(K A K)
PAKET PEKERJAAN :
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat yang memiliki tugas pokok melakukan pembinaan
dan pengelolaan jalan provinsi sepanjang 2.360,58 Km
(Keputusan Gubernur Jawa Barat No.620/Kep.1086-
Rek/2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Provinsi) menyelenggarakan
Kegiatan Pengawasan Teknis Penyelenggaraan Jalan/
Jembatan.
Dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan jasa
konstruksi, Pengguna Jasa wajib melakukan pengawasan
dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan keteknikan dan
administrasi kontrak. Dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No: 19/PRT/M/2014 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan
Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi menyebutkan
bahwa Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang
mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan konstruksi
sampai selesai dan diserahterimakan.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana mutu, biaya, waktu dan pemenuhan kinerja yang
telah di tetapkan di dalam Kontrak Pekerjaan Konstruksi
maka diperlukan adanya Konsultan Pengawas Pekerjaan
Konstruksi.
Konsultan Pengawas Pekerjaan Konstruksi membantu
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pekerjaan
Konstruksi dalam melaksanakan kegiatan pengawasan
teknis dan penjaminan mutu di lokasi kegiatan konstruksi
yang berlangsung.
Adapun 3 (tiga) pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan
kegiatan pengawasan yaitu :
1. Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kopo, Moh.Toha,
Banjaran (Kopo) – Soreang pekerjaan ini berlokasi
pada beberapa ruas jalan yaitu Jalan Kopo, Jalan
Moh.Toha di Kota Bandung dan Ruas Banjaran
(Kopo) – Soreang di Kabupaten Bandung.
Berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku mengenai penentuan tingkat risiko
pekerjaan konstruksi, pekerjaan ini termasuk
kedalam risiko sedang dan tidak kompleks.
Pekerjaan utama yaitu pelapisan ulang.
2. Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kopo (Sp. Jl. Peta -
Bts. Kota/Kab. Bandung), pekerjaan ini berlokasi
pada beberapa ruas jalan yaitu Jalan Kopo -Jalan Peta
di Kota Bandung. Berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku mengenai
penentuan tingkat risiko pekerjaan konstruksi,
pekerjaan ini termasuk kedalam risiko sedang dan
tidak kompleks. Pekerjaan utama yaitu pelapisan
ulang.
3. Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan P. Diponegoro
(Bandung), pekerjaan ini berlokasi pada beberapa
ruas jalan yaitu Jalan Pajajaran, Jalan Cicendo, Jl.
P.Diponegoro di Kota Bandung. Berdasarkan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
mengenai penentuan tingkat risiko pekerjaan
konstruksi, pekerjaan ini termasuk kedalam risiko
sedang dan tidak kompleks. Pekerjaan utama yaitu
pelapisan ulang.
2. Maksud dan Tujuan Maksud :
1) Membantu PPK Kegiatan Pekerjaan Konstruksi di
UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah
Pelayanan III didalam melakukan pengawasan
teknis terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di
lapangan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi;
2) Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna
Jasa bahwa pengawasan terhadap fisik yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi sesuai
dengan spesifikasi dan persyaratan teknis yang
tercantum di dalam dokumen kontrak.
Tujuan adalah :
(1) Menyediakan bantuan tenaga konsultan untuk
membantu mengawasi tiap fase pelaksanaan
konstruksi pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan teknis yang tercantum di dalam
dokumen kontrak;
(2) Memberikan rekomendasi komprehensif dan
membantu dalam pemilihan alternatif teknis
pelaksanaan pekerjaan.
3. Sasaran Terciptanya kondisi jalan yang mantap pada jalan
Provinsi di Jawa Barat.
