Anda di halaman 1dari 20

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL NUSA TENGGARA TIMUR


SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
JALAN TIMOR RAYA KM 18 DESA TANAH MERAH KABUPATEN KUPANG – NTT

KERANGKA ACUAN KERJA ( K A K )


/ TERM OF REFERENCE

PAKET PEKERJAAN

PENGAWASAN : KONSULTAN PERSEORANGAN PENGAWASAN


TEKNIK JALAN DI KABUPATEN MANGGARAI
BARAT (Quantity Engineer)
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2023


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja Perencanaan


Belakang dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur,
bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan Pengawasan Jalan
dan Jembatan Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
akan dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan
rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di
dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya suatu
team yang akan bertugas sebagai pengawas yang berperan
membantu Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan P2JN NTT
dan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Nusa Tenggara Timur didalam melaksanakan
pengawasan teknis pada lokasi kegiatan yang sedang
berlangsung.
Team pengawas dimaksud, adalah Penyedia jasa konsultansi
pekerjaan pengawasan teknis/supervisi.

2. Maksud dan Maksud pengadaan Penyedia pekerjaan konstruksi ini, adalah


Tujuan untuk:
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengawasan
P2JN Provinsi NTT dan Satuan Kerja (Satker) Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur di
dalam melakukan pengawasan teknis terhadap kegiatan
pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilaksanakan oleh
Penyedia pekerjaan konstruksi, berhubung adanya
keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang bersangkutan, baik
dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi
oleh Penyedia pekerjaan konstruksi di lapangan dalam
menerapkan desain yang memenuhi persyaratan
spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknis
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Membantu menyelesaikan revisi desain, bilamana terdapat
perbedaan antara desain yang ada dengan kondisi di lapangan.
Adapun tujuannya adalah pengawasan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang
memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam dokumen
kontrak.

1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan, RK3K.
3. Sasaran Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan teknis jalan
ini, adalah tercapainya hasil pekerjaan Konstruksi jalan tersebut
di atas sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja
jalan yang ditangani diharapkan dapat memberikan layanannya
sampai akhir umur rencana.
Disamping itu, sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen
Pengawasan P2JN Provinsi NTT dan Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur
yang bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah
pengendalian teknis di lapangan dan administrasi teknik pada
umumnya, dilimpahkan kepada Penyedia jasa ini.

4. Lokasi Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Kabupaten


Kegiatan Manggarai Barat - Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan rincian
sebagai berikut:
1. Beuatifikasi Jalan Labuan Bajo - Tanamori (PPK 3.1)
- Bundaran Pintu Masuk ITDC;
- Penambahan penambahan vegetasi pada lereng;
- Penambahan rumput pada area clear zone;
- Jalan Penghubung Meurorah – Waterfornt;
- Parkiran ASDP;
- Median Bandara;
- Pengecatan marka dan kerb jalan dalam kota labuan bajo
dan Labuan Bajo – Tanamori
5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBN Murni
Pendanaan Tahun Anggaran 2023
a. Sumber Pendanaan
- Tahun 2023 = Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan
Rp. 48.512.000,00 (Empat Puluh Delapan Juta Lima
Ratus Dua Puluh Belas Ribu Rupiah) termasuk PPN,
sumber dana APBN Murni.
b. Rencana Penarikan Keuangan
Penyedia Jasa wajib melakukan penagihan keuangan sesuai
rencana penarikan setiap bulan yang dibuat oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Pengawasan Satker P2JN Provinsi NTT

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : PPK Pengawasan Satuan


Organisasi Kerja: Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Pejabat Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pembuat
Komitmen

