Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SUPERVISI PENINGKATAM JARINGAN IRIGASI D.I. GONDANG


DI KABUPATEN KARANGANYAR DAN SRAGEN (LANJUTAN)
TAHUN ANGGARAN 2021

Uraian Pe ndahuluan

1. Latar Belakang Di dalam kegiatan pembangunan yang semakin pesat pada saat
ini, perlu didukung dengan sumberdaya manusia yang
memadai baik jumlah maupun kualitasnya, sebagai salah satu
modal untuk mencapai kualitas hasil pelaksanaan
pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Berdasarkan DIPA Tahun 2021 SNVT Pelaksanaan Jaringan


Pemanfaatan Air Bengawan Solo, mengingat keterbatasan
jumlah personil, sedangkan volume pekerjaan cukup banyak,
maka dipandang perlu pelaksanaan pengawasannya
dipercayakan kepada pihak Penyedia Jasa, dengan harapan
hasil kegiatan konstruksi bisa dicapai secara tepat
administrasi, tepat mutu, tepat waktu dan tepat manfaat.

2. Maksud dan Maksud dari Pekerjaan Supervisi ini adalah terlaksananya


pekerjaan jasa konsultansi supervisi pada SNVT PJPA
Tujuan Bengawan Solo. Sedangkan tujuannya adalah melaksanakan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara efektif
dan efisien.
3. Sasaran Sedangkan sasarannya adalah tercapainya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang efektif dan efisien sesuai dokumen
kontrak yang telah disepakati bersama PPK Irigasi dan Rawa I
dengan Penyedia Jasa Konstruksi, secara tepat / tertib
administrasi, tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan tepat
manfaat.
4. Lokasi Kegiatan Kabupaten Karanganyar dan Sragen Provinsi Jawa Tengah

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran


Pendanaan Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Bengawan Solo Tahun Anggaran 2021.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : PPK Irigasi dan Rawa I
Organisasi
Pejabat Pembuat Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Komitmen Bengawan Solo

D ata Pe nunjang

7. Data Dasar -

8. Standar Teknis -

jdih.pu.go.id
9.
Studi–Studi Detail Desain Peningkatan Jaringan irigasi D.I. Gondang di
Kabupaten Karanganyar, Nomor Kontrak : HK 0203-An.02/2017-
Terdahulu 03, Tahun 2017

10. Referensi Hukum


a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33;
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
c. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019
Tentang Sumber Daya Air;
d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2015 Tentang
Eksploitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2015 Tentang Kriteria
Dan Penetapan Status Daerah Irigasi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 30/PRT/M/2015 Tentang
Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
j. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 15/SE/M/2019 tentang
Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
k. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 21/SE/M/2019 tentang
Standar Susunan Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi Melalui Penyedia Jasa;

Ruang Ling k up

11. Lingkup Pekerjaan Lingkup penugasan Konsultan Pengawas adalah membantu


Pengguna Jasa dalam pelaksanaan pengawasan sebagai berikut :
a) Persiapan Lapangan
Mendampingi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Konstruksi
dalam kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
meliputi antara lain penyelesaian perizinan, koordinasi
penyiapan lahan / lokasi pekerjaan, sosialisasi, dan lain-lain.
b) Review Desain (Tasking)
1. Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain
dengan keadaan lapangan kepada Pengguna Jasa.
2. Bertanggung jawab atas hasil review desain dan pengawasan
pelaksanan pekerjaan konstruksi.
3. Menyiapkan data pendukung (data ukur, data tanah, data
hidrogeologi dan lain-lain) yang dibutuhkan dalam rangka
review desain sesuai kebutuhan lapangan.
Melakukan review / penyesuaian desain sesuai dengan
kebutuhan / kondisi lapangan atas perintah Pengguna Jasa.

jdih.pu.go.id
c) Pengawasan Pelaksanaan

No. Kegiatan
a. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang direncanakan, spesifikasi teknik dan desain
sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
b. Memeriksa/ mengesahkan Shop Drawing/
Construction Drawing yang dibuat oleh Penyedia Jasa
Konstruksi/ Pemborongan, untuk kemudian diajukan
kepada direksi teknis pekerjaan.