4. Lokasi Pekerjaan Ruas Jalan Provinsi di Kota Bandung :
1. Jl. Kopo, Jl. Moh. Toha ;
2. Jl. Kopo – Jl. Peta
3. Jl. P. Diponegoro.
Data Penunjang
10. Referensi Hukum - Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
- Undang Undang No. 2 Tahun 2022 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan;
- Undang Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
- Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
- Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;
- Peraturan Menteri PUPR Nomor: 19/PRT/M/2014
tahun 2014 Tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 Tentang
Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifikasi Usaha Jasa
Konstruksi;
- Peraturan Menteri PUPR No. 6 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 524/KPTS/M/2022 Tahun 2022 Tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa
Konsultansi Konstruksi;
- Peraturan LKPP No. 11 Tahun 2021 tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
- Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia.
Ruang Lingkup
11. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan yang menjadi tugas dalam pengawasan
konstruksi dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar
dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode
pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan
biaya pekerjaan konstruksi;
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari
segi kualitas, bahan dan material, kualitas
pelaksanaan/ workmanship, kuantitas fisik untuk
setiap item/bagian pekerjaan yang terurai dalam
rincian kontrak fisik, dan laju pencapaian
volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode
laporan berkala;
d. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
e. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan
untuk memberikan rekomendasi teknis opsi
pemecahan masalah yang terjadi selama pekerjaan
konstruksi dan melaporkan data/ informasi lapangan
melalui fasilitas Aplikasi Laporan Elektronik ;
f. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara
berkala serta membuat laporan mingguan dan
bulanan pekerjaan pengawasan;
g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop
drawings) yang diajukan oleh Pelaksana Konstruksi;
h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan (as-built drawings) sebelum
serah terima;
i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum Serah
Terima Pertama, mengawasi perbaikannya pada
masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir
pekerjaan pengawasan;
j. Membantu menyusun berita acara persetujuan
kemajuan pekerjaan, dan Serah Terima Pertama
(PHO); dan
k. Membantu memeriksa dokumen operasi dan
pemeliharaan yang disusun oleh pelaksana.
Tanggung Jawab Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi
adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan,
sehingga tetap terlaksana dengan baik sesuai dengan
rencana kerja dan syarat/spesifikasi teknis pelaksanaan
pekerjaan;
b. menampung persoalan terkait pelaksanaan konstruksi
di lapangan dan menyampaikan serta memberikan
rekomendasi opsi solutif kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi;
c. meneliti kebenaran atau membandingkan laporan
progres pekerjaan yang di klaim/dinyatakan oleh
pelaksana pekerjaan dengan yang diperoleh dari
laporan tenaga konsultan supervisi di lapangan;
d. mencatat/menginput data laporan kegiatan
pelaksanaan pekerjaan pada setiap paket pekerjaan
dilapangan secara elektronik melalui Fasilitas Aplikasi
Laporan Elektronik.
Wewenang Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi
meliputi:
a. Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada
pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan
terhadap dokumen kontrak;
b. Meneliti dan memberikan persetujuan pada gambar
pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor sebelum dilaksanakan;
c. Merekomendasikan kepada pengguna jasa untuk
menghentikan pelaksanaan pekerjaan sementara jika
pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan peringatan
yang diberikan;
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang
permintaan tambah kurang pekerjaan yang diajukan
oleh pelaksana fisik yang dapat mempengaruhi biaya
dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada
ketentuan kontrak;
e. Mengusulkan perubahan jika terjadi ketidaksesuaian
dengan kondisi di lapangan;
f. Mengkoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pelaksana pekerjaan, termasuk pekerjaan fisik
konstruksi yang telah dilaksanakan agar sesuai dengan
kontrak kerja yang disepakati; dan
g. Merekomendasikan kepada PPK Fisik Kegiatan UPTD
Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan
III untuk menolak material dan peralatan konstruksi
yang tidak sesuai spesifikasi.
Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh
pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara
oleh penyedia jasa :
1. Laporan dan Data (bila ada) : Kumpulan laporan dan
data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi;
2. Staf Pengawas/Pendamping : Pengguna Jasa akan
mengangkat petugas atau wakil direksi yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping (counterpart), atau
project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi;
3. Program Aplikasi Monitoring Elektronik.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
Fasilitas dan peralatan yang harus disediakan oleh
Penyedia Jasa :
1. Kantor : Ruang kantor disediakan oleh Penyedia Jasa
sendiri dengan cara sewa;
2. Komputer dan Printer : Menjadi perlatan penunjang
dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan;
3. Biaya Komunikasi : berupa penyediaan Pulsa dan
Kuota Internet untuk menunjang koordinasi dan
pelaporan;
4. Tunjangan / Sewa Perumahan untuk Tenaga Teknis :
disediakan oleh Penyedia Jasa sendiri untuk tenaga
teknisi yang posisinya dekat dengan lokasi pekerjaan
dengan cara sewa dan dalam penawaran harus sudah
memperhitungkan kebutuhan hal tersebut;
Fasilitas dan alat untuk pelayanan jasa konsultansi yang
meliputi Mobil (kendaraan roda empat) dan Sepeda Motor
(kendaraan roda dua) dengan cara sewa dan dalam
penawaran harus sudah memperhitungkan kebutuhan hal
tersebut.
Alih Pengetahuan : Apabila dipandang perlu oleh
pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait
dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf pelaksana kegiatan.
Metodologi :
Kegiatan Pengawasan Teknis Penyelenggaran Jalan/
Jembatan, memerlukan tahapan – tahapan pekerjaan yang
harus dilakukan oleh penyedia jasa dimulai dari kegiatan
koordinasi/persiapan, pengawasan teknis serta pelaporan.
1. Koordinasi / Persiapan :
Kegiatan persiapan meliputi : mengkoordinir
penyelesaian seluruh pekerjaan, persiapan
administrasi, mobilisasi/ demobilisasi personil,
peralatan maupun bahan yang diperlukan, melakukan
koordinasi dengan instansi terkait, melakukan rapat-
rapat koordinasi di lapangan, membuat laporan
pendahuluan, laporan kemajuan pekerjaan, menyusun
laporan akhir serta laporan-laporan lainnya.
2. Pengawasan Teknis
a. Pengendalian waktu secara efektif dan efisien
dalam melaksanakan tahapan pekerjaan;
b. Pengendalian mutu guna menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan syarat umum kontrak dan
spesifikasi;
c. Pengendalian volume menyangkut : volume
pekerjaan, volume bahan dan pengukuran
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen kontrak;
d. Pengelolaan administrasi pelaksanaan kegiatan,
meliputi antara lain : administrasi personil,
keuangan, teknis dan laporan sehingga segala
sesuatu dapat direkam dan dicatat serta disimpan
demi pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien
dan tertib.
3. Pelaporan dan Evaluasi :
Pelaporan merupakan sarana untuk mengevaluasi
proses pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari laporan
pendahuluan, laporan harian secara elektronik,
laporan bulanan, laporan RMK, laporan teknis, laporan
triwulan, dan laporan akhir yang disertai catatan hasil
evaluasinya.
13. Peralatan, Material, Data jalan dan jembatan, serta staf pendamping selaku
Personel dan Fasilitas wakil direksi yang bertindak sebagai pengawas atau
dari PPK pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
15. Jangka Waktu 135 (Seratus Tiga Puluh Lima) Hari Kalender
Penyelesaian Pekerjaan
16. Personil Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Teknisi, adalah
sebagai berikut :
1. Supervision Engineer
Supervision Engineer merupakan pihak atau orang
yang bertugas memimpin, mengarahkan, dan
mengendalikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi terhadap berjalannya pelaksanaan
pekerjaan.
Supervision Engineer bertanggung jawab terutama atas
pengendalian seluruh pelaksanaan pengawasan
pekerjaan berdasarkan ketentuan dan persyaratan
yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
Supervision Engineer akan berkedudukan ditempat
yang berdekatan dengan tempat-tempat pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya.