7. Data Dasar Data dasar dalam kegiatan ini adalah semua dokumen
perencanaan termasuk gambar-gambar yang telah
direncanakan.
8. Standar Teknis Dalam hal melaksanakan kegiatan Jasa Konsultansi Paket
Pengawasan Jasa Konsultansi Konstruksi Konsultan
Perseorangan Pengawasan Teknik Jalan Di Kabupaten
Manggarai Barat (Quantity Engineer), daftar referensi
seperti tersebut di bawah ini dapat digunakan sebagai dasar
pelaksanaan, referensi dimaksud antara lain :
 Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 beserta
revisi yang termutakhir;
 Spesifikasi Khusus Bina Marga yang terkait;
 NSPM sub-bidang Bina Marga;
NSPM sub-bidang lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan di lapangan.
9. Studi – Studi Dokumen – Dokumen studi maupun perencanaan yang sudah
Terdahulu ada pada Direktorat Jenderal Bina Marga, maupun instansi-
instansi terkait lainnya.
Pejabat Pembuat Komitmen tidak memfasilitasi studi-studi
terdahulu yang dijadikan dasar revisi desain. Penyedia jasa
konsultansi untuk mengacu pada desain perencanaan yang
digunakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi sebagai dasar
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dalam mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ada, dan
bila diperlukan adanya revisi desain agar melakukan revisi desain
dan melakukan koordinasi dengan Satker P2JN dan Core Team
Satker P2JN Provinsi NTT.
10. Referensi 1. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Hukum Perubahan Kedua Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
8. Keputusan Menteri PUPR No. 524/KPTS/M/2022
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa
Konsutansi Konstruksi;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 19/PRT/M/2017, tanggal 27 Oktober
2017 Tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk
Layanan Jasa Konsultansi Kontruksi;
10. Peraturan perundangan perubahan dan/atau terkait
lainnya.
11. Kontrak Berjalan sejenisnya.
12. Lingkup Lingkup kegiatan ini adalah:
Kegiatan 1. Persiapan:
a) Tujuan
Tujuan pengawasan teknis jalan dan jembatan adalah
mengawasi pekerjaan jalan dan jembatan agar berjalan
efisien dan efektif serta sesuai dengan desain dan
spesifikasi yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan.
b) Lingkup
(1) Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Pengawasan
sesuai dokumen kontrak pekerjaan konstruksi.
(2) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi, termasuk pengendalian
manajemen dan keselamatan lalu lintas serta SMK3K,
Dokumen Lingkungan dan Rencana Managemen
Rantai Pasok.
(3) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pelaksanaan PCM dan Mutual Check.
(4) Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction
Meeting dan dituangkan dalam Berita Acara tersendiri
sebagai Dokumen Kegiatan.
(5) Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan/Monthly Progress Report
d. Laporan Teknis (jika diperlukan).
e. Pengecekan kesesuaian desain di lapangan.
f. Persiapan Gambar Kerja.
g. Perhitungan Volume/Back-up Data serta Monthly
Certificate.
h. Quality Control/kontrol kualitas selama periode
pelaksanaan.
i. Request Penyedia jasa untuk: Memulai Pekerjaan,
Pengujian Bahan
(6) Menjelaskan struktur organisasi dan personil Direksi
Teknis yang sudah dimobilisasi dan rencana personil
lainnya yang akan dimobilisasi.
(7) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan
tugas dari masing- masing personil Direksi Teknis.
(8) Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang lebih
efisien.
(9) Menjelaskan rencana kerja (bila ada):
(10) Menyampaikan dan mempresentasikan RMK
Pengawasan kepada Direksi Pekerjaan pada saat
PCM.
(11) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam mengkaji
rencana mutu kontrak (RMK) penyedia jasa
konstruksi.
(12) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan
kuantitas dan kualitas serta kelayakan peralatan,
fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa.
(13) Mengecek Daftar Peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang disampaikan Penyedia Jasa.
(14) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan
digunakan oleh Penyedia Jasa.
(15) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi
Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan kelaikan
peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi Penyedia Jasa.
(16) Menandatangani Berita Acara Mobilisasi.
(17) Menyampaikan Laporan Pelaksanaan Mobilisasi
kepada Direksi Pekerjaan.
(18) Berkaitan dengan perubahan kontrak, konsultan ikut
serta dalam penyusunan kajian teknis;
(19) Melakukan pemeriksaan dan pembahasan konsep
gambar kerja;
(20) Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar
kerja kepada Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
(21) Melaporkan progres pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia Jasa.
(22) Membuat daftar kekurangan (Defect & Deficiencies)
berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan.
(23) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pengecekan data adminstrasi dan teknis pekerjaan.
(24) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pelaksanaan PCM dan mutual check.
(25) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam Inspeksi
Kinerja Jalan dan Jembatan (untuk kontrak Long
Segment)
(26) Membantu PPK Kontrak Konstruksi memeriksa
laporan Lingkungan Penyedia Jasa.
(27) Membantu PPK Kontrak Konstruksi memeriksa
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia Jasa.
(28) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pengawasan kuantitas dan kualitas sub kontrak/
vendor (jika ada)