c. Memeriksa/ mengoreksi metode dan jadwal


pelaksanaan yang dibuat Penyedia Jasa Konstruksi/
Pemborongan.
d. Memeriksa dan mengesahkan laporan harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan yang dibuat
oleh Penyedia Jasa Konstruksi/Pemborongan.
e. Memberi masukan tertulis secara proaktif, akurat dan
tepat kepada direksi atau Pengguna Jasa, dalam
rangka memperoleh efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan pekerjaan.
f. Mengevaluasi program harian, mingguan
PenyediaanJasa Konstruksi/ Pemborongan serta
memberikan izin lingkup pekerjaan per minggu
sesuai jadwal pelaksanaan.
g Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur,
mekanis mepelaksanaan yang tercantum dalam
rencana mutu kontrak (RMK) dan hasilnya
dilaporkan kepada direksi pekerjaan

h. Membantu PPK melakukan inspeksi Kepada pabrik


pemasok, bahan, perakit dan lain-lainnya jika
dibutuhkan
i. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep
perubahan kontrak/ Addendum terkait dengan
adanya Change Order/ Variation Order, bilamana
diperlukan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan
yang secara teknis dapat dipertanggung jawabkan
dan sesuai dengan anggaran yang tersedia
j. Melakukan monitoring dan pengecekan secara
terus–menerus sehubungan dengan pengendalian
mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani
laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan
k. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara
tertulis kepada Pengguna Jasa apabila terjadi ada nya
penyimpangan– penyimpangan dari ketentuan dan
persyaratan teknis, dengan tembusan kepada
penyedia jasa konstruksi/ pemborongan.
l. Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
termasuk keterlambatan pencapaian target fisik, serta
mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak
turun tangan yang diperlukan, dan membantu
Pengguna Jasa menyiapkan konsep teguran terhadap
Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan

m. Menginventarisasi, merencanakan kebutuhan


penyelidikan dan pengujian lapangan maupun
laboratorium
jdih.pu.go.id
n. Membantu Pemilik Pekerjaan dalam Mendapatkan
data lapangan dan data hasil pengujian laboratorium
yang diperlukan untuk pelaksanaan
o. Melaporkan dan mencatat pemakaian Bahan yang
diperlukan, jumlah tenaga dan alat yang
dipergunakan
p. Menyiapkan berita acara pembayaran angsuran /
termyn
q. Membantu Pemilik Pekerjaan dalam Pelaksanaan
penyerahan pertama pekerjaan/Previsional Hand Over
(PHO)
r. Memeriksa secara cermat dan menyetujui semua hasil
pengukuran dan perhitungan volume dalam rangka
pembayaran/ termyjn pekerjaan.
s. Bertanggung jawab atas pekerjaan dalam masa
pemeliharaan berupa : inspeksi berkala, memberi
advice teknis bila terjadi kerusakan dan dituangkan
dalam laporan.

d) Pelaporan Pelaksanaan Konstruksi


1. Memeriksa dan menyetujui laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan pekerjaan konstruksi yang
dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi / Pemborongan.
2. Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar –
gambar purna laksana (As Built Drawing) yang
menggambarkan secara rinci setiap bagian pekerjaan yang
telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi/
Pemborongan.
3. Melakukan pemeriksaan kondisi dan kesiapan alat, bahan
dan aksesoris pekerjaan dilapangan agar dipenuhi untuk
menghindari kegagalan pekerjaan
4. Membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan laporan teknis,
administrasi dan kegiatan lain tentang pelaksanaan
pekerjaan konstruksi kepada unit kerja/ instansi terkait.
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
pengawasan pekerjaan konstruksi yang tepat / tertib administrasi,
tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan tepat manfaat serta hasil
akhir yang dicapai sesuai dengan dokumen

13. Peralatan, a) Buku Kontrak Jasa Pemborongan serta Spesifikasi Teknis


Material, Personel pekerjaan fisik yang bersangkutan;
dan Fasilitas dari
Pejabat Pembuat b) Laporan Program Mutu);
Komitmen c) Pengguna Jasa Akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis

14. Peralatan dan Penyediaan fasilitas dan peralatan oleh penyedia jasa. Penyedia jasa
Material dari konsultansi harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Penyedia Jasa
Konsultansi peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Untuk keperluan pengawasan Konsultan harus
menyiapkan sekurang-kurangnya fasilitas dan peralatan pendukung
sebagai berikut:
a. Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, seperti : peralatan gambar, peralatan tulis
dan barang barang habis pakai lainnya;
b. Kantor lapangan yang berdomisili berdekatan dengan lokasi
pekerjaan;
c. Komputer lengkap dengan Printer.
d. Kendaraan Roda 4 dan Kendaraan Roda 2 untuk keperluan
transportasi operasional pengawas lapangan;
e. Peralatan Komunikasi (Telepon, Faximile);
f. Kamera foto;
g. Perlengkapan Survey antara lain GPS;
h. Rollmeter 100 m dan 5 m;
i. Alat Pelindung Diri (APD) dan Bahan-bahan
jdih.pu.go.id
habis pakai,dll