Tugas dan kewajiban Supervision Engineer meliputi :
1) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli
pengawasan konstruksi untuk setiap pelaksanaan
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan
Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada
PPK sehingga dapat dilakukan dengan cepat
keputusan-keputusan yang diperlukan, termasuk
untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan
pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama
serta rekayasa terperinci lainnya;
2) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli
pengawasan konstruksi secara teratur dan
memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang
dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis
kepada Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya
dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam
kontrak hanya dinyatakan secara umum;
3) Memastikan bahwa pelaksana memahami
Dokumen Kontrak secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-gambar, dan pelaksana menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok
dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam
kegiatan pekerjaan;
4) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk
menerima atau menolak pekerjaan dan material;
5) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan
pekerjaan setiap hari yang dicapai Pelaksana pada
lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule)
yang telah disetujui;
6) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama
kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK
bila kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana
tercantum pada buku Spesikasi Umum dan hal itu
benar-benar berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal
demikian, maka Supervision Engineer juga
membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana
caranya untuk mengejar keterlambatan tersebut;
7) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil
pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai
yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
8) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan
untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan
tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Kontrak;
9) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut
mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap bukti
pembayaran bulanan Pelaksana;
10) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan
sketsa-sketsa yang benar untuk bahan PPK pada
setiap lokasi pekerjaan;
11) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as-built
drawings) dan megupayakan agar semua gambar
tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO);
12) Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-
gambar kerja dan analisa/perhitungan konstruksi
dan kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana
sebelum pelaksanaan;
13) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam
kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap
hasil inspeksi lapangan.
14) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil
penjaminan mutu dan keluaran hasil pekerjaan
serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait
dengan usulan pembayaran yang diajukan
Pelaksana;
15) Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan
mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek
yang ada dibawah wewenangnya dan
menyerahkan kepada PPK serta instansi lain yang
terkait tepat pada waktunya; dan
16) Menyusun/memelihara arsip korespondensi
kegiatan, laporan harian, laporan mingguan,
bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
pembayaran, gambar desain, laporan hasil
inspeksi lapangan, laporan pemenuhan tingkat
layanan jalan dan lainnya.
2. Inspection Engineer (IE) merangkap Quantity
Engineer
Inspection Engineer (IE) merangkap Quantity
Engineer merupakan pihak atau orang yang
bertanggung jawab kepada Supervision Engineer dan
berkedudukan di lokasi Pelaksana bekerja. Inspection
Engineer bertanggung jawab melakukan pemeriksaan
dan pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan
aspek desain, pengukuran volume bahan dan pekerjaan
sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan dan
pemeriksaan kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan
yang sesuai dengan yang telah ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.
Tugas dan kewajiban Inspection Engineer merangkap
Quantity Engineer meliputi :
1) Memeriksa kesesuaian antara gambar
perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan;
2) Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan
peraturan tentang keamanan dan keselamatan
kerja;
3) Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan
yang dijalankan Pelaksana;
4) Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara
pelaksanaan dinilai tidak benar atau
membahayakan. Dalam segala hal, semua
instruksi harus dicatat dalam buku harian (log
book) serta segera memberi tahu kepada
Supervision Engineer;
5) Mencatat keadaan pekerjaan serta semua
perubahan dan penyimpangan dari perencanaan
