke1jajasa Konsultansi Hal


kedalaman/ketinggian elevasi aman jembatan dan sebagai titik tetap
vertikal.

3. Penyelidikan Tanah dan Material Jembatan


Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
• Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan maerial
yang ada dan selanjutnya mengadakan penyelidikan tanah dan material
sepanjang Kegiatan jembatan tersebut, yang akan dilakukan berdasarkan
survey langsung di lapangan maupun dilaboratorium.
• Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan bangunan lain yang besar
harus diadakan penyelidikan kondisi subsurfacenya.
• Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi Kegiatan
beserta perkiraan jumlahnya untuk pekerjaan struktur jembatan dan
bangunan pelengkap lainnya, termasuk pembuatan jalan pendekat
jembatan, semua ini harus dibuat petanya.
Uraian Pelaksanaan
• Umum
),- Konsultan harus melengkapi teamnya yang akan ditugaskan ke
lapangan dengan alat-alat yang menurut keperluannya agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sempuma.
� Team tersebut harus dipimpin oleh seorang yang terpercaya dan
ahli dalam bidangnya dan bekerja dengan penuh tanggung jawab
untuk memungkinkan didapatnya basil yang optimal.
', Cara melaksanakan pemboran dan pengambilan contoh tanah
hendaknya dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dengan
ketelitian yang tinggi agar interprestasi atau percobaan yang akan
dilakukan tidak akan menjumpai kesulitan.
j.,- Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya menurut ASTM/AASHTO.
Penamaan jenis tanah, apabila digunakan Bahasa Indonesia
hendaknya diberi penjelasan istilah Bahasa Inggrisnya dengan cara
ditulis dalam kurung. Dalam hal ini dimaksudkan untuk
keseragarnan penggunaan istilah.
)- Pada tiap lobang bor yang dikerjakan harus dilakukan pencatatan:
lokasi, elevasi permukaan pemboran, tanggal dimulainya pemboran,
tanggal selesai dan alat yang digunakan.

• Boring dan Sampling


Untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti mcngenai:
)- Jenis tanah
j.,- Struktural lapisan tanah

Kerungks Ac11a11 Ke1ja}E1Sll Konsultansi Hal·


� Indexdan structural properties subsurface
Boring harus d.ikerjakan sampai kedalaman yang ditentukan setelah
didapat informasi yang cukup mengenai letak lapisan tanah keras, jenis
batuan dan tebalnya. Jika sebelum mencapai kedalaman yang ditentuk:an
telah ditemuk:an lapisan tanah keras/batu, boring harus diteruskan
menembus lapisan ini sedalam kurang lebih 3 meter lagi (tergantung
jenis batuannya dan beban bangunan substrukturnya).

• Untuk jembatan dengan bentang > 60 meter dan kedalaman tanah keras
> 30 meter:
;;.. Boring hams dikerjakan dengan alat bor yang digerakan dengan
mesin yang mampu mencapai kedalaman tanah keras yang
ditemukan. Mata bor harus mempunyai diameter cukup besar
sehingga undisturbed sample yang diinginkan dapat diambil dengan
baik. Untuk tanah clay, silt atau tanah lainnya yang tidak terlalu
padat, dapat dipakai steel bit sebagai mata bor. Untuk Iapisan yang
hams dipakai core barrel sehingga dapat diambil undisturbed
sample. Pada setiap interval kedalaman 3 meter harus dilakukan
standard penetration test (SPT) dan hams diambil contoh tanahnya.
� Pada setiap interval kedalaman yang ditentuk:an (bila tidak
ditentukan lain maka rata-rata kedalaman diambil lebih kurang 3,00
meter) pada tanah lunak hams diambil undistrubed sample untuk
test di laboratorium.guna mendapatkan harga index dan structural
properties lapisan tanah.
;;.. Undisturbed sample harus diambil dengan cara sebagai berikut:
./ Tabung sample (yang dibuat dari baja tipis tetapi keras dan
berbentuk silinder dengan diameter rata-rata 7 cm, panjang
minimal 70 cm) dimasukan ke dalam tanah pada kedalaman
dimana undisturbed sample akan d.iambil kemudian ditekan
perlahan-lahan sehingga tabung tersebut dapat penuh terisi
tanah. Tanah tersebut harus tetap berada dalam tabung sampai
saat ditest di laboratorium. Tabung yang berisi contoh tanah
tersebut harus segera ditutup dengan paraffin setelah
dikeluarkan dari dalam tabung bor.
./ Sebagai hasil boring, harus dibuat borlog yang paling sedikit
dilengkapi dengan lithologi (geological description), harga
SPT, letak muka air tanah dan sebagainya beserta letak
kedalaman lapisan tanah yang bersangkutan.
./ Penamaan dari masing-masing tanah hams dilakukan pada saat
itu juga, sesuai dengan kedalaman maupun sifat-sifat tanah
tersebut yang dapat dilihat secara visual.
./ Apabila tanah yang dibor dalam ha lini cenderung untuk mudah
runtuh, maka persiapan untuk itu (casing) harus segera
dilakukan.

