Anda di halaman 1dari 31

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL NUSA TENGGARA TIMUR


SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN
NASIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
JALAN TIMOR RAYA KM 18 DESA TANAH MERAH KABUPATEN KUPANG – NTT

KERANGKA ACUAN KERJA ( K A K )


/ TERM OF REFERENCE

PAKET PEKERJAAN

PENGAWASAN : PW 04 PENGAWASAN TEKNIK JALAN DAN

JEMBATAN DI KABUPATEN MANGGARAI

BARAT, MANGGARAI DAN KABUPATEN

MANGGARAI TIMUR

NO. PAKET : PW-04

PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2023


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

URAIAN PENDAHULUAN1
1. Latar Belakang Direktorat Jenderal Bina Marga Cq Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara
Timur, bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan
Pengawasan Teknik Jalan dan Jembatan Nasional di Provinsi
Nusa Tenggara Timur yang akan dilaksanakan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan rencana mutu, biaya, volume dan waktu yang telah
ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka
diperlukan adanya suatu team yang akan bertugas sebagai
pengawas yang berperan membantu Pejabat Pembuat
Komitmen Pengawasan P2JN NTT dan Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa
Tenggara Timur didalam melaksanakan pengawasan teknis
pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung.
Team pengawas dimaksud, adalah Penyedia jasa konsultansi
pekerjaan pengawasan teknis/supervisi.
2. Maksud dan
Tujuan Maksud pengadaan Penyedia pekerjaan konstruksi ini,
adalah untuk:
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengawasan
P2JN Provinsi NTT dan Satuan Kerja (Satker) Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara
Timur di dalam melakukan pengawasan teknis terhadap
kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan yang
dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi,
berhubung adanya keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang
bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi
kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering
dihadapi oleh Penyedia pekerjaan konstruksi di lapangan
dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan
spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa
bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
d. Membantu menyelesaikan revisi desain, bilamana terdapat
perbedaan antara desain yang ada dengan kondisi di
lapangan.
Adapun tujuannya adalah pengawasan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di
dalam dokumen kontrak.
3. Sasaran Meningkatnya Kinerja Pelayanan Jalan
Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan teknis jalan
ini, adalah tercapainya hasil pekerjaan Konstruksi jalan
tersebut di atas sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga
kinerja jalan yang ditangani diharapkan dapat memberikan
layanannya sampai akhir umur rencana.
Disamping itu, sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen
Pengawasan P2JN Provinsi NTT dan Satuan Kerja Perencanaan
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur
yang bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah
pengendalian teknis di lapangan dan administrasi teknik pada
umumnya, dilimpahkan kepada Penyedia jasa ini.

4. Lokasi Pekerjaan Kegiatan jasa konsultansi paket Lokasi pelaksanaan


proyek PW 04 Pengawasan Teknik Jalan dan Jembatan
di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan
Kabupaten Manggarai Timur di Kabupaten Manggarai
Barat, Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
dengan rincian sebagai berikut:
No Nama Paket Target (Km/m)
1. Pemeliharaan Rutin Jalan 22,00 Km/- M
Labuan Bajo-Terang
2. Pembangunan Jalan Lingkar 7,82 Km/- M
Luar Waekelambu
3 Penggantian Jembatan Wae Km / 10 M
Bureng I
4. Preservasi Jalan Ruteng-Reo- - 51,40 Km/ 240
Kedindi M
5. Preservasi Jalan Bts. Kota 37,51 Km/ - M
Ruteng - Km. 210
6. Preservasi Jalan Km.210-Kota 108,74 Km/ - M
Bajawa Dan Sp.Bajawa-
Malanuza-Gako
5. Sumber
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan :
Pendanaan
a. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan :
APBN Murni Tahun Anggaran 2023.
b. Alokasi Biaya :
- Total Alokasi Tahun 2023= Untuk pelaksanaan
kegiatan ini diperlukan Alokasi Biaya Rp.
3.795.605.000,00 (Tiga Milyar Tujuh Ratus
Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus Lima Ribu
Rupiah) termasuk PPN 11%.
c. Rencana Penarikan Keuangan
Penyedia Jasa wajib melakukan penagihan keuangan
sesuai rencana penarikan setiap bulan yang dibuat oleh
Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan Satker P2JN
Provinsi NTT
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : PPK Pengawasan P2JN
Organisasi Pejabat Provinsi NTT
Pembuat
Satuan Kerja: Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Komitmen
Provinsi Nusa Tenggara Timur

DATA PENUNJANG
7. Data Dasar Data dasar dalam kegiatan ini adalah semua dokumen
perencanaan termasuk gambar-gambar yang telah
direncanakan.
8. Standar Teknis Dalam hal melaksanakan kegiatan Jasa Konsultansi
Paket Pengawasan Jasa Konsultansi Konstruksi PW 04
Pengawasan Teknik Jalan dan Jembatan di Kabupaten
Manggarai Barat, Manggarai dan Kabupaten Manggarai
Timur, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini dapat
digunakan sebagai dasar pelaksanaan, referensi
dimaksud antara lain :
• Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 beserta
revisi yang termutakhir;
• Spesifikasi Khusus Bina Marga yang terkait;
• NSPM sub-bidang Bina Marga;
• NSPM sub-bidang lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan di lapangan.
9. Studi-studi Dokumen – Dokumen studi maupun perencanaan yang sudah
terdahulu ada pada Direktorat Jenderal Bina Marga, maupun instansi-
instansi terkait lainnya.
Pejabat Pembuat Komitmen tidak memfasilitasi studi-studi
terdahulu yang dijadikan dasar revisi desain. Penyedia jasa
konsultansi untuk mengacu pada desain perencanaan yang
digunakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi sebagai dasar
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dalam mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ada,
dan bila diperlukan adanya revisi desain agar melakukan revisi
desain dan melakukan koordinasi dengan Satker P2JN dan
Core Team Satker P2JN Provinsi NTT.
10. Referensi a. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Hukum Perubahan Kedua Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021
tentang tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
d. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
h. Keputusan Menteri PUPR No. 524/KPTS/M/2022
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk
Layanan Jasa Konsutansi Konstruksi;
i. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Nomor : 16/SE/M/2022,
tanggal 04 Agustus 2022 Tentang Standar
Susunan Tenaga Ahli Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
j. Pedoman Standar Minimal Tahun 2021 Ikatan
Konsultan Indonesia (INKINDO) Nomor:
22/SK.DPN/X/2020, tanggal 14 Oktober 2020
tentang Remunerasi/Biaya Personil (Billing Rate)
dan Biaya Langsung (Direct Cost) untuk Badan
Usaha Jasa Konsultansi Tahun 2021.
k. Peraturan perundangan perubahan dan/atau
terkait lainnya.