15. Lingkup
Kewenangan Pada hakekatnya tugas Penyedia Jasa Pekerjaan Supervisi adalah
PenyediaJasa membantu Pengguna Jasa dalam pengendalian/ pengawasan
kualitas, kuantitas maupun waktu pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi/Pemborongan sesuai
dengan Surat Perjanjian Pemborongan pekerjaan yang
bersangkutan, namun bertanggung jawab atas kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi /Pemborongan. Penyedia Jasa Pekerjaan Supervisi
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan layanan
jasa secara “task concept” yaitu bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya semua kegiatan sesuai spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.

16. Jangka Waktu


Penyelesaian Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Konsultansi Pengawasan
Pekerjaan Konstruksi ini yaitu selama 9 (sembilan) bulan / 270 (Dua ratus
tujuht puluh) hari kalender.

17. Personel
A. TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
I. Tenaga Ahli / Staf Profesional
a. Supervision Engineer (SE) / Team Leader 1 (satu) orang
Bertugas selama 9 (sembilan) bulan kerja
Supervision Enginer/SE yang ditugaskan sekurang-
kurangnya adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang mempunyai
pengalaman di bidang sumber daya air sekurang-
kurangnya 8 (delapan) tahun dilengkapi dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA
Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air.
Tugas dan kewajiban Supervision Engineer mencakup
hal-hal sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi untuk setiap pelaksanaan pengukuran /
rekayasa lapangan yang dilakukan pelaksana dan
menyampaikan laporan kepada PPK sehinggga dapat
dilakukan dengan cepat keputusan- keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pengembalian kondisi dan
pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta
rekayasa terperinci lainnya;
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada pelaksana mengenai apa
yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
3. Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen
Kontrak secara benar, melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan spesifikasi serta gambar – gambar, dan
pelaksana menerapkan teknik lapangan untuk berbagai
macam kegiataanpekerjaan;
4. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima
atau menolak pekerjaan dan material;
5. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan
setiap hari yang dicapai Pelaksana pada lembar
kemajuan pekerjaan (progres chedule) yang telah
disetujui;
6. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan
jdih.pu.go.id
dari semua pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat
waktu kepada PPK buila kemajuan pekerjaan terlambat
sebagaimana tercantum pada buku Spesifikasi Umum
dan hal itu benar – benar berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian,
maka Supervision Engineer juga membuat rekomendasi
secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil
pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai yang
disampaikan oleh Quantity Engineer;
8. Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan –
pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi
tidak tampak harus sudah diperiksa/ diuji dan sudah
mememnuhi persyaratan Dokumen Kontrak;
9. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu
dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memmeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan pelaksana;
10. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa
– sketsa yang benar untuk bahan PPK pada setiap lokasi
pekerjaan;
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan gambar
sebenarnya Terbangun/Terpasang (as-built drawings)
dan menupayakan agar semua gambar tersebuit dapat
diselesaikan sebelum Penyerahan Pekerjaan Pertama
(PHO);
12. Memeriksa dengan teliti/ seksama setiap gambar –
gambar kerja dan analisa/ perhitungan konstruksi dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh pelaksana sebelum
pelaksanaan;
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan meemriksa
pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam kontrak
membuat laporan kepada PPK terhadap hasil inspeksi
lapangan.
14. Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan
mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan
tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan pelaksana;
15. Mengkoordinasikan pembautaan laporan – laporan
mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek yang
ada dibawaah wewenangnya dan menyeraahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada
waktunya; dan
16. Menyusun/ memelihara arsip korespondensi kegiatan,
laporan harian, laporan mingguan, bagan kemajuan
pekerjaan pengukuran pembayaran, gambar desain,
laporan hasil inspeksi lapngan, laporan pemenuhan
tingkat layanan jalan, dan lainnya.