Kersngks Acusn KcJjaJasa Konsultensi Hal -


../ Pekerjaan pengambilan tanah dimaksud sebagai
pekerjaan mengambil tanah dengan tujuan penyelidikan
lebih lanjut di laboratorium. Pengambilan contoh tanah
untuk pondasi jembatan ini harus diatur sedemikian
sehingga setiap jenis lapisan tanah cukup terwakili.
../ Terhadap undisturbed sample harus dikerjakan laboratory
test untuk menentukan index dan structural properties tanah:
}.> Besaran Index
Dimaksudkan sebagai data untuk menetap
kanklasifikasi, konsistensi dan sensitivity tanah. Data tersebut
meliputi:
../ Spesific Gravity
../ Bulk Density
../ Moisture Content
../ Atterberg Limits
../ Grain Size Analysis
}.> Besaran-besaran structural tanah
../ Trixial Compression Test, Unconsolidated Undrained
Test ini dimaksudkan untuk menentukan strength
properties dan hubungan stress strain daripada tanah.
Test tanah ini dilakukan untuk jenis tanah tertentu.
../ Unconfined Compressive Strength
Maksud dari test ini adalah untuk memperoleh
besamya kekuatan tanah yang kohesif.
../ Direct Shear Test
Test ini dikerjakan untuk tanah tanpa
kohesi.
../ Consolidation Test
Dimaksudkan untuk rnendapatkan besaran-besaran yang
dapat dipergunakan untuk perhitungan setlement bangunan
bawah jembatan.
}.;- Test tersebut diatas harus dikerjakan berdasarkan spesifikasi
ASTMJAASHTO.
� Ketentuan lain:
../ Penyelidikan tanah dengan member 1 ubang bor harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi detail
akan tanah dasar penampang sungai .
../ Sebagai hasil penelitian lapangan yang mernerlukan pemboran,
letak lubang bor,jumlah dan kedalamannya harus sesuai dengan
keperluannya.
../ Untuk pilar dimana tidak dapat dilakukan pemboran dengan bor

Kersngla: Acuan Ke�ia.Jasa Xonsultsnsi Hal


mesin karena lokasi dan kondisi, maka pemboran dapat diganti
dengan cara penyelidik:an yang lain dengan persetujuan
Kegiatan Perencanaan Umum, Pengendalian dan Pembinaan
Jalan dan Jembatan.
./ Kesimpulan dan saran hams berdasarkan data-data dan
peninjauan teknis ekonomi secara lengkap.

• Untuk jembatan dengan bentang kurang dari 60 meter.