RUANG LINGKUP
11. Lingkup Lingkup kegiatan ini adalah:
Pekerjaan Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Besar serta disyaratkan Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
dengan Kualifikasi Usaha Besar serta disyaratkan sub bidang
klasifikasi/ layanan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik
Sipil Transportasi (RE202) KBLI 2017 atau Jasa Rekayasa
Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi (RK003) KBLI Tahun 2020.
1. Persiapan:
a. Tujuan
Tujuan pengawasan teknis jalan adalah mengawasi pekerjaan
jalan agar berjalan efisien dan efektif serta sesuai dengan desain
dan spesifikasi yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan.
b. Lingkup
(1) Menyusun Program Mutu Pengawasan sesuai
dokumen kontrak pekerjaan jasa konsultansi
konstruksi.
(2) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi, termasuk
pengendalian manajemen dan keselamatan lalu
lintas serta SMKK, Dokumen Lingkungan dan
Rencana Managemen Rantai Pasok.
(3) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pelaksanaan PCM dan Mutual Check.
(4) Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre
Construction Meeting dan dituangkan dalam
Berita Acara tersendiri sebagai Dokumen
Kegiatan.
(5) Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
a) Laporan Harian
b) Laporan Mingguan
c) Laporan Bulanan/Monthly Progress Report
d) Laporan Teknis (jika diperlukan).
e) Pengecekan kesesuaian desain di lapangan.
f) Persiapan Gambar Kerja.
g) Perhitungan Volume/Back-up Data serta
Monthly Certificate.
h) Quality Control/kontrol kualitas selama
periode pelaksanaan.
i) Request Penyedia jasa untuk: Memulai
Pekerjaan,
j) Pengujian Bahan
(6) Menjelaskan struktur organisasi dan personil
Direksi Teknis yang sudah dimobilisasi dan rencana
personil lainnya yang akan dimobilisasi.
(7) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis
dan tugas dari masing- masing personil Direksi
Teknis.
(8) Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang lebih
efisien.
(9) Menjelaskan rencana kerja (bila ada):
(10) Menyampaikan dan mempresentasikan Program
Mutu Pengawasan kepada Direksi Pekerjaan pada
saat PCM.
(11) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam mengkaji
rencana mutu pekerjaan konstruksi (RMPK)
penyedia jasa konstruksi.
(12) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan
kuantitas dan kualitas serta kelayakan peralatan,
fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi
Penyedia Jasa.
(13) Mengecek Daftar Peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang disampaikan Penyedia Jasa.
(14) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan
digunakan oleh Penyedia Jasa.
(15) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi
Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan kelaikan
peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi Penyedia Jasa.
(16) Menandatangani Berita Acara Mobilisasi.
(17) Menyampaikan Laporan Pelaksanaan
Mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan.
(18) Berkaitan dengan perubahan kontrak, konsultan
ikut serta dalam penyusunan kajian teknis;
(19) Melakukan pemeriksaan dan pembahasan konsep
gambar kerja;
(20) Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar
kerja kepada Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
(21) Melaporkan progres pekerjaan yang
telah diselesaikan Penyedia Jasa.
(22) Membuat daftar kekurangan (Defect & Deficiencies)
berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan.
(23) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pengecekan data adminstrasi dan teknis pekerjaan.
(24) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pelaksanaan PCM dan mutual check.
(25) Membantu PPK Kontrak Konstruksi memeriksa
laporan Lingkungan Penyedia Jasa.
(26) Membantu PPK Kontrak Konstruksi memeriksa
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia Jasa.
(27) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
pengawasan kuantitas dan kualitas sub kontrak/
vendor (jika ada).
(28) Membantu PPK Kontrak Konstruksi dalam
melakukan pengawasan terhadap Indikator Kinerja
Utama pekerjaan Fisik Long Segmen.

2. Pelaksanaan Pengawasan:

(1) Melaksanakan pengawasan teknis pada ruas


jalan (Nasional di Provinsi Nusa Tenggara
Timur) secara profesional, efektif dan efisien
sesuai dengan spesifikasi sehingga terhindar
dari resiko kegagalan konstruksi.
(2) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi.
(3) Bila diperlukan bersedia melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja efektif tanpa ada
penambahan biaya.
(4) Memeriksa, mengevaluasi dan menyetujui
monthly sertificate (MC) beserta administrasi
kelengkapannya.
(5) Pengendalian mutu pekerjaan di lapangan
dengan menerapkan prosedur kerja dan uji
mutu pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan
sesuai dokumen kontrak dan atau spesifikasi
teknik.
(6) Menyiapkan laporan bulanan terkait progres
pekerjaan di lapangan dan membuat
rekomendasi setiap permasalahan yang timbul
di lapangan kepada Pengguna Jasa.
(7) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada
setiap terjadinya perubahan kinerja pekerjaan.
(8) Melaksanakan koordinasi dengan Core Team
Konsultan P2JN dan Tim Konsultan Satker
BPJN Nusa Tenggara Timur .
(9) Bersedia melaksanakan pengawasan, apabila
terdapat penambahan lingkup pengawasan
(paket baru) yang berbeda atau sama wilayah
yang dilaksanakan dengan atau tanpa
tambahan biaya.
(10) Dalam hal diterapkannya Building
Information Modeling (BIM), lingkup yang harus
dilakukan sbb :
a. Memberikan review dan persetujuan di
dalm platform kolaborasi proyek (CDE Bina
Marga/CDE Penyedia)
b. Merespon proses pertukaran informasi
seperti transmittal dan issue di dalam
platform kolaborasi proyek (CDE Bina
Marga/CDE Penyedia
c. Harus mengikuti format – format isian dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
dalam pelaksanaan BIM.
(11) Menjamin mutu pekerjaan di lapangan dengan
menerapkan prosedur kerja dan uji mutu
pekerjaan sesuai dokumen kontrak (quality
assurance).
3. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
(1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan Setiap
kegiatan pekerjaan selalu memerlukan
perencanaan, proses, metode kerja dan
pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan
hingga hasil suatu kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan. Untuk setiap
unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus
merencanakan dan melaksanakan proses dan
pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang
meliputi:
a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam rencana mutu unit kerja atau rencana
mutu pelaksanaan kegiatan atau rencana
mutu kontrak.
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan
informasi yang menggambarkan karakteristik
kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan
ketersediaan sumber daya yang diperlukan
dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta
mekanisme proses penyerahan dan pasca
penyerahan hasil pekerjaan.
(2) Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus
mempertimbangkan ketentuan berikut:
a. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
untuk peninjauan dan persetujuan proses.
b. Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila
hasilnya tidak sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan. Disamping itu setiap unit
kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan
kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan
tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat
dilakukan analisis apabila terjadi
ketidaksesuaian pada proses dan hasil
kegiatan.
c. Rekaman hasil identifikasi harus selalu
terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan
bahwa pemeliharaan hasil pekerjaan pada
saat penyerahan tetap sesuai sebagaimana
pada saat produksi maka harus dilakukan
pemeliharaan hingga sampai waktu
penyerahan. Pada proses penyerahan hasil
pekerjaan, setiap unit kerja harus
mensyaratkan dan menerapkan proses
pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang
menjadi bagian hasil pekerjaan agar mutu
tetap terjaga.
4. Monitoring dan Pengendalian Kegiatan
Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu
proses evaluasi yang harus dilaksanakan untuk mengetahui
kinerja hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dilakukan
pengukuran atau penilaian hasil dari produk penyedia jasa.
Monitoring merupakan bagian dari pengendalian mutu hasil
pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat
memenuhi persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal –
hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring
antara lain:
(1) Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan
kegiatan harus menetapkan metode yang tepat
untuk monitoring dan pengukuran hasil
pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan.
(2) Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan
cara memverifikasi bahwa persyaratan telah
dipenuhi.
(3) Setiap monitoring dan pengukuran
dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan.