(pada lembar gambar Kemajuan Pekerjaan); dan
6) Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang
dibuat oleh Pelaksana;
7) Melakukan survei yang diperlukan untuk
memeriksa pekerjaan dan volume pekerjaan yang
telah dilaksanakan;
8) Membuat catatan/laporan harian tentang
kemajuan pekerjaan di lapangan, serta selalu
memberikan informasi tentang rincian pekerjaan
kepada Supervision Engineer;
9) Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
10) Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat
dari Supervision Engineer dalam melaksanakan
tugas-tugasnya serta mengawasi metoda
pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium;
11) Melakukan pengawasan di lapangan secara terus
menerus pada semua lokasi pekerjaan konstruksi
yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu
dengan segera kepada Supervision Engineer
tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai Dokumen Kontrak;
12) Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan
secara tertulis kepada Supervision Engineer pada
hari itu juga;
13) Secara terus menerus mengawasi, membuat
catatan dan memeriksa semua hasil pengukuran,
perhitungan kuantitas dan bukti pembayaran
serta menjamin bahwa pembayaran terhadap
pelaksana sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
14) Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat
ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi,
keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan,
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, kejadiankejadian khusus
dan sebagainya dengan menggunakan formulir
laporan standar (Laporan Harian) yang harus
diserahkan/dikirim kepada Supervision Engineer
dan PPK setiap hari setelah selesai kerja;
15) Melakukan pengawasan dilapangan secara terus
menerus terhadap semua pekerjaan harian (day
work), termasuk membuat catatan mengenai
peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang
digunakan pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan harian tersebut;
16) Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh
Pelaksana dan evaluasi hasil pekerjaan (performa
pekerjaan) di lapangan;
17) Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran
hasil pekerjaan;
18) Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut
dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer sebagai bahan masukan yang
disampaikan kepada PPK;
19) Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran
hasil pekerjaan, perhitungan bobot pekerjaan
terkait dengan usulan pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap Pelaksana
sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak;
20) Membantu Supervision Engineer mengadakan
pengukuran akhir secara keseluruhan dari bagian
pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya
memenuhi syarat.
3. Quality Engineer
merupakan pihak atau orang yang bertanggung jawab
kepada Supervision Engineer dan berkedudukan di
lokasi Pelaksana bekerja. Quality Engineer membantu
Supervision Engineer dalam penjaminan mutu
pekerjaan yang telah ditentukan oleh Dokumen
Kontrak dan memahami benar terhadap metode
pemeriksaan bahan, tes laboratorium yang
diisyaratkan
Tugas dan kewajiban Quality Engineer meliputi :
5. Inspector :
Tugas dan kewajiban Inspector adalah mencakup
tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab kepada Inspection Engineer/
Quantity Engineer dan/atau Site Engineer untuk
mengawasi kualitas konstruksi dan memastikan
berdasarkan basis harian bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak,
spesifikasi, gambar-gambar kerja yang disahkan
oleh Supervision Engineer.
2) Mengawasi semua pengambilan contoh material
dan pengadaan transportasi ke laboratorium
untuk dites, setelah dites Inspector harus
menginformasikan kepada kontraktor tentang
hasil pengujian dan setiap perbaikan yang
dibutuhkan.
3) Membuat catatan harian tentang aktivitas
kontraktor dan engineer dengan format laporan
standar dan memberitahukan kontraktor secara
tertulis terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukannya.
4) Menggambar kemajuan harian yang dicapai
kontraktor pada grafik (chart) yang telah
disetujui.
5) Membantu Inspection Engineer/Quantity
Engineer dalam membuat laporan dan serah
terima sementara serta pemeriksaan kualitas di
lapangan.
6) Memonitor dan melaporkan setiap kejadian
(kecelakaan, kebakaran dan lain-lain) serta
ketidak beresan di lapangan kepada Inspection
Engineer/Quantity Engineer dan/atau Site
Engineer.
6. Surveyor :
Tugas dan kewajiban Surveyor antara lain mencakup
hal-hal sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Inspection Engineer/
Quantity Engineer dan/atau Supervision Engineer
terhadap semua pengukuran kuantitas pekerjaan.
b. Mengawasi survai teknik lapangan yang dilakukan
kontraktor untuk memastikan pengukuran dengan
akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran
sertifikat bulanan atau untuk pembayaran akhir
(final).
c. Membantu dan berhubungan dengan tim supervisi
dalam semua hal yang berhubungan dengan
pengukuran kuantitas, rencana dan hasil pekerjaan.