)"' Boring dilak:ukan dengan alat test sondir yaitu test yang dilakuk.an
untuk. melihat daya duk.ung tanah, daya hambat lekat dan lokasi
perkiraan adanya tanah keras.
)"' Alat sondir yang dipakai tidak perlu selalu type Gouda tetapi type
lain dari Ducth Cone Penetrometer asalkan masih menggunakan
matrik system dan dalam ketelitian yang sama. Alat tersebut harus
dilengkapi dengan friction jacket cone, kapasitas 2.5 ton
(pembacaan tegangan konus maximum 250 kg/cm=z).
>-Pembacaan harga tegangan konus dan geser dilakukan pada setiap
interval kedalaman 20 cm.
� Kalau dipakai alat sondir dengan kapasitas 2.5 ton, sounding ini
hams dikerjakan sampai mencapai lapisan tanah dengan tegangan
konus yang Iebih dari 150 kg/cm/\2, atau sampai kedalaman
maksimum 25 meter bila dijumpai lapisan dengan tegangan konus,
serta jumlah hambatan pelekat pada berbagai keadaan lapisan
tanah.
� Sebagai hasil dari pada pekerjaan sounding dibuat diagram sondir
yang memperlihatkan harga tegangan konus, serta jumlah hambatan
pelekat pada berbagai keadaan lapisan tanah.
j;,, Untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti mengenai jenis
tanah dan struktur Iapisan tanah dan index serta struktural
properties dari subsurface, maka titik-titik yang ditentukan (dekat
titik sondir) perlu dikerjakan dengan hand boring dan untuk
mendapatkan undisturbed sample dengan ketentuan sebagai berikut:
Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai manualy
operated auger sampai kedalaman maksimum 10 meter atau sampai
mata bor tidak dapat menembus tanah lagi.
)i" Penamaan dari masing-masing jenis tanah hams dilakukan pada
saat itu j uga, sesuai dengan kedalaman maupun sifat-sifat tanah
tersebut yang dapat ditinjau secara visual.
j;,, Apabila tanah yang dibor dalam hal ini cenderung untuk mudah
runtuh, maka persiapan untuk itu (casing) hams segera dilakukan.
),,,- Pekerjaan pengambilan contoh tanah tersebut dimaksud sebagai
pekerjaan mengambil tanah dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut
di laboratorium. Pengambilan contoh tanah hams dikerjakan

Kemngks Acuau Ke1jajasa Konsultsnsi


dengan teliti baik dengan cara, jumlah banyaknya maupun
letak dalamnya.
� Pada umumnya diambil 1 contoh untuk setiap lubang
bor.
Pengambilan contoh tanah untuk pondasi jembatan harus
diatur sedemikian rupa sehingga, setiap jenis lapisan
tanah cukup diwakili.
� Terhadap Undisturbed sample harus dikerjakan test
laboratorium
untuk menentukan index dan structural propertie
tanah.
� Besaran index dimaksudkan sebagai data untuk
menetapkan klasifikasi konsistensi sensitivity tanah. Data
tersebut meliputi: Specific Gravity, Bulk Density, Moisture
Content, Atterberg Limits, Grain Size Analysis.
, Besar-besaran struktural tanah
../ Triaxial Compression Test, Unconsolidated
Undrained
Test ini dimaksudkan untuk menentukan strength
properties dan hubungan antara stress dan strain dari tanah.
Test tanah ini dilakukan hanya untukjenis tanah tertentu.
../ Unconfined Compressive
Strength
Maksud dari test ini adalah untuk memperoleh
besarnya kekuatan tanah yang kohesif
,/ Direct Shear
Test
Test ini dikerjakan untuk tanah yang tidak
kohesif.
../ Consolidation
Test
Dimaksudkan untuk mendapatkan besaran-besaran yang
dapat dipergunakan untuk perhitungan setlement bangunan
bawah jembatan.
� Test-test diatas harus dikerjakan berdasarkan spesifikasi
ASTM/
AASTHO.
� Ketentuan lain:
,/ Penyelidikan tanah dengan lubang bor hams diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan data-data
maksimal pada tanah dasar penampang selat/sungai.
../ Sebagai hasil penelitian lapangan yang memerlukan pemboran,
letak lobang bor, jumlah dan kedalamannya harus sesuai
dengan keperluannya.
Kcrangka Acuan Ke�ia}asa Konsultansi Hal·
../ Yang dimaksud dengan pasang lubang bor adalah terdiri atas: 1
sondir dan 1 boring.
../ Lokasi titik bor diusahakan sedekat mungkin dengan lokasi
titik sondir.
• Penyusunan laporan penyelidikan tanah harus mencakup seluruh