(4) Rekaman bukti monitoring dan pengukuran


hasil kegiatan harus dipelihara kedalam
pengendalian rekaman/bukti kerja.

(5) Disamping itu setiap unit kerja harus


menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data yang sesuai dan memadai
untuk memperagakan kesesuaian dan
keefektifan. Analisis data bertujuan untuk
mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan
perbaikan berkesinambungan dan analisis
harus didasarkan pada data yang dihasilkan
dari kegiatan monitoring dan pengukuran atau
dari sumber terkait lainnya. Hasil analisis
harus berkaitan dengan manfaat hasil
pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan
hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-
proses kegiatan termasuk peluang untuk
tindakan pencegahan. Sedangkan
pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai
atau tidak memenuhi persyaratan harus
diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil
pekerjaan yang sesuai untuk mencegah
penggunaan yang tidak terkendali.
(6) Tindakan yang harus dilaksanakan pada
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
antara lain:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan
harus memastikan bahwa hasil dari setiap
tahapan kegiatan yang tidak memenuhi
persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan
untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang
berhubungan dengan tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan
yang tidak sesuai harus diatur dalam
prosedur pengendalian hasil pekerjaan
tidak sesuai yang merupakan bagian dari
prosedur mutu.
(7) Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai
minimal harus mencakup:
a. Penetapan personil yang kompeten dan
memiliki kewenangan untuk menetapkan
ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk
setiap tahapan.
b. Mekanisme penanganan hasil kegiatan
tidak sesuai termasuk tata cara pelepasan
hasil kegiatan tidak sesuai.
c. Mekanisme verifikasi ulang untuk
menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.
(8) Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus
dilaksanakan dengan mengesahkan
penggunaan dan penerimaannya berdasarkan
konsensi oleh pengguna atau pemanfaat hasil
pekerjaan.
(9) Dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya hasil
pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan tindakan
korektif dan tindakan pencegahan yang diatur
dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif
minimal harus mencakup kegiatan antara lain:
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan / menganalisa penyebab
ketidaksesuaian,
c. Menetapkan rencana penanganan untuk
memastikan, bahwa ketidaksesuaian tidak
akan terulang dan menetapkan jadwal waktu
penanganan,
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan
tindak perbaikan,
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan,
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.
Sedangkan tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya
meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk
penyebabnya. Tindakan pencegahan harus mempertimbangkan dampak
potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan kegiatan yang lainnya.
Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan
merencanakan kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian serta melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang
telah dilaksanakan.

12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa
Laporan yang berisi kegiatan pengawasan teknis yaitu:
a. Laporan Program Mutu dan Perubahannya (jika
ada)
b. Laporan pendahuluan
c. Laporan bulanan
d. Laporan triwulan
e. Laporan teknis (jika diperlukan)
f. Laporan pengujian mutu
g. Laporan akhir
13. Peralatan, a. Laporan dan Data
Material, Dokumen Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi.
Personel
b. Akomodasi dan Ruangan Kantor
dan
Fasilitas
Akomodasi yang berupa kendaraan roda empat, roda dua,
dari Pejabat fasilitas lainnya termasuk kantor dan lain - lain harus
Pembuat disediakan sendiri oleh penyedia jasa dengan cara sewa yang
Komitmen akan dibayarkan melalui kontrak.
Akomodasi dan fasilitas dimaksud, selengkapnya seperti
tercantum pada Rincian Biaya Langsung Non Personil.
c. Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai koordinator pengawas teknik
atau pendamping / counterpart atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
d. Tidak ada fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa
Konsultansi.
14. Peralatan
Peralatan dan material lain yang tidak tercantum dalam Rincian
dan Material Biaya namun diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, dianggap
dari sudah termasuk ke dalam kontrak dan harus disediakan oleh
Penyedia penyedia jasa, misalkan meter ukur, kamera/kamera handphone,
Jasa termometer aspal, hammer test, stop watch, sand ekivalen (test
Konsultansi setara pasir), GPS, alat test batas cair, timbangan digital
(kapasitas 1000 gram) dll.

15. Lingkup Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini


Kewenangan meliputi:
Penyedia
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
Jasa
dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi agar
hasil pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi pekerjaan yang ada.
2. Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan dan melakukan pemeriksaan untuk
pembayaran akhir pekerjaan.
3. Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang
digunakan dan mutu hasil pekerjaannya.
4. Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah
memenuhi syarat.
5. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan
dan tuntutan (claims).
6. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan yang digunakan.
7. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan
pemeriksaan gambar terlaksana.
8. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang / terbangun
secara bertahap sesuai progres mutual check dan MC yang
dicapai sampai dengan 100%.
9. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan
permasalahannya, mutu pekerjaan serta status keuangan
proyek, berikut kondisi lainnya yang dapat diantisipasi.
16. Jangka Jangka waktu pelaksanaan ini adalah 360 (Tiga Ratus Enam Puluh)
Waktu Hari Kalender atau 12 Bulan
Penyelesaian
Pekerjaan