2. Pelaksanaan Pengawasan:
a) Melaksanakan pengawasan teknis pada ruas jalan
(Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur) secara
profesional, efektif dan efisien sesuai dengan spesifikasi
sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
b) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi.
c) Bila diperlukan bersedia melaksanakan pekerjaan di luar
jam kerja efektif tanpa ada penambahan biaya.
d) Memeriksa, mengevaluasi dan menyetujui monthly
sertificate (MC) beserta administrasi kelengkapannya.
e) Pengendalian mutu pekerjaan di lapangan dengan
menerapkan prosedur kerja dan uji mutu pada setiap
tahapan kegiatan pekerjaan sesuai dokumen kontrak dan
atau spesifikasi teknik.
f) Menyiapkan laporan bulanan terkait progres pekerjaan di
lapangan dan membuat rekomendasi setiap
permasalahan yang timbul di lapangan kepada Pengguna
Jasa.
g) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap
terjadinya perubahan kinerja pekerjaan.
h) Melaksanakan koordinasi dengan Core Team Konsultan
P2JN dan Tim Konsultan Satker BPJN X Kupang.
i) Bersedia melaksanakan pengawasan, apabila terdapat
penambahan lingkup pengawasan (paket baru) yang
berbeda atau sama wilayah yang dilaksanakan dengan
atau tanpa tambahan biaya.
3. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan
perencanaan, proses, metode kerja dan pelaksanaan
kegiatan yang akan diperlukan hingga hasil suatu
kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit pelaksana
kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan proses
dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang
meliputi:
a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana
mutu unit kerja atau rencana mutu pelaksanaan
kegiatan atau rencana mutu kontrak.
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan
informasi yang menggambarkan karakteristik
kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan
sumber daya yang diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan serta mekanisme proses
penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.
Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk
pelaksanaan yang merupakan dokumen standar kerja
yang diperlukan guna memastikan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proses dilakukan secara
efektif dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan
sekurang-kurangnya:
a. Halaman Muka berisi:
- Judul dan nomor identifikasi petunjuk
pelaksanaan
- Status validasi dan status perubahan.
- Kolom pengesahan petunjuk pelaksanaan.
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika
perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti
kerja.

Sedangkan untuk melaksanakan Validasi terhadap


proses pelaksanaan pekerjaan dalam kesesuaian antara
pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan setelah
selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada setiap
tahap kegiatan, jika verifikasi tidak dapat dilakukan
secara langsung melalui monitoring atau pengukuran
secara berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan
harus mempertimbangkan ketentuan berikut:
- Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk
peninjauan dan persetujuan proses.
- Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya
tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, setelah
dilakukan perbaikan atau penyempurnaan.
Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan
harus mampu mengidentifikasi hasil setiap tahapan
kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan
identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan dapat
dilakukan analisis apabila terjadi ketidaksesuaian pada
proses dan hasil kegiatan. Rekaman hasil identifikasi
harus selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa
pemeliharaan hasil pekerjaan pada saat penyerahan
tetap sesuai sebagaimana pada saat produksi maka
harus dilakukan pemeliharaan hingga sampai waktu
penyerahan. Pada proses penyerahan hasil pekerjaan,
setiap unit kerja harus mensyaratkan dan menerapkan
proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi
bagian hasil pekerjaan agar mutu tetap terjaga.

2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu
proses evaluasi yang harus dilaksanakan untuk
mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan,
sehingga dapat dilakukan pengukuran atau penilaian
hasil dari produk penyedia jasa. Monitoring merupakan
bagian dari pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar
semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi
persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal – hal
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
monitoring antara lain:
a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan
harus menetapkan metode yang tepat untuk
monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari
setiap tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara
memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan
pada tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan
yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil
kegiatan harus dipelihara kedalam pengendalian
rekaman/bukti kerja.

Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan,


mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan
memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan.
Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat
dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis
harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait
lainnya. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat
hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan hasil
pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan
pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi persyaratan harus diidentifikasi dan dipisahkan
dari hasil pekerjaan yang sesuai untuk mencegah
penggunaan yang tidak terkendali.

Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang


tidak memenuhi persyaratan antara lain:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus
memastikan bahwa hasil dari setiap tahapan kegiatan
yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan
yang berhubungan dengan tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak
sesuai harus diatur dalam prosedur pengendalian
hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan bagian
dari prosedur mutu.
c. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal
harus mencakup:
- Penetapan personil yang kompeten dan memiliki
kewenangan untuk menetapkan ketidaksesuaian
hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak
sesuai termasuk tata cara pelepasan hasil
kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan
kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan.
d. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus
dilaksanakan dengan mengesahkan penggunaan dan
penerimaannya berdasarkan konsensi oleh pengguna
atau pemanfaat hasil pekerjaan.

Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian


dan mencegah terulangnya hasil pekerjaan yang tidak
sesuai, diperlukan tindakan korektif dan tindakan
pencegahan yang diatur dalam prosedur mutu. Prosedur
tindakan korektif minimal harus mencakup kegiatan antara
lain :
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan / menganalisa penyebab
ketidaksesuaian,
c. Menetapkan rencana penanganan untuk
memastikan, bahwa ketidaksesuaian tidak akan
terulang dan menetapkan jadwal waktu penanganan,
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak
perbaikan,
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan,
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.
Sedangkan tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya
meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi
termasuk penyebabnya. Tindakan pencegahan harus
mempertimbangkan dampak potensialnya dan efek dari
tindakan pencegahan kegiatan yang lainnya. Untuk itu
perlu mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan
merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan verifikasi
tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.
13. Keluaran2 Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa
Laporan yang berisi kegiatan pengawasan teknis yaitu :
 Laporan Rencana Program Mutu Kontrak (RMPK) dan
Perubahannya (jika ada)
 Laporan pendahuluan
 Laporan bulanan
 Laporan triwulan
 Laporan teknis (jika diperlukan)
 Laporan pengujian mutu
 Laporan akhir

14. Peralatan a. Laporan dan Data


Material,
Dokumen Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi.
Personil dan
b. Akomodasi dan Ruangan Kantor
Fasilitas dari
Pejabat Akomodasi yang berupa kendaraan roda empat,
Pembuat roda dua, fasilitas lainnya termasuk kantor dan lain
Komitmen - lain harus disediakan sendiri oleh penyedia jasa
dengan cara sewa yang akan dibayarkan melalui
kontrak.
15. Peralatan dan Peralatan dan material lain yang tidak tercantum dalam Rincian
Material dari Biaya namun diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, dianggap
Penyedia Jasa sudah termasuk ke dalam kontrak dan harus disediakan oleh
Konsultansi penyedia jasa, misalkan meter ukur, kamera, termometer aspal,
hammer test, stop watch, sand ekivalen (test setara pasir), GPS,
alat test batas cair, timbangan digital (kapasitas 1000 gram) dll.

16. Lingkup Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini


Kewenangan meliputi:
penyedia Jasa a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
pekerjaan yang ada.
b. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan dan melakukan pemeriksaan untuk
pembayaran akhir pekerjaan.
c. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan
dan mutu hasil pekerjaannya.
d. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah
memenuhi syarat.

2 Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.


e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan
tuntutan (claims).
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan yang digunakan.
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan
gambar terlaksana.
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang / terbangun
secara bertahap sesuai progres mutual check dan MC yang
dicapai sampai dengan 100%.
i. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan
permasalahannya, mutu pekerjaan serta status keuangan
proyek, berikut kondisi lainnya yang dapat diantisipasi.

17. Hubungan Setelah dilakukannya mobilisasi personil konsultan ke PPK Fisik,


Kerja dengan maka konsultan supervisi sepenuhnya berada di bawah kontrol
PPK/Satker dan kendali PPK/Satker Fisik. PPK Fisik dapat
Fisik menolak/mengembalikan personil konsultan supervisi yang tidak
kompeten setelah dilakukan evaluasi. Konsultan supervisi harus
mendapat persetujuan tertulis dari PPK Fisik bilamana
bermaksud meninggalkan lokasi pekerjaan.