7. Laboratorium Technician
Tugas dan kewajiban Laboratorium Technician adalah
mencakup tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut
:
a. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari
Supervision Engineer dan Quality Engineer dalam
pengawasan serta pemeriksaan mutu pekerjaan.
b. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat
atas pengaturan personil dan peralatan
laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan
pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan
peralatan dan pengendalian mutu sesuai dengan
persyaratan dalam dokumen kontrak.
c. Melakukan pengawasan dan pemantauan atas
pengaturan dan pengadaan stone crusher dan
"Asphalt Mixing Plant" atau peralatan lain yang
diperlukan.
d. Melakukan pengawasan setiap hari semua
kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan pekerjaan,
serta memberikan laporan kepada Supervision
Engineer/Quality Engineer setiap permasalahan
yang timbul sehubungan dengan pengendalian
mutu bahan dan pekerjaan.
e. Melakukan analisis semua hasil tes, termasuk
usulan komposisi campuran (job mix formula),
baik untuk pekerjaan aspalt, soil cement, dan
beton, serta memberikan rekomendasi dan
justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan
usulan tersebut.
f. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan "Coring"
perkerasan jalan yang dilakukan oleh kontraktor,
sehingga baik jumlah serta lokasi "Coring"
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan.
g. Menyerahkan kepada Supervision Engineer/
Quality Engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu.
h. Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar
semua teknisi laboratorium dan staf pengendali
mutu mengenai dan memahami semua prosedur
dan tata cara pelaksanaan test sesuai dengan yang
tercantum dalam spesifikasi.
8. Tenaga Pendukung
Seorang lulusan Minimal SMK/SLTA. Tenaga
Pendukung (Supporting Staff) adalah petugas
administrasi perkantoran yang dibutuhkan dalam
menunjang pelaksanaan pekerjaan meliputi Operator
Komputer dan Sekretaris.
Tenaga Pendukung (Supporting Staff) akan
berkedudukan di tempat yang berdekatan dengan
tempat-tempat pekerjaan.
Tenaga Pendukung (Supporting Staff) dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Supervision Engineer.
Rincian tugas lainnya (apabila ada) untuk para Tenaga Ahli
dan para Tenaga Teknisi diserahkan sepenuhnya kepada
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembangunan /
Peningkatan / Rehabilitasi Jalan dan Jembatan, yang
disesuaikan dengan jumlah paket pekerjaan fisik konstruksi
berdasarkan kebutuhan di lapangan termasuk
penempatannya.
Kualifikasi Jumlah
No POSISI Tingkat Orang
Jurusan Keahlian Minimal Pengalaman Status
Pendidikan Bulan
B TENAGA TEKNISI :
SLTA/SMK
SKT Teknisi Pekerjaan Jalan dan Min. 4
SLTA / Jembatan Tahun
Teknik Tetap/Tidak
1 Inspector – 1 SMK / D-3 atau /D-3 Min. 3 4,5
Sipil Tetap
/ S-1 SKK Pelaksana Lapangan Pekerjaan Tahun
Jalan /S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
SKT Teknisi Pekerjaan Jalan dan Min. 4
SLTA / Jembatan Tahun
Teknik Tetap/Tidak
2 Inspector – 2 SMK / D-3 atau /D-3 Min. 3 4
Sipil Tetap
/ S-2 SKK Pelaksana Lapangan Pekerjaan Tahun
Jalan /S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
SKT Teknisi Pekerjaan Jalan dan Min. 4