b. TA Inspector Engineer / Structure Engineer, 1 (satu) orang


Bertugas selama 4 (empat) bulan kerja.
TA Inspector Enginer / Structure Engineer yang
ditugaskan sekurang-kurangnya adalah seorang lulusan
Sarjana Teknik Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi
yang mempunyai pengalaman di bidang sumber daya air
sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun dilengkapi
dengan referensi kerja dari Pengguna Jasa serta

jdih.pu.go.id
mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air.
Tugas dan kewajiban tenaga ahli Inspector Enginer /
Structure Engineer antara lain sebagai berikut :
1. Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaaan
dengan pelaksanaan di lapangan;
2. Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan
peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja;
3. Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksana yang
dijalankan pelaksana;
4. Memberi instruksi kepada pelaksana, bila cara
pelaksanaan dinilai tidak benar atau membahayakan.
Dalam segala hal, semaua intstruksi harus dicatat
dalam buku harian (log boook) serta segera memberi
tahu kepada Supervision Engineer;
5. Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan
penyimpangan dari perencanaan (pada lembar gambar
kemajuan pekerjaan); dan
6. Memeriksa dan menyetujui laporan hasil laporaan
harian yang dibuat oleh pelaksana.

c. TA. Quality Engineer, 1 (satu) orang


Bertugas selama 4 (empat) bulan kerja.
TA Quality Engineer yang ditugaskan sekurang-
kurangnya adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang mempunyai
pengalaman di bidang sumber daya air sekurang-
kurangnya 8 (delapan) tahun dilengkapi dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA
Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air.
Tugas dan Kewajiban tenaga ahli Quality Engineer antara
lain sebagai berikut :
1. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian
terhadap pekerjaan material dan peralatan yang
ditempatkan di alapangan apakah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi;
2. Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan,
pengaturan dan penempatan peralatan laboratorium
lapangan pelaksana serta memantau alat – alat
pengujian sebelum pekerjaan konstruksi dimulai;
3. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua
pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh pelaksan dan
tenaga- tenaganya dalam rangka pengendalian mutu
material serta hasil pekerjaannya, dan
memeberitahukan dengan segera secara tertulis kepada
Supervision Engineer tentang kekurangan –kekurangan
yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang
dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada
material atau mutu pekerjaan;
4. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan
serta meneyerahkannya kepada Supervision Engineer
rekomendasi secara tertulis tentang disetujui atau
ditolaknya material dan hasil pekerjaan yang
bersangkutan;
5. Mengawasai semua pelaksanaan pengujian mutu
pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana tidak kurang
dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;

jdih.pu.go.id
6. Memeriksa semua material/ bahan yang didatangkan ke
lokasi proyek sehinggga sebelum material tersebut
digunakan sudah disesuai dengan spesifikasi;
7. Meneyerahakn kepada Supervision Engineer laporan
bulanan mengenai semua hasil pengujian yang
diperoleh selama bulan sebeblumnya, untuk diserahkan
oleh Supervision Engineer kepada PPK, Laporan
tersebut berisikan semua data laboratorium serta
pengujian dilapangan berikut risalah/ kesimpulan dari
data yanga ada;
8. Menyiapkan format laporan penjaminan mutu
pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan kriteria
penerimaan pekerjaan;
9. Melakukan monitoring pekerjaan dilapngan terkait
dengan mutu pekerjaan;
10. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda
uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan telah memenuhi
persyaratan teknis;
11. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu
pekerjaan (jika ada) dan tidak lanjut penanganannya,
guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
12. Memberikan panduan dilapangan bagi personil
pelaksana menegenai metodologi pengujian mutu
bahan dan pekerjaan (jkika diperlukan).

d. TA. Quantity Engineer, 1 (satu) orang


Bertugas selama 3 (tiga) bulan kerja.
TA Quantity Engineer yang ditugaskan sekurang-
kurangnya adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang mempunyai
pengalaman di bidang sumber daya air sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun dilengkapi dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA
Ahli Madya Manajemen Konstruksi.
Tugas dan kewajiban tenaga ahli Quantity Enginer antara
lain sebagai berikut :
1. Melakukan survey yang diperlukan untuk memeriksa
pekerjaan dan volume pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
2. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan
pekerjaan di lapangan, serta selalu memberikan
informasi kepada Supervision Enginer;
3. Mengitung kembali kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
4. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari
Supervision Enginer dalam melaksanakan tugas –
tugasnya serta bekerja sama dengan Quality Enginer
untuk menyesuaikan metode pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium;
5. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus-
menerus pada semua lokasi pekerjaan konstruksi;
6. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara
tertulis kepada Supervision Enginer pada hari itu juga;
7. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan
memeriksa semua hasil pengukuran, perhitungan
kuantitas dan bukti pembayaran terhadap pelaksanaan;