Kcrangka Acuan Ke�ia}asa Konsultansi Hal·


penyelidikan pada lokasi Kegiatan berdasarkan klasifikasi tanah
yang didapat sebagai hasil test.
• Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data dan
peninjauan teknis ekonomis yang lengkap.
• Untuk Kegiatan ini, pengeboran harus dilakukan sebanyak 1 (satu)
titik di air dengan kedalaman pengeboran adalah 35 (tiga puluh
lima) meter dari muka tanah ash atau seabed, dan pada setiap lubang
bor dilakukan pengujian Standar Penetration Test (SPT) untuk
setiap interval kedalaman 3 meter dan dilakukan pengambilan
undisturbed sampling. Selain itu, Konsultan harus melakukan
pengujian Cone Penetration Test (CPT) atau Sondir di lapangan
sebanyak 2 (dua) titik dengan menggunakan alat Sondir dengan
kapasitas 2.5 ton sampai kedalaman maksimal 25 meter atau
tegangan konus (qc) mencapai maksimal 250 kg/m"2
4. Perhitungan Rencana
Dalam phase perencanaan ini, Konsultan waj ib melaksanakan proses sebagai
berikut:
• Perhitungan perencanaan beton bertulang untuk bangunan
bawah jembatan menggunakan methode elastis (cara 'n").
• Penyusunan konsep detail perencanaan untuk selanjutnya
dimintakan persetujuan Pemberi Tugas.
• Pembuatan perencanaan akhir, dilakukan setelah konsep
mendapat persetujuan Pemberi Tugas dengan mencantumkan
koreksi-koreksi dan saran yang diberikan oleh Pemberi Tugas.

5. Konsep Detail Perencanaan


• Dalam proses ini konsultan rnenentukan semua kesimpulan basil
dengan keadaan setempat.
• Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah
barus disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun
keadaan beban bangunan. Untuk jumlab serta panjang bentang,
harus sesuai dengan keadaan topografi dan bathimetri
setempat dengan memperhatikan standar bangunan atas yang
akan ditentukan oleh Pemberi Tugas. Untuk konstruksi bangunan
atas harus digunakan standar Bina Marga yang akan ditentukan oleh
Kegiatan Perencanaan Umum, Pengendalian dan Pembinaan Jalan
dan Jembatan kecuali ditentukan lain.
• Laporan Konsep Detail Perencanaan
Konsultan wajib membuat dan menyampaikan kepada Pernberi Tugas
laporan yang berisi kesimpulan dan saran atas semua bagian
perencanaan untuk setiap jembatan, terutama yang menyangkut hal-hal
sebagai berikut:

Kenwgka Acf/3JJ KCJjajasa Konsnltansi Hal -


1. Plan diatas peta situasi dengan letak jembatan lama dan baru
pada daerah cukup lebar sehingga jelas kedudukan jembatan
tersebut digambar pada skala 1:500, yang berisi antara lain:
- Lokasi dan nomor titik kontrol horizontal dan
vertikal.
- Lokasi dan nomor potongan
melintang.
- Elemen-elemen lengkung
horisontal.
- Batas daerah penguasaan (ROW) dan
penggunaannya.
- Semua data-data topographi dan bathimetri yang penting
(rumah, jalan lama, jenis-jenis tanaman utama dll).
- Patok-patok
pengukuran.
2. Potongan memanjang digambar dibawah plan tersebut pada
butir 1 diatas, dengan skala horizontal 1 :500 dan vertical l: 100
yang berisi hal-hal sebagai berikut:
- Tinggi muka tanah asli, muka air normal, muka air banjir
serta elevasi jembatan.
- Nomor potongan
melintang.
- Jarak partial
progressive.
- Elemen-elemen I data-data Jengkung vertical dan
horisontal.
- Elemen- elemen data jalan
pendekat.
3. Potongan melintang (cross section)
Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topographi
sesuai dengan keadaan lokasi yang ditentukan diatas kertas
dengan skala horizontal 1 :200 dan vertical 1 :20, stasioning
dilakukan pada jarak
0, 10, 25, 50, 100, 150, 200 meter dan seterusnya dari
kepala
jembatan
.
4. Bangunanjembatan
Untuk tiap jembatan dibuat gambar-
garnbar:
- Plan serta potongan-potongan seperti pada butir 1, 2, 3
diatas.

Kerangka. Acuan Ke1;jajasa Ko11s11Jtm1si Hal -


- Denah, potongan memanjang dan melintang jembatan (pada
potongan memanjang hams digambarkan, grafik sondir, bor log
untuk pondasi yang diselidiki struktur tanahnya).
- Detail-detail bangunan bawah dan bangunan atas.
- Keterangan-keterangan mengenai kelas pembebanan, mutu
bahan harus dicantumkan pada tiap gambar jembatan.
5. Kelengkapan-kelengkapan lainnya berupa:
- Title sheet, lengkap dengan lokasi
Kegiatan.
- Gambar lokasi jembatan, lengkap dengan nama simbol
singkatan.