17. Personel Posisi Kualifikasi Jumlah


Orang
Bulan
Pendidikan Keahlian3 Pengalam
an
Tenaga Ahli:
Team Leader S1/D4 SKA (Sertifikat Keahlian 6 Tahun 12
(TL) Teknik Sipil Ahli
Madya Jalan dan
Jembatan)
Supervision S1/D4 SKA (Sertifikat Keahlian 5 Tahun 11
Engineer Jalan Teknik Sipil Ahli
(SE) – 1 Madya Jalan dan
Jembatan)
Supervision S1/D4 SKA (Sertifikat Keahlian 5 Tahun 11
Engineer Jalan Teknik Sipil Ahli
(SE) – 2 Madya Jalan dan
Jembatan)
Quality Engineer – 1 S1/D4 SKA (Sertifikat Keahlian 4 Tahun 10
Teknik Sipil Ahli
Madya Jalan dan
Jembatan)
Quality Engineer – 2 S1/D4 SKA (Sertifikat Keahlian 4 Tahun 10
Teknik Sipil Ahli
Madya Jalan dan
Jembatan)
Quantity Engineer -1 S1/D4 SKA (Sertifikat Keahlian Muda : 10
Teknik Sipil Ahli 3 Tahun
Muda atau Madya Jalan Atau
dan Jembatan) Madya : 1
Tahun

Ahli K3 Konstruksi S1 Teknik SKA (Sertifikat Keahlian Muda : 8


/Health Safety Sipil/ Ahli K3 Konstruksi 3 Tahun
Environment (HSE) S1 )Muda atau Madya Atau
Engineer Lingkungan Madya : 1
Tahun

Tenaga Pendukung :

Inspector (i) S1 / D4/D3 SKTK (Sertifikat 0 Tahun 4 Orang /


Teknik Sipil Keterampilan Kerja) 10 Bulan
Pengawas lapangan (40 Orang
pekerjaan jalan dan Bulan)
jembatan
3 Tahun
SMA SKTK (Sertifikat
IPA/SMK Keterampilan Kerja)
Bangunan Pengawas lapangan
Sederajat pekerjaan jalan dan
Jembatan
Surveyor (s) S1 / /D4/D3 0 Tahun 4 Orang /
SKTK (Sertifikat
10 Bulan
Teknik Sipi Keterampilan Kerja)
(40 Orang
Pengawas lapangan
Bulan)
pekerjaan jalan dan
jembatan
3 Tahun
SMA SKTK (Sertifikat
IPA/SMK Keterampilan Kerja)
Bangunan Pengawas lapangan
Sederajat pekerjaan jalan dan
Jembatan
Material/Lab S1 / /D4/D3 0 Tahun 4 Orang /
SKTK (Sertifikat
Technican (l) 10 Bulan
Teknik Sipil Keterampilan Kerja)
(40 Orang
Pengawas lapangan
Bulan)
pekerjaan jalan dan
jembatan
3 Tahun
SMA SKTK (Sertifikat
IPA/SMK Keterampilan Kerja)
Bangunan Pengawas lapangan
Sederajat pekerjaan jalan dan
Jembatan
Tenaga Penunjang

Operator S1 /D4/ D3 0 Tahun 12


SKTK(Sertifikat
Komputer/Adminitra
Semua Keterampilan Kerja)
si Kantor
Jurusan
SMA 3 Tahun
SKTK (Sertifikat
IPA/SMK
Keterampilan Kerja)
Bangunan
Sederajat
Office Boy (ob) SMA 0 Tahun 12
-

Tugas Tenaga Ahli :


1. Team Leader (TL)
Definisi:
Team Leader merupakan pihak atau orang yang memimpin,
mengarahkan, dan mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan
Pengawas dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan dan Ahli Teknik
Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi
oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), sebagai Ahli
Madya.

Team Leader (TL) disyaratkan seorang Ahli Madya Sarjana Teknik


Sipil Strata 1 (S1/D4) yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi
negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan
tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang
belum disamakan, harus telah lulus ujian Negara.

Disyaratkan berpengalaman sebagai Team Leader dalam pekerjaan


sejenis selama minimal 6 (Enam) tahun, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari
LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

Team Leader harus sehat secara jasmani dan rohani dengan


melampirkan Surat Sehat dari dokter (dibuktikan saat Rapat
Persiapan Penunjukkan Pemenang).

Team Leader pada paket terkontrak (sesuai dengan penawaran) tidak


diperkenankan untuk diusulkan pergantian personil, bila diperlukan
karena alasan yang bisa dipertanggungjawabkan usulan pergantian
hanya boleh diajukan setelah ada berkas laporan Pendahuluan yang
masuk ke Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan.
Tugas Team Leader mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Mengoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
untuk setiap pelaksanaan pengukuran atau rekayasa lapangan
yang dilakukan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat segera
diambil keputusan yang diperlukan, termasuk untuk
pekerjaan pengembalian kondisi, pekerjaan minor yang
mendahului pekerjaan utama dan rekayasa terperinci lainnya;
b) Mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan Pengawas
secara teratur dan memeriksa seluruh pekerjaan di lapangan
serta memberi penjelasan tertulis kepada Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi mengenai apa yang sebenarnya dituntut
dalam pekerjaan tersebut, jika dalam kontrak pekerjaan
konstruksi hanya dinyatakan secara umum;
c) Memastikan bahwa Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
memahami Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi secara
benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi
serta gambar-gambar, dan menerapkan metode konstruksi
yang tepat dengan kondisi lapangan untuk setiap pelaksanaan
pekerjaan;
d) Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang
dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sebelum
pelaksanaan pekerjaan;
e) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi pekerjaan dalam kontrak serta membuat
laporan kepada PPK terhadap hasil inspeksi lapangan.
f) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau
menolak hasil pekerjaan, material dan peralatan konstruksi
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
g) Mengoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan yang
dicapai Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi setiap hari pada
lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
h) Memonitor dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan segera
melaporkan kepada PPK jika terdapat kemajuan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi dan dapat berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian pekerjaan yang direncanakan. Dalam kondisi
tersebut, maka Team Leader membuat rekomendasi kepada
PPK secara tertulis untuk mengatasi keterlambatan;
i) Memeriksa semua kuantitas dan volume hasil pengukuran
setiap pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh
Quantity Engineer;
j) Menjamin bahwa sebelum Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
diizinkan untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan- pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;
k) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu, volume
dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa
kebenaran dari setiap bukti pembayaran bulanan Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi;
l) Mengoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa yang
benar kepada PPK di setiap lokasi pekerjaan untuk bahan
pertimbangan dalam pengampilan keputusan/persetujuan;
m) Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap pencapaian mutu
dan hasil pekerjaan yang sesuai dengan Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi atas usulan pembayaran yang diajukan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
n) Mengoordinasikan penyusunan laporan mengenai kemajuan
fisik dan keuangan pekerjaan konstruksi yang menjadi
kewenangannya dan menyerahkannya kepada PPK;
o) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan mengupayakan
agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum serah
terima pertama (provisional hand over); dan
p) Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun korespondensi
kegiatan, laporan harian, laporan mingguan, laporan
kemajuan pekerjaan dan pengukuran pembayaran;
q) Tugas lain yang dianggap penting untuk dilaksanaan dari
pengguna jasa.

2. Supervision Engineer (SE)


Definisi:
Supervision Engineer (SE) merupakan pihak atau orang yang
melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan yang
berhubungan dengan aspek desain dan persyaratan dalam
spesifikasi teknis sebagai dasar pencapaian prestasi pekerjaan. SE
bertanggung jawab kepada Team Leader dan berkedudukan di
lokasi pekerjaan konstruksi.

Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan dan Ahli Teknik


Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK),
sebagai Ahli Madya.

Supervision Engineer disyaratkan seorang Ahli Madya Sarjana


Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang telah lulus dari suatu perguruan
tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan
tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian
Negara.

Disyaratkan berpengalaman sebagai Supervision Engineer dalam


pekerjaan sejenis selama minimal 5 (Lima) tahun, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah
memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

Supervision Engineer harus sehat secara jasmani dan rohani


dengan melampirkan Surat Sehat dari dokter (dibuktikan saat
Rapat Persiapan Penunjukkan Pemenang).
Supervision Engineer pada paket terkontrak (sesuai dengan
penawaran) tidak diperkenankan untuk diusulkan pergantian
personil, bila diperlukan karena alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan usulan pergantian hanya boleh diajukan
setelah ada berkas laporan Pendahuluan yang masuk ke Pejabat
Pembuat Komitmen Pengawasan.

Tugas-tugas dan tanggung jawab Supervision Engineer akan


meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut di
bawah ini:
a) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan
gambar pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
kondisi di lapangan;
b) Memastikan Penyedia Jasa
pekerjaan Konstruksi menerapkan ketentuan
keselamatan konstruksi;
c) Memastikan bahwa seluruh tenaga kerja konstruksi yang
terlibat dalam pekerjaan konstruksi memiliki Sertifikat Kerja
Konstruksi (SKK);
d) Memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan telah
memiliki Surat Izin Laik Operasi (SILO);
e) Memastikan bahwa operator alat berat memiliki Surat Izin
Operator (SIO);
f) Memeriksa kesesuaian penggunaan material/bahan produksi
dalam negeri dan barang impor sesuai dengan formulir Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan daftar barang yang
diimpor sebagaimana tercantum dalam kontrak pekerjaan
konstruksi;
g) Memastikan metode konstruksi dan hasil pekerjaan yang
dihasilkan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
h) Memberikan instruksi secara tertulis kepada Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, apabila metode konstruksi dinilai tidak
benar atau membahayakan dan dicatat dalam buku harian (log
book) serta segera melaporkannya kepada Team Leader;

i) Membuat justifikasi teknis terhadap usulan perubahan yang


diajukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
j) Mencatat seluruh pelaksanaan pekerjaan serta seluruh
perubahan dan ketidaksesuaian pelaksanaan pekerjaan dari
perencanaan serta melaporkannya kepada Team Leader; dan
k) Memeriksa dan menyetujui laporan teknis yang dibuat oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
l) Tugas lain yang dianggap penting untuk dilaksanaan dari
pengguna jasa.

3. Quality Engineer (QE)


Definisi:
Quality Engineer merupakan pihak atau orang yang melakukan
pemeriksaan dan pengujian mutu pekerjaan sesuai dengan
persyaratan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi.
Quality Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader dan
berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.

Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan yang


dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), sebagai Ahli
Madya.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Ahli Madya minimal


Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui.
Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus
telah lulus ujian Negara.

Disyaratkan berpengalaman sebagai Quality Engineer pada


pekerjaan sejenis selama minimal 4 (Empat) tahun, diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK.

Quality Engineer harus sehat secara jasmani dan rohani dengan


melampirkan Surat Sehat dari dokter (dibuktikan saat Rapat
Persiapan Penunjukkan Pemenang).

Quality Engineer pada paket terkontrak (sesuai dengan


penawaran) tidak diperkenankan untuk diusulkan pergantian
personil, bila diperlukan karena alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan usulan pergantian hanya boleh diajukan
setelah ada berkas laporan Pendahuluan yang masuk ke Pejabat
Pembuat Komitmen Pengawasan.
Tenaga ahli tersebut tugas dan tanggungjawabnya:

Tugas Quality Engineer terdiri atas:


a) Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap
mutu proses dan hasil pekerjaan, material dan peralatan sesuai
dengan gambar, spesifikasi dan dokumen perubahannya;
b) Melakukan pengawasan atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan alat ukur dan alat uji sebelum dan saat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
c) Melaksanakan pengawasan atas semua pengujian yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dalam
rangka pengendalian mutu material serta hasil pekerjaannya,
dan segera melaporkan kepada Team Leader jika terdapat
ketidaksesuaian dan cacat mutu baik dalam prosedur maupun
hasil pengujiannya;
d) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan dan
memberikan laporan secara tertulis kepada Team Leader atas
persetujuan dan penolakan penggunaan material dan hasil
pekerjaan;
e) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi dan dokumen
perubahannya;
f) Menyerahkan laporan bulanan yang di antaranya berisikan
laporan hasil pengendalian mutu, data laboratorium serta
pengujian di lapangan beserta risalah/kesimpulan dari data
yang ada kepada Team Leader untuk selanjutnya dilaporkan
kepada PPK;
g) Menyiapkan format laporan pengendalian mutu pekerjaan,
pengujian hasil pekerjaan dan kriteria penerimaan pekerjaan;
h) Menyampaikan laporan hasil uji data mutu material, jumlah
benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan kepada Team
Leader;
i) Membuat rekomendasi kepada Team Leader terhadap
ketidaksesuaian mutu pekerjaan dan tindak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
j) Memberikan panduan di lapangan bagi personel Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi mengenai metodologi pengujian mutu
bahan dan pekerjaan.
k) Tugas lain yang dianggap penting untuk dilaksanaan dari
pengguna jasa.

4. Quantity Engineer (QiE)

Definisi :
Quantity Engineer merupakan pihak atau orang yang melakukan
pemeriksaan kuantitas serta volume hasil pengukuran setiap
pekerjaan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan sesuai
dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi. Quantity Engineer bertanggung jawab kepada Team
Leader dan berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.

Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan yang


dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), sebagai Ahli Muda
atau Madya.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Ahli Muda/Madya minimal


Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui.
Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus
telah lulus ujian Negara.