jdih.pu.go.id
8. Bersama pelaksana setiap hari membuat ringkasan
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan
material, jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan
yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah di
selesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian khusus
dan sebagainya dengan menggunakan format laporan
standar (laporan harian) yang harus diserahkan/di
kirim kepada Supervision Enginer dan PPK setiap hari
setelah selesai pekerjaan;
9. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus
menerus terhadap semua pekerjaan harian;
10. Mengevaluasi prosedur kerja yang di ajukan oleh
pelaksana dan evaluasi hasil pekerjaan di lapangan;
11. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil
pekerjaan dan dilaporkan kepada Supervision Enginer;
12. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut
dilaporkan secara tertulis kepada Supervision Engineer
sebagai bahan masukan yang disampaikan kepada PPK;
13. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil
pekerjaan, perhitungan bobot pekerjaan terkai dengan
usulan pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap pelaksana sudah benar dan
sesuai dengan kebutuhan Dokumen Kontrak;
14. Membantu Supervision Enginer mengadakan
pengukuran akhir secara keseluruhan dari bagian
pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya
memenuhi syarat.

e. TA. Health Safety Environment /HSE Engineer, 1 (satu)


orang
Bertugas selama 4 (empat) bulan kerja.
TA Health Safety Environment /HSE Engineer yang
ditugaskan sekurang-kurangnya adalah seorang lulusan
Sarjana Teknik Sipil/Pengairan dari perguruan tinggi yang
mempunyai pengalaman di bidang sumber daya air
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dilengkapi dengan
referensi kerja dari Pengguna Jasa serta mempunyai SKA
Ahli Muda K3 Konstruksi.
Tugas dan Kewajiban tenaga ahli Health Safety
Environment /HSE Engineer antara lain sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang
mungkin terjadi di lingkungan kerja. Termasuk
membuat tingkatan dampak dari bahaya dan
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut;
2. Menyusun rencana program K3 yang meliputi uapaya
preventif dan korektif;
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan
dan keselamatan kerja;
4. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi,
serta menganalisis akar masalah termasuk tindakan
preventif dan korektif yang diambil ;

f. Surveyor/Juru Ukur, 2 (dua) orang


- Selama 6 (enam) bulan kerja, setiap personil
- Berpendidikan S1 /D3 Teknik Geodesi/Sipil sederajat.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pengukuran dan
pemetaan pekerjaan irigasi/SDA, sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun.
- Tugas dan tanggung jawab Juru ukur adalah membantu

jdih.pu.go.id
Supervision Enginer dalam mengukur pekerjaan yang
di kerjakan Penyedia Jasa Konstruksi terutama dalam
kaitannya dengan pengukuran volume pekerjaan
untuk berita acara pembayaran/termin.

g. Juru Gambar / Auto CAD Operator, 1 (satu) orang


- Selama 6 (enam) bulan kerja.
- Berpendidikan minimal D III Teknik atau Sederajat.
- Berpengalaman dalam pembuatan gambar-gambar
desain pekerjaan irigasi/SDA sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun.
- Tugas Auto CAD Operator adalah membantu
Supervision Enginer dalam menyusun pelaporan sesuai
dengan tahapannya, dan membuat gambar
pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan
perubahan desain teknis yang telah dilaksanakan.

h. Tenaga Pengawas Sipil (Inspector), 4 (empat) orang


- Selama 9 (sembilan) bulan kerja setiap personil,
- Berpendidikan minimal D3 Sederajat.
- Berpengalaman dalam pengawasan pekerjaan jaringan
irigasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
- Tugas Pengawas Lapangan/Inspector mencakup tetapi
tidak terbatas dengan hal-hal sebagai berikut :
1) Bertanggungjawab mengawasi setiap hari (day by
day) pelaksanaan kegiatan agar memenuhi
spesifikasi teknik yang telah ditetapkan.
2) Memastikan dan mendokumentasikan setiap
tahapan pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
diketahui secara pasti kemajuan (progress) secara
kuantitatif maupun kualitatif.
3) Berkewajiban memberikan informasi teknis kepada
Penyedia Jasa Konstruksi setiap perubahan teknis
kegiatan yang telah disepakati oleh Konsultan
Supervisi dan PPK Irigasi dan Rawa I.
4) Melaporkan secara berkala kepada tenaga Ahli
maupun Supervision Enginer setiap perkembangan
kegiatan yang berlangsung.