Kerangka. Acuan Ke1;jajasa Ko11s11Jtm1si Hal -


- Jadwal pelaksanaan danjadwal perkiraan kuantitas.
· Tipikal potongan melintang, dan lain-lain.
6. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya
(bangunan penahan erosi dan lain-lain).
7. Spesifikasi dan dok:umen
tender.

• Perhitungan Volume
Program penggantian, perbaikan/peningkatan jembatan ini akan
dibagi dalam satu atau beberapa paket pelaksanaan sesuai dengan
lokasi dan kemampuan pelaksanaan pembangunan. Untuk tiap
jembatan harus dihitung jumlah pekerjaan untu ktiap bagian
dengan masing-masing kontrak pelaksanaannya dan diringkas
dalam beberapa pekerjaan sebagai berikut:
-
Mobilisasi
- Pekerjaan
tanah
- Pekerjaan
pondasi
· Pekerjaan
beton
· Pekerjaan jalan
pendekat
- Pekerjaan bangunan atas, lain-
lain

• Perkiraan Biaya
Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai maka
konsultan harus menyiapkan analisa harga satuan dari setiap
jenis pekerjaan berdasarkan faktor-faktor material, peralatan,
sosial, pajak, overhead dan keuntungan yang didapat dari
keterangan-keterangan daerah setempat. Perkiraan yang didapat
dari analisa ini dibandingkan dengan Kegiatan-Kegiatan
sebelumnya atau pekerjaan pekerjaan sejenis di daerah itu, bila
terjadi perbedaan maka hams dicari sebabnya dan diadakan
penelitian kembali hingga didapatkan harga yang sesuai untuk
pekerjaan tersebut. Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW)
hams dibuat berdasarkan harga satuan yang ditentukan oleh
pemerintah untuk setiap jenis penggunaan tanah. Dokumen-
dokurnen yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:
- Analisa harga
satuan.

Kersngk» Acua.,1 KeJJa}asa Konsultsnsi Hal -


- Perkiraan biaya untuk masing-masing cara
pelaksanaan.
- Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang
bersangkutan.
- Dalam menganalisa periode-periode pelaksanaan dan biayanya,
mak:a konsultan hams menyiapkan jadwal untuk setiap jembatan
dengan jumlah biaya tahunan yang diperlukan.

Kersngk» Acua.,1 KeJJa}asa Konsultsnsi Hal -


• Penyerahan Konsep Detail Perencanaan
Semua dokumcn detail perencanaan sementara meliputi antara
lain Laporan dan Gambar rencana harus sudah diserahkan dalam
rangkap 1 kepada Pemberi Tugas sesuai dengan jadwal waktu.
Persetujuan Pemberi Tugas atas pengajuan konsep detail
perencanaan akan diberikan selambat-lambatnya 10 hari
setelah penyerahan detail perencanaan sementara yang dimaksud.

6. Perencanaan Akhir
• Setiap revisi/variasi atas detail perencanaan sementara yang
dilakukan Pemberi Tugas harus dimasukkan ke dalam Final
Design melalui penelitian Konsultan.
• Cetakan perencanaan akhir pada kertas standar Bina Marga
harus diserahkan oleh Konsultan kepada Pemberi Tugas dalam
waktu sesuai yang telah ditetapkan.
• Semua catatan dan perhitungan pada survai lapangan dan semua
hasil perencanaan Kegiatan ini harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas bersamaan dengan penyerahan perencanaan akhir.

TT.2, KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini


adalah:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Konsep Laporan Akhir
4. Laporan Akhir : Vol I. Gambar Perencanaan (uk. A3)
5. Laporan Akhir: Vol II. Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya Konstruksi
6. Laporan Akhir: Vol Ill. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Spesifikasi Teknis)
7. Laporan Survey Topogra:fi, Bathimetri dan Pasang Surut
8. Laporan Penyelidikan Tanah dan Material Tugu
9. Garnbar 3 Dimensi
10. Softcopy untuk Data Hasil Perencanaan dalam bentuk CD

III.3. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS YANG


DISEDIAKAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pejabat Pembuat Komitmen tidak menyediakan peralatan, material, personil dan


fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Akomodasi dan
fasilitas dalam pekerjaan ini sesuai dengan rincian biaya langsung personil dan
rincian biaya langsung non personil.