Disyaratkan berpengalaman sebagai Quantity Engineering dalam


pekerjaan sejenis selama minimal 3 (Tiga) tahun Ahli Muda atau
1 (Satu) Tahun Ahli Madya, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Quantity Engineer pada paket terkontrak (sesuai dengan
penawaran) tidak diperkenankan untuk diusulkan pergantian
personil, bila diperlukan karena alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan usulan pergantian hanya boleh diajukan
setelah ada berkas laporan Pendahuluan yang masuk ke Pejabat
Pembuat Komitmen Pengawasan.

Tenaga ahli tersebut tugas dan tanggungjawabnya:


a) Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa
pekerjaan dan volume atau kuantitas pekerjaan sebelum dan
saat pelaksanaan pekerjaan;
b) Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan
di lapangan, serta selalu memberikan informasi tentang rincian
pekerjaan kepada Team Leader;
c) Menghitung kembali volume atau kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan sebagai dasar perhitungan prestasi pekerjaan;
d) Bekerjasama dengan Quality Engineer untuk menyesuaikan
metode pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium
sehingga perhitungan volume atau kuantitas pekerjaan dapat
dilaksanakan;
e) Melakukan pengawasan di lapangan selama pekerjaan
berlangsung dan melaporkan segera kepada Team Leader jika
terdapat volume atau kuantitas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
f) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, dan mencatat semua
hasil pengukuran, perhitungan volume atau kuantitas
pekerjaan dan bukti pembayaran terhadap Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
g) Membuat ringkasan dengan memperhatikan laporan Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi tentang pengadaan material,
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan dan pengukuran di
lapangan untuk dilaporkan kepada Team Leader setiap hari
setelah selesai kerja;
h) Mengevaluasi prosedur perhitungan hasil pelaksanaan
pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi;
i) Melakukan inspeksi dan monitoring lapangan terkait keluaran
hasil pekerjaan serta melaporkannya secara tertulis kepada
Team Leader; dan
j) Membantu Team Leader dalam pengukuran akhir secara
keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan
memenuhi persyaratan mutu pekerjaan.
k) Tugas lain yang dianggap penting untuk dilaksanaan dari
pengguna jasa.

5. Health Safety Environment (HSE) Engineer

Definisi :
Health Safety Environment (HSE) Engineer merupakan pihak
atau orang yang memastikan pemenuhan persyaratan aspek
keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
untuk mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Health Safety Environment (HSE) Engineer bertanggung
jawab kepada Team Leader dan berkedudukan di lokasi pekerjaan
konstruksi.

Mempunyai sertifikat keahlian Ahli K3 Konstruksi yang


dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), sebagai Tenaga
ahli yang disyaratkan adalah Ahli Muda 3 Tahun atau Ahli
Madya 1 Tahun pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil
Strata 1 (S1)/Diploma 4 (D4) Atau Sarjana Teknik Lingkungan
Strata 1 (S1) yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan
tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta
yang belum disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Disyaratkan berpengalaman pada pekerjaan sejenis selama
minimal 3 tahun untuk ahli muda atau Ahli Madya 1 Tahun,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke- PU-an dari LPJK.

Tenaga ahli tersebut tugas dan tanggungjawabnya:


a) Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan
aspek keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, untuk mendukung terwujudnya tertib
penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b) Melakukan pengawasan terhadap penerapan Dokumen SMKK;
c) Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan
dan pemutakhiran dokumen penerapan Keselamatan
Konstruksi;
d) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi
bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan kerja, termasuk
membuat tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut (probability);
e) Tugas lain yang dianggap penting untuk dilaksanaan dari
pengguna jasa.

Tugas Tenaga Pendukung


1. Inspector (I)
Inspector bertanggung jawab langsung kepada Team Leader,
Supervision Engineer,Quality Engineer,Quantity Engineer, Ahli
K3 Konstruksi dan melakukan koordinasi dengan SE (jika
diperlukan) dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas
dilapangan.
Pendidikan minimal SMA IPA/SMK Jurusan Bangunan
pengalaman 3 Tahun atau D3/D4/S1 Teknik Sipil pengalaman
0 tahun dan mempunyai SKTK (Sertifikat Keterampilan Kerja).
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
a) Membantu dalam melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor di lapangan;
b) Membuat laporan harian tentang kemajuan pekerjaan
kontraktor, mencatat penggunaan material, alat dan jumlah
tenaga kontraktor yang bekerja pada hari yang bersangkutan;
c) Melaporkan kemajuan pekerjaan kepada CI atau SE;
d) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.

2. Surveyor (S)
Bertanggung jawab langsung kepada Team Leader, Supervision
Engineer,Quality Engineer,Quantity Engineer, Ahli K3 Konstruksi
dan melakukan koordinasi dengan dalam melaksanakan
tugasnya sebagai surveyor.
Pendidikan minimal SMA IPA/SMK Jurusan Bangunan
pengalaman 3 Tahun atau D3/D4/S1 Teknik Sipil pengalaman
0 tahun dan mempunyai SKTK (Sertifikat Keterampilan Kerja).
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
a) Membantu dalam melaksanakan rekayasa lapangan;
b) Bersama-sama dengan inspector melakukan pengukuran dan
perhitungan atas pekerjaan kontraktor;
c) Melaporkan hasil pengukuran pekerjaan kepada CI;
d) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.

3. Laboratorium Technician (Lt)


Bertanggung jawab langsung kepada Team Leader, Supervision
Engineer,Quality Engineer,Quantity Engineer, Ahli K3 Konstruksi
dan harus melakukan koordinasi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai Laboratorium Technician.
Pendidikan minimal SMA IPA/SMK Jurusan Bangunan
pengalaman 3 Tahun atau D3/D4/S1 Teknik Sipil pengalaman
0 tahun dan mempunyai SKTK (Sertifikat Keterampilan Kerja).
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
a) Membantu QE dalam melaksanakan uji mutu di laboratorium
maupun lapangan terhadap pekerjaan kontraktor;
b) Bersama-sama dengan inspector melakukan test kegiatan
mutu di lapangan;
c) Melaporkan hasil pengujian kepada QE;
d) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah;
e) Melakukan Pengawasan terhadap bukaan Cold Bin AMP;
f) Melakukan Pengawasan terhadap pencampuran di Hot Bin
AMP agar sesuai dengan proporsi yang sudah ditetapkan.

Tugas Tenaga Pendukung

1. Operator Komputer (OK)/ Administrasi Kantor

Bertanggung jawab langsung kepada Supervision Engineer (SE)


dalam melaksanakan tugasnya.
Pendidikan minimal SMA IPA/SMK Jurusan Bangunan
pengalaman 3 Tahun atau D3/D4/S1 Teknik Sipil pengalaman 0
tahun dan mempunyai SKTK (Sertifikat Keterampilan Kerja).
Tanggung jawabnya meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
a) Membantu SE dalam melaksanakan kegiatan pembuatan
laporan-laporan.
b) Melakukan koordinasi dengan CI/QE.
c) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah.

2. Office Boy (OB)


Pendidikan minimal SMA/setara, Bertanggung jawab langsung
kepada Supervision Engineer (SE) dalam melaksanakan tugasnya.
Tanggung jawabnya meliputi:
a. Melakukan kegiatan cleaning service di kantor konsultan.
b. Tugas-tugas lain yang diberikan.

18. Jadwal
Tahapan
NO Uraian Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I
Persiapan

II
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengawasan

III
Pelaporan

Laporan Program Mutu dan


RKK Pengawasan

Laporan Pendahuluan

Laporan Bulanan

Laporan Triwulan

Laporan Pengendalian Mutu

Laporan Akhir
LAPORAN
19. Laporan RKK Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dan
dan Program Laporan Program Mutu dibuat sebanyak 5 (lima) buku
Mutu yang terdiri dari (1 asli dan 4 copy).
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) adalah dokumen
lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak.

Bentuk Laporan RKK tersusun sebagai berikut:


1. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam
Keselamatan Konstruksi
2. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
3. Dukungan Keselamatan Konstruksi
4. Operasi Keselamatan Konstruksi
5. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
Laporan Program Mutu dibuat sesuai Syarat-Syarat
Umum Kontrak no. 18. Program Mutu adalah
rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun
oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang
merupakan dokumen penjaminan mutu terhadap
pelaksanaan proses kegiatan dan hasil kegiatan
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kontrak
pekerjaan. Program Mutu merupakan dokumen yang
dinamis, dapat direvisi apabila terjadi perubahan
persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan agar
tetap memenuhi persyaratan hasil pekerjaan.
Program mutu disusun oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi setelah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan di bahas pada
Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Kick of
Meeting) serta harus sudah disahkan oleh PPK
sebelum Konsultan memulai pekerjaannya.
Penyedia Jasa (Konsultan) wajib membuat Dokumen
Program Mutu (DPM) sebagai penjaminan mutu
pelaksanaan kepada pengguna jasa pada rapat
pendahuluan untuk mendapat pengesahan dari PPK
Pengawasan, sehingga biaya tidak diperhitungkan.
Komponen Dokumen Program Mutu (DPM) adalah
sebagai berikut:
1. Informasi Pekerjaan
2. Organisasi Kerja
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
4. Metode Pelaksanaan
5. Pengendalian Pekerjaan
6. Laporan Pekerjaan
Sesuai dengan Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK).
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk
hard copy dan soft copy (File PDF & Asli)

20. Laporan Laporan Pendahuluan memuat:


Pendahuluan - Selambat lambatnya diterbitkan 25 (dua
puluh lima) hari kerja sejak SPMK Konsultan
atau SPMK Kontraktor diterbitkan, Jasa
Konsultan harus menyerahkan 5 (lima)
rangkap/buku laporan pertama yang isinya
melaporkan mengenai jadwal rencana kerja
dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara
lengkap dan terperinci termasuk kuantitas
masing-masing pekerjaan serta personil-
personil pendukung Konsultan yang telah
disetujui aktif di lapangan;
- Daftar harga Satuan pekerjaan pada paket –
paket fisik yang diawasi untuk keperluan
penyusunan harga satuan pada tahun
berikutnya dituangkan dalam laporan ini.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk
hard copy dan soft copy (File PDF & Asli)
21. Laporan Laporan Bulanan memuat:
Bulanan Setiap akhir bulan, Tim Pengawas Lapangan
(Team Leader) akan menyerahkan laporan
kemajuan secara singkat yang menggambarkan
pencapaian pemenuhan untuk masing- masing
kegiatan-kegiatan proyek, seperti:
1. Cara mengatasi masalah Penyedia Jasa (salah
satu, administrasi/teknis untuk keuangan).
2. Memberikan rekomendasi bagaimana masing-
masing penyelesaian masalah.
Laporan Bulanan Merangkum hasil dari laporan –
laporan mingguan, dan laporan mingguan
merangkum dari hasil laporan – laporan harian dari
masing – masing tenaga.
Laporan harian disampaikan setiap hari, dan
laporan mingguan disampaikan setiap hari jumat
tiap minggu yang merangkum progres mingguan.
Secara substansional Laporan Bulanan terdiri
atas 5 format standar yang dilengkapi oleh masing-
masing pengawas, adalah sebagai berikut:
a. Surat pengantar;
b. Satu halaman "Progress Summary",
rangkuman status fisik dan keuangan dari
proyek dan identifikasi permasalahan yang
berdampak pada kemajuan pekerjaan dan
biaya;
c. Foto copy sertifikat Monthly Payment secara
lengkap dan jelas dengan ditandai "for
Monitoring Used Only";
d. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve;
- Progres Pekerjaan Fisik;
- Progres Pekerjaan Pengawasan.
e. Satu halaman laporan "Supervision
Consultants". Suatu contoh dari format
ditunjukkan dalam halaman berikut.
f. Lampiran bukti pengawasan (Output)
kuantitas dan kualitas secara berkala
dengan elektronik yang ditentukan oleh
PPK Pengawasan.
Masing-masing laporan bulanan harus sudah
lengkap setiap minggu pertama bulan berikutnya.
Dan dipresentasikan di kantor Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK). Laporan beserta copy dokumen
yang dibuat Team Leader harus didistribusikan
oleh TL sebanyak 5 (lima) rangkap/buku.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk
hard copy dan soft copy (File PDF & Asli).
22. Laporan
Laporan Triwulan memuat hasil pelaksanaan
Triwulan kegiatan :
Laporan ini dibuat secara berkala setiap
akhir triwulan sebanyak 5 (Lima) rangkap/buku.
Setiap akhir triwulan tahun anggaran, SE akan
menyerahkan laporan Triwulanan, terdiri dari
kegiatan Penyedia Jasa selama tiga bulan yang
telah berjalan.
Laporan Triwulan ini termasuk informasi status
personil yang dimobilisasi, kemajuan dari
pekerjaan lapangan, variasi kontrak dan Change
Order, status klaim Penyedia Jasa termasuk usulan
eskalasi harga jika ada, deskripsi singkat mengenai
masalah teknis atau masalah kontrak yang terjadi
termasuk terjadinya keterlambatan pencapaian
kemajuan pekerjaan dan informasi lain yang
berkaitan dengan semua jaringan jalan yang
sedang berjalan dan pekerjaan penggantian
jembatan di dalam propinsi dibawah
pengawasannya.
Isi dari masing-masing laporan disajikan dalam 16
format:
a. Judul lembar
b. Surat Pengantar
c. Daftar isi
d. Data Proyek
e. Peta Lokasi dan Koordinat Penanganan Awal
dan Perubahan
f. Peta Mobilisasi
g. Daftar Peralatan dan Fasilitas Penyedia Jasa
h. Daftar Personil Penyedia Jasa
i. Sertifikat Pembayaran Bulanan
j. Ringkasan Kemajuan Pekerjaan Bulanan
k. Kurva S (Fisik dan Pengawasan)
l. Status Change Order
m. Status klaim Penyedia Jasa
n. Narrative
o. Status konstruksi struktur
p. Laporan Direksi Teknis

Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk


hard copy dan soft copy (File PDF & Asli)
23. Laporan Laporan Pengendalian Mutu memuat:
Pengendalian Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima)
Mutu rangkap/buku, bilamana terdapat kegiatan
pengujian bahan dan/atau mutu hasil pekerjaan,
baik dilaboratorium maupun dilapangan yang
dilaksanakan pada bulan sebelumnya.
Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai
dengan rekapitulasi dari semua hasil pengujian
tersebut di atas, sedangkan data otentik/bukti
pengujian pada formulir laboratorium/lapangan
cukup disertakan beberapa lembar yang mewakili.
Laporan mengacu pada Surat Edaran (SE) Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 15
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penjamin Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk
hard copy dan soft copy (File PDF & Asli)

24. Laporan Laporan Akhir memuat:


Akhir Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi
Teknis (akhir kegiatan konstruksi untuk tiap-
tiap kontrak), suatu laporan akhir harus
diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap/buku,
merupakan ringkasan metode konstruksi,
pelaksanaan pengawasan konstruksi,
rekomendasi pada kebutuhan pemeliharaan di
masa yang akan datang, semua aspek teknis
yang muncul selama masa konstruksi pekerjaan
jalan dan jembatan, permasalahan potensial
untuk konstruksi baru yang mungkin muncul,
dan pemberian solusinya, jika ada, untuk
beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan akan
datang dengan tampilan yang sama dalam
lingkup tanggung jawab Pengguna Jasa. Laporan
akhir juga melampirkan foto kegiatan dan foto
copy "As Built Drawing".
Laporan Akhir terdiri dari suatu ringkasan
laporan akhir pengawasan lapangan dan
kegiatan-kegiatan mereka selama periode
pelayanan Direksi Teknis. Satu bulan sebelum
berakhirnya pelayanan sebuah draft Iaporan
akhir sudah harus diserahkan ke PPK yang berisi
penjelasan sebagai berikut:
- Deskripsi mendetail dari pelaksanaan
pelayanan, dan pemenuhan
penyelesaiannya, dalam kerangka perbaikan
kegiatan-kegiatan Pengawasan di lingkungan
unit kerjanya.
- Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-
kebijakan, prosedur, dan operasional dengan
maksud memperbaiki kemampuan
pengawasan pada program pekerjaan di
lingkungan unit kerjanya.
Setiap Laporan wajib diserahkan dalam bentuk hard
copy dan soft copy (File PDF & Asli)

HAL-HAL LAIN
25. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
Dalam Negeri harus dilakukan di dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.
26. Persyaratan Untuk Peserta yang berbentuk KSO, penyampaian
Kerjasama penawaran dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk
mewakili KSO /leadfirm KSO.
27. Pedoman
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi
Pengumpulan
persyaratan berikut:
Data Lapangan Persyaratan Dan Kaidah Teknis maupun regulasi yang
berlaku dibidang/layanan pekerjaan pengawasan.
28. Alih Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi
Pengetahuan berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan
dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat
Pembuat Komitmen berikut :
- Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar
terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di
lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
- Penyedia jasa berkewajiban melakukan pelatihan
khusus terhadap tenaga pendukung (Inspector,
Surveyor, Lab Tech) untuk pembekalan
pemahaman pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sebelum mobilisasi dilaksanakan.

29. Penerapan Sistem


Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan harus
Manajemen
melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan
Keselamatan
Konstruksi (SMKK) sebagai bagian dari sistem
Konstruksi
manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam
rangka penerapan keamanan, keselamatan, kesehatan,
dan keberlanjutan pada setiap Pekerjaan Konstruksi.
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK) oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
antara lain meliputi :
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Pengawasan
RKK Pengawasan disampaikan dan dibahas pada
saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (Pre
Construction Meeting/PCM).
RKK Pengawasan memuat antara lain :
a. Cover Dokumen;
b. Lembar Pengesahan;
c. Daftar Isi;
d. Kepemimpinan dan Partisipasi dalam
Keselamatan Konstruksi;
e. Perencanaan Keselamatan Konstruksi;
f. Dukungan Keselamatan Konstruksi;
g. Operasi Keselamatan Konstruksi;
h. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi.

2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan


Sosialisasi, promosi, dan pelatihan merupakan
pelaksanakan kegiatan atau penyediaaan materi
antara lain, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini :
a. Pertemuan keselamatan (Safety Talk dan/atau
Tool Box Meeting);
b. Spanduk (Banner);
c. Poster.
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri
(APD)
Alat Pelindung Kerja (APK) disediakan apabila
diperlukan, sedangkan Alat Pelindung Diri (APD)
yang disediakan antara lain, namun tidak terbatas
pada hal-hal yang tersebut di bawah ini :
a. Topi pelindung (Safety Helmet);
b. Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
c. Rompi keselamatan (Safety Vest).
4. Asuransi dan perizinan (bila diperlukan)
5. Tersedianya Personel HSE Ahli Muda K3 Konstruksi
6. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan
Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan
yang perlu disiapkan, namun tidak terbatas pada
hal-hal berikut: Peralatan P3K (Kotak P3K, obat
luka, obat obatan lain yang diperlukan ,perban,
tabung oksigen, dll).
7. Rambu- rambu yang diperlukan (bila diperlukan)
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan
Konstruksi (bila diperlukan)
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko Keselamatan
Konstruksi
Lain-lain terkait pengendalian risiko Keselamatan
Konstruksi yang perlu disiapkan, namun tidak
terbatas pada hal berikut : Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).

Kupang, Oktober 2022


Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan
Satker P2JN Provinsi Nusa Tenggara
Timur

Franky Simamora, S.T., M.Eng.


NIP. 198503312010121004

Anda mungkin juga menyukai