18. Jangka Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pengawasan ini adalah


Waktu Sesuai RAB yaitu 75 (Tujuh Puluh Lima) hari kalender .
penyelesaian
Kegiatan
19. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah
Orang Bulan
Pendidikan Keahlian3 Pengalaman Pendidikan
Tenaga Ahli:
Quantity S1 Teknik SKA (Sertifikat Quantity S1 Teknik
Engineer (QiE) Sipil Keahlian) Ahli Engineer (QiE) Sipil
Muda Pengawasan
jalan dan
jembatan

Tugas Tenaga Ahli


1. Quantity Engineer (QiE)

Definisi :
Quantity Engineer merupakan pihak atau orang yang
melakukan pemeriksaan kuantitas serta volume hasil
pengukuran setiap pekerjaan dan pengendalian keluaran
hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi. Quantity
Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader dan
berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.

3 sebutkan sertifikat keahlian (bila diperlukan, untuk tenaga ahli teknik)


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi
oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK),
sebagai Ahli Muda atau Madya.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Ahli
Muda/Madya minimal Sarjana Teknik Sipil Strata 1
(S1) yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi
negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk
perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus
telah lulus ujian Negara.
Disyaratkan berpengalaman sebagai Quantity
Engineering dalam pekerjaan sejenis selama minimal 3
(Tiga) tahun Ahli Muda atau 1 (Satu) Tahun Ahli
Madya, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Quantity Engineer pada paket terkontrak (sesuai
dengan penawaran) tidak diperkenankan untuk
diusulkan pergantian personil, bila diperlukan karena
alasan yang bisa dipertanggungjawabkan usulan
pergantian hanya boleh diajukan setelah ada berkas
laporan Pendahuluan yang masuk ke Pejabat Pembuat
Komitmen Pengawasan.
Tenaga ahli tersebut tugas dan tanggungjawabnya:
a) Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa
pekerjaan dan volume atau kuantitas pekerjaan
sebelum dan saat pelaksanaan pekerjaan;
b) Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan
pekerjaan di lapangan, serta selalu memberikan
informasi tentang rincian pekerjaan kepada Team
Leader;
c) Menghitung kembali volume atau kuantitas
pekerjaan yang dilaksanakan sebagai dasar
perhitungan prestasi pekerjaan;
d) Bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metode pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium sehingga perhitungan volume
atau kuantitas pekerjaan dapat dilaksanakan;
e) Melakukan pengawasan di lapangan selama
pekerjaan berlangsung dan melaporkan segera
kepada Team Leader jika terdapat volume atau
kuantitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
f) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, dan mencatat
semua hasil pengukuran, perhitungan volume atau
kuantitas pekerjaan dan bukti pembayaran terhadap
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;
g) Membuat ringkasan dengan memperhatikan laporan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi tentang
pengadaan material, jumlah pekerjaan yang telah
diselesaikan dan pengukuran di lapangan untuk
dilaporkan kepada Team Leader setiap hari setelah
selesai kerja;
h) Mengevaluasi prosedur perhitungan hasil
pelaksanaan pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi;
i) Melakukan inspeksi dan monitoring lapangan terkait
keluaran hasil pekerjaan serta melaporkannya secara
tertulis kepada Team Leader; dan
j) Membantu Team Leader dalam pengukuran akhir
secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah
diselesaikan dan memenuhi persyaratan mutu
pekerjaan.
k) Tugas lain yang dianggap penting untuk dilaksanaan
dari pengguna jasa.

20. Jadwal
Tahapan
No Uraian Jadwal Pelaksanaan
pelaksanaan
Kegiatan Maret April Mei
I Persiapan
II Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan
III Pelaporan
Laporan Bulanan
Laporan Pengendalian Mutu
Laporan Akhir

Jadwal Pelaksanaan dilaporakan untuk dapat dilakukan


pemantauan terhadap progres pelaksanaan kegiatana konsultan
perseorangan ini.
Dilaporan setiap minggu sesuai dengan template laporan
mingguan.
21. Laporan Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dan Laporan
Program Program Mutu dibuat sebanyak 5 (lima) buku yang terdiri dari (1
Mutu asli dan 4 copy).
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) adalah dokumen
lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak.