III.4 PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Kerangka Acusn Kerfajass Konsultensi Hal·


Peralatan dan material yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa (Konsultan
Perencana)
antara
lain:
1. Peralatan Survey dan Pengukuran topografi antara lain theodolit/total
station, waterpass, pita ukur;
2. Peralatan pengolah data antara lain
komputer;
3. Peralatan survey kondisi tanah/lahan antara lain peralatan sondir/boring test.;
(bila diperlukan)
4. Peralatan survey untuk pasang surut, yaitu: Automatic Water Level
Recorder
(AWLR.

6. GPS;

Peralatan dan material lain yang tidak tercantum dalam Rincian Biaya namun
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, dianggap sudah termasuk ke dalam
kontrak dan hams disediakan oleh Penyedia Jasa.

111.5. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDlA JASA

Lingkup dan kewenangan Penyedia jasa adalah sesuai dengan yang tertuang di dalarn
kontrak berupa Surat Perjanjian Pekerjaan yang telah disepakati antara Pengguna Jasa
dan Penyedia Jasa.

III.6. JANGKA WAKTUPENYELESAIAN KEGIATAN

Jangka waktu penyelesaian kegiatan ini adalah 1 (bulan) bulan atau 30 (Tiga
Puluh)
hari kalender sejak SPMK
ditandatangani. III.7. PERSONIL

Personil yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi (Konsultan


Perencana)
dalam pekerjaan ini adalahsebagaimana tabel
berikut:
Tabel 1. Daftar tenaga personil yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
Jumlah
No. Posisi Kualifikasi Orang
Bulan
Tenaga Ahli
Tahun Pengalaman : 1 Tahun dalam

Kersngks Acusn Ke;jajnsa Konsultansi


1. Team Leader perencanaan jembatan
1 Org, 1
Pendidikan : S 1 Teknik Sipil Bln
SKA : Ahli Teknik Jembatan Madya

Kersngks Acusn Ke;jajnsa Konsultansi


Jumlah
N- o- - - K--ua- l-i-f- Ora
- - --- Ci'

---- i-k--a-·-s-i Bulan

2. Tenaga Ahli K3 Tahun Pengalaman 1 Tahun dalam


perencanaan jembatan
1 Org,
1
Pendidikan : S 1 Teknik Sipil Bln
SKA : Ahli Muda K3 Konstruksi
I I
Tenaga Pendukung
1. Juru Hitung Tahun Pengalaman : I tahun
K w:mtitas 1 Org, 1
Pendidikan : D3 Teknik Sipii Bln

2. Juru Tahun Pengalaman : 1 tahun I Org,


I
Garnbar/Drafter Bln
T" ...i...,..+ ..... -
Pendidikan : D3 Teknik Sipil
J\,.,lllUQ\.Q.11

3. Tenaga Tahun Pengalarnan 2 tahun I Org,


1
Administrasi Bln
Pendidikan : SMK/SLTA sederajat

IIl.8. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Penyedia Jasa Konsultansi (Konsultan Perencana) diharuskan menyusun


Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan tahapan-tahapan yang sistematis
dan dapat dilaksanakan serta tidak melebihi waktu yang disediakan oleh Pengguna
Jasa.
IV. PELAPORAN

IV.I. LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan pendanuluan antara lain


berisi:
1. Rencana kerja Penyedia Jasa secara
menyeluruh.
2. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung
lainnya.
3. Jadwal kegiatan Penyedia Jasa.
4. Data-data hasil investigasi secara visual dari kegiatan survai pendahuluan, antara lain
berupa:
- Sketsa dan detail lokasi;
- Karakteristik umum geologi teknik;

Kerungk» Acusu Ke1fajasa Konsultsnsi Hal


- Karakteristik umum tanah;
- Rencana penyelidikan terinci Genis, lokasij umlah sample dan instrurnentasi);
- Informasi badan jalan yang berpotensi longsor (penyebab, arah, kedalaman,
intensitas keaktifan);

Kerungk» Acusu Ke1fajasa Konsultsnsi Hal


- Prakiraan penanganan badan jalan/lereng di sekitamya, dan lain-lain
yang dianggap perlu;
- Foto dokumentasi.

Laporan Pendahuluan ini diserahkan tidak lebih dari 7 hari sejak SPMK
diterbitkan dan dibuat sebanyak 5 (1ima) rangkap I buku laporan.

IV.2. LAPORAN ANTARA

Laporan Antara memuat: Basic Desain Jernbatan dan Jalan Pendekat beserta
alternative struktumya beserta prakiraan biaya (akurasi ±15%) berupa Plan and Profile
Jembatan dan Jalan pendekat, Anirnasi /studi massa altematifbentuk struktur.
Laporan ini juga berisikan hasil pengumpulan data sekunder, survey pendahuluan,
survey topografi, bathimetri, survey pasang surut dan data lapangan survey geoteknik.
Laporan harus diserahkan, sebanyak 5 (lima) buku laporan.

IV.3. LAPORAN AKHIR

Laporan Akhir memuat hasil akhir pelaksanaan pekerjaan perencanaan yang


memuat antara lain:
1. Kesimpulan dan saran (Executive
Summary).
2. Bagian Pokok yang memuat uraian dan hasil pelaksanaan
pekerjaan.
3. Analisa menyeluruh yang lebih rinci dan ruas pada masing-masing bidang
dapat disajikan sebagai tambahan. Tambahan ini harus dibatasi pada hal-hal
yang perlu untuk mendukung kebenaran laporan utama. Analisa lainnya dan
berikut kertas kerja harus disaj i kan dalam j iiid terpisah.
4. Laporan ini juga harus mencakup fakta dan dokumentasi yang
mengarnbarkan pendekatan dan metodologi yang dipilih oleh konsultan dalam
perencanaan.
5. Uraian carairumus, langkah-langkah perhitungan yang
digunak:an.
6. Lampiran data-data sebagai masukan dari
perhitungan.
7. Contoh dari salah satu perhitungan.
8. Laporan-laporan produk perencanaan yang sudah disetujui yaitu:
- Laporan Hasil Perencanaan Teknis;
- Laporan Survey Topographi, Bathimetri dan Pasang Surut;
- Laporan Penyelidikan Tarrah (Geologi, Geoteknik) dan Hasil Pengujian
Laboratoriumnya;
- Laporan Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya (Engineering Estimate);

Kerangk« Acunn KeJjaj,IS8 Konsultansi


- Gambar-Gambar Rencana Desain dan Gambar 3 Dimensi;
- Rencana Kerja dan Syarat-Syarat;

Kerangk« Acunn KeJjaj,IS8 Konsultansi


Laporan Akhir harus dipresentasikan di depan Pengguna Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran/PPK atau pejabat/tim yang ditunjuk. Laporan dibuat sebanyak
5 (lima) buku laporan baik berupa cetakan (hard copy) maupun format file (soft
copy). Laporan Akb.ir diserahkan selambat-lambatnya pada akhir masa kontrak.

V. LAIN-LAIN

V.1. PRODUKSI DALAM NEGERI

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

V.2. PERSYARATAN KERJASAMA

Jika kerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatanjasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
1. Calon Penyedia Jasa Konsultansi harus memiliki perjanjian kerja sama
operasi
(KSO) sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen Seleksi.
2. Calon Penyedia Jasa Konsultan yang tergabung dalam kerja sama operasi
harus menunjuk satu (1) orang Pengurus/Direksi dari anggota KSO sebagai wakil
yang sah dari perjanjian KSO.
3. Persyaratan-persyaratan lain sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen seleksi/pengadaan.

V.3. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Pengumpulan data lapangan harus mernenuhi persyaratan

berikut:
1. Data primer berupa hasil pengukuran lapangan yang diperoleh harus merupakan
hasil dari tahapan pelaksanaan (pengukuran) yang sesuai dengan tata
cara/kaidah yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan.
2. Data sekunder yang diperoleh hams mcnyebutkan sumber perolehan data yang
jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

V.4. ALil-I PENGETAHUAN

Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk rnenyelenggarakan pertemuan


dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja
Pejabat Pembuat Kornitmen.

Kerangko Acusn Kerjajas.1 Konsultsnsi Hal


VI. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penyusunan Perencanaan Teknis Pembangunan Ja]an/Pelantar Rakyat Wilayah Rt 003 I
Rw 002 Desa Sabang Mawang, Kab. Natuna Dan Reviu Perencanaan Teknis
Pembangunan Jembatan Sekunyam - Pian Tengah (Lanjutan), Kab. Natuna sehingga
diharapkan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ditetapkan.

Tanjungpinang, ,q April 2023


Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan
· Riau

Kersngk» Acunn Ke1:ja},1Sll Konsultansi Hal -

Anda mungkin juga menyukai