SLTA / Jembatan Tahun
Teknik Tetap/Tidak
3 Inspector – 3 SMK / D-3 atau /D-3 Min. 3 3
Sipil Tetap
/ S-3 SKK Pelaksana Lapangan Pekerjaan Tahun
Jalan /S-1 Min. 2
Tahun
Kualifikasi Jumlah
No POSISI Tingkat Orang
Jurusan Keahlian Minimal Pengalaman Status
Pendidikan Bulan
SLTA/SMK
SKT Teknisi Pekerjaan Jalan dan Min. 4
SLTA / Jembatan Tahun
Laboratorium Teknik Tetap/Tidak
5 SMK / D-3 atau /D-3 Min. 3 4,5
Technician – 1 Sipil Tetap
/ S-4 SKK Konstruksi Teknisi Laboratorium Tahun
Beton Aspal /S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
SKT Teknisi Pekerjaan Jalan dan Min. 4
SLTA / Jembatan Tahun
Laboratorium Teknik Tetap/Tidak
6 SMK / D-3 atau /D-3 Min. 3 4
Technician – 2 Sipil Tetap
/ S-5 SKK Konstruksi Teknisi Laboratorium Tahun
Beton Aspal /S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
SKT Teknisi Pekerjaan Jalan dan Min. 4
SLTA / Jembatan Tahun
Laboratorium Teknik Tetap/Tidak
7 SMK / D-3 atau /D-3 Min. 3 3
Technician – 3 Sipil Tetap
/ S-6 SKK Konstruksi Teknisi Laboratorium Tahun
Beton Aspal /S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
Min. 4
Teknik
SLTA / Tahun
Sipil/ Tetap/Tidak
9 Surveyor – 1 SMK / D-3 - /D-3 Min. 3 4,5
Teknik Tetap
/ S-7 Tahun
Geodesi
/S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
Min. 4
Teknik
SLTA / Tahun
Sipil/ Tetap/Tidak
10 Surveyor – 2 SMK / D-3 - /D-3 Min. 3 4
Teknik Tetap
/ S-8 Tahun
Geodesi
/S-1 Min. 2
Tahun
SLTA/SMK
Min. 4
Teknik
SLTA / Tahun
Sipil/ Tetap/Tidak
11 Surveyor – 3 SMK / D-3 - /D-3 Min. 3 3
Teknik Tetap
/ S-9 Tahun
Geodesi
/S-1 Min. 2
Tahun
Min. Tetap/Tidak
14 Sekretaris - - - 4,5
SMK/SLTA Tetap
17. Jadwal Tahapan Tahapan pelaksanaan yaitu:
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Persiapan
2. Mobilisasi Personil
3. Pengawasan Teknis di Lapangan
4. Demobilisasi Personil
5. Penyusunan laporan akhir
1 Inspector – 1 4
2 Inspector – 2 4,5
3 Inspector – 3 3
4 Inspector – 4 4,5
5 Laboratorium Technician – 1 4
7 Laboratorium Technician – 3 3
9 Surveyor – 1 4
10 Surveyor – 2 4,5
11 Surveyor – 3 3
12 Surveyor – 4 3
14 Sekretaris 4,5
Laporan
21. Laporan Antara (Laporan Laporan Antara (Laporan Triwulan dan Laporan Teknis)
Triwulan dan Laporan memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan :
Teknis)
a. Laporan Triwulan, berisi :
Rangkuman dari laporan bulanan yang merupakan
kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap
triwulan.
23. Produksi dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK
ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.
24. Persyaratan Kerjasama Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi
ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi :
27. Ketersediaan Anggaran 1. Apabila pagu anggaran yang tersedia dalam DPA
disetujui oleh DPRD atau RKA Perangkat Daerah
disetujui oleh DPRD lebih kecil dari penawaran
harga terkoreksi pemenang, proses pemilihan dapat
dilanjutkan dengan melakukan negosiasi teknis dan
harga;
28. Penunjukan Penyedia Jasa Dalam hal pekerjaan konstruksi yang diawasi
mengalami gagal lelang atau gagal kontrak atau
terjadi ketidaktersediaan anggaran, maka PPK tidak
akan menerbitkan SPPBJ dan peserta seleksi/calon
pemenang/pemenang yang akan ditunjuk tidak
menuntut kompensasi/ganti rugi atas apa pun kepada
PPK maupun Pokja.