II. Tenaga Pendukung


a. Tenaga Administrasi dan keuangan,1 (satu) orang
- Selama 9 (sembilan) bulan kerja.
- Berpendidikan minimal D3 Ekonomi
Manajemen/Sederajat.
- Berpengalaman dalam menyusun administrasi dan
pertanggungjawaban keuangan kegiatan/Proyek
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
- Tugas dan tanggung jawab seorang Administrasi
adalah membantu Team Leader dalam mengatur
pelaksanaan kegiatan di kantor Tim Konsultan dalam
urusan administrasi dan keuangan.

Pelaksanaan kegiatan dimulai sejak terbitnya SPMK dan


18. Jadwal Tahapan diharapkan bisa mengikuti pelaksanaan jasa konstruksi.
Pelaksanaan
Pekerjaan

jdih.pu.go.id
Laporan**)

19. Program Mutu


Konstultansi Program Mutu Konsultansi Konstruksi harus sudah selesai paling
Konstruksi lama 7 hari setelah SPMK, dan harus mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi dan SE Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/SE/M/2019 tentang Tata
Cara Penjaminan Mutu dan Pengedalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Laporan
Program Mutu Konsultansi Konstruksi. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak
5 (lima) buku laporan.

20. Laporan
Pendahuluan Laporan Pendahuluan memuat laporan pekerjaan persiapan yang
dilakukan oleh konsultan dan rencana/ pola kerja yang akan
dilakukan dengan detail. Laporan harus diserahkan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan

21. Laporan Bulanan


Laporan Bulanan memuat :
a. laporan pelaksanaan kegiatan konsultan, yang memuat
antara lain:
• /Kegiatan yang dilakukan bulan sebelumnya
• Kegiatan yang dilakukan bulan ini
• Permasalahan dan penanggulangannya
• Rencana pelaksanaan kegiatan bulan berikutnya
• Daftar hadir personil
• Progress pelaksanaan kegiatan konsultan(Kurva S)
• Jadual penugasan personil (studio dan lapangan)

b. laporan pelaksanaan kegiatan konstruksi yang memuat


antaralain:
Mobilisasi, kemajuan fisik, penjelasan dan laporan pelaksanaan
pekerjaan dari tiap paket pekerjaan konstruksi yang diawasi.
c. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada awal
bulan berikutnya diterbitkan sebanyak 5 (lima) rangkap selama
9 (Sembilan) bulan
22. Laporan
Penunjang Laporan Penunjang berupa :

- Gambar berupa skema pelaksanaan pekerjaan dan hasil review


desain. Ukuran A3 dalam rangkap 5 (lima).
- Nota perhitungan Review Desain dan perhitungan pengukuran,
dibuat daloam ukuran A4 rangkap 5 (lima)

23. Laporan Akhir


Laporan Akhir memuat :

- Pemeliharaan yang akan datang, segala permasalahan teknis


yang muncul selama pelaksanaan, lampiran data lapangan,
dokumentasi berupa foto.
jdih.pu.go.id
- Laporan Akhir harus disetujui oleh direksi teknik terdiri dari :
a. Draft Laporan Akhir
b. Laporan Akhir Utama
c. Flashdisk berisikan semua file laporan, lampiran, foto
dokumentasi pelaksanaan supervisi pelaksanaan dengan
kapasitas flashdisk menyesuaikan sesuai kebutuhan.
- Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir masa
kontrak sebanyak 5 (lima) buku laporan
- Penyedia wajib menyerahkan flashdisk dan Hard disk eksternal
yang berisi copy semua laporan dan gambar dengan jumlah
secukupnya, dan diserahkan selambat – lambatnya pada akhir
kontrak.

24. Laporan RKK Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi, Penerapan SMKK dilakukan
dengan melaksanakan RKK yang dilaporkan secara berkala kepada
Pengguna Jasa.
Laporan tersebut berupa laporan harian, mingguan, bulanan dan
akhir yang dievaluasi setiap bulannya.
Format RKK pada Konsultan Konstruksi Pengawasan sudah harus
mengikuti persyaratan dalam SMKK, yaitu sebagai informasi
terdokumentasi.
Identifikasi bahaya untuk masing-masing pekerjaan adalah sebagai
berikut :
Uraian Identifikasi Bahaya
No. Pekerjaan
Pekerjaan
1 Pekerja terkena molen & Concreate Vibrator
Beton

Laporan Bulanan RKK dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap selama 9


(sembilan) bulan.