Bentuk Laporan RKK tersusun sebagai berikut:


1. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan
Konstruksi
2. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
3. Dukungan Keselamatan Konstruksi
4. Operasi Keselamatan Konstruksi
5. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
Laporan Program Mutu dibuat sesuai Syarat-Syarat Umum
Kontrak no. 18. Program Mutu adalah rencana mutu
pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi yang merupakan dokumen
penjaminan mutu terhadap pelaksanaan proses kegiatan
dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
kontrak pekerjaan. Program Mutu merupakan dokumen
yang dinamis, dapat direvisi apabila terjadi perubahan
persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan agar tetap
memenuhi persyaratan hasil pekerjaan.
Program mutu disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dan di bahas pada Rapat Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan (Kick of Meeting) serta harus sudah disahkan
oleh PPK sebelum Konsultan memulai pekerjaannya.
Penyedia Jasa (Konsultan) wajib membuat Dokumen
Program Mutu (DPM) sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan kepada pengguna jasa pada rapat
pendahuluan untuk mendapat pengesahan dari PPK
Pengawasan, sehingga biaya tidak diperhitungkan.
Komponen Dokumen Program Mutu (DPM) adalah sebagai
berikut:
1. Informasi Pekerjaan
2. Organisasi Kerja
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
4. Metode Pelaksanaan
5. Pengendalian Pekerjaan
6. Laporan Pekerjaan
Sesuai dengan Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK).
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard copy
dan soft copy (File PDF & Asli)

22. Laporan Laporan Pendahuluan memuat:


Pendahuluan - Selambat lambatnya diterbitkan 25 (dua puluh lima) hari kerja
sejak SPMK Konsultan atau SPMK Kontraktor diterbitkan,
Jasa Konsultan harus menyerahkan 5 (lima) rangkap/buku
laporan pertama yang isinya melaporkan mengenai jadwal
rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara
lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing
pekerjaan serta personil-personil pendukung Konsultan yang
telah disetujui aktif di lapangan;
- Daftar harga Satuan pekerjaan pada paket – paket fisik yang
diawasi untuk keperluan penyusunan harga satuan pada
tahun berikutnya dituangkan dalam laporan ini.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard copy dan
soft copy (File PDF & Asli)
23. Laporan Laporan Bulanan memuat:
Bulanan Setiap akhir bulan, Tim Pengawas Lapangan (SE) akan
menyerahkan laporan kemajuan secara singkat yang
menggambarkan pencapaian pemenuhan untuk masing-masing
kegiatan-kegiatan proyek, seperti:
1. Cara mengatasi masalah Penyedia Jasa (salah satu,
administrasi/teknis untuk keuangan).
2. Memberikan rekomendasi bagaimana masing-masing
penyelesaian masalah.

Secara substansional Laporan Bulanan terdiri atas 5 format


standar yang dilengkapi oleh masing-masing pengawas, adalah
sebagai berikut:
a. Surat pengantar;
b. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik
dan keuangan dari proyek dan identifikasi permasalahan yang
berdampak pada kemajuan pekerjaan dan biaya;
c. Foto copy sertifikat Monthly Payment secara lengkap dan jelas
dengan ditandai "for Monitoring Used Only";
d. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve;
- Progres Pekerjaan Fisik;
- Progres Pekerjaan Pengawasan.
e. Satu halaman laporan "Supervision Consultants". Suatu
contoh dari format ditunjukkan dalam halaman berikut.
f. Lampiran bukti pengawasan (Output) kuantitas dan kualitas
secara berkala dengan elektronik yang ditentukan oleh PPK
Pengawasan.
Masing-masing laporan bulanan harus sudah lengkap setiap
minggu pertama bulan berikutnya. Dan dipresentasikan di
kantor Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Laporan beserta copy
dokumen yang dibuat Supervision Engineering harus
didistribusikan oleh SE sebanyak 7 (tujuh) rangkap/buku.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard copy dan
soft copy (File PDF & Asli).
24. Laporan Laporan Triwulan memuat hasil pelaksanaan kegiatan :
Triwulan Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan sebanyak
(Tidak Diperlukan)
5 (lima) rangkap/buku.
Setiap akhir triwulan tahun anggaran, SE akan menyerahkan
laporan Triwulanan, terdiri dari kegiatan Penyedia Jasa selama
tiga bulan yang telah berjalan.
Laporan Triwulan ini termasuk informasi status personil yang
dimobilisasi, kemajuan dari pekerjaan lapangan, variasi kontrak
dan Change Order, status klaim Penyedia Jasa termasuk usulan
eskalasi harga jika ada, deskripsi singkat mengenai masalah
teknis atau masalah kontrak yang terjadi termasuk terjadinya
keterlambatan pencapaian kemajuan pekerjaan dan informasi
lain yang berkaitan dengan semua jaringan jalan yang sedang
berjalan dan pekerjaan penggantian jembatan di dalam propinsi
dibawah pengawasannya.
Isi dari masing-masing laporan disajikan dalam 16 format:
a. Judul lembar
b. Surat Pengantar
c. Daftar isi
d. Data Proyek
e. Peta Lokasi dan Koordinat Penanganan Awal dan Perubahan
f. Peta Mobilisasi
g. Daftar Peralatan dan Fasilitas Penyedia Jasa
h. Daftar Personil Penyedia Jasa
i. Sertifikat Pembayaran Bulanan
j. Ringkasan Kemajuan Pekerjaan Bulanan
k. Kurva S (Fisik dan Pengawasan)
l. Status Change Order
m. Status klaim Penyedia Jasa
n. Narrative
o. Status konstruksi struktur
p. Laporan Direksi Teknis

Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard copy dan


soft copy (File PDF & Asli)

25. Laporan Laporan Pengendalian Mutu memuat:


Pengendalian Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap/buku, bilamana
Mutu terdapat kegiatan pengujian bahan dan/atau mutu hasil
pekerjaan, baik dilaboratorium maupun dilapangan yang
dilaksanakan pada bulan sebelumnya.
Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai dengan
rekapitulasi dari semua hasil pengujian tersebut di atas,
sedangkan data otentik/bukti pengujian pada formulir
laboratorium/lapangan cukup disertakan beberapa lembar yang
mewakili. Laporan mengacu pada Surat Edaran (SE) Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 15 Tahun 2019
tentang Tata Cara Penjamin Mutu dan Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft
copy (File PDF & Asli)

26. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat:


Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis (akhir
kegiatan konstruksi untuk tiap-tiap kontrak), suatu laporan
akhir harus diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap/buku,
merupakan ringkasan metode konstruksi, pelaksanaan
pengawasan konstruksi, rekomendasi pada kebutuhan
pemeliharaan di masa yang akan datang, semua aspek teknis
yang muncul selama masa konstruksi pekerjaan jalan dan
jembatan, permasalahan potensial untuk konstruksi baru yang
mungkin muncul, dan pemberian solusinya, jika ada, untuk
beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan akan datang dengan
tampilan yang sama dalam lingkup tanggung jawab Pengguna
Jasa. Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan foto
copy "As Built Drawing".
Laporan Akhir terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir
pengawasan lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama
periode pelayanan Direksi Teknis. Satu bulan sebelum
berakhirnya pelayanan sebuah draft Iaporan akhir sudah harus
diserahkan ke PPK yang berisi penjelasan sebagai berikut:
- Deskripsi mendetail dari pelaksanaan pelayanan, dan
pemenuhan penyelesaiannya, dalam kerangka perbaikan
kegiatan-kegiatan Pengawasan di lingkungan unit kerjanya.
- Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan,
prosedur, dan operasional dengan maksud memperbaiki
kemampuan pengawasan pada program pekerjaan di
lingkungan unit kerjanya.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft
copy (File PDF & Asli)

27. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
dalam Negeri dilakukan di dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

28. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain


Kerjasama diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini
maka persyaratan berikut harus dipatuhi yaitu membuat
perjanjian kemitraan kerja sama operasi (KSO) yang ditanda
tangani kedua belah pihak di atas meterai Rp 10.000,-.

29. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan


Pengumpulan berikut:
data lapangan Persyaratan Dan Kaidah Teknis maupun regulasi yang berlaku
dibidang/layanan pekerjaan pengawasan.
30. Alih Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi berkewajiban untuk
Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka
alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat
Pembuat Komitmen berikut :
- Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi
Pejabat Pembuat Komitmen.
- Penyedia jasa berkewajiban melakukan pelatihan khusus
terhadap tenaga pendukung (Inspector, Surveyor, Lab Tech)
untuk pembekalan pemahaman pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sebelum mobilisasi dilaksanakan.

Kupang, Februari 2023


Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan
Satker P2JN Provinsi Nusa Tenggara
Timur

Franky Simamora, S.T., M.Eng.


NIP. 198503312010121004

Anda mungkin juga menyukai