Hal-Hal Lain

jdih.pu.go.id
24. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

25. Pe rsyaratan Kerja Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
sama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus memenuhi persyaratan yang berlaku

26. Pe doman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi


Pengumpulan persyaratan berikut:
Data Lapangan
I. METODOLOGI
Metode pelaksanaan Pengawasan diperlukan agar
pelaksanaan Konstruksi dapat diselesaikan dengan tepat
waktu,tepat mutu dan tepat administrasi, dan tepat manfaat.
Metode pelaksanaan Pengawasan yang akan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dibagi menjadi metode pelaksanaan
kualitas, metode pengawasan kuantitas dan metode
pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan.
Metode pengawasan kualitas dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan Pengawasan semaksimal mungkin dapat
mengendalikan kualitas bahan / material yang dipakai dan
hasil pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis.
Metode pengawasan kuantitas dimaksudkan agar volume
pekerjaan yang dilaksananakan dapat dikendalikan sesuai
dengan daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantity). Sedangkan
pengendalian waktu pelaksanaan dimaksudkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang
disediakan.

A. Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kualitas


Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor pelaksanaan dilapangan saja
akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan sebelum
pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengujian / tes pendahuluan mencakup kesiapan lokasi
yang perlu dipersiapkan dilokasi pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai, ketersediaan dan cara menyimpan
material konstruksi sumur dengan baik dan benar.
2. Pengujian / test terhadap hasil Pelaksanaan Untuk
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan telah sesuai dengan kualitas yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan
maka perlu adanya pengujian / test terhadap hasil
– hasil pelaksanaan pekerjaan, baik langsung di
lapangan maupun di Laboratorium sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B. Metode Pengawasan Kuantitas
Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume
yang dihasilkan maka diperlukan data/ kondisi existing lokasi
pekerjaan dan kondisi akhir dari pekerjaan tersebut,
disamping itu pada saat–saat pelaksanaan konstruksi juga
diperlukan pengawasan yang baik agar dimensi–dimensi
konstruki dilaksanakan sesuai dengan gambar perencanaan
(desain sumur).
Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu
dilaksanakan selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung
adalah sebagai berikut:
1. Survey Pendahuluan.
Survey pendahuluan dilakukan pada lokasi pekerjaan
untuk mendapatkan gambaran secara detail sebelum
dilaksanakan konstruksi, hal ini diperlukan untuk
keperluan pembuatan profil disain dan penyesuaian
dengan volume dalam kontrak, hal semacam ini
diistilahkan dengan Mutual Check Awal (MC O).
2. Pengawasan Harian.
Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas
Lapangan dan petugas lainnya berdasarkan Rencana
Mutu Kontrak dan gambar desain shop drawing yang
yang telah disahkan.

3. Pengawasan lain.
Bila dipandang perlu untuk memastikan jaminan mutu
yang dihasilkan pabrikan maka Konsultan Supervisi bisa
melakukan kunjungan ke pabrikan untuk memastikan
material dan produk sesuai spesifikasi.
Secara periodik (Mingguan dan Bulanan) dilakukan opname
bersama dengan Konsultan Pengawas, Direksi Teknik dan
Penyedia Jasa Konstruksi untuk keperluan penyusunan
progress pekerjaan dan rekomendasi apakah pekerjaan yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar desain dan
spesifikasi teknis yang di syaratkan atau diperlukan perbaikan
sebelum dimasukan dalam progress kemajuan fisik yang
selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam bentuk
laporan bulanan.

C. Metode Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
dengan jangka waktu yang ditetapkan, diperlukan
pemantauan dan evaluasi terhadap progress baik secara
mingguan maupun bulanan. Monitoring dilakukan
berdasarkan grafik kurva S yang dibuat oleh Penyedia Jasa
dan Konsultan Pengawas maupun dengan menggunakan
Network Planning bila diperlukan.
Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi
antara rencana dan realisasi, bila grafik realisasi pekerjaan
berada diatas garis rencana maka terdapat deviasi positif
sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan dapat
lebih cepat, sedangkan bila berada dibawah garis rencana
atau deviasi negative maka perlu diambil beberapa tindakan
antisipasi.
Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya
apakah keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan
keterlambatan pekerjaan lainnya atau hal yang wajar dan
dapat dinaikkan prestasinyapada minggu selanjutnya.
Perlu diinformasikan secara tertulis kepada Pengguna Jasa
disertai alternative penyelesaian masalah, apabila:

• Pada progres 0–70% keterlambatan sudah diatas 10%,


dan
• Pada progres 70–100% keterlambatan mencapai diatas
5%
Maka perlu diambil langkah– langkah peninjauan kembali
dengan pertemuan – pertemuan intensif (show cause
meeting) untuk menyusun re-schedule dan pemantauan
progress dari hari kehari.
Agar pelaksanaan pekerjaan tetap pada garis rencana dan
hasil pekerjaan secara kualitas dan kuantitas memenuhi
gambar dan spesifikasi, antara Penyedia Jasa, Konsultan
Pengawas, Direksi Teknik, Pengguna Jasa mengadakan
pertemuan berkala secara rutin untuk membahas hasil
pekerjaan yang telah dicapai sekaligus rencana kerja yang
akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala
permasalahan yang muncul dapat diantisipasi lebih awal dan
penyelesaiannya dapat diselesaikan lebih baik.

II. PENDEKATAN TEKNIS


Pendekatan teknis diperlukan untuk Konsultan Pengawas. Dalam
melaksanakan tugas pengawasan pekerjaan dilapangan,
sebagai dasar pendekatan teknis yang akan dilakukan Konsultan
Pengawas akan berpegang pada Spesifikasi Teknis, Rencana
Mutu Kontrak dan rujukan sebagai dasar pelaksanaan masing –
masing pekerjaan. Beberapa rujukan yang dapat digunakan
untuk pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

- Untuk keperluan rujukan standar pengujian dan bahan/


material yang digunakana dalah Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan atau rujukan lain yang biasa digunakan pada
pekerjaan bangunan.
Pendekatan Teknis Permasalahan pada saat Pelaksanaan Metode
pendekatan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas dalam
menangani masalah pada tahap pelaksanaan secara umum
dapat diindetifikasi dalam beberapa aspek sebagaimana dalam
daftar berikut:

PERMASALAHA PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN


N MASALAH
Waktu Keterlambatan Menganalisa & menarik
Pelaksanaan terhadap Kesimpulan tentang sebab–
jadwal/ sebab keterlambatan
Perencanaan/ Membuat rescheduling
Pelaksanaan Pelaksanaan program kerja
mingguan Mengarahkan
Penyedia Jasa untuk
meningkatkan produktifitas
dengan penambahan
tenaga atau waktu kerja
/lembur Pengendalian
waktu secara lebih ketat
dan instensif
Anggaran Nilai anggaran Perencanaan atau
yang dilampui Pelaksanaan fisik diarahkan
untuk mencapai sasaran –
sasaran yang ditetapkan
Penyedia Jasa terikat (jika
perlu dengan sanksi–
sanksi) secara ketat
terhadap bestek
Teknis Kelengkapan Menginventarisasi
desain kelengkapan memberikan
informasi mengecek
terhadap kelengkapan
Memberi pengarahan
sesuai dengan yang
ditetapkan

Penyimpangan Memberikan pengarahan


terhadap sesuai dengan yang
gambar kerja ditetapkan dan informasi
yang berlaku mengenai lapangan dan
peraturan Memberikan
teguran terhadap hasil
pelaksanaan yang
menyimpang dari bestek
Mutu Rendahnya Memberi pengarahan
Mutu system teknik / metode
Pelaksanaan pelaksanaan
Mengadakan penelitian
penguji-pengujian
laboratorium dan analisa
Lokasi proyek Pekerjaan dilaksanakan
cukup luas malam hari,maka lampu
penerangan diusahakan
cukup terang memenuhi
lokasi pekerjaan yang
dikerjakan Penempatan
material yang efektif dan
optimal diambil yang
termudah dan memenuhi
syarat
Sirkulasi Memberikan pengarahan
adanya Tentang system / metode
kendaraan di sirkulasi kendaraan yang
lapangan keluar masuk proyek
sehingga kegiatan
pembangunan dapat
berjalan dengan lancar
tanpa mengganggu aktifitas
disekitarnya
Terlambatnya Memberi dan membantu
suplai material proses perolehan dan
pengiriman material
Memberikan alternative
material pengganti dengan
kualitas yang setara
Kesalahan persepsi minimal
satu minggu sebelum
pelaksanaan, Penyedia Jasa
harus Membuat shop
drawing atas pekerjaan–
pekerjaan yang
dilaksanakan

27. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka
alih pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan serta
penyelenggaraan dana APBN Tahun Anggaran 2021 ini agar dapat berjalan sebagaimana
mestinya.

Sukoharjo, 23 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai